Anda di halaman 1dari 17

KUALITAS SEBAGAI

ALTERNATIF
PENINGKATAN DAYA
SAING
Meet
Our Nama Anggota :
ESTER THERESIA CLARITA TALLO
Team (1613010096)
AFIA WIJI RAHAYU
(1613010282)
KATHERINE SILITONGA
(1613010283)
FRANSISKA (1613010295)
TIFANNY YUNITA TASYA PARANA (1613010301)
RUTH FELICIA (1613010303)
KUALITAS, PROFIBILITAS DAN
DAYA SAING

Dalam era perdagangan bebas , setiap perusahaan harus


menghaadapi persaingan ketat dengan perusahaan-
perusahaan dari seluruh dunia. Pada dasarnya setiap
perusahaan menghadapi lima kekuatan atau factor
persaingan seperti yang dikemukakan oleh Porter (1980,
1985)
Faktor-faktor penentu persaingan
Faktor Penentu Persaingan
01 Pertumbuhan industri, Biaya tetap / nilaai tambah, Kelebihan
kapasitas intermiten, Diferensiasi produk, Identitas merek, dll

Faktor Perintang Masuk


02 Skala ekonomis, Diferensiasi produk, Identitas merek, Biaya beralih
pemasok, Kebutuhan modal, dll

Faktor Penentu Kekuatan Pemasok


03 Diferensiasi input, Biaya beralih pemasok dari pemasok dan
perusahaan dalam industry, Adanya input substansi, Konsentrasi
pemasok, Pentingnya volume penjualan bagi pemasok dll

Fator penentu ancaman produk substitusi


04 Harga dan kinerja produk substitusi, Biaya beralih pemasok,
Kecenderungan pembeli terhadap produk substitusi

Faktor Penentu kekuatan Pembeli


05 Penentu posisi bargaining power pembeli, Kepekaan harga
Perspektif TQM terhadap
kepuasan pelanggan pada
hakikatnya adalah bahwa
pelanggan merupakan penialai
terakhir dari kualitas sehingga
prioritas utama dalam jaminan
kualitas adalah memiliki piranti
yang handal dan sahih mengenai
penilaian konsumen terhadap
perusahaan. Untuk itu diperlukan
kerangka dalam manajemen
kualitas yang didasarkan pada
dua alasan pokok yaitu :
Dua Alasan Pokok Manajemen Kualitas
KOMPONEN-KOMPONEN PENUNJANG DAYA SAING

Standar hidup, biasanya Produktivitas pemanufakturan, yaitu


berupa Gross National jumlah output yang dihasilkan oleh
Product (GNP) perkapita setiap karyawan sektor manufaktur

Investasi, yaitu presentase GNP yang Perdagangan, yaitu


ditanamkan dalam sektor pendidikan, pertumbuhan ekspor dan
peralatan, fasilitas dan riset surplus perdagangan.
pengembangan.
Beberapa komponen yang bermanfaat dalam mendukung peningkatan daya saing

kebijakan industri teknologi sumber daya manusia

Oleh karena itu, didalam


untuk menyediakan intensif yang Dapat kita lihat dari Jerman
lingkungan kompetitif dimana
dapat mendorong bisnis untuk dan Jepang,
pengetahuan menduduki
berperilaku yang mengarah pada mereka mengembangkan dan
peranan vital, teknologi yang
peningkatan daya saingaan mengorganisasi sumber daya
dirancang dengan baik guna
menyingkirkan rintangan- manusia sebagai upaya
memperluas kemampuan
rintangan yang mengurangi daya pengembangan ekonomi
manusia dapat maningkatkan
saing. mereka
daya saing organisasi.
BUDAYA KUALITAS SEBAGAI PENUNJANG DAYA SAING

Budaya organisasi adalah perwujudan sehari-


hari dari nilai-nilai dan tradisi yang mendasari
organisasi tersebut. Sedangkan budaya
kualitas sendiri adalah system nilai organisasi
yang dihasilkan suatu lingkungan yang
kondusif bagi pembentukan dan perbaikan
kualitas secara terus-menerus (Goetsch dan
Davis, 1994, p. 122).
Mekanisme Perubahan Budaya

Pahamilah sejarah 01 03 Bersiaplah untuk


terciptanya budaya yang mendengarkan dan
sudah ada mengamati
S W

O T
Jangan memusihi system Libatkanlah setiap orang
yang sudah ada, tetapi 02 04 yang dipengaruhi oleh
perbaikilah perubahan
Penolakan
Terhadap
Budaya

Mengadopsi paradigma Memahami Melaksanakan strategi


baru yang mendukung persoalan para mengemabangkan
perubahan paradigm penentang potensial perubahan
tradisional para
pendukung perubahan
Pembentukan Budaya Kualitas
Pembentukan Budaya Kualitas
KONSEP VALUE CHAIN DAN
KEMITRAAN

Dalam sudut pandang strategik, konsep value chain


menekankan empat aspek utama untuk peningkatan laba
perusahaan, yaitu :
-Keterkaitan dengan pemasok
-Keterkaitan dengan pelanggan
-Keterkaitan proses dalam value chain suatu unit bisnis
-Keterkaitan antar value chain unit bisnis yang ada
dalam perusahaan
KEMITRAAN DENGAN PELANGGAN

D
D
Dengan melibatkan pelanggan dari tahap
awal siklus pengembangan produk, maka

D
pemanufakturan dapat melakukan
KEMITRAAN INTERNAL perubahan dengan reatif lebih murah dan
Tujuan dari dijalinnya kemitraan mudah. Kadangkala dibutuhkan upaya
internal adalah untuk memanfaatkan untuk melakukan pelatihan bagi
kemaampuan penuh dari sumber daya pelanggan.
perusahaan dan memfokuskannya pada
perbaikan kualitas secara terus-menerus. KEMITRAAN DENGAN PESAING POTENSIAL

Pada prinsipnya tujuan dari dijalinnya


KEMITRAAN DENGAN PEMASOK kemitraan dengan pesaing potensial juga
untuk meningkatkan daya saing. Strategi
tujuannya untuk menciptakan dan ini lebih banyak diterapkan pada
memelihara hubungan yang loyal, perusahaan-perusahaan kecil dan
saling percaya, dan dapat diandalkan menengah, meskipun sebenarnya dapat
sehingga akan menguntungkan kedua juga digunakan pada perusahaan besar.
bela pihak
REVIEW JURNAL
Judul Pengaruh Praktik Total Quality Management (TQM) terhadap Budaya Kualitas, Daya Saing dan Kinerja Perusahaan (Studi
pada Industri Manufaktur di Kota Makassar)
Jurnal JURNAL APLIKASI MANAJEMEN
Volume dan Halaman Volume 10 Nomor 3
Tahun 2012
Penulis Musran Munizu; Surachman; Ubud Salim; Solimum
Tujuan Penelitian Menguji konsistensi pengaruh praktik TQM terhadap budaya kualitas, daya saing, dan kinerja perusahaan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung pada Industri Manufaktur di Kota Makassar
Subjek Penelitian Perusahaan Industri Manufaktur di Kota Makassar
Masalah Penelitian  Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (quantitative approach).Penelitian ini dilakukan di Kota
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tergolong dalam
kategori industri manufaktur (pengolahan) skala menengah dan skala besar yang beroperasi di Kota Makassar.
Terdapat 167 perusahaan industri manufaktur yang beroperasi dengan penyerapan jumlah tenaga kerja sebesar
19.283 orang. Sebanyak 127 perusahaan terkonsentrasi di Kawasan Industri Makassar (KIMA), sedangkan sisanya
sebanyak 40 perusahaan berada di luar Kawasan Industri Makassar (BPS Kota Makassar, 2010).
 Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampel jenuh (sensus). Perusahaan sampel
adalah perusahaan yang telah menjalankan unsur-unsur praktik Total Quality Management (TQM) baik secara
penuh maupun secara parsial. Jumlah responden pada setiap perusahaan adalah 1 orang yang memegang jabatan
pada level manajemen yakni: manajer produksi/manajer operasional/pimpinan departemen mutu/supervisor.
 Variabel yang akan diuji dalam penelitian ini dapat dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Praktik total quality
management (TQM) adalah variabel eksogen (X1 ); (2) Budaya kualitas adalah variabel endogen-1 (Y1 ); (3) Daya
saing perusahaan adalah variabel endogen-2 (Y2 ); dan (4) Kinerja perusahaan adalah variabel endogen-3 (Y3 ).
 Metode atau teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner, dan wawancara mendalam.
 Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, dan Structural Equation Modeling (Solimun, 2006).
REVIEW JURNAL
Hipotesis H1 : Semakin efektif praktik Total Quality Management (TQM) dijalankan, maka akan semakin kuat budaya kualitas perusahaan.
H2 : Semakin efektif praktik Total Quality Management (TQM) dijalankan, maka akan semakin meningkat daya saing yang dicapai
perusahaan.
H3 : Semakin efektif praktik Total Quality Management (TQM) dijalankan, maka akan semakin meningkat kinerja yang dicapai
perusahaan.
H4 : Semakin kuat budaya kualitas, maka akan semakin meningkat daya saing yang dicapai perusahaan.
H5 : Semakin kuat budaya kualitas, maka akan semakin meningkat kinerja yang dicapai perusahaan.
H6 : Semakin tinggi daya saing, maka akan semakin meningkat kinerja yang dicapai perusahaan.
H7 : Praktik Total Quality Management (TQM) yang semakin efektif akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan melalui budaya
kualitas yang semakin kuat.
H8 : Praktik Total Quality Management (TQM) yang semakin efektif akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan melalui daya saing
perusahaan yang semakin tinggi.
Hasil Penelitian Dalam menguji konsistensi pengaruh praktik TQM terhadap budaya kualitas, daya saing, dan kinerja perusahaan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung pada Industri Manufaktur di Kota Makassar, menunjukkan bahwa praktik TQM berpengaruh langsung
terhadap budaya kualitas, daya saing, dan kinerja perusahaan. Budaya kualitas berpengaruh langsung terhadap daya saing. Daya saing
berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan. Namun Budaya kualitas berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja, tetapi budaya
kualitas meningkatkan kinerja melalui daya saing. Praktik TQM meningkatkan kinerja melalui daya saing. Praktik TQM berpengaruh tidak
signifikan terhadap kinerja perusahaan melalui budaya kualitas.
Kekuatan Praktik TQM yang efektif dapat menghasilkan budaya kualitas yang kuat, daya saing yang tinggi, dan peningkatan kinerja pada industri
manufaktur di Kota Makassar. Budaya kualitas mampu meningkatkan kinerja perusahaan secara tidak langsung melalui daya saing
perusahaan. Daya saing dapat mendukung tercapainya kinerja
perusahaan yang lebih baik.
Kelemahan Penelitian ini memiliki keterbatasan yakni penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang beroperasi di
Kota Makassar, sehingga temuan-temuan yang dihasilkan memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan generalisasi hasil temuan
penelitian ini pada industri manufaktur di daerah lain, dan pada perusahaan jasa.

Anda mungkin juga menyukai