TEKNOLOGI INFORMASI
M. Irwan Padli Nasution
1
Kesempatan untuk memperoleh keunggulan bersaing melalui penerapan
teknologi dalam bidang lain masih terbuka luas. Yang perlu dilakukan adalah
mengantisipasi perubahan dalam lingkungan bisnis serta perkembangan teknologi
informasi sehingga dapat menerapkan teknologi tadi sebelum pesaing
melakukannya sebagai suatu cara untuk memperoleh keunggulan bersaing.
2
perkembangan teknologi informasi tersebut, sehingga informasi yang
dihasilkannya juga menjadi komoditas yang mahal. Mahalnya informasi ini
berkaitan dengan arti strategisnya, antara lain dapat berupa ketersediaan dan
keandalan dalam membantu memecahkan berbagai bentuk persoalan manajemen;
misalnya, informasi mengenai posisi perusahaan dalam persaingan, informasi
mengenai posisi perusahaan pesaing, serta informasi mengenai perubahan
lingkungan eksternal perusahaan lainnya. Bagaimanapun juga harus diakui, bahwa
teknologi informasi telah secara dramatis berpengaruh pada struktur organisasi
secara keseluruhan (Luthans 1995, 27). Karena itu sudah merupakan keharusan
bagi suatu organisasi bisnis untuk mampu menguasai dan memanfaatkan secara
optimal teknologi informasi tersebut.
Misalnya dalam perspektif perkembangan akuntansi manajemen, secara tidak
langsung teknologi informasi juga telah turut memicu berkembangnya konsep dan
teknik baru, seperti misalnya strategic cost management. Dikatakan sebagai
pemicu tidak langsung, karena dengan perkembangannya yang sedemikian pesat
menjadikan persaingan bisnis pun menjadi semakin ketat. Ini kemudian
mendorong pencarian konsep, strategi dan teknik baru di berbagai bidang bisnis
(termasuk akuntansi manajemen), dengan maksud agar mampu mempertahankan
hidup organisasi bisnisnya dan sekaligus memenangkan persaingan. Bukti dari
sinyalemen tersebut adalah sibuknya sejumlah akademisi dan praktisi bisnis di
Amerika Serikat untuk mempelajari, memahami, dan mengadopsi atau pun
mengembangkan strategi bisnis yang dilakukan berbagai organisasi bisnis Jepang.
Akuntansi manajemen sebagai suatu alat manajemen untuk mengelola
organisasi bisnisnya, perkembangannya senantiasa menyertai perkembangan
keorganisasian dan manajemen itu sendiri. Secara historis akuntansi manajemen
didasari oleh akuntansi pabrikasi, penganggaran (budgeting), dan akuntansi biaya,
sehingga sampai pertengahan tahun 1960-an metode-metode ini dikonsolidasi dan
diwarnai oleh gambaran teknis dari ilmu manajemen, ilmu informasi, dan ilmu
keorganisasian untuk akhirnya terbentuk sebagaimana sekarang kini (Birkett
1995).
Pada kenyataan bahwa dalam suatu organisasi bisnis, teknologi informasi
telah memberikan dukungan kepada pihak manajemen dalam area-area
3
pengambilan keputusan, perencanaan, dan kontrol. Oleh karenanya, merupakan
suatu hal yang menarik untuk mengungkap dan membahas mengenai
perkembangan teknologi informasi sehingga menjadi alat strategis bagi organisasi
bisnis untuk memenangkan persaingan secara berkesinambungan.
4
bisnis telah menggunakan data digital untuk meraih proses turnaround secara lebih
cepat, dengan kualitas yang lebih baik, dan harga yang lebih rendah? Apakah
organisasi telah berhubungan secara eletronik dengan manufaktur, pemasok,
bagian penjualan, dan fungsi bisnis lainnya sehingga proses perencanaan dapat
diperpendek?
Ketiga, adalah mengelola pengetahuan (managing knowledge) sebagai
langkah strategik operasi bisnis. Sistem informasi yang baik adalah yang mampu
memberikan dan menyediakan informasi bagi organisasi terhadap kabar buruk
dalam organisasi bisnis dan segera memberitahukannya kepada pihak-pihak yang
terkait untuk segera mencari solusi permasalahan tersebut. Dalam melakukan
penilaian sistem informasi strategik, maka apakah sistem digital organisasi mampu
menciptakan tim maya (virtual team) diantara departemen pada lokasi terpisah?
Apakah organisasi bisnis mampu memperoleh dan menganalisis umpan balik
pelanggan secara elektronik untuk mencari tahu perbaikan-perbaikan apa yang
diinginkan pelanggan? Apakah sistem digital yang dibangun mampu secara cepat
mengalirkan umpan balik pelanggan yang biasanya berupa keluhan kepada pekerja
berpengetahuan didalam organisasi yang mampu menyelesaikan permasalahan
tersebut? Apakah manajer mampu melakukan analisis pembelian produk atau jasa
dengan baik dan menggunakan hasilnya untuk melakukan berbagai analisis.
Dapatkah organisasi menentukan kelompok pelanggan mana yang paling
menguntungkan menurut pendapatan, umur, lokasi geografis, atau faktor
demografis lainnya?
Keempat, mengintegrasikan sistem informasi dengan operasi bisnis.
Sistem informasi yang terintegrasi tersebut harus mampu menjawab pertanyaan
berikut ini. Apakah pekerja garda depan organisasi mampu mendapatkan data
bisnis secara real time sehingga mereka mampu memperbaiki kualitas produk atau
jasa yang dihasilkan? Dapatkah organisasi mengintegrasikan sistem manufaktur
dengan sistem-sistem lain dalam perusahaan, misalnya untuk mengalirkan data dari
proses produksi yang mengendalikan persediaan (inventory control) atau
mengkoordinasikan produksi dengan penjualan? Dapatkah organisasi membangun
suatu proses besar dari beberapa proses kecil dan menghubungkan proses-proses
tersebut untuk menciptakan suatu sistem yang efisien? Apakah organisasi
5
menggunakan aliran informasi digital untuk mempermudah keseluruhan proses
dari awal hingga akhir?
6
Hal-hal tersebut misalnya berupa keunggulan sumber daya manusia, keunggulan
politis, dan keunggulan teknologi lainnya.
Perubahan dalam strategi bisnis biasanya didahului dengan adaptasi
struktural, mengacu kepada teori-teori utama, dengan strategi yang menyebabkan
penyusunan kembali proses manajemen perusahaan (Chandler 1961 dalam Yetton
dkk. 1994). Suatu organisasi bisnis untuk mampu berkompetisi dan bahkan unggul
dalam kompetisi, harus mengadakan suatu perubahan. Sehingga perubahan ini
tidak harus dilakukan secara radikal, namun dapat dilakukan secara bertahap
tergantung kebutuhannya dengan mempertimbangkan segala situasi dan
kondisinya.
Keunggulan dalam teknologi informasi telah memainkan peranan yang
menyolok dalam meramalkan perubahan dalam struktur dan proses organisasi
(Robey dan Azevedo 1994). Teknologi informasi memainkan suatu peranan dalam
banyak aspek bisnis perusahaan, dari pengembangan produk baru sampai
mendukung penjualan dan pelayanan, dari menyediakan market intelligence
sampai menyediakan alat untuk analisis pengam-bilan keputusan (HBR
September-October 1995). Teknologi informasi merupakan driver munculnya
berbagai tuntutan dan upaya untuk mengadakan perubahan, baik dalam struktur
maupun proses organisasi. Walaupun, seperti yang diungkapkan oleh Yetton dkk.
(1994), nilai strategis transformasi gradual perusahaan sama sekali bukan kon-
sekwensi langsung dari aplikasi teknologi informasi, tetapi merupakan fungsi
interaksi tersendiri dari organisasi, individu, dan faktor-faktor teknologi, untuk
mana teknologi informasi merupakan katalisator awal.
Disebutkan secara luas, MIT Management dalam kerangka 1990-an
menganggap bahwa strategi bisnis perusahaan memicu penjajaran (alignment)
sesudahnya dan menyusun kembali struktur organisasi, proses manajemen,
keahlian dan peranan individu, dan teknologi (Morton 1991 dalam Yetton dkk.
1994). Namun Mc Kenney (1995 dalam Indriantoro 1996) telah menguraikan
dengan mendalam perubahan basis kompetisi bisnis karena teknologi informasi.
Dengan mendasarkan pada hasil studinya di lima perusahaan besar di Amerika, Mc
Kenney meringkasnya menjadi kerangka perubahan yang meliputi tahapan-
tahapan; (1) krisis pengolahan informasi dan pencarian solusi teknologi informasi,
7
(2) membangun kompetensi, (3) memperluas cakupan teknologi informasi, (4)
menggunakan teknologi informasi untuk memampukan struktur dan mendongkrak
strategi, dan (5) teknologi informasi menjadi alat strategi dan pesaing mulai
meniru. Jadi teknologi informasi tidak sekedar alat untuk meramalkan perubahan
sebagaimana dikemukakan oleh Robey dan Asevedo di atas. Model bisnis baru
yang diciptakan tersebut menggunakan kemampuan teknologi informasi untuk
mendukung komunikasi luas. Model bisnis ini mampu membantu organisasi untuk
menyediakan produk dan jasa dengan harga yang lebih rendah, meningkatkan
efisiensi dan pengurangan biaya produksi.
8
9