PENDAHULUAN
Pi Pe
2t
(1)
Pe Pi f0 Pc
Pc
(8)
Py Pel
(9)
Py 2 Pel 2
t
Py 2S
D
t
D
Pel 2 E
1 v2
h F1 SMYS
Pd 0.80Pt
(4)
Pa 0.90Pt
(5)
Pa Pi Pe
(6)
t
Dt
(11)
(2)
Pt f d fe ft Pb
(10)
(7)
Lp Lcr
hp hcr
kriteria
local
(12)
Wreq
t
Ppr 24SMYS
D
FD FI FL
Fw
(13)
2.4
(14)
e l 2 h2 l h
(18)
(15)
Instalasi
Hydrotest
Operasi
(17)
(16)
Lcf
Lcf
2 U s U r
EI
M eff
EI
M eff
(19)
(20)
Kriteria tegangan yang diizinkan sesuai DNV
1981 untuk pipa pada saat instalasi adalah
sebesar 96% dari SMYS material pipa. Tetapi
untuk memberikan hasil yang lebih
konservatif, aturan praktis industri menyatakan
kriteria tegangan maksimum pipa pada proses
instalasi adalah 85% SMYS pada overbend
dan 72% pada sagbend.
fn
St (U s U r )
D
Ced
2
(21)
(22)
EI
M eff L4
(23)
Sc
(24)
Normal Stress
Shear Stress ()
Tegangan akibat momen
puntir
1 s 2
Ip
Es
(26)
(27)
A
Se Bs
' '
Cc H
log o
1 eo
'o
(25)
Consolidation
settlement
merupakan
konsolidasi yang terjadi oleh perubahan
volume tanah jenuh air selama
periode
keluarnya air pori tanah yang dapat dihitung
dengan persamaan berikut (Das (2002))
LA
FAX
A
(28)
LT E T T
(31)
M b c M b R M b Do
I
I
2I
(29)
Pi Do
2t
(32)
( Pi Pe ) Do
4t
(30)
r 2r 2
Pi ri 2 i o
r2
ro 2 ri 2
(33)
H L
2
E 2
V
D3 d 3
VQ
12
Ib
4
4
64 D d D d
(34)
Model pipeline crossing dibuat sebagai satu
buah segmen pipa yang dijangkar pada salah
satu ujungnya, sementara pemodelan tumpuan
crossing akan dilakukan dengan metode
displacement. Dua buah displacement sebesar
tinggi tumpuan akan ditempatkan pada dua
buah node pada lokasi tumpuan crosing pipa
yang diinginkan, sedemikian sehingga node
lainnya kan mengalami displacement secara
natural dan membentuk natural bend.
TR
J
(36)
(35)
Longitudinal
Stress (F2)
0.80
Combined
Stress (F3)
0.90
Perhitungan
yang
dilakukan
adalah
perhitungan yang didasarkan dari studi kasus
pekerjaan studi pipa di Laut Jawa.
Desain ketebalan pipa dilakukan pada kondisi
instalasi, kondisi hydrotest, serta kondisi
operasi. Dapat dilihat pada Tabel 3 diperoleh
nilai tebal dinding terpilih sebesar 0.75 inch.
Internal
Pressure
Contaiment
ASME B31.4
API RP 1111
Nilai
SF
Nilai
SF
Hydrotest
0.7
1.05
0.63
1.02
Operasi
0.43
1.03
0.73
1.02
Stabilitas
Lateral
Instalasi
1.128
2.095
Operasi
1.602
2.062
Safety Factor
1 inch
Stabilitas
Vertikal
Tebal
Concrete
Coating
Desain
Kriteria
Kondisi
Tebal
Concrete
Coating
(in)
External
Pressure
Collapse
Instalasi
0.24
1.3
Analisis
Dinamik
SF
Instalasi
130
1.086
34.085
Hydrotest
50
1.128
32.149
0.73 in
Operasi
60
1.023
24.241
Panjang
Free Span
Kritis
Desain
Instalasi
0.28
1.12
Buckling
Propagation
Instalasi
0.35
1.2
Nilai
Ketebalan
Pipa Terpilih
berdasarkan
Kriteria API
5L
Analisis Statik
Nilai
Local Buckling
Ketebalan
Pipa Desain
Kondisi
24.241 m
Sudut
Rotasi
Stinger
Hitch
% Yield Maksimum
Layable
Overbend
Sagbend
64.88
21.76
Ya
154.14
21.77
Tidak
10
189.41
21.76
Tidak
15
189.4
21.76
Tidak
64.82
21.76
Ya
153.37
21.76
Tidak
10
175.15
21.76
Tidak
15
175.16
21.76
Tidak
64.81
21.76
Ya
155.86
21.76
Tidak
10
160.91
21.76
Tidak
15
160.92
21.76
Tidak
64.8
21.76
Ya
146.66
21.76
Tidak
10
146.69
21.76
Tidak
15
146.7
21.76
Tidak
10
Hoop Stress
Longitudinal
Stress
Combined
Stress
Instalasi
Hydrotest
Operasi
Nilai Maksimum
(ksi)
0.83
0.66
Batas Izin
(0.72 SMYS) (ksi)
37.44
37.44
37.44
Rasio
0.0
0.02
0.017
Nilai Maksimum
(ksi)
30.29
31.19
31.08
Batas Izin
(0.8 SMSYS) (ksi)
41.6
41.6
41.6
Rasio
0.72
0.75
0.74
Nilai Maksimum
(ksi)
30.28
30.36
30.42
Batas Izin
(0.9 SMYS) (ksi)
46.8
46.8
46.8
Rasio
0.64
0.64
0.65
11
Untuk penulisan
memberikan saran
lebih
lanjut
penulis
12
NOMENKLATUR
A
B
Bs
c
=
=
=
=
Cc =
Ced =
Ced =
D =
Do =
E =
e0 =
Es =
F =
f0 =
F1 =
FAX =
FD =
fd =
fe =
FI =
FL =
fn =
fp
ft
fvs
Fw
=
=
=
=
=
H =
htu =
I =
=
Ip
J
( Do 4 Di 4 )
64
untuk lingkaran
luas penampang
gaya apung (buoyancy)
lebar support
jarak titik yang dianalisis ke sumbu
netral
compression index
konstanta perletakan pada analisis
dinamik
konstanta perletakan pada analisis
dinamik
diameter luar pipa
diameter luar pipa
modulus elastisitas material
initial void ratio
modulus elastisitas tanah
gaya
collapse factor
hoop stress design factor
gaya aksial yang bekerja pada pipa
gaya seret
hoop stress design factor
weld joint factor = 1
gaya inersia
serta gaya angkat
frekuensi natural pipa dengan free span
tertentu
faktor desain buckle propagation
0.8
temperature derating factor
frekuensi vortex shedding
faktor kalibrasi terhadap berat
minimum pipa
tebal lapisan tanah
tinggi tumpuan utama
momen inersia penampang
( R04 R14 )
2
untuk pipa
13
h = hoop stress
LA = tegangan longitudinal akibat gaya
aksial
LB = tegangan longitudinal akibat momen
bending
LP = tegangan longitudinal akibat tekanan
internal
DAFTAR PUSTAKA
American Petroleum Institute. 1999. API Recommended Practice 1111: Design, Construction,
Operation, and Maintanance of Offshore Hydrocarbon Pipelines (Limit State Design). Washington:
API Publishing Services.
American Petroleum Institute. 2000. API Specification 5L: Specification for Line Pipe. Washington:
API Publishing Services.
American Society of Mechanical Engineers. 1999. ASME B31.4-1998 Edition: Pipeline
Transportation Systems for Liquid Hydrocarbons and Other Liquids. New York: The American
Society of Mechanical Engineers.
Chacko, Jacob. et al. 2005. Offshore Pipeline. Oxford: Elsevier Ltd.
Das, Braja M. 2002. Principles of Geotechnical Engineering. California: Brooks/Cole.
Det Norske Veritas. 1982. DNV Rules for Submarine Pipeline Systems 1981. Oslo: Det Norske
Veritas.
Det Norske Veritas. 1988. DNV RP E305: On-Bottom Stability Design of Submarine Pipeline. Oslo:
Det Norske Veritas.
Det Norske Veritas. 2000. DNV Calssification Notes: Environmental Conditions and
Environmental Loads. Oslo: Det Norske Veritas.
14