Stratigrafi Cekungan
Geological Review
Gambar. Blok Matindok dan
Senoro Toili (LAPI ITB, 2008)
Cekungan Banggai
merupakan daerah yang
mempunyai potensi hidrokarbon
dan telah terbukti menghasilkan
hidrokarbon dengan penemuan
lapangan minyak lepas pantai
yaitu lapangan Tiaka dan
beberapa lapangan gas di darat
yaitu lapangan Matindok,
Minahaki, Donggi dan Senoro.
Cekungan ini merupakan
cekungan foreland/ cekungan di
depan zona benturan yang
Gambar. Stratigrafi Regional
Cekungan Banggai (BATM,
2011)
Pembahasan studi stratigrafi
yang berkaitan dengan petroleum
system yang diketahui memiliki
potensi sebagai batuan induk
seperti serpih Formasi Tomori dan
Formasi Matindok, sedangkan
batuan reservoir adalah Formasi
Tomori (lower platform limestone Tabel 1. Petroleum System
unit), Formasi Minahaki (upper Cekungan Banggai (BATM,
platform limestone unit). 2011)
1. Formasi Matindok
Formasi Matindok berumur Petroleum system :
Miosen Tengah, umumnya terdiri a. Source rock : serpih Formasi
dari batulempung dengan sedikit Tomori dan Formasi Matindok.
batupasir, batugamping dan b. Reservoir rock : Formasi
batubara. Dua lapisan pasir tipis Tomori dan Formasi Minahaki.
yang mengandung gas hadir di c. Cap rock : Formasi Matindok.
sumur Tiaka-1. Serpih dan batubara d. Trap : Formasi Matindok dan
dalam unit ini mempunyai potensi Formasi Minahaki.
sebagai batuan sumber hidrokarbon
(Hasanusi drr., 2012). Hasil dan Perhitungan
2. Formasi Minahaki Porositas
Formasi Minahaki, berumur Sampel Batuan Pasir
Miosen Akhir, menindih Formasi Hasil
Matindok, dan terdiri dari sekuen Wdry = 16,3217
campuran klastik dan karbonat pada gr
bagian bawah dan batugamping Wsat = 18,8277
yang sangat bersih dan sarang di gr
bagian atas. Di bagian utara, Wsat in fluid = 3 gr
Formasi Minahaki ditutupi oleh Perhitungan
reefal buildups berumur Miosen 1. Volume Bulk
Akhir (Anggota Mantawa). Bagian =
Wsat − Wsat in fluid
ini merupakan batuan waduk gas 𝜌𝑎𝑖𝑟
18,8277 − 3
yang produktif di struktur Mantawa, =
Minahaki dan Matindok (Hasanusi 1
= 15,8272 cc
drr., 2012).
2. Volume Grain
3. Formasi Tomori Wdry − Wsat in fluid
Formasi Tomori dijumpai pada = 𝜌𝑎𝑖𝑟
interval 7300-7870 feet dan 9970-
10960 feet dengan litologi terdiri dari 16,3217 − 3
=
packstones dan wackestones 1
berselingan dengan lapisan tipis = 13,3217 cc
batubara batubara dan serpih, dijumpai 3. Volume Pori
terutama di bagian bawah. Wsat − Wdry
= 𝜌𝑎𝑖𝑟
Petroleum System 18,8277− 16,3217
=
1
= 2,506 cc = 1,2111 gr
4. Øeff 2. Volume Minyak
Wsat − Wdry Berat Minyak
= Wsat − Wsat in fluid = Berat Jenis Kerosin
1,2111
18,8277− 16,3217 =
= 0,8
18,8277− 3 =1,513875
= 0,1583 3. Volume Pori
= 15,83 % Wsat−Wdry
Sampel Batuan Karbonat = Densitas Minyak
Hasil =
18,8277−16,3217
Wdry = 21,354 gr 0,8
Wsat = 22,1815 = 3,133
gr 4. Saturasi Minyak
Volume Minyak
Wsat in fluid = 7 gr = Volume Pori
Perhitungan 1,513875
1. Volume Bulk =
3,133
Wsat − Wsat in fluid = 0,48328
= 𝜌𝑎𝑖𝑟
22,1815 − 7
5. Saturasi Air
= = 1 – Saturasi Minyak
1
= 15,1815 cc = 1 – 0,48328
2. Volume Grain = 0,51672
Wdry − Wsat in fluid Sampel Batu Karbonat
= 𝜌𝑎𝑖𝑟 Hasil
Wdry = 21,354 gr
21,354 − 7
= Wsetelah = 21,605 gr
1
= 14.354 cc BJ Kerosin = 0,8
3. Volume Pori Perhitungan
Wsat − Wdry 1. Berat Minyak
= 𝜌𝑎𝑖𝑟 = Wsetelah – Wdry
= 21,605 - 21,354
22,1815 − 21,354
= = 0,251 gr
1
= 0,8275 cc 2. Volume Minyak
Berat Minyak
4. Øeff = Berat Jenis Kerosin
Wsat − Wdry 0,251
= Wsat − Wsat in fluid =
0,8
22,1815 − 21,354 = 0,31375
= 3. Volume Pori
22,1815 − 7
= 0,054 Wsat−Wdry
= Densitas Minyak
= 5,4 %
22,1815 − 21,3540
Saturasi =
0,8
Sampel Batu Pasir
= 1,034
Hasil 4. Saturasi Minyak
Wdry = 16,3217 gr Volume Minyak
Wsetelah = 17,5328 gr = Volume Pori
BJ Kerosin = 0,8 0,31375
=
Perhitungan 1,034
1. Berat Minyak = 0,30332
= Wsetelah – Wdry 5. Saturasi Air
= 17,5328 - 16,3217 = 1 – Saturasi Minyak
= 1 – 0,30332 K2 =
µg x Qg x L
= 0,69668 A x ΔP
0,0183 x 10 x 2,9
Permeabilitas = 3,4225 x 0,5
Sampel Batu Pasir = 0,30504
Hasil K3
µg x Qg x L
= A x ΔP
Viskositas N2 = 0,0183 cp 0,0183 x 15 x 2,9
Panjang = 2,9 cm = 3,4225 x 1
Lebar = 1,85 cm = 0,22878
Luas Alas = 3,4225 b
4. K*1 = Kabs (1+Pmean)
2
cm
= -0,2713
m = 0,7405 −2,72845
Kabs = -0,2713 (1+ 1,125 )
b = -2,72945 = 0,386922
Flow Reading Qg b
K*2 = Kabs (1+Pmean)
S M L = -0,2713
- - 21 6.5 −2,72845
(1+ 1,25 )
- - 26 10
- - 35 15 = 0,3211
b
K*3 = Kabs (1+Pmean)
Persamaan = y = 0,7405x– = -0,2713
0,2713 −2,72845
(1+ 1,5 )
= 0,222367
5. K*rata-rata = 0,31013
Perhitungan
Sampel Batu Karbonat
1. Pmean @0,25 atm
Pinlet+Poutlet Hasil
= Viskositas N2 = 0,0183 cp
2
(0,25+1)+1 Panjang = 2,55 cm
= 2
Lebar = 2 cm
= 1,125 atm
Luas Alas = 4 cm2
Pmean @0,5 atm
Pinlet+Poutlet m = 0,1437
= Kabs = -0,0693
2
(0,5+1)+1 b = -2,07359
= 2
Flow Reading Qg
= 1,25 atm
Pmean @1 atm S M L
Pinlet+Poutlet - 25 - 1.3
= 2
(1+1)+1
- 30 - 1.8
= - 36 - 2.4
2
= 1,5 atm
2. 1/Pmean @0,25 atm Persamaan = y = 0,1437x–
= 0,888889 0,0693
1/Pmean @0,5 atm Perhitungan
= 0,8 1. Pmean @0,25 atm
1/Pmean @1 atm Pinlet+Poutlet
=
= 0,666667 2
µg x Qg x L (0,25+1)+1
3. K1 = A x ΔP = 2
0,0183 x 6,5 x 2,9 = 1,125 atm
= 3,4225 x 0,25 Pmean @0,5 atm
= 0,396552
Pinlet+Poutlet Mesh OD Berat Berat Persen
= 2 (mm) (gr) Kumulatif Kumulatif
(0,5+1)+1
= 16 1.19 1.1043 1.1043 0.55215
2 20 0.84 39.0465 40.1508 20.0754
= 1,25 atm 50 0.297 132.0817 172.2325 86.11625
Pmean @1 atm 140 0.104 24.1661 196.3986 98.1993
Pinlet+Poutlet
= 200 0.074 2.6091 199.0077 99.50385
2
(1+1)+1
= Dari hasil pembacaan Grafik Hubungan
2
= 1,5 atm antara Opening Diameter vs % Berat
2. 1/Pmean @0,25 atm Kumulatif didapatkan data sebagai berikut :
= 0,888889
1/Pmean @0,5 atm
= 0,8 OD (mm) vs %Berat Kumulatif
1/Pmean @1 atm 100
%Berat Kumulatif
= 0,666667 80
µg x Qg x L
3. K1 = A x ΔP 60
0,0183 x 1,3 x 2,9 40
= 4 x 0,25
20
= 0,060665
µg x Qg x L 0
K2 = A x ΔP 0.01 0.1 1 10
0,0183 x 1,8 x 2,9
= OD (mm)
4 x 0,5
= 0,041999
µg x Qg x L
K3 = A x ΔP
Persen kesalahan = 0,49615%
0,0183 x 2,4 x 2,9
= 4x1
Opening diameter pada berat
= 0,027999 kumulatif 40% (d40) = 0,675 mm
b
4. K*1 = Kabs (1+Pmean) Opening diameter pada berat
kumulatif 90% (d90) = 0,252138
= -0,0693
−2,07359 mm
(1+ 1,125 ) Koefisien keseragaman butiran
= 0,058433
b
pasir (C) adalah :
K*2 = Kabs (1+Pmean) 𝑑40
SC = 𝑑90
= -0,0693 0,675
−2,07359 = 0,252138 =2,677105395
(1+ 1,25 )
= 0,04566
b Pada percobaan sieve analysis didapatkan
K*3 = Kabs (1+Pmean) persen berat pasir yang tidak tersaring
= -0,0693 oleh mess dengan opening diameter
−2,07359
(1+ 1,5 ) masing-masing sieve. Didapatkan OD
= 0,0265 berdasarkan hubungannya dengan persen
5. K*rata-rata = 0,043531 berat yaitu 40%= 0,675 mm, 90%=
0,252138 mm. Setelah dihitung hasilnya
Sieve Analisis SC adalah 2,677105395 Hal ini
Berat Pasir = 200 gr menunjukkan nilai sortasi yang bagus
karena SC < 3 .
Perforated Completion
OOIP =
FORMASI MATINDOK
(BATUPASIR) Menggunakan rumus diatas menghasilkan
H 38 Ft perhitungamn sebagao berikut :
Kho 93.03888889 mD
FORMASI MINAHAKI
Re 2000 Ft
Struktur Batuan Karbonat
Rw 0.250000014 Ft φeff batu 0.05450713 fraksi
µ minyak 10 cP karbonat
SGoil 0.8 Sw batu karbonat 0.696676737 fraksi
Sgwater 1 Area Produktif luas area (acre)
Hc 14.2 ft A4 2650.5
A3 1962.2
D 18.96 ft
A2 1345.3
A1 745.7 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
𝑞𝑜 = 𝑞𝑏 + ((𝑞𝑚𝑎𝑥 − 𝑞𝑏 ) (1 − 0,2 ( ) − 0,8 ( ) ))
A0 352 𝑃𝑏 𝑃𝑏
interval (ft) pers volume acre-ft
20 Trap 46127 qo vs Pwf BATUPASIR
3500
20 Trap 33075
20 Trap 20910 3000
10 Pyr 5366.780886
2500
0 Pyr 0
total Volume 105478.7809 acre-ft 2000
Pwf
OOIP 9848741.799 STB 1500
8 Pyr 3542.82116 Sw
Sw Vs KRW Sw Vs KRO
6 Trap 780.9
0 Pyr 0 Qopt(@pwf=2700
total Volume 46819.19374 acre-ft = -31,14187912 Barrels per day
OOIP 20232182.66 STB
Formasi Minahaki (Batu Karbonat)
Penentuan Laju Produksi Optimum pwf < Ps < Pb
Formasi Matindok (Batu Pasir) Linear (Pseudo-SteadyState)
Ps >Pwf >Pb k o .h ( Pe Pwf )
qo 0,00708
Linear (Pseudo-SteadyState) o .Bo ln(re / rw) 0.5 S
𝑞 FE 1
1 0.2 0.8
PI = J = 𝑃𝑠−𝑃𝑤𝑓 Qmax Ps Ps
Non-linear
𝑞𝑜 𝑝𝑏
𝑞𝑚𝑎𝑥 = 𝑞𝑏 + ( )
1,8(𝑃𝑠 − 𝑃𝑤𝑓)
𝑃𝐼 𝑥 𝑃𝑏
𝑞𝑚𝑎𝑥 = 𝑞𝑏 + ( )
1,8
m = 0,3635
qo vs Pwf BATU KARBONAT
3000 Formasi Minahaki
2500 Ro 0.72 ohm-m
2000 Rw 0.25 ohm-m
Porositas 0.05450713 fraksi
Pwf
1500
efektif
1000
F 2.88
500
A 1
0 M 0.3635
0 5 10 15
Qo dengan skin Qo tanpa skin
qo
Formasi Matindok
Hubungan Sw dengan Krw dan Kro Ro 0.72 ohm-m
(MINAHAKI) Rw 0.25 ohm-m
0.8
Porositas 0.158330016 fraksi
0.7 efektif
0.6 F 2.88
0.5 A 0.62
0.4 M 0.8333
K
0.3
0.2 m < 1,3 maka menunjukan formasi
0.1 unconsolidated rock.
0
-0.1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Kandungan Lempung Formasi :
SW VS KRW Sw SW VS KRO Kandungan lempung suatu formasi
dapat diperkirakan dengan menggunakan
Qopt@pwf = 2500 data-data logging.
=0.339672807204723 barrels per day 𝑆𝑃𝑙𝑜𝑔
Desain Komplesi VSh =1 − 𝑆𝑆𝑃
Sementasi Batuan :
1. Tingkat sementasi batuan dapat Formasi Minahaki
diperkirakan dengan cara Sp Log 50 mV
menentukan faktor sementasi. SSP 75 mV
2. Archie membuat hubungan antara Vsh 0.333333333 fraksi
faktor formasi dari batuan dengan
porositas. Formasi Matindok
R Sp Log 50 mV
F m dan F o
Rw SSP 75 mV
Log(Ro)+ mLog(ɸ) = Log (a) + Log Rw Vsh 0.333333333 fraksi
Batupasir:
Log(0,72)+ mLog(0,158330016 ) Kekuatan Formasi :
=log(0,62)+log(0,25)(-0,1427)+m(- Kekuatan formasi (strength
0,8004) = (-0,2076) + (-0,6021) formasi) adalah merupakan
m = 0,8333 kemampuan formasi dalam
Karbonat: menahan butiran batuan tetap pada
Log(0,72)+mLog(0,05450713) tempatnya. Tixier melakukan
= log (1)+log (0,25) perhitungan sebagai berikut :
(-0,1427)+ m(-1,2635) = (0) + (-0,6021)
Pembahasan
Analisis core yang dilakukan pada
Jika > 0,8 x 1012 psi2 (kompak) lapangan Petronius diambil dari cekungan
Jika < 0,8 x 1012 psi2 (tdk kompak) Banggai, yaitu dari formasi Minahaki dan
formasi Matindok. Pada formasi
Formasi Minahaki Minahaki memiliki lithology karbonat
dan formasi Matindok memiliki lithology
Ρb 2.71 gr/cc
batupasir.
Δt 235 µsec/ft
Formasi Minahaki memiliki OOIP
Σ 0.311666667 sebesar 9.848.741,799 STB dan formasi
A 0.273607748 Matindok memiliki OOIP sebasar
B 0.635189669 20.232.182,66 STB.
G 179914.7445 Laju produksi optimum pada
1/Cb 417678.1828 formasi Minahaki adalah 0.339673 barrel
G/Cb 7.515.E+10 (tidak per day dan pada formasi Matindok
kompak) senilai -31,14187912 Barrels per day.
Klasifikasi batuan berdasarkan
2
jika < 0,8 x 10^12 psi (tdk kompak) faktor sementasi terbagi menjadi lima,
yaitu unconsolidated rock (1,3), very
Formasi Matindok slightly cemented (1,4-1,5), slightly
ρb 2.65 gr/cc cemented (1,6-1,7), moderately cemented
Δt 235 µsec/ft (1,8-1,9), dan highly cemented (2,0-2,2).
σ 0.311666667
Pada formasi Minahaki memiliki factor
sementasi sebesar 0,3635 dan formasi
A 0.273607748 Matindok memiliki factor sementasi
B 0.635189669 sebesar 0,8333. Sehingga kedua formasi
G 175931.3923 termasuk unconsolidated rock karena
1/Cb 408430.6953 factor sementasinya < 1,3. Sehingga
G/Cb 7.186.E+10 (tidak casing produksi dipasang menembus
kompak) formasi produksi dan disemen yang
selanjutnya di perforasi pada interval-
jika < 0,8 x 1012 psi2 (tdk kompak)
interval yang diinginkan.
Kandungan lempung yang
Perhitungan Ukuran Screen Liner diperoleh pada kedua formasi ini adalah
pada Gravel Pack Completion sebesar 0,333 fraksi yang diketahui
melalu logging.
Menghitung Ukuran Gravel Pack dengan Kekuatan formasi dari formasi
metode Soucier Minahaki sebesar 7.515.E+10 yang
Dg50 = 5 x Df50 = 2.9942275 mm termasuk dalam formasi tidak kompak,
= 0.117972564 inch begitupun dengan formasi Matindok
Dg.min = 0.0786877 inch memiliki nilai 7.186.E+10 yang juga
Dg.max = 0.176958845 inch termasuk formasi yang tidak kompak.
Karena klasifikasi batuan yang termasuk
Menghitung ukuran Screen Liner dengan kompak adalah jika >0,8x1012 psi2 dan
metode Sclumberger <0,8x1012 psi2 untuk formasi yang tidak
kompak. Kekuatan formasi sendiri
W = 0,75 x Ukuran = 0.059015775 inch
merupakan kemampuan formasi dalam
gravel terkecil
menahan butiran batuan tetap pada
tempatnya.
Desain ukuran gravelpack menurut Gas Pada Lapangan Tiaka,
metode Soucier yaitu sebesar Matindok, Donggi, Senoro, Dan
0,117972564 inch, atau gravel pack yang Sekitarnya Di Cekungan Banggai
dapat digunakan berukuran minimum Sulawesi Tengah. Yogyakarta.
0,0786877 inch dan maksimum Universitas Gadjah Mada.
0,176958845 inch. sedang ukuran Screen
Liner menurut metode Schlumberger Nasir, Mohamad. 2014. Potret
yang digunakan berdasarkan ukuran Kinerja Migas Indonesia. Jakarta.
range gravel yaitu sebesar 0,059015775 Buletin Info Risiko Fiskal.
inch.
Kesimpulan
Referensi
Muhartanto, Aris dan Purwanto, Taat.
2011. Potensi Batuan Induk Di
Cekungan Banggai, Sulawesi
Tengah. Jakarta. Usakti.