Anda di halaman 1dari 15

INFORMATION SYSTEM, ORGANIZATION, AND STRATEGY

Alya Hanifah, Novialdi

Department of Accounting, Faculty of Economics and Business,


Universitas Jambi, Indonesia

Abstract

Information system is a set of organisational procedures that exist when implemented will
provide information to make decisions or control information. Information system technology is
widely used for users who greatly affect the running of an organisation or in a company.
Competitive advantage is an advantage possessed by a company where these advantages are
used to compete with other companies to increase the value of the company both in terms of
increasing profits and company image.

Keywords: Information System, organization, Strategy

LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi infromasi sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis


dalam era globalisasi saat ini, bisnis tidak bisa dijalankan hanya dengan mengandalkan cara
konvensional. Perusahaan memerlukan kecerdasan dalam bisnis dan strategi baru dalam
pemanfaatan teknologi informasi agar bisnis tersebut mampu bersaing dengan bisnis lainnya.
Perkembangan teknologi komunikasi dan computer menyebabkan terjadinya perubahan kultur
dan budaya kita sehari-hari dalam era ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan dan
juga sering digunakan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. Walaupun pada dasarnya tidak
setiap orang dapat cepat menegerti tentang media elektronik ini, akan tetapi desakan dan
keperluan bisnis yang menyebabakan para pelaku bisnis harus menggunakan media elektronik
ini. Dengan demikian, dalam kenyataannya melalui media elektronik juga memiliki kekurangan
nya sendiri seperti halnya aplikasi belanja online yang harus membutuhkan waktu dan koordinasi
yang cukup rumit bahkan bisa memakan waktu mingguan untuk barang orderan bisa sampai
pada alamat tujuan.
Pada lingkungan bisnis terdapat persaingan, perubahan, dan ketidakpastian. Perusahaan
dengan adanya sistem informasi akan mempunyai kemampuan untuk mendeteksi secara efektif
kapan perubahan dunia bisnis memerlukan tanggapan strategis. Informasi yang besifat strategis
diperlukan pada perusahaan dalam kaitannya dengan kehidupan jangka panjang perusahaan
sehingga penggunaan sistem informasi diharapkan mampu untuk memberi pengaruh yang besar
dalam menghadapi dunia bisnis yang sangat kompetetif. Berdasarkan uraian tersebut perlu
dipahami kembali mengenai sistem informasi, organisasi dan strategi serta bagaimana
perusahaan menggunakan sistem informasi tersebut.

PEMBAHASAN

Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi. Sistem informasi dibangun oleh
manajer untuk melayani kepentingan perusahaan bisnis. Pada saat yang sama, organisasi harus
sadar dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi untuk mendapatkan manfaat dari
teknologi baru. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi bersifat kompleks dan
dipengaruhi oleh banyak faktor mediasi, termasuk struktur organisasi, proses bisnis, politik,
budaya, lingkungan sekitar, dan keputusan manajemen.

A. Sistem Informasi
Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang dirancang untuk mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, mengintegrasikan, serta mengkomunikasikan data. Sistem ini mencakup
informasi yang berhubungan dengan pendapatan, pengeluaran, data karyawan dan pelanggan,
serta pajak Perusahaan. Sistem informasi akuntansi juga disingkat SIA. Tujuan dari sistem
informasi akuntansi adalah menyediakan aliran data yang relevan, akurat, dan penting untuk
kelancaran bisnis. Sistem informasi akuntansi yang baik haruslah memenuhi lima kriteria, yaitu
aman, rahasia, privasi, pemrosesan terintegrasi, serta ketersediaan untuk memenuhi kewajiban
operasional. Beberapa contoh sistem informasi akuntansi dalam bentuk software yang biasa
digunakan Perusahaan di Indonesia adalah Accurate, Jurnal, dan SAP Business One.

Fungsi sistem informasi akuntansi:


a. Mengumpulkan serta menyimpan data aktivitas atau transaksi keuangan Perusahaan.
b. Memproses data keuangan menjadi informasi dalam pengambilan keputusan manajemen
tentang perencanaan dan pengendalian usaha.
c. Melakukan control yang efektif dan tepat terhadap asset-aset Perusahaan
d. Pengawasan terhadap semua aktivitas keuangan Perusahaan
e. Efisiensi biaya dan waktu terhadap kinerja keuangan
f. Penyajian data keuangan yang sistematis dan akurat dalam periode akuntansi yang tepat

Tujuan utama sistem informasi akuntansi:


a. Mendukung fungsi stewardship manajemen
Dalam proses pengurusan operasional Perusahaan pihak manajemen bertanggung jawab
untuk mengatur dan mengelola sumber daya dengan benar. Dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab tersebut agar membuat kebijakan yang benar, membutuhkan bahan
pertimbangan. Maka dari itusistem informasi akuntansi disusun agar dapat menghasilkan
laporan ekonomi.
b. Mendukung proses pengambilan keputusan
Sistem informasi sendiir dirancang untuk membuat laporan melalui serangkaian proses dari
mullai pencatatan, identifikasi, pengolahan hingga penyajian dalam bentuk sebuah data
keuangan yang mencakup segala transaksi ekonomi Perusahaan. Laporan tersebut
selanjutnya akan diserahkan kepada pihak berwenang dalam hal ini adalah manajer untuk
dijadikan dasar pertimbangan dalam menentukan sebuah kebijakan dan keputusan baru.
c. Mendukung operasional Perusahaan
Tujuan utama dari sistem informasi akuntansi adalah membantu dalam hal penyediaan
informasi ekonomi Perusahaan yang nantinya data tersebut sangat dibutuhkan untuk banyak
pihak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Laporan ekonomi hasil dari sistem
informasi akuntansi tersebut secara tidak langsung mendukung dan meningkatkan efisiensi
Perusahaan, sehingga semua proses pekerjaan dapat berjalan secara efektif serta efisien.

B. Organisasi dan Sistem Informasi


Organisasi dalam perspektif teknis dapat diartikan sebagai struktur sosial yang
bersumber dari lingkungan, sumber tersebut diproses sehingga menghasilkan output yang
diinginkan. Organisasi memproses inputan yang berasal dari lingkungan yang merupakan
factor produksi utama menjadi produk dan jasa melalui proses produksi. Output yang
dihasilkan kemudian berupa produk dan jasa konsumsi oleh lingkungan sehingga
menyediakan modal dan tenaga kerja tambahan sebagai input yang akan kembaliu diproses.
Sistem informasi pada suatu organisasi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
akan informasi yang berhubungan dengan bagian-bagian tertentu dari organisasi. Sistem
informasi organisasi diterapkan pada area-area bisnis Perusahaan untuk membantu para
manajer dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Area bisnis Perusahaan
menggunakan basisi data yang diproduksi oleh sistem informasi transaksi, ditambah dari
sumber-sumber yang lain.

C. Strategi Organisasi dan Sistem Infromasi


Strategi bisnis organisasi, aturan, dan prosedur pada organisasi sangat dipengaruhi
oleh sistem informasi yang digunakan oleh organisasi tersebut begitu pula sebaliknya.
Perubahan yang terjadi pada strategi bisnis, aturan, dan prosedur kerja yang telah ditetapkan
oleh organisasi harus mampu diikuti telekomunikasi yang mendukung sebuah sistem
informasi. Sistem informasi dalamsebuah organisasi juga dapat dijadikan Batasan pada
organisasi karena apa yang diinginkan oleh organisasi sangat bergantung pada sistem
informasi yang dijalankan didalamnya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhuan manusia
dalam sebuah organisasional Perusahaan.

D. Kaitan Sistem Informasi dengan Pemerintah


Terdapat urgensi pada penerapan sistem informasi Pemerintahan Daerah. Pada Pasal
391 dan Pasal 395 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menjelaskan bahwa
Pemerintahan Daerah wajib meneydiakan informasi Pemerintahan Daerah yang merupakan
informasi Pembangunan Daerah dan Informasi keuangan Daerah dan dapat menyediakan
serta mengelola informasi Pemerintahan Daerah lainnya yang dikelola dalam Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang semakin
dinamis, sehingga dibutuhkan suatu sistem informasi untuk efektivitas dan efisiensi
pelakasanaan pembinaan dan pengawasan (Binwas) penyelenggaraan Penyelenggaraan
Daerah.

1. Bagaimana ciri-ciri organisasi apa yang perlu diketahui manajer untuk membangun
dan menggunakan sistem informasi dengan sukses.
Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi. Sistem informasi dibangun
oleh manajer untuk melayani kepentingan perusahaan bisnis. Pada saat yang sama,
organisasi harus sadar dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi untuk mendapatkan
manfaat dari teknologi baru. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi bersifat
kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor mediasi, termasuk struktur organisasi, proses
bisnis, politik, budaya, lingkungan sekitar, dan keputusan manajemen.
a) Proses Bisnis dan Rutinitasnya, setiap organisasi menjadi sangat efisien dari waktu ke
waktu karena individu di perusahaan mengembangkan rutinitas untuk memproduksi
barang dan jasa. Rutinitas ataupun prosedur operasi standar adalah aturan, prosedur, dan
praktik yang tepat yang dikembangkan untuk mengatasi hampir semua situasi yang
diharapkan
b) Politik keorganisasian, setiap orang didalam organisasi memiliki karakter, sudut
pandang, sikap, dan perspektif yang berbeda. Maka dari itu sangat penting dalam hal ini
bagi manajer dan karyawan dikarenakan dapat memberikan rasa untuk menghasilkan
perjuangan politik untuk sumber daya, persaingan, dan konflik dalam setiap organisasi.
c) Budaya organisasi, untuk membangun dan menggunakan sistem informasi dengan
sukses diperlukan budaya organisasi yaitu kekuatan pemersatu yang kuat untuk
menahan konflik politik dan memberikan pemahaman bersama, adanya kesepakatan
dalam prosedur, dan memberikan pemikiran yang lebih luas.
Lingkungan organisasi, untuk membangun dan menggunakan sistem informasi
dengan sukses dibutuhkan lingkungan yang konsisten tidak selalu berubah-ubah dari hal
teknologi dan produk baru serta selera dan nilai publik pada lingkungan tersebut karena
sebagian besar organisasi tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dengan
cepat.

2. Apa dampak dari sistem informasi pada organisasi.

Dampak dari sistem informasi terhadap organisasi yaitu meningkatkan efektivitas


alur kerja Perusahaan dan membantu aktifitas dari organisasi dengan mendukung kegiatan
manajemen pengambilan keputusan, operasional bisnis, serta fungsi strategi yang mampu
memiliki kinerja dalam sebuah organisasi.
Dampak sistem informasi pada pemerintah
Pemerintah telah menetapkan program Pembangunan dan pengembangan teknologi
informasi dan komunikasi dengan istilah e-government. Penerapan E-government
merupakan amanat Inpres No.3 tahun 2003 tentang penyelenggaran tata kelola pemerintahan
secara elektronis di Indonesia.
E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan,
seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan
keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi
bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih
umum lagi dikenal sebagai world wide web (www).
Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat
meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Manfaat e-government
yang dapat dirasakan antara lain :
1. Pelayanan yang lebih baik kepada Masyarakat.
Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu
dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik
datang ke kantor pemerintahan.
2. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum.
Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak
menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari
semua pihak.
3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.
Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat
menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya
tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan
digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.
4. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien.
Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan
video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat
membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan
tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus
terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.
Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat mendesak untuk
dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah
keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on- line
antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi
terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik.
Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan teknologi
mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi paradigma baru dengan upaya
peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah
yang baik (good governance). Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah
merupakan pendorong serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan,
oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan
informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak
pengguna lainnya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau
yang disebut E-Government membuat masyarakat semakin mudah untuk mengakses
kebijakan pemerintah bahwa pemerintah menyusun program untuk berjalan lancar. E-
Government juga dapat mendukung pemerintahan yang lebih efisien, dan dapat
meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri. Masyarakat
dapat memberikan masukan terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga dapat
meningkatkan kinerja pemerintah.

3. Bagaimana model kekuatan kompetitif porter, model rantai nilai, sinergi, kompetensi
inti, dan ekonomi jaringan membantu Perusahaan mengembangkan strategi
kompetetif menggunakan sistem informasi.

1. Model kekuatan kompetetif porter, alat analisis bisnis yang dapat digunakan Perusahaan
untuk menilai intensitas persaingan dalam suatu industri, model ini didasarkan pada
lima kekuatan yang mengatur kekuatan dan kelemahan suatu industri yang menentukan
potensi profitabilitasnya. Dengan memahami bagaimana lima kekuatan mempengaruhi
industri tertentu, Perusahaan dapat memposisikan dirinya dalam pasar dan dapat
menyesuaikan strategi bisnis untuk melawan kelemahan industri dan memanfaatkan
kekuatan.
2. Model rantai nilai, adalah berbagai aktivitas di dalam sebuah bisnis, saling mendukung
dan berkontribusi dalam menciptakan nilai bagi pelanggan. Konsep ini menyediakan
sebuah kerangka kerja untuk memvisualisasikan di area mana perusahaan bisa
menambahkan nilai dan bagaimana melakukannya. Jika sukses, itu bisa mengarah pada
keuntungan yang lebih tinggi. Perusahaan bisa meningkatkan nilai yang dirasakan dan
mengurangi konsumsi biaya yang terlibat.
3. Sinergi, pemikiran mengenai sinergi adalah ketika output beberapa unit dapat digunakan
sebagai input unit lain, atau dua organisasi menggabungkan pasar dan keahlian,
hubungan ini mengurangi biaya dan menghasilkan keuntungan. Pengunaan Teknologi
Informasi pada situasi sinergi ini adalah untuk mengikat operasi unit bisnis yang
berpisah agar dapat bertindak sebagai kesatuan.
4. Kompetensi inti, adalah aktivitas dimana Perusahaan dapat memimpin dalam
industrinya. Kompetensi ini tergantung pada pengalaman organisasi atau terdapatnya
orang-orang penting. Dalam kompetensi inti, bagaimana karyawan dapat menghasilkan
pengetahuan atau dapat memanfaatkan pengetahuan.
5. Ekonomi jaringan membantu Perusahaan mengembangkan strategi kompetetif
menggunakan sistem informasi. Model bisnis yang berdasarkan jaringan dapat
membantu Perusahaan secara strategis dengan mengambil keuntungan dari ekonomi
jaringan (network economics). Ekonomi jaringan dapat digunakan Perusahaan untuk
membuat strategi sesuai ketertarikan pelanggan.
Kaitannya dengan pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan dari masa ke masa memiliki permasalahannya
sendiri, di mana masing-masing permasalahan selalu jatuh pada ‘Perilaku Birokrasi yang
cenderung tidak efisien’. Berbagai pemikiran muncul guna menemukan DNA baru sistem
pemerintahan, dari yang bersifat Tradisional menuju pada kondisi yang lebih modern dan
lebih baik sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Diawalai dari Old Public
Management, yang kemudian bergeser menjadi New Public Management dengan Konsep
Kewirausahaan. Salah satu pemikiran terpopuler pada era 80-an hingga awal 90-an adalah
konsep Reinventing Government dari Osborn dan Gaebler. Gaebler dan Osborn berpikir
bahwa dalam melakukan suatu perubahan haruslah memperhatikan peluang yang
memungkinkan untuk sukses dengan tidak melupakan risiko atau tetap menekan risiko
hingga seminimal mungkin. Mereka mengasumsikan pendapat Drucker bahwa setiap orang
akan mampu menjadi seorang entrepreneur jika organisasi tempat dia bekerja juga didesain
dengan mendukung sistem kewirausahaan.
Istilah Reinventing Government bermakna lembaga sektor pemerintah yang
berkebiasaan entrepreneural, dengan memanfaatkan Sumber Daya yang ada namun
menggunakannya dengan cara yang baru guna mencapai Efisiensi dan Efektifitas.
1. Catalytic Government : Steering Rather Than Rowing
Dalam Bahasa Indonesia yaitu Pemerintahan Katalis : Mengarahkan lebih baik daripada
Mengayuh. Maksudnya adalah berangkat dari filosofi kapal laut, hendaknya pemerintah
mengambil peran sebagai pengarah saja daripada sebagai pengayuh atau pelaku
pelayanan publik. Berbagai hal penting dalam Pengkatalisasian ini adalah pentingnya
menerjemahkan kembali pemaknaan dari kepemerintahan, kemudian melakukan
restrukturisasi dimana kondisinya akan semakin kuat meski nyatanya semakin ramping,
selanjutnya dilakukan pemisahan antara steering dan rowing pada berbagai bidang
pelayanan yang relevan, serta menciptakan image bahwa pekerja pemerintah atau
pegawai negeri bukanlah menjadi korban dari sistem yang ada melainkan sebagai pihak
yang diuntungkan.
2. Community-Owned Government : Empowering Rather Than Serving
Dalam bahasa indonesia yaitu Pemerintahan sebagai milik masyarakat: Pemberdayaan
lebih baik daripada melayani. Maksudnya adalah dalam hal ini, peran pemerintah adalah
memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan berbagai kebutuhan publik,
sehingga tercipta rasa memiliki bagi mereka sendiri, sedangkan pemerintah bukan lagi
sebagai pelayan melainkan hanya sekedar memberi petunjuk.
3. Competitive Government : Injection Competition Into Service Delivering
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintahan yang kompetitif: Menyuntikkan kompetisi
kedalam pemberian pelayanan. Kompetisi yang dimaksud di sini adalah kompetisi
dimana sektor publik vs sektor publik, sektor privat vs sektor publik, dan sektor privat
vs sektor privat. Kondisi ini dipercaya akan menciptakan suatu iklim persaingan yang
pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dan berpengaruh pada harga pelayanan
publik. Berbagai keuntungan yang diperoleh dari kompetisi ini adalah tingkat efisiensi
yang lebih besar, pelayanan yang lebih mengarah pada kebutuhan masyarakat,
menciptakan sekaligus menghargai suatu inovasi, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kebanggaan dan moralitas pegawai pemerintah.
4. Mission-Driven Government : Transforming rules-Driven Organizations.
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintah yang digerakkan oleh Misi : Transformasi
yang digerakkan aturan. Maksudnya adalah pemerintahan akan berjalan lebih efisien
apabila digerakkan bukan atas dasar aturan saja, tetapi lebih kepada ‘misi’, sehingga
penganggaran yang dibutuhkan juga diarahkan pada pencapaian misi sehingga lebih
terkontol. Berbagai keuntungan yang diperoleh dari mission-driven government ini
adalah lebih efisien, lebih efektif, lebih inovatif, dan lebih fleksibel jika dibandingkan
dengan ruled-driven organizations. Dengan keadaan ini, maka diyakini bahwa moralitas
sektor publik juga serta-merta akan meningkat.
5. Result-oriented Government : Funding Outcomes, Not Inputs
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintah yang berorientasi pada hasil : Membiayai
Hasil bukan Masukan. Maksudnya adalah dalam penyelenggaraan pelayanan publik,
pemerintah hendaknya tidak terfokus pada input saja, tetapi sebaiknya lebih kepada
outcomes, sehingga outcomes dari suatu program pemerintah pada akhirnya akan
menjadi sebuah evaluasi baik-buruknya program pemerintah tersebut. Pandangan ini
mengacu pada performance. Beberapa hal yang penting dalam performance measures
terhadap pekerjaan yang dilakukan adalah menghargai performance, kemudian
memanage performance, dan menganggarkan bidang performance.
6. Costumer-Driven Government : Meeing The Need of The Costumer, Not The
Bureaucracy
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintahan yang berorientasi pada pelanggan :
memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan kebutuhan birokrasi. Maksudnya adalah
penyelenggaraan pelayanan publik didasarkan pada kebutuhan khalayak umum, bukan
semata-mata memenuhi program kerja pemerintah saja, melalui pendekatan terhadap
masyarakat, sehingga image arogan pemerintah berikut program-programnya tidak
terjadi lagi. Keuntungan yang diperoleh adalah lebih accountable, memperluas
kesempatan pemilihan keputusan yang tepat, lebih inovatif, memperluas kesempatan
memilih antara dua jenis pelayanan yang pada dasarnya adalah sama, mengurangi
pemborosan, serta pemberdayaan pelanggan yang pada akhirnya akan menciptakan
keadilan.
7. Entreprising Government : Earning Rather Than Spending
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintah Wirausaha : Menghasilkan lebih baik
daripada Menghabiskan. Maksudnya adalah pemerintah bukan menjadi suatu organisasi
yang berorientasi pada laba saja, melainkan pemerintah lebih mengutamakan efisiensi
dalam menghasilkan sesuatu pelayanan daripada pembelanjaan yang berlebihan
sehingga cenderung menjadi pemborosan.
8. Anticipatory Government : Prevention Rather Than Cure
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintahan yang Antisipatif: Mencegah lebih baik dari
pada menanggulangi. Maksudnya adalah hendaknya pemerintah merubah fokus
pelayanan yang sebelumnya bersifat mengobati kerusakan menjadi bersifat pencegahan
terhadap kerusakan, terutama pada bidang pelayanan kesehatan, lingkungan dan polusi,
serta pendegahan terhadap kebakaran melalui pembentukan future commission dengan
melandaskan kegiatannya pada perencanaan stratejik.
9. Decentralized Government : From Hierarchy to Participatory and Team Work
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintahan Desentralisasi : Dari bersifat Hierarki
menjadi Partisipatif dan Kerja Tim. Maksudnya adalah pemerintah hendaknya tidak
sentralis. Banyak bidang kebutuhan pelayanan publik yang memungkinkan untuk
didesentralisasikan penyelenggaraannya agar lebih partisipatif dan efisien. Keuntungan
yang diperoleh adalah lebih fleksibel karena lebih cepat merespon perubahan kebutuhan
masyarakat, lebih efektif, lebih inovatif, serta meningkatkan moralitas, komitmen dan
produktifitas.
10. Market-oriented Government : Leveraging Change Through the Market
Dalam bahasa Indonesia yaitu Pemerintah Perorientasi Pasar: Mendongkrak Perubahan
melalui mekanisme Pasar. Maksudnya adalah dalam penyelenggaraan pelayanan,
pemerintah hendaknya mengikuti situasi pasar, tidak hanya berkutat pada program-
program kerja yang monoton karena biasanya diarahkan pada konstituen saja, berbau
politik, tidak tepat sasaran, terfragmentasi, serta bukan merupakan suatu tindakan
korektif tetapi lebih mengacu pada kondisi stagnan sebagai akibat dari minimnya
perubahan yang signifikan.
Cara merestrukturisasi pemerintahan menjadi berbasis mekanisme pasar adalah
melalui penyusunan produk hukum yang tegas terhadap mekanisme pasar, penciptaan
informasi terhadap masyarakat, mengutamakan permintaan dan kebutuhan masyarakat,
mengkatalisasi penyediaan oleh sektor swasta, yang kesemuanya ini akan dikondisikan
melalui suatu Market’s Institusi yang akan menekan atau mengurangi gap pasar. Kemudian
hal yang tidak kalah penting adalah merekomendasikan sektor pasar yang baru, mengurangi
risiko usaha, serta merubah kebijakan Investasi Publik.

4. Apa tantangan yang ditimbulkan oleh sistem informasi strategis dan bagaimana
seharusnya mereka ditangani.

Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi adalah orang-orang


yang terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu departemen operasional sebagai
end-user dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai
leader yang membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-
implementasikan adalah system informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat
besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya seperti:
a) Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk
membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa
developer juga tidak mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung atau juga
karena standard dari developer yang kurang dalam membuat program sehingga program
yang dihasilkan adalah program yang baik dari kacamata developer bukan dari kedua
belah pihak. Karena ketidak tahuan pengguna maka masalah ini bisa diabaikan dimana
pengguna juga tidak keberatan dengan program yang diberikan untuk digunakan.
b) Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam system
dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari proses bisnis
yang belum di cover oleh system dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata
menimbulkan masalah, dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti
melakukan tambal sulam yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu
aplikasi yang tidak dapat di andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk
melakukan entry data.
c) Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat menjadikan
implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang sudah disibukkan
dengan kegiatan operasional akan berpura-pura menyetujui, menjalankan dan
mengikutinya tetapi pada kenyataannya semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Akan membutuhkan CETL yang lama jika dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.

Untuk menangani hal tersebut, kepemimpinan manajemen sangat diperlukan untuk


menghadapi tantangan ini. Dan perlu diketahui bersama, teknologi hanya bersifat membantu
bukan menggantikan karena seperti anda ketahui ‘there is no brain and heart inside’ sehingga
pengembangan system informasi bersifat kontinyu, dan mungkin akan ada asumsi dan
ketergantungan yang tidak dapat diterjemahkan kedalam sistem dan ini semua tentang
people power untuk kehidupan yang lebih baik.

Keterkaitan dengan pemerintahan


1. Tantangan yang pertama adalah kompleksitas. Seperti yang kita ketahui bersama,
lingkup sektor publik sangatlah besar dan kompleks. Belum lagi sektor publik mengurus
data penting yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Bila terjadi kesalahan
dalam menerapkan teknologi yang ada, maka akan berpengaruh pada masyarakat pula.
Proses implementasi sistem terintegrasi ini juga akan memakan waktu yang lama karena
kompleksitasnya. Tak seperti sistem bisnis suatu perusahaan, sektor publik akan
membutuhkan waktu dan tenaga yang besar untuk mengubah sistem yang sudah ada
menjadi lebih terpadu.
2. Tantangan kedua yang perlu diperhatikan adalah memilih perangkat lunak yang tepat.
Ada begitu banyak software di pasaran yang menjanjikan pengalaman sistem integrasi
terbaik. Sistem integrasi biasanya akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh
integrasi hybrid. Integrasi ini memadukan aplikasi fisik dengan aplikasi berbasis cloud.
Menggunakan software yang tepat akan sangat berpengaruh bagi alur kerja sektor
publik. Terlebih, sistem integrasi perlu menggabungkan beberapa lembaga pemerintahan
sekaligus agar penyatuan data dan informasi menjadi lebih efektif.
3. Kementerian Kominfo mengatakan bahwa pemerintah harus bisa melakukan integrasi
regulasi. Pihak kementerian berpendapat bahwa saat ini setiap lembaga, baik di pusat
maupun daerah, sudah memanfaatkan teknologi dengan baik. Namun, beberapa lembaga
mengaku menemukan kesulitan untuk meminta dan berbagi data karena ada regulasi
yang menahannya.
Akses terhadap data pun masih bersifat terpisah sehingga terjadi duplikasi data dan
perbedaan data. Sebagai contoh, data kependudukan yang dimiliki oleh Direktorat
Jenderal Dukcapil Kemendagri bisa saja berbeda dari data kependudukan dari BPS,
layanan kesehatan, dan layanan pendidikan. Untuk itulah diperlukan kesatuan regulasi
yang bisa menjawab permasalahan ini. Pembenahan regulasi sangat diperlukan untuk
mempercepat penerapan sistem integrasi.
4. Menghadapi perubahan tidaklah mudah, apalagi jika sistem yang ada sudah berjalan
selama bertahun-tahun sehingga orang sudah terbiasa dengan birokrasi yang berbelit-
belit. Menerapkan sistem yang baru akan membuka tantangan baru, yakni manajemen
perubahan. Pemerintah harus mengadakan penyuluhan dan pelatihan untuk mempercepat
proses sistem integrasi ini.
Proses tersebut juga harus diteruskan pada masyarakat agar rakyat bisa melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan publik tanpa kesulitan. Menghadapi
perubahan besar inilah yang menjadi ketakutan dalam mengadopsi sistem integrasi.
Bagaimana pun juga, kita harus memahami masih banyak pekerja di sektor publik yang
sudah tak lagi muda. Akibatnya, proses penerimaan pengetahuan baru terkait teknologi
juga membutuhkan waktu.
Meskipun penerapan sistem integrasi memiliki tantangan, bukan berarti pemerintah
harus menyerah begitu saja. Apalagi manfaat yang didapat dari pengadopsian sistem ini
akan lebih banyak daripada tantangan yang dihadapi. Bila para pekerja dan
masyarakatnya memiliki keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik, maka sistem
ini akan bisa diimplementasikan dengan sempurna.Selain keinginan yang kuat,
pemerintah juga harus meningkatkan keterampilan dan infrastruktur digital agar
penerapan sistem terintegrasi ini semakin maksimal. Transformasi digital sangatlah
penting dalam dunia yang semakin maju ini. Pahami lebih jauh mengenai transformasi
digital dalam berbagai bidang seperti pemerintahan, sektor kesehatan, sektor manufaktur,
dan lainnya bersama dengan Digital Transformation Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/07/26/sistem-informasi-akuntansi-adalah
https://www.finansialku.com/definisi-sistem-informasi-akuntansi/
https://www.gramedia.com/literasi/sistem-informasi-akuntansi/
https://www.researchgate.net/publication/
359660884_Sistem_Informasi_Organisasi_dan_Strategi
https://tinyurl.com/k6awbryx
https://bappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2019/10/KEMENDAGRI.pdf
https://digitaltransformation.co.id/tantangan-penerapan-sistem-terintegrasi-pada-sektor-
publik/
https://media.neliti.com/media/publications/175130-ID-none.pdf
https://accurate.id/marketing-manajemen/analisis-lima-kekuatan-porter/

Anda mungkin juga menyukai