Anda di halaman 1dari 30

ARTIKEL

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


“IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PADA PT PERTAMINA”
Dosen Pengampu: Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si

NAMA : RANA SALAMAH


NIM : 43218010080

STUDI PROGRAM AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019
ABSTRAK
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan bidang ilmu yang semakin berkembang
dimana setiap perusahaan dituntut untuk dapat menaikan kualitas dan juga bersaing di pasar
ekonomi saat ini. Permasalahan Implementasi Sistem Informasi Manajemen selalu menjadi
kendala dan hambatan dalam pengembangan disetiap organisasi. Indentifikasi masalah yang
ada dapat menjadi perbaikan dalam pengembangan Implementasi Sistem Informasi
Manajemen (SIM).
Makalah ini direncanakan untuk menyediakan informasi bagi masyarakat luas mengenai
konsep sistem informasi manajemen suatu perusahaan. berbagai praktek dan pilihan
dipertimbangkan untuk perencanaan dan implementasi. Implementasi Sistem Informasi
Manajemen (SIM) PT Pertamina Terkait hal ini, berbagai perusahaan memerlukan suatu
layanan atau fasilitas untuk memberikan informasi kepada setiap karyawan, manager, dan
pihak umum secara cepat dan akurat. Hal ini telah terwujud dengan baik pada PT Pertamina
sehingga saat ini menjadi salah satu perusahaan yang menguntungkan pemerintah. Hanya saja
terdapat beberapa masalah kecil yang dapat menjadi masukan untuk perbaikan sistem
informasi PT Pertamina untuk kedepannya.
PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin pesat saat ini,
membuat setiap perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan maupun jasa harus
bersaing dengan perusahaan lain agar dapat tetap eksis, berkembang, dan mampu
memenangkan daya saing. Informasi merupakan salah satu sumber daya utama yang dapat
menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Informasi yang akurat, tepat waktu, relevan, dan
lengkap dapat memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kinerja dan pertumbuhan perusahaan.

Perubahan penggunaan sistem informasi konvensional yang lebih manual kepada sistem
informasi yang otomatis di dalam perusahaan memiliki kecenderungannya akan banyak
menemui kendala. Contoh salah satu kendala adalah karyawan sebagai penggunanya (end
users) kurang mampu beradaptasi dalam menjalankan fungsi sistem informasi tersebut yang
disebabkan mereka sudah lama menggunakan sistem secara manual. Untuk mengatasi
permasalahan ini, biasanya cara yang dilakukan oleh perusahaan yaitu melakukan pelatihan
(training) kepada para karyawannya dengan cara memakai jasa pihak lain atau vendor
teknologi informasi (TI) yang sudah berpengalaman di bidangnya.

Ada beberapa cara lainnya, seperti mengadaptasi salah satu dari empat strategi atau model
konversi sistem operasi, baik strategi konversi langsung, paralel, pilot, maupun dengan
strategi bertahap. Konversi sistem adalah salah satu aspek yang menentukan keberhasilan
dalam penerapan sistem informasi yang baru. Pada tahapan konversi ini, aspek non-teknis
meliputi pendekatan, metode, strategi manajerial terkait sistem kerja dan organisasi pengguna
menjadi perhatian para pengembang di samping aspek teknis pengembangan sistem informasi
karena terlibatnya pengguna pada semua lini secara langsung. Pilihan masing-masing
perusahaan bergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan. Bisa juga karena
alasan meminimalisir resiko tapi memerlukan banyak biaya atau sebaliknya.

Dalam perusahaan proses penjualan merupakan proses yang sangat penting bagi perusahaan
dalam meningkatkan pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan informasi yang
dapat mendukung pengambilan keputusan bagi manajemen. Penerapan komputer dan sebuah
sistem informasi penjualan menjadi suatu solusi karena dapat mendukung kinerja dalam
bagian-bagian yang berhubungan dengan penjualan serta mendukung pengambilan keputusan
bagi pihak manajerial untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem informasi penjualan
berbasis komputer dalam penyajian informasi penjualan yang diperlukan dapat langsung
disajikan baik pada layout layar monitor maupun media cetak. Sistem informasi penjualan
berbasis komputer ini dapat mengolah data lebih cepat dan pelayanan yang diberikan dapat
lebih baik melalui perangkat otomatisasi yang tersedia, selain itu kebutuhan akan informasi
penjualan dapat disajikan secara cepat dan tepat waktu dengan adanya penyimpanan data
secara elektronik yang mudah untuk di akses oleh pengguna sistem. Sistem informasi
penjualan yang dijalankan dengan baik dalam suatu perusahaan maka akan sangat membantu
dalam mendukung aktivitas penjualan dalam perusahaan..
LITERATUR TEORI

Fungsi Sistem Informasi Manajemen

1. Mempermudah pihak manajemen untuk melakukan suatu perencanaan, pengawasan,


pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua departemen yang mempunyai
hubungan komando atau koordinasi dengannya.
2. Untuk meningkatkan sebuah efisiensi dan efektifitas data yang tersaji akurat dan tepat
waktu.
3. Untuk meningkatkan suatu produktifitas dan penghematan biaya dalam suatu
organisasi.
4. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena unit sistem kerja yang
terkoordinir dan sistematis.

Tujuan Umum

Memahami konsep dasar SIM serta mempunyai gambaran umum mengenai perananan SIM
dalam kegiatan manajemen.

Tujuan Khusus

Agar mampu :

a. memahami konsep dasar SIM

b. mengenal unsur penting SIM

c. mengenal elemen operasional SIM

d. memahami peranan SIM dalam dalam konteks fungsi organisasi dan aktifitas

manajemen.

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

1). Sistem
( Robert G. Murdick, Sistem Informasi untuk Manajemen Modern hal.6 ) menyatakan
bahwa Sistem dapat dijelaskan dengan sederhana sebagai seperangkat elemen yang
digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama.

2). Informasi

            ( Robert G. Murdick, Sistem Informasi untuk Manajmen Modern, hal. 6 ), data
harus dibedakan dari informasi, dan perbedaan ini jelas serta penting untuk maksud kita. Data
adalah fakta dan angka yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, dan biasanya
berbentuk catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil
kembali untuk pengambilan keputusan. Sebagai contoh dapat berupa sebuah dokumen
penunjang, buku besar, dan sebagainya yang terdiri dari material sumber untuk perhitungan
rugi laba. Materi serupa itu hanya merupakan perhatian historis bagi auditor luar.

            ( Robert G. Murdick, Sistem Informasi untuk Manajemen Modern, hal.6 ),


menyatakan bahwa Informasi terdiri dari data yang telah diambil kembali, diolah, atau
sebaliknya digunakan untuk tujuan informatif atau kesimpulan, argumentasi, atau sebagai
dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan. Suatu contoh disini dapat juga berupa
sebuah dokumen penunjang yang telah disebutkan, tetapi dalam hal ini data dapat digunakan
oleh auditor intern, departemen pelayanan manajemen dari auditor luar, atau manajemen
intern untuk perencanaan keuntungan dan pengendalian atau untuk tujuan pengambilan
keputusan lainnya.

3). Manajemen

            Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan menyatakan Manajmen adalah ilmu dan seni


mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

            Andrew F. Sikula menyatakan bahwa Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan


aktifitas-aktifitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,
pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi
dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.

            G.R. Terry menyatakan bahwa Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang dilakukan  untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

            Harold Koontz dan Cyril O’Donnel menyatakan bahwa Manajemen adalah usaha


mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan. Dengan demikian manajer mengadakan
koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan, dan pengendalian.

            Jadi dapat disimpulkan dari pendapat-pendapat para ahli diatas bahwa kegiatan
Manajemen meliputi 4 Fungsi yaitu POAC ( Planning, Organizing, Actuating, and
Controlling )

4). Sistem Informasi Manajemen

            ( Robert G. Murdick, Sistem Informasi Uuntuk Mnaajemen Modern,


hal.16 ) Sistem informasi manajemen adalah suatu kelompok orang, seperangkat pedoman
dan petunjuk, peralatan pengolah data ( seperangkat elemen ) memilih, menyimpan,
mengolah dan mengambil kembali data ( mengoperasikan data dan barang ) untuk
mengurangi ketidakpastian pada pengambilan keputusan ( mencari tujuan bersama ) dengan
menghasilkan informasi untuk manajer pada waktu mereka dapat menggunakannya dengan
paling efisian ( menghasilkan informasi menurut waktu rujukan ).

            Gordon B. Davis mengemukakan beberapa-beberapa istilah mengenai sistem


informasi manajemen ( Management Information System ) seperti sistem informasi /
keputusan dan sistem informasi. Dalam beberapa buku disebut Sistem Informasi bagi
pimpinan, dan sebagainya. Walaupun demikian, dari beberapa pengertian dapat ditarik suatu
pengertian bahwa didalam Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) terkandung pengertian
sistem pengolahan informasi dalam  menunjang pelaksanaan manajemen.

            Beberapa pendapat tentang SIM dikemukakan oleh Burt Scanland dan J. Bernard


Eys menyatakan bahwa SIM merupakan suatu sistem formal mengenai hal melaporkan,
menggolongkan, dan menyebarkan informasi kepada orang-orang yang tepat dalam suatu
organisasi.

            The Laing Gie berpendapat bahwa SIM sebagai jalinan hubungan dan lalu lintas
keterangan dalam suatu organisasi melalui proses pengumpulan, pengolahan, pemahaman,
dan penyebaran kepada pejabat yang berkepentingan.
            Dalam Encyclopedia Of Management disebutkan bahwa SIM merupakan suatu
proses pendekatan yang direncanakan dan disusun untuk memberikan bantuan kepada
pimpinan dalam proses Manajerial.

            Dari beberapa pengertian SIM diatas dapat disimpulkan bahwa SIM merupakan
jaringan prosedur penngolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan
bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan
keputusan dalam rangka mencapai tujuan. Data-data tersebut diolah untuk menjadi sebuah
informasi.

Sistem informasi manajemen mempunyai pengertian sebagai suatu metode formal untuk


menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen, yang diperlukan untuk
mempermudah proses pengambilan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi
perencanaan, pengendalian dan operasional organisasi yang bersangkutan dapat dilakukan
secara efektif. (Stoner JAF., 1991)

Piramida Sistem Informasi Manajemen


Menurut McLeod, sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai
membentuk suatu entitas organisasi formal perusahaan atau subunit dibawahnya. Informasi
menjelaskan perusahaan mengenai apa yang telah terjadi dimasa lalu, apa yang sedang terjadi
sekarang dan apa yang mungkin terjadi dimasa datang. Informasi tersedia dalam bentuk
laporan periodik, laporan kusus, dan output dari model matematika. Informasi digunakan oleh
manajer atau non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk
memecahkan masalah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah Sistem informasi


yang mampu memberikan informasi yang canggih dan cepat kepada seluruh bagian
untuk memanage suatu organisasi agar tetap eksis. Kecenderungan utama dalam sistem
informasi adalah kearah pengembangan kemampuan yang dimaksudkan untuk menampung
penyesuaian terhadap perubahan organisasi yang cepat. Oleh sebab itu pimpinan harus
membuat keputusan dengan cepat, dan terutama memperpendek waktu antara munculnya
masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.

5) Pokok-pokok sebuah SIM

            Menurut Gordon B.Davis ( Sistem Informasi Manajemen, hal. 15 ) Sebuah sistem


informasi manajemen mengandung elemen-elemen fisik sebagai berikut :

1.    Perangkat keras komputer

2.    Perangkat lunak

a)    Perangkat lunak sistem umum

b)    Perangkat lunak terapan umum

c)    Program apikasi

3.    Data base ( data yang tersimpan dalam media penyimpanan komputer )

4.    Prosedur

5.    Petugas pengoperasian
6) Tinjauan Tentang Sistem Informasi Manajemen

Menurut Asep Jalaludin, S.T., M.M ( Modul Sistem Infomasi Manajemen, SIM-sevz@2007


12 ).

Sistem informasi manajemen dapat dijelaskan dengan memberikan penjelasan yang


didasarkan pada tiga macam tinjauan yaitu berdasarkan komponen fisik, fungsi pengolahan,
dan fungsi keluaran. Berdasarkan komponen fisik penyusunnya, Sistem Informasi
Manajemen dapat terdiri atas komponen:

a) Perangkat keras (hard ware)

b) Perangkat lunak (soft ware)

c) Berkas (file)

d) Procedure (prosedur)

e) Manusia (brain ware)

Hubungan kelima komponen ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Sistem Informasi Manajemen mempunyai tugas utama melakukan transformasi

data menjadi informasi. Hal ini berarti Sistem Informasi Manajemen bertugas

menerima data masukan, mengolah data masukan,dan menghasilkan keluaran

berupa informasi.

Berdasarkan fungsi pengolahan Sistem Informasi Manajemen terdiri atas:

a) Mengolah transaksi

b) Memelihara file historis

c) Menghasilkan keluaran
d) Interaksi user-pengolah

Berdasarkan fungsi keluaran, Sistem Informasi Manajemen dapat menghasilkan keluaran


berikut:

a) Dokumen transaksi

b) Laporan terjadwal/rutin

c) Jawaban atas pertanyaan terjadwal

d) Laporan tidak terjadwal

e) Jawaban atas pertanyaan tidak terjadwal

f) Dialog user-machine

7) Unsur Pengolahan Data

Menurut Asep Jalaludin, S.T., M.M ( Modul Sistem Infomasi Manajemen, SIM-sevz@2007


12 ).

Pengolahan data adalah serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai
tujuan. Proses pengolahan data dapat meliputi sebagian atau seluruh unsur pengolahan data
berikut:

(1) Pengumpulan data ( data capturing)

(2) Pembacaan (reading)

(3) Pemeriksaan (verifying)

(4) Perekaman (recording)

(5) Penggolongan (classifying)


(6) Pengurutan (sorting)

(7) Peringkasan (sumarizing)

(8) Perhitungan (calculating)

(9) Perbandingan (comparing)

(10) Pemindahan (transmiting)

(11) Penampilan kembali (retrieving)

(12) Penggandaan (reproduction)

(13) Penyebarluasan (distribution)

8) Unsur Penting agar SIM Efektif

Menurut Asep Jalaludin, S.T., M.M ( Modul Sistem Infomasi Manajemen, SIM-sevz@2007


12 ).

Agar Sistem Informasi Manajemen dalam suatu organisasi dapat beroperasi secara efektif,
maka perlu diperhatikan tentang beberapa unsur penting berikut:

a) Data yang dibutuhkan

b) Kapan data dibutuhkan

c) Siapa yang membutuhkan

d) Dimana data dibutuhkan

e) Dalam bentuk apa data dibutuhkan

f) Prioritas yang diberikan dari bermacam data


g) Prosedur/mekanisme yang digunakan untuk memproses data

h) Bagaimana pengaturan umpan balik

9) CBIS ( Computer Based Information System )

Menurut Asep Jalaludin, S.T., M.M ( Modul Sistem Infomasi Manajemen, SIM-sevz@2007


12 ).

            Fundamental Komputer Sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan


komputer, maka Sistem Informasi Manajemen yang dikembangkan pada saat ini hampir
semuanya telah memanfaatkan teknologi komputer sebagai pemegang peran utama dalam
pengolahan data. Keadaan seperti ini dikenal dengan istilah Computer Based Information
System/CBIS.  Terdapat empat generasi bahasa (4 generation language/4GL)dalam CBIS
yaitu:

a) Bahasa mesin (machine language)

b) Bahasa rakitan (assembly language)

c) Bahasa pemrograman (programming language)

d) Bahasa Query (query language)

9.1) Kecenderungan menuju End-User Computing

            Menurut Raymond McLeod, Jr ( Sistem Informasi Manajemen, hal. 21 ) pada akhir


1970-an dimulai suatu kecenderungan yang berpengaruh besar pada penggunaan komputer.
Kecenderungan ini adalah meningkatnya minat pemakai dalam mengembangkan aplikasi
komputer mereka sendiri. Nama yang diberikan untuk situasi ini adalah end-user
Computing. End user sinonim dengan pemakai; menggunakan produk akhir suatu sistem
berbasis komputer. Jadi, End User Computing ( EUC ) adalah pengembangan seluruh atau
sebagian sistem berbasis komputer oleh para pemakai.
            Apa yang mendorong End-user Computing?

End-user computing berkembang karena pengaruh utama :

1.    Meningkatnya pengetahuan tentang komputer

2.    Antrian jasa informasi

3.    Perangkat keras yang murah

4.    Perangkat lunak jadi

Gabungan keempat pengaruh ini merupakan penyebab meluasnya end-user computing.

II.II PERANAN SIM DALAM KEGIATAN MANAJEMEN

Menurut Asep Jalaludin, S.T., M.M ( Modul Sistem Infomasi Manajemen, SIM-sevz@2007


12 ).

Aplikasi SIM dikembangkan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan informasi setiap unit


fungsional pada semua tingkatan kegiatan manajemen.

Isi informasi yang dibutuhkan tergantung pada fungsi masing-masing unit fungsional yang
ada. Sedangkan ciri informasi yang dibutuhkan tergantung pada jenis pembuatan keputusan
yang mempunyai perbedaan tergantung pada tingkatan kegiatan manajemen. Dengan
demikian suatu SIM harus mampu memberikan dukungan pada proses-proses perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan.

1) Dukungan SIM pada Proses Perencanaan

Proses perencanaan akan memerlukan suatu model perencanaan, data masukan,dan


manipulasi model untuk menghasilkan keluaran berupa suatu rencana Dukungan SIM pada
proses perencanaan. Kebutuhan Dukungan Sistem Informasi Model perencanaan,Dukungan
analitik dalam pengembangan struktur dan persamaan model.
Data historis untuk analisis hubungan, perkiraan dan perencanaan Suatu penggerak model
perencanaan untuk dijalankan pada suatu komputer.

Data masukan,Data historis ditambah analisis dan manipulasi data untuk

membangkitkan data masukan yang berdasarkan data historis.

Manipulasi model,Penggunaan komputer untuk menjalankan suatu model. Manipulasi data


lainnya berdasarkan teknik peramalan dan ekstrapolasi. SIM yang baik akan mampu
menyediakan data dan kemampuan analisis perhitungan data-data.Kemampuan manipulasi
model merupakan hal penting, hal ini akan memungkinkan penggunaan model dalam suatu
simulasi.

Teknik analisis data historis yang dapat digunakan untuk proses perencanaan

antara lain:

a) Teknik kecenderungan waktu atau tingkat pertumbuhan

b) Teknik penghalusan data

c) Analisis musiman

d) Analisis korelasi

e) Analisis korelasi secara otomatis (auto correlaton analysis)

f) Analisis penyebaran

2) Dukungan Sistem Informasi pada Proses Pengendalian

Pengendalian terdiri atas kegiatan-kegiatan yang memungkinkan dilaksanakan sesuai dengan


rencana yang telah ditetapkan. pengendalian diperlukan suatu ukuran prestasi yang
didasarkan pada pengalaman manusia. Prestasi dinyatakan menurut ukuran sebagai berikut:

a) Unit masukan
b) Kegiatan

c) Keluaran yang dihasilkan

Dukungan SIM pada proses pengendalian adalah dimulai dengan model

perencanaan. Dukungan yang diberikan mencakup hal-hal sebagai berikut:

a) Analisis perbedaan prestasi dengan standar prestasi

b) Analisis lain yang membantu dalam pemahaman perbedaan

c) Arah tindakan yang akan memperbaiki prestasi pada masa mendatang

Dukungan lain dari SIM dalam proses pengendalian adalah monitor yang terus

menerus dari prestasi, bukan hanya pelaporan periodik saja.


PEMBAHASAN

Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya
yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi
semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis
yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya
dengan munculnya peraturan dari pemerintah.

Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus
membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan
munculnya pemecahan yang memadai. Sistem informasi manajemen SIM bukan sistem
informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan
secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi
akan selalu ada di luar sistem komputer.

Mengingat begitu pentingnya peranan dari manajeman sistem informasi, maka sudah
sewajarnya semua kegiatan perusahaan menerapkan manajemen sistem informasi demi
efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan dalam mencapai target perusahaannya. Kita bisa
membandingkan, tingkat efektifitas kinerja perusahaan antara 2 perusahaan antara yang
menggunakan manajemen sistem informasi dengan perusahaan yang masih menganut sistem
kontemporer / konservatif. Makalah ini menyajikan studi kasus tentang penerapan
manajeman sistem informasi pada PT Pertamina yang penulis himpun dari berbagai sumber.

Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi
minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya
berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya saing
yang tinggi di dalam era globalisasi. PT Pertamina Dengan pengalaman lebih dari 55 tahun,
Pertamina semakin percaya diri untuk berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya secara
profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai
hilir.Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga merupakan suatu hal yang menjadi
komitmen Pertamina,agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia.

Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan usaha minyak dan gas
bumi di sektor hulu hingga hilir. Pada saat itu penyelenggaraan negara mulai berjalan normal
seusai perang mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mulai
menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, di antaranya dari minyak dan gas.
Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan Belanda terlihat tidak
terkendali dan penuh dengan sengketa.

Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERMINA sebagai tindak


lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa pihak yang berhak melakukan eksplorasi minyak
dan gas di Indonesia adalah negara. Melalui satu Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan
Presiden pada 20 Agustus 1968, PN PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung
dengan PN PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga, modal
dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Pertamina).Seiring dengan waktu,
menghadapi dinamika perubahan di industri minyak dan gas nasional maupun global,
Pemerintah menerapkan Undang-Undang No. 22/2001. Paska penerapan tersebut, Pertamina
memiliki kedudukan yang sama dengan perusahaan minyak lainnya.

Pada 17 September 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina (Persero)


berdasarkan PP No. 31/2003. Undang-Undang tersebut antara lain juga mengharuskan
pemisahan antara kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu. Bisnis sektor hulu Pertamina
yang dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di
bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung
kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut, Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi dan
pengeboran, serta aktivitas lainnya yang terdiri atas pengembangan energi panas bumi
dan Coal Bed Methane (CBM).

Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi baik secara
independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama
Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract(TAC),
Indonesia Participating/Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi
Bersama (BOB).

Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya dilakukan di dalam
negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah menyediakan 10.000 Mega Watt
(MW) listrik tahap kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal
dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program diversifikasi sumber
energi serta peningkatan pasokan gas nasional pemerintah. Potensi cadangan gas metana
Indonesia yang besar dikelola secara serius yang dimana saat ini Pertamina telah memiliki
6 Production Sharing Contract (PSC)-CBM.
Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga
produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian
produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU IV
(Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong).

Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit Kilang
LNG Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar
minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar
dan Non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool,
serta Liquefied Natural Gas(LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk
lainnya.

  4.2    Sistem Informasi yang Digunakan oleh PT. Pertamina

PT. Pertamina menggunakan berbagai sistem informasi untuk menunjang operasi bisnis.
Salah satu sistem informasi yang digunakan adalah dalam procurement
sysytem. Procurement systemadalah proses pemilihan sumber, pemesanan, dan perolehan
barang dan jasa. Barang dan jasa ini biasanya diperoleh dari sumber luar.

Dalam menjalankan procurement system ini, PT. Pertamina menggunakan bantuan program


MySAP dan eProc dalam memilih vendor terbaik. Tahap-tahap dalam procurement system ini
adalah sebagai berikut:

1.      Penentuan kebutuhan

2.      Penentuan sumber pemenuhan kebutuhan

3.      Pemilihan vendor

4.      Pemrosesan Purchasing Order (PO)

5.      Pemantauan Purchasing Order (PO)

6.      Penerimaan produk

7.      Verifikasi invoice

8.      Proses pembayaran
4.3    Komponen Sistem Informasi

4.3.1   Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia yang digunakan oleh PT. Pertamina untuk memakai dan menjalankan
sistem informasi terdiri dari user dan spesialis. Users  (unit procurement) adalah semua orang
yang menggunakan sistem informasi tersebut. Sedangkan spesialis (teknisi dan supervisor)
adalah orang-orang yang mempunyai keahlian dalam menggunakan sistem tersebut. Dalam
setiap aktivitas sistem informasi, sumberdaya spesialis dan users terlibat.

4.3.2   Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang digunakan dalam procurement system pada PT Pertamina adalah


sebagai berikut:

1.      PC Work Stasion

2.      Server

3.      LAN

4.      Printer

 4.3.3   Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang digunakan dalam procurement system adalah sebagai berikut:

1.      MySAP

2.      Web P2P

3.      eProc
4.3.4   Sumber Data

Sumber data dalam procurement system PT. Pertamina adalah sebagai berikut:

1.      Purchase Requisition (PR)

Purchase requisition adalah pembelian berbagai kebutuhan, baik dari PT. Pertamina maupun
pelanggan.

2.      Vendor quotation

Vendor quotation adalah suatu tawaran dari vendor mengenai penyediaan material dan jasa
seperti yang diminta dalam RFQ, juga berisikan persyaratan-persyaratan tertentu (termasuk
harga).

3.      Request for Quotation (RFQ)

RFQ adalah dokumen yang dibuat untuk tujuan meminta penawaran harga dari vendor untuk
spesifik material/service.

4.      Purchase Order (PO)

4.3.5   Produk Informasi

Produk informasi yang dihasilkan dari procurement system adalah data vendor


quotation dalam SAP, maintain RFQ di dalam sistem MySAP untuk vendor pemenang,
vendor terpilih untuk proses procurement, surat penolakan pada vendor yang tidak sesuai,
referensi vendor di masa datang, dan pencetakan purchase order.

4.4    Aktivitas Sistem Informasi

4.4.1   Input

Mesin yang digunakan dalam proses input adalah PC Work Station, server, dan LAN,
sedangkan program yang digunakan adalah MySAP dan Web P2P. Sumberdaya manusia
yang terlibat dalam proses input terdiri atas spesialis (teknisi dan supervisor)
dan user (unit procurement). Sumber data yang digunakan berasal dari purchase
requisition dan vendor quotation. Produk informasi yang dihasilkan dari proses input adalah
data vendor quotation berbagai vendor yang sudah masuk ke dalam SAP.

4.4.2   Proses

Mesin yang digunakan dalam tahap proses adalah PC Work Station, server, dan LAN,
sedangkan program yang digunakan adalah MySAP dan eProc. Sumberdaya manusia yang
terlibat dalam tahap proses terdiri atas spesialis (teknisi dan supervisor)
dan user (unit procurement). Sumber data yang digunakan berasal dari vendor
quotation dan request for quotation (RFQ). Produk informasi yang dihasilkan dari tahap ini
adalah maintain RFQ di dalam sistem MySAP untuk vendor pemenang.

4.4.3   Output

Mesin yang digunakan dalam tahap output adalah PC Work Station, server, dan LAN,
sedangkan program yang digunakan adalah MySAP, Web P2P, dan eProc. Sumberdaya
manusia yang terlibat dalam proses output terdiri atas spesialis (teknisi dan supervisor)
dan user (unit procurement). Sumber data yang digunakan berasal dari vendor
quotation dan request for quotation (RFQ). Produk informasi yang dihasilkan dari proses
output adalah terpilihnya vendor yang memiliki penawaran terbaik dan surat penolakan pada
vendor yang tidak sesuai.
4.4.4   Penyimpanan

Mesin yang digunakan dalam tahap penyimpanan adalah PC Work Station, server, dan LAN,
sedangkan program yang digunakan adalah MySAP, Web P2P, dan eProc. Sumberdaya
manusia yang terlibat dalam proses penyimpanan terdiri atas spesialis (teknisi dan supervisor)
dan user(unit procurement). Sumber data yang digunakan berasal dari vendor quotation.
Produk informasi yang dihasilkan dari proses penyimpanan adalah  referensi vendor di masa
datang.

4.4.5   Pengendalian

Mesin yang digunakan dalam tahap pengendalian adalah PC Work Station, server, dan LAN,
sedangkan program yang digunakan adalah MySAP, Web P2P, dan eProc. Sumberdaya
manusia yang terlibat dalam proses pengendalian terdiri atas spesialis (teknisi dan supervisor)
dan user(unit procurement). Sumber data yang digunakan berasal dari purchase order.
Produk informasi yang dihasilkan dari proses pengendalian adalah release PO, pencetakan
PO, dan pemberian PO kepada vendor.

4.5    Tipe Sistem Informasi

4.5.1          Operation Support System

1.      Transaction processing system

TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses
data transaksi bisnis rutin. TPS yang dilakukan pada PT. Pertamina adalah berupa pencatatan
transaksi penjualan kepada konsumen dan pembelian material (procurement system) serta
pencatatan inventory. Berikut disajikan bagan  procurement system di PT. Pertamina.
Procurement system ini dimulai dengan pemenuhan kebutuhan yang didasarkan pada
permintaan dari pelanggan dan permintaan dari Pertamina sendiri. Setelah kebutuhan
ditentukan, maka selanjutnya ditentukan sumber pemenuhan kebutuhan. Lalu, untuk
mengidentifikasi vendor, maka dapat menggunakan sistem dan data dari pembelian
sebelumnya. Setelah vendornya dipilih, maka dibuat Purchase Order. Purchase Order (PO)
mengidentifikasikan vendor, dan mengkonfirmasikan produk dan jasa yang dipesan, jumlah
yang dibutuhkan, dan harga yang disetujui. Setelah Purchase Order dibuat dan dikirim ke
vendor, suplier mengantarkan produk tersebut ke Pertamina. Oleh karena itu, langkah
berikutnya dalam proses procurement adalah
memasukkan GoodsReceipt. Goods Receipt dilakukan saat produk diterima dalam gudang
Pertamina.Penerimaan produk dapat diposting ke dalam SAP
menggunakan InventoryManagement. Untuk pembayaran pembelian material tersebut, sistem
akan  mencatatkan transaksi General Ledger.

2.      Process Control System

PCS merupakan sistem yang membantu organisasi dalam hal evaluasi dan kontrol. Pada PT.
Pertamina terutama dalam Procurement Process sistem ini digunakan untuk pemantauan
order pembelian material. Purchase Order dapat diubah bahkan dibatalkan dalam
tahap monitoring ini. Selain itu, PCS juga digunakan untuk verifikasi invoice yang diterima
pada procurement melalui komponen logistics invoice verification. Verifikasi berguna untuk
memeriksa keakuratan invoicetersebut. Sistem melakukan tiga cara pencocokan akuntansi
pada invoice, yaitu Purchase Order, Goods Receipt dan Invoice.

3.      Enterprise Collaboration System

ECS adalah sistem informasi yang membantu organisasi dalam hal komunikasi. PT.
Pertamina menggunakan sistem ini untuk bisa terhubung antar pihak internal perusahaan dan
terhubung dengan pihak luar seperti dengan pemasok (vendor) dan pembeli termasuk dalam
hal negosiasi.

4.5.2  Management Support System


1.      Management information system

MIS adalah suatu aplikasi Sistem Informasi yang menyediakan laporan informasi terpadu
bagi pihak manajemen. MIS yang dilakukan pada PT. Pertamina adalah berupa pelaporan
informasi penting seperti neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Dalam hal transaksi
pembelian material, maka ada pelaporan mengenai kecocokan antara purchase order, goods
receipt dan invoice.

2.      Decision support system

DSS menekankan pada fungsi pendukung pembuat keputusan. DCS digunakan oleh PT.
Pertamina pada Procurement Process dalam hal  menyeleksi vendor untuk pembelian
material dan menentukan jumlah barang yang dipesan.

3.      Executive information system

PT. Pertamina menggunakan sistem informasi ini untuk membantu top


management mengakses ringkasan dan grafik tertulis mengenai elemen kunci kinerja
organisasi dan mengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

4.6 Identifikasi Permasalahan Sistem Informasi Procurement PT. Pertamina

Kontrol secara terdistribusi di unit-unit di Pertamina telah memunculkan beragam  isu


fundamental ERP:

1. SDM, isu-isu fundamental pada sumber daya manusia:

A.Terbatasnya sumber daya yang terampil dan kompeten sehingga sulit memberikan    

     solusi bagi unit dan pusat.

B.Tidak semua user memahami SAP dengan baik.


C.User belum menggunakan sistem dengan tertib.

D.User terlibat dalam proses data sehingga kurang fokus pada bisnis inti.

E.Pelatihan belum dilakukan dengan optimal.

2. Proses dan Change Management, isu-isu fundamental pada proses dan change

    management antara lain:

A.Tidak adanya standardisasi proses

B.Perubahan yang dilakukan satu unit mengakibatkan masalah lebih rumit

C.Tidak adanya kepatuhan terhadap proses

D.SOP diinterpretasikan berbeda-beda tanpa kendali

3. Sistem, isu-isu fundamental pada sistem antara lain:

A.Lemahnya kontrol atas proses transaksi sampai tutup buku

B.Komitmen yang lemah karena kontrol tersebar

C.Tidak maksimalnya pemanfaatan fungsi-fungsi dan user ID SAP

D.Sulitnya kontrol terhadap user yang tidak tertib

Selain itu, desentralisasi juga telah menimbulkan deviasi proses yang signifikan dan tidak
adanya standarisasi proses. Ketidakmampuan menerapkan standar menimbulkan adanya
fleknilitas yang tinggi bagi user untuk melakukan deviasi dari berbagai SOP yang ada. Pada
berbagai proses procurement, terdapat isu-isu fundamental yang terjadi, yakni meliputi:

1.      Proses purchase requisition (PR) memiliki isu PR tidak selalu dibuat sebagaimana  

ditetapkan dalam SOP.

2.      Proses RFQ/quotation memiliki isu antara lain penunjukkan langsung dan tidak

menggunakan service master.

3.   Proses penerbitan purchase order (PO) memiliki isu pembuatan PO tanpa PR.

4.   Proses goods receipt memiliki isu tidak tepat waktu.

5.   Proses invoice verification memiliki isu banyak ditemukan kesalahan pada invoice.

6.   Proses accounts payable memiliki isu direct FI posting untuk item-item kecil dan sundry  

      (tanpa PR/PO)

SISTEM-SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PT. PERTAMINA :

1.SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI PT.PERTAMINA

Sistem akuntansi PT. PERTAMINA menggunakan sebuah sistem informasi berbasis


ERP ( Enterprise Resource Planning ) dari SAP R/3 ke generasi mySAP sistem yang dapat
menjadi sebuah alatperubahan dari sistem manual dalam hal pencatatan ke sistem
komputerasi yang terintegrasi dan real time.

2. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PERTAMINA

Pertamina memanfaatkan e-Procurement terdapat salah satu proses yang disebut e-


Auction. Pertamina mendahulukan bagian ini. Aplikasi e- Auction pertamina serta teknologi
dikembangkan oleh Divisi Sistem Bisnis dan Teknologi Informasi (SBTI).

3. SISTEM INFORMASI SPBU PT.PERTAMINA


Sistem Informasi SPBU suatu sistem software yang akan membantu proses
operasional dengan menerapkan tertib administrasi pada Pompa SPBU yang ketat Pencatatan
dari data customer,stok minyak, deposit di pertamina, Kupon Customer dan lain lain.

4. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMASARAN PT. PERTAMINA

Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan
Niaga yangmenangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga.

5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SDM PT. PERTAMINA

Perusahaan telah mengembangkan sistem dan program manajemen karir berdasarkan


kemampuan dan kinerja (merit system). Program dan sistem tersebut diharapkan dapat
meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam pengembangan karir pekerja Pertamina
dimasa mendatang.

2.Komponen Sistem Informasi :

 Sumber Daya Manusia


 Perangkat Keras (Hardware)
 Perangkat Lunak (Software)
 Sumber Data
 Produk Informasi

3.. Tipe Sistem Informasi :

1. Operation Support System :

 Transaction processing system


 Process Control System
 Enterprise Collaboration System

2. Management Support System :

 Management Information System


 Decision Support System
 Executive Information System
KESIMPULAN

1. Penerapan implementasi sistem informasi di PT Pertamina membawa manfaat yang


sangat baik sebagai penunjang keberhasilan perusahaan dalam rangka efisiensi dan efektifitas
kinerja perusahaan.

2. Memberikan informasi yang lebih akurat sehingga perusahaan PT Pertamina bisa


memperkirakan dan membidik target pasar agar tepat dalam perencanaannya.

3. Memberikan nilai yang inovatif dan kreatif dalam menciptakan produk baru dan tentu
saja akan menumbuhkan minat konsumen dalam membeli produk-produk terbaru dari PT
Pertamina.

4. Implementasi sistem informasi pada PT Pertamina membuat perusahaan tersebut dapat


bersaing dengan perusahaan dari luar sekali pun.

Pada Pertamina Teknologi informasi sangat luas cakupannya, dari mulai yang menggunakan
audio, media visual sampai media audio visual, ke depannya Pertamina harus memiliki
Management Information System (MIS) yang canggih untuk percepatan arus data dan
informasi sehingga perusahaan memiliki bahan yang cukup untuk kegiatan operasional dan
pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M. (2018). Pengantar Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi


Manajemen. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana

(https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/sistem-informasi-manajemen.html) Di akses
oleh Rana Salamah Tanggal 8 September2019.

(https://prezi.com/sge1kpt7sh-o/sistem-informasi-akuntansi-pt-pln/) Di akses oleh Rana


Salamah Tanggal 8 September2019.

(http://www.bumn.go.id/pertamina/halaman/47) Di akses oleh Rana Salamah tanggal 8


September 2019.

(http://sisteminformasimanajemensim.blogspot.com/p/kajian-teori.html) Di akses oleh Rana


Salamah Tanggal 8 September2019.

(http://www.pertamina.com/company-profile/sejarah-pertamina/) Di akses oleh Rana


Salamah Tanggal 8 September2019.

Rina Farida, 2012. http://rinafarida-rina.blogspot.co.id/2012/03/sistem-informasi-


manajemen-pt-pertamina.html

Bima Wahyu Widodo, 2014. http://bima51.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/03/25/penerapan-


sistem-informasi- manajemen-di-pertamina/

Septia Lutfi, 2015. http://sim-septialutfi-11140229-asmannisa.blogspot.co.id/2015/10/peran-


sim-dalam-pt-pertamina.html

Anda mungkin juga menyukai