TINJAUAN PUSTAKA
Unsur-Unsur Waste
Ketujuh tipe pemborosan tidak selalu diakibatkan oleh aktivitas yang hanya dilakukan oleh
manusia/pekerja, namun bisa diakibatkan oleh unsur-unsur lain yang terlibat. Unsur-unsur penyebab
ketujuh tipe pemborosan sebagai berikut (63)
1. Man
Merupakan unsur pemborosan yang disebabkan oleh motion, waiting, dan overproduction.
2. Machine
Merupakan unsur pemborosan yang disebabkan dari overprocessing.
3. Material
Merupakan unsur pemborosan yang disebabkan dari transportation, inventory, dan defect.
Unsur penyebab pemborosan yang paling mendominasi adalah man dan material.
Hubungan antar pemborosan dapat dilihat pada Gambar
1. Identifikasi values
1. Alur Proses Rawat Jalan Addes(VA) dan Non
2. Current state value Value Added (NVA) pada 1. Future state value
stream mapping alur proses rawat jalan stream mapping alur
2. Analisis waste pada proses pelayanan rawat
proses pelayanan rawat jalan
jalan 2. Mengusulkan aplikasi
3. Identifikasi penyebab lean
masalah dengan fish
bone
4. Menghilangkan waste
dengan tools
Menurut Hines dan Taylor yang dikutip oleh Megayanti (2018) Terdapat tiga jenis aktivitas yang
digunakan untuk memudahkan identifikasi waste yaitu
Hipotesis
Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka hipotesis yang akan diajukan oleh penulia yaitu
‘Penerpaan Metode Lean dengan VSM untuk megetahui waste dan penangulangan waste pada
rawat jalan Gynecologi and Obstetric Clinic di RS X.
Kerangka Teori
FMEA
Failure mode and effect analysis (FMEA) adalah tools yang digunakan di beberapa
industri yang berguna untuk mengidentifikasi kegagalan, mengevaluasi efek kegagalan, dan
memprioritaskan kegagalan berdasarkan efek yang dihasilkan (Hyatt, 2003). FMEA merupakan
pendekatan sistematik yang menerapkan suatu metode pentabelan dengan menentukan mode
kegagalan, penyebab kegagalan dan efek dari kegagalan hal ini untuk membantu proses
pemikiran yang digunakan oleh engineers untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial dan
efeknya. FMEA merupakan teknik evaluasi tingkat keandalan dari sebuah sistem untuk
menentukan efek dari kegagalan dari sistem tersebut. Kegagalan digolongkan berdasarkan
dampak yang diberikan terhadap kesuksesan suatu misi dari sebuah system (husen 2021).
Metode FMEA merupakan salah satu metode penilaian risiko proaktif yang paling dikenal dan banyak
digunakan di industry. Failure Mode adalah kegagalan suatu produk atau proses sesuai dengan
fungsinya atau penyebab kegagalan sedangkan Effect Analysis adalah menganalisis akibat yang mungkin
terjadi dari setiap kegagalan. Oleh karena itu, FMEA merupakan metode untuk mengidentifikasi semua
potensi kegagalan yang mungkin terjadi dalam rancangan dan/atau proses produksi hingga produk
dihasilkan, serta menganalisis akibat dari setiap kegagalan (hispratin.2020)
Secara umum FMEA didefinisikan sebagai sebuah teknik yang mengidentifikasi tiga hal,
yaitu (wendi, 2021):
1. Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan proses selama
siklus hidupnya.
2. Efek dari kegagalan tersebut.
3. Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain produk, dan proses
Tujuan penggunaan FMEA adalah menentukan tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi
risiko bahaya terutama untuk prioritas risiko tertinggi. Prioritas risiko ditentukan dari nilai risiko dalam
bentuk Risk Priority Number (RPN) dengan beberapa faktor. Risiko kegagalan dan akibatnya ditentukan
oleh tiga faktor yaitu (hispratin, 2020)
Sedangkan Tujuan FMEA menurut Carlson dalam (husen 2021). adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan memahami mode kegagalan, penyebab dan tingkat keparahan efeknya
pada sistem atau pengguna akhir untuk produk atau proses tertentu.
2. Menilai resiko dengan mode kegagalan yang teridentifikasi, efek dan penyebab, serta
memprioritaskan pokok permasalahan untuk diberi tindakan perbaikan, dan membantu
mencegah timbulnya permasalahan.
3. Mengidentifikasi dan melaksanakan tindakan korektif untuk mengatasi masalah yang paling
serius.
4. Untuk mengurutkan pesanan desain potensial dan defisiensi proses