210101114130152 LATAR BELAKANG Perkembangan kota Yogyakarta sebagai kota besar berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Yogyakarta sebagai pusat dari semua kegiatan pemerintahan, bisnis sosial, serta hiburan. Daerah Istimewa Yogyakarta setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman.. Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km. LATAR BELAKANG Tingginya peluang bisnis di Yogyakarta membuat PT. Graha Multi Insani yang merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Bakrieland Development,Tbk yang bergerak di bidang properti menawarkan sebuaha solusi. Terbatasnya lahan tersedia dan kebutuhan akan kenyamanan suatu tempat tinggal menjadi fokus PT. Graha Multi Insani dalam membangun Apartemen dan Condotel Hadiningrat Terrace. Apartemen dan Condotel Hadiningrat Terrace direncanakan memiliki 10 lantai ini sedang dibangun oleh kontraktor PT. Yasa Patria Perkasa dengan konsultan manajemen konstruksi PT. Pola Dwipa. Pembangunan ini direncanakan selesai pada bulan Februari tahun 2018. LATAR BELAKANG Dalam manajemen konstruksi (MK) terdapat suatu disiplin ilmu teknik sipil yang dapat digunakan untuk mengefesienkan dan mengefektifkan biaya. Ilmu tersebut dikenal dengan nama value engineering/rekayasa nilai. Selain itu berdasarkan peraturan Departemen Pekerjaan Umum Nomor: 222/KPTS/CK1991 Direktorat Jenderal Cipta Karya disebutkan bahwa bangunan yang memiliki nilai atau biaya pengerjaan lebih dari 1 milyar harus diadakan suatu analisis Value Engineering. LATAR BELAKANG Dellisola menyatakan bahwa Value Engineering (VE) adalah sebuah kreatif, pendekatan yang terorganisir yang sasarannya adalah mengoptimalkan biaya dan/ kinerja dari sebuah fasilitas atau sistem. Value Engineering digunakan untuk mencari suatu alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncakanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan (1974, dikutip dari Lestari, 2011). Dalam perencanaan Value Engineering melibatkan berbagai pihak seperti pemilik proyek, perencana, para ahli yang berpengalaman di bidangnya masing-masing, dan konsultan Value Engineering. LATAR BELAKANG Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rekayasa nilai terhadap waktu dan biaya proyek, mengetahui metode pelaksanaan yang dipilih berdasarkan analisis rekayasa nilai, dan untuk mengetahui besar penghematan biaya dan waktu yang diperoleh dari penerapan rekayasa nilai pada pekerjaan struktur pelat lantai. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan dari makalah ini adalah : Mengetahui pengaruh rekayasa nilai terhadap waktu dan biaya proyek, Mengetahui metode pelaksanaan yang dipilih berdasarkan analisis rekayasa nilai, Mengetahui besar penghematan biaya dan waktu yang diperoleh dari penerapan rekayasa nilai. BATASAN MASALAH Analisis Value Engineering ini seharusnya dilakukan terhadap semua komponen pekerjaan yang mungkin dapat mereduksi biaya tanpa merubah fungsi dasar komponen tersebut. Penelitian metoda value engineering ini dilakukan pada tahap pelaksanaan konstruksi, maka asumsi-asumsi dan batasan yang digunakan dalam analisis value engineering adalah: 1. Analisa value engineering dilakukan pada item pekerjaan pelat lantai Gedung Apartemen dan Condotel Hadiningrat Terrace, Yogyakarta, sesuai dengan yang penulis lakukan pada tinjauan kerja praktek penulis. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan melakukan studi kasus pada proyek pembangunan Gedung Apartemen dan Condotel Hadiningrat Terrace, Yogyakarta. Studi kasus pada suatu proyek mempelajari tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifatsifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat- sifat di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan Apartemen dan Condotel Hadiningrat Terrace, Yogyakarta yang bertempat di Jalan Prof. Dr. Sardjito, Yogyakarta, DIY. Proses penelitian dibagi menjadi 3 bagian, yaitu tahap persiapan yang meliputi tahap informasi dan tahap spekulasi/kreatif, tahap analisis, dan tahap hasil analisis yang meliputi tahap pengembangan dan tahap rekomendasi. PENERAPAN REKAYASA NILAI TAHAP INFORMASI Dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) dapat dilihat bahwa pekerjaan struktur memiliki rencana biaya yang lebih besar dibanding pekerjaan lainnya, sehingga breakdown dilakukan pada pekerjaan tersebut. Untuk melihat potensi item pekerjaan yang akan dilakukan VE, biaya dari item pekerjaan tersebut dibandingkan dengan biaya total keseluruhan proyek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. TAHAP INFORMASI Tabel 1. Breakdown Struktur Item Pekerjaan Biaya
1. Pekerjaan pendahuluan Rp 653.611.500,-
2. Pekerjaan tanah Rp 605.827.200,- 3. Pekerjaan pondasi Rp 10.576.170.500,- 4. Pekerjaan sloof Rp 1.587.166.640,- 5. Pekerjaan balok Rp 21.228.467.520,- 6. Pekerjaan kolom Rp 15.620.041.600,- 7. Pekerjaan pelat Rp 15.475.100.440,- 8. Pekerjaan struktur atap Rp 5.132.354.590,- Total = Rp 70.878.740.020,- Biaya proyek keseluruhan = Rp 124.897.950.000,- Persentase = 56,75 % TAHAP INFORMASI Dari tabel breakdown dan cost model di atas dapat diketahui bahwa item pekerjaan yang mempunyai biaya tertinggi adalah pekerjaan struktural dengan persentase sebesar 56,75%, sehingga pada item pekerjaan tersebut, khususnya pekerjaan pelat, akan dilakukan analisis rekayasa nilai (value engineering) untuk mendapatkan penghematan potensial, baik dari segi biaya maupun waktu. TAHAP SPEKULASI Pada tahap spekulasi dalam value engineering berisi pemunculan
sejumlah ide alternatif dari segmen-segmen yang dilihat dengan berbagai
sisi keunggulan sehingga nantinya diharapkan akan didapat suatu hasil
yang optimal. Alternatif yang akan dipakai ada 3 (tiga) alternatif, yaitu
Alternatif 1 berupa pelat dengan tulangan atas berupa wiremesh dan
tulangan bawah berupa floordeck, Alternatif 2 berupa pelat dengan
tulangan atas dan bawah menggunakan wiremesh, dan Alternatif 3 yang
menggunakan pelat precast halfslab. Masing-masing alternatif memiliki
kelebihan dan kekurangan yang nantinya akan dipilih yang terbaik
berdasarkan analisis rekayasa nilai.
TAHAP ANALISA Dari analisis biaya dan waktu secara total keseluruhan, didapat: 1. Pekerjaan pelat eksisting Biaya = Rp 14.441.309.100,- Waktu = 133 hari/19 minggu 2. Pekerjaan Pelat dengan tulangan atas berupa wiremesh dan tulangan bawah berupa floordeck (Alternatif 1) Biaya = Rp 10.403.019.190,- Waktu = 43 hari 3. Pelat dengan tulangan atas dan bawah berupa wiremesh (Alternatif 2) Biaya = Rp 14.592.269.290,- Waktu = 112 hari 4. Pekerjaan pelat precast/pracetak berupa halfslab (Alternatif 3) Biaya = Rp 12.808.456.230,- Waktu = 25 hari (tidak termasuk pembuatan) + 28 hari untuk pelat konvensional TAHAP ANALISA Sehingga: Harga untuk pekerjaan Alternatif 1, yaitu dengan menggunakan floordeck + wiremesh bila dibandingkan dengan pekerjaan eksisting memiliki penghematan biaya sebesar Rp 4.038.289.910,- dan penghematan waktu 90 hari. Harga untuk pekerjaan alternatif 2, yaitu dengan menggunakan wiremesh + wiremesh bila dibandingkan dengan pekerjaan eksisting memiliki biaya yang lebih mahal sebesar Rp 150.960.190,- namun ada penghematan waktu 21 hari. Harga untuk pekerjaan alternatif 3, yaitu dengan menggunakan pelat precast halfslab bila dibandingkan dengan pekerjaan eksisting memiliki penghematan biaya sebesar Rp 1.632.852.870,- dan penghematan waktu 80 hari (tidak termasuk waktu pembuatan). TAHAP PENGEMBANGAN Karena pekerjaan pelat terletak di bawah tegel dan tertutup oleh plafon, serta dalam perencanaannya sudah direncanakan kuat menahan beban, maka tidak memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan. Untuk itu, pada tahap pengembangan ini tidak dilakukan perhitungan. TAHAP REKOMENDASI Tahap terakhir dalam melakukan rekayasa nilai adalah memberikan rekomendasi atas hasil studi yang telah dilakukan. Desain awal:
Struktur pelat menggunakan beton bertulang
Mutu beton fc 30 MPa dan mutu baja tulangan fy 240 Mpa
Tebal pelat 12 cm
Diameter tulangan D10
Pelaksanaan konstruksi dengan metode konvensional, sehingga
membutuhkan waktu pelaksanaan yang lama dan tenaga kerja di lapangan yang banyak.
Membutuhkan biaya sebesar Rp 14.441.309.100,-
Waktu pelaksanaan untuk struktur pelat Lantai 1 sampai dengan Lantai
10 selama 19 minggu/133 hari. TAHAP REKOMENDASI Usulan 1:
Digunakan tulangan atas berupa wiremesh dan tulangan bawah
berupa floordeck
Menghemat waktu pelaksanaan 90 hari
Lingkungan kerja relatif bersih
Kebutuhan tenaga kerja berkurang dan instalasi floordeck
sederhana
Relatif tidak membutuhkan pekerjaan finishing
Membutuhkan biaya sebesar Rp 10.403.019.190,-, sehingga
terjadi penghematan biaya sebesar Rp 4.038.289.910,-. TAHAP REKOMENDASI Usulan 2:
Digunakan tulangan atas dan bawah berupa wiremesh
Menghemat waktu pelaksanaan 21 hari
Jumlah tenaga kerja untuk bagian pembesian dapat
dikurangi dan pemasangan wiremesh mudah
Membutuhkan biaya sebesar Rp 14.592.269.290,-
sehingga biaya lebih mahal sebesar Rp 150.960.190,-. TAHAP REKOMENDASI Usulan 3:
Digunakan pelat precast halfslab
Menghemat waktu pelaksanaan 80 hari
Tenaga kerja yang diperlukan tidak terlalu banyak
Kualitas lebih terjamin
Lingkungan kerja relatif bersih
Pengerjaannya tidak bergantung cuaca, kecuali pada saat
pembuatan
Membutuhkan biaya sebesar Rp 12.808.456.230,-, sehingga
terjadi penghematan biaya sebesar Rp 1.632.852.870,-. TAHAP REKOMENDASI Dari analisis yang dilakukan, maka dipilih pekerjaan Alternatif 1, yaitu pelat dengan tulangan atas berupa wiremesh dan tulangan bawah berupa floordeck sebagai alternatif terbaik dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: Penghematan biaya dan waktu pelaksanaan Pengurangan jumlah tenaga kerja Hasil pekerjaan rapi dan dapat digunakan sebagai plafon expose Dari keuntungan-keuntungan diatas dan dari hasil perhitungan matriks evaluasi dapat disimpulkan Alternatif 1 merupakan usulan terbaik diantara alternatif lainnya karena diharapkan dapat menjadi metode yang paling optimal dan efektif tanpa mengurangi fungsi utama. KESIMPULAN Penerapan value engineering pada suatu proyek berpengaruh terhadap biaya dan waktu. Pengaruh tersebut bersifat variatif tergantung pada usulan yang dipilih, yaitu dapat menghemat atau lebih mahal daripada eksisting dan dapat lebih cepat atau lebih lama waktu yang diperlukan dibandingkan dengan eksisting. KESIMPULAN Dari 3 (tiga) alternatif yang diusulkan maka dipilih pekerjaan Alternatif 1 sebagai alternatif terbaik karena alternatif ini memiliki penghematan biaya dan penghematan waktu terbesar dibandingkan dengan alternatif lainnya. Kriteria penghematan biaya dan penghematan waktu merupakan 2 kriteria tertinggi berdasarkan ranking, sehingga 2 kriteria ini besar pengaruhnya dalam perhitungan matriks evaluasi. KESIMPULAN Pekerjaan Alternatif 1 membutuhkan anggaran biaya pelaksanaan sebesar Rp 10.403.019.190,- dan waktu pelaksanaan 43 hari untuk struktur pelat Lantai 1 sampai dengan Lantai 10, sehingga terdapat penghematan biaya sebesar Rp 4.038.289.910,- dan penghematan waktu selama 90 hari dari kondisi eksisting. TERIMA KASIH