Pengertian Retailing
Ritel atau bisnis eceran ataupun penjualan eceran merupakan mata rantai
saluran distribusi barang, ia termasuk kegiatan perdagangan yang menyediakan
komuditas untuk konsumen akhir, dilaksanakan secara tradisional maupun modern
(Alma, 2014; Ayers & Odegaard, 2018; Dwiyananda, Martha, & Mawardi, 2015;
Foster, 2008; Perpres RI No 112, 2007; Sujana, 2012), seperti: toko, supermarket dan
minimarket.
Retail adalah semua kegiatan yang dilibatkan dalam penjualan barang atau
jasa langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi non-bisnis (Kotler dan
Amstrong, 2010). Keseluruhan aktivitas bisnis yang menyangkut penjualan barang
atau jasa, atau barang dan jasa, yang dilakukan oleh perusahaan atau institusi bisnis
secara langsung kepada konsumen akhir yang digunakan untuk keperluan pribadi,
keluarga, atau rumah tangganya, dengan volume penjualan terutama atau lebih dari
50% dari konsumen akhir dan sebagian kecil dari pasar bisnis (Utomo, 2010).
Ritel berfungsi memenuhi kebutuhan masyarakat melalui penjualan barang-
barang kebutuhan konsumen ataupun jasa untuk keperluan pribadi dan masyarakat
umum. Utami (2006: 10) menyebutkan fungsi dari ritel diantaranya: menyediakan
barang, membagi/split barang, penyimpan barang, penyedia jasa, meningkatkan nilai
barang. Disamping itu ritel modern juga berfungsi sebagai pengendali harga barang
dan pengendali distribusi barang (Sujana, 2012; Utomo, 2009), penyedia barang
(Aulia S, Elmanisa, & Gunawan, 2009). Masing-masing fungsi ritel modern
dirangkum sebagai: penyedia berbagai barang/jasa dan kebutuhan masyarakat, split
barang menjadi ukuran kecil, penyimpanan persediaan, meningkatkan nilai tambah
barang/jasa, pengendali harga, pengendali distribusi barang pada masyarakat.
b. Macam Retailing
Bisnis ritel dapat pula dibagi menjadi tiga kelompok usaha perdagangan eceran
yaitu:
1. Grosir (pedagang besar) atau hypermarket.
Kelompok ini umumnya hanya ada di kota-kota besar dan jumlahnya sedikit. Di
Indonesia yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
a. PT Alfa Retailindo dengan nama gerai Alfa.
b. PT Makro Indonesia dengan nama gerai Makro.
c. PT Carrefour Indonesia dengan nama gerai Carrefour.
d. PT Goro Batara Sakti dengan nama gerai Goro.
e. PT Hero Supermarket dengan nama gerai Giant. f. PT Matahari Putra Prima
dengan nama gerai Matahari.
2. Pengecer besar atau menengah dengan jumlah gerai sekitar 500 gerai.
3. Minimarket modern.
Pelaku kelompok ini tidak banyak namun mengalami perkembangan pesat.
Daftar Pustaka
Ayers, J. B., & Odegaard, M. A. (2018). Retail supply chain management, Second
Edition. 6000 Broken Sound Parkway NW, Suite 300: CRC Press Taylor &
Francis Group.
Dwiyananda, Martha, O., & Mawardi, I. (2015). Pengaruh Produk, Harga, Tempat,
Proosi Ritel Modern terhadap Keberlangsungan Usaha Ritel Tradisional di
Gresik. JESTT (Jurnal Ekonomi Syariah Teori & Terapan), 2 No. 9 September
2015. .
Perpres RI No 112. (2007). Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Ritel Modern.