Disusun Oleh:
Hari ke-1
Jenis Kendaraan
Waktu
Mobil Penumpang Pickup Truck 2 Axle Truck 3 Axle Truck 4 Axle Bus
597 12 12 5 1 4
12:00 – 12:15
513 17 11 4 1 5
12:15 – 12:30
476 6 5 7 3 2
12:30 – 12:45
521 8 15 5 4 4
12:45 – 13:00
Total 2107 43 43 21 9 15
582 22 15 5 1 4
12:15 – 12:30
524 14 13 3 3 3
12:30 – 12:45
459 11 20 7 5 4
12:45 – 13:00
Total 2229 60 61 19 11 18
439 11 10 4 3 3
12:30 – 12:45
372 9 15 6 4 4
12:45 – 13:00
Total 2037 55 53 21 11 18
1. Ukuran Kota
Asumsi kota yang akan diperhitungkan pada tugas ini adalah kota Bekasi, yang berada di
provinsi Jawa Barat. Berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik (BPS) kota Bekasi,
kepadatan penduduk kota Bekasi pada tahun 2018 adalah 2.943.859 jiwa dan pada tahun
2020 berada di angka 2.543.676 jiwa.
6831 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
𝑉𝐿𝐻𝑅 = = 2277 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛/𝑗𝑎𝑚
3 𝑗𝑎𝑚
Keterangan
Berdasarkan tabel 1, Nilai EMP yang diperoleh adalah 2255,6 emp pada hari ke-1, 2419,8
emp pada hari ke-2, dan 2215,6 emp pada hari ke-3.
EMP yang diperoleh lebih dari 2000 sehingga 1 jalur diasumsikan dibagi menjadi 2 lajur
untuk satu arah.
5. Penentuan Lebar Lajur
Berdasarkan tabel 2, penentuan lebar lajur ideal pada fungsi jalan Arteri dan Kelas Jalan I,
didapat lebar lajur sebesar 3,75.
6. Penentuan Lebar Bahu Jalan
Tabel 3 Lebar Jalur dan Bahu Ideal dan Minimum Berdasarkan Fungsi Jalan dan VLHR
Berdasarkan poin nomor dua, diapat nilai VLHR sebesar 54.648. berdasarkan Tabel 3
dengan VLHR 54.648, dan pada jalan Arteri diambil lebar bahu ideal sebesar 2,5. Untuk
asumsi pada tugas ini diambil lebar bahu sebesar 2,5 m.
7. Pembagian Arah Pada Jalan
Distribusi yang digunakan adalah 100% karena data yang didapat merupakan data lalu
lintas satu arah.
8. Ilustrasi Desain Jalan
BAB II
1. Asumsi
a. Umur Rencana : Penentuan umur rencana perkerasan pada jalan baru sesuai dengan
data sekunder yaitu 20 tahun.
b. Structural Number (SN) : Dikarenakan jalan yang diasumsikan adalah jalan bervolume tinggi
maka nilai SN asumsi yang diambil adalah lima .
c. Pt : Nilai Pt adalah nilai yang melambangkan PSI terendah yang masih
dapat diterima sebelum perbaikan atau rekonstruksi dilakukan. Dikarenakan jalan dikategorikan
dalam jalan kelas I maka nilai Pt yang diambil adalah 2,5.
d. Pi : Nilai Pi 4,2 didapatkan dari AASHTO untuk flexible pavement.
e. Standar Deviasi (So) : Penentuan nilai So untuk perkerasan lentur dapat diketahui melalui.
dari tabel, didapatkan nilai So sebesar 0,45.
f. Reability : Nilai reability berdasarkan sumber AASHTO 1993 untuk jalan
Arteri antar kota adalah 75 – 95%, nilai reability yang didapat adalah 95%.
g. K-factor : Rata-rata jumlah kendaraan per jam dibagi k factor 0,15 (k factor
range for suburban 0,12-0,15)
2. Berat Kendaraan
Berat kendaraan terdiri dari berat kosong dan berat maksimum. Adapun berat kosong dan maksimum
didapat dari asumsi berat kendaraan dari beberapa sumber di internet. Untuk distribusi berat
kendaraan digunakan dari tabel 2.1 dan berat total yang digunakan untuk pembagian distribusi
kendaraan adalah berat maksimum.
Tabel 2.1 Tabel Distribusi Kendaraan
Mobil Suzuki
1090 1690 845 845 - -
Penumpang Ertiga
Daihatsu
Pickup Grand 2000 5000 1700 3200 - -
Max
Truck 2 Fuso FE
4200 10000 500 2000 - -
axle 71
Fighter
Truck 3
FN 62 FL 7200 20000 4000 8000 8000 -
axle
HD
Truck 4 Hino SG
10000 40000 7904 10032 10032 10032
axle 285 J
Bus Bus Hino 4405 16000 5440 10560 - -
3. Perhitungan LEF
a. Mobil Penumpang :
• Weight = 1690 kg = 3725,81 lbs
• Distribusi pembagian berat kendaraan single 50%= 1,862kips , nilai axle diasumsikan
menjadi 2 kips.
• Pada tabel D.4 dengan asumsi SN5 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,0002
• Sehingga total LEF pada dua single axle 50% adalah 0,0004.
b. Pickup
• Weight = 5000 kg = 11023,11 lbs
• Distribusi pembagian berat kendaraan single 34% = 3,74786 kips, single 66% = 7,05 kips
• Pada tabel D.4 dengan asumsi SN5 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,00177 untuk single
34% (interpolasi) dan 0,02265 untuk single 66% (interpolasi).
• Sehingga total LEF 0,02442.
c. Truck 2 Axle
• Weight = 10000 kg = 22046 lbs
• Distribusi pembagian berat kendaraan single 34% = 7,49572 kips, single 64% = 11,905 kips
• Pada tabel D.4 dengan asumsi SN5 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,02795 untuk single
34% (interpolasi) dan 0,01367 untuk single 64% (interpolasi).
• Sehingga total LEF 0,04157.
d. Truck 3 Axle
• Weight = 20000 kg = 44092 lbs
• Distribusi pembagian berat kendaraan single 18% = 7,93664 kips, tandem 41% = 18,0779
kips dan tandem 41% = 18,0779.
• Pada tabel D.4 dengan asumsi SN5 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,03324 untuk single
18% (interpolasi) dan pada tabel D.5 dengan asumsi SN5 dan Pt 2,5 0,07817 untuk tandem
41% (interpolasi).
• Sehingga total LEF 0,18958.
e. Truck 4 Axle
• Weight = 42000 kg = 92594 lbs
• Distribusi pembagian berat kendaraan single 18% = 16,6669 kips, tandem 28% = 25,9264
kips , tandem 27% = 25,0004 dan tandem 27% = 25,0004.
• Pada tabel D.4 dengan asumsi SN5 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,74871 untuk single
18% (interpolasi) dan pada tabel D.5 dengan asumsi SN5 dan Pt 2,5 0,36017 untuk tandem
28% (interpolasi) dan 0,312 untuk tandem 27%.
• Sehingga total LEF 1,73288.
f. Bus
a. Weight = 16000 kg = 35274lbs
b. Distribusi pembagian berat kendaraan single 34% = 11,9931 kips, single 66% = 23,2808 kips
c. Pada tabel D.4 dengan asumsi SN5 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,18865 untuk single
34% (interpolasi) dan 2,72434 untuk single 66% (interpolasi).
d. Sehingga total LEF 2,91299.
4. Perhitungan Growth Rate G(y)
Untuk menghitung pertumbuhan kendaraan, dibutuhkan data pertumbuhan data jumlah kendaraan.
Data ini diambil tahun 2017 dan 2017 yang didapat dari Badan Pusat Statistik.
Jenis Kendaraan
Bermotor 2017 2018
Mobil Penumpang 13968202 14830698
Mobil Bis 213359 222872
Mobil Barang 4540902 4797254
Sepeda motor 100200245 106657952
Jumlah 118922708 126508776
Sumber : https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1133
Dengan nilai r pada mobil penumpang sebesar 6,175%, Bus 4,459% dan Mobil barang/truk 5,645%,
nilai y (umur rencana) 20 tahun, didapat nilai G(y) sebagai berikut :
r y G(y)
Mobil Penumpang 0,062 20 37,484
Bus 0,045 20 31,236
Mobil Barang 0,056 20 35,414
5. Perhitungan AADT
Perhitungan AADT didapat dengan menggunakan rumus berikut :
ADDT =(DDHV/ K Factor) x 365
Rata-rata jumlah kendaraan per jam dibagi k factor 0,15 (k factor range for suburban 0,12-0,15)
AADT (ADT X
ADT
365)
Mobil
14162,22 5169211,111
Penumpang
b. Base
Pada lapisan base diasumsikan jenis tanah gravel or sandy gravel, well graded (GW) dengan nilai
CBR diambil nilai tengah yaitu 70. Berdasarkan grafik 5-20 didapat nilai MR = 22.000 dan nilai a2
= 0,12.
c. Subbase
Pada lapisan Subbase diasumsikan jenis tanah gravel or sandy gravel, well graded (GW) dengan
nilai CBR diambil nilai tengah yaitu 70. Berdasarkan grafik 5-22 didapat nilai MR = 18.000 dan
nilai a3= 0,13.
d. Subgrade
Pada lapisan subgrade diasumsikan jenis tanah ML dengan nilai CBR = 7 sehingga didapat nilai
MR = 1500 x 5 = 7500.
1. Asumsi
a. Umur Rencana : Penentuan umur rencana perkerasan pada jalan baru sesuai dengan
data sekunder yaitu 20 tahun.
b. Asumsi nilai D : Pada desain flexible ketebalan yang didapat adalah 16,5” sehingga
untuk asumsi ketebalan pada rigid pavement diambil nilai 11”.
c. Pt : Nilai Pt adalah nilai yang melambangkan PSI terendah yang masih
dapat diterima sebelum perbaikan atau rekonstruksi dilakukan. Dikarenakan jalan dikategorikan
dalam jalan kelas I maka nilai Pt yang diambil adalah 2,5.
d. Po : Nilai Po 4,5 didapatkan dari AASHTO untuk rigid pavement.
e. Standar Deviasi (So) : Penentuan nilai So untuk rigid pavement adalah 0,25 – 0,35, dalam
desain ini nilai So sebesar 0,35.
f. Reability : Nilai reability berdasarkan sumber AASHTO 1993 untuk jalan
Arteri antar kota adalah 75 – 95%, nilai reability yang didapat adalah 95%.
g. K-factor : Rata-rata jumlah kendaraan per jam dibagi k factor 0,15 (k factor
range for suburban 0,12-0,15)
2. Berat Kendaraan
Berat kendaraan terdiri dari berat kosong dan berat maksimum. Adapun berat kosong dan maksimum
didapat dari asumsi berat kendaraan dari beberapa sumber di internet. Untuk distribusi berat
kendaraan digunakan dari tabel 2.1 dan berat total yang digunakan untuk pembagian distribusi
kendaraan adalah berat maksimum.
Tabel 2.1 Tabel Distribusi Kendaraan
Mobil Suzuki
1090 1690 845 845 - -
Penumpang Ertiga
Daihatsu
Pickup Grand 2000 5000 1700 3200 - -
Max
Truck 2 Fuso FE
4200 10000 500 2000 - -
axle 71
Fighter
Truck 3
FN 62 FL 7200 20000 4000 8000 8000 -
axle
HD
Truck 4 Hino SG
10000 40000 7904 10032 10032 10032
axle 285 J
Bus Bus Hino 4405 16000 5440 10560 - -
3. Perhitungan LEF
a. Mobil Penumpang :
• Weight = 1690 kg = 3725,81 lbs
• Distribusi pembagian berat kendaraan single 50%= 1,862kips , nilai axle diasumsikan
menjadi 2 kips.
• Pada tabel D.13 dengan asumsi D = 11 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,0002
• Sehingga total LEF pada dua single axle 50% adalah 0,0004.
b. Pickup
• Weight = 5000 kg = 11023,11 lbs
• Distribusi pembagian berat kendaraan single 34% = 3,74786 kips, single 66% = 7,05 kips
• Pada tabel D.413 dengan asumsi D=11 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,00177 untuk
single 34% (interpolasi) dan 0,02403 untuk single 66% (interpolasi).
• Sehingga total LEF 0,0258
c. Truck 2 Axle
• Weight = 10000 kg = 22046 lbs
• Distribusi pembagian berat kendaraan single 34% = 7,49572 kips, single 64% = 11,905 kips
• Pada tabel D.13 dengan asumsi D=11 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,02645 untuk
single 34% (interpolasi) dan 0,02438 untuk single 64% (interpolasi).
• Sehingga total LEF 0,05083.
d. Truck 3 Axle
• Weight = 20000 kg = 44092 lbs
• Distribusi pembagian berat kendaraan single 18% = 7,93664 kips, tandem 41% = 18,0779
kips dan tandem 41% = 18,0779 (nilai dibulatkan menjadi 18).
• Pada tabel D.13 dengan asumsi D=11 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,0313 untuk single
18% (interpolasi) dan pada tabel D.14 dengan asumsi D=11 dan Pt 2,5 0,131 untuk tandem
41% (interpolasi).
• Sehingga total LEF 0,2933.
e. Truck 4 Axle
• Weight = 42000 kg = 92594 lbs
• Distribusi pembagian berat kendaraan single 18% = 16,6669 kips, tandem 28% = 25,9264
kips , tandem 27% = 25,0004 dan tandem 27% = 25,0004.
• Pada tabel D.13 dengan asumsi D=11 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,73271 untuk
single 18% (interpolasi) dan pada tabel D.14 dengan asumsi D=11 dan Pt 2,5 0,61241 untuk
tandem 28% (interpolasi) dan 0,5295untuk tandem 27%.
• Sehingga total LEF 2,40112.
f. Bus
e. Weight = 16000 kg = 35274lbs
f. Distribusi pembagian berat kendaraan single 34% = 11,9931 kips (dibulatkan menjadi 12) ,
single 66% = 23,2808 kips
g. Pada tabel D.13 dengan asumsi D=11 dan Pt 2,5 didapat nilai LEF sebesar 0,174 untuk single
34% (interpolasi) dan 2,86963 untuk single 66% (interpolasi).
h. Sehingga total LEF 3,04363.
4. Perhitungan Growth Rate G(y)
Untuk menghitung pertumbuhan kendaraan, dibutuhkan data pertumbuhan data jumlah kendaraan.
Data ini diambil tahun 2017 dan 2017 yang didapat dari Badan Pusat Statistik.
Jenis Kendaraan
Bermotor 2017 2018
Mobil Penumpang 13968202 14830698
Mobil Bis 213359 222872
Mobil Barang 4540902 4797254
Sepeda motor 100200245 106657952
Jumlah 118922708 126508776
Sumber : https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1133
Dengan nilai r pada mobil penumpang sebesar 6,175%, Bus 4,459% dan Mobil barang/truk 5,645%,
nilai y (umur rencana) 20 tahun, didapat nilai G(y) sebagai berikut :
r y G(y)
Mobil Penumpang 0,062 20 37,484
Bus 0,045 20 31,236
Mobil Barang 0,056 20 35,414
5. Perhitungan AADT
Perhitungan AADT didapat dengan menggunakan rumus berikut :
ADDT =(DDHV/ K Factor) x 365
Rata-rata jumlah kendaraan per jam dibagi k factor 0,15 (k factor range for suburban 0,12-0,15)
AADT (ADT X
ADT
365)
Mobil
14162,22 5169211,111
Penumpang
j. Berdasarkan tabel 3-7, dengan asumsi diatas didapat nilai D sebesar 11”, sehingga asumsi
diawal sudah benar .
8. Kesimpulan
Ketebalan Subbase 10” dan ketebalan concrete = 11”, sehingga total ketebalan sebesar 21”.
Concrete 11”
21”
Subbase 10”
Subgrade
BAB IV
Perhitungan Life Cycle Cost Analysis (LCCA)
1. Flexible Pavement
• ESAL L = ESALy x DD x DL
= 6.015.020 x 100% x 100%
= 6.015.020
• Perhitungan tebal flexible pavement
Lapisan Material Ketebalan
• Perhitungan volume
Lapisan Panjang Lebar Tinggi Volume
(m) (m) (m) (m3)
Surface 1000 3,75 0,23 862,5
Base 1000 3,75 0,03 112,5
Subbase 1000 3,75 0,17 637,5
Total Volume 1612,5
2. Rigid Pavement
ESAL L = ESALy x DD x DL
= 7.797.926x 100% x 100%
= 7.797.926
• Perhitungan tebal flexible pavement
Lapisan Material Ketebalan
Subgrade CBR = 7 -
• Perhitungan volume
Lapisan Panjang Lebar Tinggi Volume
(m) (m) (m) (m3)
Surface 1000 3,75 0,28 1050
Base 1000 3,75 0,25 937,4
sTotal Volume 1987,5
6,5” 637.500.000
Material Tanah Merah 1.000.000
(0,17 m)
Subbase
6,5” 76.500.000
Jasa Pekerjaan Urugan Tanah 120.000
(0,17 m)
1” 16.875.000
Material Pasir Urugan 150.000
(0,03 m)
Base
1” 14.062.500
Jasa Pekerjaan Urugan Tanah 125.000
(0,03 m)
Material dan 9” 133.687.500
Surface 155.000/m2
Jasa konstruksi Jalan Aspal (0,23m)
Total 878.625.000
• Harga konstruksi awal pada rigid pavement
9” 140.625.000
Material Pasir Urugan 150.000
(0,25 m)
Base
9” 117.187.500
Jasa Pekerjaan Urugan Tanah 125.000
(0,25 m)
Material dan 11” 776.250.000
Surface 900.000
Jasa konstruksi Jalan Beton (0,28m)
Total 1.748.062.500
4. Reconstruction plan
Flexible Pavement
Besaran Harga
Tahun Harga
Upaya Jenis (berapa % dari (3,75m x 1000m)
Ke - (Rp)
1 km) (Rp ../km)
3.750.000 Maintenance 20.000/m2 5% 3.750.000
8
15.937.500 Maintenance 85.000/m2 5% 15.937.500
11.250.000 Maintenance 20.000/m 2
15% 11.250.000
13
47.812.500 Maintenance 85.000/m2 15% 47.812.500
2
18 581.250.000 Rehabilitation 155.000/ m 100% 581.250.000
7.500.000 Maintenance 20.000/m 2
10% 7.500.000
20
31.875.000 Maintenance 85.000/m2 10% 31.875.000
Total 699.375.000
5. Discount Rate
Diasumsikan nilai discount rate 3,5%.
6. Perhitungan NPV
• Perhitungan flexible pavement
Activity Years Cost (Rp) NPV (Rp)
Construction 0 878.625.000 878.625.000
Maintanance 8 19.687.500 14.950.915
Maintanance 13 59.062.500 37.764.808
Rehabilitation 18 581.250.000 312.922.412
Maintanance 20 39.375.000 19.788.532
Total NPV (3,5%) 1.264.051.667
7. Kesimpulan
Berdasarkan NPV dari masing-masing jenis jalan, didapatkan perbandingan dari total biaya untuk
flexible pavement adalah sebesar Rp 1.264.051.667 sedangkan rigid pavement sebesar Rp
2.234.352.703. Dari kedua hasil ini terlihat walaupun keduanya memiliki design life yang sama yaitu
20 tahun terlihat bahwa biaya total dari awal pembangunan hingga selesai masa layan untuk jenis jalan
flexible pavement relatif lebih murah dibandingkan dengan rigid pavement. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa pembangunan jenis jalan untuk flexible pavement lebih murah daripada
pembangunan jenis jalan rigid pavement.