Value Stream Mapping (VSM) adalah perangkat dari manajeman kualitas (quality
management tools) yang dapat menyusun keadaan saat ini dari sebuah proses dengan
cara membuka kesempatan untuk melakukan perbaikan dan mengurangi pemborosan.
Secara umum, Value Stream Mapping berasal dari prinsip Lean. Prinsip dari
teori Lean adalah mengurangi pemborosan, menurunkan persediaan (inventory) dan
biaya operasional, memperbaiki kualitas produk, meningkatkan produktivitas dan
memastikan kenyamanan saat bekerja (Womack et al, 1990).
VSM merupakan suatu metode dalam melakukan mapping/pemetaan berkaitan
dengan aliran produk dan aliran informasi mulai dari supplier, produsen dan konsumen
dalam satu gambar utuh meliputi semua proses dalam suatu sistem.
Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk mendapatkan suatu gambaran utuh berkaitan
dengan waktu proses, sehingga dapat diketahui value adding dan non value adding
activity. Sering kali Value Stream Mapping dianalogikan sebagai Big Picture Mapping.
Value Stream Mapping (VSM) dapat dibagi menjadi beberapa tahap, sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi kelompok dari Produk/Jasa.
2) Membuat value stream dari keadaan saat ini untuk menentukan problem yang
dihadapi dari sudut pandang Organisasi dan Pelanggan.
3) Menentukan Pemetaan yang ideal untuk masa depan.
4) Mengidentifikasi aksi perbaikan yang dibutuhkan untuk menutup celah antara
keadaan saat ini dengan keadaan yang ideal untuk masa depan.
5) Melakukan aksi perbaikan
6) Membuat suatu pemetaan baru untuk memeriksa apakah masalah pada point 2
sudah dihilangkan.
Keyte dan Locher (2004) menjelaskan bahwa pencapaian VSM, dimana selama
ini sudah menggunakan pengaturan manufaktur tradisional, dapat diterapkan kepada
pengaturan Jasa, juga termasuk proses administrasi. Dalam pegaturan Jasa,
menentukan keadaan saat ini atau masa depan dari value stream untuk proses spesifik
dapat dilakukan dengan cara :
dengan basic
flowchart(diagram
alir
dasar),
yang
membedakan
adalah VSM menemukan dan memetakan kegiatan yang memiliki nilai tambah (value
added work) dan kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah (non-value added
work). Secara langsung VSM menyumbang keuntungan bagi perusahaan dengan
mengurangi non-value added work.
Mengapa harus menggunakan tool VSM ini dalam proses produksi ataupun
proses perusahaan lainnya? Dengan menggunakan VSM ini kita dapat meudah
mengetahui waste/muda/pemborosan proses dalam sistem perusahaan, selain itu juga
dengan adanya VSM kondisi aktual sekarang, seorang manajer dapat melakukan
perbaikan dengan baseline/pijakan dari VSM tersebut, apakah waste/pemborosannya
sudah hilang atau masih ada. Improvement apa saja untuk dapat mengurangi waste
tersebut?
dilakukan tindak lanjut lebih. Untuk memudahkan mapping current state anda dapat
menggunakan VALSAT dan menggunakan tool mapping yang lainnya.
VALSAT, Value Stream Analysis Tools
VALSAT merupakan tool yang
dikembangkan
oleh
Hines&Rich
(1997)
untuk
mempermudah pemahaman terhadap value stream yang ada dan mempermudah untuk
membuat perbaikan berkenaan dengan waste yang terdapat di dalam value stream.
VALSAT merupakan sebuah pendekatan yang digunakan dengan melakukan
pembobotanwaste-waste, kemudian dari pembobotan tersebut dilakukan pemilihan
terhadap tooldengan menggunakan matrik. Untuk lebih jelasnya berikut detil dari
ketujuh tool yang dikemukan oleh Hines&Rich (1997) dalam VALSAT:
Process Activity Mapping
Pada dasarnya tool ini digunakan untuk merecord seluruh aktivitas dari suatu proses
dan berusaha untuk mengurangi aktivitas yang kurang penting, menyederhanakannya,
sehingga dapat mengurangi waste. Dalam tool ini aktivitas dikategorikan dalam
beberapa kategori seperti: operation, transport, inspection, dan storage/delay.
Dalam proses penggunaan tool tersebut peneliti harus memahami dan melakukan studi
berkaitan dengan aliran proses, selalu berpikir untuk mengidentifikasi waste, berpikir
untuk tentang aliran proses yang sederhana, efektif, dan smooth dimana hal tersebut
dapat dilakukan melalui mengubah urutan proses atau process rearrangement
Supply chain response matrix
Tool ini
merupakan
sebuah
diagram
cumulative
lead-time di
dalam
rata-rata
jumlah inventory (hari) dalam setiap bagian supply chain.Sedangkan untuk horizontal
axis menunjukan cumulative lead-timenya.
Production variety funnel
Pendekatan ini sama dengan metode analisa IVAT yang melihat operasi internal
perusahaan sebagai aktivitas yang disesuaikan ke I, V, A atau T. Merupakan teknik
pemetaan visual yang mencoba memetakan jumlah variasi produk tiap tahapan proses
manufaktur. Tools ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan titik dimana sebuah
produk generis diproses menjadi beberapa produk yang spesifik. Tool ini dapat
digunakan untuk membantu menentukan target perbaikan, pengurangan inventory dan
membuat perubahan untuk proses dari produk.
Quality Filter Mapping
Quality filter mapping merupakan tool untuk mengidentifikasi dimana terdapat problem
kualitas. Hasil dari pendekatan ini menujukan dimana tiga tipe defects terjadi. Ketiga
tipedefects
tersebut
adalah: product
defect (cacat
fisik
produk
yang
lolos
diagram
yang
menggambarkan
keputusan
berkaitan
iniVertical
demand
axis menggambarkan
dan horizontal
axis menggambarkan interval waktu, grafik didapatkan untuk setiap chain dari supply
chain configuration yang ada.
downstreamberdasarkan
dapat
diukur
titik
kemampuan
tersebut,
dari
sehingga
ditentukan
filosofi pull atau push yang sesuai. Selain itu juga dapat digunakan sebagai skenario
apabila titik tersebut digeser dalam sebuah value stream mapping.
Physical structure
Tool ini digunakan untuk memahami kondisi dan fungsi-fungsi bagian-bagian
dari supply chain untuk berbagai level industri. Dengan pemahaman tersebut dapat
dimengerti kondisi industri tersebut, bagaimana beroperasi dan dapat memberikan
perhatian pada level area yang kurang diperhatikan. Untuk level yang lebih kecil tool ini
dapat menggambarkan inbound supply chain di lantai produksi.
Berikut adalah contoh hasil VSM :
Kalo dilihat dengan jelas ternyata future state contoh di atas mempunyai lead time value
added yang lebih kecil atau cepat dibandingkan current state. Artinya bahwa future
state bisa dikatakan target perusahaan berkaitan dengan sistem yang di buat VSM-nya.
D. DEVELOP IMPROVEMENT from current to future & GO ALIVE
Setelah future state dibuat langkah selanjutnya adalah bagaimana anda dan tim anda
membuat sebuah langkah atau program untuk mengubah current menjadi future.
Contohnya untuk membuat lead time menjadi lebih cepat dan sesua dengan future
state dapat dilakukan dengan menerapkan cellular manufacturing, mengelompokan
proses yang mempunyai kemiripan untuk mengurangi travel time dan work in process.
Setelah anda mempunyai program yang jelas dan terstruktur yang harus anda lakukan
adalah menerapkannya dengan baik, bagaimana caranya? Buat semua orang
menyadari bahwa current state perlu dilakukan perbaikan dengan future state yang
sudah dibuat oleh tim. Ajak diskusi seluruh stakeholder, buat sebuah komitment
pencapaian dari program tersebut. Selanjutnya tim harus mampu menjaga program
tersebut menjadi sebuah SOP dan budaya di perusahaan atau sistem tersebut.