Konsumen
Alasan mendasar yang mendorong perusahaan membina hubungan dengan konsumen
sesungguhnya sangat klasik, yakni motif ekonomi. Pundi pundi perusahaan akan semakin
gemuk jika mereka mampu mengelola baseline konsumen untuk mengidentifikasi, memuaskan,
dan berhasil mempertahankan konsumen mereka yang paling menguntungkan. Itulah
sesungguhnya tujuan utama yang dibidik oleh semua strategi CRM.
Meningkatnya tingkat retensi konsumen secara otomatis akan meningkatkan jumlah konsumen
yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Tanpa tujuan yang jelas setiap misi yang mengembangkan
jumlah konsumen tidak akan membawa banyak faedah bagi perusahaan. Bagaimanapun, pihak
perusahaan harus mematok target untuk menjaga konsumen yang sudah ada sekaligus menjaring
pelanggan baru yang berpotensi mendatangkan profit, atau memiliki nilai penting untuk
mencapai strategi lainnya. Nilai setiap konsumen tentu tidak sama bahkan banyak pula
konsumen yang tidak pantas dipikat apalagi dipertahankan, yakni mereka yang terlalu
memboroskan pelayanan, suka menunggak dan menunda biaya tagihan dan berpindah-pindah
supplier.
Biar bagaimanapun, konsumen yang besar jumlahnya memang dapat meningkatkan kinerja
perusahaan. Demikian pula dengan meningkatnya tingkat retensi konsumen ( atau berkurangnya
tingkat defleksi konsumen ) akan meningkatkan kesetiaan konsumen atau yang disebut dengan
customer tenure. Tenure adalah istilah yang menunjukkan lamanya konsumen bertahan menjadi
konsumen perusahaan kita. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah. Semakin tnggi tingkat
tenure konsumen maka dampak positif nya semakin besar.
50
67
75
80
90
92
95
96
97
98
99
2
3
4
5
10
12,5
20
25
33,3
50
100
Mengidentifikasi empat bentuk kesetiaan berdasarkan kuatnya sikpa dan tingginya frekuensi
konsumen melakukan pembelian ulang. Konsumen yang benar-benar royal adalah yang tinggi
frekuensi pembelian ulangnya dan menunjukkan sikap yang setia yang kuat. Tingginya frekuensi
pembelian ulang tetapi tidak disertai sikap setia yang kuat tidak mencerminkan kesetiaan.
Performa bisnis dapat diukur dengan cara yaitu pengukuran dengan cara jangka pendek yaitu
ROI sudah banyak ditinggalkan perusahaan. Kini prusahaan perusahan papan atasa banyak
menggunakan indicator performa yang lebih komperehesif seperti balanced scorecard. Indicatorindikator kunci (KPI) yang dapat digunakan untuk setiap organisasi atau perusahaan adalah
sebgagai berikut :
1.Finance
-ROI
-earnings per share
-economic value addad ( nilai tambahan ekonomis )
2.Customer
- customer satisfaction (nkepuasan konsumen)
- customer retention ( retensi konsumen)
- customer acquisition ( rekrutmen konsumen)
- customer loyalty ( kesetiaan konsumen)
- customer tenure (durasi kesetiaan konsumen)
- sales per customer (angka penjualan per konsumen )
- revenue growth (pertumbuhan pemasukan)
- market share ( pangsa pasar)
- share of customer
3. internal
- standarisasi kualitas
- biaya produksi
- waktu daur
- kecepatan produk mencapai pasar
- manajemen inventori
- customer information system downtime
- performa logistic yang tepat waktu dan tanpa kesalahan
4. learning and growth
- kepuasan karyawan
- retensi karyawan
- pelatihan bagi karyawan
- produktifitas karyawan