Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN PEMASARAN II

MENGELOLA PERDAGANGAN ECERAN, GROSIR,


DAN LOGISTIK

DOSEN MATAKULIAH :

MOH. FAHRURROZI, S.TH.I.,M.PSDM.-

Disusun Oleh :
Yeni Lia Agustin (31.18.5920)

Andri Kurniawan (31.18.5956)


Lukman Aji Prawiraatmaja (31.19.6029)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI

FAKUTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Rhidonya
penulis dapat menyelesaikan Makalah Presentasi yang berjudul : Mengelola Perdagangan
Eceran, Grosir, Dan Logistik dengan Dosen Pembimbing Bapak Moh. Fahrurrozi,
S.Th.I.,M.Psdm. Penulis menyadari sepenuhnya dalam proses penyusunan makalah ini jauh
dari kesempurnaan, baik itu berupa isi analisis maupun cara penyajian. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati penulis akan menerima segala kritikan dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi tercapainya kesempurnaan dalam penulisan selanjutnya.

Banyuwangi, 10 April 2020

             

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Eceran meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa
langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan non-bisnis. Setiap
organisasi yang melakukan penjualan kepada konsumen akhir, apakah itu produsen,
pedagang grosir, atau pengecer melakukan eceran. Walaupun banyak toko eceran
dimiliki eceran independen, makin banyak diantara masuk dalam suatu bentuk eceran
korporat. Organiasi-organisasi eceran mencapai banyak ekonomi skala, seperti daya yang
lebih kuat, pengakuan merek yang lebih luas, dan karyawan yang lebih terlatih. Jenis-
jenis utama eceran korporat adalah jaringan sukarela, koperasi pengecer, koperasi
konsumen, Organisasi waralaba, dan konglomerat perdagangan.
Perdagangan grosir meliputi semua aktifitas yang terlibat dalam penjualan barang atau
jasa kepada orang-orang yang membeli untuk dijual kembali atau untuk pengguna bisnis.
Produsen produk-produk fisik dan jasa harus mengambil keputusan tentang logistic
pasar, cara terbaik untuk menyimpan dan memindahkan barang dan jasanya ke tujuan-
tujuan pasar. Tugas logistic adalah mengkoordinasikan kegiatan pemasok, agen.
Pembelian, produsen, pemasar, anggota-aggota saluran, dan pelanggan. Keuntungan
besar dalam efisiensi logistic berasal dari kemajuan teknologi informasi. Walaupun biaya
logistic pasar dapat saja tinggi, program logistik pasar yang terencana dengan baik dapat
menjadi alat yang ampuh dalam pemasaran yang bersaing. Tujuan akhir logistik pasar
adalah memenuhi tuntutan pelanggan dengan efisien dan menguntungkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pergadangan eceran ?


2. Apa saja Jenis-jenis pengecer ?
3. Bagaimana Lingkungan eceran baru ?
4. Bagaimana Keputusan pemasaran retil ?
5. Bagaimana Keputusan lokasi ?
6. Apa itu Perdagangan grosir
7. Apa itu Logistik Pasar ?
8. Bagaimana Keputusan Logistik Pasar?
1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui pergadangan eceran ?


2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis pengecer ?
3. Untuk Mengetahui Lingkungan eceran baru ?
4. Untuk Mengetahui Keputusan pemasaran retil ?
5. Untuk Mengetahui Keputusan lokasi ?
6. Untuk Mengetahui Perdagangan grosir
7. Untuk Mengetahui Logistik Pasar ?
8. Untuk Mengetahui Keputusan Logistik Pasar?
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perdangan Eceran

Perdagangan Eceran (Retailing) termasuk semua aktivitas dalam menjual barang atau
jasa langsung ke konsumen akhir untuk kebutuhan pribadi dan non-bisnis. Pengecer
(retailer) atau toko eceran (retail store) adalah semua badan usaha yang volume
penjualannya terutama datang dari penjualan eceran.

Artinya: perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang
dan jasa kepada konsumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dalam
penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen.
Sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang atau toko yang kerja utamanya
mengencerkan barang. Dalam hal ini harus diingat kata UTAMA di atas. Sebab dalam
praktik bisa terjadi seorang pabrikan atau petani produsen menjual langsung barangnya
pada konsumen akhir, ini bukan retailer. Juga ada retailer yang menjual barang untuk
restoran (restoran bukan konsumen akhir), ini juga bukan pekerjaan retailing. Jadi yang
penting disini ialah pekerjaan utama retailing ialah menjual barang pada konsumen akhir.

2.2 Jenis-Jenis Pengecer
Menurut Kotler (1997 : 563-565) ada tiga jenis bentuk retailer, yaitu : Store retailers,
non-store retailers, dan retail organization.

1. Pengecer toko (Store Retailes)


     Ada 8 macam pengecer toko:

a) Toko Khusus (Specialty Store) adalah toko yang menjual jenis barang tertentu
dengan berbagai macam variannya dengan jumlah persediaan barang dagangan yang
cukup. Hal ini membutuhkan pengelolaan barang dagangan (warehousing). Misal :
toko buku, toko alat olah raga, toko kue, toko sepatu.
b) Toko kelontong (Convenience Store) adalah toko kecil yang menjual berbagai
macam kebutuhan sehari-hari, makanan dan minuman kecil serta koran. Toko
kelontong terletak di dekat pemukiman penduduk.
Misal: Indomaret, Alfamart, Circle K
c) Toko swalayan (Supermarket) adalah toko yang  yang menjual berbagai macam
kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Toko ini memiliki luasan 400 m2 s/d 5000 m2.
Misal : Super Indo, Giant, Sri Ratu
d) Toko Serba Ada/Pasaraya (Department Store) adalah toko serba ada juga menjual
pakaian, peralatan rumah tangga., mainan, kosmetik, peralatan berkebun, peralatan
olah raga, alat tulis, perhiasan, peralatan bayi, kebutuhan hewan dll. Toko serba ada
biasanya adalah merupakan toko jaringan (chain) yang tersebar di beberapa kota di
beberapa negara. Misal : Matahari Departemen Store, Ramayana.
e) Toko Super (superstore)
 Toko Kombinasi/Combination Store; adalah toko retail yang merupakan kombinasi
antara department store dan general store. General store adalah toko kecil yang
menjual makanan pokok yang digunakan sebagai sumber energy (roti dan susu)
dan juga berbagai perkakas rumah tangga dan alat-alat elektronik. Persediaan
barang yang ada di toko disuplai dari gudang secara rutin (sesuai dengan order).
Walau sama-sama barang-barang persediaan disuplai dari gudang secara rutin
namun general store berbeda dengan convenience store. Perbedaan antara
keduanya adalah pada letak general store tidak selalu berdekatan dengan
pemukiman penduduk.  General store merupakan sebuah toko chain (jaringan).
 Hypermarkets adalah toko retail yang memiliki luas 4650 m² - 18,600 m². Toko ini
berbentuk bangunan berbentuk kotak yang terpisah dari bangunan lainnya dengan
lahan parkir yang luas. Hypermarket biasanya terdiri dari satu lantai dengan atap
tinggi yang terbuat dari stainless stell. Toko ini menjual berbagai barang seperti
yang ada di department store dengan jumlah persediaan barang yang lebih banyak.
Margin keuntungan yang diambil toko super lebih rendah. Misal : Makro, Lotte
Mart
f) Toko Diskon (Discount Store) adalah toko yang termasuk dalam jenis department
stores. Toko diskon memberikan margin yang rendah dengan volume penjualan yang
lebih tinggi. Misal: Wall-Mart
g) Toko Potongan Harga (Off Price Store)
 Factory Outlet; Dahulu Factory Outlet adalah toko retail yang dimiliki dan
dioperasikan oleh perusahaan manufaktur. Barang-barang yang dijual di toko ini
adalah barang-barang sisa produksi, barang-barang yang sudah tidak diproduksi
lagi atau barang-barang non regular. Namun sekarang, Factory Outlet adalah toko
retail yang menjual berbagai macam produk bermerk dan tidak lagi hanya
dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan manufaktur. Contoh: Stockwell,
Cosmo
 Independent Off Price adalah toko yang dimiliki oleh divisi perusahaan atau
pihak lain. Toko ini menjual barang-barang out of seasons, barang-barang sisa
produksi, tentu saja dengan harga yang lebih rendah daripada toko retail yang
lain.
 Klub Gudang (Warehouse Club)/Klub Grosir (Wholesale Club) : Toko ini
menjual barang kepada retailer-retailer lain, industrial, commercial, institusi
atau professional user yang lain atau kepada pihak lain yang bertindak sebagai
agen atau broker yang menjualkan kembali kepada pihak lain dengan jumlah
yang besar. 

h.  Katalog show room  (Catalog Show Room) adalah toko retail yang menjual berbagai
peralatan rumah tangga dan pribadi serta perhiasan. Tidak seperti toko retail yang lain, 
sebagian besar barang dagangan tidak didisplay.

2. Pengecer Non Toko (Nonstore Retailers).


Ada beberapa bentuk non-store retailers yaitu :
 Penjualan satu-satu (one to one selling) Sistem penjualan langsung dimana
wiraniaga mendatangi konsumen satu persatu.
 Penjualan satu ke banyak (one to many/party selling). Sistem penjualan langsung
dimana wiraniaga mendatangi ke rumah salah satu konsumennya. Salah satu
konsumen ini mengundang beberapa teman untuk mengadakan party dirumah
konsumen tersebut. Di party ini wiraniaga mempromosikan dan menawarkan lalu
kemudian membuat penjualan.
 Pemasaran bertingkat/jaringan (Multi Level Marketing). Sistem penjualan langsung
dimana perusahaan merekrut distributor. Distributor merekut sub distributor.
Subdistributor merekrut orang lagi untuk kemudian menjualnya langsung kepada
konsumen akhir.  Selain mendapat potongan harga, setiap lini pemasaran yang ada di
Multi Level Marketing juga mendapat serta harus menutup point pada titik tertentu.
 Pemasaran langsung (Direct Marketing) Sistem pemasaran yang dahulu dilakukan
dengan menggunakan surat atau katalog sudah beralih menjadi pemasaran dengan
menggunakan email, telemarketing dan melalui televisi (progam homeshopping,
infomercial) serta melalui internet.
 Penjualan otomatis (Automatic Vending) Sistem penjualan ini menggunakan mesin
penjual otomatis. Mesin penjual otomatis ini diletakkan di pabrik, toko eceran besar,
pusat layanan publik,  Mesin penjual bekerja selama 24 jam.
 Jasa Pembelian (Buying Servise) Penjualan non retail yang melayani konsumen
khusus. Konsumen khusus yang biasa dilayani adalah karyawan organisasi-organisasi
besar seperti perusahaan, sekolah, rumah sakit. Para karyawan organisasi besar ini
menjadi anggota jasa pembelian dan berhak membeli barang dari retailer-retailer yang
sudah dipilih dan mendapat diskon tertentu sesuai dengan persetujuan.

3.  Organisasi Pengecer (Retailer Organization).

a. Jaringan Toko Koorperat (Coorporate Chain Store)  Dua gerai atau lebih yang
biasanya dimiliki dan dikendalikan, dengan melakukan pembelian dan perdagangan
terpusat, dan menjual lini barang yang sejenis. Ukuran toko besar memungkinkan
toko jaringan korporat tersebut memiliki persediaan barang dalam jumlah besar dan
menjual barang dengan harga yang lebih rendah, serta mampu memperkerjakan ahli-
ahli korporat untuk melakukan tugas-tugas penetapan harga, promosi, perdagangan,
pengendalian persediaan, dan perkiraan penjualan.
b. Jaringan Sukarela (Voluntary Chain) Sebuah asosiasi yang merupakan bagian
independent dari bisnis retail yang lebih besar. Jaringan sukarela melakukan kegiatan
pembelian, advertising dan kegiatan manajemen lain secara kolektif. Jaringan
sukarela ini kemudian membagikan barang-barang yang dibelinya kepada anggotanya
dengan harga yang lebih murah.
c. Koperasi Pengecer (Retailer Cooperatif) Koperasi pengecer adalah salah satu jenis
retail yang anggota-anggotanya terdiri dari pengecer-pengecer kecil independen.
Koperasi pengecer ini melakukan pembelian secara terpusat dan promosi bersama.
Bentuk dari koperasi pengecer misalnya adalah toko grosir, toko obat dll.
d. Koperasi Konsumen (Consumer Cooperatif)  Koperasi konsumen mirip seperti
koperasi pengecer. Jika koperasi pengecer dimiliki oleh pengecer besar maka koperasi
konsumen ini dimiliki oleh anggotanya sendiri dimana tujuan berdirinya koperasi
berdasarkan aspirasi para anggota
e. Organisasi Waralaba (Franchise Organization) Waralaba adalah hak khusus yang
dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri
khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti
berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan
perjanjian Waralaba. 
f. Konglomerat Perdagangan (Merchandising Conglomerat) Konglomerat perdagangan
adalah perusahaan besar yang berbentuk bebas. Konglomerat perdagangan ini
menggabungan beberapa lini dibawahnya yang berbentuk ritel dengan fungsi ditribusi
dan manajemen terpusat.

2.3 Lingkungan Eceran Baru.

Pada masa lalu, pengecer mengamankan loyalitas pelanggan dengan menawarkan


lokasi yang nyaman, pilihan barang khusus atau unik, layanan yang lebih banyak atau
lebih baik dibandingkan pesaing, dan kartu kredit toko.
Demikian pula pasar swalayan membuka toko yang lebih besar, menjual jumlah dan
ragam baranbg lebih banyak dan meningkatkan fasilitas. Mereka juga meningkatkan
anggaran promosi dan melakukan peralihan besar – besaran ke label pribadi.
Berikut ini beberapa perkembangan eceran lainnya yang mengubah cara konsumen
membeli serta cara produsen dan pengecer menjual.
a) Bentuk dan kombinasi eceran baru. Beberapa pasar swalayan mencakup cabang bank.
Toko buku menampilkan gerai kopi.
b) Pertumbuhan persaingan antar jenis department store tidak hanya khawatir dengan
department store lain – rantai diskon seperti Wal-Mart dan Tesco berekspansi ke
bidang produk seperti pakaian, kesehatan, kecantikan dan peralatan elektronik.
c) Persaingan antar pengecer berbasis toko dan nontoko. Kini konsumen menerima
penawaran penjualan melalui surat dan katalog surat langsung, televisi, computer dan
telephone.
d) Pertumbuhan pengecer raksasa melalui system informasi, system logistic, dan daya
beli yang sangat bagus, pengecer raksasa seperti Wal – Mart mampu menghantarkan
layanan yang baik dan volume buruk yang besar dengan harga menarikkepada
konsumen.
e) Penurunan pengecer pasar menengah saat ini kita dapat menentukan karakter pasar
eceran sebagai bentuk jam pasir pertumbuhan tampak terpusat diatas (dengan
penawaran barang mewah dengan pengecer seperti Nordstrom dan Neiman Marcus)
dan di bawah dengan (penetapan harga diskon dari pengecer seperti target dan Wal-
Mart).
f) Pertumbuhan investasi dalam tekhnologi. Pengecer mengutamakan Komputer untuk
menghasilkan peramalan yang lebih baik, mengendalikan biaya persediaan, memesan
secara elektronik dari pemasok, mengirimkan e-mail antar toko dan bahkan menjual
kepada pelanggan didalam toko.
g) Profit global pengecer utama.
h) Pengecer dengan format unik dan positioning merek yang kuat semakin banyak
muncul di negara – negara lain. Contoh : Whole Foods Market Inc. adalah rantai
supermarket multinasional Amerika yang berkantor pusat di Austin, Texas , yang
secara eksklusif menjual produk bebas dari lemak terhidrogenasi dan warna, rasa, dan
pengawet buatan. Toko bahan makanan Organik Bersertifikat USDA di Amerika
Serikat, rantai ini terkenal dengan pilihan organiknya. Whole Foods memiliki 500
toko di Amerika Utara dan tujuh di Inggris pada 4 Maret 2019, sebagai gerai makanan
yang memberi contoh lingkungan eceran baru seperti karyawan yang siap membantu
dan produk yang unik.  

Perkembangan Lingkungan Eceran Lainnya:

 Bentuk dan Kombinasi Eceran Baru


Contoh: Loblaw’s Supermarkets  yang menambahkan klub kebugaran di toko.
 Pertumbuhan Persaingan Antarjenis
Contoh: department store yang harus bersaing dengan jenis toko berbeda seperti
toko diskon dan ruang pamer katalog karena memiliki konsumen yang sama
dengan menjual jenis barang yang sama. 
 Persaingan antara Pengecer Berbasis Toko dan Nontoko
Contoh: Kmart yang memperluas bisnis dengan membuka penjualan online
 Pertumbuhan Pengecer Raksasa
Contoh: WalMart, supercenter yang menggabungkan  barang makanan dan 
pilihan barang bukan makanan.
 Penurunan Pengecer Pasar Menengah
Contoh: Kohl’s memperoleh kesuksesan saat memasukkan nama-nama trendi   
seperti Vera Wang dan majalah Elle untuk merancang lini eksklusif .
 Profil Global Pengecer Utama
Kini banyak pengecer dengan format unik dan positioning merk yang kuat di
negara lain.
Contoh: hipermarket ,Carrefour dari Perancis.
2.4 Keputusan Pemasaran Retail
Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail
berasal dari bahasa Perancis yaitu ” Retailer” yang berarti ” Memotong menjadi kecil
kecil” (Risch, 1991 ).
Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah Semua usaha bisnis yang secara
langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir
berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi.
Dalam kamus Bahasa Inggris – Indonesia, Retail bisa juga di artikan sebagai “Eceran”
Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang
dan jasa secara langsung kepada pelanggan.
Pengertian Retailer adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebuh dari
setengah hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush dan Gresham, 1994).
Klasifikasi Retail
Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak
cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan
barang berdasarkan sbb :
– Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500
pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh
penjualan dan manajemen.
Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara
individu (Individual Proprietorship)
– Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi
: Departemen Store – Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog
Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online )
Departemen Store merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan
berbagai macam jenis produk / barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam
berbelanja.

Keputusan Pemasaran Retail :


1).Keputusan Pasar Target
2).Keputusan Produk dan Keputusan Pelayanan
Ada 3 variabel yang penting:
2.1.JenisProduk
2.2.BauranPelayanan
2.3.Ikimatausuasanatoko
3).Keputusan Harga
Harga dari para pengecer merupakan pokok bersaing utama dan
mencerminkan kualitas barang yang dijual dan pelayanan yang diberikan.
4).Keputusan Promosi
Untuk mencapai konsumen para pengecer menggunakan alat promosi biasa
yaitu periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan dan publikasi.
5).Penentuan Lokasi
Pilihan lokasi pengecer merupakan factor bersaing yang penting dalam usaha
menarik pelanggan.
Pengecer sekarang, yang melihat masa depan harus memperhitungkan kecendrungan-
kecendrunagn berikutini:
1).Menurunnya pertumbuhan ekonomi dan penduduk.
2).Kenaikan biaya modal, tenaga kerja dan energi.
3).Perubahan gaya hidup konsumen, pola berbelanja dan sikap dalam berbelanja.
4).Munculnya teknologi baru.
5).Bertambahnya kekuatan para pengecer besar.
6) Semakin banyaknya peraturan pemerintah yang mempengaruhi penjualan eceran.

2.5 Keputusan Lokasi

Tiga KUNCI Keberhasilan Ritel (Pengeceran) adalah LOKASI, LOKASI, LOKASI.


Pengecer dapat menempatkan toko-tokonya di lokasi berikut :
1.Pusat Kawasan Bisnis
2.Pusat Belanja Regional
3.Pusat Perbelanjaan Setempat
4.Jalur Belanja
5.Lokasi didalam sebuah toko yang lebih besar

Indikator Efektivitas Penjualan Toko adalah sebagai berikut :


1. Jumlah orang yang melewatinya per hari biasa
2. Persentase orang yang masuk ke toko
3. Persentase orang yang membeli
4. Jumlah rata-rata per penjualan

2.6 Perdagangan Grosir

Perdagangan grosir (wholesaling) mencakup semua kegiataan dalam penjualan


barang atau jasa kepada mereka yang membeli atau menjual kembali untuk keperluan
bisnis. Pedagang grosir disebut juga distributor berbeda dengan pengecer dalam beberapa
hal. Pertama pedagang grosir tidak terlalu memperhatikan promosi, atmosfer, dan lokasi
karena mereka berusaha berurusan dengan pelanggan bisnis dan bukan dengan konsumen
akhir. Kedua , transaksi grosir biasanya lebih besar dari pada transaksi eceran, dan
pedagang grosir biasanya mencakup wilayah dagang yang lebih besar daripada pengecer.
Ketiga, pemerintah menanngani pedagang grosir dan pengecer dengan cara berbeda
berdaasarkan peraturan hukum dan bajak. Jenis – jenis Pedagang Grosir Utama :
 Pedagang grosir: mereka adalah pemborong layanan penuh dan layanan terbatas,
distributor, perusahaan pemasok pabrik.
 Pedang grosir layanan penuh: memiliki stok, memiliki tenaga penjulan,
melakukkan pengiriman, menyedikan bantuan manajemen.
 Pedang grosir layanan terbatas: peagang grosir penjualan tunai menjual lini
terbatas barang pergerakan ke pengecer kecil secara tunai.
 Pialang dan agen: menfasilitasi pembelian dan penjualan, dan mendapatkan
komisi 2%-6% dari hrga jual. Fungsi terbatas biasanya dikhususkan berdasarkan
lini produk atau jenis pelanggan.
 Cabang dan kantor produsen dan pengecer: kegiatan perdanganan groir
dilakukkan oleh penjual atau pembeli sendiri dan buka melalu pedang grosir
independen.
 Pedagang grosir khusus : pengumpul hasil pertanian dan perusahaan lelang.
Secara umum , pedang grosir lebih efesien dalam melaksanakan satu atau lebih
fungsi-fungsi:
 Penjualan dan promosi
 Pembelian dan pembentukkan pemilihan barang
 Pemecah jumlah besar
 Pergudangan
 Transportasi
 Pembiayaan
 Penanggungan risiko
 Informasi pasar
 Layanan manajemen dan konseling

2.6.1 Tren dalam Perdagangan Grosir


Keluhan utama produsen terhadap pedangan grosir adalah mereka
tidak mempromosikan lini produk produsen secara agresif dan lebih
bertindak sebagai penggambil pesanan, mereka tidak menyimpan cukup
banyak persediaan sehingga gagal memenuhi pesanan pelanggan dengan
cukup cepat, mereka tidak memasok informasi pasar, pelanggan, dan
kompetitif yang terbaru kepada produsen mereka tidak menarik menajer
kaliber tinggi, menurunkun biaya mereka , dan mengenakan harga terlalu
mahal pada layanan mereka. Salah satu dorongan utma bagi pedang grosir
adalah meningkan produktifitas aset dengan menggelola persediaan dan
piutang dengan lebih baik.

2.7 Logistik Pasar


Logistik pasar meliputi perencanaan infrastruktur untuk memenuhi permintaan, lalu
mengimplementasikan dan mengendalikan aliran fisik bahan dan barang akhir dari titik
asal ke titik prnggunaan, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mendapatkan laba.
Perencanaan logistik pasar mempunyai 4 tahap, yaitu :
1. Memutuskan proposisi nilai perusahaan bagi pelangganya.
2. Memutuskan rancangan saluran dan strategi jaringan terbaik untuk menjangkau
pelanggan.
3. Mengembangkan kesempurnaan oprasional dalam peramalan penjualan, manajemen
gudang, manajemen tranportasi, dan manajemen bahan.
4. Mengimplementasikan solusi dengan sistem informasi, peralatan, kebijakan, dan
prosedur terbaik.

Dengan mempelajari logistik pasar, manajer dapat menemukan cara yang paling
efisien untuk mengirimkan nilai. Logistik pasar akan melihat dua sistem pengiriman
unggul. Sistem yang pertama meliputi pemesanan piranti lunak untuk diunduh langsung
kekomputer pelanggan. Sistem kedua memungkin produsen komputer mengunduh
piranti lunak ke produknya. Kedua solusi itu menghilangkan kebutuhan untuk mencetak,
mengemas, mengirimkan dan menyimpan jutaan pirimgan dan buku petunjuk.

2.8 Keputusan Logistik Pasar


Perusahaan harus membuat empat keputusan utama tentang logistik pasarnya:
1. Bagaimana harus menangani pesanan (pemrosesan) ?
2. Di mana kita harus meletakan stok kita (pergudangan)?
3. Berapa banyak stok yang harus kita pegang (persediaan)?
4. Bagaimana kita harus mengirimkan barang (transportasi)?
a. Pemrosesan Pesanan
Sebagian perusahaan saat ini berusaha mempersingkat siklus pemesanan sampai
pembayaran—yaitu, waktu antara penerimaan pesanan, pengiriman, dan
pembayaran. Siklus ini mempunyai banyak langkah, termasuk transmisi pesanan
oleh wiraniaga, pemasukan pesanan dan pemeriksaan kredit pelanggan, jadwal
persediaan dan produksi, pengiriman pesanan dan invoice/faktur, dan penerimaan
pembayaran. Semakin panjang siklus ini, semakin rendah kepuasan pelanggan dan
semakin rendah laba perusahaan.
b. Pergudangan
Semua perusahaan harus menyimpan barang jadi sampai barang itu terjual
karena siklus produksi dan konsumsi jarang sesuai. Fungsi penyimpanan adalah
membantu memperlancar perbedaan antara produksi dan jumlah yang diinginkan
oleh pasar. Perusahaan harus memutuskan jumlah lokasi penyimpanan persediaan.
Di satu pihak, semakin banyak lokasi penyimpanan berarti barang dapat dikirimkan
ke pelanggan dengan lebih cepat, tetapi juga berarti biaya gudang dan persediaan
lebih tinggi. Untuk mengurangi biaya gudang dan duplikasi persediaan, perusahaan
dapat mensentrlisasikan persediaannya di satu tempat dan menggunakan transportasi
yang cepat untuk memenuhi pesanan.
c. Persediaan
Tingkat persediaan merepresentasikan biaya utama. Wiraniaga akan lebih suka
jika perusahaan mereka menyimpan cukup banyak stok untuk memenuhi semua
pesanan pelanggan dengan segera. Namun, hal ini tidak efektif biaya. Biaya
persediaan meningkat semakin cepat ketika tingkat layanan pelanggan mendekati
100%. Manajemen harus tahu berapa banyak penjualan dan laba yang akan naik
sebagai hasil penyimpanan persediaan yang lebih besar dan menjanjikan waktu
pemenuhan pesanan yang lebih cepat, dan kemudian mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan persediaan mengharuskan manajemen mengetahui kapan
dan berapa banyak barang yang dipesan. Ketika persediaan menurun, manajemen
harus tahu berapa tingkat stok yang diperlukan untuk menempatkan pesanan baru.
Tingkat stok ini disebut titik pesanan (atau pemesanan kembali). Titik pesana 20
berarti memesan kembali ketika stok berkurang sampai 20 unit. Titik pesanan harus
menyeimbangkan risiko kehabisan stok dengan biaya kelebihan stok. Keputusan lain
adalah berapa banyak yang dipesan. Semakin besar jumlah yang dipesan, semakin
jarang pesanan harus ditempatkan.
d. Transportasi
Pilihan transportasi akan mempengaruhi penetapan harga produk, kinerja
pengiriman tepat waktu, dan kondisi barang ketika ketika barang itu tiba, yang
semuanya mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dalam mengirimkan barang ke
gudang, penyalur, dan pelanggannya, perusahaan dapat memilih diantara lima
model transportasi: rel, udara, truk, air, dan pipa. Pengirim mempertimbangkan
kriteria seperti kecepatan, frekuensi, keandalan, kapabilitas, ketersediaan.
Kemudahan penelusuran, dan biaya. Untuk kecepatan, udara, rel, dan truk adalah
pesaing utama. Jika tujuannya adalah biaya rendah, pilihannya adalah air dan pipa.
Semakin banyak pengirim yang menggabungkan dua atau lebih model transportasi,
berkat kontainerisasi. Kontainerisasi (containerization) terdiri dari memasukkan
barang dalam kotak atau trailer yang mudah dipindahkan antar dua model
transportasi. Pengirim dapat memilih dari angkutan pribadi, kontrak, dan angkutan
umum. Jika pengirim memiliki armada truk atau armada udaranya sendiri,
pengirim menjadi angkutan pribadi. Angkutan kontrak adalah organisasi
independen yang menjual layanan transportasi kepada pihak lain berdasarkan
kontrak. Angkutan umum memberikan layanan antara titik yang ditentukan
sebelumnya berdasarkan jadwal dan tersedia bagi semua pengirim dengan tarif
standar.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Eceran meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa
langsung kepada konsumen ahir untuk penggunaan pribadi dan non bisnis. Setiap
organisasi yang melakukan penjualan kepada konsumen akhir, apakah itu produsen,
pedagang besar , atau pengecer melakukan eceran.
Organisasi-organisasi eceran mencapai banyak ekonomi skala, seperti daya beli
yang lebih kuat, pengakuan merek yang lebih luas, dan karyawan yang lebih terlatih.
Jenis-jenis utama eceran korporat adalah jaringan sukarela, koperasi pengecer, koperasi
konsumen, organisasi waralaba, dan konglomerat perdagangan.
Strategi logistic pasar harus berasal dari strategi bisnis, bukan semata-mata dari
pertimbangan biaya. Sistem logistik tersebut harus syarat dengan informasi dan
membentuk hubungan elektronik disemua pihak yang berkepentingan. Persediaan
tersebut harus menetapkan sasaran-sasaran logistiknya utuk mengimbangi atau melebihi
standar layanan pesaing dan seharusnya melibatkan snggota-anggota semua team yang
relevan dalam proses perencanaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.gomarketingstrategic.com/macam-macam-usaha-eceran-jenis-jenis-
pengecer-pengertian-pengecer-atau-retailers/#Hartono_lapan_suroto . diakses 07 April
2020
 Tiara Ina  http://tentangretail.blogspot.com/2012/05/macam-macam-retail.html diakses
07 April 2020
 http://joxyt.blogspot.com/2013/08/menjual-kegiatan-dasar-wirausaha_4287.html .
diakses 07 April 2020
 https://alvi111.wordpress.com/2012/11/17/bab-16-mengelola-perdagangan-eceran-
grosir-dan-logistik/ diakses 07 April
 https://www.coursehero.com/file/18417244/manajemen-pemasaran-bab16/ diakses 08
April 2020
 https://goodmaterialku.blogspot.com/2016/06/perdagangan-eceran.html diakses 08 April
2020

 https://repository.unikom.ac.id/33781/1/Pertemuan%204- diakses 08 April 2020
 Keputusan%20Pemasran%20Ritel.pdf diakses 08 April 2020
 https://riskamalianaa.wordpress.com/2013/11/07/pemasaran-retail/ diakses 08 April 2020
 http://pemasaranlanjutan.blogspot.com/2012/06/bab-16-mengelola-perdagangan-
eceran.html diakses 08 April 2020
 http://pemasaran-dewi.blogspot.com/2016/04/mengelola-pedagang-eceran-grosir-
dan.html diakses 08 April 2020
 https://prezi.com/zqj7uhclnepo/mengelola-perdagangan-eceran-grosir-logistik/ diakses
08 April 2020

Anda mungkin juga menyukai