Anda di halaman 1dari 7

Tugas Personal ke- 1

(Minggu 2 / Sesi 2)

1. Sebutkan dan jelaskan tipe – tpe dari retailer?

2. Bandingkan dengan detail, antara convenience stores, pasar tradisional, supercenters


dan warehouse stores, menurut anda apakah retailer – retailer ini dapat bertahan di
pasar untuk jangka waktu yang panjang?Jelaskan beserta dengan alasanya!

3. Mengapa penggunaan internet dan katalog sangat popular didalam memilih sebuah
hadiah?

4. Jelaskan pendapatmu, terkait dengan produk – produk yang dijual di lebih dari satu
toko retail apakah hal ini harus dilakukan oleh sebuah produsen atau tidak?berikan
alasanmu!

5. Apakah sebuah multichannel retailer perlu memberikan pengaturan dan penjualan


jenis produk (assortment) yang sama antara toko online dan toko offline nya?Jelaskan
alasanmu!

MKTG6125 – Retail and Merchandising


Jawaban Tugas Personal ke- 1

(Minggu 2 / Sesi 2)

1. Tipe – tipe dari retailer:

a. Tipe Bisnis Retailer Atas Kepemilikian (Ownership):

i. Single Store Retailer, tipe bisnis ritel yang paling banyak jumlahnya
dengan ukuran toko umunnya 100m2. Dimulai dari kios atau toko di
pasar tradisional sampai dengan minimarket modern: dengan
kepemilikan secara individu;

ii. Rantai Toko Retailer, toko ritel dengan banyak (lebih dari satu)
cabang dan biasanya dimiliki oleh suatu institusi bisnis bukan
perorangan, melainkan dalam bentuk perseroan (company owned
retail chain);

iii. Toko Waralaba (Franchise Store), toko retail yang dibangun


berdasarkan kontrak kerja waralaba (bagi hasil), antara para
pengusaha investor perorangan dengan perwaralaba yang merupakan
pemegang lisensi.

b. Tipe Bisnis Retailer Atas Merchandise Category:

i. Speciality Store (Toko Khas), merupakan toko ritel yang menjual


suatu jenis kategori barang atau suatu tentang kategori barang yang
sedikit, seperti Apotek, Optik Store atau Gallery;

ii. Grocery Store (Toko Serba Ada), merupakan toko ritel yang menjual
sebagian besar kategori barangnya adalah barang groceries
(kebutuhan sehari-hari), seperti Carefour, Makro atau Hero;

iii. Department Store, merupakan toko ritel yang menjual non-basic items
(bukan kebutuhan pokok), fashionables dan branded item (bermerek),
seperti Matahari Departement Store, Ramayana atau Borobudur;

iv. Hyperstore, merupakan toko ritel yang menjual barang-barang dalam


rentang kategori barang hampur semua jenis barnag kebutuhan setiap
lapisan konsumen, mulai dari barang grocery, household, textile,
appliance, optical dll dengan konsep one-stop-shopping.

c. Tipe Bisnis Ritel Berdasarkan Luas Area

i. Small Store / Kios, yang merupakan toko ritel tradisional dengan luas
area kurang dari 100 m2;

MKTG6125 – Retail and Merchandising


ii. Minimarket, toko ritel yang dioperasikan dengan luas area antara
100m2 sampai dengan 1.000m2;

iii. Supermarket, toko ritel yang dioperasikan dengan luas area antara
1.000m2 sampai dengan 5.000m2;

iv. Hypermarket, toko ritel yang dioperasikan di luas area lebih dari
5.000m2.

d. Non-Store Retailer

i. Multi-Level-Marketing (MLM), merupakan sebuah model penjualan


barang secara langsung dengan sistem komisi penjualan berperingkat
berdasarkan status keanggotaan peringkat distribusi. Umumnya
terdapat 3 komponen, yaitu rect-seller, merchandise user dan
manufacture;

ii. Mail and phone Older Retailing, merukapan perusahaan yang


melakukan penjualan berdasarkan pesanan melalui surat atau dan
telepon;

iii. Internet / Online Store, merupakan bisnis yang transaksi jual-belinya


dilakukan lewat internet, dimulai dari memasarkan produk,
pemesanan produk dan cara bertransaksi

Sumber & ref:

1. http://www.pendidikanekonomi.com/2014/01/tipe-bisnis-retail.html

2. Sujana, Asep. S T. (2005). Manajemen Retail Modern (Edisi pertama)


MKTG6125 – Retail and Merchandising


2. Perbandingan antara convenience stores, pasar tradisional, supercenters dan
warehouse stores:

a. Convenience Stores (Toko Kelontong), merupakan toko kecil dengan luas


kurang dari 350 meter persegi yang menjual berbagai macam kebutuhan
sehari-hari, makanan dan minuman kecil serta koran. Toko kelontong
umumnya terletak dekat pemukiman penduduk. Contohnya Indomaret,
Alfamart, Circle K.

Sumber: http://tentangretail.blogspot.com/2012/05/macam-macam-retail.html

b. Pasar Tradisional, merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta


biasanya ditandai dengan proses tawar-menawar. Kebanyakan Pasar
Tradisional menjual kebutuhan sehari-hari dimulai dari kebutuhan sandang,
pangan, papan, barang elektronik sampai dengan jasa dan umumnya terletak
dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai Pasar
Pradisional. Contoh Pasar Tradisional yang legendaris adalah pasar
Beringharjo di Yogyakarta, pasar Klewer di Solo, pasar Johan di Semarang.

Sumber: http://pelatihindonesia.com/perbandingan-antara-pasar-tradisional-
dengan-pasar-modern-e-commerce/

c. Supercenters atau Supermarket, merupakan tempat belanja satu atap (one stop
shopping) dengan luas 3.000 - 10.000 meter persegi dengan persediaan
produknya berkisar antara 12.000 - 20.000 produk dan variasi produk yang
dijualnya terdiri dari makanan (30% - 40%) dan produk-produk non-makanan
(60% - 70%). Oleh sebabnya banyak pengunjungnya berasal dari tempat yang
jauh.

Sumber: http://adamreiza.blogspot.com/2012/06/karakteristik-jenis-dan-
fungsi-retail_09.html

d. Warehouse Stores, merupakan tempat belanja dengan luas lebih dari 13.000
meter persegi yang menjual produk makanan dan produk-produk umum
lainnya dengan jenis terbatas kepada konsumen akhir maupun bisnis kecil.
Umumnya lokasi tempat belanja ini berada di luar kota dan interiornya pun
juga sederhana dengan layanan yang minim dan harganya relatif rendah.

Sumber: http://adamreiza.blogspot.com/2012/06/karakteristik-jenis-dan-
fungsi-retail_09.html

MKTG6125 – Retail and Merchandising


Menurut saya ke empat toko ini akan bertahan di pasar untuk jangka waktu yang
panjang karena memiliki pasarnya masing-masing.

Dimulai dari Pasar Tradisional, meskipun tempatnya hanya dapat diakses pada jam
tertentu dan tempatnya umumnya terbuka, namun pilihan produk yang disediakan
sangat beragam.

Dilanjutkan dengan Convenience Stores dengan pilihan produk yang terbatas, namun
konsumen dapat mengaksesnya pada jam yang lebih panjang, bahkan ada beberapa
toko yang dapat diakses konsumen 24 jam.

Dan ada Supercenters dengan pilihan produk yang sangat beragam hampir sama
seperti Pasar Tradisional, namun persediaan produknya lebih banyak dan tempatnya
tertutup, sehingga konsumen akan berasa nyaman ketika berbelanja disini tanpa
harus terganggu bau tidak sedap.

Sedangkan untuk Waregouse sendiri adalah tempat belanja yang umumnya


dikunjungi para pemilik toko untuk membeli produk dalam jumlah banyak dengan
tujuan untuk dijualnya kembali atau dikomsumsi sendiri.

3. Menurut saya penggunaan Internet dan Katalog sangat popular didalam memilih
sebuah hadiah, dikarenakan:

a. Internet, di zaman sekarang ini penggunaan internet sudah menjadi suatu hal
yang umum dan internet merupakan salah satu media yang dipakai pengguna
diseluruh dunia untuk mencari informasi secara detil, memberikan pertanyaan
atau jawaban, mempromosikan sesuatu sampai dengan menjual produk. Selain
penyebaran informasi yang sangat cepat dan instan (dalam hitungan detik),
internet menjadi media populer dan murah dalam mencari informasi dan
kemudian membeli sebuah hadiah, baik secara online maupun offline dengan
mencari toko ritel yang menjual produk yang ingin dibeli;

b. Sedangkan Katalog, di beberapa area dan waktu tertentu (seperti didalam


pesawat terbang), penggunaan internet akan dibatasi atau bahkan nonaktif.
Maka media katalog inilah menjadi salah satu alternatif yang menurut saya
juga efektif dalam memilih sebuah hadiah. Karena umumnya informasi yang
disampaikan melalui katalog tergolong detil dan ada beberapa yang memuat
informasi hasil ulasan dari para penggunanya. Di katalog pun terdapat
informasi pemesanan maupun tempat untuk mendapatkan produk yang ingin
dibeli.

MKTG6125 – Retail and Merchandising


4. Menurut saya terkait dengan produk-produk yang dijual di lebih dari satu toko ritel
tidak harus dilakukan oleh sebuah produsen, karena:

a. Dengan fokus terhadap satu produk tertentu, maka produsen bisa lebih
memaksimalkan penjualnya dan menjadi sebuah ekslusifitas untuk menjual
suatu produk tertentu

b. Konsumen maupun toko-toko ritel akan dengan mudah mengingat dan


mencari produsen. Dikarenakan produsen tidak menjual banyak produk
sekaligus, hanya produk-produk dengan jenis yang sama

c. Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threats) dengan satu


produk tertentu:

i. Strength (Kekuatan), produsen akan mengetahui keunggulan atau


kekuatan yang dimilikinya untuk memimpin sebuah pasar dan harus
terus ditingkatkan

ii. Weakness (Kelemahan), produsen akan mengetahui kelemahan dan


kekurangan yang harus dihadapi dan bagaimana cara penyelesaiannya

iii. Opportunity (Peluang), sebuah identifikasi peluang yang muncul di


pasar dan akan diambil oleh produsen dengan keunggulan produk
yang dimilikinya

iv. Threats (Ancaman), sebuah ancama yang akan dihadapi oleh produsen
seperti munculnya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat,
daya beli yang menurun atau bahkan regulasi yang baru atau direvisi
yang dapat berdampak pada produk tertentu

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT


MKTG6125 – Retail and Merchandising


5. Multichannel Retailing adalah ketika retailer menggunakan lebih dari satu saluran
untuk menjual dan mengkomunikasikan produk mereka, misalnya retailer buku
Gramedia yang menggunakan saluran store dan juga internet dengan alasan:

a. Mengatasi kekurangan dan keterbatasan dari saluran yang ada;

b. Meningkatkan kepuasan pelanggan dan kesetiaan pelanggan;

c. Mendapatkan insight mengenai perilaku belanja konsumen;

d. Ekspansi Pasar; dan

e. Membangun keunggulan strategis (strategic advantage)

Sumber: https://sbm.binus.ac.id/2015/11/27/manfaat-dari-multichannel-retailing/

Menurut saya, multichannel retailer perlu memberikan pengaturan dan penjualan jenis
produknya antara toko online maupun toko offline, karena:

1. Untuk pembagian atau pengalokasian jumlah produk yang akan dijual toko
online maupun offline sama rata. Namun apabila dalam kurun waktu tertentu di
penjualan salah satunya tidak kunjung laku, maka alokasi penjualan produk bisa
dipindahkan dari online ke offline maupun sebaliknya;

2. Untuk mengetahui perilaku konsumen, sehingga perusahaan dapat segera


memenuhi kebutuhan konsumennya baik secara offline seperti kertersediaan
produk di jaringan toko maupun secara online seperti pengiriman produk kepada
konsumen

MKTG6125 – Retail and Merchandising

Anda mungkin juga menyukai