Anda di halaman 1dari 44

VALUE 

ENGINEERING
SPAM REGIONAL GORONTALO RAYA
OUTLINE LAPORAN VALUE ENGINEERING
SPAM REGIONAL GORONTALO RAYA

Pendahuluan
01 Menjelaskan posisi VE Gorontalo terhadap tahapan 
pelaksanaan proyek dan target VE yang akan dipenuhi

Pra‐ Studi
02 Work Plan, Work Schedule, Organisasi VE, Pemilihan Lingkup 
VE, Tahapan VE  

Studi VE
03 Topik 1 – Unit Air Baku
Tahap informasi, analisis fungsi, kreatif, evaluasi, 
pengembangan, dan Rekomendasi
Topik 2 – Sistem Pembubuhan Koagulan
Tahap informasi, analisis fungsi, kreatif, evaluasi, 
pengembangan, dan Rekomendasi
Topik 3 – Jaringan Distribusi Utama
Tahap informasi, analisis fungsi, kreatif, evaluasi, 
pengembangan, dan Rekomendasi

Kesimpulan
04 Ringkasan hasil studi VE
01. PENDAHULUAN

Posisi VE PPC Gorontalo Target VE

Fungsi
Value=
Cost

Cost diperkirakan sampai tahun akhir proyeksi
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Pra‐Studi VE Studi VE Post‐Studi VE

Koordinasi Tahap Informasi Penyiapan Konsep Laporan VE


Penetapan Tim VE, Penyusunan dan Tahap Analisis Fungsi Konsep laporan untuk meminta masukan 
Penetapan Jadwal VE, Penyusunan dan atau respon dari owner
Penetapan outline Laporan VE Tahap Kreatif
Kegiatan

Penyiapan Laporan Final
Pra‐Studi Tahap Evaluasi
Konsep laporan diapprov, finalisasi laporan 
Pengumpulan data, mendistribusikan data Tahap Pengembangan VE, redesign
ke Tim VE, verivikasi cost data, menetapkan
topik bahasan VE Tahap Rekomendasi Implementasi hasil VE

Pengembangan Cost Model dan LCC 
Model

Komposisi Tim VE, Jadwal, Outline  Informasi desain awal, diagram pareto Konsep Laporan VE


Laporan
Diagram FAST Laporan Akhir VE
Keluaran

Topik VE
Alternatif desain VE diimplementasikan
Cost dan LCC model
Keuntungan dan kerugian, alternatif terpilih

Hasil analisis LCC

Rekomendaasi
02. Pra‐Studi VE
WORK SCHEDULE
SPAM REGIONAL
GORONTALO RAYA

Pelaksanaan tahap studi 
VE dilakukan dalam 
durasi 1 bulan kalender

Keterangan: *) implementasi VE setelah Laporan Final
02. Pra‐Studi VE
TIM VALUE ENGINEERING
SPAM REGIONAL GORONTALO RAYA Tim Teknis Pusat, Tim Teknis Daerah , PDAM, PMC, 
Stakeholder terkait
Memberikan arahan terkait tahapan VE, lungkup VE, dan 
memonitor studi VE

Team Leader
Memberikan arahan dan fokus 
lingkup VE yang akan dilakukan

Resident Engineer/ Water Supply Specialist
Mengarahkan tim VE dan koordinasi dengan 
TA VE, mendesain unit produksi

TA Value Engineering
Mengarahkan  tim VE dalam 
pelaksanaan tahapan‐tahapan VE

TA Distribusi TA Struktur TA Mekanikal & Elektrikal TA Cost Estimator


Melakukan analisis hidrolis Memberikan analisis  Memberikan masukan terhadap  Menganalisis biaya 
dan BoQ perpipaan metode pemasangan pipa desain pemompaan investasi, OPEX dan LCCA
02. Pra Studi VE
PEMILIHAN LINGKUP VALUE ENGINEERING
SPAM REGIONAL GORONTALO RAYA

Kriteria dalam 
IPA
pemilihan lingkup VE 
Pompa Sebagain (tapi tidak terbatas):
Reservoir
Jembatan Pipa dari Unit 
Pipa Transmisi  √ Biaya investasi
Disampaikan dalam bentuk 
Unit Produksi diagram Pareto untuk melihat 
Unit JDU  porsi biaya terbesar
Unit Intake
Unit Distribusi 
Satu Unit 
Unit SR
√ Indikasi Peningkatan 
Fungsi
Membandingkan alternatif 
Semua Sistem SPAM Reg dari Hulu  unit atau sistem yang dari sisi 
spesifikasi dan pengalaman 
ke Hilir tim VE lebih efisien dan 
meningkatkan fungsi
PROFIL SPAM REGIONAL GORONTALO RAYA
OFFTAKE TUNGGULO
PROFIL SINGKAT SKEMA TEKNIS
PENANGGUNG JAWAB PROYEK
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
OFFTAKE 
INTAKE BENDUNGAN  OFFTAKE DUNGGALA BULOTADAA
BADAN PENGELOLA SPAM  BULANGO ULU
IPA DUNGGALA
UPTD SPAM Regional Gorontalo Raya

OPERASI KOMERSIAL YANG DIJADWALKAN 
Tahun 2026

LINGKUP KEGIATAN:
‐ Pembangunan Intake 1.100 Liter/Detik OFFTAKE DUMATI
‐ Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi air minum steel pipe OD 900 
mm sepanjang 7,2 km DAERAH PELAYANAN
‐ Pembangunan IPA Dunggala 1.000 Liter/Detik (sampai tahap 4)
‐ Bangunan Pendukung ALOKASI AIR MINUM 
OFFTAKER RESERVOIR OFFTAKE DAERAH PELAYANAN
CURAH (LITER/DETIK)
‐ Stasiun pompa dan instalasi penyaringan lumpur
‐ Sistem SCADA untuk operasi dan pemantauan PERUMDA AIR  500 DUMATI KEC. TELAGA BIRU, 
MINUM TIRTA  TELAGA,TALAGA JAYA, 
‐ Pengadaan dan Pemasangan Pipa Jalur Distribusi Utama (JDU) HDPE OD  TILANGO, BATUDAA, 
LIMUTU KAB 
450‐630 MM sepanjang 19 KM TABONGO,LIMBOTO BARAT, 
GORONTALO
‐ Pembangunan Offtake untuk distribusi air ke Kabupaten Gorontalo,  LIMBOTO, TIBAWA
Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo PERUMDA AIR  250 DUNGGALA  KEC. TAPA, BULANGO 
‐ Pembangunan JDS dan JDT MINUM TIRTA  DAN SELATAN, BULANGO TIMUR, 
BOLANGO KAB  TUNGGULO TILONGKABILA, SUWAWA, 
‐ Pemasangan Sambungan Rumah SUWAWA TENGAH, KABILA,  
BONE BOLANGO
BOTUPINGGE
KAPASITAS AIR MINUM KEC. SIPATANA, KOTA UTARA, 
PERUMDA AIR  250 BULOTADAA
1.000 Liter/Detik MINUM MUARA  KOTA TENGAH, KOTA 
TIRTA KOTA  SELATAN,  KOTA BARAT, KOTA 
TIMUR,  DUNGINGI,  DUMBO 
TARGET TAMBAHAN SR GORONTALO
RAYA,  HULONTHALANGI
76.000 SR
JUMLAH 1.000
02. Pra Studi VE – Pemilihan Lingkup VE
PROJECT COST SPAM REGIONAL GORONTALO RAYA

Diagram Pareto
Komponen Biaya SPAM Regional Gorontalo Raya
 140,000 120%

 120,000 100%

 100,000
80%
 80,000 Fokus studi VE:
60%
 60,000
JDU& Off‐take, 
40% Unit Air Baku, 
 40,000
unit produksi
 20,000 20%

 ‐ 0%
Jaringan Distribusi Unit Air Baku JDS& JDT Unit Produksi Sambungan
Utama & Oftake Rumah
02. Pra‐Studi VE
TAHAPAN VALUE ENGINEERING
SPAM REGIONAL GORONTALO RAYA

Tahap  Tahap 
Tahap  Analisis  Tahap  Rekomend
Informasi Kreatif Evaluasi Pengemba
Fungsi ngan asi

• Menjelaskan  • Menjelaskan  • Mengembangka • Membandingka • Melakukan  • Membandingka


tentang  tentang fungsi  n alternatif lain  n keuntungan  analisis lanjutan  n hasil analisis 
perencanaan  unit atau sistem  berdasarkan  dan kerugian  terhadap opsi  tiap opsi 
awal, profilnya  yang diVEkan  input/masukan  antara desain   yang sudah  sertasaving cost 
dan persentase  dengan diagram  dari tim VE awal dengan  terpilih pada  dan 
biaya Function  desain alternatif  tahap evaluasi  memberikan 
Analysis System  serta memilih  menggunkan  rekomendasi 
Technique  alteratif   metode LCCA  pengendalian 
(FAST) menggunakan  serta analisis  risiko
analisis MCA risiko
02. Pra‐Studi VE
PENGEMBANGAN COST MODEL & LCCA
SPAM REGIONAL GORONTALO RAYA

LIFE CYCLE COST ANALYSIS (LCCA)

CAPEX OPEX

Investasi Fisik • Biaya Produksi / Operasi ΣCAPEX NPV CAPEX


Nilai Sisa Setelah 
• Biaya Pemeliharaan dan  Alt. 1 Alt. 1
Periode Ekonomi
Perbaikan
• Biaya penggantian
Bangunan
Peralatan
ΣCAPEX NPV CAPEX Peralatan & Asset

Alt. 2 Alt. 2
Mempengaruhi

Asumsi:
• Nilai investasi dibandingkan dengan harga
WACC (Weigthed Average 
Inflasi 2,15%  Cost Capital) Periode Pembangunan/  satuan yang sama
(Gorontalo) Rata – rata tertimbang dari tahapan Investasi 
biaya sebesar 7,94% diasumsikan di bangun  • Proyeksi nilai ekonomis 20 tahun
dalam 1 tahap
• Umur penggantian komponen ME 5 tahun
03. STUDI VE
TOPIK 1 ‐ UNIT AIR BAKU
VALUE ENGINEERING UNIT AIR BAKU
TAHAP INFORMASI
Intake Boidu
Elv. +30m, Kap. 1.100 lt/dt Perencanaan Unit Air Baku di FS

Bangunan intake : Free intake
Kapasitas intake : 1.100 lt/dt (s/d tahap 4)
Kapasitas pipa tranmisi : 660 lt/dt (s/d tahap 2)
Jalur Pipa : Menyusuri  saluran irigasi – IPA Dunggala
Pipa transmisi : HDPE Ø710 mm PN. 10, Panjang 3.200 m
Pompa : Q=150 lt/dt, H=40
Jumlah 5 unit (4 opr, 1 std)
Metode Pemasangan : Open Cut
Perkiraan CAPEX (Rp. 1 jt) : 111,271
Perkiraan OPEX : 72,118

Diagram Pareto
 60,000 120%

 50,000 100%

 40,000 80%

 30,000 60%

 20,000 40%

 10,000 20%

 ‐ 0%
Pekerjaan Intake Pekerjaan Pengadaan Pekerjaan Pemasangan Pekerjaan Persiapan
Pipa, Pompa & Acc. Pipa, Pompa, dan Acc.
IPA Dunggala
 Biaya Investasi (Rp x juta) Komultif Persentase (%)
Elv. +41m, Kap. 1.000 lt/dt
TAHAP ANALISIS FUNGSI
IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI FUNGSI UNIT AIR BAKU

Fungsi 
Fungsi  Fungsi  Fungsi 
Komponen Fungsi Dasar Fungsi Tujuan Desain Fungsi Sewaktu Sepanjang 
Sekunder Pendukung Penyebab
Waktu
Intake Menangkap air Menampung air  Menghantar air  Memerlukan air  Menangkap air sesuai  Mengambil air 
baku baku ke pipa  baku debit yang dibutuhkan baku
transmisi
Pipa  Mendistribusikan  Menjaga aliran  Mencegah  Menghasilkan  Menghasilkan debit di  Mengendalikan 
Transmisi AB air baku tetap  adanya  headloss dan  IPA yang sesuai  debit dan 
bertekanan kebocoran kecepatan kebutuhan  tekanan
Menghasilkan  Mencegah 
kecepatan yang sesuai kontaminasi dari 
lingkungan luar
Pompa Air  Menaikan  head Mengatur  Mendapatkan  Memastikan air baku  Mengendalikan 
Baku tekanan initial head yang  sampai ke tujuan (IPA) debit dan 
lebih kecil tekanan
Mengatur debit  Mengalirkan air  Menghasilkan debit di 
yang keluar ke elevasi yang  IPA yang sesuai 
lebih tinggi kebutuhan 
TAHAP ANALISIS FUNGSI
DIAGRAM FAST UNIT AIR BAKU
Keterangan:
Fungsi Dasar
Menangkap air sesuai debit 
yang dibutuhkan Mengambil air 
baku Fungsi Sekunder

Menghasilkan debit di IPA  Mengendalikan  Fungsi Pendukung


yang sesuai kebutuhan  debit dan 
tekanan Fungsi Penyebab

Kecepatan aliran sesuai Fungsi Tujuan Desain
Mencegah 
kontaminasi dari  Fungsi Sewaktu
Memastikan air curah sampai  lingkungan luar
ke IPA Fungsi Sepanjang Waktu
HOW WHY

Mendapatk Mengalirkan 
Menampu Menghasilkan 
Menangkap air  Mendistribusika Menjaga aliran  Menaikan   Memerlukan  an initial  air ke 
ng air  headloss dan 
baku n air baku tetap bertekanan head air baku head yang  elevasi yang 
baku kecepatan
lebih kecil lebih tinggi
Menghantar  Mencegah 
air baku ke  Mengatur 
adanya 
pipa  tekanan
kebocoran
transmisi
Mengatur 
debit yang 
Lingkup Masalah keluar
VALUE ENGINEERING UNIT AIR BAKU
TAHAP KREATIF

Intake Bendungan Bulango Ulu


Elv. +30m, Kap. 1.100 lt/dt
Perencanaan Unit Air Baku di DED

Bangunan intake : Intake Bendungan (drop inlet)
Kapasitas intake : 1.100 lt/dt (s/d tahap 4)
Kapasitas pipa tranmisi : 1.100 lt/dt (s/d tahap 4)
Pipa transmisi : Steel Pipe Ø900 mm PN. 10, Panjang 7.200 m
Jalur Pipa : Bendungan Bolango Ulu menyusuri jalan kabupaten ke 
IPA Dunggala
Pompa : Tanpa Pompa (gravitasi)
Metode Pemasangan : Open Cut dan HDD
Perkiraan CAPEX Rp. 1 jt) : 114,856
Perkiraan OPEX : 46,592

Intake di Opsi FS IPA Dunggala


Intake Boidu Elv. +51m, Kap. 1.000 lt/dt
TAHAP EVALUASI
KEUNTUNGAN & KERUGIAN

URAIAN Opsi di FS Opsi di DED


Keuntungan • Biaya Capex relatif sama • Sistem yang terbangun dapat mendistribusikan 
• Operasional intake oleh UPTD pengelola SPAM  debit hingga 1.100 lt/dt
Regional • Kontinuitas air terjamin karena ada fungsi 
Bendungan sebagai storage
• Biaya Capex relatif sama (tidak perlu membangun 
intake)
• Biaya opex lebih rendah
Kerugian • Sistem yang terbangun hanya mampu  • Operasional intake sepenuhnya oleh SDA
mendistribusikan debit hingga 660 lt/dt
• Tingkat keterjaminan kontinuitas lebih rendah 
dibandingkan opsi di DED
• Pengaliran secara pemompaan
• Biaya opex lebih tinggi

Sumber: Analisis PPC Gorontalo, 2022


TAHAP EVALUASI
MULTI CRITERIA ANALYSIS (MCA)

Opsi di FS dan DED sama‐sama memenuhi fungsi tujuan desain


sehinggafungsi yang didapat tetap
Opsi terpilih
TAHAP ANALISIS PENGEMBANGAN
LIFE CYCLE COST ANALYSIS (LCCA)

Life cycle cost Of project alternatives
Opsi di FS Opsi di DED
Initial Investment  Cost 111,271  114,856 
Operation Cost 33,457  21,615 
Maintenance & Repair Cost 6,207  3,459 
Replacement Cost 3,484  ‐
Residual Value ‐ ‐
Total Life Cycle Cost 154,420  139,930 

Sumber: Analisis PPC Gorontalo, 2022

• Total life cycle cost pada opsi DED lebih rendah jika dibandingkan dengan pada
opsi di FS
• Dengan mempertimbangkan cost item selama siklus proyek, maka total LCC pada
opsi DED lebih rendah Rp. 14,489 miliar.
TAHAP ANALISIS PENGEMBANGAN
ANALISIS RISIKO

Tingkat  Kategori 
No Kategori dan Perisitiwa Risiko Respon Risiko
Risiko Tingkat Risiko
I. Pelaksanaan Konstruksi
1 kualitas pekerjaan kontruksi yang kurang karena kapasitas kinerja  Moderate Mitigasi
12
kontraktor
2 Subtitusi material dengan harga yang lebih murah oleh kontraktor 10 Moderat Mitigasi
3 Kecelakaan kerja kerja yang menyebabkan luka pekerja atau  Rendah Monitor dan Review
5
masyarakat sekitar proyek
4 Peningkatan NRW akibat buruknya desain atau pekerjaan konstruksi  Moderate Mitigasi
12
atau pemilihan material
II. Risiko Operasional
Kualitas dan kuantitas air menurun karena adanya kebocoran 12 Moderate Mitigasi
III. Keadaan Kahar
Terjadinya bencana alam yang menyebabkan kerusakan SPAM Regional 4 Rendah Monitor dan Review
VALUE ENGINEERING UNIT AIR BAKU
TAHAP REKOMENDASI

Desain Awal (Opsi FS)
• Membangun free intake dengan kapasitas hingga 1.100 lt/dt
• Membangun pipa transmisi dengan panjang sekitar 3,2 km
• Mengadakan dan memasang pompa transmisi sebanyak 5 unit @Q=150 lt/dt, H=40 m
• Mengalirkan air secara pemompaan dengan kapasitas hingga 660 lt/dt

Desain Yang Ditawarkan (Opsi DED)


• Tidak perlu membangun intake
• Membangun pipa transmsi dengan panjang 7,2 km
• Mengalirkan air secara gravitasi hingga kapasitas 1.100 lt/dt

Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis yang dijelaskan melalui MCA dan LCCA maka PPC Gorontalo merekomendasikan desain kreatif pada opsi DED untuk
dibangun
Ringkasan LCCA Nilai (Rp. x juta)
Opsi FS 154,420
Opsi DED 139,930
Savings 14,489

Dengan melakukan mitigasi terhadap risiko kualitas pekerjaan oleh kontraktor dalam penggunaan material pipa sehingga dapat mengurangi
dampak kebocoran pipa dan operasional transmisi air baku.
03. STUDI VE
TOPIK 2 – SISTEM PEMBUBUHAN KOAGULAN
VALUE ENGINEERING SISTEM PEMBUBUHAN KOAGULAN
TAHAP INFORMASI

01

Alternatif 1

Sistem Pembubuhan : Secara manual
Peralatan : Bak pelarut, pompa transfer, tangki koagulan, pompa 
dosing, tangki MOM
Dosis pembubuhan : Ditentukan dari hasil jar test sesuai perubahan kualitas 
air baku
Kebutuhan SDM : 6 orang
FM
Perkiraan CAPEX (Rp. 1 jt) : 15
02
Perkiraan OPEX : 25,868
TAHAP ANALISIS FUNGSI
DIAGRAM FAST SISTEM PEMBUBUHAN KOAGULAN

Fungsi
Fungsi  Fungsi  Fungsi Fungsi Tujuan  Fungsi 
Komponen Fungsi Dasar Sepanjang
Sekunder Pendukung Penyebab Desain Sewaktu
Waktu
SCM  Mengatur Mencegah Mengatur Kemampuan Memastikan dosis Debit aliran Mengendalika
(Streaming pembuhuhan adanya debit aliran untuk koagulan tidak koagulan pada n debit aliran
Current  koagulan kelebihan pembubuhan menurunkan berlebih pada saat saat tingkat koagulan
Monitor) dosis koagulan debit aliran kekeruhan rencah,  kekeruhan air  akibat shock 
pembubuhan koagulan pada dan tidak baku turun dan loading 
saat kekurangan pada naik secara kekeruhan air 
kekeruhan air  saat kekeruhan mendadak/tiba baku yang 
baku rencah tinggi ‐tiba selalu
berfluktuatif
Mencegah Dan 
adanya menaikannya
kekurangan pada saat
dosis kekeruhan air 
pembubuhan baku tinggi
TAHAP ANALISIS FUNGSI
DIAGRAM FAST PEMBUBUHAN KOAGULAN

Keterangan:
Pengaturan Fungsi Dasar
Memastikan dosis Mengendalikan
koagulan tidak berlebih
debit aliran
debit aliran Fungsi Sekunder
pada saat kekeruhan koagulan secara
koagulan
rendah otomatis Fungsi Pendukung
akibat shock 
sewaktu tingkat
loading 
kekeruhan air  Fungsi Penyebab
kekeruhan air 
dan memastikan tidak baku turun dan
baku yang 
kekurangan pada saat naik secara Fungsi Tujuan Desain
kekeruhan tinggi selalu
mendadak/tiba‐
berfluktuatif Fungsi Sewaktu
tiba
HOW WHY Fungsi Sepanjang Waktu

Kemampuan untuk
Mengatur menurunkan debit aliran Dan menaikannya
Mencegah adanya kelebihan dosis
pembubuhan koagulan pada saat pada saat kekeruhan
pembubuhan
koagulan kekeruhan air baku air baku tinggi
rencah
Mengatur debit aliran pembubuhan
koagulan

Lingkup Masalah
VALUE ENGINEERING SISTEM PEMBUBUHAN KOAGULAN
TAHAP KREATIF

Alternatif 2

Sistem Pembubuhan : Otomatis dengan Streaming Current Monitor (SCM)
Peralatan : Bak pelarut, pompa transfer, tangki koagulan, pompa 
dosing, SCM
WLC
01 Dosis pembubuhan : Ditentukan dari hasil jar test sesuai perubahan kualitas 
air baku
Kebutuhan SDM : 2orang
Perkiraan CAPEX (Rp. 1 jt) : 250
Perkiraan OPEX : 15,625

SCM
01

FM
02
TAHAP EVALUASI
MULTI CRITERIA ANALYSIS (MCA)

Opsi di DED menaikan tujuan fungsi desain sistem pembubuhan


koagulan karena meningkatkan tingkat akurasi dosis pembubuhan
Opsi terpilih
TAHAP EVALUASI
KEUNTUNGAN & KERUGIAN

URAIAN Opsi 1 ‐ Manual Opsi 2 ‐ SCM


Keuntungan • Biaya Capex lebih murah • Jar test hanya dilakukan di awal operasi untuk 
menginput data dosis pembubuhan ke SCM
• Akurasi dosis pembubuhan tinggi
• Pencatatan lebih terjamin karena secara otomatis 
melalui SCM
• Biaya Opex lebih rendah
Kerugian • Perlu jar tes secara berkala untuk menentukan  • Biaya Capex lebih mahal
dosis pembubuhan
• Akurasi dosis pembubuhan cenderung tidak 
akurat terutama pada saat perubahan kualitas air 
secara mendadak
• Pencatatan dilakukan secara manual
• Biaya Opex lebih mahal karena memerlukan SDM 
lebih banyak
Sumber: Analisis PPC Gorontalo, 2022
TAHAP ANALISIS PENGEMBANGAN
LIFE CYCLE COST ANALYSIS (LCCA)

Sumber: Analisis PPC Gorontalo, 2022

• Total life cycle cost pada opsi 2 lebih rendah jika dibandingkan dengan pada opsi 1
• Dengan mempertimbangkan cost item selama siklus proyek, maka total LCC pada
opsi 2 lebih rendah Rp. 9,315 miliar.
TAHAP ANALISIS PENGEMBANGAN
ANALISIS RISIKO

Tingkat  Kategori 
No Kategori dan Perisitiwa Risiko Respon Risiko
Risiko Tingkat Risiko
I. Pelaksanaan Konstruksi
1 Terjadi error pada saat membandingkan hasil jar test ke software SCM  Rendah Monitor dan Review
5
pada saat awal operasi sehingga pembacaan SCM tidak akurat
2 Penanaman kabel tidak dilakukan hati‐hati 5 Rendah Monitor dan Review
II. Risiko Operasional
Pembacaan error akibat  kabel dan atau sensor SCM tidak berfungsi  Rendah Monitor dan Review
5
atau rusak
III. Keadaan Kahar
Terjadinya bencana alam yang menyebabkan kerusakan SPAM Regional 4 Rendah Monitor dan Review
VALUE ENGINEERING SISTEM PEMBUBUHAN SCM
TAHAP REKOMENDASI

Opsi 1 ‐ Manual

• Membangun sistem pembubuhan yang dilengkapi Bak pelarut, pompa transfer, tangki koagulan, pompa dosing, Tangki MOM
• Menyediakan SDM sebanyak 6 orang

Opsi 2 ‐ SCM

• Membangun sistem pembubuhan yang dilengkapi Bak pelarut, pompa transfer, tangki koagulan, pompa dosing, SCM
• Menyediakan SDM sebanyak 6 orang

Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis yang dijelaskan melalui MCA dan LCCA maka PPC Gorontalo merekomendasikan desain kreatif pada opsi 2 untuk
dibangun
Ringkasan LCCA Nilai (Rp. x juta)
Opsi 1‐ Manual 25,931
Opsi 2 ‐ SCM 16,616
Savings 9,315

Dengan melakukan monitoring pada saat melakukan jar test dan pemasangan kabel SCM sehingga menghindari error pada saat operasional IPA
03. STUDI VE
TOPIK 3 – SISTEM JDU
VALUE ENGINEERING SISTEM JDU
TAHAP INFORMASI
• Elevasi reservoir IPA Dunggala +34
• Tidak terdapat off‐take di lokasi IPA Perencanaan JDU di FS

Jalur Pipa ‐ IPA Dunggala ‐ Simpang Ippot ‐ Off‐take Tunggulo


‐ Simpang Ippot ‐ Pertigaan Ringroad ‐ Off‐take Bulotadaa
‐ Pertigaan Ringroad ‐ Off‐take Dumati
Panjang pipa 16, 9 km
Rata‐rata diameter pipa 514 mm
Jumlah off‐take 3 unit
Perkiraan CAPEX  133,282 
(Rp. x 1 juta)
Perkiraan OPEX 129,002 

Debit perencanaan JDU 600 lt/dt (s/d tahap 2)
Volume air 51.840 m3/hari (full pemompaan)
Diagram Pareto
 60,000 120%

 50,000 100%

Hanya ada 1 jalur pipa outlet dari   40,000 80%


reservoir IPA Dunggala Ø 800   30,000 60%
mm yang dipompa ke OT   20,000 40%
Tunggulo, Dumati dan Bulotadaa
 10,000 20%

 ‐ 0%
Pengadaan Pemasangan Offtake Pengadaan Jembatan Persiapan Pemasangan
• Off‐take Tunggulo Pipa Pipa Pompa Pipa Pompa

pada elevasi +90 m  Biaya Investasi (Rp x juta) Komultif Persentase (%)


• Debit off‐take 150 lt/dt
TAHAP ANALISIS FUNGSI
IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI FUNGSI SISTEM JDU
Fungsi 
Fungsi  Fungsi  Fungsi 
Komponen Fungsi Dasar Fungsi Tujuan Desain Fungsi Sewaktu Sepanjang 
Sekunder Pendukung Penyebab
Waktu
Pipa JDU Mendistribusikan  Menjaga aliran  Mencegah  Menghasilkan  Menghasilkan debit di  Menampung air  Mengendalikan 
air curah tetap  adanya  headloss dan  off‐take yang sesuai  pada saat bukan  debit dan 
bertekanan kebocoran kecepatan kebutuhan  jam sibuk tekanan
Menghasilkan  Mencegah 
kecepatan yang sesuai kontaminasi dari 
lingkungan luar
Pompa  Menaikan  head Mengatur  Mendapatkan  Memastikan air curah  Mengendalikan 
distribusi tekanan initial head yang  sampai ke tujuan (off‐ debit dan 
lebih kecil take) tekanan
Mengatur debit  Mengalirkan air  Menghasilkan debit di 
yang keluar ke elevasi yang  off‐take yang sesuai 
lebih tinggi kebutuhan 
Off‐take Menampung air  Menghasilkan  Memastikan air yang  Menyalurkan air  Menjaga 
curah fluktuasi  tersedia tidak  untuk  kontinuitas aliran 
penggunaan air kelebihan (pada jam  kepentingan  air
minimum) dan tidak  darurat seperti 
kekurangan (pada jam  kebakaran
puncak)
TAHAP ANALISIS FUNGSI
DIAGRAM FAST SISTEM JDU
Keterangan:
Menampung  Mengendalikan  Fungsi Dasar
Menghasilkan debit di off‐take 
air pada saat  debit dan 
yang sesuai kebutuhan 
bukan jam  tekanan Fungsi Sekunder
sibuk
Fungsi Pendukung
Kecepatan aliran sesuai Mencegah 
Menyalurkan 
air untuk  kontaminasi dari  Fungsi Penyebab
kepentingan  lingkungan luar
Memastikan air curah sampai 
ke off‐take darurat  Fungsi Tujuan Desain
seperti  Menjaga 
kebakaran kontinuitas aliran  Fungsi Sewaktu
Memastikan air yang tersedia 
tidak kelebihan (pada jam  air
HOW Fungsi Sepanjang Waktu
minimum) dan tidak  WHY
kekurangan (pada jam puncak)

Mendapatk Mengalirkan  Menghasilkan 


Menghasilkan 
Mendistribusika Menjaga aliran  Menaikan   Menampung air  an initial  air ke  fluktuasi 
headloss dan 
n air curah tetap bertekanan head curah head yang  elevasi yang  penggunaan 
kecepatan
lebih kecil lebih tinggi air

Mencegah 
Mengatur 
adanya 
tekanan
kebocoran

Mengatur 
debit yang 
keluar Lingkup Masalah
VALUE ENGINEERING SISTEM JDU
TAHAP KREATIF

Alternatif JalurJDU di DED

Terdapat 2 jalur pipa outlet


dari reservoir IPA Dunggala:
• Pipa Ø 630 mm yang
dipompa ke OT Tunggulo
dan Dumati
• Pipa Ø 500 mm yang
digravitasikan ke OT
Bulotadaa

• Elevasi reservoir IPA Dunggala +45


• Tambahan 1 titik off‐take yaitu OT • Off‐take Tunggulo
Dunggala (40 lt/dt) pada elevasi +60 m
• Debit off‐take 110 lt/dt
VALUE ENGINEERING SISTEM JDU
TAHAP EVALUASI
Opsi FS 5
5 Opsi DED
2

2
3 3

1 1
4 4

NO OPSI FS OPSI DED
1 Elevasi reservoir IPA +35 m Elevasi reservoir IPA +45 m
2 Tidak terdapat off‐take di Lokasi IPA Terdapat off‐take Dunggala (40 lt/dt) di lokasi IPA
3 Pipa outlet dari reservoir hanya 1 pipa Pipa outlet dari reservoir 3 pipa yaitu 1 pipa di dalam lokasi IPA dan 2 pipa menuju ke luar 
lokasi IPA
4 Pompa distribusi Q= 330 lt/dt, H= 80 m Pompa Distribusi Q= 250 lt/dt, H= 60 m
5 Debit off‐take Tunggulo 150 lt/dt Debit off‐take Tunggulo 110 lt/dt
TAHAP EVALUASI
KEUNTUNGAN & KERUGIAN

URAIAN Opsi di FS Opsi di DED


Keuntungan • Panjang pipa JDU sekitar 17 km • Dialirkan dengan sistem pemompaan ke Kab. 
Bone Bolango dan Kab. Gorontalo, gravitasi ke 
• Hanya ada 1 pipa outlet dari IPA Dunggala  Kota Gorontalo
diameter 800 mm
• Biaya investasi JDU (termasuk pompa distribusi) 
• Biaya investasi JDU (termasuk pompa distribusi)  relatif hampir sama
relatif hampir sama
• Biaya OPEX relatif lebih rendah dari opsi di DED
• Sisa tekan relatif sama yaitu > 10 mka
• Sisa tekan relatif sama yaitu > 10 mka
Kerugian • Dialirkan dengan sistem pemompaan ke 3 (tiga)  • Panjang pipa JDU sekitar 19 km (lebih panjang 2 
off‐taker yaitu Kota Gorontalo, Kab Gorontalo  km dari opsi FS)
dan Kab Bone Bolango
• Perlu pemasangan 2 pipa outlet dari IPA Dunggala 
• Biaya OPEX relatif lebih tinggi dari Opsi DED dengan diameter 630 mm dan 500 mm
Sumber: Analisis PPC Gorontalo, 2022
TAHAP EVALUASI
MULTI CRITERIA ANALYSIS (MCA)

Opsi terpilih
TAHAP ANALISIS PENGEMBANGAN
LIFE CYCLE COST ANALYSIS (LCCA)

Life cycle cost Of project alternatives
Opsi di FS Opsi di DED
Initial Investment  Cost 133,282  136,456 
Operation Cost 49,968  33,978 
Maintenance & Repair Cost 7,665  7,477 

Replacement Cost 10,410  7,095 

Residual Value ‐ 13,596  ‐ 13,596 

Total Life Cycle Cost 187,730  171,411 

Sumber: Analisis PPC Gorontalo, 2022

• Total life cycle cost pada opsi DED lebih rendah jika dibandingkan dengan pada
opsi di FS
• Dengan mempertimbangkan cost item selama siklus proyek, maka total LCC pada
opsi DED lebih rendah Rp. 16,319 miliar.
TAHAP ANALISIS PENGEMBANGAN
ANALISIS RISIKO

Tingkat  Kategori 
No Kategori dan Perisitiwa Risiko Respon Risiko
Risiko Tingkat Risiko
I. Pelaksanaan Konstruksi
1 kualitas pekerjaan kontruksi yang kurang karena kapasitas kinerja  Moderate Mitigasi
12
kontraktor
2 Subtitusi material dengan harga yang lebih murah oleh kontraktor 10 Moderat Mitigasi
3 Kecelakaan kerja kerja yang menyebabkan luka pekerja atau  Rendah Monitor dan Review
5
masyarakat sekitar proyek
4 Peningkatan NRW akibat buruknya desain atau pekerjaan konstruksi  Moderate Mitigasi
12
atau pemilihan material
II. Risiko Operasional
1. Terjadinya peningkatan biaya energi karena meningkatnya harga listrik  Rendah Monitor dan Review
5
dan atau tidak efisiennya kinerja operasional
2 Kualitas dan kuantitas air menurun karena adanya kebocoran 12 Moderate Mitigasi
III. Keadaan Kahar
Terjadinya bencana alam yang menyebabkan kerusakan SPAM Regional 4 Rendah Monitor dan Review
VALUE ENGINEERING JDU
TAHAP REKOMENDASI

Desain Awal (Opsi FS)
• Mengalirkan air curah ke off‐take sebesar 51.800 m3/hari dengan sistem full pemompaan untuk ketiga off‐take dengan 1 pipa outlet dari reservoir IPA
• Membangun pipa JDU dengan panjang 17 km
• Membangun 3 titik lokasi off‐take
• Memompa air dengan total debit hingga 600 lt/dt ke tiap off‐take

Desain Yang Ditawarkan (Opsi DED)


• Mengalirkan air curah ke off‐take sebesar 35.400 m3/hari dengan pemompaan dan 16.400 m3/hari secara gravitasi untuk keempat off‐take dengan 3 pipa outlet dari
reservoir IPA
• Membangun pipa JDU dengan panjang 19 km
• Membangun 4 titik lokasi off‐take (1 off‐take berada di lokasi IPA)
• Memompa air dengan total debit 410 lt/dt

Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis yang dijelaskan melalui MCA dan LCCA maka PPC Gorontalo merekomendasikan desain kreatif pada opsi DED untuk
dibangun
Ringkasan LCCA Nilai (Rp. x juta)
Opsi FS 187,730
Opsi DED 171,411
Savings 16,319

Dengan melakukan mitigasi terhadap risiko kualitas pekerjaan oleh kontraktor dalam penggunaan material pipa sehingga dapat mengurangi
dampak kebocoran pipa dan operasional JDU.
KESIMPULAN
VALUE ENGINEERING SPAM REGIONAL GORONTALO RAYA

Topik 1 Topik 2 Topik 3


Unit Air Baku Sistem Pembubuhan Koagulan Jaringan Distribusi Utama

Opsi di DED: Opsi 2‐ SCM: Opsi di DED:


OPSI TERPILIH
Intake Bendungan Bolango Ulu dengan Menggunakan streaming Current Monitor 2 jalur pipa yang keluar dari IPA menuju ke
pengaliran gravitasi sepanjang 7,2 km ke untuk melakukan pembubuhan koagulan off‐take dengan pengaliran kombinasi
IPA Dunggala pemompaan dan gravitasi

• Secara teknis, pemindahan intake ke • Secara teknis, penggunaan SCM • Penambahan jalur pipa pada opsi DED
KESIMPULAN
Bendungan Bolango Ulu akan dapat menjamin tingkat keakuratan dari sisi fungsi tetap dapat mengalirkan
mengalirkan air dengan debit 1.100 lt/dt pembubuhan dosis koagulan sehingga air hingga debit 600 lt/dt dengan
menggunakan pipa dia. 900 mm dapat menekan biaya operasi. kecepatan air dan tekanan yang masih
dengan kecepatan 1,73 m/dt dengan • SCM mampu menyesuaikan dosis memenuhi kriteria.
sisa tekan yang masih mencukupi pembubuhan pada saat perubahan • Sedangkan dari sisi biaya, nilai LCC
hingga ke koagulator IPA Dunggala. kualitas air secara mendadak selama 20 tahun lebih rendah Rp. 16,32
• Pengaliran air baku tidak memerlukan • Secara biaya, nilai LCC selama 20 tahun miliar
pompa sehingga mengurangi biaya lebih rendah Rp. 9,315 miliar
operasi dan biaya replacement
• Secara biaya, nilai LCC selama 20 tahun
lebih rendah Rp. 14,49 miliar

VALUE
Thank You
Value Engineering
SPAM Regional Gorontalo Raya

Anda mungkin juga menyukai