Abstract
Information system is a set of organisational procedures that exist when implemented will
provide information to make decisions or control information. Information system technology is
widely used for users who greatly affect the running of an organisation or in a company.
Competitive advantage is an advantage possessed by a company where these advantages are
used to compete with other companies to increase the value of the company both in terms of
increasing profits and company image.
LATAR BELAKANG
PEMBAHASAN
Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi. Sistem informasi dibangun oleh
manajer untuk melayani kepentingan perusahaan bisnis. Pada saat yang sama, organisasi harus
sadar dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi untuk mendapatkan manfaat dari
teknologi baru. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi bersifat kompleks dan
dipengaruhi oleh banyak faktor mediasi, termasuk struktur organisasi, proses bisnis, politik,
budaya, lingkungan sekitar, dan keputusan manajemen.
A. Sistem Informasi
Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang dirancang untuk mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, mengintegrasikan, serta mengkomunikasikan data. Sistem ini mencakup
informasi yang berhubungan dengan pendapatan, pengeluaran, data karyawan dan pelanggan,
serta pajak Perusahaan. Sistem informasi akuntansi juga disingkat SIA. Tujuan dari sistem
informasi akuntansi adalah menyediakan aliran data yang relevan, akurat, dan penting untuk
kelancaran bisnis. Sistem informasi akuntansi yang baik haruslah memenuhi lima kriteria, yaitu
aman, rahasia, privasi, pemrosesan terintegrasi, serta ketersediaan untuk memenuhi kewajiban
operasional. Beberapa contoh sistem informasi akuntansi dalam bentuk software yang biasa
digunakan Perusahaan di Indonesia adalah Accurate, Jurnal, dan SAP Business One.
1. Bagaimana ciri-ciri organisasi apa yang perlu diketahui manajer untuk membangun
dan menggunakan sistem informasi dengan sukses.
Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi. Sistem informasi dibangun
oleh manajer untuk melayani kepentingan perusahaan bisnis. Pada saat yang sama,
organisasi harus sadar dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi untuk mendapatkan
manfaat dari teknologi baru. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi bersifat
kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor mediasi, termasuk struktur organisasi, proses
bisnis, politik, budaya, lingkungan sekitar, dan keputusan manajemen.
a) Proses Bisnis dan Rutinitasnya, setiap organisasi menjadi sangat efisien dari waktu ke
waktu karena individu di perusahaan mengembangkan rutinitas untuk memproduksi
barang dan jasa. Rutinitas ataupun prosedur operasi standar adalah aturan, prosedur, dan
praktik yang tepat yang dikembangkan untuk mengatasi hampir semua situasi yang
diharapkan
b) Politik keorganisasian, setiap orang didalam organisasi memiliki karakter, sudut
pandang, sikap, dan perspektif yang berbeda. Maka dari itu sangat penting dalam hal ini
bagi manajer dan karyawan dikarenakan dapat memberikan rasa untuk menghasilkan
perjuangan politik untuk sumber daya, persaingan, dan konflik dalam setiap organisasi.
c) Budaya organisasi, untuk membangun dan menggunakan sistem informasi dengan
sukses diperlukan budaya organisasi yaitu kekuatan pemersatu yang kuat untuk
menahan konflik politik dan memberikan pemahaman bersama, adanya kesepakatan
dalam prosedur, dan memberikan pemikiran yang lebih luas.
Lingkungan organisasi, untuk membangun dan menggunakan sistem informasi
dengan sukses dibutuhkan lingkungan yang konsisten tidak selalu berubah-ubah dari hal
teknologi dan produk baru serta selera dan nilai publik pada lingkungan tersebut karena
sebagian besar organisasi tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dengan
cepat.
3. Bagaimana model kekuatan kompetitif porter, model rantai nilai, sinergi, kompetensi
inti, dan ekonomi jaringan membantu Perusahaan mengembangkan strategi
kompetetif menggunakan sistem informasi.
1. Model kekuatan kompetetif porter, alat analisis bisnis yang dapat digunakan Perusahaan
untuk menilai intensitas persaingan dalam suatu industri, model ini didasarkan pada
lima kekuatan yang mengatur kekuatan dan kelemahan suatu industri yang menentukan
potensi profitabilitasnya. Dengan memahami bagaimana lima kekuatan mempengaruhi
industri tertentu, Perusahaan dapat memposisikan dirinya dalam pasar dan dapat
menyesuaikan strategi bisnis untuk melawan kelemahan industri dan memanfaatkan
kekuatan.
2. Model rantai nilai, adalah berbagai aktivitas di dalam sebuah bisnis, saling mendukung
dan berkontribusi dalam menciptakan nilai bagi pelanggan. Konsep ini menyediakan
sebuah kerangka kerja untuk memvisualisasikan di area mana perusahaan bisa
menambahkan nilai dan bagaimana melakukannya. Jika sukses, itu bisa mengarah pada
keuntungan yang lebih tinggi. Perusahaan bisa meningkatkan nilai yang dirasakan dan
mengurangi konsumsi biaya yang terlibat.
3. Sinergi, pemikiran mengenai sinergi adalah ketika output beberapa unit dapat digunakan
sebagai input unit lain, atau dua organisasi menggabungkan pasar dan keahlian,
hubungan ini mengurangi biaya dan menghasilkan keuntungan. Pengunaan Teknologi
Informasi pada situasi sinergi ini adalah untuk mengikat operasi unit bisnis yang
berpisah agar dapat bertindak sebagai kesatuan.
4. Kompetensi inti, adalah aktivitas dimana Perusahaan dapat memimpin dalam
industrinya. Kompetensi ini tergantung pada pengalaman organisasi atau terdapatnya
orang-orang penting. Dalam kompetensi inti, bagaimana karyawan dapat menghasilkan
pengetahuan atau dapat memanfaatkan pengetahuan.
5. Ekonomi jaringan membantu Perusahaan mengembangkan strategi kompetetif
menggunakan sistem informasi. Model bisnis yang berdasarkan jaringan dapat
membantu Perusahaan secara strategis dengan mengambil keuntungan dari ekonomi
jaringan (network economics). Ekonomi jaringan dapat digunakan Perusahaan untuk
membuat strategi sesuai ketertarikan pelanggan.
Kaitannya dengan pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan dari masa ke masa memiliki permasalahannya
sendiri, di mana masing-masing permasalahan selalu jatuh pada ‘Perilaku Birokrasi yang
cenderung tidak efisien’. Berbagai pemikiran muncul guna menemukan DNA baru sistem
pemerintahan, dari yang bersifat Tradisional menuju pada kondisi yang lebih modern dan
lebih baik sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Diawalai dari Old Public
Management, yang kemudian bergeser menjadi New Public Management dengan Konsep
Kewirausahaan. Salah satu pemikiran terpopuler pada era 80-an hingga awal 90-an adalah
konsep Reinventing Government dari Osborn dan Gaebler. Gaebler dan Osborn berpikir
bahwa dalam melakukan suatu perubahan haruslah memperhatikan peluang yang
memungkinkan untuk sukses dengan tidak melupakan risiko atau tetap menekan risiko
hingga seminimal mungkin. Mereka mengasumsikan pendapat Drucker bahwa setiap orang
akan mampu menjadi seorang entrepreneur jika organisasi tempat dia bekerja juga didesain
dengan mendukung sistem kewirausahaan.
Istilah Reinventing Government bermakna lembaga sektor pemerintah yang
berkebiasaan entrepreneural, dengan memanfaatkan Sumber Daya yang ada namun
menggunakannya dengan cara yang baru guna mencapai Efisiensi dan Efektifitas.
1. Catalytic Government : Steering Rather Than Rowing
Dalam Bahasa Indonesia yaitu Pemerintahan Katalis : Mengarahkan lebih baik daripada
Mengayuh. Maksudnya adalah berangkat dari filosofi kapal laut, hendaknya pemerintah
mengambil peran sebagai pengarah saja daripada sebagai pengayuh atau pelaku
pelayanan publik. Berbagai hal penting dalam Pengkatalisasian ini adalah pentingnya
menerjemahkan kembali pemaknaan dari kepemerintahan, kemudian melakukan
restrukturisasi dimana kondisinya akan semakin kuat meski nyatanya semakin ramping,
selanjutnya dilakukan pemisahan antara steering dan rowing pada berbagai bidang
pelayanan yang relevan, serta menciptakan image bahwa pekerja pemerintah atau
pegawai negeri bukanlah menjadi korban dari sistem yang ada melainkan sebagai pihak
yang diuntungkan.
2. Community-Owned Government : Empowering Rather Than Serving
Dalam bahasa indonesia yaitu Pemerintahan sebagai milik masyarakat: Pemberdayaan
lebih baik daripada melayani. Maksudnya adalah dalam hal ini, peran pemerintah adalah
memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan berbagai kebutuhan publik,
sehingga tercipta rasa memiliki bagi mereka sendiri, sedangkan pemerintah bukan lagi
sebagai pelayan melainkan hanya sekedar memberi petunjuk.
3. Competitive Government : Injection Competition Into Service Delivering
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintahan yang kompetitif: Menyuntikkan kompetisi
kedalam pemberian pelayanan. Kompetisi yang dimaksud di sini adalah kompetisi
dimana sektor publik vs sektor publik, sektor privat vs sektor publik, dan sektor privat
vs sektor privat. Kondisi ini dipercaya akan menciptakan suatu iklim persaingan yang
pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dan berpengaruh pada harga pelayanan
publik. Berbagai keuntungan yang diperoleh dari kompetisi ini adalah tingkat efisiensi
yang lebih besar, pelayanan yang lebih mengarah pada kebutuhan masyarakat,
menciptakan sekaligus menghargai suatu inovasi, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kebanggaan dan moralitas pegawai pemerintah.
4. Mission-Driven Government : Transforming rules-Driven Organizations.
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintah yang digerakkan oleh Misi : Transformasi
yang digerakkan aturan. Maksudnya adalah pemerintahan akan berjalan lebih efisien
apabila digerakkan bukan atas dasar aturan saja, tetapi lebih kepada ‘misi’, sehingga
penganggaran yang dibutuhkan juga diarahkan pada pencapaian misi sehingga lebih
terkontol. Berbagai keuntungan yang diperoleh dari mission-driven government ini
adalah lebih efisien, lebih efektif, lebih inovatif, dan lebih fleksibel jika dibandingkan
dengan ruled-driven organizations. Dengan keadaan ini, maka diyakini bahwa moralitas
sektor publik juga serta-merta akan meningkat.
5. Result-oriented Government : Funding Outcomes, Not Inputs
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintah yang berorientasi pada hasil : Membiayai
Hasil bukan Masukan. Maksudnya adalah dalam penyelenggaraan pelayanan publik,
pemerintah hendaknya tidak terfokus pada input saja, tetapi sebaiknya lebih kepada
outcomes, sehingga outcomes dari suatu program pemerintah pada akhirnya akan
menjadi sebuah evaluasi baik-buruknya program pemerintah tersebut. Pandangan ini
mengacu pada performance. Beberapa hal yang penting dalam performance measures
terhadap pekerjaan yang dilakukan adalah menghargai performance, kemudian
memanage performance, dan menganggarkan bidang performance.
6. Costumer-Driven Government : Meeing The Need of The Costumer, Not The
Bureaucracy
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintahan yang berorientasi pada pelanggan :
memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan kebutuhan birokrasi. Maksudnya adalah
penyelenggaraan pelayanan publik didasarkan pada kebutuhan khalayak umum, bukan
semata-mata memenuhi program kerja pemerintah saja, melalui pendekatan terhadap
masyarakat, sehingga image arogan pemerintah berikut program-programnya tidak
terjadi lagi. Keuntungan yang diperoleh adalah lebih accountable, memperluas
kesempatan pemilihan keputusan yang tepat, lebih inovatif, memperluas kesempatan
memilih antara dua jenis pelayanan yang pada dasarnya adalah sama, mengurangi
pemborosan, serta pemberdayaan pelanggan yang pada akhirnya akan menciptakan
keadilan.
7. Entreprising Government : Earning Rather Than Spending
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintah Wirausaha : Menghasilkan lebih baik
daripada Menghabiskan. Maksudnya adalah pemerintah bukan menjadi suatu organisasi
yang berorientasi pada laba saja, melainkan pemerintah lebih mengutamakan efisiensi
dalam menghasilkan sesuatu pelayanan daripada pembelanjaan yang berlebihan
sehingga cenderung menjadi pemborosan.
8. Anticipatory Government : Prevention Rather Than Cure
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintahan yang Antisipatif: Mencegah lebih baik dari
pada menanggulangi. Maksudnya adalah hendaknya pemerintah merubah fokus
pelayanan yang sebelumnya bersifat mengobati kerusakan menjadi bersifat pencegahan
terhadap kerusakan, terutama pada bidang pelayanan kesehatan, lingkungan dan polusi,
serta pendegahan terhadap kebakaran melalui pembentukan future commission dengan
melandaskan kegiatannya pada perencanaan stratejik.
9. Decentralized Government : From Hierarchy to Participatory and Team Work
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintahan Desentralisasi : Dari bersifat Hierarki
menjadi Partisipatif dan Kerja Tim. Maksudnya adalah pemerintah hendaknya tidak
sentralis. Banyak bidang kebutuhan pelayanan publik yang memungkinkan untuk
didesentralisasikan penyelenggaraannya agar lebih partisipatif dan efisien. Keuntungan
yang diperoleh adalah lebih fleksibel karena lebih cepat merespon perubahan kebutuhan
masyarakat, lebih efektif, lebih inovatif, serta meningkatkan moralitas, komitmen dan
produktifitas.
10. Market-oriented Government : Leveraging Change Through the Market
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintah Perorientasi Pasar: Mendongkrak Perubahan
melalui mekanisme Pasar. Maksudnya adalah dalam penyelenggaraan pelayanan,
pemerintah hendaknya mengikuti situasi pasar, tidak hanya berkutat pada program-
program kerja yang monoton karena biasanya diarahkan pada konstituen saja, berbau
politik, tidak tepat sasaran, terfragmentasi, serta bukan merupakan suatu tindakan
korektif tetapi lebih mengacu pada kondisi stagnan sebagai akibat dari minimnya
perubahan yang signifikan.
Cara merestrukturisasi pemerintahan menjadi berbasis mekanisme pasar adalah
melalui penyusunan produk hukum yang tegas terhadap mekanisme pasar, penciptaan
informasi terhadap masyarakat, mengutamakan permintaan dan kebutuhan masyarakat,
mengkatalisasi penyediaan oleh sektor swasta, yang kesemuanya ini akan dikondisikan
melalui suatu Market’s Institusi yang akan menekan atau mengurangi gap pasar. Kemudian
hal yang tidak kalah penting adalah merekomendasikan sektor pasar yang baru, mengurangi
risiko usaha, serta merubah kebijakan Investasi Publik.
4. Apa tantangan yang ditimbulkan oleh sistem informasi strategis dan bagaimana
seharusnya mereka ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/07/26/sistem-informasi-akuntansi-adalah
https://www.finansialku.com/definisi-sistem-informasi-akuntansi/
https://www.gramedia.com/literasi/sistem-informasi-akuntansi/
https://www.researchgate.net/publication/
359660884_Sistem_Informasi_Organisasi_dan_Strategi
https://tinyurl.com/k6awbryx
https://bappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2019/10/KEMENDAGRI.pdf
https://digitaltransformation.co.id/tantangan-penerapan-sistem-terintegrasi-pada-sektor-
publik/
https://media.neliti.com/media/publications/175130-ID-none.pdf
https://accurate.id/marketing-manajemen/analisis-lima-kekuatan-porter/