Berkarya Menuju
Indonesia Maju
Kata Pengantar
Presiden RI Joko Widodo, Meninjau
Progres Pembangunan Ruas Tol
Semarang-Solo
Daftar Isi
Sambutan 10
Kata Pengantar 12
I
nfrastruktur merupakan sektor esensial yang menjadi motor
penggerak sektor riil untuk menopang pemulihan ekonomi
nasional. Selesainya sejumlah proyek infrastruktur telah dirasakan
dampaknya, termasuk turut berkontribusi pada peningkatan daya
saing Indonesia.
Saya menyambut baik hadirnya Buku Konstruksi Indonesia 2021 ini, yang
bertema ”Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju”, sebagai
upaya nyata kolaborasi berbagai pihak yang memberikan pengetahuan
dan pengalaman terkait perkembangan industri Konstruksi Indonesia.
Semoga buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan literatur masyarakat
jasa konstruksi dalam mewujudkan tata kelola industri jasa konstruksi yang
berdaya saing, berkualitas dan berkelanjutan.
Selamat membaca.
M. Basuki Hadimuljono
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
M
engingat pentingnya dokumentasi dan penyebarluasan
informasi atas kiprah dan peristiwa yang telah terjadi di sektor
konstruksi selama kurun waktu beberapa tahun ini serta
kebutuhan akan arah pengembangan konstruksi ke depan, maka
dipandang perlu untuk kembali menyusun dan menerbitkan buku
Konstruksi Indonesia.
Buku Konstruksi Indonesia 2021 mengangkat tema Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju
Indonesia Maju. Buku ini merupakan kompilasi pengalaman empirik, hasil penelitian, referensi
untuk implementasi dan pengembangan kebijakan, serta strategi pembinaan dan pengembangan
industri konstruksi nasional yang berkaitan dengan berbagai dinamika baru yang terjadi di sektor
konstruksi, yang dikemas dalam bentuk artikel ilmiah populer.
Artikel dalam Buku Konstruksi Indonesia 2021 disusun oleh kontributor yang merupakan stakeholder
jasa konstruksi, di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Kementerian Perindustrian, Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), BUMN Karya, Perguruan Tinggi, Asosiasi Badan
Usaha Jasa Konstruksi, Akademisi, Praktisi, Unit Organisasi/Kerja di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta para Pejabat Fungsional Pembina Jasa
Konstruksi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang selalu memberikan keteladanan melalui leadership dan membuka ruang untuk berinovasi
sehingga buku ini dapat diterbitkan. Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada para kontributor
artikel dan semua pihak yang telah mencurahkan tenaga dan pemikiran terbaiknya, sehingga Buku
Konstruksi Indonesia 2021 dapat hadir dan memperkaya khasanah pengetahuan industri konstruksi.
Semoga buku ini menjadi inspirasi dan kekuatan bagi seluruh masyarakat Jasa Konstruksi untuk
terus maju dan berkarya membangun bangsa Indonesia menuju Era Baru yang lebih baik.
Jakarta,
Yudha Mediawan
Direktur Jenderal Bina Konstruksi
pendahuluan
1
Era Baru Konstruksi:
Berkarya Menuju
Indonesia Maju
Reini Wirahadikusumah
Rektor Institut Teknologi Bandung
Penyediaan infrastruktur adalah masalah yang Demikianlah, kompleksitas obyek yang dihadapi
sangat kompleks, menjadi urusan para pemimpin sehari-hari oleh para pelaku sektor konstruksi.
negara, suatu urusan kebijakan (policy) tingkat Dalam menghadapi tantangan yang besar
tinggi yang bersifat konseptual dan terkadang tersebut, keandalan sektor jasa konstruksi harus
dirasakan jauh dari kompetensi dan kewenangan didukung oleh peran serta masyarakat jasa
para insinyur/profesional rekayasa. Ketika konstruksi dalam mengembangkan daya saing
urusan infrastruktur diperbincangkan di publik, usaha dan rantai pasok yang kokoh sehingga
isu utama yang dibahas seringkali fokusnya pelaksanaan pekerjaan konstruksi semakin
adalah pendanaan, lingkungan, sosial/dukungan efektif dan efisien.
publik, bahkan politik; bukan tentang aspek
rekayasa dan teknologinya. Sektor konstruksi sebagai tulang punggung
pembangunan infrastruktur nasional,
Untuk dapat mengambil peran dalam menyumbangkan 6,09% dari GDP dan 5,76%
pembangunan infrastruktur nasional secara dari GDP, di tahun 2018 dan 2019. Pertumbuhan
lebih efektif, para insinyur/profesional rekayasa ekonomi mencapai 5,01% dan 5,02% di tahun
harus memiliki keahlian yang beragam serta 2018 dan 2019. Sektor ini juga menyerap tenaga
pengalaman yang luas, termasuk di bidang- kerja yang besar yaitu lebih dari 8 juta atau
bidang non-rekayasa, yang sebenarnya bukan sekitar 5,5% angkatan kerja. Memperhatikan
merupakan modal utamanya sesuai latar peran strategis yang ditunjukkan dengan data
belakang pendidikan dan pengalaman di sektor statistik tersebut, sudah selayaknya sektor
konstruksi. konstruksi dikelola (diatur, diberdayakan,
dan diawasi) secara serius untuk menunjang
Kenyataan bahwa 95% urusan infrastruktur terwujudnya tujuan pembangunan nasional yang
bersifat non-teknis, sedangkan para pelaku benar-benar membawa manfaat bagi seluruh
di sektor konstruksi dan pembangunan lapisan masyarakat.
infrastruktur didominasi oleh para insinyur
(teknik sipil dan sebagainya), maka peningkatan Sejarah panjang telah membuktikan besarnya
kualitas dan kuantitas infrastruktur nasional peran para pelaku sektor konstruksi. Dimulai
sangat tergantung pada peningkatan keahlian sejak era pascareformasi, terbuka kesempatan
para pelaku (penyedia jasa konsultan dan yang lebih luas bagi badan usaha jasa konstruksi
kontraktor) dalam menjawab berbagai tantangan nasional untuk terlibat di proyek-proyek
yang bersifat sosial, ekonomi, lingkungan, dan internasional. Dengan meningkatkan kapasitas
Tindak lanjut yang telah dilaksanakan di tahap Tingkat VUCA ini terlebih lagi kita alami di negara
awal adalah disusunnya PP No. 5 Tahun 2021 berkembang seperti di Indonesia.
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko dan PP No. 14 Tahun 2021 tentang Sektor konstruksi nasional adalah salah satu
Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang sektor yang secara alamiah memang sarat
Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 dengan kondisi VUCA. Sektor konstruksi harus
tentang Jasa Konstruksi. Dengan demikian, menyelesaikan proyek dalam lingkungan
dimulailah Era Baru Konstruksi Indonesia. fisik/alam yang selalu berbeda, pihak-pihak
terlibat yang banyak dan berbeda dari satu
Secara lebih spesifik, penerapan UU 11/2020 proyek ke proyek lainnya. Lingkup proyek
tentang Cipta Kerja di sektor konstruksi seringkali tidak terdefinisikan secara cukup
bertujuan untuk: matang, keinginan pemilik yang berubah-ubah,
• mewujudkan tata kelola yang baik berbasis melibatkan banyak kepentingan yang terkadang
landasan hukum yang kuat, saling bertolak belakang. Pihak pengguna jasa
• kemudahan perizinan berusaha, swasta berpotensi gagal bayar, pengguna jasa
• peningkatan efektifitas, efisiensi, dan Pemerintah terlambat bayar, masyarakat merasa
modernisasi pengadaan barang/jasa. terganggu, dan seterusnya. Pemerintah sebagai
• kemandirian sektor konstruksi, pengguna jasa terbesar seringkali berubah peran
• penciptaan lapangan kerja yang seluas- menggunakan posisi multinya yaitu sebagai
luasnya, pengguna jasa, sebagai regulator, sebagai
• meningkatkan perlindungan dan kesejahtera- fasilitator, dan sebagai corong perubahan
an tenaga kerja konstruksi. dengan tujuan tertentu. Tentunya ketimpang
peran antara pengguna dan penyedia jasa seperti
Di samping hal-hal yang mendasar tersebut ini menjadi tantangan tersendiri bagi badan-
sebagai kondisi prasyarat bagi perkembangan badan usaha jasa konstruksi nasional.
yang positif dan efektif, sektor konstruksi
mengalami tantangan kebutuhan adaptasi Karakteristik sektor konstruksi tersebut berada
terhadap transformasi digital dan lingkungan di tataran industri/sektor, di tingkat proyek,
ekosistem sektor konstruksi yang memang dan di internal badan usaha. Badan usaha jasa
memiliki karakteristik yang sangat menantang. konstruksi berada dalam ekosistem yang tidak
menentu dalam aspek permintaan/demand.
Sebagian besar aktivitas kita mencakup hal-hal Kontraktor sangat tergantung pada banyak
yang sangat sarat dengan kondisi yang dikenal pihak pendukungnya yaitu para subkontraktor
dengan VUCA, yaitu volatility (tingkat fluktuasi dan suppliers. Persaingan usaha sangat ketat
atau perubahan yang besar), uncertainty dan seringkali tidak sehat, sehingga keuntungan
(ketidakpastian yang tinggi), complexity usaha cenderung minim. Ditambah lagi hubungan
(masalah yang tidak sederhana melibatkan antara pengguna dan penyedia jasa yang kurang
banyak faktor, banyak parameter), dan ambiguity setara sebagai akibat dari ketimpangan supply-
(tidak jelas, data dan informasi sangat terbatas). demand di sektor konstruksi.
juga memiliki kapasitas yang terbatas dalam seimbang yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
mempelajari keahlian baru. Tantangan ini Pembangunan fasilitas fisik infrastruktur adalah
sangat penting untuk diatasi karena bila tidak salah satu bidang utama yang wajib merespon
dikelola secara efektif maka transformasi tantangan ini karena sangat kental dengan
digital akan gagal, karyawan terdemotivasi, isu sosial dan lingkungan, terlebih di negara
sistem baru yang mahal malahan tidak berkembang seperti di Indonesia.
termanfaatkan, dan juga risiko meningkatnya
human error karena ketidakmampuan dalam Dalam konteks pembangunan infrastruktur
menggunakan sistem yang lebih canggih. publik, pengambilan keputusan bukan saja
mempertimbangkan berbagai skenario selama
Seperti layaknya proses perubahan atau usia layannya, namun dituntut pula untuk
transformasi apa pun, transformasi digital mempertimbangkan kebutuhan generasi-
mensyaratkan pengelolaan perubahan (change generasi di masa yang akan datang, sesuai
management) yang efektif dari pimpinan. Para dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
pimpinan peran konstruksi masing-masing Pemerintah telah mulai menindaklanjutinya
perlu secara konsisten memberdayakan dengan berbagai aturan, salah satunya adalah
melalui pelatihan dan pendidikan di semua lini. disusunnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Dalam waktu yang bersamaan dengan proses dan Perumahan Rakyat Nomor 9 Tahun 2021
transformasi, proses bisnis dan workflows tetap tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi
harus dijaga agar berjalan dengan lancar. Yang Berkelanjutan yang menjadi standar untuk diacu
terpenting adalah membuka jalur komunikasi oleh sektor konstruksi secara lebih luas.
dua arah, selalu menegaskan tujuan yang
jelas dari upaya besar yang manfaatnya akan
dirasakan bukan hanya oleh para pelaku di badan
usaha (kenyamanan kerja, keselamatan kerja,
kesejahteraan perusahaan), namun juga hasil kerja
akan berdampak pada kemaslahatan masyarakat.
Referensi
PENDAHULUAN
1
https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/siaran-pers/readmore/2426201/73001
dan mempersempit jurang kesenjangan, kawasan industri telah berdiri dan memberikan
melainkan juga untuk menyatukan Indonesia dan banyak manfaat bagi masyarakat
mewujudkan keadilan sosial. Dengan demikian,
pembangunan infrastruktur saat ini dapat Isu Strategis Pelaksanaan PSN
ditafsirkan sebagai aktivitas menanamkan modal Terbitnya PP No. 42 Tahun 2021 tentang
berharga untuk bertransformasi menjadi negeri Kemudahan Proyek Strategis Nasional (PSN)
modern dengan peradaban tinggi dan mampu tentunya tidak lepas dari isu yang terjadi di
bersaing dengan negara negara maju. dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur
di lapangan. Dalam perjalanannya, terdapat
PROYEK STRATEGIS NASIONAL beberapa isu dalam penyelenggaraan PSN,
diantaranya:
Proyek Strategis Nasional (PSN) merupakan • Pendanaan dan Pembiayaan
Proyek dan/atau program yang dilaksanakan Keterbatasan APBN dalam pendanaan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau infrastruktur dan kondisi pandemi COVID-19
Badan Usaha yang memiliki sifat strategis untuk menjadikan isu pendanaan dan pembiayaan
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan proyek menjadi salah satu fokus utama
dalam rangka upaya penciptaan kerja dan dalam percepatan penyediaan PSN. Secara
peningkatan kesejahteraan masyarakat. umum, permasalahan terkait pendanaan
Koordinasi, pemantauan, dan debottlenecking dan pembiayaan proyek infrastruktur
percepatan penyediaan PSN dilakukan oleh yaitu keterbatasan pendanaan oleh APBN,
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur kebutuhan pendanaan tambahan proyek dan
Prioritas (KPPIP) yang diketuai Menteri kebutuhan alternatif pembiayaan lain, serta
Koordinator Bidang Perekonomian. Daftar PSN kapasitas fiskal badan usaha pelaksana.
pertama kali ditetapkan melalui Perpres No. 3 • Isu Perencanaan dan Penyiapan
Tahun 2016 dengan revisi terakhir melalui Perpres Beberapa isu yang dialami PSN terkait
No. 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga penyiapan dan perencanaan yaitu terkait
atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 regulasi dan perubahan perencanaan proyek,
tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis kajian dan dokumen perencanaan serta
Nasional dan Permenko Perekonomian No. 7 Tahun dukungan pemerintah yang diharapkan.
2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis • Isu Konstruksi
Nasional yang diterbitkan pada bulan September Pelaksanaan konstruksi proyek infrastruktur
2021 dengan jumlah PSN sebanyak 208 Proyek pada masa pandemi COVID 19 menghadapi
dan 10 Program. Proyek yang ditetapkan menjadi tantangan tersendiri terkait jadwal
PSN akan mendapatkan beberapa fasilitas dan pelaksanaan proyek yang terdampak dengan
kemudahan yang dituangkan dalam PP No. 42 adanya pembatasan. Selain itu beberapa
Tahun 2021. Tercatat dari tahun 2016 hingga Juni hambatan pada pelaksanaan konstruksi
2021 sebanyak 110 PSN telah selesai dengan nilai yaitu kondisi alam yang kurang mendukung,
investasi Rp604 triliun. Berbagai macam bentuk adanya perubahan rencana konstruksi akibat
infrastruktur baru mulai dari bandara, jalan tol, beberapa penyesuaian, dan keterbatasan
pelabuhan, bendungan, saluran irigasi, hingga dana pelaksanaan konstruksi proyek.
Gambar 2.1.4. PP No.42 Tahun 2021 tentang Kemudahan Proyek Strategis Nasional
Sumber : KPPIP,2021
Saat ini, Pengembangan Skema Pendanaan dengan penyertaan modal awal oleh pemerintah
Inovatif terus dilakukan untuk mendukung diperkirakan mencapai Rp15 triliun. LPI
Keberlanjutan Penyediaan Infrastruktur. berfungsi mengelola Investasi LPI dan bertugas
Strategi dan rekomendasi skema pembiayaan merencanakan, mengawasi dan mengendalikan
infrastruktur terus dikembangkan dan Investasi. Selain itu, terdapat juga berbagai skema
disempurnakan oleh Pemerintah untuk pendanaan lainnya seperti Hak Pengelolaan
mengurangi beban ekuitas dan Penyertaan Terbatas (HPT) dan Perolehan Peningkatan Nilai
Modal Negara (PMN). Berdasarkan amanat UU Kawasan/ Land Value Capture (LVC).
Cipta Kerja, terdapat institusi baru diantaranya
Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dan Bank Sedangkan Bank Tanah merupakan amanat
Tanah. Pembentukan Lembaga Pengelola dalam melaksanakan ketentuan Pasal 135
Investasi (LPI) sebagai Pelaksana Investasi UUCK, yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah Pusat bertujuan untuk meningkatkan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2021 tentang Badan
dan mengoptimalkan nilai asset pada jangka Bank Tanah. Bank Tanah adalah badan khusus
panjang dan upaya mendukung pembangunan (sui generis) yang merupakan badan hukum
yang berkelanjutan. Pembentukan LPI Indonesia yang dibentuk oleh Pemerintah Pusat.
didasarkan pada PP no. 73/2020 tentang Modal Bank Tanah memiliki kewenangan khusus untuk
Awal Lembaga Pengelola Investasi dan PP No. menjamin ketersediaan tanah dalam rangka
74/2020 tentang Lembaga Pengelola Investasi ekonomi keadilan untuk kepentingan umum,
Gambar 2.1.8. Amanat Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang, Kawasan Hutan, Izin, dan/atau
Hak Atas Tanah dalam PP.No. 43/2021
Sumber : Sekretariat Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta,2021
Tri Berkah
Kepala Bagian Hukum, Informasi Jasa Konstruksi, dan Komunikasi Publik,
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
Aprilia Gayatri
Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan Ahli Muda
1
Joko Widodo, “Visi Indonesia.” Pidato Presiden pada Pidato Pertama Presiden Terpilih Pilpres 2019, Sentul 14 Juli 2019.
Visi Indonesia disampaikan oleh Presiden Jokowi di Sentul, 14 Juli 2019.
2
Joko Widodo, “Pengantar”, di dalam Infrastruktur Meningkatkan Daya Saing, ed. Basuki Hadimuljono, (Jakarta:
Desember 2017), hal. viii.
3
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Informasi APBN 2021: Percepatan Pemulihan dan Penguatan Reformasi,
(Jakarta, 2021), hal. 30.
4
Badan Pusat Statistik, “Kontribusi PDB Sektoral (Berdasarkan Nilai Tetap 2010)”, di dalam 20 Tahun LPJK: Konstruksi
Indonesia 2001-2020, ed. LPJK, (ITB Press, 2020), hal. 5.
5
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Tahun Anggaran 2020, (Jakarta, 2020), hal. 11.
6
Ibid, hal. 12.
7
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Republik Indonesia, Power Point Pendalaman Rencana
Stratefis Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (2020-2024), (Jakarta, t.t.), hal. 7.
Untuk menghadapi dampak pandemi, Bapak sementara, dan adanya peningkatan biaya
Presiden RI memberikan arahan melalui pelaksanaan untuk menjaga protokol kesehatan.
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 agar Menindaklanjuti Instruksi tersebut, Bapak
melakukan refocusing kegiatan, realokasi Menteri PUPR mengeluarkan Instruksi Menteri
anggaran, pengadaan barang jasa dalam PUPR No. 2 Tahun 2020[7] terkait protokol
rangka percepatan penanganan Covid-19, dan pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan
mengadakan program Padat Karya Tunai (PKT). jasa konstruksi, tindak lanjut terhadap kontrak
Kebijakan refocusing anggaran berdampak pada penyelenggaraan jasa konstruksi, dan protokol
beberapa hal seperti pengurangan anggaran pencegahan Covid-19 dalam pelaksanaan
untuk beberapa infrastruktur (dimana diperlukan pengadaan barang jasa konstruksi. Arahan Bapak
juga pembangunan infrastruktur dalam rangka Menteri PUPR dilaksanakan dengan melakukan
penanganan Covid-19), terdapat keterlambatan penghematan alokasi anggaran, penundaan
penyelesaian proyek, beberapa proyek dihentikan paket-paket kontraktual yang belum lelang,
rekomposisi alokasi anggaran TA 2020 pada Kondisi yang menjadi latar belakang penyusunan
paket Multi Years Contract (MYC) diperpanjang, UU Cipta Kerja diantaranya:
dan mengubah paket Single Year Contract (SYC) a. Indonesia saat ini hanya tersedia lapangan
menjadi MYC termasuk paket kontraktual di kerja bagi 2,5 juta orang per tahun, sementara
bawah Rp 100 Miliar. sebanyak 7 juta orang mencari pekerjaan;
b. Masih banyaknya tumpang tindih regulasi.
Seiring pandemi yang belum menurun, Saat ini terdapat 8.451 peraturan pusat dan
pemerintah tetap berupaya mempertahankan 15.965 peraturan daerah;
dan meningkatkan daya saing serta tetap c. Inefisiensi birokrasi (tumpang tindih
berjalannya kegiatan ekonomi dengan kewenangan) adalah masalah utama yang
melakukan reformasi regulasi khususnya di dihadapi usaha, disamping isu korupsi dan
bidang usaha, termasuk usaha jasa konstruksi. akses pendanaan;
Pemerintah memandang perlu memangkas d. Kemudahan berusaha Indonesia masih di
perizinan berusaha, menyederhanakan prosedur peringkat ke-73, masih di bawah beberapa
perizinan, penerapan standar usaha, dan negara ASEAN seperti Singapura (2), Malaysia
perlakuan khusus untuk usaha menengah dan (12), Thailand (21) dan Vietnam (70); dan
kecil. Hal ini agar pelaku usaha bisa fokus untuk e. Produktivitas tenaga kerja rendah.8)
melakukan kegiatan usaha yang dijalaninya dan
tidak perlu menghabiskan waktu untuk terlalu Cita-cita yang hendak dicapai oleh undang-
lama memproses perizinan berusaha sesuai undang yang dibentuk dengan omnibus law
peraturan perundang-undangan. ini adalah terciptanya lapangan pekerjaan
baru sebanyak-banyaknya bagi para pencari
Reformasi regulasi di bidang usaha diawali kerja, kemudahan berusaha bagi masyarakat,
dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 11 khususnya Usaha Mikro Kecil (UMK) untuk
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta usaha baru dan mendukung upaya pencegahan
Kerja) yang mengubah 78 (tujuh puluh delapan) dan pemberantasan korupsi. Oleh karena itu,
Undang-Undang, termasuk Undang-Undang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-
Secara umum UU Cipta Kerja memiliki tujuan 2024, Pemerintah menargetkan pertumbuhan
untuk mereformasi struktural dan mempercepat ekonomi dapat meningkat rata-rata 5,4 – 6,03%
transformasi ekonomi demi mewujudkan Visi per tahun dan pertumbuhan PDB per kapita
Indonesia Maju 2045, salah satunya menjadi 5 sebesar 4,0 +/- 1%.9)
(lima) besar Kekuatan Ekonomi Dunia, dengan
menjadi negara berpendapatan tinggi pada
tahun 2040.
8
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Apa Itu Omnibus Law?, (Jakarta, Februari 2020), hal. 3.
9
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Republik Indonesia, Rangan Teknokratik: Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, (Jakarta, 14 Agustus 2019), hal. 11.
10
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Investasi Indonesia Kembali Menggeliat pada Triwulan III
Tahun 2019, dalam https://kominfo.go.id/content/detail/22483/investasi-indonesia-kembali-menggeliat-pada-triwulan-iii-
tahun-2019/0/artikel_gpr, diakses pada 18 Oktober 2021.
11
Naskah Akademik Undang-Undang Cipta Kerja, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020, (Indonesia, t.t), bagian menimbang
huruf b.
dengan UU Cipta Kerja. Peraturan Pelaksanaan kegiatan usaha. Perizinan Berusaha Berbasis
tersebut menciptakan era baru berusaha dengan Risiko dilakukan berdasarkan penetapan
mengedepankan kemudahan perizinan dan tingkat Risiko dan peringkat skala kegiatan
investasi. usaha meliputi UMK-M dan/atau usaha besar
dimana tingkat Risiko tersebut kemudian
Pada sektor Jasa Konstruksi, beberapa peraturan akan menentukan jenis Perizinan Berusaha.
yang disusun untuk menyesuaikan dengan UU Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Cipta Kerja, antara lain: Risiko bertujuan untuk meningkatkan ekosistem
a. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 investasi dan kegiatan berusaha, melalui
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha pelaksanaan penerbitan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko; secara lebih efektif dan sederhana tanpa
b. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun mengesampingkan pengawasan kegiatan
2021 tentang Perubahan atas Peraturan usaha yang transparan, terstruktur, dan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 ketentuan peraturan perundang-undangan.
tentang Jasa Konstruksi;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2021 Berdasarkan keterangan Kementerian
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Koordinator Bidang Perekonomian, kedepannya
Tahun 2017 tentang Arsitek; tata cara penerapan RBA adalah:
d. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 a. Risiko Rendah (RR), hanya Nomor Induk
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Berusaha (NIB);
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan b. Risiko Menengah Rendah (RMR) dengan NIB
Barang/Jasa Pemerintah; dan Sertifikat Standar (Pernyataan);
e. Raperpres Hak Keuangan dan Fasilitas c. Risiko Menengah Tinggi (RMT) dengan NIB
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. dan Sertifikat Standar (verifikasi);
d. Risiko Tinggi (RT) dengan NIB dan Izin
Beberapa substansi inovasi pada pengaturan (verifikasi)
jasa konstruksi sebagaimana amanat dari
terbitnya UU Cipta Kerja antara lain: Implementasi penerbitan perizinan berusaha
melalui Online Single Submission (OSS) yakni:
Penyederhanaan Perizinan Berusaha RR dan RMR akan dapat selesai di OSS dan
Peraturan dalam klaster perizinan dan kegiatan dilakukan pembinaan serta pengawasan.
usaha sektor mengubah pendekatan kegiatan Sedangkan RMT dan RT dilakukan penyelesaian
berusaha menjadi ke berbasis risiko (Risk Based NIB di OSS serta dilakukan verifikasi syarat/
Approach/RBA). Cakupan kegiatan berusaha standar oleh Kementerian/Lembaga/Daerah dan
mengacu ke Klasifikasi Baku Lapangan Usaha dilaksanakan pengawasan terhadapnya.
Indonesia (KBLI) Tahun 2020.
Perizinan Berusaha pada sektor Pekerjaan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah Umum dan Perumahan Rakyat mencakup
Perizinan Berusaha berdasarkan tingkat Risiko sektor Jasa Konstruksi, Sumber Daya Air, dan
dan/atau bangunan sipil harus memenuhi prinsip umum, pemrograman, pekerjaan konsultansi
berkelanjutan, sumber daya, dan siklus hidup konstruksi dan pekerjaan konstruksi.
bangunan gedung dan/atau bangunan sipil.
Prinsip ini kemudian disebut sebagai Konstruksi Pemerintah telah melakukan reformasi
Berkelanjutan. struktural dan transformasi ekonomi
sebagaimana dalam UU Cipta Kerja, yang
Konstruksi Berkelanjutan sebagaimana diharapkan akan memberikan kemudahan
dimaksud mempunyai 3 (tiga) pilar dasar usaha dan meningkatkan investasi yang
meliputi: masuk ke dalam negeri dengan dilakukannya
a. Secara ekonomi layak dan dapat simplifikasi dan harmonisasi regulasi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat; mekanisme perizinan berusaha, sehingga
b. Menjaga pelestarian lingkungan; dan menghindari terjadinya penyimpangan dalam
c. Mengurangi disparitas sosial masyarakat. proses perizinan berusaha, memberikan
kepastian hukum dan memberikan kemudahan
Selain 3 (tiga) pilar tersebut, aspek kelayakan bagi pelaku usaha. Namun hal ini tentu
teknis Bangunan merupakan hal yang harus melibatkan partisipasi aktif juga bagi
penting dalam penyelenggaraan Konstruksi para stakeholder terkait untuk mendukung
Berkelanjutan guna menjamin keandalan terwujudnya cita-cita UU Cipta Kerja melalui
Bangunan. Sebelum memenuhi prinsip peningkatan peran masyarakat jasa konstruksi
berkelanjutan, sebuah Bangunan Konstruksi melalui LPJK, peningkatan peran asosiasi
harus memenuhi keandalan teknis terlebih untuk membina anggotanya dan juga dalam
dahulu. Pemenuhan terhadap Standar membentuk dan bersama-sama mengawasi
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan pelaksanaan sertifikasi dari lembaga sertifikasi
Keberlanjutan (K4), menjadi salah satu prinsip yang dibentuknya, berpartisipasi aktif untuk
penting dalam penyelenggaraan Konstruksi mendukung modernisasi penyelenggaraan
Berkelanjutan dengan tujuan menjamin jasa konstruksi melalui pemanfaatan sistem
keselamatan teknis, keselamatan kesehatan teknologi informasi untuk mewujudkan
kerja, keselamatan lingkungan dan keselamatan satu data Indonesia, khususnya satu
publik. data konstruksi, serta memenuhi prinsip
penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan
Guna mencapai tujuan berkelanjutan, yang memperhatikan aspek ekonomi,
penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan kesejahteraan masyarakat, kelestarian
harus dilakukan secara holistic dengan lingkungan, dan kehidupan sosial.
memenuhi 12 (dua belas) prinsip berkelanjutan
yang harus diterapkan pada seluruh sumber
daya meliputi tanah, material, air, energi dan
ekosistem pada seluruh siklus hidup bangunan
dan tahapan penyelenggaraan konstruksi
berkelanjutan dimulai dari tahap perencanaan
Pendahuluan
Omnibus Law, metode yang telah lazim digunakan beberapa negara untuk
mendapatkan kepraktisan mengoreksi regulasi bermasalah. Seiring bergulirnya
waktu, banyaknya regulasi terbit ternyata menimbulkan permasalahan baru
di kemudian hari yaitu adanya tumpang tindih regulasi. Untuk menangani hal
tersebut, maka dilakukan penyederhanaan dan penyeragaman regulasi dengan
metode Omnibus Law. Perubahan undang-undang tersebut tidak dapat dilakukan
melalui cara konvensional dengan cara mengubah satu persatu peraturan
perundang-undangan seperti yang selama ini dilakukan, cara demikian tentu
sangat tidak efektif dan efisien serta membutuhkan waktu yang lama.
∙ Dilakukan dengan mekanisme: 2. Risiko Menengah Rendah (MR) NIB + Sertifikat Standar*
Risiko
kegiatan usaha dengan tingkat risiko tinggi. dengan kewenangannya. Sementara itu, untuk
Adapun kegiatan usaha dengan risiko menengah tingkat risiko tinggi pelaku usaha harus memiliki
dibagi lagi menjadi 2 (dua) yaitu tingkat risiko NIB dan Izin. Dalam hal ini seluruh Perizinan
menengah rendah dan menengah tinggi. Berusaha subsektor Jasa Konstruksi termasuk
Penetapan tingkat risiko berdasarkan hasil dalam tingkat risiko menengah tinggi. Ilustrasi
analisis risiko dilakukan secara transparan dan dari penerapan perizinan berusaha berdasarkan
akuntabel oleh masing-masing K/L pengampu risiko sebagaimana Gambar 2.3.1.
sektor. Risiko dianalisis dengan memperhatikan
aspek risiko, faktor pengaruh serta frekuensi Perizinan Berusaha diajukan berdasarkan
terjadinya risiko. lingkup usaha yang mengacu pada Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020.
Persyaratan dan bentuk perizinan berusaha Penerapan KBLI pada sistem OSS sejatinya
pada tiap tingkat risiko berbeda-beda. Pada telah berlaku mulai tahun 2018 yang mengacu
tingkat Risiko rendah, Perizinan Berusaha cukup pada KBLI 2015 dan KBLI 2017. KBLI adalah
dengan memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) klasifikasi rujukan yang digunakan untuk
saja, sedangkan pada tingkat risiko menengah, mengklasifikasikan aktivitas/kegiatan ekonomi
selain NIB juga harus memiliki Sertifikat Standar. di Indonesia ke dalam beberapa lapangan usaha/
Sertifikat Standar untuk tingkat risiko menengah bidang usaha yang dibedakan berdasarkan jenis
rendah cukup dengan self-declare sedangkan kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk/
Sertifikat Standar untuk tingkat risiko menengah output baik berupa barang maupun jasa. KBLI
tinggi harus terverifikasi oleh K/L/D sesuai 2020 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) sudah sejalan dengan lingkup kegiatan mengajukan perizinan berusaha. Pelaku usaha
usaha pada subsektor Jasa Konstruksi yang dapat langsung mengakses Sistem OSS dari
biasa disebut dengan Subklasifikasi Usaha Jasa manapun dan kapanpun. Proses pengajuan
Konstruksi. Pada KBLI 2020 telah ditetapkan perizinan berusaha tersebut dilakukan dengan
sebanyak 1.790 klasifikasi baku usaha. cara mengisikan data usaha, memilih KBLI dan
Kementerian PUPR mengampu 70 KBLI yang subklasifikasi usaha, dan memenuhi kewajiban
telah ditetapkan sebagai usaha pada subsektor yang dipersyaratkan. Setelah seluruh proses
Jasa Konstruksi. Dari 70 KBLI tersebut, terdapat dan pemenuhan persyaratan dipenuhi, Sistem
68 KBLI yang merupakan usaha jasa konstruksi OSS akan menerbitkan NIB dan Sertifikat
yang diperuntukan bagi badan usaha dan usaha Standar. Terbitnya NIB dan Sertifikat Standar
orang perseorangan. Kemudian 2 (dua) KBLI yang terverifikasi sebagai tanda bahwa pelaku
sisanya adalah untuk Lembaga Sertifikasi usaha tersebut sudah memiliki legalitas untuk
Badan Usaha (LSBU) dan Lembaga Sertifikasi menjalankan kegiatan usaha jasa konstruksi.
Profesi (LSP) Jasa Konstruksi. KBLI inilah yang Detail mengenai pengajuan Perizinan Berusaha
nantinya akan dipilih oleh pelaku usaha pada pada subsektor Jasa Konstruksi dapat kita lihat
saat mengajukan Perizinan Berusaha melalui pada Gambar 2.3.2.
OSS. Dari KBLI yang telah dipilih nantinya akan
menentukan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Seperti yang telah dibahas sebelumnya,
pelaku usaha. Perizinan Berusaha subsektor Jasa Konstruksi
termasuk dalam usaha dengan tingkat risiko
Saat prosesi launching OSS Berbasis Risiko / OSS menengah tinggi yang membutuhkan NIB dan
RBA pada 9 Agustus 2021 lalu, Presiden Jokowi Sertifikat Standar (SS) yang terverifikasi. Untuk
menyampaikan dalam pidatonya “Dengan adanya mendapatkan NIB tersebut pelaku usaha cukup
OSS RBA Indonesia menjanjikan kemudahan dalam dengan menyampaikan dokumen-dokumen yang
mengajukan perizinan di seluruh sektor, akan saya berkaitan dengan legal/keabsahan usahanya,
ikuti, apakah persyaratannya semakin mudah, sebagai contoh terkait akta, surat keputusan
apakah jumlah izin semakin berkurang, apakah Ditjen AHU Kemenkumham, kartu identitas, dan
prosesnya semakin sederhana, apakah biaya sebagainya yang tercantum pada Peraturan BKPM
makin efisien, apakah standar sama di seluruh No. 4 Tahun 2021. Apabila data tersebut sudah
Indonesia, dan apakah layanannya semakin cepat” lengkap maka NIB sudah dapat diterbitkan dalam
demikian tuturnya. Dengan statement tersebut waktu 7 menit. Sedangkan untuk mendapatkan
secara tidak langsung Presiden memberikan SS yang terverifikasi, pelaku usaha harus
tantangan kepada penanggung jawab OSS dalam memenuhi persyaratan yang sesuai dengan KBLI
hal ini Kementerian Investasi/BKPM dan seluruh yang diambil. Dalam pemenuhan persyaratan,
K/L pengampu sektor termasuk Kementerian pelaku usaha mengajukan permohonan Perizinan
PUPR untuk bersungguh-sungguh dalam Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha
memberikan pelayanan perizinan berusaha (PB-UMKU) yang terdiri atas Sertifikat Badan
yang mudah, cepat, terpusat, serta terintegrasi. Usaha (SBU), Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK)
Dengan demikian diharapkan seluruh pelaku Konstruksi, dan Lisensi untuk LSBU/LSP.
usaha Jasa Konstruksi dapat dengan mudah Dokumen PB-UMKU tersebut selanjutnya akan
NIB +
Pelaku OSS
Usaha SS (unverified)
NIB +
Permohonan Pengisian Data Ajukan/Upload Verifikasi Oleh Sistem di
Perizinan dan Dok Persyaratan/ K/L/D SS (verified) OSS
Berusaha Standar (Umku)
diverifikasi oleh Kementerian PUPR maka secara Terintegrasi dengan proses sebagai berikut:
otomatis SS terverifikasi akan terbit, yang 1. Proses pengajuan SBU
menandakan bahwa pelaku usaha telah dapat a. Permohonan SBU dilakukan dengan cara
melakukan kegiatan usahanya. Dengan demikian mengajukan pemenuhan persyaratan
Pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR PB-UMKU pada Sistem OSS RBA yang
sebagai pengampu Perizinan Berusaha pada terhubung dengan SIJK Terintegrasi
subsektor Jasa Konstruksi harus bekerja lebih menggunakan akses Single Sign On (SSO).
intensif dalam melakukan pengawasan. Hal ini b. Pemohon melengkapi data dan dokumen
sejalan dengan konsep RBA yaitu mempermudah persyaratan pengajuan SBU melalui SIJK
perizinan dan tetap meningkatkan intensitas Terintegrasi.
pengawasan, agar output yang dihasilkan oleh c. LSBU memproses permohonan SBU
pelaku usaha sesuai dengan harapan serta berdasarkan pemenuhan persyaratan
terpenuhi faktor keamanannya. sesuai peraturan perundang-undangan
yang terhubung dengan SIJK Terintegrasi.
Pengajuan PB-UMKU yang berupa Sertifikat Selanjutnya LSBU menyampaikan hasil
Badan Usaha (SBU), Sertifikat Kompetensi pelaksanaan sertifikasi dan rekomendasi
Kerja (SKK) Konstruksi, dan Lisensi untuk SBU ke LPJK.
LSBU/LSP melalui Sistem OSS yang terhubung d. Setelah LPJK melakukan penomoran dan
dengan Sistem Informasi Jasa Konstruksi (SIJK) pencatatan SBU melalui SIJK Terintegrasi,
Nurasih Asriningtyas
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
Pendahuluan
Omnibus Law, metode yang telah lazim digunakan beberapa negara untuk
mendapatkan kepraktisan mengoreksi regulasi bermasalah. Seiring bergulirnya
waktu, banyaknya regulasi terbit ternyata menimbulkan permasalahan baru
di kemudian hari yaitu adanya tumpang tindih regulasi. Untuk menangani hal
tersebut, maka dilakukan penyederhanaan dan penyeragaman regulasi dengan
metode Omnibus Law. Pelaksanaan Omnibus Law di Indonesia telah terwujud
dengan terbitnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(UUCK).
Sistem OSS dalam PP Nomor 5 Tahun 2021 di dalam norma, standar, prosedur, dan kriteria
terdiri atas 3 subsistem yaitu subsistem seluruh sektor bidang usaha, pedoman dan tata
pelayanan informasi; subsistem Perizinan cara pengajuan NIB, Sertifikat Standar, dan Izin
Berusaha; dan subsistem Pengawasan. Sistem juga termasuk Pengawasan Perizinan Berusaha
OSS wajib digunakan oleh seluruh stakeholder dan kewajiban pelaporan serta pelayanan
sebagaimana amanat Pasal 167 PP Nomor pengaduan masyarakat. Seluruh informasi
5 Tahun 2021 yaitu kementerian/lembaga; dapat diakses oleh masyarakat umum tanpa
pemerintah provinsi; pemerintah kabupaten/ menggunakan hak akses.
kota; Administrator KEK; Badan Pengusahaan
KPBPB; dan Pelaku Usaha. Sedangkan Subsistem Perizinan Berusaha
mencakup tahapan proses penerbitan
Subsistem pelayanan informasi menyediakan Perizinan Berusaha mulai dari pendaftaran
informasi dalam memperoleh Perizinan akun hak akses; persyaratan perizinan dimana
Berusaha Berbasis Risiko serta informasi lain subsektor jasa konstruksi yang risiko menengah
terkait dengan penyelenggaraan Perizinan tinggi membutuhkan NIB dan Sertifikat
Berusaha Berbasis Risiko antara lain KBLI Standar. Subsistem Perizinan Berusaha
berdasarkan tingkat Risiko; ketentuan diakses menggunakan hak akses oleh Pelaku
persyaratan Penanaman Modal; persyaratan Usaha; lembaga OSS; kementerian/lembaga;
dan/atau kewajiban Perizinan Berusaha, jangka DPMPTSP provinsi; DPMPTSP kabupaten/kota;
waktu, standar pelaksanaan kegiatan usaha dan Administrator KEK; dan Badan Pengusahaan
penunjang kegiatan usaha, dan ketentuan lain KPBPB.
KEWAJIBAN
Kewajiban Pelaku Usaha Usaha Orang Bujkn Kp Bujka Bujka KEWAJIBAN KHUSUS KP BUJKA :
(Umum) Perseorangan Pma
a. Membentuk badan usaha dengan kualifikasi yang
Laporan Kegiatan Usaha setara dengan kualifikasi besar;
Tahunan a a a a b. Menempatkan warga negara Indonesia sebagai
pimpinan tertinggi; terdapat realisasi (Pasal84)
Pencatatan Pengalaman
a a a a c. Membentuk KSO dengan BUJKN dan memenuhi
kriteria teknis KSO;
Penilaian Kinerja d. Mengutamakan penggunaan material dan
a a a a teknologi konstruksi dalam negeri;
e. Memiliki teknologi tinggi, mutakhir, efisien,
Pemenuhan Kemampuan berwawasan lingkungan, serta memperhatikan
Penyediaan Peralatan a a a a kearifan lokal;
f. Melaksanakan proses alih teknologi;
Pelaporan Penggantian
PBJU/PJTBU/PJSKBU a a a a g. Mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja
Indonesia daripada tenaga kerja asing;dan
h. Mempekerjakan tenaga krja Indonesia sebagai
KEWAJIBAN KHUSUS BUJK PENANAMAN MODAL ASING tenaga kerja pendamping pada bidang
a. membentuk badan usaha berbadan hukum indonesia melalui kerja sama modal manajemen dan teknis paling rendah dua tingkat
dengan BUJKN kualifikasi besar, dan di bawah jabatan tenaga kerja asing berdasarkan
b. mengikuti ketentuan struktur permodalan dan kriteria teknis penanaman modal. klasifikasi keilmuan yang sesuai.
PENGAWASAN SANKSI
PERANGKAT KERJA PENGAWAS
Insidental
• Pencatatan Pengalaman • Urgensi Proyek Prioritas administratif atas pelanggaran terhadap pemenuhan
• Tingkat Kepatuhan kewajiban berupa:
1. Peringatan;
2. Pengenaan denda administratif;
3. Penghentian sementara kegiatan berusaha;
• Pelaksana pengawasan dilakukan sesuai kewenangan secara TERKOORDINASI 4. Daftar hitam; dan atau/
• Tidak menutup kemungkinan pengawasan dilakukan secara KOLABURASI antara 5. Pencabutan Perizinan Berusaha
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Pengawasan rutin pada subsektor jasa konstruksi kegiatan berusaha, maka BUJK dikenai sanksi
dilakukan berdasarkan laporan kegiatan usaha pencabutan SBU konstruksi.
tahunan dan pencatatan pengalaman badan
usaha dan usaha orang perseorangan. Laporan Sebagaimana amanat Pasal 428 ayat (1) PP Nomor
kegiatan usaha tahunan wajib disampaikan 5 Tahun 2021, Pelaku Usaha yang mendapatkan
melalui aplikasi usaha jasa konstruksi sistem sanksi administratif berupa pencabutan SBU
informasi jasa konstruksi terintegrasi. Konstruksi akan masuk Daftar Hitam perusahaan.
Yang masuk dalam Daftar hitam perusahaan
Hasil Pengawasan ini akan berdampak terhadap tidak hanya Badan usaha jasa konstruksinya
layanan sertifikasi BUJK. Sanksi Perizinan (NIB) tetapi juga Penanggung Jawab Badan
Berusaha sebagaimana PP Nomor 5 Tahun 2021 Usaha (NIK) dan Penanggung Jawab Teknis
dilakukan oleh Menteri yang menyelenggarakan Badan Usaha (NIK). Pelaku Usaha yang mendapat
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum. sanksi daftar hitam dalam perizinan berusaha
Sebagai contoh amanat PP Nomor 5 Tahun 2021 baru dapat melakukan permohonan Perizinan
Pasal 417 bahwa Menteri yang menyelenggarakan Berusaha baru paling cepat 3 (tiga) tahun setelah
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan Perizinan Berusahanya dinyatakan dicabut, hal
umum mengenakan sanksi administratif ini sesuai amanat Pasal 428 ayat (2) PP Nomor
berupa peringatan tertulis dan pengenaan 5 Tahun 2021. Dengan demikian pengawasan
denda administratif bagi BUJK yang terlambat perizinan berusaha menjadi suatu hal dan proses
melakukan pelaporan penggantian tenaga kerja penting dalam penyelenggaraan perizinan
konstruksi. berusaha berbasis risiko.
Daftar Pustaka
Sheba Hartati
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya
rendah karbon dan berkelanjutan. Berdasarkan laporannya yang mengatakan bahwa adanya
United Nations Environment Programme Report, peluang kenaikan suhu global lebih dari 1,5° C
sektor konstruksi juga memiliki kontribusi cukup selama lima tahun ke depan. Padahal sejumlah
tinggi dalam menghasilkan emisi yaitu sebesar negara di dunia telah menyetujui target untuk
38% dari total emisi global yang dihasilkan menjaga kenaikan suhu global dunia agar tetap di
baik selama proses konstruksi maupun pada bawah 1,5° C pada abad ini. Untuk itu diperlukan,
masa operasi dan pemeliharaan. Tingginya suatu langkah ambisius bagi kita semua guna
tingkat emisi yang dihasilkan dari jejak karbon, mengatasi hal ini. Bila tidak dilakukan, maka
dapat menyebabkan pemanasan global yang kita akan mengalami kenaikan suhu global
memicu terjadinya perubahan cuaca ekstrem mencapai 2,4°C pada pertengahan abad dan
dan mencairnya lapisan es pada kutub sehingga mencapai 4,4°C pada tahun 2100. Untuk melihat
menyebabkan kenaikan air muka laut. perbandingan dampak perubahan iklim antara
perubahan suhu 1.5°C dan perubahan suhu 2°C
Baru-baru ini, Intergovernmental Panel on dapat dilihat sebagaimana dijelaskan pada
Climate Change (IPCC) telah mengeluarkan Gambar 3.1.1.
Gambar 3.1.2. John Elkington’s Triple Bottom Line untuk Bisnis Berkelanjutan
Sumber : https://sustain.wisconsin.edu/sustainability/triple-bottom-line/
c. Aspek ekonomi, merupakan aspek yang tangguh dan resisten terhadap bencana serta
dapat memberikan manfaat ekonomi bagi memiliki umur sesuai dengan rencana.
semua pihak dan mendorong peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat secara Sementara itu, sebagai upaya guna
berkesinambungan meliputi kontribusi mendorong masyarakat jasa konstruksi dalam
dalam peningkatan potensi ekonomi wilayah, menyelenggarakan konstruksi berkelanjutan
penyusunan prioritas program untuk dilakukan pemberian predikat konstruksi
memperoleh manfaat sebesar-besarnya berkelanjutan. Predikat konstruksi berkelanjutan
bagi masyarakat, efisiensi sumber daya, diberikan melalui penilaian kinerja pada
mendukung usaha lokal, dan perkuatan setiap tahapan penyelenggaraan konstruksi
UMKM; dan berkelanjutan, yang terdiri atas utama,
d. Aspek sosial, merupakan aspek yang madya dan pratama. Pemberian predikat
berdampak pada pengurangan kesenjangan konstruksi berkelanjutan diharapkan dapat
sosial masyarakat secara menyeluruh, memicu semangat unit organisasi teknis
meliputi partisipasi masyarakat, unsur dan/atau masyarakat jasa konstruksi dalam
gender, kaum disabilitas dan kaum marginal, menyelenggarakan konstruksi berkelanjutan.
mendukung interaksi masyarakat, dan Kedepannya, pemerintah harus merumuskan
pelestarian budaya atau kearifan lokal. suatu bentuk insentif terhadap unit organisasi
teknis maupun masyarakat jasa konstruksi
Penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan tidak yang berkomitmen untuk menyelenggarakan
terlepas dari penerapan standar keamanan, konstruksi berkelanjutan.
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan
(Standar K4). Hal ini sebagaimana tertuang Penerapan Konstruksi
pada PP Nomor 14 tahun 2021 tentang tentang Berkelanjutan di Negara lain
Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Konsep konstruksi berkelanjutan telah dilakukan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun di berbagai negara, terutama dari segi upaya
2017 Tentang Jasa Konstruksi, Pasal 84 dan pengurangan jejak karbon, pengurangan
Peraturan Menteri PUPR nomor 10 tahun 2021 produksi limbah, dan penggunaan energi
tentang Pedoman SMKK, diamanatkan bahwa terbarukan. Sebagai contoh dari sisi aspek
Penerapan SMKK dilakukan guna mewujudkan minimum limbah, perlu disadari bahwa proses
pemenuhan standar keamanan, keselamatan, konstruksi di Indonesia saat ini belum berada
kesehatan dan keberlanjutan (Standar K4) yang pada kondisi yang efisien, dimana dalam tahap
menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, konstruksi masih menghasilkan sejumlah limbah
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, yang seharusnya dapat diminimumkan melalui
keselamatan publik dan lingkungan. Dengan skema reduce, reuse, recycle. Hal ini masih terjadi
menerapkan standar K4 yang menjadi salah satu di Indonesia karena belum adanya regulasi yang
prinsip konstruksi berkelanjutan, diharapkan menetapkan biaya membuang limbah/sampah.
dapat terwujudnya suatu infrastruktur yang
lengkap ke data emisi dari pembangkit berkelanjutan; (7) persepsi bahwa konstruksi
tersebut. Kualitas udara dipantau dengan berkelanjutan adalah konsep yang mirip dengan
baik dan datanya terbuka untuk semua konstruksi hijau; (8) keterbatasan pengetahuan
orang. Ini membantu dalam menanamkan tentang implementasi konstruksi berkelanjutan.
kepercayaan publik. Saat ini, tingkat
daur ulang sampah Swedia mencapai Guna mencapai keberhasilan penerapan
99% dengan sisa 1% sampah terkubur di konstruksi berkelanjutan, perlunya sebuah
tempat pembuangan akhir. kondisi awal yang harus dipenuhi dalam
implementasi kerangka pikir konstruksi
Penerapan Konstruksi berkelanjutan tersebut, terutama bagi negara-
Berkelanjutan di Indonesia negara berkembang, seperti Indonesia. Kesiapan
yang harus ada dalam implementasi kerangka
Konsep konstruksi berkelanjutan masih pikir konstruksi berkelanjutan terdiri dari
baru bagi industri konstruksi Indonesia. teknologi, kelembagaan dan sistem tata nilai
Pemerintah menyadari bahwa selama ini proyek (value system), yakni sebagai berikut:
pembangunan infrastruktur yang dilakukan a. Kesiapan inovasi dan teknologi
hanya mengandalkan pencapaian jangka Diperlukan adanya terobosan dan inovasi
pendek, cenderung mengabaikan prospek teknologi yang diperoleh melalui penelitian
keberlanjutan secara holistik, yang telah dan pengembangan dan mengadopsi budaya/
menimbulkan kerusakan lingkungan, ekonomi, kearifan lokal dalam konteks kemudahan
dan sosial. Konsep konstruksi berkelanjutan penerapan menyangkut sumber daya
akan berdampak positif pada industri konstruksi manusia, material, peralatan, dan dapat
global karena konsep tersebut bertujuan untuk diterima masyarakat (community acceptable).
meningkatkan tujuan ekonomi, lingkungan dan b. Kesiapan Kelembagaan
sosial. Kelembagaan yang fungsional dan
mendukung pembangunan berkelanjutan
Dalam pelaksanaan konstruksi berkelanjutan yang diperlukan meliputi:
di Indonesia, terdapat berbagai hambatan yang 1) Pemerintah pusat dan daerah;
dihadapi seperti (1) keterbatasan dana untuk 2) Badan usaha jasa konstruksi;
pembangunan infrastruktur; (2) Keterbatasan 3) Lembaga perencanaan dan pelaksanaan;
regulasi dan/atau standar yang mendorong 4) Lembaga pendukung (seperti lembaga
penerapan konsep konstruksi berkelanjutan; keuangan);
(3) keterbatasan jumlah dan jenis alat dan 5) Lembaga akademik dan penelitian;
bahan yang memenuhi kriteria konstruksi 6) Lembaga pendidikan;
berkelanjutan; (4) Keterbatasan jumlah ahli 7) Asosiasi profesi, badan usaha dan badan
keberlanjutan; (5) keterbatasan pedoman/modul usaha rantai pasok;
tentang konsep konstruksi berkelanjutan; (6) 8) Organisasi non pemerintah; dan
metode konstruksi konvensional masih lebih 9) Organisasi berbasis komunitas.
disukai dibandingkan dengan metode konstruksi
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Neill, Pippa, 2020. Construction industry
Konstruksi accounts for 38% of CO2 emissions, https://
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja environmentjournal.online/articles/emissions-
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2020 tentang from-the-construction-industry-reach-highest-
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor levels. diakses pada 16 September 2020.
2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Novotny, 2019. The Importance of Sustainable
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 tentang Construction, https://esub.com/blog/the-
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 22 importance-of-sustainable-construction.
Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan tentang Taksonomi
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Hijau Indonesia. 2021
Jasa Konstruksi Rahim F A., S.A. Muzaffar, N.S., Mohd Yusoff, N. Zainon,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan and C. Wang 14, 2014. Sustainable Construction
Rakyat No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Through Life Cycle Costing, UKM.
Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan Unisan. 2020. 6 Countries that lead the way in
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan sustainability (https://www.unisanuk.com/6-
Rakyat No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman countries-that-lead-the-way-in-sustainability/)
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi diakses pada 9 September 2020.
Alisjahbana armida, Murniningtyas Endah, 2018, Tujuan Willar, Debby and Daisy D.G. Pangemanan, 2019.
Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Reviewing Government Initiatives on
Unpad Press. Implementing Sustainable Infrastructure
Brawijaya, 2021, Mewujudkan Konstruksi Construction, ISEC Press.
berkeselamatan dengan penerapan Sistem Willar, Debby. E.V.Y Waney. Daisy D. G. Pangemanan and
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), Rudolf E.G. Mait, 2019. Sustainable construction
ISBN: 978-623-96918-1-3, Jakarta Practices in The Execution of Infrastructure
Bunkharisma, William, 2020, Pentingnya Penerapan Projects the Extent of Implementation, Emerald
Konsep Konstruksi Berkelanjutan dalam publishing.
Pembangunan Infrastruktur, https://www. Wulfram, 2018. Kajian Kemanfaatan Penerapan
kompasiana.com/williambunkharisma. Infrastruktur Berkelanjutan, Seminar Nasional
B, Susanti., S F H Filestre., and Juliantina, 2019. Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2018,
The Analysis of Barriers for Implementation ISBN: 978-602-5830-02-0.
of Sustainable Construction in Indonesia, IOP
Publishing.
Edward B. 2010. Rethinking the Economic Recovery: A
Global green new deal. Barbier, UNEPCambridge.
Let us maintain global warming at 1.5ºC to save
Madagascar.
Terowongan Nanjung,
Kab, Bandung
Kimron Manik
Direktur Keberlanjutan Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
Offie N. Putri
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
Pendahuluan
Gambar 3.2.1. Diagram Pengaruh Pihak-Pihak Terkait Implementasi Keselamatan Kerja Konstruksi
Sumber : Tamin, 2018
c. Alat pelindung diri dan Alat pelindung f. Material tidak diperiksa di lapangan sesuai
kerja tidak tersedia, tidak lengkap, dan ketentuan spesifikasi teknis (sampling,
tidak disiplin diterapkan. dan lain-lain).
d. Tidak menerapkan pengendalian dan
penjaminan mutu dengan baik. (6) Rantai Pasok Peralatan:
a. Tidak mempunyai sertifikat laik operasi
(5) Subkontraktor & Kontraktor Spesialis: peralatan konstruksi (SILO); Kemenaker
a. Tidak mempunyai Dokumen Subkontrak sering terlambat mensertifikasi.
yang lengkap dan setara dalam hak & b. Operator peralatan tidak kompeten (SIO)
kewajiban. & berpengalaman; sering menggunakan
b. Tidak menyusun rencana kerja, metoda operator umum, tidak dilatih khusus untuk
kerja, sumber daya, dengan lengkap. peralatan khusus.
c. Tidak menyusun RKK mengenai bagian c. Jam kerja melampaui ketentuan.
yang disubkontrakkan. d. Peralatan tidak dipelihara sesuai
d. Rantai Pasok Material, Sumber Daya Alam, ketentuan.
& Teknologi:
e. Tidak mempunyai SNI (terutama (7) Konsultan Supervisi:
komponen pracetak) atau dokumen a. Tidak membuat RKK Pengawasan.
pemeriksaan laboratorium dengan b. Tidak mempunyai SKA (Sertifikat Insinyur
lengkap. Profesional), kompetensi, & pengalaman,
perusahaan kontraktor terutama BUMN untuk perubahan alokasi biaya keselamatan konstruksi
secara khusus membentuk Divisi dan Direksi dari bentuk biaya umum menjadi Daftar
Keselamatan Konstruksi pada tingkat pimpinan Kuantitas dan Harga yang dapat ditagihkan
perusahaan. untuk menjamin tersedianya anggaran pada
saat pelaksanaan, serta pengaturan Ketua Unit
Membentuk Komite Keselamatan Konstruksi Keselamatan Konstruksi yang harus sejajar
Untuk membantu perumusan kebijakan dan dengan Manajer Proyek agar independensinya
strategi serta koordinasi, pada bulan Januari 2018 terjamin dan tidak dikalahkan oleh kepentingan
pemerintah membentuk Komite Keselamatan kemajuan pelaksanaan proyek. Terwujudnya
Konstruksi, dengan tugas: (1) Melaksanakan budaya keselamatan konstruksi di antara para
pemantauan & evaluasi pelaksanaan konstruksi pelaku memerlukan dukung penuh pemerintah.
yang diperkirakan memiliki bahaya tinggi; (2) Selain pembiayaan dan pembinaan seperti
Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi; diuraikan diatas, pemerintah juga bertekad untuk
(3) Memberikan saran & pertimbangan kepada melengkapi dan menyempurnakan landasan
Menteri berdasarkan hasil pemantauan & evaluasi, pengaturan dan peraturan perundang-undangan
dan/atau investigasi kecelakaan konstruksi dalam yang terkait dengan keselamatan konstruksi.
rangka mewujudkan keselamatan konstruksi.
Pada tahun 2019, tugas tersebut dilengkapi Pengembangan Peraturan
dengan melaksanakan tugas lain yang diberikan Perundang-undangan Keselamatan
oleh Menteri. Susunan Tim, meliputi: Ketua: Konstruksi
Dirjen Bina Konstruksi; Sekretaris: Dir. Bina
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; Anggota (7 Pengaturan Keselamatan Konstruksi sebelum
Orang), dengan Sub Komite Jalan & Jembatan (6 terbitnya UU 2, 2017 tentang Jasa Konstruksi
orang); Sub Komite Sumber Daya Air (6 orang); Sub Pengaturan Keselamatan Konstruksi sebelum
Komite Bangunan Gedung (6 orang); Sekretariat. terbitnya UU 2, 2017 masih mengacu kepada
Dapat dilihat Komite Keselamatan Konstruksi pengaturan yang ditetapkan oleh Kementerian
melakukan peran strategis memberikan masukan Tenaga kerja sebagai berikut:
kebijakan untuk mewujudkan keselamatan a. UU No. 13, Tahun 2003 tentang
konstruksi termasuk pengembangan peraturan Ketenagakerjaan
perundang-undangan. b. UU No. 1, Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
Memperkuat Pengaturan dan Peraturan c. PP No. 50, Tahun 2012 tentang Penerapan
Keselamatan Konstruksi Sistem Manajemen Keselamatan dan
Beberapa kebijakan strategis segera diterapkan Kesehatan Kerja (K3)
antara lain keharusan kontraktor mengajukan d. Permen PUPR No. 5, Tahun 2014 dan Permen
RKK dalam dokumen pengadaan, pengalokasian PUPR No. 2, Tahun 2018 tentang Pedoman
anggaran keselamatan konstruksi dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan
besaran biaya sesuai dengan kebutuhan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
berdasar hasil pengendalian dalam RKKnya, PU.
2. Improving the quality of human life while living Standar keamanan mencakup keamanan dan
within the carrying capacity of supporting keandalan infrastruktur bangunan gedung
ecosystems’ (Munro & Holdgate,1991) dan teknik sipil dalam tahap perencanaan
(konseptual desain dan basic desain), serta
Tiga pilar keberlanjutan yang sering dibahas tahap perancangan (detailed engineering design).
adalah Triple Bottom Line (Elkington, 1997) yaitu Standar keamanan ini sudah lama dilakukan
upaya bersama untuk mewujudkan kesejahteraan oleh insinyur perancang yang selanjutnya juga
ekonomi, kualitas lingkungan, dan kesetaraan menetapkan ketentuan mengenai metoda
sosial. Setiap infrastruktur yang dibangun, pelaksanaan, metoda pengoperasian, dan
harus secara ekonomi layak dan memberi metoda pemeliharaan infrastruktur yang akan
manfaat, secara lingkungan pembangunan dan dibangun. Demikian juga, penetapan spesifikasi
alam berlanjut, dan secara sosial mengurangi teknis material, mutu pengerjaan, dan mutu
disparitas. Lebih jauh lagi persoalan yang output yang harus dicapai.
dihadapi adalah bukan saja, bagaimana
membangun infrastruktur dengan benar, Standar Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan
tetapi lebih jauh lagi bagaimana membangun Kerja merupakan standar K3 atau HSE (Health,
infrastruktur yang benar. Infrastruktur lebih baik Safety, & Environment) yang diuraikan di atas
tidak dibangun kalau tidak berkelanjutan apalagi yang tetap merujuk pada referensi internasional
jika tidak memberikan manfaat. Occupational Health and Safety Management
atau pengendali pekerjaan, seluruh dokumen dan pemenuhan tahapan serta metode kerja
SMKK sebelumnya dilakukan pemeriksaan oleh sesuai dengan SOP, yang disesuaikan dengan
pengawas pekerjaan. Sedangkan penyedia bentuk-bentuk pengendalian pekerjaan
jasa konsultansi konstruksi pengawasan dan yang terkait, pengendalian pekerjaan oleh
Manajemen Penyelenggaraan Konstruksi (MK) subkontraktor, vendor, maupun pengawasan
diwajibkan untuk menyusun Program Mutu dan dalam tahapan pekerjaan (lihat Gambar 3.2.5).
RKK Pengawasan dan MK.
Pengawasan
Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pengawasan penerapan SMKK diatur secara
(PMPM) Pekerjaan Konstruksi detail dalam PP 14 tahun 2021 pasal 84AI hingga
PMPM Pekerjaan Konstruksi adalah bagian Pasal 84 AJ, yaitu membagi pengawasan
dari SMKK yang menjamin terlaksananya penerapan SMKK dalam lingkup kewenangan
keselamatan keteknikan konstruksi. Masa sesuai dengan kriteria risiko keselamatan
kegiatan penjaminan mutu dan pengendalian konstruksi dan anggaran asal proyek, serta
mutu pekerjaan konstruksi meliputi 3 (tiga) tahap disampaikan dalam 1 (satu) kesatuan laporan
pembangunan, yaitu: pelaksanaan penyelenggaraan infrastruktur.
∙ Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi; Dalam hal, Menteri melakukan pengawasan tertib
∙ Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi; penerapan SMKK pada Pekerjaan Konstruksi
dan dan Konsultansi Konstruksi yang berasal dari
∙ Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi anggaran pendapatan dan belanja negara dan/
atau yang memiliki risiko keselamatan konstruksi
Lingkup PMPM pekerjaan konstruksi adalah selain besar, telah ditetapkan Komite Keselamatan
terkait dengan pemenuhan keamanan keteknikan Konstruksi sebagaimana tercantum dalam PP 14
konstruksi, juga termasuk alur koordinasi dan tahun 2021 Pasal 123A.
instruksi dalam struktur organisasi, penyusunan
Referensi
Republik Indonesia. (2016). Undang-Undang No. Otoritas Jasa Keuangan. (2021). Roadmap Keuangan
16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Berkelanjutan Tahap II (2021-2025). OJK:
Agreement to the United Nations Framework Jakarta.
Convention on Climate Change (Persetujuan Kompas. (2019). 9 Bangunan Diganjar Sertifikat Green
Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Building. Kompas: Jakarta. https://properti.
Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim). kompas.com/read/2019/02/20/153000721/9-
Sekretariat Negara: Jakarta. bangunan-diganjar-sertifikat-green-building
Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah No. Jendela360. (2021). 14 Green Building di Indonesia
16 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Undang- Bersertifikat Greenship dari GCBI. https://
Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan jendela360.com/info/green-building-di-
Gedung. Sekretariat Negara: Jakarta. indonesia/
Republik Indonesia. (2021). Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21
Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan
Gedung Hijau (BGH). Kementerian PUPR: Jakarta.
Republik Indonesia. (2021). Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 9
Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Konstruksi Berkelanjutan. Kementerian PUPR:
Jakarta.
Brawijaya
Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan Konstruksi,
Kementerian PUPR
Niken D. Pramesti
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
R. J. Catherine I. Sihombing
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
Sektor konstruksi telah menjadi salah satu sektor penting bagi perekonomian
nasional. Menurut data BPS yang dilansir oleh Bisnis Indonesia (Juni, 2020)
menunjukkan bahwa sektor konstruksi Indonesia memberikan kontribusi sebesar
10,7% terhadap PDB Nasional. Sementara itu, bila dipandang dari sisi penerimaan
tenaga kerja, sektor konstruksi memberikan kontribusi sebesar 6,08% atau
urutan keenam di bawah pertanian sebagai sektor yang mampu menampung
tenaga kerja terbanyak, yaitu sebesar 29,04% (LPJK PUPR 2021). Asia Contruction
Outlook (AECOM-2019), menyatakan bahwa Indonesia merupakan pasar konstruksi
Kegagalan bangunan dapat terjadi berdasarkan Penilai Ahli tidak hanya harus memiliki sertifikat
kriteria yang mencakup aspek struktural dan kompetensi kerja, melainkan juga harus memiliki
aspek fungsional. Untuk itu, guna menentukan sertifikat Penilai Ahli sebagai tanda bukti
tingkat keruntuhan dan/atau tidak berfungsinya kepemilikan kompetensinya. Sesuai dengan
suatu bangunan, maka dibutuhkan peran penilai Peraturan Menteri PUPR No. 8 Tahun 2021,
ahli yang akan melakukan penilaian kegagalan Penilai Ahli harus memenuhi kompetensi, baik
bangunan tersebut. dari sisi manajerial, psikologi, dan keteknikan.
Istilah Penilai Ahli telah muncul pada Undang- Penilai Ahli tidak menghasilkan keterangan ahli
Undang Nomor 18 Tahun 1999. Penilai Ahli ataupun keterangan saksi yang dapat digunakan
dalam undang-undang ini dimaknai sama pada proses penyelidikan dan penyidikan serta
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017, peradilan tindak pidana terkait Jasa Konstruksi.
yakni melakukan penilaian terhadap kegagalan Kesalahan persepsi ini dapat mengakibatkan
bangunan. Namun di Undang-Undang Nomor kejadian Kegagalan Bangunan tidak tertangani
18 Tahun 1999 Penilai ahli terdiri dari orang dengan baik sesuai dengan peraturan
perseorangan, atau kelompok orang atau perundangan yang berlaku di Indonesia. Proses
lembaga yang disepakati para pihak, yang bersifat penilaian Kegagalan Bangunan oleh Penilai Ahli
independen dan mampu memberikan penilaian adalah independen dan menjadi kewenangan
secara obyektif dan profesional. Berbeda dengan Menteri PUPR.
konteks Penilai Ahli dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017, yaitu ditugaskan oleh Tugas dan Wewenang Penilai Ahli
Menteri bukan kesepakatan para pihak.
Dalam hal menjalankan tugas dan wewenang,
Di sisi lain, bilamana berkaitan dengan ranah pengaturan lebih lanjut mengenai tugas dan
hukum, seseorang yang mempunyai sertifikat wewenang Penilai Ahli terdapat sebagai berikut:
Penilai Ahli dapat memberikan kesaksian di a. Tugas Penilai Ahli sebagaimana diatur pada
pengadilan atau kepolisian, namun dengan Pasal 4 Peraturan Menteri PUPR No. 8 Tahun
kapasitas sebagai seorang ahli. Menurut Pasal 1 2021 adalah sebagai berikut:
butir 26 KUHAP: “Saksi adalah orang yang dapat 1) Menetapkan tingkat pemenuhan
memberikan keterangan guna kepentingan terhadap ketentuan Standar Keamanan,
penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang Keselamatan, Kesehatan, dan
suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, Keberlanjutan;
ia lihat sendiri dan ia alami sendiri”. Sementara 2) Menetapkan penyebab terjadinya
Ahli adalah seorang yang memiliki kemampuan Kegagalan Bangunan;
Para Penilai Ahli yang telah mendapatkan Pada saat artikel ini disusun, LPJK sedang
Sertifikat Penilai Ahli, berhak untuk mengikuti mempersiapkan modul-modul pelatihan sesuai
pembinaan yang diselenggarakan oleh LPJK atau dengan peraturan perundangan yang berlaku
mandiri. Pembinaan penilai ahli diharapkan dapat yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam
meningkatkan kompetensi Penilai Ahli secara pelatihan Calon Penilai Ahli, baik untuk status
berkelanjutan. Adapun bentuk pembinaan yang Calon Penilai Ahli baru ataupun Penilai Ahli yang
dilakukan melalui penyelenggaraan seminar, melakukan Recognition Current Competency
workshop, pelatihan ataupun pendidikan (RCC). Materi pelatihan yang diberikan sebanyak
akademis yang diadakan oleh Lembaga yang 21 modul, terdiri dari kompetensi teknis dan
diakui kredibilitasnya. manajerial. Tim penyusun terdiri dari pakar,
akademisi dan praktisi di bidang jasa konstruksi.
Langkah Penyiapan/Perkuatan
Penilai Ahli untuk Melakukan Materi tersebut berisikan pengetahuan tentang
Penilaian Kegagalan Bangunan regulasi jasa konstruksi dan infrastruktur lainnya,
kode etik-perilaku dan kepemimpinan, sistem
Setiap calon Penilai Ahli yang sudah ditetapkan penyelenggaraan jasa konstruksi yang terdiri dari
oleh LPJK, harus mengikuti pelatihan calon siklus hidup proyek, pola pengadaan konstruksi,
Penilai Ahli yang dilaksanakan oleh LPJK. kontrak dan sengketa konstruksi, pemahaman
Calon Penilai Ahli apabila telah dinyatakan tentang manajemen asset konstruksi,
lolos verifikasi persyaratan yang dilakukan perencanaan dan pengelolaan jasa konstruksi,
oleh LPJK dalam waktu kurang lebih 7 (tujuh) penilaian kegagalan bangunan bidang sipil dan
hari selanjutnya wajib mengikuti Pelatihan gedung, standar-standar konstruksi, forensic
Calon Penilai Ahli. Pelatihan Calon Penilai Ahli engineering dan tata cara penyusunan pelaporan
dilaksanakan oleh LPJK dan dapat bekerja sama penilaian kegagalan bangunan.
dengan lembaga/institusi/pakar terkait. Adapun
kegiatan pelatihan tersebut dilakukan dalam Selain pengetahuan manajerial dan teknis,
bentuk teori dan praktik, berupa pemahaman calon Penilai Ahli perlu diberikan pembekalan
materi, diskusi, serta praktik penilaian Kegagalan pengetahuan terkait advokasi hukum. Tujuannya
Bangunan yang didukung oleh peralatan memberikan pemahaman hukum sehingga
investigasi. Pelatihan dilakukan sesuai dengan Penilai Ahli dapat mengambil sikap bilamana
SKKNI dan ketentuan peraturan perundangan- penilaian kegagalan bangunan yang dilakukan
undangan dengan waktu paling sedikit 30 telah berkembang menjadi suatu gugatan
(tiga puluh) jam pelajaran. Pakar sebagaimana yang dihadapkan dengan APH. Dengan adanya
dimaksud harus memiliki SKK Jabatan Ahli pembekalan pengetahuan advokasi hukum ini,
Utama atau jenjang 9 (sembilan) dan/atau diharapkan para Calon Penilai Ahli nantinya tidak
pengalaman paling sedikit 15 (lima belas) tahun. hanya bekerja secara profesional melainkan
dapat bekerja secara aman dan terlindungi.
Dengan terbitnya peraturan-peraturan baru
bidang Jasa Konstruksi, perlu dilakukan Selanjutnya, modul pelatihan Calon Penilai Ahli
pembaharuan modul pelatihan Penilai Ahli. disusun oleh LPJK dengan melibatkan pihak-
ditandatangani oleh Ketua LPJK, kemudian Menteri PUPR ini merupakan pedoman untuk
dicatat dalam Sistem Informasi Jasa Konstruksi penilaian suatu kejadian Kegagalan Bangunan,
terintegrasi. sehingga tidak menimbulkan perselisihan antar
pihak yang bersangkutan. Untuk itu, dalam
Lantas muncul pertanyaan, “apa perbedaan SPA rangka memperkuat peran penilai ahli, maka
dan SKA?” SPA adalah sebuah penghargaan diperlukan suatu upaya sosialisasi secara masif
kewenangan yang diberikan oleh Menteri PUPR kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga
kepada seorang ahli, “kenapa seorang ahli?” peran penilai ahli dapat lebih diketahui oleh
karena Calon Penilai Ahli terdaftar tersebut masyarakat umumnya. Selain itu, kolaborasi
sudah mempunyai SKA dan/atau insinyur dengan Aparat Penegak Hukum baik Kepolisian
profesional yang kemudian mengikuti pelatihan maupun Kejaksaaan perlu dilakukan guna
dan uji kompetensi untuk mendapatkan SPA. pelibatan penilai ahli bilamana terjadi kegagalan
SPA menjadi sorotan dengan adanya argumen bangunan. Selain itu, tidak kalah pentingnya
pro dan kontra. “Kenapa SPA tidak dilakukan adalah untuk membangun kolaborasi dengan
oleh LSP?” Tentunya berbeda karena SPA bukan Lembaga Pendidikan dalam hal penyelenggaraan
merupakan jabatan kerja melainkan penghargaan workshop, webinar maupun diskusi terkait
kewenangan dari Menteri PUPR untuk dapat kegagalan bangunan sebagai upaya memberikan
melakukan penilaian Kegagalan Bangunan. pemahaman terkait kegagalan bangunan kepada
masyarakat umum.
Upaya Memberikan Pemahaman
kepada Masyarakat Jasa Konstruksi Akhir kata, dengan telah terbitnya Permen
Jika Terjadi Kegagalan Bangunan PUPR Nomor 8 Tahun 2021 tentang Penilai Ahli,
Kegagalan Bangunan dan Penilaian Kegagalan
Setelah mendapatkan penjelasan terkait Bangunan, hal ini tentu memberikan “warna
peran Penilai Ahli dalam hal terjadi Kegagalan baru” bagi penilai ahli. Penilai ahli berdasarkan
Bangunan dan alur untuk menjadi Penilai UU Nomor 2 Tahun 2017 merupakan delegasi
Ahli, maka selanjutnya apa saja upaya yang kewenangan Menteri PUPR untuk melakukan
sudah dilakukan dan akan dilakukan untuk penilaian kegagalan bangunan. Untuk itu,
memperluas pemahaman peran Penilai Ahli perkuatan kompetensi Penilai Ahli menjadi hal
dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan? prioritas yang harus dilakukan. Kedepannya,
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh dibutuhkan dukungan dan kolaborasi berbagai
Kementerian PUPR adalah dengan menerbitkan pihak seperti lembaga pelatihan dan lembaga
Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021 Pendidikan guna mempercepat proses
tentang Penilai Ahli, Kegagalan Bangunan, pencetakan penilai ahli yang professional,
dan Penilaian Kegagalan Bangunan. Peraturan kompeten dan independen.
Penataan Kawasan
Puncak Waringin, Labuan Bajo, NTT
Pendahuluan
tentu dengan berbagai pembaharuan mengikuti Keseimbangan Supply Demand Sumber Daya
perkembangan pasar dan pesatnya arus Konstruksi
teknologi informasi komunikasi. E-Purchasing Keseimbangan sumber daya konstruksi sangat
atau pembelian secara langsung terdiri dari berperan penting dalam produktivitas dan
e-Katalog dan Toko Daring. kesuksesan pembangunan infrastruktur dan akan
berdampak langsung terhadap sumbasih industri
• Pengembangan dan Integrasi Sistem konstruksi terhadap perekonomian nasional.
Informasi Jasa Konstruksi. Michel Potter dalam Cluster and Economic
Untuk menyediakan data dan informasi yang Policy, Oktober 2009 menyatakan bahwa daya
akurat dan terintegrasi dibentuk suatu sistem saing berkaitan erat dengan produktivitas yang
informasi Jasa Konstruksi yang terintegrasi dan dipengaruhi bagaimana pengelolaan terhadap
dikelola oleh Pemerintah Pusat. Beberapa sistem sumber daya baik manusia maupun alam dalam
informasi yang telah dikembangkan antara lain memproduksi barang dan jasa. Sumber daya
dapat dilihat dalam gambar grafis berikut : konstruksi antara lain terdiri atas Sumber daya
aspal minyak, daerah sumatera telah tercukupi Tren Industri Konstruksi Global
kebutuhan beton pracetak prategang sementara
itu untuk material semen telah mencukupi untuk Dalam buku “Shaping the the future of
seluruh wilayah indonesia. construction a breakthrought of in mindset and
technology, WEF 2016 menjelaskan bahwa isu
• Supply Demand Peralatan Konstruksi industri konstruksi ke depan adalah sebagai
Sebagian besar wilayah indonesia telah tercukupi berikut :
kebutuhan peralatan konstruksi kecuali wilayah 1. Pasar dan Pelanggan (Market and customer)
Bali Nusra (defisit 77 unit) dan wilayah Maluku 65 % pasar konstruksi ke depan akan berada pada
Papua (defisit 697 unit). negara berkembang, 1 dari 2 perusahaan EPC
akan go global, akan lebih banyak proyek dengan
• Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) nilai besar dan kompleksitas tinggi, tuntutan
Menurut Undang-Undang 2 Tahun 2017 tentang infrastruktur yang dibangun harus mempunyai
Jasa Konstruksi, badan usaha jasa konstruksi umur rencana yang panjang serta kebutuhan
pasal 20 dikualifikasikan menjadi BUJK pembiayaan infrastruktur yang semakin besar.
perseorangan, BUJK kecil, BUJK menengah
dan BUJK Besar. Penetapan kualifikasi usaha 2. Keberlanjutan dan Ketahanan (Sustainability
tersebut dilaksanakan melalui penilaian and Resilient)
terhadap (1) terhadap penjualan tahunan; (2) Konsumsi terbesar material adalah industri
kemampuan keuangan; (3) ketersediaan tenaga konstruksi yang tentu saja jika terjadi
kerja konstruksi; dan (4) kemampuan dalam kelangkaan material maka industri konstruksi
penyediaan peralatan konstruksi. ini sangat rentan terhadap kelangkaan sumber
daya material, kebutuhan akan pengendalian
Pertumbuhan BUJK kecil, menengah dan besar terhadap limbah konstruksi, kebutuhan
menunjukkan peningkatan dalam kurun 2015- membangun infrastruktur yang adaptif terhadap
2020. Jumlah Total BUJK naik dari 115.220 (2015) bencana, efisiensi energi dan mengurangi
menjadi 143.817 (2020) dengan nilai peningkatan dampak buruk terhadap perubahan lingkungan,
sebesar 20 %. serta kewaspadaan terhadap ancaman cyber.
Bendungan Jatigede,
Sumedang, Jawa Barat
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang:
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja.
Undang-undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi.
Peraturan Pemerintah:
Peraturan Pemerintah (PP) tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
Biemo W. Soemardi
Staf Pengajar Program Sarjana dan Pascasarjana Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Istilah “Industri 4.0” mulai diperkenalkan pada tahun 2011, sebagai suatu
gagasan untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur Jerman (Lassi
dkk,2014). Sejak itu pemerintah Jerman menerapkan Industri 4.0 sebagai salah
satu terobosan strategi teknologi majunya. Sejak itu Industri 4.0 menjadi topik
yang menarik perhatian kalangan dunia usaha, para peneliti di perguruan tinggi
maupun pusat-pusat penelitian (Herman dkk, 2015). Selanjutnya, Klaus Schwab,
pendiri dan CEO dari World Economic Forum, memperkenalkan konsep revolusi
industri 4.0 yang mengubah segala-galanya, menciptakan dunia dengan sistem
manufaktur virtual dan fisik yang bekerja sama secara global antar sesamanya
secara fleksibel (Schwab K, 2016), bahkan dalam revolusi industri ke 4 ini secara
bersamaan muncul gelombang terobosan di berbagai bidang teknologi yang
saling berinteraksi dalam domain fisik, digital dan biologi yang membedakannya
dengan revolusi industri terdahulu. Revolusi ini membuka berbagai peluang baru
bagi berbagai perusahaan dan lembaga-lembaga riset untuk membentuk masa
El Jazzar dkk (2020) membahas implementasi pengelolaan fasilitas. El Jazzar dkk (2020) juga
Konstruksi 4.0 pada industri, mencakup mengusulkan sebuah peta jalan implementasi
7 teknologi, yaitu: iBIM, AR, VR, robotika, Konstruksi 4.0 (Gambar 4.1.3), serta integrasi
pencetakan 3D, AI, drone. Penerapan ke 7 dan konektivitas antar teknologi tersebut, serta
teknologi ini dibahas dalam seluruh tahapan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi
siklus hidup proyek konstruksi, yaitu untuk pencapaiannya.
perencanaan, perancangan, konstruksi dan
• Masih lemahnya transparansi dan transmisi semata (demand oriented) kini dituntut untuk
informasi. mampu menciptakan iklim permintaan akan
• Keberterimaan politik dan sosial (ketakutan produk-produk konstruksi (supply push), sebagai
berkurangnya lapangan kerja bagi tenaga alternatif penggerak perekonomian nasional.
kerja konstruksi) (Soemardi dan Rivai, 2020).
• Tantangan teknologi, mengingat sifat
konstruksi dan lingkungan konstruksi. Sementara penyediaan infrastruktur publik
• Biaya perawatan teknologi yang cenderung strategis, seperti jalan dan jembatan, atau
tinggi. bangunan fasilitas sumberdaya air, masih
• Terbatasnya keterampilan dasar yang relevan bertumpu pada investasi pemerintah,
dalam industri konstruksi. peningkatan kebutuhan infrastruktur dengan
• Mekanisme industri dan investasi yang tidak nilai ekonomi yang kompetitif juga mulai menarik
memadai bagi R&D. minat investasi pihak swasta. Perkembangan
• Tantangan yang muncul terhadap inovasi pola investasi di sektor infrastruktur publik ini
sistemik. tentunya juga berpengaruh pada karakteristik
• Kurangnya kesiapan standar industri dan pasar, pembiayaan dan usaha jasa konstruksinya.
lambatnya perluasan standar Industri 4.0 Jika sebelumnya kontraktor di Indonesia
yang ada ke Konstruksi 4.0. sangat mengandalkan pembiayaan dari proyek-
proyek pemerintah, saat ini semakin banyak
Gambaran umum kondisi industri kontraktor besar BUMN yang tidak lagi berperan
konstruksi di Indonesia sebagai pelaksana tetapi mulai melebarkan
lingkup usahanya. Model bisnis konstruksi
Dalam dua dekade terakhir ini, meskipun secara yang semula lebih bersifat G to B menjadi B to
umum struktur dan pasar industri konstruksi B mulai mengedepankan peran swasta sebagai
Indonesia tidak mengalami perubahan yang penggerak dalam pembangunan infrastruktur
berarti, kinerja konstruksi dalam pembangunan nasional.
infrastruktur nasional telah meningkat dengan
pesat (Suraji dan Soemardi, 2020). Pasar Sejalan dengan itu, pola penyelenggaraan
konstruksi masih didominasi oleh client konstruksi (delivery method) juga mulai
pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur mengalami perubahan dari pola tradisional
publik dan pihak swasta untuk investasi design-bid-build menjadi design-build/EPC, dari
pembangunan perumahan dan gedung-gedung pembiayaan langsung oleh pengguna jasa (DBO
komersial. Namun demikian investasi swasta, atau DBMO) menjadi tidak langsung (BOT atau
dengan atau tanpa bantuan modal asing, juga DBOT); bergerak dari kuadran IV ke kuadran I
mulai meningkat pada berbagai proyek-proyek dan II dalam the Quadrant Framework (Miller,
infrastruktur, khususnya di sektor-sektor 2000). Kondisi ini menyebabkan perusahaan
transportasi, telekomunikasi dan energi, melalui konstruksi di Indonesia kini menghadapi risiko
mekanisme Kerjasama Pemerintah dengan yang lebih besar, terutama yang menyangkut
Badan Usaha (KPBU). Konstruksi yang tidak risiko ekonomi dan finansial. Karenanya mereka
lagi berfokus pada pemenuhan permintaan juga harus mampu meningkatkan kapasitas
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini, teknik Sebagai entitas usaha, perusahaan-perusahaan
dan teknologi konstruksi di Indonesia telah konstruksi juga sudah mulai banyak menerapkan
berkembang cukup pesat, meskipun masih konsep-konsep manajemen modern untuk
sangat tergantung pada teknologi import. Tiga meningkatkan kinerja usahanya. Kompleksitas
hal yang menonjol dalam pemanfaatan teknologi dan ukuran bisnis yang semakin meningkat
konstruksi adalah mekanisasi, teknologi membutuhkan metoda pengelolaan sumberdaya
informasi dan proses produksi. Melalui tiga yang lebih lengkap akurat. Penerapan Enterprise
hal ini, secara perlahan industri konstruksi Resources Planning telah mulai dilakukan di
Indonesia mulai berubah. Penggunaan peralatan beberapa perusahaan konstruksi seperti PP
mekanik merupakan keniscayaan dalam Pembangunan Perumahan.
menangani pekerjaan konstruksi yang kompleks
dan dengan magnitudo yang tidak dapat lagi Di masa mendatang konstruksi bukan lagi
ditangani oleh tenaga kerja tradisional. Ereksi merupakan upaya tunggal, tetapi merupakan
dan instalasi girder struktur jembatan dan suatu proses yang memanfaatkan dan
pekerjaan terowongan Kereta Api Cepat Jakarta- menyatukan berbagai spesialisasi. Dalam hal
Bandung atau proyek-proyek infrastruktur besar ini aspek integrasi dan kolaborasi akan menjadi
lainnya tidak mungkin terlaksana tanpa bantuan landasan utama pelaksanaan konstruksi di
peralatan mekanik yang sangat besar. Dalam Indonesia, dan teknologi digital memberikan
waktu bersamaan penggunaan teknologi digital peluang untuk memfasilitasi kebutuhan
atau IT dan konsep digital twin, seperti pada tersebut.
teknologi BIM dan visualisasi dalam bentuk
Pengembangan platform digital untuk pengguna jasa. Untuk itu diperlukan suatu
konstruksi di Indonesia dapat memanfaatkan rencana strategis untuk gerakan sistematis ke
ide pembangunan model Big Data Analytic yang arah Konstruksi 4.0 di berbagai tingkatan.
sebelumnya pernah diinisiasikan oleh LPJKN
di tahun 2020 yang lalu. Model tersebut akan Dengan mengadopsi model kerangka
mengintegrasikan semua data digital tentang transformasi industri konstruksi yang
konstruksi, baik di lingkungan Kementerian diusulkan oleh Alaloul dkk (2018), berikut ini
PUPR, Badan Pusat Statistik dan lembaga atau dipaparkan suatu konsep kerangka transformasi
institusi, termasuk pihak swasta. penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia
menjadi Penyelenggaraan Konstruksi 4.0
Menuju penyelenggaraan jasa Indonesia. Para pemangku kepentingan industri
Konstruksi 4.0 konstruksi di Indonesia dapat dikategorikan
sebagai berikut:
Penyelenggaraan jasa konstruksi mengikuti • Pelaku usaha konstruksi: Badan usaha jasa
siklus hidup proyek konstruksi. Pasal 84 ayat konstruksi (konsultan, kontraktor, sub-
(5) PP 14 tahun 2021 menyebutkan bahwa siklus kontraktor dan rantai pasoknya)
hidup bangunan gedung dan/atau bangunan • Industri konstruksi: berbagai organisasi yang
sipil secara umum meliputi: pengkajian, merepresentasikan kepentingan industri ,
perencanaan, perancangan, pembangunan, antara lain asosiasi badan usaha, asosiasi
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran profesi, asosiasi rantai pasok, KADIN dan
dan pembangunan kembali suatu bangunan. sebagainya, juga para pengguna jasa (client)
Terkait hal tersebut, maka penerapan konstruksi (pemerintah, developer, sektor
Konstruksi 4.0 dalam penyelenggaraan jasa swasta), penyedia teknologi Industri 4.0 (BIM
konstruksi atau lebih mudahnya disebut developer, alat berat digital, sensor, drone
sebagai penyelenggaraan konstruksi perlu dsb.
dilakukan terhadap ke seluruh elemen dari siklus • Regulator: Pemerintah, LPJK
hidup penyelenggaraan konstruksi tersebut.
Penyelenggaraan Konstruksi 4.0 memerlukan Gambar 4.1.6. menyajikan kerangka transformasi
perubahan dalam proses dari proses yang industri kontruksi menuju Konstruksi 4.0 yang
sekarang biasa terjadi menjadi proses yang diadopsi dari Alaloul dkk (2018). Kerangka
mengikuti pola penerapan Industri 4.0. Untuk tersebut mengelompokkan berbagai kegiatan
itu diperlukan langkah-langkah strategis secara berdasarkan peran pemangku kepentingan. Para
kolaboratif melibatkan semua pemangku pelaku usaha konstruksi didorong untuk secara
kepentingan industri konstruksi, mulai dari kreatif mengembangkan dan menerapkan
badan usaha jasa konstruksi secara individual teknologi dan prosedur baru, meningkatkan
(beserta seluruh rantai pasoknya), industri model bisnis, modifikasi budaya dan asosiasi
yang direpresentasikan oleh berbagai asosiasi bisnis. Upaya standarisasi, modularisasi, dan
badan usaha dan juga profesi, pemerintah yang prefabrikasi akan meningkatkan produktivitas
merupakan representasi dari regulator sekaligus usaha konstruksi. Pada tingkatan industri,
juga pada saat yang sama berperan sebagai diperlukan kolaborasi dan kerjasama antar
berbagai pemangku kepentingan untuk insentif bagi penerapan teknologi Konstruksi 4.0
meningkatkan sistem yang berjalan agar oleh para pelaku usaha.
efisiensi dan peningkatan produktivitas dapat
tercapai. Kerjasama perlu berjalan lintas para Dalam konteks penyelenggaraan konstruksi,
pelaku di seluruh rantai nilai (value chain) peranan client sebagai pengguna jasa akan
dari industri konstruksi, termasuk kerjasama sangat besar sekali dalam mendorong
horizontal antara client (pengguna jasa) dengan penerapan Konstruksi 4.0 oleh para pelaku
para pelaku bisnis dan rantai pasoknya. Pada usaha konstruksi, karena pengguna jasa
tingkatan teratas, pemerintah yang juga peran yang menentukan kebutuhannya dan
ganda sebagai pengambil keputusan, regulator, persyaratan yang harus dipenuhi oleh para
dan sekaligus client (pelanggan) dari industri penyedia jasa dalam keseluruhan siklus
konstruksi perlu melakukan upaya melalui hidup penyelenggaraan konstruksi, mulai
berbagai kebijakan yang mendukung, antara dari perencanaan, perancangan hingga serah
lain memastikan konsistensi dari standar2 terima bahkan pemanfaatan dan pemeliharaan
bangunan dan memudahkan proses-proses fasilitas terbangunnya. Integrasi baik secara
perizinan (atau persetujuan) dalam siklus hidup horizontal (antar-tahapan penyelenggaraan
konstruksi dan upaya membuka pasar bagi konstruksi) maupun secara vertical antara
para pelaku internasional/global yang akan proses berbagai proses dan pelaku usaha akan
membawa teknologi baru dan memastikan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
tercapainya transfer teknologi yang efektif, penyelenggaraan konstruksi, dengan sendirinya
serta memberikan dukungan dana penelitian juga akan meningkatkan produktivitas
dan pengembangan (R&D) serta berbagai konstruksi.
Jembatan Kelok 9,
Payakumbuh, Sumatera Barat
Abstrak
Refocusing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta “Demikian pula di sektor konstruksi. Jika para
Pengadaan Barang dan Jasa dalam Rangka pengusaha melakukan pembangunan, tetapi
Percepatan Penanganan COVID-19. kesulitan mencari pembeli, maka ini akan
berpotensi menimbulkan kredit macet. Untuk
Instruksi tersebut kemudian juga diturunkan itu OJK mengajak seluruh pihak berbicara
Kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan agar restrukturisasi bisa dilakukan,” ujarnya
Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melakukan sebagaimana dilansir beritasatu.com, Jum’at
percepatan penyiapan dan pembangunan (6/8/2021)
infrastruktur yang diperlukan dalam rangka
penanganan COVID -19. Arahan itu ditindaklanjuti OJK terang Wimboh mengapresiasi perintah
dengan dikeluarkannya Instruksi Menteri PUPR Presiden Joko Widodo yang meminta agar
No.02/2020 tentang Protokol Pencegahan pembangunan infrastruktur terus berjalan.
Penyebaran COVID-19 dalam Penyelenggaraan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jasa Konstruksi yang meliputi: protokol dalam Basuki Hadimuljono juga mengatakan sektor
penyelenggaraan jasa konstruksi, tindak konstruksi harus terus bergerak. Dalam konteks
lanjut terhadap kontrak penyelenggaraan jasa itu, OJK juga mendukung agar jasa konstruksi
konstruksi dan protokol dalam pelaksanaan tidak berhenti.
pengadaan barang dan jasa konstruksi.
Kegiatan dunia usaha jelas Wimboh secara umum
Dukungan serupa, juga datang dari Otoritas Jasa saat ini semakin ekspansif dan juga kapasitas
Keuangan (OJK). Ketua OJK, Wimboh Santoso produksi ekonomi sudah tumbuh atau usaha
dalam webinar ‘Antisipasi Dampak Ekonomi sudah tumbuh. Manufacturing Indonesia angka-
Terhadap 8 juta Tenaga Kerja Industri Jasa angka statistik sudah membaik, sudah hampir
Konstruksi dan Jasa Pendukung Pada Masa sama sebelum pandemi Keyakinan konsumen
COVID-19’ mengatakan pihaknya akan bekerja perlahan-lahan mulai membaik, indeks penjualan
keras memastikan agar proyek-proyek konstruksi ritel sudah meningkat, inflasi sudah terkendali.
dan infrastruktur, khususnya yang dikerjakan Indikator di perbankan sama. Kredit mulai
oleh Negara, tidak sampai berhenti. Sebab bila meningkat dan sektor konstruksi juga mulai
hal itu terjadi, akan menimbulkan efek berganda, menggeliat.
termasuk membebani sektor keuangan.
“Konstruksi ini sudah banyak investasi. Jadi
Wimboh mengakui pandemi COVID-19 telah kalau berhenti, ini bisa berisiko. Kami menaruh
menyebabkan penurunan ekonomi yang luar perhatian khusus dan memonitor bagaimana
biasa bagi masyarakat umum. Pedagang jangan sampai berhenti,” ujarnya.
pakaian misalnya menjerit karena warga tak
lagi berbelanja pakaian, katering juga terhenti, Opportunity bagi Industri Konstruksi
hotel tak terisi, dan lainnya. Kondisi itu membuat Berdasarkan Laporan Kementerian Keuangan
perbankan terbebani karena pengusaha tak menunjukkan, anggaran infrastruktur tahun 2021
mampu membayar kreditnya. merupakan yang terbesar dalam enam tahun
terakhir. Jumlahnya mencapai Rp417,4 triliun.
Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia metode yang lebih efektif yaitu metode
secara tidak langsung juga berimplikasi pada baru modeling virtual, perkembangan dunia
peningkatan permintaan perumahan terjangkau konstruksi menjadi lebih menarik. Pada era
dan proyek ramah lingkungan. Pembangunan Revolusi Industri 4.0, industri konstruksi
yang sejalan dengan konsep lingkungan, sosial Indonesia perlu menerapkan prinsip Building
dan tata kelola saat ini dan ke depan akan Information Modeling (BIM). Teknologi ini mampu
semakin berpeluang untuk mendukung ekspansi menyederhanakan pekerjaan konstruksi yang
yang berkelanjutan. kompleks menjadi pekerjaan yang sederhana
dengan mengoptimalkan olah data yang
Menyikapi hal tersebut, para pelaku usaha jasa terintegrasi.
konstruksi dan pemerintah harus memiliki
komitmen yang sama, konsisten dan kontinu Memang, dalam praktiknya masih ada beberapa
untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur, tantangan yang akan menginterupsi, salah
terutama dalam pembangunan proyek satunya adalah para pelaku usaha industri
transportasi, utilitas, dan TIK. Hal ini menjadi konstruksi dengan ahli yang menguasai software
penting karena konsistensi dan kontinuitas BIM, jumlahnya masih sangat sedikit. Namun
pembangunan infrastruktur diperkirakan ke depan, BIM bukan lagi keniscayaan, tetapi
akan menghasilkan multiplier effect terhadap kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap pelaku
perekonomian wilayah, termasuk percepatan industri konstruksi di Indonesia. Penggunaan
proyek pembangunan jalur kereta api, jalan raya, teknologi tidak hanya untuk menekan biaya
bandara, pelabuhan juga pusat energi terbarukan konstruksi, tetapi juga memberikan manfaat
yang berpotensi memperkuat perdagangan lebih bagi pekerja dengan waktu penyelesaian
intra regional. Selain itu, pemerintah juga harus pekerjaan yang lebih singkat.
berkomitmen kuat untuk mendorong penyediaan
pembiayaan alternatif untuk membiayai proyek- Industri konstruksi masa depan membutuhkan
proyek tersebut dan membuka kemitraan publik- pekerja dengan literasi digital, literasi teknologi,
swasta untuk meningkatkan daya saing global. dan keterampilan literasi manusia. Penggunaan
teknologi menuntut pelaku industri konstruksi
Satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh para untuk terus memperbarui peralatan dan sistem
pelaku industri konstruksi bahwa kita semua yang ada, menjadikan peralatan dan sistem
hidup pada era Revolusi Industri 4.0. Sebuah tersebut sebagai aset dan investasi teknologi
era transformasi menuju perbaikan dengan yang dapat dikembangkan di masa depan.
mengintegrasikan dunia online dan lini produksi Apakah industri konstruksi nasional siap? Saya
di industri, di mana semua proses produksi jawab; Yes, Indonesia Mampu!
berjalan dengan internet sebagai penopang
utama
Prospek industri konstruksi di tanah air masih Guna meningkatkan perekonomian pada masa
sangat menjanjikan. Meskipun Pandemi pandemi, Pemerintah dan para pelaku industri
COVID-19 sempat membuat industri ini sedikit konstruksi harus memiliki komitmen yang
limbung, tetapi adanya komitmen dan dukungan sama, konsisten dan kontinu untuk mengurangi
kuat Pemerintah bagi industri konstruksi untuk kesenjangan infrastruktur, terutama dalam
bergerak. Hal ini menjadi kunci karena bila pembangunan proyek transportasi, utilitas,
infrastruktur dan konstruksi berhenti, maka dan TIK serta beradaptasi dalam pemanfaatan
akan memberikan dampak berganda, termasuk teknologi 4.0.
membebani sektor keuangan nasional.
Pendahuluan
Indonesia adalah pasar jasa konstruksi terbesar ke-4 (empat) di Asia setelah China,
Jepang, dan India, serta pasar terbesar pertama di ASEAN. Dilihat dari Indeks
Daya Saing Global Indonesia, tren daya saing global Indonesia meningkat pada
tahun 2016-2017 Indonesia berada di peringkat 41, pada tahun 2017-2018 Indonesia
mendapatkan peringkat 36, dan pada 2018 berada di peringkat 45 kemudian pada
2019 berada pada peringkat 50. Pilar infrastruktur dalam penilaian indeks daya
saing global juga masih lebih rendah jika dibandingkan negara-negara di ASEAN
seperti Singapura dan Malaysia. Hal ini menjadi tantangan bagi Pemerintah untuk
bisa meningkatkan skor pilar infrastruktur agar dapat bersaing secara global
melalui peningkatan daya saing Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) nasional.
Tabel 4.3.1. Hasil Penelitian Pengaruh Struktur Usaha Terhadap Produktivitas Konstruksi
kontraktor spesialis. Penyesuaian tersebut juga peralatan; dan persiapan. Layanan usaha
diharapkan dapat mendorong kolaborasi antara Pekerjaan Konstruksi bersifat umum
kontraktor utama dan kontraktor spesialis dalam meliputi: pembangunan; pemeliharaan;
pengaturan pengadaan jasa konstruksi (kontrak) pembongkaran; dan/atau pembangunan
dalam bentuk Joint Operation (JO). kembali. Layanan usaha Pekerjaan Konstruksi
bersifat spesialis meliputi pekerjaan bagian
Pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tertentu dari bangunan konstruksi atau
tentang Jasa Konstruksi, struktur usaha jasa bentuk fisik lainnya.
konstruksi meliputi: jenis, sifat, klasifikasi, dan 3. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi
layanan usaha; dan bentuk dan kualifikasi usaha. Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi
Jenis usaha Jasa Konstruksi meliputi: Jasa Terintegrasi terdiri atas: bangunan gedung;
Konsultansi Konstruksi, Pekerjaan Konstruksi, dan bangunan sipil. Layanan usaha Pekerjaan
dan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi. Setiap Konstruksi Terintegrasi meliputi: rancang
jenis usaha tersebut memiliki sifat, klasifikasi, dan bangun; dan perekayasaan, pengadaan,
dan layanan usaha, diantaranya: dan pelaksanaan.
1. Jasa Konsultansi Konstruksi bersifat umum
dan spesialis Penyedia Jasa yang tidak memiliki subklasifikasi
Klasifikasi usaha Jasa Konsultansi Konstruksi spesialis pada klasifikasi konstruksi khusus dan/
bersifat umum terdiri atas: arsitektur; atau konstruksi prapabrikasi harus melakukan
rekayasa; rekayasa terpadu; dan arsitektur kerja sama operasi, selain klasifikasi tersebut
lanskap dan perencanaan wilayah. Klasifikasi harus dikerjakan oleh subpenyedia jasa spesialis.
usaha Jasa Konsultansi Konstruksi bersifat Pekerjaan konstruksi yang bersifat spesialis
spesialis terdiri atas; konsultansi ilmiah dan wajib dimuat dalam dokumen pemilihan Penyedia
teknis; dan pengujian dan analisis teknis. Jasa dan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Layanan usaha Jasa Konsultansi Konstruksi badan usaha spesialis. Jumlah subklasifikasi
bersifat umum meliputi: pengkajian; yang dimiliki oleh BUJK yang tercatat di LPJK
perencanaan; perancangan; pengawasan; mengacu pada data tahun 2020 terdapat total
dan/atau manajemen penyelenggaraan 358.176 subklasifikasi yang ditunjukkan pada
konstruksi. Layanan usaha Jasa Konsultansi Tabel 4.3.2. dibawah
Konstruksi bersifat spesialis meliputi: survei;
pengujian teknis; dan/atau analisis. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah
2. Pekerjaan Konstruksi bersifat umum dan subklasifikasi yang dimiliki oleh BUJK untuk
spesialis Jenis Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi bersifat
Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi Spesialis hanya 3,57% dari total keseluruhan
bersifat umum terdiri atas: bangunan jumlah subklasifikasi Jasa Konsultan Konstruksi.
gedung; dan bangunan sipil. Klasifikasi Sementara itu, subklasifikasi untuk Jenis
usaha Pekerjaan Konstruksi bersifat Usaha Pekerjaan Konstruksi bersifat Spesialis
spesialis terdiri atas: instalasi; konstruksi hanya 12,39% dari total keseluruhan jumlah
khusus; konstruksi prafabrikasi; subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi. Jika
penyelesaian bangunan; penyewaan dihitung rasio perbandingan menggunakan
Sifat Usaha
Jenis Usaha Total
Umum Spesialis -
Jasa Konsultansi Konstruksi 36.495 1.351 - 37.846
Pekerjaan Konstruksi 280.507 39.652 - 320.159
Pekerjaan Konstruksi - - 171 171
Terintegrasi
Total 317.002 41.003 171 358.176
Sumber : (Hasil olahan data LPJK Periode SBU_05_08_2020)
Tahun
Jenis Pengadaan
2020 2021
Jasa Konsultansi 167.117 175.142
Pekerjaan Konstruksi 260.431 288.347
Sumber : (https://sirup.lkpp.go.id/ diakses pada tanggal 22 Oktober 2021)
perhitungan yang sama sebagaimana penelitian 4.3.2, pada tahun 2021 rasio perbandingan antara
pada negara lain sebelumnya, rasio jumlah jumlah subklasifikasi dengan paket pengadaan
kontraktor spesialis dibandingkan dengan jasa konsultansi sebesar 1:4,6 dan untuk jenis
kontraktor umum berada di angka 0,13 yang jauh pengadaan pekerjaan konstruksi sebesar 1:0,9.
dari rasio negara yang pernah diteliti. Hal ini menunjukan bahwa jumlah subklasifikasi
tersebut masih bisa memenuhi kebutuhan
Jumlah paket pengadaan barang/jasa pengadaan barang/jasa pemerintah.
pemerintah pada tahun 2021 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, hal ini Penyedia Jasa konstruksi selain berbentuk
dapat dilihat dari data LKPP sebagaimana yang badan usaha, dapat berbentuk usaha orang
tercantum pada Tabel 4.3.3. perseorangan. Badan usaha yang bersifat umum
terdiri atas kualifikasi usaha kecil, menengah,
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dan besar, sedangkan untuk badan usaha yang
peningkatan jumlah paket pengadaan barang/ bersifat spesialis tidak memiliki kualifikasi.
jasa untuk jenis pengadaan jasa konsultansi Penetapan kualifikasi usaha tersebut dilaksanakan
sebesar 4,80% dan pekerjaan konstruksi berdasarkan penilaian terhadap penjualan
sebesar 0,72%. Dari jumlah paket tersebut tahunan, kemampuan keuangan, ketersediaan
kita dapat melihat bagaimana pemenuhan tenaga kerja konstruksi, dan kemampuan dalam
kebutuhan badan usaha pada paket pengadaan penyediaan peralatan konstruksi. Penetapan
barang/jasa pemerintah pada tahun tersebut. kualifikasi badan usaha tersebut berdasarkan
Jika dibandingkan dengan data pada Tabel subklasifikasi yang diusulkan.
Jenis Subklasifikasi
Jenis Usaha Total
Umum Spesialis -
Jasa Konsultansi Konstruksi 15 15 - 30
Pekerjaan Konstruksi 29 52 - 81
Pekerjaan Konstruksi - - 19 19
Terintegrasi
Total 44 67 19 130
Sumber : (PP No. 5 Tahun 2021 dan Permen PUPR No. 6 Tahun 2021)
Kode Subklasifikasi
RT001 Subklasifikasi Jasa Pelayanan Studi Investasi Infrastruktur
Subklasifikasi Jasa Rekayasa Konstruksi Pembangkit, Jaringan Transmisi, Gardu Induk, dan
RT002 Distribusi Tenaga Listrik
RT003 Subklasifikasi Jasa Rekayasa Proses Industrial, Produksi, dan Fasilitas Produksi
AR001 Subklasifikasi Jasa Arsitektural Bangunan Gedung Hunian dan Non Hunian
AR003 Subklasifikasi Jasa Desain Interior pada Bangunan Gedung dan Bangunan Sipil
RK001 Subklasifikasi Jasa Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung Hunian dan Non Hunian
RK002 Subklasifikasi Jasa Rekayasa Pekerjaan Teknik Sipil Sumber Daya Air
Kode Subklasifikasi
IT001 Subklasifikasi Jasa Pembuatan Prospektus Geologi dan Geofisika
IT003 Subklasifikasi Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Permukaan Tanah dan Pembuatan Peta
IT004 Subklasifikasi Jasa Konsultasi Ilmiah dan Teknis Prasarana dan Sarana Umum
IT005 Subklasifikasi Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Konstruksi Sistem Kendali Lalu Lintas
IT006*) Subklasifikasi Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Konstruksi Sistem Kendali Lalu Lintas
IT007 Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Hidrolika, Hidrologi dan Oceanography
IT008*) Subklasifikasi Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Hidrolika, Hidrologi dan Oceanography
Kode Subklasifikasi
AT001 Subklasifikasi Jasa Pengujian dan Analisis Teknis Geologi, Geofisika dan Geokimia
AT002 Subklasifikasi Jasa Pengujian dan Analisis Teknis Komposisi dan Tingkat Kemurnian
AT003 Subklasifikasi Jasa Pengujian Hasil Pekerjaan Konstruksi dan Fasilitas Laboratorium
AT005 Subklasifikasi Jasa Pengujian dan Analisis Teknis Hidrolika, Hidrologi dan Oceanography
AT006 Subklasifikasi Jasa Pengujian dan Analisis Akustik dan vibrator Gedung Hunian dan Nonhunian
Kode Subklasifikasi
BG001 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Hunian
Kode Subklasifikasi
PB002*) Subklasifikasi Pengerjaan Pemasangan Kaca dan Alumunium
PB003 Subklasifikasi Pengerjaan Lantai, Dinding, Peralatan Saniter dan Plafon
PB004 Subklasifikasi Dekorasi Interior
PB005 Subklasifikasi Pemasangan Ornamen dan Pekerjaan Seni
PB006*) Subklasifikasi Pemasangan Ornamen dan Pekerjaan Seni
PB007 Subklasifikasi Pengecatan
PB008*) Subklasifikasi Pengecatan
PB009 Subklasifikasi Pembersihan dan Perapihan Bangunan Gedung dan/atau Bangunan Sipil
PB010 Subklasifikasi Pekerjaan Lanskap, Pertamanan, dan Penanaman Vegetasi
PB011 Subklasifikasi Pemulihan Lahan Pekerjaan Konstruksi
PA001 Subklasifikasi Penyewaan Peralatan Konstruksi
Sumber : (Permen PUPR No. 6 Th. 2021)
Keterangan: *) Subklasifikasi untuk Usaha Orang Perseorangan
Kode Subklasifikasi
ST006 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Minyak dan Gas Bumi
ST007 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Pertambangan
ST008 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Panas Bumi
ST009 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Olah Raga
Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Pengolahan Produk Kimia,
ST010 Petrokimia, Farmasi, dan Industri Lainnya
ST011 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Militer dan Peluncuran Satelit
Sumber : (Permen PUPR No. 6 Th. 2021)
Rino Febrando
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
Gambar 4.4.2. Persentase Jumlah BUJK Konsultansi dan BUJK Pekerjaan Konstruksi
Gambar 4.4.3. Sebaran Paket Jasa Konsultansi dan Paket Pekerjaan Konstruksi
Kementerian PUPR Tahun 2020
Sedangkan untuk Paket Pekerjaan Konstruksi Penyedia, yang salah satunya mengatur tentang
di Kementerian PUPR berjumlah 2.653 Paket pengaturan segmentasi usaha sebagai berikut:
Pekerjaan Konstruksi. 15% paket untuk 1. Pemaketan Jasa Konsultansi Konstruksi
segmentasi pasar kualifikasi kecil, diperebutkan mencakup:
oleh 83% BUJK Pekerjaan Konstruksi, 64% paket a. Nilai Pagu Anggaran sampai dengan Rp1
untuk segmentasi pasar kualifikasi menengah, miliar dialokasikan hanya untuk penyedia
diperebutkan oleh 15% BUJK Pekerjaan jasa konsultansi konstruksi dengan
Konstruksi, dan 21% paket untuk segmentasi kualifikasi kecil;
pasar kualifikasi besar, diperebutkan oleh 1% b. Nilai Pagu Anggaran di atas Rp1 miliar
BUJK Pekerjaan Konstruksi. sampai dengan Rp2,5 miliar dialokasikan
hanya untuk penyedia jasa konsultansi
Untuk mengatasi ketimpangan pada penguasaan konstruksi dengan kualifikasi menengah;
pangsa pasar jasa konstruksi, maka upaya c. Nilai Pagu Anggaran sampai diatas Rp2,5
yang dilakukan Kementerian PUPR Nomor 14 miliar dialokasikan hanya untuk penyedia
Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman jasa konsultansi konstruksi dengan
Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia, kualifikasi besar.
yang kemudian ditindaklanjuti oleh Lembaga 2. Pemaketan Pekerjaan Konstruksi mencakup:
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah a. Nilai Pagu Anggaran sampai dengan Rp15
dengan Peraturan Lembaga Kebijakan miliar dialokasikan hanya untuk penyedia
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor pekerjaan konstruksi dengan kualifikasi
11 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan kecil dan/atau koperasi;
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui
Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan PP 14 Tahun 2021 menyatakan bahwa Badan
Umum dan Perumahan Rakyat, yang menyatakan Usaha yang mengerjakan jasa konstruksi wajib
bahwa BP2JK memiliki tugas melaksanakan memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang
pelayanan pengadaan barang/jasa konstruksi diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Badan
dan tugas lainnya di bidang pengadaan barang. Usaha (LSBU) yang dibentuk oleh Asosiasi Badan
jasa konstruksi, dengan fungsi: (i) Penyusunan Usaha Terakreditasi. LSBU harus mendapat
rencana, program, dan anggaran, (ii) Pengelolaan lisensi dari Lembaga Pengembangan Jasa
pengadaan barang/jasa, (iii) Pelaksanaan Konstruksi (LPJK), dengan memiliki wewenang
pendampingan pengadaan barang/jasa, (iv) yang meliputi: (i) menyelenggarakan proses
Pelayanan konsultasi proses pengadaan barang/ sertifikasi badan usaha, (ii) memberikan
jasa, (v) Pengelolaan risiko pengadaan barang/ sanksi kepada asesor badan usaha, dan (iii)
jasa, dan (vi) Pelaksanaan urusan tata usaha dan mengusulkan skema sertifikasi ke LPJK.
rumah tangga Balai.
Untuk tenaga kerja diwajibkan memiliki sertifikat
Banyak upaya lainnya yang dilakukan Pemerintah kompetensi kerja melalui uji kompetensi
dalam mereformasi tata cara pengadaan Barang/ sesuai dengan standar kompetensi kerja,
Jasa Pemerintah untuk menghindari terjadi yang diregistrasi oleh Menteri. Uji kompetensi
kolusi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi
diantaranya melalui e-Purchasing, e-Tendering, (LSP) yang dibentuk oleh: (i) Asosiasi Profesi
e-Katalog, Penunjukan Langsung dengan Terakreditasi, dan (ii) Lembaga Pendidikan dan
Repeat Order (Permintaan Berulang), Pengadaan Pelatihan Kerja, yang telah diberikan Lisensi
Langsung dan tender Cepat serta Aplikasi Sistem setelah mendapat rekomendasi oleh Menteri.
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan sistem Adapun tugas LSP adalah melaksanakan
pendukung. sertifikasi kompetensi kerja pada kualifikasi
dalam jabatan ahli, analis/teknisi, dan operator.
Upaya lain yang dilakukan Kementerian PUPR
untuk mengurangi hambatan dalam proses Upaya yang sedang dan telah dilakukan
sertifikasi dilakukan dengan mengatur kebijakan Pemerintah dalam menciptakan persaingan
sertifikasi melalui Peraturan Pemerintah Nomor usaha yang sehat dalam pasar jasa konstruksi,
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan tentunya, masih jauh dari kata sempurna.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Setidaknya, permasalahan yang mengakibatkan
Jasa Konstruksi yang telah diubah menjadi terjadi persaingan usaha tidak sehat telah
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 teridentifikasi dan diketahui bersama. Ke
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah depannya, Pemerintah berusaha menyelesaikan
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan permasalahan secara terintegrasi dalam
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 gambaran besar yang utuh sehingga tidak terjadi
tentang Jasa Konstruksi. Pengaturan mengenai tambal sulam dalam menentukan kebijakan.
sertifikasi baik itu badan usaha maupun tenaga
kerja konstruksi lebih transparan dan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Pembangunan infrastruktur merupakan salah Badan Pusat Statistik, 2019. Konstruksi dalam Angka
satu faktor kunci dalam indeks daya saing dan 2019.
kesejahteraan suatu negara. Infrastruktur juga https://www.bps.go.id//publication/2019/12/26/
memainkan peranan penting dalam pertumbuhan 4dcf0e60fd5cb261ef16defe/konstruk dalam-
ekonomi di Indonesia. Untuk itu Kementerian angka-2019.html (Diakses pada 20 September
PUPR terus melakukan berbagai upaya untuk 2021, 21.01 WIB)
mendukung agar kondisi ekonomi Indonesia Badan Pusat Statistik.2020. Konstruksi dalam Angka
dalam keadaan stabil dan terus bertumbuh lewat 2020.
pembangunan infrastruktur, diantaranya dengan https://www.bps.go.id//publication/2021/06/11/
meningkatkan persaingan usaha yang sehat dan 13b1dd33aebe9366db474c83/konstruksi-dalam-
adil di bidang jasa konstruksi. Kementerian PUPR angka-2020.html (Diakses pada 20 September
dalam hal ini juga terus berkoordinasi dengan 2021, 21.03 WIB)
Pemerintah Daerah dan KPPU agar tercipta Biro Komunikasi Publik. Kementerian PUPR.2020.
kondisi persaingan usaha yang sehat dan adil RILIS PUPR 1
demi meningkatkan minat investasi di Indonesia. 16 DESEMBER 2020 SP.BIRKOM/ XII/2020/582
(Diakses pada 20 September 2021, 12.03 WIB)
Badan Pusat Statistik, 2021. Berita Resmi Statistik
No.60/08/Th.XXIV. Rilis BPS, 5 Agustus 2021.
Per tumbuhan-Ekonomi-Triw-II-2021-ind.
jpg (2835×3543) (bps.go.id) (Diakses pada 23
September 2021, 22.31 WIB)
Perdagangan antar negara adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari
oleh suatu negara dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, karena pada
dasarnya tidak ada satu negarapun yang dapat memenuhi kebutuhannya dari
sumber daya yang dimilikinya sendiri. Berdasarkan karakteristiknya, perdagangan
dapat dibedakan menjadi perdagangan barang dan perdagangan jasa. Adapun
perdagangan jasa adalah aktivitas yang terkait dengan transaksi di dalam maupun
luar negeri namun berkaitan dengan layanan dan unjuk kerja berbentuk pekerjaan
atau hasil kerja yang dicapai, yang diperdagangkan oleh satu pihak kepada pihak
lain dalam masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau pelaku usaha (UU
Nomor 7 Tahun 2014). Berbeda dengan perdagangan barang, perdagangan jasa
memiliki karakteristik: intangible; tidak dapat disimpan dalam gudang; tidak dapat
diberlakukan tarif; pengaturannya dalam bentuk kebijakan/measures; produksi
dan konsumsi berlangsung secara bersamaan; kompetisi lebih banyak ditentukan
oleh kualitas jasa dan lebih mudah untuk diperdagangkan.
Banyak data menunjukkan, bahwa peran dan kontribusi sektor jasa dalam
perekonomian dan perdagangan, baik di tingkat nasional maupun internasional,
menambah pembatasan selain yang diperlukan diterbitkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
untuk menjamin kualitas layanan jasa; dan (iii) pada bulan Juli 1991. Adapun CPC yang terkait
dipastikan bahwa prosedur perizinan tidak boleh dengan jasa konstruksi meliputi: (i) Sektor Jasa
menjadi hambatan terhadap penyelenggaraan Bisnis, mencakup jasa: CPC 8671 (Architectural),
layanan jasa. 8672 (Engineering), 8673 (Integrated
Engineering), 86741 (Urban Planning), 86742
Lingkup Liberalisasi Perdagangan Jasa (Landscape Architectural), 8675 (Engineering
Liberalisasi perdagangan jasa di WTO meliputi Related Scientific), dan 8676 (Technical Testing
12 (duabelas) klasifikasi sektor jasa, yaitu jasa: and Analysis); serta (ii) Sektor Jasa Konstruksi,
(i) bisnis; (ii) komunikasi; (iii) konstruksi; (iv) mencakup jasa: CPC 511 (Pre-erection Work
distribusi; (v) pendidikan; (vi) lingkungan; (vii) at Construction Sites), 512 (Construction Work
keuangan; (viii) kesehatan; (ix) rekreasi, budaya for Buildings), 513 (Construction Work for
dan olah raga; (x) pariwisata; (xi) transportasi; Engineering), 514 (Assembly and Erection of
serta (xii) jasa-jasa lainnya. Sektor jasa yang Prefabricated Construction), 515 (Special Trade of
terkait dengan konstruksi adalah Jasa Bisnis Construction Works), 516 (Installation Works), 517
(Business Services) yang di Indonesia kita kenal (Building Completion and Finishing Works), and
sebagai jasa konsultansi dan Jasa Konstruksi 518 (Ranting Services Related to Equipment for
(Construction Services) yang di Indonesia dikenal Construction or Demolition).
dengan Jasa Pekerjaan Konstruksi.
Modalitas Perdagangan Jasa
Untuk memfasilitasi pelaksanaan perundingan Perdagangan jasa internasional dilakukan melalui
perdagangan jasa, baik di WTO, ASEAN maupun 4 (empat) modalitas (Mode) sebagai berikut: Mode
di fora regional dan bilateral, digunakan 1: Cross Border Supply (Layanan jasa lintas batas
klasifikasi jasa yang sama, yaitu Central Product negara dimana penyedia jasa dan pengguna jasa
Classification (CPC) versi Provisional W/120 yang tetap di negara masing-masing, misalnya layanan
badan usaha lokal bagi kantor perwakilan badan Tingkatan Komitmen dalam Liberalisasi
usaha asing dan keharusan bagi badan usaha Perdagangan Jasa
asing untuk membayar biaya perizinan yang lebih Terdapat 3 (tiga) tingkatan komitmen dalam
tinggi dibanding badan usaha lokal; (iii) Additional liberalisasi perdagangan jasa, yaitu (i) Unbound
Limitations (AL), yang berisi persyaratan yang (tidak menjanjikan) atau Unbound, except…
harus dipenuhi oleh penyedia jasa asing pada saat (kecuali …); (ii) None (tidak ada pembatasan) atau
melaksanakan layanan jasa, seperti pengaturan None, except… (kecuali…); dan (iii) liberalisasi
tentang perpajakan, kualifikasi penyedia jasa, dengan pembatasan/persyaratan. Layanan.
persyaratan dan prosedur perizinan, standar Mode 1 (Cross Border Supply) untuk sektor jasa
teknis, peraturan dalam negeri (domestic konstruksi (pekerjaan konstruksi) sering kali
regulations), serta persyaratan lain yang tidak dinyatakan “Technically not Feasible” karena
diatur dalam MA maupun NT. dalam prakteknya tidak bisa dilaksanakan.
untuk jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung ASEAN; (ii) Memfasilitasi mobilitas tenaga
sejak diberlakukannya ATISA, 9 (sembilan) tahun kerja profesional yang terkait dengan kegiatan
untuk Viet Nam, serta 15 (limabelas) tahun untuk perdagangan dan investasi di antara Negara-
Cambodia, Lao PDR dan Myanmar. Negara Anggota ASEAN; (iii) Membangun
prosedur yang transparan dan efisien dalam
ATISA akan menjadi bagian ke 3 (tiga) dari aplikasi formalitas keimigrasian terkait izin
trioka persetujuan ASEAN bersama ASEAN tinggal sementara dari tenaga kerja profesional
Trade in Goods Agreement (ATIGA) dan ASEAN dimana perjanjian ini berlaku; dan (iv) melindungi
Comprehensive Investment Agreement (ACIA) integritas perbatasan negara anggota serta
yang telah disepakati sebelumnya untuk tenaga kerja profesional domestik dan tenaga
meningkatkan ekonomi dan integrasi sektor di kerja profesional permanen dalam teritori negara
ASEAN. ATISA juga mengatur kaitannya dengan anggota.
beberapa persetujuan lainnya, seperti Movement
of Natural Persons (MNP), MFN Treatment, MA Mobilitas tenaga kerja profesional yang selama
dan NT, Local Presence (LP), Senior Management ini (dari AFAS 1 hingga AFAS 8) diatur sebagai
and Board of Directors, Safeguard Measures, Mode 4 dalam SoC. Sejak AFAS 9, SoC tidak lagi
Transparency, dan Disclosure of Confidential memuat Mode 4, sehingga komitmen pengaturan
Information. Untuk dapat memberlakukan ATISA, mobilitas tenaga kerja profesional selanjutnya
maka seluruh Negara Anggota ASEAN, termasuk dimuat dalam Perjanjian MNP. Sampai dengan
Indonesia, wajib menyelesaikan prosedur internal Persidangan CCS ke 98 pada Bulan Juni 2021,
untuk pengesahannya sebagaimana diatur dalam belum dicapai kesepakatan atas SoC on MNP.
Pasal 37 ATISA. Saat ini sedang dalam proses perundingan
Common Headnote of MNP SoC, Protocol to
Pendekatan Negative List yang dilengkapi Formalise the Updated MNP SoC, dan Timeline
dengan Schedules of Non-Conforming Measures for Finalisation of the Updated SoC. Dalam
sebagaimana dianut dalam ATISA menjadi Updated MNP SoC, sektor terkait jasa konstruksi
kecenderungan untuk diterapkan dalam hanya mengusulkan komitmen untuk kategori
perundingan liberalisasi perdagangan jasa tenaga kerja: (i) Business Visitor (BV); dan (ii)
dan Comprehensive Economic Partnership Intra-Corporate Transferee (ICT) yang meliputi:
Agreement (CEPA), baik dalam fora regional Executive (Directors), Manager, dan Specialist
maupun bilateral. atau Technical Expert (Tenaga Ahli) sebagaimana
dikomitmenkan dalam HC.
Movement of Natural Persons (MNP)
Dalam rangka memfasilitasi mobilitas tenaga Perjanjian MNP juga dirundingkan dalam fora
kerja profesional, pada Bulan November 2012 di liberalisasi atau CEPA yang lain, seperti ASEAN-
Kamboja telah ditandatangani ASEAN Agreement Japan Economic Partnership Agreement (AJ-
on Movement of Natural Persons/MNP. Perjanjian EPA), Indonesia-European Union (IEU)-CEPA,
tersebut bertujuan untuk: (i) Memberikan hak dan Indonesia-Korea (IK)-CEPA. Sejauh ini,
dan kewajiban terkait mobilitas tenaga kerja semua perjanjian tersebut masih dalam taraf
profesional di antara Negara-Negara Anggota perundingan, belum disepakati.
registrasi insinyur dari PII); serta (iii) Memiliki Persyaratan pokok untuk registrasi AA meliputi: (i)
pengalaman praktek profesional sesuai bidang Memiliki gelar sarjana Arsitek (S1) dari perguruan
keahliannya tidak kurang dari 7 (tujuh) tahun tinggi yang terakreditasi; (ii) Memiliki sertifikat/
setelah kelulusan dari perguruan tinggi dan 2 registrasi untuk berpraktek sebagai Arsitek dari
(dua) tahun diantaranya merupakan pengalaman PRA (sementara ini dapat dalam bentuk sertifikat
signifikan. Registrasi ACPE dilakukan melalui kompetensi kerja/SKA dari LPJK, sertifikat
Indonesia Monitoring Committee on Engineering kompetensi kerja dari LSP-BNSP, atau sertifikat
Services (IMCE) yang sejak bulan Juni 2021 kompetensi Arsitek/surat tanda registrasi Arsitek
diselenggarakan secara online melalui website dari Dewan Arsitek Indonesia); serta (iii) Memiliki
www.imc.or.id. Adapun disiplin keinsinyuran pengalaman praktek profesional sesuai bidang
yang diregistrasi meliputi 12 disiplin, yaitu: keahliannya tidak kurang dari (sepuluh) tahun
Civil, Mechanical, Environmental, Electrical, setelah kelulusan dari perguruan tinggi, 5 tahun
Chemical, Physic, Industrial, Aeronautical, Marine, diantaranya setelah mendapatkan sertifikat
Petroleum, Mining, dan Agriculture Engineering. kompetensi Arsitek dan 2 (dua) tahun diantaranya
merupakan pengalaman signifikan. Registrasi AA
Registrasi ACPE dari Negara Anggota ASEAN dilakukan melalui Indonesia Monitoring Committee
lainnya untuk menjadi RFPE di Indonesia on Architectural Services (IMCA) yang sejak bulan
dilakukan melalui Professional Regulatory Juni 2021 diselenggarakan secara online melalui
Authority (PRA) di Indonesia (sejauh ini adalah website www.imc.or.id.
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi/
LPJK). Untuk diregistrasi sebagai RFPE, seorang Registrasi AA dari Negara Anggota ASEAN
ACPE dari Negara Anggota ASEAN lainnya lainnya untuk menjadi RFA di Indonesia dilakukan
harus berkolaborasi dengan seorang Insinyur melalui Professional Regulatory Authority (PRA)
Profesional Indonesia yang memiliki sertifikat di Indonesia (DAI). Untuk diregistrasi sebagai
kompetensi kerja sebagai insinyur. RFA, seorang AA dari Negara Anggota ASEAN
lainnya harus berkolaborasi dengan seorang AA
Sampai dengan tanggal 7 Oktober 2021, telah Indonesia.
diregistrasi sebanyak 5.294 ACPE, 1.254 ACPE
diantaranya dari Indonesia. Namun demikian, Sampai dengan tanggal 29 September 2021, telah
mobilitas ACPE masih sangat rendah terlihat dari diregistrasi sebanyak 635 AA, 183 AA diantaranya
jumlah RFPE yang teregistrasi hanya 34 RFPE. dari Indonesia, namun belum ada RFA yang
teregistrasi.
ASEAN juga telah menyepakati MRA on
Architectural Services (CPC 8671), yaitu pada Forum Regional ASEAN Plus Three
tanggal 19 November 2007. Secara garis besar, Forum liberalisasi perdagangan (FTA) ASEAN Plus
MRA on Architectural Services mengatur Three/APT (Japan, China and Korea) merupakan
persyaratan, kelembagaan dan mekanisme forum regional yang dimulai pada Tahun 1997
registrasi ASEAN Architect (AA) dan Registered dalam rangka memperkuat dan memperluas
Foreign Architect (RFA). kerja sama Asia Timur. Disamping liberalisasi
perdagangan (FTA), kerja sama tersebut juga
November 2009 dan diratifikasi tanggal 6 Mei liberalisasi perdagangan jasa konstruksi
2011, serta Perjanjian AIFTA (ASEAN-India) yang Indonesia dalam IJEPA adalah setara dengan
telah ditandatangani pada tanggal 13 November Initial Offer Indonesia dalam Putaran Doha WTO,
2014 dan diratifikasi tanggal 12 November salah satunya adalah pembatasan FEP untuk
2018. Komitmen liberalisasi perdagangan jasa pembentukan JV sebesar 55%.
konstruksi Indonesia dalam APS adalah setara
dengan Initial Offer Indonesia dalam Putaran Forum Bilateral Indonesia-Australia CEPA (IA
Doha WTO, salah satunya adalah pembatasan CEPA)
FEP untuk pembentukan JV sebesar 55%. Perjanjian IA CEPA telah diratifikasi melalui UU
Nomor 1 Tahun 2020, yaitu mencakup: (i) Akses
Forum Bilateral Indonesia-Japan EPA (IJEPA) pasar jasa; (ii) Pembebasan Nilai Bea; dan (iii)
Forum IJEPA adalah bentuk perjanjian bilateral Eliminasi tarif impor. Komitmen liberalisasi
pertama yang dilakukan Indonesia dengan negara perdagangan jasa konstruksi Indonesia dalam IA
mitra yang telah ditandatangani pada tanggal 20 CEPA adalah setara dengan Initial Offer Indonesia
Agustus 2007 dan diratifikasi pada tanggal 1 Juli dalam Putaran Doha WTO, namun pembatasan
2008. Saat ini, perjanjian tersebut dalam proses FEP untuk pembentukan JV di Sektor Jasa
review oleh kedua belah pihak. Perjanjian IJEPA Konstruksi, Jasa Keinsinyuran dan Jasa
mencakup 3 (tiga) pilar, yaitu (i) Liberalisasi akses Arsitektur ditingkatkan menjadi 67%. Sebagai
pasar; (ii) Fasilitasi perdagangan dan investasi; Trade-off, Indonesia akan mendapat program
serta (iii) Pengembangan Kapasitas. Komitmen peningkatan kapasitas.
kepentingan dan kecenderungan terjadinya Bila pasar konstruksi negara mitra merupakan
(bermacam-macam sistem rating yang bisa pasar konstruksi yang potensial bagi penyedia
dipilih), Bobot, dan Skor serta faktor tambahan jasa nasional, maka dalam perundingan
lain yang perlu diperhitungkan. Indonesia perlu menerapkan strategi ofensif
untuk membuka akses pasar bagi penyedia jasa
Hasil nilai tertimbang (skor) yang diperoleh dari nasional. Untuk menjadi dasar pertimbangan
Matriks IFE dan EFE selanjutnya disusun dalam bagi penyedia jasa nasional dalam menentukan
Matriks IE (Internal dan Eksternal), yaitu untuk minat untuk penetrasi pasar konstruksi di
mengetahui posisi perjanjian kerja sama dalam negara mitra, maka data/informasi pasar yang
perekonomian nasional. Posisi perjanjian tersebut telah terkumpul perlu dilengkapi dengan data/
menjadi dasar dalam merumuskan strategi informasi terkait Market Entry (komitmen negara
pembukaan akses pasar bagi penyedia jasa dari mitra di forum WTO), sistem transaksi, dan
negara mitra dan strategi ofensif pembukaan sistem penjaminan mutu yang dipersyaratkan.
akses pasar di negara mitra bagi penyedia jasa Bila penyedia jasa konstruksi nasional
nasional, lengkap dengan perbandingan daya menyampaikan minatnya untuk memasuki pasar
saing penyedia jasa nasional relatif terhadap konstruksi negara mitra, maka harus dipastikan
daya saing penyedia jasa dari negara mitra untuk apakah masih terdapat barrier to entry yang
seluruh sektor yang diperjanjikan. diterapkan oleh negara mitra bagi penyedia jasa
konstruksi asing. Bila tidak ada barrier to entry,
Algoritma Praktis Penentuan Posisi dalam maka Indonesia dapat menyampaikan initial
Perundingan Perdagangan Jasa Konstruksi offer untuk melakukan improvement terhadap
Disamping metoda-metoda standar yang komitmen yang ada dalam SoC di forum WTO dan
telah diuraikan sebelumnya, pada kesempatan penyedia jasa konstruksi nasional dapat segera
ini Penulis ingin memperkenalkan metoda/ melakukan penetrasi pasar jasa konstruksi di
algoritma praktis yang dapat digunakan dalam negara mitra. Sekiranya masih ada barrier to
penentuan posisi Indonesia dalam perundingan entry, maka Indonesia perlu menyampaikan
perdagangan jasa konstruksi internasional, request kepada negara mitra untuk meniadakan
sebagai mana ditunjukkan dengan diagram di atau mengurangi barrier to entry tersebut agar
bawah ini. kondisinya tidak menimbulkan masalah bagi
penyedia jasa nasional untuk menyelenggarakan
Algoritma tersebut dimulai dengan pengumpulan layanan jasa konstruksi di negara mitra.
data dan informasi yang komprehensif terkait
kondisi pasar konstruksi negara mitra (seperti Sekiranya pasar jasa konstruksi di negara mitra
data jumlah penduduk, kondisi ekonomi, bukan merupakan pasar potensial bagi penyedia
serta besaran pasar konstruksi selama ini dan jasa nasional atau bahkan pasar jasa konstruksi
yang potensial di masa mendatang) sebagai nasional justru menjadi pasar potensial bagi
demand site. Berdasarkan data tersebut, dapat penyedia jasa negara mitra, maka Indonesia
ditentukan apakah pasar konstruksi negara perlu menerapkan strategi defensif. Untuk itu,
mitra menjadi pasar potensial bagi penyedia jasa yang pertama harus dipastikan adalah apakah
konstruksi nasional. ada request dari negara mitra untuk membuat
Bendungan Jatigede,
Sumedang, Jawa Barat
DAFTAR PUSTAKA
World Trade Organization (WTO), “General Agreement International Trade Analysis and Policy Studies
on Trade in Services (GATS)”, GATS/SC/43, 15 (IATAPS) FEM IPB, “Analisis Pendukung Ratifikasi
April 1994. ASEAN Japan Comprehensive Economic
Amri, Iwan Suyudhie, “Komunitas Ekonomi ASEAN Partnership (AJCEP)”, Tim Koordinasi Bidang
2015”, Buku Konstruksi Indonesia 2013, Jasa (TKBJ), Jakarta, 2020;
Kementerian Pekerjaan Umum RI, Jakarta, 2013; Kementerian Perdagangan RI, “Kuisioner Penilaian
Anggraini, Sondang, “Konsepsi Pengaturan Faktor Internal (Strength dan Weakness) dan
(Liberalisasi) Perdagangan”, Buku Konstruksi Eksternal (Opportunity dan Threat) dalam
Indonesia 2013, Kementerian Pekerjaan Umum Implementasi IE CEPA Trade in Services”,
RI, Jakarta, 2013; Jakarta, 2020.
Pambagyo, Iman, “Tim Koordinasi Bidang Jasa (TKBJ): Hasil-hasil perundingan perdagangan jasa konstruksi
Program Tahun 2019 dan Rencana Tahun 2020”, di berbagai fora yang diikuti oleh Penulis selama
Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Bidang Jasa periode Tahun 2005-2024 dan 2019-sekarang.
(TKBJ), Kementerian Perdagangan RI, Jakarta,
17 Desember 2019;
PENDAHULUAN
Pada tanggal 12 Januari 2022, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (UUJK) akan memasuki milestone 5 (lima) tahun pasca diundangkan.
Sudah masuk momentum untuk menelaah kembali problematika yang terjadi pada
bidang Jasa Konstruksi melalui berbagai perspektif, salah satunya perspektif
hukum dan ranah kebijakan publik terkait dengan usaha Jasa Konstruksi.
Konteks pertama yang perlu diberi perspektif yaitu bahwa UUJK sudah menjadi
dasar penerapan bidang Jasa Konstruksi di Indonesia sejak mengganti UU Nomor
18 Tahun 1999 (UUJK 1999) yang kurang lebih sudah bergulir selama 18 (delapan
belas) tahun. Penggantian UUJK lama dengan UUJK baru mengubah banyak hal
yang tengah terjadi dalam bidang Jasa Konstruksi, khususnya dalam konteks
Kebijakan yang diambil Pemerintah.
Konteks perizinan usaha berbasis risiko yang maupun BUJK Asing dapat menjalankan
diterapkan menurut UUCK merupakan best kegiatan usahanya, maka syarat mutlaknya
practice yang sudah diterapkan di berbagai untuk menentukan basis risiko atas usahanya
negara, dan sangat digemari oleh pelaku usaha tercantum dalam SBU.
karena prosesnya yang sangat cepat dalam
memperoleh perizinan berusaha. Dengan SBU merupakan jenis perizinan dasar yang
pemenuhan standar kemampuan berusaha dan akan dikenali sebagai sertifikat standar dalam
pola perizinan berusaha berbasis risiko yang mengefektifkan perizinan berusaha BUJK
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan baik nasional maupun BUJK Asing yang sudah
usaha yang profesional, setiap BUJK baik diajukan melalui sistem terintegrasi Online
nasional dan BUJK Asing diharapkan akan fair Single Submission (OSS). Hal ini berbeda dengan
dalam berkompetisi dan mampu menghasilkan perolehan izin berusaha yang dikeluarkan oleh
produk Jasa Konstruksi yang andal, berkualitas, negara lain dalam rangka melindungi pelaku
dan berkelanjutan dengan memenuhi standar usahanya pada bidang Jasa Konstruksi, pada
keamanan, keselamatan, kesehatan dan negara lain biasanya kemampuan pelaku usaha
keberlanjutan konstruksi sesuai kemampuan dan akan bersifat umum sesuai dengan standar yang
kinerja pelaku usahanya. melandasi pemberian SBU tersebut. Oleh karena
itu, bagi BUJK Asing yang telah memiliki SBU
Berdasarkan amanah UUCK, perizinan berusaha dari negara asalnya, kemampuan usahanya dapat
berbasis risiko saat ini sudah diatur dalam direkognisi melalui suatu proses penyetaraan.
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Sesuai Pasal 32 UUJK, dinyatakan bahwa
Berbasis Risiko yang mengatur seluruh perizinan badan usaha Jasa Konstruksi asing atau usaha
berusaha pada seluruh sektor, dan khusus perseorangan jasa konstruksi asing yang akan
pada sektor PUPR diatur dengan Peraturan melakukan usaha jasa konstruksi di wilayah
Menteri PUPR Nomor 6 Tahun 2021 tentang Indonesia wajib membentuk kantor perwakilan,
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada dan/atau badan usaha berbadan hukum Indonesia
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis melalui kerja sama modal dengan badan usaha
Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan jasa konstruksi nasional. Obyek hukum dalam
Rakyat. Substansi yang secara esensial pengaturan ini adalah badan usaha asing atau
perlu diketahui oleh pelaku usaha ialah cara usaha orang perseorangan asing yang memiliki
memperoleh perizinan berusaha di sektor PUPR usaha jasa konstruksi yang akan berusaha di
yang didasarkan pada kemampuan spesifik Indonesia sebagai penyedia jasa konsultansi,
pelaku usaha dalam melakukan pekerjaannya. penyedia jasa pekerjaan konstruksi, atau
Hal ini dalam bidang keteknikan dapat disebut penyedia jasa pekerjaan konstruksi terintegrasi.
dengan kemampuan spesialis. Kespesialisan
ini akan tertuang dalam suatu sertifikasi yang Nama kantor perwakilan yang berkantor
dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi badan di wilayah Indonesia sesuai dengan nama
usaha dalam bentuk Sertifikat Badan Usaha perusahaan di negara asalnya, dan dokumen-
(SBU). Dalam kata lain, agar BUJK baik nasional dokumen pembentukan perusahaannya sesuai
Konstruksi yang dilaksanakan Pemerintah. oleh orang asing, dengan demikian akan lebih
Contoh, kegiatan Jasa Konstruksi yang mudah mengetahui seluk beluk perusahaan
diperuntukkan untuk usaha kualifikasi yang dipimpinnya daripada memberikan
menengah dan kecil akan dikompetisikan knowledge transfer kepada tenaga kerja
dan dikerjakan oleh BUJK dengan kualifikasi konstruksi Indonesia.
menengah dan kecil. 6) Pengarusutamaan penggunaan material dan
2) Kewajiban untuk memiliki perizinan berusaha teknologi konstruksi yang tercatat dari dalam
bagi BUJK Asing menjadi hal yang lazim negeri merupakan hal yang baru diberlakukan
di berbagai negara. Oleh karena itu, BUJK dengan tujuan untuk mengembangkan
Asing yang membuka kantor perwakilan di industri konstruksi nasional.
Indonesia merupakan salah satu fasilitas 7) BUJK yang dibentuk dalam rangka kerja
yang memudahkan bagi BUJK Asing. Dengan sama modal harus memenuhi persyaratan
dipenuhinya syarat tersebut, kemampuannya kualifikasi besar, dan BUJK nasional yang
dapat disetarakan dengan perizinan berusaha dijadikan mitra dalam rangka kerja sama
yang wajib dimiliki oleh BUJK Nasional. modal juga harus berkualifikasi besar.
3) Kewajiban Kerja Sama Operasi (KSO) antara Batasan ini dimaksudkan agar pangsa pasar
BUJK Asing dengan BUJK nasional kualifikasi Jasa Konstruksi berkualifikasi kecil dan
besar yang memiliki perizinan berusaha ketika menengah hanya diperuntukkan bagi BUJK
melakukan usahanya, dimaksudkan agar nasional. Pangsa pasar Jasa Konstruksi
tidak terjadi sleeping partner. Ketentuan KSO besar sering kali menyaratkan teknologi
merupakan kebijakan yang perlu dilakukan tinggi dan risiko besar, sehingga BUJK
dengan tujuan memenuhi prinsip kesetaraan nasional yang bekerja sama dengan BUJK
kualifikasi, kesamaan layanan, dan tanggung Asing dapat menerima knowledge transfer di
renteng. bidang manajemen konstruksi dan teknologi
4) Kewajiban penggunaan tenaga kerja konstruksi.
konstruksi bersertifikat oleh BUJK Asing
menyiratkan bahwa tidak dibatasinya jumlah Tenaga Kerja Konstruksi
BUJK Asing selama penggunaan tenaga UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
kerjanya mengikuti pengaturan perundang- (UUJK), UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang
undangan pada bidang ketenagakerjaan. Keinsinyuran (UU Keinsinyuran), UU Nomor
5) Ketentuan adanya jaminan bahwa akan terjadi 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (UU
transfer teknologi dari BUJK Asing kepada Pendidikan Tinggi), dan UU Nomor 13 Tahun 2003
BUJK nasional dalam melaksanakan usahanya tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan),
di Indonesia. Dalam pelaksanaannya, di dalamnya mengatur pelbagai hal yang
perlu memperhatikan karakteristik dasar terkait dengan tenaga kerja konstruksi. Dalam
suatu perusahaan, salah satunya tidak penerapan peraturan perundang-undangan
ada perusahaan yang membuka rahasia tersebut, sebagian masyarakat jasa konstruksi
keunggulannya kepada pesaing. Risiko ini menganggap terjadi pengaturan yang “tumpang
diantisipasi dengan tidak menempatkan tindih” sehingga kerap membebani dalam
pimpinan tertinggi perusahaan yang dijabat pelaksanaannya.
pelaku industri konstruksi untuk mewujudkan menangkap informasi material dan peralatan juga
penyelenggaraan konstruksi yang andal, berdaya teknologi konstruksi dari para Supplier penyedia
saing, dan setiap proses dan tahapannya material dan peralatan. Sebagai komparasi,
memberikan nilai tambah. Dalam lingkup industri Malaysia sudah memulai menyediakan big data
konstruksi, pengelolaan rantai pasok sumber terkait penyedia material, peralatan, dan biaya
daya konstruksi yang terdiri atas dana, sumber konstruksi untuk meningkatkan produktivitas
daya manusia (pelaku jasa konstruksi yang terdiri konstruksi di negaranya.
tenaga kerja kerja konstruksi dan badan usaha
jasa konstruksi), material, peralatan, metode Pembinaan Keberlanjutan Konstruksi
termasuk didalamnya teknologi konstruksi, Walaupun tidak secara tegas dinormakan,
perlu dilakukan untuk menghasilkan proses dan UUJK 1999 sudah memperkenalkan tahapan
produk konstruksi yang efektif dan efisien, baik, pascakonstruksi melalui pengaturan Kegagalan
dan berkualitas. Bangunan. Secara tersirat UUJK 1999 telah
memperkenalkan konsepsi keberlanjutan
Prinsip pengelolaan manajemen rantai pasok konstruksi untuk mencegah Kegagalan
(Supply Chain Management/SCM) merupakan Bangunan, yaitu penyelenggara bangunan
upaya pemenuhan sumber daya yang diperlukan harus bertanggung jawab terhadap/ menjamin
dalam penyelenggaraan konstruksi. Data dalam keandalan dan keberfungsian produk konstruksi
SCM akan menggambarkan hasil perencanaan yang dibuatnya sesuai dengan umur rencananya
atau apa yang diharapkan. Tidak banyak daerah (atau maksimum 10 tahun).
yang melakukan upaya-upaya untuk mewujudkan
hasil perencanaan yang telah disiapkannya Sedangkan Standar Keberlanjutan Konstruksi
dengan pendekatan Manajemen Rekayasa dalam UUJK baru meliputi ketentuan antara lain:
Konstruksi (MRK). 1) Standar teknis yang terkait dengan
perencanaan dan perancangan;
Kebutuhan akan ”big data” dalam pengelolaan 2) Standar keselamatan konstruksi;
rantai pasok konstruksi (material dan peralatan) 3) Standar pengelolaan lingkungan hidup;
di seluruh wilayah indonesia merupakan salah 4) Standar pengelolaan infrastruktur berbasis
satu hal yang sangat penting. Keberadaan wilayah; dan
database nasional pelaku usaha rantai pasok 5) Standar penyelenggaraan konstruksi
konstruksi dapat membantu penyedia jasa berkelanjutan.
merencanakan dan menggunakan material
maupun peralatan dalam proses pekerjaan
konstruksi. Walaupun sudah ada ketentuan
dasar yang dimuat dalam UUJK bahwa setiap
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa serta institusi
yang terkait dengan Jasa konstruksi harus
memberikan data dan informasi dalam rangka
tugas pembinaan dan layanan yang dilakukan
oleh masyarakat jasa konstruksi, tidak mudah
DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan
Salah satu sektor yang signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor
konstruksi. Kontribusi sektor konstruksi sebesar 20% terhadap sektor ekonomi.
Kontribusi sektor konstruksi hanya 10,7% terhadap PDB Nasional dengan 6,08%
lapangan kerja yang menekuni jasa konstruksi. Sementara data daya saing global
jasa konstruksi menunjukkan Indonesia menjadi sasaran pasar industri konstruksi
nomor 1 (satu) di ASEAN dan nomor 4 (empat) di ASIA.
Saat ini sektor konstruksi lebih fokus terhadap jasa konstruksi sementara industri
konstruksi belum mendapatkan perhatian khusus. Industri konstruksi merupakan
Berkaitan dengan lingkup dan tantangan industri Jika ditinjau dari sisi jenjang kemampuan/
konstruksi makin luas yang terus berkembang, kompetensi, rasio jumlah baik pelaku usaha
keberhasilan pengembangan industri konstruksi maupun tenaga kerja konstruksi sangat tidak
sangat tergantung peran aktif kolaborasi dan seimbang. Pelaku usaha didominasi oleh badan
sinergi Masyarakat Jasa Konstruksi. Artinya usaha kualifikasi kecil dan bersifat umum,
Pemerintah Pusat memberikan sebagian sedangkan tenaga kerja konstruksi khususnya
kewenangan penyelenggaraan jasa konstruksi pada jenjang jabatan ahli didominasi oleh
kepada Masyarakat Jasa Konstruksi yang pemegang SKK ahli madya. Seharusnya badan
diwadahi dalam satu lembaga yang dinamakan usaha jasa konstruksi kualifikasi kecil walaupun
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi jumlahnya tetap terbanyak tetapi harus
(LPJK) yang merepresentasikan perwakilan seimbang dibandingkan dengan badan usaha
dari unsur institusi pengguna jasa konstruksi jasa konstruksi kualifikasi menengah. Kondisi
yang memenuhi kriteria, asosiasi badan usaha keseimbangan ini diharapkan terjadi pada
dan asosiasi profesi jasa konstruksi yang sebaran tenaga kerja konstruksi, yaitu pemegang
terakreditasi, perguruan tinggi dan pakar SKK berurutan dari SKK ahli muda yang tertinggi
bidang jasa konstruksi yang memenuhi kriteria, dan selanjutnya SKK ahli madya dan SKK ahli
serta asosiasi rantai pasok konstruksi yang utama sehingga terbentuk struktur paramida.
(PTUK) untuk melaksanakan tugas sertifikasi (4) Menetapkan penilai ahli yang terdaftar dalam
kompetensi kerja yang belum dapat dilakukan hal terjadi kegagalan bangunan.
oleh LSP yang dibentuk asosiasi profesi (5) Penyetaraan tenaga kerja asing.
terakreditasi/LPPK yang teregistrasi, dan (2) (6) Membentuk LSP atau panitia teknis uji
mendorong percepatan pembentukan LSP-P3 kompetensi untuk melaksanakan tugas
oleh asosiasi profesi yang terakreditasi dan sertifikasi kompetensi kerja yang belum
pembentukan LSP-P1 dan LSP-P2 oleh LPPK dapat dilakukan LSP yang dibentuk asosiasi
yang teregistrasi. profesi terakreditasi/LPPK teregistrasi.
(5) Pemberian lisensi (7) Lisensi lembaga sertifikasi badan usaha
Pemberian lisensi meliputi (1) memberikan (LSBU).
lisensi LSBU yang dibentuk oleh asosiasi (8) Pencatatan badan usaha jasa konstruksi
badan usaha jasa konstruksi yang melalui sistem informasi jasa konstruksi
terakreditasi, (2) memberikan rekomendasi terintegrasi.
lisensi LSP-P3 yang dibentuk oleh asosiasi (9) Pencatatan tenaga kerja melalui sistem
profesi yang terakreditasi sebelum diberikan informasi jasa konstruksi terintegrasi.
lisensi oleh BNSP, dan (3) memberikan (10) Pencatatan pengalaman badan usaha melalui
rekomendasi lisensi LSP-P1 dan LSP-P2 oleh sistem informasi jasa konstruksi terintegrasi.
LPPK yang teregistrasi sebelum diberikan (11) Pencatatan pengalaman profesional tenaga
lisensi oleh BNSP. kerja konstruksi melalui sistem informasi
(6) Penyetaraan di bidang jasa konstruksi jasa konstruksi terintegrasi.
Penyetaraan di bidang jasa konstruksi (12) Pencatatan LSP yang dibentuk lembaga
meliputi penyetaraan tenaga kerja asing di pendidikan dan pelatihan kerja di bidang
bidang jasa konstruksi melalui skema MRA konstruksi dan asosiasi profesi terakreditasi
(mutual recognition agreement) untuk ASEAN melalui sistem informasi jasa konstruksi
dan bekerjasama dengan Dewan Arsitek terintegrasi.
Indonesia dan Dewan Insinyur Indonesia. (13) Pencatatan LSBU yang dibentuk asosiasi
(7) Tugas lain yang diberikan oleh Menteri PUPR badan usaha terakreditasi melalui sistem
secara tertulis maupun secara lisan. informasi jasa konstruksi terintegrasi.
Gambar 5.1.1. Peran LPJK dalam Mewujudkan Tujuan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Pengembangan jasa konstruksi tataran meso Pengembangan jasa konstruksi tataran makro
(asosiasi) (nasional)
Pengembangan jasa konstruksi tataran meso Pengembangan jasa konstruksi tataran makro
diharapkan dapat mendorong asosiasi untuk diharapkan dapat mendorong kementerian/
mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa lembaga serta pemangku kepentingan terkait
konstruksi, meliputi hal-hal sebagai berikut. untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa
(1)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi konstruksi, meliputi hal-hal sebagai berikut.
perumusan konsep pengembangan asosiasi (1)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi
badan usaha bidang jasa konstruksi, perumusan konsep peningkatan kapasitas
meliputi pengembangan (a) asosiasi badan pembinaan Kementerian PUPR terhadap
usaha konstruksi yang sudah terakreditasi peningkatan (a) sinergitas Pemerintah Pusat
untuk mempercepat pembentukan dan Daerah dalam rangka pengembangan
lembaga sertifikasi badan usaha (LSBU) jasa konstruksi, dan (b) penggunaan skema
dan memberdayakan anggota melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha
peningkatan mutu sertifikasi badan usaha, (KPBU) sebagai alternatif pembiayaan dan
dan (b) peningkatan jumlah dan kemampuan penyediaan infrastruktur ke-PU-an.
serta percepatan akreditasi asosiasi badan (2)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi
usaha konstruksi yang belum terakreditasi. perumusan konsep pengembangan jasa
(2)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi konstruksi di lingkungan kementerian/
perumusan konsep pengembangan asosiasi lembaga terkait lainnya, meliputi (a)
profesi bidang jasa konstruksi, meliputi sosialisasi pemahaman dan kepatuhan
pengembangan (a) asosiasi profesi yang NSPK penyelenggaraan jasa konstruksi,
sudah terakreditasi untuk mempercepat (b) peningkatan daya saing jasa konstruksi
pemberian rekomendasi lisensi lembaga nasional melalui kerja sama riset dan inovasi,
sertifikasi profesi (LSP) dan memberdayakan kemudahan pembiayaan dan pembuatan
anggota melalui peningkatan program jaminan penyelenggaraan jasa konstruksi,
keprofesian berkelanjutan (PKB) bagi tenaga (c) peningkatan penggunaan skema
ahli, analis/teknisi, dan operator; dan (b) KPBU sebagai alternatif pembiayaan dan
peningkatan jumlah dan kemampuan serta penyediaan infrastruktur sektor konstruksi,
percepatan akreditasi asosiasi profesi yang dan (d) peningkatan produktivitas sektor
belum terakreditasi. konstruksi melalui kontinuitas ketersediaan
(3)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi material pokok bangunan sesuai kebutuhan
perumusan konsep pengembangan asosiasi berdasarkan data permintaan terhadap
rantai pasok bidang jasa konstruksi, pasokan.
meliputi pengembangan (a) kemampuan (3)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi
asosiasi rantai pasok yang terakreditasi perumusan konsep pengembangan jasa
dan percepatan jumlah, dan (b) akreditasi konstruksi di lingkungan dunia usaha
bagi asosiasi rantai pasok yang belum dan dunia industri (DUDI), meliputi (a)
terakreditasi. peningkatan daya saing konstruksi nasional
melalui kerjasama riset dan inovasi antara
pelatihan, pengujian, dan penetapan penilai ahli Pengaturan pemberian sanksi penyelenggaraan
terkait penilaian kegagalan bangunan, serta jasa konstruksi
kriteria dan tolok ukur kegagalan bangunan; (2) Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk
modul pelatihan manajerial dan keteknikan untuk menerapkan standardisasi pemberian sanksi
penilai ahli terkait penilaian kegagalan bangunan. asosiasi badan usaha jasa konstruksi, LSBU,
asosiasi profesi jasa konstruksi, LSP, asosiasi
Pengaturan pembentukan LSP atau PTUK terkait rantai pasok, dan penilai ahli.
Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk
menerapkan standardisasi pembentukan LSP Pembinaan Jasa Konstruksi
atau PTUK untuk melaksanakan tugas sertifikasi Pembinaan LPJK untuk mewujudkan tujuan
kompetensi kerja konstruksi yang belum dapat penyelenggaraan jasa konstruksi dapat
dilakukan oleh LSP yang dibentuk asosiasi dijelaskan sebagai berikut.
profesi terakreditasi atau LPPK teregistrasi. (1) Pembinaan asosiasi badan usaha jasa
konstruksi dilakukan dengan membina (a)
Pengaturan penyetaraan di bidang jasa kemampuan berkelanjutan asosiasi badan
konstruksi usaha untuk meningkatkan produktivitas dan
Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk daya saing, dan (b) pemenuhan persyaratan
menerapkan standardisasi penyetaraan tenaga dan konsistensi capaian kinerja asosiasi
kerja asing (TKA) bidang konstruksi melalui badan usaha jasa konstruksi.
skema MRA dan non-MRA untuk meningkatkan (2) Pembinaan asosiasi profesi jasa konstruksi
kinerja proyek yang melibatkan TKA. dilakukan dengan membina (a) pengelolaan
program pengembangan keprofesian
Pengaturan pengelolaan program PKB berkelanjutan (PKB) asosiasi profesi untuk
Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja
menerapkan standardisasi pengelolaan program konstruksi, dan (b) pemenuhan persyaratan
PKB. Pengembangan aplikasi program PKB untuk dan konsistensi capaian kinerja asosiasi
mempercepat layanan sertifikasi dan penilaian profesi.
aktivitas PKB untuk membina, mempertahankan (3) Pembinaan asosiasi terkait rantai pasok
dan meningkatkan kualifikasi ahli, teknisi/analis, dilakukan dengan membina (a) kemampuan
dan operator. berkelanjutan asosiasi terkait rantai pasok
untuk meningkatkan produktivitas dan
Pengaturan pemantauan dan evaluasi daya saing rantai pasok, dan (b) pemenuhan
penyelenggaraan jasa konstruksi persyaratan dan konsistensi capaian kinerja
Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk asosiasi terkait rantai pasok.
menerapkan standardisasi pemantauan dan (4) Pembinaan penilai ahli dilakukan dengan
evaluasi asosiasi badan usaha jasa konstruksi, membina (a) pemberdayaan penilai ahli
kinerja LSBU, asosiasi profesi jasa konstruksi, melalui pelatihan dan pengembangan
kinerja LSP, asosiasi terkait rantai pasok, kompetensi keahlian, dan (b) kemampuan
penugasan penilai ahli, dan pengelolaan PKB. berkelanjutan penilai ahli terkait penilaian
kegagalan bangunan.
(13) Profil penyelenggaraan forum masyarakat jasa konstruksi, (b) Membantu Pokja untuk
jasa konstruksi (per tahun). mempercepat penyelesaian evaluasi status
(14) Profil pemantauan, evaluasi dan pemberian kemampuan pada proses tender/seleksi di
sanksi asosiasi badan usaha, asosiasi sektor jasa konstruksi, dan (c) Menjamin mutu
profesi, asosiasi terkait rantai pasok, LSBU, konstruksi dan produktivitas badan usaha
LSP, dan penilai ahli (per tahun). sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
(15) Profil rekomendasi jawaban aspirasi (6) (a) Menyediakan basis data rekam jejak
masyarakat (per bulan). kemampuan pelaku usaha dan sumber daya
(16) Profil dokumen perjanjian kerja sama LPJK konstruksi dalam penyelenggaraan jasa
dan pemangku kepentingan. konstruksi untuk menciptakan Big Data
(17) Rancangan pembaharuan aplikasi sistem Konstruksi Indonesia terintegrasi supply
informasi konstruksi indonesia (SIKI) menuju demand dari hulu hilir, (b) Membantu Pokja
sistem informasi jasa konstruksi terintegrasi untuk mempercepat penyelesaian evaluasi
(sesuai kebutuhan). rekam jejak pada proses tender/seleksi di
sektor jasa konstruksi, dan (c) Menyediakan
Tantangan Capaian Manfaat LPJK informasi struktur persaingan usaha di
Tantangan capaian manfaat LPJK untuk Indonesia sebagai input dasar pengaturan dan
mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa kebijakan penyelenggaraan jasa konstruksi
konstruksi dapat dijelaskan sebagai berikut. yang adil.
(1) Menjamin kepastian profesional asosiasi (7) (a) Informasi kepada pelaku usaha untuk
untuk mendirikan LSBU dan LSP dalam memproses kelengkapan berkas/ dokumen
layanan sektor jasa konstruksi Indonesia. pada penyelenggaraan jasa konstruksi, (b)
(2) Mendorong percepatan dan tertib layanan Membantu dan meningkatkan kemudahan
penerbitan sertifikat badan usaha (SBU) berusaha untuk menciptakan iklim usaha
tersebar di seluruh Indonesia untuk memenuhi yang kondusif tanpa monopoli, dan (c)
legalitas badan usaha mengikuti proses Menjamin pelaksanaan tender/seleksi diikuti
tender/seleksi di sektor jasa konstruksi. oleh badan usaha dan tenaga kerja yang layak
(3) Mendorong percepatan dan tertib pelayanan dan sesuai dengan peraturan perundang-
penerbitan sertifikat kompetensi kerja undangan.
(SKK) tersebar di seluruh Indonesia untuk (8) Menyediakan informasi penilai ahli kepada
memenuhi legalitas kompetensi tenaga kerja yang membutuhkan untuk menilai kegagalan
mengikuti proses tender/seleksi di sektor bangunan yang transparan, tepat, dan dapat
jasa konstruksi. dipertanggungjawabkan.
(4) Meningkatkan kepatuhan dan mutu (9) Mempercepat dan menjamin sertifikasi
penerbitan SBU dan SKK sesuai standar dan badan usaha dan tenaga kerja konstruksi
peraturan yang berlaku agar dapat mereduksi yang cepat, tepat, terbuka, dan dapat
praktek jual beli sertifikat ilegal. dipertanggungjawabkan.
(5) (a) Menyediakan basis data kemampuan (10) (a) Menyediakan informasi tingkat
dan ketersediaan pelaku usaha dan sumber kompetensi tenaga kerja konstruksi kepada
daya konstruksi dalam penyelenggaraan pelaku usaha, dan (b) Membantu tenaga ahli
(c) Berkeadilan, LPJK harus mampu berbuat (e) Surat Edaran Nomor 05/SE/LPJK/2021
adil dalam memberikan pelayanan publik tentang Pedoman Pemberian
dan penerapan standar (aturan) tanpa Rekomendasi Lisensi Lembaga Sertifikasi
tawar menawar dalam pengembangan, Profesi (LSP), dan Pencatatan Lembaga
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan Sertifikasi Profesi (LSP) Terlisensi.
penyelenggaraan jasa konstruksi. (f) Surat Edaran Nomor 06/SE/LPJK/2021
(d) Berkelanjutan, LPJK harus mampu tentang Pedoman Tata Cara Pendaftaran,
menyusun program kerja yang sistematis, Pelatihan, Uji Kompetensi, dan Pencatatan
hirarkis, dan komprehensif, sehingga Penilai Ahli.
menghasilkan standardisasi, sistem (g) Surat Edaran Nomor 07/SE/LPJK/2021
manajemen, dan program kerja yang tentang Pedoman Teknis Registrasi
dapat berlangsung secara terus menerus Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja
pada tatanan makro, meso, dan mikro. Bidang Jasa Konstruksi.
(h) Surat Edaran Nomor 08/SE/LPJK/2021
(4)
Menerbitkan surat edaran Ketua LPJK tentang Pedoman Verifikasi Dan Validasi,
sebagai pedoman teknis operasional dalam serta Penilaian Kegiatan Pengembangan
melaksanakan langkah-langkah strategis Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
untuk melaksanakan kewenangannya (i) Surat Edaran Nomor 09/SE/LPJK/2021
sebagaimana diatur dalam Peraturan tentang Pedoman Tata Cara Pengakuan
Pemerintah Nomor 14 tahun 2021, yaitu: Kompetensi Terkini Penilai Ahli.
(a) Surat Edaran Nomor 01/SE/LPJK/2021 (j) Surat Edaran Nomor 10/SE/LPJK/2021
tentang Pedoman Teknis Akreditasi serta tentang Pedoman Teknis Akreditasi
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Asosiasi Badan Usaha, Asosiasi Profesi,
Asosiasi Badan Usaha, Asosiasi Profesi, dan Asosiasi Terkait Rantai Pasok Jasa
dan Asosiasi terkait Rantai Pasok Jasa Konstruksi.
Konstruksi Terakreditasi. (k) Surat Edaran Nomor 11/SE/LPJK/2021
(b) Surat Edaran Nomor 02/SE/LPJK/2021 tentang Pedoman Teknis Konversi Jenjang
tentang Pedoman Teknis Lisensi Lembaga Kualifikasi Jabatan Kerja pada Sertifikat
Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi. Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi
(c) Surat Edaran Nomor 03/SE/LPJK/2021 dengan Klasifikasi Sipil, Mekanikal, dan
tentang Pedoman Pemberian Manajemen Pelaksanaan.
Rekomendasi Lisensi Lembaga Sertifikasi (l) Surat Edaran Nomor 12/SE/LPJK/2021
(LSP), dan Pencatatan Lembaga tentang Pedoman Teknis Pemantauan,
Sertifikasi Profesi (LSP) Terlisensi. Evaluasi, dan Pelaporan Asosiasi Badan
(d) Surat Edaran Nomor 04/SE/LPJK/2021 Usaha, Asosiasi Profesi, dan Asosiasi
tentang Pedoman Teknis Penyetaraan Terkait Rantai Pasok Jasa Konstruksi
Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Terakreditasi.
Asing.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2020. Distribusi PDB Triwulanan Republik Indonesia. 2017. Undang-Undang Republik
Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku (Persen). Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Jakarta. Konstruksi. Lembaran Negara Republik
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Indonesia Tahun 2017 Nomor 11. Tambahan
2020. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 6018. Jakarta.
9 Tahun 2020 tentang Pembentukan Lembaga Republik Indonesia. 2020. Undang-Undang Republik
Pengembangan Jasa Konstruksi. Berita Negara Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 328. Kerja. Lembaran Negara Republik Indonesia
Jakarta. Tahun 2020 Nomor 245. Tambahan Lembaran
Pemerintah Republik Indonesia. 2021. Peraturan Negara Republik Indonesia Nomor 6573. Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 World Economic Forum. 2019. The Global
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Competitiveness Report 2019. Insight Report.
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Switzerland; World Economic Forum.
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 24.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6626. Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia. 2020. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Jasa Konstruksi. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 107. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6494. Jakarta.
Merawati Pasenggong
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan konstruksi dapat dilakukan sendiri atau oleh pihak lain yang
menyelenggarakan usaha di bidang jasa konstruksi sebagai penyedia jasa
konstruksi. Penyedia jasa konstruksi dapat berupa usaha orang perseorangan
atau badan usaha jasa konstruksi (BUJK). Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi (UUJK 2017) dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (PP 14 2021) mengamanatkan setiap BUJK harus memiliki sertifikat
badan usaha (SBU), sedangkan usaha orang perseorangan harus memiliki tanda
daftar usaha perseorangan (TDUP).
Secara umum UUJK 2017 menyiratkan, bahwa a. Asosiasi jasa konstruksi terdiri atas asosiasi
pembinaan jasa konstruksi yang menjadi badan usaha, asosiasi profesi, dan asosiasi
tanggung jawab pemerintah dapat dilaksanakan terkait rantai pasok konstruksi.
bersama-sama dengan masyarakat jasa Beberapa kemungkinan jenis asosiasi badan
konstruksi. Selain LPJK, asosiasi jasa konstruksi usaha jasa konstruksi diantaranya meliputi:
merupakan unsur masyarakat jasa konstruksi 1) Asosiasi jasa konsultansi umum.
yang paling diharapkan untuk mendukung Sebagai contoh asosiasi jasa konsultansi
perwujudan tujuan penyelenggaraan jasa bersifat umum adalah Ikatan Nasional
konstruksi sebagaimana diamanatkan dalam Konsultan Indonesia (INKINDO) dan
UUJK 2017. Persatuan Konsultan Indonesia
(PERKINDO). Anggota INKINDO tidak
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, hanya pelaku usaha jasa konsultansi
Pemerintah menyusun dan menerbitkan produk konstruksi, tetapi juga meliputi usaha
kebijakan berupa norma, standar, prosedur jasa konsultansi yang bersifat umum dan
dan kriteria (NSPK) yang prosesnya melibatkan spesialis.
masyarakat jasa konstruksi. Dalam hal ini, 2) Asosiasi jasa konsultansi umum dengan
asosiasi jasa konstruksi terakreditasi yang paling layanan jasa konsultansi tertentu.
sering dilibatkan dalam proses penyusunan Sejauh informasi yang diperoleh,
kebijakan tersebut. Dengan demikian, secara sampai saat ini belum ada asosiasi jasa
tidak langsung asosiasi terakreditasi memiliki konsultansi pada jenis ini. Asosiasi jasa
peran penting dalam penyusunan kebijakan konsultansi yang sudah terbentuk saat ini
publik. Dengan kata lain, layanan publik ketiga memilih semua layanan jasa konsultansi.
yang dapat diberikan oleh asosiasi adalah 3) Asosiasi jasa konsultansi spesialis.
memberikan masukan kepada Pemerintah dalam Usaha jasa konsultansi konstruksi
penyusunan kebijakan publik. Oleh karena itu, spesialis sudah banyak dikembangkan,
akreditasi terhadap asosiasi jasa konstruksi misalnya yang bergerak di bidang survey
menjadi kegiatan pembinaan yang bernilai atau pengkajian. Sampai saat ini pelaku
sangat strategis. usahanya belum ada yang membentuk
asosiasi yang spesifik sesuai dengan
Akreditasi terhadap asosiasi jasa konstruksi bidang usaha yang digelutinya. Mereka
dilaksanakan sejak periode kepengurusan bergabung dengan asosiasi jasa
LPJK 2015 – 2019 dan kemudian secara lebih konsultansi umum.
terstruktur untuk periode kepengurusan LPJK 4) Asosiasi jasa konsultansi umum/
2020 – 2024. Dalam PP 22/2020 Jo PP 14/2021 spesialis/ dengan layanan tertentu dan
tentang Peraturan Pelaksanaan UUJK 2017 Jo kualifikasi tertentu.
UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU 5) Asosiasi jasa pekerjaan konstruksi umum
Cipta Kerja), diatur norma, prosedur dan kriteria bangunan gedung dan/atau bangunan
pelaksanaan akreditasi asosiasi jasa konstruksi. sipil.
Adapun pokok-pokok pengaturan tersebut Asosiasi yang termasuk dalam kelompok
adalah sebagai berikut: ini antara lain Gabungan Pelaksana
e. Asosiasi jasa konstruksi harus melakukan g. Asosiasi harus melakukan kewajiban sesuai
pengembangan kemampuan/keprofesian dengan ketentuan peraturan perundang-
berkelanjutan bagi anggotanya undangan.
Kemampuan badan usaha dan kompetensi Pemerintah berkepentingan agar asosiasi
pelaku usaha akan menurun jika tidak memiliki standar keorganisasian yang
diterapkan dan dipelihara. Kemampuan baik, sehingga mampu memberikan
dan kompetensi tersebut juga perlu terus pelayanan kepada anggotanya, dan kepada
disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat jasa konstruksi umumnya. Sesuai
pengetahuan dan teknologi sehingga dengan tugas dan fungsinya, Pemerintah
daya saing perusahaan yang dikelolanya menerbitkan NSPK terkait dengan organisasi
terus meningkat. Asosiasi yang baik asosiasi jasa konstruksi. Bagi asosiasi yang
harus mampu memfasilitasi anggotanya ingin diakreditasi harus memenuhi NSPK
untuk mengembangkan kemampuan dan tersebut, yang diantaranya meliputi :
kompetensi yang mereka butuhkan tersebut. 1) melaksanakan munas/kongres sesuai AD/
f. Asosiasi jasa konstruksi harus melakukan ART;
pemberdayaan pada anggotanya. 2) melaksanakan pemilihan pengurus secara
Pengembangan kemampuan/ kompetensi demokratis sesuai AD/ART;
berkelanjutan merupakan satu kesatuan 3) seluruh karyawan asosiasi telah
dengan kegiatan pemberdayaan bagi diikutsertakan dalam program BPJS
anggota asosiasi. Asosiasi terbentuk karena ketenagakerjaan dan kesehatan;
ada kebutuhan bersama dari anggotanya 4) pengurusnya tidak sedang dalam
yang perlu diperjuangkan bersama-sama. sengketa kepengurusan asosiasi;
Pemberdayaan dilakukan secara dua 5) memiliki program kerja jangka pendek
arah. Pertama, asosiasi melaksanakan (tahunan) dan jangka menengah (5
dan/atau memfasilitasi pemberdayaan tahunan);
kepada anggotanya. Ke dua, anggota yang 6) memiliki laporan keuangan tahunan yang
memiliki kemampuan/kompetensi proaktif diaudit kantor akuntan public;
membantu asosiasi mengembangkan 7) melaksanakan rapat pengurus terjadwal;
kapasitas organisasi dan meningkatkan 8) ketua asosiasi badan usaha merupakan
kapasitas anggota lainnya. Pemberdayaan penanggung jawab badan usaha dari
dapat dilakukan dalam bentuk: focus group perusahaan jasa konstruksi anggota
discussion (FGD), work shop, seminar/ asosiasi dan memiliki bukti tanda anggota
konferensi, pertemuan ilmiah, pelatihan, asosiasi badan usaha.
pendidikan, pendampingan hukum, bimbingan
teknis, pendampingan intensif, pembelajaran
tekstual, dan/atau pembelajaran intensif
berbasis teknologi informasi jarak jauh.
Tabel 5.2.1. Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi Terakreditasi Berdasarkan Hasil Akreditasi
Tahun 2020
No. Nama Asosiasi Jenis Sifat Keterangan
1 INKINDO (Ikatan Nasional Asosiasi Usaha Jasa Umum Bercabang
Konsultan Indonesia) Konsultansi
2 AKTI (Asosiasi Kontraktor Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Tidak Bercabang
Terintegrasi Indonesia) Konstruksi Terintegrasi
3 GAPENSI (Gabungan Pelak- Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
sana Konstruksi Nasional Konstruksi
Indonesia)
4 ASKONAS (Asosiasi Kontrak- Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
tor Nasional) Konstruksi
5 AKI (Asosiasi Kontraktor Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Tidak Bercabang
Indonesia) Konstruksi
6 ASPEKNAS (Perkumpulan Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
Pelaksana Konstruksi Konstruksi
Nasional)
7 ASPEKINDO (Asosiasi Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
Pengusaha Konstruksi Konstruksi
Indonesia)
8 AABI (Anemer Aspal Dan Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Tidak Bercabang
Beton Indonesia) Konstruksi
9 GAPENRI (Gabungan Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Tidak Bercabang
Perusahaan Nasional Rancang Konstruksi Terintegrasi
Bangun Indonesia)
10 GAPEKSINDO (Gabungan Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
Perusahaan Konstruksi Konstruksi
Nasional Indonesia)
11 PERKINDO (Persatuan Asosiasi Usaha Jasa Umum Bercabang
Konsultan Indonesia) Konsultansi
12 GAPEKNAS (Garda Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
Pembangun Nasional) Konstruksi
Tabel 5.2.2. Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi Terakreditasi Berdasarkan Hasil Akreditasi Tahun 2020
Tabel 5.2.3. Asosiasi Usaha Rantai Pasok Jasa Konstruksi Terakreditasi Berdasarkan Hasil
Akreditasi tahun 2020
PERAN STRATEGIS ASOSIASI BADAN yang diakui bahwa asosiasi yang dikelolanya
USAHA JASA KONSTRUKSI telah memenuhi standar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. Menempatkan
Menghimpun Pelaku Usaha Jasa Konstruksi anggota asosiasinya menjadi pengurus LPJK
Pelaku usaha jasa konstruksi yang memiliki visi dan membentuk lembaga sertifikasi badan
dan misi yang sama perlu berhimpun dalam suatu usaha bukan menjadi tujuan utama asosiasi
wadah organisasi untuk memperkuat diri dalam terakreditasi. Peningkatan kemudahan akses ke
memperjuangkan kepentingannya. Manfaat LPJK dan ke kelembagaan jasa konstruksi lainnya
suatu perhimpunan antara lain: termasuk ke lembaga sertifikasi yang terkait
a. Kesamaan visi dan misi usaha dapat dengan kepentingan asosiasinya merupakan
diidentifikasi dan diformulasikan lebih tujuan utama mengakreditasikan asosiasinya.
seragam sehingga upaya-upaya yang akan Penyelenggaraan akreditasi terhadap asosiasi
diperjuangkan untuk mewujudkan visi dan jasa konstruksi diharapkan dapat membentuk
misi tersebut lebih terarah. budaya berkomunikasi dan bekerja sama yang
b. Saling berbagi informasi dan pengetahuan efektif baik antar asosiasi maupun dengan
diantara pelaku usaha yang berhimpun lebih pemangku kepentingan jasa konstruksi lainnya.
mudah dilakukan apalagi dengan didukung
teknologi informasi dan komunikasi. Membentuk Lembaga Sertifikasi Badan Usaha
c. Saling berbagi dalam memanfaatkan sumber (LSBU)
daya sehingga lebih efisien khususnya dalam Keberadaan LSBU yang terlisensi menjadi
memberikan layanan kepada pemangku obsesi seluruh pelaku usaha jasa konstruksi.
kepentingan sesuai dengan visi dan misi UUJK 2017 mengamanatkan pembentukan
perhimpunan tersebut. LSBU kepada asosiasi terakreditasi, tetapi
tidak ada keharusan setiap asosiasi usaha
Membangun Asosiasi Badan Usaha Jasa terakreditasi membentuk LSBU. Pembentukan
Konstruksi Terakreditasi LSBU memerlukan persiapan rencana usaha
Akreditasi asosiasi jasa konstruksi pada yang baik dan pelaksanaanya didukung dengan
hakikatnya adalah suatu pengakuan terhadap sumber daya yang memadai. Pembentukan LSBU
keberadaan suatu asosiasi khususnya terhadap akan lebih efisien jika dilakukan bersama-sama.
pelaksanaan tugas dan fungsinya. Hasil Yang terpenting dari pembentukan LSBU adalah
akreditasi menghasilkan pengakuan terhadap pembinaan terhadap kemampuan badan usaha
standar sumber daya minimal yang dimiliki oleh dapat dilaksanakan dengan efektif. Kinerja LSBU
asosiasi tersebut untuk mewujudkan visi dan akan menjadi perhatian seluruh pelaku usaha
misinya. khususnya asosiasi usaha jasa konstruksi yang
terkait dengan lingkup layanan LSBU tersebut.
UUJK 2017 mengaitkan akreditasi asosiasi Dengan demikian, LSBU yang dibentuk oleh suatu
dengan peran publik yang dapat dilakukan oleh asosiasi badan usaha terakreditasi tidak berarti
asosiasi. Namun, pengurus asosiasi dapat LSBU menjadi bawahan dari asosiasi tersebut.
melihat akreditasi sebagai pertanggungjawaban LSBU tersebut beroperasi secara mandiri dan
kepada anggotanya untuk membentuk asosiasi independen untuk membantu pemerintah dalam
Idealnya, sistem tersebut dapat dikembangkan Mendukung secara Proaktif Perwujudan Tujuan
dan dimiliki oleh setiap BUJK berdasarkan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
time series data dan informasi yang diperoleh UUJK 2017 telah mengamanatkan tujuan
BUJK dalam mendapatkan dan menyelesaikan penyelenggaraan jasa konstruksi. Perwujudan
proyek-proyek konstruksi sebelumnya. Namun tujuan tersebut secara keseluruhan menjadi
sejauh ini, baru beberapa BUJK kualifikasi besar tanggung jawab bersama masyarakat jasa
yang telah memiliki dan mengimplementasikan konstruksi. UUJK 2017 telah mengatur pembagian
sistem rantai pasok konstruksi dimaksud. Pada peran pokok kepada setiap unsur masyarakat
umumnya, BUJK kualifikasi menengah dan kecil jasa konstruksi. Peran utama sebagai dirigen
mengalami kesulitan untuk mengembangkan dalam mewujudkan tujuan tersebut tetap berada
sistem rantai pasoknya sendiri. Untuk itu, pada pemerintah. Peran asosiasi badan usaha
asosiasi badan usaha yang mewadahi BUJK meliputi antara lain sebagaimana ditunjukkan
kualifikasi menengah dan kecil diharapkan pada Tabel 5.2.4. di bawah ini.
dapat mengembangkan sistem rantai pasok
konstruksi tingkat meso yang dapat diakses dan
dimanfaatkan oleh para anggotanya.
Tabel 5.2.4. Peran Asosiasi Usaha dalam Mendukung Perwujudan Tujuan Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
No. Tujuan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Peran Asosiasi
1 Memberikan arah pertumbuhan dan • Memetakan anggotanya yang berpotensi menjadi
perkembangan Jasa Konstruksi untuk BUJK spesialis;
mewujudkan struktur usaha yang kukuh, • Mengusulkan kebijakan yang dapat mendorong
andal, berdaya saing tinggi dan menghasilkan pertumbuhan BUJK spesialis;
jasa konstruksi yang berkualitas • Mendorong anggotanya untuk menjadi BUJK
spesialis.
2 Mewujudkan ketertiban penyelenggaraan • Memberikan masukan secara proaktif dalam
Jasa Konstruksi yang menjamin kesetaraan penyusunan dokumen standar pengadaan
kedudukan antara Pengguna dan Penyedia dan kontrak kerja jasa konstruksi yang dapat
Jasa dalam menjalankan hak dan kewajiban, digunakan secara umum di Indonesia.
serta meningkatkan kepatuhan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
3 Mewujudkan peningkatan partisipasi • Mengusulkan anggotanya sebagai calon pengurus
masyarakat di bidang Jasa Konstruksi, LPJK;
• Berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan LPJK;
• Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan untuk
meningkatkan kapasitas anggotanya,
4 Menata sistem Jasa Konstruksi yang • Memberikan masukan secara proaktif dalam
mampu mewujudkan keselamatan publik penetapan sistem Jasa Konstruksi yang mampu
dan menciptakan kenyamanan lingkungan mewujudkan keselamatan publik dan kenyamanan
terbangun. lingkungan terbangun.
Nurasih Asriningtyas
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
Darti Tresnawati
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
PENDAHULUAN
Terbitnya Undang-Undang No 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja)
membuat beberapa peraturan mengalami perubahan dan/atau penyesuaian tidak
terkecuali Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi (UUJK).
Beberapa Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja terkait bidang Jasa
Konstruksi yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan
Untuk fungsi pelaksana LSBU adalah sebagai serta tugas dari masing-masing Koordinator
pelaksana administratif, manajemen mutu, dan Pelaksana LSBU sebagaimana Penjelasan
sertifikasi. Terdapat Kriteria Umum dan Khusus Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021.
Asesor Badan Usaha Jasa Konstruksi merupakan Sebelum beroperasi LSBU harus mendapat
suatu jabatan profesional yang melakukan Lisensi dari LPJK. Lisensi sendiri dalam
penilaian kelayakan badan usaha sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021
Kualifikasi dan Klasifikasinya. Asesor terikat pada didefinisikan sebagai izin yang diberikan
aturan moral profesinya yaitu Kode Etik Asesor untuk menyelenggarakan proses sertifikasi
Badan Usaha. Kode etik ini sebagai pegangan jasa konstruksi. Lisensi LSBU memuat ruang
profesi Asesor dalam melakukan tugasnya dan lingkup lisensi dengan mempertimbangkan
merupakan norma dalam melakukan penilaian kelengkapan persyaratan dan skema yang
kelayakan badan usaha. Kode Etik Asesor Badan diusulkan. Pengaturan Lisensi LSBU tertuang
Usaha yang diterapkan mengacu Peraturan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang 2021 dan Surat Edaran LPJK Nomor 2/SE/
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor LPJK/2021 tentang Pedoman Teknis Pemberian
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Lisensi LSBU. Mulai dari Persyaratan, Tahapan,
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang dan Auditor lisensi LSBU.
Jasa Konstruksi pada Lampiran angka IX. Dengan
kode etik Asesor tersebut, penting untuk seorang Telah dilakukan proses lisensi LSBU melalui
asesor bebas dari kepentingan apapun sehingga laman lisensijakon.pu.go.id berdasarkan Surat
dapat melakukan penilaian (Assessment) dengan Edaran Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2021
tidak memihak dan tidak diskriminatif. tentang Tata Cara Pengajuan Lisensi Lembaga
undangan. Jadi LSP Bidang Jasa Konstruksi konsultan) adalah LSP bentukan asosiasi dan
hanya dapat dibentuk oleh asosiasi profesi yang bentukan LPPK. Jadi industri misalnya PT. PP,
telah diakreditasi dan saat ini terdapat beberapa PT. ADI KARYA, TOTALINDO, TOTAL BANGUN
asosiasi profesi yang sudah memperoleh PERSADA, UNITED TRAKTOR, dan lain-lain tidak
akreditasi kurang lebih sebanyak 28 asosiasi dapat membentuk LSP Konstruksi, tetapi dapat
profesi (Keputusan Menteri PUPR Nomor 1410/ membentuk unit pelatihan atau LPK dimana LPK
KPTS/M/2020 Tentang Asosiasi badan usaha bentukan dari industri itu dapat mendirikan LSP
jasa konstruksi, Asosiasi profesi jasa konstruksi P1, dan untuk mendirikan LSP P1 tersebut maka
dan asosiasi rantai pasok jasa konstruksi LPPK nya haruslah sudah mendapatkan registrasi
Keputusan Kepala LPJK Nomor 23/KPTS/LPJK dari Menteri serta calon LSP bentukannya juga
VIII/2021 tentang asosiasi profesi jasa konstruksi harus mendapatkan rekomendasi dari menteri
terakreditasi). Selain asosiasi profesi, yang sebelum diajukan lisensi ke BNSP. Sertifikat
dapat membentuk LSP adalah LPPK, yaitu LPPK kompetensi dari LSP Pihak Kesatu dapat berlaku
yang sudah diregister oleh menteri. Selain kedua secara umum sebagaimana yang dikeluarkan
organisasi tersebut tidak dapat membentuk LSP. oleh LSP Pihak ketiga. Sertifikat yang dikeluarkan
LSP Bentukan Asosiasi Profesi dikategorikan oleh LSP P1 maupun LSP P3, harus diregister
menjadi LSP Pihak ketiga (LSP P3), sedangkan oleh menteri melalui LSP nya. Sedangkan LSP
LSP bentukan dari Lembaga Pendidikan dan bentukan instansi seperti BPSDM hanya dapat
Pelatihan Kerja (BLK, LPK, SMK, POLTEK dan memberikan sertifikat kompetensi kepada ASN
Perguruan Tinggi) dikategorikan LSP Pihak Kementerian PUPR dan jejaringnya di daerah
Pertama atau LSP P1. atau ASN pemerintah daerah.
Dalam pedoman pembentukan lembaga sertifikasi Sesuai dengan ketentuan Pasal 30B ayat (3)
profesi yang dikeluarkan oleh BNSP Nomor 2 dan pasal 30K Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2014, industri dapat membentuk Lembaga Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Sertifikasi Profesi yang dikategorikan menjadi Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 telah diatur
LSP pihak kedua dan LSP Pihak kesatu industri. bahwa LSP diberikan Lisensi oleh Lembaga
LSP yang didirikan oleh industri atau industri Independen yang melaksanakan tugas sertifikasi
dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja sesuai ketentuan peraturan
kompetensi kerja terhadap sumber daya manusia perundang-undangan yaitu BNSP setelah
lembaga induknya. Sedangkan LSP pihak kesatu mendapat rekomendasi dari Menteri PUPR,
industri didirikan oleh industri atau instansi selanjutnya LSP yang telah mendapatkan Lisensi
dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi dari BNSP harus melakukan pencatatan kepada
kompetensi kerja terhadap sumber daya manusia menteri.
lembaga induknya, sesuai ruang lingkup yang
diberikan BNSP. LPPK yang dapat mengajukan LSP P1 adalah
LPPK yang sudah mendapatkan register yang
Namun sesuai dengan UU No.2 tahun 2017, LSP memenuhi persyaratan. LPPK disini meliputi
yang dapat melaksanakan uji kompetensi bagi (1) Lembaga Pendidikan terkait konstruksi
pekerja konstruksi (pekerja kontraktor dan terdiri dari SMK; Perguruan Tinggi/ Poltek; (2)
Adapun assessor yang diajukan oleh LSP dengan LSP terlisensi menyampaikan Surat Penolakan
ketentuan sebagai berikut: (1) asesor yang telah Permohonan Rekomendasi Lisensi LSP beserta
tercatat di LPJK; (2) memiliki sertifikat asesor alasannya kepada pemohon. Dalam hal Ketua
yang diterbitkan oleh BNSP dengan ketentuan LPJK menerima Berita Acara Hasil Verifikasi
sertifikat asesor dan sertifikat kompetensi kerja dan Validasi, Ketua LPJK menerbitkan surat
jenjang 9 untuk pengujian kompetensi pada pemberian rekomendasi lisensi. Surat penolakan
jabatan ahli jenjang 9, sedangkan SKK minimal Permohonan rekomendasi Lisensi LSP atau Surat
jenjang 8 untuk pengujian kompetensi jabatan Rekomendasi lisensi LSP dikirim melalui laman
ahli jenjang 7 dan 8; untuk SKK minimal jenjang 6 aplikasi http://lisensijakon.pu.go.id dengan
untuk pengujian kompetensi jabatan teknisi dan tembusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi.
analis yaitu jenjang 6, 5, dan 4, untuk SKK minimal
jenjang 3 untuk pengujian kompetensi jabatan Setelah LSP itu mendapatkan surat rekomendasi
kerja operator; dan (3) Ketersediaan asesor, dan memperoleh lisensi dari BNSP. Akan tetapi
sarana dan prasarana, ruang lingkup lisensi dan sebelum memberikan lisensi, BNSP akan
pemeriksaan LSP terlisensi telah tercatat melalui melakukan verifikasi dan validasi serta surveilen
laman aplikasi http://lisensijakon.pu.go.id. setelah itu menerbitkan surat lisensi kepada
LSP. LSP yang sudah mendapatkan lisensi
Tatacara Pemberian Rekomendasi LSP diatur dari BNSP dinamakan LSP terlisensi dan wajib
dalam SE LPJK Nomor 05/SE/LPJK/2021, mencatatkan kembali ke LPJK.
Tentang Pedoman Pemberian Rekomendasi
LSP dan Pencatatan LSP Terlisensi, bahwa Update awal Oktober 2021 terdapat 24 LSP yang
pemberian rekomendasi lisensi LSP dilakukan sudah mengajukan permohonan rekomendasi
melalui tahapan sebagai berikut: (1) Pengajuan dan diteruskan ke BNSP. Dari 24 LSP yang
permohonan rekomendasi lisensi LSP Baru; (2) mengajukan rekomendasi tersebut terdapat 3
Verifikasi dan validasi; (3) Pemeriksaan daftar LSP yang sudah dilisensi oleh BNSP antara lain:
asesor (self assesment) sesuai subklasifikasi 1. LSP ASTEKINDO KONSTRUKSI MANDIRI,
layanan lisensi yang diisi oleh pemohon; (4) Bentukan Asosiasi Tenaga Teknik Konstruksi
Pemeriksaan daftar sarana dan prasarana; (5) Indonesia (ASTEKINDO) mengajukan
Ruang lingkup Lisensi yang diajukan, dilakukan sebanyak 166 skema.
pemeriksaan terhadap daftar skema sertifikasi, 2. LSP GATAKI KONSTRUKSI MANDIRI,
dan (6) Pemberian rekomendasi LSP. Bentukan Gabungan Tenaga Ahli dan Terampil
Konstruksi Indonesia (GATAKI), mengajukan
Dalam proses pemberian rekomendasi 19 Skema.
LSP, Ketua LPJK dapat menolak ataupun 3. LSP PETAKINDO KONSTRUKSI MANDIRI,
menerima permohonan tersebut dalam waktu Bentukan Perkumpulan Tenaga Ahli dan
paling lama 2 hari kerja setelah permohonan Terampil Indonesia (PETAKINDO) mengajukan
dinyatakan lengkap. Dalam hal Ketua LPJK sebanyak, 45 Skema.
menolak permohonan rekomendasi lisensi, Tim (sumber: LPJK Agustus 2021).
Pemberian Rekomendasi LSP dan Pencatatan
Tugas dan fungsi LSP diatur pada Pasal 30C boleh melakukan uji kompetensi kepada ASN
PP Nomor 14 Tahun 2021. Sedangkan LSP juga untuk jabatan kerja Ahli. Sedangkan LSP 3 (yang
memiliki kewenangan antara lain: dibentuk oleh asosiasi profesi terakreditasi)
a. Menerbitkan sertifikasi kompetensi sesuai dapat melakukan sertifikasi kepada peserta uji
pedoman BNSP; kompetensi dari masyarakat umum. Jadi LSP
b. Mencabut atau membatalkan sertifikat P3 bentukan asosiasi profesi dapat melakukan
kompetensi; uji kompetensi kepada siapa saja yang
c. Memberikan sanksi kepada asesor mengajukan kepada LSP tersebut tanpa melihat
kompetensi dan TUK yang melanggar aturan; apakah peserta itu anggotanya atau bukan
d. Mengusulkan skema baru; anggotanya. Jika diwajibkan bahwa peserta uji
e. Mengusulkan dan menetapkan biaya uji itu harus menjadi anggota dari asosiasi profesi
kompetensi sesuai peraturan perundang- pembentuknya, contoh jika LSP P3 PPTK yang
undangan. dibentuk oleh asosiasi PPTK harus menjadi
anggota asosiasi PPTK, maka kemungkinan
Berbicara tugas dan fungsi serta wewenang peserta uji kompetensi itu akan mencari LSP
LSP, tidaklah salah jika kita singgung pula ruang lain yang tidak mensyaratkan peserta ujinya
lingkup LSP. Ruang lingkup LSP P1, hanya boleh menjadi anggota asosiasi pembentuknya dan LSP
melakukan uji kompetensi kepada peserta didik tersebut akan kalah bersaing dengan LSP lainnya.
dari LPPK pembentuknya, dengan kualifikasi LSP adalah merupakan suatu badan hukum
sesuai dengan jenjangnya (SMK untuk jenjang tersendiri atau intensity tersendiri diluar asosiasi,
operator, poltek untuk analisis, perguruan tinggi walaupun LSP itu merupakan bentukan dari
untuk ahli, sedangkan BLK dapat menguji semua asosiasi tersebut. Jadi tidak harus peserta yang
jenjang sesuai skemanya). Sedangkan untuk LSP berasal dari asosiasi tersebut pada akhirnya harus
P2 yang dibentuk oleh LPK Pemerintah hanya diluluskan. Karena uji kompetensi merupakan
Bendungan Raknamo,
Kupang, NTT
Gambar 5.4.2. Persentase Pendidikan Terakhir Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2021
Sumber : BPS, 2021
Gambar 5.4.3. Perbandingan Jumlah Lembaga Pendidikan dan Asosiasi Profesi terhadap
Jumlah Lembaga Pendidikan dan Asosiasi Profesi yang Terdaftar sebagai LSP
Sumber : BAN-PT, Pangkalan Pokok SMK, LPJK (2021)
Pada tahun 2021, baru terdapat 68 SMK, 17 Oleh karena itu, harapannya, pemerintah dapat
Politeknik, 11 Universitas, dan 3 asosiasi profesi mengoptimalkan potensi Lembaga Sertifikasi
yang sudah membentuk LSP konstruksi terlisensi Profesi di Indonesia, baik secara kuantitas
BNSP. Sedangkan jika dilihat dari potensinya, maupun kualitas. Dari sisi kuantitas, pemerintah
terdapat 686 SMK, 79 Politeknik, 344 Universitas diharapkan untuk terus merangkul masyarakat
yang memiliki Jurusan Teknik Sipil atau sejenis, konstruksi untuk mengembangkan konstruksi
dan 70 asosiasi profesi tersebar di seluruh industri sehingga tenaga kerja dan tenaga ahli
Indonesia dan aktif mencetak lulusan calon Indonesia memiliki kompetensi yang baik dan
tenaga kerja dan tenaga ahli setiap tahunnya. kesempatan yang sama untuk berkontribusi
Hal ini mengindikasikan bahwa lembaga pada industri konstruksi. Tidak terbatas pada
Pendidikan dan Pelatihan serta Asosiasi Profesi optimalisasi kuantitas, LSP bersama pemerintah
di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam diharapkan untuk terus berkolaborasi dalam
mencetak dan menjamin keberlanjutan Tenaga mengawal kualitas Tenaga Kerja Konstruksi
Kerja Konstruksi yang handal dan terliterasi yang tangguh dalam menjawab tantangan zaman
dengan perkembangan teknologi. Kemampuan sehingga kualitas infrastruktur yang dibangun
untuk beradaptasi dengan tuntutan lapangan di Indonesia meningkat dan bermanfaat bagi
pekerjaan tenaga Kerja Konstruksi yang dicetak masyarakat.
tidak hanya diperoleh melalui pelatihan, tetapi
juga melalui pelajaran, riset, dan praktik yang
intensif selama masa studinya.
Darti Tresnawati
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
Pendahuluan
Saat ini, sektor konstruksi menghadapi salah satu isu yang perlu direspon serius,
yaitu terkait dengan rendahnya kualitas pekerjaan konstruksi. Kondisi ini ditandai
dengan hasil pekerjaan konstruksi yang cepat rusak, serta munculnya beberapa
kasus kecelakaan konstruksi dan kegagalan bangunan. Walaupun kegagalan
bangunan maupun kecelakaan konstruksi bisa terjadi karena faktor alam,
tetapi faktor human error hingga kini masih dominan menjadi penyebab utama,
baik pada sisi perencana, pelaksana, pengawas, maupun pengguna jasa. Inilah
jurusan Konstruksi atau Bangunan adalah kurang Tidak jauh berbeda dengan BLK, LPK, UPTD
lebih 12% nya atau diselenggarakan oleh 119 dan LKP, Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
BLK/UPT/UPTD. Secara rinci tergambar dalam Kerja (LPPK) bidang jasa konstruksi merupakan
Gambar 5.5.2. lembaga pendidikan dan atau pelatihan yang
memiliki program pendidikan dan/atau pelatihan
Namun dalam terminologi Kementerian di bidang jasa konstruksi yang diakui oleh
Ketenagakerjaan, jurusan di bidang Bangunan Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
meliputi Furniture, Konstruksi Batu dan Beton, Rakyat. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017
Survey dan Pemetaan, Gambar Bangunan, pasal 69 ayat 4 menyatakan bahwa pelatihan
Konstruksi Kayu, Konstruksi Baja Ringan dan tenaga kerja konstruksi sebagaimana dimaksud
Pekerjaan Gypsum. Penelusuran lebih lanjut pada ayat 1 diselenggarakan oleh LPPK sesuai
dilakukan pengecekan terhadap BLK/ UPT/ dengan ketentuan peraturan perundang-
UPTD yang benar-benar konstruksi. Hasilnya undangan. Pasal 69 ayat 5, LPPK sebagaimana
hanya ada 76 BLK/UPT/UPTD yang bergerak dimaksud pada ayat 4 diregistrasi oleh Menteri.
dalam bidang konstruksi dengan mengecualikan Jadi Menteri melalui LPJK melakukan registrasi
jurusan Furniture. Terdapat 102 jurusan di terhadap LPPK yang telah memiliki izin dan/atau
bidang Bangunan yang diselenggarakan oleh 76 terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan
BLK/UPT/UPTD tersebut, karena banyak yang perundang-undangan. Selanjutnya Peraturan
menyelenggarakan lebih dari 1 jurusan dalam 1 Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021, pasal 30,
BLK/UPT/UPTD. Tiga jurusan yang paling banyak LPPK meliputi Lembaga Pendidikan {SMK dan
diselenggarakan adalah Konstruksi Kayu (37%), Perguruan Tinggi) serta Lembaga Pelatihan Kerja
disusul kemudian Konstruksi Batu dan Beton {LPK swasta, LPK Pemerintah, LPK perusahaan}.
(27%) serta Gambar Bangunan (26%). Jadi LPPK baik dari Lembaga Pendidikan maupun
kualitas instruktur sangatlah diperlukan, pelatihan jenis tertentu. Untuk itu, ditentukanlah
Kualitas instruktur dalam menguasai materi syarat-syarat peserta dan juga dilakukan dengan
ajar dan dalam memahami karakter siswa tes awal. Hal itu diperlukan untuk menyamakan
dalam rangka mentransfer knowledge dan skill besaran gap kompetensi yang ingin dicapai
menjadi kunci utama dalam pembelajaran dan dalam waktu tertentu.
pelatihan termasuk bagaimana memilih metode
pembelajaran yang baik yang cocok sesuai Metode pelatihan yang baik adalah metode
karakter siswa dan sesuai dengan jenjang pelatihan yang berbasis kompetensi yang
keterampilan dan keahlian yang ingin dicapainya. berdasarkan standar kompetensi dan
instrukturnya pun sudah memiliki bukti
Pencapaian pembelajaran tidak tergantung kompetensi teknis apa yang diajarkan (SKA/
dari waktu pembelajaran saja tetapi bagaimana SKT) serta bukti kompetensi sebagai pengajar
pemenuhan gap kompetensi itu dapat dicapai. (sertifikat). Metode pelatihan berbasis
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk kompetensi atau PBK menitikberatkan pada
mencapai gap tersebut tergantung dari pada kompetensi siswa didiknya. PBK biasanya diakhiri
input peserta jadi tidak tergantung dari berapa dengan uji kompetensi sesuai dengan Standar
jam pelajaran atau jpl dan berapa dana. Biasanya Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau SKKNI.
LPPK, karena keterbatasan waktu dan dana, Jadi LPPK yang baik adalah LPPK yang didukung
untuk dapat mencapai gap kompetensi menuju oleh manajemen yang baik dan profesional serta
kompetensi yang ingin dicapai, maka LPPK instruktur yang berkualitas, sarana dan prasarana
membuat kriteria peserta yang dapat memasuki yang sesuai kebutuhan yaitu yang sesuai dengan
lima program utama pada tahun 2021 yaitu : (1) Di sisi lain, dalam rangka memenuhi kebutuhan
Ketahanan Pangan di Kalteng, Sumut dan NTT; masyarakat akan hasil konstruksi, ketersediaan
(2) dukungan Pengembangan Kawasan Industri di tenaga kerja konstruksi kompeten menjadi
Batang (Jateng) dan Subang (Jabar); (3) dukungan sangat strategis. Dari total 8.066.497 TKK di
pengembangan 5 destinasi pariwisata super Indonesia pada tahun 2020 (sumber BPS 2020),
prioritas (Danau Toba, Borobudur, Mandalika, tenaga kerja yang bersertifikat hanya berjumlah
Labuan Bajo dan Manado-Likupang); (4) Program 1.004.581 yang terdiri dari SKA ahli sejumlah
Padat Karya Tunai di seluruh Indonesia; dan (5) 273.343 dan SKT 731.238 (Sumber LPJK, Agustus
penyelesaian tugas khusus dan proyek strategis 2021). Jika dilihat dari jumlah TKK bersertifikat
nasional yang diberikan. Program tersebut mengindikasikan bahwa tenaga kerja konstruksi
bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja, pada level terampil masih mendominasi dalam
mengurangi angka pengangguran (termasuk pelaksanaan konstruksi. Definisi tenaga
yang mengalami PHK) dan mempertahankan daya terampil adalah tenaga kerja yang lebih banyak
beli masyarakat terdampak pandemi COVID-19, menggunakan kemampuan motorik kasarnya
melalui 20 kegiatan dengan anggaran sebesar dalam melakukan pekerjaan. Untuk dapat terus
Rp23.24 triliun dengan perkiraan serapan tenaga mengasah kemampuannya dan up date terhadap
kerja sebesar 1.23 juta (sumber: bahan informasi perkembangan teknologi, tenaga kerja konstruksi
rakor dengan Kemenko Perekonomian, PUPR 19 terampil ini harus dilatih secara kontinyu agar
Februari 2021). kompetensinya sesuai dengan yang dibutuhkan
sektor konstruksi.
Kesimpulan:
1. Pemerintah perlu campur tangan dalam
mendorong tersedianya Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan Kerja (LPPK).
Kelonggaran aturan tentang pendirian
dan operasionalisasi LPPK, pada satu sisi
menjadi pendorong berdirinya LPPK, tetapi
pada sisi yang lain bisa menjadi boomerang
tersendiri jika mengabaikan mutu, sehingga
proses registrasi harus berjalan sesuai aturan
tanpa pandang bulu. Selain itu, monitoring
dan evaluasi wajib dilakukan secara berkala
sebagai penerapan fungsi kontrolnya.
Dengan kondisi yang ada memungkinkan
banyaknya LPPK yang akan mengajukan
registrasi di Kementerian PUPR. Kondisi ini
harus secara dini diantisipasi agar lembaga
baru yang muncul bukan menambah masalah
baru namun akan semakin mewarnai dunia
konstruksi apalagi jika jurusan di bidang
konstruksinya semakin beragam.
2. Infrastruktur standar LPPK (instruktur,
media pembelajaran, kurikulum, workshop,
alat peraga, simulasi dll ) perlu ditetapkan.
3. Monitoring dan Evaluasi secara berkala perlu
dilakukan oleh Pemerintah.
4. Pembinaan kepada LPPK berupa
pemberdayaan oleh Ditjen Bina Konstruksi
sangat diperlukan. Pemberdayaan dapat
dilakukan melalui Balai Jasa Konstruksi d. Bantuan pelaksanaan pelatihan tenaga
Wilayah dalam bentuk: kerja konstruksi yang bersifat strategis
a. Bantuan penyusunan standar kompetensi dan/atau pelatihan percontohan.
kerja dan materi pelatihan; 5. Program pemberdayaan sebagaimana di
b. Bantuan penyiapan program pelatihan atas, harus dibarengi dengan pengawasan.
berbasis kompetensi; Hal ini untuk meningkatkan mutu LPPK
c. Bantuan sumber daya instruktur pelatihan yang dampaknya akan meningkatkan mutu
serta manajer pelatihan (course director/ penyelenggaraan pelatihan dan pada akhirnya
CD); dan diharapkan dapat meningkatkan mutu
Jembatan Soekarno,
Manado, Sulawsei Utara
Rekomendasi:
1. Perlu dipetakan Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Kerja baik yang berasal dalam
naungan kementerian ketenagakerjaan,
kementerian pendidikan, BUMN maupun
swasta.
2. Perlu menyusun program yang insentif
terkait pembinaan kepada LPPK.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Keputusan Menteri PUPR Nomor 1410/KPTS/M/2020
Kerja. tentang Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi,
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi, Dan
Konstruksi. Asosiasi terkait Rantai Pasok Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah 14 Tahun 2021 tentang Terakreditasi.
Perubahan atas PP 20 tahun 2020 tentang Keputusan Dirjen Binalatas Nomor 181 tahun 2013
Peraturan Pelaksanaan UU No.2 Tahun 2017. tentang Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2018 Terkait Berbasis Kompetensi.
BNSP. Keputusan Dirjen Binalatas Nomor 185 tahun 2013
Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor tentang Pedoman Penyusunan Program
02/BNSP/III/2014, Pedoman Pembentukan Pelatihan Berbasis Kompetensi.
Lembaga Sertifikasi Profesi. Pedoman Alredotaso : Lembaga Pelatihan Kerja,
Peraturan Menteri PUPR Nomor 24 Tahun 2014 Terkait LALPK, September 2013.
Pelatihan Berbasis Kompetensi. Peraturan Presiden Nomor .8 Tahun 2012 tentang
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Nomor 11 Tahun 2013 tentang Pedoman Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang
Penyelenggaraan Sislatkernas di Daerah. Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Surat Edaran LPJK Nomor 7/SE/LPJK/2021, Pedoman
Rakyat Nomor 9 Tahun 2020 tentang Teknis Registrasi Lembaga Pelatihan Kerja
Pembentukan Lembaga Pengembangan Jasa Bidang Jasa Konstruksi.
Konstruksi. Surat Edaran Lembaga Pengembangan Jasa
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Konstruksi Nomor 03/SE/LPJK/2021 tentang
Rakyat Nomor 10 Tahun 2020 tentang Akreditasi Pedoman Pemberian Rekomendasi Lisensi
Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi, Asosiasi Lembaga Sertifikasi (LSP), Dan Pencatatan
Profesi Jasa Konstruksi, dan Asosiasi terkait Lembaga Sertifikasi (LSP) Terlisensi.
Rantai Pasok Jasa Konstruksi Buku informasi statistik jasa konstruksi & capaian
pembinaan konstruksi 2015-2020, DJBK 2021.
Fariroh
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya
Teni Agustina
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
PENDAHULUAN
jasa dan penyedia jasa. Dengan lingkup yang Melihat cakupan pengaturan jasa konstruksi
terbatas tersebut, selama 17 tahun penerapan tersebut, yang meliputi input – proses – dan
UU No. 18 Tahun 1999, kondisi konstruksi nasional produk jasa konstruksi, maka ruang lingkup
tidak mengalami perubahan yang signifikan, UU No. 2 Tahun 2017 dapat dikatakan meliputi
seperti berjalan di tempat. Atas inisiatif DPR, industri konstruksi yang penyelenggaranya
setelah dilakukan pembahasan panjang dan meliputi pemerintah dan masyarakat jasa
mendapatkan masukan dari seluruh unsur konstruksi. Mendahului terbitnya UU No. 2 Tahun
masyarakat jasa konstruksi, pada bulan Februari 2017, pada tahun 2015 Kementerian PUPR telah
2017 diterbitkan UU No. 2 Tahun 2017 tentang mengubah unit organisasi Badan Pembinaan
Jasa Konstruksi sebagai pengganti UU No. 18 Konstruksi menjadi Direktorat Jenderal Bina
Tahun 1999. Konstruksi. Perubahan unit organisasi tersebut
mengindikasikan bidang jasa konstruksi yang
Industri Konstruksi semula untuk mendukung pengelolaan sektor
Sebagaimana amanat UU No. 2 Tahun 2017 infrastruktur di lingkungan PUPR menjadi sektor
tentang Jasa Konstruksi, maka Pengaturan jasa tersendiri yang mendukung penyelenggaraan
konstruksi meliputi: jasa konstruksi secara nasional,
a. Pembagian wewenang dan pembagian
peran kelembagaan dalam pembinaan jasa Tantangan Pembinaan dan Pengawasan Jasa
konstruksi baik di pemerintahan maupun Konstruksi
masyarakat jasa konstruksi. Reformasi yang terjadi dalam penyelenggaraan
b. Pemilik/ penanggung jawab bangunan jasa konstruksi yang ditandai dengan perubahan
c. Pengguna jasa konstruksi lingkup penyelenggaraan jasa konstruksi dalam
d. Penyedia jasa konstruksi yang terdiri atas UU No. 2/2017 menimbulkan tantangan baru.
penyedia jasa konsultansi, penyedia jasa a. Perlu menyusun program jangka panjang
pekerjaan konstruksi, dan penyedia jasa berupa peta jalan yang dapat memberikan
pekerjaan konstruksi terintegrasi. arah pertumbuhan dan perkembangan jasa
e. Pengelolaan kemampuan usaha jasa konstruksi dalam rangka mewujudkan:
konstruksi dan kompetensi tenaga kerja 1) Struktur usaha yang kukuh, andal dan
konstruksi berdaya saing tinggi
f. Pengelolaan rantai pasok material, peralatan 2) Hasil jasa konstruksi berupa bangunan
dan teknologi konstruksi gedung dan bangunan sipil yang
g. Penyelenggaraan konstruksi yang meliputi berkualitas,
pengadaan jasa konstruksi; penerapan b. Perlu meningkatkan kapasitas
standar keamanan, keselamatan, kesehatan, penyelenggaraan jasa konstruksi yang
dan keberlanjutan konstruksi; penerapan efisien, efektif dan berkelanjutan, meliputi:
manajemen penyelenggaraan konstruksi 1) Penyediaan standar kontrak yang mampu
terkait dengan pengendalian, mutu, waktu, dan menjamin kesetaraan pengguna dan
biaya; pengelolaan kontrak konstruksi; dan penyedia jasa
h. pembangunan sistem jasa konstruksi 2) Peningkatan kegiatan pengendalian
terintegrasi. dan pengawasan penyelenggaraan
Gambar 5.6.2. Perolehan Angka Kredit Pembina Jasa Konstruksi per Sub Unsur
Sumber : Data Subdit Pengelolaan Jabatan Fungsional Bidang Jasa Konstruksi, 2021
Gambar 5.6.3. Target Angka Kredit Minimal Pembina Jasa Konstruksi per Tahun
Sumber : Permen PAN RB No. 13 Tahun 2019
Berdasarkan pembahasan di atas dapat Undang-Undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Konstruksi;
a. Pertumbuhan penyelenggaraan konstruksi Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 tentang
akan tetap tinggi untuk memenuhi kebutuhan Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
dasar masyarakat yang tuntutan semakin Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22
berkualitas. Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan
b. Kegiatan pemberdayaan dan pengawasan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
untuk mendukung pewujudan tujuan Jasa Konstruksi;
penyelenggaraan jasa konstruksi Peraturan Menteri PAN RB No. 38 Tahun 2013 tentang
sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 2 Pembentukan Jabatan Fungsional Pembina
Tahun 2017 membutuhkan banyak tenaga Jasa Konstruksi dan Angka Kreditnya;
operasional termasuk pejabat fungsional Peraturan Menteri PAN RB No. 13 Tahun 2019 tentang
Pembina Jasa Konstruksi baik yang ada di Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan
Pusat dan UPT-nya maupun di daerah. Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
c. Sesuai dengan PP No. 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS dan arahan visi Presiden RI,
penempatan PNS pada jabatan fungsional
menjadi keniscayaan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelayanan kepada
masyarakat.
d. Laju pembinaan JF PJK yang baik
memberikan peluang kepada penanggung
jawab sektor infrastruktur dan Kementerian/
Lembaga/Dinas terkait untuk menempatkan
PNS berkarier sebagai pejabat fungsional
Pembina Jasa Konstruksi.
e. Pembinaan JF PJK perlu didukung dengan
regulasi yang memadai untuk lebih menjamin
pelaksanaan tugas dan fungsi PJK didasarkan
pada kepentingan organisasi di bidang
pembinaan jasa konstruksi baik di Pusat
maupun di daerah.
Chairul Salam
Kepala Seksi Pelaksanaan, Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
PENDAHULUAN
Jenderal PU melalui Pusat Pendidikan dan Badan Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pelatihan PU, khususnya untuk pengembangan (BPSDM) dan Badan Pembinaan Konstruksi dan
karier PNS Departemen PU. Pelatihan di bidang Investasi (Bapekin). Pada tahun 2005 BPSDM dan
jasa konstruksi merupakan bagian dari program Bapekin digabungkan menjadi Badan Pembinaan
Pusdiklat, sedangkan pelatihan teknisnya Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM).
dilakukan oleh sekretariat pada masing-masing
unit organisasi. Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan
Konstruksi
Badan Pengelolaan dan Pengendalian Pada tahun 2007 Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi
Pengadaan Prasarana dan Sarana Pekerjaan (Puslatjakon) namanya berubah menjadi Pusat
Umum dan Badan Pengembangan Sumber Daya Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Manusia (Pusbin KPK). Pusat ini difungsikan untuk
Pada tahun 1999 dibentuk dua kementerian pelatihan sumber daya manusia konstruksi di
terkait dengan bidang PU yaitu Kementerian luar Kementerian PUPR. Dalam pelaksanaannya,
Negara Pekerjaan Umum dan Kementerian Pusbin KPK memiliki tiga jenis balai pelatihan
Permukiman dan Pengembangan Wilayah. Untuk yaitu balai pelatihan jasa konstruksi, balai
melaksanakan fungsi dan tugas operasional material dan peralatan konstruksi serta balai
dalam rangka kebijakan penyelenggaraan pengembangan keahlian jasa konstruksi.
pekerjaan umum yang dirumuskan Kementerian Sedangkan pelatihan untuk sumber daya internal
Negara PU, maka dibentuk Badan Pengelolaan PUPR dilakukan oleh Pusdiklat dan Pusdiktek
dan Pengendalian Pengadaan Prasarana dan bawah BPKSDM
Sarana Pekerjaan Umum (BP4SPU). Pada periode
ini, pada tahun 1999 diterbitkan UU No. 2 Tahun Selanjutnya pada tahun 2010, akibat adanya
1999 tentang Jasa Konstruksi. reorganisasi di Kementerian Pekerjaan Umum,
berdasarkan fungsi pembinaan konstruksi dalam
Di bawah Kementerian Pengembangan Wilayah BPKSDM dibentuk Badan Pembinaan Konstruksi
dibentuk Badan Pengembangan Sumber Daya (Bapekon/ BP Konstruksi). Badan ini tidak hanya
Manusia (BPSDM) yang membawahi Pusat sebatas pembinaan di Sumber Daya Manusia saja,
Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Pusat tetapi juga memiliki fungsi pembinaan di bidang
Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakon), penyelenggaraan jasa konstruksi, pengadaan
Pusat Pendidikan Keahlian Teknik dan jasa konstruksi, kelembagaan konstruksi,
Pusat Pengembangan Peran Masyarakat material konstruksi, peralatan konstruksi, serta
(Pusbangeranmas). investasi konstruksi. Sedangkan pengembangan
SDM internal PUPR dilakukan oleh Pusdiklat di
Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya bawah Sekretariat Jenderal.
Manusia
Pada tahun 2000 organisasi kementerian bidang Balai Pelatihan Konstruksi
PU yaitu Kementerian Negara PU dengan Balai Pelatihan Jasa Konstruksi merupakan
Kementerian Permukiman dan Pengembangan satu unit organisasi di bawah Puslatjakon yang
Wilayah disatukan kembali. Selanjutnya dibentuk terbentuk pada tahun 2007 dan memiliki tugas
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di lagi ditangani oleh DJBK, dialihkan ke Ditjen
bidang jasa konstruksi, DJBK didukung oleh Pembiayaan Infrastruktur. Di DJBK dibentuk
balai-balai di bawah Sekretariat Direktorat Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi dan
Jenderal Bina Konstruksi yang meliputi Balai selanjutnya dibentuk Unit Pelaksana Teknis
Jasa Konstruksi Wilayah, Balai Material dan Balai Pelaksanaan Pemilihan Jasa Konstruksi
Peralatan Konstruksi serta Balai Peningkatan yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia.
Teknologi Konstruksi. Namun Balai Material dan
Peralatan Konstruksi serta Balai Peningkatan Balai Jasa Konstruksi Wilayah
Teknologi Konstruksi pada tahun 2019 dibubarkan Balai Jasa Konstruksi wilayah merupakan
akibat perampingan organisasi di lingkungan Balai lanjutan dari Balai Pelatihan Konstruksi
Kementerian PUPR. Namun, walaupun Wilayah yang Terdapat di tujuh wilayah meliputi
dibubarkan, tugas fungsi yang sebelumnya Banda Aceh, Palembang, Jakarta, Surabaya,
melekat di kedua balai tersebut dialihkan ke Balai Banjarmasin, Makassar dan Jayapura,
Jasa Konstruksi Wilayah dengan tugas, melaksanakan pemberdayaan,
pengendalian mutu, peningkatan mutu tenaga
Pada tahun 2017, diterbitkan UU Jasa kerja dan pengawasan bidang jasa konstruksi
Konstruksi baru dengan nomor 2 tahun 2017 serta pengumpulan data sumber daya jasa
menggantikan UU No 18 Tahun 1999. dimana konstruksi baik Tenaga Kerja, Material, Peralatan
terdapat penyesuaian-penyesuaian dan maupun Teknologi Konstruksi
perbaikan terhadap kebijakan-kebijakan
sebelumnya dimana sangat mempengaruhi PELAKSANAAN TUGAS PEMBINAAN JASA
penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia. KONSTRUKSI DI WILAYAH
Pengesahan Undang-Undang ini dilakukan
untuk mempercepat dan mempermudah Representatif DJBK di Wilayah
upaya pengembangan jasa konstruksi di Tugas pembinaan dan pengawasan jasa
Indonesia. Salah satu produk yang paling konstruksi yang dilaksanakan Balai Jasa
signifikan yaitu terkait dengan Pembentukan Konstruksi meliputi:
organisasi perangkat daerah (OPD) suburusan a. Penyelenggaraan jasa konstruksi
jasa konstruksi serta penguatan pembagian b. Penyelenggaraan keberlanjutan konstruksi
kewenangan antara Pemerintah Pusat, Provinsi c. Penyelenggaraan kelembagaan jasa
dan Kab/ Kota. Selain itu dalam UU2/2017 juga konstruksi
sangat ditekankan Keamanan, Keselamatan, d. Penyelenggaraan usaha jasa konstruksi
Kesehatan, dan Keberlanjutan Konstruksi. e. Penyelenggaraan tenaga kerja konstruksi
f. Penyelenggaraan rantai pasok sumber daya
Pada tahun 2018 terjadi perubahan struktur material, peralatan dan teknologi konstruksi
organisasi di Kementerian Pekerjaan Umum g. Penyelenggaraan sistem informasi jasa
dan Perumahan Rakyat akibat adanya Perpres konstruksi
16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah. Fungsi investasi tidak
sedang bekerja di lapangan. Banyak tenaga uji. Dengan cara ini, jumlah tenaga operator yang
operator yang sudah memiliki kompetensi yang memiliki sertifikat bertambah dengan cepat.
memadai tetapi belum memiliki sertifikat karena Saat ini terdapat 54 unit MTU yang tersebar
belum ada kesempatan untuk mengurusnya. MTU di seluruh provinsi di Indonesia. Berikut ini
dilengkapi dengan peralatan pelatihan operator merupakan data hasil uji MTU nasional yang
yang paling banyak digunakan di lapangan. dirangkum dari data laporan masing-masing
Dengan sistem on site, MTU mendatangi Balai Jasa Konstruksi di 7 wilayah kerja dari
berbagai daerah dan memberikan pembekalan tahun 2015-2020 dengan pembiayaan APBN
yang bersifat pengetahuan kepada TKK Operator maupun APBD.
yang sudah terampil, untuk kemudian dilakukan
masing wilayah kerjanya agar dapat memberikan Balai yang memiliki prasarana dan sarana
pelayanan kepada masyarakat secara dekat memadai dapat membentuk LSP. Tiga fungsi
sesuai dengan kebutuhan yang berkembang yang dimiliki LSP Balai yaitu menyertifikasi TKK
di wilayahnya. Pasokan terhadap kebutuhan yang mengikuti pelatihan yang dilaksanakan
tersebut dapat disesuaikan dengan kapasitas Balai dan/atau bekerja sama dengan Balai,
jasa konstruksi yang ada di wilayahnya. TKK yang kompetensinya belum dapat dilayani
oleh LSP yang dibentuk asosiasi, dan secara
LPJK sebagai Lembaga Pemerintahan khusus dalam rangka meningkatkan jumlah TKK
Nonstruktural bersertifikat. Dalam pelaksanaan fungsinya
Pada era pasca-UU No. 2/2017, LPJK Provinsi tersebut, LSP Balai bekerja sama dengan LPJK.
sudah tidak ada. Hanya ada satu LPJK di tingkat
Pusat dengan bentuk lembaga pemerintahan Asosiasi Jasa Konstruksi sebagai Mitra Balai
nonstruktural yang berada langsung di bawah Jasa Konstruksi
Menteri PUPR. Dengan demikian, Balai Jasa Sebelum UU No. 18/1999 diterbitkan, beberapa
Konstruksi juga dapat menjadi representatif asosiasi sudah memiliki cabang di daerah.
LPJK di wilayahnya masing-masing. Sebagian Pada masa ketika LPJK Provinsi masih ada,
wewenang Menteri PUPR yang dilimpahkan peran cabang kuat dalam membentuk badan
ke LPJK di bidang akreditasi asosiasi, lisensi sertifikasi dan melakukan validasi awal dalam
LSBU, registrasi sertifikat BUJK dan TKK, rangka sertifikasi. Pasca-UU No. 2/2017 dan
pengelolaan Penilai Ahli, dan penggalian aspirasi dengan dihapuskannya LPJK Provinsi, ke depan
pengembangan jasa konstruksi dari masyarakat sertifikasi akan lebih banyak diperankan oleh
di wilayah dapat dilaksanakan secara bersama- asosiasi yang telah membentuk LSP. Balai Jasa
sama dengan Balai Jasa Konstruksi di wilayahnya Konstruksi perlu mengembangkan kerjasama
masing-masing. dengan LSP bentukan asosiasi untuk menghadapi
tantangan mendasar dalam penyelenggaraan
Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi yang Belum jasa konstruksi yaitu meningkatkan jumlah
ada LSP TKK bersertifikat. Dikarenakan di dalam UU No
Sertifikasi TKK dilakukan sesuai dengan 2/2017 sudah mewajibkan seluruh tenaga kerja
klasifikasi dan kualifikasinya. Klasifikasi TKK konstruksi yang bekerja di proyek konstruksi
meliputi Arsitektur, Sipil, Mekanikal, Tata memiliki sertifikat khususnya jabatan ahli,
Lingkungan, dan Manajemen Penyelenggaraan teknisi/analis dan operator.
Konstruksi. Dimana masing-masing klasifikasi
tersebut dapat dikembangkan menjadi Kekosongan Pelatihan Kompetensi Strategis
subklasifikasi. Subklasifikasi yang sifatnya Salah satu kriteria kompetensi strategis
sangat spesifik biasanya memiliki jumlah adalah ketika sangat dibutuhkan dalam
anggota yang sedikit sehingga tidak efisien penyelenggaraan, ternyata TKK yang memenuhi
untuk membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi kebutuhan kompetensi tersebut sangat langka.
(LSP) sendiri. Sesuai dengan amanat UU No. Salah satu contoh kompetensi strategis tersebut
2/2017, Menteri PUPR dapat membentuk LSP adalah kompetensi operator launcher girder.
untuk menyertifikasi subklasifikasi tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya kejadian
kesatuan yang tidak terpisahkan. Dimana Balai penyelenggaraan jasa konstruksi yang efektif
berperan strategis untuk melengkapi data dan dan efisien sesuai dengan amanat UU No. 2/2017.
informasi, memantau dan mengevaluasi layanan BP2JK memiliki data base hasil pengadaan
SIJK terintegrasi di wilayahnya. jasa konstruksi berupa profil penyedia jasa,
TKK, material, peralatan, dan teknologi yang
Koordinasi dan Sinkronisasi dengan BP2JK di sangat diperlukan untuk peningkatan kualitas
Wilayah penyelenggaraan jasa konstruksi. BP2JK dapat
Selain memiliki 7 Balai Jasa Konstruksi, DJBK mendorong setiap JF-PJK dan pakar konstruksi
juga membawahi 34 Balai Pelaksanaan Pemilihan bekerja sama dengan JF Pengelola PBJ yang
Jasa Konstruksi (BP2JK) yang berlokasi di berada di wilayahnya untuk memanfaatkan data
ibukota provinsi. BP2JK memiliki fungsi yang dan informasi tersebut yang hasil kajiannya dapat
sangat vital di dalam proses pengadaan barang/ dimuat dalam SIJK terintegrasi. Pemanfaatan
jasa di lingkungan Kementerian PUPR. Tahapan hasil pengelolaan data dan informasi terkini
pengadaan jasa konstruksi merupakan salah satu akan mendorong kemajuan jasa konstruksi di
kunci keberhasilan dalam perwujudan tujuan wilayahnya.
pembinaan jasa konstruksi kepada seluruh yang dimulai sejak tahun 2015 telah memberikan
pemangku kepentingan akan lebih terintegrasi. tantangan baru dalam penyelenggaraan jasa
NSPK pembinaan jasa konstruksi yang disiapkan konstruksi, meliputi:
Pusat akan mengalir ke daerah melalui JF-PJK a. Percepatan sertifikasi untuk operator dan ahli
bekerja sama dengan Balai Jasa Konstruksi. muda yang telah memiliki pengalaman kerja
Penyelenggara bangunan (bangunan gedung b. Kebutuhan kompetensi TKK untuk penerapan
dan bangunan sipil) juga akan didukung dengan standar K4 konstruksi termasuk kompetensi
pejabat fungsional sesuai dengan bidangnya. penilai ahli kegagalan bangunan.
Dalam setiap penyelenggaraan bangunan akan c. Kebutuhan kompetensi TKK untuk
terkait dengan tugas dan fungsi JF-PJK. Oleh mendukung pekerjaan konstruksi sesuai
karena itu, Balai Jasa Konstruksi berkepentingan dengan Klasifikasi Baku Layanan Usaha
untuk memfasilitasi terjadinya kolaborasi antar Indonesia.
jabatan fungsional dalam berbagai kegiatan d. Administrasi kontrak konstruksi
konstruksi. e. Kebutuhan kompetensi untuk penerapan BIM
f. Peningkatan pelatihan keprofesionalitasan
Pusat Pelatihan Kompetensi Strategis berkelanjutan
Lahirnya UU No. 2/2017 dan percepatan g. Kebutuhan kompetensi penyiapan bangunan
pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan untuk mendukung penanggulangan dampak
dalam era Kabinet Kerja dan Indonesia Maju bencana.
Sesuai dengan pembahasan di atas, dapat ditarik Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang tentang
kesimpulan sebagai berikut: Cipta Kerja
a. Peran strategis bangunan adalah untuk Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
mendukung kehidupan sosial, ekonomi, Konstruksi
budaya, politik, pertahanan, dan keamanan. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
b. Era baru konstruksi nasional ditandai dengan Pemerintahan Daerah
penggantian UU No. 18/1999, percepatan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
pembangunan infrastruktur, dan timbulnya Bangunan Gedung
kebutuhan penerapan BIM. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
c. Balai Jasa Konstruksi menjadi perwakilan Konstruksi
DJBK di wilayah yang mencakup pembinaan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang
penyelenggaraan jasa konstruksi dan Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
pembinaan Jabatan Fungsional Pembina 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Jasa Konstruksi. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
d. Tujuan pembentukan Balai Jasa Konstruksi Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
untuk lebih mendekatkan pelayanan 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
pembinaan jasa konstruksi kepada Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang
masyarakat jasa konstruksi. Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
e. Balai Jasa Konstruksi perlu memprioritaskan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
program pelatihan pada percepatan Pengadaan Barang dan Jasa
pemenuhan gap TKK bersertifikat, pelatihan Peraturan Menteri PUPR 16 Tahun 2020 tentang
kompetensi jabatan teknisi/analis, dan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
pemenuhan kekosongan kompetensi TKK di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
strategis. Rakyat
f. Strategi yang dapat diambil untuk Peraturan Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020 tentang
meningkatkan peran strategis Balai Jasa Organisasi dan Tata Kerja di Kementerian
Konstruksi pada era baru pasca-UU No. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2/2017 meliputi: Kementerian PUPR. 2020. “Rencana Strategis
1) Memperkuat Balai sebagai representatif Direktorat Jenderal Bina Konstruksi 2020-2024”.
DJBK di wilayah Jakarta
2) Menjadikan Balai sebagai Pusat Pelatihan
Jasa Konstruksi di Wilayah
3) Menjadikan Balai sebagai tempat putaran
strategis pembinaan karier JF-PJK
4) Menjadikan Balai sebagai pusat pelatihan
kompetensi strategis.
Prof. Dr. Ing. Krishna Suryanto Pribadi , DEA, AMPU, IPU, CMd.
Saat ini menjabat sebagai Guru Besar bidang Mitigasi Bencana dan Ketua Kelompok
Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, FTSL ITB, sekaligus Wakil Kepala
Pusat Penelitian Mitigasi Bencana, Institut Teknologi Bandung. Lahir di Bandung,
19 Februari 1953, memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil di Institut Teknologi
Bandung tahun 1977 dan menyelesaikan pendidikan Docteur Ingenieur de Genie
Civil di Institute Nationale des Sciences Appliquees (INSA) Lyon di Perancis pada
tahun 1985. Menjadi anggota pengurus LPJK Nasional sebagai Ketua Komite
Penelitian dan Pengembangan pada periode 2011-2015, kemudian menjadi Wakil
Ketua-2 Bidang Litbang, Diklat dan Kerjasama LN, LPJK Nasional pada periode
2016-2020. Selain itu juga menjadi anggota dari Indonesia Monitoring Committee
for Engineering Services (IMC) dari tahun 2013 hingga 2022. Berbagai publikasinya
meliputi pengembangan industri konstruksi dan sumber daya manusianya, mitigasi
bencana dan pemulihan pasca bencana, perencanaan keberlangsungan usaha.
Sebagai anggota IAMPI memiliki SKA Utama Manajemen Proyek, juga memiliki
sertifikat mediator penyeleaian sengketa dan terdaftar sebagai Penilai Ahli di LPJK.
Jembatan Soekarno,
Manado, Sulawesi Utara
TIM PELAKSANA
Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. (Koordinator Utama)
Ir. Yaya Supriyatna Sumadinata (Koordinator I)
Ir. Netti Malemna, M.M. (Koordinator II)
Ir. Poltak Sibuea, M. Eng.Sc. (Koordinator III)
Fariroh, S.E.,M.Si.
Yan Faissal, S.T., M.T.
Meylina D Hasbullah, S.T., M.M.
Disaintina Ari Nusanti, S.T, M.M.
Ir. Joko Karsono M.T.
Supai, S.ST.,M.T.
Dr.Yolanda Indah P, S.E., M.M.
Ir. Suwanto, M.M.
Ir. Ati Nurzamiati Hazar Zubir, M.T.
Anik Dwi Wahyuningsih, S.T. M.A.
Ir. Didi Ahmadi H. Djamhir, M.T.
Dr. Samsul Bakeri, S.I.P., M.Si. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
Sheba Hartaty S, S.T., M.T. PERUMAHAN RAKYAT
Dra. Affuanie Harahap, M.M. Gedung Utama Kementerian PUPR
Zuhanif Tolhas Dipl. Um., M.M. Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru
Sucipto. S.Sos. M.Si. Jakarta Selatan 12110
Dimas Bayu Susanto, S.T., MPSDA. Telepon/Fax : 021-7228497
Dyah Sitaresmi Budiarti, S.T., M.M.G., M.P.W.K. Email : pupr@pu.go,id