Anda di halaman 1dari 29

PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DALAM MENINGKATKAN KINERJA BUSINESS


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuntutan pekerjaan yang semakin kompleks dan serba cepat

menyebabkan adanya perubahan dan perlunya teknologi dalam lingkungan

masyarakat. Hal itu dapat dilihat dengan adanya perkembangan peralatan

teknologi canggih yang mampu membantu manusia memenuhi kebutuhan

hidup secara lebih canggih. Salah satu teknologi yang perkembangannya

begitu pesat adalah teknologi informasi. Teknologi informasi adalah suatu

kombinasi antara teknologi computer dan teknologi komunikasi yang

digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,

menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan mendalam berbagai cara

untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,

akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan

pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan

keputusan.

Perkembangan teknologi informasi diakui telah berkontribusi pada

peningkatan kinerja, karena aktivitas atau pekerjaan bisa dilaksanakan lebih

cepat dan tepat (Wardiana, 2002). Wujud pengembangan teknologi informai

di organisasi adalah penerapan sistem informasi dalam aktivitas organisasi.

Sistem informasi merupakan sekumpulkan elemen yang terintegrasi dan

terhubung untuk pengolahan data, aliran informasi, hasilnya untuk proses

pengambilan keputusan (Ladjamudin, 2012). Sistem informasi yang baik akan


meningkatkan produktifitas, memberikan nilai tambah hasil dari kegiatan,

pelayanan meningkat, dan bagi manajemen akan mempermudah proses

pengambilan keputusan (Ladjamudin, 2012). Oleh karena itu, pengembangan

informasi semakin dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih efektif

dan meningkatkan efektvitas kerja.

Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi di

dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh

semua tingkatan manajemen (Prasojo, 2011) Sistem Informasi Manajemen

adalah sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu (integrated) untuk

menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan

pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Komputer merupakan alat

bantu yang mutlak dipergunakan pada Lingkungan perusahaan/organisasi.

Dapat dikatakan bahwa semua perusahaan saat ini dapat tumbuh dan

berkembang dengan adanya pemanfaatan komputer sehingga dapat

memberikan keunggulan kompetitif

Penerapan sistem informasi manajemen merupakan kondisi yang

diperlukan terhadap kinerja pegawai. kinerja pegawai adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Anwar

Parabu, 2002:67), untuk memperoleh hasil kerja yang berkualitas tentunnya

dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah penerapan sistem

informasi manajemen, tersedianya sistem informasi manajemen dapat

mendukung fungsi-fungsi manajemen, mulai dari perumusan tujuan dan

sasaran sampai evaluasi yang diselenggarkan perusahaan bagi evaluasi


program-program untuk mendukung peningkatan kinerja pegawai, sistem

informasi menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun

kebutuhan operasi yang tentunya informasi tersebut berguna untuk

mendukung pegawai dalam melaksanakan tugas sehingga akan mempengaruhi

kinerja pegawai terhadap perusahaan.

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, karyawan telah

menerapkan sistem informasi manajemen dalam mengelola data termasuk

dalam setiap kerjanya. Sistem Informasi Manajemen memiliki peran dan

manfaat yang signifikan antara fasilitas pengolah data dengan karyawan

sebagai user, dimana keterkaitan antara satu unit dengan unit lainnya akan

saling terintegrasi dalam proses pengumpulan data, pemrosesan data,

penyimpanan data, umpan balik data, serta pendistribusian data terhadap

internal dan eksternal organisasi.. Yantu, I., Bokingo, A. H., & Muhsana, Z. S.

(2022:88) Kinerja Bisnis sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan

diketahui seberapa jauh kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas

yang dibebankan kepadanya. Kinerja yang optimal tidak lahir begitu saja atau

terjadi dengan sendirinya namun ada faktor yang krusial yang memberikan

dampak kuat bagi peningkatan kinerja. Proses peningkatan kinerja karyawan

dalam satu organisasi dapat dilihat dari fasilitas yang mendukung para

karyawan dalam mengolah data-data yang berupa informasi demi tercapainya

tujuan organisasi. Dimana sistem informasi akan sangat dibutuhkan sebagai

sarana organisasi dalam menyampaikan keputusan yang telah diambil dari

data-data yang diproses, oleh sebab informasi berguna untuk semua macam

dan bentuk kegiatan dalam organisasi. Sistem informasi yang digunakan pada
Perusahaan untuk mengolah data adalah sistem informasi berbasis komputer

dengan bentuk pengolahan data desentralisasi. Semua data diinput dan diolah

berdasarkan kebutuhan yang diperoleh dan dilakukan juga penyimpanan agar

suatu saat jika data dibutuhkan tinggal membuka data dengan cepat

Penelitian sebelumnya lain telah menguji manfaat penggunaan system

informasi terhadap kinerja pengguna, penelitian Antasari et al. (2015)

menjelaskan bahwa penggunaan teknologi informasi, efektivitas sistem

informasi, dan kepuasan pengguna akan berdampak pada kinerja individu.

Melasari (2017), Nandasari dan Ramlah (2019), Indralesmana dan Suaryana

(2014) menyatakan bahwa system informasi akuntansi berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Sistem informasi yang baik adalah sistem yang memberikan

kemudahan dalam pemakaiannya dan bermanfaat untuk peningkatan kinerja

individu maupun organisasi (Tumarni, 2015). Kesesuaian teknologi dengan

tugas, kualitas sistem dan kualitas informasi merupakan faktor yang

mempengaruhi kinerja pengguna (Ali & Younes, 2013)

Penelitian Soppian (2019) tentang Pengaruh Implementasi Penerapan

Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Karyawan Pada Koperasi Xyz

menemukan buti bahwa Penerapan Sistem Informasi Manajemen semakin

meningkat atau semakin baik maka Kinerja Karyawan akan meningkat pula.

Lebih lanjut Hertati et al (2021) tentang Peran sistem informasi manajemen di

dalam mengendalikan operasional badan usaha milik daerahmenemukan bukti

komptensi sumber daya manusia, prestasi kerja, promosi jabatan, berpengaruh

terhadap peran sistem informasi manajemen, Penelitian Arisuniarti (2019)

tentang Pengaruh Teknologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen


Terpadu Terhadap Kinerja Karyawan Di Lingkungan Universitas Warmadewa

menemukan bukti Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen

Terpadu merupakan faktor-faktor yang sangat penting dalam hubungannya

dengan upaya untuk meningkatkan Kinerja Karyawan karena semakin baik

kualitas Teknologi Informasi dan semakin efektif penggunaannya akan

membantu meningkatkan kualitas kerja karyawan.

Penelitian Elvitrianim Purba (2021) menemukan butkyi bahwa SIM

sangat pengaruh penting bagi perusahaan karena peranya sangat vital atau

sangat berdampak untuk perusahaan itu sendiri. Dengan penggunaan SIM

perusahaan dapat memiliki keuntungan dalam proses bisnis didalam

perusahaan. Proses-proses dalam bisnis yang sebelumnya tidak menggunakan

SIM akan memakan waktu yang cukup lama. Dengan menggunakan SIM akan

memiliki keuntungan bagi perusahaan karena proses-proses bisnis dapat

dipersingkat atau di permudah. Dalam penggunaannya SIM memiliki sistem

yang dapat membantu kinerja karyawan dalam perusahaan. Sehingga

perusahaan tidak perlu memakan waktu yang cukup lama dalam beberapa

proses bisnisnya.

Hasil‐hasil penelitian menunjukkan masih adanya perbedaan perspektif

terkait dampak penggunaan sistem informasi tersebut, kelompok yang

berpendapat system informasi bermanfaat pada kepuasan pengguna fokus dan

kelompok lain berpendapat bahwa sistem informasi akan bermanaat pada

peningkatan kinerja. Masih terbatas penelitian yang menguji manfaat dan

peran sistem informasi pada efektivitas kerja. Tujuan penelitian untuk

menganalisis peran kualitas sistem, kualitas informasi, kemudahan


penggunaan, dan kepuasan pengguna pada system informasi terhadap

efektivitas kerja pengguna sistem informasi.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka tertarik

untuk mengambil judul “Peran sistem informasi manajemen dalam

meningkatkan kinerja Business

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang permasalahan diatas, dapat

diambil rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana peran sistem informasi

manajemen dalam meningkatkan kinerja Business

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan pelaksanaan

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran sistem

informasi manajemen dalam meningkatkan kinerja Business

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana dan masukan untuk

perkembangan ilmu Manajemen Informasi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pelaku

Usaha dalam memanfaatkan teknologi informaso

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Konsep Sistem Informasi

Sistem didefinisikan sebagai “sekelompok elemen-elemen yang

terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”

(McLeod & Schell, 2004, hal. 9). Selanjutnya, menurut Tim Pustaka

Phoenix (2009), sistem adalah “sekelompok bagian-bagian alat dan

sebagainya yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud,

sekelompok dari pendapat peristiwa, kepercayaan, dan sebagainya yang

disusun dan diatur baik-baik, cara, metode yang teratur untuk melakukan

sesuatu”.

“Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub sistem yang terdiri

secara fisik non fisik yang saling berhubungan satu sama lain untuk

mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem

(Prandhana, Nurhayati & Haumatusadiah,2016) Menurut Krismaji

(2015:15) “Sistem Informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk

mengumpulkan, memasukkan, dan mengolah serta menyimpan data, dan

cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan,

dan melaporkan informasi sedemekian rupa sehingga sebuah organisasi

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Menurut Diana dan setiawati (2011:4) “Sistem informasi, yang

kadang kala disebut sebagai sistem pemrosesan data, merupakan sistem

buatan manusia yang biasanya terdiri dari sekumpulan komponen (baik


manual maupun berbasis komputer) yang terintegrasi untuk

mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan

informasi mengenai saldo persediaan

Menurut (Raminda & Ardini, 2014), “Sistem Informasi adalah suatu

kombinasi dari perangkat lunak, perangkat keras dan manusia dalam

pengolahan beberapa data untuk menghasilkan suatu informasi yang

dibutuhkan dalam pengambilan keputusan”. “Sistem Informasi merupakan

kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak,

jaringan komunikasi dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah,

dan menyebarkan informasi dalam sebuah. organisasi” (Yakub, 2012).

2. Sistem Informasi Manajemen

Menurut Lukman Ahmad & Munawir (2018:16) Sistem informasi

manajemen adalah suatu sistem formal tentang pelaporan, penggolongan

dan penyebaran informasi kepada orang-orang yang tepat dalam suatu

organisasi. Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem

teknologi informasi pada organisasi bisnis (Hartono, 2013). Sistem

informasi manajemen adalah suatu sistem yang dipakai dalam pengolahan

dan pengorganisasian data serta informasi yang mempunyai

kebermanfaatan dan digunakan sebagai pendukung keberjalanan tanggung

jawab atau tugas suatu organisasi.

Menurut Irham Fahmi (2016:215) Sistem Informasi manajemen

adalah suatu perangkat manajemen yang dipergunakan untuk mendukung

pihak manajemen perusahaan dalam menerima, mengolah dan mengelola

perusahaan secara baik dan sistematis dengan tujuan untuk mendukung


penciptaan kinerja perusahaan. Kebutuhan akan sistem perangkat

manajemen yang memiliki nilai lebih dan sesuai dengan perkembangan

zaman bukan lagi dilihat dari perkembangan zaman bukan lagi dilihat

sebagai keterpaksaan namun sudah dilihat sebagai sebuah kebutuhan. Pada

era globalisasi sekarang ini kebutuhan perangkat Sistem Informasi

Manajemen (SIM) yang berkualitas dan modern mampu member pengaruh

besar bagi kemajuan perusahaan, khususnya dalam membantu

mempercepat proses pengambilan keputusan.

Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi

didalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang

dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Definisi sistem informasi

manajemen menurut pendapat Robert W. Holmes dalam Onong Uchjana

Effendy dengan buku Sistem Informasi Manajemen (1989:112), bahwa:

Sistem informasi Manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk

menyajikan informasi pilihan yang berorientasi kepada keputusan yang

diperlukan oleh manajemen guna merencanakan, mengawasi, dan menilai

aktivitas organisasi. Dirancangnya itu didalam kerangka kerja yang

menitikberatkan pada perencanaan keuntungan, perencanaan penampilan,

dan pengawasan pada semua tahap

Sistem informasi juga mempengaruhi perilaku individu dalam

organisasi secara langsung. Pada sisi positif, sistem informasi biasanya

meningkatkan efisiensi individual. Pada sisi negatif, sistem informasi bisa

memunculkan isolasi karena individu atau orang memiliki segala hal yang

mereka butuhkan untuk bekerja tanpa perlu berinteraksi dengan orang lain
Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem

informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu

yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat

serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan

gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Scott

(dalam Nashir, 2002:100) menyimpulkan beberapa ciri-ciri dari Sistem

Informasi Manajemen jika ditinjau dari pengertian diatas yaitu sebagai

berikut:

a. Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah menyeluruh

b. Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah terkoordinasi

c. Sistem Informasi Manajemen (SIM) memiliki sub-sistem

informasi

d. Sistem Informasi Manajemen (SIM) terintegrasi secara rasional

e. Sistem Informasi Manajemen (SIM) mentransformasikan data ke

dalam informasi dengan berbagai cara

f. Sistem Informasi Manajemen (SIM) meningkatkan produktivitas

g. Sistem Informasi Manajemen (SIM) sesuai dengan sifat dan gaya

manajer

h. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menggunakan kriteria mutu

yang telah ditetapkan

Syarat-syarat sistem informasi manajemen yang baik menurut

Kumorotomo (1998:111) yaitu sebagai berikut :


a. Ketersediaan Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah

tersedianya informasi itu sendiri. Informasi harus dapat diperoleh bagi

ornag yang hendak memanfaatkannya.

b. Mudah dipahami Informasi harus mudah dipahami dan tidak berbelit-

belit yang hanya akan mempelambat proses manajemen.

c. Sesuai Informasi harus benar-benar sesuai dengan tujuan dan

permasalahan di dalam organisasi.

d. Bermanfaat Informasi harus tersaji ke dalam bentuk-bentuk yang

bersangkutan.

e. Ketepatan waktu Informasi yang tersedia harus tepat waktu terutama

pada saat organisasi membutuhkan informasi ketika manajer hendak

membuat keputusan.

f. Kehandalan Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat

diandalkan kebenarannya. Pengolah data atau pemberi informasi harus

dapat menjamin tingkat kepercayaan yang tinggi atas informasi yang

disajikan.

Sistem informasi manajemen memberikan dukungan dalam

pengumpulan informasi atau perancangan rangkaian alternatif tindakan,

memutuskan untuk memilih tindakan dari alternatif yang tersedia dan

melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan. Sistem informasi

dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap tindakan pada

proses pengambilan keputusan dan dapat digunakan juga untuk

memperoleh dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah,

standard dan situasi sekarang. Sistem informasi manajemen juga sangat


membantu dalam merealisasikan keputusan dalam tindakan dan

mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan

dengan hasilnya. Dengan demikian sistem informasi manajemen akan

mendukung setiap langkah pengambilan keputusan dari langkah

identifikasi masalah sampai menetapkan pemilihan solusinya. (Kristanto,

2003:27)

Adapun indikator-indikator dari sistem informasi manajemen yang

dikemukakan oleh Gordon B. Davis dalam buku yang berjudul Kerangka

Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I (1995:57), yaitu:

1. Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data akan tetapi tidak

semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil

pengolahan data yang tidak memberikan arti serta tidak bermanfaat

bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut.

2. Manusia sebagai pengolah informasi

Peranan manusia disini sangat besar yaitu untuk menciptakan

informasi yang akurat, tepat waktu, relevan, dan lengkap. Baik

buruknya informasi yang dihasilkan tergantung dari profesionalitas

dari manusia itu sendiri.

3. Konsep sistem

Sistem adalah suatu bentuk kerjasama yang harmonis antara

bagian/komponen/sub sistem yang saling berhubungan satu dengan

bagian/komponen/sub sistem lainnya untuk mencapai suatu tujuan.


Selain itu sistem tidaklah berdiri sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh

lingkungan, baik itu lingkungan intern maupun lingkungan ekstern.

4. Konsep organisasi dan manajemen

Organisasi tidak bisa lepas dari kegiatan manajemen dan begitu

pula sebaliknya karena keduanya mempunyai hubungan yang begitu

erat dan kuat.

5. Konsep pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk

memecahkan masalah yang dihadapinya dalam organisasi yang

dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-

alternatif yang dimungkinkan.

6. Nilai informasi

Informasi dapat mengubah sebuah keputusan. Perubahan dalam

nilai hasil akan menentukan informasi. Bahwa suatu informasi itu

harus dapat menjadi ukuran yang tepat, yang nantinya dapat

memberikan masukan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan.

3. Kinerja Bisnis

Menurut Helfert (1996:67) Kinerja bisnis adalah sebuah hasil yang

dibuat oleh pihak manajemen secara terus menerus. Dalam hal ini, hasil

yang dimaksud merupakan hasil dari keputusan banyak individu. Merujuk

pada tingkat pencapaian atau profesi dari perusahaan dalam periode waktu

tertentu. Kenerja sebuah perusahaan adalah hal yang sangat menentukan

dalam perkembangan perusahaan.Tujuan perusahaan yang terdiri dari:

tetap berdiri atau eksis (survive). Untuk memperoleh laba (benefit) dan
dapat berkembang (growth), dapat tercapai apabila perushaan mempunyai

kinerja yang baik. Kinerja (performance) perusahaan dapat dilihat dari

tingkat penjualan, tingkat keuntungan, pengembalian modal, tingkat turn

over dan pangsa pasar yang diraihnya (Jauch & Glueck, 2012).

Yahya, et al.,2010 Lebih lanjut mengatakan bahwa perusahaan dapat

memiliki kinerja yang kompetitif apabila: (1) mereka tahu bagaimana

memperluas, mendesiminasikan dan mengekploitasi knowledge secara

internal; (2) jika mereka tahu bagaimana memproteksi knowledge dari

imitasi pesaing ; (3) jika mereka tahu bagaimana cara berbagi

(share/transfer) dan menerima knowledge dari mitrausahanya (partner).

Agar perusahaan kecil berhasil take of, maka harus ada usaha-usaha

khusus yang diarahkan untuk kelangsungan hidup, konsolidasi,

pengendalian, perencanaan dan harapan. Dalam tahap ini diperlukan

penguasaan manajemen, yaitu dengan mengubah pemilik sebagai

pengusaha yang merekrut tenaga yang diberi wewenang secara

jelas .Dibidang pemasaran harus mengubah dari mendapatkan konsumen

menjadi situasi peningkatan persaingan. Di bidang keuangan tahap cash

flow berubah menjadi tahap memperketat pengendalian keuangan,

meningkatkan laba dan mengendalikan biaya. Di bidang pendanaan dalam

tahap take off usaha kecil sudah harus ventura bersama.

Lambing (dalam Augusto, 2014) menyatakan ada dua ketrampilan

yang sangat diperlukan oleh pemilik usaha dalam mengembangkan

usahanya, yaitu manajemen personal dan manajemen keuangan. Dalam era

globalisasi dan informasi saat ini merupakan era persaingan yang harus
didukung dengan teknologi. Setiap perusahaan berupaya meningkatkan

usahanya dengan berbagai cara,salah satu cara yang ditempuh perusahaan

adalah pengembangan perusahaan. Pengembangan suatu perusahaan

berkontribusi positif terhadap faktor-faktor seperti teknologi. Besarnya

organisasi atau perusahaan, kemampuan research staff, research facilities

yang ada dan memiliki access ke sumber dana yang ada. Pengembangan

perusahaan sangat penting, terutama karena setiap organisasi atau

perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap mempertahankan hidup demi

kelangsungan usahanya (survive) serta dapat tumbuh dan berkembang

(growth and development,) untuk ini,maka setiap perusahaan selalu

memanfaatkan peluang dalam bidang usaha yang ditekuninya, bidang

tersebut dapat dibedakan atas bidang industri pada modal,dan industri pada

tenaga kerja. Kondisi tersebut juga perlu diperhatikan dalam

menghidupkan usaha secara optimal.

Keberhasilan kinerja bisnis tidak lepas dari peran seorang

wirausaha dalam menjalankan aktivitas bisnisnya (Lestari, 2010). Untuk

menjadi seorang wirausaha yang berhasil, dituntut sikap dan perilaku

prestatif serta rasa mandiri yang kuat (As’ad, 2012). Penilaian dan

pengukuran kinerja bisnis selain digunakan sebagai ukuran keberhasilan

suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu, dapat juga sebagai masukan

untuk perbaikan atau peningkatan kinerja oraganisasi selanjutnya. Kinerja

usaha dapat di ukur dengan alat ukur, meliputi: (1) Kualitatif dan

kuantitatif, (2) Keuangan, non keuangan, pengunaannya tergantung dari

kebutuhan pengukuran. Ukuran keuangan, pada umumnya menggunakan


rasio-rasio keuangan, terdiri dari: Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,

Profitabilitas, dan Nilai pasar (Sloma, 1980: 26).

Pada hakekatnya, kinerja bisnis di bentuk atau di pengaruhi oleh

beberapa faktor; baik secara parsial atau individual dan bersama-sama atau

serentak, faktor yang berasal dari internal dan eksternal, faktor yang

berbentuk kualitatif dan kuantitatif, faktor yang berupa keuangan dan non

keuangan, faktor yang bersifat langsung dan tidak langsung. (Lambing,

2003: 60) menyatakan sebagai berikut: “The factors that cause some

businesses to grow rapidly: his or her personality, management skill,

goals, and so forth. The entreprenur’s abbility to handle such growth is

critical if the company is to survive the accompanying chaotic

atmosphare”.

Berdasarkan pada pernyataan Lambing tersebut, kinerja bisnis

merupakan rangkaian peranan dan kegiatan dari beberapa dan atau

masing-masing faktor; kepribadian pengusaha, keahlian atau kemampuan

bisnis, tujuan perusahaan, dan lainnya; yang membentuk atau

mempengaruhinya. Sumantri (2013) menggunakan tiga indikator kinerja

bisnis terdiri dari pendapatan, pemasaran dan volum penjualan.

Pendapatan ditentukan dari seberapa besar wirausaha mampu

mendapatkan profit dalam skala waktu tertentu, pemasaran ditentukan dari

seberapa besar wirausaha memiliki pangsa pasar dan volum penjualan

ditentukan dari jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan

barang dalam periode tertentu. Nurhayati, et al., (2011) menambahkan

menggunaka 4 indikator yaitu profit, akses pengetahuan, akses pasar dan


praise. Profit yang dimaksud adalah keuntungan bersih yaitu keuntungan

yang telah dikurangi dengan biaya-biaya seperti biaya produksi,

operasional dan biaya promosi. Akses pengetahuan, pasar dan praise

adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan ilmu, pasar, dan

pengakuan dalam bentuk pujian oleh masyarakat. Penelitian Munizu

(2010) menggunakan 5 indikator yaitu pertumbuhan penjualan, modal,

tenaga kerja, pasar dan keuntungan.

Kinerja bisnis dibentuk atau dipengaruhi oleh beberapa faktor; baik

secara parsial atau individual dan bersama-sama atau serentak, berasal dari

internal dan eksternal, berupa keuangan maupun non keuangan, bersifat

langsung maupun tidak langsung. Menurut Lambing (dalam Djawahir,

2008) menyatakan sebagai berikut: “The factors that cause some

busineses to growrapidly:his orherpersonality, management skill, goals,

and soforth. Theentrepreneur’s ability to handle such growth is critical if

the company is to survive the accompanying chaotic atmosphare”.

Wirawan (2009) menyatakan kinerja bisnis adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau

suatu profesi dalam waktu tertentu (Wirawan 2009). Menurut Mayo

dalam Endri (2010), selama ini peningkatan kinerja lebih banyak dikaitkan

dengan sumber daya yang bersifat fisik (tangible asset). Peningkatan

kinerja bisnis dari perspektif fisik dan keuangan sangatlah akurat tetapi

sebenarnya yang menjadi penggerak nilai dari kedua perpektif tersebut

adalah kemampuan yang dimiliki oleh sumberdaya manusia (intangible

asset).
Madura (2001) menjelaskan bahwa kinerja bisnis dilihat dari sudut

pemilik usaha yang menanamkan modalnya pada suatu perusahaan

memusatkan diri pada dua kriteria untuk mengukur kinerja perusahaan: 1)

imbalan atas penanaman modalnya dan 2) risiko dari penanaman modal

mereka. Karena strategi bisnis yang harus dilaksanakan oleh manajer harus

ditujukan untuk memuaskan pemilik bisnis. Para manajer harus

menentukan bagaimana strategi bisnis yang bermacammacam akan

mempengaruhi imbalan atas penanaman modal perusahaan dan resikonya.

B. Kerangka Berpikir

Sebagai salah satu sumber daya yang berharga bagi perusahaan atau

organisasi, informasi perlu dikelola dengan baik oleh siapapun dan kapanpun.

Sistem informasi yang ada dalam kantor harus mampu melindungi

kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh

setiap pegawai ataupun oleh setiap anggota organisasi yang membutuhkan

informasi untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka.

Sistem informasi dapat pula membantu seorang manajer dan karyawan

untuk menganalisis masalah yang sedang terjadi, membantu merubah

permasalahan yang kompleks ke dalam visualisasi yang mudah dibaca oleh

siapapun, hingga dapat membuat suatu produk yang baru. Sistem informasi ini

kini telah menjadi alat yang sangat penting bagi organisasi atau perusahaan

agat dapat terus beroperasi dan dapat bertahan di tengah modernisasi teknologi

yang sangat cepat perkembangannya.


Urgensi sistem informasi ini mengacu pada beberapa manfaat yang

akan diperoleh oleh organisasi ketika organisasi tersebut dapat menerapkan

system informasi, antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan dengan cara

memperhatikan tingkat produktivitas, memperhatikan pengambilan

keputusan, menurangi biaya, memperhatikan pelayanan pada customer.

2. Terkait pada proses planning, pengerjaan, dan controlling terhadap

arus kerja organisasi atau perusahaan.

3. Mengatur dan menyelaraskan subsistem yang ada dalam organisasi dan

perusahaan yang bersangkutan

Sistem informasi manajemen sangat dibutuhkan dalam suatu

perusahaan, sebab sistem ini mempunyai peranan yang berdampak cukup

besar dalam perkembangan perusahaan. Suatu perusahaan rentan mengalami

kemunduran jika tidak memiliki sistem informasi manajemen. Maka

sebaliknya, perusahaan memiliki potensi untuk berkembang jika terdapat

sistem informasi manajemen yang baik. Budaya yang dominan dalam

perusahaan memiliki pengaruh yang kuat terhadap anggota organisasi, maka

berarti budaya tersebut akan mendukung manajemen dalam keberhasilan

menerapkan strategi perusahaan karena budaya perusahaan menjadi pedoman

perilaku anggota organisasi guna mencapai target perusahaan dengan

meningkatkan koordinasi dan kendali dalam perusahaan (Hofstede et

al.,1990;Indriantoro, 2000).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian tentang peran sistem informasi manajemen dalam

meningkatkan kinerja Business dilakukan dengan menggunakan penelitian

deskriptif dengan pendekatan Studi Literatur. Penelitian kepustakaan atau

studi literatur (literature review, literature research) merupakan penelitian

yang mengkaji atau meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan

yang terdapat di dalam tubuh literatur berorientasi akademik (academic-

oriented literature), serta merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya

untuk topik tertentu (Cooper dan Taylor, 2010). Tujuan penelitian studi

literatur ini adalah untuk untuk mendapatkan landasan teori yang bisa

mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti dan mengungkapkan

berbagai teori-teori yang relevan dengan kasus, lebih khusus dalam penelitian

ini peneliti mengkaji peran sistem informasi manajemen dalam meningkatkan

kinerja Business

B. Tahapan Studi Literatur

Pada studi literatur, hal pertama yang dilakukan yaitu merumuskan

masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting

dalam penelitian, karena alur penelitian akan di atur jalannya oleh perumusan

masalah yang jelas dan terarah, maka peneliti akan mengerti kemana arahnya

dalam melakukan penelitian.


Strategi yang digunakan untuk mencari data acuan dalan review article ini

yaitu menelusuri internet dengan menggunakan browser Mozilla Firefox pada

situs google scholar. Kata kunci yang digunakan di antaranya adalah “Sistem

Informasi Manajemen, Kinerja, Kinerja Binsis.. Kemudian setelah itu

dilakukan screening atau penyaringan data yang gunanya untuk memilih

masalah penelitian yang sesuai dengan topic, tahun terbit dari tahun “2012

sampai dengan 2022” dan topic permasalahan. Setelah dilakukan screening

didapatkan hasil 20 jurnal yang akan dianalisis untuk mendapatkan landasan

teori yang bisa mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti. Proses

terakhir adalah kesimpulan penelitian yaitu pernyataan singkat tentang hasil

analisis deskripsi berasal dari fakta- fakta atau hubungan yang logis dan berisi

jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan masalah.

Keseluruhan jawaban hanya terfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan

jumlah jawaban disesuaikan dengan rumusan masalah yang diajukan.

(Handayani, 2017).

Tahapan dalam proses studi literature adalah sebagai berikut


Identifikasi Pertanyaan Penelitian

Mengembangkan
protokol penelitian
systematic review

Menetapkan lokasi
data-base hasil
penelitian sebagai
wilayah pencarian

Seleksi hasil-hasil
penelitian yang relevan

Pilih hasil-hasil
penelitian yang
berkualitas

Ekstraksi data dari


studi individual

Sintesis hasil dengan metode meta-analisis (kalau


memungkinkan), atau metode naratif (bila tidak
memungkinkan)

Penyajian hasil
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Arikunto (2006) menyatakan populasi adalah jumlah keseluruhan objek

yang akan diteliti. Berdasarkan pengertian tersebut populasi dalam

penelitian ini adalah jurnal jurnal yang berkaitan dengan peran sistem

informasi manajemen dalam meningkatkan kinerja Business

2. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara

yang digunakan dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel

yang sesuai dari keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2015).

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih

sampel di antara populasi sesuai dengan kehendaki peneliti (tujuan dan

masalah dalam penelitian), sehingga sampel dapat mewakili karakteristik

populasi yang telah diketahui sebelumnya (Nursalam, 2015). Berdasarkan

karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya yaitu telah

disebutkan dalam kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini :

a. Kriteria inklusi

Menurut Notoatmodjo (2010) kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-

ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat

diambil sebagai sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Jurnal yang berkaitan dengan peran sistem informasi manajemen

dalam meningkatkan kinerja Business


2) Jurnal update 10 tahun terakhir (2012 sampai dengan 2022)

b. Kriteria ekslusi

Nursalam (2015) mendefinisikan kriteria eksklusi adalah

menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria

inklusi dari studi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi dalam

penelitian ini adalah:

1) Jurnal yang tidak sesuai dengan topic penelitian.

2) Jurnal yang update dibawah tahun 2012

3. Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling. Terdapat dua syarat yang

harus dipenuhi dalam menetapkan sampel yaitu, pertama representatif

dimana sample dapat mewakili populasi yang ada dan yang kedua sampel

harus cukup banyak (Nursalam, 2015). Sugiyono (2014: ) menyebutkan

bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana,

tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

representatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 jurnal yang

berkaitan dengan peran sistem informasi manajemen dalam meningkatkan

kinerja Business
D. Teknik Analisa Data

Proses analisis data tersebut mengikuti model Analisis Data Interaktif

dari Miles, Huberman dan Saldana (2014): yaitu analisis yang dilakukan terus

menerus selama pengumpulan data dilaksanakan. Analisis ini mencakup

beberapa kegiatan yaitu menelaah data, pengelompokkan data, menemukan

apa yang penting sesuai dengan fokus penelitian dan mempelajari serta

memutuskan apa yang akan dilaporkan. Dengan demikian proses analisis data

berjalan secara simultan atau terus menerus selama proses penelitian

berlangsung. Jadi, ada proses yang berulang-ulang antara data display, data

reduction dan data collection. Miles, Huberman dan Saldana, 2014:

menggambarkan model analisis datanya sebagai berikut.

Gambar 4.1 Analisis Data Model Interaktif


Sumber: Miles, Huberman dan Saldana, (2014).

Sesuai dengan Gambar 4.1 langkah-langkah dalam analisis adalah

sebagai berikut:
1) Data Collection.

Data yang diperoleh dari hasil dokumentasi dicatat dalam catatan yang

terdiri dari dua bagian yaitu deskriptif dan reflektif. Catatan deskriptif

adalah catatan alami, yaitu catatan tentang apa yang dilihat oleh peneliti

tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti terhadap fenomena

yang dialami. Catatan reflektif adalah catatan yang berisi kesan, pendapat,

dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai, dan merupakan bahan

rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Prose dokumentasi

yang dilakukan tercatat dalam catatan lapangan menghasilkan dua bagian,

yakni deskriptif dan reflektif.

2) Kondensasi Data.

Kondensasi data merujuk pada proses memilih, menyederhanakan,

mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan data yang mendekati

keseluruhan bagian dari dokumen-dokumen, dan materi-materi empiris

lainnya sesuai fokus penelitian . Dalam kondensasi data merujuk kepada

proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksi dan

mentransformasi data yang terdapat pada catatan lapangan maupun

transkrip dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.:

a. Selecting

Menurut Miles, Huberman dan Saldana, (2014). peneliti harus

bertindak selektif, yaitu menentukan dimensi-dimensi mana yang

lebih penting, hubungan-hubungan mana yang mungkin lebih

bermakna, dan sebagai konsekuensinya, informasi apa yang dapat

dikumpulkan dan dianalisis.


b. Focusing

Miles, Huberman dan Saldana, (2014) menyatakan bahwa

memfokuskan data merupakan bentuk praanalisis. Pada tahap ini,

peneliti memfokuskan data yang berhubungan dengan rumusan

masalah penelitian. Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap seleksi

data. Peneliti hanya membatasi data yang berdasarkan rumusan

masalah.

c. Abstracting

Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses,

dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di

dalamnya. Pada tahap ini, data yang telah terkumpul dievaluasi,

khususnya yang telah terkumpul dievaluasi, khususnya yang berkaitan

dengan kualitas dan kecukupan data.

d. Simplifying dan Transforming

Data dalam penelitian ini selanjutnya disederhanakan dan

ditransformasikan dalam berbagai cara, yakni melalui seleksi yang

ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan data

dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Untuk

menyederhanakan data, peneliti menumpulkan data setiap proses dan

konteks sosial dalam tabel.

3) Penyajian Data.

Penyajian data atau display data dimaksudkan sebagai sekumpulan

informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-


penyajian, peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang

harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti

melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari

data penelitian, sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan.

4) Menarik Kesimpulan.

Penarikan kesimpulan merupakan satu kegiatan dari konfigurasi yang

utuh selama penelitian berlangsung. Sedang verivikasi merupakan selama

peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan

atau peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman sejawat untuk

mengembangkan “kesempatan intersubyektif,” dengan kata lain makna

yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan

kecocokannya (validitasnya). Dalam tahapan untuk menarik kesimpulan

dari katagori-katagori data yang telah direduksi dan disajikan untuk

selanjutnya menuju kesimpulan akhir mampu menjawab permasalahan

yang dihadapi. Tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi secara

terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded.

Dengan kata lain, setiap kesimpulan senantiasa akan selalu terus

dilakukan verivikasi selama penelitian berlangsung yang melibatkan

interpretasi peneliti.

Anda mungkin juga menyukai