Anda di halaman 1dari 50

ANALISIS DEVIASI PENGUKURAN METER GAS

ORIFICE V-9003
KERTAS KERJA WAJIB

Oleh :

Nama : Robiatul Insani


NIM : 171440040
Prodi : Teknik Instrumentasi Kilang
Bidang Minat : Instrumentasi dan Elektronika
Tingkat : III (Tiga)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL
PEM Akamigas

Cepu, Februari 2020


LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Husky CNOOC Madura ltd

Periode : 5 Februari 2020 – 4 Maret 2020

Disusun Oleh :

Robiatul Insani
NIM 171440040

Telah diperiksa dan disetujui pada


tanggal

Mengetahui

Pembimbing

Yanoor Yusackarim

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Deviasi Pengukuran Meter Gas Orifice


Nama Mahasiswa : Robiatul Insani
NIM : 171440040
Program Studi : Teknik Instrumentasi Kilang
Jurusan : Instrumentasi dan Elektronika
Diploma : III (Tiga)

Menyetujui,
Pembimbing Kertas Wajib

Agus Heriyanto
NIP.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Instrumentasi Kilang

Royke Rudolf Roring, S.T., M.T.


NIP. 195405111978091001
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT, Pemelihara
seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis
mampu menyelesaikan Kertas Kerja Wajib ini.
Kertas Kerja Wajib ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna
menyelesaikan program studi D-III. Penulis menyadari bahwa KKW ini bukanlah
tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.
Terselesaikannya KKW ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran tangan
berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis mengungkapkan rasa
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M. Sc. selaku Ketua PEM Akamigas yang
memberikan motivasi dalam penyusunan KKW.
2. Bapak Royke Rudolf Roring, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Instrumentasi Kilang yang memberi masukan dalam penyusunan KKW.
3. Ibu Astrie Kusuma Dewi, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing, yang
dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan
penulis.
4. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang telah memberikan doa dan
dukungan kepada penulis.
5. Bapak Yanoor Yuscakarim selaku pembimbing di lapangan.
6. Bapak
7. Semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan
Kertas Kerja Wajib ini.

Cepu, Februari 2020


Penulis,

Robiatul Insani
171440040

iv
INTISARI

DAFTAR ISI

Halaman

v
vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Natural gas atau gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang

tersusun atas metana (CH4) dan komponen hidrokarbon lainnya. Investasi untuk

natural gas sangat besar maka tidak akan terhindar dari potensi adanya kerugian.

Apabila terdapat kegiatan jual beli, tidak menutup kemungkinan akan terjadi

kerugian khususnya finansial dimana kerugian itu bisa didapat pihak produsen, pihak

konsumen atau kedua pihak produsen dan konsumen. Untuk menghindari potensi

kerugian itu, diperlukan cara – cara untuk meminimalkan kerugian tersebut.

Salah satu cara untuk meminimalkan potensi kerugian adalah dengan cara

menjaga pengukuran suatu sistem pengukuran gas baik. Sistem pengukuran gas

menjadi faktor yang sangat penting dan harus dijaga pengukurannya. Apabila

pengukuran suatu sistem pengukuran buruk maka akan terjadi potensi kesalahan

pengukuran yang akan mengakibatkan kerugian di kedua belah pihak. Ketika telah

terjadi kerugian maka tidak ada lagi proses jual beli gas alam sehingga produsen gas

akan merugi akibat tidak ada pemasukan dana dan konsumen industri tidak bisa

melakukan kegiatan produksi akibat tidak mempunyai sumber energi.

Sistem pengukuran sangat berperan penting dalam pengukuran laju alir gas.

Parameter - parameter yang mendukung pengukuran flow meter harus selalu dijaga.

Oleh sebab pentingnya pengukuran dari flow meter maka perlu dilakukan analisis

pengukuran dari suatu flow meter. Penulis tertarik untuk mengambil judul kertas

kerja wajib “ANALISIS DEVIASI PENGUKURAN METER GAS ORIFICE DI GAS

METERING STATION”

1
1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib ini antara lain :

1. Memahami process flow diagram Husky CNOOC Madura Ltd

2. Melakukan analisis deviasi dengan cara menghitung deviasi pengukuran laju

alir gas meter orifice standar AGA 3 dengan perhitungan di flow computer

dan deviasi flow rate dari chart recorder dengan flow rate flow computer.

I.3 Ruang Lingkup

Dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini, penulis hanya

membahas tentang :

Perhitungan deviasi pengukuran sistem meter orifice kondisi aktual dengan

standar AGA 3 di lapangan dengan pengukuran dari flow computer.

I.4 Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib

(KKW) ini adalah kajian pustaka dan wawancara.

I.5 Sistematika Penulisan

Penulisan Kertas Kerja Wajib ini dibagi menjadi beberapa bab dan dari

setiap bab masih dibagi beberapa sub bab, hal ini dimaksud untuk mempermudah

penulisan dan juga mengetahui tahapan serta maksud pokok bahasannya. Sistematika

penulisan dibuat sedimikian rupa sehingga penulisan kertas kerja wajib terlihat rapid

dan mudah untuk dipahami.

I. Pendahuluan

2
Bagian ini membahas mengenai latar belakang maksud dan tujuan Kertas

Kerja Wajib, pemisahan serta metode dan sistem penulisan.

II. Orientasi Umum

Bagian ini membahas mengenai orientasi umum Husky CNOOC Madura ltd

III. Dasar Teori

Bagian ini membahas mengenai instrumentasi gas metering orifice,

IV. Pembahasan

Bagian ini membahas mengenai instrumentasi gas metering orifice, analisis

deviasi perhitungan laju alir manual AGA 3 dengan laju alir pada flow computer,

analisis deviasi perhitungan laju alir dengan chart recorder dengan laju alir pada

flow computer

V. Penutup

Bagian ini berisi simpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran

pendukung Kertas Kerja Wajib.

3
II. ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat Husky CNOOC Madura ltd

Gambar 2.1. Logo HCML

Husky-CNOOC Madura ltd. merupakan perusahaan yang bergerak di dalam produksi gas

yang beroperasi di wilayah kerja Selat Madura. Sebelumnya perusahaan ini bernama HOML

(Husky Oil Madura ltd.), berganti nama menjadi HCML pada bulan Januari 2011. Perusahaan

ini adalah bentuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama

(KKKS) dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas

Bumi (SKK MIGAS), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan perusahaan untuk

melaksanakan kegiatan eksplorasi-eksploitasi minyak dan gas bumi di daerah Selat Madura

tersebut. Karena penamaan perusahaan ini adalah Husky CNOOC Madura ltd., mengartikan

bahwa perusahaan ini merupakan bentuk kerja sama dan anak perusahaan dari CNOOC ltd.

dan Husky Energy, Inc. dimana untuk Husky dan CNOOC masing-masing mempunyai 40%

kemitraan, sedangkan perusahaan local samudra Energi menguasai 20% Husky Energy, Inc.

merupakan perusahaan minyak dan gas yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahan ini

didirikan di Wyoming, Amerika Serikat pada tahun 1938. Sebelumnya perusahaan ini bernama

Husky Refining Company, kemudian berubah menjadi Husky Energy, Inc. seperti saat ini.

4
Kantor pusatnya kemudian berpindah ke Kanada, tepatnya di Calgary, negara bagian Alberta.

Perusahaan ini mengadakan eksplorasi minyak dan gas di Amerika Serikat dan Kanada,

khususnya bagian barat dari kedua negara tersebut yang dekat dengan Samudera Pasifik.

Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini mengembangkan eksplorasinya menuju Asia

Pasifik, khususnya di Indonesia yang terletak di Selat Madura sebagai kemitraan dengan

CNOOC.

Bisnis dari perusahaan ini berfokus dua macam bidang, yakni operasi hulu dan hilir yang

dilakukan di Kanada bagian Barat dan Amerika Serikat; operasi lepas pantai (offshore) yang

dilakukan di Samudera Atlantik dan kawasan Asia Pasifik. Operasi lepas pantai di Asia Pasifik

inilah yang sedang dikembangkan di kawasan Selat Madura dengan melaksanakan kemitraan

dengan CNOOC ltd. Operasi yang dilakukan berupa lapangan BD yang terdiri atas wellhead

platform, FPSO serta GMS meter dan perairan dangkal MDA-MBH dimana kedalaman

lautnya berkisar 90M. sedangkan BD WHP dikedalaman 40m, .

Sementara CNOOC ltd. adalah perusahaan minyak dan gas milik Republik Rakyat

Tiongkok (RRT) yang berada dalam peringkat terbesar setelah CNPC dan Sinopec.

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 15 Februari 1982 dan berpusat di Beijing, Ibukota negara

RRT. Sebagai perusahaan minyak dan gas terbesar di Tiongkok, maka perusahaan ini juga

mengembangkan sayapnya di kancah dunia dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan

di bidang yang sama di dunia sehingga perusahaan ini termasuk dalam perusahaan

multinasional. Adapun perusahaan ini melakukan kegiatan operasionalnya di lepas pantai

Tiongkok di Teluk Bo Hai, baik secara lokal maupun melakukan kerjasama dengan

perusahaan di luar Tiongkok. Di luar Tiongkok, perusahaan ini melakukan kegiatan operasi

dan eksplorasinya dengan menjadi pemegang saham dengan perusahaan lainnya yang

memiliki blok di Australia, Nigeria, Indonesia, dan negara-negara lainnya. Khususnya di

Indonesia, CNOOC ltd. melakukan kerjasama dengan Husky Energy, Inc. dengan melakukan

5
kegiatan eksplorasinya di Selat Madura. Kegiatan eksplorasi ini juga didukung oleh Samudra

Energy, ltd. selaku perusahaan minyak dan gas dari Indonesia. Husky-CNOOC Madura, ltd.

memiliki dua kantor pusat yang berlokasi di Bursa Efek Jakarta dan Graha Intiland Surabaya.

Adapun area lepas pantai terletak di Selat Madura, Jawa Timur dan Gas Metering System

terletak di area pantai Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

2.2. Wilayah Operasi

Husky-CNOOC Madura, ltd. memiliki wilayah Production Sharing Contract (PSC) atau

KKKS di lepas pantai Selat Madura, Provinsi Jawa Timur. Per 2018, total sumur yang

dieksplorasi telah berjumlah 40 sumur. Adapun area operasi ditampilkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Peta Wilayah Production Sharing Contract HuskyCNOOC


Madura, ltd.

Dari gambar 2.2. di atas ada lima daerah yang telah memproduksi gas (balloon box

berwarna hijau): BD, MAC, MBH, MDK, dan MDA. Kelima daerah tersebut menjadi

production well. Sementara ada tiga daerah yang masih berada dalam tahap eksplorasi

(balloon box berwarna kuning): MAX, MBF, dan MBJ. Ketiga daerah tersebut merupakan

exploration well. Semua sumur tersebut – production well maupun exploration well – berada

di dalam empat area production sharing contract milik Husky-CNOOC Madura, ltd. Dari area

6
sumur tersebut, gas dialirkan menuju ke GMS untuk kemudian diolah kembali dan dialirkan

ke masyarakat.

2.3. BD Field

BD Field merupakan salah satu lapangan produksi gas yang berada di daerah kontrak produksi

milik Husky-CNOOC Madura, ltd. di Selat Madura. Secara geografis, lapangan produksi gas ini

berlokasi di lepas pantai (off-shore) Selat Madura yang berjarak 65 km dari Kota Surabaya dan

16 km dari Pulau Madura, Jawa Timur.

Gambar 2.3. Lokasi area BD


Lapangan produksi gas ini dibangun untuk melakukan recovery terhadap 441.7 BCF gas

dan 18.7 MM barrel kondensat selama usia operasional lapangan yang diharapkan selama 13

tahun. Dalam lapangan produksi ini, gas rate yang diproduksi adalah sebesar 100 MMCFD dan

kondensat yang diproduksi per hari sebesar 7000 BBL/hari atau setara dengan 25000 BOEPD.

Selain gas, terdapat juga H2S, dimana kandungan H2S mencapai 4700 ppmv, dan H2S disini

diproses untuk kemudian dikapalkan dalam bentuk condensate cair. Dan pengolahan ini adalah

pengolahan pertama yang ada di dunia . Adapun jumlah yang diproduksi sebesar 18 MT,

sementara distribusi gas ke buyer baru dilakukan pada tanggal 27 Juli 2017.

7
Anjungan lepas pantai dari lapangan BD merupakan wellhead platform yang

memiliki profil empat kaki, memiliki tiga buah deck: boat landing, cellar deck, dan main deck;

ditambah dengan satu mezzanine deck. Terdapat 6 sumur: 4 Active Gas Well dan 2 Spare Well

Slots pada anjungan lepas pantai ini, sedangkan fasilitas penunjang yang mendukung kegiatan

operasi pada anjungan ini berupa wellhead dan flow line, test manifold, production manifold,

multiphase flow meter, pedestal crane dan diesel tank, control room, detektor bahaya (api, gas,

dan racun), serta keperluan seperti gas instrumentation system, hydraulic system package,

chemical injection package, dan lainnya. Dalam menunjang kegiatan, daya untuk menjalankan

kegiatan operasi disuplai sebesar 3.3 kV yang berasal dari sub-sea dan penunjang komunikasi

dialirkan melalui kabel yang bersumber dari area FPSO

Gambar 2.4. BD Wellhead Platform


Gas yang telah dieksplorasi dari sumur mengandung H2S yang cukup tinggi, sehingga

harus dibersihkan karena akan berakibat buruk bagi kesehatan maupun pipa, karena H 2S

8
merupakan sour gas yang dapat menimbulkan korosi. Sehingga setelah dieksplorasi, gas

dialirkan ke FPSO untuk dilakukan desulfurisasi. Hasilnya berupa dry gas. Setelah

dikeringkan, gas dialirkan kembali ke platform untuk dibawa ke GMS, sementara sulfur hasil

desulfurisasi digunakan industri yang menggunakan sulfur sebagai bahan baku antara lain

sabun.

2.4.Gas Metering Station Area

Gas Metering Station adalah sebuah tempat di mana gas kering yang sudah dilakukan

desulfurisasi dilakukan pengontrolan dan monitor untuk kemudian dialirkan kepada konsumen

yang membutuhkan. GMS yang dimiliki oleh HCML berlokasi di Desa Semare, Kecamatan

Kraton, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Adapun disekeliling GMS terdapat pula metering

area yang meneruskan aliran gasnya dari HCML sebagai konsumen, antara lain milik

Perusahaan Gas Negara (PGN), PT. IAE. Sarana utama yang dimiliki oleh GMS HCML

adalah rangkaian pipa dan sarana proses gas yang meliputi pigging receiver, knockout drum,

close drain drum, filter coalescer, dan metering skid. Untuk mendukung aktivitas produksi

dan pengontrolan, maka area GMS dilengkapi dengan control room, battery room, storage

tank dan analyzer shelter. Sementara untuk penunjang kegiatan pekerja, dibuat daerah

portacamp yang terdapat fasilitas seperti meeting room, medic room, kantor HSE, toilet pria,

mushola, pantry dan security control room. GMS melakukan pengontrolan gas selama 24 jam

dengan dua kali shift pekerjanya. Terdapat pula 3 area darurat: satu area utama dan dua area

tambahan, dengan indikasi darurat seperti kebocoran pipa, kebakaran, dan banjir. Indikasi

darurat lainnya yang terjadi ialah keberadaan hewan liar yang beracun atau berbisa seperti

ular, tawon, dan kalajengking.

Gas kering (dry gas) yang dialirkan dari platform dengan bantuan pig masuk ke dalam

rangkaian metering station. Pig masuk ke area pig receiver, sementara gas dialirkan menuju

knockout (KO) drum. Pada praktiknya, gas kering yang dialirkan dari platform tidak

9
sepenuhnya bersih, masih banyak residu-residu lain berupa benda padat, pasir, ataupun suatu

cairan. Maka, semua residu tersebut dibersihkan di knockout drum, kemudian residu dialirkan

menuju close drain yang nantinya akan diangkut oleh truk tangki untuk dibuang. Setelah

diproses di knockout drum gas kemudian dilakukan filtering di filter coalescers. Filtering

dilakukan guna menyaring gas dari residu-residu halus yang tidak tersaring dengan baik di

knockout drum. Ada tiga buah filter, di mana dua yang beroperasi, satu filter dibiarkan diam

dan digunakan apabila ada satu filter aktif yang mati. Setelah gas bersih dari residu, kemudian

dialirkan menuju metering skid. Ada tiga buah metering skid beserta control valve-nya. Sesuai

namanya, di dalam metering skid gas di-monitor ukuran tekanan dan kecepatan aliran sesuai

dengan penggunaan yang diusulkan konsumen.

Gambar 2.5. Rute aliran pipa dari platform menuju GMS

10
II. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Alat Ukur Laju Alir Gas Alam

Pada industri minyak dan gas banyak ketentuan untuk membangun suatu plant. Salah

satunya adalah pemilihan alat ukur khususnya pada kegiatan custody transfer menjadi hal yang

paling penting. Alat ukur pada kegiatan custody transfer menjadi hal yang paling penting karena

fungsinya untuk memonitor, mengendalikan proses dan melakukan perhitungan dari suatu proses

sehingga hasil pengukuran menjadi akurat. Salah satu alat ukur untuk custody transfer yang

digunakan untuk mengukur fluida gas yaitu orificemeter.

3.2 Orificemeter

Orificemeter adalah suatu set alat ukur yang menggunakan orifice plate sebagai

komponen utama dalam pengukuran gas alam (natural gas). Orifice plate dapat diartikan sebagai

suatu baja yang berbentuk lempengan tipis dengan bentuk dan lubang tertentu dengan internal

diameter dari pipa ukur (meter tube) yang terpasang. Orifice dikelompokkan ke dalam kelas

flowmeter yang biasa disebut dengan differential pressure flowmeter atau biasa juga disebut

dengan “head meter”. Metode pengukuran yang digunakan adalah inferential flowmeter dimana

orificemeter tidak mengukur secara langsung jumlah fluida akan tetapi mengukur parameter –

parameter yang kemudian dikonversi menjadi laju alir fluida.(9:543)

11
Jenis meter orifice yang banyak dipakai dan sudah ada standardnya adalah meter orifice

tipe flange tap dengan plate orifice tipe square edge concentric.(1:2) Sebuah orifice plate yang

terpasang di line, seperti pada Gambar 3.1 adalah area jet yang mengecil sesaat fluida melalui

lubang orifice (orifice bore) yang disebut “vena contracta’’.(2:8)

Gambar 3.1 Profil Aliran dan Vena Contracta pada Orificemeter(2:8)

Ketika aliran fluida mendekati orifice, tekanan fluida akan naik sedikit dan kemudian

turun mendadak ketika melewati lubang di plate orifice. Tekanan ini akan terus turun sampai

vena contracta dicapai, lalu perlahan naik kembali sampai mendekati 5 sampai 8 diameter,

tekanan tertinggi dicapai namun masih lebih rendah dari tekanan sebelum fluida masuk ke

orifice. Penurunan tekanan terjadi ketika fluida melewati orifice sebagai akibat dari kenaikan

kecepatan fluida sesudah melalui lubang plate orifice. Setelah kecepatan turun, tekanan

cenderung naik kembali menuju tekanan semula. Semua rugi tekanan (pressure loss) tidak dapat

kembali karena adanya rugi – rugi friksi dan turbulence di pipa. Tekanan jatuh di orifice akan

naik sejalan dengan kenaikan laju aliran (flow rate) fluida. Bila tidak ada aliran, maka tidak ada

beda tekanan. Beda tekanan proportional dengan kuadrat kecepatan, dengan demikian, bila

semua faktor tetap, maka beda tekanan proportional dengan kuadrat laju aliran.(2:10)

3.3 Persamaan Laju Alir Standar AGA 3

Pada industri migas untuk pengukuran fluida gas yang mengalir dalam pipa

menggunakan meter orifice menggunakan persamaan laju alir yang mengacu pada standar yang

12
dikeluarkan oleh American Gas Association (AGA). Dimana standar yang digunakan adalah

AGA Report No. 3 Orifice Metering of Natural Gas and Other Related Hidrocarbon Fluids dan

AGA Report No. 8 Compresibility Factor of Natural Gas.

Dasar persamaan aliran massa meter orifice dalam AGA 3 sebagai berikut:(3:6)

T b P b Z b Z bair h w
Q b=218.573C D (FT ) E v Y 1 d 2
Pb √Gr Z f T F
................................................(3.1)

Jika persamaan tersebut disederhanakan kembali, maka persamaan menjadi :

359.072 C D (FT ) Ev Y 1 d 2 √ ρf hw
Q b= .................................................................(3.2)
ρb

E v adalah faktor pendekatan velositas yang dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

(3:10)

1
EV = .......................................................................................................(3.3)
√1−β 4
Dengan β adalah rasio antara diameter bore orifice dan diameter dalam pipa saat kondisi

mengalir.(3:8)

d
β= ..................................................................................................................(3.4)
D

Keterangan:

d = diameter lubang pelat orifice pada kondisi mengalir dan dihitung menggunakan persamaan

sebagai berikut:(3:8)

d=d r +[1+∝1∗( T f −T r ) ] .......................................................................................(3.5)

D = diameter dalam pipa meter orifice pada kondisi mengalir dan dihitung menggunakan

persamaan sebagai berikut dengan suhu referensi 68℉ atau 20℃:(3:8)

D=D r [1+ ∝2∗( T f −T r ) ] ........................................................................................(3.6)

13
Y1 adalah Faktor ekspansi hulu dimana tekanan statis absolut diambil pada tap differensial

pressure hulu dan dapat dihitung menggunakan persamaan:(3:12)

( 0.42+ 0.35 0 β 4 ) x 1
Y 1=1− ...................................................................................(3.7)
k

Dengan x1, bila tekanan statis hulu diukur, maka menggunakan persamaan:(3:12)

∆P
x 1= ............................................................................................................(3.8)
N 3 Pf 1

Dimana N3 adalah faktor koreksi, jika ΔP dalam inH2O dan Pf dalam Psi maka N3 adalah

27,707. Dengan x1, bila tekanan statis hilir diukur maka menggunakan persamaan sebagai

berikut:(3:12)

∆P
x 1= ....................................................................................................(3.9)
∆ P+ N 3 P f 1

Untuk mencari nilai faktor ekspansi hilir Y2 dapat menggunakan persamaan: (3:12)

Pf 1 Zf 2
Y 2=Y 1
√ Pf 2 Zf 1
.................................................................................................(3.10)

Atau

( 0.42+ 0.35 0 β 4 ) x 1 P f 1 Z f 2
Y 2=1−
k √ Pf 2 Zf 1
.................................................................(3.11)

CD adalah koefisien discharge meter orifice tap flensa, tepi persegi, konsentris.

Persamaan dikembangkan oleh Reader – Harris Gallagher (RG), disusun kedalam rumus

keterkaitan yang jelas dan dianggap sebagai basis data regresi yang terbaik saat ini. Persamaan

ini dapat digunakan untuk ukuran pipa nominal lebih dari 2 inchi, beta rasio (β) 0,1 – 0,75,

diameter lubang orifice yang diberikan, dr adalah lebih besar dari 0,45 inchi (11,4 mm) dan

bilangan Reynold pipa dalam range 4.000 s.d 35.000.000. Koefisien RG dari persamaan meter

orifice yang dilengkapi dengan tap flensa didefinisikan sebagai berikut: (3:8-9)

14
0.1
106 β
C D ( FT )=Ci ( FT ) +0.000511
Re [ ] +(0.021+0.0049 A ) β 4 C ........................(3.12)

Dimana :

C i ( FT ) =Ci ( CT ) +Terminal Tap ..........................................................................(3.13)

C i ( CT ) =0.5961+0.0291 β 2−0.2290 β 8 +0.003(1−β) M 1 .................................(3.14)

Terminal Tap=Hulu+ Hilir ................................................................................(3.15)

Hulu= [ 0.0433+0.0712 e−8.311−0.1145 e−6.011 ] ( 1−0.14 A ) B ...............................(3.16)

Hilir=−0.116[ M 2−0.52 M 2] β 1.1 (1−0.14 A ) ...................................................(3.17)

β4
B= ............................................................................................................(3.18)
1−β 4

2 L2
M 2= ...........................................................................................................(3.19)
1−β

D
M 1=max 2.8−
[ N4 ]
,0 .......................................................................................(3.20)

0.8
19000 β
A=
[ Re ] ..................................................................................................(3.21)

0.35
106
C=
Re[ ] .........................................................................................................(3.22)

Dimana bilangan reynold pipa dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut: (3:10)

4. q pps
Re = ........................................................................................................(3.23)
π. μ.D

Laju alir volumetric pada kondisi mengalir (aktual) dapat dikalkulasikan menggunakan

persamaan berikut: (3:6)

q pps
q cfs= .............................................................................................................(3.24)
ρf

15
Dimana qcfs dalam sft3/s. Laju alir volumetric pada kondisi dasar (standar) dapat dikalkulasikan

menggunakan persamaan berikut: (3:6)

q pps
q scfs = ............................................................................................................(3.25)
ρb

Dimana qscfs dalam sft3/s, dimana s merupakan tanda bahwa laju alir tersebut dalam

keadaan standar. Secara umum kondisi standar yang umum dipakai adalah pada tekanan 14,73

Psia atau 14.73 Psia dan suhu 60 °F. Laju alir massa (qpps) dapat dikonversi ke laju alir

volumetris pada kondisi standar (qscfs) apabila densitas fluida pada kondisi standar (ρb) dapat

diketahui. Untuk perhitungan ρb dapat menggunakan persamaan pada AGA no 8 atau AGA NX19.
(3:6)

Perhitungan faktor kompresibilitas untuk custody transfer banyak yang menggunakan

standar perhitungan AGA NX19. Hasil perhitungan AGA NX19 berbeda ± 0,02% dari standar

terbaru AGA no 8. Namun AGA NX19 memiliki kelebihan dimana tidak ada proses iterative pada

perhitungannya. AGA NX19 digunakan pada range data tertentu, seperti terlihat pada Tabel 3.1.

Metode Perhitungan faktor kompresibilitas menggunakan metode 4 atau dikenal dengan

Gross Heating Value (GHV) Method dari AGA NX19, dimana tahapan perhitungannya dimulai

dengan perhitungan GHV dimana perhitungannya menggunakan standar perhitungan GPA 2172.

Dimana persamaan perhitungan GHV sebagai berikut: (6:401)

GHV ( dry )=x 1 . H idv1 + x 2 . H idv 2 +…+ x n . H idvn ..........................................................(3.26)

GHV ( sat )=( 1−x w ) .GHV ( dry ) .........................................................................(3.27)

Tabel 3.1 Range Data(9:60)

Item Range
Pressure (Pg) s.d 5000 Psig
Temperature (Tf) -40 s.d 240 oF

16
Spesific Grafity 0.554 to 1.0
CO 2dan N2 0 s.d 15%

Jika komposisi gas tidak mengandung air maka GHV yang digunakan adalah

GHV(dry), namun jika mengandung air maka GHV(sat) yang digunakan. Kemudian dilakukan

tahapan – tahapan perhitungan sebagai berikut: (6:401)

n
GHV = [ ∑ x i . bi
i= j
] /Z b ...........................................................................................(3.28)

671 P f
Padj = ...............................................(3.29)
693−0.0209 GHV +379 X CO 2−201 X N 2

359.46(T f + 460)
T adj = .....................................(3.30)
124.7+ 0.2203GHV +384.99 X CO 2+ 91.11 X N 2

Padj + 14.7
P= .....................................................................................................(3.31)
1000

T adj
T= ...............................................................................................................(3.32)
500

m=0.0330378 T −2−0.0221323 T −2 +0.0161353T −2 ..........................................(3.33)

n=0.265827 T −2+ 0.0457697T − 4−0.133185 T −1 ¿ m−1 ......................................(3.34)

3−mn2
B= ........................................................................................................(3.35)
9 mP 2

9 n−2 m n3 E
b= 3
− .....................................................................................(3.36)
54 m P 2 m P2

Dimana nilai E dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan El atau E2 dst.

Penentuan persamaan yang digunakan dengan melihat pada P dan T, yang diperoleh dari

perhitungan, masuk pada range E keberapa. Range untuk penentuan persamaan E yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Dan untuk persamaan masing – masing E adalah sebagai berikut: (6:403)

17
T a=T −1.09 .......................................................................................................(3.37)

T b=1.09−T ......................................................................................................(3.38)

2
E1=1−0.0075 P2.3 .exp (−20T ab )−0.0011T a0.5 P2 [ 2.17+1.4 T 0.5
a −P ] ..............(3.39)

E2=1−0.0075 P2.3 [2−exp (−20 T b )−1.317T b4 P ( 1.69−P2 ) ] ...........................(3.40)

E3 =1−0.0075 P2.3 [ 2−exp (−20T b ) ] +0.455 (200T 6b −0.03249T b +2.0167 T 2b−18.028 T 3b+ 42.844 T 4b )( P−1.3)[1.6

.............................................................................................................................(3.41)

E 4=1−0.0075 P2.3 [ 2−exp (−20 T b ) ] +0.455(200 T 6b−0.03249 T b+ 2.0167 T 2b −18.028T 3b +42.844 T 4b )( P−1.3)[1.6

.............................................................................................................................(3.42)

E5 =E4 −x ...........................................................................................................(3.43)

E6 =E5−x ...........................................................................................................(3.44)

E7 =E6−x ...........................................................................................................(3.45)

E8 =E7−x +¿¿
1 .......................................................................................................(3.46)

x= A ( T −2 ) + A1 (P−2)2 + A2 (P−2)3 + A3 (P−2)4 ..............................................(3.47)

x 1=( P−1.32 )2 ( P−2 ) [3−1.483 ( P−2 )−0.1 ( P−2 )2 +0.0833 ( P−2 )3 ] .................(3.48)

A=1.7172−2.33123 T −1.5679T 2 +3.47644 T 3 −1.28603T 4 ...........................(3.49)

A1=0.016299−0.028094 T −0.48782 T 2+ 0.78221T 3−0.27839 T 4 ..................(3.50)

A2=−0.35978−0.51419 T −0.16453 T 2+ 0.52216T 3−0.19687 T 4 ...................(3.51)

A3 =0.075255−0.10573 T −0.058598 T 2+ 0.14416T 3−0.054533 T 4 ................(3.52)

Tabel 3.2 Range Pententuan Nilai E(9:62)

P T E
0 s.d 2 1.09 s.d 1.4 E1
0 s.d 1.3 0.84 s.d 1.09 E2
1.3 s.d 2.0 0.84 s.d 1.09 E3
1.3 s.d 2.0 0.84 s.d 0.88 E4

18
2.0 s.d 5.0 0.84 s.d 0.88 E5
2.0 s.d 5.0 0.88 s.d 1.09 E6
2.0 s.d 5.0 1.09 s.d 1.32 E7
2.0 s.d 5.0 1.32 s.d 1.40 E8

Setelah memperoleh E maka langkah selanjutnya dalam perhitungan Zf adalah sebagai berikut:
(6:3)

D=¿¿..................................................................................................................(3.53)

1
Zf=
B n ................................................................................................(3.54)
−D+
D 3P

Dimana Zf adalah faktor kompresibilitas fluida pada kondisi operasi. Kemudian

dilakukan perhitungan densitas fluida pada kondisi operasi (ρb) dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut: (3:16)

P f xBM
ρf= .....................................................................................................(3.55)
Z f xRx T f

Dimana R adalah konstanta universal dan BM adalah berat molekul. Kemudian untuk

menghitung densitas fluida pada kondisi standar (ρb), maka harus diketahui faktor

kompresibilitas pada kondisi standar (Zb), yang perhitungannya menggunakan standar GPA

2172 dengan persamaan sebagai berikut: (6:3)

n 2

Z b=1−Pb . [∑ ]
i= j
x i . b i ..........................................................................................(3.56)

Dimana bi adalah summation factor yang ada dalam GPA 2172 dan Pb adalah tekanan

standar yang digunakan atau disepakati, umumnya 14,696 Psia. Kemudian dilakukan

perhitungan densitas fluida pada kondisi standar (ρb) dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut: (3:16)

19
Pb xBM
ρb = .....................................................................................................(3.57)
Z b xRx T b

Dimana Tb adalah suhu standar yang digunakan atau disepakati, secara umum dipakai

suhu standar sebesar 60 oF.

3.4 Komponen Utama

Meter orifice terdiri dari dua komponen utama yaitu primary element dan secondary

element. Dimana primary element terdiri dari orifice plates, orifice fitting dan meter tube,

sedangkan secondary element terdiri dari DP, PT, TT, chart recorder dan flow computer.

1. Orifice Plates

Concentric Eccentric

Segmental Quadrant Edge

Gambar 3.2 Tipe Plat Orifice(12:53)


Pelat orifice adalah sebuah pelat bundar dengan lubang di bagian tengahnya dimana

pelat dipasang pada pipa aliran sehinga bekerja sebagai element penghasil beda tekanan fluida.

Pada umumnya pelat orifice terbuat dari material stainless steel (SS304 atau SS 316), material

monel atau carbon steel. Terdapat empat jenis orifice plate berdasarkan bentuk lubangnya yaitu

concentric, eccentric, segmental, dan quadrant radius. Keempat jenis bentuk lubang dari orifice

plate tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2. (12:53)

Concentric Orifice Plate merupakan pelat orifice dengan lubang terletak tepat di tengah

orifice plate dan memiliki bentuk bulat sempurna. Model pelat ini digunakan pada pengukuran

fluida gas yang kering dan memiliki sifat tangguh pada pengukuran.(12:53)
20
Segmental Orifice Plate merupakan orifice plate dengan lubang terletak di bagian

tengah orifice plate dan berbentuk setengah lingkaran. Penggunaan model ini adalah untuk

pengukuran pada jenis fluida gas atau cair yang mengandung sejumlah pengotor yang tidak

bersifat abrasif. Performa model segmental tidak sebaik model concentric plate.(12:53)

Eccentric Orifice Plate merupakan orifice plate dengan lubang terletak tidak tepat di

tengah orifice plate dan berbentuk bulat sempurna. Biasanya digunakan untuk pengukuran pada

fluida cair yang mengandung sejumlah kecil partikel padat tapi tidak bersifat abrasif atau

digunakan pada fluida gas yang mengandung sejumlah kecil fase cair.(12:53)

Sedangkan Quadrant Radius Orifice Plate digunakan untuk pengukuran pada fluida

viskos yang menggunakan pipa dengan Reynold Number di bawah 10.000.(12:53)

Kalibrasi ukuran diameter lubang orifice plate secara berkala dan pemeliharaan

kebersihan dilakukan agar orifice plate bebas dari akumulasi kotoran atau benda asing yang

mempengaruhi luasan permukaan lubang orifice plate. (12:53)

Instalasi orifice plate distandarkan dengan besaran beta rasio. Beta rasio adalah

perbandingan antara diameter lubang orifice plate dengan diameter dalam pipa. Menurut standar

AGA Report No. 3 besarnya beta ratio yang dibutuhkan pada metering unit dengan

menggunakan flange taps adalah berkisar 0,15 sampai dengan 0,7. Sedangkan metering unit

dengan menggunakan pipe taps, besarnya beta ratio berkisar 0,2 sampai dengan 0,6711.

Pemilihan beta ratio akan memberikan persentase nilai ketidakpastian tersendiri terhadap

pengukuran flow rate.(2:10)

2. Meter Tube

Meter tube didefinisikan sebagai bagian pipa yang lurus yang mencakup semua bagian

seperti orifice plate holder, upstream dan downstream dari orifice plate pada meter tube tidak

21
diijinkan ada sambungan pipa dimana harus sesuai ketentuan instalasi bagian upstream dan

downstream meter tube kecuali pressure taps, temperature probe, flow conditioner, orifice plate

holder dan inline meter tube yang diperlukan untuk menghubungkan bagian dari meter tube. Pipa

yang digunakan harus memenuhi spesifikasi uniform roundness, wall thickness dan kekuatan

pipa. Panjang meter tube ditentukan dari konfigurasi piping di inlet dan fungsi dari beta ratio

yang sesuai dengan AGA 3. Piping dikerjakan dengan automatic welding dan metoda special

internal alignment. Semua lokasi las yang kritikal di gerinda. Test yang perlu dilakukan adalah X

ray dan hydostatic testing.(2:10)

3. PT, TT dan DP Transmitter

DP Transmitter mengukur beda tekanan, temperature transmitter mengukur suhu

downstream orifice flange, dan pressure transmitter mengukur tekanan upstream orifice flange.

Data – data tersebut kemudian dikirimkan ke flow computer sebagai data digital yang kemudian

digunakan untuk menghitung laju alir fluida.(13:98)

Pemasangan DP transmitter untuk fluida gas harus di atas atau tepat pada level dari

tapping point di orifice flange atau fittings, agar supaya cairan terkondensasi tidak terjebak di

sensing chamber yang dapat mempengaruhi differential pressure karena adanya liquid

hidrostatik. Sedangkan untuk fluida cair, transmitter dipasang dibawah dari tapping point agar

supaya tidak ada gas pocket. (13:98)

22
Gambar 3.3 Transmitter.(13:98)

4. Chart Recorder

Gambar 3.4 Chart Recorder(13:102)

Chart recorder merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur parameter proses

sepert beda tekanan, tekanan statis dan temperature diman pengukuran yang dilakukan secara

local langsung di lapangan. Kebanyakan chart recorder yang dipakai pada meter orifice adalah

circular dan berputar satu putaran setiap 24 jam atau satu minggu. Chart recorder dilengkapi

dengan satu, dua atau tiga pen. Untuk pengukuran gas, minimal menggunakan dua pen untuk

menghitung perubahan pada static pressure dan differensial pressure. Jika terdapat perubahan

temperature sangat signifikan maka tiga pen recorder digunakan untuk mengkompensasi

perubahan temperature. Pen merah digunakan untuk mengukur DP, pen biru untuk mengukur

tekanan statis dan pen hijau untuk mengukur suhu. Chart recorder mempunya 3 jenis skala

antara lain skala uniform, skala square root dan skala gabungan uniform dan square root. (12:18)

Untuk menghitung total luas dari chart recorder, dipakai alat yang disebut Planimeter.

Penghitungan dengan Planimeter banyak kesalahan karena kesalahan paralaks (penglihatan).


(12:18)

23
a. Pembacaan Chart Recorder Dengan Planimeter

Gambar 3.5 Planimeter Digital(14:6)

Planimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk menghitung luas dengan cara

mekanis. Planimeter ada dua macam, yaitu planimeter manual dan planimeter digital. Alat

planimeter terdiri dari dari dua tangkai (batang) yang dihubungkan oleh sendi yang

memungkinkan kedua tangkai tersebut bergerak bebas pada meja gambar. Tangkai yang pertama

disebut tangkai jarum tetap atau tangkai batang (kutub), di bagian ujung lain dari tangkai tetap

terdapat jarum pelacak tetap yang disebut dengan kutub planimeter. Tangkai yang kedua disebut

tangkai pelacak. Pada ujung-ujung tangkai pelacak terdapat sebuah roda (roda ukur) dan jarum

pelacak untuk menelusuri batas daerah yang diukur. Roda ukur dapat berputar bersamaan dengan

gerakan dari jarum pelacak.(14:5)

Gambar 3.6 Bagian Planimeter(14:5)

a. Pengoperasian Planimeter

Langkah-langkah mempersiapkan alat planimeter sebelum digunakan untuk menghitung

luas: (14:5)

24
1. Letakan chart yang akan digunakan di atas meja, dan usahakan agar tidak bisa berpindah

posisi

2. Mengeluarkan alat dari box alat

3. Hubungkan plainmeter dengan kabel USB agar tersambung dengan laptop yang sudah

terdapat software aplikasi pembaca plainmeter

4. Mencari posisi untuk kutub planimeter. Posisi kutub diusahakan

agar batang pelacak dapat menjangkau seluruh garis batas dengan sudut antara batang

pelacak dengan batang kutub lebih kecil dari 180o

5. Setelah kutub terpasang, gerakkan mengelilingi area batas untuk mengetahui ada tidaknya

hambatan dari gerak roda.

IV. PEMBAHASAN

4.1 Process Flow Diagram

Gas Matering Station mendapat suplai gas FPSO (Floating Production

Storage And Ofloading) dan menyalurkannya ke PT.PGN, PT. Diagram alir proses

dapat dijelaskan dari gambar 4.1.

25
Gambar 4.1 Bojonegara Station Overview

proses gas yang meliputi pigging receiver, knockout drum, close drain drum, filter

coalescer, dan metering skid. Untuk mendukung aktivitas produksi dan pengontrolan, maka

area GMS dilengkapi dengan control room, battery room, storage tank dan analyzer shelter.

Gas kering (dry gas) yang dialirkan dari platform dengan bantuan pig masuk ke dalam

rangkaian metering station. Pig masuk ke area pig receiver, sementara gas dialirkan menuju

knockout (KO) drum. Pada praktiknya, gas kering yang dialirkan dari platform tidak

sepenuhnya bersih, masih banyak residuresidu lain berupa benda padat, pasir, ataupun suatu

cairan. Maka, semua residu tersebut dibersihkan di knockout drum, kemudian residu dialirkan

menuju close drain yang nantinya akan diangkut oleh truk tangki untuk dibuang. Setelah

diproses di knockout drum gas kemudian dilakukan filtering di filter coalescers. Filtering

dilakukan guna menyaring gas dari residu-residu halus yang tidak tersaring dengan baik di

knockout drum. Ada tiga buah filter, di mana dua yang beroperasi, satu filter dibiarkan diam

dan digunakan apabila ada satu filter aktif yang mati. Setelah gas bersih dari residu, kemudian

dialirkan menuju metering skid. untuk ke materingnya akan melewati header, dimana disitu

26
ada sampling probe yang berfungsi sebagai pengukur kualitas gas yang akan dikirim ke buryer

sebelum memasuki proses penghitungan atau matering, elemen pengukurannya sendiri berupa

HCDP, CO2, H2S, H2O, GC. Dari header matering sendiri akan di bagi ke setiap buryer

dengan masing-masing stream, dimana terdapat 4 stream yaitu V-9001, V9002, V-9003, DAN

V-9004, yang mana stream 1 untuk IAE dan PKG, stream 2 untuk future, stram 3 PGN dan

stream 4 digunakan sbagai back-up jika akan dilakukan validasi atau maintance lainnya.

4.2 Instrumentasi Gas Metering System v-9003

Terdapat peratalan instrumentasi yang mendukung gas metering system orifice V-9003

antara lain :

Gambar 4.2 P&ID Gas Metering Orifice V-9003

1. Orifice Meter V-9003

Orifice fitting yang digunakan pada metering system menggunakan tipe dual chamber

orifice meter atau senior type yang berarti orifice plate yang berada di dalam fitting

tersebut dapat diganti tanpa harus menghentikan proses yang berjalan. Tabel 4.1 menunjukkan

spesifikasi dari Orifice V-9003

27
Gambar 4.3 Orifice Meter

Tabel 4.1 Spesifikasi Orifice Meter V-9003

no spesifikasi

1 Tag number V-9003

2 Manufacture Canalta dual chamber

3 Tap connection Two ½” NPT per side standart, two 1/2'’ NPT additional per side
optional (TT)

2” and 3” fitting sizes center bored ro 375” center bored to 375”


inside diameter 4” and larger size center bored to.500” inside
diameter tolerance +/- 1/64

4 Operation Standart at -20F to 100F


temperature

5 Operation shaft Left hand mount standart on sizes 2” yhrought 14” (150-1500
location ANSI) dual operatiom on sizes 16” and larger or 2500 ANSI

28
2. Pressure Transmitter 90-PIT-250

Pressure Transmitter berfungsi mengukur dan mengirimkan pressure dari aliran gas ke

flow computer. Tabel 4.2 menunjukkan spesifikasi dari Pressure Transmitter 90-PIT-250:

Gambar 4.4 Pressure Transmitter

Tabel 4.2 Spesifikasi Pressure Transmitter 90-PIT-250

No Spesifikasi Unit
1 Tag Number 90-PIT-250
2 Manufacture Yokogawa
3 Model EJA430 A51
4 Range 0 – 800 psig
5 Output 4 – 20 mA

3. Temperature Transmitter 90-TT-255

Temprature Transmitter berfungsi mengukur dan mengirimkan temperature dari aliran

gas ke flow computer. Tabel 4.3 menunjukkan spesifikasi dari Temprature Transmitter TT-

255:

Gambar 4.5 Temperature Transmitter

Tabel 4.3 Spesifikasi Temperature Transmitter

No Spesifikasi Unit

29
1 Tag Number 90-TT-255
2 Manufacture Yokogawa
3 Model YTA110
4 Range 0 – 120
5 Output 4 – 20 mA

4. Flow Transmitter 90-FIT-254

Gambar 4.6 Flow Transmitter


Flow Transmitter berfungsi mengukur dan mengirimkan flow dari aliran gas ke flow

computer. spesifikasi dari Flow Transmitter 90-FIT-254:

Tabel 4.4 Spesifikasi Flow Transmitter

No Spesifikasi Unit
1 Tag Number 90-FIT-254
2 Manufacture Yokogawa
3 Model EJA110
4 Output 4 – 20 mA

30
5. Gas Chromatograph 90-AIT-204

Gas Chromatograh 90-AIT-204A/B berfungsi untuk mengetahui komposisi gas yang

mengalir dalam pipa yang nantinya digunakan untuk perhitungan di dalam flow

computer.

Gambar 4.7 Gas Chromatograph

Tabel 4.5 Spesifikasi Gas Chromatograph 90-AIT-204A/B

Type Gas Chromatograph 90-AIT-204A/B

Temperature Storage -22°F to +140°F (-30° to 60°C)

Normal Operation 0°F to +131°F (-18°C to 55°C)

W/Cold Weather Enclosure -40°F to +131°F (-40° to 55°C)

Repeatability ± 0.125 Btu @ 1,000 Btu (±0.0125%) ambient;

±0.25 Btu @ 1,000 Btu (±0.025%) over temp. range of 0–131°F (-18° to 55°C)

HeliumCarrier Consumption rate: 12 ml/minute typical to 20 ml/minute maximum.

Construction NEMA/Type 4X (IP56) Aluminum Alloy With White Polyester Powder

Coating. Explosion Proof, see Specification Sheet for certifications.

31
Mounting Pipe Run, Free-Standing Pipe, Shelf and Cold Weather Enclosure.

8206 Width Height Depth Weight US 9.5“ 8.82“ 15.64“ 29 lbs. Metric 241.3 mm

Dimension 224.0 mm 397.3 mm 10.8 kg

6. H2S Analyzer 90-AIT-200A/B

H2S Analyzer 90-AIT-200A/B berfungsi untuk mengetahui kandungan gas H 2S yang

terkandung dalam gas yang mengalir dalam pipa yang nantinya digunakan untuk perhitungan

di dalam flow computer.

Tabel 4.6 Spesifikasi H2S Analyzer


Tag Number 90-AIT-200A/B

Response HzS: Typically < 30 seconds to T90

Time

Accuracy H2S: ± 0.5 PPM

Repeatability ± 2.0 % full-scale of standard ranges

(including Column effects)

Linearity ± 2.0 % full-scale of standard ranges to a


minimum of: HzS: ± 0.25 PPM

Stability Noise: 1.0 % of standard ranges (excluding


cross-talk effects).

32
Gambar 4.8 H2S Analyzer

7. H2O Analyzer 90-AIT-202A/B

H2O Analyzer 90-AIT-202A/B berfungsi untuk mengetahui kandungan gas H2O yang

terkandung dalam gas yang mengalir dalam pipa yang nantinya digunakan untuk perhitungan

di dalam flow computer.

Tabel 4.7 Spesifikasi H2O Analyzer

No Spesifikasi

1 Tag Number 90-AIT-202A/B

2 Dynamic Range 250 mAU (milli-Absorbance Units)

3 Accuracy +/- 1 mAU or +/2%, whichever is greater

4 Enclosure Copper-free aluminum casting Al Si 12 (LM 24) aluminum

Material alloy (Ex e box) 304 stainless steel (flowmeter box and

separator/ filter bracket)

33
5 Power
0-5 Volts or 0-20 mA analog input Single Isolated Discrete

input 20-position keypad

4-line x 20-character alphanumeric VF display Fast Ethernet


(IEE802.3) Isolated 4 to 20 mA analog output, max cable
resistance

Gambar 4.9 H2O Analyzer

8. Flow Computer 90-FI-250

Flow Computer 90-FI-250 berfungsi menghitung semua parameter yang didapat dari

alat instrumentasi pada gas metering system orifice sehingga dihasilkan nilai seperti laju aliran.

34
Gambar 4.10 Flow Computer

9. Flow Recorder

Flow Recorder berfungsi untuk mencatat besaran proses (pressure, temperature dan

differential pressure) dari aliran yang lewat dan sebagai backup pencatatan data

proses apabila flow computer mengalami kegagalan operasi.

Gambar 4.11 Flow Recorder

Tabel 4.8 Spesifikasi Flow Recorder

No Spesifikasi
1 Tag Number 52-FR-1330A/B
3 Range DP = 0 – 250 inH2O
P = 0 – 1000 psig
T = 0 – 150 oF
4 Serial Number
120661183003
5 Type 202 E

35
4.3 Perhitungan Laju Alir Mengacu Pada Standar AGA-3

Standar yang digunakan untuk perhitungan flow rate natural gas di Gas Metering

Station. Standar ini mencakup prosedur untuk pengukuran natural gas, hydrocarbons, dan

aliran fluida terkait lainnya yang menggunakan flange tap dan pipe tap meter orifice. Untuk

menghitung laju alir yang mengalir menggunakan persamaan 4.1 dengan langkah perhitungan

pada lampiran 7:

4.3.1 Perhitungan Laju Aliran Dengan Parameter Data Transmitter

Pada tanggal 19 Februari 2020 telah dilakukan pengujian kinerja dari flow computer untuk

bulan Februari. Pengujian kinerja flow computer ini digunakan untuk mengetahui kinerja dari

flow computer baik atau perlu dikalibrasi. Pengujian ini dilakukan dengan cara

membandingkan hasil flow rate dari parameter lapangan yang dihitung dengan AGA-3 dengan

flow rate hasil dari flow computer. Pengujian ini dilakukan sebanyak 5 kali dengan rentang

waktu 5 menit. Pada tabel 4.9 merupakan hasil pembacaan parameter – parameter di lapangan.

Tabel 4.9 Hasil Pembacaan Transmitter di Lapangan

OUTPUT
No Waktu DP
PT(Psig) TT( OF)
(inH2O)
1 12:03 55.000 673.960 80.888

2 12:10 57.460 673.980 81.022

3 12:18 15.518 674.618 81.138

4 12:25 6.919 673.746 81.244

5 12:33 1.892 673.192 81.372

36
Pada waktu pengujian yang pertama diketahui parameter – parameter berikut:

Data Masukan :

dr = 6.451 inchi = 16.38554cm

Dr = 9.559 inchi = 24.27986cm

Tr = 68F 20

Pf = 673.960 Psig = 46.46 Bar = 4.64 x 106 N/m2

Tf = 80.88 = 27.1555556

Pb = 14.7 Psia = 1.01325 Bara = 1.01 x 105 N/m2

Tb = 15.56 = 60 = 288.71 K

∝2 = 0.0000112 mm/mm (mild steel)

∝1 = 0.0000167 mm/mm (stainless steel)

Zf = 0.94731

Zb = 0.997439

BM = 18.9133

R = 8314.51 m3.Pa/Kgmol.K

K = 1.3

= 0.01270000 cPs = 1.27 x 10-5 Kg/m.s

∆𝑃 = 55.000 inH2O = 136.9988995833315 mBar = 1 3.6 x 103 N/m2 = 336.22 mmH2O

Perhitungan :

a. 𝑑 = 𝑑𝑟 + [1 +∝1∗ (𝑇𝑓 − 𝑇𝑟)] .............................................................. (4.2)

𝑑 = 16.38554 + [1 + 0.0000167 ∗ (27.155 − 20)]

b. 𝐷 = 𝐷𝑟[1 +∝2∗ (𝑇𝑓 − 𝑇𝑟)] ................................................................... (4.3)

37
𝐷= ))]
𝐷 =25,279
c.

𝛽 =0,687749

d.

𝐸𝑉 =1,134992

e.

𝑥1 =1,1838

f.

𝑌1 =0,9999995

g.

Dengan asumsi CD sebesar 0.602 maka diperoleh kecepatan laju alir sebagai

berikut :

h.

38
𝑚
𝑣0 =20,79282 ⁄𝑠

i.

𝐵 =0,288587
Untuk flange taps L2 = N4/D, dengan nilai N4 = 25.4 dalam cm atau N4 = 1 dalam inchi

j.

𝐿2 = 0,100603622

k.

l.

m.

𝑅𝑒 =10749574

n.

39
o.
p. 𝐶𝑖(𝐶𝑇) = 0.5961 + 0.0291𝛽2 − 0.2290𝛽8 + 0.003(1 − 𝛽)𝑀1 ....... (4.17)

𝐶𝑖(𝐶𝑇) = 0,5961 + 0,0291 ∗ 0,6877^2 − 0,229 ∗ 0,6877^8 + 0,003 ∗ (1 −


0,6877)∗ 0

𝐶𝑖(𝐶𝑇) =0,598406441

q. …(4.18)
1 − 0,14

r. .............................. (4.19) ) ∗
0,6877^11 ∗ (1 − 0,14 ∗
0,004654)

𝐻𝑖𝑙𝑖𝑟 = -0,000582
s. 𝑇𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑝 = 𝐻𝑢𝑙𝑢 + 𝐻𝑖𝑙𝑖𝑟 ......................................................... (4.20)

𝑇𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑝 = 12,294𝑥 10−3 −0,000582)

𝑇𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑝 =0,011712

t. 𝐶𝑖(𝐹𝑇) = 𝐶𝑖(𝐶𝑇) + 𝑇𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑝 .................................................... (4.21)

𝑖(𝐹𝑇) =0,598406441 + 0,011712

40
𝐶𝑖(𝐹𝑇) =0,610118

u.

v. ………………………………………..(4.23)

𝑚
𝑣𝑛 = 18,73572 ⁄𝑠

Untuk melakukan pengecekan dipersyaratkan Vn – V0 = 0, untuk asumsi CD

sebesar 0.602

diperoleh Vn – V0 = 0, maka asumsi diterima

w.

x.

𝑓𝑡3
𝑄𝑏 = 2325557,96 ⁄ℎ = 55,941 𝑀𝑀𝑆𝐶𝐹𝐷

y.

41
𝑚
𝑣 = 8,821741168 ⁄𝑠

Pada perhitungan bilangan reynold pipa sebesar :

z.

𝑅𝑒 = 6628449,7

Dengan cara yang sama untuk perhitungan flow rate yang lain dihasilkan

pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Flow Rate Mengacu Standar AGA-3

Output
itter
Transm Q.AGA3
Waktu
DP MMSCFD
PT(Psig) TT(F)
(inH2O)
12:03 55.000 673.960 80.888 55,491
12:10 57.460 673.980 81.022 40,1004
12:18 15.518 674.618 81.138 29,2157
12:25 6.919 673.746 81.244 20,1657
12:33 1.892 673.192 81.372 10,4332

4.4. Analisis Deviasi Flow Rate Flow Computer

Pada tabel 4.10 dihasilkan flow rate hasil perhitungan manual mengacu AGA-3

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Manual Mengacu AGA-3

Output Transmitter
Waktu Q.AGA3
DP (inH2O) PT(Psig) TT(F) MMSCFD
12:03 55.000 673.960 80.888 55,941
12:10 57.460 673.980 81.022 40,1004
12:18 15.518 674.618 81.138 29,2157

42
12:25 6.919 673.746 81.244 20,1657
12:33 1.892 673.192 81.372 10,4332
Tabel 4.12 Hasil Pembacaan Flowcomp

Output Transm itter


Waktu FLOWCOMP
DP (inH2O) PT(Psig) TT(F)
MMSCFD
12:03 55.093 673.965 80.894 56.7387

12:10 27.468 674.014 81.036 40,1186

12:18 15.523 674.623 81.148 30.1903

12:25 6.928 673.764 81.250 20,.1672

12:33 1.896 673.197 81.378 10,5595

Dari tabel 4.11 dan tabel 4.12 terdapat perbedaan nilai yang berarti terdapat deviasi.

Untuk menghitung deviasi digunakan rumus :

Dengan menggunakan data perhitungan pertama dihasilkan :

Data masukan :

Q.AGA-3 = 55,941MMSCFD

Q.Flowcom = 56,7387MMSCFD

Perhitungan :

………………………………………….(4.33)

= 0,014 %

43
Tabel 4.13 Hasil Hitung Deviasi

NO Q FLOWCOMP Q AGA3 DEVIASI

MMSCFD MMSCFD %

1 56,7387 55,941 00,0014

2 40,1186 40,1004 0,0045

3 30.1903 29,2157 0,033

4 20,.1672 20,1657 0,0001

5 10,5595 10,4332 0,012

Dari perhitungan dihasilkan deviasi sebesar 0.3486% dimana error tersebut masih berada di

bawah deviasi maksimum sebesar 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = ±1% sesuai peraturan direktorat jendral MIGAS.

Dengan cara yang sama maka dihasil nilai deviasi yang ditunjukkan pada tabel 4.13

44

Anda mungkin juga menyukai