Anda di halaman 1dari 4

Usman Trauvan : 155020307111045

Mirza Adliawan : 165020307111061

RESUME BAB 5 : Advanced Manufacturing Technology JlT. Target


Costing, dan Product Life-cycle Costing

Advanced Manufacturing Technology

Akuntansi manajemen harus mendukung tujuan manufaktur suatu organisasi. Oleh


karena itu, penting bagi akuntan manajemen untuk memahami sistem manufaktur, strategi
manajemen produksi, dan advanced manufacturing technology (AMT) yang digunakan dalam
organisasi untuk mendukung tujuan manufaktur Sistem dan strategi manufaktur
mempertimbangkan implikasi untuk perancangan dan penggunaan sistem akuntansi
manajemen (MAS). Keunggulan dalam manufaktur dapat memberikan senjata kompetitif di
pasar yang sangat kompetiuif. Agar dapat bersaing secara efektif, perusahaan harus mampu
memproduksi produk inovatif dengan kualitas tinggi dengan biaya rendah dan memberikan
layanan pelanggan kelas satu. Word-class telah merespon dan berinvestasi di AMT seperti
disain berbantuan komputer (CAD), manufaktur dibantu komputer (CAM), robotika, teknik
bantu komputer (computer-aided engineering I CAE), mesin kontrol numerik
terkomputerisasi (CNC), perencanaan sumber daya perusahaan (ERP)), sistem dan sistem
manufaktur fleksibel (FMS), dll.

Strategi Manajemen Produksi

Strategi yang dibutuhkan oleh manajemen produksi dan operasi


1. Kebutuhan bahan dan sistem perencanaan sumber daya manufaktur
2. Teknologi produksi yang di optimalkan (OPT)
3. Sistem manufaktur just-in-time (JIT)

JUST IN TIME (JIT)

 Tujuan JIT
Untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan, dengan kualitas yang
dibutuhkan dan dalam jumlah yang dibutuhkan, pada saat tepat mereka yang diminta.
 Produksi JIT
Adalah proses evolusioner, yang bertujuan untuk menghasilkan barang-barang yang
dibutuhkan, dengan kualitas yang dibutuhkan dan dalam jumlah yang dibutuhkan, pada saat
yang tepat mereka diminta.
 JIT berusaha mencapai tujuan utama:
a) Penghapusan kegiatan tak bernilai
b) Zero Inventory
c) Zero Defects
d) Ukuran Batch Satu
e) Zero Breakdown
f) 100% Layanan Pengiriman Tepat Waktu

JIT vs. Manufaktur Tradisional

Implikasi Strategi Manajemen Produksi untuk Desain dan Penggunaan Sistem


Akuntansi Biaya/Manajemen

 MRP dan sistem akuntansi biaya


MRP menyediakan basis untuk penjadwalan produksi dan pembelian bahan baku
 OPTI dan sistem akuntansi biaya
Overhead harus dialokasikan ke produk berdasarkan waktu throughput
 JIT dan sistem akuntansi biaya

Hubungan JIT dan sistem costing ABC

Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat
waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya
atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.

Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang:

1. Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan


2. Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai
3. Waktu perpindahan
4. Tenaga kerja langsung dan tidak langsung
5. Ruangan pabrik
6. Biaya mutu
7. Pembelian bahan

Produksi dengan metode JIT berorientasi pada proses dan waktu. Tujuan akhir dari system
ABC ini ialah untuk menelusuri dan memotong biaya yang melekat pada suatu produk.
Hubungan Automation dan ABC

Dengan otomatisasi, suatu produk dapat diproduksi lebih cepat dan proses manufaktur
secara keseluruhan juga lebih cepat (efektif dan efisien). Hansen dan Mowen mengemukakan
bahwa system ABC menyediakan lebih dri informasi produk yang akurat, tetapi juga
informasi mengenai biaya dan performa kinerja. Lebih jauh lagi, system ABC
memungkinkan manajer untuk focus pada aktivitas tersebut dan menawarkan kesempatan
untuk penghematan biaya yang lbeih simepl, efisien, terpangkas (biaya) dan sebagainya.

1. Target Costing

Adalah pendekatan biaya estimasi yang banyak digunakan oleh perusahaan jepang.
Target costing adalah metode perencanaan laba dan manajemen biaya yang
difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses manufaktur sehingga
metode target costing ini dapat digunakan oleh perancang sebelum produk dan proses
desain dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya
operasional produk di masa depan. Target costing digunakan selama tahap
perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan
menghasilkan suatu produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan pada
suatu tingkat laba yang dapat diterima serta memberikan perkiraan harga pasar
produk, volume penjualan dan tingkat fungsionalitas. Diatas semua itu, target costing
merupakan alat yang memperhatikan dan memfasilitasi komunikasi antar anggota dari
cross-functional team yang bertanggung jawab pada desain produk. Target costing
lebih ke arah customer oriented, semuanya ditentukan oleh konsumen dari harga,
kualitas dan fungsi yang dibutuhkan oleh konsumen.

2. Product life cycle costing

Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk


mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selama siklus hidupnya. Siklus hidup
meliputi semua tahap, mulai dari perancangan produk dan pembelian bahan baku
hingga pengiriman dan pelayanan atas produk yang sudah jadi.
Life cycle costing memberikan perspektif jangka panjang karena mempertimbangkan
semua biaya selama umur produk atau jasa.
Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3, yaitu:
 Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang membuat
prototype, pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas.
 Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi langsung, biaya
produksi tidak langsung.
 Biaya hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan,
contoh, promosi, advertensi, dan pelayanan serta garansi keluhan, pelayanan,
pertanggungjawaban produk, dukungan kepada pelanggan.

3. Manfaat Analisis Life Cycle Cost:

 Untuk meningkatkan kesadaran biaya.


 Seluruh biaya hidup evaluasi. LCC memungkinkan evaluasi pilihan bersaing
berdasarkan seluruh biaya hidup.
 Memaksimalkan pendapatan. Memahami prosedur untuk menerapkan LCC
termasuk pengembangan Biaya Siklus Hidup model untuk berbagai aplikasi.
 Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang dan analisis risiko serta
dampaknya terhadap proses pengambilan keputusan

Commited cost Vs. Actual Cost

Biaya committed atau biaya kapasitas (capacity cost) adalah meliputi biaya
yang terjadi dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau
kemampuanorganisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi. Biaya
committed berhubungan dengan penyediaan fasilitas produksi (misalnya bangunan,
mesin-mesin, peralatan), fasilitas pemasaran (misalnya gudang produksi selesai,
kendaraan pengangkut), fasilitas administrasi organisasi (misalnya pejabat kunci)
yang harus dimiliki perusahaan sehingga perusahaan siap beroperasi. Biaya
committed merupakan biaya tetap, misalnya : biaya depresiasi, pajak bumi dan
bangunan, asuransi, gaji pejabat kunci.

Actual Costing ini adalah costing yang secara nyata terjadi. Actual costing hanya
dapat dihitung pada akhir periode akuntansi. Oleh karena itu sulit sekali menggunakan
Actual Costing untuk menghitung pembebanan overhead.

Anda mungkin juga menyukai