Anda di halaman 1dari 2

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Metode peramalan yang paling sesuai berdasarkan atas tingkat keakuratan
yang diukur dengan metode MAD, MSE, dan juga validasi Tracking
Signal untuk produk CC1, CCBB, dan HC adalah metode peramalan
Seasonal Additive dengan penghalusan Center Moving Average.
2. Metode yang paling sesuai dalam perencanaan agregat berdasarkan atas
biaya terkecil yang diperlukan adalah dengan menggunakan perencanaan
agregat metode Chase (Zero Inventory). Hal ini berpengaruh kepada
jumlah produksi MPS pada produk CC1 sebanyak 7 periode, CCBB
sebanyak 9 periode, dan HC1 sebanyak 3 periode.
3. Total biaya terkecil yang dapat dicapai untuk penghitungan persediaan
adalah dengan menggunakan metode Lot for Lot, dengan besar biaya
untuk produk CC1, CCBB, dan HC1 secara berurutan adalah Rp
1,954,023,750.00 ; Rp 3,165,275,575.00 ; Rp 1,272,430,175.00

5.2 Saran
1. Dalam melakukan peramalan penjualan, PT Diva Mitra Bogatama
sebaiknya menggunakan metode Seasonal Additive untuk dapat
mengakomodir pola penjualan produk yang bersifat Seasonal dengan
kecenderungan pola trend naik, sehingga didapatkan hasil perkiraan
peramalan yang tepat dan optimal untuk dapat diantisipasi secara tingkat
produksi bagi departemen Production. Hasil perkiraan yang tepat juga
dapat digunakan oleh departemen pemasaran untuk mengetahui target
yang harus dicapai dan daya saing perusahaan jika dibandingkan dengan
produk sejenis dari kompetitor. Dengan pengetahuan atas perkiraan
permintaan yang semakin tepat maka perusahaan dapat mendasari strategi
persaingannya dengan lebih akurat dalam menghadapi persaingan pasar.
2. Dalam proses perencanaan agregat, PT Diva Mitra Bogatama dapat
menggunakan buruh harian dengan jumlah yang disesuaikan dengan
kebutuhan produksi yang dimiliki, sehingga dapat dicapai hasil produksi

71
72

dengan tingkat persediaan dan biaya tenaga kerja yang seminim mungkin.
Namun, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor dari rasa
keamanan (self security) yang dirasakan oleh buruh/ pekerja yang
ditimbulkan oleh sistem rekrut dan pemecatan yang kerap dilakukan
perusahaan, karena dengan sistem seperti ini maka dapat menimbulkan
keengganan bagi buruh/ pekerja untuk loyal pada perusahaan dan hal ini
dapat memberikan kesulitan bagi departemen SDM untuk mendapatkan
tenaga kerja yang dibutuhkan dalam koordinasinya dengan departemen
produksi untuk mengakomodir tuntutan tenaga kerja produksi yang
dibutuhkan.
3. Metode yang diterapkan dalam pengendalian persediaan sebaiknya
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan PPIC dari produk tersebut,
sehingga dapat diperoleh tingkat pengendalian persediaan yang sesuai
oleh departemen PPIC dan Production dengan biaya yang seminim
mungkin. Pengaplikasian tahapan PPIC yang baik oleh departemen
Perencanaan dan Produksi akan mampu meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya dan operasional perusahaan, dampak langsung
dari hal ini adalah penghematan dan efisiensi biaya operasional sehingga
perusahaan dapat menjaga daya saingnya dari segi harga yang kompetitif.
Perbaikan dari segi Quality Control dan Quality Assurance juga layak
dipertimbangkan oleh perusahaan sebagai upaya untuk mengurangi
tingkat kerusakan persediaan, serta menjaga kualitas dan kepercayaan
konsumen. Hal ini menjadi penting untuk menjadi pertimbangan
perusahaan dikarenakan proporsi 49.20% faktor kerusakan produk dipicu
oleh faktor-faktor dalam lingkungan penyimpanan, faktor manusia, dan
kualitas material itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai