Anda di halaman 1dari 8

Pembebanan Biaya Berdasarkan AktivitasActivity Based Costing (ABC)

pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi


perkembangan industri dan juga pola perilaku masyarakat. Hal ini menjadikan kompetisi yang
semakin sengit dalam dunia usaha. Untuk itu diperlukan berbagai daya dan upaya agar perusahaan
dapat lebih fleksibel dan dapat menghasilkan produk yang spesifik dan menguntungkan dengan
tetap memperhatikan kepuasan pelanggan. Namun hingga saat ini masih banyak pihak yang
menggunakan paradigma lama antara lain

1. Untuk memperkecil beban biaya tetap (biaya/unit), maka proses produksi harus menghasilkan
produk dalam jumlah yang besar pula.

2. Pelanggan yang memesan/membeli produk dalam jumlah yang besar adalah pelanggan yang
memberikan keuntungan yang besar pula.

3. Pelanggan yang loyal juga merupakan pelanggan yang memberikan keuntungan. Dan profit akan
mengikuti kepuasan pelanggan.

4 Berdasarkan penelitian dan perkembangan industri mengungkapkan bahwa paradigma tersebut


benar-benar sepenuhnya. Pola konsumen yang meningkatkan spesifik (yang menjadikan perilaku
produk tidak dapat diproduksi secara massal dan cenderung terbatas/terbatas), ketepatan waktu
pengiriman, dll menjadikan dunia harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan tetap
memiliki keuntungan, meski menghasilkan jumlah yang lebih sedikit. Untuk dapat bertahan dalam
persaingan bisnis, maka pelaku usaha harus mampu menentukan harga jual yang berdasarkan
analisa biaya produksi.

5 MENGAPA ABC SANGAT PENTING? Setiap usaha dunia tidak akan dapat masuk ke dalam kompetisi
sekalipun untuk memulai memperbandingkan dengan perusahaan lain sampai kita tahu bagaimana
menghitung beban secara tepat. Dan untuk dapat memasuki persaingan global, setiap perusahaan
harus dapat lebih fleksibel, terintegrasi dan terotomatisasi dalam meningkatkan produktivitas dan
menurunkan biaya. Akan tetapi, adalah suatu hal yang mustahil untuk mendukung daya saing
perusahaan tanpa suatu mekanisme perhitungan biaya yang akurat.

6 (Tidak Ada Transkrip)

7 Dalam perkembangan tersebut, beberapa permasalahan yang dihadapi dalam perhitungan biaya
produksi dan pengaruh dalam pengambilan keputusan adalah

1. Peningkatan jumlah produksi dan penjualan tidak secara otomatis akan memberikan peningkatan
laba.

2. Beberapa produk adalah produk yang memberikan keuntungan dan beberapa produk kritis yang
dapat menimbulkan kerugian (Dalam meningkatkan daya saing, salah satu strategi pemasaran
adalah dengan melakukan subsidi silang/transfer price antara satu produk yang profit dan yang tidak
profit). 3. Produk yang dihasilkan harus dapat memenuhi persyaratan pelanggan yang akan
memberikan kepuasan pelanggan.

4. Tindakan penurunan biaya pada satu bagian tertentu akan dapat mengurangi biaya mereka, tetapi
akan dapat menciptakan biaya-biaya tambahan di arah muara bagian/departemen lain.

8 Salah satu metode yang dapat memberikan analisis perhitungan biaya produk secara akurat adalah
dengan menggunakan metode ABC. ABC membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan
konsumsi terhadap aktivitas dasar pemikiran produk atau jasa yang dihasilkan melalui pelaksanaan
rangkaian aktivitas dan penggunaan sumberdaya, yang dikonversikan dalam bentuk biaya.

Konsep ABC menganut sistem hubungan sebab akibat antara pemicu biaya (cost driver) dan

pusat aktivitas/aktivitas (Gambar 2.2).

9 Gambar 2.2. Perbandingan Pembiayaan Tradisional dan Konsep ABC

10 Penggunaan Sistem ABC dalam melakukan perhitungan biaya dapat mendefenisikan

proses rinci, antara lain

1. Identifikasi biaya per unit dari berbagai layanan dan produk,


2. Identifikasi bagian/bagian kritis pada proses inline (yang sangat mempengaruhi peningkatan
cost)
3. Identifikasikan integrasi proses secara utuh (keseimbangan pada seluruh lini proses).
4. dll. Suatu keuntungan yang utama dalam menggunakan ABC adalah sistem ini akan dapat
mengendalikan atau memperkecil penyimpangan dalam penetapan biaya produk sebagai akibat
dari alokasi yang tidak tepat (sewenang-wenang) terhadap biaya tak langsung. Hal inilah yang
merupakan perbedaan dari perhitungan biaya tradisional (Gambar 2.2). (Pada sistem biaya
tradisional, untuk mengalokasikan biaya tidak langsung, dilakukan dengan pembebanan secara
proporsional dengan menggunakan suatu indikator atau faktor pembanding yang dianggap
sesuai, sedangkan unsur-unsur biaya yang dialokasikan secara langsung, sesuai dengan
perhitungan langsungnya masing-masing).

11 KENDALI WAKTU PADA ABC SYSTEM (TIME-DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING)

Waktu merupakan salah satu dimensi yang membatasi seluruh rangkaian hidup (3 dimensi yang
membatasi waktu, ruang dan gerak). Dalam sistem proses produksi, seluruh aktivitas selalu
dipengaruhi dan dibatasi oleh waktu. Upah tenaga kerja, penggunaan utilitas, dan sebagainya,
merupakan kompensasi atas penggunaan waktu oleh manusia maupun oleh peralatan yang
digunakan. Sehingga waktu merupakan salah satu kendali yang dapat digunakan dalam melakukan
analisa dan implementasi sistem ABC.

Kendali waktu (Time Driven) adalah suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk menghindari
berbagai kesulitan dalam melakukan implementasi ABC. Metoda Time-Driven Activity-Based Costing
memiliki dua parameter, yaitu

12

1. Pembebanan biaya untuk setiap unit waktu yang digunakan sumber daya yang tersedia dalam
memenuhi kapasitas yang tersedia sesuai dengan aktivitas perusahaan/bisnis. (Total pengeluaran
Overhead dibagi dengan total jam kerja karyawan yang digunakan/tersedia).

2. Penilaian dari unit waktu yang digunakan dalam setiap aktivitas berapa banyak waktu yang
digunakan dalam menyelesaikan satu unit produk/WIP pada setiap aktivitas (hal ini didasarkan pada
hasil perkiraan atau pengamatan).

13 Pendekatan waktu ini juga pengaruh yang cukup signifikan terhadap permasalahan yang
dihadapi, ketika upaya peningkatan hasil produksi secara otomatis dengan penambahan waktu.
Dengan pendekatan waktu, tindakan yang pertama kali harus dilakukan adalah menghitung jumlah
waktu yang masih kosong atau mengganggur. (Sebab, penambahan jumlah waktu dan jumlah tenaga
kerja pasti akan menambah jumlah produksi. Namun yang harus diperhatikan adalah, apakah
penambahan jumlah jam kerja dan tenaga kerja tersebut sudah benar dan optimal?). Pada
perkembangan selanjutnya ini akan sangat membantu dalam merancang proses dengan varian
produk, pelanggan dan karakteristik aktivitas yang menyebabkan variasi waktu proses. Hal ini pula
yang menjadi cikal bakal dari pelaksanaan proses tepat waktu (Just in time/JIT)

14 PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING

Penerapan sistem Activity Based Costing dapat dilakukan melalui 4 tahapan berikut

1. Identifikasi aktivitas Secara umum, proses (produksi) perusahaan terdiri atas sebuah. Logistik
masuk/penyediaan bahan baku aktivitas yang terkait dengan pemesanan dan pembelian
seluruh bahan baku yang akan digunakan untuk pekerjaan/proses produksi
2. b. Operasi aktivitas untuk melakukan konversi seluruh bahan baku yang tersedia, dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia menjadi produk jadi/produk jadi.
3. Outbond logistic aktivitas untuk menyimpan dan memelihara produk yang telah
jadi/menyelesaikan produk sebelum produk tersebut didistribusikan/diserahkan kepada
pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan aktivitas untuk mengalirkan dan menjual produk jadi kepada
pelanggan atau jaringan distribusi, serta menerima masukan dan saran dari pelanggan atas
persyaratan yang ditetapkan atau yang diinginkan oleh pelanggan.
5. e. Service aktivitas untuk membangun hubungan dengan pelanggan dan membina kesetiaan
pelanggan (loyalitas pelanggan) terhadap penggunaan produk perusahaan.

15

Untuk dapat menganalisis tahapan proses tersebut maka setiap proses memiliki prosedur standar
yang akan digunakan sebagai acuan pelaksanaan aktivitas tersebut. Dan secara umum tahapan
proses ak merupakan satu kesatuan yang terintegrasi, dan memiliki dampak langsung terhadap
pembebanan biaya produk. Sedangkan proses de (Marketing hingga service), merupakan aktivitas
yang tidak langsung terhadap proses produksi, dan masuk ke dalam kategori biaya tidak langsung
(overhead cost). Dalam melakukan aktivitas, maka perusahaan harus memiliki 2 (dua) jenis diagram
alur proses, yaitu

1. Diagram alur aktivitas setiap bagian (Gambar

2. Diagram alur rincian proses produksi yang terinci untuk setiap item produk mulai dari tahapan
pembelian bahan baku hingga penyimpanan produk jadi. (Gambar 2.4.). Semakin rinci diagram alur
tersebut, maka semakin akurat pula analisa yang akan dihasilkan. Beberapa data yang dibutuhkan
dan sebaiknya dicantumkan pada setiap tahapan aktivitas antara lain adalah

2.1. Ukuran produk yang dibutuhkan untuk menghasilkansetiap jenis produk jadi dapat juga
secarakategorial (besar, sedang, kecil) . Ukuran tersebut dapat berupa berat, jumlah, dimensi,
standar mutu, dll.

2.2. Ukuran jumlah target kerja/kapasitas baku untuk elemen produktif yang digunakan (tenaga
kerja langsung, mesin dan peralatan) pada setiap aktivitas (jumlah unit (pcs, kg, dll.)/satuan waktu).

2.3. Jumlah tenaga kerja tidak langsung yang baku (yang harus tersedia) selama prosesproduksi
berlangsung, seperti jumlah operator QC, Foreman, dll.

2.4. Jumlah dan jenis bahan pendukung yang digunakan


2.5. Standar jumlah buangan/waste yang dan (produk hasil). Dalam perkembangan selanjutnya,
data-data tersebut di atas merupakan dasar dalam penyusunan daftar kebutuhan bahan baku (Bill of
material) dan penerapan metode Just in time/JIT.

2. Identifikasi elemen biaya pada setiap aktivitas Tahapan selanjutnya adalah melakukan
pemeriksaan elemen-elemen biaya pada setiap aktivitas. Secara umum, elemen biaya dapat dibagi
atas 3 bagian besar, yaitu

a. Biaya langsung/Biaya langsung secara langsung melekat pada material/WIP yang dikerjakan pada
masing-masing tahapan (Bahan Langsung Tenaga Kerja Langsung). Contoh Biaya RM, Bahan,
Pengemasan, Biaya Tenaga kerja langsung/Target, konsumsi energi (mesin dan peralatan), dll. untuk
setiap item pekerjaan.

b. Biaya tidak langsung/tidak langsung biaya yang secara tidak langsung melekat pada materi/WIP
yang dikerjakan pada masing-masing tahapan. Contoh Biaya Pelayan, Mandor, Listrik (penerangan
area kerja), Air (sanitasi, dll.), Manufacturing Supplies, dll.

c. Biaya operasional lainnya/Factory overhead (FOH) biaya yang secara tidak langsung secara
keseluruhan organisasi yang tidak termasuk biaya tidak langsung dan tidak langsung di atas -
Pengeluaran Rutin Perusahaan Contoh Gaji Direksi, Administrasi perkantoran (Telepon, Listrik, Air),
Listrik penerangan pabrik, depresiasi, pajak, dll. Untuk memudahkan analisis dan pengamatan,
elemen-elemen biaya langsung (a) dan biaya tidak langsung (b), dicantumkan dalam diagram alur
produk.

3. Penentuan penyebab/pengendali (biaya aktivitas driver) dalam melakukan pembebanan biaya


aktivitas (cost of activities) Untuk dapat menerapkan sistem ABC, tahapan yang teramat penting
adalah menentukan dasar (activity cost driver) untuk pembebanan biaya aktivitas (cost of activities).
Dasar ini akan digunakan sebagai dasar proporsi beban dalam melakukan perhitungan biaya per unit
produk pada setiap tahapan proses. Faktor sebagai pengendali biaya pada setiap tahapan proses,
dapat didasarkan pada beban kerja setiap aktivitas hasil kerja (kg, pcs), jam kerja (jam kerja orang
dan jam operasional mesin), biaya (Rp), dll. Untuk dapat melakukan analisis secara cepat dan tepat,
maka penggunaan paramater yang seragam antara aktivitas sangat dianjurkan. Dalam hal ini
pendekatan terhadap konsumsi waktu ( jam kerja) yang digunakan merupakan salah satu cost driver
yang dapat digunakan di hampir seluruh aktivitas, karena aktivitas dilakukan dalam suatu rangkaian
waktu.

Contoh penggunaan Jam Kerja Orang .

Konsep yang digunakan adalah Time and Motion Study. Seluruh aktivitas dikonversikan ke dalam
bentuk jam kerja orang dan mesin (untuk beban utilitas) . Menentukan biaya standar menggunakan
beberapa asumsi- asumsi mendasar . Perhitungan biaya aktual berdasarkan aktual penggunaan jam
kerja orang . Pembebanan FOH Costs dan Overhead Costs lainnya dilakukan dengan proporsi waktu
kerja orang yang digunakan

MANFAAT DAN KARAKTERISTIK ACTIVITY BASED COSTING

Dalam perkembangan implementasi sistem Activity Based Costing, berbagai pihak telah menyatakan
akan besarnya manfaat yang telah diberikan oleh sistem ini. ABC Profitabilitas Saat ini, banyak
organisasi menggunakan Activity Based Costing (ABC) untuk membuat perubahan strategi dan untuk
memotong biaya, dan proses tersebut mungkin akan berdampak luas. berbagai operasi yang
sederhana, seperti cara pengiriman truk dibongkar di toko, atauyang besar, seperti apakah akan
mengalihdayakan pengiriman toko langsung. ABC menunjukkan dampak individu dari setiap
keputusan, dan dampak dari satu keputusan terhadap keputusan lainnya. Sebuah perusahaan
bahkan mungkin menemukan bahwa mengubah cara pengiriman diproses membuat outsourcing
mereka tidak ekonomis. ABC dapat menghasilkan hasil. Berikut adalah beberapa contoh Sebuah
perusahaan pertambangan perlu mengurangi biaya logistik dan untuk menilai dampak bottom-line
dari beberapa investasi modal yang diusulkan. Ini melakukan proyek percontohan ABC yang berfokus
pada layanan pelanggan dan distribusi. Studi ini menemukan cukup perbaikan cepat untuk
membayar biaya proyek percontohan. Manajemen menggunakan model tersebut untuk
membenarkan beberapa inisiatif strategis, yang menghasilkan peningkatan bottomline yang lebih
besar. ABC kemudian digulirkan ke proses penambangan dan penggilingan. Saat ini, perencanaan
strategis, penganggaran,dan pengukuran kinerja semuanya telah ditingkatkan. Perusahaan pengolah
makanan dan distribusi grosir perlu memahami keekonomian dari kegiatan pemrosesan dan
logistiknya. Manajemen menduga bahwa beberapa kelompok pelanggan, produk, dan rute
pengiriman merugi. Ternyata, semua produk berkontribusi pada keuntungan, tetapi beberapa
pelanggan memang tidak menguntungkan. Peluang peningkatan yang ditemukan ABC berjumlah
sepuluh kali lipat biaya proyek percontohan.

Sistem ABC dapat mengubah berbagai biaya yang selama ini dikategorikan sebagai tidak langsung
manufaktur menjadi biaya langsung yang diidentifikasikan secara khusus sebagai biaya produksi.
Pemilihan aktivitas yang tepat dan faktor pemicu biaya akan membantu manajemen dalam
melakukan pengawasan terhadap biaya-biaya yang terkadang sulit untuk dikendalikan, menjadi
biaya objektif yang spesifik, sehingga dapat ditelusur sama seperti biaya material langsung maupun
biaya tenaga kerja langsung. Hal ini dapat terjadi, karena sistem ABC dapat mengklasifikasikan lebih
banyak item biaya sebagai biaya langsung dibandingkan dengan sistem tradisional.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari sistem ABC adalah

1. Dengan menerapkan sistem ABC, maka manajemen akan dapat merencanakan proses secara rinci
dan akurat (waktu penyelesaian produk dan harga pokok yang mengikutinya)

2. Analisa prediksi laba/rugi pada bulan berjalan yang lebih akurat, sehingga akan membantu
manajemen untuk segera mengambil tindakan strategi yang perlu.

3. Penelusuran penyebab kerugian/laba pada akhir bulan/periode Analisis yang akurat, berdasarkan
jenis produk dan faktor produksi (material, jam kerja yang digunakan dan bila memungkinkan hari
dan jam terjadinya kerugian, departemen dan personel yang bertanggung jawab, dll.)

4. Sebagai dasar dalam menganalisis keseimbangan (line balancing) kapasitas (tenaga kerja, mesin
dan peralatan) yang tersedia, dengan meminimalkan tunggu dan waktu menganggur.

5. Penerapan sistem ABC akan memberikan analisis atas standar dan menggunakan seluruh faktor-
faktor produksi, antara lain jam kerja (standar dan yang digunakan), material langsung dan
pendukung, mesin dan peralatan, dll.

6. Dasar dalam menganalisis kembali struktur organisasi (Job Desc., Jumlah tenaga kerja)

7. Dasar dalam melakuan tindakan perbaikan yang dilakukan (Continual Improvement.).


Implementasi sistem ABC akan membantu seluruh karyawan untuk memahami berbagai biaya yang
mempengaruhi kenaikan harga produk. Hal ini akan memberikan kesadaran kepada karyawan untuk
menganalisis struktur biaya produk pada bagian masing-masing sehingga mampu
mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan dan memberikan nilai tambah. Pada
akhirnya, peningkatan dan perbaikan yang akan diterapkan dalam menganalisis biaya, untuk
mengurangi atau menghilangkan aktivitas aktivitas yang tidak memberikan tambah dan untuk
mencapai target efisiensi secara keseluruhan.

8. Dasar yang objektif dalam melakukan kinerja (Performance Management System), melalui Key
Performance Indicator individu maupun tim. Implementasi ABC mudah, tidak mengucapkan ABC.

Bila implementasi ABC tidak mampu menelusur penyebab untung/rugi (produk apa? material yang
mana? bagian/departemen mana?, dan bila memungkinkan hari apa? Dan selai berapa?), maka
sesungguhnya sistem ABC tersebut tidak benar-benar dan perlu di tinjau kembali.

Catatan 1. ABC adalah analisis kinerja, perhitungan, perhitungan keuangan organisasi, sehingga data
yang digunakan adalah data faktor produksi pada saat pengamatan. Jadi sangat tidak disarankan
untuk menggunakan data-data untuk neraca keuangan dari pihak akuntansi.

2. Hasil Analisis ABC, digunakan untuk membantu catatan/analisis hasil kinerja organisasi
berdasarkan laporan keuangan dari akuntansi pihak.
ACTIVITY BASED COSTING

Pada era kompetisi global seperti sekarang ini telah terjadi pergolakan dalam setiap aktivitas bisnis
jasa, perdagangan, dan industri Salah satu yang terpengaruh dengan adanya perubahan lingkungan
tersebut adalah proses produksi, yaitu otomatisasi pabrikasi. Dengan penerapan teknologi ini, maka
proporsi biaya overhead dalam elemen harga pokok produksi akan menempati porsi yang lebih
besar sehingga diperlukan kalkulasi dan pembebanannya kepada harga pokok produk sesuai dengan
proporsi aktivitas yang dikonsumsi. Dalam sistem kalkulasi biaya tradisional biaya overhead
dialokasikan secara arbitrer kepada harga pokok produk. Hal ini akan menghasilkan harga pokok
produk yang tidak akurat atau terjadinya distorsi penentuan harga pokok produk per unit sehingga
tidak bisa diandalkan dalam mengukur efisiensi dan produktivitas.

Di samping itu, adanya kecenderungan lingkungan yang semakin berubah, yaitu teknologi maju
dengan pesat, daur hidup produk semakin pendek, kerumitan produksi semakin meningkat, standar
kualitas yang dibutuhkan oleh konsumen semakin meningkat, banyaknya dan diversifikasi produk
meningkat.

Continue persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan di neraca. Agar tidak
terjadi distorsi penentuan harga pokok per unit, banyak perusahaan yang mengadopsi penggunaan
sistem penentuan harga pokok (costing) berbasis aktivitas (ABC) dengan harapan manajemen
melakukan analisis profitabilitas, mendorong perbaikan proses, mengembangkan ukuran kinerja
yang lebih inovatif, dan dapat berpartisipasi dalam perencanaan strategis.

Activity Based Costing Activity-based costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang
membebankan biaya kepada produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan
karena aktivitas.Activity-based costing merupakan sistem yang mempertahankan dan memproses
data keuangan dan operasional dari sumber daya perusahaan berdasarkan aktivitas, objek biaya,
cost driver, dan ukuan kinerja aktivitas. ABC juga membebankan biaya aktivitas dan objek
biaya.Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling
dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan menjual
produk digolonhkan dalam 4 kelompok, yaitu:

Unit level activity cost Facility sustaining activity costProduct sustaining activity costBacth activity
cost

Konsep-Konsep Dasar Activity Based CostingDalam sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan
kemudian ke produk. System ABC mengasumsikan bahwa aktivitas aktivitaslah, yang mengkonsumsi
sumber daya dan bukannya produk.Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan
pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam
organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya Perbandingan Biaya Produk
Tradisional dan ABCPerbedaan penetapan harga pokok produk Tradisional dengan Metode Activity
Based CostingMetode ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak dengan secara
memadai pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan oleh cost driver
berdasarkan unit adalah biaya yang dalam metode tradisional disebut sebagai biaya variabel.

Struktur sistem ABC & Syarat Penerapan Sistem Activity-Based Costing Ada dua asumsi penting yang
mendasari Metode Activity Based Costing, yaitu: Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya
biaya Metode Activity Based Costing bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak
langsung menyediakan kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan bukan hanya sekedar
penyebab timbulnya biaya. Produk atau pelanggan jasa Produk menyebabkan timbulnya permintaan
atas dasar aktivitas untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai kegiatan yang
menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas.

Adapun Penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem ABC menyaratkan tiga hal:
Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi Tingkat persaingan industri yang tinggi Biaya
pengukuran yang rendah Pembebanan Biaya Overhead pada Activity-Based Costing Activity-Based
costing menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya
pada akuntansi biaya tradisional. Sebelum sampai pada prosedure pembebanan dua tahap dalam
Activity-Based Costing perlu dipahami hal-hal sebagai berikut:Activity-Based costing menggunakan
lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya
tradisional. Cost Driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya. Cost Driver merupakan
faktor yang dapat menerangkan konsumsi biayabiaya overhead. Rasio Konsumsi adalah proporsi
masing-masing aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk, dihitung dengan cara membagi jumlah
aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut dari
semua jenis produk.Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari overheadyang variasi
biayanya dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja

Cost DriverCost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead.
Ada dua jenis cost driver, yaitu:Cost Driver berdasarkan unitCost Driver berdasarkan non unit

Tahapan Dalam Merancang ABCMengidentifikasi Objek Biaya yang DipilihMengidentifikasi Biaya dan
AktivitasDalam sistem ABC biasanya memiliki empat kategori aktivitas, yaitu:Aktivitas berlevel
unitAktivitas berlevel batchAktivitas untuk mendukung produk atau jasaAktivitas untuk mendukung
fasilitas

3. Membebankan Biaya Tidak Langsung ke Aktivitas4. Membebankan Biaya Aktivitas ke Objek


Biaya5. Menghitung Jumlah Biaya dari Objek Biaya dengan Menambahkan Biaya Langsung dan Tidak
Langsung

Anda mungkin juga menyukai