Anda di halaman 1dari 5

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


KEPEGAWAIAN (SIMPEG) PADA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN ACEH TENGGARA

Anuar Sadat
Universitas Islm Sumatera Utara
Email : anuar.sadat@fisip.uisu.ac.id

Abstrak
Sistem informasi manajemen kepegawaian (simpeg) ini diharapkan akan memberikan peningkatan efektifitas dan
efisiensi di bidang pengolahan, penyimpanan, penyajian dan rekap informasi yang terkait dengan kepegawaian
seperti biodata personil, mutasi, kenaikan pangkat, pensiun, baperjakat. Masalah yang dihadapi Dinas Kesehatan
Kabupaten Aceh Tenggara, yaitu proses administrasi dan dokumentasi kinerja pegawai dilakukan pencatatan di
buku besar ataupun penyimpanan berkas didukung teknologi dan informasi. Karena data pegawai dan aktivitas
kerja pegawai harus disimpan dengan baik dan benar serta aman. Untuk itu Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) berfungsi dalam mengelola data mulai dari :pengajuan cuti, mutasi, kenaikan pangkat,
maupun pengajuan pensiun pegawai. Menjadi permasalahan yaitu data dan dokumen kepegawaian senantiasa
sebaiknya didukung dengan pemanfaatan Informasi dan teknologi yang handal dan berkembang. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahu implementasi sistem informasi manajemen kepegawaian (Simpeg) pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif,
unit analisis dalam penelitian ini adalah individu dengan memanfaatkan informan kunci. Analisis data
menggunanakan kualitatif yang dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan interviu atau wawancara
kepada informan kunci (kepala dinas, sekretaris, kepala bahagian dan bidang serta pegawai) untuk memperoleh
data-data yang diperlukan tentang bagaimana implementasi Simpeg pada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Tenggara. Hasil Penelitian terhadap Implementasi Simpeg pada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara
diukur dengan menggunakan dua dimensi yakni sumber daya manusia dan pelaksanaan prosedur. Implementasi
Simpeg pada Dinas Kesehatan telah berjalan dengan baik tetapi masih perlu terus ditingkatkan dalam pengadaan
sarana dan prasarana terkait dengan IT dan Sumber daya tenaga ahlinya, hal ini ditunjukan dengan hasil
wawancara yang dilakukan dan observasi penelitian.

Kata-Kata Kunci: Implementasi, Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

I. Pendahuluan pengorganisasian data, dan tata cara penggunaaannya


(Cook, 1977:37)
Perlunya penerapan Sistem Informasi Manajemen Pemanfaatan teknologi informasi pada setiap
Kepegawaian adalah untuk memantapkan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
administrasi kepegawaian sebagai upaya memenuhi dilaksanakan untuk menuju good governance.
kebutuhan informasi data pegawai yang cepat, tepat, Konsep good governance ini memerlukan sistem
akuntabel, dan up to date. Dengan mengkonversi data yang mampu mengakomodir kebutuhan pelayanan
manual menjadi data digital ke dalam suatu database yang efektif dan efisien. Dengan penggunaan sistem
dan aplikasi terkomputersisasi dalam satu payung informasi dimungkinkan adanya otomatisasi
system yang disebut system informasi kepegawaian pekerjaan dan fungsi pelayanan untuk mewujudkan
berbasis website yang ditujukan untuk penggunaan pelayanan yang baik termasuk otomatisasi dalam
secara mobil dan flexibel. penanganan sistem kepegawaian. Penerapan
Tanpa sistem informasi manajemen kepegawaian kebijakan e-government merupakan suatu upaya
(simpeg) maka tidak akan memberikan efektifitas untuk mengembangkan penyelenggaraan
dan efisiensi di bidang pengolahan, penyimpanan, pemerintahan yang berbasis elektronik.
penyajian dan rekap informasi yang terkait dengan Perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi
kepegawaian (biodata personil, mutasi, kenaikan (TI), diiringi semakin meluasnya penggunaan
pangkat, pensiun, baperjakat, dan lain-lain). Internet sebagai akses ke dunia maya, telah
Di era globalisasi saat ini, revolusi teknologi mendorong suatu perubahan yang revolusioner.
informasi dan komunikasi memberikan konsekuensi Perkembangan teknologi informasi yang pesat
bagi para pimpinan organisasi dalam pengambilan serta potensi pemanfaatannya secara luas saat ini,
keputusan (decision making) untuk pengembangan membuka peluang bagi pengelolaan dan
solusi akan sangat ditentukan oleh peranan sistem pendayagunaan informasi secara cepat dan akurat.
informasi (SI). Keberhasilan suatu informasi dalam Teknologi yang dimanfaatkan dengan baik dalam
mendukung kegiatan organisasi tergantung pada tiga pengelolaan informasi pada suatu organisasi dapat
factor utama, yaitu : keserasian data dan mutu, mengurangi rantai proses kerja melalui penghapusan
secara besar-besaran beberapa tahap rantai kerja yang

200 Buletin Utama Teknik Vol. 14, No. 3, Mei 2019


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

tidak memberikan nilai tambah atau mengurangi merupakan pelaksanaan keputusan kebijakan dasar,
tahap proses kerja inilah yang menjadi dasar dalam biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat
organisasi untuk menerapkan system informasi pula berbentuk perintah-perintah atau keputuan-
manajemen kepegawaian (Simpeg). keputusan eksekutif
Penerapan kebijakan e-government dalam hal ini Implementasi merupakan terjemahan dari kata
sistem informasi manajemen kepegawaian (Simpeg) “implementation”, berasal dari kata kerja “to
dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan implement”. Menurut Webster’s Dictionary
kemajuan teknologi informasi untuk mengeliminasi (1979:914) kata to implement berasal dari bahasa
sekat-sekat organisasi dan birokrasi. kebijakan Latin “implementum” dari kata “plere.
penerapan e-government terkait dengan Simpeg Maknanya :
harus ditunjang dengan infra struktur institusional  Pertama : to implement dimaksudkan membawa
yang dapat diwujudkan apabila institusi pemerintah ke suatu hasil (akibat)
memiliki kesadaran dan eksis melaksanakan  Kedua : to implement dimaksudkan
tujuannya. Infrastruktur institusional tersebut menyediakan sarana (alat) untuk melaksanakan
meliputi adanya koordinasi antar instansi, sesuatu, memberikan hasil yang bersifat praktis
meningkatkan kerjasama serta memiliki komunikasi terhadap sesuatu
yang baik antar instansi terkait (Indrajit, 2004).  Ketiga : to implement dimaksudkan
Besarnya cakupan pelayanan, kompleksitas tugas menyediakan atau melengkapi dengan alat
dan tantangan teknologi ini mendasari penggunaan
Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Berdasarkan teori di atas maka pada hakikatnya
(SIMPEG) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan
Tenggara, dimana pokok-pokok pelaksanaannya individu ataupun satuan-satuan pemerintah bersama
telah tercantum dalam Keputusan Mendagri Nomor dengan pihak-pihak yang menjadi sasaran kebijakan
17 Tahun 2000 tentang Sistem Informasi Manajemen pada suatu waktu demi mencapai tujuan tertentu.
Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan Pencapaian tujuan akan memberikan dampak dan
Pemerintah Daerah dan Permendagri Nomor 125 pengaruh terhadap penyelesaian masalah dalam suatu
tahun 2017 tentang Sistem Informasi manajemen organisasi pemerintah dan publik. Karenanya untuk
Kepegawaian dalam Negeri mendukung menyelesaikan permasalahan yang ada
Perkembangan tugas pokok di lingkungan maka perlu adanya identifikasi yang tepat dan benar,
organisasi pemerintah menuntut suatu organisasi yaitu masalah yang diidentifikasi itu tidak sekedar
pemerintah untuk menetapkan suatu sistem yang benar dalam arti plausible atau masuk akal, tetapi juga
tepat dalam meningkatkan kinerja organisasi. Salah dapat ditangani (actionable) dilihat dari berbagai
satunya adalah pengembangan Sistem Informasi sarana dan prasarana yang ada dan mungkin dapat
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG). Dalam teori diusahakan dan diadakan.
manajemen disebutkan bahwa persoalan administrasi
pegawai merupakan setengah bagian dari manajemen 2. Sistem Informasi Manajemen
kepegawaian. Mengingat pentingnya pengelolaan W. Kumorotomo dan S.A Margono (2004: 7)
administrasi pegawai tersebut, maka pentingnya menyatakan bahwa pada umumnya apabila orang
peningkatan kualitas pengelolaan kepegawaian membicarakan tentang sistem informasi manajemen
melalui implementasi Sistem Informasi Manajemen yang tergambar adalah suatu sistem yang diciptakan
Kepegawaian (SIMPEG) yang merupakan salah satu untuk melaksanakan pengolahan data yang akan
prioritas dalam tahapan pengembangan e- dimanfaatkan oleh suatu organisasi. Pemanfaatan
government di Indonesia pada umumnya. data disini dapat berarti penunjang tugas-tugas rutin,
Fenomena dan permasalahan di atas menunjukkan evaluasi terhadap prestasi organisasi, atau untuk
bahwa implikasi dari Permendagri terkait dengan pengambilan keputusan oleh organisasi tersebut.
Sistem Informasi manajemen Kepegawaian masih Wing Wahyu Winarno (2006: 2) menyimpulkan
terus harus diperhatikan dan diawasi dalam bahwa pengertian Sistem Informasi Manajemen
pelaksanaannya. (SIM) adalah sekumpulan komponen yang saling
Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian bekerja sama, yang digunakan untuk mencari data,
ini bermaksud untuk mengetahui Deskripsi mengolah data, dan menyajikan informasi untuk para
Implementasi Sistem Informasi manajemen pembuat keputusan agar dapat membuat keputusan
kepegawaian (SIMPEG) pada Dinas Kesehatan dengan baik. Komponen sistem informasi yang
Kabupaten Aceh Tenggara. paling utama adalah teknologi komunikasi, teknologi
komputasi, dan teknologi informasi. Teknologi
II. Tinjauan Pustaka komunikasi digunakan untuk mengirimkan data dari
satu tempat atau alat ke tempat atau alat yang lain.
1. Implementasi. Teknologi komputasi adalah berbagai perangkat yang
Implementasi adalah tindakan yang dilakukan digunakan untuk mengolah data. Sedangkan
baik oleh individu atau pejabat-pejabat atau teknologi informasi adalah berbagai metode untuk
kelompok – kelompok pemerintah atau swasta yang menyajikan berbagai bentuk informasi ke berbagai
diarahkan untuk tercapainya tujuan yang telah pihak yang memerlukannya.
digariskan dalam keputusan kebijakan. Implementasi

Buletin Utama Teknik Vol. 14, No. 3, Mei 2019 201


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Secara sederhana, Sistem Informasi Manajemen tumpang tindih dan efektif sesuai dengan topic kajian
(SIM) adalah pengelolaan informasi untuk sehingga memudahkan pemahaman dan interpretasi
meningkatkan kemampuan organisasi dalam data. Analisis berjalan untuk menggali secara
mencapai tujuan bersama. Dimana SIM saat ini mendalam dan selektif data deskriptif berupa kata-
menggunakan komputer untuk mempercepat kata tertulis atau lisan dari informan yang telah
pengolahan dan persebaran informasi atau biasa ditentukan. Hal ini menjadi dasar penulis untuk
disebut Computer Based Management Information mendeskripsikan fakta dan fenomena Implementasi
System (CBIS). atau pelaksanaan sistem informasi manajemen
Suatu Sistem informasi manajemen yang kepegawaian di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
berbasis komputer terdiri dari: manusia, perangkat Tenggara. Data yang diperlukan terdiri dari data
keras (hardware), perangkat lunak (software), data, primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dan prosedur-prosedur organisasi yang saling melalui wawancara dan observasi. Wawancara
berinteraksi untuk menyediakan data dan informasi dilakukan secara terbuka dengan key informan (dari
yang tepat pada waktunya kepada pihak-pihak di Kasubag dan kabid Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
dalam maupun di luar organisasi yang berkompeten Tenggara), sedangkan observasi dilakukan dengan
(Parker dalam W. Kumorotomo dan S.A. Margono, mengamati fenomena yang berkaitan dengan
2004: 16). permasalahan. Selanjutnya data sekunder didapatkan
dari literature atau dokumen berupa hasil penelitian
3. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dan artikel terkait dengan implementasi sistem
(Simpeg) informasi manajemen kepegawaian, buku-buku serta
Permendagri Nomor 125 tahun 2017 peraturan tentang sistem informasi manajemen
mendefenisikan sistem informasi manajemen kepegawaian.
kepegawaian adalah rangkaian informasi dan data
pegawai yang disusun secara sistematik, menyeluruh IV. Hasil Penelitian Dan Analisis
dan terintegrasi dengan berbasis teknologi yang
berfungsi menjalankan proses bisnis dan Sistem informasi manajemen kepegawaian
menghasilkan informasi yang berguna dalam (SIMPEG) di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
melaksanakan manajemen kepegawaian. Tenggara pada hakikatnya adalah sistem informasi
Sistem informasi kepegawaian (SIMPEG) yang berfungsi menyediakan informasi yang dapat
merupakan suatu aplikasi perangkat lunak (software) digunakan sebagai bahan acuan dalam pengambilan
yang dipergunakan untuk mengelola data-data keputusan yang berkaitan dengan manajemen
kepegawaian di lingkungan Pemerintah Daerah yang kepegawaian di lingkungan pemerintah Aceh
terintegrasi dan menyeluruh. Sistem Informasi Tenggara terkait pada kepegawaian Dinas Kesehatan
Manajemen Kepegawaian Depdagri dan Pemda Kabupaten Aceh Tenggara. Dimana saat ini (Tahun
menyebutkan bahwa: “Sistem Informasi Manajemen 2018) jumlah ASN dan Pegawai pada Dinas
Kepegawaian adalah suatu totalitas yang terpadu Kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara yang
yang terdiri atas perangkat pengolahan meliputi berjumlah 57 orang. Untuk menghasilkan informasi
pengumpulan, prosedur, tenaga pengolah, dan kepegawaian guna menjadi acuan dalam
perangkat lunak; perangkat penyimpanan meliputi pengambilan keputusan berkaitan dengan manajemen
pusat data dan bank data serta perangkat komunikasi kepegawaian, dinas kesehatan menjalankan sebuah
yang saling berkaitan, bergantung, dan saling sistem informasi manajemen kepegawaian
menentukan dalam rangka penyediaan informasi di (SIMPEG). Aturan yang mendasari implementasi
bidang kepegawaian” (Keputusan Mendagri No. 17 SIMPEG ini adalah permendagri Nomor : 17 Tahun
Tahun 2000 tentang Sistem Informasi Manajemen 2000 tentang Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian Depdagri dan Pemda). Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah serta Permendagri Nomor 125
III. Metode Penelitian tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
Kementrian dalam Negeri.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Implikasi dari implementas Permendagri nomor
metode penelitian Deskriptif, Muhamad ali 17 tahun 2000 dan Permendagri nomor 125 tahun
(1982:120) menjelaskan bahwa metode penelitian 2017, yaitu pada terwujudnyasuatu layanan
deskriptif digunakan untuk memecahkan masalah kepegawaian yang efektif, efisien, cepat dan akurat
sekaligus menjawab permasalahan yang terjadi pada dalam pengelolaan dan pengembangan sistem
masa sekarang. Dilakukan dengan menempuh informasi manajemen kepegawaian dengan
langkah-langkah dengan cara pengumpulan, memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi
klasifikasi dan analisis atau pengolahan data, yangmendukung pengambilan keputusan manajemen
membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan aparatur sipil Negara pada dinas Kesehatan
utama untuk membuat penggambaran tentang suatu Kabupaten Aceh Tenggara.
keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif.
Analisis data memakai pendekatan kualitatif, Pelaksanaan SIMPEG pada Dinas Kesehatan
yang menguraikan data secara baik dan benar dalam Kabupaten Aceh Tenggara.
bentuk kalimat yangteratur, runtun, logis, tidak

202 Buletin Utama Teknik Vol. 14, No. 3, Mei 2019


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Sumber Daya Manusia dalam Pelaksanaan IV. Kesimpulan


SIMPEG
Kesiapan SDM yang akan melaksanakan sistem Berdasarkan pembahasan di atas, maka
informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) pada kesimpulan dari artikel ini adalah merujuk pada
dinas kesehatan kabupaten Aceh Tenggara sudah baik Permendagri Nomor 17 tahun 2000 dan Permendagri
tetapi masih tetap perlu pelatihan dan pengembangan Nomor 125 tahun 2017
guna mengikutu dan mengantidipasi perkembangan 1. Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen
teknologi yang dipakai. Karenanya Pelatihan dan Kepegawaian (SIMPEG) pada Dinas Kesehatan
pendidikan tetap akan dilaksanakan secAra Kabupaten Aceh Tenggara
terencana. Pelaksanaan sistem informasi manajemen
kepegawaian saat ini ternyata telah mengalami
Spesialisasi Pembagian Kerja perubahan yang cukup signifikan baik dari sisi
Terdapat lima golongan spesialis infomasi, yaitu teknologi yang digunakan dalam program
analis sistem, pengelola database, spesialis jaringan, SIMPEG maupun pada kualitas data.
programer, dan operator computer. Bahwa Dinas Pengembangan SIMPEG telah dilakukan secara
Kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara, berdasarkan berkelanjutan dengan menyesuaikan kebutuhan,
hasil wawancara dan hasil observasi yang telah kemampuan dan tuntutan yang ada. Perubahan
dilakukan, penggunaan teknologi pada SIMPEG telah yang merupakan progress terbesar adalah
sesuai dengan kualifikasi sumber daya manusia yang validitas data SIMPEG di Dinas Kesehatan
ada. Ketersediaan pegawai dengan latar belakang Kabupaten Aceh Tenggara karena selain
pendidikan teknologi informasi. penjagaan secara otomatis di dalam program
SIMPEG, dinas kesehatan juga telah melakukan
Tabel 1. Jabatan dan Tingkat Pendidikan Pegawai pemutakhiran data (pembaruan data). Di dalam
Pengelola SIMPEG konteks pelaksanaan sistem ini, penulis melihat
No. Jabatan Jumlah Tingkat pelaksanaan berdasarkan Sumber Daya Manusia
Pegawai Pendidikan
(SDM), Pelaksanaan Prosedur, Pelaksanaan alur
1. Analis Sistem 1 Sarjana Tehnik
kerja sistem (subsistem input, subsistem proses
Informasi Informatika
2. Pengelola 1 D III Sistem
dan subsistem output). Disisi sumber daya
Data Base Informasi manusia (SDM), sebenarnya Dinas Kesehatan
3. Administrator 1 D III Tehnik Kabupaten Aceh Tenggara telah memiliki SDM
jaringan Informatika dengan kualifikasi yang baik dilihat dari latar
4. Operator 3 D III Sistem belakang pendidikannya, perencanaan SDM-nya
Komputer : Informasi pun sudah baik, terbukti dengan adanya
spesialisasi pegawai yang sesuai dengan standard
Pelaksanaan Prosedur Kerja pelaksanaan sistem informasi. Alur kerja
Pelaksanaan prosedur kerja dalam pelaksanaan SIMPEG telah berjalan sesuai dengan alur yang
SIMPEG di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh harus dijalani dalam pelaksanaan Sistem
Tenggara terkait dengan pengumpulan data pegawai Informasi Manajmen (SIM), yakni mencakup sub
sesuai dengan standar baku prosedur pelaksanaan sistem input, sub sistem proses, dan sub sistem
kerja. Pelaksanaan SIMPEG secara keseluruhan di output. Di dalam proses pelaksanaan SIMPEG itu
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara telah sendiri, pengumpulan data oleh Kepala bahagian
memiliki ketentuan prosedur kerja tertulis yang diatur kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
dengan ketetapan. Tenggara dari unit-unit Satuan Kerja yang ada
telah dilaksanakan secara komputerisasi.
Pelaksanaan Alur Kerja SIMPEG 2. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Simpeg
Dinas Kesehatan Aceh tenggara melaksanakan Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
alur kerja sistem informasi manajemen kepegawaian SIMPEG antara lain masih kurangnya
(SIMPEG) yang meliputi Sub Sistem Input, Sub keterlibatan dan tingkat partisipasi pemakai
Sistem Proses, dan Sub Sistem Output. Keberadaan terkait pembiasaan pegawai pada sistem baru.
SIMPEG di Dinas Kesehatan Aceh Tenggara tidak Hambatan lain yang terjadi yakni masih
lepas dari program pengisian Formulir Isian Pegawai kurangnya pelatihan dari Pemerintah Daerah dan
(FIP). Data yang digunakan sebagai masukan Pemerintah Pusat berkaitan dengan pelaksanaan
database SIMPEG adalah seluruh data Pegawai yang SIMPEG. Selain itu, tidak ada prosedur kerja
tercatat didalam Formulir Isian Pegawai (FIP) yang (SOP) terkait pengumpulan input data dapat
diedarkan ke seluruh pegawai. menghambat pelaksanaan input data. Keberadaan
Dari seluruh hasil wawancara, dapat diketahui prosedur kerja penting untuk menyamakan
pula bahwa bentuk FIP sesuai dengan form yang telah persepsi dan langkah dalam melaksanakan
ditentukan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur kegiatan.
Negara (Menpan). Data-data yang ada di dalam Kemudian hambatan yang timbul dalam
Formulir Isian Pegawai (FIP) tersebut menjadi acuan pelaksanaan alur kerja sistem salah satunya juga
dalam pemrograman SIMPEG. muncul karena kurangnya konsistensi pemakai
dengan sistem informasi yang baru, disamping

Buletin Utama Teknik Vol. 14, No. 3, Mei 2019 203


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

masalah kuantitas pegawaiyang masih terdapat Daftar Pustaka


rangkap jabatan di bidang-bidang tertentu. Dalam
pelaksanaan alur kerja sistem ini juga terdapat [1] Arikunto, Suharsimi, 1996, Metode
hambatan yang disebabkan karena ketimpangan Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
kondisi hardware, khususnya komputer dan Rineka Cipta, Jakarta.
printer yang ada di bidang-bidang yang [2] Amsyah, Zulkifli. 2001, Manajemen Sistem
menghambat pelaksanaan tugas. Informasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Dengan merujuk pada pembahasan di atas, Utama.
peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan [3] Anggara, Sahya, 2014, Kebijakan Publik.
SIMPEG dapat dikatakan telah berjalan dengan Bandung, CV.Pustaka Setia, 2014
baik karena telah memberikan kontribusi yang [4] Agustino, Leo, 2008, Dasar-dasar
besar bagi pelaksanaan fungsi kepegawaian untuk Kebijakan Publik. Bandung : CV.Alvabeta.
melaksanakan proses manajemen Kepegawaian [5] Burhan Bungin, 2009, Penelitian Kualitatif.
pada seluruh Aparatur Sipil Negara pada Dinas Kencana, Jakarta.
Kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara. Namun, [6] Budi Winarno, 2005, Teori dan Proses
pelaksanaan SIMPEG ini dapat dikatakan belum Kebijakan Publik. Media Press. Yogyakarta.
optimal, karena masih mengalami beberapa [7] Charles O. Jones, 1991, Pengantar
hambatan dan masalah yang disebabkan oleh Kebijakan Publik (Public Policy).Rajawali,
beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya. Jakarta.
Bahagian Kepegawaian pada dinas Kesehatan [8] Davis, Gordon. B. 1974. Management
kabupaten Aceh Tenggara sebenarnya memiliki Information System Conceptual Foundations,
potensi yang tinggi untuk dapat mengembangkan Structure and Development. New York:
SIMPEG menjadi jembatan menuju reformasi Mc.Graw Hill.
kepegawaian.

204 Buletin Utama Teknik Vol. 14, No. 3, Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai