ORIFICE V-9003
KERTAS KERJA WAJIB
Oleh :
Disusun Oleh :
Robiatul Insani
NIM 171440040
Mengetahui
Pembimbing
Yanoor Yusackarim
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing Kertas Wajib
Agus Heriyanto
NIP.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Instrumentasi Kilang
Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT, Pemelihara
seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis
mampu menyelesaikan Kertas Kerja Wajib ini.
Kertas Kerja Wajib ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna
menyelesaikan program studi D-III. Penulis menyadari bahwa KKW ini bukanlah
tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.
Terselesaikannya KKW ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran tangan
berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis mengungkapkan rasa
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M. Sc. selaku Ketua PEM Akamigas yang
memberikan motivasi dalam penyusunan KKW.
2. Bapak Royke Rudolf Roring, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Instrumentasi Kilang yang memberi masukan dalam penyusunan KKW.
3. Ibu Astrie Kusuma Dewi, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing, yang
dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan
penulis.
4. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang telah memberikan doa dan
dukungan kepada penulis.
5. Bapak Yanoor Yuscakarim selaku pembimbing di lapangan.
6. Bapak
7. Semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan
Kertas Kerja Wajib ini.
Robiatul Insani
171440040
iv
INTISARI
DAFTAR ISI
Halaman
v
vi
I. PENDAHULUAN
Natural gas atau gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang
tersusun atas metana (CH4) dan komponen hidrokarbon lainnya. Investasi untuk
natural gas sangat besar maka tidak akan terhindar dari potensi adanya kerugian.
Apabila terdapat kegiatan jual beli, tidak menutup kemungkinan akan terjadi
kerugian khususnya finansial dimana kerugian itu bisa didapat pihak produsen, pihak
konsumen atau kedua pihak produsen dan konsumen. Untuk menghindari potensi
Salah satu cara untuk meminimalkan potensi kerugian adalah dengan cara
menjaga pengukuran suatu sistem pengukuran gas baik. Sistem pengukuran gas
menjadi faktor yang sangat penting dan harus dijaga pengukurannya. Apabila
pengukuran suatu sistem pengukuran buruk maka akan terjadi potensi kesalahan
pengukuran yang akan mengakibatkan kerugian di kedua belah pihak. Ketika telah
terjadi kerugian maka tidak ada lagi proses jual beli gas alam sehingga produsen gas
akan merugi akibat tidak ada pemasukan dana dan konsumen industri tidak bisa
Sistem pengukuran sangat berperan penting dalam pengukuran laju alir gas.
Parameter - parameter yang mendukung pengukuran flow meter harus selalu dijaga.
Oleh sebab pentingnya pengukuran dari flow meter maka perlu dilakukan analisis
pengukuran dari suatu flow meter. Penulis tertarik untuk mengambil judul kertas
METERING STATION”
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib ini antara lain :
alir gas meter orifice standar AGA 3 dengan perhitungan di flow computer
dan deviasi flow rate dari chart recorder dengan flow rate flow computer.
membahas tentang :
Penulisan Kertas Kerja Wajib ini dibagi menjadi beberapa bab dan dari
setiap bab masih dibagi beberapa sub bab, hal ini dimaksud untuk mempermudah
penulisan dan juga mengetahui tahapan serta maksud pokok bahasannya. Sistematika
penulisan dibuat sedimikian rupa sehingga penulisan kertas kerja wajib terlihat rapid
I. Pendahuluan
2
Bagian ini membahas mengenai latar belakang maksud dan tujuan Kertas
Bagian ini membahas mengenai orientasi umum Husky CNOOC Madura ltd
IV. Pembahasan
deviasi perhitungan laju alir manual AGA 3 dengan laju alir pada flow computer,
analisis deviasi perhitungan laju alir dengan chart recorder dengan laju alir pada
flow computer
V. Penutup
Bagian ini berisi simpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran
3
II. ORIENTASI UMUM
Husky-CNOOC Madura ltd. merupakan perusahaan yang bergerak di dalam produksi gas
yang beroperasi di wilayah kerja Selat Madura. Sebelumnya perusahaan ini bernama HOML
(Husky Oil Madura ltd.), berganti nama menjadi HCML pada bulan Januari 2011. Perusahaan
(KKKS) dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK MIGAS), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan eksplorasi-eksploitasi minyak dan gas bumi di daerah Selat Madura
tersebut. Karena penamaan perusahaan ini adalah Husky CNOOC Madura ltd., mengartikan
bahwa perusahaan ini merupakan bentuk kerja sama dan anak perusahaan dari CNOOC ltd.
dan Husky Energy, Inc. dimana untuk Husky dan CNOOC masing-masing mempunyai 40%
kemitraan, sedangkan perusahaan local samudra Energi menguasai 20% Husky Energy, Inc.
merupakan perusahaan minyak dan gas yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahan ini
didirikan di Wyoming, Amerika Serikat pada tahun 1938. Sebelumnya perusahaan ini bernama
Husky Refining Company, kemudian berubah menjadi Husky Energy, Inc. seperti saat ini.
4
Kantor pusatnya kemudian berpindah ke Kanada, tepatnya di Calgary, negara bagian Alberta.
Perusahaan ini mengadakan eksplorasi minyak dan gas di Amerika Serikat dan Kanada,
khususnya bagian barat dari kedua negara tersebut yang dekat dengan Samudera Pasifik.
Pasifik, khususnya di Indonesia yang terletak di Selat Madura sebagai kemitraan dengan
CNOOC.
Bisnis dari perusahaan ini berfokus dua macam bidang, yakni operasi hulu dan hilir yang
dilakukan di Kanada bagian Barat dan Amerika Serikat; operasi lepas pantai (offshore) yang
dilakukan di Samudera Atlantik dan kawasan Asia Pasifik. Operasi lepas pantai di Asia Pasifik
inilah yang sedang dikembangkan di kawasan Selat Madura dengan melaksanakan kemitraan
dengan CNOOC ltd. Operasi yang dilakukan berupa lapangan BD yang terdiri atas wellhead
platform, FPSO serta GMS meter dan perairan dangkal MDA-MBH dimana kedalaman
Sementara CNOOC ltd. adalah perusahaan minyak dan gas milik Republik Rakyat
Tiongkok (RRT) yang berada dalam peringkat terbesar setelah CNPC dan Sinopec.
Perusahaan ini berdiri pada tanggal 15 Februari 1982 dan berpusat di Beijing, Ibukota negara
RRT. Sebagai perusahaan minyak dan gas terbesar di Tiongkok, maka perusahaan ini juga
di bidang yang sama di dunia sehingga perusahaan ini termasuk dalam perusahaan
Tiongkok di Teluk Bo Hai, baik secara lokal maupun melakukan kerjasama dengan
perusahaan di luar Tiongkok. Di luar Tiongkok, perusahaan ini melakukan kegiatan operasi
dan eksplorasinya dengan menjadi pemegang saham dengan perusahaan lainnya yang
Indonesia, CNOOC ltd. melakukan kerjasama dengan Husky Energy, Inc. dengan melakukan
5
kegiatan eksplorasinya di Selat Madura. Kegiatan eksplorasi ini juga didukung oleh Samudra
Energy, ltd. selaku perusahaan minyak dan gas dari Indonesia. Husky-CNOOC Madura, ltd.
memiliki dua kantor pusat yang berlokasi di Bursa Efek Jakarta dan Graha Intiland Surabaya.
Adapun area lepas pantai terletak di Selat Madura, Jawa Timur dan Gas Metering System
Husky-CNOOC Madura, ltd. memiliki wilayah Production Sharing Contract (PSC) atau
KKKS di lepas pantai Selat Madura, Provinsi Jawa Timur. Per 2018, total sumur yang
dieksplorasi telah berjumlah 40 sumur. Adapun area operasi ditampilkan pada gambar 2.2.
Dari gambar 2.2. di atas ada lima daerah yang telah memproduksi gas (balloon box
berwarna hijau): BD, MAC, MBH, MDK, dan MDA. Kelima daerah tersebut menjadi
production well. Sementara ada tiga daerah yang masih berada dalam tahap eksplorasi
(balloon box berwarna kuning): MAX, MBF, dan MBJ. Ketiga daerah tersebut merupakan
exploration well. Semua sumur tersebut – production well maupun exploration well – berada
di dalam empat area production sharing contract milik Husky-CNOOC Madura, ltd. Dari area
6
sumur tersebut, gas dialirkan menuju ke GMS untuk kemudian diolah kembali dan dialirkan
ke masyarakat.
2.3. BD Field
BD Field merupakan salah satu lapangan produksi gas yang berada di daerah kontrak produksi
milik Husky-CNOOC Madura, ltd. di Selat Madura. Secara geografis, lapangan produksi gas ini
berlokasi di lepas pantai (off-shore) Selat Madura yang berjarak 65 km dari Kota Surabaya dan
dan 18.7 MM barrel kondensat selama usia operasional lapangan yang diharapkan selama 13
tahun. Dalam lapangan produksi ini, gas rate yang diproduksi adalah sebesar 100 MMCFD dan
kondensat yang diproduksi per hari sebesar 7000 BBL/hari atau setara dengan 25000 BOEPD.
Selain gas, terdapat juga H2S, dimana kandungan H2S mencapai 4700 ppmv, dan H2S disini
diproses untuk kemudian dikapalkan dalam bentuk condensate cair. Dan pengolahan ini adalah
pengolahan pertama yang ada di dunia . Adapun jumlah yang diproduksi sebesar 18 MT,
sementara distribusi gas ke buyer baru dilakukan pada tanggal 27 Juli 2017.
7
Anjungan lepas pantai dari lapangan BD merupakan wellhead platform yang
memiliki profil empat kaki, memiliki tiga buah deck: boat landing, cellar deck, dan main deck;
ditambah dengan satu mezzanine deck. Terdapat 6 sumur: 4 Active Gas Well dan 2 Spare Well
Slots pada anjungan lepas pantai ini, sedangkan fasilitas penunjang yang mendukung kegiatan
operasi pada anjungan ini berupa wellhead dan flow line, test manifold, production manifold,
multiphase flow meter, pedestal crane dan diesel tank, control room, detektor bahaya (api, gas,
dan racun), serta keperluan seperti gas instrumentation system, hydraulic system package,
chemical injection package, dan lainnya. Dalam menunjang kegiatan, daya untuk menjalankan
kegiatan operasi disuplai sebesar 3.3 kV yang berasal dari sub-sea dan penunjang komunikasi
harus dibersihkan karena akan berakibat buruk bagi kesehatan maupun pipa, karena H 2S
8
merupakan sour gas yang dapat menimbulkan korosi. Sehingga setelah dieksplorasi, gas
dialirkan ke FPSO untuk dilakukan desulfurisasi. Hasilnya berupa dry gas. Setelah
dikeringkan, gas dialirkan kembali ke platform untuk dibawa ke GMS, sementara sulfur hasil
desulfurisasi digunakan industri yang menggunakan sulfur sebagai bahan baku antara lain
sabun.
Gas Metering Station adalah sebuah tempat di mana gas kering yang sudah dilakukan
desulfurisasi dilakukan pengontrolan dan monitor untuk kemudian dialirkan kepada konsumen
yang membutuhkan. GMS yang dimiliki oleh HCML berlokasi di Desa Semare, Kecamatan
Kraton, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Adapun disekeliling GMS terdapat pula metering
area yang meneruskan aliran gasnya dari HCML sebagai konsumen, antara lain milik
Perusahaan Gas Negara (PGN), PT. IAE. Sarana utama yang dimiliki oleh GMS HCML
adalah rangkaian pipa dan sarana proses gas yang meliputi pigging receiver, knockout drum,
close drain drum, filter coalescer, dan metering skid. Untuk mendukung aktivitas produksi
dan pengontrolan, maka area GMS dilengkapi dengan control room, battery room, storage
tank dan analyzer shelter. Sementara untuk penunjang kegiatan pekerja, dibuat daerah
portacamp yang terdapat fasilitas seperti meeting room, medic room, kantor HSE, toilet pria,
mushola, pantry dan security control room. GMS melakukan pengontrolan gas selama 24 jam
dengan dua kali shift pekerjanya. Terdapat pula 3 area darurat: satu area utama dan dua area
tambahan, dengan indikasi darurat seperti kebocoran pipa, kebakaran, dan banjir. Indikasi
darurat lainnya yang terjadi ialah keberadaan hewan liar yang beracun atau berbisa seperti
Gas kering (dry gas) yang dialirkan dari platform dengan bantuan pig masuk ke dalam
rangkaian metering station. Pig masuk ke area pig receiver, sementara gas dialirkan menuju
knockout (KO) drum. Pada praktiknya, gas kering yang dialirkan dari platform tidak
9
sepenuhnya bersih, masih banyak residu-residu lain berupa benda padat, pasir, ataupun suatu
cairan. Maka, semua residu tersebut dibersihkan di knockout drum, kemudian residu dialirkan
menuju close drain yang nantinya akan diangkut oleh truk tangki untuk dibuang. Setelah
diproses di knockout drum gas kemudian dilakukan filtering di filter coalescers. Filtering
dilakukan guna menyaring gas dari residu-residu halus yang tidak tersaring dengan baik di
knockout drum. Ada tiga buah filter, di mana dua yang beroperasi, satu filter dibiarkan diam
dan digunakan apabila ada satu filter aktif yang mati. Setelah gas bersih dari residu, kemudian
dialirkan menuju metering skid. Ada tiga buah metering skid beserta control valve-nya. Sesuai
namanya, di dalam metering skid gas di-monitor ukuran tekanan dan kecepatan aliran sesuai
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada industri minyak dan gas banyak ketentuan untuk membangun suatu plant. Salah
satunya adalah pemilihan alat ukur khususnya pada kegiatan custody transfer menjadi hal yang
paling penting. Alat ukur pada kegiatan custody transfer menjadi hal yang paling penting karena
fungsinya untuk memonitor, mengendalikan proses dan melakukan perhitungan dari suatu proses
sehingga hasil pengukuran menjadi akurat. Salah satu alat ukur untuk custody transfer yang
3.2 Orificemeter
Orificemeter adalah suatu set alat ukur yang menggunakan orifice plate sebagai
komponen utama dalam pengukuran gas alam (natural gas). Orifice plate dapat diartikan sebagai
suatu baja yang berbentuk lempengan tipis dengan bentuk dan lubang tertentu dengan internal
diameter dari pipa ukur (meter tube) yang terpasang. Orifice dikelompokkan ke dalam kelas
flowmeter yang biasa disebut dengan differential pressure flowmeter atau biasa juga disebut
dengan “head meter”. Metode pengukuran yang digunakan adalah inferential flowmeter dimana
orificemeter tidak mengukur secara langsung jumlah fluida akan tetapi mengukur parameter –
11
Jenis meter orifice yang banyak dipakai dan sudah ada standardnya adalah meter orifice
tipe flange tap dengan plate orifice tipe square edge concentric.(1:2) Sebuah orifice plate yang
terpasang di line, seperti pada Gambar 3.1 adalah area jet yang mengecil sesaat fluida melalui
Ketika aliran fluida mendekati orifice, tekanan fluida akan naik sedikit dan kemudian
turun mendadak ketika melewati lubang di plate orifice. Tekanan ini akan terus turun sampai
vena contracta dicapai, lalu perlahan naik kembali sampai mendekati 5 sampai 8 diameter,
tekanan tertinggi dicapai namun masih lebih rendah dari tekanan sebelum fluida masuk ke
orifice. Penurunan tekanan terjadi ketika fluida melewati orifice sebagai akibat dari kenaikan
kecepatan fluida sesudah melalui lubang plate orifice. Setelah kecepatan turun, tekanan
cenderung naik kembali menuju tekanan semula. Semua rugi tekanan (pressure loss) tidak dapat
kembali karena adanya rugi – rugi friksi dan turbulence di pipa. Tekanan jatuh di orifice akan
naik sejalan dengan kenaikan laju aliran (flow rate) fluida. Bila tidak ada aliran, maka tidak ada
beda tekanan. Beda tekanan proportional dengan kuadrat kecepatan, dengan demikian, bila
semua faktor tetap, maka beda tekanan proportional dengan kuadrat laju aliran.(2:10)
Pada industri migas untuk pengukuran fluida gas yang mengalir dalam pipa
menggunakan meter orifice menggunakan persamaan laju alir yang mengacu pada standar yang
12
dikeluarkan oleh American Gas Association (AGA). Dimana standar yang digunakan adalah
AGA Report No. 3 Orifice Metering of Natural Gas and Other Related Hidrocarbon Fluids dan
Dasar persamaan aliran massa meter orifice dalam AGA 3 sebagai berikut:(3:6)
T b P b Z b Z bair h w
Q b=218.573C D (FT ) E v Y 1 d 2
Pb √Gr Z f T F
................................................(3.1)
359.072 C D (FT ) Ev Y 1 d 2 √ ρf hw
Q b= .................................................................(3.2)
ρb
E v adalah faktor pendekatan velositas yang dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
(3:10)
1
EV = .......................................................................................................(3.3)
√1−β 4
Dengan β adalah rasio antara diameter bore orifice dan diameter dalam pipa saat kondisi
mengalir.(3:8)
d
β= ..................................................................................................................(3.4)
D
Keterangan:
d = diameter lubang pelat orifice pada kondisi mengalir dan dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut:(3:8)
D = diameter dalam pipa meter orifice pada kondisi mengalir dan dihitung menggunakan
13
Y1 adalah Faktor ekspansi hulu dimana tekanan statis absolut diambil pada tap differensial
( 0.42+ 0.35 0 β 4 ) x 1
Y 1=1− ...................................................................................(3.7)
k
Dengan x1, bila tekanan statis hulu diukur, maka menggunakan persamaan:(3:12)
∆P
x 1= ............................................................................................................(3.8)
N 3 Pf 1
Dimana N3 adalah faktor koreksi, jika ΔP dalam inH2O dan Pf dalam Psi maka N3 adalah
27,707. Dengan x1, bila tekanan statis hilir diukur maka menggunakan persamaan sebagai
berikut:(3:12)
∆P
x 1= ....................................................................................................(3.9)
∆ P+ N 3 P f 1
Untuk mencari nilai faktor ekspansi hilir Y2 dapat menggunakan persamaan: (3:12)
Pf 1 Zf 2
Y 2=Y 1
√ Pf 2 Zf 1
.................................................................................................(3.10)
Atau
( 0.42+ 0.35 0 β 4 ) x 1 P f 1 Z f 2
Y 2=1−
k √ Pf 2 Zf 1
.................................................................(3.11)
CD adalah koefisien discharge meter orifice tap flensa, tepi persegi, konsentris.
Persamaan dikembangkan oleh Reader – Harris Gallagher (RG), disusun kedalam rumus
keterkaitan yang jelas dan dianggap sebagai basis data regresi yang terbaik saat ini. Persamaan
ini dapat digunakan untuk ukuran pipa nominal lebih dari 2 inchi, beta rasio (β) 0,1 – 0,75,
diameter lubang orifice yang diberikan, dr adalah lebih besar dari 0,45 inchi (11,4 mm) dan
bilangan Reynold pipa dalam range 4.000 s.d 35.000.000. Koefisien RG dari persamaan meter
orifice yang dilengkapi dengan tap flensa didefinisikan sebagai berikut: (3:8-9)
14
0.1
106 β
C D ( FT )=Ci ( FT ) +0.000511
Re [ ] +(0.021+0.0049 A ) β 4 C ........................(3.12)
Dimana :
β4
B= ............................................................................................................(3.18)
1−β 4
2 L2
M 2= ...........................................................................................................(3.19)
1−β
D
M 1=max 2.8−
[ N4 ]
,0 .......................................................................................(3.20)
0.8
19000 β
A=
[ Re ] ..................................................................................................(3.21)
0.35
106
C=
Re[ ] .........................................................................................................(3.22)
Dimana bilangan reynold pipa dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut: (3:10)
4. q pps
Re = ........................................................................................................(3.23)
π. μ.D
Laju alir volumetric pada kondisi mengalir (aktual) dapat dikalkulasikan menggunakan
q pps
q cfs= .............................................................................................................(3.24)
ρf
15
Dimana qcfs dalam sft3/s. Laju alir volumetric pada kondisi dasar (standar) dapat dikalkulasikan
q pps
q scfs = ............................................................................................................(3.25)
ρb
Dimana qscfs dalam sft3/s, dimana s merupakan tanda bahwa laju alir tersebut dalam
keadaan standar. Secara umum kondisi standar yang umum dipakai adalah pada tekanan 14,73
Psia atau 14.73 Psia dan suhu 60 °F. Laju alir massa (qpps) dapat dikonversi ke laju alir
volumetris pada kondisi standar (qscfs) apabila densitas fluida pada kondisi standar (ρb) dapat
diketahui. Untuk perhitungan ρb dapat menggunakan persamaan pada AGA no 8 atau AGA NX19.
(3:6)
standar perhitungan AGA NX19. Hasil perhitungan AGA NX19 berbeda ± 0,02% dari standar
terbaru AGA no 8. Namun AGA NX19 memiliki kelebihan dimana tidak ada proses iterative pada
perhitungannya. AGA NX19 digunakan pada range data tertentu, seperti terlihat pada Tabel 3.1.
Gross Heating Value (GHV) Method dari AGA NX19, dimana tahapan perhitungannya dimulai
dengan perhitungan GHV dimana perhitungannya menggunakan standar perhitungan GPA 2172.
Item Range
Pressure (Pg) s.d 5000 Psig
Temperature (Tf) -40 s.d 240 oF
16
Spesific Grafity 0.554 to 1.0
CO 2dan N2 0 s.d 15%
Jika komposisi gas tidak mengandung air maka GHV yang digunakan adalah
GHV(dry), namun jika mengandung air maka GHV(sat) yang digunakan. Kemudian dilakukan
n
GHV = [ ∑ x i . bi
i= j
] /Z b ...........................................................................................(3.28)
671 P f
Padj = ...............................................(3.29)
693−0.0209 GHV +379 X CO 2−201 X N 2
359.46(T f + 460)
T adj = .....................................(3.30)
124.7+ 0.2203GHV +384.99 X CO 2+ 91.11 X N 2
Padj + 14.7
P= .....................................................................................................(3.31)
1000
T adj
T= ...............................................................................................................(3.32)
500
3−mn2
B= ........................................................................................................(3.35)
9 mP 2
9 n−2 m n3 E
b= 3
− .....................................................................................(3.36)
54 m P 2 m P2
Penentuan persamaan yang digunakan dengan melihat pada P dan T, yang diperoleh dari
perhitungan, masuk pada range E keberapa. Range untuk penentuan persamaan E yang
17
T a=T −1.09 .......................................................................................................(3.37)
T b=1.09−T ......................................................................................................(3.38)
2
E1=1−0.0075 P2.3 .exp (−20T ab )−0.0011T a0.5 P2 [ 2.17+1.4 T 0.5
a −P ] ..............(3.39)
E3 =1−0.0075 P2.3 [ 2−exp (−20T b ) ] +0.455 (200T 6b −0.03249T b +2.0167 T 2b−18.028 T 3b+ 42.844 T 4b )( P−1.3)[1.6
.............................................................................................................................(3.41)
E 4=1−0.0075 P2.3 [ 2−exp (−20 T b ) ] +0.455(200 T 6b−0.03249 T b+ 2.0167 T 2b −18.028T 3b +42.844 T 4b )( P−1.3)[1.6
.............................................................................................................................(3.42)
E5 =E4 −x ...........................................................................................................(3.43)
E6 =E5−x ...........................................................................................................(3.44)
E7 =E6−x ...........................................................................................................(3.45)
E8 =E7−x +¿¿
1 .......................................................................................................(3.46)
x 1=( P−1.32 )2 ( P−2 ) [3−1.483 ( P−2 )−0.1 ( P−2 )2 +0.0833 ( P−2 )3 ] .................(3.48)
P T E
0 s.d 2 1.09 s.d 1.4 E1
0 s.d 1.3 0.84 s.d 1.09 E2
1.3 s.d 2.0 0.84 s.d 1.09 E3
1.3 s.d 2.0 0.84 s.d 0.88 E4
18
2.0 s.d 5.0 0.84 s.d 0.88 E5
2.0 s.d 5.0 0.88 s.d 1.09 E6
2.0 s.d 5.0 1.09 s.d 1.32 E7
2.0 s.d 5.0 1.32 s.d 1.40 E8
Setelah memperoleh E maka langkah selanjutnya dalam perhitungan Zf adalah sebagai berikut:
(6:3)
D=¿¿..................................................................................................................(3.53)
1
Zf=
B n ................................................................................................(3.54)
−D+
D 3P
dilakukan perhitungan densitas fluida pada kondisi operasi (ρb) dengan menggunakan persamaan
P f xBM
ρf= .....................................................................................................(3.55)
Z f xRx T f
Dimana R adalah konstanta universal dan BM adalah berat molekul. Kemudian untuk
menghitung densitas fluida pada kondisi standar (ρb), maka harus diketahui faktor
kompresibilitas pada kondisi standar (Zb), yang perhitungannya menggunakan standar GPA
n 2
Z b=1−Pb . [∑ ]
i= j
x i . b i ..........................................................................................(3.56)
Dimana bi adalah summation factor yang ada dalam GPA 2172 dan Pb adalah tekanan
standar yang digunakan atau disepakati, umumnya 14,696 Psia. Kemudian dilakukan
perhitungan densitas fluida pada kondisi standar (ρb) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut: (3:16)
19
Pb xBM
ρb = .....................................................................................................(3.57)
Z b xRx T b
Dimana Tb adalah suhu standar yang digunakan atau disepakati, secara umum dipakai
Meter orifice terdiri dari dua komponen utama yaitu primary element dan secondary
element. Dimana primary element terdiri dari orifice plates, orifice fitting dan meter tube,
sedangkan secondary element terdiri dari DP, PT, TT, chart recorder dan flow computer.
1. Orifice Plates
Concentric Eccentric
pelat dipasang pada pipa aliran sehinga bekerja sebagai element penghasil beda tekanan fluida.
Pada umumnya pelat orifice terbuat dari material stainless steel (SS304 atau SS 316), material
monel atau carbon steel. Terdapat empat jenis orifice plate berdasarkan bentuk lubangnya yaitu
concentric, eccentric, segmental, dan quadrant radius. Keempat jenis bentuk lubang dari orifice
Concentric Orifice Plate merupakan pelat orifice dengan lubang terletak tepat di tengah
orifice plate dan memiliki bentuk bulat sempurna. Model pelat ini digunakan pada pengukuran
fluida gas yang kering dan memiliki sifat tangguh pada pengukuran.(12:53)
20
Segmental Orifice Plate merupakan orifice plate dengan lubang terletak di bagian
tengah orifice plate dan berbentuk setengah lingkaran. Penggunaan model ini adalah untuk
pengukuran pada jenis fluida gas atau cair yang mengandung sejumlah pengotor yang tidak
bersifat abrasif. Performa model segmental tidak sebaik model concentric plate.(12:53)
Eccentric Orifice Plate merupakan orifice plate dengan lubang terletak tidak tepat di
tengah orifice plate dan berbentuk bulat sempurna. Biasanya digunakan untuk pengukuran pada
fluida cair yang mengandung sejumlah kecil partikel padat tapi tidak bersifat abrasif atau
digunakan pada fluida gas yang mengandung sejumlah kecil fase cair.(12:53)
Sedangkan Quadrant Radius Orifice Plate digunakan untuk pengukuran pada fluida
Kalibrasi ukuran diameter lubang orifice plate secara berkala dan pemeliharaan
kebersihan dilakukan agar orifice plate bebas dari akumulasi kotoran atau benda asing yang
Instalasi orifice plate distandarkan dengan besaran beta rasio. Beta rasio adalah
perbandingan antara diameter lubang orifice plate dengan diameter dalam pipa. Menurut standar
AGA Report No. 3 besarnya beta ratio yang dibutuhkan pada metering unit dengan
menggunakan flange taps adalah berkisar 0,15 sampai dengan 0,7. Sedangkan metering unit
dengan menggunakan pipe taps, besarnya beta ratio berkisar 0,2 sampai dengan 0,6711.
Pemilihan beta ratio akan memberikan persentase nilai ketidakpastian tersendiri terhadap
2. Meter Tube
Meter tube didefinisikan sebagai bagian pipa yang lurus yang mencakup semua bagian
seperti orifice plate holder, upstream dan downstream dari orifice plate pada meter tube tidak
21
diijinkan ada sambungan pipa dimana harus sesuai ketentuan instalasi bagian upstream dan
downstream meter tube kecuali pressure taps, temperature probe, flow conditioner, orifice plate
holder dan inline meter tube yang diperlukan untuk menghubungkan bagian dari meter tube. Pipa
yang digunakan harus memenuhi spesifikasi uniform roundness, wall thickness dan kekuatan
pipa. Panjang meter tube ditentukan dari konfigurasi piping di inlet dan fungsi dari beta ratio
yang sesuai dengan AGA 3. Piping dikerjakan dengan automatic welding dan metoda special
internal alignment. Semua lokasi las yang kritikal di gerinda. Test yang perlu dilakukan adalah X
downstream orifice flange, dan pressure transmitter mengukur tekanan upstream orifice flange.
Data – data tersebut kemudian dikirimkan ke flow computer sebagai data digital yang kemudian
Pemasangan DP transmitter untuk fluida gas harus di atas atau tepat pada level dari
tapping point di orifice flange atau fittings, agar supaya cairan terkondensasi tidak terjebak di
sensing chamber yang dapat mempengaruhi differential pressure karena adanya liquid
hidrostatik. Sedangkan untuk fluida cair, transmitter dipasang dibawah dari tapping point agar
22
Gambar 3.3 Transmitter.(13:98)
4. Chart Recorder
Chart recorder merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur parameter proses
sepert beda tekanan, tekanan statis dan temperature diman pengukuran yang dilakukan secara
local langsung di lapangan. Kebanyakan chart recorder yang dipakai pada meter orifice adalah
circular dan berputar satu putaran setiap 24 jam atau satu minggu. Chart recorder dilengkapi
dengan satu, dua atau tiga pen. Untuk pengukuran gas, minimal menggunakan dua pen untuk
menghitung perubahan pada static pressure dan differensial pressure. Jika terdapat perubahan
temperature sangat signifikan maka tiga pen recorder digunakan untuk mengkompensasi
perubahan temperature. Pen merah digunakan untuk mengukur DP, pen biru untuk mengukur
tekanan statis dan pen hijau untuk mengukur suhu. Chart recorder mempunya 3 jenis skala
antara lain skala uniform, skala square root dan skala gabungan uniform dan square root. (12:18)
Untuk menghitung total luas dari chart recorder, dipakai alat yang disebut Planimeter.
23
a. Pembacaan Chart Recorder Dengan Planimeter
Planimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk menghitung luas dengan cara
mekanis. Planimeter ada dua macam, yaitu planimeter manual dan planimeter digital. Alat
planimeter terdiri dari dari dua tangkai (batang) yang dihubungkan oleh sendi yang
memungkinkan kedua tangkai tersebut bergerak bebas pada meja gambar. Tangkai yang pertama
disebut tangkai jarum tetap atau tangkai batang (kutub), di bagian ujung lain dari tangkai tetap
terdapat jarum pelacak tetap yang disebut dengan kutub planimeter. Tangkai yang kedua disebut
tangkai pelacak. Pada ujung-ujung tangkai pelacak terdapat sebuah roda (roda ukur) dan jarum
pelacak untuk menelusuri batas daerah yang diukur. Roda ukur dapat berputar bersamaan dengan
a. Pengoperasian Planimeter
luas: (14:5)
24
1. Letakan chart yang akan digunakan di atas meja, dan usahakan agar tidak bisa berpindah
posisi
3. Hubungkan plainmeter dengan kabel USB agar tersambung dengan laptop yang sudah
5. Setelah kutub terpasang, gerakkan mengelilingi area batas untuk mengetahui ada tidaknya
IV. PEMBAHASAN
Storage And Ofloading) dan menyalurkannya ke PT.PGN, PT. Diagram alir proses
25
Gambar 4.1 Bojonegara Station Overview
proses gas yang meliputi pigging receiver, knockout drum, close drain drum, filter
coalescer, dan metering skid. Untuk mendukung aktivitas produksi dan pengontrolan, maka
area GMS dilengkapi dengan control room, battery room, storage tank dan analyzer shelter.
Gas kering (dry gas) yang dialirkan dari platform dengan bantuan pig masuk ke dalam
rangkaian metering station. Pig masuk ke area pig receiver, sementara gas dialirkan menuju
knockout (KO) drum. Pada praktiknya, gas kering yang dialirkan dari platform tidak
sepenuhnya bersih, masih banyak residuresidu lain berupa benda padat, pasir, ataupun suatu
cairan. Maka, semua residu tersebut dibersihkan di knockout drum, kemudian residu dialirkan
menuju close drain yang nantinya akan diangkut oleh truk tangki untuk dibuang. Setelah
diproses di knockout drum gas kemudian dilakukan filtering di filter coalescers. Filtering
dilakukan guna menyaring gas dari residu-residu halus yang tidak tersaring dengan baik di
knockout drum. Ada tiga buah filter, di mana dua yang beroperasi, satu filter dibiarkan diam
dan digunakan apabila ada satu filter aktif yang mati. Setelah gas bersih dari residu, kemudian
dialirkan menuju metering skid. untuk ke materingnya akan melewati header, dimana disitu
26
ada sampling probe yang berfungsi sebagai pengukur kualitas gas yang akan dikirim ke buryer
sebelum memasuki proses penghitungan atau matering, elemen pengukurannya sendiri berupa
HCDP, CO2, H2S, H2O, GC. Dari header matering sendiri akan di bagi ke setiap buryer
dengan masing-masing stream, dimana terdapat 4 stream yaitu V-9001, V9002, V-9003, DAN
V-9004, yang mana stream 1 untuk IAE dan PKG, stream 2 untuk future, stram 3 PGN dan
stream 4 digunakan sbagai back-up jika akan dilakukan validasi atau maintance lainnya.
Terdapat peratalan instrumentasi yang mendukung gas metering system orifice V-9003
antara lain :
Orifice fitting yang digunakan pada metering system menggunakan tipe dual chamber
orifice meter atau senior type yang berarti orifice plate yang berada di dalam fitting
tersebut dapat diganti tanpa harus menghentikan proses yang berjalan. Tabel 4.1 menunjukkan
27
Gambar 4.3 Orifice Meter
no spesifikasi
3 Tap connection Two ½” NPT per side standart, two 1/2'’ NPT additional per side
optional (TT)
5 Operation shaft Left hand mount standart on sizes 2” yhrought 14” (150-1500
location ANSI) dual operatiom on sizes 16” and larger or 2500 ANSI
28
2. Pressure Transmitter 90-PIT-250
Pressure Transmitter berfungsi mengukur dan mengirimkan pressure dari aliran gas ke
flow computer. Tabel 4.2 menunjukkan spesifikasi dari Pressure Transmitter 90-PIT-250:
No Spesifikasi Unit
1 Tag Number 90-PIT-250
2 Manufacture Yokogawa
3 Model EJA430 A51
4 Range 0 – 800 psig
5 Output 4 – 20 mA
gas ke flow computer. Tabel 4.3 menunjukkan spesifikasi dari Temprature Transmitter TT-
255:
No Spesifikasi Unit
29
1 Tag Number 90-TT-255
2 Manufacture Yokogawa
3 Model YTA110
4 Range 0 – 120
5 Output 4 – 20 mA
No Spesifikasi Unit
1 Tag Number 90-FIT-254
2 Manufacture Yokogawa
3 Model EJA110
4 Output 4 – 20 mA
30
5. Gas Chromatograph 90-AIT-204
mengalir dalam pipa yang nantinya digunakan untuk perhitungan di dalam flow
computer.
±0.25 Btu @ 1,000 Btu (±0.025%) over temp. range of 0–131°F (-18° to 55°C)
31
Mounting Pipe Run, Free-Standing Pipe, Shelf and Cold Weather Enclosure.
8206 Width Height Depth Weight US 9.5“ 8.82“ 15.64“ 29 lbs. Metric 241.3 mm
terkandung dalam gas yang mengalir dalam pipa yang nantinya digunakan untuk perhitungan
Time
32
Gambar 4.8 H2S Analyzer
H2O Analyzer 90-AIT-202A/B berfungsi untuk mengetahui kandungan gas H2O yang
terkandung dalam gas yang mengalir dalam pipa yang nantinya digunakan untuk perhitungan
No Spesifikasi
Material alloy (Ex e box) 304 stainless steel (flowmeter box and
33
5 Power
0-5 Volts or 0-20 mA analog input Single Isolated Discrete
Flow Computer 90-FI-250 berfungsi menghitung semua parameter yang didapat dari
alat instrumentasi pada gas metering system orifice sehingga dihasilkan nilai seperti laju aliran.
34
Gambar 4.10 Flow Computer
9. Flow Recorder
Flow Recorder berfungsi untuk mencatat besaran proses (pressure, temperature dan
differential pressure) dari aliran yang lewat dan sebagai backup pencatatan data
No Spesifikasi
1 Tag Number 52-FR-1330A/B
3 Range DP = 0 – 250 inH2O
P = 0 – 1000 psig
T = 0 – 150 oF
4 Serial Number
120661183003
5 Type 202 E
35
4.3 Perhitungan Laju Alir Mengacu Pada Standar AGA-3
Standar yang digunakan untuk perhitungan flow rate natural gas di Gas Metering
Station. Standar ini mencakup prosedur untuk pengukuran natural gas, hydrocarbons, dan
aliran fluida terkait lainnya yang menggunakan flange tap dan pipe tap meter orifice. Untuk
menghitung laju alir yang mengalir menggunakan persamaan 4.1 dengan langkah perhitungan
pada lampiran 7:
Pada tanggal 19 Februari 2020 telah dilakukan pengujian kinerja dari flow computer untuk
bulan Februari. Pengujian kinerja flow computer ini digunakan untuk mengetahui kinerja dari
flow computer baik atau perlu dikalibrasi. Pengujian ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil flow rate dari parameter lapangan yang dihitung dengan AGA-3 dengan
flow rate hasil dari flow computer. Pengujian ini dilakukan sebanyak 5 kali dengan rentang
waktu 5 menit. Pada tabel 4.9 merupakan hasil pembacaan parameter – parameter di lapangan.
OUTPUT
No Waktu DP
PT(Psig) TT( OF)
(inH2O)
1 12:03 55.000 673.960 80.888
36
Pada waktu pengujian yang pertama diketahui parameter – parameter berikut:
Data Masukan :
Tr = 68F 20
Tf = 80.88 = 27.1555556
Tb = 15.56 = 60 = 288.71 K
Zf = 0.94731
Zb = 0.997439
BM = 18.9133
R = 8314.51 m3.Pa/Kgmol.K
K = 1.3
Perhitungan :
37
𝐷= ))]
𝐷 =25,279
c.
𝛽 =0,687749
d.
𝐸𝑉 =1,134992
e.
𝑥1 =1,1838
f.
𝑌1 =0,9999995
g.
Dengan asumsi CD sebesar 0.602 maka diperoleh kecepatan laju alir sebagai
berikut :
h.
38
𝑚
𝑣0 =20,79282 ⁄𝑠
i.
𝐵 =0,288587
Untuk flange taps L2 = N4/D, dengan nilai N4 = 25.4 dalam cm atau N4 = 1 dalam inchi
j.
𝐿2 = 0,100603622
k.
l.
m.
𝑅𝑒 =10749574
n.
39
o.
p. 𝐶𝑖(𝐶𝑇) = 0.5961 + 0.0291𝛽2 − 0.2290𝛽8 + 0.003(1 − 𝛽)𝑀1 ....... (4.17)
𝐶𝑖(𝐶𝑇) =0,598406441
q. …(4.18)
1 − 0,14
r. .............................. (4.19) ) ∗
0,6877^11 ∗ (1 − 0,14 ∗
0,004654)
𝐻𝑖𝑙𝑖𝑟 = -0,000582
s. 𝑇𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑝 = 𝐻𝑢𝑙𝑢 + 𝐻𝑖𝑙𝑖𝑟 ......................................................... (4.20)
40
𝐶𝑖(𝐹𝑇) =0,610118
u.
v. ………………………………………..(4.23)
𝑚
𝑣𝑛 = 18,73572 ⁄𝑠
sebesar 0.602
w.
x.
𝑓𝑡3
𝑄𝑏 = 2325557,96 ⁄ℎ = 55,941 𝑀𝑀𝑆𝐶𝐹𝐷
y.
41
𝑚
𝑣 = 8,821741168 ⁄𝑠
z.
𝑅𝑒 = 6628449,7
Dengan cara yang sama untuk perhitungan flow rate yang lain dihasilkan
Output
itter
Transm Q.AGA3
Waktu
DP MMSCFD
PT(Psig) TT(F)
(inH2O)
12:03 55.000 673.960 80.888 55,491
12:10 57.460 673.980 81.022 40,1004
12:18 15.518 674.618 81.138 29,2157
12:25 6.919 673.746 81.244 20,1657
12:33 1.892 673.192 81.372 10,4332
Pada tabel 4.10 dihasilkan flow rate hasil perhitungan manual mengacu AGA-3
Output Transmitter
Waktu Q.AGA3
DP (inH2O) PT(Psig) TT(F) MMSCFD
12:03 55.000 673.960 80.888 55,941
12:10 57.460 673.980 81.022 40,1004
12:18 15.518 674.618 81.138 29,2157
42
12:25 6.919 673.746 81.244 20,1657
12:33 1.892 673.192 81.372 10,4332
Tabel 4.12 Hasil Pembacaan Flowcomp
Dari tabel 4.11 dan tabel 4.12 terdapat perbedaan nilai yang berarti terdapat deviasi.
Data masukan :
Q.AGA-3 = 55,941MMSCFD
Q.Flowcom = 56,7387MMSCFD
Perhitungan :
………………………………………….(4.33)
= 0,014 %
43
Tabel 4.13 Hasil Hitung Deviasi
MMSCFD MMSCFD %
Dari perhitungan dihasilkan deviasi sebesar 0.3486% dimana error tersebut masih berada di
bawah deviasi maksimum sebesar 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = ±1% sesuai peraturan direktorat jendral MIGAS.
Dengan cara yang sama maka dihasil nilai deviasi yang ditunjukkan pada tabel 4.13
44