Anda di halaman 1dari 23

ARTIKEL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

IMPLEMENTASI INFORMASI DALAM PRAKTIK PADA

PERUSAHAAN PT. GUDANG GARAM TBK.

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Reza Fahlavi

NIM :  43218010194

Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si., CMA.

Universitas Mercu Buana

Meruya, Jakarta Barat

               2019
ABSTRAK

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan bidang ilmu yang semakin


berkembang dimana setiap perusahaan dituntut untuk dapat menaikan kualitas dan juga
bersaing di pasar ekonomi saat ini. Permasalahan Implementasi Sistem Informasi Manajemen
selalu menjadi kendala dan hambatan dalam pengembangan disetiap organisasi. Indentifikasi
masalah yang ada dapat menjadi perbaikan dalam pengembangan Implementasi Sistem
Informasi Manajemen (SIM).
Artikel ini direncanakan untuk menyediakan informasi bagi masyarakat luas
mengenai konsep sistem informasi manajemen suatu perusahaan. berbagai praktek dan
pilihan dipertimbangkan untuk perencanaan dan implementasi. Implementasi Sistem
Informasi Manajemen (SIM) PT Gudang Garam Tbk. Terkait hal ini, berbagai perusahaan
memerlukan suatu layanan atau fasilitas untuk memberikan informasi kepada setiap
karyawan, manager, dan pihak umum secara cepat dan akurat. Hal ini telah terwujud dengan
baik pada PT Gudang Garam Tbk. sehingga saat ini menjadi salah satu perusahaan yang
menguntungkan pemerintah. Hanya saja terdapat beberapa masalah kecil yang dapat menjadi
masukan untuk perbaikan sistem informasi PT Gudang Garam Tbk. untuk kedepannya.
PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin pesat saat ini,
membuat setiap perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan maupun jasa harus
bersaing dengan perusahaan lain agar dapat tetap eksis, berkembang, dan mampu
memenangkan daya saing. Informasi merupakan salah satu sumber daya utama yang dapat
menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Informasi yang akurat, tepat waktu, relevan, dan
lengkap dapat memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kinerja dan pertumbuhan perusahaan.

Perubahan penggunaan sistem informasi konvensional yang lebih manual kepada


sistem informasi yang otomatis di dalam perusahaan memiliki kecenderungannya akan
banyak menemui kendala. Contoh salah satu kendala adalah karyawan sebagai penggunanya
(end users) kurang mampu beradaptasi dalam menjalankan fungsi sistem informasi tersebut
yang disebabkan mereka sudah lama menggunakan sistem secara manual. Untuk mengatasi
permasalahan ini, biasanya cara yang dilakukan oleh perusahaan yaitu melakukan pelatihan
(training) kepada para karyawannya dengan cara memakai jasa pihak lain atau vendor
teknologi informasi (TI) yang sudah berpengalaman di bidangnya.

Ada beberapa cara lainnya, seperti mengadaptasi salah satu dari empat strategi atau
model konversi sistem operasi, baik strategi konversi langsung, paralel, pilot, maupun dengan
strategi bertahap. Konversi sistem adalah salah satu aspek yang menentukan keberhasilan
dalam penerapan sistem informasi yang baru. Pada tahapan konversi ini, aspek non-teknis
meliputi pendekatan, metode, strategi manajerial terkait sistem kerja dan organisasi pengguna
menjadi perhatian para pengembang di samping aspek teknis pengembangan sistem informasi
karena terlibatnya pengguna pada semua lini secara langsung. Pilihan masing-masing
perusahaan bergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan. Bisa juga karena
alasan meminimalisir resiko tapi memerlukan banyak biaya atau sebaliknya.
Dalam perusahaan proses penjualan merupakan proses yang sangat penting bagi
perusahaan dalam meningkatkan pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan
informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan bagi manajemen. Penerapan
komputer dan sebuah sistem informasi penjualan menjadi suatu solusi karena dapat
mendukung kinerja dalam bagian-bagian yang berhubungan dengan penjualan serta
mendukung pengambilan keputusan bagi pihak manajerial untuk mencapai tujuan
perusahaan. Sistem informasi penjualan berbasis komputer dalam penyajian informasi
penjualan yang diperlukan dapat langsung disajikan baik pada layout layar monitor maupun
media cetak. Sistem informasi penjualan berbasis komputer ini dapat mengolah data lebih
cepat dan pelayanan yang diberikan dapat lebih baik melalui perangkat otomatisasi yang
tersedia, selain itu kebutuhan akan informasi penjualan dapat disajikan secara cepat dan tepat
waktu dengan adanya penyimpanan data secara elektronik yang mudah untuk di akses oleh
pengguna sistem. Sistem informasi penjualan yang  dijalankan dengan baik dalam suatu
perusahaan maka akan sangat membantu dalam mendukung aktivitas penjualan dalam
perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem informasi memuat suatu informasi mengenai perusahaan dimana adanya


kendala ataupun sesuatu yang penting bagi perusahaan tersebut mengenai sumber daya
manusia, tempat, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan tersebut.

Informasi tersebut mengandung data data yang dapat diolah pihak terkait untuk
pengambilan keputusan bagi perusahaan tersebut. Data itu sendiri mengenai fakta, kondisi,
atau peristiwa yang terjadi dalam jalannya kinerja perusahaan. Data yang di terima tidaklah
harus langsung di proses melainkan di jadikan sebagai tolak ukur untuk pengambilan
keputusan selanjutnya agar lebih efisien.
PEMBAHASAN

 Profil Perusahaan

Sebelum perusahaan PT. Gudang Garam berdiri, pemiliknya yang bernama SURYA
WONOWIJOYO kelahiran Hokian – Cina pada tanggal 15 agustus 1923 bekerja
diperusahaan rokok Tjap 93 (NV. Sembilan Tiga) milik pamannya di Jl Raden Patah –
Kediri setelah tahun1957 beliau membuka perusahaan sendiri dengan menyewa tanah
seluas 1000M dan jumlah sekitar 50 orang.
Seorang pengusaha yang dibesarkan di pulau Madura tepatnya di Sampang ini merintis
perusahaannya dengan sangat ulet dengan memasarkan 50 juta batang rokok yang
dipasarkan kekota  terdekat dengan harga Rp. 1,- perbungkus sekitar pada trahun 1958
sehingga menjadi perusahaan yang besar seperti sekarang ini, sekitar tahun 1968
perusahaan perseorangan ini akhirnya dirubah menjadi Firma (Fa) dan kemudian sekitar
tahun 1972 dengan fasilitas pemerintah perusahaan-perusahaan ini menjadi “PT” tertutup
yang sahamnya hanya boleh dimiliki oleh keluarganya sendiri, dan tahun 1990 PT.
Gudang Garam menjadi terbuka dimana sahamnya bolehdimiliki oleh orang luar.
Pada tahun 1960 sebuah cabang produksi SKT dan SKL dibuka di Gurah sekitar 13 KM
arah tenggara kota Kediri dengan pegawai kurang lebih 200 karyawan yang setiap harinya
pulang pergi Gurah – Kediri.
Dengan adanya kebijakan ekonomi pemerintah dan stabilitas politik pada awal orde baru
peluang semakin meningkat didalam negeri dan usahanya semakin akselerasi dengan
dukungan BNI 1946, sehingga pada September 1968 areal pertama seluas 100 M dibeli
dan dijadikan Unit I dan pada tahun yang sama dibangun unit II disusul pemindahan unit
produksi dari Gurah ke Kediri pada tahun 1969.
Pada tahun 1990 perusahaan mencatatkan sahamnya  pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya dan melakukan penawaran pada masyarakat luas pada bulan juli – Agustus
1990 sebesar 1,98% sehingga total sahamnya 20%  dari modal yang disetor penuh.
A. INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR PENTING PENENTU
KEBERHASILAN

Pada tahun 1961, D. Ronald Daniel dari McKinsey & Company, salah satu
perusahaan konsultan terbesar di Amerika, memperkenalkan istilah critical success factor
(CSF) atau faktor penting penentu keberhasilan. Ia mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
aktivitas penting yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan bagi semua jenis
organisasi. Aktivitas-aktivitas penting tersebut adalah CSF, dan faktor-faktor ini dapat
berbeda-beda dari satu jenis organisasi ke jenis organisasi yang lain. Sebagai contoh, dalam
industri kendaraan bermotor, yang diyakini sebagai CSF adalah model, jaringan dealer yang
efisien dan pengendalian biaya produksi yang ketat. Dalam industri asuransi, CSF
diidentifikasikan sebagai pengembangan personel manajemen agen, pengendalian personel
administrasi dan inovasi dalam menciptakan produk-produk asuransi yang baru. Paling tidak,
di awal tahun 1960-an semuanya diyakini sebagai CSF.

Ketika manajemen sebuah perusahaan menjalankan konsep CSF mereka akan


memusatkan perhatian pada pengedintifikasian CSF dan kemudian memonitor sampai
seberapa jauh mereka telah mencapainya.

B. SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI

Istilah sistem pemrosesan transaksi digunakan untuk menjelaskan sistem informasi


mengumpulkan data yang menguraikan aktivitas perusahaan, mengubah data menjadi
informasi, dan menyediakan informasi tersebut bagi para pengguna terdapat di dalam maupun
di luar perusahaan. Istilah sistem pemrosesan data elektronik (electronic data processing -
EDP) dan sistem informasi akuntansi juga telah dipergunakan, namun saat ini kurang
populer. Informasi yang mengalir ke lingkungan juga memeliki arti penting. Sistem
pemrosesan transaksi adalah satu-satunya sistem informasi yang memiliki tanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhan informasi di luar perusahaan. Sistem pemrosesan transaksi
memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi kepada setiap unsur lingkungan selain
pesaing.
Sebagai contoh, sistem pemrosesan transaksi memberikan faktur dan laporan saldo
kepada pelanggan, pesanan pembelian kepada pemasok, dan data dalam laporan keuangan
tahunan kepada para pemegang saham dan pemilik.

Salah satu contoh yang baik dari sistem pemrosesan transaksi adalah sistem yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan distribusi. Perusahaan yang mendistribusikan produk
atau jasa kepada para pelanggannya. Kita akan menyebut sistem seperti ini sebagai suatu
sistem distribusi (distribution system). Sistem distribusi juga dapat ditemukan pada organisasi
- organisasi jasa seperti united way dan rumah sakit serta pada badan - badan pemerintahan
seperti militer dan perpajakan. semua organisasi, dalam satu bentuk dan lainnya bergerak
dalam bidang bisnis distribusi.

Tinjauan Sistem

Seluruh sistem ditunjukkan oleh kotak yang diberi label "Sistem distribusi" yang
berada ditengah. Unsur - unsur lingkungan yang berinteraksi dengan sistem ditunjukkan oleh
kotak - kotak dan dihubungkan ke sistem oleh panah - panah yang disebut arus data.

Arus data dari sistem distribusi kepada manajemen terdiri atas laporan - laporan
akuntansi standar. Semua kecuali dua arus data seperti gambar di atas terdiri atas sumber -
sumber daya daya maya (virtual).

Menempatkan Sistem Pemrosesan Transaksi dalam Perspektif


Sistem ini mengambil bentuk basis data yang mendokumentasikan semua hal yang
penting dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya dan berinteraksi dengan
lingkungan.
SISTEM INFORMASI ORGANISASI

Area-area bisnis perusahaan keuangan, sumber daya manusia, layanan informasi,


manufaktur, dan pemasaran menggunakan basis data yang diproduksi oleh sistem pemrosesan
transaksi, ditambah data dari sumber-sumber yang lain, untuk menghasilkan informasi yang
digunakan oleh para manajer dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Sistem
informasi dikembangkan untuk setiap area bisnis ini. Jenis sistem informasi lainnya yang
telah diimplementasikan di banyak perusahaan-sistem informasi eksekutif.

Sistem Informasi Pemasaran

Sistem informasi pemasaran (Marketing Information System – MKIS) memberikan


informasi yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran perusahaan.

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Sistem informasi sumber daya manusia (human resources information subsystem-


HRIA) memberikan informasi kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan
sumber daya manusia perusahaan. Dengan menggunakan format yang sama seperti MKIA.
Sistem pemrosesan transaksi memberikan data input, sama seperti subsistem riset sumber
daya manusia yang melakukan studi-studi khusus dan subsistem intelegensi sumber daya
manusia yang mengumpulkan data lingkungan yang mengandung permasalahan-
permasalahan SDM.

Masing-masing subsistem output dari HRIA akan menangani aspek-aspek tertentu


dari manajemen SDM: Perencanaan, rekrutmen, penglolaan tenaaga kerja, kompensasi
karyawan, memberikan tunjangan kepada karyawan, dan membuat banyak laporan SDM
yang diminta oleh lingkungan, terutama badan-badan pemerintah. Ini adalah cara bagaimana
subsistem output iklan ditentukan-mereka mencerminkan area-area kepentingan utama bagi
para penggunanya.
Sistem Informasi Manufaktur

Sistem informasi Manufaktur (Manufacturing Information System) memberikan


informasi kepada kepada seluruh manaje perusahaan yang berkaitan dengan operasi
manfuaktru perusahaan. Sebagaimana diilustrasikan sistem informasi manufaktur, dengan
mengunakan format yang sama seperti HRIA dan MKIA. Subsistem rekayasa industry terdiri
atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh para tekhnisi industry (industrial engineering –IE)
yang melakukan studi atas operasi manufaktur untuk memastikan keefesiensiannya. Empat
subsistem output memberikan laporan atas subjek-subjek yang sangat besar kepentingannya
dalam manufacturing-produksi, persediaan, mutu, dan biaya.

Sistem Informasi Keuangan

Sistem Informasi Keuangan (Financial Information System) memeberikan informasi


kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas keuangan perusahaan.
Dalam menggunakan format yang sama seperti sistem informasi untuk area-area bisnis yang
lain. subsistem audit internal terdiri atas aktivitas-aktivitas oleh auditor internal perusahaan
untuk menjaga integritas sistem perusahaan. Aktivitas-aktivitas output sering meliputi
peramalan tren perekonomian masa depan, mengelola aliran dana yang melalui perusahaan,
dan mengendalikan keuangan perusahaan.
Sistem Informasi Eksekutif

Sistem informasi eksekutif (executive information system – EIA) adalah suatu sistem
yang memberikan informasi kepada para manajer di tingkat yang lebih tinggi atas kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Dipergunakan pula istilah sistem pendukung eksekutif
(executive support system-ESS).

EIA perusahaan biasanya terdiri atas stasiun-stasiun kerja eksekutif yang terhubung
melalui jaringan ke komputer pusat. Konfigurasi stasiun kerja terdiri dari atas sebuah
komuter pribadi dengan unit penyimpanan sekunder yang menyimpan basis data eksekutif.
Basis data ini dan informasi yang telah diproses sebelumnya oleh komputer pusat perusahaan.
Eksekutif akan memasukkan permintaan informasi untuk mengeluarkan tampilan informasi
format awal atau untuk menjalankan pemrosesan dalam jumlah minimum. Laporan format
awal ini bertindak sebagai “dashboard” bagi eksekutif untuk memonitor faktor-faktor penting
penentu keberhasilan organisasi.

Model EIS juga menunjukkan komposisi komputer pusat yang berhubungan dengan
EIS. Data dan informasi dapat dimasukkan ke dalam basis data korporat dari sumber-sumber
eksternal, dan berita-berita penjelasan akan peristiwa-peristiwa terbaru akan dapat
dimasukkan oleh anggota staf dengan mempergunakan stasiun kerja mereka masing-masing.
Selain basis data korporat. EIS meliputi kotak surat elektronik para eksekutif dan koleksi
pranti lunak yang menghasilkan informasi eksekutif.
MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN

Manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management-CRM) adalah


manajemen hubungan antara perusahaan maupun pelanggannya akan menerima nilai
maksimum dari hubungan ini. Strategi ini menyadari bahwa membina hubungan jangka
panjang dengan pelanggan adalah suatu strategi yang bagus, karena mempertahankan
pelanggan yang sudah ada biasanya akan lebih murah daripada mendapatkan pelanggan baru.
Oleh karena itu perusahaan melakukan upaya-upaya untuk memahami para pelanggannya
sehingga kebutuhan mereka akan dapat dipenuhi dan mereka akan tetap setia kepada
perusahaan.

DATA WAREHOUSING

Karakteristik Data Warehouse


Istilah data warehouse (gudang data) telah diberikan untuk menjelaskan penyimpanan data
yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

 Kapasitas penyimpanan sangat besar


 Data diakumulasikan dengan menambahkan catatan-catatan baru, bukannya dijaga tetap
paling mutakhir dengan memperbarui catatan-catatan yang sudah ada dengan informasi
yang baru
 Data dapat diambil dengan mudah
 Data sepenuhnya digunakan untuk pengambilan keputusan, dan tidak digunakan dalam
operasi perusahaan sehari-hari
PENYAMPAIAN INFORMASI

Untuk terakhir dalam sistem data warehousing adalah sistem penyampaian informasi,
yang mendapatkan data dari tempat penyimpanan data, mengubahnya menjadi informasi, dan
menjadikan informasi tersebut bagi para pengguna.
 Drill down-proses melakukan navigasi ke bawah melalui tingkatan-tingkatan rincian
 Roll up-memungkinkan pengguna memulai dengan tampilan terinci dan kemudian
meringkas rincian-rincian tersebut menjadi tingkat yang lebih tinggi.
 Drill across-dengan cepat bergerak dari satu hirarki data ke hirarki yang lainnya.
 Drill through-berangkat dari tingkat ringkasan ke tingkat terendah data yang terinci.

OLAP

On-line analytical processing (OLAP) memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi


dengan data warehouse melalui GUI ataupun antarmuka Web dan dengan cepat
menghasilkan informasi dalam berbagai bentuk termasuk grafik.

DATA MINING

Data mining adalah proses menemukan hubungan dalam data yang tidak diketahui
pengguna. Proses ini sama seperti seorang penambang yang mencari emas di aliran sungai
pegunungan. Data mining membantu pengguna dengan menemukan hubungan dan
menyajikannya dengan cara yang dapat dipahami sehingga hubungan tersebut dapat menjadi
dasar pengambilan keputusan. Terdapat dua cara dasar dalam melakukan data mining:
verifikasi hipotesis (hypothesis verification) dan penemuan pengetahuan (knowledge
discovery)
Sistem Informasi Manufaktur pada PT Gudang Garam Tbk.

Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini meliputi:perancangan produk, pemilihan material dan tahap‐tahap
prosesdimana produk tersebut dibuat. Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas
yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan
produk, pembelian, pemasaran, mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan
proses, production control, pengiriman material, support service, dan customer service.

Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja
dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung
manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur
produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem
ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait
dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa. Ruang
lingkup sistem informasi manufaktur meliputi Sistem perencanaan manufaktur, Rencana
produksi, Rencana tenaga kerja, Rencana kebutuhan bahan baku dan Sistem pengendalian
manufaktur.

Manfaat Sistem Informasi Manufaktur

Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah


sebagai berikut :

1.      Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi manufaktur
menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
2.      Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3.      Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database
4.      Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat, tepat
dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
MODEL SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Input Data/Informasi

Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern
sistemkeseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna.
Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang
mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material,
frekuensi perawatan, dan lain‐lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna
untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.. Contoh data
eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.

Sub sistem input terdiri dari :

A.    Sistem informasi akuntansi

Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data


lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh,
pegawai produksi memasukan data ke dalam terminal dengaN menggunakan kombinasi
media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code
yang dapat dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan
kartu plastik dengan garis‐garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca
data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.

A.    Sub sistem industrial engineering (IE)

Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang


mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran‐saran perbaikan. Industrial engineering
terdiri dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
B.     Sub sistem intelijen manufaktur

Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap


mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber‐sumber pekerja, material dan mesin.
Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :

1.      Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang


mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak berjangka maupun
borongan.

2.      Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan


menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan
data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar
.
3.      Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian
besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.

Kegiatan‐kegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur :


· Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan
· Pengujian data,
· Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
· Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalah gunaan data.
Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik

Sistem informasi manufaktur menggunakan komputer baik secara konseptual maupun


sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Adapun yang termasuk dalam komputer
sebagai bagian dari sistem fisik adalah :

A.       Computer Aided Design (CAD)

Program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk
yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis‐garis maupun simbol‐simbol yang memiliki
makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD yang lebih
sering disebut Computer Aided Engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer untuk
membantu rancangan produk yang dimanufaktur. CAD digunakan untuk merancang segala
sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan jembatan hingga bagian‐bagian kecil,
memperbaiki gambar dengan menghaluskan garis. Setelah rancangan itu dimasukkan
kedalam komputer, engineer dapat menempatkan rancangan itu pada berbagai pengujian
untuk mendeteksi titik‐titik lemah, CAD bahkan dapat membuat bagian‐bagian tersebut
bergerak seperti sedang digunakan. Ketika rancangan itu selesai, perangkat lunak CAD dapat
mempersiapkan spesifikasi rinci yang diperlukan untuk memproduksi produk itu yang
disimpan dalam database rancangan. CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat
lunak CAE dan Integrasi itu dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini kebanyakan
merupakan aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling yang
memungkinkan memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik dan
mempunyai properti seperti massa, volume, pusat gravitasi , luas permukaan dll.Contoh
Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.

Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan
yang diperlukan. (beRrt A. Leitch/K. Roscoe Davis, 1983)
a.      Manufacturing Resource Planning (MRP II)

Evolusi dari Material Requirements Planning (MRP I), yang melingkupi faktor
tambahan seperti perencanaan jangka panjang, master schedulling, rough cut capacity
planning dan shoop floor control. MRP I telah memasukan unsur pengawasan dan pelaporan.
Setelah MRP I perusahaan menyadari bahwa banyak hal yang harus dipadukan antara lain
keuangan, peramalan, sales order, analisis penjualan, distribusi, quality control serta sistem
pelaporan dan pengawasan lebih lanjut. Hal ini kemudian dikenal dengan konsep ERP
(Enterprise Resources Planning).

Persediaan

Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam perusahaan
baik yang disimpan ataupun akan dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah
stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input.
Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan
(inventory). Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan perusahaan, namun
kedua proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam subsistem persediaan.
Dalam proses pembelian, pihak manajemen informasi mendokumentasi proses pemilihan
pemasok hingga kedatangan material dari pemasok untuk kemudian diproses di dalam lantai
produksi. Proses pembelian untuk persediaan diperhitungkan dengan mempertimbangkan
korelasi antara pembelian dan penyimpanan. Apabila jumlah penyimpanan kecil, maka
frekuensi pembelian diperkirakan semakin banyak (dengan kuantitas produk yang sedikit)
dan biaya semakin besar. Namun apabila jumlah penyimpanan besar, maka frekuensi
pembelian sedikit (dengan kuantitas produk yang banyak) dan biaya dapat ditekan, tapi biaya
penyimpanan juga bertambah. Perbandingan terbalik antara penyimpanan dan pembelian ini
perlu dihitung untuk mencari titik optimal untuk pembelian dan titik optimal untuk
penyimpanan agar tidak terjadi pembengkakan harga. Proses penyimpanan juga memiliki
peran dalam subsistem persediaan. Penyimpanan yang terlalu banyak (berlebihan) dapat
mengakibatkan biaya (perawatan, kerusakan, dll), sehingga kuantitas penyimpanan perlu
diperkirakan sesuai dengan kapasitas gudang.
Produksi

Subsistem produks didokumentasikan dan dijadikan sebuah informasi untuk


mendukung para eksekutif dalam menentukan keputusannya. Definisi dari subsistem
produksi adalah segala hal yang bersangkut paut dengan proses yang terjadi disetiap stasiun
kerja ataupun departemen. Informasi yang perlu untuk user adalah penjadwalan produksi
(scheduling) dan transaksi (transaction) antar stasiun kerja. Penjadwalan produksi
memperhitungkan data demand dan kapasitas produksi. Data ini dapat diambil dari pihak
marketing yang mengetahui peramalan pasar mendatang, sehingga produk tidak terlalu
banyak ataupun terlalu disedikit diproduksi. Selain berhubungan dengan pihak marketing,
penjadwalan produksi berhubungan dengan pihak Human Resource dalam hal jumlah
karyawan yang bekerja, kualifikasi karyawan, shift kerja ,dll. Meski jumlah karyawan sedikit,
apabila kualifikasi baik, maka hasil produksi pun berkualitas. Oleh karena itu, performance
pekerja menentukan penjadwalan produksi. Bill of Material (BOM) berhubungan sekali
dengan penjadwalan produksi. Hubungan erat antara penjadwalan dan persediaan dapat
direlasikan melalui BOM. Tingkat persediaan akan mempengaruhi jadwal produksi, sehingga
BOM setiap produk perlu dirinci agar tidak terjadi keterlambatan produksi. Keterlambatan
komponen setiap produk dapat dilihat dari hasil pengolahan data, sehingga setiap kesalahan
dapat diperbaiki untuk periode penjadwalan berikutnya. Keterkaitan antar stasiun kerja perlu
didukung oleh sistem yang baik. Just In Time (JIT) menjadi sistem yang cukup terkenal di
perusahaan karena adanya proses informasi yang akan mengurangi keterlambatan pengiriman
produk ke stasiun kerja berikutnya (sistem kanban). Dalam SIMa pun perlu
didokumentasikan setiap proses transaksi (arus ambil, terima, retur antar stasiun kerja) yang
terjadi untuk menjaga kemungkinan terjadi kesalahan pengiriman, kerusakan pada waktu
pengiriman, dll. Proses transaksi pun perlu mengatur sistem dokumentasi penyimpanan WIP
dan barang jadi yang akan diproses lebih lanjut agar produk tersebut terhindar dari kerusakan
maupun hal-hal yang tidak diinginkan.
Kualitas

Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal berhubungan
dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak hal
lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti
proses perawatan. Proses yang didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses
(ProcessC ontrol), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi
maupun material. Masih banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secara
keseluruhan, tiga proses ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan. Proses
perawatan termasuk dalam bagian kualitas karena gangguan proses yang terbesar di lantai
produksi adalah karena masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini berhubungan dengan
umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya perawatan yang dilakukan.
Informasi mengenai proses perawatan akan sangat mendukung penjadualan produksi,
sehingga tidak sebuah produk sangat ditentukan oleh keinginan konsumen. Konsumen
memiliki standar kepuasan yang diterjemahkan ke dalam spesifikasi, dan spesifikasi tersebut
menjadi terlalu banyak predemption (penghentian proses) dalam setiap stasiun kerja. Proses
produksi yang terjadi di setiap stasiun kerja perlu didokumentasi agar nantinya dapat menjadi
informasi, stasiun kerja mana yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk saat ini.
Penentuan ini dapat dilakukan dengan pencatatan produk cacat yang terjadi di setiap stasiun
kerja. Kualitas tolok ukur kualitas sebuah produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang
dihasilkan dapat menjadi tolok ukur kualitas proses produksi yang sedang berjalan saat ini.
Informasi mengenai spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi pemikiran
strategis untuk kebijakan perusahaan di masa mendatang.
Biaya

Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan
manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh
karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di
dalamnya. Bagan sistem informasi manufaktur diatas menggambarkan bahwa biaya
merupakan komponen yang melingkupi keseluruhan output informasi tersebut, dan biaya
juga termasuk dalam setiap komponen subsistem tersebut. Maksudnya, dalam menghasilkan
informasi untuk setiap subsistem memerlukan biaya yang besar dan sekaligus ada biaya yang
dapat direduksi dari hasil informasi yang didapatkan dari sistem yang adaOleh karena abstrak
dan banyaknya data yang harus didokumentasi, maka kita harus bisa mendefinisikan tujuan
akhir dari informasi yang hendak kita buat. Pihak manajemen puncak (eksekutif) harus
memberikan pedoman kepada pihak manajemen informasi untuk membuat sebuah sistem
informasi yang dikehendaki. Setelah itu, pihak manajemen informasi dapat memutuskan
untuk mengumpulkan data yang seperti apa untuk dapat menghasilkan informasi seperti yang
diharapkan oleh pihak eksekutif.
KESIMPULAN

Kesimpulan dari materi diatas ialah informasi dalam praktik lapangan dalam PT
Gudang Garam Tbk. ialah sangat tertata dengan juga memanfaatkan teknologi yang ada
seperti komputer, jaringan internet dan handphone sebagai sarana tersebut.

Menurut saya itu sangat efektif dimana dengan mudahnya seluruh karyawan maupun
pihak eksternal untuk pengambilan informasi sebagai contoh kita bisa membuka web resmi
perusahaan Gudang Garam.
REFERENSI

1. Putra, Y. M., (2018). Informasi Dalam Praktik. Modul Kuliah Sistem Informasi


Manajemen. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana
2. https://www.gudanggaramtbk.com/media/uploads/files/GG-RISK-
MANAJEMEN_up_2019.pdf
3. https://ahmadreshafarhan.blogspot.com/2017/01/artikel-sistem-informasi-
manufaktur-pt.html
4. https://ahmadreshafarhan.blogspot.com/2017/01/artikel-sistem-informasi-
manufaktur-pt.html
5. http://nanajunana.blogspot.com/2017/01/analisis-sistem-informasi-pada.html

Anda mungkin juga menyukai