Anda di halaman 1dari 18

RETAIL TRADISIONAL DAN RETAIL MODERN

MATA KULIAH:BISNIS RETAIL


DOSEN PENGAMPU:ROSMITA,S.Sos,M,Si

NAMA : Deo afka putra

NPM : 227210063

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FALKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bisnis ritel merupakan suatu usaha menyalurkan berbagai produk


kepada konsumen untuk di konsumsi sendiri. Bisnis ritel merupakan bisnis
yang sangat menjanjikan seiring meningkatnya kebutuhan konsumen, untuk
itu banyak pelaku bisnis mulai berlomba dalam meningkatkan strategi
penjualannya. Banyak gerai minimarket yang terbilang menguasai pasar dan
mampu merambah ke seluruh nusantara, bahkan banyak perusahaan ritel yang
terus melakukan ekspansi pada daerah-daerah potensial di pelosok negeri.
Perkembangan usaha ritel yang berjenis minimarket di kabupaten
Sukoharjo meningkat pertahunnya (Badan Pusat Statisik, Sukoharjo). Salah
satu minimarket yang ikut serta bersaing di sini adalah Minimarket Alfamidi
yang berada di Jl. Garuda Mas, Desa Gonilan, Kabupaten Sukoharjo. Alfamidi
merupakan jaringan bisnis ritel yang bergerak di bidang pemenuhan
kebutuhan pokok sehari – hari. Ritel ini bernaung di bawah pimpinan PT Midi
Utama Indonesia Tbk. Jumlah gerai Alfamidi terus meningkat setiap tahunnya,
pada tahun 2018 jumlah keseluruhan milik PT sebanyak 1.451 gerai
(Bisnis.com). Ritel ini di kelilingi banyak pesaing sejenis yang berkelas
nasional seperti Alfamart dan Indomaret, serta banyaknya toko kelontong di
sekitar minimarket yang tentu berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.
Hal ini pun menimbulkan persaingan antar perusahaan ritel, konsumen
sudah mulai cerdas dan selektif dalam masalah harga, kenyamanan,
kebersihan, kualitas barang dan lain sebagainya mendorong perusahaan untuk
menyusun strategi pemasaran yang efektif untuk menarik konsumen dan
melakukan perubahan sesuai dengan tren yang ada agar dapat bersaing serta
lebih unggul dari pesaingnya.
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk
menjadi penentu komponen strategi pemasaran yang lain, jenis produk yang
berbeda akan mempengaruhi strategi penjualan yang berbeda. Produk yang di
jual di Alfamidi Gonilan terbilang bervariasi dan mampu memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Tetapi meski terbilang lengkap tetap saja terdapat
produk- produk tertentu yang belum memenuhi kriteria kebutuhan dan
keinginan konsumen. Keragaman dari produk yang ada di Alfamidi Gonilan
berpengaruh terhadap minat beli konsumen. ketika seorang konsumer
menginginkan suatu produk kemudian tersedia di toko, tentu konsumen akan
terdorong melakukan keputusan pembelian. Disamping kelengkapan dan
keragaman produk pertimbangan konsumen terhadap harga juga semakin
penting.
Harga adalah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat
memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler, 2009). Suatu produk
yang memiliki harga sesuai dengan manfaat yang di dapat tentu menjadi daya
tarik tersendiri bagi konsumen, konsumen akan lebih terpuaskan ketika produk
yang mereka beli sesuai dengan daya beli mereka. Harga menjadi tolak ukur
konsumen untuk melakukan pembelian, harga bergantung dengan kondisi
ekonomi konsumen itu sendiri, strategi perusahaan mengenai harga masih
standar dengan toko-toko di perusahaan lain yaitu memasang label harga pada
produk dan rak minimarket.
Selain variasi produk dan kesesuaian harga, promosi juga menjadi
salah satu unsur bauran pemasaran yang tidak kalah penting. Menurut
Tjiptono (2008), promosi adalah suatu bentuk komunkasi pemasaran. Maksud
dari komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang di tawarkan perusahaan yang bersangkutan. Promosi merupakan
bentuk atau cara perusahaan mengkomunikasikan produk, dengan
menonjolkan keistimewaan-keistimewaannya agar produk tersebut mendapat
perhatian serta dapat di kenal oleh konsumen. Promosi internal yang di
lakukan oleh Alfamidi berupa pemotongan harga pada produk-produk tertentu,
hal ini mampu mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Selain itu
faktor bauran pemasaran produk yang tak kalah penting adalah lokasi.
Peranan lokasi dalam pemasaran produk merupakan hal yang harus di
pertimbangkan sebelumnya, lokasi erat kaitannya dalam mempengaruhi
keputusan pembelian. Menurut Lupiyoadi (2013), pemilihan lokasi yang baik
merupakan keputusan yang sangat penting. Pertama, karena keputusan lokasi
mempunyai dampak yang permanen dan jangka panjang, apakah lokasi
tersebut telah dibeli atau hanya disewa. Kedua, lokasi akan mempengaruhi
pertumbuhan usaha di masa mendatang. Lokasi merupakan tempat, kedudukan
secara fisik yang memiliki fungsi strategis yang menentukan tercapainya
tujuan dari suatu usaha. Dengan pemilihan lokasi yang strategis tentu
pendistribusian barang kepada konsumen akan lebih efektif dan efisien. Gerai
Alfamidi yang berlokasi di Desa Gonilan ini di bentengi banyak sekali pesaing
dari ritel kelas menengah hingga atas seperti Indomaret, serta toko kelontong
di sekitarnya. Letak lokasi yang dekat, bersih dan nyaman tentu akan
mempengaruhi keputusan pembelian.
TUJUAN PENELITIAN

1. Mengatahui harga barang pasar tradisional


2. Mengetahui harga barang pasar modern
3. Meneliti cara bisnis pasar tradisional dan pasar modern
4. Membandingkan harga di pasar tradisional dan pasar modern
5. Mengetahui harga pokok produk
6. Mengetahui untung produk
7. Menambah wawasan atau pengetahuan
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

PENGERTIAN RETAILING
Perkembangan dunia bisnis belakangan ini sangat mendukung perkembangan bagi
para retailer yang berada di pasar, terutama para retailer besar. Meningkatnya
tingkat konsumsi dan hasrat berbelanja masyarakat membuat industri ini semakin
dilirik oleh para pelaku bisnis. Retail adalah suatu penjualan dari sejumlah kecil
komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari Bahasa Perancis diambil dari
kata retailer yang berarti “memotong menjadi kecil-kecil” (Risch,1991:2). Berikut
ini definisi retailing menurut beberapa ahli:
1. Menurut Levy dan Weitz (2001:8) “Retailing adalah satu rangkaian
aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual
kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga”. Jadi
konsumen yang menjadi sasaran dari retailing adalah konsumen akhir
yang membeli produk untuk dikonsumsi sendiri.
2. Menurut Berman dan Evans (2001:3) “Retailing merupakan suatu usaha
bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa kepada konsumen akhir
yang menggunakannnya untuk keperluan pribadi dan rumah tangga”.
Produk yang dijual dalam usaha retailing adalah barang, jasa maupun
gabungan dari keduanya.
3. Menurut Kotler (2000:502) retailing yaitu: “Penjualan eceran meliputi
semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa pada
konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis”.
4. Menurut Gilbert (2003:6) Retail adalah semua usaha bisnis yang secara
langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan
konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai
inti dari distribusi.
Berdasarkan definisi-definisi retailing di atas, maka penulis dapat merumuskan
beberapa hal mengenai retailing, yaitu:
1. Retailing atau usaha eceran adalah mata rantai terakhir dari saluran
distribusi.
2. Retailing mencakup berbagai macam aktivitas, namun aktivitas yang
paling pokok adalah kegiatan menjual produk secara langsung kepada
konsumen.
3. Produk yang ditawarkan dapat berupa barang, jasa atau kombinasi
keduanya.
4. Pasar sasaran atau konsumen yang menjadi target adalah konsumen non
bisnis, yaitu yang mengkonsumsi produk atau kebutuhan pribadi dan
rumah tangga.

PENGERTIAN DAN ANALSIS PASAR TRADISIONAL DAN MODERN

PASAR TRADISIONAL
Ritel tradisional adalah pasar yang dibangun atau dikelolah oleh pemerintah
daerah, swasta, BUMN, termasuk kerjasama dengan dengan tempat usaha berupa
toko,kios,los dan tenda yang dimiliki perorangan contohnya yang telah kami
analisis adalah indomie goreng jumbo yang di analisis di sebuah pasar tradisional
dengan harga satuan nya 5000 rupiah sedangkan harga perkotaknya 108.000
rupiah. dengan itu pemilik usaha tersebut mendapatkan untung 500 perak dari
setiap bungkus yang mereka jual atau disebut retail tradisional.
Berikut beberapa contoh bisnis retail tradisional:
1. Toko Baju dan Aksesoris:
Ini adalah toko yang menjual berbagai jenis pakaian, sepatu, tas,
dan aksesoris fashion secara fisik, seperti toko pakaian biasa yang
dapat Anda temui di pusat perbelanjaan atau di pinggiran jalan.

2. Toko Kelontong:
Toko kelontong adalah bisnis retail tradisional yang menjual
makanan, minuman, barang rumah tangga, dan kebutuhan sehari-hari
lainnya. Mereka umumnya ditemui di banyak lingkungan dan daerah
pemukiman.

3. Toko Elektronik:
Ini adalah toko fisik yang menjual perangkat elektronik seperti
televisi, kulkas, telepon seluler, dan peralatan rumah tangga lainnya.

4. Toko Buku:
Toko buku tradisional adalah tempat di mana Anda dapat membeli
dan menjelajahi buku-buku cetak, majalah, dan barang-barang terkait
lainnya.

5. Toko Perhiasan:
Bisnis retail ini berfokus pada penjualan perhiasan seperti cincin,
kalung, gelang, dan jam tangan.
6. Toko Mainan:
Toko mainan menjual berbagai jenis mainan dan barang-barang
hiburan untuk anak-anak dan orang dewasa.

7. Toko Alat Musik: Bisnis ini menjual instrumen musik, peralatan audio,
dan aksesoris musik.

8. Toko Alat Pertanian:


Ini adalah bisnis yang menjual alat-alat pertanian, benih, pupuk,
dan perlengkapan pertanian lainnya.

9. Toko Perabotan:
Bisnis ini menjual perabotan rumah seperti meja, kursi, lemari, dan
furnitur lainnya.

10. Toko Peralatan Olahraga:


Toko ini menjual peralatan olahraga seperti sepatu lari, bola basket,
raket tenis, dan perlengkapan olahraga lainnya.

Ini hanya beberapa contoh bisnis retail tradisional. Perbedaan


utama adalah bahwa mereka berfokus pada penjualan produk fisik dan
beroperasi dari lokasi fisik yang dapat diakses oleh pelanggan. Namun,
banyak bisnis tradisional saat ini juga mengembangkan kehadiran online
untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas.

STRATEGI BERSAING RITEL TRADISIONAL


Berbagai penelitian dan kajian ahli mengenai persaingan ritel tradisional dan
ritelmodern telah menghasilkan banyak masukan yang berguna bagi pasar
tradisional sebagai pihak yang berada pada posisi yang lemah dalam persaingan.
Dengan harapan dapat mewakili konklusi seluruh penelitian yang ada, dapat
mengacuSyatibi (2008) yang dalam penelitiannya memberikan solusi bagi ritel
tradisional dalam menghadapi tekanan persaingan ritel modern. Ritel tradisional
dapat melakukan strategi bersaing dengan ritel moderen melalui penerapan model
strategi pengembangan menang- menang, saling menguntungkan (saling
bersinergi), seperti dalam bentuk:
a. adanya kolaborasi antar peritel khusus dalam akses pasar dan serta
kolaborasi pemasok dalam mensuplai, produkyang bermutu.
b. Peningkatan pelayanan.
c. Mempermudah akses pemberian bantuan pinjaman modal bagi ritel
tradisional agar dapat melakukan perluasan bisnis.
d. Pemerintahsebaiknya lebih memperhatikan Ritel Tradisional, yaitu dalam
hal tempat berjualan Ritel Tradisional dan dalam hal perizinan masuknya
Ritel Modern.
e. Perbaikan infrastruktur yang mencakup terjaminnya kesehatan yang layak,
kebersihan yang memadai, cahaya yang cukup,dan keseluruhan
kenyamanan lingkungan pasar.
f. Usaha bersama (dalam bentuk perjanjian kerja) antara pemda dan sektor
swasta juga dapat menjadi solusi terbaik untuk meningkatkan daya saing
ritel tradisional.
g. Pemerintah harus menertibkan preman dan pungli atau penarikaniuran
gelap yang ada pada ritel tradisional.
h. Pemerintah harus menetapkan jarak antararitel tradisional dan ritel modern
yang berjauhan, serta luas usaha Ritel Modern.
i. Zonasi,yaitu pembagian zona/kawasan untuk jenis ritel tertentu sehingga
dapat mencegah persaingan yang tidak berimbang.
j. Perlunya sebuah UU Ritel sebagai kerangka dan landasan bagi pemerintah
dalam mengelola sektor ritel modern agar tidak mematikan ritel tradisional
dan memaksimalkan kontribusi ritel modern pada ekonomi lokal sangat
dibutuhkan.
PASAR MODERN
Ritel modern merupakan ritel dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai
jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket, department
store.contoh barang yang telah kami survei dan analisis di suatu pasar modern
dipekanbaru yaitu planet sealayan adalah mie goreng jumbo yang harga satuan
nya 3800 rupiah sedangkan harga perkotaknya 86000 rupiah dengan survei
tersebut kami mengetahui bahwa di pasar modern lebih murah dari pada pasar
tradisional.
CONTOH PASAR MODERN
Pasar modern adalah jenis pasar yang saat ini keberadaannya sudah tersebar
hingga ke wilayah kecil.
Ada beberapa contoh pasar modern yang bisa ditemukan di sekitar kita, di
antaranya:
1. Supermarket
Supermarket adalah salah satu jenis pasar modern yang berukuran besar. Ukuran
kecilnya biasanya memiliki luas 300-1.100 meter persegi, sedangkan yang besar
berukuran 1.100-2.300 meter persegi.
2. Super Store
Super store adalah pasar modern yang menyediakan berbagai kebutuhan
masyarakat dengan variasi lebih lengkap dan luas tempatnya melebihi
supermarket.
3. Distribution Store
Distro atau distribution store adalah jenis pasar modern yang umumnya
memproduksi kebutuhan sandang, seperti pakaian, sepatu, tas, dan aksesori.
4. Trade Center dan Mal
Jenis pasar modern satu ini berbentuk pusat perbelanjaan yang menampung
berbagai outlet dengan produk berbeda-beda. Trade center dan mal biasanya diisi
oleh berbagai contoh pasar modern lainnya, seperti distro, special store, dan
supermarket.
5. Minimarket
Minimarket adalah pasar modern berbentuk seperti warung kelontong, yang
menjual produk secara eceran dan dilengkapi dengan fasilitas berbasis teknologi.
PERBEDAAN PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN
Pasar tradisional dan pasar modern adalah dua jenis pasar yang saling berkaitan
dengan masyarakat dan tidak bisa dipisahkan.Meskipun eksistensi pasar modern
mulai menjamur, namun tidak sedikit masyarakat yang masih memilih untuk
berbelanja di pasar tradisional.
Berikut ini perbedaan pasar tradisional dan pasar modern berdasarkan berbagai
aspek:
1. Fasilitas
Pasar tradisional lebih mengutamakan aspek fungsional, sedangkan pasar modern
mengedepankan kenyamanan pelanggannya. Hal ini dapat ditinjau berdasarkan
fasilitas yang disediakan. Biasanya, di pasar tradisional, pembeli harus berkeliling
lapak penjual untuk menemukan kebutuhan mereka.
Sedangkan di pasar modern telah dilengkapi pendingin ruangan, trolley, serta
produknya ditata secara rapi sehingga pembeli bisa memilih dengan leluasa.
2. Profil Penjual
Perbedaan pasar tradisional dan pasar modern yang kedua adalah berdasarkan
profil penjualnya. Pemilik lapak di pasar tradisional umumnya tergolong sebagai
pelaku usaha kecil dan menengah atau UMKM. Sedangkan penjual di pasar
modern adalah perwakilan atau agen dari beberapa produk yang ditawarkan.
3. Harga Jual
Selain berdasarkan fasilitas dan profil penjualnya, perbedaan pasar tradisional dan
pasar modern juga bisa ditemukan pada harga jual yang ditawarkan. Harga di
pasar tradisional biasanya lebih terjangkau daripada di pasar modern. Namun,
kelebihan fasilitas yang ditawarkan pasar modern membuat pembeli merasa
nyaman saat berbelanja.

4. Metode Transaksi
Pasar tradisional dan pasar modern adalah jenis pasar berdasarkan transaksi antara
penjual dan pembelinya. Transaksi di pasar tradisional dilakukan secara langsung
antara penjual dan pembeli yang biasanya terjadi proses tawar-menawar untuk
mencapai kesepakatan harga. Sedangkan di pasar modern, sistem transaksinya
dilakukan melalui kasir tanpa adanya negosiasi harga.
5. Jam Operasional
Nah, perbedaan terakhir antara pasar tradisional dan pasar modern adalah
berdasarkan jam operasionalnya. Pasar tradisional beroperasi secara fleksibel
berdasarkan kebutuhan pelanggan setempat. Biasanya dibuka mulai dari pukul
03.00 dini hari hingga malam hari. Sedangkan jam operasional pasar modern
selalu tetap dan menyesuaikan kebijakan manajemennya, biasanya mulai dari jam
09.00 hingga 21.00.
Itulah penjelasan tentang pengertian pasar modern, ciri-ciri, kelebihan, contoh,
serta perbedaannya dengan pasar tradisional. Pasar modern adalah jenis pasar
yang pengelolaannya dilakukan secara modern, terpadu, serta menyediakan
fasilitas untuk mempermudah konsumen saat berbelanja. Berbelanja di pasar
modern tentu akan memberikan pengalaman yang nyaman karena produk yang
ditawarkan telah teruji kualitasnya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dibuat, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan karakteristik konsumen di retail tradisional x dan retail modern
hypermart adalah sebagai berikut:

NO Fase Retail tradisional Retail modern


1 Kedatangan  Melihat pruduk dari  Mengambil
konsumen luar toko keranjang belanja
 Mencari pelayanan  Mengambil katalog
 Melihat produk di promo
toko  Menuju rak yang
 Memeriksa keadaan diinginkan
fisik produk  Melihat produk
 Melakukan telepon  Membaca kemasan
delivery produk

2 Kebiasaan  Menanyakan  Menanyakan produk


bertanya spesifikasi produk ke karyawan
 Menanyakan harga  Menanyakan
 Melakukan ketentuan promo
penawaran harga
3 Yang terjadi  Langsung keluar dari  Melihat produk
ketika produk toko sejenis di rak
tidak ada  Menanyakan alternatif  Melihat produk lain
tempat lain
 Menanyakan produk
sejenis
4 Transaksi  Membayar cash di  Mengantri untuk
pembayaran kasir melakukan
 Membayar cash pembayaran
dengan karyawan  Melihat produk di
 Membayar dengan sekitar kasir
nota  Membayar cash
 Mengecek barcode
 Membayar debit atau
card
2. Konsumen retail tradisional X mengunjungi toko dengan keinginan untuk
membeli produk kebutuhan konsumen.
3. Ada sebagian konsumen retail modern Hypermart di kota Singkawang
pada awalnya tidak memiliki tujuan belanja dan hanya mengunjungi retail
modern untuk sekedar refreshing.
4. Sebagian masyarakat kota Singkawang memilih berbelanja di retail
modern dibandingkan dengan retail tradisional dikarenakan tampilan/
layout toko, kemudahan berbelanja, penataan produk dan promosi yang
diberikan.
5. Sebagian masyarakat kota Singkawang memilih berbelanja di retail
tradisional karena loyalitas yang dibangun dari hubungan baik, harga yang
ditawarkan murah, kemudahan dalam proses berbelanja misalnya retur
barang.
6. Rancangan perbaikan yang diberikan kepada retail tradisional X agar dapat
tetap bertahan di dunia retailing adalah memperbaiki tampilan/ layout toko
dan perancangan planogram.
7. Planogram yang dirancang pada retail tradisional X berdasarkan produk
yang tersedia pada toko dan bertujuan untuk mendisplay produk yang
tersedia, menata produk agar lebih rapi, mengoptimalkan rak yang
tersedia.
SARAN
1. Pemilik retail tradisional dapat mengembangkan planogram yang telah
dibuat dengan ketersediaan produk baru.
2. Pemilik retail sebaiknya menjaga loyalitas konsumen dengan memberikan
pelayanan yang terbaik dan mulai berinovasi baik dalam produk,
pelayanan maupun display agar konsumen tidak berpaling ke retail
modern.
3. Peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti retail tradisional yang
menyediakan produk berbeda dengan retail tradisional X agar dapat
mempelajari karakteristik perilaku konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.ums.ac.id/68709/3/Bab%20I.pdf (hari Jumat, 27 Oktober 2023
pukul 20.18 WIB)
https://eprints.uny.ac.id/8757/3/BAB%202%20-10408145002.pdf (hari Jumat, 27
Oktober 2023 pukul 20.48)
http://e-journal.uajy.ac.id/9813/7/6TI07151.pdf (hari Jumat, 27 Oktober 2023
pukul 23.20)

Anda mungkin juga menyukai