Tujuan Belajar:
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat:
1. Memahami bagaimana strategi ritel direfleksikan dalam tujuan keuangannya.
2. Memahami
bagaimana
ritel
menggunakan
alat-alat
dan
metode
untuk
mengevaluasi kinerjanya.
3. Memahami bagaimana model keuntungan strategis dapat dipergunakan
Pendahuluan
Ketika ritel memutuskan struktur organisasi bentuk organisasi dan perencanaan
manajemen sumber daya manusianya, maka ritel harus mengkonsentrasikan diri pada
masalah manajemen operasional ritel. Efisiensi dan efektivitas operasional manajemen
ritel akan sangat dipengaruhi oeh kebijakan dan keputusan yang diambil oleh ritel dalam
memuaskan banyak pihak yaitu pelanggan, karyawan, manajemen, maupun pemilik
modal.
Metode dalam menjalankan operasional bisnis ritel akan berdampak pada penjualan dan
akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan ritel. Oleh
karena itu keputusan di bidang keuangan juga merupakan hal yang penting dalam bisnis
ini. Keputusan keuangan adalah komponen integral pada setiap aspek strategi ritel. Pada
bab ini, didiskusikan bagaimana ritel mengembangkan strategi untuk mempertahankan
keuntungan bersaing dan sekaligus melihat sarana keuangan yang digunakan untuk
mengukur dan mengevaluasi pengelolaan kinerja secara keseluruhan.
Setiap ritel menginginkan kesuksesan dalam hal keuangan. Salah satu tujuan
keuangan yang penting adalah untuk mencapai imbal hasil atas asset (return on asset
ROA) yang tinggi. Contohnya, sebuah perusahaan ritel global menginvestasikan Rp.
174 miliar dalam membangun tokonya dan membeli barang-barang dagangan yang
disiapkan untuk dijual. Di akhir tahun, perusahaan ritel tersebut meraup keuntungan
sebesar Rp. 33 miliar, yang berarti menyumbangkan hasil sebesar 19 % dibandingkan
dengan investasinya (Rp. 33 miliar : Rp. 174 miliar). Rumus perhitungan ROA adalah
sebagai berikut:
Laba Bersih
Total Asset
ROA dapat dibagi menjadi dua, yaitu alur laba (profit path) yang diukur oleh margin laba
bersih dan alur perputaran laba yang dikukur oleh perputaran asset.
Margin laba bersih (net profit margin) adalah seberapa besar keuntungan (setelah pajak)
yang didapat perusahaan dibagi penjualan bersihnya. Sedangkan perputaran aset (asset
turnover) dapat juga digunakan untuk mengukur produktivitas aset yang diinvestasikan
dalam perusahaan, biasanya dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aset.
Sedangkan return on asset dapat diperoleh dari rumusan di bawah ini :
=
Salah
Penjualan Bersih
Total Asset
Total Asset
satu
cara
untuk
Alur Keuntungan
Informasi yang digunakan untuk menganalisis alur keuntungan dapat berasal dari
laporan laba rugi sebuah perusahaan ritel. Beberapa komponen utama dalam laporan
laba rugi adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih
Pemahaman penjualan bersih (net sales) dapat diketahui dari jumlah tolal rupiah
yang diterima oleh ritel setelah dikurangi semua pembayaran kembali pada
konsumen untuk barang-barang yang dikembalikan.
Margin laba kotor (gross profit margin) adalah ukuran penting dalam binis ritel.
Berikut adalah cara menghitungnya:
Margin laba kotor = Penjualan bersih Harga pokok penjualan Margin laba
kotor juga diperoleh dari persentase penjualan bersih sehingga ritel dapat
Beban
Beban (expenses) adalah biaya yang terjadi dalam aktivitas normal yang
dilakukan dalam bisnis untuk mendapatkan penghasilan. Beberapa beban dapat
dikategorikan sebagai berikut:
Beban
= Gaji
Semua
+ Beban Operasi
Kantor
+ Administrasi
Administr
Karyawan
Beban
asi
Selain
Pembelian
Tenaga
Lain
Penjualan
Keuntungan Bersih
Keuntungan
bersih
(net
profit)
adalah
ukuran
pengelolaan
perusahaan
Alur Perputaran
Informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis alur perputaran (turnover path)
perusahaan adalah pos-pos yang berasal dari neraca saldo, seperti asset, kewajiban,
dan sebagainya.
Aset atau aktiva (asset) adalah sumber-sumber ekonomi (seperti inventaris atau
perlengkapan perlengkapan toko) yang dimiliki atau dikontrol oleh perusahaan
sebagai hasil transaksi atau peristiwa, sedangkan kewajiban (liabilities) adalah segala
kewajiban perusahaan untuk membayar tunai atau sumber-sumber ekonomi lain
sebagai hasil dari keuntungan-keuntungan masa lalu, sekarang, atau keuntungan
masa depan.
Aktiva Lancar
Aktiva Lancar (current assets) adalah asset-aset yang bias diubah menjadi uang
dalam waktu satu tahun.
PiutangUsaha+ Persediaan Barang Dagang+ Aktiva Lancar Lain+ Kas= Aktiva Lancar
Piutang Usaha
Piutang usaha (account receivable) ini penting bagi beberapa ritel. Contoh, investasi
Wal-Mart pada uang yang diterima jauh lebih kecil dari pada Tiffany karena
kecenderungan yang tinggi dari konsumen Wal-Mart untuk membayar tunai atau
menggunakan kartu kredit pihak ketiga, seperti Visa atau MasterCard.
Kas terdiri atas uang tunai, simapanan dan rekening di bank, surat-surat berharga
yang dapat diperjualbelikan, dan piutang usaha, sedangkan aktiva lancar lainnya
meliputi berbagai pengeluaran maupun ongkos kirim yang belum dibayarkan oleh
pelanggan.
AktivaTetap
Asset-saset tetap (fixed assets) adalah asset yang membutuhkan waktu lebih dari
satu tahun untuk mengubahnya menjadi tunai. Dalam bisnis ritel, aktiva tetap
biasanya terdiri atas bangunan, perabotan, dan peralatan.
Perputaran Aktiva
Perputaran aktiva (asset turnover) adalah ukuran pengelolaan keseluruhan dari
bagian asset pada neraca saldo. Perputaran aktiva ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi dan membandingkan seberapa efektif para manajer menggunakan
asset-asetnya.
Peputaran Aktiva=
Penjualan Bersih
Kewajiban dan Ekuitas Pemilik
Total Aktiva
Kewajiban lancar (current liabilities) adalah utang-utang yang diharapkan dibayar paling
tidak dalam jangka waktu satu tahun. Kewajiban yang paling penting adalah utang
dagang, wesel bayar, dan utangutang lainnya.
Utang dagang adalah tagihan yang terutang kepada pemasok untuk pembelian
barang dagangan.
Wesel bayar adalah bunga yang dipinjam ritel pada bank yang melebihi tanggal
tahun.
Hak pemilik, juga disebut hak para pemegang saham, mewakili sejumlah asset
pemilik perusahaan ritel setelah semua kewajiban terpenuhi. Dalam istialh
akintansi, hubungan tersebut dapat diperoleh dengan cara:
Pengukuran pegelolaan
Banyak factor yang mendukung pengelolaan ritel secara keseluruhan. Jadi
sangatlah sulit untuk menemukan satu pengukur untuk mengevaluasinya.
Jenis-jenis pengukuran
Pengukuran input menilai jumlah sumber atau uang yang digunkanan oleh
ritel untuk mencapai hasil. Pengukuran output menilai hasil-hasil keputusan
investasi ritel. Pengukuran produktivitas (perbandingan output dengan input)
menentukan seberapa efektifnya ritel dalam menggunakan sumber yang
dimiliki.
Beberapa aktivitas yang berkait dengan aspek keuangan yang dapat
digunakan sebagai metode untuk mengontrol took adalah sebagai berikut :
Audit penjualan
Audit terhadap penjualan dapat dilakukan dengan mengevaluasi dan
mengawasi:
a. Grafik penjualan, diskon, retur, selisih uang
b. Rekonsiliasi harian dari laporan titik penjualan (point of sales POS) dengan
fisik uang dan media lainnya (per kasir )
c. Daftar harga harian POS yang dipakai dengan total POS aktif di ISP
d. Kendali nomor register akhir hari dan awal keesokan harinya
e. Sampling check pengisian formulir perhitungan perkasir dan total toko