Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem informasi yang dapat
membantu manajemen di dalam pengumpulan data, pengolahan serta analisis evaluasi
data dan menyajikan ke dalam batas informasi yang bernilai dan akhirnya sampai
dimana informasi ini berguna untuk mendukung fungsi operasi manajemen
(Machmud, 2013).
Sistem informasi sangat berperan untuk memadukan semua unsur-unsur yang
saling berhubungan sehingga sistem informasi tersebut harus dipandang sebagai suatu
sistem tunggal, namun cukup kompleks sehingga perlu diuraikan menjadi subsistem-
subsistem untuk perencanaan dan pengendalian pengembangannya serta untuk
mengendalikan operasinya. Perkembangan sistem informasi dewasa ini semakin
berkembang pesat, hal ini didukung oleh perkembangan teknologi informatika yang
ada di seluruh dunia, dengan demikian menudahkan para penggunan sistem informasi
tersebut untuk meningkatkan kegunaan dari sistem informasi yang mereka miliki.
Berhubungan dengan pembangunan sistem informasi, meliputi perlunya membangun
sistem informasi, tahapan-tahapan pengembangan, metode-metode dalam membangun
sistem, serta pengembangan sistem untuk perusahaan yang bergerak di lingkungan
bisnis digital.
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah salah satu dari lima subsistem
utama CBIS. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer
dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. Subunit dapat
didasarkan pada area fungsional atau tingkatan manjemen. SIM menyediakan
informasi bagai pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi
model matematika. Laporan dan output model dapat disediakan dalam bentuk tabel
atau grafik. Pengaruh perilaku selalu penting bagi kinerja sistem informasi, tetapi
terutama penting bagi sistem informasi organisasi seperti SIM. Para manajer dan
spesialis informasi dapat membuat program yang dirancang untuk mengubah dampak
negatif dari pengaruh perilaku menjadi hasil yang positif.

1
SIM mencerminkan suatu sikap para eksekutif yang menginginkan agar
komputer tersedia untuk semua pemecah masalah perusahaan. Ketika SIM berada
pada tempatnya dan berfungsi seperti yang diinginkan, SIM dapat membantu manajer
dan pemakai lain di dalam dan di luar perusahaan mengidentifikasi dan memahami
masalah.
Sistem informasi (SI) merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu
perusahaan. Dengan adanya sistem informasi maka organisasi atau perusahaan dapat
menjamin kualitas informasi yang disajikan dan dapat mengambil keputusan
berdasarkan informasi tersebut. Seiring perkembangan teknologi maka kebutuhan
akan informasi yang cepat, tepat dan akurat sangat diperlukan. Karena itu, keberadaan
sistem informasi sudah menjadi kebutuhan mutlak bagi perusahaan dalam
menjalankan proses bisnisnya.
Sistem Informasi merupakan salah satu inovasi yang pernah terjadi di
kehidupan manusia dan evolusinya. Sistem Informasi sebagai salah satu cabang
pendidikan yang mengedepankan penerapan teknologi dalam ilmu sehari-hari
diajarkan mulai dari tingkat dasar dan dianggap sebagai kemampuan non akademis
yang dapat dicapai oleh seseorang disamping kemampuan akademis. Secara tak
langsung manusia juga diharuskan untuk mengikuti arus globalisasi yang sedang
gencar-gencarnya terjadi saat ini.
Perubahan demi perubahan terjadi di bidang ekonomi, sosial, politik, budaya,
dan teknologi itu sendiri. Teknologi bukan hanya mengikuti arus globalisasi tetapi
juga berbanding lurus dengan tren kurs mata uang dunia sehingga apabila kurs sedang
tinggi maka harga teknologi pun juga tinggi. Fenomena yang terjadi saat ini bahwa
manusia menjadi ketergantungan terhadap teknologi juga menunjukkan bahwa
teknologi sangat mempengaruhi kehidupan manusia dari banyak aspek.
Sistem Informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah
sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait
dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang
menerimanya. Informasi sekarang bisa kita akses melalui internet. Di dunia bisnis
internet dapat dijadikan sebagai media promosi atau yang bisa disebut dengan toko
online.

2
Toko online adalah sebuah aplikasi berbasis web yang dapat dijadikan sebagai
media jual beli dan promosi barang maupun jasa secara online. Toko online memiliki
manfaat yang sangat besar. Pertama, para pembeli tidak perlu datang ke toko penjual
untuk memilih barang yang ingin dibeli. Dengan toko online target pemasaran produk
pun menjadi lebih luas.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas antara lain:
1. Bagaimana Sistem Sebagai Perubahan Organisasi Yang Berencana?
2. Apa yang di maksud dengan Tinjauan Umum Pembangunan Sistem Informasi?
3. Bagaimana Pendekatan Alternatif Sistem Pembangunan Informasi?
4. Bagaimana Pembangunan Aplikasi Untuk Perusahaan Digital?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang diharapkan dapat dicapai antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Bagaimana Sistem Sebagai Perubahan Organisasi Yang
Berencana
2. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan Tinjauan Umum Pembangunan
Sistem Informasi
3. Untuk mengetahui Pendekatan Alternatif Sistem Bangunan
4. Untuk mengetahui Bagaimana Bagaimana Pembangunan Aplikasi Untuk
Perusahaan Digital

D. Manfaat Penulisan
Mahasiswa mampu menambah wawasan dalam mempelajari bagaimana membangun
sistem informasi dalam masa sekarang dan ke masa yang akan datang.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Sebagai Perubahan Organisasi Yang Terencana


Membangun sistem informasi baru merupakan salah satu bentuk perubahan
organisasi yang terencana. Pengenalan system informasi baru melibatkan lebih banyak
dari pada perngkat keras dan perangkat keras baru. Ini juga mencakup perubahan
dalam pekerjaan, keterampilan, manajemen, dan organisasi. Saat merancang system
internal baru, kita mendesain ulang organisasi. Pembangunan system harus memahami
bagaimana system akan mempengaruhi bisnis dan organisasi secara keseluruhan.

a. Pengembangan Sistem dan Perubahan Organisasi


Empat jenis perubahan organisasi struktural yang dimungkinkan oleh teknologi
informasi:
1. Otomatisasi adalah bentuk paling umum dari perubahan organisasi yang
dimungkinkan oleh teknologi informasi
2. Rasionalisasi adalah bentuk perubahan organisasi yang lebih mendalam yang
langsung mengikuti otomatisasi awal.
3. Perancangan ulang proses bisnis adalah bentuk perubahan organisasi yang
lebih kuat melalui proses-proses bisnis dianalisis, disederhanakan, dan
dirancang ulang.
4. Pergeseran paradigma adalah perubahan bisnis yang lebih radikal. Pergeseran
paradigma melibatkan pemikiran ulang sifat dan bisnis, mendefinisikan
model bisnis baru dan sering mengubah sifat perusahaan saat ini.

b. Perancangan Ulang Proses Bisnis


Business Process Reengineering (BPR) atau Rekayasa ulang proses bisnis
adalah pemikiran kembali secara fundamental dan perancangan kembali proses
bisnis secara radikal, dihasilkan dari sumber daya organisasi yang tersedia. BPR
menggunakan pendekatan untuk perancangan kembali cara kerja dalam
mendukung misi organisasi dan mengurangi biaya.

4
Perancangan ulang dimulai dengan penaksiran level tinggi terhadap misi
organisasi, tujuan strategis, dan kebutuhan pelanggan.
1. Mengidentifikasi proses untuk perubahan
Salah satu dari strategi keputusan yang paling penting yang dapat
dilakukan oleh suatu perusahaan adalah bukan memutuskan bagaimana
menggunakan komputer-komputer untuk meningkatkan proses bisnis, tetapi
memahami proses bisnis apakah yang memerlukan peningkatan.
2. Menganalisis proses-proses yang telah ada
Proses bisnis yang telah ada akan dibuat model dan didokumentasikan,
mencatat input, output, sumber daya, dan urutan aktivitas. Tim yang
merancang proses akun mengidentifikasi langkah-langkah yang redundan,
tugas-tugas yang memerlukan banyak kertas, kemacetan, dan
ketidakefeksienan lainnya.
3. Merancang proses yang baru
Ketika proses yang ada dipetakan dan diukur dalam hal waktu dan biaya,
maka tim yang merancang proses akan berusaha untuk rneningkatkan proses
dengan merancang yang baru. Proses baru yang "menjadi" lebih efisien akan
didokumentasikan dan dibuat model untuk perbandingan dengan proses yang
lama.
4. Mengimplementasikan proses yang baru
Ketika proses yang baru telah seluruhnya dimodelkan dan dianalisis,
maka harus diterjemahkan ke dalam suatu rangkaian prosedur yang baru dan
aturan kerja. Sistem informasi yang barn atau peningkatan dari sistem yang
telah ada harus diimplementasikan untuk mendukung proses perancangan
ulang.
Proses yang baru dan sistem pendukung akan diluncurkan ke dalam
organisasi bisnis. Sebagaimana bisnis mulai menggunakan proses tersebut,
maka permasalahan menjadi terselesaikan dan teratasi. Para karyawan bekerja
dengan proses yang merekomendasikan peningkatan.

5
5. Pengukuran yang terus-menerus
Ketika suatu proses telah diimplementasikan dan dioptimalkan, maka
perlu diukur secara terus-menerus. Proses dapat memburuk dari waktu ke
waktu seiring dengan para karyawan menerapkan metode yang lama, atau
mereka akan kehilangan keefektifan ketika bisnis mengalami perubahan
lainnya.

B. Tinjauan Umum Pembangunan Sistem


a. Analisis Sistem Vs Programer
Analis Sistem adalah seseorang yang melakukan analisa dan perancangan
terhadap sebuah sistem. Analisis sistem adalah analisis masalah yang coba diatasi
oleh sebuah perusahaan dengan sistem informasi. Ini terdiri dari mendefinisikan
masalah, mengidentifikasi penyebabnya, menentukan solusinya, dan
mengidentifikasi persyaratan informasi yang harus dipenuhi oleh solusi sistem.
Analisis sistem kemudian merinci masalah sistem yang ada.
Dengan memeriksa dokumen, dokumen kerja dan prosedur, mengamati
operasi sistem dan mewawancarai pengguna utama sistem, analisis dapat
mengidentifikasi area dan sasaran masalah yang akan dicapai solusi. Seringkali,
solusinya membutuhkan membangun sistem informasi baru atau memperbaiki
sistem yang ada. Analisis sistem juga mencakup studi kelayakan untuk
menentukan apakah solusi tersebut layak, atau dapat dicapai, dari sudut pandang
keuangan, teknis, dan organisasi. Sedangkan programer adalah seseorang yang
mengaplikasikan rancangan dan analisa yang dibuat oleh analis sistem. Analis
sistem dan programer dapat diibaratkan seperti seorang arsitek dengan pekerjanya.
Satu melakukan rancangan dan yang satunya lagi mengaplikasikan
rancangan tersebut. Biasanya, proses analisis sistem mengidentifikasi beberapa
solusi alternatif yang dapat diikuti oleh organisasi dan menilai kelayakan masing-
masing. Laporan proposal sistem tertulis menggambarkan biaya dan manfaat, dan
kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif. Terserah kepada manajemen
untuk menentukan campuran biaya, manfaat, fitur teknis, dan dampak organisasi
yang merupakan alternatif yang paling diminati.

6
Seorang Analis Sistem harus memiliki kemampuan dan pengetahuan
seperti:
1. Teknik pengolahan data, teknologi komputer dan pemrograman komputer.
Biasanya seorang analis sistem berawal dari programer, sehingga biasanya
pasti menguasai bahasa pemrograman yang diperlukan dalam pekerjaan
seorang analis.
2. Pengetahuan tentang bisnis secara umum. Aplikasi bisnis merupakan aplikasi
yang biasa digunakan pada saat ini sehingga diharapkan seorang analis
memahami pengetahuan bisnis secara umum sehingga aplikasi yang dibuat
dapat dipahami oleh pemakainya.
3. Pengetahuan tentang metode kuantitatif
4. Keahlian pemecahan masalah. Seorang analis sistem harus dapat memahami
permasalahan sebuah sistem dan merancangnya kembali sehingga terbebas
dari permasalahan-permasalahan yang mungkin dapat terjadi.
5. Keahlian komunikasi personil. Kemampuan ini bermanfaat pada saat
melakukan wawancara, presentasi, rapat dan pembuatan laporan-laporan.

b. Menetapkan Persyaratan Informasi


Tugas yang paling menantang dari analis sistem adalah menentukan
persyaratan informasi spesifik yang harus dipenuhi oleh solusi sistem yang
dipilih. Pada tingkat yang paling dasar, persyaratan informasi dari sebuah sistem
baru melibatkan identifikasi siapa yang membutuhkan informasi apa, di mana,
kapan, dan bagaimana caranya. Analisis kebutuhan secara hati-hati
mendefinisikan tujuan sistem yang baru atau yang dimodifikasi dan
mengembangkan deskripsi rinci tentang fungsi yang harus dilakukan sistem baru.

c. Perancangan Sistem
Perancangan sistem informasi adalah keseluruhan rencana atau model untuk
sistem tersebut. Seperti cetak biru bangunan atau rumah, itu terdiri dari semua
spesifikasi yang memberi sistem bentuk dan strukturnya. Perancang sistem
merinci spesifikasi sistem yang akan memberikan fungsi yang diidentifikasi
selama analisis sistem.

7
Spesifikasi ini harus menangani semua komponen manajerial, organisasi, dan
teknologi dari solusi sistem.

d. Melengkapi Proses Pengembangan Sistem


1. Pemrograman
Selama tahap pemrograman, spesifikasi sistem yang disiapkan selama
tahap perancangan diterjemahkan ke dalam kode program perangkat lunak.
Saat ini, banyak organisasi tidak lagi melakukan pemrograman sendiri untuk
sistem baru. Sebagai gantinya, mereka membeli perangkat lunak yang
memenuhi persyaratan untuk sistem baru dari sumber eksternal seperti paket
perangkat lunak dari vendor perangkat lunak komersial, layanan perangkat
lunak dari penyedia layanan aplikasi, atau perusahaan outsourcing yang
mengembangkan perangkat lunak aplikasi kustom untuk klien mereka.
2. Pengujian
Pengujian sistem menguji berfungsinya sistem informasi secara
keseluruhan. Ia mencoba untuk menentukan apakah modul diskrit akan
berfungsi bersama seperti yang direncanakan dan apakah ada perbedaan
antara cara sistem benar-benar bekerja dan cara penggunaannya. Di antara
area yang diperiksa adalah waktu kinerja, kapasitas penyimpanan file dan
penanganan beban puncak, kemampuan pemulihan dan restart, dan prosedur
manual.
3. Produksi dan Pemeliharaan
Setelah sistem baru dipasang dan konversi selesai, sistemnya dikatakan
sedang berproduksi. Selama tahap ini, sistem akan ditinjau oleh pengguna dan
spesialis teknis untuk menentukan seberapa baik pencapaian tujuan awalnya
dan untuk memutuskan apakah ada revisi atau modifikasi secara berurutan.
Dalam beberapa kasus, dokumen audit pasca-implementasi formal
disiapkan. Setelah sistem telah diperbaiki, harus dipelihara saat berada dalam
produksi untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi persyaratan, atau
memperbaiki efisiensi pemrosesan. Perubahan perangkat keras, perangkat
lunak, dokumentasi, atau prosedur ke sistem produksi, untuk memperbaiki
kesalahan, memenuhi persyaratan baru, atau memperbaiki efisiensi
pemrosesan disebut perawatan.

8
Sekitar 20 persen waktu yang digunakan untuk perawatan digunakan
untuk debugging atau memperbaiki masalah produksi darurat. 20 persen
lainnya terkait dengan perubahan data, file, laporan, perangkat keras, atau
perangkat lunak sistem.
Tapi 60 persen dari semua pekerjaan pemeliharaan terdiri dari
penyempurnaan pengguna, peningkatan dokumentasi, dan komponen sistem
pengulangan untuk efisiensi pemrosesan yang lebih besar. Jumlah pekerjaan
pada kategori ketiga masalah perawatan dapat dikurangi secara signifikan
melalui praktik analisis dan perancangan sistem yang lebih baik.

e. Pemodelan dan Perancangan Sistem: Metodologi Terstruktur dan Berorientasi


Obyek
1. Metodologi Terstruktur
Metodologi terstruktur telah digunakan untuk mendokumentasikan,
menganalisa, dan merancang sistem informasi sejak tahun 1970- an.
Terstruktur mengacu pada fakta bahwa tekniknya selangkah demi selangkah,
dengan setiap langkah membangun pada yang sebelumnya. Metodologi
terstruktur bersifat top-down, maju dari tingkat tertinggi dan paling abstrak ke
tingkat detail paling rendah – dari yang umum sampai yang spesifik.
Metode pengembangan terstruktur berorientasi pada proses, terutama
berfokus pada pemodelan proses, atau tindakan yang menangkap,
menyimpan, memanipulasi, dan mendistribusikan data sebagai aliran data
melalui suatu sistem. Metode ini memisahkan data dari proses. Prosedur
bertindak berdasarkan data yang dikirimkan program kepada mereka.
2. Pengembangan Berorientasi Objek
Pengembangan berorientasi objek menggunakan objek sebagai unit dasar
analisis dan perancangan sistem. Objek menggabungkan data dan proses
spesifik yang beroperasi pada data tersebut. Data yang dienkapsulasi dalam
suatu objek dapat diakses dan dimodifikasi hanya oleh operasi, atau metode,
yang terkait dengan objek itu. Ahli- ahli mengirimkan data ke prosedur,
program mengirim pesan agar suatu benda melakukan operasi yang sudah
tertanam di dalamnya.

9
Sistem ini dimodelkan sebagai kumpulan benda dan hubungan di antara
mereka. Karena logika pemrosesan berada di dalam objek daripada di
program perangkat lunak terpisah, objek harus berkolaborasi satu sama lain
untuk membuat sistem bekerja.

3. Rekayasa Perangkat Lunak Berbantuan Komputer


Rekayasa perangkat lunak berbantuan komputer yang kadang disebut
rekayasa sistem berbantuan komputer menyediakan perangkat lunak untuk
mengotomatisasi metodologi yang baru saja kita gambarkan untuk
mengurangi jumlah pekerjaan berulang yang perlu dilakukan pengembang.
Alat rekayasa sistem berbantuan kompute juga memfasilitasi terciptanya
dokumentasi yang jelas dan koordinasi upaya pengembangan tim dan
memfasilitasi grafik otomatis untuk memproduksi bagan dan diagram, layar
dan generator laporan, kamus data, fasilitas pelaporan yang luas, alat analisis
dan pengecekan, generator kode, dan generator dokumentasi.

C. Pendekatan Alternatif Sistem Pembangunan Informasi


a. Siklus Hidup Sistem Tradisional
Siklus hidup sistem adalah metode tertua untuk membangun sistem informasi.
Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun sebuah
sistem, membagi pengembangan sistem menjadi tahap formal. Metodologi siklus
hidup sistem mempertahankan pembagian kerja formal antara pengguna akhir dan
spesialis sistem informasi.
Pakar teknis, seperti analis sistem dan pemrogram, bertanggung jawab atas
sebagian besar analisis, desain, dan pelaksanaan sistem. Siklus hidup sistem
tradisional masih digunakan untuk membangun sistem kompleks yang besar yang
memerlukan analisis persyaratan yang ketat dan formal, spesifikasi yang telah
ditentukan, dan kontrol yang ketat terhadap proses pembuatan sistem. Namun,
pendekatan siklus hidup sistem tradisional bisa mahal, menyita waktu, dan tidak
fleksibel.

10
b. Prototip
Prototype berasal dari bahasa latin, yaitu kata “proto” yang berarti asli dan
“typus” yang berarti bentuk atau model. Sehingga prototype biasanya dibuat
sebagai model untuk tujuan demonstrasi atau sebagai bagian dari proses
pengembangan atau pembuatan sebuah perangkat lunak.
Prototipe terdiri dari membangun sistem eksperimen dengan cepat dan murah
agar pengguna akhir bisa mengevaluasi. Dengan berinteraksi dengan prototipe,
pengguna bisa mendapatkan gagasan yang lebih baik mengenai kebutuhan
informasi mereka. Prototipe yang didukung oleh pengguna dapat digunakan
sebagai template untuk menciptakan sistem akhir. Prototipe ini adalah versi kerja
dari sistem informasi atau bagian dari sistem, namun model ini hanya merupakan
model pendahuluan.
Setelah beroperasi, prototipe akan disempurnakan lebih lanjut sampai sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Setelah disain selesai, prototipe tersebut dapat
dikonversi menjadi sistem produksi yang dipoles. Proses membangun desain
awal, mencoba keluar, menyempurnakannya, dan mencoba lagi telah disebut
proses berulang dari pengembangan sistem karena langkah-langkah yang
diperlukan untuk membangun sebuah sistem dapat diulang berulang-ulang.

c. Pengembangan Pengguna Akhir


Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir
dengan sedikit atau tanpa bantuan formal dari spesialis teknis. Fenomena ini
disebut pengembangan pengguna akhir.
Serangkaian perangkat lunak yang dikategorikan sebagai bahasa generasi
keempat membuat ini menjadi mungkin. Bahasa generasi keempat adalah
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna akhir membuat laporan atau
mengembangkan aplikasi perangkat lunak dengan sedikit atau tanpa bantuan
teknis.
Beberapa alat generasi keempat ini juga meningkatkan produktivitas
pemrogram profesional. Bahasa generasi keempat cenderung nonprocedural, atau
kurang prosedural, daripada bahasa pemrograman konvensional.

11
Bahasa prosedural memerlukan spesifikasi urutan langkah, atau prosedur,
yang memberitahu komputer apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya Bahasa nonprosedur hanya perlu menentukan apa yang harus
dilakukan daripada memberikan rincian tentang bagaimana melaksanakan tugas.

d. Paket Aplikasi Perangkat Lunakdan Outsourcing


1. Paket Aplikasi Perangkat Lunak
Selama beberapa dekade terakhir, banyak sistem telah dibangun di
sebuah aplikasi pondasi paket perangkat lunak. Banyak aplikasi umum untuk
semua organisasi bisnis – misalnya, daftar gaji, piutang, buku besar, atau
pengendalian persediaan. Untuk fungsi universal seperti itu dengan proses
standar yang tidak banyak berubah seiring berjalannya waktu, sistem umum
akan memenuhi persyaratan banyak organisasi.
Jika paket perangkat lunak dapat memenuhi sebagian besar persyaratan
organisasi, perusahaan tidak perlu menulis perangkat lunaknya sendiri.
Perusahaan dapat menghemat waktu dan uang dengan menggunakan program
perangkat lunak prewritten, predesigned, pretested dari paket. Ketika sebuah
sistem dikembangkan dengan menggunakan paket perangkat lunak aplikasi,
analisis sistem akan mencakup upaya evaluasi paket.
Kriteria evaluasi yang paling penting adalah fungsi yang disediakan oleh
paket, fleksibilitas, keramahan pengguna, sumber daya perangkat keras dan
perangkat lunak, persyaratan database, upaya pemasangan dan pemeliharaan,
dokumentasi, kualitas vendor, dan biaya. Proses evaluasi paket sering
didasarkan pada Request for Proposal (RFP), yaitu daftar pertanyaan
terperinci yang diajukan ke vendor perangkat lunak paket.
2. Outsourcing
UU Nomor 13 Tahun 2003 atau UU Ketenagakerjaan, outsourcing adalah
penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain atau sub-kon.
Penyerahan pekerjaan tersebut dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu
melalui perjanjian pemborongan pekerjaan dan penyedia jasa pekerja atau
buruh.

12
Jika perusahaan tidak ingin menggunakan sumber daya internalnya untuk
membangun atau mengoperasikan sistem informasi, perusahaan tersebut dapat
mengalihkan pekerjaan ke organisasi eksternal yang mengkhususkan diri
dalam menyediakan layanan ini.
Dalam bentuk outsourcing yang lain, perusahaan bisa menyewa vendor
eksternal untuk merancang dan membuat perangkat lunak untuk sistemnya,
namun perusahaan itu akan mengoperasikan sistem di komputernya sendiri.
Vendor outsourcing mungkin berada di dalam negeri atau di negara lain.
Pengalihan dalam negeri terutama didorong oleh fakta bahwa perusahaan
outsourcing memiliki keterampilan, sumber daya, dan aset yang tidak dimiliki
klien mereka.
Menginstal sistem manajemen rantai pasokan baru di perusahaan yang
sangat besar mungkin memerlukan mempekerjakan 30 sampai 50 orang
tambahan dengan keahlian khusus dalam perangkat lunak manajemen rantai
pasokan, yang dilisensikan dari vendor.
Daripada mempekerjakan pegawai baru permanen, kebanyakan
membutuhkan pelatihan ekstensif dalam paket perangkat lunak, dan kemudian
melepaskannya setelah sistem baru dibangun, lebih masuk akal, dan seringkali
lebih murah, untuk melakukan outsourcing pekerjaan ini selama 12 bulan.
periode.

D. Pembangunan Aplikasi Untuk Perusahaan Digital


a. Rapid Application Development (RAD)
Istilah rapid application development (RAD) digunakan untuk
menggambarkan proses pembuatan sistem kerja dalam waktu yang sangat singkat.
RAD dapat mencakup penggunaan pemrograman visual dan alat lainnya untuk
membangun antarmuka pengguna grafis, pengarsipan berulang elemen sistem
kunci, otomasi pembuatan kode program, dan kerja sama tim yang erat antara
pengguna akhir dan spesialis sistem informasi.
Sistem sederhana seringkali bisa dirakit dari komponen prebuilt. Prosesnya
tidak harus berurutan, dan bagian penting pembangunan bisa terjadi bersamaan.

13
b. Pengembangan Berbasis Komponen dan Layanan Web
Manfaat pengembangan berorientasi obyek untuk membangun sistem yang
dapat merespons lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, termasuk aplikasi
Web. Untuk lebih mempercepat pembuatan perangkat lunak, kelompok objek
telah dirakit untuk menyediakan komponen perangkat lunak untuk fungsi umum
seperti antarmuka pengguna grafis atau kemampuan pemesanan online yang dapat
dikombinasikan untuk membuat aplikasi bisnis berskala besar.
Pendekatan pengembangan perangkat lunak ini disebut pengembangan
berbasis komponen, dan ini memungkinkan sebuah sistem dibangun dengan
merakit dan mengintegrasikan komponen perangkat lunak yang ada.
c. Layanan Web dan Service-Oriented Computing
Selain mendukung integrasi sistem internal dan eksternal, layanan Web dapat
digunakan sebagai alat untuk membangun aplikasi sistem informasi baru atau
meningkatkan sistem yang ada. Karena layanan perangkat lunak ini menggunakan
seperangkat standar universal, mereka berjanji untuk menjadi lebih murah dan
kurang sulit untuk menenun bersama daripada komponen proprietary.
Layanan web dapat melakukan fungsi tertentu sendiri, dan mereka juga dapat
melibatkan layanan Web lainnya untuk menyelesaikan transaksi yang lebih
kompleks, seperti memeriksa kartu kredit, pengadaan, atau pemesanan produk.
Dengan membuat komponen perangkat lunak yang dapat berkomunikasi dan
berbagi data terlepas dari sistem operasi, bahasa pemrograman, atau perangkat
klien. Layanan Web dapat memberikan penghematan biaya yang signifikan dalam
membangun sistem sambil membuka peluang baru untuk kolaborasi dengan
perusahaan lain.
d. Pengembangan Aplikasi Mobile
Mengembangkan aplikasi untuk platform mobile sangat berbeda dengan
pengembangan PC dan layar mereka yang jauh lebih besar. Ukuran perangkat
mobile yang berkurang membuat penggunaan jari dan gerakan multitouch jauh
lebih mudah daripada mengetik dan menggunakan keyboard.
Aplikasi seluler perlu dioptimalkan untuk tugas spesifik yang harus mereka
lakukan, aplikasi sebaiknya tidak mencoba menjalankan terlalu banyak tugas,

14
dan harus dirancang untuk kegunaan. Pengalaman pengguna untuk interaksi
mobile berbeda secara mendasar dengan penggunaan PC desktop atau laptop.
Menyimpan sumber daya – bandwidth, ruang layar, memori, pemrosesan, entri
data, dan isyarat pengguna – adalah prioritas utama. Saat situs Web lengkap
dibuat untuk menyusut desktop seukuran layar ponsel cerdas, sulit bagi pengguna
untuk menavigasi situs. Pengguna harus terus memperbesar dan memperkecil
tampilan dan gulir untuk menemukan materi yang relevan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Membangun system informasi baru merupakan salah satu bentuk perubahan
organisasi yang terencana. Pengenalan system informasi baru melibatkan lebih banyak
dari pada perngkat keras dan perangkat keras baru. Ini juga mencakup perubahan
dalam pekerjaan, keterampilan, manajemen, dan organisasi. Membangun system
informasi baru merupakan salah satu bentuk perubahan organisasi yang terencana.
Pengenalan system informasi baru melibatkan lebih banyak dari pada perngkat keras
dan perangkat keras baru. Ini juga mencakup perubahan dalam pekerjaan,
keterampilan, manajemen, dan organisasi.

B. Saran
Sistem informasi itu penting dalam kehidupan. Sehingga setiap orang terutama
pekerja kantor harus memahami implikasi terhadap perubahan dalam teknologi
informasi sebagai ganti dari merencanakan untuk menghadapinya, dan menggunakan
perubahan tersebut sebagai suatu keunggulan kompetitif. Dan sistem informasi
manajemen harus dipergunakan sangat baik agar dapat mengatisipasi dan memahami
pekuang ekonomis sistem informasi yang menerapkan teknologi informasi baru serta
membantu menjamin kualitas keterampilan sumber daya manusia dalam
memanfaatkan sistem informasi suatu manajemen.

16

Anda mungkin juga menyukai