Life cycle costing merupakan salah satu metode yang ditawarkan dalam rangka
penghitungan biaya yang lebih akurat dan lebih mendukung dalam pengambilan keputusan serta
dapat diaplikasikan baik pada perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa. Life cycle
costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memonitor
biaya produk selama siklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai dari
perancangan produk dan pembelian bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan atas produk
yang sudah jadi. Manajer memperhatikan total biaya selama siklus hidup keseluruhan yang
biasanya dipisahkan menjadi tiga komponen, yaitu biaya hulu seperti riset dan pengembangan,
desain yang membuat prototype, pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas, lalu biaya
produksi seperti pembelian, biaya produksi langsung, biaya produksi tidak langsung dan biaya
hilir seperti pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan, dan promosi.
Pro:
Kontra:
Dalam proyek life cycle costing, membutuhkan pemikiran yang sangat matang dalam
membuat produk dan sistem diagram selama pembuatan perencanaan awal yang merupakan
bagian dari sistem perancangan konseptual. Harus terdapat kesesuaian dengan syarat sistem
operasional, kinerja dan faktor efektifitas, konsep perawatan, konfigurasi sistem perencanaan,
jumlah barang yang diproduksi, faktor pemanfaatan, dukungan logistik, dan lain sebagainya
dalam implementasi life cycle costing ini. Semakin cepat berkembang suatu teknologi, menuntut
manajemen untuk selalu memantau keadaan pasar. Semakin lama waktu hidup proyek, biaya
operasi yang dikeluarkan akan berlebihan.