Anda di halaman 1dari 3

2.7.

Pembahasan
Percobaan pada minggu pertama Praktikum Analisa Inti Batuan yaitu
Pengukuran Porositas. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui besarnya
porositas dari suatu batuan reservoir berdasarkan pengukuran volume bulk batuan
(Vb) dan volume pori batuan (Vp) dengan metode penimbangan. Porositas dari
suatu batuan dapat di definisikan sebagai perbandingan antara volume pori batuan
(Vp) dengan volume bulk (Vb).
Porositas suatu batuan dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terbentuknya
dan kuantitatifnya. Berdasarkan cara terbentuknya ada 2 yaitu porositas primer
(terbentuk saat proses pengendapan batuan) dan sekunder (terbentuk setelah proses
pengendapan berlangsung), sedangkan berdasarkan kuantitatifnya ada 2 yaitu
porositas absolut (perbandingan antara volume ruang pori total dengan volume total
batuan) dan efektif (perbandingan antara volume ruang pori yang berhubungan
dengan volume total batuan). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga
porositas dari suatu batuan antara lain: sortasi (keseragaman), semakin seragam
ukuran butiran maka porositasnya semakin baik, sementasi menyebabkan nilai
porositas semakin kecil, kompaksi menyebabkan nilai porositas batuan semakin
kecil,dan kemasan (packing), dimana susunan butir bentuk kubus mempunyai
porositas yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk rhombohedral.
Percobaan penentuan porositas dengan menggunakan metode penimbangan
yang dilakukan di laboratorium menggunakan timbangan digital, timbangan pasar
dan anak timbangan, vacuum pump dan vacuum desikator, serta penjepit sebagai
alat yang digunakan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah core dan air. Prinsip
kerja yang digunakan dalam percobaan ini adalah perbandingan massa antara
sampel core (kering & terjenuhi) dengan media fluida nya.
Cara kerja percobaan ini diawali dengan mengambil sampel core setelah itu
menimbang sampel core kering sebagai, lalu memasukkan core ke dalam vacum
desikator dan disaturasikan dengan air, tunggu selama 30 menit, lalu menimbang
core yang masih dijenuhi air di udara sebagai, setelah itu mengambil core yang
telah dijenuhi air kemudian menimbang dalam air sebagai, Setelah itu menghitung
volume bulk, volume pori, serta porositas dengan persamaan yang telah disediakan.
Dengan cara menimbang, didapatkan data berat core kering di udara sebesar
22,67 gr , berat core jenuh dalam air sebesar 15,2 gr , dan berat core jenuh di udara
sebesar 25,99 gr. Lalu harga volume bulk didapatkan melalui perhitungan sebesar
10,79 cc, harga volume pori sebesar 3,32 cc, dan didapatkan harga porositas efektif
(øeff) sebesar 30,77%. Porositas ini di kategorikan sangat baik karena >20% yang
termasuk kategori porositas yang sangat baik.
Aplikasi lapangan dari pengukuran porositas dalam Teknik reservoir untuk
menentukan seberapa besar jumlah cadangan minyak dan gas pada suatu lapangan,
dengan menggunakan rumus OOIP dan OGIP.
2.8. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui besarnya porositas dari
suatu batuan reservoir berdasarkan pengukuran volume bulk batuan (Vb)
dan volume pori batuan (Vp) dengan metode penimbangan
2. Porositas dari suatu batuan dapat di definisikan sebagai perbandingan antara
volume pori batuan (Vp) dengan volume bulk (Vb).
3. Porositas suatu batuan dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terbentuknya
dan kuantitatifnya. Berdasarkan cara terbentuknya ada 2 yaitu porositas
primer dan sekunder, sedangkan berdasarkan kuantitas ada 2 yaitu porositas
absolut dan efektif.
4. Faktor yang mempengaruhi harga porositas dari suatu batuan antara lain:
ukuran butiran, sortasi (keseragaman) butiran, sementasi dan kompaksi
batuan, kemasan (packing)
5. Didapatkan hasil:
a. Berat core kering di udara = 22,67 gr
b. Berat core jenuh dalam air = 15,2 gr
c. Berat core jenuh di udara = 25,99 gr
d. Volume bulk (Vb) = 10,79 cc
e. Volume pori (Vp) = 3,32 cc
f. Porositas efektif (øeff) = 30,77 %
6. Aplikasi lapangan dari pengukuran porositas dalam Teknik reservoir untuk
menentukan seberapa besar jumlah cadangan minyak dan gas pada suatu
lapangan, dengan menggunakan rumus OOIP dan OGIP.

Anda mungkin juga menyukai