Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP DASAR KONSUMSI DALAM ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Dasar-Dasar Ekonomi Islam

Dosen Pengampu : Abdus Salam S.E.I,ME

Oleh Kelompok 10 :

1. Lorianur Rahmania (215211065)


2. Amanda Ika Margareta (215211067)
3. Ghoniya Nur Rohman Nita (215211071)

PROGRAM STUDI MNAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warakhmatullahi wabarakatuh

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT
karena tanpa rahmat dan ridhonya kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Abdus Salam S.E.I,ME selaku
dosen pengampu mata kuliah Dasar Ekonomi Islam yang membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini secara berkelompok.

Tak ada gading yang tak retak karenanya jika mungkin apabila dalam pembuatan
makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui,kami bersedia menerima kritik dan
saran dari teman-teman maupun bapak dosen demi tercapainya makalah yang sempurna.

Sekian, pengantar yang dapat kami sampaikan kurang dan lebihnya mohon di maafkan.
Wassalamualaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 5

2.1 Pengertian Konsumsi.......................................................................................... 5


2.2 Tujuan Konsumsi dalam Islam........................................................................... 5
2.3 Dasar-dasar konsumsi dalam islam ................................................................... 6
2.4 Urgensi Konsumsi dalam Islam ........................................................................ 7
2.5 Prinsip-Prinsip Konsumsi dalam Islam ............................................................. 7
2.6 Perilaku Konsumen …………………............................................................... 8
2.7 Etika dalam Berkonsumsi…………………………………………………….. 9

BAB 3 PENUTUP .............................................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... . 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Al-Qur'an merupakan kalam Allah SWT. yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia,
baik akidah, akhlak, ibadah, maupun muamalah. Berbagai persoalan sudah secara jelas
terbahas di dalam Al-Qur'an, salah satunya yaitu persoalan ekonomi. Satu hal yang penting
dalam kajian ekonomi islam yakni masalah konsumsi. Konsumsi adalah pondasi kegiatan
ekonomi seseorang, perusahaan maupun negara. Kajian islam mengenai konsumsi sangat
penting agar seseorang berhati-hati dalam mengelola dan menggunakan kekayaannya.
Dalam pengertian ilmu ekonomi konvensional, bahwa ilmu ekonomi pada dasarnya
mempelajari upaya manusia baik sebagai individu maupun masyarakat dalam rangka
melakukan pilihan penggunaan sumber daya yang terbatas guna memenuhi kebutuhan (yang
pada dasarnya tidak terbatas) akan barang dan jasa. Di dalam perspektif ekonomi syariah,
konsumsi tidak hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan individu sebagai konsumen
dalam memenuhi perintah Allah SWT., tetapi lebih jauh berimplikasi pada kesadaran
berkenaan dengan kebutuhan orang lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian konsumsi dalam ekonomi islam?


2. Apa tujuan dari konsumsi dalam islam?
3. Apa dasar hukum konsumsi dalam islam?
4. Apa urgensi konsumsi dalam islam?
5. Apa prinsip - prinsip konsumsi dalam islam?
6. Apa etika dari berkonsumsi dalam islam?
7. Apa perilaku konsumen dalam islam?

1.3 TUJUAN

1. Dapat mengetahui pengertian dari konsumsi dalam ekonomi islam


2. Dapat mengetahui tujuan dari konsumsi islam
3. Dapat mengetahui dasar hukum yang dijadikan sumber konsumsi dalam islam
4. Dapat mengetahui urgensi konsumsi dalam islam
5. Dapat mengetahui prinsip - prinsip konsumsi dalam islam
6. Dapat mengetahui etika yang baik dalam berkonsumsi menurut islam
7. Dapat mengetahui perilaku konsumen dalam islam

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KONSUMSI DALAM ISLAM


Konsumsi adalah suatu bentuk perilaku ekonomi yang asasi dalam kehidupan manusia.
Konsumsi tidak lepas dari aktivitas makhluk hidup tak terkecuali manusia. Konsumsi
merupakan satu dari tiga pokok ekonomi selain produksi dan distribusi. Konsumsi secara
umum dimaknai sebagai tindakan mengurangi atau menghabiskan guna ekonomi suatu
benda, seperti memakan makanan, berbelanja pakaian, membeli kendaraan, dan lain-lain.
Secara bahasa, kata konsumsi berasal dari bahasa inggris consume/ consumption yang
berarti menghabiskan, konsumsi, pemakaian. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, konsumsi merupakan pemakaian barang - barang produksi dan bahan makanan
dan sebagainya. Dalam ekonomi islam, konsumsi tidak hanya sekedar menghabiskan nilai
guna suatu barang, namun ada suatu nilai yang menjadi hal yang cukup penting dalam
konsumsinya.
Konsumsi pada dasarnya dibagi atas dua hal, yaitu kebutuhan (hajat) dan
kegunaan/kepuasaan (manfaat). Karena manusia tidak akan melakukan aktivitas konsumsi
suatu barang apabila tidak membutuhkan dan mendapat manfaat darinya. Dalam perspektif
ekonomi islam, dua unsur ini tidak dapat dipisahkan dan memiliki kaitan yang erat dengan
konsumsi itu sendiri.
1. Kebutuhan (hajat)
Sesuatu yang dikonsumsi tidak selamanya dapat memenuhi segala kebutuhan secara
hakiki dari seluruh unsur tubuh.
2. Kegunaan atau kepuasaan (manfaat)
Manfaat bukan sekedar kenikmatan yang hanya bisa dirasakan oleh anggota tubuh
manusia, tetapi manfaat merupakan cerminan dari terwujudnya kemaslahatan hakiki
dari nilai guna maksimal yang tidak berpotensi mendatangkan dampak negatif di
kemudian hari.

2.2 TUJUAN KONSUMSI DALAM ISLAM

1. Untuk mengharap ridho Allah SWT.


Allah SWT. telah memberikan kenikmatan dan tuntunan kepada para hamba-Nya
untuk mengalokasikan dana dengan sebaiknya dan menjadikannya amal sholeh yang
dapat mendatangkan pahala.
2. Untuk mewujudkan kerja sama antar anggota dan tersedianya jaminan sosial
Takdir setiap manusia berbeda, seperti golongan orang yang kaya dan golongan orang
yang miskin.

5
3. Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab setiap individu terhadap kemakmuran diri
sendiri, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari aktivitas ekonomi
Manusia dituntut untuk bekerja demi mencapai kemakmuran diri, keluarga serta
masyarakat disekitarnya.
4. Untuk meminimalisir pemerasan dengan menggali sumber - sumber nafkah
Media dan sumber nafkah sangat beragam, negara berkewajiban menjaganya. Hal ini
dilakukan dengan cara membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan upah, dan
memenuhi kebutuhan orang yang masih dalam kekurangan dari segi ekonomi.

2.3 DASAR - DASAR KONSUMSI DALAM ISLAM


Dalam hal konsumsi, Al-Qur'an telah memberikan petunjuk yang sangat jelas dan mudah
dipahami. Al-Qur'an meminta dan mendorong kita untuk menggunakan barang yang baik
(halal) dan bermanfaat serta melarang kita untuk hidup dalam pemborosan dan tidak penting,
Al-Qur'an juga melarang kita untuk bermewah-mewahan dalam hal pakaian ataupun makanan
sebagaimana firman Allah SWT. dalam surah Al-Baqarah ayat 168 berikut :

‫ت ال َّشي ْٰط ِن ۗ اِنَّهٗ لَـ ُك ْم َعد ٌُّو ُّمبِي ٌْن‬ ۤ


ِ ‫ض َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ  َّواَل تَتَّبِعُوْ ا ُخطُ ٰو‬
ِ ْ‫ٰيا َ يُّهَا النَّا سُ ُكلُوْ ا ِم َّما فِى ااْل َ ر‬

Artinya :
"Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu
musuh yang nyata bagimu."

Ayat di atas menjelaskan bahwa islam memerintahkan kita sebagai manusia dalam
mengkonsumsi segala hal yang baik dan halal yang sudah disediakan oleh Allah SWT.
kepada mereka. Allah juga melarang kita mengikuti langkah syaiton untuk mengharamkan
segala sesuatu yanh dihalalkan oleh Allah SWT.
Islam memperbolehkan manusia menikmati karunia kehidupan yang telah diberikan oleh
Allah SWT. sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-A'raf ayat 32 berikut :

َ‫صةً يَّوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة ۗ  َك ٰذلِك‬ ‫هّٰللا‬


َ ِ‫ق ۗ قُلْ ِه َي لِلَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا فِى ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَا خَا ل‬ ِ ‫قُلْ َم ْن َح َّر َم ِز ْينَةَ ِ الَّتِ ۤ ْي اَ ْخ َر َج لِ ِعبَا ِد ٖه َوا لطَّي ِّٰب‬
ِ ‫ت ِمنَ ال ِّر ْز‬
ِ ‫نُفَصِّ ُل ااْل ٰ ٰي‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَّ ْعلَ ُموْ ن‬

Artinya :
"Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang
telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik?" Katakanlah,
"Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus

6
(untuk mereka saja) pada hari Kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu
untuk orang-orang yang mengetahui."
2.4 URGENSI KONSUMSI DALAM ISLAM
Dalam kehidupan,manusia tidak akan mampu untuk menunaikan kewajiaban
ruhaniyah (spiritual) dan maliyah (material) tanpa terpenuhinya kebutuhan primer seperti
makan, tempat tinggal, maupun keamanan. Presentase kebutuhan yang dimiliki manusia
sangat beragam. Salah satunya adalah konsumsi yang memiliki urgensi sangat besar dalam
setiap perekonomian, karena tidak ada kehidupan bagi manusia tanpa konsumsi. Oleh
karenanya, kegiatan ekonomi mengarah kepada pemenuhan tuntutan konsumsi bagi manusia.

Keinginan Manusia dan Pemenuhannya


Keinginan adalah kebutuhan manusia yang dipuaskan. Dalam kenyataannya, semua
keinginan itu tidaklah terbatas.
Secara umum, keinginan manusia digolongkan menjadi tiga, yakni:
(a) Penting (necessaries): penting adalah yang pemuasannya mutlak harus dilakukan,
karena jika tidak, maka manusia tidak akan dapat bertahan hidup.
(b) Nyaman (conforts): kenyaman, sebagai istilah ekonomi, menunjukkan keinginan
yang memberikan rasa nyaman dan kemudahan kepada manusia dan yang gunanya secara
umum lebih besar dari pada biayanya.
(c) Mewah (luxuries): Pembelanjaan yang besar untukmemenuhi keinginan yang tak
perlu dan berlebihan

2.5 PRINSIP KONSUMSI DALAM ISLAM

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun


individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir
atau bertindak.
Dalam ekonomi islam konsumsi dikendalikan oleh lima prinsip :

1) Prinsip Keadilan
Syarat ini mengandung arti ganda yang penting mengenai mencari makanan dan
minuman secara halal dan tidak tidak larang hukum.
Dalam soal makanan dan minuman, yang terlarang adalah: darah, daging binatang yang
telah mati sendiri,daging babi,daging binatang yang ketika disembelih diserukan nama
selain nama Allah dengan maksud mempersembahkan sebagai kurban untuk memuja
berhala atau tuhan-tuhan lain.

2) Prinsip Kebersihan
Syarat yang kedua harus baik atau cocok untuk dikonsumsi/makan, tidak kotor ataupun
menjijikkan sehingga merusak selera, karena itu, tidak semua yang diperkenankan boleh
dimakan dan diminum dalam semua keadaan.

3) Prinsip Kesederhaan
Prinsip ini mengatur perilaku manusia mengenai makanan dan minuman adalah sikap
tidak berlebih-lebihan, yang berarti jangan makan secara berlebihan.

4) Prinsip kemurahan hati

7
Dengan mentaati perintah Islam tidak ada bahaya maupun dosa ketika memakan dan
meminum makanan halal yang disediakan oleh Tuhan. Selama maksudnya adalah untuk
kelangsungan hidup dan kesehatan yang lebih baik dengan tujuan menunaikan perintah
Tuhan dengan keimanan yang kuat dalam tuntunan-Nya.

5) Prinsip Moralitas
Bukan hanya mengenai makanan dan minuman langsung tetapi dengan tujuan
berakhirnya, yakni untuk meningkatkan kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual.
Seperti,seorang muslim diajarkan untuk menyebut nama Allah sebelum makan dan
seseudahnya.

2.6 PERILAKU KONSUMEN

Menurut Dharmmesta dan Hani Handoko “Perilaku konsumen adalah kegiatan-


kegiatan individu yang secara langsung terikat dalam mendapatkan dan menggunakan
barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan tersebut”.

James F. Engel etal., seperti dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara, bahwa,
“perilaku konsumen merupakan suatu tindakan-tindakan individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk
proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut”.
Dalam ilmu ekonomi, konsumsi adalah setiap perilaku seseorang untuk menggunakan dan
memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi, perilaku
konsumsi tidak hanya menyangkut perilaku makan dan minum saja, tetapi juga perilaku
ekonomi lainnya seperti membeli dan memakai baju, membeli dan memakai kendaraan,
membeli dan memakai sepatu dan sebagainya.

Dalam kaitannya dengan perilaku konsumsi, aspek kesucian merupakan aspek yang
sangat penting dalam kehidupan seseorang. Kesucian tidak hanya diartikan sebagai bersih
secara lahiriah dari unsur-unsur yang kotor dan najis tetapi juga suci dari hasil atau proses
yang tidak sesuai aturan Islam dalam hal memperoleh suatu barang, yang akan dikonsumsi
seperti dari hasil korupsi, suap, menipu, mencuri, berjudi dan sebagainya.

Dalam kaitannya dengan tingkat kebutuhan, Islam menolak perilaku manusia yang
selalu memenuhi segala keinginannya, karena pada dasarnya manusia memiliki
kecerendungan terhadap keinginan yang baik dan keinginan yang buruk sekaligus. Keinginan
manusia didorong oleh kekuatan dari dalam diri manusia yang bersifat pribadi, dan karenanya
seringkali berbeda dari satu orang dengan orang lain. Dalam ajaran Islam manusia harus
dapat mengendalikan dan mengarahkan keinginannya sehingga dapat membawa kemanfaatan
dan bukan kerugian bagi kehidupan dunia dan akhirat. Keinginan yang sudah dikendalikan
dan diarahkan sehingga membawa kemanfaatan ini dapat disebut sebagai kebutuhan.

Dalam Islam, kebutuhan manusia mempunyai tingkatan-tingkatan yang berbeda yang


berarti mempunyai konsekuensi pula dalam penentuan prioritas pemenuhannya. Menurut
Mannan, klasifikasi (hirarki) kebutuhan dibagi menjadi tiga, yaitu:

 Al-Hajjah al-Daruriyah (Kebutuhan dasar atau primer)

8
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang bersifat mendasar yang pemenuhannya wajib
(sesuai dengan kemampuan), dan juga bersifat segera. Jika kebutuhan ini diabaikan, maka
akan membahayakan eksistensi manusia dalam menjalankan kehidupannya. Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan makan, minum, pakaian dan tempat tinggal baik bersifat sementara
maupun permanen. Risiko jika kebutuhan ini tidak terpenuhinya dengan segera adalah
munculnya kelaparan, kehausan/dehidrasi, kedinginan, sakit atau bahkan dapat menimbulkan
kematian.
 Al-Hajjah al-Hajjiyah
Kebutuhan ini adalah suatu yang diperlukan oleh manusia dengan untuk membuat ringan,
lapang dan nyaman dalam menanggulangi kesulitan-kesulitan kehidupan. Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan sekunder yang bersifat melengkapi kebutuhan dasar. Pemenuhan akan
kebutuhan barang/jasa ini akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dan nilai tambah bagi
eksistensi manusia tersebut. Namun jika kebutuhan ini tidak terpenuhi juga tidak akan
mengganggu eksistensi manusia dalam kehidupannya.
 Al-Hajjah al-Tahsiniyah
Merupakan kebutuhan tersier yang bersifat kemewahan dan menimbulkan tingkat kepuasan.
Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi maka tidak akan mengurangi efektifitas, efesiensi dari
eksistensi manusia dalam kehidupannya. Yang dikategorikan dalam kebutuhan ini misalnya
rumah yang mewah, kendaraan yang mewah ataupun pakaian yang mewah.

2.7 ETIKA DALAM BERKONSUMSI

Islam sebagai pedoman hidup tidak menonjolkan standar atau sifat kepuasan dari
sebuah perilaku konsumsi sebagaimana yang dianut dalam ilmu ekonomi konvensional
seperti utilitas dan kepuasan marginal, melainkan Islam lebih menonjolkan aspek normatif.
Kepuasan dari sebuah perilaku konsumsi menurut Islam harus berlandaskan pada tuntunan
ajaran Islam itu sendiri. Konsumen muslim seharusnya tidak mengikuti gaya konsumsi kaum
xanthous (orang-orang berkulit kekuning-kuningan dan berambut kecoklat-coklatan) yang
berkarakteristik menuruti hawa nafsu. Etika yang baik dalam berkonsumsi adalah :

 Tidak boleh hidup bermewah-mewahan (Tarf)


Tarf adalah suatu sikap berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan dalam menikmati
keindahan dan kenikmatan dunia. Islam sangat membenci tarf karena dapat menyebabkan
turunnya azab dan rusaknya kehidupan umat. Hidup sederhana adalah tradisi Islam yang
mulia, baik dalam membeli makanan, minuman, pakaian dan kediaman, atau dalam segi
kehidupan apapun.

 Menjauhi Israf, Tabdhir, dan Safih.


Israf adalah suatu sikap melampaui batas hemat dan keseimbangan dalam berkonsumsi. Israf
merupakan perilaku di bawah tarf. Tabdhir adalah melakukan konsumsi secara berlebihan
dan tidak proposional. Shari’ah Islam melarang perbuatan tersebut karena dapat
menyebabkan distorsi dalam distribusi harta kekayaan yang seharusnya tetap terjaga demi
menjaga kemaslahatan hidup masyarakat. Ulama fiqh mendefinisikan safih adalah orang
yang tidak cerdas dimana ia melakukan perbuatan yang bertentangan dengan syariah dan
senantiasa menuruti hawa nafsunya serta segala perbuatannya dapat menyebabkan
kemudharatan bagi pribadi atau masyarakat.

 Melakukan konsumsi yang seimbang


Konsumsi yang dijalankan oleh seorang muslim tidak boleh mengorbankan kemaslahatan
individu dan masyarakat. Bahkan sikap ekstrim pun harus dijauhkan dalam berkonsumsi.

9
Larangan atas sikap tarf dan israf bukan berarti mengajak seorang muslim untuk bersikap
kikir. Akan tetapi, mengajak kepada konsep keseimbangan, karena sebaik-baiknya perkara
adalah tengah-tengahnya. Allah Swt berfirman, “dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. al-Furqan: 67)

 Menjauhi mengkonsumsi atas barang dan jasa yang membahayakan


Shari’ah mengharamkan konsumsi atas barang dan jasa yang berdampak negatif terhadap
kehidupan sosial dan ekonomi yang didalamnya mengandung kemudharatan bagi individu
dan masyarakat serta ekosistem masyarakat bumi. Konsumsi terhadap komoditas dan jasa
yang dapat membahayakan kesehatan dan tatanan kehidupan sosial, sangat berdampak bagi
kehidupan ekonomi misalnya narkoba, minuman keras, judi dan penyakit sosial lainnya dapat
menimbulkan tindakan kriminal yang dapat meresahkan kehidupan masyarakat.

10
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Konsumsi pada hakikatnya adalah mengeluarkan sesuatu dalam rangka memenuhi


kebutuhan. Konsumsi merupakan satu dari tiga pokok ekonomi selain produksi dan distribusi.
Konsumsi secara umum dimaknai sebagai tindakan mengurangi atau menghabiskan guna
ekonomi suatu benda, seperti memakan makanan, berbelanja pakaian, membeli kendaraan,
dan lain-lain.

Ada beberapa aspek tentang konsumsi dalam perspektif Islam seperti konsep
islamtentang kebutuhan, urgensi dan tujuan konsumsi dalam islam, prinsip konsumsi dalam
islam, etika konsumsi dalam islam standar hidup, model keseimbangan konsumsi dalam
islam, perilaku konsumen muslim, unsur-unsur preferensi konsumen, karakteristik konsumsi
dalam islam, karakteristik manfaat dan berkah dalam islam dan prioritas konsumsi.

11
DAFTAR PUSTAKA

F. Widiawati. 2017. Bab II Konsep Konsumsi Dalam Ekonomi Islam dan Konvensional.
IAIN
Ponorogo.
Jenita & Rustam. 2017. Konsep Konsumsi dan Perilaku Konsumsi Islam. Jurnal Ekonomi
dan
Bisnis Islam. 2 (1).
Furqon Imahda Khoiri. 2018. Teori Konsumsi Dalam Islam. Jurnal Hukum dan Ekonomi
Syariah Vol 06 (1).
Habibullah Eka Sakti. 2018. Etika Konsumsi Dalam Islam. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam.
Vol 1 (01).
Ghafur Abd. 2016. Konsumsi Dalam Islam. Iqtishodiyah. Vol II (II)

12

Anda mungkin juga menyukai