E
PIPE STRESS DAN WATER
HAMMER ANALISIS
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
I. Pipe Stress
a. Piping Stres Analysis
Tujuan utama dari piping stress analysis adalah untuk memastikan beberapa
hal seperti Keselamatan sistem perpipaan termasuk semua komponennya,
Keselamatan sistem peralatan yang berhubungan langsung dengan sistem
perpipaan dan struktur bangunan pendukung sistem tersebut, defleksi pipa
agar tidak melebihi limitasinya. Adapun beberapa macam mode kegagalan
yang bisa terjadi pada suatu sistem perpipaan, Para piping engineer bisa
melakukan tindakan pencegahan untuk melawan mode kegagalan tersebut
dengan melaksanakan stress analysis berdasarkan ketentuan dan aturan
dalam dunia perpipaan. Dua macadm mode kegagalan yang biasa terjadi
pada pipa adalah sebagai berikut:
- Kegagalan karena tegangan yield (material melebihi deformasi plastis)
- Kegalalan karena fracture (material patah sebelum sampai batas tegangan
luluhnya)
Static stress analysis adalah sebuah analisa perhitungan pada pipa untuk
memastikan nilai dari semua tegangan (stress) akibat beban statis tidak
melebihi dari limitasi yang diatur oleh aturan atau standar tertentu. Biasanya,
pada piping engineer menggunakan aturan (standard) yaitu ASME B31.3
sebagai panduan untuk melakukan dan menganalisa static stress. ASME
B31.3 mengatur semua masalah perpipaan mulai dari limitasi propertis yang
dibutuhkan, sampai pada pembebanan yang memperhitungkan kondisi
pressure, berat struktur dan komponennya, gaya impact, gaya angin, gaya
gempa bumi secara horizontal, getaran (vibrasi), thermal expansion,
perubahan suhu serta perpindahan posisi tumpuan anchor.
Pendektan dalam metode perhitungan stress analysis makin menunjukkan
kemajuan ketika R. H. Tingey dalam tulisannya berjudul “Method Of
Calculation Thermal Expansion Stresses In Piping” pada tahun 1934
memperkenalkan apa yang disebut dengan “Virtual Center Of Gravity Or
Elastic Center”. Salah satu tonggak keberhasilan pengembangan
perhitungan stress analysis adalah ketika departemen engineering dari
perusahaan Standard Oil Co (Indiana ) , menampilkan dalam bentuk laporan
internal perusahaan pada tahun 1932, yang pada intinya mengatakan bahwa
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Sumbu yang terletak di bidang tengah dinding pipa dan salah satu arahnya
yang sejajar dengan panjang pipa disebut sumbu axial atau longitudinal.
sumbu yang tegak lurus terhadap dinding pipa dengan arahnya bergerak dari
pusat pipa menuju keluar pipa disebut sumbu radial. sumbu yang sejajar
dengan dinding pipa tapi tegak lurus dengan sumbu axial disebut dengan
sumbu tangensial atau sirkumferensial.
Analisa Tegangan pipa adalah suatu metode terpenting untuk meyakinkan
dan menetapkan secara numerik bahwa sistem perpipaan dalam engineering
adalah aman, atau suatu cara perhitungan tegangan (stress) pada pipa yang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
diakibatkan oleh beban statis dan beban dinamis yang merupakan efek
resultan dari gaya gravitasi, perubahaan temperatur, tekanan di dalam dan
diluar pipa, perubahan jumlah debit fluida yang mengalir di dalam pipa dan
pengaruh gaya seismik.
Analisa tegangan pipa dilakukan untuk memastikan rute pipa, beban pada
nozzle, dan penyangga (support) pipa telah dipilih dan diletakkan tepat pada
tempatnya sehingga tegangan (stress) yang terjadi tidak melebihi batas
besaran maksimal tegangan yang diatur oleh Code dan Standard
Internasional (ASME, ANSI, API, DNV dan lain-lain). Melakukan sebuah
analisa tegangan pipa biasanya para piping engineer memakai pendekatan
finite element method dengan memakai beberapa softwareumum di dunia
perpipaan yaitu caesar II, AutoPipe. Dalam tugas akhir ini akan digunakan
AutoPIPE.
circumferintal ini akan membelah pipa menjadi dua bagian. Gaya yang
membelah pipa itulah gaya cirkumferintal, kalau kita lihat pada lasan pipa, di
situlah kira-kira gaya hoop stress yang akan terjadi. Circumferintal strees
kadang dikenal dengan tangensial stress seperti gambar 13.
Setelah menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2 maka di dapat hoop stress
sebesar 6972.18 Psi dan longitudinal stress sebesar 3486.09 Psi, selanjutnya
dibandingakan dengan tegangan dari material ASTM A 335 P 11, sehingga
didapat tensile strengh 60190.66 Psi dan tegangan yeild strengh 29732.73 Psi.
Kesimpulannya tegangan yang terjadi lebih kecil dari tegangn dari material
tersebut, sehingga penggunaan material tersebut aman.
Gambar 14 (a) Pipa sebelum terjadi deformasi,(b) Pipa dalam konfigurasi terdeformasi
Pemasangan expansion loops yang diperlukan oleh sistem pipa dalam arah tegak
lurusuntuk menyerap ekspansi termal yang terjadi seperti gambar 2.19. Expansion
loops lebih aman dibandingkan dengan expansion joints, tetapi memerlukan lebih
banyak ruang.
dimana:
a: Kecepatan rambat gelombang tekanan(m/det)
K: Koefisien elastisitas volumetrik air (kg/m2)Untuk air bersih pada temperatur
normalnilai K adalah sebesar 207-jutan(kg/m2).
g: Akselerasi gravitasi = 980(m/det2) Berat spesifikair (kg/m3) Untuk air
bersih dapat dapat diambil =1000 (kg/m2)
E: Koefisien elastisitas memanjang dari bahan pipa (kg/m2). Pipa baja karbon
E = 21000-juta (kg/m2) besi Pipa besi tuangE = 10000-juta (kg/m2) Pipa
tembaga E = 15400-juta (kg/m2) Pipa PVCE = 250-juta (kg/m2)
d: Diameter-dalam dari pipa (m)
Rongga udara harus dipasang pada puncak pipa tegak dimana ada
kemungkinan akant imbul pukulan-air. Untuk katup gelontor kloset, bak cuci
tangan, dan peralatan plambing lainnya, rongga udara harus dipasang pada
pipa masuk yang tegak dan sedekat mungkin dengan katup-katup yang
bersangkutan. Pada dasarnya rongga udara dibuat dengan memasang pipa
tegak sepanjang 30 cm dan tertutup di bagian atas, dengan ukuran yang
sama dengan pipa masuk. Untuk katup-katup ukuran besar, misalnya
padamesin cuci komersil, harus dipasang rongga udara dengan ukuran yang
cukup besar sesuai dengan ukuran katupnya.
Dalam beberapa keadaan, dapat dipasang saturongga udara atau satu alat
pencegah pukulan airuntuk melayani beberapa peralatan plambing yang
terletak pada satu jalurpipa. Tetapi cara iniakan menyebabkan seluruh jalur
tidak berfungsidengan baik kalau rongga udara atau alatpencegah pukulan
air tersebut rusak, walaupun ditinjau segi perawatannya lebih sederhana.
Rongga udara dapat dikatakan sangat ekonomis, karena untuk itu dapat
dibuat dari sisa-sisa potongan pipa sampai ukuran tertentu. (lihatgambar 3).
Dari segi lain, udara dalam rongga tersebut lama kelamaan dapat lenyap
karena terbawa mengalir keluar dalam bentuk gelembung atau larut sebagai
gas dalam air. Olehkarena itu, secara periodik sistim pipa perlu dikuras untuk
memasukkan udara baru ke dalam rongga-rongga udara dalam instalasi,
ataumemasang untuk memasukkan udara ke dalamrongga-rongga udara
ukuran besar. Pencegah pukulan air tidak menimbulkan kerepotan untuk
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
terjadi pemisahan kolom air. Pada akhirnya kolom air tersebut akan
mengalirbalik dan membentur kolom air sisanya yang lebih dekat dengan pompa
dan mengakibatkan pukulan air yang cukup kuat.
Check valve yang dipasang sebaiknyadengan konstruksi khusus untuk
mencegahterjadinya pukulan air atau perpipaannya diatursedemikian untuk
mencegah pemisahan kolom air. Instalasi pompa dengan tinggi angkat (lift) yang
besar cenderung menimbulkan pukulan air.
b) Mencegah timbulnya pukulan air
1) Kalau digunakan swing-type check valve akan dapat terjadi penutupan
mendadak pada waktu terjadi aliran balik dan ini dapat menimbulkan
pukulan-air. Karenaitu sebaiknya dipasang jenis yang dapat
meredam pukulan (impact-absorbing), (lihat gambar. 4)
2) Dengan menghilangkan katup aliran searah pada sisi keluar
pompa, pada waktu terjadi aliran balik maka seluruh air akan
masuk kembali ke dalam tangki isap pompa. Karena cara ini dapat
menyebabkan pompaberbalik arah putarannya, maka sebelum
memilih caraini harus dinyatakan pada pembuat pompa atau
perwakilannya apakah hal ini tidak akan menimbulkan kerusakan
pompa.
3) Apabila lokasi pompa dalam arah horisontal cukup jauh dari
tangki atas, bagian pipa horisontal keluar pompa hendaknya dipasang
serendah mungkin untuk mencegah pemisahan kolom air.
Rumusan Masalah
Pada sistem penyediaan air bersih, alat plambing dan perlengkapan plambing
harus diberi aliran air minum dengan kualitas dan tekanan yang cukup agar dapat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
bekerja baik sesuai dengan standar pemakaian air yang dibutuhkan. Sistem
distribusi air harus direncanakan sehingga dengan kapasitas dan tekanan air
yang minimal, alat plambing bekerja dengan baik. Tekanan air pada
jaringan PAM di Indonesia pada umumnya rendah dan tidak mengalir selama
24 jam. Pada kondisi tekanan airyang kurang mencukupi akan menimbulkan
kesulitan dalam pemakaian air (alat plambing tidak berfungsi karena tidak dapat
mengalirkan air), ada kecenderungan untuk menambah tekanan air dalam pipa,
tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena pancaranair
serta mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan menambah
kemungkinan timbulnya pukulan air.
Bila aliran dalam pipa dihentikan secara mendadak oleh kran atau katup, tekanan
air pada sisi atas (upstream) akan meningkat dengan tajam dan menimbulkan
gelombang tekanan yang akan merambat dengan kecepatan tertentu dan
kemudian dapat dipantulkan kembali ke tempat semula. Gejala ini menimbulkan
kenaikan tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu pukulan dan
dinamakan gejala pukulan air (water hammer). Tekanan yang timbul dinamakan
tekanan pukulan air (water hammer pressure). Pada pipa yang akan
dihubungkan dengan pompa gejala pukulan air juga dapat terjadi. Misalnya bila
sebuah pompa sedang bekerja tiba-tiba mati (karena dimatikan ataulistrik
padam), maka aliran air akan terhalang impiler sehinga mengalami perlambatan
yang mendadak. Di sini terjadi lonjakan tekanan pada pompa dan pipa seperti
peristiwa penutupan katup secara tiba-tiba. Lonjakan tekanan juga dapat terjadi
jika pompa dijalankan dengan tiba-tiba atau katup dibuka secara cepat. Besarnya
lonjakan atau jatuhnya tekanan karena benturan air, tergantung pada : laju
perubahan kecepatan aliran. Dalam hal katup tergantung pada kecepatan
penutupan katup atau pembukaan katup dan dalam hal pompa tergantung cara
menjalankan dan menghentikan pompa. Selain itu panjang pipa, kecepatan
aliran dan karakteristik pompa, merupakan faktor-faktor yang sangat
menentukan besarnya lonjakan atau jatuhnya tekanan karena pukulan air.
Kerusakan yang ditimbulkan karenapukulan air:
- Pipa dapat pecah karena lonjakan tekanan
- Perlatan plambing akan rusak akibat tekanan yang ditumbulkan pukulan air.
- Pasangan instalasi akan rusak karena getaran yang diakibatkan pukulan air
- Sambungan-sambungan instalasi akan cepat bocor/rusak
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
PEMBAHASAN
Cara mencegah timbulnya pukulan air:
a) Menghindarkan tekanan kerja yang terlalutinggi.
Katup gelontor (flush valve) untuk klosetdan pemanas air dengan gas termasuk
diantara alat-alat yang menuntut tekanan kerja tinggi, system penyediaan air
bersih biasanya dirancang sedemikian agar pada alat-alat tersebut dapat
disediakan tekanan air sebesar minimum 1,0kg/cm2, agar tekanan kerja tidak
terlalu tinggi kloset diganti dengan jenis tangki gelontor. Jenis ini kurang baik
untuk melayani pemakai yang jumlahnya cukup banyak dalam waktu yangrelatif
singkat, karena perlu waktu beberapa detik untuk mengisi kembali tangki
gelontor. Dapat juga sediakan pipa terpisah khusus untuk melayani katup-katup
yang tidak mendapat tekanan cukup, pipa khusus ini dapat diambil dengan
ukuran yang lebih besar untuk mengurangi kerugian tekanan.
Kekurangannya
- Udara dalam rongga udara lama kelamaan dapat lenyap karena terbawa
mengalir keluardalam bentuk gelembung atau larut sebagaigas dalam air.
- Secara periodik system pipa perlu dikuras untuk memasukkan udara baru
ke dalamrongga-rongga udara dalam instalasi ataumemasang alat yang
dapat dipakai untuk memasukkan udara ke dalam rongga udarauntuk rongga
udara ukuran besar.
2) Dipuncak pipa tegak di mana ada kemungkinan akan timbul pukulan air,
seperti cara pemasangan rongga udara untuk pipa air masuk ke tangki air
besar (lihat gambar 6)
Kalau a<6m cukup dipasang satu Kalau a>6m harus dipasang dua
Gambar 7 Cara pemasangan peredam pukulan air
4) Di tempat yang memungkinkan dimana akan terjadi aliran balik seperti
pipa keluar pompa dipasang rongga udara dan katup searah sebagai
peredam kejut. (lihat gambar 8)
Gambar 8 Cara pemasangan peredaman pukulan air pada sisi keluar pompa
5) Apabila lokasi pompa dalam arah horisontal cukup jauh dari tangki atas,
bagian pipa horisontal keluar pompa hendaknya dipasang serendah mungkin
untuk mencegah pemisahan kolom air (lihat Gambar 9).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya