Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar adalah tempat jual beli barang dengan penjual lebih dari satu baik yang disebut
sebagi pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoaan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun
sebutan lainnya (Permendagri No.: 53/M-DAG/PER/12/ 2008). Pasar juga memiliki pengertian
tempat bertemunya penjual dan pembeli sampai terjadinya suatu transaksi. Saat ini, pasar yang
terjadi di dalam lingkungan masyarakat sudah tidak hanya pasar tradisional (Masyhuri & Utomo,
2017).
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak pasar-pasar modern yang mulai membuka
gerai di daerah perkotaan maupun kabupaten hingga ke pelosok desa. Pasar modern berdiri pada
setiap daerah samapi di pelosok pedesaan yang memungkinkan mudah di jangkau oleh
masyarakat. Sekarang ini sudah banyak ditemui pasar modern berbasis swalayan yang berdiri
disekitar pasar tradisional. Contohnya alfamidi yang sudah memasuki kawasan pedesaan
khususnya di Desa Hiliweto Kecamatan Gido Kabupaten Nias.
PT Midi Utama Indonesia Tbk adalah adalah operator jaringan ritel Alfamidi, Alfaexpress,
Lawson dan Alfasupermarket yang didirikan pada bulan Juni 2007. Sesuai dengan anggaran
dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perseroan antara lain bergerak dalam bidang
perdagangan umum termasuk perdagangan toserba/swalayan dan minimarket.
Konsep Alfamidi diciptakan untuk menyesuaikan perubahan belanja konsumen dari belanja
bulanan menjadi belanja mingguan di toko terdekat.Alfamidi dikembangkan dengan konsep
supermarket mini yang menempati luas area luas area penjualan antara 200 hingga 400 meter
persegi.Keunikan gerai Alfamidi dibandingkan dengan gerai sejenisnya adalah Alfamidi
menyediakan produk fresh food, daging olahan dan makanan beku yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
Menurut Sinaga (2004) dalam (Aryani, 2011), mendefiniskan bahwa pasar modern adalah
pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan,
sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen
(umumnya anggota masyarakat kelas menengah ke atas). Pasar modern antara lain mall,
supermarket, department store, shopping centre, waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada,
toko serba ada, dan sebagainya.
Pertumbuhan pasar modern (Alfamidi) di Kepulauan Nias terbilang cukup pesat di tahun
2021 yakni sebanyak 13 unit yang tersebar di kepulauan Nias dan salah satunya termasuk di
Desa Hiliweto Kecamatan Gido Kabupaten Nias. Meningkatnya pertumbuhan alfamidi hingga ke
pelosok desa merupakan bentuk dari kemajuan perekonomian khususnya di Desa Hiliweto
Kecamatan Gido Kabupaten Nias secara makro, dan juga berdampak positif dalam mengurangi
jumlah pengangguran dengan membuka banyak kesempatan kerja bagi masyarakat. Namun disisi
lain, gairah ekonomi itu ternyata memicu keresahan dikalangan pelaku pedagang kecil yang
sekitaran lokasi usahanya terdapat alfamidi.
Kehadiran alfamidi di Desa Hiliweto Kecamatan Gido Kabupaten Nias secara tidak
langsung menuntut pasar tradisional untuk dapat meningkatkan pelayanan serta membenahi
fasilitas tokonya untuk memberikan pelayanan maksimal terhadap konsumen. Hal ini
memungkinkan terdapatnya perubahan pada preferensi masyarakat untuk lebih memilih
berbelanja di pasar tradisional dari pada berbelanjan di pasar modern (Alfamidi). Aspek
preferensi konsumen, biasanya mencakup tiga aspek, aspek yang pertama, yaitu human resource,
terkait dengan pelayanan yang diberikan, aspek yang kedua yaitu merchandise, mencakup
jumlah produk yang tersedia, keanekaragaman produk, serta keanekaragaman merek yang dijual
serta aspek yang ketiga yakni harga, terutama dalam kaitannya dengan harga yang mudah
dijangkau oleh masyarakat.
Berdirinya alfamidi menjadi ancaman besar bagi pasar tradisional (pedagang kecil) karena
adanya diservikasi barang dengan harga yang lebih murah maupun tigkat pelayanan yang
memadai. Ada kemungkinan para pedagang kecil akan mengalami kebangkrutan atau gulung
tikar karena adanya alfamidit. Meskipun jumlah pedagang kecil di Desa Hiliweto Kecamatan
Gido Kabupaten Nias lebih banyak dari pada alfamidi, namun masyarakat akan memiliki
preferensi antara alfamidi dan pasar tradisional.
Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Munculnya PT. Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi) di Desa Hiliweto
Kecamatan Gido Kabupaten Nias Terhadap UKM di Desa Hiliweto Kecaman Gido Kabupaten
Nias”.
B. Identifikasi Masalah
1. Pendapatan Pelaku UKM Menurun
2. Kaum Milenial yang suka berbelanja di Market yang baru karena Lebih Menarik (Alfamidi)
3. Barang yang di jual di Alfamidi bervariasi dan hampir lengkap
4. Pelayanan yang lebih prima
5. Hampir seluruh kebutuhan Masyarakat di jual di Alfamidi dengan pilihan harga yang sesuai

C. Batasan Masalah
Lokasi penelitian ini dilakukan terkhusus pada pedagang tradisional yang usahanya berdekatan
dengan Alfamidi di Desa Hiliweto Kecamatan Gido Kabupaten Nias

D. Rumusan Masalah
1. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan di Minimarket Alfamidi?
2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan di
Minimarket Alfamidi?
3. Apakah Harga dan Kualitas pelayanan berpengaruh simultan terhadap loyalitas pelanggan di
Minimarket Alfamidi ?

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis signifikansi pengaruh harga terhadap loyalitas pelanggan di Minimarket
Alfamidi.
2. Untuk menganalisis signifikansi pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan di
Minimarket Alfamidi.
3. Untuk menganalisis signifikansi pengaruh simultan Harga dan Kualitas pelayanan terhadap
loyalitas pelanggan di Minimarket Alfamidi.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa, sebagai masukan bagi mahasiswa untuk menambah wawasan dalam
memilih judul proposal
2. Bagi Peneliti, sebagai pengalaman baru untuk menambah wawasan dalam penulis serta
pengetahuan baru terkait tentang Pengaruh Munculnya PT. Midi Utama Indonesia Tbk
(Alfamidi) di Desa Hiliweto Kecamatan Gido Kabupaten Nias.
G. Hipotesa

No Variabel Indikator
1. Dampak hadirnya Afamidi a. Anggapan Pedagang
b. Beralihnya konsumen
c. Promosi potongan harga dan pemberian
bonus
2. Pendapatan Pedagang Kecil a. Menurunnya omset penjualan
b. Hasil pendapatan perbulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Reviuw Jurnal
 Reviuw Jurnal 1

Analisis Dampak Toko Modern Terhadap Keberadaan Usaha


Judul
Mikro, Kecil, Menengah Di Kota Padangsidempuan
Volume & Halaman AT-TAWASSUTH : Vol IV No. 01 : 208-230
Tahun 2019
Penulis Rahmat Kurniawan
Penelitian ini mendasari si peneliti agar mengetahui apa
imbas yang dirasakan oleh pelaku UMKM di Kota
Padanangsidipuan. Apakah hadirnya toko modern seperti
Indomaret dan alfamidi itu di respon secara positif ataupun
malah mendapat respon negative oleh masyarakat di kota
Latar Belakang Penelitian Padangsidimpuan.

Serta peneliti juga ingin tau apa saja peran pemerintah


khususnya Pemko Padangsidempuan untuk mengatasi
permasalahan pada Toko Modern maupun UMKM di Kota
Padangsidimpuan.
1. Untuk mengetahui Imbas Positif atau Negatif kah yang
dirasakan oleh masyarakat maupun pelaku UMKM di Kota
Padangsidempuan terhadap hadirnya Usaha Modern
Tujuan Penelitian seperti Alfamidi dan Indomaret di kota Padangsidempuan.
2. Untuk mengetahui dan mengingatkan pemerintah akan
perannya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi
terhadap pelaku UMKM dan Toko modern.
Masyarakat, Pelaku UMKM, serta Pemko terkait di Kota
Objek Penelitian
Padangsidempuan
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Kualitatif
Metode Peneliian Dan Alat
Deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-
Ukur
kata, gambar bukan angka-angka.
Langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
Langkah-Langkah adalah terlebih dahulu menentukan permasalahan lalu
Penelitian objek penelitian dan melakukan penelitian langsung
kelapangan
Hasil Penelitian Setelah melakukan wawancara yang mendalam dengan
informan penelitian dan kajian kepustakaan berdasarkan
kajian penelitian yaitu dampak toko modern terhadap
usaha mikro kecil menengah di Kota Padangsidimpuan,
maka peneliti akan menganalisis dan melakukan
pembahasan terhadap temuan penelitian tersebut :

1. Persepsi UMKM terhadap keberadaan Toko Modern di


Kota Padangsidimpuan
Berdasarkan hasil wawancara, dari 8 (delapan informan)
yang diwawancarai, ada 5 (lima) informan yang memiliki
persepsi bahwa kehadiran toko modern di Kota
Padangsidimpuan berdampak negatif terhadap usaha
mereka. Kemudian 3 (tiga) informan lagi menyatakan
persepsinya bahwa tidak bergitu berdampak terhadap
bagi usaha mereka. Kedelapan informan ini merupakan
pelaku UMKM yang berdomisili di Kecamatan
Padangsidimpuan Utara dan Kecamatan Padangsidimpuan
Selatan.

2. Kemitraan UMKM dengan Toko Modern di Kota


Padangsidimpuan
Kehadiran Indomaret dan Alfamidi di Kota
Padangsidimpuan tidak sepenuhnya memberikan dampak
yang negatif terhadap pelaku UMKM. Karena Alfamidi
maupun Indomaret membuka peluang untuk dapat
bermitra baik sebagai pemasok barang maupun menyewa
tempat yang ada di halaman parkir Alfamidi dan
Indomaret. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan
terkait kemitraan UMKM di Kota Padangsidimpuan yaitu
kemitraan yang dibangun oleh pelaku UMKM dengan toko
modern yaitu Indomaret dan Alfamidi berbentuk
penyediaan lokasi usaha dari toko modern. Untuk
penyediaan lokasi usaha ini Alfamidi memiliki program
“Tenan” dan program “Sewa Teras” untuk Indomaret.
hal ini pelaku UMKM harus dapat memanfaatkan ruang
usaha sesuai peruntukkan yang telah disepakati. Adapun
daftar usaha pelaku UMKM yang bermitra dengan
Indomaret dan Alfamidi di Kota Padangsidimpuan
berbentuk pemanfaatan lokasi usaha oleh Toko modern
adalah

3. Kendala-kendala UMKM dan Toko Modern di Kota


Padangsidimpuan
Perkembangan UMKM dan toko modern di Kota
Padangsidimpuan memiliki beberapa kendala sehingga
menghambat untuk dapat memajukan usahanya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti, adapun kendala-
kendala UMKM di Kota Padangsidimpuan adalah :
a. Usaha mikro kecil menengah di Kota Padangsidimpuan
hanya sebagian kecil yang memiliki legalitas badan
hukum dan izin usahanya.

b. Terbatasnya kompetensi sumber daya manusia para


UMKM mengembangkan usahanya.

c. Produk-produk UMKM belum memiliki kemasan yang


baik dan label, sementara untuk cita rasa memiliki daya
saing yang baik.

d. Minimnya permodalan usaha dan masih banyak pelaku


usaha yang belum “Bankable” atau masih takut
berurusan dengan Bank padahal potensi usahanya sudah
baik.

e. Pengolahan produk UMKM masih menggunakan


teknologi tradisional sehingga produktifitasnya masih
minim.

f. Belum adanya pembukuan/ laporan keuangan UMKM,


modal usaha dan keuangan rumah tangga masih
bergabung.

Kemudian selain UMKM, toko modern yang ada di Kota


Padangsidimpuan seperti Alfamidi dan Indomaret juga
memiliki beberapa kendala dalam mengembangkan
usahanya yaitu :
a. Sulitnya mendapatkan izin usaha toko modern di Kota
Padangsidimpuan.
b. Banyaknya pungutan-pungutan liar oleh oknum
terhadap konsumen Alfamidi, seperti pungutan parkir
liar dan lain-lain.

c. Kemitraan dengan pelaku UMKM sebagai pemasok di


Kota Padangsidimpuan yang masih minim, dikarenakan
ketidakmampuan pelaku UMKM menembus
standarisasi oleh Alfamidi dan Indomaret.

d. Sumber daya manusia yang kurang maksimal jika


ditempatkan di daerah dalam upaya pengembangan toko
modern. Seperti kepala toko yang ada di Medan
kemudian ditugaskan ke Kota Padangsidimpuan.

4. Peran Pemerintah mengatasi permasalahan Toko Modern


dan UMKM di Kota Padangsidimpuan
Menyikapi kendala-kendala yang dihadapi oleh UMKM
dan toko modern di Kota Padangsidimpuan, berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan informan di bidang
Pemerintahan Kota Padangsidimpuan, yaitu :
a. Bagi Toko Modern

Peranan pemerintah melalui Dinas Penanaman Modal


Pelayanan Terpadu Satu Pintu yaitu menghimbau
kepada Indomaret dan Alfamidi untuk tidak menambah
gerai lagi dan membangun kemitraan dengan UMKM
Kota Padangsidimpuan guna menciptakan iklim usaha
yang stabil. Sebagaimana himbauan tersebut
disampaikan secara administratif berbentuk surat
himbauan yaitu:
o Surat nomor : 800/ 1089/ DPMPTSP/ 2018 tentang
himbauan untuk tidak menambah outlet/ gerai baru
Indomaret di Kota Padangsidimpuan.

o Surat nomor : 800/ 1090/ DPMPTSP/ 2018 tentang


himbauan kerjasama antara outlet Alfamidi dengan
pengusaha lokal dan pengusaha UMKM di Kota
Padangsidimpuan.
b. Bagi UMKM
Rahmat Kurniawan: Analisis Dampak Toko Modern
227
Peranan pemerintah melalui Dinas Perdagangan Kota
Padangsidimpuan yaitu :
o Di tahun 2017-2018, Dinas Perdangan Kota
Padangsidimpuan telah melakukan sosisalisasi
kepada para UMKM sekaligus memfasilitasi UMKM
dengan Perbankan untuk pemberian modal usaha
dengan program Permaisuri (Perempuan Mandiri dan
Suri Tauladan) dan Program Kredit Usaha Rakyat
oleh beberapa Bank yang ditunjukan pemerintah
pusat.

o Melakukan pelatihan tenun melalui bidang


perindustrian dan dipromosikan pada pameran-
pameran seperti di PRSU atau pameran lokal.

o Di tahun 2019 ini, Dinas Perdagangan akan membuat


Program Rumah Kemasan untuk memperbaiki
kemasan produk UMKM menjadi berkualitas.

o Melakukan kegiatan bordil terhadap produksi


makanan ringan dengan memberikan perlengkapan-
perlengkapan guna efektifitas produksi yang
dijalankan.

o Menyikapi keberadaan Toko modern seperti


Indomaret dan Alfamidi yang ada di Kota
Padangsidimpuan, pada tahun 2019 ini, Dinas
Perdagangan akan melakukan sosialisasi terhadap
toko modern dan UMKM, dan memfasilitasi untuk
melakukan MoU dalam hal menjalin kerjasama
antara Toko modern dan UMKM lokal juga.

o Mengawasi produk-produk Toko modern yang


kadaluarsa untuk memperhatikan dan memastikan
keamanan konsumen.
Melakukan pengumpulan data secara Deskriptif dengan
Kelebihan Penelitian
kenyataan yang sebenarnya dialami Objek Penelitian
Tidak melibatkan pandangan para pakar sebagai kekuatan
Kelemahan Penelitian
untuk Landasan Teori
Penelitian ini hanya sebatas melakukan penelitian saja
namun tidak ikut campur dalam penanganan permasalahan
yang terjadi. Sementara penelitian saya nantinya selain dari
Perbedaan Penelitian ini peran pemerintah dalam melakukan pemecahan
Dengan Penelitian Yang permasalahan yang dialami oleh Pelaku UMKM dan Toko
dilakukan Modern adalah, penelitian saya nanti memberikan edukasi
kepada masyarakat akan peluang peluang lain yang bisa
dimanfaatkan untuk mendapat keuntungan dari hadirnya
Toko Modern Tersebut.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/tawassuth/article/
Sumber download/4415/2175-analisis-dampak-toko-modern-
terhadap-keberadaan-usaha-mikro-kecil.

 Reviuw Jurnal 2

Keberadaan Mini Market Alfamart Dan Indomaret


Kaitannya Dengan Tingkat Penghasilan Pedagang
Judul
Tradisional Di Wilayah Kecamatan Talang Kelapa
Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan.
Volume & Halaman Jurnal Swarnabhumi Vol. 3, No. 1
Tahun Agustus 2018
Penulis Selpi Yana Br. Ginting
Dari jurnal yang di review terlihat bahwa latar belakang
dilakukan nya penelitian ini ialah karena adanya gap atau
ketidak seimbangnya atau adanya perubahan pendapatan
yang dialami oleh pedagang tradisional setelah munculnya
Latar Belakang Penelitian
Mini Market modern ini. Walaupun tidak seutuhnya
berdmpak negative kepada masyarakat di Wilayah
Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin
Sumatera Selatan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak
Tujuan Penelitian berkembangnya minimarket terhadap pendapatan
pedagang tradisional di Kecamatan Talang Kelapa.
Pedagang Tradisional dan Mini Market Di Wilayah
Objek Penelitian Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin
Sumatera Selatan
Metode Peneliian Dan Alat Ukur Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif deskriptif
Karena Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif
deskriptif, maka peneliti melakukan langkah penelitian
Langkah-Langkah Penelitian dengan melakukan wawancara dan angket (Kuisioner).
Dan melibatkan seluruh pedagang tradisional dan gerai
minimarket, alfamart, dan indomaret yang berada di
kecamatan Talang Kelapa yang berjumlah 108.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ditemukan :
1. Perkembangan Pedagang Tradisional dan Pasar Modern
Bila diamati perkembangan dalam periode 10 tahun
terakhir dapat dilihat bahwa pertumbuhan minimarket
alfamart dan indomaret tumbuh subur di kota
palembang, khususnya di kecamatan talang kelapa. Hal
ini tentu berpengaruh signifikan terhadap pedagang
tradisional yang letaknya berdampingan dengan
minimarket
alfamart dan indomaret. Pedagang tradisional yang di
amati dalam
penelitian ini adalah pedagang yang lokasinya berjarak
maksimal 400 meter dari minimarket, alfamart, dan
indomaret. Sebagian besar komoditi yang dijual oleh
pedagang tradisional lebih kurang
50% memiliki persamaan dengan komoditi yang dijual
oleh minimarket, alfamart, dan indomaret. Faktor ini lah
yang paling mempengaruhi pendapatan pedagang
tradisional dengan semakin banyaknya minimarket,
alfamart, dan indomaret.

2. Dampak Negatif Adanya Alfamart dan Indomart


Terhadap Pedagang Tradisional
 Mempengaruhi Jumlah Konsumen Yang Berbelanja
di Pedagang Tradisional.
 Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang
Tradisional.
 Menimbulkan Peluang Yang Semakin Menyempit
Bagi Pedagang Tradisional Dalam Memaksimumkan
Keuntungan.
3. Pengaruh Adanya Alfamart Dan Indomart Terhadap
Pedagang Tradisional
 Harga barang tersebut
 Selera Masyarakat
 Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan
datang

4. Pengaruh Alfamart Dan Indomart Terhadap Pedagang


Tradisional Pada Penghasilan
Dari pembahasan diatas sudah jelas bahwa pendapatan
suatu usaha termasuk toko itu tergantung seberapa besar
permintaan yang dilakukan. Semakin besar permintaan
yang terjadi tentu akan semakin besar pula pendapatan
yang diperolehya. Dan sebaliknya semakin kecil
permintaan yang terjadi, semakin kecil pula pendapatan
yang diperolehnya. Inilah yang terjadi pada Pedagang
Tradisional setelah adanya Alfamart dan Indomart di
dekat mereka berada. Pendapatan yang dulu dikatakan
lumayan kini untuk mendapatkan keuntungan sangat
sulit sekali, karena konsumen yang sudah pada beralih
ke toko modern tersebut. Karena sepinya pelanggan
bahkan mereka kadang tidak membuka penuh usahanya.
Alfamart dan Indomart yang berdiri di dekat Pedagang
Tradisional memang sudah membuat usaha ini yang
dulunya ramai dikunjungi konsumen kini sepi akan
pembeli. Banyak konsumen yang beralih ke Alfamart
dan Indomart karena kelengkapan, fasilitas, kualitas dan
pelayanan yang dberikan. Perbandingan yang sangat
mencolok sangat terlihat ketika melihat pembeli yang
datang ke Pedagang Tradisional maupun Alfamart dan
Indomart. Ini menandakan bahwa keberadaannya telah
mematikan pendapatan dari toko-toko kecil yang ada
disekitarnya (Supriono, 2010). Persaingan tidak
sempurna yang terjadi pada Pedagang Tradisional dan
toko modern, memang sangat telihat dari konsumen
yang datang ke Pedagang Tradisional, yang tentu ini
sangat berpengaruh terhadap pendapatannya. Dan ini
akan membawa dampak yang luar biasa buruk terhadap
masa
depan usaha-usaha kecil seperti Pedagang Tradisional
ini.
Penelitian ini memberikan atau mencari data dari hasil
Kelebihan Penelitian wawancara dan bisa menggambarkan langsung secara
jelas apa yang dialami oleh UKM di Wilayah tersebut.
Peneliti hanya melakukan pangambilan data pada sebagian
objek saja. Tidak melakukan pengambilan data secara
Kelemahan Penelitian
menyeluruh, sedangkan objek penelitian adalah Pedagang
Tradisional Di Wilayah Kecamatan Talang Kelapa
Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian yang dilakukan oleh Selpi Yana Br. Ginting
Penelitian Yang dilakukan membahas tentang pengaruh dan hal hal yang dialami
oleh pedagang Tradisional maupun pedagang Modern
baik dalam mengumpulkan informasi atau data data.
Namun tidak memberikan hal positif dan edukasi
kepada para pedagang atau masyarakat tentang apa
yang ditelitinya.

Sedangkan penelitian saya nanti adalah saya akan


meneliti permasalahan permasalahan dan pengaruh
yang terjadi kepada para pedagang UKM setelah
munculnya Market Modern maka selain saya meneliti
permasalahan nya saya akan memberikan edukasi
kepada masyarakat terhadap adanya permaslahan yang
timbul ini. Dan mencantumkan juga hal hal positif yang
terjadi setelah munculnya Mini Market Modern ini.
Sumber http://core.ac.uk/download/pdf/322573476.pdf

B. Tanggapan Pedagang Tradisional terhadap hadirnya Alfamidi


Dari data yang diperoleh dari hasil penelitian ditemukan bahwa beberapa pendapat dari
berbagai sudut pandang pedagang mengenai hadirnya Alfamidi di Desa Hiliweto Kecamatan
Gido Kabupaten Nias diketahui bahwa yang menerima kehadiran Alfamidi sebanyak 58%
sedangkan menolak sebanyak (42%). Selanjutnya terkait dengan tanggapan pedadang
tradisional terkait dengan beralihnya konsumen/pelanggan tetap yang beralih berbelanja ke
Alfamidi sebanyak (55%) sedangkan konsumen/pelanggan tetap yang tidak beralih ke Alfamidi
sebanyak (45%).
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tanggapan informan terkait dengan hadirnya
alfamidi bahwa: “Kurang setuju dengan hadirnya Alfamidi di desa kami akan tetapi dengan
adanya regulasi dan kebijakan pemerintah terkait dengan ijin usaha maka kami hanya
menerima”. “Sebenernya kurang setuju terkait dengan hadirnya Alfamidi di sekitar usaha kami,
karena Alfamidi merupakan salah satu pasar modern dengan fasilitas mempuni serta
kelengkapan barang dagangan yang sangat memadadi tidak seperti kami pedagang kecil, kalau
masalah harga beberapa barang masih sama dan ada juga yang berbeda namun hanya
seberapa”.
”Sebenarya kurang setujuh dan merasa sangat terganggu dengan hadirnya Afamidi karna
akan pempengaruhi pendapatan usaha kami”. Sedangakn untuk yang menyetujui atau
menerima hadirnya alfamidi, bahwa: “Hadirnya alfamidi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan perkembangan suatu zaman, sehingga pedagang kecil seperti kami harus
beradaptasi dengan keadaan tersebut” Dari asil dari wawancara diatas disimpulkan sejak
hadirnya Alfamidi di Desa Hiliweto Kecamatan Gido Kabupaten Nias merupakan bagian dari
kemajuan dan perkembangan zaman yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya dan sejauh ini
menjadi perbincangan yang hangat disebabkan tuntutan gaya hidup yang berkembang di
masyarakat saat ini, kemudian para pedagang juga menyampaian terkait regulasi/kebijakan
pemerintah terkai dengan kelengkapan dan barang dagangan serta fasilitas yang dimiliki
sehinggan berdampak pada beralihnya konsumen.

C. Dampak Promosi Porongan Harga dan Pemberian Bonus


Peneliti juga menanyakan terkait dengan promosi melalui potongan harga dan pemberian
bonus yang dilakukan terhadap setiap konsumen yang berbelanja di Alfamidi, apakah
berpengaruh atau tidak terhadap pendapatan pedagang. Hasil dari wawancara tersebut diketahui
bahwa yang terkena dampak sebesar 58% sedangkan tidak mengalami dampak dari kegiatan
tersebut sebesar 42%. Hasil tersebut didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh
informan bahwa: “Dengan adanya kegiatan pemotongan harga dan pemberian bonus dapat
mempengaruhi minat konsumen, mengingat barang dagangan yang dijual sama namun dengan
adanya kegiatan tersebut secara tidak langsung menarik minat konsumen untuk berbelanja ke
alfamidi.
Sedangkan menurut beberapa informan terkait tidak berpengaruhnya kegiatan alfamidi
terhadap pendapatanya, bahwa: “Rata-rata harga yang ditetapkan oleh pedagang lebih murah
ketimbang alfamidi bahkan saat ada promo ataupun diskoun. mengingat bahwa barang-barang
yang dijual dengan harga hampir sama dengan alfamidi. Selanjutnya, kegiatan tersebut tidak
berlaku lama sehingga mengakibatkan pembeli/konsumen akan dengan sendirinya kembali
berbelanja di tempat kami, jadi tidak berpengaruh terhadap perdapatan kami”.

D. Pendapatan Pedagang Sebelum dan Setelah Hadirnya Alfamidi


Peneliti juga menanyakan terkait dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan perbulan oleh
pedagang jika meningkat, menurun ataupun tidak berpengaruh baik sebelum maupun setelah
hadirnya alfamidi. Dari hasil wawancara dengan pedagang diketahu bahwa jumlah pendapatan
pedagang yang mengalami penurunan setelah hadirnya alfamidi yakni sebesar 58%, mengelami
peningkatan pendapatan sebesar 11% sedangkan tidak berpengaruh sebesar 31%.

Dengan demikian simpulkan bahwa sejak hadirnya pasar modern (Alfamidi) Di Desa
Hiliweto Kecamatan Gido Kabupaten Nias dapat mempengaruhi penurunan pendapatan
pedagang tradisional yakni sebanyak 58%, kondisi tersebut dapat disebabkan oleh faktor
promosi untuk menarik minat konsumen serta disebabkan oleh faktor harga apabila alfamidi
melakukan diskon harga secara besar-besaran otomatis hal tersebut membuat konsumen lebih
tertarik untuk berbelanja dipasar modern (Alfamidi).

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PT. Alfamidi di Desa Hiliweto Kecamatan Gido
Kabupaten Nias, karena toko ini dekat dengan beberapa warung-warung Tradisional dan
Pertokoan. Namun hal tersebut tidak mengurangi semangat para pekerja untuk menjalankan
kegiatannya karena situasi lokasi cukup mendukung dan menyenangkan. Waktu penelitian
yaitu pada tanggal 26 Desember 2022.

B. Populasi dan Sampel


a. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2013, hlm. 173), “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan juga benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek/obyek itu.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa populasi merupakan
keseluruhan subjek atau objek yang menjadi fokus dalam penelitian dengan memperhatikan
beberapa karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan. Populasi pada
penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja di PT. Alfamidi Desa Hiliweto Kecamatan
Gido Kabupaten Nias.
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa
yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi”.
Untuk sampel yang pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel jenuh atau sampel total yang merupakan teknik penentuan sampel bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 konsumen.

C. Teknik Pengumpulan Data


a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik
kepada perilaku langsung atau yang terlihat dengan objek penelitian, data tersebut
kemudian dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak berhubungan langsung dengan masalah penelitian
tetapi data ini mendukung untuk memperoleh data. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu
berupa buku, dokumen-dokumen, artikel-artikel, situs internet, kepustakaan, jurnal baik
berupa teori maupun data yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.

D. Analisa Data
Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan PT Alfamidi Gido. yang diambil
sebagai sampel adalah karyawan PT Alfamidi Gido. Hasil penelitian ini dari 50 responden
sampel dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
2. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia.
3. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pendidikan akhir.

Anda mungkin juga menyukai