Anda di halaman 1dari 31

‫م‬ ِ ‫ن ال َّر‬

ِ ‫ح ْي‬ ْ ‫ّللا ال َّر‬


ِ ‫حمَا‬ ِ‫م ه‬ ْ ِ‫ب‬
ِ ‫س‬

LAPORAN TUTORIAL
HERPES ZOSTER
Pembimbing : dr. H. Dindin Budhi Rahayu,Sp.KK

Oleh : Rafhani Fayyadh


Lisa Nopiyanti
Yessi Oktavianti
Muhammad Fakhmi

KEPANITERAAN KLINIK KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
2018
IDENTITAS PASIEN
◦ Nama : Tn. O

◦ No. CM : 86xxxx

◦ Tanggal lahir : 3 Agustus 1937

◦ Usia : 81 tahun

◦ Jenis Kelamin : Laki-laki

◦ Alamat : Tegal tengah 05/05 Desa KertaJaya Kec. Ciranjang


Kab. Cianjur

◦ Pendidikan : SMA

◦ Agama : Islam

◦ Status Marital : Menikah


Anamnesis
autoanamnesa dilakukan tanggal 30 Oktober 2018

KELUHAN UTAMA :
Beruntusan berisi cairan, bercak-bercak kemerahan, beberapa bekas luka yang
mengering disertai rasa nyeri di kulit daerah dada dan punggung sebelah kiri sejak 4 hari
SMRS.
ANAMNESIS
• Seorang laki-laki berusia 81 tahun datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD
Sayang Cianjur dengan keluhan muncul beruntusan berisi cairan, bercak-bercak
kemerahan dan beberapa bekas luka yang mengering yang disertai rasa nyeri,
perih dan panas di kulit daerah dada dan punggung sebelah kiri sejak 4 hari SMRS.
Pasien mengeluhkan semakin hari beruntusan bertambah banyak dan melebar.
Sebelumnya os mengatakan 14 hari yang lalu ada ± 6 titik bercak kemerahan di
dada dan punggung kiri, 20 hari yang lalu bercak kemerahan tersebut hanyalah 1
bintik. Bekas luka tersebut awalnya berisi cairan jernih yang lama kelamaan menjadi
keruh keabuan dan lalu pecah. Cepat lelah dan nyeri-nyeri otot. Gatal, perih,
panas dan nyeri pada bintik-bintik kemerahan tersebut. Keluhan gatal dirasakan
saat pasien sedang beristirahat, sedangkan panas, nyeri, perih dirasakan pasien
setiap saat terutama saat tersentuh.
ANAMNESIS
◦ Pasien mengatakan demam naik turun, tetapi tidak begitu dirasakan oleh pasien.
Tidak pernah menggaruk-garuk kulitnya saat gatal. Belum pernah mengalami keluhan
yang sama sebelumnya, tetapi pernah terkena sakit cacar air ketika usianya 11 tahun.
Keluarga pasien di rumah dan tetangga sekitar rumah tidak ada yang mengalami hal
yang sama. Menyangkal menderita penyakit seperti TB Paru dan DM. Menyangkal
terkena gigitan serangga atau alergi terhadap gigitan serangga. Sebelumnya pasien
sudah berobat ke puskesmas dan diberikan obat parasetamol dan amoxicillin. Tidak
terpapar bahan kimia sebelumnya. Tidak ada alergi obat, makanan ataupun udara.
BAK dan BAB dalam batas normal. Pasien menyangkal memelihara hewan peliharaan
seperti kucing, anjing atau yang lain-lain.
PEMERIKSAAN FISIS
◦ Keadaan Umum : Tampak sakit Ringan

◦ Kesadaran : Composmentis

◦ Tekanan Darah : TDL

◦ Suhu : TDL

◦ Nadi : 88 x/menit
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik
Kepala Normocephal, simetris, rambut berwarna hitam-putih, distribusi rata dan tidak
mudah dicabut, kulit kepala dalam batas normal.
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

Hidung Deviasi septum (-), sekret (-/-),


Telinga Normotia, serumen (-/-), darah (-/-).
Mulut Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-)
Leher Tidak terdapat pembesaran KGB, kulit leher dalam batas normal.
Thoraks Simetris, suara napas vesikuler (+/+), ronchi basah (-/-), wheezing (-/-). Bunyi
Jantung I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-). Terdapat lesi, lihat status
dermatologikus.
Abdomen Tampak datar, abdomen supel, BU (+), kulit abdomen dalam batas normal

Ekstremitas Akral hangat, sianosis (-/-), edema (-/-), kulit ekstremitas dalam batas normal.
Status Dermatologikus
Distribusi Regional-unilateral-segmental setinggi persarafan C5-T3.

A/R Thorakalis sinistra setinggi persarafan C5-T3.


Flank sinistra setinggi persarafan T3-T4
Lesi Multipel, sirkumskrip, sebagian diskret sebagian konfluens,
sebagian timbul sebagian tidak, sebagian miliar, sebagian
lentikular, sebagian numular, dengan ukuran diameter 0,1 cm –
4,5 cm, kering dan sebagian lesi ada yang berisi cairan.

Efloresensi Makula eritema, papul eritema, vesikel dengan dasar eritema


berkelompok, bulla, krusta.
Gambaran lesi pada pasien
Gambaran lesi pada pasien
RESUME
Tn O, 81 tahun, agama islam, sudah tidak bekerja dan tinggal di cianjur, datang
ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Sayang Cianjur dengan keluhan muncul bintik
kemerahan awalnya 1 titik pada daerah thorax dan flank sinistra sejak 20 hari SMRS, 14
hari SMRS bintik tersebut bertambah dan meluas menjadi 6 titik bercak kemerahan, lalu
4 hari SMRS pasien mengatakan bercak-bercak kemerahan tersebut semakin
membanyak disertai beruntusan berisi cairan dan terdapat beberapa luka kering
disertai gatal, nyeri, perih dan panas. Keluhan gatal dirasakan saat pasien sedang
beristirahat, sedangkan panas, nyeri, perih dirasakan pasien setiap saat terutama saat
tersentuh. Bekas luka tersebut awalnya berisi cairan jernih yang lama kelamaan menjadi
keruh keabuan dan lalu pecah. Os juga mengeluhkan cepat lelah dan nyeri-nyeri otot.
Os mengatakan demam naik turun, tetapi tidak begitu dihiraukan oleh os. Os pernah
terkena sakit cacar air ketika berusia 11 tahun.
RESUME
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Status generalis : Dalam batas normal
Status dermatologikus :
Distribusi Regional-unilateral-segmental setinggi persarafan C5-T3.
A/R Thorakalis sinistra setinggi persarafan C5-T3.
Flank sinistra setinggi persarafan T3-T4
Lesi Multipel, sirkumskrip, sebagian diskret sebagian konfluens,
sebagian timbul sebagian tidak, sebagian miliar, sebagian
lentikular, sebagian numular, dengan ukuran diameter 0,1 cm –
4,5 cm, kering dan sebagian lesi ada yang berisi cairan.
Efloresensi Makula eritema, papul eritema, vesikel dengan dasar eritema
berkelompok, bulla, krusta.
DIAGNOSA BANDING
◦ Herpes Zoster
◦ Herpes Simpleks
◦ Impetigo Vesikobulosa

DIAGNOSIS KERJA
◦ Herpes Zoster
Anjuran pemeriksaan penunjang
◦ Dilakukan pemeriksaan Tzanck Smear
TATALAKSANA

Terapi Umum :
◦ Menerangkan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita pasien.

◦ Menyarankan agar pasien tidak sering keluar rumah karena penyakit tersebut merupakan
penyakit menular.

◦ Memberikan informasi agar pasien beristirahat yang cukup serta meningkatkan asupan
makanan.

◦ Memberikan informasi agar lesi tidak digaruk dan memakai baju yang longgar.

◦ Memberikan informasi bahwa lesi boleh dibersihkan dengan air, tapi jangan digosok agar
gelembung tidak pecah.

◦ Kontrol jika habis obat.


Terapi Khusus (Medikamentosa)

Topikal Sistemik

•Bedak Salisil 2% •Acyclovir 5 x 800


mg sehari selama 7
hari.
•Asam mefenamat
3x 500 mg
PROGNOSIS
Quo ad Vitam

Ad Bonam

Quo ad Functionam

Ad Bonam

Quo ad Sanationam

Ad Bonam
Teori Anamnesis Kasus

herpes zoster dapat menyerang semua Seorang Laki-laki berusia 81 tahun.


golongan usia.
2/3 kasus dilaporkan usia >50 tahun dari 10%
usia < 20 tahun.

Eritema dalam waktu singkat menjadi vesikel Awal keluhan hanya berupa bintik-bintik
herpetiformis dengan dasar eritematus dan merah kecil. Semakin lama semakin
edema terbatas pada kulit yang terinervasi membesar membentuk gelembung yang
saraf sensoris yang terasa nyeri. Vesikel berisi cairan jernih disertai rasa gatal, nyeri dan
tersebut berisi cairan yang jernih kemudian panas sesuai dengan dermatomal.
menjadi keruh dapat menjadi pustul dan
krusta.

gejala prodromal dapat berupa gejala Sebelum muncul keluhan pada kulit terdapat
sistemik dan gejala lokal. Gejala sistemik gejala prodromal yakni demam, lemas,
seperti demam, malaise, dan nyeri kepala. pusing, nyeri otot.
Gejala lokal berupa nyeri otot atau tulang,
gatal, pegal, dan nyeri atau neuralgia pada
daerah dermatom yang terkena.
Teori Anamnesis Kasus
penyakit ini merupakan reaktivasi Pernah terkena sakit cacar saat usia
dari virus setelah infeksi primernya 11 tahun
dalam bentuk varisela.
virus varicella akan masuk ke Akhir-akhir ini pasien kelelahan
gangglion sensoris dan disana akan
menetap sebagai infeksi laten. Pada
suatu saat apabila ada pemicu
seperti imunosupresi, trauma, tumor.
Maka virus akan teraktivasi.
Berdasarkan pemeriksaan fisik

Teori Pemeriksaan Fisik Kasus


eritema dalam waktu singkat menjadi adanya efloresensi Makula eritema,
vesikel herpetiformis dengan dasar vesikel eritema berkelompok, bula
eritematous dan edema terbatas pada eritema.
kulit yang terinervasi saraf sensoris yang
terasa nyeri. Vesikel tersebut berisi
cairan yang jernih, kemudian menjadi
keruh dan dapat menjadi pustul dan
krusta.
Berdasarkan Pemeriksaan Penunjang

Teori Kasus
o Tzanck smear akan didapatkan : Tidak dilakukan pemeriksaan
penunjang apapun.
multinucleated giant cell
o Pemeriksaan PCR akan didapatkan :
DNA virus varisela zoster dari cairan
vesikel
o Pemeriksaan antibody IgM Spesifik
Teori Kasus

 Tatalaksana Umum :  Tatalaksana Khusus (Medikamentosa):


• Menerangkan kepada pasien mengenai penyakit
yang diderita pasein.
 Topikal
• Bedak Salisil 2%, dipakai 2x/hari, setelah
• Menyarankan agar pasien tidak sering keluar mandi
rumah karena penyakit tersebut merupakan
penyakit menular.
 Sistemik
• Acyclovir 5x800 mg selama 7 hari
• Memberikan informasi agar pasien beristirahat yang • Asam Mefenamat 3x500 mg
cukup serta meningkatkan asupan makanan.
• Memberikan informasi agar lesi tidak digarul dan
memakai baju yang longgar.
• Memberikan informasi bahwa lesi boleh dibersihkan
dengan air, tapi jangan digosok agar gelembung
tidak pecah.
• Kontrol jika habis obat.
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad Bonam karena tidak ada gejala atau tanda


yang mengarah kepada ancaman kematian. Keadaan umum,
kesadaran, dan tanda vital pasien masih dalam batas normal.

 Quo ad Functionam : Ad Bonam karena tidak menimbulkan lesi


yang tidak mengganggu fisiologis kulit secara bermakna.

 Quo ad sanationam : Ad Bonam karena dengan menghilangkan


faktor predisposisi maka penyakit ini dapat diobati secara tuntas
dan sembuh.
Daftar pustaka
1. Straus S, et all. Varicella and Herpes Zoster. In: Freedberg I, Eisen A, Wolff K, Austen F, Goldsmith L, Katz S (eds). Fitzpatrick’s Dermatology
In General Medicine. 6th ed New York: McGraw-Hill Professional; 2003. p. 221
2. Handoko P. Penyakit Virus. Dalam: Djuanda A, hamzah M, Aisah S (editor). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2013. Hal.110-112
3. Tseng H, et all. Herpes Zoster Vaccine in Older Adults and the Risk of Subsequent Herpes Zoster Disease. JAMA. 2011; 305(2): 160-166
4. Oxman MN: Imunization to reduce the frequency and severity of herpes zoster and its complications. Neurology. 1995. 45: 541
5. Lubis R. Varicella dan Herpes Zoster. Medan: Fakultas Kedokteran Sumatera Utara; 2008. Hal. 1-13
6. Brooks G, Butel J, Morse S. Herpesvirus. 22nd ed New York: McGraw-Hill; 2001. p. 81-111
7. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ. Varicella and Herpes Zoster. In : Fitzpatrick. Dermatology in General
Medicine. 7 thed. New York : McGraw Hill Company.2008.p. 1885-1898.
8. Marks James G Jr, Miller Jeffrey. Herpes Zoster. In: J Lookingbill and Marks’ Principles of Dermatology. 4th ed. Philadelphia : Elseiver
Saunders. 2006 .p.145-148.
9. Habif P.Thomas. Warts, Herpes Simplex, and Other Viral Infection. In : Clinical Dermatology. 5 thed. United States of America : Elseiver
Saunders. 2010.p. 479 – 490
10.Habif, T.P. Viral Infection. In : Skin Disease Diagnosis and Treatment. 3rd ed. Philadelphia : Elseiver Saunders. 2011 .p. 235 -239
11.Andrews. Viral Diseases. Diseases of the Skin. Clinical Dermatology. 9th Edition. Philadelphia: WB Saunders Company, 2000; 486-491.
12.Hamzah, Mochtar. Dermato-terapi. Edisi ke enam. Jakarta : Ilmi Penyakit Kulit Dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2013; 344
13.Wilmana PF. Antivirus dan Interferon. Farmakologi dan Terapi. Edisi Ke-4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 1995; 617.
‫ن‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ال‬‫ع‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ب‬
‫ِ‬ ‫ه‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ه‬
‫لِل‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬
‫د‬ ‫ْ‬
‫م‬ ‫َ‬
‫ح‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫َ‬ ‫ا‬
‫ِ‬
Analisa Tatalaksana Medikamentosa

1.Topikal
Bedak
◦ Efek pemberian bedak adalah mendinginkan, anti inflamasi ringan karena ada
sedikit efek vasokontriksi, anti pruritus lemah, mengurangi pergeseran pada kulit
yang berlipat, sebagai proteksi mekanis. Yang diharapkan dari bedak terutama
adalah efek fisis. Bahan dasarnya adalah talkum venetum. Biasanya bedak
dicampur dengan seng oksida, sebab zat ini bersifat mengabsorpsi air dan sebum,
astringen, antiseptik lemah dan antipruritus lemah.
◦ Indikasi : dematosis yang kering dan superfisial dan untuk mempertahankan
vesikel atau bula agar tidak pecah misalnya pada herpes zoster.
◦ Kontraindikasi : dermatitis yang basah terutama bila disertai infeksi sekunder.
2. Sistemik

1. Antiviral

Indikasi obat antiviral ialah herpes zoster dan pasien dengan defisiensi
imunitas Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya
misalnya valasiklofir.

Dosis asiklovir yang dianjurkan 5x 800 mg sehari dierikan selama 7 hari

Dosis valasiklovir 3x1000 mg sehari

Indikasi : untuk mengobati herpes zoster, herpes simpleks virus.

Kontraindikasi : hipersensitivitas pada asiklovir, valasiklofir, atau komponen lain


dari formula.
3. Analgetik

Analgetik dapat diberikan untuk mengurangi nyeri yang ditimbulkan oleh virus
herpes zoster. Obat yang biasa digunakan adalah asam mefenamat atau golongan
acetaminofen.

Dosis asam mefenamat 1500 mg/hari diberikan sebanyak tiga kali atau dapat juga
diberikan seperlunya jika nyeri muncul.

Indikasi : meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala,
sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma.

Kontraindikasi : pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat, pasien yang


dengan aspirin mengalami bronkospasme, alergi rinitis, penderita tukak lambung.

Anda mungkin juga menyukai