Anda di halaman 1dari 342

Era Baru Konstruksi

Berkarya Menuju
Indonesia Maju
Kata Pengantar
Presiden RI Joko Widodo, Meninjau
Progres Pembangunan Ruas Tol
Semarang-Solo
Daftar Isi

Sambutan 10
Kata Pengantar 12

Cipta Kerja dalam


01 Pendahuluan
02 Penyelenggaraan Jasa
∙ Era Baru Konstruksi: Berkarya Konstruksi
Menuju Indonesia Maju 16 ∙ Perizinan Berusaha Dalam Rangka
Meningkatkan Ekosistem Investasi
Dan Kegiatan Berusaha 28
∙ Capaian dan Arah Pengembangan
Jasa Konstruksi Dalam Mendukung
Pembangunan Nasional 42
∙ Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Subsektor Jasa
Konstruksi 56
∙ Pelayanan dan Pengawasan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Subsektor
Jasa Konstruksi 66

8 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Perkuatan Peran
03 Berkelanjutan 05 Masyarakat dalam
Kelembagaan Jasa
∙ Membangun Budaya Konstruksi Konstruksi
Berkelanjutan Dalam Penyeleng- ∙ Peran Strategis Lembaga
garaan Konstruksi 80 Pengembangan Jasa Konstruksi
∙ Membangun Budaya Keselamatan (LPJK) dalam Mewujudkan
Konstruksi dalam Penyelenggaraan Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Jasa Konstruksi 92 Jasa Konstruksi 232
∙ Prinsip Penyelenggaraan Bangunan ∙ Peran Strategis Asosiasi Dalam
Gedung Hijau (BGH) 108 Pemberdayaan Pelaku Usaha Jasa
∙ Penguatan Peran Penilai Ahli Dalam Konstruksi 248
Penilaian Kegagalan Bangunan 112 ∙ Membangun Lembaga Sertifikasi
∙ Menuju Industri Konstruksi Indonesia Jasa Konstruksi Yang Kredibel Untuk
2045 124 Mewujudkan Pelaku Usaha Yang
Berdaya Saing 262
∙ Meningkatkan Peran Masyarakat
Pengembangan Usaha Melalui Lembaga Pendidikan
04 Jasa Konstruksi
dan Pelatihan Konstruksi dalam
Mewujudkan Tenaga Kerja Konstruksi
yang Profesional 280
∙ Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di ∙ Pemberdayaan Lembaga Pendidikan
Era Industri 4.0 140 dan Pelatihan Kerja (Lppk) Bidang
∙ Prospek Pengembangan Industri Jasa Konstruksi dalam Rangka
Konstruksi Nasional 158 Mewujudkan Tenaga Kerja Konstruksi
∙ Pengembangan Struktur, Berkualitas 286
Produktivitas, dan Sistem Kemitraan ∙ Peran Strategis Jabatan Fungsional
Usaha Jasa Konstruksi Nasional 168 Dalam Era Baru Penyelenggaraan
∙ Menciptakan Persaingan yang Sehat Jasa Konstruksi 298
dalam Pasar Jasa Konstruksi 182 ∙ Potensi Balai Jasa Konstruksi Dalam
∙ Liberalisasi Perdagangan Jasa Era Baru Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi Sebagai Peluang Konstruksi 308
Pengembangan Usaha Jasa
Konstruksi 190
∙ Fenomena Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi 216 Kontributor 326

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 9


Sambutan

Pada tahun 2020 – 2021 semua negara di


dunia termasuk Indonesia merasakan dampak
Pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi
nasional menurun pada triwulan II 2020
sebesar minus 5,32%. Meski demikian, pada
triwulan II 2021, perekonomian Indonesia
kembali tumbuh positif sebesar 7,07%, dan
sebesar 3,51% pada triwulan III 2021.

I
nfrastruktur merupakan sektor esensial yang menjadi motor
penggerak sektor riil untuk menopang pemulihan ekonomi
nasional. Selesainya sejumlah proyek infrastruktur telah dirasakan
dampaknya, termasuk turut berkontribusi pada peningkatan daya
saing Indonesia.

10 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Industri jasa konstruksi harus diselenggarakan
secara tertib, reformasi kebijakan yang semakin
memberikan kemudahan berusaha, perkuatan
kemitraan antara Pemerintah dan mitra terkait,
modernisasi pengadaan barang/jasa, serta
pengelolaan sumber daya perlu terus dilanjutkan.

Pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo Tahun 2020-2024,


pembangunan infrastruktur tetap menjadi prioritas Pemerintah. Kita harus
melaksanakan perintah Presiden Joko Widodo bahwa ke depan kita harus
membangun lebih banyak lagi infrastruktur yang berkualitas, smart dan
ramah lingkungan.

Dukungan industri konstruksi yang efektif dan efisien dibutuhkan


dalam mewujudkan infrastruktur berkualitas. Industri jasa konstruksi
harus diselenggarakan secara tertib, reformasi kebijakan yang semakin
memberikan kemudahan berusaha, perkuatan kemitraan antara Pemerintah
dan mitra terkait, modernisasi pengadaan barang/jasa, serta pengelolaan
sumber daya perlu terus dilanjutkan. Kolaborasi yang kuat antar stakeholder
menjadi kunci pengembangan industri konstruksi.

Saya menyambut baik hadirnya Buku Konstruksi Indonesia 2021 ini, yang
bertema ”Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju”, sebagai
upaya nyata kolaborasi berbagai pihak yang memberikan pengetahuan
dan pengalaman terkait perkembangan industri Konstruksi Indonesia.
Semoga buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan literatur masyarakat
jasa konstruksi dalam mewujudkan tata kelola industri jasa konstruksi yang
berdaya saing, berkualitas dan berkelanjutan.

Selamat membaca.

M. Basuki Hadimuljono
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 11


Kata Pengantar

Buku Konstruksi Indonesia 2021 diterbitkan


sebagai bagian dari agenda tahunan Konstruksi
Indonesia, yang secara rutin dilaksanakan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Buku ini merupakan seri ke-sepuluh dari
Penyusunan Buku Konstruksi Indonesia sejak
tahun 2005, dimana Buku Konstruksi Indonesia
terakhir diterbitkan pada tahun 2014.

M
engingat pentingnya dokumentasi dan penyebarluasan
informasi atas kiprah dan peristiwa yang telah terjadi di sektor
konstruksi selama kurun waktu beberapa tahun ini serta
kebutuhan akan arah pengembangan konstruksi ke depan, maka
dipandang perlu untuk kembali menyusun dan menerbitkan buku
Konstruksi Indonesia.

12 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Buku ini merupakan kompilasi pengalaman empirik,
hasil penelitian, referensi untuk implementasi dan
pengembangan kebijakan, serta strategi pembinaan
dan pengembangan industri konstruksi nasional yang
berkaitan dengan berbagai dinamika baru yang terjadi
di sektor konstruksi, yang dikemas dalam bentuk artikel
ilmiah populer.

Buku Konstruksi Indonesia 2021 mengangkat tema Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju
Indonesia Maju. Buku ini merupakan kompilasi pengalaman empirik, hasil penelitian, referensi
untuk implementasi dan pengembangan kebijakan, serta strategi pembinaan dan pengembangan
industri konstruksi nasional yang berkaitan dengan berbagai dinamika baru yang terjadi di sektor
konstruksi, yang dikemas dalam bentuk artikel ilmiah populer.

Artikel dalam Buku Konstruksi Indonesia 2021 disusun oleh kontributor yang merupakan stakeholder
jasa konstruksi, di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Kementerian Perindustrian, Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), BUMN Karya, Perguruan Tinggi, Asosiasi Badan
Usaha Jasa Konstruksi, Akademisi, Praktisi, Unit Organisasi/Kerja di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta para Pejabat Fungsional Pembina Jasa
Konstruksi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang selalu memberikan keteladanan melalui leadership dan membuka ruang untuk berinovasi
sehingga buku ini dapat diterbitkan. Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada para kontributor
artikel dan semua pihak yang telah mencurahkan tenaga dan pemikiran terbaiknya, sehingga Buku
Konstruksi Indonesia 2021 dapat hadir dan memperkaya khasanah pengetahuan industri konstruksi.
Semoga buku ini menjadi inspirasi dan kekuatan bagi seluruh masyarakat Jasa Konstruksi untuk
terus maju dan berkarya membangun bangsa Indonesia menuju Era Baru yang lebih baik.

Jakarta,

Yudha Mediawan
Direktur Jenderal Bina Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 13


01

pendahuluan
1
Era Baru Konstruksi:
Berkarya Menuju
Indonesia Maju
Reini Wirahadikusumah
Rektor Institut Teknologi Bandung

Melihat ke belakang, belajar dari pengalaman masa lalu

Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat


adalah hal yang sangat mendasar. Seluruh kegiatan masyarakat membutuhkan
fasilitas-fasilitas penyedia air dan energi, komunikasi, pembuangan limbah, dan
lain-lain. Apabila fasilitas-fasilitas fisik tersebut tidak tersedia maka tentunya akan
menurunkan produktivitas kerja masyarakat dan pada akhirnya mengakibatkan
penurunan tingkat perkembangan ekonomi. Pilihan para pemimpin nasional
untuk lebih fokus pada upaya membangun infrastruktur pada beberapa dekade ke
belakang sebagai salah satu prioritas utama adalah keputusan strategis dalam
meningkatkan daya saing Indonesia sekaligus untuk mengejar ketertinggalan.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur, terutama infrastruktur publik,


adalah suatu cara untuk meningkatkan perkembangan ekonomi (economic
growth), khususnya dalam kondisi keterbatasan seperti di negara-negara
berkembang. Namun, hal ini akan terjadi hanya apabila infrastruktur tersebut
dikelola dengan efektif: keputusan investasi yang tepat; perencanaan yang
matang, proses konstruksi yang berkualitas, penggunaan/pemanfaatan yang
sesuai, dan pemeliharaan yang memadai.

16 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Seringkali kita temui fasilitas infrastruktur publik politik tersebut. Dukungan masyarakat sekitar/
yang mangkrak, yang tidak digunakan, yang tidak publik, dukungan politik, dukungan dunia
tepat guna, yang digunakan melebihi kapasitas perbankan, isu lingkungan, dan integrasi sistem,
desain (overloading), yang tidak dianggarkan adalah tugas-tugas yang harus dituntaskan
biaya pemeliharaannya, bahkan dirusak sendiri terlebih dahulu, di samping aspek rekayasa dan
oleh masyarakat penggunanya. teknologi yang juga terus berkembang.

Penyediaan infrastruktur adalah masalah yang Demikianlah, kompleksitas obyek yang dihadapi
sangat kompleks, menjadi urusan para pemimpin sehari-hari oleh para pelaku sektor konstruksi.
negara, suatu urusan kebijakan (policy) tingkat Dalam menghadapi tantangan yang besar
tinggi yang bersifat konseptual dan terkadang tersebut, keandalan sektor jasa konstruksi harus
dirasakan jauh dari kompetensi dan kewenangan didukung oleh peran serta masyarakat jasa
para insinyur/profesional rekayasa. Ketika konstruksi dalam mengembangkan daya saing
urusan infrastruktur diperbincangkan di publik, usaha dan rantai pasok yang kokoh sehingga
isu utama yang dibahas seringkali fokusnya pelaksanaan pekerjaan konstruksi semakin
adalah pendanaan, lingkungan, sosial/dukungan efektif dan efisien.
publik, bahkan politik; bukan tentang aspek
rekayasa dan teknologinya. Sektor konstruksi sebagai tulang punggung
pembangunan infrastruktur nasional,
Untuk dapat mengambil peran dalam menyumbangkan 6,09% dari GDP dan 5,76%
pembangunan infrastruktur nasional secara dari GDP, di tahun 2018 dan 2019. Pertumbuhan
lebih efektif, para insinyur/profesional rekayasa ekonomi mencapai 5,01% dan 5,02% di tahun
harus memiliki keahlian yang beragam serta 2018 dan 2019. Sektor ini juga menyerap tenaga
pengalaman yang luas, termasuk di bidang- kerja yang besar yaitu lebih dari 8 juta atau
bidang non-rekayasa, yang sebenarnya bukan sekitar 5,5% angkatan kerja. Memperhatikan
merupakan modal utamanya sesuai latar peran strategis yang ditunjukkan dengan data
belakang pendidikan dan pengalaman di sektor statistik tersebut, sudah selayaknya sektor
konstruksi. konstruksi dikelola (diatur, diberdayakan,
dan diawasi) secara serius untuk menunjang
Kenyataan bahwa 95% urusan infrastruktur terwujudnya tujuan pembangunan nasional yang
bersifat non-teknis, sedangkan para pelaku benar-benar membawa manfaat bagi seluruh
di sektor konstruksi dan pembangunan lapisan masyarakat.
infrastruktur didominasi oleh para insinyur
(teknik sipil dan sebagainya), maka peningkatan Sejarah panjang telah membuktikan besarnya
kualitas dan kuantitas infrastruktur nasional peran para pelaku sektor konstruksi. Dimulai
sangat tergantung pada peningkatan keahlian sejak era pascareformasi, terbuka kesempatan
para pelaku (penyedia jasa konsultan dan yang lebih luas bagi badan usaha jasa konstruksi
kontraktor) dalam menjawab berbagai tantangan nasional untuk terlibat di proyek-proyek
yang bersifat sosial, ekonomi, lingkungan, dan internasional. Dengan meningkatkan kapasitas

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 17


dan kapabilitas badan usaha jasa konstruksi jasa konstruksi nasional untuk mempelajari
nasional, selain menggarap pasar dalam negeri, teknologi, teknik serta tata cara pengelolaan
beberapa badan usaha jasa konstruksi juga mulai proyek konstruksi, bahkan budaya kerja yang
menggarap potensi pasar konstruksi di luar selayaknya membuka mata terhadap kebiasaan-
negeri seperti negara-negara di kawasan Asia kebiasaan kerja yang baru yang lebih efektif dan
Tenggara, di Timur Tengah, dan di Afrika Utara. Di efisien. Tentunya sangat besar manfaat bagi
lain pihak, internasionalisasi jasa konstruksi juga kemajuan keilmuan dan kumpulan pengalaman
berarti pasar konstruksi dalam negeri menjadi berharga; banyak teknologi dan praktik-
lebih terbuka bagi badan usaha jasa konstruksi praktik pelaksanaan (metode) dan pengelolaan
asing. konstruksi baru yang dipelajari dari proyek
tersebut, misalnya konstruksi terowongan,
Keberadaan badan usaha jasa konstruksi konstruksi jembatan panjang, mekanisasi
asing yang semakin kental di proyek-proyek konstruksi modern, metoda pengaturan lalu
infrastruktur publik di berbagai daerah di lintas selama konstruksi, metoda keselamatan
Nusantara, menambah kompleksitas dalam kerja, maupun aspek-aspek kontrak dan hukum
konteks pembangunan nasional. Masalah- konstruksi internasional.
masalah terkait tenaga kerja asing, baik yang
profesional maupun tukang, telah memicu Tahun 2020 merupakan tahun penting untuk
perdebatan dan kecemburuan sosial terutama konstruksi Indonesia. Setelah selama dua
di proyek-proyek yang berlokasi di daerah yang puluh tahun tata kelola konstruksi di Indonesia
masih kurang berkembang. Namun, di sisi lain, berlangsung berdasarkan Undang-undang No.
keberadaan badan usaha jasa konstruksi asing 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, maka
secara tidak langsung meningkatkan atmosfir tahun ini merupakan masa terakhir dari proses
persaingan usaha dalam negeri, sehingga transformasi menuju tata kelola berdasarkan
justru memicu hal positif bagi peningkatan Undang-undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa
keandalan badan usaha jasa konstruksi nasional. Konstruksi. Para pemimpin nasional di sektor
Perusahaan nasional terpacu untuk lebih konstruksi, khususnya Kementerian Pekerjaan
meningkatkan kompetensinya, kualitas hasil Umum dan Perumahan Rakyat, telah merancang
kerjanya, dan seterusnya. bersama para stakeholders suatu peraturan
yang diharapkan dapat menjadi alat untuk
Iklim usaha jasa konstruksi yang cenderung mentransformasi sektor konstruksi, dengan
semakin kondusif akhir-akhir ini, telah membuka prinsip menjamin kesinambungan antara fungsi
peluang untuk masuknya investor asing. Para pembinaan dan fungsi pengembangan jasa
investor asing tidak saja mengalir modal dana konstruksi.
ke dalam negeri, investor asing juga membawa
teknologi terkini yang sangat berpotensi untuk Di samping itu, Tahun 2020 yang baru lalu
mendorong terjadinya transfer teknologi ke juga merupakan tahun istimewa untuk bangsa
para pelaku lokal. Pembangunan jaringan MRT Indonesia yang tengah bersiap untuk memasuki
Jakarta dan kereta api cepat Jakarta-Bandung, milenium pertama kemerdekaannya. Masa-masa
misalnya, membuka peluang bagi badan usaha belakangan ini, seluruh masyarakat dunia harus

18 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pendahuluan

beradaptasi secara cepat terhadap fenomena teknologi permesinan maupun teknologi


perubahan yang teknologi digital yang berdampak berbasis komputer dan internet seperti IoT, BIM,
pada semua aktivitas termasuk pola-pola dan visualisasi konstruksi.
penyelenggaraan konstruksi, yaitu Industrial
Revolution 4.0, serta dampaknya pada masyarakat, Transformasi digital selayaknya diadopsi oleh
atau yang dikenal sebagai Society 5.0. badan-badan usaha jasa konstruksi nasional
secara komprehensif. Transformasi digital bukan
Ketersediaan teknologi internet dan semata membutuhkan investasi dalam aspek
teknologi-teknologi pendukung lainnya, telah hardwares dan softwares namun mensyaratkan
memungkinkan berlangsungnya Revolusi Industri perubahan budaya dan kesiapan sumberdaya
4.0. Pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia manusia pelaku jasa konstruksi nasional di
yang sebelumnya banyak mengandalkan semua lini.
keunggulan jumlah tenaga kerja, berangsur-
angsur mulai memanfaatkan keunggulan Hingga saat ini, Indonesia dan seluruh masyarakat
teknologi dan kompetensi tenaga kerja sebagai dunia masih menghadapi pandemi COVID-19.
modal utama. Berbagai kemudahan ini telah Kita juga dihadapkan pada tantangan untuk
dimanfaatkan oleh badan-badan usaha jasa melakukan pemulihan kehidupan ekonomi dan
konstruksi nasional, semakin banyak proyek sosial, yang terdampak secara signifikan oleh
konstruksi yang menerapkan keunggulan pandemi tersebut. Pemerintah Indonesia telah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 19


gencar menggulirkan program vaksinasi, dengan Di tataran yang lebih tinggi, Pemerintah telah
harapan agar bisa mempercepat terbentuknya menerbitkan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang
herd immunity. Pemerintah juga telah mengambil Cipta Kerja. Latar belakang diberlakukannya UU
berbagai langkah penting untuk menggulirkan ini tentunya meliputi banyak hal. Salah satunya
kembali berbagai kegiatan ekonomi dan sosial adalah kompleksitas dan obesitas regulasi,
secara bertahap. Sektor konstruksi seperti juga baik di pusat maupun daerah, bahkan mencapai
seluruh sendi perekonomian nasional, adalah puluhan ribu peraturan. Hal ini juga terjadi di
sektor yang sangat terdampak negatif. sektor konstruksi; IMB, SKA, SBU, serta ijin-ijin
lainnya yang secara prinsip memang dibutuhkan,
Ke depan, sejalan dengan pemulihan ekonomi namun dalam pelaksanaannya malahan carut
dan sosial, kebutuhan akan jasa konstruksi akan marut sehingga seringkali justru merugikan
semakin meningkat, baik dalam nilai maupun masyarakat dan perekonomian nasional.
ragamnya. Belajar dari pengalaman melalui
berbagai situasi, khususnya krisis ekonomi Latar belakang lainnya adalah karena peringkat
dan kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini, daya saing Indonesia yang masih rendah.
dalam kondisi ekonomi dan kestabilan politik Ditunjukkan oleh kajian-kajian, beberapa faktor
yang semakin baik seharusnya usaha jasa utama permasalahan berbisnis di Indonesia
konstruksi nasional sudah lebih siap dan optimis antara lain korupsi, birokrasi yang tidak efisien,
menyongsong peluang dan tantangan konstruksi. kepastian kebijakan, dan ketenagakerjaan. Hal
Pengalaman ini telah mengajarkan kita mengenai ini juga sangat relevan dengan kondisi yang
pentingnya aset sosial masyarakat yang madani, kita alami sehari-hari dalam menyelenggarakan
untuk saling bantu bekerjasama. Indonesia sektor konstruksi.
harus bangkit dengan budaya konstruksi baru,
yang lebih mengedepankan prinsip-prinsip Dengan semangat mengatasi permasalahan-
sustainability untuk kemajuan bersama. permasalahan utama tersebut, UU Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja beserta PP
Menatap ke depan, bersama berkarya pelaksanaannya merupakan: i). sinkronisasi
menuju Indonesia Maju pengaturan terkait kemudahan perizinan
berusaha, ii). perlindungan, dan pemberdayaan
Era baru konstruksi Indonesia adalah sejalan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah,
dengan mulai diberlakukannya UU No 2 tahun iii). peningkatan ekosistem investasi, dan iv).
2017. Para penyusun UU ini bertujuan agar percepatan proyek strategis nasional yang
tercipta dampak dari penyelenggaraan sektor sebelumnya tersebar di berbagai Undang-
konstruksi nasional yang memiliki beberapa ciri Undang sektor.
berikut: i). penyelenggaraan yang lebih efektif,
ii). tata kelola struktur usaha yang lebih baik, Dengan dibantu dorongan dari tataran yang
iii). reformasi kelembagaan yaitu asosiasi jasa lebih tinggi dan lebih luas tersebut, saat ini
konstruksi yang terakreditasi dan reformasi adalah suatu momentum dan kesempatan
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi bagi insan konstruksi nasional untuk berubah,
(LPJK), serta iv). perkuatan rantai pasok. bertransformasi.

20 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pendahuluan

Tindak lanjut yang telah dilaksanakan di tahap Tingkat VUCA ini terlebih lagi kita alami di negara
awal adalah disusunnya PP No. 5 Tahun 2021 berkembang seperti di Indonesia.
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko dan PP No. 14 Tahun 2021 tentang Sektor konstruksi nasional adalah salah satu
Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang sektor yang secara alamiah memang sarat
Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 dengan kondisi VUCA. Sektor konstruksi harus
tentang Jasa Konstruksi. Dengan demikian, menyelesaikan proyek dalam lingkungan
dimulailah Era Baru Konstruksi Indonesia. fisik/alam yang selalu berbeda, pihak-pihak
terlibat yang banyak dan berbeda dari satu
Secara lebih spesifik, penerapan UU 11/2020 proyek ke proyek lainnya. Lingkup proyek
tentang Cipta Kerja di sektor konstruksi seringkali tidak terdefinisikan secara cukup
bertujuan untuk: matang, keinginan pemilik yang berubah-ubah,
• mewujudkan tata kelola yang baik berbasis melibatkan banyak kepentingan yang terkadang
landasan hukum yang kuat, saling bertolak belakang. Pihak pengguna jasa
• kemudahan perizinan berusaha, swasta berpotensi gagal bayar, pengguna jasa
• peningkatan efektifitas, efisiensi, dan Pemerintah terlambat bayar, masyarakat merasa
modernisasi pengadaan barang/jasa. terganggu, dan seterusnya. Pemerintah sebagai
• kemandirian sektor konstruksi, pengguna jasa terbesar seringkali berubah peran
• penciptaan lapangan kerja yang seluas- menggunakan posisi multinya yaitu sebagai
luasnya, pengguna jasa, sebagai regulator, sebagai
• meningkatkan perlindungan dan kesejahtera- fasilitator, dan sebagai corong perubahan
an tenaga kerja konstruksi. dengan tujuan tertentu. Tentunya ketimpang
peran antara pengguna dan penyedia jasa seperti
Di samping hal-hal yang mendasar tersebut ini menjadi tantangan tersendiri bagi badan-
sebagai kondisi prasyarat bagi perkembangan badan usaha jasa konstruksi nasional.
yang positif dan efektif, sektor konstruksi
mengalami tantangan kebutuhan adaptasi Karakteristik sektor konstruksi tersebut berada
terhadap transformasi digital dan lingkungan di tataran industri/sektor, di tingkat proyek,
ekosistem sektor konstruksi yang memang dan di internal badan usaha. Badan usaha jasa
memiliki karakteristik yang sangat menantang. konstruksi berada dalam ekosistem yang tidak
menentu dalam aspek permintaan/demand.
Sebagian besar aktivitas kita mencakup hal-hal Kontraktor sangat tergantung pada banyak
yang sangat sarat dengan kondisi yang dikenal pihak pendukungnya yaitu para subkontraktor
dengan VUCA, yaitu volatility (tingkat fluktuasi dan suppliers. Persaingan usaha sangat ketat
atau perubahan yang besar), uncertainty dan seringkali tidak sehat, sehingga keuntungan
(ketidakpastian yang tinggi), complexity usaha cenderung minim. Ditambah lagi hubungan
(masalah yang tidak sederhana melibatkan antara pengguna dan penyedia jasa yang kurang
banyak faktor, banyak parameter), dan ambiguity setara sebagai akibat dari ketimpangan supply-
(tidak jelas, data dan informasi sangat terbatas). demand di sektor konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 21


Dengan demikian, badan usaha jasa konstruksi dan pesaing dari badan usaha asing. Secara
harus mampu mengembangkan kapasitasnya umum, beberapa kesulitan tersebut adalah:
untuk mengantisipasi masalah, memahami i) Sistem pengelolaan data proyek yang sejak
berbagai konsekuensi dengan menyusun awal tidak memadai. Jumlah data proyek
rencana-rencana jangka pendek dan menengah sangat besar dan dalam berbagai format,
yang tajam, mempersiapkan diri terhadap serta dikelola oleh berbagai divisi di badan
berbagai kemungkinan di masa yang akan usaha. Sehingga, langkah awal adalah dengan
datang (sehingga rencana-rencana dibuat dalam memperbaiki sistem manajemen data yang
beberapa alternatif), serta yang tidak kalah lebih terintegrasi, sebelum suatu badan
pentingnya adalah kemampuan badan usaha usaha dapat memulai upaya transformasi
untuk menangkap kesempatan. Jadi, kondisi digital.
VUCA tidak semata dilihat sebagai sesuatu ii) Proses optimasi yang tidak dilakukan secara
ancaman namun sangat mungkin menjadi suatu serentak di berbagai fungsi/divisi. Sektor
kesempatan yang perlu segera diraih. konstruksi dikenal sebagai komunitas yang
sangat lambat dalam mengadopsi kemajuan
Sebagai upaya untuk meningkatkan teknologi baru. Teknologi-teknologi
kapasitasnya, badan usaha selayaknya tidak untuk kebutuhan konstruksi seringkali
ketinggalan dalam mengadopsi transformasi dikembangkan hanya untuk kebutuhan
digital di era Revolusi Industri 4.0, yang akan fungsi-fungsi atau divisi-divisi tertentu.
sangat berpotensi membantu proses bisnis Kita pahami bahwa, teknologi yang terbukti
secara lebih efektif, efisien, dan berkualitas. efektif di suatu konteks tertentu tentunya
belum tentu menjadi efektif pula apabila
Di negara-negara maju, akhir-akhir ini, badan diterapkan pada konteks yang lebih luas.
usaha melakukan investasi besar-besaran dalam Padahal, penyelenggaraan proses konstruksi
konteks transformasi digital. Terlebih dengan sangat membutuhkan kesinambungan data,
pandemi yang sudah berlangsung hampir dua informasi, dalam daur hidup konstruksi,
tahun, percepatan transformasi digital tidak mulai dari tahap perencanaan kebutuhan
dapat dielakkan. Di sektor konstruksi, terlihat sampai masa pemeliharaan aset dan proses
indikasi proyeksi yang terus meningkat terhadap membangun kembali. Kesenjangan dalam
investasi transformasi digital. penerapan transformasi digital di internal
suatu badan usaha justru akan menambah
Kebutuhan peningkatan efisiensi kinerja inefisiensi dan menambah keengganan para
perusahaan sangat dipahami, dan potensi pelaku untuk bertransformasi.
manfaat transformasi digital pun sangat disadari. iii) Para pelaku konstruksi enggan untuk belajar
Namun, kontraktor dan konsultan mengalami keahlian baru. Hal ini adalah masalah klasik
kesulitan besar dalam menerapkan rencana di ranah manajemen sumberdaya. Tenaga
perubahan internal ini. Badan-badan usaha yang kerja senior dan sudah sangat profesional
lambat dalam menerapkan transformasi digital berpengalaman kebanyakan tidak mau lagi
akan ketinggalan dari pesaingnya di dalam negeri belajar keahlian baru, tenaga kerja di lapangan

22 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pendahuluan

juga memiliki kapasitas yang terbatas dalam seimbang yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
mempelajari keahlian baru. Tantangan ini Pembangunan fasilitas fisik infrastruktur adalah
sangat penting untuk diatasi karena bila tidak salah satu bidang utama yang wajib merespon
dikelola secara efektif maka transformasi tantangan ini karena sangat kental dengan
digital akan gagal, karyawan terdemotivasi, isu sosial dan lingkungan, terlebih di negara
sistem baru yang mahal malahan tidak berkembang seperti di Indonesia.
termanfaatkan, dan juga risiko meningkatnya
human error karena ketidakmampuan dalam Dalam konteks pembangunan infrastruktur
menggunakan sistem yang lebih canggih. publik, pengambilan keputusan bukan saja
mempertimbangkan berbagai skenario selama
Seperti layaknya proses perubahan atau usia layannya, namun dituntut pula untuk
transformasi apa pun, transformasi digital mempertimbangkan kebutuhan generasi-
mensyaratkan pengelolaan perubahan (change generasi di masa yang akan datang, sesuai
management) yang efektif dari pimpinan. Para dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
pimpinan peran konstruksi masing-masing Pemerintah telah mulai menindaklanjutinya
perlu secara konsisten memberdayakan dengan berbagai aturan, salah satunya adalah
melalui pelatihan dan pendidikan di semua lini. disusunnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Dalam waktu yang bersamaan dengan proses dan Perumahan Rakyat Nomor 9 Tahun 2021
transformasi, proses bisnis dan workflows tetap tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi
harus dijaga agar berjalan dengan lancar. Yang Berkelanjutan yang menjadi standar untuk diacu
terpenting adalah membuka jalur komunikasi oleh sektor konstruksi secara lebih luas.
dua arah, selalu menegaskan tujuan yang
jelas dari upaya besar yang manfaatnya akan
dirasakan bukan hanya oleh para pelaku di badan
usaha (kenyamanan kerja, keselamatan kerja,
kesejahteraan perusahaan), namun juga hasil kerja
akan berdampak pada kemaslahatan masyarakat.

Di samping isu VUCA, dan transformasi digital,


hal ketiga yang harus menjadi perhatian kita Pembangunan berkelanjutan
bersama adalah penyelenggaraan pembangunan (sustainable) adalah
nasional yang menerapkan prinsip-prinsip
“development that meets the
sustainable construction. Pembangunan
berkelanjutan (sustainable) adalah “development needs of the present without
that meets the needs of the present without compromising the ability of
compromising the ability of future generations
future generations to meet their
to meet their own needs” (Brundtland Report,
1987). Untuk mewujudkannya disyaratkan own needs”
untuk mempertimbangkan tiga aspek secara (Brundtland Report, 1987).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 23


Dalam peraturan tersebut, “infrastruktur Maksud dan Tujuan Penyusunan
berkelanjutan” (sustainable infrastructure) Buku Konstruksi Indonesia Tahun
didefinisikan sebagai infrastruktur yang 2021
diselenggarakan dengan menggunakan
pendekatan konstruksi berkelanjutan. Dengan mengambil pelajaran dari masa lalu,
Sedangkan “konstruksi berkelanjutan” dan melihat ke depan dengan semangat
(sustainable construction) adalah sebuah optimisme, sekumpulan insan pelaku dan
pendekatan dalam melaksanakan rangkaian pemerhati sektor konstruksi nasional berkenan
kegiatan yang diperlukan untuk menciptakan untuk menyampaikan buah pikirannya dalam
suatu fasilitas fisik yang memenuhi tujuan suatu publikasi yang ilmiah populer berupa
ekonomi, sosial dan lingkungan pada saat ini dan kompilasi pengalaman empirik, hasil pengkajian,
pada masa yang akan datang, serta memenuhi sebagai referensi untuk implementasi dan
prinsip berkelanjutan. pengembangan kebijakan, serta strategi
pembinaan dan pengembangan industri
Dengan pemahaman tersebut, maka ke konstruksi.
depan kita harus menjawab tantangan utama
dalam penyelenggaraan infrastruktur dalam Buku Konstruksi Indonesia Tahun 2021 ini
menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. bertujuan untuk secara tidak langsung dapat
Penggunaan sumberdaya infrastruktur (yaitu berkontribusi pada “Peningkatan Kompetensi
lahan, material konstruksi, air, energi, dan Penyelenggaraan Pembinaan Konstruksi.”
ekosistem) dalam setiap tahap (mulai tahap Materi di buku ini dapat membantu “Mengelola
perencanaan sampai dengan tahap dekonstruksi) Pengetahuan dan Teknik Praktis yang diperoleh
harus mempertimbangkan prinsip keberlanjutan, dari Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Pembinaan
yang dimulai dengan kesamaan tujuan, kesamaan Jasa Konstruksi.” Berikutnya, juga sebagai
pemahaman, dan kesamaan rencana tindak upaya membagi pengalaman dan pembelajaran
dari semua pihak. Hal ini sangat tergantung bidang jasa konstruksi agar berkelanjutan
pada terciptanya sinergi antara Pemerintah, untuk Masyarakat Jasa Konstruksi, dan terakhir
sektor/pelaku konstruksi, akademisi/pakar, dan sebagai sarana diseminasi hasil pelaksanaan
masyarakat. Yang juga akan menjadi perhatian tugas dan fungsi Pembinaan Jasa Konstruksi
serius dari semua stakeholders di Era Baru yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan
Konstruksi adalah pentingnya perencanaan Umum dan Perumahan Rakyat.
tata ruang pembangunan infrastruktur yang
diselaraskan dengan mitigasi bencana dan
perubahan iklim.

24 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pendahuluan

Referensi

Soemardi, B. W. dan Pribadi, K. S. (editor), 2020.


20 Tahun LPJK: Konstruksi Indonesia
2001–2020, ITB Press

Ofori, George, 2021. “ Construction Industry


Development in Developing Countries:
new Challenges and Proposed Agenda
in VUCA World,” Keynote Speech at
I-CENTROID 2021, Universitas Andalas
(Online), Padang, Indonesia, 24-25 August
2021.

Licata, Angie, 2020. “Three Digital


Transformation Challenges Construction
Companies Face and How to Overcome
Them,” Construction Magazine, Associated
General Contractors of America (AGC),
Online Exclusives, diakses 29 September
2021.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 25


02

Cipta Kerja dalam


Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
2.1
PERIZINAN BERUSAHA
DALAM RANGKA
MENINGKATKAN EKOSISTEM
INVESTASI DAN KEGIATAN
BERUSAHA
Wahyu Utomo
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sedikit banyak menahan akselerasi


transformasi yang sedang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, dimana
konsentrasi hampir sebagian besar teralihkan ke sektor kesehatan dan sektor
pemulihan ekonomi. Pandemi COVID-19 memaksa sektor kesehatan berbenah
cepat sementara berbagai kebijakan pembatasan mobilitas yang dilakukan
mengakibatkan banyak sektor terdampak. Memasuki tahun 2021, momentum
pemulihan ekonomi Indonesia dimasa pandemi COVID-19 terus ditingkatkan. Pada
Triwulan II-2021, kinerja perekonomian nasional mampu kembali tumbuh positif
sebesar 7,07% dengan sejumlah leading indicator yang menunjukkan perbaikan.
Tercatat, PDB Indonesia di Q1-2021 hanya terkontraksi -0,74% (yoy), relatif baik
dibandingkan peers dan negara lain di dunia. Salah satu indikator perbaikan ini
adalah pada sektor investasi dimana potensi investasi indonesia terus bertumbuh
di tengah pandemi yang belum berakhir.

28 Era Baru Industri Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Gambar 2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia % YoY
Sumber : BPS, diolah

Pertumbuhan realisasi investasi di Triwulan Terbitnya UUCK merupakan terobosan dalam


II-2021 terjadi pada proyek Penanaman Modal upaya melakukan transformasi ekonomi dalam
Dalam Negeri (PMDN) maupun pada proyek rangka memacu pertumbuhan ekonomi menjadi
Penanaman Modal Asing (PMA) di berbagai lebih cepat, sehingga Indonesia dapat segera
sektor. Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi keluar dari Middle Income Trap. Adanya UUCK
Penanaman Modal (BKPM)1) mempublikasikan juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan
bahwa realisasi investasi selama periode April perizinan akibat adanya regulasi yang tidak
– Juni 2021 mencapai Rp223,0 triliun. Data ini harmonis, tumpang tindih, serta bersifat
menunjukan adanya peningkatan investasi sektoral yang ada baik di tingkat pemerintah
sebesar 16,2% dibandingkan periode yang sama pusat maupun pemerintah daerah.
di tahun 2020, yakni sebesar Rp191,9 triliun.
Secara kumulatif capaian investasi Triwulan- AMANAT UNDANG – UNDANG NO. 11
II 2021 telah mencapai Rp442,8 triliun dan TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
menyumbang 49,2% terhadap target investasi
tahun 2021 yang telah disesuaikan menjadi Pandemi COVID-19 menghadapkan Indonesia
Rp900 triliun. Realisasi investasi tersebut disisi pada situasi yang tidak mudah. Pemerintah
lain memberikan dampak positif terhadap terus berupaya untuk mengatasi pandemi
penyerapan tenaga kerja Indonesia yang COVID-19 serta mendorong program pemulihan
mencapai 623.715 orang secara kumulatif pada ekonomi nasional dan memberikan perlindungan
periode yang sama. sosial bagi masyarakat. Bersamaan dengan itu,
Pemerintah tetap berkomitmen menjalankan
Pertumbuhan investasi tersebut tidak lepas transformasi ekonomi diantaranya melalui
dari usaha keras pemerintah untuk mendorong kehadiran UU No. 11 Tahun 2020 tentang
adanya perbaikan ekosistem investasi dalam Cipta Kerja (UUCK) yang diundangkan pada 2
bentuk reformasi struktural yang diamanatkan November 2020. Terbitnya UUCK memberikan
melalui penerbitan UU No. 11 Tahun 2020 tentang perubahan dalam proses perizinan dan
Cipta Kerja (UUCK) dan Peraturan turunannya. perluasan bidang usaha untuk investasi, dimana

1
https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/siaran-pers/readmore/2426201/73001

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 29


diharapkan mampu mendorong percepatan diawali dengan menetapkan pendekatan
investasi dan pembukaan lapangan kerja baru. berbasis risiko (risk-based approach) sebagai
Dengan metode Omnibus Law, sebanyak 79 dasar untuk menentukan jenis perizinan
Undang–Undang direvisi dan disederhanakan berusaha. Perizinan berusaha berbasis risiko
menjadi 1 (satu) UU. UUCK terdiri atas 186 Pasal dilaksanakan berdasarkan penetapan tingkat
dan 15 Bab, dan memiliki 51 peraturan turunan risiko dan peringkat skala usaha kegiatan usaha
dalam bentuk PP/Perpres serta mengatur 11 yang diatur dalam Pasal 7 ayat (1) UU Cipta Kerja.
klaster, diantaranya peningkatan ekosistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko mengusung
investasi dan kegiatan usaha, perizinan konsep “trust but verify”, yang artinya Pemerintah
berusaha, ketenagakerjaan, dukungan koperasi akan memberikan kepercayaan (trust) kepada
dan UMKM, dukungan riset dan inovasi, para pelaku usaha dengan memberikan berbagai
pengadaan lahan, kawasan ekonomi, kemudahan kemudahan dan kecepatan dengan berbagai
berusaha, investasi pemerintah pusat dan terobosan dalam mendapatkan perizinan
Percepatan PSN, administrasi pemerintahan, berusaha, tetapi di saat yang bersamaan,
dan pengenaan sanksi. Berdasarkan Bab III Pemerintah juga mendorong penguatan pada
pasal 6 UUCK, peningkatan ekosistem investasi pelaksanaan pengawasan (but verify) dalam
dan kemudahan berusaha didukung dengan pelaksanaan kegiatan usaha. Melalui penerapan
adanya Penerapan Perizinan berusaha berbasis konsep perizinan berusaha berbasis risiko,
risiko, serta penyederhanaan persyaratan dasar Indonesia akan memasuki babak baru dalam
perizinan berusaha, perizinan berusaha sektoral
dan perizinan persyaratan investasi. UUCK
diharapkan mampu memberikan kemudahan
dalam perizinan, meningkatkan serapan tenaga
kerja dengan penciptaan lapangan kerja baru
melalui peningkatan investasi dengan tetap
meningkatkan dan memastikan perlindungan
bagi para pekerja atau buruh serta memberikan
ruang yang besar untuk penguatan Usaha Mikro, Perizinan Berusaha Berbasis
Kecil, dan Menengah (UMKM). Risiko mengusung konsep
“trust but verify”, yang artinya
Paradigma Baru Perizinan Berusaha
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko merupakan Pemerintah akan memberikan
paradigma baru dalam percepatan proses kepercayaan (trust) kepada
perizinan untuk meningkatkan daya saing
para pelaku usaha dengan
investasi di Indonesia. Melalui Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2021 tentang memberikan berbagai kemudahan
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis dan kecepatan dengan berbagai
Risiko, Pemerintah menegaskan untuk memulai
terobosan dalam mendapatkan
pelaksanaan reformasi perizinan berusaha di
Indonesia. Bentuk reformasi perizinan berusaha perizinan berusaha.

30 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

mekanisme layanan perizinan berusaha oleh Menteri/Kepala Lembaga yang mengatur


instansi pemerintah yang dilakukan di tingkat Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada
pusat maupun daerah. Saat ini dibutuhkan suatu Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
penyesuaian, khususnya untuk kegiatan usaha Risiko Sektoral. Penyederhanaan ini diberikan
dengan tingkat risiko menengah, dimana jenis baik dari memulai kegiatan usaha hingga
perizinan berusaha yang dipersyaratkan berupa pelaksanaan kegiatan usaha. Reformasi regulasi
Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat tersebut mendorong perbaikan iklim investasi
Standar. Indonesia dan memberikan sentimen positif
bagi para investor untuk tetap merealisasikan
Dalam rangka meningkatkan ekosistem investasi investasinya di kondisi pandemi ini.
dan kegiatan berusaha, Pemerintah mendorong
percepatan penerbitan perizinan berusaha Penilaian terhadap risiko dilakukan melalui
yang lebih sederhana dan pengawasan yang penentuan tingkat risiko atas terjadinya cedera
terkoordinasi, transparan, dan akuntabel. atau kerugian, terdiri dari 3 (tiga) tingkatan
Perizinan berusaha berbasis risiko ini tertuang yaitu rendah, menengah, tinggi, dengan
dalam Peraturan Turunan UU Cipta Kerja dalam mempertimbangkan 5 (lima) aspek risiko
PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan yaitu kesehatan, keselamatan, lingkungan,
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya, dan
PP 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan aspek risiko lainnya disesuaikan dengan kegiatan
Perizinan Berusaha di Daerah serta Peraturan usaha.

Gambar 2.1.2. Penentuan Tingkat Risiko


Sumber : Kemenko Perekonomian, 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 31


Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha disebutkan terdapat beberapa perubahan dalam
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis perizinan berusaha diantaranya Konfirmasi
Risiko termuat dalam Sistem Perizinan Berusaha Kesesuaian Pemanfaatan Ruang, Persetujuan
Terintegrasi Secara Elektronik atau yang disebut Lingkungan, Persetujuan Bangunan Gedung dan
Sistem Online Single Submission (OSS). Sistem Sertifikat Laik Fungsi.
ini wajib digunakan oleh Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab/Kota, Pelaksanaan perizinan berusaha salah satunya
Administrator KEK, Badan Pengusahaan KPBPB, diimplementasikan melalui pemberian perizinan
dan Pelaku Usaha. Pemerintah memberlakukan berusaha dalam rangka percepatan pelaksanaan
Perizinan Berusaha berbasis Risiko dalam Sistem Proyek Strategis Nasional (PSN). Hal ini dapat
OSS mulai tanggal 2 Juli 2021. Pelaku usaha yang mendorong terciptanya iklim investasi yang
akan memulai ataupun melaksanakan kegiatan kondusif serta meningkatkan perekonomian
usaha harus memenuhi persyaratan dasar Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut,
perizinan berusaha. Persyaratan dasar tersebut Pemerintah melaksanakan pembangunan
terdiri dari Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan infrastruktur secara masif dan merata dengan
Ruang (KKPR), Persetujuan Lingkungan, dan backbone utama akselerasi melalui Proyek
Persetujuan Bangunan Gedung, dan Sertifikat Strategis Nasional (PSN). Tujuannya bukan
Laik Fungsi. Dalam pasal 5 PP No. 5 Tahun 2021 hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Gambar 2.1.3. Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha


Sumber : Kementerian Investasi, 2021

32 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

dan mempersempit jurang kesenjangan, kawasan industri telah berdiri dan memberikan
melainkan juga untuk menyatukan Indonesia dan banyak manfaat bagi masyarakat
mewujudkan keadilan sosial. Dengan demikian,
pembangunan infrastruktur saat ini dapat Isu Strategis Pelaksanaan PSN
ditafsirkan sebagai aktivitas menanamkan modal Terbitnya PP No. 42 Tahun 2021 tentang
berharga untuk bertransformasi menjadi negeri Kemudahan Proyek Strategis Nasional (PSN)
modern dengan peradaban tinggi dan mampu tentunya tidak lepas dari isu yang terjadi di
bersaing dengan negara negara maju. dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur
di lapangan. Dalam perjalanannya, terdapat
PROYEK STRATEGIS NASIONAL beberapa isu dalam penyelenggaraan PSN,
diantaranya:
Proyek Strategis Nasional (PSN) merupakan • Pendanaan dan Pembiayaan
Proyek dan/atau program yang dilaksanakan Keterbatasan APBN dalam pendanaan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau infrastruktur dan kondisi pandemi COVID-19
Badan Usaha yang memiliki sifat strategis untuk menjadikan isu pendanaan dan pembiayaan
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan proyek menjadi salah satu fokus utama
dalam rangka upaya penciptaan kerja dan dalam percepatan penyediaan PSN. Secara
peningkatan kesejahteraan masyarakat. umum, permasalahan terkait pendanaan
Koordinasi, pemantauan, dan debottlenecking dan pembiayaan proyek infrastruktur
percepatan penyediaan PSN dilakukan oleh yaitu keterbatasan pendanaan oleh APBN,
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur kebutuhan pendanaan tambahan proyek dan
Prioritas (KPPIP) yang diketuai Menteri kebutuhan alternatif pembiayaan lain, serta
Koordinator Bidang Perekonomian. Daftar PSN kapasitas fiskal badan usaha pelaksana.
pertama kali ditetapkan melalui Perpres No. 3 • Isu Perencanaan dan Penyiapan
Tahun 2016 dengan revisi terakhir melalui Perpres Beberapa isu yang dialami PSN terkait
No. 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga penyiapan dan perencanaan yaitu terkait
atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 regulasi dan perubahan perencanaan proyek,
tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis kajian dan dokumen perencanaan serta
Nasional dan Permenko Perekonomian No. 7 Tahun dukungan pemerintah yang diharapkan.
2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis • Isu Konstruksi
Nasional yang diterbitkan pada bulan September Pelaksanaan konstruksi proyek infrastruktur
2021 dengan jumlah PSN sebanyak 208 Proyek pada masa pandemi COVID 19 menghadapi
dan 10 Program. Proyek yang ditetapkan menjadi tantangan tersendiri terkait jadwal
PSN akan mendapatkan beberapa fasilitas dan pelaksanaan proyek yang terdampak dengan
kemudahan yang dituangkan dalam PP No. 42 adanya pembatasan. Selain itu beberapa
Tahun 2021. Tercatat dari tahun 2016 hingga Juni hambatan pada pelaksanaan konstruksi
2021 sebanyak 110 PSN telah selesai dengan nilai yaitu kondisi alam yang kurang mendukung,
investasi Rp604 triliun. Berbagai macam bentuk adanya perubahan rencana konstruksi akibat
infrastruktur baru mulai dari bandara, jalan tol, beberapa penyesuaian, dan keterbatasan
pelabuhan, bendungan, saluran irigasi, hingga dana pelaksanaan konstruksi proyek.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 33


• Isu Pengadaan Tanah dalam bentuk jaminan pemerintah, percepatan
Pengadaan tanah menjadi salah satu isu penyelesaian masalah teknis maupun hukum dan
dominan, khususnya pada PSN. Beberapa pengadaan barang dan jasa, dukungan penyiapan
hal yang dilaporkan berkaitan dengan dana dan kelayakan proyek, serta pemantauan dan
pengadaan tanah, konflik pengadaan tanah debottlenecking proyek yang dilakukan untuk
milik instansi pemerintahan/ tanah wakaf/ percepatan penyediaan proyek dan/atau
tanah kas desa, pengurusan perizinan program.
pengadaan tanah, sengketa dan isu sosial
yang terjadi di masyarakat, serta teknis PSN juga termasuk bidang usaha prioritas yang
konstruksi yang terhambat akibat pengadaan secara khusus tercantum dalam Bab ke-V UU
tanah yang parsial/ bagian-bagian. Cipta Kerja, dimana bab tersebut mengatur
Investasi Pemerintah Pusat dan Kemudahan
Fasilitas Proyek Strategis Nasional Proyek Strategis Nasional. Sebagai turunan dari
Berdasarkan Perpres No. 109 tahun 2020, penerbitan UU Cipta Kerja, maka diterbitkan PP
terdapat sejumlah fasilitas yang didapatkan No. 42 Tahun 2021 tentang Kemudahan PSN,
oleh proyek dan/atau program yang termasuk sebagai upaya penyelesaian isu dan hambatan
dalam daftar PSN. Fasilitas tersebut mencakup serta memberikan fasilitas kemudahan dalam
percepatan dan pendanaan pengadaan tanah, percepatan pelaksanaan PSN. PP ini terdiri atas
pembebasan bea perolehan hak atas tanah dan 13 bab yang berisi 51 pasal dan 2 lampiran yang
bangunan Pemda untuk PSN, penyelesaian izin & mengatur kemudahan dalam setiap tahapan
non-izin elektronik, serta penyesuaian kerangka proyek, yakni mulai dari perencanaan, penyiapan,
perencanaan tata ruang. Selanjutnya, proyek transaksi, konstruksi, serta pasca konstruksi,
PSN juga mendapatkan dukungan pemerintah meliputi operasi dan pemeliharaan.

Gambar 2.1.4. PP No.42 Tahun 2021 tentang Kemudahan Proyek Strategis Nasional
Sumber : KPPIP,2021

34 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Pada tahap perencanaan, Pemerintah/Lembaga/ pemilihan Panel Badan Usaha, sedangkan


Badan Usaha selaku PJPK proyek dapat untuk proyek Unsolicited dilakukan dengan
mengidentifikasi dan mengajukan percepatan memberikan right to match kepada Badan Usaha
terhadap perizinan dan non-perizinan berusaha Pemrakarsa. Pemberian hak eksklusif kepada
yang dibutuhkan. Selanjutnya, Menteri yang Badan Usaha pemenang pengadaan dilakukan
berwenang akan menindaklanjuti penyelesaian setelah penetapan. Pemenuhan pembiayaan
masalah tersebut untuk memulai pelaksanaan (Financial Close) perlu diselesaikan dalam waktu 9
PSN. Percepatan penyelesaian perizinan dan bulan, dan dapat diperpanjang oleh PJPK selama
non perizinan ini mencakup rekomendasi atas 3 bulan apabila kegagalan perolehan pembiayaan
penyesuaian rencana induk sektoral dan tata bukan disebabkan oleh Kelalaian BUP. Untuk
ruang (darat dan laut) untuk mengakomodir PSN, perpanjangan jangka waktu untuk kedua kalinya
studi lingkungan hidup dan penggunaan kawasan PJPK harus mendapatkan persetujuan dari
hutan, serta pengadaan tanah melalui mekanisme Menteri yang berwenang.
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum.
Selain itu, untuk PSN dengan sumber pendanaan Pada tahap konstruksi, Kementerian/Lembaga
non-APBN/non-APBD dapat diberikan juga (K/L) perlu menyusun standar keamanan,
dukungan Pemerintah untuk percepatan proyek. keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan
untuk setiap konstruksi PSN sesuai dengan
Pada tahap penyiapan, ditetapkan standar kewenangannya. Kewajiban pengajuan
minimum proyek dan dukungan dalam penyiapan permohonan Uji Kelayakan Konstruksi (ULK)
proyek. Dukungan penyiapan proyek ini dapat wajib dilakukan 30 hari kalender sebelum
berupa Project Development Facilities (PDF) untuk provisional hand over proyek kepada Penyedia
PSN dengan sumber pendanaan non-APBN/non- Jasa Konstruksi. Percepatan penerbitan
APBD yang meliputi fasilitas penyiapan; dan/ Sertifikat Kelaikan Fungsi Konstruksi oleh K/L
atau pendampingan transaksi. Selain itu apabila akan dilakukan sesuai dengan norma standar
terdapat persinggungan dengan aset BUMN, prosedur dan kriteria yang berlaku.
menteri/kepala lembaga dan Pemerintah Daerah
bersama dengan BUMN dapat menetapkan Pada tahap operasi dan pemeliharaan, setelah
Service Level Agreement. konstruksi PSN selesai, Menteri/Kepala Lembaga,
Gubernur, atau Bupati/Walikota wajib menyusun
Pada tahap transaksi, kemudahan dalam rencana pengoperasian dan pemeliharaan PSN
penyelenggaraan PSN mencakup dalam tahap yang dananya bersumber dari APBN/APBD, yang
penyiapan transaksi hingga financial close. Pada paling sedikit memuat rencana bisnis atau rencana
tahap ini Pemerintah dapat memberikan jaminan kerja dan rencana anggaran. Saat perjanjian
Pemerintah Pusat atas risiko politik yang kerjasama berakhir, PJPK wajib menyelesaikan
mungkin muncul dalam pelaksanaan proyek. inventarisasi dan rencana pengelolaan asset
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana (BUP) dalam paling lama 6 bulan sebelumnya. Kementerian
PSN ditetapkan setelah penetapan lokasi dan Keuangan juga akan mendorong upaya percepatan
penyiapan proyek oleh PJPK. Untuk proyek peralihan aset menjadi Barang Milik Negara /
Solicited, pemilihan BUP dapat dilakukan melalui Barang Milik Daerah, dimana pengelolaan BMN/

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 35


BMD tersebut dilakukan sesuai peraturan berlaku PP tersebut antara lain PP No. 74 Tahun 2020
dan dapat dikerjasamakan dengan Badan Usaha tentang Lembaga Pengelola Investasi, PP No.
untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan
infrastruktur. dan Tanah Terlantar; PP No. 43 Tahun 2021
tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Antara
Selain mendorong kemudahan dalam setiap Tata Ruang dengan Kawasan Hutan, Izin dan/
tahapan proyek, PP No. 42 Tahun 2021 juga atau Hak Atas Tanah; PP No. 21 Tahun 2021
menyediakan kemudahan dalam percepatan tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; PP
pengadaan barang/jasa pemerintah, serta No. 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
pembentukan Panel untuk mempersingkat waktu Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
pengadaan di tahap penyiapan dan transaksi. Kepentingan Umum; PP No. 23 Tahun 2021
Panel ini terdiri atas Panel Konsultan untuk tentang Penyelenggaraan Kehutanan; PP No.
percepatan penyediaan jasa konsultansi dan 64 Tahun 2021 tentang Badan Bank Tanah; PP
Panel Badan Usaha untuk percepatan penyediaan No. 40 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Badan Usaha dalam pelaksanaan PSN. Kawasan Ekonomi Khusus; dan PP No. 18 Tahun
2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah,
Sebagai dukungan dari terbitnya PP No. 42 Tahun Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah.
2021 tentang Kemudahan PSN, sampai saat ini Implementasi Peraturan Pemerintah yang
terdapat 9 (sembilan) Peraturan Pemerintah mendukung Kemudahan PSN ini akan terus
Turunan UU Cipta Kerja yang dapat memberikan didorong untuk meningkatkan iklim investasi
fasilitas dukungan percepatan PSN. Beberapa dalam percepatan penyediaan PSN.

Gambar 2.1.5. Pemberian Fasilitas Dukungan dalam Lingkup Percepatan PSN


Sumber : KPPIP,2021

36 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Saat ini, Pengembangan Skema Pendanaan dengan penyertaan modal awal oleh pemerintah
Inovatif terus dilakukan untuk mendukung diperkirakan mencapai Rp15 triliun. LPI
Keberlanjutan Penyediaan Infrastruktur. berfungsi mengelola Investasi LPI dan bertugas
Strategi dan rekomendasi skema pembiayaan merencanakan, mengawasi dan mengendalikan
infrastruktur terus dikembangkan dan Investasi. Selain itu, terdapat juga berbagai skema
disempurnakan oleh Pemerintah untuk pendanaan lainnya seperti Hak Pengelolaan
mengurangi beban ekuitas dan Penyertaan Terbatas (HPT) dan Perolehan Peningkatan Nilai
Modal Negara (PMN). Berdasarkan amanat UU Kawasan/ Land Value Capture (LVC).
Cipta Kerja, terdapat institusi baru diantaranya
Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dan Bank Sedangkan Bank Tanah merupakan amanat
Tanah. Pembentukan Lembaga Pengelola dalam melaksanakan ketentuan Pasal 135
Investasi (LPI) sebagai Pelaksana Investasi UUCK, yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah Pusat bertujuan untuk meningkatkan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2021 tentang Badan
dan mengoptimalkan nilai asset pada jangka Bank Tanah. Bank Tanah adalah badan khusus
panjang dan upaya mendukung pembangunan (sui generis) yang merupakan badan hukum
yang berkelanjutan. Pembentukan LPI Indonesia yang dibentuk oleh Pemerintah Pusat.
didasarkan pada PP no. 73/2020 tentang Modal Bank Tanah memiliki kewenangan khusus untuk
Awal Lembaga Pengelola Investasi dan PP No. menjamin ketersediaan tanah dalam rangka
74/2020 tentang Lembaga Pengelola Investasi ekonomi keadilan untuk kepentingan umum,

Gambar 2.1.6. Pola Investasi yang dilakukan melalui LPI


Sumber : KPPIP,2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 37


kepentingan sosial, kepentingan pembangunan 2021, Pemerintah mengekskalasi perizinan
nasional, pemerataan ekonomi, konsolidasi dengan terobosan kebijakan pemanfaatan ruang
lahan, dan reforma agraria. Bank Tanah memiliki melalui Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
tugas untuk melakukan perencanaan; perolehan Ruang (KKPR) tercantum dalam PP No. 21
tanah yang dapat bersumber dari penetapan Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan
pemerintah dan pihak lain; pengadaan tanah Ruang. Hal ini dilakukan sebagai penilaian KKPR
bagi pembangunan untuk kepentingan umum; dengan Rencana Tata Ruang serta sebagai dasar
pengelolaan tanah dari kegiatan pengembangan, administrasi pertanahan. Berdasarkan pasal 100
pemeliharaan dan pengamanan, dan – 115 dan Pasal 135 – 143, KKPR akan diberikan
pengendalian tanah; pemanfaatan tanah melalui pada 3 (tiga) kegiatan yaitu kegiatan berusaha,
kerja sama pemanfaatan dengan pihak lain; kegiatan non berusaha, dan kegiatan kebijakan
dan pendistribusian tanah dengan melakukan yang bersifat strategis nasional. Serta terdapat
kegiatan penyediaan dan pembagian tanah. 3 (tiga) jenis KKPR yang akan diberikan terdiri
dari konfirmasi KKPR, persetujuan KKPR, dan
Penyelenggaraan Penataan Ruang dan rekomendasi KKPR. Landasan utama dalam
Pengadaan Tanah dalam Mendukung Perizinan pemberian KKPR ini adalah Rencana Detail Tata
Berusaha Ruang atau RDTR. Sehingga Pemerintah perlu
Keselarasan penataan ruang sebagai pintu mendorong dan mempercepat ketersedian
masuk dari pada investasi. Sebagai persyaratan rencana detail di setiap daerah, sehingga tidak
dasar dalam perizinan berusaha yang menghambat dalam proses perizinan berusaha.
sebagaimana telah diatur dalam PP No. 5 Tahun

Gambar 2.1.7. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR)


Sumber : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, 2021

38 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Gambar 2.1.8. Amanat Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang, Kawasan Hutan, Izin, dan/atau
Hak Atas Tanah dalam PP.No. 43/2021
Sumber : Sekretariat Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta,2021

Pemerintah juga mendorong penyelesaian perizinan berusaha sebagai upaya percepatan


ketidaksesuaian antara rencana tata ruang dan pembangunan kawasan dan infrastruktur.
kawasan hutan, izin, dan/atau Hak Atas Tanah Debottlenecking pengadaan tanah telah
dalam PP No. 43 Tahun 2021. Penyelesaian termuat dalam PP No. 19 Tahun 2021 tentang
permasalahan ketidaksesuaian selanjutnya Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
disusun dengan memperhatikan regulasi yang Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
berlaku di setiap sektor. Definisi ketidaksesuaian Pemerintah memperluas lingkup kepentingan
yang diatur yakni Kondisi Tumpang Tindih umum dengan tambahan 6 (enam) jenis
terkait Batas Daerah, Rencana Tata Ruang, kegiatan yaitu Kawasan Industri Hulu-
Kawasan Hutan, Izin, Konsesi, Hak Atas Tanah, Hilir Migas, Kawasan Ekonomi Khusus,
Hak Pengelolaan, Garis Pantai, RTRL, RZ KSNT, Kawasan Industri, Kawasan Pariwisata,
RZ KAW, RZWP-3-K, dan/atau Perizinan terkait Kawasan Ketahanan Pangan, dan Kawasan
Kegiatan yang Memanfaatkan Ruang Laut. Pengembangan Teknologi. Objek Pengadaan
Tanah berupa Tanah Aset Pemerintah Pusat,
Selain dukungan tata ruang dalam perizinan Daerah, BUMN, BUMD, dll maka penyelesaian
berusaha, pengadaan tanah menjadi Status Tanah sampai dengan Penetapan Lokasi.
salah satu isu yang dihadapi dalam proses

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 39


Kesimpulan

1. Terbitnya UU No. 11 Tahun 2020 tentang


Cipta Kerja (UUCK) memberikan perubahan
dalam proses perizinan dan perluasan bidang
usaha untuk investasi, yang diharapkan
mampu mendorong percepatan investasi dan
pembukaan lapangan kerja baru. UUCK terdiri
atas 186 Pasal dan 15 Bab, dan memiliki 51
peraturan turunan dalam bentuk PP/Perpres
serta mengatur 11 klaster.
2. Paradigma baru dalam UUCK yakni Perizinan
Berusaha Berbasis Resiko menjadikan Tata
Ruang sebagai dasar dalam pemberian
perizinan melalui Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR), selain itu
perizinan dasar lainnya adalah Persetujuan
Lingkungan, Persetujuan Bangunan Gedung
dan Sertifikat Laik Fungsi
3. Fasilitas Kemudahan penyelenggaraan
PSN mencakup percepatan dan pendanaan
pengadaan tanah, pembebasan bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan Pemda untuk
PSN, penyelesaian izin & non-izin elektronik,
serta penyesuaian kerangka perencanaan
tata ruang
4. Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang,
Kawasan Hutan, Izin, dan/atau Hak Atas Tanah
(PP 43/2021) menjadi salah satu dukungan
tata ruang dalam perizinan berusaha.

Presiden RI Joko Widodo,


Menjelajahi Jalan Trans Papua

40 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 41


2.2
CAPAIAN DAN ARAH
PENGEMBANGAN
JASA KONSTRUKSI
DALAM MENDUKUNG
PEMBANGUNAN NASIONAL
Dewi Chomistriana
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Tri Berkah
Kepala Bagian Hukum, Informasi Jasa Konstruksi, dan Komunikasi Publik,
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Aprilia Gayatri
Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan Ahli Muda

Bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan beberapa visi ke


depan yaitu (1) pembangunan infrastruktur sebagai konektivitas dengan kawasan
produksi rakyat, industri kecil, ekonomi khusus, pariwisata, dan sebagainya, (2)
pembangunan SDM, (3) kemudahan investasi untuk membuka lapangan kerja
melalui percepatan proses perizinan dan menghilangkan semua hambatan,
(4) reformasi birokrasi melalui reformasi struktural, dan (5) penggunaan APBN
yang tepat dan fokus sasaran untuk memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan
kesejahteraan rakyat.1)

42 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak hanya berbicara mengenai jasa saja tetapi
merupakan prioritas utama sebagai pilihan memperluas lingkupnya yaitu meliputi jasa dan
yang logis dan strategis dalam meningkatkan rantai pasoknya. Selain itu juga terkait klasifikasi
daya saing Indonesia sekaligus untuk tenaga kerja konstruksi dari ASMET menjadi
mengejar ketinggalan. Berdasarkan data Klasifikasi berdasarkan bidang keilmuan yang
Global Competitiveness Index (GCI), WEF, 2017, terkait Jasa Konstruksi (antara lain arsitektur,
indeks daya saing infrastruktur Indonesia pada sipil, mekanikal, tata lingkungan, dan manajemen
tahun 2017-2018 berada di urutan ke 52, dan ini pelaksanaan), reformasi kelembagaan
mengangkat indeks daya saing global Indonesia masyarakat jasa konstruksi, peningkatan
yang menempati peringkat 36.2) Arah kebijakan penerapan Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,
yang bertumpu pada pembangunan infrastruktur dan Keberlanjutan Konstruksi, dan modernisasi
untuk mengungkit daya saing maka berdampak jasa konstruksi melalui pemanfaatan teknologi
pada alokasi anggaran infrastruktur yang sistem informasi.
meningkat dari tahun ke tahun yaitu Rp269,1
triliun (2016), Rp381,2 triliun (2017), Rp394,0
triliun (2018), Rp394,1 triliun (2019), Rp281,1 triliun
(2020), dan Rp417,4 triliun (2021).3)

Pembangunan infrastruktur tidak akan terlepas


dari dukungan sektor konstruksi. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), konstruksi
merupakan salah satu sektor yang mempunyai
Berdasarkan data Badan Pusat
kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Statistik (BPS), konstruksi
Bruto (PDB) nasional yaitu 10,49% (2017), 10,53% merupakan salah satu sektor
(2018), 10,61% (2019), dan 10,24% (2020).4)
Peningkatan kontribusi tersebut seiring
yang mempunyai kontribusi
dengan dunia konstruksi yang terus mengalami signifikan terhadap Produk
perkembangan paradigma sejak lahirnya Domestik Bruto (PDB) nasional
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi dimana pengaturannya masih
yaitu 10,49% (2017), 10,53%
banyak terkait pemberian layanan jasa sampai (2018), 10,61% (2019), dan
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 10,24% (2020).
tentang Jasa Konstruksi yang pengaturannya

1
Joko Widodo, “Visi Indonesia.” Pidato Presiden pada Pidato Pertama Presiden Terpilih Pilpres 2019, Sentul 14 Juli 2019.
Visi Indonesia disampaikan oleh Presiden Jokowi di Sentul, 14 Juli 2019.
2
Joko Widodo, “Pengantar”, di dalam Infrastruktur Meningkatkan Daya Saing, ed. Basuki Hadimuljono, (Jakarta:
Desember 2017), hal. viii.
3
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Informasi APBN 2021: Percepatan Pemulihan dan Penguatan Reformasi,
(Jakarta, 2021), hal. 30.
4
Badan Pusat Statistik, “Kontribusi PDB Sektoral (Berdasarkan Nilai Tetap 2010)”, di dalam 20 Tahun LPJK: Konstruksi
Indonesia 2001-2020, ed. LPJK, (ITB Press, 2020), hal. 5.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 43


Dalam perjalanannya ada beberapa isu strategis konstruksi memiliki kompetensi yang dalam hal
terkait pembinaan jasa konstruksi diantaranya: ini dibuktikan dengan sertifikat kompetensi kerja
1. Peningkatan kompetensi Tenaga Kerja konstruksi. Di sisi lain standar kompetensi kerja
Konstruksi (TKK) nasional Indonesia (SKKNI) serta modul pelatihan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kompetensi untuk mendukung penyelenggaraan
kondisi tenaga kerja konstruksi Indonesia masih pelatihan dan sertifikasi kompetensi kerja
didominasi TKK berpendidikan SMA ke bawah konstruksi masih terus disempurnakan
(70%). Tampak dalam Gambar 2.2.1. mengingat perkembangan metode dan teknologi
serta kebutuhan industri konstruksi yang cepat.
Selain itu dari total 8.300.297 TKK di Indonesia Sebanyak 257 SKKNI diperlukan sebagai acuan
(2019), TKK bersertifikat hanya berjumlah 634.320 pelatihan dan sertifikasi dimana terdapat 121
(7,64%).5) Hal ini tentu masih perlu upaya keras SKKNI baru dan 136 SKNNI yang perlu dilakukan
mengejar amanat undang-undang agar setiap pembaharuan.6)
tenaga kerja konstruksi yang bekerja di sektor

Gambar 2.2.1. Proporsi Tenaga Kerja Konstruksi 2015-2019


Sumber : Dokumen Rencana Strategis DJBK 2020-2024

5
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Tahun Anggaran 2020, (Jakarta, 2020), hal. 11.
6
Ibid, hal. 12.

44 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

2. Belum maksimalnya tertib penyelenggaraan membentuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD)


jasa konstruksi di bidang Jasa Konstruksi (sampai dengan tahun
Kejadian kecelakaan konstruksi masih tinggi 2019), pengembangan kerjasama antar lembaga
hal ini terlihat dengan data kejadian kecelakaan yang belum maksimal, dan lemahnya sumber
konstruksi yaitu 8 (delapan) kejadian pada tahun daya manusia.
2017, 12 (dua belas) kejadian pada tahun 2018,
dan 11 (sebelas) kejadian pada 2019. Beberapa 5. Belum maksimalnya kapasitas rantai pasok,
penyebab terjadinya kecelakaan konstruksi material dan peralatan, serta teknologi
diantaranya disebabkan karena belum konstruksi
maksimalnya penerapan Sistem Manajemen Kapasitas rantai pasok, material peralatan dan
Mutu (SMM) dan Sistem Manajemen Kesehatan teknologi konstruksi belum optimal karena
dan Keselamatan Kerja (SMK3), lemahnya disiplin ketidak seimbangan antara supply-demand
dalam melaksanakan Standard Operational beberapa material, persebaran material dan
Procedure (SOP), tidak adanya konsultan peralatan belum merata, dan pemetaan rantai
pengawas di tempat kerja pada setiap kejadian pasok. Salah satu aspek yang perlu dilakukan
kecelakaan konstruksi, dan safety factor pada untuk mengelola rantai pasok yaitu melalui
peralatan yang masih rendah. pemetaan rantai pasok sektor konstruksi dengan
melakukan pencatatan material dan peralatan.
3. Sistem pengadaan barang dan jasa yang tidak
efisien dan transparan Perlunya mengoptimalisasi pengembangan dan
Aplikasi terkait jasa konstruksi masih tersebar inovasi teknologi baik material dan peralatan
di masing-masing stakeholder dan belum yang mendukung “green construction”, dan perlu
terintegrasi datanya. Hal ini menyebabkan data mendorong penggunaan Tingkat Kandungan
bervariasi sehingga muncul potensi inkonsistensi Dalam Negeri (TKDN) pada penyelenggaraan jasa
data. Sehingga hal ini menyebabkan proses konstruksi.
pengadaan barang jasa menjadi tidak efisien
dan belum transparan. Saat ini sedang dilakukan Tiga tahun sejak diundangkannya Undang-
pengembangan sistem informasi jasa konstruksi Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
terintegrasi yang akan mendukung satu data Konstruksi, yaitu di tahun 2020 dunia mengalami
Indonesia terkait jasa konstruksi. tantangan yang tidak mudah yaitu pandemi
Covid-19 yang melemahkan berbagai sektor tak
4. Belum maksimalnya kelembagaan jasa terkecuali sektor jasa konstruksi. Berdasarkan
konstruksi data Bappenas selama tahun 2020 pertumbuhan
Belum maksimalnya kelembagaan jasa sektor konstruksi bersifat negatif (kuartal 1 yaitu
konstruksi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal 2,9, kuartal 2 yaitu -5,39, kuartal 3 yaitu -4,52,
di antaranya ada 6 (enam) provinsi yang belum dan kuartal 4 yaitu -5,67).7)

7
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Republik Indonesia, Power Point Pendalaman Rencana
Stratefis Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (2020-2024), (Jakarta, t.t.), hal. 7.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 45


Gambar 2.2.2. Data Material dan Peralatan Konstruksi
Sumber : Dokumen Rencana Strategis DJBK 2020-2024

Untuk menghadapi dampak pandemi, Bapak sementara, dan adanya peningkatan biaya
Presiden RI memberikan arahan melalui pelaksanaan untuk menjaga protokol kesehatan.
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 agar Menindaklanjuti Instruksi tersebut, Bapak
melakukan refocusing kegiatan, realokasi Menteri PUPR mengeluarkan Instruksi Menteri
anggaran, pengadaan barang jasa dalam PUPR No. 2 Tahun 2020[7] terkait protokol
rangka percepatan penanganan Covid-19, dan pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan
mengadakan program Padat Karya Tunai (PKT). jasa konstruksi, tindak lanjut terhadap kontrak
Kebijakan refocusing anggaran berdampak pada penyelenggaraan jasa konstruksi, dan protokol
beberapa hal seperti pengurangan anggaran pencegahan Covid-19 dalam pelaksanaan
untuk beberapa infrastruktur (dimana diperlukan pengadaan barang jasa konstruksi. Arahan Bapak
juga pembangunan infrastruktur dalam rangka Menteri PUPR dilaksanakan dengan melakukan
penanganan Covid-19), terdapat keterlambatan penghematan alokasi anggaran, penundaan
penyelesaian proyek, beberapa proyek dihentikan paket-paket kontraktual yang belum lelang,

46 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

rekomposisi alokasi anggaran TA 2020 pada Kondisi yang menjadi latar belakang penyusunan
paket Multi Years Contract (MYC) diperpanjang, UU Cipta Kerja diantaranya:
dan mengubah paket Single Year Contract (SYC) a. Indonesia saat ini hanya tersedia lapangan
menjadi MYC termasuk paket kontraktual di kerja bagi 2,5 juta orang per tahun, sementara
bawah Rp 100 Miliar. sebanyak 7 juta orang mencari pekerjaan;
b. Masih banyaknya tumpang tindih regulasi.
Seiring pandemi yang belum menurun, Saat ini terdapat 8.451 peraturan pusat dan
pemerintah tetap berupaya mempertahankan 15.965 peraturan daerah;
dan meningkatkan daya saing serta tetap c. Inefisiensi birokrasi (tumpang tindih
berjalannya kegiatan ekonomi dengan kewenangan) adalah masalah utama yang
melakukan reformasi regulasi khususnya di dihadapi usaha, disamping isu korupsi dan
bidang usaha, termasuk usaha jasa konstruksi. akses pendanaan;
Pemerintah memandang perlu memangkas d. Kemudahan berusaha Indonesia masih di
perizinan berusaha, menyederhanakan prosedur peringkat ke-73, masih di bawah beberapa
perizinan, penerapan standar usaha, dan negara ASEAN seperti Singapura (2), Malaysia
perlakuan khusus untuk usaha menengah dan (12), Thailand (21) dan Vietnam (70); dan
kecil. Hal ini agar pelaku usaha bisa fokus untuk e. Produktivitas tenaga kerja rendah.8)
melakukan kegiatan usaha yang dijalaninya dan
tidak perlu menghabiskan waktu untuk terlalu Cita-cita yang hendak dicapai oleh undang-
lama memproses perizinan berusaha sesuai undang yang dibentuk dengan omnibus law
peraturan perundang-undangan. ini adalah terciptanya lapangan pekerjaan
baru sebanyak-banyaknya bagi para pencari
Reformasi regulasi di bidang usaha diawali kerja, kemudahan berusaha bagi masyarakat,
dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 11 khususnya Usaha Mikro Kecil (UMK) untuk
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta usaha baru dan mendukung upaya pencegahan
Kerja) yang mengubah 78 (tujuh puluh delapan) dan pemberantasan korupsi. Oleh karena itu,
Undang-Undang, termasuk Undang-Undang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-
Secara umum UU Cipta Kerja memiliki tujuan 2024, Pemerintah menargetkan pertumbuhan
untuk mereformasi struktural dan mempercepat ekonomi dapat meningkat rata-rata 5,4 – 6,03%
transformasi ekonomi demi mewujudkan Visi per tahun dan pertumbuhan PDB per kapita
Indonesia Maju 2045, salah satunya menjadi 5 sebesar 4,0 +/- 1%.9)
(lima) besar Kekuatan Ekonomi Dunia, dengan
menjadi negara berpendapatan tinggi pada
tahun 2040.

8
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Apa Itu Omnibus Law?, (Jakarta, Februari 2020), hal. 3.
9
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Republik Indonesia, Rangan Teknokratik: Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, (Jakarta, 14 Agustus 2019), hal. 11.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 47


Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di perdagangan nasional sebagai upaya untuk
kisaran 5% per tahun dengan realisasi investasi dapat menyerap tenaga kerja Indonesia yang
sebesar Rp 601,3 triliun (data kuartal 3 – 2019). seluas-luasnya dengan tetap memperhatikan
Sedangkan target pertumbuhan ekonomi keseimbangan dan kemajuan antardaerah
Indonesia mencapai 6% per tahun untuk dalam kesatuan ekonomi nasional;
dapat menampung 2 juta pekerja baru. Hal ini b. Menjamin setiap warga negara memperoleh
memerlukan investasi baru sebesar Rp 4.800 pekerjaan, serta mendapat imbalan dan
triliun (1% pertumbuhan ekonomi diperkirakan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
memerlukan Rp 800 triliun). Investasi tersebut kerja;
bersumber dari pemerintah, BUMN, swasta, c. Melakukan penyesuaian berbagai aspek
penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan pengaturan yang berkaitan dengan
penanaman modal asing (PMA).10) keberpihakan, penguatan, dan perlindungan
bagi koperasi dan UMKM serta industri
Berangkat dari hal tersebut, cita-cita besar nasional; dan
lahirnya UU Cipta Kerja adalah untuk dapat d. Melakukan penyesuaian berbagai aspek
melakukan simplifikasi dan harmonisasi regulasi pengaturan yang berkaitan dengan
dan perizinan, investasi yang berkualitas, peningkatan ekosistem investasi, kemudahan
penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan percepatan proyek strategis nasional
dan kesejahteraan pekerja dan pemberdayaan yang berorientasi pada kepentingan nasional
UMKM.Pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang berlandaskan pada ilmu pengetahuan
yang dicita-citakan hanya dapat terwujud apabila dan teknologi nasional dengan berpedoman
diiringi dengan upaya peningkatan produktivitas, pada haluan ideologi Pancasila.
investasi yang berkelanjutan, perbaikan pasar
tenaga kerja, dan peningkatan kualitas Sumber Menindaklanjuti tujuan tersebut, dirasa perlu
Daya Manusia. Oleh karenanya, UU tentang Cipta melakukan penyesuaian pada berbagai aspek
Kerja dicanangkan dengan harapan mampu pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan,
menyerap tenaga kerja Indonesia yang seluas- perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan
luasnya di tengah persaingan yang semakin usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan
kompetitif dan tuntutan globalisasi ekonomi.11) ekosistem investasi, dan percepatan proyek
Dalam Pasal 3 UU Cipta Kerja disebutkan bahwa strategis nasional, termasuk peningkatan
Undang-Undang ini memiliki tujuan untuk: perlindungan dan kesejahteraan pekerja.
a. Menciptakan dan meningkatkan lapangan Kementerian/Lembaga yang peraturan
kerja dengan memberikan kemudahan, perundang-undangannya terdampak atas
pelindungan, dan pemberdayaan terhadap terbitnya UU Cipta Kerja, segera menyusun dan
koperasi dan UMKM serta industri dan menyesuaikan Peraturan Pelaksanaan sektornya

10
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Investasi Indonesia Kembali Menggeliat pada Triwulan III
Tahun 2019, dalam https://kominfo.go.id/content/detail/22483/investasi-indonesia-kembali-menggeliat-pada-triwulan-iii-
tahun-2019/0/artikel_gpr, diakses pada 18 Oktober 2021.
11
Naskah Akademik Undang-Undang Cipta Kerja, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020, (Indonesia, t.t), bagian menimbang
huruf b.

48 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

dengan UU Cipta Kerja. Peraturan Pelaksanaan kegiatan usaha. Perizinan Berusaha Berbasis
tersebut menciptakan era baru berusaha dengan Risiko dilakukan berdasarkan penetapan
mengedepankan kemudahan perizinan dan tingkat Risiko dan peringkat skala kegiatan
investasi. usaha meliputi UMK-M dan/atau usaha besar
dimana tingkat Risiko tersebut kemudian
Pada sektor Jasa Konstruksi, beberapa peraturan akan menentukan jenis Perizinan Berusaha.
yang disusun untuk menyesuaikan dengan UU Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Cipta Kerja, antara lain: Risiko bertujuan untuk meningkatkan ekosistem
a. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 investasi dan kegiatan berusaha, melalui
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha pelaksanaan penerbitan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko; secara lebih efektif dan sederhana tanpa
b. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun mengesampingkan pengawasan kegiatan
2021 tentang Perubahan atas Peraturan usaha yang transparan, terstruktur, dan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 ketentuan peraturan perundang-undangan.
tentang Jasa Konstruksi;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2021 Berdasarkan keterangan Kementerian
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Koordinator Bidang Perekonomian, kedepannya
Tahun 2017 tentang Arsitek; tata cara penerapan RBA adalah:
d. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 a. Risiko Rendah (RR), hanya Nomor Induk
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Berusaha (NIB);
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan b. Risiko Menengah Rendah (RMR) dengan NIB
Barang/Jasa Pemerintah; dan Sertifikat Standar (Pernyataan);
e. Raperpres Hak Keuangan dan Fasilitas c. Risiko Menengah Tinggi (RMT) dengan NIB
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. dan Sertifikat Standar (verifikasi);
d. Risiko Tinggi (RT) dengan NIB dan Izin
Beberapa substansi inovasi pada pengaturan (verifikasi)
jasa konstruksi sebagaimana amanat dari
terbitnya UU Cipta Kerja antara lain: Implementasi penerbitan perizinan berusaha
melalui Online Single Submission (OSS) yakni:
Penyederhanaan Perizinan Berusaha RR dan RMR akan dapat selesai di OSS dan
Peraturan dalam klaster perizinan dan kegiatan dilakukan pembinaan serta pengawasan.
usaha sektor mengubah pendekatan kegiatan Sedangkan RMT dan RT dilakukan penyelesaian
berusaha menjadi ke berbasis risiko (Risk Based NIB di OSS serta dilakukan verifikasi syarat/
Approach/RBA). Cakupan kegiatan berusaha standar oleh Kementerian/Lembaga/Daerah dan
mengacu ke Klasifikasi Baku Lapangan Usaha dilaksanakan pengawasan terhadapnya.
Indonesia (KBLI) Tahun 2020.
Perizinan Berusaha pada sektor Pekerjaan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah Umum dan Perumahan Rakyat mencakup
Perizinan Berusaha berdasarkan tingkat Risiko sektor Jasa Konstruksi, Sumber Daya Air, dan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 49


Bina Marga. Dalam subsektor Jasa Konstruksi berdasarkan Peraturan Pemerintah ini yaitu
sendiri terdapat beberapa kegiatan usaha yang Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang
menggunakan pendekatan Perizinan Berusaha selanjutnya disingkat LPJK.
Berbasis Risiko, antara lain Jasa Konsultasi LPJK tersusun atas pengurus dan sekretariat,
Konstruksi, Pekerjaan Konstruksi, dan Pekerjaan dimana pengurus dapat terdiri dari beberapa
Konstruksi Terintegrasi. unsur yaitu:
a. Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi yang
Sebelum disahkannya UU Cipta Kerja, untuk terakreditasi;
melakukan proses bisnis di sektor Jasa b. Asosiasi Profesi yang terakreditasi;
Konstruksi, Pelaku Usaha memerlukan Izin c. Institusi Pengguna Jasa Konstruksi yang
Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang diterbitkan memenuhi kriteria;
oleh masing-masing Pemerintah Daerah domisili d. Perguruan tinggi atau pakar yang memenuhi
beserta Sertifikat Badan Usaha (SBU) Konstruksi, kriteria; dan
dan Tanda Daftar Usaha Orang Perseorangan e. Asosiasi Terkait Rantai Pasok yang
(TDUP) beserta Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) terakreditasi
Konstruksi, dan Sertifikat Keterampilan Kerja
(SKTK) Konstruksi yang dikeluarkan oleh Lembaga Calon Pengurus LPJK diusulkan oleh Menteri
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). PUPR setelah dinyatakan lulus uji kelayakan dan
kepatutan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Setelah disahkannya UU Cipta Kerja, mekanisme Republik Indonesia. Usulan calon pengurus
perizinan disederhanakan dengan Sertifikat tersebut berjumlah 2 kali jumlah pengurus yang
Standar Perizinan Berusaha yang meliputi SBU akan dipilih oleh Menteri bersama dengan DPR.
Konstruksi, Sertifikat SKK Konstruksi, dan NIB Selanjutnya Menteri PUPR menetapkan susunan
yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat melalui Pengurus yang berjumlah paling banyak sejumlah
Lembaga OSS. Pelaku usaha dapat melakukan 7 orang dengan masa jabatan kepengurusan
permohonan pengajuan Perizinan Berusaha selama 4 tahun.
melalui laman Lembaga OSS (oss.go.id) yang
akan terintegrasi dengan portal perizinan di Sebagaimana telah disebutkan bahwa salah satu
Kementerian PUPR dan Sistem Informasi Jasa unsur yang dapat menjadi pengurus LPJK adalah
Konstruksi Terintegrasi. Asosiasi Badan Usaha Terakreditasi. Dalam
Peraturan Pemerintah ini, disebutkan bahwa
Penguatan Masyarakat Jasa Konstruksi Asosiasi Badan Usaha Terakreditasi dapat
Perubahan kedua yaitu terkait masyarakat jasa membentuk Lembaga Sertifikasi Badan Usaha
konstruksi dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Jasa Konstruksi (LSBU) yang bertugas melakukan
Tahun 2021. Dalam Peraturan Pemerintah No. 14 sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi. Setiap
Tahun 2021 disebutkan bahwa penyelenggaraan badan usaha jasa konstruksi yang mengerjakan
sebagian kewenangan Pemerintah Pusat Jasa Konstruksi wajib memiliki SBU Konstruksi
mengikutsertakan Masyarakat Jasa Konstruksi, yang masih berlaku. LSBU yang dibentuk oleh
dimana sebagian kewenangan tersebut Asosiasi Badan Usaha Terakreditasi harus
dilakukan oleh 1 (satu) lembaga yang dibentuk mempunyai lisensi yang dikeluarkan LPJK.

50 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Selain Asosiasi Badan Usaha Terakreditasi, 1) 1 Klasifikasi dan maksimal 5 Subklasifikasi


salah satu unsur lainnya adalah Asosiasi Profesi 2) Jabatan operator, teknisi/analis, dan ahli.
Terakreditasi. Asosiasi Profesi Terakreditasi d. LSP yang dibentuk Lembaga Pelatihan Kerja
dapat membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Pemerintah
(LSP) yang dapat melaksanakan kegiatan 1) Semua klasifikasi dan subklasifikasi pada
sertifikasi profesi. Sama seperti badan usaha jasa jabatan operator dan teknisi/analis.
konstruksi, setiap tenaga kerja konstruksi yang 2) Semua klasifikasi dan subklasifikasi pada
mengerjakan Jasa Konstruksi wajib memiliki jabatan ahli untuk ASN pada unit LPK dan
SKK Konstruksi yang masih berlaku. LSP juga Instansi induknya serta jejaringnya.
dapat dibentuk oleh Lembaga Pendidikan dan e. LSP yang dibentuk Pelatihan Kerja
Pelatihan yang Memenuhi Syarat. Pembentukan Perusahaan
LSP harus mendapatkan lisensi sesuai dengan 1) Semua klasifikasi dan subklasifikasi
ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai bidang perusahaan induknya
setelah sebelumnya mendapatkan rekomendasi 2) Jabatan operator, teknisi/analis, dan ahli.
dari Menteri melalui LPJK.
Lembaga Sertifikasi Badan Usaha Jasa
Lingkup tugas sertifikasi yang dilakukan Konstruksi (LSBU) dan Lembaga Sertifikasi
LSP dikategorikan menurut unsur yang Profesi (LSP) sebagai salah satu peran
membentuknya, yaitu: masyarakat jasa konstruksi akan sangat
a. LSP yang dibentuk Asosiasi Profesi mendukung terkait pemenuhan sertifikat
Terakreditasi standar pada Perizinan Berusaha yaitu SBU
1) Klasifikasi dan Subklasifikasi asosiasi dan SKK Konstruksi yang kemudian digunakan
profesi pembentuknya sebagai pendukung Sertifikat Standar Perizinan
2) Jabatan operator, teknisi/analis dan ahli. Berusaha.
b. LSP yang dibentuk Lembaga Pendidikan
1) peserta didik lulusan dari lembaga Efisiensi, Transparansi dan Akuntabilitas
pendidikan tersebut; Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
2) Tenaga Kerja Konstruksi pada Kualifikasi Selain penguatan Masyarakat Jasa Konstruksi,
jabatan ahli bagi perguruan tinggi, jabatan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 juga
analis atau teknisi bagi politeknik, dan menekankan pada peningkatan efisiensi,
jabatan operator bagi sekolah menengah transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan
kejuruan; Jasa Konstruksi. Salah satu upayanya adalah
3) Tenaga Kerja Konstruksi pada semua melakukan modernisasi pengadaan barang
Klasifikasi dan subklasifikasi bidang jasa. Dalam UU Cipta Kerja disebutkan bahwa
keilmuan Jasa Konstruksi yang sesuai Pemerintah Pusat memiliki kewenangan
dengan jurusan atau bidang studi yang untuk mengembangkan Sistem Informasi
dimiliki lembaga pendidikan. Jasa Konstruksi (SIJK). SIJK sendiri adalah
c. LSP yang dibentuk Lembaga Pelatihan Kerja penyelenggaraan penyediaan data dan informasi
Swasta Jasa Konstruksi yang didukung oleh teknologi
informasi dan telekomunikasi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 51


Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden Rakyat yaitu data pajak (Pajak online), data
bahwa saat ini pemerintah harus menjadi kependudukan (Dukcapil), Sistem Pengadaan
digital melayani, dimana pelayanan bukan Secara Elektronik (SPSE), Online Single
hanya melayani tapi diperlukan kecepatan, yang Submission (OSS), dan data instansi/badan
namanya reformasi dalam bidang pelayanan usaha pada Administrasi Hukum Umum (sedang
berbasis elektronik. Hal ini muncul karena proses).
ada beberapa isu yang muncul yaitu duplikasi
dan inkonsistensi data, keperluan waktu dan Penguatan Rantai Pasok Jasa Konstruksi
biaya yang banyak, keterbutuhan sumber daya Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021
dan di sisi lain adanya kebutuhan realtime dan mengatur bahwa sumber daya material dan
akuntabilitas data, efisiensi dan efektivitas, serta peralatan konstruksi yang digunakan dalam
optimalisasi sumber daya dan produktivitas. pekerjaan konstruksi yaitu sumber daya material
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah melalui dan sumber daya peralatan, harus telah lulus
integrasi data. Adapun tujuan integrasi data uji dan mengoptimalkan penggunaan produk
yaitu untuk meningkatkan kualitas pengambilan dalam negeri. Selain itu, demi adanya ketertiban
keputusan, efisiensi waktu, efektivitas proses dan integrasi data maka terhadap sumber daya
kerja, akuntabilitas data, dan kemudahan akses material dan peralatan konstruksi dilakukan
informasi. Untuk mencapai hal tersebut maka pencatatan menggunakan SIJK terintegrasi.
dilakukan pengembangan sistem informasi jasa Pencatatan sumber daya material dan peralatan
konstruksi terintegrasi untuk mencapai satu konstruksi bertujuan untuk:
data. Integrasi dilakukan di level data dimana a. menyiapkan pangkalan data sumber daya
setiap aplikasi masing-masing pemilik proses material dan peralatan Konstruksi;
bisnis tetap berjalan sesuai fungsinya. b. meminimalkan ketidakpastian informasi
terkait ketersediaan sumber daya material
Hal ini yang akan diterapkan untuk dan peralatan Konstruksi sesuai dengan
memodernisasi pengadaan jasa konstruksi Standar Nasional Indonesia;
dimana terdapat beberapa aplikasi yang c. menjamin terselenggaranya pembangunan
sedang dikembangkan untuk mendukungnya infrastruktur yang tepat mutu, tepat waktu,
yaitu Sistem Informasi Konstruksi Indonesia dan tepat biaya; dan
(SIKI), Sistem Informasi Pengadaan Barang/ d. mendukung pemenuhan Standar Keamanan,
Jasa Terintegrasi (SIPBJ Terintegrasi), Sistem Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
Informasi Material dan Peralatan Konstruksi
(SIMPK), Sistem Informasi Pengalaman Infrastruktur Berkelanjutan
(SIMPAN), dan Sistem Informasi Harga Perkiraan Pengembangan infrastruktur yang dapat
Sendiri Terintegrasi (SIPASTI). Setiap data menunjang pertumbuhan ekonomi merupakan
pada masing-masing aplikasi tersebut yang salah satu pertimbangan disahkannya UU Cipta
terkait dan menunjang proses pengadaan jasa Kerja. Dalam penyelenggaraan sektor Jasa
konstruksi akan saling diintegrasikan dan juga Konstruksi, Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun
akan diintegrasikan dengan aplikasi di luar 2021 menegaskan bahwa penyelenggaraan Jasa
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Konstruksi untuk mendirikan bangunan gedung

52 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

dan/atau bangunan sipil harus memenuhi prinsip umum, pemrograman, pekerjaan konsultansi
berkelanjutan, sumber daya, dan siklus hidup konstruksi dan pekerjaan konstruksi.
bangunan gedung dan/atau bangunan sipil.
Prinsip ini kemudian disebut sebagai Konstruksi Pemerintah telah melakukan reformasi
Berkelanjutan. struktural dan transformasi ekonomi
sebagaimana dalam UU Cipta Kerja, yang
Konstruksi Berkelanjutan sebagaimana diharapkan akan memberikan kemudahan
dimaksud mempunyai 3 (tiga) pilar dasar usaha dan meningkatkan investasi yang
meliputi: masuk ke dalam negeri dengan dilakukannya
a. Secara ekonomi layak dan dapat simplifikasi dan harmonisasi regulasi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat; mekanisme perizinan berusaha, sehingga
b. Menjaga pelestarian lingkungan; dan menghindari terjadinya penyimpangan dalam
c. Mengurangi disparitas sosial masyarakat. proses perizinan berusaha, memberikan
kepastian hukum dan memberikan kemudahan
Selain 3 (tiga) pilar tersebut, aspek kelayakan bagi pelaku usaha. Namun hal ini tentu
teknis Bangunan merupakan hal yang harus melibatkan partisipasi aktif juga bagi
penting dalam penyelenggaraan Konstruksi para stakeholder terkait untuk mendukung
Berkelanjutan guna menjamin keandalan terwujudnya cita-cita UU Cipta Kerja melalui
Bangunan. Sebelum memenuhi prinsip peningkatan peran masyarakat jasa konstruksi
berkelanjutan, sebuah Bangunan Konstruksi melalui LPJK, peningkatan peran asosiasi
harus memenuhi keandalan teknis terlebih untuk membina anggotanya dan juga dalam
dahulu. Pemenuhan terhadap Standar membentuk dan bersama-sama mengawasi
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan pelaksanaan sertifikasi dari lembaga sertifikasi
Keberlanjutan (K4), menjadi salah satu prinsip yang dibentuknya, berpartisipasi aktif untuk
penting dalam penyelenggaraan Konstruksi mendukung modernisasi penyelenggaraan
Berkelanjutan dengan tujuan menjamin jasa konstruksi melalui pemanfaatan sistem
keselamatan teknis, keselamatan kesehatan teknologi informasi untuk mewujudkan
kerja, keselamatan lingkungan dan keselamatan satu data Indonesia, khususnya satu
publik. data konstruksi, serta memenuhi prinsip
penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan
Guna mencapai tujuan berkelanjutan, yang memperhatikan aspek ekonomi,
penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan kesejahteraan masyarakat, kelestarian
harus dilakukan secara holistic dengan lingkungan, dan kehidupan sosial.
memenuhi 12 (dua belas) prinsip berkelanjutan
yang harus diterapkan pada seluruh sumber
daya meliputi tanah, material, air, energi dan
ekosistem pada seluruh siklus hidup bangunan
dan tahapan penyelenggaraan konstruksi
berkelanjutan dimulai dari tahap perencanaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 53


Daftar Pustaka

Joko Widodo, “Visi Indonesia.” Pidato Presiden pada


Pidato Pertama Presiden Terpilih Pilpres 2019,
Sentul 14 Juli 2019. Visi Indonesia disampaikan
oleh Presiden Jokowi di Sentul, 14 Juli 2019.

Joko Widodo, “Pengantar”, di dalam Infrastruktur


Meningkatkan Daya Saing, ed. Basuki
Hadimuljono, (Jakarta: Desember 2017), hal.
viii.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia,


Informasi APBN 2021: Percepatan Pemulihan
dan Penguatan Reformasi, (Jakarta, 2021),
hal. 30.

Badan Pusat Statistik, “Kontribusi PDB Sektoral


(Berdasarkan Nilai Tetap 2010)”, di dalam 20
Tahun LPJK: Konstruksi Indonesia 2001-2020,
ed. LPJK, (ITB Press, 2020), hal. 5.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat Republik Indonesia, Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Tahun
Anggaran 2020, (Jakarta, 2020), hal. 11

Ibid, hal. 12.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/


Bappenas Republik Indonesia, Power Point
Pendalaman Rencana Stratefis Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi (2020-2024),
(Jakarta, t.t.), hal. 7.

Trans Sulawesi Tol Manado -


Kementerian Koordinaror Bidang Perekonomian Bitung
Republik Indonesia, Apa Itu Omnibus Law?,
(Jakarta, Februari 2020), hal. 3.

54 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/


Bappenas Republik Indonesia, Rangan
Teknokratik: Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2020-2024, (Jakarta, 14
Agustus 2019), hal. 11.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik


Indonesia, Investasi Indonesia Kembali
Menggeliat pada Triwulan III Tahun 2019, dalam
https://kominfo.go.id/content/detail/22483/
investasi-indonesia-kembali-menggeliat-
pada-triwulan-iii-tahun-2019/0/artikel_gpr,
diakses pada 18 Oktober 2021.

Naskah Akademik Undang-Undang Cipta Kerja,


Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020,
(Indonesia, t.t), bagian menimbang huruf b.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 55


2.3
Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko
Subsektor Jasa
Konstruksi
Nicodemus Daud
Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi, Kementerian PUPR

Akhmad Hady Amrullah


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Pendahuluan

Omnibus Law, metode yang telah lazim digunakan beberapa negara untuk
mendapatkan kepraktisan mengoreksi regulasi bermasalah. Seiring bergulirnya
waktu, banyaknya regulasi terbit ternyata menimbulkan permasalahan baru
di kemudian hari yaitu adanya tumpang tindih regulasi. Untuk menangani hal
tersebut, maka dilakukan penyederhanaan dan penyeragaman regulasi dengan
metode Omnibus Law. Perubahan undang-undang tersebut tidak dapat dilakukan
melalui cara konvensional dengan cara mengubah satu persatu peraturan
perundang-undangan seperti yang selama ini dilakukan, cara demikian tentu
sangat tidak efektif dan efisien serta membutuhkan waktu yang lama.

Pelaksanaan Omnibus Law di Indonesia telah terwujud dengan terbitnya Undang-


Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK). Undang-Undang ini

56 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


menyasar pada regulasi yang memiliki muatan PP tersebut memberikan kemudahan kepada
terkait 3 (tiga) hal, yaitu Cipta Lapangan pelaku usaha untuk mendapatkan perizinan
Kerja, Pemberdayaan UMKM, dan Perpajakan. berusaha namun dalam pelaksanaan usahanya
Kebijakan strategis pemerintah dalam UUCK tetap dilakukan pengawasan oleh pemerintah.
diantaranya meningkatkan ekosistem investasi Selain itu, terdapat juga PP No. 14 Tahun 2021
dan kegiatan berusaha; meningkatkan yang merupakan perubahan atas PP No. 22
perlindungan dan kesejahteraan pekerja; Tahun 2020 tentang peraturan pelaksanaan
kemudahan, pemberdayaan, dan perlindungan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
Koperasi dan UMKM; dan meningkatkan investasi yang mengatur khusus terkait pembinaan Jasa
pemerintah dan percepatan proyek strategis Konstruksi. Kedua PP di atas cukup memberikan
nasional. Tujuannya untuk mempercepat perubahan yang signifikan pada iklim usaha dan
transformasi ekonomi, menyelaraskan kebijakan pola pembinaan Jasa Konstruksi saat ini.
antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, memberi kemudahan berusaha (ease Uraian
of doing business), mengatasi masalah regulasi
yang tumpang tindih, dan menghilangkan ego Perizinan Berusaha di sektor PUPR terdiri dari 3
sektoral. Salah satu poin penting yang sering (tiga) subsektor, salah satunya adalah subsektor
dibahas yaitu terkait penyederhanaan perizinan Jasa Konstruksi. Perizinan berusaha pada
berusaha yang mengatur mengenai perizinan subsektor Jasa Konstruksi yang sebelumnya
dasar, perizinan berusaha, dan ketenagakerjaan. menggunakan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
dan Tanda Usaha Orang Perseorangan (TDUP),
UUCK juga telah diiringi dengan terbitnya sejak PP No. 5 Tahun 2021 dan PP No. 14 Tahun
peraturan turunan yang terdiri dari 45 2021 berlaku maka IUJK dan TDUP sudah tidak
Peraturan Pemerintah (PP) dan 4 Peraturan dapat diterbitkan lagi. Perizinan Berusaha
Presiden (Perpres). Penyusunan 49 peraturan pada subsektor Jasa Konstruksi seluruhnya
tersebut dilaksanakan secara sinergis oleh 20 diajukan dan diterbitkan melalui Online Single
Kementerian/Lembaga (K/L) sesuai dengan Submissions (OSS) secara terpusat. Bukan
sektornya masing-masing. Penyusunan hanya subsektor Jasa Konstruksi saja, bahkan
peraturan tersebut dikoordinasikan oleh perizinan untuk seluruh sektor K/L semua
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. diajukan dan diterbitkan melalui OSS dibawah
Salah satu PP yang memberikan warna baru binaan K/L pengampu sektor masing-masing.
pada penyelenggaraan Jasa Konstruksi, yakni Pada Perizinan Berusaha Berbasis Risiko,
PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan secara umum kegiatan usaha diklasifikasikan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. PP ini berdasarkan penilaian tingkat bahaya, penilaian
berisi tentang reformasi kebijakan perizinan potensi terjadinya bahaya, tingkat risiko, dan
berusaha di seluruh sektor termasuk sektor peringkat skala usaha pada kegiatan usahanya.
PUPR yang ditentukan berdasarkan tingkat Klasifikasi kegiatan usaha pada perizinan
risiko yang akan ditimbulkan (level of initial berusaha dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu kegiatan
risk) untuk setiap jenis perizinan berusahanya. usaha dengan tingkat risiko rendah, kegiatan
usaha dengan tingkat risiko menengah, dan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 57


Penetapan berdasarkan Aspek Risiko Faktor Pengaruh Frekuensi
Analisis Risiko
• kesehatan; • jenis kegiatan usaha; • kesehatan;
• keselamatan; • kriteria kegiatan • keselamatan;
∙ Dilakukan secara transparan, • lingkungan; dan/atau usaha; • lingkungan; dan/atau
akuntabel, dan mengedepankan • pemanfaatan dan • lokasi kegiatan usaha; • pemanfaatan dan
pengelolaan sumber • keterbatasan pengelolaan sumber
prinsip kehati-hatian
daya. sumberdaya; dan/atau daya.
• Risiko volatilitas.
∙ Dilakukan untuk menetapkan
tingkat Risiko
Hasil Analisis Risiko Jenis Perizinan Usaha
∙ Hasil analisis menentukan jenis
Perizinan Berusaha Klasifikasi Tingkat
1. Risiko Rendah (R) NIB

∙ Dilakukan dengan mekanisme: 2. Risiko Menengah Rendah (MR) NIB + Sertifikat Standar*
Risiko

1. pengidentifikasian kegiatan usaha;


2. penentuan dan penilaian bahaya; 3. Risiko Menengah Tinggi (MT) NIB + Sertifikat Standar Jakon
3. penilaian potensi terjadinya bahaya;
4. penentuan tingkat Risiko; dan 4. Risiko Tinggi (T) NIB + Izin
5. penetapan jenis Perizinan Berusaha.

Gambar 2.3.1. Analisis dan Jenis Risiko

kegiatan usaha dengan tingkat risiko tinggi. dengan kewenangannya. Sementara itu, untuk
Adapun kegiatan usaha dengan risiko menengah tingkat risiko tinggi pelaku usaha harus memiliki
dibagi lagi menjadi 2 (dua) yaitu tingkat risiko NIB dan Izin. Dalam hal ini seluruh Perizinan
menengah rendah dan menengah tinggi. Berusaha subsektor Jasa Konstruksi termasuk
Penetapan tingkat risiko berdasarkan hasil dalam tingkat risiko menengah tinggi. Ilustrasi
analisis risiko dilakukan secara transparan dan dari penerapan perizinan berusaha berdasarkan
akuntabel oleh masing-masing K/L pengampu risiko sebagaimana Gambar 2.3.1.
sektor. Risiko dianalisis dengan memperhatikan
aspek risiko, faktor pengaruh serta frekuensi Perizinan Berusaha diajukan berdasarkan
terjadinya risiko. lingkup usaha yang mengacu pada Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020.
Persyaratan dan bentuk perizinan berusaha Penerapan KBLI pada sistem OSS sejatinya
pada tiap tingkat risiko berbeda-beda. Pada telah berlaku mulai tahun 2018 yang mengacu
tingkat Risiko rendah, Perizinan Berusaha cukup pada KBLI 2015 dan KBLI 2017. KBLI adalah
dengan memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) klasifikasi rujukan yang digunakan untuk
saja, sedangkan pada tingkat risiko menengah, mengklasifikasikan aktivitas/kegiatan ekonomi
selain NIB juga harus memiliki Sertifikat Standar. di Indonesia ke dalam beberapa lapangan usaha/
Sertifikat Standar untuk tingkat risiko menengah bidang usaha yang dibedakan berdasarkan jenis
rendah cukup dengan self-declare sedangkan kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk/
Sertifikat Standar untuk tingkat risiko menengah output baik berupa barang maupun jasa. KBLI
tinggi harus terverifikasi oleh K/L/D sesuai 2020 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik

58 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

(BPS) sudah sejalan dengan lingkup kegiatan mengajukan perizinan berusaha. Pelaku usaha
usaha pada subsektor Jasa Konstruksi yang dapat langsung mengakses Sistem OSS dari
biasa disebut dengan Subklasifikasi Usaha Jasa manapun dan kapanpun. Proses pengajuan
Konstruksi. Pada KBLI 2020 telah ditetapkan perizinan berusaha tersebut dilakukan dengan
sebanyak 1.790 klasifikasi baku usaha. cara mengisikan data usaha, memilih KBLI dan
Kementerian PUPR mengampu 70 KBLI yang subklasifikasi usaha, dan memenuhi kewajiban
telah ditetapkan sebagai usaha pada subsektor yang dipersyaratkan. Setelah seluruh proses
Jasa Konstruksi. Dari 70 KBLI tersebut, terdapat dan pemenuhan persyaratan dipenuhi, Sistem
68 KBLI yang merupakan usaha jasa konstruksi OSS akan menerbitkan NIB dan Sertifikat
yang diperuntukan bagi badan usaha dan usaha Standar. Terbitnya NIB dan Sertifikat Standar
orang perseorangan. Kemudian 2 (dua) KBLI yang terverifikasi sebagai tanda bahwa pelaku
sisanya adalah untuk Lembaga Sertifikasi usaha tersebut sudah memiliki legalitas untuk
Badan Usaha (LSBU) dan Lembaga Sertifikasi menjalankan kegiatan usaha jasa konstruksi.
Profesi (LSP) Jasa Konstruksi. KBLI inilah yang Detail mengenai pengajuan Perizinan Berusaha
nantinya akan dipilih oleh pelaku usaha pada pada subsektor Jasa Konstruksi dapat kita lihat
saat mengajukan Perizinan Berusaha melalui pada Gambar 2.3.2.
OSS. Dari KBLI yang telah dipilih nantinya akan
menentukan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Seperti yang telah dibahas sebelumnya,
pelaku usaha. Perizinan Berusaha subsektor Jasa Konstruksi
termasuk dalam usaha dengan tingkat risiko
Saat prosesi launching OSS Berbasis Risiko / OSS menengah tinggi yang membutuhkan NIB dan
RBA pada 9 Agustus 2021 lalu, Presiden Jokowi Sertifikat Standar (SS) yang terverifikasi. Untuk
menyampaikan dalam pidatonya “Dengan adanya mendapatkan NIB tersebut pelaku usaha cukup
OSS RBA Indonesia menjanjikan kemudahan dalam dengan menyampaikan dokumen-dokumen yang
mengajukan perizinan di seluruh sektor, akan saya berkaitan dengan legal/keabsahan usahanya,
ikuti, apakah persyaratannya semakin mudah, sebagai contoh terkait akta, surat keputusan
apakah jumlah izin semakin berkurang, apakah Ditjen AHU Kemenkumham, kartu identitas, dan
prosesnya semakin sederhana, apakah biaya sebagainya yang tercantum pada Peraturan BKPM
makin efisien, apakah standar sama di seluruh No. 4 Tahun 2021. Apabila data tersebut sudah
Indonesia, dan apakah layanannya semakin cepat” lengkap maka NIB sudah dapat diterbitkan dalam
demikian tuturnya. Dengan statement tersebut waktu 7 menit. Sedangkan untuk mendapatkan
secara tidak langsung Presiden memberikan SS yang terverifikasi, pelaku usaha harus
tantangan kepada penanggung jawab OSS dalam memenuhi persyaratan yang sesuai dengan KBLI
hal ini Kementerian Investasi/BKPM dan seluruh yang diambil. Dalam pemenuhan persyaratan,
K/L pengampu sektor termasuk Kementerian pelaku usaha mengajukan permohonan Perizinan
PUPR untuk bersungguh-sungguh dalam Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha
memberikan pelayanan perizinan berusaha (PB-UMKU) yang terdiri atas Sertifikat Badan
yang mudah, cepat, terpusat, serta terintegrasi. Usaha (SBU), Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK)
Dengan demikian diharapkan seluruh pelaku Konstruksi, dan Lisensi untuk LSBU/LSP.
usaha Jasa Konstruksi dapat dengan mudah Dokumen PB-UMKU tersebut selanjutnya akan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 59


Subsektor Jasa Risiko Menengah NIB +
Konstruksi Tinggi
SS (verified)

NIB +
Pelaku OSS
Usaha SS (unverified)

NIB +
Permohonan Pengisian Data Ajukan/Upload Verifikasi Oleh Sistem di
Perizinan dan Dok Persyaratan/ K/L/D SS (verified) OSS
Berusaha Standar (Umku)

Pengajuan Melengkapi Pemrosesan Dokumen Sistem di


Umku Persyaratan Umku di Pupr Umku Terbit OSS
dan Lpjk terintegrasi
PUPR
Syarat/standar sbu/skkk/
UMKU terdiri atas: lisensi
1. SBU
2. SKK KONSTRUKSI
3. Lisensi LSBU/LSP LSBU/LSP

Gambar 2.3.2. Pengajuan Perizinan Berusaha

diverifikasi oleh Kementerian PUPR maka secara Terintegrasi dengan proses sebagai berikut:
otomatis SS terverifikasi akan terbit, yang 1. Proses pengajuan SBU
menandakan bahwa pelaku usaha telah dapat a. Permohonan SBU dilakukan dengan cara
melakukan kegiatan usahanya. Dengan demikian mengajukan pemenuhan persyaratan
Pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR PB-UMKU pada Sistem OSS RBA yang
sebagai pengampu Perizinan Berusaha pada terhubung dengan SIJK Terintegrasi
subsektor Jasa Konstruksi harus bekerja lebih menggunakan akses Single Sign On (SSO).
intensif dalam melakukan pengawasan. Hal ini b. Pemohon melengkapi data dan dokumen
sejalan dengan konsep RBA yaitu mempermudah persyaratan pengajuan SBU melalui SIJK
perizinan dan tetap meningkatkan intensitas Terintegrasi.
pengawasan, agar output yang dihasilkan oleh c. LSBU memproses permohonan SBU
pelaku usaha sesuai dengan harapan serta berdasarkan pemenuhan persyaratan
terpenuhi faktor keamanannya. sesuai peraturan perundang-undangan
yang terhubung dengan SIJK Terintegrasi.
Pengajuan PB-UMKU yang berupa Sertifikat Selanjutnya LSBU menyampaikan hasil
Badan Usaha (SBU), Sertifikat Kompetensi pelaksanaan sertifikasi dan rekomendasi
Kerja (SKK) Konstruksi, dan Lisensi untuk SBU ke LPJK.
LSBU/LSP melalui Sistem OSS yang terhubung d. Setelah LPJK melakukan penomoran dan
dengan Sistem Informasi Jasa Konstruksi (SIJK) pencatatan SBU melalui SIJK Terintegrasi,

60 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Pemohon menerima dokumen PB-UMKU c. LPJK memproses permohonan


berupa dokumen SBU dari Sistem OSS lisensi LSBU berdasarkan pemenuhan
RBA. persyaratan sesuai peraturan perundang-
2. Proses pengajuan SKK Konstruksi untuk undangan melalui SIJK Terintegrasi.
Usaha Orang Perseorangan d. Setelah lisensi terbit dari LPJK Pemohon
a. Permohonan SKK Konstruksi dilakukan menerima dokumen PB-UMKU berupa
dengan cara mengajukan pemenuhan dokumen lisensi LSBU dari Sistem OSS
persyaratan PB-UMKU pada Sistem RBA.
OSS RBA yang terhubung dengan SIJK 4. Proses pengajuan LSP
Terintegrasi menggunakan akses Single a. Permohonan lisensi LSP dilakukan dengan
Sign On (SSO). cara mengajukan pemenuhan persyaratan
b. Pemohon melengkapi data dan dokumen PB-UMKU pada Sistem OSS RBA yang
persyaratan pengajuan SKK Konstruksi terhubung dengan SIJK Terintegrasi
melalui SIJK Terintegrasi. menggunakan akses Single Sign On (SSO).
c. LSP memproses permohonan SKK b. Pemohon melengkapi data dan dokumen
Konstruksi berdasarkan pemenuhan persyaratan pengajuan rekomendasi
persyaratan sesuai peraturan perundang- lisensi LSP melalui SIJK Terintegrasi.
undangan melalui SIJK Terintegrasi. c. LPJK memproses permohonan
Selanjutnya LSP menyampaikan hasil rekomendasi lisensi LSP berdasarkan
pelaksanaan uji kompetensi dan rencana pemenuhan persyaratan sesuai peraturan
penerbitan SKK Konstruksi kepada BNSP. perundang-undangan melalui SIJK
d. Setelah BNSP menetapkan nomor SKK Terintegrasi.
Konstruksi dan nomor registrasi, LSP d. Setelah rekomendasi terbit dari LPJK,
menyampaikan ke LPJK untuk dilakukan Pemohon menerima rekomendasi
pencatatan. tersebut dan selanjutnya pemohon
e. Setelah LPJK melakukan penomoran mengajukan lisensi LSP kepada BNSP
dan pencatatan SKK Konstruksi melalui sesuai dengan peraturan perundang-
SIJK Terintegrasi, Pemohon menerima undangan.
dokumen PB-UMKU berupa dokumen SKK e. Setelah lisensi terbit dari BNSP, Pemohon
Konstruksi dari Sistem OSS RBA. mengajukan pencatatan ke LPJK melalui
3. Proses pengajuan LSBU SIJK Terintegrasi. Setelah dilakukan
a. Permohonan lisensi LSBU dilakukan pencatatan, Pemohon menerima
dengan cara mengajukan pemenuhan dokumen PB-UMKU berupa dokumen
persyaratan PB-UMKU pada Sistem lisensi LSP dari Sistem OSS RBA.
OSS RBA yang terhubung dengan SIJK
Terintegrasi menggunakan akses Single Kewajiban Pemerintah setelah pelaku usaha
Sign On (SSO). menjalankan kegiatan usahanya adalah
b. Pemohon melengkapi data dan dokumen melakukan pengawasan sesuai dengan
persyaratan pengajuan lisensi LSBU peraturan perundangan-undangan. Sistem
melalui SIJK Terintegrasi. OSS akan menyediakan subsistem untuk

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 61


Jembatan Sei Alalak, Banjarmasin
Kalimantan Selatan

melakukan pengawasan. Bentuk pengawasan serta masyarakat Jasa Konstruksi. Subsistem


yang dilakukan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu pengawasan pada Sistem OSS masih dalam masa
pengawasan rutin dan pengawasan insidental. pengembangan, sehingga untuk pengawasan ini
Pengawasan rutin untuk subsektor Jasa kementerian PUPR menggunakan Aplikasi Usaha
Konstruksi dilakukan dengan cara mewajibkan Jasa Konstruksi yang merupakan bagian dari
pelaku usaha untuk menyampaikan laporan Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi.
kegiatan usaha tahunan, dari laporan tersebut Dalam hal pengawasan juga akan melibatkan
nantinya dapat terlihat bagaimana pemenuhan peran serta pemerintah daerah, khususnya
kewajiban yang dilakukan oleh pelaku usaha, untuk mengawasi pelaksanaan pemenuhan
serta dapat terpetakan bagaimana record dari kewajiban bagi pelaku usaha di daerahnya serta
pelaksanaan usaha dari masing-masing pelaku pengawasan melalui asosiasi jasa konstruksi.
usaha sekaligus ternilai kinerja badan usahanya. Untuk mendukung pelaksanaan pengawasan dan
Sedangkan dalam pengawasan insidental, adalah pembinaan Jasa Konstruksi oleh pemerintah
pelaksanaan pengawasan yang dilaksanakan daerah maka Kementerian PUPR perlu untuk
secara langsung yang juga memungkinkan menyusun NSPK terkait hal tersebut agar dapat
dilaksanakan oleh pemilik proyek dan peran dipedomani oleh pemerintah daerah.

62 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

1. Perizinan Berusaha subsektor Jasa


Konstruksi melibatkan beberapa pihak antara
lain Kementerian Investasi/BKPM sebagai
penyelenggara OSS, Kementerian PUPR
sebagai pengampu dan verifikator Sertifikat
Standar, serta pihak-pihak yang terlibat
dalam pengajuan PB-UMKU subsektor Jasa
Konstruksi (SBU, SKK Konstruksi, dan Lisensi
LSP/LSBU) yaitu LPJK, LSBU, dan LSP. Untuk
efektifitas pelaksanaan perizinan, semua
pihak harus memiliki sistem yang saling
terintegrasi. Pengembangan sistem tidak
dapat dilakukan secara parsial dan harus
dikembangkan bersama. Tentunya setiap
pihak yang terlibat sedang mengembangkan
sistemnya masing-masing untuk menuju
sistem perizinan berusaha yang terintegrasi;
2. Terdapat 2 (dua) periode dalam
penyelenggaraan perizinan berusaha,
pertama perizinan dalam bentuk IUJK dan
TDUP, kedua adalah perizinan berusaha
berbasis risiko yang dilaksanakan melalui
OSS RBA. Tentunya pelaku usaha yang saat ini
telah memiliki IUJK dan TDUP masih berlaku
KeSimpulan dan Rekomendasi harus tetap diakui sebagai izin usaha yang
sah sampai dengan habis masa berlakunya.
Dengan adanya sistem perizinan berusaha yang Perlakuan terhadap kedua jenis perizinan ini
terintegrasi, pelaku usaha dapat lebih mudah harus diatur dalam bentuk kebijakan khusus
dalam mengajukan perizinan berusaha. Pelaku agar tidak menimbulkan permasalahan pada
usaha tidak perlu mengurus izinnya di beberapa proses pengadaan jasa konstruksi baik yang
tempat yang berbeda, cukup melakukan dilakukan oleh pihak swasta maupun pihak
semuanya melalui portal OSS, termasuk dalam pemerintah;
hal melengkapi syarat pendukungnya seperti 3. Penyelarasan KBLI serta subklasifikasi
Sertifikat dan Lisensi. Kemudahan yang juga merupakan isu yang sangat penting.
ditawarkan oleh Reformasi Perizinan Berusaha Dengan adanya PP No. 5 Tahun 2021
Berbasis Risiko ini sejatinya masih menyisakan terdapat perubahan pada KBLI dan juga
permasalahan yang perlu segera ditindaklanjuti. subklasifikasi usaha yang sebelumnya
Adapun isu dan rekomendasi yang dapat mengacu pada Permen PUPR No. 19 Tahun
dilakukan antara lain sebagai berikut: 2014. Penyelarasan subklasifikasi ini
diprediksi baru akan selesai dalam jangka

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 63


waktu 3 (tiga) tahun bersamaan dengan Daftar Pustaka
habisnya masa aktif SBU. Saat masa berlaku
SBU sudah habis, pelaku usaha yang akan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
melakukan perpanjangan SBU wajib mengacu Kerja.
pada peraturan perundangan yang berlaku Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
saat ini. Kondisi pada saat ini terdapat 2 (dua) Konstruksi.
jenis SBU yang tentunya harus diakomodir Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
sebagaimana pada angka 2. Hal ini perlu Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
juga diatur dalam bentuk kebijakan khusus Risiko.
agar tidak menimbulkan permasalahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang
proses pengadaan jasa konstruksi baik yang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
dilakukan oleh pihak swasta maupun pihak 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
pemerintah; Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
4. Dalam hal pengadaan, SBU juga menjadi Jasa Konstruksi.
syarat teknis yang dijadikan acuan untuk oss.go.id. (2021, 18 Agustus). Presiden Jokowi
menentukan kemampuan Badan Usaha. Resmikan Peluncuran OSS Berbasis Risiko.
Perlu adanya penyamaan pemikiran kepada Diakses pada 14 Oktober 2021, dari
seluruh Pengguna Jasa dan perangkatnya, h t t p s : / / o s s . g o . i d / b a c a /
agar dalam melaksanakan tender di masa artikel?id=50&title=Presiden%20Jokowi%20
transisi ini harus benar-benar dapat Resmikan%20Peluncuran%20OSS%20
mengakomodir peraturan lama dan peraturan Berbasis%20Risiko
baru. Sebagaimana yang telah diulas pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
angka 2 dan 3 di atas, maka perlu dilakukan (2021, 21 Februari). Peraturan Pelaksanaan UU
sosialisasi terkait pelaksanaan kebijakan Cipta Kerja, Ciptakan Era Baru Berusaha untuk
pada masa transisi kepada seluruh pengguna Perluasan Lapangan Kerja. Diakses pada 14
jasa konstruksi; Oktober 2021, dari
5. Terkait kompetensi tenaga kerja konstruksi, https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/1668/
dengan adanya perubahan dalam struktur peraturan-pela ksanaan-uu-cipta-kerja-
usaha jasa konstruksi maka perlu dilakukan ciptakan-era-baru-berusaha-untuk-perluasan-
analisis kembali mengenai kebutuhan Tenaga lapangan-kerja
Kerja Konstruksi mulai dari klasifikasi,
subklasifikasi, hingga jabatan kerja. Setelah
seluruh kebutuhan jabatan kerja terdefinisi
dan terinventarisir maka perlu ditetapkan
secara sah agar dapat dijadikan acuan dalam
kegiatan usaha jasa konstruksi.

64 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Bendungan Sindang Heula,


Serang Banten

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 65


2.4
Pelayanan dan
Pengawasan Perizinan
Berusaha Berbasis
Risiko Subsektor Jasa
Konstruksi
Nicodemus Daud
Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Nurasih Asriningtyas
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Pendahuluan

Omnibus Law, metode yang telah lazim digunakan beberapa negara untuk
mendapatkan kepraktisan mengoreksi regulasi bermasalah. Seiring bergulirnya
waktu, banyaknya regulasi terbit ternyata menimbulkan permasalahan baru
di kemudian hari yaitu adanya tumpang tindih regulasi. Untuk menangani hal
tersebut, maka dilakukan penyederhanaan dan penyeragaman regulasi dengan
metode Omnibus Law. Pelaksanaan Omnibus Law di Indonesia telah terwujud
dengan terbitnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(UUCK).

66 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Salah satu Peraturan Pemerintah (PP) yang Sebelumnya digunakan istilah Izin Usaha Jasa
memberikan warna baru pada penyelenggaraan Konstruksi (IUJK) dan Tanda Usaha Orang
Jasa Konstruksi, yakni PP Nomor 5 Tahun 2021 Perseorangan (TDUP), sejak Undang-Undang
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Cipta Kerja dan Peraturan Pelaksanaannya
Berbasis Risiko dan PP Nomor 14 Tahun 2021 berlaku terutama PP Nomor 5 Tahun 2021
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah tidak ada istilah IUJK dan TDUP yang ada
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan adalah Perizinan Barusaha. Perizinan Berusaha
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun pada subsektor Jasa Konstruksi seluruhnya
2017 Tentang Jasa Konstruksi. PP Nomor 5 diajukan serta diterbitkan melalui Online Single
Tahun 2021 ini berisi tentang reformasi kebijakan Submissions (OSS) secara terpusat. Bukan hanya
perizinan berusaha di seluruh sektor termasuk subsektor Jasa Konstruksi saja, bahkan untuk
sektor PUPR yang ditentukan berdasarkan tingkat seluruh sektor perizinan semua diajukan dan
risiko yang akan ditimbulkan (level of initial risk) diterbitkan melalui OSS, namun tetap dibina oleh
untuk setiap jenis perizinan berusahanya, dengan K/L/D pengampu sektor masing-masing.
cara memberikan kemudahan kepada pelaku
untuk mendapatkan perizinan berusaha usaha Pada Perizinan Berusaha Berbasis Risiko,
diikuti dengan pelaksanaan pengawasan oleh secara umum kegiatan usaha diklasifikasikan
pemerintah. berdasarkan penilaian tingkat bahaya, penilaian
potensi terjadinya bahaya, tingkat Risiko, dan
Dalam PP Nomor 5 Tahun 2021 diamanatkan bahwa peringkat skala usaha kegiatan usahanya.
penyelenggaraan perizinan Berusaha Berbasis Penyelenggaraan perizinan berusaha, dibagi
Risiko bertujuan dalam meningkatkan ekosistem berdasarkan tingkat risiko, sesuai dengan
investasi dan kegiatan berusaha, melalui KBLI 2020. Untuk Subsektor Jasa Konstruksi
pelaksanaan penerbitan Perizinan Berusaha termasuk dalam kegiatan usaha dengan tingkat
secara lebih efektif dan sederhana serta Risiko Menengah Tinggi.
PENGAWASAN kegiatan usaha yang transparan,
terstruktur, dan dapat dipertanggungjawabkan Dalam menyelenggarakan Perizinan Berusaha
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- Berbasis Risiko perlu dilakukan pengawasan.
undangan. Tentunya pengawasan merupakan Sebagaimana definisi dalam ketentuan umum PP
bagian penting dalam penyelenggaraan perizinan Nomor 5 Tahun 2021, Pengawasan adalah upaya
berusaha. Prinsip Trust but verify yang berarti untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan
kemudahan pemberian perizinan berusaha namun usaha sudah sesuai dengan standar pelaksanaan
diikuti dengan pelaksanaan pengawasan oleh kegiatan usaha yang dilakukan melalui
pemerintah adalah prinsip Undang-Undang Cipta pendekatan berbasis Risiko dan kewajiban
Kerja dan peraturan pelaksanaannya. yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Sesuai
dengan amanat Pasal 2 PP 5 Tahun 2021 bahwa
Uraian penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko yaitu meliputi:
Terdapat perubahan paradigma Perizinan a. Pengaturan Perizinan Berusaha Berbasis
Berusaha pada subsektor Jasa Konstruksi. Risiko;

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 67


b. Norma, standar, prosedur, dan kriteria Telah disebutkan bahwa seluruh pelaksanaan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko; Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dilakukan
c. Perizinan Berusaha Berbasis Risiko melalui secara elektronik dan terintegrasi melalui
layanan sistem OSS; Sistem OSS. Sistem Perizinan Berusaha
d. Tata cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi Secara Elektronik
Berbasis Risiko; pada dasarnya bertujuan untuk mengatur
e. Evaluasi dan reformasi kebijakan Perizinan pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka
Berusaha Berbasis Risiko; penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
f. Pendanaan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, hal ini juga dijelaskan dalam Peraturan
Risiko; Kepala BKPM Nomor 3 Tahun 2021. Teknologi
g. Penyelesaian permasalahan dan hambatan informasi yang digunakan sebagai media dalam
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko; dan hal ini adalah sebuah sistem yang dibangun
h. Sanksi. dan dikelola oleh BKPM, yaitu Sistem OSS.
Dengan menggunakan Sistem OSS, diharapkan
Terdapat tata cara pengawasan yang merupakan penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
bagian dari penyelenggaraan Perizinan Berusaha Risiko menjadi lebih mudah, cepat, tepat,
Berbasis Risiko. Pengawasan penyelenggaraan transparan, dan akuntabel. Sistem OSS nantinya
perizinan berusaha dilakukan secara transparan, akan digunakan oleh Kementerian/Lembaga
terstruktur, dan dapat dipertanggungjawabkan Terkait, Pemerintah daerah provinsi dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan kabupaten/kota sampai dengan Para Pelaku
yang bertujuan untuk meningkatkan ekosistem Usaha di lapangan.
investasi dan kegiatan berusaha. Pembinaan dan
Pengawasan perizinan berusaha Berbasis Risiko Dalam Sistem OSS yang dapat dikunjungi melalui
pada masing-masing sektor dilakukan oleh www.oss.go.id, semua pihak yang ditujukan
Menteri/Kepala Lembaga, Gubernur, Bupati/ untuk menggunakan OSS mulai dari Kementerian
Walikota, Administrator KEK, atau Kepala Badan sampai dengan Pelaku Usaha, akan mendapatkan
Pengusahaan KPBPB sesuai dengan kewenangan Hak Akses sesuai dengan porsi dan bidangnya
masing-masing berdasarkan Pasal 6 PP Nomor 5 masing-masing. Dengan begitu, semua pihak
Tahun 2021 tersebut. dapat terkoneksi satu sama lain. Sebagai contoh,
ketika Pelaku Usaha mengajukan permohonan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2021 sertifikasi melalui Sistem OSS, maka lembaga
tentang Perizinan Berusaha di Daerah, terdapat yang menangani hal tersebut akan langsung
3 sektor yang menjadi kewenangan pusat, yaitu terhubung dan segera memproses permohonan
sektor ketenaganukliran, keagamaan serta tersebut. Pemerintah Daerah sendiri juga akan
pertahanan dan keamanan. Hal ini tertuang dalam terhubung segera setelah proses sertifikasi
amanat Pasal 6 Ayat (6) “Sektor ketenaganukliran, tersebut telah selesai. Dengan metode
keagamaan serta pertahanan dan keamanan penggunaan sistem digital seperti ini, maka
merupakan kewenangan Pemerintah Pusat akan sangat efektif bagi para pihak dalam
yang proses perizinannya terintegrasi dengan penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis
pelayanan Perizinan Berusaha di daerah.” risiko.

68 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Sistem OSS dalam PP Nomor 5 Tahun 2021 di dalam norma, standar, prosedur, dan kriteria
terdiri atas 3 subsistem yaitu subsistem seluruh sektor bidang usaha, pedoman dan tata
pelayanan informasi; subsistem Perizinan cara pengajuan NIB, Sertifikat Standar, dan Izin
Berusaha; dan subsistem Pengawasan. Sistem juga termasuk Pengawasan Perizinan Berusaha
OSS wajib digunakan oleh seluruh stakeholder dan kewajiban pelaporan serta pelayanan
sebagaimana amanat Pasal 167 PP Nomor pengaduan masyarakat. Seluruh informasi
5 Tahun 2021 yaitu kementerian/lembaga; dapat diakses oleh masyarakat umum tanpa
pemerintah provinsi; pemerintah kabupaten/ menggunakan hak akses.
kota; Administrator KEK; Badan Pengusahaan
KPBPB; dan Pelaku Usaha. Sedangkan Subsistem Perizinan Berusaha
mencakup tahapan proses penerbitan
Subsistem pelayanan informasi menyediakan Perizinan Berusaha mulai dari pendaftaran
informasi dalam memperoleh Perizinan akun hak akses; persyaratan perizinan dimana
Berusaha Berbasis Risiko serta informasi lain subsektor jasa konstruksi yang risiko menengah
terkait dengan penyelenggaraan Perizinan tinggi membutuhkan NIB dan Sertifikat
Berusaha Berbasis Risiko antara lain KBLI Standar. Subsistem Perizinan Berusaha
berdasarkan tingkat Risiko; ketentuan diakses menggunakan hak akses oleh Pelaku
persyaratan Penanaman Modal; persyaratan Usaha; lembaga OSS; kementerian/lembaga;
dan/atau kewajiban Perizinan Berusaha, jangka DPMPTSP provinsi; DPMPTSP kabupaten/kota;
waktu, standar pelaksanaan kegiatan usaha dan Administrator KEK; dan Badan Pengusahaan
penunjang kegiatan usaha, dan ketentuan lain KPBPB.

Gambar 2.4.1. Gambaran Umum Sistem OSS-RBA

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 69


Tata cara pelayanan perizinan berusaha berbasis c. Perangkat kerja Pengawasan;
risiko telah diatur dalam Peraturan Kepala BKPM d. Penilaian kepatuhan pelaksanaan Perizinan
Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pedoman Dan Tata Berusaha;
Cara Pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis e. Pengaduan terhadap Pelaku Usaha dan
Risiko Dan Fasilitas Penanaman Modal mulai pelaksana Pengawasan serta tindak
dari permohonan yang dilakukan oleh pelaku lanjutnya; dan
usaha sampai dengan penerbitan yang dilakukan f. Pembinaan dan sanksi.
oleh pihak yang berwenang dalam menerbitkan.
Untuk tata cara pelayanan fasilitas penanaman Perangkat kerja Pengawasan terdiri atas data,
modal, hal ini meliputi layanan fiskal dan non- profil, dan informasi Pelaku Usaha yang terdapat
fiskal. Dengan pedoman ini diharapkan agar pada Sistem OSS; surat tugas pelaksana inspeksi
tercapainya pelayanan Perizinan Berusaha lapangan; surat pemberitahuan kunjungan;
Berbasis Risiko dan Fasilitas Penanaman Modal berita acara pemeriksaan; daftar pertanyaan
yang terintegrasi secara elektronik, terstandar, bagi Pelaku Usaha terkait pemenuhan standar
cepat, sederhana, dan transparan. pelaksanaan kegiatan usaha dan kewajiban; dan/
atau perangkat kerja lainnya yang diperlukan
Untuk Subsistem Pengawasan sebagaimana dalam rangka mendukung pelaksanaan
diamanatkan dalam Pasal 167 ayat (2) huruf c Pengawasan.
digunakan sebagai sarana untuk melaksanakan
Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Subsistem Pengawasan dapat diakses dan
Risiko. Subsistem Pengawasan dalam Sistem ditindaklanjuti oleh Pelaku Usaha; Lembaga
OSS paling sedikit memuat: OSS; kementerian/lembaga; DPMPTSP provinsi;
a. Perencanaan inspeksi lapangan tahunan; DPMPTSP kabupaten/kota; Administrator KEK;
b. Laporan berkala dari Pelaku Usaha dan data dan Badan Pengusahaan KPBPB. Subsistem
perkembangan kegiatan usaha; pengawasan tersebut masih dalam masa

Gambar 2.4.2. Subsistem Informasi Pengawasan

70 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

pengembangan, sehingga untuk pengawasan Pengawasan mencakup penyusunan waktu


ini kementerian PUPR menggunakan Sistem dalam pelaksanaan Pengawasan, anggaran, dan
Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi. sumber daya manusia pelaksana Pengawasan.
Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah
Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Administrator KEK, dan/atau Badan Pengusahaan
Daerah, Administrator KEK, dan/atau Badan KPBPB dilarang melakukan Pengawasan di luar
Pengusahaan KPBPB sesuai dengan kewenangan perencanaan Pengawasan. Sesuai PP Nomor 5
masing-masing. Pengawasan dilakukan dengan Tahun 2021 Pasal 216, Pelaksanaan Pengawasan
mempertimbangkan tingkat kepatuhan Pelaku harus dikoordinasikan oleh:
Usaha. Indikator dalam Pengawasan meliputi: a. Lembaga pemerintah yang
a. Tata ruang dan standar bangunan gedung; menyelenggarakan urusan pemerintahan di
b. Standar kesehatan, keselamatan, dan/atau bidang koordinasi Penanaman Modal, atas
lingkungan hidup; pelaksanaan penerbitan Perizinan Berusaha
c. Standar pelaksanaan kegiatan usaha; melalui Sistem OSS;
d. Persyaratan dan kewajiban yang diatur b. DPMPTSP provinsi, atas pelaksanaan
dalam norma, standar, prosedur, dan kriteria Perizinan Berusaha yang menjadi kewenangan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II; Pemerintah Daerah provinsi;
dan/atau c. DPMPTSP kabupaten/kota, atas pelaksanaan
e. Kewajiban atas penyampaian laporan dan/ Perizinan Berusaha yang menjadi kewenangan
atau pemanfaatan insentif dan fasilitas Pemerintah Daerah kabupaten/kota;
Penanaman Modal. d. Administrator KEK, atas pelaksanaan
Pengawasan Perizinan Berusaha yang
Pengawasan yang menjadi kewenangan berlokasi di KEK; dan Badan Pengusahaan
Pemerintah Pusat dilaksanakan oleh KPBPB, atas pelaksanaan Pengawasan yang
kementerian/lembaga sesuai dengan tugas berlokasi di KPBPB.
dan fungsi masing-masing atau kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha. Pengawasan Tujuan Pengawasan yang utama adalah
yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah memastikan kepatuhan pemenuhan persyaratan
dilaksanakan oleh gubernur dan/atau bupati/wali dan kewajiban oleh Pelaku Usaha. Selain itu
kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. pengawasan bertujuan mengumpulkan data,
Pengawasan dilakukan secara terintegrasi bukti, dan/atau laporan terjadinya bahaya
dan terkoordinasi antarkementerian/lembaga, terhadap keselamatan, kesehatan, lingkungan
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah hidup, dan/atau bahaya lainnya yang dapat
kabupaten/kota, Administrator KEK, dan/atau ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan usaha;
Badan Pengusahaan KPBPB. dan menjadi rujukan pembinaan atau pengenaan
sanksi administratif terhadap pelanggaran
Untuk melakukan Pengawasan dilakukan Perizinan Berusaha.
perencanaan pengawasan. Perencanaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 71


Jenis Pengawasan terdiri atas Pengawasan rutin atas Pengawasan rutin yang telah dilakukan
dan Pengawasan insidental. Pengawasan rutin sebelumnya Pelaku Usaha dinilai patuh, inspeksi
dilakukan secara berkala berdasarkan tingkat lapangan untuk subsector jasa konstruksi yang
Risiko kegiatan usaha dan mempertimbangkan memiliki Risiko menengah tinggi dilaksanakan
tingkat kepatuhan Pelaku Usaha. Pengawasan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun untuk
rutin dilakukan melalui laporan Pelaku Usaha; setiap lokasi usaha. Hasil inspeksi lapangan
dan inspeksi lapangan. Pengawasan rutin dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan
melalui laporan Pelaku Usaha dilakukan atas ditandatangani oleh pelaksana inspeksi lapangan
laporan yang disampaikan oleh Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha. Berita acara dilengkapi
kepada kementerian/lembaga, Pemerintah dengan kesimpulan hasil inspeksi lapangan.
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/ Pengisian dan penandatanganan berita acara
kota, Administrator KEK, dan/atau Badan dilakukan secara elektronik pada Sistem OSS
Pengusahaan KPBPB yang memuat kepatuhan atau secara manual oleh pelaksana inspeksi
Pelaku Usaha terhadap standar pelaksanaan lapangan dan Pelaku Usaha.
usaha dan perkembangan kegiatan usaha.
Sedangkan Pengawasan rutin melalui inspeksi Berbeda dengan Pengawasan rutin, Pengawasan
lapangan dilakukan oleh kementerian/lembaga, insidental merupakan Pengawasan yang
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah dilakukan oleh kementerian/lembaga,
kabupaten/kota, Administrator KEK, dan/atau Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Badan Pengusahaan KPBPB dalam bentuk Daerah kabupaten/kota, Administrator KEK,
kunjungan fisik atau melalui virtual. dan/atau Badan Pengusahaan KPBPB pada
waktu tertentu. Pengawasan insidental dapat
Inspeksi lapangan itu sendiri meliputi: dilakukan melalui inspeksi lapangan atau secara
a. Pemeriksaan administratif dan/atau fisik virtual. Pengawasan insidental dilaksanakan
atas pemenuhan standar kegiatan usaha dan/ berdasarkan pengaduan dari masyarakat dan/
atau standar produk/jasa; atau Pelaku Usaha yang dijamin kerahasiaan
b. Pengujian; dan/atau identitasnya oleh Pemerintah Pusat dan
c. Pembinaan dalam bentuk pendampingan dan Pemerintah Daerah. Pengaduan dari masyarakat
penyuluhan. wajib disampaikan secara benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Pelaksana inspeksi lapangan wajib dilengkapi
dengan surat tugas dari kementerian/lembaga, Penyampaian pengaduan masyarakat dilakukan
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah secara langsung kepada Pemerintah Pusat atau
kabupaten/kota, Administrator KEK, dan/atau Pemerintah Daerah; dan/atau tidak langsung.
Badan Pengusahaan KPBPB. Inspeksi lapangan Penyampaian pengaduan tidak langsung yang
oleh pelaksana Pengawasan dilakukan paling disampaikan secara:
banyak untuk subsektor jasa konstruksi yang 1) Tertulis kepada Pemerintah Pusat atau
memiliki risiko menengah tinggi dilaksanakan 2 Pemerintah Daerah; atau
(dua) kali dalam 1 (satu) tahun untuk setiap lokasi 2) Elektronik melalui Sistem OSS atau saluran
usaha. Dalam hal berdasarkan hasil penilaian pengaduan yang disediakan.

72 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Lembaga OSS menyusun prosedur pengelolaan Pengusahaan KPBPB melakukan penghentian


pengaduan masyarakat secara elektronik pelanggaran untuk mencegah dampak yang lebih
melalui Sistem OSS. Kementerian/lembaga, besar dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu)
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah Hari setelah menerima laporan lembaga atau
kabupaten/kota, Administrator KEK, dan/ profesi ahli yang bersertifikat atau terakreditasi.
atau Badan Pengusahaan KPBPB mempunyai
tanggungjawab untuk menindaklanjuti Perlu diperhatikan bahwa Pelaksana
pengaduan masyarakat secara sendiri atau Pengawasan harus memiliki kompetensi
bersama dengan kementerian/lembaga lainnya yang mencakup kemampuan, kecakapan,
dan/atau Pemerintah Daerah. dan pengetahuan atas standar pelaksanaan
kegiatan usaha. Kementerian/lembaga,
Hasil Pengawasan insidental wajib diunggah ke Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
Sistem OSS oleh penanggung jawab pelaksana kabupaten/kota, Administrator KEK, dan/ atau
inspeksi lapangan. Pelaksana Pengawasan Badan Pengusahaan KPBPB dapat melakukan
dalam pengawasan rutin melalui laporan Pelaku peningkatan kompetensi pelaksana Pengawasan
Usaha, mempunyai tugas melakukan reviu untuk mengembangkan kemampuan, kecakapan,
terhadap laporan berkala yang diberikan oleh dan pengetahuan yang dilakukan secara
Pelaku Usaha, menyusun laporan hasil reviu, dan berkelanjutan.
menyampaikan rekomendasi.
Pengawasan sebagaimana amanat PP Nomor
Dalam hal pelaksanaan Pengawasan ditemukan 5 Tahun 2021 dapat melibatkan masyarakat.
pelanggaran yang dilakukan Pelaku Usaha, Masyarakat dapat berperan serta dalam
pelaksana Pengawasan dapat menghentikan penyelenggaraan Pengawasan. Peran serta
pelanggaran tersebut untuk mencegah masyarakat meliputi melakukan pemantauan
terjadinya dampak lebih besar. Pengawasan terkait penyelenggaraan kegiatan usaha dan
terhadap pelaksanaan pemenuhan standar yang menyampaikan pengaduan masyarakat. Selain
bersifat teknis dan memerlukan kompetensi masyarakat, Pelaku Usaha juga dapat melakukan
khusus tertentu dapat dilakukan melalui pengaduan terhadap pelaksana Pengawasan
kerja sama dengan lembaga atau profesi ahli yang tidak menjalankan Pengawasan sesuai
yang bersertifikat atau terakreditasi sebagai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor
pelaksana Pengawasan sesuai dengan ketentuan 5 Tahun 2021. Tentunya Pelaksana Pengawasan
peraturan perundang-undangan. Dalam hal yang tidak menjalankan Pengawasan sesuai
Pengawasan bekerja sama dengan Lembaga atau dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini
profesi ahli yang bersertifikat atau terakreditasi, akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan
keterlibatan lembaga atau profesi bersertifikat peraturan perundang-undangan. Amanat PP
dimasukkan ke dalam perencanaan Pengawasan. Nomor 5 Tahun 2021 bahwa Setiap orang yang
menghalangi kegiatan Pengawasan dikenai
Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah sanksi administratif dan/atau pidana sesuai
provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/ dengan ketentuan peraturan perundang-
kota, Administrator KEK, dan/ atau Badan undangan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 73


Pengawasan terhadap Perizinan Berusaha di peraturan perundang-undangan. Tentu tidak
sektor pekerjaan umum dan perumahan rakyat menutup kemungkinan, pengawasan akan
dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan dilakukan secara kolaborasi antara Pemerintah
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum Pusat dan Pemerintah Daerah. Selanjutnya tindak
dan perumahan rakyat, gubernur, bupati/wali lanjut dari pengawasan dan sebagai bentuk
kota, Administrator KEK, atau kepala Badan pembinaan kepada pelaku usaha, Pemerintah
Pengusahaan KPBPB sesuai kewenangan akan memberikan sanksi administratif atas
masing-masing berdasarkan Peraturan pelanggaran terhadap pemenuhan kewajiban
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 dan ketentuan kepada Pelaku Usaha.

KEWAJIBAN
Kewajiban Pelaku Usaha Usaha Orang Bujkn Kp Bujka Bujka KEWAJIBAN KHUSUS KP BUJKA :
(Umum) Perseorangan Pma
a. Membentuk badan usaha dengan kualifikasi yang
Laporan Kegiatan Usaha setara dengan kualifikasi besar;
Tahunan a a a a b. Menempatkan warga negara Indonesia sebagai
pimpinan tertinggi; terdapat realisasi (Pasal84)
Pencatatan Pengalaman
a a a a c. Membentuk KSO dengan BUJKN dan memenuhi
kriteria teknis KSO;
Penilaian Kinerja d. Mengutamakan penggunaan material dan
a a a a teknologi konstruksi dalam negeri;
e. Memiliki teknologi tinggi, mutakhir, efisien,
Pemenuhan Kemampuan berwawasan lingkungan, serta memperhatikan
Penyediaan Peralatan a a a a kearifan lokal;
f. Melaksanakan proses alih teknologi;
Pelaporan Penggantian
PBJU/PJTBU/PJSKBU a a a a g. Mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja
Indonesia daripada tenaga kerja asing;dan
h. Mempekerjakan tenaga krja Indonesia sebagai
KEWAJIBAN KHUSUS BUJK PENANAMAN MODAL ASING tenaga kerja pendamping pada bidang
a. membentuk badan usaha berbadan hukum indonesia melalui kerja sama modal manajemen dan teknis paling rendah dua tingkat
dengan BUJKN kualifikasi besar, dan di bawah jabatan tenaga kerja asing berdasarkan
b. mengikuti ketentuan struktur permodalan dan kriteria teknis penanaman modal. klasifikasi keilmuan yang sesuai.

PENGAWASAN SANKSI
PERANGKAT KERJA PENGAWAS
Insidental

• Laporan Tahunan • Pengaduan Setiap pelaku usaha dapat dikenai sanksi


Rutin

• Pencatatan Pengalaman • Urgensi Proyek Prioritas administratif atas pelanggaran terhadap pemenuhan
• Tingkat Kepatuhan kewajiban berupa:
1. Peringatan;
2. Pengenaan denda administratif;
3. Penghentian sementara kegiatan berusaha;
• Pelaksana pengawasan dilakukan sesuai kewenangan secara TERKOORDINASI 4. Daftar hitam; dan atau/
• Tidak menutup kemungkinan pengawasan dilakukan secara KOLABURASI antara 5. Pencabutan Perizinan Berusaha
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

OPTIMIZING EFFECTIVENESS AND COSTS


• Keterbatasan sumberdaya dan waktu
• Fokus pada critical hazards yang lebih mungkin muncul

74 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Pengawasan rutin pada subsektor jasa konstruksi kegiatan berusaha, maka BUJK dikenai sanksi
dilakukan berdasarkan laporan kegiatan usaha pencabutan SBU konstruksi.
tahunan dan pencatatan pengalaman badan
usaha dan usaha orang perseorangan. Laporan Sebagaimana amanat Pasal 428 ayat (1) PP Nomor
kegiatan usaha tahunan wajib disampaikan 5 Tahun 2021, Pelaku Usaha yang mendapatkan
melalui aplikasi usaha jasa konstruksi sistem sanksi administratif berupa pencabutan SBU
informasi jasa konstruksi terintegrasi. Konstruksi akan masuk Daftar Hitam perusahaan.
Yang masuk dalam Daftar hitam perusahaan
Hasil Pengawasan ini akan berdampak terhadap tidak hanya Badan usaha jasa konstruksinya
layanan sertifikasi BUJK. Sanksi Perizinan (NIB) tetapi juga Penanggung Jawab Badan
Berusaha sebagaimana PP Nomor 5 Tahun 2021 Usaha (NIK) dan Penanggung Jawab Teknis
dilakukan oleh Menteri yang menyelenggarakan Badan Usaha (NIK). Pelaku Usaha yang mendapat
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum. sanksi daftar hitam dalam perizinan berusaha
Sebagai contoh amanat PP Nomor 5 Tahun 2021 baru dapat melakukan permohonan Perizinan
Pasal 417 bahwa Menteri yang menyelenggarakan Berusaha baru paling cepat 3 (tiga) tahun setelah
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan Perizinan Berusahanya dinyatakan dicabut, hal
umum mengenakan sanksi administratif ini sesuai amanat Pasal 428 ayat (2) PP Nomor
berupa peringatan tertulis dan pengenaan 5 Tahun 2021. Dengan demikian pengawasan
denda administratif bagi BUJK yang terlambat perizinan berusaha menjadi suatu hal dan proses
melakukan pelaporan penggantian tenaga kerja penting dalam penyelenggaraan perizinan
konstruksi. berusaha berbasis risiko.

Apabila BUJK tidak melakukan pembayaran Pengawasan perizinan berusaha berbasis


denda administratif dalam jangka waktu 15 (lima risiko merupakan bagian dari Pengawasan
belas) Hari sejak pengenaan sanksi peringatan Penyelenggaraan jasa konstruksi. Sebagaimana
tertulis dan pengenaan denda administratif, amanat PP Nomor 22 Tahun 2021 dan PP Nomor
dikenai sanksi penghentian sementara kegiatan 14 Tahun 2021, Pengawasan Penyelenggaraan
berusaha. Dan Apabila BUJK tidak memenuhi jasa konstruksi yang dilaksanakan oleh
kewajiban dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai
sejak pengenaan sanksi Penghentian sementara kewenangannya dilakukan untuk mewujudkan:

PSL. Kewajiban Tahapan Sanksi Besaran Denda


417 Laporan penggantian a. Peringatan tertulis BUJKN (K) Rp. 500.000,-
tenaga kerja b. Denda Administrasi BUJKN (M) Rp. 1.000.000,-
c. Penghentian Sementara BUJKN (Sp) Rp. 1.000.000,-
d. Pencabutan SBU BUJKN (B) Rp. 1.500.000,-
BUJKA Rp. 5.000.000,-
(per hari keterlambatan)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 75


a. Tertib Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 1. Pengawasan Penyelenggaraan Perizinan
b. Tertib usaha Jasa Konstruksi dan Perizinan Berusaha subsektor Jasa Konstruksi
Tata Bangunan melibatkan beberapa pihak antara lain
c. Tertib pemanfaatan produk jasa Konstruksi; Kementerian PUPR, Kementerian Dalam
dan/atau Negeri dan Pemerintah Daerah baik Provinsi
d. Tertib kinerja penyedia Jasa Konstruksi. maupun Kabupaten/Kota. Kementerian PUPR
sebagai pengampu kebijakan, saat ini sedang
Dalam mewujudkan tertib usaha jasa konstruksi menyusun Norma, Standar, Prosedur dan
tersebut terdapat lingkup untuk Pemenuhan Kriteria (NSPK) sebagai acuan Pemerintah
persyaratan usaha Jasa Konstruksi yang Daerah melaksanakan pengawasan
merupakan kewajiban dalam perizinan berusaha. penyelenggaraan perizinan berusaha
Dalam hal pengawasan penyelenggaraan jasa berbasis risiko di daerah yang merupakan
konstruksi yang dilakukan oleh pemerintah bagian dari pengawasan penyelenggaraan
daerah, khususnya untuk mengawasi jasa konstruksi.
pelaksanaan pemenuhan kewajiban bagi pelaku 2. Untuk efektifitas pengawasan
usaha di daerahnya, maka Kementerian PUPR penyelenggaraan perizinan berusaha,
sedang menyusun NSPK pedoman pengawasan semua pihak harus memiliki sistem yang
penyelenggaraan Jasa Konstruksi agar dapat saling terintegrasi dengan menggunakan
dipedomani oleh pemerintah daerah. interoperabilitas penggunaan data.
Pengembangan sistem aplikasi tidak dapat
Kesimpulan dan Rekomendasi dilakukan secara parsial, harus dikembangkan
dalam satu kerangka arsitektur sistem
Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis aplikasi yang terencana;
Risiko Subsektor jasa konstruksi merupakan 3. Untuk mengoptimalkan Pengawasan
bagian dari pengawasan penyelenggaraan jasa Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
konstruksi dalam hal tercapainya tertib usaha subsektor Jasa Konstruksi, maka perlu
jasa konstruksi. Pengawasan Perizinan Berusaha adanya kolaborasi antara Pemerintah Pusat
Berbasis Risiko dilakukan secara terintegrasi dan Pemerintah Daerah dengan salah satunya
dan terkoordinasi antar kementerian/lembaga, melalui interoperabilitas Data menuju Satu
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah Data Indonesia.
kabupaten/kota, administrator KEK dan/atau
badan pengusahaan KPBPB melalui subsistem Demikian sedikit gambaran mengenai
Pengawasan pada Sistem OSS. pengawasan penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Subsektor Jasa
Dari gambaran kemudahan yang ditawarkan oleh Konstruksi di Indonesia, semoga dengan
Reformasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko ini adanya reformasi perizinan berusaha ini dapat
sejatinya masih menyisakan permasalahan yang meningkatkan iklim dan keberlanjutan usaha
perlu segera ditindaklanjuti lebih lanjut. Adapun jasa konstruksi di Indonesia.
permasalahan dan rekomendasi tindak lanjut
yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

76 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Cipta Kerja dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Daftar Pustaka

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa


Konstruksi;
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja;
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Nomor 14 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pemerintah (PP) tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Perizinan Berusaha di Daerah;
Peraturan BKPM Nomor 3 Tahun 2021 tentang Sistem
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi
Berbasis Secara Elektronik
Peraturan BKPM Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pedoman
dan Tata Cara Pelayanan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko dan Fasilitas Penanaman Modal
Peraturan BKPM Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Pedoman dan Tata Cara Pengawasan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko
https://oss.go.id/

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 77


03
Membangun
Konstruksi
Berkelanjutan
3.1
Membangun Budaya
Konstruksi Berkelanjutan
Dalam Penyelenggaraan
Konstruksi
Kimron Manik
Direktur Keberlanjutan Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Sheba Hartati
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Niken Dwi Pramesti


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu strategi Presiden Joko Widodo


dalam pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi COVID-19. Pembangunan
infrastruktur ditujukan untuk peningkatan ketahanan pangan, pengembangan
konektivitas, peningkatan kesehatan dan lingkungan masyarakat, peningkatan
investasi dengan memberikan dukungan pada kawasan strategis nasional,
penguatan jaring pengaman nasional lewat program Padat Karya Tunai (PKT)
serta pembelian produk dari pengusaha lokal (UMKM), dan peningkatan ketahanan
bencana dan perubahan iklim. Namun pada saat yang sama, pembangunan
infrastruktur juga berpotensi untuk “mengurangi” lahan pertanian produktif, hutan
lindung dan bahkan dapat mengganggu konservasi keanekaragaman hayati jika
tidak dilakukan secara hati-hati dan berkelanjutan.

Dengan pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara massif, sudah saatnya


seluruh pihak untuk melakukan transformasi menuju kepada pembangunan yang

80 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Gambar 3.1.1. Risiko Perubahan Iklim
Sumber : wwf.panda.org

rendah karbon dan berkelanjutan. Berdasarkan laporannya yang mengatakan bahwa adanya
United Nations Environment Programme Report, peluang kenaikan suhu global lebih dari 1,5° C
sektor konstruksi juga memiliki kontribusi cukup selama lima tahun ke depan. Padahal sejumlah
tinggi dalam menghasilkan emisi yaitu sebesar negara di dunia telah menyetujui target untuk
38% dari total emisi global yang dihasilkan menjaga kenaikan suhu global dunia agar tetap di
baik selama proses konstruksi maupun pada bawah 1,5° C pada abad ini. Untuk itu diperlukan,
masa operasi dan pemeliharaan. Tingginya suatu langkah ambisius bagi kita semua guna
tingkat emisi yang dihasilkan dari jejak karbon, mengatasi hal ini. Bila tidak dilakukan, maka
dapat menyebabkan pemanasan global yang kita akan mengalami kenaikan suhu global
memicu terjadinya perubahan cuaca ekstrem mencapai 2,4°C pada pertengahan abad dan
dan mencairnya lapisan es pada kutub sehingga mencapai 4,4°C pada tahun 2100. Untuk melihat
menyebabkan kenaikan air muka laut. perbandingan dampak perubahan iklim antara
perubahan suhu 1.5°C dan perubahan suhu 2°C
Baru-baru ini, Intergovernmental Panel on dapat dilihat sebagaimana dijelaskan pada
Climate Change (IPCC) telah mengeluarkan Gambar 3.1.1.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 81


Konsep Berkelanjutan Tiga pilar dasar dalam menjalankan suatu bisnis
yang dikemukakan oleh John Elkington meliputi:
Pembangunan berkelanjutan berangkat dari a. Prosperity yang dimaksud adalah memastikan
suatu tujuan yang mulia, yaitu mencapai semua manusia dapat menikmati kehidupan
kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat yang sejahtera serta kemajuan ekonomi,
saat ini dan bagi generasi yang akan datang. sosial, dan teknologi yang selaras dengan
Kondisi berkelanjutan ini dapat tercipta jika alam.
pembangunan tersebut dapat memenuhi tiga b. Planet yang dimaksud adalah mengelola
tujuan sekaligus, yaitu aspek ekonomi, sosial, dengan baik penggunaan energi terutama
dan lingkungan. Dengan mempertimbangkan atas sumber daya alam yang tidak dapat
ketiga aspek tersebut, pembangunan akan diperbarui. Mengurangi hasil limbah produksi
dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat dan mengolah kembali menjadi limbah yang
secara inklusif, tidak memberikan dampak aman bagi lingkungan, mengurangi emisi CO2
negatif terhadap lingkungan hidup, dan dengan ataupun pemakaian energi.
penggunaan sumber daya yang lebih efisien. c. People yang dimaksud adalah bagaimana
John Elkington mempopulerkan konsep triple bisnis dilakukan dengan mempertimbangkan
bottom line pada tahun 1997 melalui bukunya seluruh pemangku kepentingan yang
“Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of terlibat didalamnya, baik cara memenuhi
21st Century Business” yang di dalamnya terdapat kebutuhannya dan bertanggung jawab atas
faktor ekonomi, lingkungan dan sosial yang saat keputusan suatu bisnis yang berdampak atau
ini dipopulerkan dengan sebutan 3P (Prosperity, dengan kata lain “tanggung jawab sosial”.
Planet, People) sebagaimana dijelaskan pada
Gambar 3.1.2 berikut.

Gambar 3.1.2. John Elkington’s Triple Bottom Line untuk Bisnis Berkelanjutan
Sumber : https://sustain.wisconsin.edu/sustainability/triple-bottom-line/

82 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Pembangunan dengan prinsip berkelanjutan 3. Use Recyclable resource (Mengolah kembali


dilakukan dengan mengoptimalkan dan sumber daya yang ada)
menyerasikan penggunaan sumber daya alam 4. Protect Nature (Melindungi Alam/Lingkungan)
dengan sumber daya manusia dalam proses 5. Eliminate Toxics (Membuang racun-racun)
pembangunan. Pengaturan tapak, efisiensi 6. Apply life Cycle Costing (Menggunakan
penggunaan lahan, energi, air, dan sumber daya material yang Awet /tahan lama)
pada lingkungan terbangun, faktor ekonomis 7. Focus on Quality (Berfokus pada Kualitas/
dan sosial telah menjadi hal penting dalam Mutu)
penyelenggaraan pembangunan berkelanjutan.
Sebuah proyek konstruksi dianggap berkelanjutan
Penerapan Konsep Berkelanjutan hanya jika semua prinsip berkelanjutan dapat
di Bidang Konstruksi terpenuhi. Saat ini, konstruksi berkelanjutan
masih terlalu sering disamakan dengan konsep
Industri konstruksi adalah salah satu penyumbang “bangunan hijau”. Padahal prinsip berkelanjutan
polusi dan limbah terbesar melalui siklus tidak hanya bertumpu pada pilar lingkungan tetapi
hidupnya. Sekitar 40% dari penggunaan sumber juga pada pilar ekonomi dan sosial. Konstruksi
daya dan energi dunia berasal dari pelaksanaan berkelanjutan harus mampu meningkatkan
konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan. tujuan lingkungan dan mengintegrasikannya
Namun, kekhawatiran ini dapat diatasi dengan dengan masalah sosial dan ekonomi, untuk
adanya praktik konstruksi berkelanjutan. meningkatkan kualitas hidup, efisiensi kerja dan
Faktanya, konstruksi berkelanjutan bukan lingkungan kerja yang sehat.
hanya tentang bagaimana mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan, melainkan suatu Dalam upaya meminimalkan dampak negatif
pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pembangunan infrastruktur terhadap
masyarakat atas pembangunan infrastruktur lingkungan, Kementerian PUPR berkomitmen
yang dilakukan. untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur
berkelanjutan. Salah satu upaya yang dilakukan
Konsep konstruksi berkelanjutan sendiri awal adalah dengan diterbitkannya PP Nomor
mulanya muncul akibat adanya perubahan suhu 14 Tahun 2021 sebagai aturan pelaksanaan
(Climate Change) serta terbatasnya sumber Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
daya alam hayati, sehingga muncullah Konsep Cipta Kerja, dimana pada Pasal 84 ayat (1)
Konstruksi Berkelanjutan yang menurut Charles mengamanatkan bahwa penyelenggaraan jasa
J Kibert terdapat beberapa aspek yang perlu konstruksi untuk mendirikan bangunan gedung
diperhatikan, yaitu: dan/atau bangunan sipil harus memenuhi
1. Reduce Resource Consumption (Mengurangi prinsip berkelanjutan pada seluruh sumber
Komsumsi sumber daya alam) daya, dan siklus hidup bangunan. Selanjutnya,
2. Reuse Resource (Menggunakan kembali sebagai aturan operasionalisasi, diterbitkan pula
Sumber daya yang ada) Peraturan Menteri PUPR Nomor 09 Tahun 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 83


tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi konsultansi konstruksi dan pekerjaan konstruksi
Berkelanjutan. Peraturan ini merupakan langkah- sebagaimana Gambar 3.1.3. di bawah ini.
langkah bagaimana para pelaku usaha melakukan
pembangunan infrastruktur dengan pendekatan Seluruh tahapan penyelenggaraan konstruksi
yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. berkelanjutan diatas harus memuat kriteria
teknis konstruksi berkelanjutan berdasarkan
Dalam kedua peraturan tersebut, disebutkan beberapa aspek meliputi:
bahwa konstruksi berkelanjutan mempunyai 3 a. Aspek teknis, merupakan aspek yang
(tiga) pilar dasar penting, meliputi: wajib terpenuhi untuk menjaga keandalan
(1) Layak secara ekonomi dan dapat bangunan meliputi kriteria teknis bangunan,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat; standar keamanan, keselamatan, kesehatan
(2) Menjaga pelestarian lingkungan; dan dan keberlanjutan (Standar K4), serta
(3) Mengurangi disparitas sosial masyarakat memenuhi kelaikan fungsi bangunan;
b. Aspek lingkungan, merupakan aspek yang
Berdasarkan Permen PUPR Nomor 9 Tahun mempertahankan kelangsungan daya
2021, penyelenggaraan jasa konstruksi harus dukung dan daya tampung lingkungan hidup,
memenuhi 12 (dua belas) prinsip berkelanjutan memanfaatkan sumber daya secara efisien,
yang harus diterapkan pada seluruh sumber dan meminimalkan dampak lingkungan
daya meliputi tanah, material, air, energi meliputi tepat guna lahan, konservasi energi,
dan ekosistem pada seluruh siklus hidup konservasi air, sumber dan siklus material,
bangunan dan tahapan penyelenggaraan kenyamanan dan kesehatan serta manajemen
konstruksi berkelanjutan dimulai dari tahap lingkungan;
perencanaan umum, pemrograman, pekerjaan

Gambar 3.1.3. Kerangka Pikir Konstruksi Berkelanjutan


Sumber : PP Nomor 14 Tahun 2021

84 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

c. Aspek ekonomi, merupakan aspek yang tangguh dan resisten terhadap bencana serta
dapat memberikan manfaat ekonomi bagi memiliki umur sesuai dengan rencana.
semua pihak dan mendorong peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat secara Sementara itu, sebagai upaya guna
berkesinambungan meliputi kontribusi mendorong masyarakat jasa konstruksi dalam
dalam peningkatan potensi ekonomi wilayah, menyelenggarakan konstruksi berkelanjutan
penyusunan prioritas program untuk dilakukan pemberian predikat konstruksi
memperoleh manfaat sebesar-besarnya berkelanjutan. Predikat konstruksi berkelanjutan
bagi masyarakat, efisiensi sumber daya, diberikan melalui penilaian kinerja pada
mendukung usaha lokal, dan perkuatan setiap tahapan penyelenggaraan konstruksi
UMKM; dan berkelanjutan, yang terdiri atas utama,
d. Aspek sosial, merupakan aspek yang madya dan pratama. Pemberian predikat
berdampak pada pengurangan kesenjangan konstruksi berkelanjutan diharapkan dapat
sosial masyarakat secara menyeluruh, memicu semangat unit organisasi teknis
meliputi partisipasi masyarakat, unsur dan/atau masyarakat jasa konstruksi dalam
gender, kaum disabilitas dan kaum marginal, menyelenggarakan konstruksi berkelanjutan.
mendukung interaksi masyarakat, dan Kedepannya, pemerintah harus merumuskan
pelestarian budaya atau kearifan lokal. suatu bentuk insentif terhadap unit organisasi
teknis maupun masyarakat jasa konstruksi
Penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan tidak yang berkomitmen untuk menyelenggarakan
terlepas dari penerapan standar keamanan, konstruksi berkelanjutan.
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan
(Standar K4). Hal ini sebagaimana tertuang Penerapan Konstruksi
pada PP Nomor 14 tahun 2021 tentang tentang Berkelanjutan di Negara lain
Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Konsep konstruksi berkelanjutan telah dilakukan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun di berbagai negara, terutama dari segi upaya
2017 Tentang Jasa Konstruksi, Pasal 84 dan pengurangan jejak karbon, pengurangan
Peraturan Menteri PUPR nomor 10 tahun 2021 produksi limbah, dan penggunaan energi
tentang Pedoman SMKK, diamanatkan bahwa terbarukan. Sebagai contoh dari sisi aspek
Penerapan SMKK dilakukan guna mewujudkan minimum limbah, perlu disadari bahwa proses
pemenuhan standar keamanan, keselamatan, konstruksi di Indonesia saat ini belum berada
kesehatan dan keberlanjutan (Standar K4) yang pada kondisi yang efisien, dimana dalam tahap
menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, konstruksi masih menghasilkan sejumlah limbah
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, yang seharusnya dapat diminimumkan melalui
keselamatan publik dan lingkungan. Dengan skema reduce, reuse, recycle. Hal ini masih terjadi
menerapkan standar K4 yang menjadi salah satu di Indonesia karena belum adanya regulasi yang
prinsip konstruksi berkelanjutan, diharapkan menetapkan biaya membuang limbah/sampah.
dapat terwujudnya suatu infrastruktur yang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 85


Adapun beberapa pembelajaran yang dapat kita diperkirakan mampu menyerap 2 juta
adopsi, meliputi: tenaga kerja.
a. Penetapan biaya pembuangan limbah 2) Cina
Beberapa negara di dunia yang telah Cina melakukan penyelarasan antara
menetapkan biaya membuang limbah, penurunan ketergantungan karbon
misalnya Amerika Serikat, biaya untuk dengan pembangunan ekonomi melalui
membuang limbah/sampah sangat bervariasi pengembangan efisiensi dan konservasi
tergantung wilayahnya, misalnya di California energi, serta menerapkan penggunaan
dan Vermont biaya yang ditetapkan adalah ± sumber energi terbarukan untuk pasokan
$10/ton sampai dengan ± $100/ton. Dengan energi, seperti tenaga angin, tenaga
adanya ketentuan tersebut, maka pelaku matahari, tenaga panas bumi dan
industri konstruksi di negara yang lebih maju biomassa.
telah merubah pola pengelolaan proyek dan
berusaha melakukan efisiensi agar limbah c. Penanganan Sampah
yang dihasilkan relatif sedikit sehingga 1) Swedia
berdampak pada biaya yang dikeluarkan Penanganan sampah di Swedia saat ini
untuk membuang limbah cenderung rendah . terbilang sangat canggih dengan jumlah
b. Upaya pengurangan jejak karbon timbulan yang sangat minim. Stockholm
Langkah di beberapa negara untuk sebagai ibu kota Swedia telah mengadopsi
menurunkan ketergantungan terhadap sistem pengurangan, pemilahan,
karbon adalah intinya menurunkan emisi pengolahan, dan daur ulang sampah.
karbon di sektor energi dan energy related Swedia telah mengembangkan teknologi
activity seperti baru, dengan tujuan menggunakan
1) Amerika Serikat 100% energi terbarukan dan sumber
Di Amerika Serikat dilakukan melalui: daur ulang. Pemerintah Swedia telah
(i) perkuatan/retrofitting bangunan memperkenalkan teknik pengumpulan
untuk meningkatkan efisiensi energi; sampah yang jauh lebih canggih, termasuk
(ii) memperluas angkutan massal dan sistem vakum otomatis di blok perumahan
kereta barang; (iii) smart system untuk yang mengirim sampah langsung ke pusat
sistem transmisi jaringan listrik; (iv) daur ulang melalui jaringan pipa bawah
mengembangkan energi terbarukan tanah. Sampah organik digunakan untuk
energi- tenaga angin, tenaga surya dan menghasilkan biogas yang digunakan
biofuel bahan bakar berbasis jagung, untuk menggerakkan mobil dan bus.
seperti limbah tanaman pertanian atau Limbah lainnya juga digunakan untuk
tanaman khusus seperti rumput keledai pembangkit listrik, yang memasok listrik
dan ganggang, serta energi berbasis bio dan pemanas untuk 20% rumah tangga.
lainnya. Amerika Serikat mengalokasikan Pabrik insinerasi limbah menggunakan
belanja pemerintah sebesar USD 100 teknologi tercanggih untuk mengurangi
milyar dalam 2 tahun untuk sektor ini yang emisi dioksin. Orang-orang memiliki akses

86 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

lengkap ke data emisi dari pembangkit berkelanjutan; (7) persepsi bahwa konstruksi
tersebut. Kualitas udara dipantau dengan berkelanjutan adalah konsep yang mirip dengan
baik dan datanya terbuka untuk semua konstruksi hijau; (8) keterbatasan pengetahuan
orang. Ini membantu dalam menanamkan tentang implementasi konstruksi berkelanjutan.
kepercayaan publik. Saat ini, tingkat
daur ulang sampah Swedia mencapai Guna mencapai keberhasilan penerapan
99% dengan sisa 1% sampah terkubur di konstruksi berkelanjutan, perlunya sebuah
tempat pembuangan akhir. kondisi awal yang harus dipenuhi dalam
implementasi kerangka pikir konstruksi
Penerapan Konstruksi berkelanjutan tersebut, terutama bagi negara-
Berkelanjutan di Indonesia negara berkembang, seperti Indonesia. Kesiapan
yang harus ada dalam implementasi kerangka
Konsep konstruksi berkelanjutan masih pikir konstruksi berkelanjutan terdiri dari
baru bagi industri konstruksi Indonesia. teknologi, kelembagaan dan sistem tata nilai
Pemerintah menyadari bahwa selama ini proyek (value system), yakni sebagai berikut:
pembangunan infrastruktur yang dilakukan a. Kesiapan inovasi dan teknologi
hanya mengandalkan pencapaian jangka Diperlukan adanya terobosan dan inovasi
pendek, cenderung mengabaikan prospek teknologi yang diperoleh melalui penelitian
keberlanjutan secara holistik, yang telah dan pengembangan dan mengadopsi budaya/
menimbulkan kerusakan lingkungan, ekonomi, kearifan lokal dalam konteks kemudahan
dan sosial. Konsep konstruksi berkelanjutan penerapan menyangkut sumber daya
akan berdampak positif pada industri konstruksi manusia, material, peralatan, dan dapat
global karena konsep tersebut bertujuan untuk diterima masyarakat (community acceptable).
meningkatkan tujuan ekonomi, lingkungan dan b. Kesiapan Kelembagaan
sosial. Kelembagaan yang fungsional dan
mendukung pembangunan berkelanjutan
Dalam pelaksanaan konstruksi berkelanjutan yang diperlukan meliputi:
di Indonesia, terdapat berbagai hambatan yang 1) Pemerintah pusat dan daerah;
dihadapi seperti (1) keterbatasan dana untuk 2) Badan usaha jasa konstruksi;
pembangunan infrastruktur; (2) Keterbatasan 3) Lembaga perencanaan dan pelaksanaan;
regulasi dan/atau standar yang mendorong 4) Lembaga pendukung (seperti lembaga
penerapan konsep konstruksi berkelanjutan; keuangan);
(3) keterbatasan jumlah dan jenis alat dan 5) Lembaga akademik dan penelitian;
bahan yang memenuhi kriteria konstruksi 6) Lembaga pendidikan;
berkelanjutan; (4) Keterbatasan jumlah ahli 7) Asosiasi profesi, badan usaha dan badan
keberlanjutan; (5) keterbatasan pedoman/modul usaha rantai pasok;
tentang konsep konstruksi berkelanjutan; (6) 8) Organisasi non pemerintah; dan
metode konstruksi konvensional masih lebih 9) Organisasi berbasis komunitas.
disukai dibandingkan dengan metode konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 87


Lembaga-lembaga tersebut harus memahami Penyusunan THI merupakan upaya mendukung
dan mendukung prinsip konstruksi ekonomi hijau dimana tidak hanya sekedar
berkelanjutan; yakni konstruksi berkelanjutan menghijaukan komponen/sektor-sektor dalam
menjadi aspek kebijakan, peraturan dan ekonomi, namun juga “menjamin adanya upaya
tata pemerintahan; dan kapasitas untuk membentuk dan menerapkan kombinasi yang
mengimplementasikan inisiatif konstruksi selaras antara kebijakan ekonomi, investasi
berkelanjutan dikembangkan melalui dan insentif yang dilakukan untuk menurunkan
pengembangan keterampilan dasar yang ketergantungan terhadap karbon (carbon
diperlukan, mekanisme pendanaan, dan dependency), melindungi ekosistem yang rentan
kemitraan. dan menurunkan kemiskinan, dengan tetap
c. Kesiapan Sistem Tata Nilai melaksanakan economic recovery and creating
Keberhasilan konstruksi berkelanjutan jobs .
bergantung pada sikap, kesadaran, dan
perilaku individu dan kelompok pemangku Menumbuhkan Budaya Konstruksi
kepentingan (stakeholders) terkait dalam Berkelanjutan dalam
membuat keputusan yang didasarkan sistem Penyelenggaraan Konstruksi di
tata nilai yang mendorong terbentuknya Indonesia
keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial
dan lingkungan. Dalam rangka menyelenggarakan Konstruksi
Berkelanjutan dibutuhkan perubahan paradigma
Disisi lain, dalam rangka mendukung untuk bertransformasi membudayakan prinsip
pembangunan berkelanjutan, Otoritas Jasa berkelanjutan dari manajemen puncak hingga
Keuangan (OJK) mengembangkan taksonomi pelaksana. Budaya berkelanjutan adalah
hijau atau green taxonomy. Taksonomi kekuatan pendorong keberlanjutan di antara
Hijau Indonesia (THI) merupakan panduan para pemangku kepentingan di industri
yang mengidentifikasi kriteria-kriteria hijau konstruksi. Budaya konstruksi berkelanjutan
dari kegiatan sektor-sektor ekonomi yang merupakan komponen sikap dan perilaku dan
mendukung arah, strategi, kebijakan, dan tujuan dikategorikan ke dalam kesadaran, perhatian,
Pemerintah Indonesia untuk pembangunan motivasi dan implementasi penerapan prinsip
berkelanjutan, pembangunan rendah karbon, berkelanjutan. Adapun beberapa hal yang
dan perubahan iklim berdasarkan peraturan dilakukan sebagai upaya membangun budaya
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. konstruksi berkelanjutan pada penyelenggaraan
Selain itu, THI turut berkontribusi terhadap konstruksi di Indonesia, diantaranya: (1)
peningkatan investasi di Indonesia yang harus komitmen dan pengetahuan tentang konsep
menimbang risiko lingkungan hidup serta berkelanjutan yang ditransfer dan diadopsi ke
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang dalam cara kerja, pemikiran, dan pembelajaran
berkelanjutan serta mendorong inovasi produk baru untuk meningkatkan kinerja dan motivasi
pembiayaan/pendanaan/investasi dari sektor pemangku kepentingan; (2) kepemimpinan
keuangan Indonesia. intra-organisasi dalam mempromosikan praktik

88 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

konstruksi berkelanjutan di seluruh organisasi b. Pendekatan berkelanjutan berorientasi


dengan merumuskan kebijakan, menerapkan mengurangi volume limbah yang dihasilkan
prosedur, dan menyebarluaskan praktik terbaik; akibat pembangunan berbagai jenis
(3) insentif kepada para pelaku usaha yang infrastruktur melalui pendekatan yang tepat.
menerapkan konstruksi berkelanjutan dalam c. Pendekatan berkelanjutan belajar menghargai
bentuk penyediaan pembiayaan berbasis kehidupan berbagai jenis makhluk hidup
hijau (green bond) maupun pengurangan pajak sehingga keberlangsungan hidupnya lebih
penghasilan badan (tax holiday); (4) pemberian terjamin.
predikat konstruksi berkelanjutan. d. Pendekatan berkelanjutan membutuhkan
biaya relatif lebih besar jika dibandingkan
Kunci keberhasilan penyelenggaraan konstruksi dengan pendekatan konvensional, namun
berkelanjutan adalah adanya komitmen dan pada akhirnya, akan menyelamatkan berbagai
pemahaman tentang konstruksi berkelanjutan kehidupan di bumi.
yang dipegang oleh para pemangku kepentingan e. Isu berkelanjutan yang diimplementasikan
di semua tingkat manajemen pelaksanaan dalam proyek mencakup bidang sumberdaya
pekerjaan. Kurangnya pemahaman bersama di air, jalan dan jembatan, perumahan dan
antara para pemangku kepentingan konstruksi permukiman, dan penataan ruang.
dapat menghambat pembangunan menuju
tujuan konstruksi berkelanjutan. Oleh karena itu, Pada akhirnya, Konstruksi berkelanjutan tidak
penting untuk dapat dilakukan sosialisasi secara hanya sebatas pendekatan ramah lingkungan
massif ke seluruh lapisan manajemen pelaksana saja, melainkan transformasi progresif terhadap
konstruksi agar didapatkan pemahaman struktur sosial dan ekonomi. Hal tersebut
bersama mengenai konstruksi berkelanjutan dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan
dan manfaat yang bisa dirasakan diantaranya: masyarakat dalam memenuhi kepentingannya
1) Efisiensi penggunaan energi, 2) Efisiensi tanpa mengorbankan kemampuan generasi
penggunaan air, 3) Melestarikan sumber daya mendatang. Kriteria keberhasilan penerapan
alam, 4) Meminimalisir limbah dan daur ulang prinsip-prinsip berkelanjutan ke dalam
limbah, 5) biaya operasional dan pemeliharaan pekerjaan konstruksi adalah bahwa konstruksi
yang rendah, 6) meningkatkan reputasi berkelanjutan dapat berhasil ditanamkan ketika
perusahaan dengan menunjukkan rasa tanggung masyarakat menyadari manfaatnya dan diberi
jawab sosial perusahaan tersebut. Selanjutnya, insentif di dalamnya . Dengan menyelenggarakan
manfaat konstruksi berkelanjutan tidak hanya konstruksi berkelanjutan, diharapkan
dapat dirasakan pada lingkup proyek, namun pembangunan infrastruktur dapat selaras, serta
pada tataran yang lebih luas dan makro, meliputi: bersinergi dengan alam dan manusia serta dapat
a. Isu berkelanjutan yang diimplementasikan mewujudkan pembangunan infrastruktur yang
dalam proyek konstruksi akan mengubah berkualitas, berkeselamatan dan berkelanjutan.
proses bisnis konstruksi secara menyeluruh
yang berujung terjadinya keberlangsungan
kehidupan manusia dan berbagai jenis
makhluk hidup.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 89


DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Neill, Pippa, 2020. Construction industry
Konstruksi accounts for 38% of CO2 emissions, https://
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja environmentjournal.online/articles/emissions-
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2020 tentang from-the-construction-industry-reach-highest-
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor levels. diakses pada 16 September 2020.
2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Novotny, 2019. The Importance of Sustainable
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 tentang Construction, https://esub.com/blog/the-
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 22 importance-of-sustainable-construction.
Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan tentang Taksonomi
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Hijau Indonesia. 2021
Jasa Konstruksi Rahim F A., S.A. Muzaffar, N.S., Mohd Yusoff, N. Zainon,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan and C. Wang 14, 2014. Sustainable Construction
Rakyat No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Through Life Cycle Costing, UKM.
Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan Unisan. 2020. 6 Countries that lead the way in
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan sustainability (https://www.unisanuk.com/6-
Rakyat No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman countries-that-lead-the-way-in-sustainability/)
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi diakses pada 9 September 2020.
Alisjahbana armida, Murniningtyas Endah, 2018, Tujuan Willar, Debby and Daisy D.G. Pangemanan, 2019.
Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Reviewing Government Initiatives on
Unpad Press. Implementing Sustainable Infrastructure
Brawijaya, 2021, Mewujudkan Konstruksi Construction, ISEC Press.
berkeselamatan dengan penerapan Sistem Willar, Debby. E.V.Y Waney. Daisy D. G. Pangemanan and
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), Rudolf E.G. Mait, 2019. Sustainable construction
ISBN: 978-623-96918-1-3, Jakarta Practices in The Execution of Infrastructure
Bunkharisma, William, 2020, Pentingnya Penerapan Projects the Extent of Implementation, Emerald
Konsep Konstruksi Berkelanjutan dalam publishing.
Pembangunan Infrastruktur, https://www. Wulfram, 2018. Kajian Kemanfaatan Penerapan
kompasiana.com/williambunkharisma. Infrastruktur Berkelanjutan, Seminar Nasional
B, Susanti., S F H Filestre., and Juliantina, 2019. Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2018,
The Analysis of Barriers for Implementation ISBN: 978-602-5830-02-0.
of Sustainable Construction in Indonesia, IOP
Publishing.
Edward B. 2010. Rethinking the Economic Recovery: A
Global green new deal. Barbier, UNEPCambridge.
Let us maintain global warming at 1.5ºC to save
Madagascar.

90 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Terowongan Nanjung,
Kab, Bandung

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 91


3.2
Membangun Budaya
Keselamatan Konstruksi
dalam Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
Rizal Z. Tamin
Guru Besar Manajemen Konstruksi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung

Kimron Manik
Direktur Keberlanjutan Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Offie N. Putri
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Pendahuluan

Presiden Jokowi pada periode pertama pemerintahannya tahun 2015-2019


mencanangkan pembangunan infrastruktur sebagai program utama pembangunan
nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (Bappenas 2014). Total 5.519 T
dialokasikan untuk membangun infrastruktur selama 5 tahun dengan rincian 40%
APBN, 9.9% APBD, 19% BUMN, dan 31% Kerjasama Pemerintah Swasta.

Dengan kebijakan tersebut pemerintah berhasil mendorong pertumbuhan


ekonomi jangka pendek dan menengah. Tanpa upaya tersebut mustahil

92 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh Kecelakaan Kerja Konstruksi -
5.1% pada tahun 2017 mencapai rata-rata 5% Tantangan yang Harus Dihadapi
dalam tiga tahun terakhir. Selain itu, Global
Competitiveness Index (GCI) menunjukkan Kecelakaan Konstruksi Tahun 2017-2021
perbaikan dari urutan 41 tahun 2017 menjadi Walaupun memberikan dampak positif yang
36 tahun 2018 (WEF - GCI Report 2017-2018, 137 luas seperti diuraikan di atas, percepatan
countries). Juga Logistic Performance Index (LPI) pembangunan infrastruktur juga menimbulkan
dari urutan 63 tahun 2016 menjadi 46 tahun 2018 masalah yang harus dihadapi. Sejumlah proyek
(The WB Report, LPI, 2018, 160 countries). Dampak infrastruktur besar, mengalami kecelakaan di
lain percepatan pembangunan infrastruktur dalam proses pelaksanaannya yang berakibat
terhadap pembangunan nasional dapat dicatat kepada cedera dan kematian pekerja, rusaknya
antara lain peningkatan pelayanan masyarakat, sejumlah elemen struktur yang sedang dibangun,
peningkatan daya saing perekonomian, struktur serta gangguan pada publik dan aset masyarakat,
perekonomian yang lebih kokoh, pemerataan pergerakan lalu lintas, serta lingkungan alam
sumber perekonomian di seluruh daerah dan sekitar.
sektor pembangunan, pengembangan ekonomi
dan sosial yang lebih menyatu dan berkelanjutan. Selama tahun 2017 hingga bulan Agustus tahun
Percepatan pembangunan infrastruktur juga 2021, telah terjadi 39 kasus kecelakaan konstruksi
memberikan dampak positif bagi pengembangan dan 3 di antaranya adalah kegagalan bangunan.
sosial ekonomi masyarakat di daerah seperti Data tersebut diperoleh dari hasil investigasi oleh
penciptaan lapangan kerja, pengembangan Komite Keselamatan Konstruksi. Tentu jumlah
kemampuan usaha, peningkatan pertumbuhan kejadian kecelakaan konstruksi di lapangan lebih
dan kesejahteraan masyarakat lokal, serta banyak dari catatan tersebut. Kerugian moril
pengurangan disparitas ekonomi. & material yang sangat besar sebagai akibat
dari rendahnya kualitas & keandalan proses
Bagi setiap negara berkembang, sektor penyelenggaraan konstruksi menjadi tantangan
konstruksi selalu memainkan peran strategis yang harus dihadapi dan dirumuskan strategi
dalam pembangunan nasional. Selain merupakan penanganannya.
kegiatan ekonomi yang memberikan kontribusi
nyata pembentukan Produk Domestik Bruto Secara umum, kecelakaan kerja konstruksi
(PDB), sektor konstruksi juga mendukung berawal dari incident, yaitu tidak berlangsungnya
pengembangan sektor pembangunan lain, penyelenggaraan konstruksi sesuai dengan yang
dan menjadi pilar ekonomi, sosial, dan budaya direncanakan, kemudian berkembang menjadi
bangsa. Pada tahun 2018, sektor konstruksi accident akibat kelalaian pekerja, dan akhirnya
menyumbang 10,5% pembentukan PDB dengan menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan 7.4%/tahun, dan menyerap 5.6% pelaksanaan dan kerugian seperti diuraikan di
dari 127,2 juta tenaga kerja. atas. Perumusan konsepsi tersebut disertai
asumsi bahwa sistem penyelenggaraan
konstruksi dalam seluruh tahapan asset life cycle
telah disiapkan dan dilaksanakan dengan baik.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 93


Potensi Penyebab Kecelakaan Konstruksi. d. Organisasi RKK tidak disusun dengan
Data kecelakaan konstruksi yang dikumpulkan lengkap.
menunjukkan terdapat kemungkinan ketidak- e. Ahli K3 atau Petugas K3 tidak mempunyai
tertiban penyelenggaraan jasa konstruksi kompetensi yang memadai; tidak selalu
pada tahap pelaksanaan dan tahap lebih awal hadir di lapangan.
asset life cycle seperti rendahnya kompetensi f. RKK tidak diterapkan dengan seksama;
pekerja konstruksi, tidak standarnya komponen tidak melakukan pengendalian
& material konstruksi, tidak berfungsinya operasional K3; tidak tertib (terutama
peralatan, gagalnya elemen konstruksi pekerja); anggaran K3 tidak disediakan.
berfungsi, tidak disiapkannya metoda kerja, g. Kontrak dengan PPK belum setara dalam
lemahnya pengawasan, tidak lengkapnya hak & kewajiban (jadwal & anggaran).
perancangan, dan perencanaan konstruksi.
(3) Bagian Scheduling/Engineering Proyek
Analisis Diagram Pengaruh antara pihak-pihak Konstruksi:
terkait dalam Implementasi Sistem Keselamatan a. Tidak menyusun jadwal dengan
dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan - produktivitas yang wajar (sumber daya).
Health, Safety, and Environment (Gambar 3.2.1) b. Tidak membuat Construction Drawing
menunjukkan potensi penyebab kecelakaan dan menyusun metoda pelaksanaan
konstruksi dapat terjadi atau berasal dari pihak- konstruksi dengan lengkap, & rinci
pihak berikut ini. (termasuk SOP seluruh pekerja dan
peralatan kerja).
(1) Pengguna Jasa (Pejabat Pembuat Komitmen) c. Manajer teknik & teknisi gambar tidak
a. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) mempunyai kompetensi yang cukup
tidak dibahas & disahkan. termasuk untuk membaca gambar desain
b. Tidak melakukan pengawasan & spesifikasi teknis.
pelaksanaan RKK.
c. Biaya penyelenggaraan Sistem (4) Bagian Operasi Konstruksi:
Manajemen Keselamatan Konstruksi a. Tidak menghitung produktivitas
(SMKK) tidak dialokasikan dalam kontrak. dan kebutuhan seluruh sumber daya
konstruksi dengan baik; termasuk jumlah
(2) Kontraktor: & keandalan sumber daya pendukung
a. SMKK tidak mendapat dukungan penuh (temporary facilities); kesehatan pekerja
Badan Usaha. dan lembur tidak dikontrol.
b. Site manager tidak mempunyai perhatian b. Manajer teknik dan tenaga kerja terampil
penuh kepada Keselamatan Konstruksi. (mandor, tukang, dan operator) tidak
c. RKK tidak disusun dengan baik & rinci; mempunyai sertifikat kompetensi, tingkat
identifikasi bahaya, penilaian risiko kala kompetensi, dan pengalaman kerja yang
prioritas; JSA & Pengendalian risiko K3. memadai.

94 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Gambar 3.2.1. Diagram Pengaruh Pihak-Pihak Terkait Implementasi Keselamatan Kerja Konstruksi
Sumber : Tamin, 2018

c. Alat pelindung diri dan Alat pelindung f. Material tidak diperiksa di lapangan sesuai
kerja tidak tersedia, tidak lengkap, dan ketentuan spesifikasi teknis (sampling,
tidak disiplin diterapkan. dan lain-lain).
d. Tidak menerapkan pengendalian dan
penjaminan mutu dengan baik. (6) Rantai Pasok Peralatan:
a. Tidak mempunyai sertifikat laik operasi
(5) Subkontraktor & Kontraktor Spesialis: peralatan konstruksi (SILO); Kemenaker
a. Tidak mempunyai Dokumen Subkontrak sering terlambat mensertifikasi.
yang lengkap dan setara dalam hak & b. Operator peralatan tidak kompeten (SIO)
kewajiban. & berpengalaman; sering menggunakan
b. Tidak menyusun rencana kerja, metoda operator umum, tidak dilatih khusus untuk
kerja, sumber daya, dengan lengkap. peralatan khusus.
c. Tidak menyusun RKK mengenai bagian c. Jam kerja melampaui ketentuan.
yang disubkontrakkan. d. Peralatan tidak dipelihara sesuai
d. Rantai Pasok Material, Sumber Daya Alam, ketentuan.
& Teknologi:
e. Tidak mempunyai SNI (terutama (7) Konsultan Supervisi:
komponen pracetak) atau dokumen a. Tidak membuat RKK Pengawasan.
pemeriksaan laboratorium dengan b. Tidak mempunyai SKA (Sertifikat Insinyur
lengkap. Profesional), kompetensi, & pengalaman,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 95


c. Tidak melaksanakan fungsinya; Dari uraian di atas dapat disimpulkan tertib
memeriksa construction drawing, metoda penyelenggaraan konstruksi dalam seluruh
pelaksanaan kerja kontraktor, kemampuan tahapan asset life cycle masih rendah, baik dari
fasilitas pendukung (temporary facilities). pihak pengguna maupun penyedia jasa. Semua
d. Tidak memeriksa & mengawasi ini akan berdampak pada keselamatan kerja
pelaksanaan RKK Kontraktor. konstruksi pada tahap pelaksanaan. Upaya
e. Tidak memimpin & mengkoordinasikan keselamatan konstruksi akan sangat terkait
seluruh kegiatan lapangan. dengan kesadaran dan budaya keselamatan
f. Tidak berada di lapangan; terutama dalam yang dimiliki oleh seluruh pelaku penyelenggara
overtime. konstruksi dalam seluruh tahapan asset life
cycle.
(8) Konsultan Perancang:
a. Tidak mempunyai SKA (Sertifikat Insinyur Kebijakan dan Strategi Pemerintah
Profesional), kompetensi, & pengalaman, Mengatasi Kecelakaan Konstruksi
b. Tidak membuat dokumen perancangan
(Drawing, Technical Specification) dengan Menghadapi situasi kritis terjadinya kecelakaan
benar dan lengkap (Codes, Standard). konstruksi dalam jumlah yang tinggi, sementara
c. Tidak membuat rancangan (metoda) kegiatan pembangunan tidak dapat dihentikan,
pelaksanaan konstruksi, & metoda pemerintah mengambil kebijakan untuk
pengoperasian & pemeliharaan bangunan mendorong dan membangun budaya keselamatan
dengan lengkap. konstruksi dengan cepat. Strategi yang ditempuh
d. Tidak menerapkan sistem independent meliputi:
checker untuk konstruksi yang rumit.
Mendorong Budaya Keamanan dan Keselamatan,
(9) Konsultan Perencana Pra Studi Kelayakan serta Mencanangkan Rencana Aksi Keselamatan
dan Studi Kelayakan: Konstruksi
Konsultan Pra Studi Kelayakan dalam lingkup Seluruh pengguna jasa dan penyedia jasa
tugasnya mencakup Perancangan Konseptual baik konsultan pengawas, kontraktor, sub-
Desain, sementara Konsultan Studi Kelayakan kontraktor dan rantai pasok) di dorong untuk
mencakup Perancangan Basic Design. tertib menjamin keselamatan konstruksi. Pada
Umumnya kedua pekerjaan perencanaan tahap awal pemerintah melakukan moratorium
tersebut walaupun mengembangkan untuk menghentikan semua kegiatan konstruksi
Konseptual Desain dan Basic Design dan meminta semua pelaksana konstruksi untuk
belum meninjau faktor dan aspek-aspek melengkapi Rencana Keselamatan Konstruksi
penting keselamatan konstruksi yang akan dan melakukan koordinasi dan konsultasi
mempengaruhi pelaksanaan konstruksi dengan pengelola proyek, serta memperkuat
serta pengoperasian dan pemeliharaan dan melengkapi organisasi pelaksana konstruksi
infrastruktur yang akan dibangun. di lapangan. Pemerintah juga meminta semua

96 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

perusahaan kontraktor terutama BUMN untuk perubahan alokasi biaya keselamatan konstruksi
secara khusus membentuk Divisi dan Direksi dari bentuk biaya umum menjadi Daftar
Keselamatan Konstruksi pada tingkat pimpinan Kuantitas dan Harga yang dapat ditagihkan
perusahaan. untuk menjamin tersedianya anggaran pada
saat pelaksanaan, serta pengaturan Ketua Unit
Membentuk Komite Keselamatan Konstruksi Keselamatan Konstruksi yang harus sejajar
Untuk membantu perumusan kebijakan dan dengan Manajer Proyek agar independensinya
strategi serta koordinasi, pada bulan Januari 2018 terjamin dan tidak dikalahkan oleh kepentingan
pemerintah membentuk Komite Keselamatan kemajuan pelaksanaan proyek. Terwujudnya
Konstruksi, dengan tugas: (1) Melaksanakan budaya keselamatan konstruksi di antara para
pemantauan & evaluasi pelaksanaan konstruksi pelaku memerlukan dukung penuh pemerintah.
yang diperkirakan memiliki bahaya tinggi; (2) Selain pembiayaan dan pembinaan seperti
Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi; diuraikan diatas, pemerintah juga bertekad untuk
(3) Memberikan saran & pertimbangan kepada melengkapi dan menyempurnakan landasan
Menteri berdasarkan hasil pemantauan & evaluasi, pengaturan dan peraturan perundang-undangan
dan/atau investigasi kecelakaan konstruksi dalam yang terkait dengan keselamatan konstruksi.
rangka mewujudkan keselamatan konstruksi.
Pada tahun 2019, tugas tersebut dilengkapi Pengembangan Peraturan
dengan melaksanakan tugas lain yang diberikan Perundang-undangan Keselamatan
oleh Menteri. Susunan Tim, meliputi: Ketua: Konstruksi
Dirjen Bina Konstruksi; Sekretaris: Dir. Bina
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; Anggota (7 Pengaturan Keselamatan Konstruksi sebelum
Orang), dengan Sub Komite Jalan & Jembatan (6 terbitnya UU 2, 2017 tentang Jasa Konstruksi
orang); Sub Komite Sumber Daya Air (6 orang); Sub Pengaturan Keselamatan Konstruksi sebelum
Komite Bangunan Gedung (6 orang); Sekretariat. terbitnya UU 2, 2017 masih mengacu kepada
Dapat dilihat Komite Keselamatan Konstruksi pengaturan yang ditetapkan oleh Kementerian
melakukan peran strategis memberikan masukan Tenaga kerja sebagai berikut:
kebijakan untuk mewujudkan keselamatan a. UU No. 13, Tahun 2003 tentang
konstruksi termasuk pengembangan peraturan Ketenagakerjaan
perundang-undangan. b. UU No. 1, Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
Memperkuat Pengaturan dan Peraturan c. PP No. 50, Tahun 2012 tentang Penerapan
Keselamatan Konstruksi Sistem Manajemen Keselamatan dan
Beberapa kebijakan strategis segera diterapkan Kesehatan Kerja (K3)
antara lain keharusan kontraktor mengajukan d. Permen PUPR No. 5, Tahun 2014 dan Permen
RKK dalam dokumen pengadaan, pengalokasian PUPR No. 2, Tahun 2018 tentang Pedoman
anggaran keselamatan konstruksi dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan
besaran biaya sesuai dengan kebutuhan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
berdasar hasil pengendalian dalam RKKnya, PU.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 97


PP No. 50 2012 dan Permen PUPR No. 2, menjamin dan melindungi kesehatan Tenaga Kerja
2018 mengacu kepada standar internasional Konstruksi dan masyarakat yang terdampak oleh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Occupational pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
Health and Safety Assessment (OHSAS) 18001, ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tahun 2007, dan Occupational Health and Safety Standar Keberlanjutan merupakan standar yang
Management System ISO 45001, Tahun 2018. digunakan untuk menjamin keberlanjutan dalam
aspek ekonomi, aspek tata lingkungan setempat
Pengaturan Keselamatan Konstruksi sesudah dan pengelolaan lingkungan hidup, dan aspek
Terbitnya UU 2, 2017 tentang Jasa Konstruksi sosial. Standar K4 paling sedikit meliputi:
(1) Standar Keamanan, Keselamatan, a. Standar mutu bahan;
Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4) b. Standar mutu peralatan;
Terbitnya UU 2, 2017 tentang Jasa Konstruksi c. Standar keselamatan dan kesehatan kerja;
meletakkan landasan baru penerapan Sistem d. Standar prosedur pelaksanaan Jasa
Manajemen Keselamatan Kerja di Indonesia. UU 2, Konstruksi;
2017 menetapkan dalam setiap penyelenggaraan e. Standar mutu hasil pelaksanaan Jasa
jasa konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Konstruksi;
Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, f. Standar pengoperasian & pemeliharaan;
Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan (K4) g. Pedoman perlindungan sosial tenaga kerja
Konstruksi. Standar K4 adalah pedoman teknis dalam pelaksanaan Jasa Konstruksi sesuai
keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja dengan ketentuan peraturan per-UU-an.
konstruksi dan perlindungan sosial tenaga kerja, h. Standar pengelolaan lingkungan hidup sesuai
serta tata lingkungan setempat dan pengelolaan dengan ketentuan peraturan per-UU-an.
lingkungan hidup dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi. Berdasarkan uraian di atas, Standar K4 yang
harus dipenuhi oleh pengguna jasa dan penyedia
Selanjutnya PP No. 14, Tahun 2021 tentang jasa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
Peraturan Pelaksanaan UU 2, 2017 menjelaskan dapat digambarkan dalam skema Venn Diagram
bahwa Standar Keamanan merupakan keandalan berikut (Gambar 3.2.2).
bangunan, berdasarkan standar perancangan
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan Standar keberlanjutan merupakan standar
peraturan perundang-undangan yang wajib paripurna kehidupan termasuk penyelenggaraan
diterapkan, selama tahap penyelenggaraan konstruksi. Di dalamnya termasuk prinsip-
Pekerjaan Konstruksi. Standar Keselamatan prinsip sangat mendasar kehidupan yang secara
merupakan standar untuk yang mengatur langsung dijelaskan oleh kutipan berikut:
keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan 1. Sustainable development meets the needs of
dan kesehatan kerja, keselamatan lingkungan, dan the present without compromising the ability
keselamatan publik yang ditetapkan sesuai dengan of future generations to meet their own needs’
ketentuan peraturan perundang-undangan. (The World Commission on Environment and
Standar Kesehatan merupakan standar untuk Development, United Nations,1987).

98 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Gambar 3.2.2. Standar K4 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

2. Improving the quality of human life while living Standar keamanan mencakup keamanan dan
within the carrying capacity of supporting keandalan infrastruktur bangunan gedung
ecosystems’ (Munro & Holdgate,1991) dan teknik sipil dalam tahap perencanaan
(konseptual desain dan basic desain), serta
Tiga pilar keberlanjutan yang sering dibahas tahap perancangan (detailed engineering design).
adalah Triple Bottom Line (Elkington, 1997) yaitu Standar keamanan ini sudah lama dilakukan
upaya bersama untuk mewujudkan kesejahteraan oleh insinyur perancang yang selanjutnya juga
ekonomi, kualitas lingkungan, dan kesetaraan menetapkan ketentuan mengenai metoda
sosial. Setiap infrastruktur yang dibangun, pelaksanaan, metoda pengoperasian, dan
harus secara ekonomi layak dan memberi metoda pemeliharaan infrastruktur yang akan
manfaat, secara lingkungan pembangunan dan dibangun. Demikian juga, penetapan spesifikasi
alam berlanjut, dan secara sosial mengurangi teknis material, mutu pengerjaan, dan mutu
disparitas. Lebih jauh lagi persoalan yang output yang harus dicapai.
dihadapi adalah bukan saja, bagaimana
membangun infrastruktur dengan benar, Standar Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan
tetapi lebih jauh lagi bagaimana membangun Kerja merupakan standar K3 atau HSE (Health,
infrastruktur yang benar. Infrastruktur lebih baik Safety, & Environment) yang diuraikan di atas
tidak dibangun kalau tidak berkelanjutan apalagi yang tetap merujuk pada referensi internasional
jika tidak memberikan manfaat. Occupational Health and Safety Management

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 99


System ISO 45001, tahun 2018. Selain itu, ‘Security’ keteknikan konstruksi, keselamatan dan
yang didefinisikan keamanan untuk mencegah kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan
rencana tindakan jahat yang dilakukan oleh pihak lingkungan.
tertentu, dimasukkan juga ke dalam kelompok
standar HSE ini. Melalui pengembangan ketentuan dan
pengaturan Keselamatan Konstruksi yang
Asset life cycle merupakan prinsip dasar komprehensif ini, dan kemudian menerapkannya
penyelenggaraan konstruksi. Peran standar K4 dengan disiplin dan sungguh-sungguh,
dalam tahapan asset life cycle ditunjukan dalam kita berharap dapat membangun Budaya
Gambar 3.2.3. Keselamatan Konstruksi dalam Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi di Indonesia. Secara lengkap
(2) Keselamatan Konstruksi landasan pengaturan Keselamatan Konstruksi
Keselamatan Konstruksi dalam Permen PUPR meliputi:
No. 21, Tahun 2019 tentang Sistem Manajemen 1. UU No. 11, Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Keselamatan Konstruksi adalah kegiatan dan UU No. 2, Tahun 2017 tentang Jasa
keteknikan untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi.
Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan 2. PP 14, Tahun 2021 tentang Peraturan
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, Pelaksanaan UU No. 2, Tahun 2017 tentang
dan Keberlanjutan yang menjamin keselamatan Jasa Konstruksi.

Gambar 3.2.3. Peran Standar K4 dalam Penyelenggaraan Konstruksi

100 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

3. Permen PUPR No. 9, Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Keselamatan


Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Konstruksi (SMKK)
Berkelanjutan.
4. Permen PUPR No. 10, Tahun 2021 tentang Penerapan dan Lingkup SMKK
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Salah satu upaya yang dilakukan untuk
Konstruksi. meminimalkan dampak kecelakaan konstruksi,
Memperhatikan produk pengaturan yang dapat yaitu dibutuhkan suatu perubahan paradigma
ekstensif di atas, terdapat risiko regulasi dan masyarakat jasa konstruksi terkait budaya
birokrasi tinggi dalam penerapannya yang berkeselamatan sehingga dapat mewujudkan
memerlukan biaya pengelolaan APBN cukup suatu konstruksi yang berkeselamatan.
besar. Proses diseminasi, sosialisasi, pembinaan,
dan pengawasan konsep Keselamatan Konstruksi Potensi terjadinya kecelakaan konstruksi
ini perlu dirancang dengan semaksimum mungkin dimulai pada tahap perencanaan, perancangan,
mendayagunakan potensi dan sumber pendanaan pemilihan, pelaksanaan konstruksi dan
masyarakat jasa konstruksi. penyelesaian pekerjaan konstruksi.

Gambar 3.2.4 menunjukkan perhatian lebih dini


sejak tahap perencanaan dapat menghasilkan
konstruksi yang berkeselamatan lebih tinggi.

Gambar 3.2.4. Grafik Pengaruh Upaya Pemenuhan Keselamatan Konstruksi


Sumber : Szymberski, 1997

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 101


Dokumen SMKK identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
Pada tahap pengkajian dan/atau perencanaan pengendalian risiko
pekerjaan konstruksi, baik secara kontraktual 3) Elemen 3, yaitu Dukungan Keselamatan
maupun swakelola, perlu disusun rancangan Konstruksi merupakan daftar sumber daya
konseptual SMKK pengkajian/perencanaan yang yang mendukung keselamatan konstruksi
memuat informasi awal dan rekomendasi teknis beserta program yang dibutuhkan untuk
terkait aspek lokasi, lingkungan fisik, sosio meningkatkan sumber daya tersebut. Di
ekonomi, dan dampak lingkungan dari suatu antaranya sumber daya manusia serta jadwal
proyek. komunikasinya, sumber daya material,
teknologi, peralatan, serta biaya.
Kemudian, dalam tahap perancangan, Penyedia 4) Elemen 4, yaitu Operasi dan Keselamatan
jasa perancangan konstruksi menyusun output Konstruksi, dilakukan dengan perencanaan
Rancangan Konseptual SMKK Perancangan, dan pengendalian operasi pada seluruh
yang di antaranya memuat identifikasi bahaya tahapan pekerjaan konstruksi dan kesiapan
dan pengendalian risiko, penetapan tingkat dan tanggapan terhadap kondisi darurat
risiko, biaya penerapan SMKK, dan rancangan melalui Daftar induk prosedur dan/atau
operasional dan pemeliharaan. Hasil dari instruksi kerja. Termuat juga pembagian
rancangan konseptual SMKK Perancangan peran, tugas dan tanggung jawab terutama
dijadikan dasar untuk penyusunan KAK dan dalam pelaksanaan dan penanggung jawab
dokumen pemilihan oleh pengguna jasa sebelum pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan.
ditenderkan. 5) Elemen 5 merupakan elemen terakhir,
yang memuat sekurangnya laporan hasil,
Dalam Tahap pemilihan, Penyedia Jasa pekerjaan evaluasi kinerja penerapan konstruksi, serta
Konstruksi wajib untuk menyampaikan Rencana rekomendasi dari level manajemen/ direksi,
Keselamatan Konstruksi (RKK) dalam dokumen guna peningkatan kinerja keselamatan
teknis. RKK menjadi salah satu kunci untuk konstruksi. Pemantauan ini dilakukan
merubah paradigma masyarakat jasa konstruksi melalui program audit, pemantauan/
terkait budaya berkeselamatan yaitu dengan inspeksi, tinjauan manajemen dan program
menerapkan 5 (lima) elemen SMKK, yang evaluasi lain yang terjadwal, sebagai bentuk
meliputi: komitmen bersama dalam mencapai budaya
1) Elemen 1, yaitu Kepemimpinan dan keselamatan konstruksi
Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan
Konstruksi merupakan komitmen pimpinan Selanjutnya, di Tahap Pelaksanaan pekerjaan
untuk menjalankan dan melibatkan seluruh konstruksi, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
tingkatan pekerja dalam penerapan SMKK wajib memutakhirkan RKK Pelaksanaan,
pada pekerjaan konstruksi menyusun Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi
2) Elemen 2, yaitu Perencanaan Keselamatan (RMPK), Rencana Kerja Pengelolaan dan
Konstruksi, dilakukan untuk mencegah Pemantauan Lingkungan (RKPPL), dan Rencana
terjadinya kecelakaan atau kejadian yang Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP).
tidak diinginkan. Yaitu dengan melakukan Dalam persetujuannya oleh pemilik pekerjaan

102 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Gambar 3.2.5. Lingkup PMPM Pekerjaan Konstruksi

atau pengendali pekerjaan, seluruh dokumen dan pemenuhan tahapan serta metode kerja
SMKK sebelumnya dilakukan pemeriksaan oleh sesuai dengan SOP, yang disesuaikan dengan
pengawas pekerjaan. Sedangkan penyedia bentuk-bentuk pengendalian pekerjaan
jasa konsultansi konstruksi pengawasan dan yang terkait, pengendalian pekerjaan oleh
Manajemen Penyelenggaraan Konstruksi (MK) subkontraktor, vendor, maupun pengawasan
diwajibkan untuk menyusun Program Mutu dan dalam tahapan pekerjaan (lihat Gambar 3.2.5).
RKK Pengawasan dan MK.
Pengawasan
Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pengawasan penerapan SMKK diatur secara
(PMPM) Pekerjaan Konstruksi detail dalam PP 14 tahun 2021 pasal 84AI hingga
PMPM Pekerjaan Konstruksi adalah bagian Pasal 84 AJ, yaitu membagi pengawasan
dari SMKK yang menjamin terlaksananya penerapan SMKK dalam lingkup kewenangan
keselamatan keteknikan konstruksi. Masa sesuai dengan kriteria risiko keselamatan
kegiatan penjaminan mutu dan pengendalian konstruksi dan anggaran asal proyek, serta
mutu pekerjaan konstruksi meliputi 3 (tiga) tahap disampaikan dalam 1 (satu) kesatuan laporan
pembangunan, yaitu: pelaksanaan penyelenggaraan infrastruktur.
∙ Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi; Dalam hal, Menteri melakukan pengawasan tertib
∙ Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi; penerapan SMKK pada Pekerjaan Konstruksi
dan dan Konsultansi Konstruksi yang berasal dari
∙ Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi anggaran pendapatan dan belanja negara dan/
atau yang memiliki risiko keselamatan konstruksi
Lingkup PMPM pekerjaan konstruksi adalah selain besar, telah ditetapkan Komite Keselamatan
terkait dengan pemenuhan keamanan keteknikan Konstruksi sebagaimana tercantum dalam PP 14
konstruksi, juga termasuk alur koordinasi dan tahun 2021 Pasal 123A.
instruksi dalam struktur organisasi, penyusunan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 103


KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Dalam mewujudkan pembangunan


infrastruktur yang andal dan aman,
dibutuhkan keseriusan dan kemampuan
dengan memperhatikan penerapan kaidah
keselamatan konstruksi dalam setiap
tahapan penyelenggaraan jasa konstruksi.
2. Secara umum, kecelakaan kerja konstruksi
berawal dari incident, yaitu tidak
berlangsungnya penyelenggaraan konstruksi
sesuai dengan yang direncanakan, kemudian
berkembang menjadi accident akibat
kelalaian pekerja, dan akhirnya menimbulkan
gangguan atau hambatan pada pelaksanaan
dan kerugian. Perumusan konsepsi
tersebut disertai asumsi bahwa sistem
penyelenggaraan konstruksi dalam seluruh
tahapan asset life cycle telah disiapkan dan
dilaksanakan dengan baik, yang di Indonesia
masih harus disempurnakan.
3. Dapat disimpulkan bahwa Keselamatan
Konstruksi merupakan perluasan dari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi yang secara lengkap meliputi:
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi:
i. Keselamatan dan kesehatan semua
tenaga kerja yang terlibat dan terkait
dengan pelaksanaan konstruksi.
ii. Keselamatan publik yaitu masyarakat
yang berada di lingkungan dan sekitar
tempat kerja yang terdampak oleh
Pekerjaan Konstruksi, termasuk aset
milik publik dan manajemen lalu lintas.
iii. Keselamatan lingkungan alam yaitu
lingkungan fisik yang terdampak oleh
pekerjaan konstruksi.

104 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

i. Pemenuhan standar perencanaan


konseptual desain dalam pra studi
kelayakan dan basic desain dalam studi
kelayakan, serta standar perancangan
dalam Detailed Engineering Design
yang meliputi standar pembebanan
dan metode perancangan, standar
pelaksanaan (metode konstruksi),
standar pengoperasian, serta standar
pemeliharaan bangunan.
ii. Pemenuhan standar mutu; input
sumber daya (material, peralatan, dll),
prosedur, dan hasil.
c. Keselamatan lingkungan alam secara luas
dalam pemanfaatan infrastruktur untuk
mewujudkan keberlanjutan.

4. Setiap infrastruktur yang dibangun,


harus secara ekonomi layak dan memberi
manfaat, secara lingkungan pembangunan
dan alam berlanjut, dan secara sosial
mengurangi disparitas. Lebih jauh lagi
persoalan yang dihadapi adalah, bukan saja
membangun infrastruktur dengan benar,
tetapi membangun infrastruktur yang benar.
Infrastruktur lebih baik tidak dibangun
kalau tidak berkelanjutan, apalagi tidak
memberikan manfaat.
5. Hal inilah yang menjadi pemahaman kita
bersama dan sebagaimana tertuang dalam
PP 14 tahun 2021 dan Permen PUPR 10 Tahun
2021, bahwa pemenuhan standar keselamatan
Pembangunan DAM, Kendal diwujudkan dengan tercapainya keselamatan
Jawa Tengah keteknikan konstruksi, keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik
dan keselamatan lingkungan. Dan tidak hanya
b. Keselamatan keteknikan sesuai standar pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
keamanan dan keandalan (risiko dan namun juga dimulai pada saat perencanaan
dampak), serta mutu: dan perancangannya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 105


Referensi:

Bappenas (2014). Rencana Pengembangan Nasional Brawijaya, 2021, “Mewujudkan Konstruksi


Jangka Menengah 2015-2019. Berkeselamatan dengan Penerapan Sistem
World Economic Forum (2018). Global Competitiveness Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
Index Report. sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun
The World Bank Report, Logistic Performance Index, 2019 tentang Pedoman SIstem Manajemen
2018, Keselamatan Konstruksi (SMKK)”, ISBN 978-623-
UU 13, Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 9618-1-3, Jakarta.
UU 1, Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Tamin R.Z. (2018), Realization of Public Infrastructure
Occupational Health and Safety Assessment (OHSAS) as Production Accelerator in Economic Sector
18001, Tahun 2007, (Indonesian Experience – Construction Accidents
Occupational Health and Safety Management System in Accelerated Infrastructure Development
ISO 45001, Tahun 2018. Projects), Keynote Speaker in 4th Sustainability
Permen PUPR 5, 2014 dan Permen PUPR 2, 2018 tentang Initiatives Case Studies in Malaysia, Philippines,
Pedoman SMK3 Konstruksi bidang PU. and Indonesia, Universiti Teknologi Malaysia,
UU 2, Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Kuala Lumpur, Malaysia.
PP 14, Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No. 2, Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Permen PUPR No. 9, Tahun 2021 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan.
Permen PUPR No. 10, 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.

106 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Jalan Tol Bali Mandara

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 107


3.3
Prinsip
Penyelenggaraan
Bangunan Gedung Hijau
(BGH)
Meylina Hasbullah
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Masyarakat global yang tengah menghadapi pandemi COVID-19 dan perubahan


iklim (climate change) telah memicu momentum bagi semua pihak untuk
melakukan evaluasi pentingnya penerapan aspek lingkungan, sosial dan tata
kelola dalam seluruh aktivitas pembangunan. Sinergi untuk mitigasi dan adaptasi
terhadap permasalahan yang tengah dihadapi dunia ini merupakan tantangan
disaat pola pikir berkelanjutan belum menjadi keharusan.

Pemanasan global dan masalah lingkungan menjadi pemicu utama munculnya


bangunan gedung hijau di Indonesia. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat No. 21/2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung
Hijau (BGH), dimuat prinsip penyelenggaraan, antara lain:
∙ Perumusan kesamaan tujuan, pemahaman serta rencana tindak
∙ Pengurangan penggunaan sumber daya, baik berupa lahan, material, air,
sumber daya alam maupun sumber daya manusia (reduce)
∙ Pengurangan timbulan limbah, baik fisik maupun non fisik
∙ Penggunaan kembali sumber daya yang telah digunakan sebelumnya (reuse)
∙ Penggunaan sumber daya hasil siklus ulang (recycle)

108 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


∙ Perlindungan dan pengelolaan terhadap Environmental Design (LEED). Di Jepang dinamai
lingkungan hidup melalui upaya pelestarian Comprehensive Assessment System for Build
∙ Mitigasi risiko keselamatan, kesehatan, Environment Efficiency (CASBEE). Di Inggris
perubahan iklim, dan bencana, menggunakan Building Research Establishment
∙ Orientasi kepada siklus hidup Environmental Assessment Method (BREEAM).
∙ Orientasi kepada pencapaian mutu yang Bagaimanapun juga, semangat untuk mengurangi
diinginkan dampak lingkungan dengan bangunan hijau telah
∙ Inovasi teknologi untuk perbaikan yang menjadi perhatian dunia.
berkelanjutan
Bangunan Gedung Hijau yang secara life cycle
Di Indonesia, kategori kelayakan suatu bangunan dimulai sejak tahap perencanaan, pembangunan,
hijau ditentukan oleh badan bernama GBCI pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, hingga
(Green Building Council Indonesia). Sistem pembongkarannya memperhatikan dampak
penilaiannya yang diberi nama Greenship terdiri negatif dan positif terhadap iklim dan lingkungan
dari enam kategori, yaitu konservasi air, tepat alam. Dampak positif dengan menghemat,
guna lahan, efisiensi dan siklus material, kualitas mengurangi penggunaan sumber daya alam,
dan kenyamanan udara dalam ruang serta menjaga mutu dari kualitas udara di dalam
manajemen lingkungan bangunan. ruangan, mempertimbangkan lingkungan dalam
proses pembangunan, menggunakan bahan
Salah satu bangunan pemerintah yang yang tidak beracun dan material setempat serta
memperoleh predikat green building adalah memperhatikan kesehatan penghuninya yang
bangunan Kementerian Pekerjaan Umum. merujuk pada kaidah berkesinambungan
Sejak tahun 2013, bangunan ini memperoleh
sertifikat Greenship Level Platinum berkat Akan tetapi, life cycle tersebut perlu adanya
keberhasilannya menghemat penggunaan sinergi antara pemerintah dan swasta. Aturan
energi listrik, kemampuan untuk menghemat yang mendukung dari hulu ke hilir terkait prinsip
air dan mendaur ulang air. Terus bertambah tiap BGH, ketersediaan rantai pasok, keberpihakan
tahunnya, bangunan lainnya yang memperoleh pasar sudah tentu akan sangat mempengaruhi
predikat: Menara BCA Jakarta, Sequis Center, kondisi di lapangan. Semakin banyak kontraktor
Sampoerna Strategic Square, Pacific Place, dan pemerintah kota yang menyadari besarnya
Gedung Teraskota, Gedung Mina Bahari IV manfaat yang diambil, perlu diganjar dengan
Kementerian Kelautan dan Perikanan, L’Oreal insentif tersendiri serta kemudahan menjalankan
Indonesia, Wisma Subiyanto, Alamanda Tower, prinsip BGH tersebut. Usia penggunaan bangunan
Gedung Dusaspun, the 101 Bogor Suryakancana, gedung juga menjadi pertimbangan dalam model
the 101 Yogyakarta Tugu dan Citra Maja Raya. bisnis yang mempertimbangkan pengeluaran
biaya dan energi yang dapat dihemat.
Sistem penilaian ini berbeda-beda pada tiap
negara. Di Amerika, penilaian untuk bangunan Ruang pengembangan bagi instrumen
hijau diberi nama Leadership in Energy and pembiayaan yang memenuhi prinsip

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 109


berkelanjutan dimuat Otoritas Jasa Keuangan berbagai sektor, pelestarian hutan,
(OJK) dalam Roadmap Keuangan Tahap II peningkatan energi terbarukan dan peran
(2021-2025). Pemulihan Ekonomi Nasional serta masyarakat lokal dan masyarakat adat
akan terus didorong melalui transisi sektor dalam pengendalian perubahan iklim yang
ekonomi ke sumber energi yang lebih hijau atau selama ini diperjuangkan oleh Indonesia
green economic dan proses bisnis yang lebih 3. Menjadi para pihak yang dapat berperan serta
berkelanjutan. Dalam bentuk implementasinya (memiliki hak suara) dalam pengambilan
OJK mewajibkan lembaga jasa keuangan keputusan terkait Persetujuan Paris,
menyusun rencana aksi keuangan berkelanjutan termasuk dalam pengembangan modalitas,
dan menyampaikan laporan keberlanjutan prosedur dan pedoman pelaksanaan
bagi lembaga jasa keuangan, emiten dan Persetujuan Paris
perusahaan publik. Hal ini dimulai dari sinergi 4. Memperoleh kemudahan untuk mengakses
dan dukungan terhadap pendanaan kegiatan sumber pendanaan, teknologi transfer,
usaha berdasarkan prinsip sustainable finance peningkatan kapasitas bagi implementasi
tersebut. Penyelesaian taksonomi hijau sebagai aksi mitigasi dan adaptasi.
pedoman dalam pengembangan produk-produk
inovatif. Prinsip penyelenggaraan Bangunan Gedung
Hijau merupakan bagian dari pembangunan
Indonesia telah menandatangani Paris nasional yang menerapkan konstruksi
Agreement to the United Nation Framework berkelanjutan. Tertuang dalam Peraturan
Convention on Climate Change (Persetujuan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan No. 9/2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim). Konstruksi Berkelanjutan, pilar konstruksi
Dengan pengesahan persetujuan Paris, berkelanjutan yaitu secara ekonomi layak
sebagaimana tertuang dalam Undang-undang dan dapat meningkatkan kesejahteraan
No. 16/2016, Indonesia akan mendapatkan masyarakat; menjaga pelestarian lingkungan;
manfaat: serta mengurangi disparitas sosial masyarakat
1. Peningkatan perlindungan wilayah Indonesia dapat menjadi rujukan dalam pola pikir
yang sangat rentan terhadap dampak berkesinambungan. Di tengah perjuangan dunia
perubahan iklim melalui mitigasi dan adaptasi menghadapi pandemi COVID-19 dan perubahan
perubahan iklim iklim, sudah selayaknya pola pikir tersebut
2. Peningkatan pengakuan atas komitmen diharuskan.
nasional dalam menurunkan emisi dari

110 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Referensi

Republik Indonesia. (2016). Undang-Undang No. Otoritas Jasa Keuangan. (2021). Roadmap Keuangan
16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Berkelanjutan Tahap II (2021-2025). OJK:
Agreement to the United Nations Framework Jakarta.
Convention on Climate Change (Persetujuan Kompas. (2019). 9 Bangunan Diganjar Sertifikat Green
Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Building. Kompas: Jakarta. https://properti.
Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim). kompas.com/read/2019/02/20/153000721/9-
Sekretariat Negara: Jakarta. bangunan-diganjar-sertifikat-green-building
Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah No. Jendela360. (2021). 14 Green Building di Indonesia
16 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Undang- Bersertifikat Greenship dari GCBI. https://
Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan jendela360.com/info/green-building-di-
Gedung. Sekretariat Negara: Jakarta. indonesia/
Republik Indonesia. (2021). Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21
Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan
Gedung Hijau (BGH). Kementerian PUPR: Jakarta.
Republik Indonesia. (2021). Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 9
Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Konstruksi Berkelanjutan. Kementerian PUPR:
Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 111


3.4
PENGUATAN PERAN PENILAI
AHLI DALAM PENILAIAN
KEGAGALAN BANGUNAN
Kimron Manik
Direktur Keberlanjutan Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Agus Taufik Mulyono


Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gajah Mada

Brawijaya
Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan Konstruksi,
Kementerian PUPR

Niken D. Pramesti
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

R. J. Catherine I. Sihombing
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Sektor konstruksi telah menjadi salah satu sektor penting bagi perekonomian
nasional. Menurut data BPS yang dilansir oleh Bisnis Indonesia (Juni, 2020)
menunjukkan bahwa sektor konstruksi Indonesia memberikan kontribusi sebesar
10,7% terhadap PDB Nasional. Sementara itu, bila dipandang dari sisi penerimaan
tenaga kerja, sektor konstruksi memberikan kontribusi sebesar 6,08% atau
urutan keenam di bawah pertanian sebagai sektor yang mampu menampung
tenaga kerja terbanyak, yaitu sebesar 29,04% (LPJK PUPR 2021). Asia Contruction
Outlook (AECOM-2019), menyatakan bahwa Indonesia merupakan pasar konstruksi

112 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


memiliki peringkat pertama di ASEAN dan suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/
peringkat keempat di Asia. Hal Ini menandakan atau tidak berfungsinya bangunan setelah
bahwa Indonesia memiliki daya saing yang penyerahan akhir hasil Jasa Konstruksi.
cukup menarik di sektor infrastruktur. Di sisi Berdasarkan PP Nomor 14 Tahun 2021 tentang
lain, bila suatu keadaan infrastruktur suatu Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
negara melemah, hal tersebut menandakan 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
bahwa perekonomian negara itu berjalan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
cara yang sangat tidak efisien. Biaya logistik Jasa Konstruksi, menyatakan bahwa Pengguna
yang sangat tinggi berujung pada berkurangya Jasa dan/atau Penyedia Jasa wajib bertanggung
perusahaan dan bisnis yang berdaya saing jawab atas Kegagalan Bangunan akibat
(karena biaya bisnis yang tinggi). Infrastruktur dari tidak terpenuhinya Standar Keamanan,
yang kurang memadai ini akan mempengaruhi Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
daya tarik iklim investasi di Indonesia. Untuk itu, dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
sangat penting bagi Pemerintah membangun
infrastruktur yang berkualitas agar dapat Selanjutnya, beberapa kejadian Kegagalan
menarik minat investor untuk berinvestasi di Bangunan telah kita ketahui melalui media
Indonesia. massa maupun media sosial. Contoh dari
kejadian Kegagalan Bangunan adalah ambruknya
Selanjutnya, guna mewujudkan infrastruktur sebagian gedung bertingkat, longsornya turap,
yang berkualitas tersebut, telah diatur pada kebakaran gedung dan runtuhnya konstruksi
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang jembatan. Berita kejadian Kegagalan Bangunan
Jasa Konstruksi yang diperbaharui pada Undang- berpotensi untuk cepat menyebar dan menjadi
Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, viral, sejalan dengan perkembangan teknologi
bangunan yang dibangun harus memenuhi pada
standar keamanan, keselamatan, kesehatan,
dan keberlanjutan (Standar K4). Pemenuhan
standar K4 ini ditujukan agar bangunan yang
diselenggarakan memenuhi standar mutu
bahan, mutu peralatan, mutu keselamatan
dan kesehatan kerja, mutu pelaksanaan, mutu
hasil, mutu operasional, mutu jaminan tenaga
kerja, mutu pengelolaan lingkungan, dan Biaya logistik yang sangat tinggi
memperhatikan letak geografi dari kondisi tanah. berujung pada berkurangya
Pemenuhan standar K4 akan menghasilkan
perusahaan dan bisnis yang
produk konstruksi yang berkualitas dan dapat
mencapai umur rencana. berdaya saing (karena biaya
bisnis yang tinggi).
Di sisi lain, bilamana pembangunan infrastruktur
tidak memenuhi standar K4, maka akan
berpotensi terjadinya kegagalan bangunan,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 113


informasi. Hal ini dikarenakan bangunan c. Kegagalan pondasi, misalnya akibat pondasi
tersebut telah beroperasi dan terdapat aktivitas yang dibuat kurang sesuai dengan jenis
di dalamnya, yang mempermudah dilihat oleh tanahnya.
masyarakat. Contoh kasus Kegagalan Bangunan d. Belum disusunnya suatu panduan operasional
sejak 2018 -2020 tertuang pada Tabel 3.4.1. dan pemeliharaan oleh konsultan perancang,
yang dapat memberikan kemudahan dan
Berdasarkan dari data di atas, terlihat bahwa berkeselamatan. Panduan ini seharusnya
kejadian Kegagalan Bangunan cukup sering disusun oleh konsultan perancang dan
terjadi. Adapun, potensi penyebab permasalahan disesuaikan oleh kontraktor berdasar design
kegagalan bangunan tersebut terjadi meliputi: and build nya.
a. Kesalahan perencanaan adalah bisa e. Kelalaian pemanfaatan misal dengan tidak
dikatakan sebagai kegagalan perancangan, memperhatikannya kapasitas beban hidup
hal ini terjadi tidak hanya karena kesalahan dalam gedung, lalai dalam pemanfaatan ruas
pada desain, namun terjadinya kesalahan jalan (rumaja, dan rumija).
perhitungan, sebagai contoh belum f. Kelalaian pemeliharaan bangunan seperti
terhitungnya beban yang akan ditanggung tidak tersedia fire hydrant, maintenance
suatu struktur, pemilihan bahan atau material perpipaan, maintenance mekanikal elektrikal
yang tidak tepat, kolom yang terlalu jauh, dan pada gedung, atau preservasi pada jalan.
sebagainya.
b. Kesalahan pelaksanaan konstruksi berakibat Potensi penyebab terjadinya kegagalan
pada kegagalan struktural, misalnya struktur bangunan dapat dimulai dari tahap perencanaan-
tulangan yang tidak bonding, dan pengelasan perancangan, pelaksanaan konstruksi hingga
tidak sempurna, dll. tahapan pengoperasian dan pemeliharaan.

Tabel 3.4.1. Daftar Kejadian Kegagalan Bangunan Tahun 2018–2021

Tanggal Kejadian Nama Kejadian


15 Januari 2018 Ambruknya Selasar Gedung BEI Jakarta
5 Februari 2018 Longsornya Turap Underpass Jalan Perimeter Selatan Bandara Soetta Km
8+6/7
17 April 2018 Ambruknya Jembatan Widang, Tuban
22 Desember 2019 Ambruknya Jembatan Lengkung Utan Kemayoran
6 Januari 2020 Ambruknya Gedung Ruko di Slipi, Jakarta Barat
24–25 Januari 2020 Banjir Underpass Kemayoran, Jakarta Pusat
11 Februari 2020 Runtuhnya Gedung Matraman
28 Juli 2020 Keruntuhan Gedung OJK Regional 3
22 Agustus 2020 Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung
Sumber : Komite Keselamatan Konstruksi–Kementerian PUPR, 2021

114 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Kegagalan bangunan dapat terjadi berdasarkan Penilai Ahli tidak hanya harus memiliki sertifikat
kriteria yang mencakup aspek struktural dan kompetensi kerja, melainkan juga harus memiliki
aspek fungsional. Untuk itu, guna menentukan sertifikat Penilai Ahli sebagai tanda bukti
tingkat keruntuhan dan/atau tidak berfungsinya kepemilikan kompetensinya. Sesuai dengan
suatu bangunan, maka dibutuhkan peran penilai Peraturan Menteri PUPR No. 8 Tahun 2021,
ahli yang akan melakukan penilaian kegagalan Penilai Ahli harus memenuhi kompetensi, baik
bangunan tersebut. dari sisi manajerial, psikologi, dan keteknikan.

Urgensi Penilai Ahli dalam Kehadiran Penilai Ahli dalam Kegagalan


Penilaian Kegagalan Bangungan Bangunan bukanlah sebagai formalitas,
melainkan sebagai bagian dari upaya pembinaan
Penilai Ahli sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun menuju infrastruktur yang berkualitas, kukuh
2017, merupakan tugas delegasi dari kewenangan dan handal. Laporan yang dihasilkan oleh
Menteri PUPR guna melakukan penilaian Penilai Ahli hanya diperuntukan kepada Menteri
Kegagalan Bangunan. Penilai Ahli terdiri dari melalui LPJK sebagai unit yang diberikan
orang perseorangan, kelompok dan lembaga tugas untuk melakukan penetapan penugasan
yang bertugas secara kelompok berdasarkan dan pencatatan Penilai Ahli, pengguna jasa
penugasan Menteri PUPR melakukan penilaian dan penyedia jasa. Pihak aparat hukum dapat
Kegagalan Bangunan. Saat bertugas, Penilai memperoleh hasil laporan dengan izin dari
Ahli akan melakukan penilaian atas kegagalan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
bangunan, penetapan kerugian bangunan dan Rakyat. Hal ini dikarenakan penilai ahli dalam
pihak yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, bertugas melandaskan pada keahliannya

Gambar 3.4.1. Posisi Penilai Ahli dalam Kegagalan Bangunan


Sumber : LPJK, materi pelatihan kompetensi teknis khusus-modul 14

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 115


dan didasari atas fakta data yang ditemukan, khusus pada bidang tertentu dibuktikan
dianalisis dan diformulasikan secara ilmiah dengan Sertifikat Keahlian. Seorang Ahli
serta melihat kecocokan dengan dokumen dapat memberikan pendapatnya hanya pada
penyelenggaraan konstruksi. Kejadian-kejadian bidang yang dimilikinya dan tidak bertugas
Kegagalan Bangunan ini secara tidak langsung untuk melakukan suatu penilaian kerugian
akan memberikan pembelajaran berharga terkait sebagaimana Penilai Ahli. Dalam hal seseorang
pelaksanaan konstruksi Indonesia. Hal ini akan dibutuhkan pendapatnya terhadap suatu kejadian
sangat berguna memberikan masukan bagi kegagalan bangunan oleh aparat hukum, maka
Kementerian PUPR dalam menyusun kebijakan yang bersangkutan bertugas sebagai Ahli dan
dan pengaturan bagi konstruksi di Indonesia bukan Penilai Ahli. Hal ini dikarenakan penugasan
kedepannya. Penilai Ahli hanya dilakukan berdasarkan surat
tugas dari Ketua LPJK dan telah mendapatkan
Antara Penilai Ahli dan Ahli Sertifikat Penilai Ahli.

Istilah Penilai Ahli telah muncul pada Undang- Penilai Ahli tidak menghasilkan keterangan ahli
Undang Nomor 18 Tahun 1999. Penilai Ahli ataupun keterangan saksi yang dapat digunakan
dalam undang-undang ini dimaknai sama pada proses penyelidikan dan penyidikan serta
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017, peradilan tindak pidana terkait Jasa Konstruksi.
yakni melakukan penilaian terhadap kegagalan Kesalahan persepsi ini dapat mengakibatkan
bangunan. Namun di Undang-Undang Nomor kejadian Kegagalan Bangunan tidak tertangani
18 Tahun 1999 Penilai ahli terdiri dari orang dengan baik sesuai dengan peraturan
perseorangan, atau kelompok orang atau perundangan yang berlaku di Indonesia. Proses
lembaga yang disepakati para pihak, yang bersifat penilaian Kegagalan Bangunan oleh Penilai Ahli
independen dan mampu memberikan penilaian adalah independen dan menjadi kewenangan
secara obyektif dan profesional. Berbeda dengan Menteri PUPR.
konteks Penilai Ahli dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017, yaitu ditugaskan oleh Tugas dan Wewenang Penilai Ahli
Menteri bukan kesepakatan para pihak.
Dalam hal menjalankan tugas dan wewenang,
Di sisi lain, bilamana berkaitan dengan ranah pengaturan lebih lanjut mengenai tugas dan
hukum, seseorang yang mempunyai sertifikat wewenang Penilai Ahli terdapat sebagai berikut:
Penilai Ahli dapat memberikan kesaksian di a. Tugas Penilai Ahli sebagaimana diatur pada
pengadilan atau kepolisian, namun dengan Pasal 4 Peraturan Menteri PUPR No. 8 Tahun
kapasitas sebagai seorang ahli. Menurut Pasal 1 2021 adalah sebagai berikut:
butir 26 KUHAP: “Saksi adalah orang yang dapat 1) Menetapkan tingkat pemenuhan
memberikan keterangan guna kepentingan terhadap ketentuan Standar Keamanan,
penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang Keselamatan, Kesehatan, dan
suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, Keberlanjutan;
ia lihat sendiri dan ia alami sendiri”. Sementara 2) Menetapkan penyebab terjadinya
Ahli adalah seorang yang memiliki kemampuan Kegagalan Bangunan;

116 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

3) Menetapkan tingkat keruntuhan dan/atau Pembinaan Penilai Ahli


tidak berfungsinya bangunan;
4) Menetapkan pihak yang bertanggung Dalam rangka mendukung terbitnya Peraturan
jawab atas Kegagalan Bangunan yang Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021, sudah
terjadi; menjadi suatu kebutuhan mendesak bagi
5) Menetapkan besaran kerugian keteknikan, pemerintah untuk segera mulai melakukan
serta usulan besarnya ganti rugi yang pencetakan Penilai Ahli. LPJK sebagai unit non
harus dibayar oleh pihak yang bertanggung struktural di bawah Kementerian Pekerjaan
jawab; Umum dan Perumahan Rakyat mendapatkan
6) Menetapkan jangka waktu pembayaran mandat dari Menteri PUPR untuk melaksanakan
kerugian; penetapan penugasan dan pencatatan Penilai
7) Melaporkan hasil penilaiannya kepada Ahli dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan.
penanggung jawab bangunan dan Menteri Dalam hal terdapat laporan dari masyarakat
melalui LPJK paling lambat 90 (sembilan yakni pengguna/pemilik/pengelola bangunan,
puluh) Hari terhitung sejak tanggal masyarakat umum atau adanya permintaan
pelaksanaan tugas; dan Menteri PUPR atas kejadian kegagalan bangunan,
8) Memberikan rekomendasi kebijakan maka LPJK akan menugaskan Penilai Ahli
kepada Menteri dalam rangka pencegahan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Laporan
terjadinya Kegagalan Bangunan. masyarakat tersebut harus memenuhi kejelasan
b. Wewenang Penilai Ahli sebagaimana diatur identitas pelapor, lokasi dan kejadian secara
pada Pasal 7 Peraturan Menteri PUPR No. 8 jelas.
Tahun 2021 adalah sebagai berikut:
1) Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak Pencetakan Penilai Ahli yang profesional,
terkait untuk memperoleh keterangan kompeten, dan independen harus didukung
yang diperlukan; oleh perangkat peningkatan kompetensi yang
2) Meminta data yang diperlukan; berkualitas, mulai dari penyediaan modul
3) Melakukan pengujian yang diperlukan; pelatihan, instruktur, dan uji kompetensi untuk
dan mendapatkan Sertifikat Penilai Ahli (SPA).
4) Memasuki lokasi pekerjaan tempat Penilai Ahli saat melaksanakan tugas perlu
terjadinya Kegagalan Bangunan. dibekali dengan berbagai macam pengetahuan
dan kompetensi, secara komprehensif untuk
Selain itu, dalam menjalankan tugasnya Penilai menentukan penyebab terjadinya Kegagalan
Ahli wajib menjunjung tinggi nilai-nilai yang Bangunan, baik yang disebabkan oleh adanya
sudah diatur pada Peraturan Menteri PUPR kegagalan struktur maupun kegagalan
No. 8 Tahun 2021 dan menjalankan Kode Etik fungsional.
dan Kode Perilaku Penilai Ahli. Kewajiban
tersebut bertujuan untuk menjaga martabat dan Untuk memperkuat peran Penilai Ahli, jumlah
kehormatan Penilai Ahli. Penilai Ahli harus dapat mengakomodir
kebutuhan dari 34 provinsi di Indonesia, sehingga
diharapkan terdapat Penilai Ahli yang berdomisili

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 117


di setiap provinsi. Saat ini, LPJK masih Sementara bagi 79 Penilai Ahli yang telah
menyiapkan Penilai Ahli yang dapat bertugas ada sesuai dengan Undang-Undang Nomor
sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999, dapat menjadi Penilai Ahli
2 tahun 2017. Semua warga negara Indonesia melalui proses Pengakuan Kompetensi Terkini
yang memenuhi persyaratan umum dan khusus (Recognition Current Competency (RCC)) yang
(Peraturan Menteri PUPR Nomor 9 Tahun 2021, dilakukan oleh LPJK. Mereka dipersilahkan
Pasal 9) dapat mendaftarkan diri sebagai Penilai untuk mendaftarkan ulang dengan mengisi
Ahli dan mengikuti proses seleksi psikologi, formullir yang telah disediakan dalam siki.pu.go.
manajerial dan teknis secara ketat yang dilakukan id, dengan melampirkan Sertifikat Kompetensi
oleh tim independen yang ditunjuk oleh LPJK. Ahli (SKA) sesuai klasifikasi produk bangunan
Persyaratan yang ketat dengan kualifikasi yang minimal Madya berpengalaman 10 tahun di
tinggi, diharapkan dapat menjaring kandidat bidang konstruksi dan/atau Sertifikat Insinyur
calon Penilai Ahli yang profesional dan kompeten. Profesional yang masih berlaku dan mengikuti
pembekalan sesuai dengan jadwal yang
Untuk menjadi Penilai Ahli terdapat prosedur yang ditetapkan oleh LPJK. Bagi mereka yang tidak
harus ditempuh. Alur pendaftaran, pelatihan, uji mengikuti tahapan ini, maka akan dianggap tidak
kompetensi, dan pencatatan Penilai Ahli dapat di lagi bertugas sebagai Penilai Ahli sesuai Undang-
lihat pada Gambar 3.4.2. Undang Nomor 2 Tahun 2017.

Gambar 3.4.2. Alur Pendaftaran Penilai Ahli


Sumber : Permen PUPR No. 8 Tahun 2021 (diolah)

118 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Para Penilai Ahli yang telah mendapatkan Pada saat artikel ini disusun, LPJK sedang
Sertifikat Penilai Ahli, berhak untuk mengikuti mempersiapkan modul-modul pelatihan sesuai
pembinaan yang diselenggarakan oleh LPJK atau dengan peraturan perundangan yang berlaku
mandiri. Pembinaan penilai ahli diharapkan dapat yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam
meningkatkan kompetensi Penilai Ahli secara pelatihan Calon Penilai Ahli, baik untuk status
berkelanjutan. Adapun bentuk pembinaan yang Calon Penilai Ahli baru ataupun Penilai Ahli yang
dilakukan melalui penyelenggaraan seminar, melakukan Recognition Current Competency
workshop, pelatihan ataupun pendidikan (RCC). Materi pelatihan yang diberikan sebanyak
akademis yang diadakan oleh Lembaga yang 21 modul, terdiri dari kompetensi teknis dan
diakui kredibilitasnya. manajerial. Tim penyusun terdiri dari pakar,
akademisi dan praktisi di bidang jasa konstruksi.
Langkah Penyiapan/Perkuatan
Penilai Ahli untuk Melakukan Materi tersebut berisikan pengetahuan tentang
Penilaian Kegagalan Bangunan regulasi jasa konstruksi dan infrastruktur lainnya,
kode etik-perilaku dan kepemimpinan, sistem
Setiap calon Penilai Ahli yang sudah ditetapkan penyelenggaraan jasa konstruksi yang terdiri dari
oleh LPJK, harus mengikuti pelatihan calon siklus hidup proyek, pola pengadaan konstruksi,
Penilai Ahli yang dilaksanakan oleh LPJK. kontrak dan sengketa konstruksi, pemahaman
Calon Penilai Ahli apabila telah dinyatakan tentang manajemen asset konstruksi,
lolos verifikasi persyaratan yang dilakukan perencanaan dan pengelolaan jasa konstruksi,
oleh LPJK dalam waktu kurang lebih 7 (tujuh) penilaian kegagalan bangunan bidang sipil dan
hari selanjutnya wajib mengikuti Pelatihan gedung, standar-standar konstruksi, forensic
Calon Penilai Ahli. Pelatihan Calon Penilai Ahli engineering dan tata cara penyusunan pelaporan
dilaksanakan oleh LPJK dan dapat bekerja sama penilaian kegagalan bangunan.
dengan lembaga/institusi/pakar terkait. Adapun
kegiatan pelatihan tersebut dilakukan dalam Selain pengetahuan manajerial dan teknis,
bentuk teori dan praktik, berupa pemahaman calon Penilai Ahli perlu diberikan pembekalan
materi, diskusi, serta praktik penilaian Kegagalan pengetahuan terkait advokasi hukum. Tujuannya
Bangunan yang didukung oleh peralatan memberikan pemahaman hukum sehingga
investigasi. Pelatihan dilakukan sesuai dengan Penilai Ahli dapat mengambil sikap bilamana
SKKNI dan ketentuan peraturan perundangan- penilaian kegagalan bangunan yang dilakukan
undangan dengan waktu paling sedikit 30 telah berkembang menjadi suatu gugatan
(tiga puluh) jam pelajaran. Pakar sebagaimana yang dihadapkan dengan APH. Dengan adanya
dimaksud harus memiliki SKK Jabatan Ahli pembekalan pengetahuan advokasi hukum ini,
Utama atau jenjang 9 (sembilan) dan/atau diharapkan para Calon Penilai Ahli nantinya tidak
pengalaman paling sedikit 15 (lima belas) tahun. hanya bekerja secara profesional melainkan
dapat bekerja secara aman dan terlindungi.
Dengan terbitnya peraturan-peraturan baru
bidang Jasa Konstruksi, perlu dilakukan Selanjutnya, modul pelatihan Calon Penilai Ahli
pembaharuan modul pelatihan Penilai Ahli. disusun oleh LPJK dengan melibatkan pihak-

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 119


pihak terkait. Instruktur pada pelatihan Setelah dinyatakan lulus pelatihan, Calon Penilai
tersebut, harus memiliki kompetensi yang Ahli harus mengikuti tahap uji kompetensi.
dibuktikan dengan SKA Utama, Insinyur Tahap uji kompetensi dilakukan 2 (dua) kali
Profesional Utama dan/atau memiliki setiap tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan
pengalaman kerja sebagai perencana, Penilai Ahli berdasarkan kualifikasi yang
pelaksana, dan/atau pengawas jasa konstruksi dibutuhkan. Uji kompetensi tersebut mencakup
paling sedikit 15 (lima belas) tahun. Selanjutnya penilaian manajerial, psikologi, dan keteknikan
setelah mengikuti pelatihan tersebut, Calon dengan cakupan penilaian pada Tabel 3.4.2.
Penilai Ahli diberikan Surat Tanda Tamat Selanjutnya, bobot penilaian kompetensi Penilai
Pelatihan (STTP). Namun, perlu diperhatikan Ahli digambarkan dalamTabel 3.4.3.
dalam hal ini STTP bukan merupakan bukti
penetapan Penilai Ahli, melainkan hanya bukti Setelah mengikuti uji kompetensi, Calon Penilai
bahwa telah lulus mengikuti pelatihan Calon Ahli mendapatkan Sertifikat Penilai Ahli (SPA)
Penilai Ahli. dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun yang

Tabel 3.4.2. Kriteria Penilaian Uji Kompetensi Calon Penilai Ahli

Manajerial Psikologi Keteknikan


1. Analisa strategi 1. Case analysis 1. Pemahaman peraturan
2. Fleksibilitas berpikir 2. Leaderless Group Discussion terkait jasa konstruksi
3. Inovasi (LGD) 2. Kegagalan Bangunan
4. Komunikasi 3. In tray 3. Forensic engineering
5. Pengambilan risiko 4. Competency Based Interview 4. Metodologi investigasi
6. Perencanaan dan pengorganisasian (CBI)
7. Pengambilan keputusan strategis
8. Kemampuan negosiasi
9. Membangun hubungan kerja sama
Sumber: Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, 2021

Tabel 3.4.3. Bobot Penilaian Kompetensi Penilaian Ahli

Bobot Metode Uji


Uji Kompetensi
(%) Tertulis Wawancara Komprehensif*)
Manajerial 30 √ √ -
Psikologi 10 √ √ -
Keteknikan 60 √ √ √
*) meliputi pembuatan karya tulis dan pemaparan tentang kegagalan bangunan dan penilaian kegagalan
bangunan

120 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

ditandatangani oleh Ketua LPJK, kemudian Menteri PUPR ini merupakan pedoman untuk
dicatat dalam Sistem Informasi Jasa Konstruksi penilaian suatu kejadian Kegagalan Bangunan,
terintegrasi. sehingga tidak menimbulkan perselisihan antar
pihak yang bersangkutan. Untuk itu, dalam
Lantas muncul pertanyaan, “apa perbedaan SPA rangka memperkuat peran penilai ahli, maka
dan SKA?” SPA adalah sebuah penghargaan diperlukan suatu upaya sosialisasi secara masif
kewenangan yang diberikan oleh Menteri PUPR kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga
kepada seorang ahli, “kenapa seorang ahli?” peran penilai ahli dapat lebih diketahui oleh
karena Calon Penilai Ahli terdaftar tersebut masyarakat umumnya. Selain itu, kolaborasi
sudah mempunyai SKA dan/atau insinyur dengan Aparat Penegak Hukum baik Kepolisian
profesional yang kemudian mengikuti pelatihan maupun Kejaksaaan perlu dilakukan guna
dan uji kompetensi untuk mendapatkan SPA. pelibatan penilai ahli bilamana terjadi kegagalan
SPA menjadi sorotan dengan adanya argumen bangunan. Selain itu, tidak kalah pentingnya
pro dan kontra. “Kenapa SPA tidak dilakukan adalah untuk membangun kolaborasi dengan
oleh LSP?” Tentunya berbeda karena SPA bukan Lembaga Pendidikan dalam hal penyelenggaraan
merupakan jabatan kerja melainkan penghargaan workshop, webinar maupun diskusi terkait
kewenangan dari Menteri PUPR untuk dapat kegagalan bangunan sebagai upaya memberikan
melakukan penilaian Kegagalan Bangunan. pemahaman terkait kegagalan bangunan kepada
masyarakat umum.
Upaya Memberikan Pemahaman
kepada Masyarakat Jasa Konstruksi Akhir kata, dengan telah terbitnya Permen
Jika Terjadi Kegagalan Bangunan PUPR Nomor 8 Tahun 2021 tentang Penilai Ahli,
Kegagalan Bangunan dan Penilaian Kegagalan
Setelah mendapatkan penjelasan terkait Bangunan, hal ini tentu memberikan “warna
peran Penilai Ahli dalam hal terjadi Kegagalan baru” bagi penilai ahli. Penilai ahli berdasarkan
Bangunan dan alur untuk menjadi Penilai UU Nomor 2 Tahun 2017 merupakan delegasi
Ahli, maka selanjutnya apa saja upaya yang kewenangan Menteri PUPR untuk melakukan
sudah dilakukan dan akan dilakukan untuk penilaian kegagalan bangunan. Untuk itu,
memperluas pemahaman peran Penilai Ahli perkuatan kompetensi Penilai Ahli menjadi hal
dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan? prioritas yang harus dilakukan. Kedepannya,
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh dibutuhkan dukungan dan kolaborasi berbagai
Kementerian PUPR adalah dengan menerbitkan pihak seperti lembaga pelatihan dan lembaga
Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021 Pendidikan guna mempercepat proses
tentang Penilai Ahli, Kegagalan Bangunan, pencetakan penilai ahli yang professional,
dan Penilaian Kegagalan Bangunan. Peraturan kompeten dan independen.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 121


DAFTAR PUSTAKA

Brawijaya, 2021, Mewujudkan Konstruksi


berkeselamatan dengan penerapan Sistem [2]
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK),
ISBN: 978-623-96918-1-3, Jakarta
Materi pelatihan kompetensi teknis khusus-modul 14.
LPJK.2021
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor
2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No. 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2017 Tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No. 8 Tahun 2021 tentang Penilai Ahli,
Kegagalan Bangunan, dan Penilaian Kegagalan
Bangunan
Publikasi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.
2021
Publikasi Komite Keselamatan Konstruksi.2021

122 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Penataan Kawasan
Puncak Waringin, Labuan Bajo, NTT

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 123


3.5
MENUJU INDUSTRI
KONSTRUKSI INDONESIA
2045
Muhammad Hadi Nugroho
Direktur Engineering Institute

Dimas Bayu Susanto


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Pendahuluan

Tahun 2045 merupakan tahun dimana Indonesia memperingati 100 tahun


kemerdekaan. Pemerintah melalui Kementerian PPN/BAPPENAS telah
menyampaikan visi Indonesia emas yang meliputi 4 pilar pembangunan Indonesia
2045 yaitu (1) pembangunan manusia dan penguatan iptek, (2) pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan, (3) pemerataan pembangunan dan (4) pemantapan
ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan. Industri konstruksi menjadi
bagian penting di dalam mendukung tercapainya visi Indonesia emas 2045 untuk
mewujudkan Indonesia berdaulat, maju, adil dan makmur.

Sektor Konstruksi merupakan sektor esensial dalam pembangunan nasional. Data


BPS tahun 2020 menunjukkan nilai konstruksi yang diselesaikan mencapai 1.973
triliun (2019) naik 17,52 % dari tahun sebelumnya yaitu 1.679 triliun (2018). Demikian
juga statistik kontribusi sektor ini meningkat rata-rata 5 % pertahun dengan nilai
rata-rata kontribusi senilai 10,6 % PDB nasional. Peran penting sektor konstruksi/

124 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


industri konstruksi dalam kerangka mendukung perbatasan, kereta api Trans Sumatera,
visi indonesia emas 2045 utamanya dalam Sulawesi, Kalimantan, dan Papua, dan sistem
mendukung pilar ketiga yaitu pembangunan angkutan massal perkotaan berbasis rel dan
infrastruktur yang merata dan terintegrasi. angkutan yang terintegrasi, modern, dan
Target pembangunan infrastruktur ke depan ramah lingkungan.
diarahkan pada meningkatkan konektivitas 2. Pelabuhan: transportasi laut sebagai unsur
fisik dan virtual, mendorong pemerataan utama konektivitas wilayah negara maritim,
pembangunan antar wilayah, memenuhi diperluas dengan pengembangan 48 kota
prasarana dasar, mendukung pembangunan pelabuhan sebagai backbone konektivitas
perkotaan dan perdesaan dan antisipasi antar wilayah, pelabuhan utama tol laut dan
terhadap bencana alam dan perubahan iklim, hub internasional, short sea-shipping, dan
termasuk kenaikan muka air laut. manajemen pelabuhan modern.
3. Bandara: sistem transportasi udara untuk
Sasaran pembangunan infrastruktur tahun 2045 mendukung mobilitas manusia dan barang
adalah sebagai berikut: di tingkat domestik dan internasional
1. Transportasi darat dan kereta api: dikembangkan dengan pembangunan bandara
konektivitas darat dikembangkan dengan utama, pembangunan 5 Aerocity / Aircraft
penyelesaian ruas utama jalan di seluruh MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul), dan
pulau, tol Jawa dan Sumatera, jalan pembangunan bandara perintis.

Gambar 3.5.1. Pilar pembangunan Indonesia 2045 (Kementerian PPN/Bappenas)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 125


4. Energi: Kebutuhan energi yang meningkat rata-rata stok infrastruktur negara-negara
dipenuhi dengan kebijakan bauran energi. dunia, yang sebesar 70 %.
Peranan EBT ditingkatkan menjadi sekitar 30 (2) Biaya logistik terhadap PDB turun menjadi 8
persen pada tahun 2045. Pembangkit tenaga persen pada tahun 2045
listrik ditingkatkan menjadi lebih 430 GW Kinerja logistik diukur dengan Logistic
pada tahun 2045, rasio elektrifikasi dipenuhi Performance Indeks (LPI) yaitu diukur
di seluruh wilayah, dan konsumsi energi per berdasarkan komponen-komponen customs,
kapita ditingkatkan menjadi sekitar 7 ribu kWh infrastructure, international shipment,
pada tahun 2045. Pembangkit tenaga nuklir logistics quality and competence, tracking
dimungkinkan sebagai alternatif terakhir. and tracing, dan timeless. LPI indonesia pada
5. Prasarana dasar: akses masyarakat tahun 2018 berada pada peringkat 46 naik 17
terhadap prasarana dasar untuk kebutuhan tingkat dari peringkat 63 (2016). Peringkat
perumahan, air minum, sanitasi, dan Indonesia masih dibawah singapura (7),
perlindungan terhadap bencana dan dampak Thailand (32), Vietnam (39) dan Malaysia (41).
perubahan iklim ditingkatkan. Ketersediaan
air baku untuk irigasi, perkotaan, dan industri Era Baru Industri konstruksi
ditingkatkan dengan pembangunan waduk Indonesia
dan sistem distribusi air baku.
6. TIK: konektivitas digital dan virtual melalui Era baru sektor konstruksi Indonesia ditandai
infrastruktur telekomunikasi dan informatika dengan terbitnya Undang Undang No 2 Tahun
diperluas dengan peningkatan konektivitas 2017 tentang jasa konstruksi dan PP 22 tahun
broadband hingga 100 Gbps dan peningkatan 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
literasi TIK untuk seluruh kelompok Undang No 2 Tahun 2017 Jasa Konstruksi.
masyarakat. Didalam Undang-undang tersebut disampaikan
bahwa tujuan penyelenggaraan jasa konstruksi
Dengan sasaran pembangunan infrastruktur terdiri atas 6 hal dan jika dilihat dari Undang-
tahun 2045 tersebut diatas maka diharapkan undang jasa konstruksi terdahulu (UU 18/1999)
tercapainya hal-hal sebagai berikut : maka terdapat 3 tujuan tambahan yang
(1) Stok infrastruktur terhadap PDB pada tahun merupakan adaptasi dari perkembangan dan
2045 meningkat menjadi 70 persen tuntutan industri konstruksi kedepan, tambahan
Stok Infrastruktur adalah stok infrastruktur tujuan tersebut yaitu :
adalah adalah nilai total investasi yang telah 1. Menata sistem Jasa Konstruksi yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan pihak swasta mampu mewujudkan keselamatan publik
dalam membangun infrastruktur dikurangi dan menciptakan kenyamanan lingkungan
depresiasi. Data Kementerian Perencanaan terbangun;
Pembangunan Nasional/Bappenas pada 2. Menjamin tata kelola penyelenggaraan Jasa
2019, stok infrastruktur Indonesia terhadap Konstruksi yang baik; dan
PDB meningkat dari 35 persen pada 2015, 3. Menciptakan integrasi nilai tambah dari
menjadi 43% pada awal 2019. Meskipun sudah seluruh tahapan penyelenggaraan Jasa
meningkat, angka itu, masih jauh dari target Konstruksi.

126 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Gambar 3.5.2. Tujuan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi


Sumber : UU No 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Dalam mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa Selanjutnya dalam menjalankan tanggung


konstruksi tersebut diatas maka pemerintah jawab tersebut pemerintah pusat mempunyai
pusat memiliki tanggung jawab sebagai berikut : kewenangan yang diatur dalam pasal 5
a. Meningkatnya kemampuan dan kapasitas (kewenangan pemerintah pusat). Kewenangan
usaha jasa konstruksi nasional; pemerintah daerah diatur dalam pasal 7
b. Terciptanya iklim usaha yang kondusif, (kewenangan pemerintah provinsi) serta pasal 8
penyelenggaraan jasa konstruksi yang (kewenangan pemerintah Kab/Kota). Salah satu
transparan, persaingan usaha yang sehat, kewenangan pemerintah pusat sebagai respon
serta jaminan kesetaraan hak dan kewajiban terhadap perkembangan industri konstruksi
antara pengguna jasa dan penyedia jasa; kedepan salah satunya adalah penyelenggaraan
c. Terselenggaranya jasa konstruksi yang sesuai sistem informasi jasa konstruksi dengan
dengan standar keamanan, keselamatan, mengumpulkan data dan pengembangan sistem.
kesehatan, dan keberlanjutan;
d. Meningkatnya kompetensi, profesionalitas, Kondisi industri konstruksi
dan produktivitas tenaga kerja konstruksi nasional
nasional;
e. Meningkatnya kualitas penggunaan material Alokasi dana infrastruktur pemerintah naik rata-
dan peralatan konstruksi serta teknologi rata 5 % dan mencapai nilai 399,7 triliun pada
konstruksi dalam negeri; tahun 2020. Nilai Anggaran Infrastruktur rata-
f. Meningkatnya partisipasi masyarakat jasa rata meningkat dari tahun ke tahun. Rata-rata
konstruksi; dan persentase Anggaran Infrastruktur terhadap
g. Tersedianya sistem informasi jasa konstruksi. total APBN (2015-2020) adalah sebesar 17,11%.
Khusus untuk kementerian PUPR pembiayaan
infrastruktur mencapai 107 triliun pada tahun

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 127


Gambar 3.5.3. Tanggung Jawab dan Kewenangan Pemerintah Pusat Sesuai UU 2/2017

2020. Rata-rata persentase anggaran PUPR Kebijakan Pembinaan Konstruksi


terhadap APBN Infrastruktur pada tahun 2015- Sesuai dengan amanat tanggung jawab
2020 adalah sebesar 27,1%. Melihat demikian dan kewenangan dalam Undang-Undang
besar dana alokasi pembangunan infrastruktur No 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi,
pemerintah tersebut maka diperlukan dukungan pemerintah melakukan pembinaan konstruksi
industri konstruksi nasional yang unggul. yang melingkupi industri konstruksi nasional.
Industri konstruksi secara luas yang terdiri Terobosan-terobosan yang telah dilakukan
dari pelaksanaan kegiatan di lapangan beserta antara lain sebagai berikut :
pihak stakeholder seperti kontraktor, konsultan, • Modernisasi sistem pengadaan Barang dan
material supplier, plant supplier, transport Jasa
supplier, tenaga kerja, asuransi, dan perbankan Modernisasi pengadaan melalui pengembangan
dalam suatu transformasi input menjadi suatu e-Procurement dan e-Purchasing. E-Procurement
produk akhir yang mana dipergunakan untuk sendiri telah berjalan dengan baik dalam
mengakomodasi kegiatan sosial maupun bisnis beberapa tahun terakhir dengan keberadaan
dari society (Bon, 2000 dalam Naskah Akademik Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
Undang-Undang Jasa Konstruksi). Sedangkan e-Purchasing juga telah berjalan,

128 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

tentu dengan berbagai pembaharuan mengikuti Keseimbangan Supply Demand Sumber Daya
perkembangan pasar dan pesatnya arus Konstruksi
teknologi informasi komunikasi. E-Purchasing Keseimbangan sumber daya konstruksi sangat
atau pembelian secara langsung terdiri dari berperan penting dalam produktivitas dan
e-Katalog dan Toko Daring. kesuksesan pembangunan infrastruktur dan akan
berdampak langsung terhadap sumbasih industri
• Pengembangan dan Integrasi Sistem konstruksi terhadap perekonomian nasional.
Informasi Jasa Konstruksi. Michel Potter dalam Cluster and Economic
Untuk menyediakan data dan informasi yang Policy, Oktober 2009 menyatakan bahwa daya
akurat dan terintegrasi dibentuk suatu sistem saing berkaitan erat dengan produktivitas yang
informasi Jasa Konstruksi yang terintegrasi dan dipengaruhi bagaimana pengelolaan terhadap
dikelola oleh Pemerintah Pusat. Beberapa sistem sumber daya baik manusia maupun alam dalam
informasi yang telah dikembangkan antara lain memproduksi barang dan jasa. Sumber daya
dapat dilihat dalam gambar grafis berikut : konstruksi antara lain terdiri atas Sumber daya

Gambar 3.5.4. Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 129


manusia/tenaga kerja konstruksi, Material dan • Supply Demand Material Konstruksi
Peralatan konstruksi (MPK), pembiayaan serta Material menjadi hal yang penting dalam
metode konstruksi. Berikut potret sumber daya konstruksi suatu bangunan. Menurut penelitian
konstruksi nasional. Cristian Halim, Maximillian M. S. D, Budiman
Proboyo, dan Indriani Santoso dalam “proporsi
• Tenaga Kerja Konstruksi komponen biaya harga bahan, upah dan alat pada
Tenaga kerja konstruksi berkontribusi 10 % proyek konstruksi bangunan tinggi” disampaikan
terhadap tenaga kerja nasional. Jumlah tenaga bahwa untuk struktur bawah komponen biaya
kerja konstruksi pada tahun 2020 mencapai bahan mencapai 87.16%, biaya upah 10.78% dan
8.066.497 orang yang terdiri atas tenaga ahli biaya alat 2.05%.
dan tenaga terampil (BPS, 2020). Selanjutnya
dengan rata-rata anggaran Kementerian PUPR Sedangkan untuk biaya pekerjaan beton bertulang
2015-2020 sebesar Rp110 triliun per tahun, maka struktur atas komponen biaya bahan 86.73%, lalu
dibutuhkan 1,5 juta Tenaga Kerja Konstruksi per diikuti dengan biaya upah 11.98% biaya alat 1.29%.
tahun (Asumsi Rp1 triliun dibutuhkan 14.000 Dengan demikian pemenuhan kebutuhan material
TKK). Pada tahun 2020, LPJK telah menerbitkan konstruksi sangat krusial dalam penyelenggaraan
991.232 sertifikat yang terdiri atas 273.682 Ahli konstruksi. Data menunjukkan bahwa seluruh
(28%) dan 717.550 Terampil (72%). wilayah di Indonesia masih mengalami defisit

Gambar 3.5.5. Peta Keseimbangan Supply Demand MPK 2020


Sumber : Ditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

130 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

aspal minyak, daerah sumatera telah tercukupi Tren Industri Konstruksi Global
kebutuhan beton pracetak prategang sementara
itu untuk material semen telah mencukupi untuk Dalam buku “Shaping the the future of
seluruh wilayah indonesia. construction a breakthrought of in mindset and
technology, WEF 2016 menjelaskan bahwa isu
• Supply Demand Peralatan Konstruksi industri konstruksi ke depan adalah sebagai
Sebagian besar wilayah indonesia telah tercukupi berikut :
kebutuhan peralatan konstruksi kecuali wilayah 1. Pasar dan Pelanggan (Market and customer)
Bali Nusra (defisit 77 unit) dan wilayah Maluku 65 % pasar konstruksi ke depan akan berada pada
Papua (defisit 697 unit). negara berkembang, 1 dari 2 perusahaan EPC
akan go global, akan lebih banyak proyek dengan
• Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) nilai besar dan kompleksitas tinggi, tuntutan
Menurut Undang-Undang 2 Tahun 2017 tentang infrastruktur yang dibangun harus mempunyai
Jasa Konstruksi, badan usaha jasa konstruksi umur rencana yang panjang serta kebutuhan
pasal 20 dikualifikasikan menjadi BUJK pembiayaan infrastruktur yang semakin besar.
perseorangan, BUJK kecil, BUJK menengah
dan BUJK Besar. Penetapan kualifikasi usaha 2. Keberlanjutan dan Ketahanan (Sustainability
tersebut dilaksanakan melalui penilaian and Resilient)
terhadap (1) terhadap penjualan tahunan; (2) Konsumsi terbesar material adalah industri
kemampuan keuangan; (3) ketersediaan tenaga konstruksi yang tentu saja jika terjadi
kerja konstruksi; dan (4) kemampuan dalam kelangkaan material maka industri konstruksi
penyediaan peralatan konstruksi. ini sangat rentan terhadap kelangkaan sumber
daya material, kebutuhan akan pengendalian
Pertumbuhan BUJK kecil, menengah dan besar terhadap limbah konstruksi, kebutuhan
menunjukkan peningkatan dalam kurun 2015- membangun infrastruktur yang adaptif terhadap
2020. Jumlah Total BUJK naik dari 115.220 (2015) bencana, efisiensi energi dan mengurangi
menjadi 143.817 (2020) dengan nilai peningkatan dampak buruk terhadap perubahan lingkungan,
sebesar 20 %. serta kewaspadaan terhadap ancaman cyber.

Gambar 3.5.6. Komposisi BUJK Nasional (LPJKN, 25 Maret 2021)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 131


3. Lingkungan sosial dan tenaga kerja (Society melalui kebijakan pengadaan barang dan jasa
and Workforces). meningkatkan efisiensi dan efektivitas melalui
Isu lingkungan sosial ke depan adalah modernisasi pengadaan barang dan jasa.
urbanisasi dan krisis rumah sehat,
kenyamanan lingkungan terbangun, Mckinsey dalam buku route to higher productivity
sedangkan kompetensi tenaga kerja (2017) menyampaikan bahwa ada 7 area yang
konstruksi menjadi hal yang perlu ditingkatkan dapat meningkatkan produktivitas sektor
serta politisasi industri konstruksi. konstruksi sebesar 50-60% yaitu dengan
4. Politik dan Peraturan (Politics and Regulation). (1) melakukan harmonisasi peraturan, (2)
Isu di bidang ini antara lain peraturan yang memperbaiki Kontrak Kerja Konstruksi, (3)
tumpang tindih dan komplek dan perizinan memperbaiki perencanaan, (4) meningkatkan
yang terlalu lambat dan korupsi. kinerja sistem pengadaaan barang dan jasa
serta sistem rantai pasok, (5) Meningkatkan
Beberapa kendala teridentifikasi menyebabkan penyelenggaraan konstruksi, (6) Melakukan
sektor konstruksi mengalami perlambatan inovasi serta (7) meningkatkan kompetensi
perkembangan yang dipengaruhi oleh (1) tenaga kerja konstruksi.
terlambat dalam melakukan inovasi dan
adopsi terhadap teknologi terkini, (2) lemahnya Pemerintah Turki dalam rencana strategis
pengawasan, (3) lemahnya kerjasama antar industri konstruksi turki menyampaikan 6 kunci
stakeholder, (4) kultur perusahaan yang masih dalam meningkatkan kinerja industri konstruksi
konservatif serta (5) kurangnya talenta- yaitu : (1) Penataan kelembagaan dan kolaborasi
talenta di industri konstruksi serta lemahnya serta peningkatan image industri, (2) Ekspansi
pengembangan SDM. Merespon hal tersebut konstruksi, melakukan akreditasi dan sertifikasi
maka World Economic Forum (WEF) menyusun dan penataan insentif (3) Meningkatkan kinerja
Industry Transformation Framework (Gambar regulasi, (4) Peningkatan penggunaan MPK
3.5.7) yang berisi rencana aksi sebagai berikut : dalam negeri, (5) Mengembangkan alternatif
1. Level Pemerintah (Government Level) pembiayaan infrastruktur, dan (6) Meningkatkan
Pemerintah berperan sebagai regulator dan penelitian dan pengembangan (R&D) serta
penyusun kebijakan melakukan harmonisasi peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
terhadap peraturan, standar dan meningkatkan
efisiensi perizinan. Mendorong pelaku usaha 2. Level Industri (Sektor Level)
jasa konstruksi untuk dapat masuk ke pasar Industri konstruksi terus berkembang sesuai
internasional dengan memberi dukungan bagi zamannya. Industri konstruksi saat ini cenderung
pelaku usaha dalam akses pasar Jasa Konstruksi terfragmentasi, kompleksitas tinggi, dan
internasional dan juga memberikan perlindungan berorientasi kepada proyek. Tucker et. al. (2001)
bagi pelaku usaha dalam akses pasar Jasa telah mengidentifikasi akibat dari fragmentasi
Konstruksi internasional. Meningkatkan peran ini berupa meningkatnya biaya pelaksanaan,
penelitian (R&D), akselerasi adopsi teknologi keterlambatan, konflik dan perselisihan, hingga
serta meningkatkan peran pendidikan dalam ketidakefisienan industri konstruksi itu sendiri.
meningkatkan kompetensi. Dalam tataran proyek (BPSDM, 2017). Industri konstruksi kedepan

132 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

akan lebih terstandarisasi, terkonsolidasi dan Menuju industri konstruksi


terintegrasi dalam penyelenggaraan konstruksi. Indonesia 2045
Pada level industri, rencana aksi yang dilakukan
adalah dengan melakukan kerjasama dengan Bagaimana potret industri konstruksi indonesia
semua stakeholder terkait. Koordinasi dan 2045? Industri konstruksi indonesia 2045
komunikasi dengan masyarakat industri disandarkan pada tujuan penyelenggaraan
konstruksi menjadi hal yang penting dilakukan. jasa konstruksi (UU 2/2017) tercapainya
Kerjasama yang dilakukan dapat berupa kondisi industri konstruksi yang (1) Miliki
pertukaran data, berbagi pengetahuan dan struktur usaha yang kukuh, andal, berdaya
praktek lapangan. saing tinggi, dan hasil Jasa Konstruksi yang
berkualitas, (2) Tertib dalam penyelenggaraan
3. Level Perusahaan (Company Level) Jasa Konstruksi yang menjamin kesetaraan
Dalam skema rantai pasok industri konstruksi, kedudukan antara pengguna Jasa dan Penyedia
badan usaha jasa konstruksi menempati tier Jasa dalam menjalankan hak dan kewajiban,
1. Di level perusahaan respon yang dilakukan serta meningkatkan kepatuhan sesuai dengan
adalah dengan penggunaan material, ketentuan peraturan perundang-undangan;
peralatan dan metode konstruksi terkini serta (3) Partisipasi masyarakat di bidang Jasa
meningkatkan kinerja dalam proses dan operasi Konstruksi yang tinggi, (4) Sistem Jasa
penyelenggaraan konstruksi. Konstruksi yang mewujudkan keselamatan

Gambar 3.5.7. Industry Transformation Framework


Sumber : Shaping the the future of construction a breakthrought of in mindset and technology, WEF 2016

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 133


publik dan menciptakan kenyamanan, (5) Tata penguasaan terhadap metode konstruksi
kelola penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang terkini menjadi hal yang sangat penting dalam
baik (6) Terintegrasi nilai tambah dari seluruh menuju tenaga kerja konstruksi yang dapat
tahapan penyelenggaraan Jasa Konstruksi menjawab kebutuhan konstruksi mendatang.
lingkungan terbangun. Catatan penting dengan Tren komputasi konstruksi global ke depan
memperhatikan tren global dan kondisi industri adalah penguasaan terhadap Building
konstruksi nasional maka industri konstruksi Information Modelling (BIM).
indonesia 2045 difokuskan kepada 4 pilar
utama, yaitu (1) Produktivitas, (2) Kualitas dan Dalam rangka penguasaan IPTEK Tenaga
Keselamatan, (3) Kerjasama dan (4) Inovasi. Kerja Konstruksi maka perlu didukung oleh
Dalam upaya mewujudkan hal-hal tersebut maka rencana aksi antara lain adalah dengan
industri konstruksi Indonesia perlu fokus kepada penataan kebijakan dan standar kompetensi
hal-hal sebagai berikut : (harmonisasi), pemantapan pelatihan
a. Tenaga Kerja Konstruksi Maju konstruksi, kolaborasi antara perguruan
Kemajuan tenaga kerja konstruksi ditandai tinggi, pemerintah dan pelaku industri dalam
dengan penguasaan ilmu pengetahuan membuat center of excellent komputasi
dan keterampilan tenaga kerja konstruksi. konstruksi di Indonesia.
Penguasaan terhadap komputasi konstruksi,

Gambar 3.5.8. Negara dengan Adopsi BIM terbesar

134 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Bendungan Jatigede,
Sumedang, Jawa Barat

b. Sumber Daya Konstruksi yang Andal diharapkan banyak riset/penelitian dan


Keandalan Sumber Daya Konstruksi adalah pengembangan di industri konstruksi.
terjadinya keseimbangan antara kebutuhan Produk-produk hasil riset/penelitian dan
dan ketersediaan baik dari sisi material, pengembangan terkoneksi dengan industri
peralatan dan lainnya. Keseimbangan sehingga terjadi kolaborasi terintegrasi
tersebut tidak hanya dari sisi jumlah tetapi dan produk tersebut dapat diwujudkan dan
juga dari sisi mutu. digunakan maka oleh industri. Diharapkan
c. Konstruksi modern pada tahun 2045 terjadi kemandirian material
Ke depan konstruksi akan menitik beratkan dan peralatan maupun metode konstruksi
kepada efisiensi dan efektivitas serta dalam negeri.
berkelanjutan. Penggunaan teknologi maju e. Dominasi pasar konstruksi internasional
seperti teknologi modular dan prafabrikasi, Tren kedepan pasar konstruksi 65% akan
penggunaan Artificial Intellegent, 3d berada pada negara berkembang. Dengan
Scanning dan photometry akan meningkatkan industri konstruksi yang didukung oleh tenaga
kecepatan, keamanan, mutu dan keselamatan kerja konstruksi yang maju, keandalan sumber
konstruksi. daya konstruksi, kemampuan melaksanakan
d. Mandiri berbasis R&D konstruksi modern, R&D yang unggul dalam
Beberapa material dan peralatan dalam menghasilkan produk industri konstruksi
negeri masih bergantung kepada impor. maka peluang mendominasi pasar konstruksi
Industri konstruksi Indonesia 2045 negara-negara berkembang akan terbuka.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 135


Penutup

Indonesia sebagai negara dengan pasar


konstruksi terbesar di ASEAN dan no 4 di asia,
potensi tenaga kerja konstruksi yang besar,
kekayaan sumber daya alam menjadi modal
dasar yang baik dalam mengembangkan industri
konstruksi dalam negeri. Pemerintah dengan
berbagai kebijakan terus mendorong industri
konstruksi ini kemajuan industri konstruksi
nasional. Dengan meningkatkan penguasaan
iptek tenaga kerja konstruksi, meningkatkan
keandalan sumber daya konstruksi, mendorong
penerapan konstruksi modern, menggiatkan
riset dalam rangka kemandirian dan kebijakan
mendorong internasionalisasi jasa konstruksi
serta didukung keterlibatan aktif dari para
stakeholder maka cita cita mewujudkan industri
konstruksi yang unggul 2045 dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Construction Leadership Council. “Industry Skill Plan


for The UK Construction Sector 2021 -2025”.
United Kingdom, 2020.
Gizem Bilgin, Pinar Bilgin, Irem Dikmen, Talat Birgonul.
“Innovation Vision of the Turkish Construction
Industry: A Comparative Qualitative Content
Analysis of Strategic Roadmaps”. Turki, 2018.
Mckinsey Global Institute. “Reinventing Construction:
A Route To Higher Productivity”. Mckinsey &
Company, 2017.
World Economic Forum. “Shaping the Future of
Construction: A Breakthrough in Mindset and
Technology”. Boston Consulting Group, 2016.
Bon, R. (1988), Direct and indirect resource utilization
by the construction sector: the case of USA since
World War II, Habitat International, 12,49-74
Jembatan Kali Kuto, Batang, Jawa Tengah

136 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Membangun Konstruksi Berkelanjutan

Sekretariat Direktorat Jenderal. 2021. Paparan


Profil Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR.
Sekretariat Direktorat Jenderal. 2021. Paparan
Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR.
Sekretariat Direktorat Jenderal. 2020. Buku Informasi
Statistik Jaa Konstruksi dan Capaian Pembinaan
Konstruksi 2015-2020. Jakarta: Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR.
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. 2020. Paparan
Implementasi Kebijakan dan Program
Pengembangan Kapasitas Kelembagaan dan
SDM Pengadaan Barang/Jasa. Jakarta: Deputi
Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber
Daya Manusia, Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Naskah Akademik
Undang-Undang Jasa Konstruksi. Jakarta:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

Undang-undang:
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja.
Undang-undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi.

Peraturan Pemerintah:
Peraturan Pemerintah (PP) tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 137


04
Pengembangan
Usaha Jasa
Konstruksi
4.1
Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi di Era
Industri 4.0
Krishna Suryanto Pribadi
Guru Besar Bidang Mitigasi Bencana Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung

Biemo W. Soemardi
Staf Pengajar Program Sarjana dan Pascasarjana Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

Latar belakang dan Pendahuluan

Istilah “Industri 4.0” mulai diperkenalkan pada tahun 2011, sebagai suatu
gagasan untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur Jerman (Lassi
dkk,2014). Sejak itu pemerintah Jerman menerapkan Industri 4.0 sebagai salah
satu terobosan strategi teknologi majunya. Sejak itu Industri 4.0 menjadi topik
yang menarik perhatian kalangan dunia usaha, para peneliti di perguruan tinggi
maupun pusat-pusat penelitian (Herman dkk, 2015). Selanjutnya, Klaus Schwab,
pendiri dan CEO dari World Economic Forum, memperkenalkan konsep revolusi
industri 4.0 yang mengubah segala-galanya, menciptakan dunia dengan sistem
manufaktur virtual dan fisik yang bekerja sama secara global antar sesamanya
secara fleksibel (Schwab K, 2016), bahkan dalam revolusi industri ke 4 ini secara
bersamaan muncul gelombang terobosan di berbagai bidang teknologi yang
saling berinteraksi dalam domain fisik, digital dan biologi yang membedakannya
dengan revolusi industri terdahulu. Revolusi ini membuka berbagai peluang baru
bagi berbagai perusahaan dan lembaga-lembaga riset untuk membentuk masa

140 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


depan dunia, sekaligus menimbulkan dampak transforms various resources into constructed
ekonomi yang sangat luas karena meningkatkan facilities” (Moavenzadeh, 1978) juga memiliki
efektivitas operasional berbagai industri dan banyak peluang untuk memanfaatkan Industri
mengembangkan berbagai model bisnis, layanan 4.0 dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan produk-produk baru (Lasi dkk., 2014). Bahrin dan produktivitasnya. Industri konstruksi
et al. (2016) merangkum bidang-bidang teknologi berkontribusi besar bagi pembangunan ekonomi
yang menjadi pendukung kunci dari Industri negara-negara di dunia. Secara global, industri
4.0, mencakup integrasi sistem horizontal dan konstruksi memberikan lapangan kerja sebesar
vertikal, Internet of Things (IoT), cybersecurity, 100 juta orang, dengan kontribusi terhadap GDP
Cloud, analisis Big Data, simulasi, additive rata2 6%, dengan nilai tambah sebesar 5% dari
manufacturing (3D printing), augmented reality GDP di negara-negara maju dan 8% dari GDP di
dan robotika. negara-negara berkembang (Market Prospects,
2021), Pasar global konstruksi diperkirakan
Lee & Lee (2015) menyatakan bahwa Internet of akan meningkat dari US$11.491,42 miliar pada
Things atau Internet of Everything atau Industrial 2020 mencapai US$12.526,4 miliar pada 2021,
Internet merupakan suatu paradigma teknologi pada tingkat pertumbuhan tahunan berganda
baru berupa jaringan global mesin-mesin dan (CAGR) sebesar 9%. Meskipun ada dampak
peralatan yang mampu berinteraksi satu sama dari pandemi COVID-19, pasar ini diperkirakan
lain, yang menghasilkan berbagai jenis produk akan tetap meningkat hingga mencapai nilai
dan layanan baru. Lima teknologi IoT yang saat US$16.614.18 milyar pada 2025 dengan CAGR
ini telah sukses berkembang meliputi radio sebesar 7% (BusinessWire, 2021), dengan tingkat
frequency identification (RFID), wireless sensor pertumbuhan terbesar di wilayah Asia Pasifik
networks (WSN), middleware (perangkat lunak dengan segmen pasar sebesar 42%, yang
yang menghubungkan berbagai perangkat lunak sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan pasar
lainnya, popular dengan sebutan API-Application baru (emerging markets), khususnya di negara-
Programming Interface), cloud computing dan negara China, Brazil, India, Saudi Arabia dan
berbagai perangkat lunak aplikasi IoT lainnya. Indonesia. Robinson dkk. (2021) memperkirakan
Min Xu dkk. (2018) memprediksi peluang-peluang bahwa di tahun 2030, antara China, India,
yang muncul dari revolusi industri 4.0, antara US, dan Indonesia akan menghasilkan 58.3%
lain sebagai berikut : 1) mengecilnya hambatan pertumbuhan global dalam output konstruksi.
(barrier) antara penemu (inventor) dan pasar, 2) Pertumbuhan output konstruksi diperkirakan
peran lebih aktif dari kecerdasan buatan (AI), 3) mencapai rata-rata 3.6% per tahun dari 2020
integrasi berbagai teknik dan domain (fusi), 4) hingga 2030, sementara antara 2020 dan 2025
peningkatan kualitas hidup kita (robotika) dan 5) sendiri diperkirakan akan mencapai 4.5% per
kehidupan yang terhubung (Internet). tahun. Suatu tingkat pertumbuhan yang bahkan
lebih tinggi dari sektor manufaktur dan jasa,
Industri konstruksi yang oleh Moavenzadeh yang dipicu oleh adanya upaya percepatan
didefinisikan sebagai “a sector of the economy pemulihan dari dampak COVID-19 yang didukung
which, through planning, design, construction, oleh pemerintahan di berbagai negara. Belanja
maintenance and repair, and operation, konstruksi yang mencapai 13% dari GDP global

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 141


pada tahun 2020, diperkirakan akan meningkat prioritas, yaitu sektor makanan dan minuman,
menjadi 13.5% dari GDP global pada tahun 2030. tekstil dan busana, otomotif, elektronika dan
kimia. Kesepuluh prioritas nasional tersebut
Di Indonesia, kontribusi konstruksi terhadap PDB adalah : (1) perbaikan alur aliran material, (2)
antara 2016-2020 cukup tinggi, yaitu berkisar dari mendesain ulang zona industri, (3) akomodasi
9.80% hingga 10.12% (dalam harga tetap 2020). standar sustainability (4) pemberdayaan UMKM,
Sementara itu nilai konstruksi yang diselesaikan (5) membangun infrastruktur digital nasional (6)
di Indonesia pada tahun 2018 mendekati Rp 1271, menarik investasi asing, (7) peningkatan kualitas,
9 triliun, yang berarti meningkat sebesar 11, 24% SDM (8) pembentukan ekosistem inovasi,
dibandingkan tahun sebelumnya. (9) menerapkan insentif investasi teknologi,
dan (10) harmonisasi aturan dan kebijakan.
Meskipun sedemikian besarnya kontribusi Penerapan program Making Indonesia 4.0 ini
ekonomi dari kegiatan konstruksi secara global, perlu memperhatikan dan menangani berbagai
Hossain dan Nadeem (2019) berpendapat hambatan yang ada terhadap implementasi
bahwa secara umum produktivitas dan tingkat Industri 4.0 dalam industri manufaktur di
penerapan teknologi maju di industri konstruksi Indonesia, yang oleh Partama dkk. (2019) telah
masih rendah. Pemanfaatan mekanisasi/ dikaji dan ditemukan bahwa biaya investasi
komputerisasi dan pemanfaatan robot masih yang tinggi, masalah kompleksitas dalam
minimum, meskipun sebenarnya digitalisasi, pengintegrasiannya dan kurangnya dukungan
automatisasi dan integrasi memberikan manajemen menjadi prioritas hambatan yang
peluang yang sangat besar bagi peningkatan harus diselesaikan terlebih dahulu. Momentum
produktivitas dan kualitas produk. Dengan Making Indonesia 4.0 ini merupakan peluang
semakin berkembangnya teknologi digital yang baik bagi Indonesia untuk mendorong
dan otomasi dalam konteks Industri 4.0, maka pemanfaatan Industri 4.0 dalam industri
peluang untuk mendorong industri konstruksi konstruksi di Indonesia, yang dapat disebut
untuk mengadopsi teknologi dari Industri 4.0, sebagai Konstruksi Indonesia 4.0
yang dalam pembahasan selanjutnya akan
disebut sebagai Konstruksi 4.0, menjadi semakin Dalam pembahasan selanjutnya akan dikaji
terbuka karena investasinya menjadi semakin perkembangan global dari teknologi digital dalam
terjangkau bagi industri konstruksi. industri konstruksi, kemudian akan dibahas
tentang perkembangan industri konstruksi di
Dalam konteks penerapan Industri 4.0 di Indonesia dalam penerapan Industri 4.0 atau
Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Konstruksi 4.0 dan kemudian akan dibahas
Perindustrian telah meluncurkan program beberapa pemikiran terkait penyelenggaraan
Making Indonesia 4.0, yang menjadi titik jasa konstruksi di era Industri 4.0 di Indonesia,
awal dari dimulainya Revolusi Industri 4.0 di yang merupakan sumbang saran bagi
Indonesia (Annon, 2018). Program ini mencakup peningkatan penyelenggaraan jasa konstruksi di
10 prioritas nasional untuk 5 sektor industri Indonesia berbasis Industri 4.0.

142 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Perkembangan Global Teknologi Berbeda dengan sektor manufaktur yang banyak


Digital dalam Industri Konstruksi menghasilkan solusi-solusi manajemen bisnis
secara terintegrasi, di industri konstruksi tidak
Sejak konsep Industri 4.0 diperkenalkan di ditemukan solusi tunggal terintegrasi. Meskipun
Jerman pada tahun 2011, berbagai penelitian dan implementasi BIM terintegrasi banyak mewarnai
kajian teknologi dan sistem telah dikembangkan penerapan Industri 4.0 dalam konstruksi, banyak
oleh berbagai kalangan, baik industri maupun ditemukan munculnya solusi teknologi tidak
para akademisi-peneliti. Di bidang konstruksi, terintegrasi. Teknologi-teknologi ini banyak
penelitian dengan tema Konstruksi 4.0 sudah berkaitan dengan sains data, fabrikasi digital,
banyak dilakukan. Perrier dkk. (2020), meneliti prefabrikasi, BIM, artificial intelligence (AI), sistem
trend riset dalam pemanfaatan teknologi 4.0 pemodelan (Augmented Reality/Virtual Reality,
di bidang konstruksi, mulai tahun 2009 sampai pemodelan n-dimensi) atau teknologi-teknologi
tahun 2020. Hasil kajiannya menunjukkan bahwa terkait monitoring, misalnya GIS (laser scanning,
kajian-kajian terkait Konstruksi 4.0 terkait erat drones, Unmanned Aerial Vehicles/UAVs),
dengan tahapan-tahapan konstruksi, dengan photogrammetry, GPS dan penelusuran material
topik-topik terkait proses-proses manajemen (RFID tags). Gambar 4.1.1. memperlihatkan
kualitas, risiko, keselamatan dan kesehatan kerja. rangkuman dari teknologi tersebut.

Gambar 4.1.1. Kerangka-kerja Konsep Konstruksi 4.0


Sumber : Perrier dkk., 2020

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 143


Hossain dan Nadeem (2019) mengemukakan progress di dalam seluruh daur hidup proyek
definisi Konstruksi 4.0 yang ditetapkan oleh FIEC dengan menggunakan berbagai teknologi.
(Federasi Industri Konstruksi Eropa) sebagai Konstruksi 4.0 tidak hanya mengubah proses
counterpart dari Industri 4.0 dalam industri konstruksi, tetapi juga mengubah struktur
Arsitektur, Rekayasa dan Konstruksi (AEC), organisasi dan proyek dan mengubah pendekatan
yang mengacu kepada digitalisasi dari industri terfragmentasi menjadi suatu industri yang
konstruksi. Rastogi dalam (Hossain & Nadeem, terintegrasi. Gambar 4.1.2 memperlihatkan
2019) juga menyatakan bahwa tujuan utama dari prinsip-prinsip rancangan Konstruksi 4.0 dari
Konstruksi 4.0 adalah untuk menciptakan situs Hossain & Nadeem (2019).
digital konstruksi yang dapat memantau seluruh

Gambar 4.1.2. Prinsip-prinsip Rancangan Konstruksi 4.0


Sumber : Hossain & Nadeem, 2019

Gambar 4.1.3. Gambaran Peta-jalan Konstruksi 4.0


Sumber : El Jazzar dkk, 2020

144 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Gambar 4.1.4. Kerangka kerja implementasi Konstruksi 4.0


(a) Kerangka Implementasi Konstruksi 4.0 pada suatu perusahaan (Hossain & Nadeem, 2019);
(b) Proses Implementasi Konstruksi 4.0 (El Jazzar dkk., 2020)

El Jazzar dkk (2020) membahas implementasi pengelolaan fasilitas. El Jazzar dkk (2020) juga
Konstruksi 4.0 pada industri, mencakup mengusulkan sebuah peta jalan implementasi
7 teknologi, yaitu: iBIM, AR, VR, robotika, Konstruksi 4.0 (Gambar 4.1.3), serta integrasi
pencetakan 3D, AI, drone. Penerapan ke 7 dan konektivitas antar teknologi tersebut, serta
teknologi ini dibahas dalam seluruh tahapan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi
siklus hidup proyek konstruksi, yaitu untuk pencapaiannya.
perencanaan, perancangan, konstruksi dan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 145


Dalam implementasi Konstruksi 4.0, El Jazzar pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya,
dkk (2020) menekankan pentingnya mengubah berulang, dan di bawah tekanan.
cara berpikir (mindset) menjadi berorientasi • Peningkatan keselamatan melalui kesadaran
proses sebagai pengganti pendekatan berbasis keselamatan yang lebih besar dalam
proyek secara tradisional. Hal ini mengharuskan pengaturan cyber-fisik.
semua pihak terlibat dalam mendigitalisasi • Kesadaran dinamis kinerja operasi konstruksi
semua proses yang ada, yang tentunya dan status lokasi proyek secara keseluruhan.
membutuhkan investasi besar dan membutuhkan • Identifikasi risiko konstruksi yang muncul
pemikiran ulang dari proses-proses yang selama (keselamatan, kinerja, rantai pasok, dan lain-
ini dilakukan. Perubahan mindset ini juga lain)
mengharuskan adanya investasi digital yang • Peningkatan produktivitas dari arus informasi
menyeluruh terhadap sistem penyelenggaraan yang lebih baik (transparansi, kepercayaan,
proyek, dan tidak terbatas kepada proyek- ketepatan waktu).
proyek secara individu, karena investasi yang • Analisis prediktif memanfaatkan
mahal tersebut harus dapat dikapitalisasi dan pembelajaran dari pemanfaatan aplikasi.
ditanggung oleh seluruh proyek yang ditangani. • Enabler untuk mengatasi masalah proses
industri yang diberikan sebagai bagian dari
Untuk mengimplementasikan Konstruksi restrukturisasi industri.
4.0 dalam industri konstruksi, terdapat 2 • Perpanjangan model digital ke dalam periode
konsep kerangka kerja implementasinya yang operasi memperkuat fokus kinerja siklus
dikemukakan oleh Hossain & Nadeem (2019) hidup.
dan El Jazzar (2020). Seperti diperlihatkan pada • Peningkatan simulasi sarana dan metode
Gambar 4.1.4 (a) dan (b) kedua pendekatan dari dan pengujian simulasi dan pengembangan
framework tersebut tidak terlalu berbeda jauh. rencana muka kerja.
• Populasi perpustakaan objek pengetahuan
(a) Kerangka Implementasi Konstruksi 4.0 pada yang kaya-data.
suatu perusahaan (Hossain & Nadeem, 2019); (b)
Proses Implementasi Konstruksi 4.0 (El Jazzar Hambatan terhadap keberterimaan dan
dkk., 2020) implementasi Konstruksi 4.0:
• Struktur industri yang terfragmentasi
Selanjutnya, Robert Prieto (2021), dalam (bervariasi dalam skala dan tingkat
telaahnya mengenai Konstruksi 4.0, kematangannya).
menggambarkan peluang penerapan Konstruksi • Secara historis tingkat adopsi teknologi
4.0 serta hambatan dan Tantangan terhadap dalam industri konstruksi rendah
penerimaan dan penerapan Konstruksi 4.0, yang • Persepsi nilai yang berbeda antara tingkat
dirangkum sebagai berikut. eksekutif dan tingkat operasional.
Peluang yang didapat dari penerapan Konstruksi • Hambatan dari sifat konstruksi yang
4.0: cenderung custom-made, pendekatan
• Peningkatan keselamatan melalui proyek.
penggunaan robot untuk melakukan

146 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

• Masih lemahnya transparansi dan transmisi semata (demand oriented) kini dituntut untuk
informasi. mampu menciptakan iklim permintaan akan
• Keberterimaan politik dan sosial (ketakutan produk-produk konstruksi (supply push), sebagai
berkurangnya lapangan kerja bagi tenaga alternatif penggerak perekonomian nasional.
kerja konstruksi) (Soemardi dan Rivai, 2020).
• Tantangan teknologi, mengingat sifat
konstruksi dan lingkungan konstruksi. Sementara penyediaan infrastruktur publik
• Biaya perawatan teknologi yang cenderung strategis, seperti jalan dan jembatan, atau
tinggi. bangunan fasilitas sumberdaya air, masih
• Terbatasnya keterampilan dasar yang relevan bertumpu pada investasi pemerintah,
dalam industri konstruksi. peningkatan kebutuhan infrastruktur dengan
• Mekanisme industri dan investasi yang tidak nilai ekonomi yang kompetitif juga mulai menarik
memadai bagi R&D. minat investasi pihak swasta. Perkembangan
• Tantangan yang muncul terhadap inovasi pola investasi di sektor infrastruktur publik ini
sistemik. tentunya juga berpengaruh pada karakteristik
• Kurangnya kesiapan standar industri dan pasar, pembiayaan dan usaha jasa konstruksinya.
lambatnya perluasan standar Industri 4.0 Jika sebelumnya kontraktor di Indonesia
yang ada ke Konstruksi 4.0. sangat mengandalkan pembiayaan dari proyek-
proyek pemerintah, saat ini semakin banyak
Gambaran umum kondisi industri kontraktor besar BUMN yang tidak lagi berperan
konstruksi di Indonesia sebagai pelaksana tetapi mulai melebarkan
lingkup usahanya. Model bisnis konstruksi
Dalam dua dekade terakhir ini, meskipun secara yang semula lebih bersifat G to B menjadi B to
umum struktur dan pasar industri konstruksi B mulai mengedepankan peran swasta sebagai
Indonesia tidak mengalami perubahan yang penggerak dalam pembangunan infrastruktur
berarti, kinerja konstruksi dalam pembangunan nasional.
infrastruktur nasional telah meningkat dengan
pesat (Suraji dan Soemardi, 2020). Pasar Sejalan dengan itu, pola penyelenggaraan
konstruksi masih didominasi oleh client konstruksi (delivery method) juga mulai
pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur mengalami perubahan dari pola tradisional
publik dan pihak swasta untuk investasi design-bid-build menjadi design-build/EPC, dari
pembangunan perumahan dan gedung-gedung pembiayaan langsung oleh pengguna jasa (DBO
komersial. Namun demikian investasi swasta, atau DBMO) menjadi tidak langsung (BOT atau
dengan atau tanpa bantuan modal asing, juga DBOT); bergerak dari kuadran IV ke kuadran I
mulai meningkat pada berbagai proyek-proyek dan II dalam the Quadrant Framework (Miller,
infrastruktur, khususnya di sektor-sektor 2000). Kondisi ini menyebabkan perusahaan
transportasi, telekomunikasi dan energi, melalui konstruksi di Indonesia kini menghadapi risiko
mekanisme Kerjasama Pemerintah dengan yang lebih besar, terutama yang menyangkut
Badan Usaha (KPBU). Konstruksi yang tidak risiko ekonomi dan finansial. Karenanya mereka
lagi berfokus pada pemenuhan permintaan juga harus mampu meningkatkan kapasitas

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 147


diri dari sekedar pelaksana menjadi pemilik Virtual Reality/Augmented Reality sudah mulai
dan operator infrastruktur dengan struktur dan banyak digunakan dalam perencanaan dan
mekanisme pendanaan dan pengelolaan yang perancangan pembangunan infrastruktur.
lebih kompleks. Terakhir pada proses produksi. Konstruksi tidak
lagi terbatas pada aktivitas konstruksi di tempat
Dalam tahun-tahun mendatang peran swasta (in situ), tetapi sebagian sudah mulai bergeser
diharapkan akan lebih meningkat. Berbagai menjadi proses semi-manufaktur. Prafabrikasi
proyek besar nasional, seperti Ibu Kota Baru saat ini telah menjadi bagian dari rangkaian
Negara (IKN) di Kalimantan Timur tentunya juga proses (process chain) konstruksi, dimana
mengharapkan peran serta swasta. Namun proses produksi berulang untuk menghasilkan
demikian tantangan yang dihadapi menjadi produk secara massal telah membantu
lebih berat di tengah adanya tekanan pandemi meningkatkan efisiensi dan produktivitas
COVID-19. Salah satu upaya yang dapat (Wiguna, dkk., 2020). Penggunaan proses
dilakukan oleh perusahaan konstruksi dalam prafabrikasi untuk konstruksi di Indonesia juga
menghadapi berbagai tantangan ini adalah telah mulai menerapkan konsep konstruksi
dengan memanfaatkan keunggulan teknologi modular, sebagaimana telah dibuktikan oleh PT
yang tersedia dalam era industri 4.0. Wika Gedung.

Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini, teknik Sebagai entitas usaha, perusahaan-perusahaan
dan teknologi konstruksi di Indonesia telah konstruksi juga sudah mulai banyak menerapkan
berkembang cukup pesat, meskipun masih konsep-konsep manajemen modern untuk
sangat tergantung pada teknologi import. Tiga meningkatkan kinerja usahanya. Kompleksitas
hal yang menonjol dalam pemanfaatan teknologi dan ukuran bisnis yang semakin meningkat
konstruksi adalah mekanisasi, teknologi membutuhkan metoda pengelolaan sumberdaya
informasi dan proses produksi. Melalui tiga yang lebih lengkap akurat. Penerapan Enterprise
hal ini, secara perlahan industri konstruksi Resources Planning telah mulai dilakukan di
Indonesia mulai berubah. Penggunaan peralatan beberapa perusahaan konstruksi seperti PP
mekanik merupakan keniscayaan dalam Pembangunan Perumahan.
menangani pekerjaan konstruksi yang kompleks
dan dengan magnitudo yang tidak dapat lagi Di masa mendatang konstruksi bukan lagi
ditangani oleh tenaga kerja tradisional. Ereksi merupakan upaya tunggal, tetapi merupakan
dan instalasi girder struktur jembatan dan suatu proses yang memanfaatkan dan
pekerjaan terowongan Kereta Api Cepat Jakarta- menyatukan berbagai spesialisasi. Dalam hal
Bandung atau proyek-proyek infrastruktur besar ini aspek integrasi dan kolaborasi akan menjadi
lainnya tidak mungkin terlaksana tanpa bantuan landasan utama pelaksanaan konstruksi di
peralatan mekanik yang sangat besar. Dalam Indonesia, dan teknologi digital memberikan
waktu bersamaan penggunaan teknologi digital peluang untuk memfasilitasi kebutuhan
atau IT dan konsep digital twin, seperti pada tersebut.
teknologi BIM dan visualisasi dalam bentuk

148 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Penyelenggaraan jasa konstruksi khususnya untuk proyek-proyek konstruksi


(project delivery system) di infrastruktur besar. Pengalaman yang diperoleh
Indonesia dari berbagai proyek DB/EPC hendaknya menjadi
masukan dalam merumuskan regulasi yang lebih
Saat ini penyelenggaraan konstruksi masih efektif dan kondusif, sementara bagi para pelaku
didominasi dengan konsep tradisional design- usaha juga menjadi umpan balik bagi kesiapan
bid-build. Berbagai pengalaman menunjukan dalam melaksanakan kontrak-kontrak konstruksi
bahwa penerapan konsep ini belum mampu terintegrasi rancang dan bangun. Untuk itu para
memenuhi harapan berdaya saing, akuntabel pengusaha konstruksi, khususnya kontraktor,
dan bermutu. Kesenjangan antara perencanaan- harus segera meningkatkan kapasitas dan
perancangan dengan pelaksanaan konstruksi kompetensi kerekayasaan perancangan, baik
masih menjadi alasan utama terjadinya berbagai secara in-house maupun melalui mekanis
tuntutan dan perselisihan kontrak. Pada kerjasama (joint operation/joint venture) dengan
proyek-proyek pemerintah, ide memisahkan perencana/perancang. Kontraktor besar yang
perancangan dengan pelaksanaan agar tercapai akan berperan sebagai pelaksana konstruksi
akuntabilitas melalui mekanisme check and terintegrasi rancang dan bangun tentunya juga
balance sering kali malah menimbulkan masalah harus sudah memikirkan mitra kerja dalam
baru dalam bentuk birokrasi administrasi yang rangkaian rantai pasoknya. Selain kapasitas
rumit dan panjang, atau masalah lain pada saat dan kompetensi kontraktor utama, kemampuan
audit. Di masa lalu birokrasi dan ketentuan pengusaha sebagai sub-kontraktor dan/atau
pengadaan barang/jasa pemerintah yang banyak pemasok juga harus ditingkatkan. Selanjutnya
diatur oleh berbagai instansi pemerintah. Dalam yang menjadi tantangan adalah bagaimana
berbagai kasus di tahun-tahun sebelumnya, merealisasikan hal tersebut?
masalah legal pekerjaan konstruksi ini bahkan
sampai dikategorikan sebagai tindak kriminal. Pemerintah dan pelaku jasa konstruksi nasional
Tentunya kondisi tidak kondusif bagi industri harus berupaya meningkatkan kinerja pelaku
konstruksi nasional. Upaya mendorong kinerja industri konstruksi secara terpadu. Pemerintah
industri konstruksi nasional telah dilakukan harus mendorong dan memfasilitasi, tentunya
oleh Pemerintah, salah satunya adalah melalui bersama pelaku industri konstruksi itu
upaya penyederhanaan dan penertiban sendiri – dalam hal ini adalah asosiasi badan
penyelenggaraan konstruksi yang terkandung usaha dan/atau asosiasi profesi, tumbuh dan
dalam Undang-undang Cipta Kerja no 11 tahun berkembangnya usaha konstruksi spesialisasi
2020 dan berbagai aturan turunannya. Meski yang mencerminkan kapasitas dan kompetensi
demikian masih diperlukan waktu untuk dari masing-masing ragam keahlian (expertise)
membuktikan efektivitas regulasi ini. dan produk. Keberadaan kontraktor-kontraktor
spesialis yang kompeten diharapkan akan
Sementara itu pola penyelenggaraan yang menjadi bagian penting dalam rangkaian rantai
menyatukan perancangan dengan pelaksanaan pasok keseluruhan industri konstruksi yang
(design-build/EPC) hendaknya terus didorong, handal.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 149


Saat ini dan di masa mendatang industri karakteristik teknis, biaya, jadwal, lingkungan
konstruksi nasional harus dapat memanfaatkan dan penggunaan energi hingga fungsi
keunggulan teknologi di era industri 4.0, pemanfaatan bangunan akan terekam dalam
khususnya teknologi konstruksi berbasis digital. objek yang sama, yang dapat digunakan bersama
Melengkapi pemanfaatan teknologi digital IT oleh pemilik bangunan, perancang, kontraktor
dalam aspek kerekayasaan, teknologi yang dan pengelola bangunan. Dalam lingkup lebih
sama dapat digunakan untuk meningkatkan luas, platform digital di tingkat proyek bangunan
proses pengelolaan konstruksi, mulai dari ini dapat dikembangkan dan dihubungan dengan
tahap perencanaan, perancangan, konstruksi sistem yang lebih tinggi hirarkinya (Gambar 4.1.5).
sampai commissioning dan bahkan hingga tahap
operasi dan decommissioning. Suatu platform Ide platform di tingkat nasional seperti
berbasis digital (Building Information Modelling) bukan hal baru dan telah mulai diterapkan di
dapat dikembangkan untuk memfasilitasi beberapa negara. Di Singapura contohnya telah
kebutuhan berbagai pemangku kepentingan dikembangkan Digital Platform for Constructions
pada berbagai tahap (Soemardi, 2010). (IMDA, 2020), sebagai hasil kolaborasi antara
Platform BIM dikembangkan dan dimanfaatkan Infocomm Media Development Authority (IMDA)
sebagai media interaksi antara pemilik proyek, dengan Building Construction dan Authority
arsitek/perancang, kontraktor dan pengelola (BCA), dua lembaga pemerintah Singapura. Di
bangunan secara berkesinambungan dalam Indonesia platform serupa dapat diinisiasi oleh
satu siklus hidup bangunan. Informasi tentang kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
suatu bangunan yang mencakup aspek-aspek Rakyat.

Gambar 4.1.5. Platform BIM dalam Siklus Daur Hidup Bangunan

150 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Pengembangan platform digital untuk pengguna jasa. Untuk itu diperlukan suatu
konstruksi di Indonesia dapat memanfaatkan rencana strategis untuk gerakan sistematis ke
ide pembangunan model Big Data Analytic yang arah Konstruksi 4.0 di berbagai tingkatan.
sebelumnya pernah diinisiasikan oleh LPJKN
di tahun 2020 yang lalu. Model tersebut akan Dengan mengadopsi model kerangka
mengintegrasikan semua data digital tentang transformasi industri konstruksi yang
konstruksi, baik di lingkungan Kementerian diusulkan oleh Alaloul dkk (2018), berikut ini
PUPR, Badan Pusat Statistik dan lembaga atau dipaparkan suatu konsep kerangka transformasi
institusi, termasuk pihak swasta. penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia
menjadi Penyelenggaraan Konstruksi 4.0
Menuju penyelenggaraan jasa Indonesia. Para pemangku kepentingan industri
Konstruksi 4.0 konstruksi di Indonesia dapat dikategorikan
sebagai berikut:
Penyelenggaraan jasa konstruksi mengikuti • Pelaku usaha konstruksi: Badan usaha jasa
siklus hidup proyek konstruksi. Pasal 84 ayat konstruksi (konsultan, kontraktor, sub-
(5) PP 14 tahun 2021 menyebutkan bahwa siklus kontraktor dan rantai pasoknya)
hidup bangunan gedung dan/atau bangunan • Industri konstruksi: berbagai organisasi yang
sipil secara umum meliputi: pengkajian, merepresentasikan kepentingan industri ,
perencanaan, perancangan, pembangunan, antara lain asosiasi badan usaha, asosiasi
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran profesi, asosiasi rantai pasok, KADIN dan
dan pembangunan kembali suatu bangunan. sebagainya, juga para pengguna jasa (client)
Terkait hal tersebut, maka penerapan konstruksi (pemerintah, developer, sektor
Konstruksi 4.0 dalam penyelenggaraan jasa swasta), penyedia teknologi Industri 4.0 (BIM
konstruksi atau lebih mudahnya disebut developer, alat berat digital, sensor, drone
sebagai penyelenggaraan konstruksi perlu dsb.
dilakukan terhadap ke seluruh elemen dari siklus • Regulator: Pemerintah, LPJK
hidup penyelenggaraan konstruksi tersebut.
Penyelenggaraan Konstruksi 4.0 memerlukan Gambar 4.1.6. menyajikan kerangka transformasi
perubahan dalam proses dari proses yang industri kontruksi menuju Konstruksi 4.0 yang
sekarang biasa terjadi menjadi proses yang diadopsi dari Alaloul dkk (2018). Kerangka
mengikuti pola penerapan Industri 4.0. Untuk tersebut mengelompokkan berbagai kegiatan
itu diperlukan langkah-langkah strategis secara berdasarkan peran pemangku kepentingan. Para
kolaboratif melibatkan semua pemangku pelaku usaha konstruksi didorong untuk secara
kepentingan industri konstruksi, mulai dari kreatif mengembangkan dan menerapkan
badan usaha jasa konstruksi secara individual teknologi dan prosedur baru, meningkatkan
(beserta seluruh rantai pasoknya), industri model bisnis, modifikasi budaya dan asosiasi
yang direpresentasikan oleh berbagai asosiasi bisnis. Upaya standarisasi, modularisasi, dan
badan usaha dan juga profesi, pemerintah yang prefabrikasi akan meningkatkan produktivitas
merupakan representasi dari regulator sekaligus usaha konstruksi. Pada tingkatan industri,
juga pada saat yang sama berperan sebagai diperlukan kolaborasi dan kerjasama antar

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 151


Gambar 4.1.6. Kerangka Transformasi Industri Konstruksi menuju Konstruksi 4.0
(Sumber: Alaloul dkk , 2018)

berbagai pemangku kepentingan untuk insentif bagi penerapan teknologi Konstruksi 4.0
meningkatkan sistem yang berjalan agar oleh para pelaku usaha.
efisiensi dan peningkatan produktivitas dapat
tercapai. Kerjasama perlu berjalan lintas para Dalam konteks penyelenggaraan konstruksi,
pelaku di seluruh rantai nilai (value chain) peranan client sebagai pengguna jasa akan
dari industri konstruksi, termasuk kerjasama sangat besar sekali dalam mendorong
horizontal antara client (pengguna jasa) dengan penerapan Konstruksi 4.0 oleh para pelaku
para pelaku bisnis dan rantai pasoknya. Pada usaha konstruksi, karena pengguna jasa
tingkatan teratas, pemerintah yang juga peran yang menentukan kebutuhannya dan
ganda sebagai pengambil keputusan, regulator, persyaratan yang harus dipenuhi oleh para
dan sekaligus client (pelanggan) dari industri penyedia jasa dalam keseluruhan siklus
konstruksi perlu melakukan upaya melalui hidup penyelenggaraan konstruksi, mulai
berbagai kebijakan yang mendukung, antara dari perencanaan, perancangan hingga serah
lain memastikan konsistensi dari standar2 terima bahkan pemanfaatan dan pemeliharaan
bangunan dan memudahkan proses-proses fasilitas terbangunnya. Integrasi baik secara
perizinan (atau persetujuan) dalam siklus hidup horizontal (antar-tahapan penyelenggaraan
konstruksi dan upaya membuka pasar bagi konstruksi) maupun secara vertical antara
para pelaku internasional/global yang akan proses berbagai proses dan pelaku usaha akan
membawa teknologi baru dan memastikan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
tercapainya transfer teknologi yang efektif, penyelenggaraan konstruksi, dengan sendirinya
serta memberikan dukungan dana penelitian juga akan meningkatkan produktivitas
dan pengembangan (R&D) serta berbagai konstruksi.

152 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Kesimpulan dan Penutup digital melalui keharusan bekerja dari rumah


(WFH), menjadi pendorong bagi penerapan
Perkembangan Industri 4.0 dan Konstruksi 4.0 teknologi digital lebih lanjut yang menjadi
secara global telah dibahas. Indonesia sudah cikal bakal Konstruksi 4.0 untuk meningkatkan
memulai mendorong industri manufaktur produktivitas dan efektivitas konstruksi
menuju penerapan Industri 4.0 melalui program Indonesia dalam menghadapi tuntutan
Making Indonesia 4.0 yang telah diluncurkan oleh pembangunan infrastruktur yang semakin besar,
Kementerian Perindustrian. Meskipun banyak apalagi dengan adanya program pembangunan
yang berargumen bahwa penerapan Industri 4.0 Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan Timur.
di bidang konstruksi, khususnya di Indonesia,
masih perlu dikaji secara mendalam, mau Membangun konstruksi Indonesia menjadi
tidak mau keberadaan era Industri 4.0 sudah Konstruksi 4.0 harus menjadi bagian dari
merupakan keniscayaan. Industri konstruksi pengembangan dan pembinaan konstruksi di
Indonesia, seperti juga di negara-negara lain, Indonesia, yang pada dasarnya merupakan suatu
tidak berevolusi secara sistematik dalam proses transformasi dari jasa konstruksi yang
menerapkan konsep-konsep revolusi industri. menggunakan teknologi konstruksi tradisional
Sebagian besar industri konstruksi di Indonesia yang berfokus pada aspek transaksional dari
masih mengandalkan tenaga kerja manusia, perdagangan konstruksi, dengan kondisi
terutama pada proyek-proyek konstruksi yang sangat terfragmentasi, dengan tingkat
perumahan dan gedung. Penggunaan peralatan produktivitas, kualitas produk konstruksi
bantu mekanis umumnya masih sebatas pada dan keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkup individu proyek, sementara penggunaan keselamatan konstruksi yang rendah, menjadi
peralatan dalam produksi massal (industri industri konstruksi yang maju dan kokoh,
2.0) pada sistem-sistem prafabrikasi masih menerapkan teknologi digital dari Industri 4.0,
sangat terbatas. Hal yang sama juga terjadi dengan tingkat integrasi horizontal dan vertical
dengan penggunaan teknologi informasi, yang yang lebih tinggi di seluruh rantai nilainya,
baru marak dimanfaatkan industri konstruksi sehingga produktivitas dan efektivitasnya
Indonesia sejak akhir tahun 1990an, sementara meningkat dan memiliki daya saing global yang
penggunaan robot (industri 3.0) dapat dikatakan lebih tinggi. Berbagai negara di Asia termasuk
hampir tidak ada. negara-negara tetangga di wilayah ASEAN
juga sudah memulai transformasinya ke arah
Untuk industri konstruksi yang menjadi sektor Konstruksi 4.0, sehingga menjadi ancaman
binaan Kementerian PUPR, momentum Making pesaing bagi industri konstruksi nasional,
Indonesia 4.0 merupakan saat yang tepat khususnya menghadapi momentum pasar
untuk memulai proses pemanfaatan teknologi terbuka ASEAN 2025.
Industri 4.0, peluang ini sudah terbuka lebar.
Momentum kebangkitan konstruksi Indonesia Beberapa kebijakan yang perlu dikembangkan
sejalan dengan percepatan pemulihan dari dan dilaksanakan untuk mendorong terjadinya
dampak pandemi COVID-19, yang salah satunya Konstruksi 4.0 dalam penyelenggaraan
justru mempercepat masuknya teknologi konstruksi di Indonesia perlu dibangun.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 153


Kegiatan R&D guna mendorong penerapan dan tenaga teknis yang mampu mengoperasikan
pengembangan teknologi berbasis Industri 4.0 berbagai teknologi cerdas seperti sistem sensor
(IoT, AI, Big Data analytic, VR/AR, Sensor, 3D, dan drone, robot dan pencetak 3D, serta tenaga-
Robot, Drone) dalam konstruksi perlu didukung tenaga operator di lapangan yang mampu
melalui pendanaan dan mekanisme insentif. Para menggunakan berbagai perangkat cerdas untuk
pelaku usaha konstruksi (kontaktor, konsultan, mendukung operasi konstruksi di lapangan.
industri pemasok bahan bangunan dan peralatan Keseluruhannya membutuhkan kerjasama antara
konstruksi) perlu dibangun kesadarannya terkait industri dan institusi pendidikan dan pelatihan,
pengembangan Konstruksi 4.0, mekanisme khususnya pelatihan vokasi. Sistem magang
fasilitasi dan insentif perlu disiapkan untuk industri harus sudah mulai mengedepankan
pelaku-pelaku konstruksi yang akan memasuki perkenalan para peserta magang dengan dunia
era Konstruksi 4.0. Juga perlu difasilitasi para Konstruksi 4.0.
pelaku konstruksi skala kecil dan menengah
yang merupakan bagian terbesar dari pelaku Sejalan dengan upaya penerapan dan
konstruksi di Indonesia, dengan menyediakan pemanfaatan keunggulan Industri 4.0, industri
akses yang terjangkau bagi teknologi digital, Konstruksi Indonesia juga harus meningkatkan
serta kebijakan yang lebih preskriptif untuk kapasitas produksinya dengan lebih
proyek-proyek konstruksi skala besar untuk memperkuat penguasaan dan pemanfaatan
menerapkan teknologi Konstruksi 4.0, dengan teknologi era industri 3.0 melalui pendekatan
bekerja sama dengan berbagai industri pemasok pra-fabrikasi dan produksi massal, hingga
teknologi digital, baik perangkat lunak maupun produksi sistem-sistem modular atau bahkan
perangkat keras, memanfaatkan teknologi IoT PPVC (prefabricated prefinished volumetric
dan Cloud Computing. construction). Digabungkan dengan ketersediaan
teknologi informasi pada era industri 4.0, inisiatif
Berbagai sumber daya perlu dipersiapkan, beberapa pelaku usaha konstruksi dalam hal ini
seperti berbagai peralatan teknologi cerdas perlu didukung sepenuhnya, sehingga lambat
yang dapat digunakan oleh usaha kecil, laun akan terbangun kemampuan penguasaan
memperkuat tulang punggung jaringan internet teknologi konstruksi yang lebih mandiri.
pita lebar sehingga dapat menjangkau seluruh
wilayah nusantara, dan yang terpenting adalah Untuk merealisasikan semua itu, perlu dibangun
mempersiapkan sumber daya manusia yang visi dan intensi yang kuat terkait tujuan-tujuan
akan mampu menerapkan dan mengembangkan membangun Konstruksi 4.0, kemudian perlu
teknologi digital dan seluruh turunannya sebagai disiapkan peta jalan ke arah implementasi
pendukung Konstruksi 4.0, dari mulai menyiapkan program pembangunannya dalam bentuk
para insinyur yang mampu memanfaatkan berbagai program strategis terintegrasi dan
perangkat digital, khususnya sistem BIM dan terarah guna mewujudkan Transformasi Jasa
integrasinya dengan sistem digital lain dalam Konstruksi menjadi Industri Konstruksi 4.0
proses produksi perancangan dan konstruksi Indonesia.
hingga pemeliharaan aset terbangun, tenaga-

154 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Daftar Pustaka Moavenzadeh F., 1978, Construction industry in


developing countries, World Development,
Annon. (2018), Revolusi Industri 4.0 Indonesia: Making Volume 6, Issue 1,1978, Pages 97-116, ISSN 0305-
Indonesia 4.0, Dokumen Peluncuran Resmi, 750X,
Kementerian Perindustrian. Md Aslam Hossain and Abid Nadeem, 2019, Towards
BPS RI, 2021, Pendapatan Nasional Indonesia 2016- Digitizing The Construction Industry: State Of The
2020, ISSN : 0854-6959 Art Of Construction 4.0, in Ozevin, D., Ataei, H.,
Hermann M., Pentek T., Otto B.. 2015. Design Principles Modares, M., Gurgun, A., Yazdani, S., and Singh,
for Industrie 4 Scenarios: A Literature Review. A., Ed., Interdependence between Structural
Business Engineering Institute St. Gallen, Engineering and Construction Management,
Lukasstr. 4, CH-9008 St. Gallen ISEC Press, ISBN: 978-0-9960437-6-2
IMDA (2020), Digital Platforms for Construction, Nathalie Perrier, Aristide Bled, Mario Bourgault,
https://www.imda.gov.sg/programme-listing/ Nolwenn Cousin, Christophe Danjou, Robert
digital-platforms/Digital-Platforms-for- Pellerin, Thibaut Roland (2020). Construction
Construction diakses pada 26 September2021. 4.0: a survey of research trends. Journal
Lasi, H., Fettke, P., Kemper, HG. et al., (2014), Industry of Information Technology in Construction
4.0, Bus Inf Syst Eng 6, 239–242., https://doi. (ITcon), Vol. 25, pg. 416-437, DOI: 10.36680/j.
org/10.1007/s12599-014-0334-4 itcon.2020.024
Lee, I., & Lee, K. (2015). The IoT (IoT): Applications, Robinson G., Leonard J. and Whittington T.(2021),
investments, and challenges for enterprises. Future of Construction , A Global Forecast for
Business Horizons, 58, 431-440. Construction to 2030:Executive Summary,
Mahmoud El Jazzar, Harald Urban, Christian Schranz, Oxford Economics Ltd 4 Millbank, London SW1P
and Hala Nassereddine, 2020, Construction 4.0: A 3JA, UK Tel: +44 203 910 8000
Roadmap to Shaping the Future of Construction, Robert Prieto, 2021, Construction-4.0, NAC Executive
37th International Symposium on Automation and Insight, Technology, January 6, 2021 (https://
Robotics in Construction (ISARC 2020) www.researchgate.net/publication/348690890_
Mohd Aiman Kamarul Bahrin, Mohd Fauzi Othman, Nor Construction-40)
Hayati Nor Azli, Muhamad Farihin Talib, 2016, Schwab, Klaus 2016, The fourth industrial revolution,
Industry 4.0: A Review On Industrial Automation World Economic Forum, 1st Ed. Crown Business,
And Robotic, Jurnal Teknologi (Sciences & New York. https://lccn.loc.gov/2016032826.
Engineering) 78: 6-13 (2016) 137–143, Penerbit Soemardi, B.W (2010), BIM: Teknologi Grafis Untuk
UTM Press. Pengelolaan Pembangunan Gedung, dalam
Min Xu, Jeanne M. David & Suk Hi Kim, 2018, The Konstruksi Indonesia 2010, Gagasan, Teknologi
Fourth Industrial Revolution: Opportunities and dan Produk Konstruksi Bernilai Tambah Tinggi
Challenges, International Journal of Financial Karya Anak Bangsa, ISBN 978-979-16225-8-5,
Research Vol. 9, No. 2; 2018, Sciedu Press, ISSN Kementerian Pekerjaan Umum
1923-4023 E-ISSN 1923-4031 Soemardi, B. W. dan Rivai, R., (2020), Bab 1
Miller, John, B. (2000), Principles of Public and Private Pendahuluan, dalam 20 Tahun LPJK: Konstruksi
Infrastructure Delivery, American Infrastructure Indonesia 2001-2020, editor: B. W. Soemardi,
Consortium, Kluwer Academic Publishers. K.S. Pribadi dan Warsidi, ITB Press.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 155


Suraji, A. dan Soemardi, B. W, (2020), Bab 3 Konstruksi Yanuarta I. Partama, M Dachyar, Farizal (2019), Industri
dalam Pembangunan Infrastruktur, dalam 20 4.0: Analisis Hambatan dalam Penerapannya
Tahun LPJK: Konstruksi Indonesia 2001-2020, pada Industri Manufaktur di Indonesia, Seminar
editor: B. W. Soemardi, K.S. Pribadi dan Warsidi, dan Konferensi Nasional IDEC, Surakarta, 2-3
ITB Press. Mei 2019, ISSN: 2579-6429
Wiguna, I P.A., Simatupang, P.T., Soemardi, B. W. https://www.market-prospects.com/articles/
dan Pribadi, K. S. (2020), Bab 5 Perkembangan global-construction-industry-trends, diakses
Sumber Daya Konstruksi, dalam 20 Tahun LPJK: 24/10/2021
Konstruksi Indonesia 2001-2020, editor: B. W. https://www.businesswire.com/news/
Soemardi, K.S. Pribadi dan Warsidi, ITB Press. h o m e / 2 0 2 1 0 3 0 9 0 0 5 4 5 9 /e n / G l o b a l -
Wesam S Alaloul, Mohd Shahir Liew, Noor Amila Wan Construction-Market-Expected-to-Reach-16.6-
Abdullah Zawawi, and Bashar S Mohammed, Trillion-by-2025-Growing-at-a-CAGR-of-7---
2018, Industry Revolution IR 4.0: Future ResearchAndMarkets.com, diakses 24/10/2021
Opportunities and Challenges in Construction
Industry, MATEC Web of Conferences 203, 02010
(2018), ICCOEE 2018, https://doi.org/10.1051/
matecconf/201820302010

156 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Jembatan Kelok 9,
Payakumbuh, Sumatera Barat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 157


4.2
PROSPEK PENGEMBANGAN
INDUSTRI KONSTRUKSI
NASIONAL
Agung Budi Waskito
Direktur Utama PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

Abstrak

Prospek Industri Konstruksi di Tanah Air masih sangat menjanjikan. Kontribusi


yang terus meningkat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di atas 10 persen
dalam kurun waktu 2015-2020, menjadikan industri konstruksi salah satu
sokoguru pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun Pandemi COVID-19 sempat
membuat industri ini sedikit limbung, tetapi adanya komitmen dan dukungan
kuat Pemerintah, industri konstruksi dapat terus bergerak. Hal ini menjadi kunci
karena bila infrastruktur dan konstruksi berhenti, maka akan memberikan dampak
berganda, termasuk membebani sektor keuangan nasional. Untuk menggeliatkan
kembali perekonomian pada masa Pandemi COVID-19, Pemerintah dan para pelaku
industri konstruksi harus memiliki komitmen yang sama, konsisten dan kontinu
untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur, terutama dalam pembangunan
proyek transportasi, utilitas, dan TIK serta beradaptasi dalam pemanfaatan
teknologi 4.0.

Kata Kunci : Prospek, Konstruksi

158 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


PENDAHULUAN penyediaan sarana dan prasarana yang dapat
memperlancar jalannya roda perekonomian.
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi
konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi. Sektor Kementerian Perencanaan Pembangunan
jasa konstruksi merupakan kegiatan masyarakat Nasional Badan Perencanaan Pembangunan
mewujudkan bangunan yang berfungsi sebagai Nasional (PPN/Bappenas) menyebut sektor
pendukung atau prasarana/sarana aktivitas konstruksi sejak tahun 2018 hingga 2020
sosial ekonomi kemasyarakatan guna menunjang tercatat selalu memberikan kontribusi lebih
terwujudnya tujuan pembangunan nasional. dari 10 persen terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) setiap tahunnya. Prosentase yang dicatat
Jasa Konstruksi diatur dengan UU tersendiri oleh BPS atas kontribusi sektor konstruksi bagi
dan harus menyesuaikan dengan perkembangan PDB secara berturut-turut; 10,53% (2018) dan
zaman. UU Jasa Konstruksi terbaru saat ini adalah 10,75% (2019). Bahkan, pada Triwulan III-2020
Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang yang merupakan masa-masa sulit di tengah
Jasa Konstruksi. Selain berperan mendukung pandemi COVID-19, industri konstruksi masih
berbagai bidang pembangunan, Jasa Konstruksi tetap berkontribusi positif 10,6% terhadap PDB.
berperan pula untuk mendukung tumbuh dan
berkembangnya berbagai industri barang dan Pertumbuhan konstruksi, analisis PPN/
jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan Bappenas dalam 2 tahun terakhir 2018-2019 juga
Jasa Konstruksi dan secara luas mendukung menunjukkan grafik yang umumnya berbanding
perekonomian nasional. lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun
2018, sektor ini tumbuh 5,01%, pada 2019 tumbuh
Bisnis usaha jasa konstruksi sendiri merupakan 5,02% dan pada 2021 ini diprediksi tumbuh pada
usaha yang mempunyai karakteristik tertentu kisaran 5,2-5,7%.
dan unik, dimana memiliki batasan-batasan
(constraint) yang harus dipenuhi, yaitu (1) waktu URAIAN
berkaitan dengan periode pelaksanaan proyek,
(2) biaya berhubungan dengan anggaran proyek, Usai dilantik pada 20 Oktober 2019 lalu,
dan (3) mutu berkaitan dengan spesifikasi, serta Presiden Joko Widodo menetapkan Visi
(4) keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja Indonesia 2020-2024. Concern Kepala Negara
dan masyarakat di sekitar proyek. Selain itu, melalui Visi Indonesia itu, dijabarkan dalam
melibatkan banyak pihak yang memiliki disiplin 5 butir. Salah satunya adalah mempercepat
ilmu yang beragam dan pekerja yang tanpa dan melanjutkan pembangunan infrastruktur.
keterampilan (non skill) Pada poin ini, Presiden menginginkan adanya
percepatan pembangunan infrastruktur yang
Saat ini sektor konstruksi memegang peranan menghubungkan kawasan produksi dengan
penting pada era globalisasi dan revolusi kawasan distribusi yang mempermudah akses
industri 4.0. Sektor konstruksi berperan sebagai ke kawasan wisata yang mendongkrak lapangan
katalisator yang dapat memacu pertumbuhan kerja baru sehingga dapat mengakselerasi nilai
beberapa sektor ekonomi lainnya. Peran ini berupa tambah perekonomian rakyat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 159


Payung besar itu kemudian diterjemahkan
menjadi sasaran utama pembangunan
infrastruktur 2020-2024. Ada 5 sasaran yang
kemudian menjadi signifikansi bagi industri
konstruksi untuk optimistis tetap tumbuh ke
depan, yaitu :
1. Infrastruktur pelayanan dasar
• Rencana peningkatan hunian dengan
akses air dan sanitasi yang layak, termasuk
• Rencana penambahan jaringan irigasi
baru hingga 500.000 hektar
• Rencana penambahan air baku industri &
domestik
• Rencana penambahan 58 bendungan
multiguna baru
• Peningkatan efisiensi penggunaan air
2. Infrastruktur ekonomi
• Rencana ekstensifikasi kereta cepat,
Indonesia – Surabaya dan kereta barang
Makassar – Parepare
• Peningkatan standardisasi kinerja dan
pengelolaan pelabuhan terpadu yang
meliputi 7 hub pelabuhan
• Peningkatan standardisasi kinerja dan
pengelolaan bandar udara terpadu yang
meliputi 7 hub bandar udara
• Rencana ekstensifikasi 2.000 kilo meter
jalan tol baru, 2.500 jalan nasional baru,
dan meningkatkan kondisi optimal jalan Bendungan Muara Badung, Bali
nasional hingga 98%
3. Infrastruktur perkotaan
• Rencana peningkatan kualitas sarana
dan prasarana angkutan massal di 6 kota • Meningkatkan jaringan gas kota melalui 4
metropolitan juta sambungan rumah baru
• Rencana peningkatan hunian, akses dan • Menargetkan konsumsi listrik per kapita
fasilitas sampah yang terkelola baik nasional sebesar 1.500 kwh
4. Infrastruktur Kelistrikan 5. Infrastruktur dan Transformasi Digital
• Meningkatkan ketersediaan energi • Perluasan cakupan jaringan serat optik
nasional 375,9 mtoe di 75% kecamatan se-Indonesia untuk
meningkatkan kecepatan internet

160 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

80% perusahaan kesulitan modal dan keuangan;


43% perusahaan omzetnya turun hingga 50%;
20% perusahaan omzetnya turun 25-50% dan
hanya kurang lebih hanya 1% perusahaan yang
tidak terdampak.

Ada beberapa dampak yang sempat dirasakan


oleh pelaku industri pada awal pandemi. Pertama,
mata rantai pasok material dan pekerjaan
melambat bahkan ada yang berpotensi untuk
berhenti. Kedua, adanya pembatasan sosial
dan fisik dalam skala tertentu (karantina) akan
sangat berdampak pada mobilitas kontraktor
untuk bekerja.

Ketiga, adanya konstelasi perubahan ekonomi


dan pasar modal secara luas berdampak pada
market properti dan pembiayaan konstruksi.
Pandemi juga berdampak pada stagnasi
pekerjaan yang tidak menutup kemungkinan
menimbulkan multiplier effect berkenaan dengan
aspek legal & kontrak yang berdampak pada
pembayaran

Langkah antisipatif pun langsung dilaksanakan


sebagai bentuk mitigasi risiko. Mengacu pada
best practices PT WIJAYA KARYA (Persero)
Tbk., terdapat beberapa langkah cepat yang
Antisipasi dan Mitigasi Dampak Pandemi kemudian diimplementasikan Perseroan adalah
Mulai merebaknya COVID-19 di tanah air menyiapkan strategic action, seperti :
pada Triwulan I-2020, memang memberikan 1. Melakukan inventarisasi dan memitigasi hal-
dampak bagi keberlangsungan semua sektor hal berkenaan dengan legal
usaha, termasuk konstruksi. Berdasarkan Inventarisasi & mitigasi mengenai hal-hal
survei yang dilakukan pada 6.400 perusahaan berkenaan dengan dokumen kontrak, menjadi
yang tergabung dan Inkindo (Ikatan Nasional sangat urgent dilakukan untuk memastikan
Konsultan Konstruksi Indonesia) pada awal agar pelaku jasa konstruksi terhindar dari
Indonesia lalu, diperoleh fakta bahwa bilamana kemungkinan dampak negatif yang bisa saja
pandemi berlanjut hingga akhir tahun, maka 27% hadir dalam beberapa waktu ke depan.
perusahaan konsultan konstruksi gulung tikar;

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 161


2. Pastikan perusahaan mendapat hak cash flow yang bisa dilakukan antara lain:
perlindungan bayar mengajukan pinjaman modal kerja, melakukan
Kontraktor harus bersikap tegas dan prudent pembelian material dengan negosiasi
untuk memastikan bahwasanya hak dibayar pembayaran dalam jangka waktu yang
benar-benar terjamin dan terlindungi. Dalam cukup, mengoptimalkan potensi mendapat
masa pandemi yang sulit diprediksi, kepastian uang tunai dari akun yang pembayarannya
pembayaran adalah prioritas. Oleh karena cenderung lambat, dan mengikuti program
itu, kejelian dalam memitigasi risiko ini harus reaktivasi, relaksasi dan/atau restrukturisasi
benar-benar baik. Pemerintah.
3. Memonitor Perubahan Perilaku Pembayaran
Kontraktor pada masa pandemi COVID-19 Komitmen Pemerintah, Prospek Positif bagi
seperti ini, tidak bisa dipungkiri akan sangat Industri Konstruksi
terdampak dalam operasional proyek sehari- Pemerintah sendiri sejatinya sudah sangat
hari. Peran dan fungsi kontraktor akan banyak responsif dan cepat tanggap mencari solusi agar
berkutat dengan penjadwalan proyek yang industri konstruksi tetap bisa survive di tengah
ketat, menyiapkan mitigasi lega berkenaan pandemi. Pada saat membuka rapat terbatas
dengan kemungkinan adanya dispute dan evaluasi proyek strategis nasional untuk
sengketa, mobilisasi pekerja hingga liquid pemulihan ekonomi nasional dampak COVID-19
tidaknya cash flow yang dikelola. melalui video conference di Istana Merdeka,
Jum’at (29/5/2020), Presiden menginstruksikan
Oleh karena itu, penting bagi kontraktor untuk agar pelaksanaan agenda-agenda strategis
melakukan pemetaan sekaligus menganalisis untuk kepentingan nasional tetap dilanjutkan,
perilaku dan pola dari pemberi kerja dalam meskipun di tengah pandemi COVID-19.
masalah pembayaran, seperti:
• Apakah mulai tampak adanya peningkatan “Walaupun saat ini kita tengah menghadapi
kesulitan pembayaran? pandemi, tapi agenda-agenda strategis yang
• Apakah pembayaran menjadi lebih lambat? sangat penting bagi bangsa dan negara kita yang
• Apakah ada perubahan praktik retensi? menjadi prioritas bagi kepentingan nasional tidak
boleh berhenti dan tetap harus kita lanjutkan,”
Saat ini sebenarnya ideal bagi kontraktor ujar Jokowi sebagaimana dilansir Republika.
untuk menunjukkan kelas dan level terbaik co.id.
walau memang tidak mudah. Penerapan GCG
dalam hal ini menjadi kunci karena hal ini akan Lebih lanjut, Presiden juga menekankan bahwa
berdampak pada kontinuitas pekerjaan ke tantangan bagi industri konstruksi adalah
depan. menjadi lebih produktif dan berkinerja lebih
4. Meningkatkan kemampuan cash baik seiring dengan perubahan yang merupakan
Pada masa pandemi seperti ini, uang adalah keharusan. Komitmen dan dukungan bagi
raja. Mendapatkan akses ke uang tunai dan keberlangsungan dunia usaha pada masa
mengelola uang tunai menjadi sangat penting. pandemi ini diejawantahkan nyata melalui
Beberapa cara berkenaan dengan manajemen Instruksi Presiden RI Indonesia.4/2020 tentang

162 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Refocusing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta “Demikian pula di sektor konstruksi. Jika para
Pengadaan Barang dan Jasa dalam Rangka pengusaha melakukan pembangunan, tetapi
Percepatan Penanganan COVID-19. kesulitan mencari pembeli, maka ini akan
berpotensi menimbulkan kredit macet. Untuk
Instruksi tersebut kemudian juga diturunkan itu OJK mengajak seluruh pihak berbicara
Kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan agar restrukturisasi bisa dilakukan,” ujarnya
Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melakukan sebagaimana dilansir beritasatu.com, Jum’at
percepatan penyiapan dan pembangunan (6/8/2021)
infrastruktur yang diperlukan dalam rangka
penanganan COVID -19. Arahan itu ditindaklanjuti OJK terang Wimboh mengapresiasi perintah
dengan dikeluarkannya Instruksi Menteri PUPR Presiden Joko Widodo yang meminta agar
No.02/2020 tentang Protokol Pencegahan pembangunan infrastruktur terus berjalan.
Penyebaran COVID-19 dalam Penyelenggaraan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jasa Konstruksi yang meliputi: protokol dalam Basuki Hadimuljono juga mengatakan sektor
penyelenggaraan jasa konstruksi, tindak konstruksi harus terus bergerak. Dalam konteks
lanjut terhadap kontrak penyelenggaraan jasa itu, OJK juga mendukung agar jasa konstruksi
konstruksi dan protokol dalam pelaksanaan tidak berhenti.
pengadaan barang dan jasa konstruksi.
Kegiatan dunia usaha jelas Wimboh secara umum
Dukungan serupa, juga datang dari Otoritas Jasa saat ini semakin ekspansif dan juga kapasitas
Keuangan (OJK). Ketua OJK, Wimboh Santoso produksi ekonomi sudah tumbuh atau usaha
dalam webinar ‘Antisipasi Dampak Ekonomi sudah tumbuh. Manufacturing Indonesia angka-
Terhadap 8 juta Tenaga Kerja Industri Jasa angka statistik sudah membaik, sudah hampir
Konstruksi dan Jasa Pendukung Pada Masa sama sebelum pandemi Keyakinan konsumen
COVID-19’ mengatakan pihaknya akan bekerja perlahan-lahan mulai membaik, indeks penjualan
keras memastikan agar proyek-proyek konstruksi ritel sudah meningkat, inflasi sudah terkendali.
dan infrastruktur, khususnya yang dikerjakan Indikator di perbankan sama. Kredit mulai
oleh Negara, tidak sampai berhenti. Sebab bila meningkat dan sektor konstruksi juga mulai
hal itu terjadi, akan menimbulkan efek berganda, menggeliat.
termasuk membebani sektor keuangan.
“Konstruksi ini sudah banyak investasi. Jadi
Wimboh mengakui pandemi COVID-19 telah kalau berhenti, ini bisa berisiko. Kami menaruh
menyebabkan penurunan ekonomi yang luar perhatian khusus dan memonitor bagaimana
biasa bagi masyarakat umum. Pedagang jangan sampai berhenti,” ujarnya.
pakaian misalnya menjerit karena warga tak
lagi berbelanja pakaian, katering juga terhenti, Opportunity bagi Industri Konstruksi
hotel tak terisi, dan lainnya. Kondisi itu membuat Berdasarkan Laporan Kementerian Keuangan
perbankan terbebani karena pengusaha tak menunjukkan, anggaran infrastruktur tahun 2021
mampu membayar kreditnya. merupakan yang terbesar dalam enam tahun
terakhir. Jumlahnya mencapai Rp417,4 triliun.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 163


Adapun fokus anggaran infrastruktur di tahun Selain dari kebijakan pemerintah terkait dengan
ini akan dialokasikan kepada pemerintah pusat infrastruktur, investasi lokal dan asing juga turut
sebanyak Rp239,8 triliun dan transfer ke daerah serta mempengaruhi pertumbuhan industri
dan dana desa (TKDD) sebesar Rp 131,8 triliun. infrastruktur. Berdasarkan data dari Badan
Kemudian, anggaran juga akan dialokasikan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada
sebesar Rp 45,8 triliun untuk pembiayaan di 2020 investasi lokal masih menguasai mayoritas
bidang ini. investasi sektor konstruksi dengan nilai Rp26
triliun atau 92,7% dari total nilai investasi di
Beberapa rencana pencapaian di bidang sektor konstruksi di Indonesia.
infrastruktur pada tahun ini adalah pembangunan
rumah susun dan rumah khusus sebanyak Fitch Solutions Country Risk & Industry Research
10.706 unit, bendungan sebanyak 53 unit, jalan dalam laporannya sebagaimana dilansir Kompas.
sepanjang 965,4 kilometer, jembatan sepanjang com, Senin (26/04/2021) menganalisis bahwa
26,9 kilometer, jalur kereta api sepanjang 446,56 mulai masifnya pelaksanaan vaksinasi COVID-19,
kilometer, dan bandara sebanyak 10 unit/lokasi. dorongan penggunaan produk domestik, serta
berbagai dukungan di bidang infrastruktur yang
Ada pula pembangunan jaringan gas bumi untuk dilakukan oleh Pemerintah akan mendorong
rumah tangga sebanyak 120.776 SR dan PLTS pertumbuhan signifikan sektor konstruksi pada
Rooftop dan PLTS Cold Storage sebesar 11,8 tahun 2021 ini,
MWp. Tercatat, jumlah anggaran tahun 2021
naik 48,4% dibandingkan tahun lalu yang hanya Apalagi, hal itu juga ditunjang oleh dibentuknya
sebesar Rp281,1 triliun. Apabila dibandingkan Sovereign Wealth Fund (SWF) baru di Indonesia
dengan 2016, jumlah anggaran tahun ini naik yaitu Indonesia Investment Authority (INA) atau
55,1% yakni sebesar Rp269,1 triliun. Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Lembaga
ini nantinya didesain untuk memfasilitasi
Sementara itu, Presiden Indonesia Joko lebih banyak investasi dalam pembangunan
Widodo menganggarkan Rp384,8 triliun untuk infrastruktur dengan mengurangi ketidakpastian
pembangunan infrastruktur dalam Rancangan hukum dan membuka penanaman modal bagi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara investor asing.
(RAPBN) 2022. Ia mengatakan, pembangunan
infrastruktur diarahkan untuk mendukung Menjawab Challenge dengan Strategi
sejumlah penguatan pelayanan dasar serta Dari paparan fakta, analisis pakar dan
mendukung peningkatan produktivitas melalui memperhatikan dampak dari kebijakan
infrastruktur konektivitas dan mobilitas. Selain pemerintah bagi konstruksi nasional belakangan
itu, anggaran tersebut akan digunakan untuk ini, rasanya tidak berlebihan jika prospek industri
menyediakan infrastruktur energi dan pangan ini masih sangat cerah ke depan. Pertanyaannya
yang terjangkau, andal, dan memperhatikan kemudian adalah, bagaimana para pelaku usaha
aspek lingkungan, serta pemerataan industri konstruksi bisa mengoptimalkan banyak
infrastruktur dan akses teknologi informasi di faktor penunjang secara terpadu dan integratif.
Tanah Air.

164 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia metode yang lebih efektif yaitu metode
secara tidak langsung juga berimplikasi pada baru modeling virtual, perkembangan dunia
peningkatan permintaan perumahan terjangkau konstruksi menjadi lebih menarik. Pada era
dan proyek ramah lingkungan. Pembangunan Revolusi Industri 4.0, industri konstruksi
yang sejalan dengan konsep lingkungan, sosial Indonesia perlu menerapkan prinsip Building
dan tata kelola saat ini dan ke depan akan Information Modeling (BIM). Teknologi ini mampu
semakin berpeluang untuk mendukung ekspansi menyederhanakan pekerjaan konstruksi yang
yang berkelanjutan. kompleks menjadi pekerjaan yang sederhana
dengan mengoptimalkan olah data yang
Menyikapi hal tersebut, para pelaku usaha jasa terintegrasi.
konstruksi dan pemerintah harus memiliki
komitmen yang sama, konsisten dan kontinu Memang, dalam praktiknya masih ada beberapa
untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur, tantangan yang akan menginterupsi, salah
terutama dalam pembangunan proyek satunya adalah para pelaku usaha industri
transportasi, utilitas, dan TIK. Hal ini menjadi konstruksi dengan ahli yang menguasai software
penting karena konsistensi dan kontinuitas BIM, jumlahnya masih sangat sedikit. Namun
pembangunan infrastruktur diperkirakan ke depan, BIM bukan lagi keniscayaan, tetapi
akan menghasilkan multiplier effect terhadap kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap pelaku
perekonomian wilayah, termasuk percepatan industri konstruksi di Indonesia. Penggunaan
proyek pembangunan jalur kereta api, jalan raya, teknologi tidak hanya untuk menekan biaya
bandara, pelabuhan juga pusat energi terbarukan konstruksi, tetapi juga memberikan manfaat
yang berpotensi memperkuat perdagangan lebih bagi pekerja dengan waktu penyelesaian
intra regional. Selain itu, pemerintah juga harus pekerjaan yang lebih singkat.
berkomitmen kuat untuk mendorong penyediaan
pembiayaan alternatif untuk membiayai proyek- Industri konstruksi masa depan membutuhkan
proyek tersebut dan membuka kemitraan publik- pekerja dengan literasi digital, literasi teknologi,
swasta untuk meningkatkan daya saing global. dan keterampilan literasi manusia. Penggunaan
teknologi menuntut pelaku industri konstruksi
Satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh para untuk terus memperbarui peralatan dan sistem
pelaku industri konstruksi bahwa kita semua yang ada, menjadikan peralatan dan sistem
hidup pada era Revolusi Industri 4.0. Sebuah tersebut sebagai aset dan investasi teknologi
era transformasi menuju perbaikan dengan yang dapat dikembangkan di masa depan.
mengintegrasikan dunia online dan lini produksi Apakah industri konstruksi nasional siap? Saya
di industri, di mana semua proses produksi jawab; Yes, Indonesia Mampu!
berjalan dengan internet sebagai penopang
utama

Ketika metode tradisional atau metode lama


konstruksi ditinggalkan dan diubah menjadi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 165


KESIMPULAN

Prospek industri konstruksi di tanah air masih Guna meningkatkan perekonomian pada masa
sangat menjanjikan. Meskipun Pandemi pandemi, Pemerintah dan para pelaku industri
COVID-19 sempat membuat industri ini sedikit konstruksi harus memiliki komitmen yang
limbung, tetapi adanya komitmen dan dukungan sama, konsisten dan kontinu untuk mengurangi
kuat Pemerintah bagi industri konstruksi untuk kesenjangan infrastruktur, terutama dalam
bergerak. Hal ini menjadi kunci karena bila pembangunan proyek transportasi, utilitas,
infrastruktur dan konstruksi berhenti, maka dan TIK serta beradaptasi dalam pemanfaatan
akan memberikan dampak berganda, termasuk teknologi 4.0.
membebani sektor keuangan nasional.

166 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Jembatan Merah Youtefa, Papua

DAFTAR PUSTAKA Soemardi, Biemo. 2007. Strategi Pemasaran: Suatu


Tinjauan Terhadap Perusahaan Kontraktor
Asnudin, Andi. 2005. Manajemen Proyek. Palu: UNTAD Indonesia. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
Press. Institut Teknologi Bandung.
Asnudin, Andi. 2020. Potensi Bisnis Usaha Jasa Tilaar, TAM. 2003. Kepemimpinan Profesional Dalam
Konstruksi. Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Kompleksitas Proyek Konstruksi. Buletinkindo
November 2008: 228 – 240. No.001/1/5/2003.
Saputri, Desi. 2020. Jokowi: Agenda Strategis Widianto, Sasongko. 2020. Outlook Pembangunan
Dilanjutkan Meski Pandemi COVID-19. Jakarta; Infrastruktur 2021. Jakarta: Kementerian
Republika. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 167


4.3
Pengembangan Struktur,
Produktivitas, dan
Sistem Kemitraan
Usaha Jasa Konstruksi
Nasional
Nicodemus Daud
Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Akhmad Hady Amrullah


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Pendahuluan

Indonesia adalah pasar jasa konstruksi terbesar ke-4 (empat) di Asia setelah China,
Jepang, dan India, serta pasar terbesar pertama di ASEAN. Dilihat dari Indeks
Daya Saing Global Indonesia, tren daya saing global Indonesia meningkat pada
tahun 2016-2017 Indonesia berada di peringkat 41, pada tahun 2017-2018 Indonesia
mendapatkan peringkat 36, dan pada 2018 berada di peringkat 45 kemudian pada
2019 berada pada peringkat 50. Pilar infrastruktur dalam penilaian indeks daya
saing global juga masih lebih rendah jika dibandingkan negara-negara di ASEAN
seperti Singapura dan Malaysia. Hal ini menjadi tantangan bagi Pemerintah untuk
bisa meningkatkan skor pilar infrastruktur agar dapat bersaing secara global
melalui peningkatan daya saing Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) nasional.

168 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun Produktivitas dapat berkaitan dengan aspek
2017 tentang Jasa Konstruksi, Pemerintah ekonomi, kesejahteraan, teknologi, dan sumber
Pusat bertanggung jawab atas: meningkatnya daya. Selama periode 2015-2019, pembinaan
kemampuan dan kapasitas usaha Jasa konstruksi difokuskan pada upaya peningkatan
Konstruksi nasional; terciptanya iklim usaha kualitas tenaga kerja konstruksi dan badan usaha
yang transparan, persaingan usaha yang sehat, jasa konstruksi (man), pendayagunaan supply
serta jaminan kesetaraan hak dan kewajiban and demand material, dan peralatan konstruksi
antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa; (machine and material), tertib penyelenggaraan
terselenggaranya Jasa Konstruksi yang sesuai jasa konstruksi (methodology), serta peningkatan
dengan Standar Keamanan, Keselamatan, investasi infrastruktur dan pasar konstruksi
Kesehatan, dan Keberlanjutan; meningkatnya melalui rasio kapitalisasi konstruksi (money).
kompetensi, profesionalitas, dan produktivitas Arah kebijakan dan strategi pembinaan jasa
tenaga kerja konstruksi nasional; meningkatnya konstruksi ditujukan untuk mendukung
kualitas penggunaan material dan peralatan percepatan pencapaian 3 (tiga) sasaran program
konstruksi serta teknologi konstruksi dalam pembangunan infrastruktur Kementerian
negeri; meningkatnya partisipasi masyarakat Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang
Jasa Konstruksi; dan tersedianya sistem meliputi: (1) meningkatnya pengelolaan sumber
informasi Jasa Konstruksi. daya air; (2) meningkatnya konektivitas jalan
nasional; dan (3) meningkatnya pemenuhan
Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan infrastruktur permukiman yang layak dan aman
kapasitas usaha jasa konstruksi nasional, serta meningkatnya pemenuhan kebutuhan
Pemerintah Pusat mengembangkan struktur rumah layak huni dengan pelaksanaan program
dan sistem persyaratan usaha jasa konstruksi; peningkatan kualitas sumber daya konstruksi.
menyelenggarakan perizinan berusaha pada Untuk mendukung percepatan pencapaian 3
subsektor jasa konstruksi; mengembangkan (tiga) sasaran program tersebut maka disusun
sistem permodalan dan sistem penjaminan 5 (lima) arah kebijakan dan strateginya. Salah
usaha jasa konstruksi; memberikan dukungan satu arah dan kebijakan dan strategi pembinaan
dan perlindungan bagi pelaku usaha jasa konstruksi adalah mendorong peningkatan
konstruksi nasional dalam mengakses pasar kinerja penyedia jasa dan kemitraan usaha antar
jasa konstruksi internasional; mengembangkan kualifikasi dan klasifikasi melalui penerapan
dan menyelenggarakan layanan usaha dan sistem informasi kinerja penyedia jasa pada
sistem pengawasan tertib usaha jasa konstruksi; seluruh paket pekerjaan jasa konstruksi di
mengembangkan sistem kemitraan antara usaha lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
jasa konstruksi nasional dan internasional; Perumahan Rakyat.
mengembangkan segmentasi pasar jasa
konstruksi nasional; menyelenggarakan Uraian
registrasi pengalaman badan usaha; dan
menjamin terciptanya persaingan yang sehat Strategi peningkatan produktivitas konstruksi
dalam pasar jasa konstruksi. melalui pengaturan struktur usaha juga dilakukan
oleh beberapa negara. Dari hasil beberapa

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 169


penelitian telah dihimpun menunjukkan bahwa tinggi, dibandingkan dengan di Indonesia yang
semakin tinggi rasio jumlah Kontraktor Spesialis saat ini sangat minim sekali jumlah kontraktor
dibandingkan Kontraktor Umum maka semakin spesialis. Oleh karena itu dengan adanya
baik pula perkembangan industri konstruksinya. perubahan regulasi sebagaimana saat ini
Beberapa hasil penelitian tersebut dapat disimak struktur usaha jasa konstruksi juga dilakukan
pada tabel di bawah ini. penyesuaian mengarah kepada memajukan
kontraktor dan konsultan spesialis. Sehingga
Rasio jumlah kontraktor spesialis dari beberapa pengaturan struktur usaha baru ini diharapkan
negara di atas menunjukkan angka yang sangat dapat menjamin pasar pekerjaan konstruksi bagi

Tabel 4.3.1. Hasil Penelitian Pengaruh Struktur Usaha Terhadap Produktivitas Konstruksi

Jumlah Kontraktor Rasio Pengaruh Rasio


Negara Peneliti
KS/KU (hasil penelitian)
Umum Spesialis
Inggris 68.502 125.568 1,833 1. Peningkatan fleksibilitas kontraktor Mc. Caffer
umum dalam pekerjaan yang (2016)
membutuhkan tenaga spesialis
2. Kualitas dan output meningkat; Trading
3. Minimnya tingkat kecelakaan; Economics
4. Motivasi lebih tinggi; Journal
5. Peningkatan Gross Domestic Product
(GDP) sektor konstruksi yang signifikan.
Kuwait 35.778 20.125 0,562 1. Rendahnya tingkat produktivitas Kerja Abdulaziz, M.
2. Kualitas produk yang buruk Jarkas (2012)
3. Sering terjadi konflik akibat kurangnya
tingkat kepuasan kontraktor utama
dan owner terkait hasil pekerjaan
kontraktor spesialis
China 33.652 30.999 0,921 1. Efisiensi biaya proyek Ya-Hsieh
2. Efisiensi waktu pekerjaan proyek (2002)
3.Servis yang semakin memuaskan owner
4.Terjadi peningkatan GDP yang
signifikan pada sektor konstruksi
1. Peningkatan Fleksibilitas Jones
2. Pekerjaan yang lebih berkualitas (2004)
3. Minimnya angka kecelakaan
Amerika 181.757 474.691 2,571 1. Peningkatan fleksibilitas kontraktor Hillebrant
umum dalam pekerjaan yang (2005).
membutuhkan pekerjaan spesialis
2. Kualitas output yang meningkat Analysis of
3. Minimnya angka kecelakaan the American
4. Motivasi yang lebih tinggi Construction
5. Terjadi peningkatan GDP pada sektor Industry
Konstruksi

170 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

kontraktor spesialis. Penyesuaian tersebut juga peralatan; dan persiapan. Layanan usaha
diharapkan dapat mendorong kolaborasi antara Pekerjaan Konstruksi bersifat umum
kontraktor utama dan kontraktor spesialis dalam meliputi: pembangunan; pemeliharaan;
pengaturan pengadaan jasa konstruksi (kontrak) pembongkaran; dan/atau pembangunan
dalam bentuk Joint Operation (JO). kembali. Layanan usaha Pekerjaan Konstruksi
bersifat spesialis meliputi pekerjaan bagian
Pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tertentu dari bangunan konstruksi atau
tentang Jasa Konstruksi, struktur usaha jasa bentuk fisik lainnya.
konstruksi meliputi: jenis, sifat, klasifikasi, dan 3. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi
layanan usaha; dan bentuk dan kualifikasi usaha. Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi
Jenis usaha Jasa Konstruksi meliputi: Jasa Terintegrasi terdiri atas: bangunan gedung;
Konsultansi Konstruksi, Pekerjaan Konstruksi, dan bangunan sipil. Layanan usaha Pekerjaan
dan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi. Setiap Konstruksi Terintegrasi meliputi: rancang
jenis usaha tersebut memiliki sifat, klasifikasi, dan bangun; dan perekayasaan, pengadaan,
dan layanan usaha, diantaranya: dan pelaksanaan.
1. Jasa Konsultansi Konstruksi bersifat umum
dan spesialis Penyedia Jasa yang tidak memiliki subklasifikasi
Klasifikasi usaha Jasa Konsultansi Konstruksi spesialis pada klasifikasi konstruksi khusus dan/
bersifat umum terdiri atas: arsitektur; atau konstruksi prapabrikasi harus melakukan
rekayasa; rekayasa terpadu; dan arsitektur kerja sama operasi, selain klasifikasi tersebut
lanskap dan perencanaan wilayah. Klasifikasi harus dikerjakan oleh subpenyedia jasa spesialis.
usaha Jasa Konsultansi Konstruksi bersifat Pekerjaan konstruksi yang bersifat spesialis
spesialis terdiri atas; konsultansi ilmiah dan wajib dimuat dalam dokumen pemilihan Penyedia
teknis; dan pengujian dan analisis teknis. Jasa dan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Layanan usaha Jasa Konsultansi Konstruksi badan usaha spesialis. Jumlah subklasifikasi
bersifat umum meliputi: pengkajian; yang dimiliki oleh BUJK yang tercatat di LPJK
perencanaan; perancangan; pengawasan; mengacu pada data tahun 2020 terdapat total
dan/atau manajemen penyelenggaraan 358.176 subklasifikasi yang ditunjukkan pada
konstruksi. Layanan usaha Jasa Konsultansi Tabel 4.3.2. dibawah
Konstruksi bersifat spesialis meliputi: survei;
pengujian teknis; dan/atau analisis. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah
2. Pekerjaan Konstruksi bersifat umum dan subklasifikasi yang dimiliki oleh BUJK untuk
spesialis Jenis Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi bersifat
Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi Spesialis hanya 3,57% dari total keseluruhan
bersifat umum terdiri atas: bangunan jumlah subklasifikasi Jasa Konsultan Konstruksi.
gedung; dan bangunan sipil. Klasifikasi Sementara itu, subklasifikasi untuk Jenis
usaha Pekerjaan Konstruksi bersifat Usaha Pekerjaan Konstruksi bersifat Spesialis
spesialis terdiri atas: instalasi; konstruksi hanya 12,39% dari total keseluruhan jumlah
khusus; konstruksi prafabrikasi; subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi. Jika
penyelesaian bangunan; penyewaan dihitung rasio perbandingan menggunakan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 171


Tabel 4.3.2. Jumlah Subklasifikasi BUJK

Sifat Usaha
Jenis Usaha Total
Umum Spesialis -
Jasa Konsultansi Konstruksi 36.495 1.351 - 37.846
Pekerjaan Konstruksi 280.507 39.652 - 320.159
Pekerjaan Konstruksi - - 171 171
Terintegrasi
Total 317.002 41.003 171 358.176
Sumber : (Hasil olahan data LPJK Periode SBU_05_08_2020)

Tabel 4.3.3. Jumlah Paket Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Tahun
Jenis Pengadaan
2020 2021
Jasa Konsultansi 167.117 175.142
Pekerjaan Konstruksi 260.431 288.347
Sumber : (https://sirup.lkpp.go.id/ diakses pada tanggal 22 Oktober 2021)

perhitungan yang sama sebagaimana penelitian 4.3.2, pada tahun 2021 rasio perbandingan antara
pada negara lain sebelumnya, rasio jumlah jumlah subklasifikasi dengan paket pengadaan
kontraktor spesialis dibandingkan dengan jasa konsultansi sebesar 1:4,6 dan untuk jenis
kontraktor umum berada di angka 0,13 yang jauh pengadaan pekerjaan konstruksi sebesar 1:0,9.
dari rasio negara yang pernah diteliti. Hal ini menunjukan bahwa jumlah subklasifikasi
tersebut masih bisa memenuhi kebutuhan
Jumlah paket pengadaan barang/jasa pengadaan barang/jasa pemerintah.
pemerintah pada tahun 2021 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, hal ini Penyedia Jasa konstruksi selain berbentuk
dapat dilihat dari data LKPP sebagaimana yang badan usaha, dapat berbentuk usaha orang
tercantum pada Tabel 4.3.3. perseorangan. Badan usaha yang bersifat umum
terdiri atas kualifikasi usaha kecil, menengah,
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dan besar, sedangkan untuk badan usaha yang
peningkatan jumlah paket pengadaan barang/ bersifat spesialis tidak memiliki kualifikasi.
jasa untuk jenis pengadaan jasa konsultansi Penetapan kualifikasi usaha tersebut dilaksanakan
sebesar 4,80% dan pekerjaan konstruksi berdasarkan penilaian terhadap penjualan
sebesar 0,72%. Dari jumlah paket tersebut tahunan, kemampuan keuangan, ketersediaan
kita dapat melihat bagaimana pemenuhan tenaga kerja konstruksi, dan kemampuan dalam
kebutuhan badan usaha pada paket pengadaan penyediaan peralatan konstruksi. Penetapan
barang/jasa pemerintah pada tahun tersebut. kualifikasi badan usaha tersebut berdasarkan
Jika dibandingkan dengan data pada Tabel subklasifikasi yang diusulkan.

172 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Tabel 4.3.4. Jumlah Jenis Subklasifikasi Usaha Jasa Konstruksi

Jenis Subklasifikasi
Jenis Usaha Total
Umum Spesialis -
Jasa Konsultansi Konstruksi 15 15 - 30
Pekerjaan Konstruksi 29 52 - 81
Pekerjaan Konstruksi - - 19 19
Terintegrasi
Total 44 67 19 130
Sumber : (PP No. 5 Tahun 2021 dan Permen PUPR No. 6 Tahun 2021)

Peraturan terkait subklasifikasi mengalami usaha dalam mendapatkan perizinan berusaha


perubahan yang semula diatur melalui Peraturan dan kemudahan persyaratan investasi dari
Menteri PUPR No. 19 Tahun 2014 yang mana sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan
terdapat 118 subklasifikasi dan saat ini telah Rakyat, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun tentang Cipta Kerja mengubah, menghapus,
2021 yang terdiri dari 130 subklasifikasi. PP No. atau menetapkan pengaturan baru beberapa
5 Tahun 2021 ini merupakan peraturan turunan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
dari UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Jumlah subklasifikasi tersebut dapat dilihat Reformasi perizinan berusaha jasa konstruksi
pada Tabel 4.3.4. bertujuan untuk memberikan kemudahan dan
dapat meningkatkan produktivitas bagi pelaku
Undang-Undang Cipta Kerja disusun untuk usaha. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5
melakukan penyederhanaan dan penyeragaman Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
regulasi yang memuat beberapa sektor, salah Berusaha Berbasis Risiko dan Peraturan
satunya sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Rakyat. Undang-undang ini menyasar pada Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
regulasi yang memiliki muatan terkait 3 (tiga) 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksana
hal, yaitu Cipta Lapangan Kerja, Pemberdayaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
UMKM, dan Perpajakan. Implementasi UU Jasa Konstruksi, terdapat beberapa ketentuan
Cipta Kerja dilaksanakan melalui peningkatan diantaranya yaitu perubahan Izin Usaha Jasa
ekosistem investasi dan kegiatan berusaha Konstruksi dan Tanda Daftar Usaha Orang
meliputi penerapan perizinan berusaha Perseorangan menjadi Perizinan Berusaha
berbasis risiko; penyederhanaan persyaratan subsektor Jasa Konstruksi yaitu Nomor Induk
dasar perizinan berusaha; penyederhanaan Berusaha (NIB) dan Sertifikat Standar yang
perizinan berusaha sektor; dan penyederhanaan diterbitkan melalui Sistem Perizinan Berusaha
persyaratan investasi. Untuk memberikan Terintegrasi Secara Elektronik (Sistem OSS).
kemudahan bagi masyarakat terutama pelaku

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 173


KESimpulan dan Rekomendasi

Rasio jumlah kontraktor spesialis dibandingkan


dengan kontraktor umum berada di angka 0,13,
masih jauh jika dibandingkan dengan rasio dari
negara yang pernah diteliti. Indonesia perlu
mendorong usaha spesialis agar lebih cepat
berkembang. Dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko dan Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, saat ini
pemerintah telah lebih jelas dalam membagi
jenis, sifat, klasifikasi, dan layanan usaha,
serta bentuk dan kualifikasi usaha. Harapannya
pengaturan tersebut dapat meningkatkan rasio
jumlah kontraktor spesialis di Indonesia. Selain
itu, dengan peraturan tersebut pemerintah
memberikan kemudahan bagi masyarakat
terutama pelaku usaha dalam mendapatkan
perizinan berusaha dan kemudahan persyaratan
investasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan Pembangunan, Jembatan Pulau Balang,
produktivitas bagi pelaku usaha. Kota Balikpapan, Kalimantan Timur

Dukungan pemerintah dalam mengembangkan


struktur usaha jasa konstruksi juga
diimplementasi dalam bentuk pembinaan. dengan badan usaha yang bersifat umum yang
Salah satu pembinaan yang dilakukan adalah tidak memiliki subklasifikasi spesialis harus
ketentuan mengenai Kerja Sama Operasi dan melakukan kerja sama operasi dengan badan
kewajiban dalam menentukan subpenyedia usaha yang bersifat spesialis. Dengan demikian,
jasa yang diatur dalam PP No. 14 Tahun 2021 pemerintah harus tetap melakukan pengawasan
dengan tujuan agar badan usaha kualifikasi dan pembinaan agar peraturan yang berlaku
kecil dan menengah dapat meningkatkan saat ini dapat berjalan dengan baik, sehingga
kemampuan dengan cara melakukan kerja sama upaya untuk meningkatkan produktivitas usaha
operasi dengan badan usaha yang memiliki jasa konstruksi melalui pengembangan struktur
kualifikasi satu tingkat di atasnya. Begitupun usaha dapat tercapai.

174 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang


Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Jasa Konstruksi.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 23 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun 2020-2024.
oss.go.id. (2021, 18 Agustus). Presiden Jokowi
Resmikan Peluncuran OSS Berbasis Risiko.
Diakses pada 14 Oktober 2021, dari https://oss.
go.id/baca/artikel?id=50&title=Presiden%20
Jokowi%20Resmikan%20Peluncuran%20
OSS%20Berbasis%20Risiko
Jarkas, Abdulaziz M. (2012). Factors Affecting
Construction Labor Productivity in Kuwait.
Journal of Construction Engineering and
Management.
Mccaffer, R. (2016). Trading Economic Journal: Modern
Daftar Pustaka Construction Management.
Hsieh. (2002). Statistical Analysis of Causes for
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Change Orders In Metropolitan Public Works.
Kerja. International Journal of Project Management.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Hillebrandt, P. (2005). Analysis of the American
Konstruksi. Construction Industry.
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 175


Lampiran

Tabel 4.3.1. Subklasifikasi Jasa Konsultansi Konstruksi Bersifat Umum

Kode Subklasifikasi
RT001 Subklasifikasi Jasa Pelayanan Studi Investasi Infrastruktur
Subklasifikasi Jasa Rekayasa Konstruksi Pembangkit, Jaringan Transmisi, Gardu Induk, dan
RT002 Distribusi Tenaga Listrik
RT003 Subklasifikasi Jasa Rekayasa Proses Industrial, Produksi, dan Fasilitas Produksi

AR001 Subklasifikasi Jasa Arsitektural Bangunan Gedung Hunian dan Non Hunian

AR002 Subklasifikasi Jasa Arsitektural Lainnya

AR003 Subklasifikasi Jasa Desain Interior pada Bangunan Gedung dan Bangunan Sipil

AL001 Subklasifikasi Jasa Pengembangan Pemanfaatan Ruang

AL002 Subklasifikasi Jasa Pengembangan Wilayah

AL003 Subklasifikasi Jasa Pengembangan Perkotaan

AL004 Subklasifikasi Jasa Pengembangan Lingkungan Bangunan dan Lanskap

RK001 Subklasifikasi Jasa Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung Hunian dan Non Hunian

RK002 Subklasifikasi Jasa Rekayasa Pekerjaan Teknik Sipil Sumber Daya Air

RK003 Subklasifikasi Jasa Rekayasa Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi

RK004 Subklasifikasi Jasa Rekayasa Pekerjaan Mekanikal Dalam Bangunan

RK005 Subklasifikasi Jasa Rekayasa Lainnya

Sumber : (Permen PUPR No. 6 Th. 2021)

Tabel 4.3.2. Subklasifikasi Jasa Konsultansi Konstruksi Bersifat Spesialis

Kode Subklasifikasi
IT001 Subklasifikasi Jasa Pembuatan Prospektus Geologi dan Geofisika

IT002 Subklasifikasi Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Bawah Tanah

IT003 Subklasifikasi Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Permukaan Tanah dan Pembuatan Peta

IT004 Subklasifikasi Jasa Konsultasi Ilmiah dan Teknis Prasarana dan Sarana Umum

IT005 Subklasifikasi Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Konstruksi Sistem Kendali Lalu Lintas

IT006*) Subklasifikasi Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Konstruksi Sistem Kendali Lalu Lintas

IT007 Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Hidrolika, Hidrologi dan Oceanography

IT008*) Subklasifikasi Jasa Konsultansi Ilmiah dan Teknis Hidrolika, Hidrologi dan Oceanography

176 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Tabel 4.3.2. Subklasifikasi Jasa Konsultansi Konstruksi Bersifat Spesialis

Kode Subklasifikasi
AT001 Subklasifikasi Jasa Pengujian dan Analisis Teknis Geologi, Geofisika dan Geokimia

AT002 Subklasifikasi Jasa Pengujian dan Analisis Teknis Komposisi dan Tingkat Kemurnian

AT003 Subklasifikasi Jasa Pengujian Hasil Pekerjaan Konstruksi dan Fasilitas Laboratorium

AT004 Subklasifikasi Jasa Pengujian dan Analisis Teknis Parameter Fisikal

AT005 Subklasifikasi Jasa Pengujian dan Analisis Teknis Hidrolika, Hidrologi dan Oceanography

AT006 Subklasifikasi Jasa Pengujian dan Analisis Akustik dan vibrator Gedung Hunian dan Nonhunian

AT007 Subklasifikasi Jasa Commissioning Proses Industrial

Sumber : (Permen PUPR No. 6 Th. 2021)

Tabel 4.3.3. Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Bersifat Umum

Kode Subklasifikasi
BG001 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Hunian

BG002 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Perkantoran

BG003 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Industri

BG004 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Perbelanjaan

BG005 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Kesehatan

BG006 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Pendidikan

BG007 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Penginapan

BG008 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Tempat Hiburan dan Olahraga


BG009 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Lainnya
BS001 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Jalan
BS002 Subklasifikasi Bangunan Sipil Jembatan, Jalan Layang, Fly Over, dan Underpass
BS003 Subklasifikasi Konstruksi Jalan Rel
BS004 Subklasifikasi Konstruksi Jaringan Irigasi dan Drainase
BS005 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Pengolahan Air Bersih
Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Prasarana dan Sarana Sistem Pengolahan
BS006 Limbah Padat, Cair, dan Gas
BS007 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Elektrikal
BS008 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Telekomunikasi untuk Prasarana Transportasi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 177


Tabel 4.3.3. Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Bersifat Umum
Kode Subklasifikasi
BS009 Subklasifikasi Konstruksi Sentral Telekomunikasi
BS010 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Prasarana Sumber Daya Air
BS011 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Pelabuhan Bukan Perikanan
BS012 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Pelabuhan Perikanan
BS013 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Minyak dan Gas Bumi
BS014 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Pertambangan
BS015 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Panas Bumi
BS016 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Olah Raga
BS017 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Lainnya Ytdl
Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Pengolahan Produk Kimia,
BS018 Petrokimia, Farmasi, dan Industri Lainnya
BS019 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Militer dan Peluncuran Satelit
BS020 Subklasifikasi Konstruksi Jaringan Irigasi, Komunikasi, dan Limbah Lainnya
Sumber : (Permen PUPR No. 6 Th. 2021)

Tabel 4.3.4. Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Bersifat Spesialis


Kode Subklasifikasi
KP001 Subklasifikasi Pekerjaan konstruksi Prapabrikasi Bangunan Gedung
KP002 Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Prapabrikasi Bangunan Sipil
KK001 Subklasifikasi Pondasi Konstruksi
KK002 Subklasifikasi Konstruksi Reservoir Pembangkit Listrik Tenaga Air
Subklasifikasi Konstruksi Intake, Control Gate, Penstock dan Outflow Pembangkit Listrik
KK003 Tenaga Air
KK004 Subklasifikasi Konstruksi Pelindung Pantai
KK005 Subklasifikasi Pekerjaan Lapis Perkerasan Beton (Rigid Pavement)
KK006 Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Kedap Air, Minyak, dan Gas
KK007 Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Kedap Suara
KK008 Subklasifikasi Perkerasan Aspal
KK009 Subklasifikasi Perkerasan Berbutir
KK010 Subklasifikasi Pengeboran dan Injeksi Semen Bertekanan (Drilling and Grouting)

178 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Tabel 4.3.4. Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Bersifat Spesialis


Kode Subklasifikasi
KK011 Subklasifikasi Pemasangan Rangka dan Atap/Roofcovering
KK012 Subklasifikasi Pekerjaan Struktur Beton
KK013 Subklasifikasi Konstruksi Struktur Beton Pascatarik (Post Tensioned)
KK014 Subklasifikasi Konstruksi Terowongan
KK015 Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Tahan Api (Tanur, Anneling, Flare, atau Incenerator)
KK016 Subklasifikasi Pemasangan Kerangka Baja
PL001 Subklasifikasi Pembongkaran Bangunan
PL002 Subklasifikasi Pengerukan
PL003 Subklasifikasi Penyiapan Lahan Konstruksi
PL004 Subklasifikasi Pekerjaan Tanah
PL005 Subklasifikasi Pembuatan/Pengeboran Sumur Air Tanah
PL006 Subklasifikasi Pelaksanaan Pekerjaan Utilitas
PL007 Subklasifikasi Survei Penyelidikan Lapangan
PL008 Subklasifikasi Pemasangan Perancah (Steiger)
IN001 Subklasifikasi Instalasi Mekanikal
IN002 Subklasifikasi Instalasi Telekomunikasi
IN003 Subklasifikasi Instalasi Peralatan Infrastruktur Pertambangan dan Manufaktur
IN004 Subklasifikasi Instalasi Minyak dan Gas
IN005 Subklasifikasi Instalasi Konstruksi Navigasi Laut, Sungai, dan Udara
IN006 Subklasifikasi Instalasi Elektronika
IN007 Subklasifikasi Instalasi Saluran Air (Plambing)
IN008 Subklasifikasi Instalasi Pendingin Dan Ventilasi Udara
IN009*) Subklasifikasi Instalasi Pendingin Dan Ventilasi Udara
IN010 Subklasifikasi Instalasi Pengolahan Air Untuk Pembangkit Listrik
IN011 Subklasifikasi Instalasi Sinyal dan Rambu-rambu Jalan Raya
IN012 Subklasifikasi Instalasi Sinyal dan Telekomunikasi Kereta Api
IN013 Subklasifikasi Instalasi Pemanas dan Geotermal
IN014 Subklasifikasi Instalasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
PB001 Subklasifikasi Pengerjaan Pemasangan Kaca dan Alumunium

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 179


Tabel 4.3.4. Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Bersifat Spesialis

Kode Subklasifikasi
PB002*) Subklasifikasi Pengerjaan Pemasangan Kaca dan Alumunium
PB003 Subklasifikasi Pengerjaan Lantai, Dinding, Peralatan Saniter dan Plafon
PB004 Subklasifikasi Dekorasi Interior
PB005 Subklasifikasi Pemasangan Ornamen dan Pekerjaan Seni
PB006*) Subklasifikasi Pemasangan Ornamen dan Pekerjaan Seni
PB007 Subklasifikasi Pengecatan
PB008*) Subklasifikasi Pengecatan
PB009 Subklasifikasi Pembersihan dan Perapihan Bangunan Gedung dan/atau Bangunan Sipil
PB010 Subklasifikasi Pekerjaan Lanskap, Pertamanan, dan Penanaman Vegetasi
PB011 Subklasifikasi Pemulihan Lahan Pekerjaan Konstruksi
PA001 Subklasifikasi Penyewaan Peralatan Konstruksi
Sumber : (Permen PUPR No. 6 Th. 2021)
Keterangan: *) Subklasifikasi untuk Usaha Orang Perseorangan

Tabel 4.3.5. Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi


Kode Subklasifikasi
GT001 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Hunian
GT002 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Perkantoran
GT003 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Industri
GT004 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Perbelanjaan
GT005 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Kesehatan
GT006 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Pendidikan
GT007 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Penginapan
GT008 Subklasifikasi Konstruksi Gedung Tempat Hiburan dan Olahraga
ST001 Subklasifikasi Bangunan Sipil Jembatan, Jalan Layang, Fly Over, dan Underpass
ST002 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Pengolahan Air Bersih
ST003 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Elektrikal
ST004 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Prasarana Sumber Daya Air
ST005 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Pelabuhan Bukan Perikanan

180 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Tabel 4.3.5. Subklasifikasi Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi

Kode Subklasifikasi
ST006 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Minyak dan Gas Bumi
ST007 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Pertambangan
ST008 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Panas Bumi
ST009 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Olah Raga
Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Pengolahan Produk Kimia,
ST010 Petrokimia, Farmasi, dan Industri Lainnya
ST011 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Militer dan Peluncuran Satelit
Sumber : (Permen PUPR No. 6 Th. 2021)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 181


4.4
Menciptakan Persaingan
yang Sehat dalam Pasar
Jasa Konstruksi
Putut Marhayudi
Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Disaintina Ari Nusanti


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Rino Febrando
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Jasa Konstruksi menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang


Jasa Konstruksi, adalah layanan jasa baik secara keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi pengkajian, perancangan, pengawasan dan manajemen
penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan (Konsultansi Konstruksi) dan/atau
keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan
(Pekerjaan Konstruksi). Sektor jasa konstruksi merupakan kegiatan masyarakat
mewujudkan bangunan yang berfungsi sebagai pendukung atau prasarana
aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan guna menunjang terwujudnya tujuan
pembangunan nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan


Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, bahwa Pasar adalah lembaga

182 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


ekonomi dimana para pembeli dan penjual baik pembeli, (ii) Produk yang diperjual belikan bersifat
secara langsung maupun tidak langsung dapat homogen, (iii) Penjual tidak bisa mengendalikan
melakukan transaksi perdagangan barang harga produk, (iv) Kebebasan untuk masuk dan
dan atau jasa. Dengan demikian, pasar jasa keluar dari pasar, (v) Mobilitas sumber daya
konstruksi dapat diartikan lembaga ekonomi yang sempurna, dan (vi) Pengetahuan sempurna
dimana pembeli (Pengguna Jasa) dan penjual tentang pasar antara Penjual dan Pembeli.
(Penyedia Jasa) melakukan transaksi untuk
layanan Jasa Konsultansi Konstruksi dan/atau Pada tulisan ini, tidak semua karakteristik
Pekerjaan Konstruksi. pada persaingan usaha yang sehat akan
dijabarkan. Pembahasan hanya difokuskan
Untuk menciptakan persaingan usaha yang untuk karakteristik (i) banyaknya penjual dan
sehat maka perlu diketahui bentuk perjanjian dan pembeli. Karakteristik Pembeli pada pasar jasa
kegiatan yang dapat mengakibatkan persaingan konstruksi dapat dikategorikan menjadi: (i)
yang tidak sehat. Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah (Pusat, Provinsi dan Kabupaten/
Nomor 5 Tahun 1999 bahwa Perjanjian yang Kota), (ii) Badan Usaha (Swasta/Milik Negara/
dilarang adalah: (i) Oligopoli, (ii) Penetapan Daerah) dan (iii) Orang Perseorangan. Pembeli
Harga, (iii) Pembagian Wilayah, (iv) Pemboikotan, yang membutuhkan layanan jasa konstruksi
(v) Kartel, (vi) Trust, (vii) Oligopsoni, (viii) Integrasi sangatlah besar, hal tersebut dapat dilihat dari
Vertikal, (ix) Perjanjian Tertutup dan (x) Perjanjian kontribusi sektor konstruksi yang masuk dalam
dengan Pihak Luar Negeri. Sedangkan kegiatan 5 (lima) sektor penyumbang PDB terbesar. Hal
yang dilarang adalah: (i) Monopoli, (ii) Monopsoni, ini terlihat pada grafik pertumbuhan PDB Kuartal
(iii) Penguasaan Pasar, dan (iv) Persekongkolan. II Tahun 2021, sektor konstruksi memberikan
kontribusi sebesar 4,42% terhadap PDB
Lalu, karakteristik persaingan usaha yang sehat Indonesia (BPS,2021).
dicirikan dengan: (i) Banyaknya penjual dan

Gambar 4.4.1. Penyumbang PDB Indonesia Kuartal II Tahun 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 183


Sedangkan karakteristik Penjual layanan jasa Kendala yang terjadi pada pasar jasa konstruksi
konstruksi di Indonesia, terbagi menjadi 4 adalah dalam penguasaan pangsa pasar jasa
kelompok, yaitu: (i) Usaha Orang Perseorangan, konstruksi yang tidak seimbang tetapi belum
(ii) Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) terindikasi masuk dalam perjanjian dan kegiatan
Kualifikasi Kecil, (iiI) BUJK Kualifikasi Menengah, yang dilarang oleh Undang-Undang Nomor
dan (iv) BUJK Kualifikasi Besar. Melihat data 5 Tahun 1999 dikarenakan penjual (Penyedia
Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI) Jasa) yang terlibat dalam pasar jasa konstruksi.
per Januari 2021, jumlah BUJK Konsultansi Ketidakseimbangan pasar jasa konstruksi di
Konstruksi di Indonesia berjumlah 9.783 BUJK, Kementerian PUPR terjadi karena berdasarkan
terdiri dari 85% BUJK Kualifikasi Kecil, 11% BUJK data Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Kualifikasi Menengah dan 4% BUJK Kualifikasi (LPSE) Kementerian PUPR Tahun 2020, untuk
Besar. Sedangkan untuk BUJK Pekerjaan paket jasa konsultansi konstruksi di Kementerian
Konstruksi berjumlah 133.745 BUJK, terdiri PUPR berjumlah 2.414 Paket. 36% paket untuk
dari 83% BUJK Kualifikasi Kecil, 15% BUJK segmentasi pasar kualifikasi kecil, diperebutkan
Kualifikasi Menengah dan 1% BUJK Kualifikasi oleh 85% BUJK Konsultansi Konstruksi, 37%
Besar. Dari kondisi penjual dan pembeli di pasar paket untuk segmentasi pasar kualifikasi
jasa konstruksi bahwa dapat dikatakan pasar menengah, diperebutkan oleh 11% BUJK
konstruksi di Indonesia dapat dikategorikan Konsultansi Konstruksi, dan 27% paket untuk
sebagai pasar persaingan yang sehat/sempurna segmentasi kualifikasi besar, diperebutkan oleh
dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. 4% BUJK Konsultansi Konstruksi.

Gambar 4.4.2. Persentase Jumlah BUJK Konsultansi dan BUJK Pekerjaan Konstruksi

184 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Gambar 4.4.3. Sebaran Paket Jasa Konsultansi dan Paket Pekerjaan Konstruksi
Kementerian PUPR Tahun 2020

Sedangkan untuk Paket Pekerjaan Konstruksi Penyedia, yang salah satunya mengatur tentang
di Kementerian PUPR berjumlah 2.653 Paket pengaturan segmentasi usaha sebagai berikut:
Pekerjaan Konstruksi. 15% paket untuk 1. Pemaketan Jasa Konsultansi Konstruksi
segmentasi pasar kualifikasi kecil, diperebutkan mencakup:
oleh 83% BUJK Pekerjaan Konstruksi, 64% paket a. Nilai Pagu Anggaran sampai dengan Rp1
untuk segmentasi pasar kualifikasi menengah, miliar dialokasikan hanya untuk penyedia
diperebutkan oleh 15% BUJK Pekerjaan jasa konsultansi konstruksi dengan
Konstruksi, dan 21% paket untuk segmentasi kualifikasi kecil;
pasar kualifikasi besar, diperebutkan oleh 1% b. Nilai Pagu Anggaran di atas Rp1 miliar
BUJK Pekerjaan Konstruksi. sampai dengan Rp2,5 miliar dialokasikan
hanya untuk penyedia jasa konsultansi
Untuk mengatasi ketimpangan pada penguasaan konstruksi dengan kualifikasi menengah;
pangsa pasar jasa konstruksi, maka upaya c. Nilai Pagu Anggaran sampai diatas Rp2,5
yang dilakukan Kementerian PUPR Nomor 14 miliar dialokasikan hanya untuk penyedia
Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman jasa konsultansi konstruksi dengan
Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia, kualifikasi besar.
yang kemudian ditindaklanjuti oleh Lembaga 2. Pemaketan Pekerjaan Konstruksi mencakup:
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah a. Nilai Pagu Anggaran sampai dengan Rp15
dengan Peraturan Lembaga Kebijakan miliar dialokasikan hanya untuk penyedia
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor pekerjaan konstruksi dengan kualifikasi
11 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan kecil dan/atau koperasi;
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 185


b. Nilai Pagu Anggaran di atas Rp15 miliar lalu, KPPU memberikan penghargaan KPPU
sampai dengan Rp50 miliar dialokasikan Award Pratama kepada Bapak Menteri PUPR
hanya untuk penyedia pekerjaan Basuki Hadimuljono untuk Kategori Dukungan
konstruksi dengan kualifikasi usaha Persaingan Usaha Tingkat Pemerintah Pusat
menengah; di Jakarta. Mengutip dari pernyataan beliau
c. Nilai Pagu Anggaran di atas Rp50 miliar pada acara tersebut, bahwa ini dalam upaya
sampai dengan Rp100 miliar dialokasikan mendorong persaingan usaha yang sehat dan
hanya untuk penyedia pekerjaan adil diantaranya dilakukan dengan pemaketan
konstruksi dengan kualifikasi besar non pekerjaan di Kementerian PUPR yang sebagian
badan usaha milik negara; besar nilai pekerjaannya di bawah Rp100 miliar,
d. Nilai Pagu Anggaran di atas Rp50 miliar sehingga bisa diikuti oleh kontraktor swasta
sampai dengan Rp100 miliar Rupiah nasional dengan kualifikasi usaha menengah dan
dialokasikan hanya untuk penyedia kecil. “Jadi untuk BUMN yang perusahaan besar
pekerjaan konstruksi dengan kualifikasi tidak diperkenankan untuk mengikuti lelang
besar. pekerjaan dengan nilai di bawah Rp100 miliar.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan iklim
Diharapkan dengan adanya pengaturan persaingan kontraktor berskala menengah dan
mengenai segmentasi usaha pada paket jasa kecil,” tutur Menteri Basuki.
konsultansi konstruksi dan pekerjaan konstruksi
menjadi upaya terobosan dalam meningkatkan Selain hal tersebut, berbagai upaya yang
persaingan usaha dan penyebaran pangsa dilakukan Kementerian PUPR diantaranya
pasar yang lebih adil dan merata diantara BUJK dengan mereformasi tata kelola pengadaan
Konstruksi. dan tata cara seleksi/lelang untuk mencegah
kolusi antara penyedia jasa dengan Kelompok
Berdasarkan hasil kajian dari Komisi Kerja (Pokja) Pengadaan maka dibentuklah Balai
Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) bahwa Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi (BP2JK)
dalam industri jasa konstruksi pelaku usaha di setiap Ibukota Provinsi di bawah koordinasi
berpotensi untuk melakukan: (i) Kolusi Tender, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi sebagai
(ii) Kartel, (iii) Pemboikotan, (iv) Menciptakan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ)
entry barrier melalui proses sertifikasi, dan Kementerian PUPR. Pembentukan BP2JK
(v) Menjadikan keanggotaan asosiasi sebagai berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
entry barrier. Potensi permasalahan yang Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun
terjadi dalam menciptakan persaingan usaha 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
yang sehat dalam pasar jasa konstruksi sudah Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan
teridentifikasi dengan jelas. Upaya ke arah Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana
perbaikan telah diambil oleh Pemerintah selaku diubah menjadi Peraturan Menteri Pekerjaan
pembuat kebijakan dan regulasi. Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26 Tahun
2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Atas upaya Kementerian PUPR pada pengaturan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
segmentasi ini, pada 15 Desember 2020 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja

186 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan PP 14 Tahun 2021 menyatakan bahwa Badan
Umum dan Perumahan Rakyat, yang menyatakan Usaha yang mengerjakan jasa konstruksi wajib
bahwa BP2JK memiliki tugas melaksanakan memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang
pelayanan pengadaan barang/jasa konstruksi diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Badan
dan tugas lainnya di bidang pengadaan barang. Usaha (LSBU) yang dibentuk oleh Asosiasi Badan
jasa konstruksi, dengan fungsi: (i) Penyusunan Usaha Terakreditasi. LSBU harus mendapat
rencana, program, dan anggaran, (ii) Pengelolaan lisensi dari Lembaga Pengembangan Jasa
pengadaan barang/jasa, (iii) Pelaksanaan Konstruksi (LPJK), dengan memiliki wewenang
pendampingan pengadaan barang/jasa, (iv) yang meliputi: (i) menyelenggarakan proses
Pelayanan konsultasi proses pengadaan barang/ sertifikasi badan usaha, (ii) memberikan
jasa, (v) Pengelolaan risiko pengadaan barang/ sanksi kepada asesor badan usaha, dan (iii)
jasa, dan (vi) Pelaksanaan urusan tata usaha dan mengusulkan skema sertifikasi ke LPJK.
rumah tangga Balai.
Untuk tenaga kerja diwajibkan memiliki sertifikat
Banyak upaya lainnya yang dilakukan Pemerintah kompetensi kerja melalui uji kompetensi
dalam mereformasi tata cara pengadaan Barang/ sesuai dengan standar kompetensi kerja,
Jasa Pemerintah untuk menghindari terjadi yang diregistrasi oleh Menteri. Uji kompetensi
kolusi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi
diantaranya melalui e-Purchasing, e-Tendering, (LSP) yang dibentuk oleh: (i) Asosiasi Profesi
e-Katalog, Penunjukan Langsung dengan Terakreditasi, dan (ii) Lembaga Pendidikan dan
Repeat Order (Permintaan Berulang), Pengadaan Pelatihan Kerja, yang telah diberikan Lisensi
Langsung dan tender Cepat serta Aplikasi Sistem setelah mendapat rekomendasi oleh Menteri.
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan sistem Adapun tugas LSP adalah melaksanakan
pendukung. sertifikasi kompetensi kerja pada kualifikasi
dalam jabatan ahli, analis/teknisi, dan operator.
Upaya lain yang dilakukan Kementerian PUPR
untuk mengurangi hambatan dalam proses Upaya yang sedang dan telah dilakukan
sertifikasi dilakukan dengan mengatur kebijakan Pemerintah dalam menciptakan persaingan
sertifikasi melalui Peraturan Pemerintah Nomor usaha yang sehat dalam pasar jasa konstruksi,
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan tentunya, masih jauh dari kata sempurna.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Setidaknya, permasalahan yang mengakibatkan
Jasa Konstruksi yang telah diubah menjadi terjadi persaingan usaha tidak sehat telah
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 teridentifikasi dan diketahui bersama. Ke
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah depannya, Pemerintah berusaha menyelesaikan
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan permasalahan secara terintegrasi dalam
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 gambaran besar yang utuh sehingga tidak terjadi
tentang Jasa Konstruksi. Pengaturan mengenai tambal sulam dalam menentukan kebijakan.
sertifikasi baik itu badan usaha maupun tenaga
kerja konstruksi lebih transparan dan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 187


Penutup DAFTAR PUSTAKA

Pembangunan infrastruktur merupakan salah Badan Pusat Statistik, 2019. Konstruksi dalam Angka
satu faktor kunci dalam indeks daya saing dan 2019.
kesejahteraan suatu negara. Infrastruktur juga https://www.bps.go.id//publication/2019/12/26/
memainkan peranan penting dalam pertumbuhan 4dcf0e60fd5cb261ef16defe/konstruk dalam-
ekonomi di Indonesia. Untuk itu Kementerian angka-2019.html (Diakses pada 20 September
PUPR terus melakukan berbagai upaya untuk 2021, 21.01 WIB)
mendukung agar kondisi ekonomi Indonesia Badan Pusat Statistik.2020. Konstruksi dalam Angka
dalam keadaan stabil dan terus bertumbuh lewat 2020.
pembangunan infrastruktur, diantaranya dengan https://www.bps.go.id//publication/2021/06/11/
meningkatkan persaingan usaha yang sehat dan 13b1dd33aebe9366db474c83/konstruksi-dalam-
adil di bidang jasa konstruksi. Kementerian PUPR angka-2020.html (Diakses pada 20 September
dalam hal ini juga terus berkoordinasi dengan 2021, 21.03 WIB)
Pemerintah Daerah dan KPPU agar tercipta Biro Komunikasi Publik. Kementerian PUPR.2020.
kondisi persaingan usaha yang sehat dan adil RILIS PUPR 1
demi meningkatkan minat investasi di Indonesia. 16 DESEMBER 2020 SP.BIRKOM/ XII/2020/582
(Diakses pada 20 September 2021, 12.03 WIB)
Badan Pusat Statistik, 2021. Berita Resmi Statistik
No.60/08/Th.XXIV. Rilis BPS, 5 Agustus 2021.
Per tumbuhan-Ekonomi-Triw-II-2021-ind.
jpg (2835×3543) (bps.go.id) (Diakses pada 23
September 2021, 22.31 WIB)

188 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Jembatan Merah Putih,


Kota Ambon, Maluku

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 189


4.5
LIBERALISASI
PERDAGANGAN JASA
KONSTRUKSI SEBAGAI
PELUANG PENGEMBANGAN
USAHA JASA KONSTRUKSI
Mochammad Natsir
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Perdagangan antar negara adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari
oleh suatu negara dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, karena pada
dasarnya tidak ada satu negarapun yang dapat memenuhi kebutuhannya dari
sumber daya yang dimilikinya sendiri. Berdasarkan karakteristiknya, perdagangan
dapat dibedakan menjadi perdagangan barang dan perdagangan jasa. Adapun
perdagangan jasa adalah aktivitas yang terkait dengan transaksi di dalam maupun
luar negeri namun berkaitan dengan layanan dan unjuk kerja berbentuk pekerjaan
atau hasil kerja yang dicapai, yang diperdagangkan oleh satu pihak kepada pihak
lain dalam masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau pelaku usaha (UU
Nomor 7 Tahun 2014). Berbeda dengan perdagangan barang, perdagangan jasa
memiliki karakteristik: intangible; tidak dapat disimpan dalam gudang; tidak dapat
diberlakukan tarif; pengaturannya dalam bentuk kebijakan/measures; produksi
dan konsumsi berlangsung secara bersamaan; kompetisi lebih banyak ditentukan
oleh kualitas jasa dan lebih mudah untuk diperdagangkan.

Banyak data menunjukkan, bahwa peran dan kontribusi sektor jasa dalam
perekonomian dan perdagangan, baik di tingkat nasional maupun internasional,

190 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


meningkat dari waktu ke waktu hingga pada meratifikasikannya melalui Undang-Undang
tingkat yang signifikan. Kenyataan tersebut Nomor 7 Tahun 1994 (2 November 1994). Sebagai
mendorong upaya untuk membangun sektor jasa konsekuensi logis dari keputusan tersebut,
secara lebih serius. Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia perlu mengikuti setiap perundingan
berperan sebagai pembuat kebijakan dalam WTO agar kepentingannya dapat terakomodasi.
rangka membangun sektor jasa yang modern
serta membuka akses pasar internasional Sebenarnya, perundingan GATS Putaran ke 2
melalui perundingan perdagangan bidang jasa. (Doha Round) telah dimulai pada tanggal 28 Maret
Sementara pelaku bisnis bidang jasa diharapkan 2001, namun hingga saat ini belum menghasilkan
dapat terus secara aktif meningkatkan penetrasi kesepakatan diantara negara anggota WTO.
pasar domestik maupun internasional. Dengan demikian, improvement komitmen yang
disampaikan oleh negara anggota (termasuk
PENDAHULUAN Indonesia) dalam Putaran Doha masih berstatus
sebagai initial offer yang belum mengikat.
Latar Belakang Perdagangan Dunia Kebuntuan perundingan Putaran Doha telah
Pasca Perang Dunia Ke 2, timbul proteksionisme mendorong banyak negara untuk membentuk
perdagangan di berbagai negara yang fora perundingan perdagangan regional maupun
menyebabkan krisis ekonomi. Kondisi tersebut fora perundingan bilateral, baik yang telah
mendorong para perwakilan negara mencetuskan disepakati maupun yang sedang berproses.
ide untuk membentuk sebuah wadah pengaturan
lalu lintas perdagangan. Pada Tahun 1948 World Trade Organization
terbentuk forum International Trade Organization World Trade Organization (WTO) merupakan suatu
(ITO) yang beranggotakan 53 negara. Salah Member Driven Organization yang menjalankan
satu kesepakatan antar pemerintah dalam ITO fungsi mengatur perjanjian perdagangan barang
adalah General Agreement on Tariff and Trade dan jasa diantara anggotanya, baik yang bersifat
(GATT) yang berupa kesepakatan tarif dalam multilateral (diikuti oleh seluruh anggota) maupun
perdagangan barang agar perdagangan lebih plurilateral (diikuti sebagian anggota secara
terbuka, bebas dan kompetitif. sukarela). Pengaturan perdagangan tersebut
ditujukan untuk: (i) meningkatkan perdagangan
Perundingan Putaran Uruguay (1986-1994) internasional; (ii) menjadikan perdagangan lebih
menghasilkan beberapa kesepakatan, pasti dan terprediksi; (iii) menghindari tindakan
diantaranya: (i) pembentukan World Trade unilateralisme (tidak fair); serta (iv) membantu
Organization pada tanggal 15 April 1994 (efektif produsen, eksportir dan importir barang dan
1 Januari 1995); (ii) GATT yang meliputi berbagai jasa dalam melaksanakan kegiatannya sesuai
pengaturan perdagangan barang; dan (iii) General dengan prinsip-prinsip yang telah disepakati.
Agreement on Trade in Services (GATS) yang Adapun prinsip dasar yang diterapkan dalam
meliputi berbagai pengaturan perdagangan jasa. perundingan WTO meliputi: (i) demokratis dan
Pemerintah Indonesia telah menandatangani transparan; (ii) tidak mendikte negara anggota;
persetujuan hasil akhir perundingan serta (iii) keputusan diambil melalui konsensus
tersebut, termasuk pembentukan WTO, dan seluruh negara anggota dan bersifat mengikat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 191


Kesepakatan perundingan WTO diantaranya negara di kawasan Asia Tenggara menyadari perlu
mencakup: GATT 1994 dan GATS. Secara khusus, adanya suatu kerjasama yang dapat meredakan
GATS bertujuan untuk: (i) membentuk sistem sikap saling curiga diantara negara anggota serta
peraturan perdagangan jasa internasional yang mendorong upaya pembangunan bersama di
dapat dijadikan sebagai rujukan oleh seluruh kawasan
negara anggota; (ii) menjamin adanya perlakuan
yang sama dan adil kepada seluruh negara Akhirnya pada tanggal 8 Agustus 1967, 5
anggota (non-diskriminatif); (iii) menggairahkan negara di kawasan Asia Tenggara (Indonesia,
kegiatan ekonomi melalui berbagai kebijakan Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand)
yang konsisten; serta (iv) memperkenalkan bersepakat menandatangani Deklarasi ASEAN
pengembangan arus bisnis melalui liberalisasi (Deklarasi Bangkok) yang menandai berdirinya
perdagangan yang progresif. suatu organisasi kawasan yang diberi nama
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
Kesepakatan perundingan multilateral WTO (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN).
yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota Secara berangsur, 5 negara Asia Tenggara lainnya
(termasuk GATS dimana Indonesia menjadi bergabung menjadi anggota ASEAN, yaitu Brunei
signatory), bersifat mengikat (binding), artinya Darussalam (7 Januari 1984), Viet Nam (30 Juli
harus menjadi acuan bagi pengaturan domestik 1995), Laos dan Myanmar (28 Juli 1997) serta
(domestic regulations) yang diterbitkan Kamboja (30 April 1999). Pada awalnya, ASEAN
setelahnya, sehingga tidak boleh ada pengaturan bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan
perdagangan jasa yang lebih ketat dari komitmen ekonomi, mendorong perdamaian dan stabilitas
yang telah disepakati. Sedangkan untuk kawasan serta membentuk kerja sama diberbagai
kesepakatan perundingan plurilateral WTO, bidang yang menjadi kepentingan bersama.
seperti pengadaan barang/jasa pemerintah
(government procurement), hingga saat ini Pada tanggal 15 Desember 1997, para Kepala
Indonesia belum menjadi signatory. Dengan Negara/Pemerintahan di Kuala Lumpur
demikian, Indonesia masih memiliki kebebasan menetapkan Visi ASEAN 2020, yaitu
dalam mengaturnya. mengembangkan suatu kawasan yang terintegrasi
dengan membentuk suatu komunitas negara-
ASEAN Economic Community negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil
Kawasan Asia Tenggara secara geopolitik dan dan sejahtera, saling peduli, dan diikat bersama
geoekonomi mempunyai nilai strategis. Kondisi dalam kemitraan yang dinamis di Tahun 2020.
tersebut menyebabkan kawasan Asia Tenggara Selanjutnya, dalam Konferensi Tingkat Tinggi
menjadi ajang persaingan pengaruh kekuatan (KTT) ke-9 Tahun 2003, para Kepala Negara/
pada era Perang Dingin antara Blok Barat Pemerintahan mengesahkan Bali Concord II yang
dan Blok Timur. Situasi persaingan pengaruh menyepakati pembentukan Komunitas ASEAN
ideologi dan militer yang terjadi, dapat menyeret (ASEAN Community) yang terdiri atas 3 (tiga)
negara-negara di kawasan Asia Tenggara ke pilar, yaitu Komunitas Politik-Keamanan ASEAN
dalam konflik bersenjata yang akan saling (ASEAN Political-Security Community/APSC);
menghancurkan. Oleh karena itu, para pemimpin Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic

192 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Community/AEC) dan Komunitas Sosial-Budaya Free Flow of Services diwujudkan melalui


ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community/ liberalisasi perdagangan jasa dalam bentuk
ASCC). penghapusan/pengurangan berbagai hambatan
perdagangan jasa secara bertahap sesuai dengan
Seiring dengan upaya mewujudkan Komunitas skala prioritasnya. Dalam hal ini, sektor jasa
ASEAN, pada KTT ASEAN ke 13 bulan November dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu (i)
2007 di Singapura telah ditandatangani Piagam sektor prioritas (29 subsektor) yang meliputi jasa
ASEAN (ASEAN Charter) yang merupakan transportasi udara, e-ASEAN, kesehatan, dan
undang-undang dasar yang mengubah ASEAN pariwisata; (ii) sektor logistik (9 subsektor); serta
dari organisasi yang longgar (loose association) (iii) sektor jasa lainnya (90 subsektor), termasuk
menjadi organisasi yang berdasarkan hukum sektor jasa bisnis (jasa konsultansi) dan sektor
(rulesbased organization) dan menjadi subyek jasa konstruksi (pekerjaan konstruksi).
hukum (legal personality). Piagam ASEAN mulai
diberlakukan tanggal 15 Desember 2008 setelah Liberalisasi perdagangan dilaksanakan melalui
semua negara anggota ASEAN meratifikasi putaran perundingan secara berjenjang mulai
Piagam tersebut, termasuk Indonesia melalui dari: (i) KTT yang dihadiri oleh para Kepala
Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2008. Negara/Pemerintahan sebagai pengambil
Dengan demikian, rangkaian perundingan keputusan utama; (ii) ASEAN Coordinating
yang diselenggarakan setelahnya, merupakan Council yang beranggotakan para Menteri Luar
bagian dari upaya melengkapi landasan hukum Negeri; (iii) ASEAN Community Councils yang
pelaksanaan Piagam ASEAN. terdiri atas 3 (tiga) dewan sesuai dengan pilar
Komunitas ASEAN, yaitu APSC Council, AEC
Untuk mewujudkan Komunitas ASEAN pada Council, dan ASCC Council; serta (iv) ASEAN
akhir Tahun 2015 sebagaimana diamanahkan Sectoral Ministerial Bodies. Dalam hal liberalisasi
dalam Piagam ASEAN, maka pada KTT ASEAN perdagangan jasa di bawah AEC Council yang
ke 13 di Singapura juga telah disahkan Cetak beranggotakan para Menteri perekonomian/
Biru (Blue Print) Komunitas Ekonomi ASEAN. perdagangan, perundingan dilanjutkan dalam
Komunitas tersebut memiliki 4 (empat) rencana pertemuan-pertemuan jenjang di bawahnya,
aksi lengkap dengan target waktu hingga 2015, yaitu Senior Economic Officers Meeting (SEOM);
yaitu (i) Pasar tunggal dan basis produksi (single Coordinating Committee on Services (CCS)
market and production base) regional; (ii) Kawasan Meetings; Sectoral Working Groups (SWG)
ekonomi berdaya saing tinggi; (iii) Pembangunan Meetings; dan Expert Working Groups (EWG)
ekonomi yang merata; dan (iv) Integrasi dengan Meetings. CCS Meetings beserta Working Groups
perekonomian dunia. Rencana aksi yang erat Meetings terkait, dijadwalkan paling sedikit 3
hubungannya dengan perdagangan jasa adalah (tiga) kali dalam 1 tahun.
Pasar Tunggal dan Basis Produksi regional yang
memiliki 5 elemen utama, yaitu: (i) Free Flow of Hasil kesepakatan liberalisasi perdagangan jasa
Goods; (ii) Free Flow of Services; (iii) Free Mobility of dituangkan dalam ASEAN Framework Agreement
Skilled Labour; (iv) Free Flow of Investment; dan (v) on Services (AFAS) yang diagendakan dalam
Free Flow of Capital; serta Bidang-bidang lainnya. 10 (sepuluh) putaran dimulai dengan Putaran

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 193


Pertama pada tanggal 15 Desember 1995 (AFAS 1). anggotanya serta tidak boleh “back tracking”
Paket AFAS terakhir (AFAS 10) telah ditandatangani atau tidak boleh diperketat di kemudian hari);
oleh Indonesia pada Tahun 2018 dan saat ini (iii) Non-discriminative (pemberlakuan hambatan
dalam proses ratifikasi. Adapun salah satu aspek perdagangan diterapkan kepada untuk semua
yang ditargetkan dalam liberalisasi perdagangan negara yang bersepakat, tanpa pengecualian);
jasa, termasuk jasa bisnis dan jasa konstruksi, (iv) Most Favoured Nation (MFN) Treatment
adalah bahwa penyertaan modal asing (foreign (kemudahan yang diberikan kepada suatu negara
equity participation/FEP) dalam pembentukan yang bersepakat, berlaku juga bagi semua
badan usaha patungan (Joint Venture) harus negara yang bersepakat); (v) National Treatment
diperbolehkan sampai dengan 70%. (pemasok jasa asing untuk diperlakukak sama
dengan pemasok jasa domestik dalam kerangka
LIBERALISASI PERDAGANGAN JASA peraturan nasional); dan (vi) Transparency
(negara yang bersepakat, wajib mempublikasikan
Pengertian Liberalisasi Perdagangan seluruh peraturan perundang-undangan,
Liberalisasi perdagangan dipahami sebagai pedoman pelaksanaan, dan keputusan yang
pengaturan perdagangan yang disusun dan berlaku secara umum, baik yang diterbitkan oleh
disepakati bersama untuk menghapus/ Pemerintah Pusat maupun Daerah, yang terkait
mengurangi hambatan perdagangan dalam dengan bidang jasa yang diperjanjikan).
rangka meningkatkan efisiensi dan persaingan
dagang yang sehat, dan bukan perdagangan bebas Autonomous Liberalisation
yang sebebas-bebasnya serta berbeda dengan Autonomous Liberalisation dipahami
globalisasi yang tidak didasarkan pada pengaturan sebagai suatu tindakan Pemerintah untuk
bersama. Liberalisasi perdagangan dalam memberlakukan kebijakan nasional (domestic
konteks internasional, regional, dan bilateral juga regulations) pada Kawasan/daerah tertentu
merupakan instrumen untuk membuka pasar dan dalam wilayah pemerintahannya yang berbeda
memperluas perdagangan karena kesepakatannya dengan yang dikomitmenkan dalam pengaturan
dapat memberikan kepastian pengaturan perdagangan jasa yang telah disepakati untuk
yang diperlukan oleh para pelaku usaha dalam jangka waktu tertentu, namun tetap terikat
menyelenggarakan kegiatan usahanya. dengan komitmen di tingkat multilateral atas
dasar Most Favoured Nation.
Prinsip Dasar Liberalisasi Perdagangan Jasa
Prinsip dasar yang diterapkan dalam liberalisasi Discipline on Domestic Regulations
perdagangan jasa meliputi: (i) Legally Binding Discipline on Domestic Regulations (DDR) adalah
(persetujuan bersifat mengikat secara hukum, pengaturan untuk menjamin, bahwa pembatasan
sehingga mempunyai akibat hukum bagi para terkait dengan persyaratan dan prosedur
pihak yang membuatnya); (ii) Progressive kualifikasi, standar teknis, serta persyaratan dan
Liberalisation (dilaksanakan secara bertahap prosedur perizinan tidak menciptakan hambatan
sesuai dengan tujuan nasional/national yang tidak perlu dalam perdagangan jasa. Untuk
objective dan tingkat perkembangan ekonomi/ itu, pengaturan tersebut harus: (i) berdasarkan
level of economic development setiap negara kriteria yang obyektif dan transparan; (ii) tidak

194 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

menambah pembatasan selain yang diperlukan diterbitkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
untuk menjamin kualitas layanan jasa; dan (iii) pada bulan Juli 1991. Adapun CPC yang terkait
dipastikan bahwa prosedur perizinan tidak boleh dengan jasa konstruksi meliputi: (i) Sektor Jasa
menjadi hambatan terhadap penyelenggaraan Bisnis, mencakup jasa: CPC 8671 (Architectural),
layanan jasa. 8672 (Engineering), 8673 (Integrated
Engineering), 86741 (Urban Planning), 86742
Lingkup Liberalisasi Perdagangan Jasa (Landscape Architectural), 8675 (Engineering
Liberalisasi perdagangan jasa di WTO meliputi Related Scientific), dan 8676 (Technical Testing
12 (duabelas) klasifikasi sektor jasa, yaitu jasa: and Analysis); serta (ii) Sektor Jasa Konstruksi,
(i) bisnis; (ii) komunikasi; (iii) konstruksi; (iv) mencakup jasa: CPC 511 (Pre-erection Work
distribusi; (v) pendidikan; (vi) lingkungan; (vii) at Construction Sites), 512 (Construction Work
keuangan; (viii) kesehatan; (ix) rekreasi, budaya for Buildings), 513 (Construction Work for
dan olah raga; (x) pariwisata; (xi) transportasi; Engineering), 514 (Assembly and Erection of
serta (xii) jasa-jasa lainnya. Sektor jasa yang Prefabricated Construction), 515 (Special Trade of
terkait dengan konstruksi adalah Jasa Bisnis Construction Works), 516 (Installation Works), 517
(Business Services) yang di Indonesia kita kenal (Building Completion and Finishing Works), and
sebagai jasa konsultansi dan Jasa Konstruksi 518 (Ranting Services Related to Equipment for
(Construction Services) yang di Indonesia dikenal Construction or Demolition).
dengan Jasa Pekerjaan Konstruksi.
Modalitas Perdagangan Jasa
Untuk memfasilitasi pelaksanaan perundingan Perdagangan jasa internasional dilakukan melalui
perdagangan jasa, baik di WTO, ASEAN maupun 4 (empat) modalitas (Mode) sebagai berikut: Mode
di fora regional dan bilateral, digunakan 1: Cross Border Supply (Layanan jasa lintas batas
klasifikasi jasa yang sama, yaitu Central Product negara dimana penyedia jasa dan pengguna jasa
Classification (CPC) versi Provisional W/120 yang tetap di negara masing-masing, misalnya layanan

Gambar 4.5.1. Keterkaitan Pelatihan dengan Sertifikasi Kompetensi Kerja

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 195


jasa melalui online); Mode 2: Consumption occupations, personnel of public enterprises, dan
Abroad (Pengguna jasa melintasi batas negara spouses of ICT atau professionals.
mendatangi penyedia jasa untuk mendapatkan
layanan jasa, misalnya pembangunan kantor Jenis Komitmen dalam Perundingan
kedutaan besar asing yang dilaksanakan oleh Liberalisasi Perdagangan Jasa
penyedia jasa konstruksi setempat); Mode 3: Pengaturan liberalisasi perdagangan suatu
Commercial Presence (Kehadiran penyedia jasa negara dicantumkan dalam Tabel Penjadwalan
asing melakukan layanan jasa konstruksi di Komitmen (Schedule of Commitments /SoC)
negara pengguna jasa, misalnya kehadiran badan yang terdiri atas 2 (dua) jenis komitmen, yaitu
usaha jasa konstruksi asing/BUJKA melakukan (i) Schedule of Horizontal Commitments (SoHC)
layanan jasa konstruksi di Indonesia); dan Mode berisi pengaturan perdagangan jasa yang
4: Movement of Natural Persons/MNP (Kehadiran berlaku bagi seluruh sektor jasa (CPC) yang
tenaga kerja konstruksi asing melaksanakan dikomitmenkan oleh negara tersebut untuk
layanan jasa konstruksi di Indonesia). keempat modalitas perdagangan jasanya; dan
(ii) Schedule of Specific Commitment (SoSC)
Adapun layanan jasa yang termasuk dalam berisi pengaturan lebih spesifik yang hanya
kategori Mode 3: Commercial Presence adalah: berlaku untuk sektor jasa tertentu (Specific CPC)
(i) Joint Venture (JV)/badan usaha patungan/ dengan tingkat komitmen yang sama atau lebih
perseroan terbatas penanaman modal asing (PT terbuka dari yang dicantumkan dalam SoHC.
PMA) dengan badan usaha jasa lokal; (ii) Joint Pencantuman (tabeling) komitmen dalam SoC
Operation/Kerjasama Operasi dengan badan harus memenuhi prinsip liberalisasi perdagangan
usaha jasa lokal didahului dengan pembentukan jasa GATS.
kantor perwakilan badan usaha asing. Badan
usaha JV (PT PMA) akan diperlakukan sebagai Cakupan Komitmen dalam Liberalisasi
badan usaha nasional, sedangkan kantor Perdagangan Jasa
perwakilan asing akan diperlakukan sebagai Komitmen dalam liberalisasi perdagangan jasa
badan usaha jasa asing. mencakup: (i) Market Access Limitations (MA),
berisi persyaratan yang harus dipenuhi oleh
Sementara itu, layanan jasa melalui Mode 4: penyedia jasa asing yang akan membuka usaha
MNP meliputi: (i) Business Visitors/BV dan layanan jasa di negara tujuan (host country),
Service Sales persons/SS (Sales negotiations seperti pembentukan badan usaha JV dengan
dan setting-up a commercial presence); (ii) Intra- Foreign Equity Participation (FEP) tertentu atau
Corporate Transferee/ICT (Executive, Manager, kantor perwakilan badan usaha asing; (ii) National
and Specialist); (iii) Contractual Service Suppliers/ Treatment Limitations (NT), berisi persyaratan
CSS (Employee and Independent Professionals); yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa asing yang
and (iv) Lainnya (Installers, servicers, graduates akan melaksanakan layanan jasa yang berbeda
trainees, personalities of internationally dengan persyaratan yang diterapkan bagi penyedia
recognized reputation, legal representatives, jasa lokal (perlakuan yang berbeda terhadap
personnel of foreign enterprises, artists, penyedia jasa asing), seperti telah membentuk
sportsmen/women, fashion models, specialty badan usaha JV atau membentuk JO dengan

196 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

badan usaha lokal bagi kantor perwakilan badan Tingkatan Komitmen dalam Liberalisasi
usaha asing dan keharusan bagi badan usaha Perdagangan Jasa
asing untuk membayar biaya perizinan yang lebih Terdapat 3 (tiga) tingkatan komitmen dalam
tinggi dibanding badan usaha lokal; (iii) Additional liberalisasi perdagangan jasa, yaitu (i) Unbound
Limitations (AL), yang berisi persyaratan yang (tidak menjanjikan) atau Unbound, except…
harus dipenuhi oleh penyedia jasa asing pada saat (kecuali …); (ii) None (tidak ada pembatasan) atau
melaksanakan layanan jasa, seperti pengaturan None, except… (kecuali…); dan (iii) liberalisasi
tentang perpajakan, kualifikasi penyedia jasa, dengan pembatasan/persyaratan. Layanan.
persyaratan dan prosedur perizinan, standar Mode 1 (Cross Border Supply) untuk sektor jasa
teknis, peraturan dalam negeri (domestic konstruksi (pekerjaan konstruksi) sering kali
regulations), serta persyaratan lain yang tidak dinyatakan “Technically not Feasible” karena
diatur dalam MA maupun NT. dalam prakteknya tidak bisa dilaksanakan.

Adapun pembatasan MA yang tidak Mekanisme Perundingan Liberalisasi


diperbolehkan sesuai GATS diantaranya Perdagangan Jasa
meliputi: pembatasan jumlah penyedia jasa Mekanisme yang diterapkan dalam perundingan
asing, jumlah nilai transaksi/asset, jumlah total liberalisasi perdagangan jasa adalah “Request
penyelenggara atau output layanan jasa asing, – Offer”. Pada umumnya, perundingan dimulai
dan jumlah tenaga kerja asing (TKA). dengan “Initial Offer” tentang komitmen
liberalisasi perdagangan jasa yang ditawarkan
Sifat Komitmen Perundingan Liberalisasi oleh setiap negara anggota forum. Sekiranya
Perdagangan Jasa terdapat Initial Offer yang dinilai tidak sesuai
Pengaturan liberalisasi perdagangan jasa yang dengan prinsip GATS atau kurang terbuka,
dituangkan dalam SoC bersifat sebagai “Positive maka negara anggota forum yang lain dapat
List”, artinya liberalisasi perdagangan jasa yang menyampaikan Request kepada negara
dikomitmenkan adalah yang dituangkan dalam dimaksud.
SoC, sementara yang tidak dicantumkan dalam
SoC berarti tidak dijanjikan. Saat ini ada upaya Perlu diingat, bahwa setiap Request bersifat
untuk mengubah Positive List menjadi “Negative reciprocal (timbal balik), artinya negara yang
List” terutama di lingkungan ASEAN dan beberapa menyampaikan Request harus menyampaikan
fora perundingan perdagangan jasa lainnya. Offer yang setara atau lebih baik dari yang di
Negative List artinya, bahwa yang tercantum Request nya. Dalam forum multilateral atau
dalam SoC adalah yang ditutup atau diliberalisasi plurilateral, pemenuhan terhadap Request
dengan persyaratan, sementara yang tidak yang disampaikan oleh suatu negara tidak
dicantumkan berarti diliberalisasi secara penuh hanya berlaku bagi negara yang menyampaikan
tanpa pesyaratan. Oleh karena itu, penyusunan Request saja, tetapi juga akan dinikmati oleh
Negative List memerlukan pertimbangan dan negara anggota lain yang tidak menyampaikan
kecermatan yang lebih matang dibandingkan Request, meskipun negara lain tersebut tidak
dengan penyusunan Positive List. memperbaiki Offer nya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 197


Prinsip Reciprocal dalam forum bilateral, tidak skala ekonomi yang lebih besar; (iii) mengurangi
hanya dilakukan head to head untuk suatu hambatan perdagangan dan investasi pada bidang
sektor/subsektor tertentu, namun bisa crossing jasa dan menciptakan lingkungan bisnis yang
diantara sektor/subsektor yang berbeda. dapat diprediksi; (iv) memperkuat hubungan
Artinya, Request untuk sektor/subsektor ekonomi antar Negara-Negara Anggota; dan
tertentu (misalnya sektor jasa pariwisata) bisa (v) mempersempit kesenjangan pembangunan
diimbangi dengan Offer untuk sektor/subsektor di antara Negara-Negara Anggota untuk
lainnya (misalnya sektor jasa konstruksi), bahkan mewujudkan pembangunan sosial-ekonomi yang
bisa juga dengan komoditas barang tertentu. lebih adil, seimbang dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, dalam perundingan liberalisasi
perdagangan, suatu negara perlu menunjuk Salah satu agenda utama dalam ATISA adalah
seorang “single undertaker” yang kompeten dan melakukan peralihan komitmen dalam AFAS yang
dapat mengkoordinasikan Request dan Offer sebelumnya menggunakan pendekatan positive
dari seluruh komoditas dan sektor/subsektor list menjadi negative list. Dalam negative list,
yang dinegosiasikan dalam rangka memenuhi seluruh sektor secara otomatis diliberalisasi,
kepentingan negara (national interest) yang namun Negara Anggota ASEAN diperbolehkan
ditargetkan. untuk mencantumkan daftar sektor/subsektor
yang masih memiliki peraturan dan hambatan
ASEAN Trade in Services Agreement (ATISA) bagi penyedia jasa Negara Anggota lainnya
Dalam rangka memperluas kedalaman dan yang dianggap bertentangan dengan kewajiban
cakupan integrasi perdagangan jasa dalam persetujuan. Untuk itu, Negara-Negara Anggota
AFAS, maka Negara-Negara Anggota ASEAN harus mencantumkan peraturan perundang-
pada tanggal 23 April 2019 (kecuali Filipina yang undangan terkait ke dalam Annex (Lampiran) on
memberikan persetujuan pada tanggal 7 Oktober Non-Conforming Measures.
2020) telah menandatangani ASEAN Trade in
Services Agreement (ATISA) yang merupakan Dalam hal ini, Negara-Negara ASEAN diberikan
salah satu milestone perundingan liberalisasi jangka waktu untuk melakukan peralihan
perdagangan jasa ASEAN untuk mewujudkan komitmen dari Positive List menjadi Negative
AEC. Pengaturan dalam ATISA tetap berpedoman List dengan melengkapi daftar Non-Conforming
pada pengaturan liberalisasi perdagangan jasa Measures. Negara-Negara Anggota diharuskan
dalam Artikel V GATS. Komitmen yang diberikan untuk menyampaikan Schedules of Non-
dalam persetujuan ATISA terdiri atas komitmen Conforming Measures dalam waktu 5 (lima) tahun
dalam AFAS terakhir (untuk sektor terkait jasa terhitung sejak diberlakukannya ATISA, kecuali
konstruksi adalah AFAS 10). Viet Nam yang diberi waktu tambahan menjadi
7 (tujuh) tahun serta Cambodia, Lao PDR, dan
ATISA ditujukan untuk: (i) memperkuat Myanmar yang diberi waktu tambahan menjadi 13
hubungan ekonomi dan memberikan peluang (tigabelas) tahun. Dalam masa transisi, Schedules
yang lebih besar untuk pembangunan ekonomi; of Non-Conforming Measures yang ditetapkan
(ii) meningkatkan perdagangan dan investasi oleh Negara-Negara Anggota berlaku bersama
di bidang jasa serta menciptakan pasar dan dengan Schedules of Commitments dalam AFAS

198 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

untuk jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung ASEAN; (ii) Memfasilitasi mobilitas tenaga
sejak diberlakukannya ATISA, 9 (sembilan) tahun kerja profesional yang terkait dengan kegiatan
untuk Viet Nam, serta 15 (limabelas) tahun untuk perdagangan dan investasi di antara Negara-
Cambodia, Lao PDR dan Myanmar. Negara Anggota ASEAN; (iii) Membangun
prosedur yang transparan dan efisien dalam
ATISA akan menjadi bagian ke 3 (tiga) dari aplikasi formalitas keimigrasian terkait izin
trioka persetujuan ASEAN bersama ASEAN tinggal sementara dari tenaga kerja profesional
Trade in Goods Agreement (ATIGA) dan ASEAN dimana perjanjian ini berlaku; dan (iv) melindungi
Comprehensive Investment Agreement (ACIA) integritas perbatasan negara anggota serta
yang telah disepakati sebelumnya untuk tenaga kerja profesional domestik dan tenaga
meningkatkan ekonomi dan integrasi sektor di kerja profesional permanen dalam teritori negara
ASEAN. ATISA juga mengatur kaitannya dengan anggota.
beberapa persetujuan lainnya, seperti Movement
of Natural Persons (MNP), MFN Treatment, MA Mobilitas tenaga kerja profesional yang selama
dan NT, Local Presence (LP), Senior Management ini (dari AFAS 1 hingga AFAS 8) diatur sebagai
and Board of Directors, Safeguard Measures, Mode 4 dalam SoC. Sejak AFAS 9, SoC tidak lagi
Transparency, dan Disclosure of Confidential memuat Mode 4, sehingga komitmen pengaturan
Information. Untuk dapat memberlakukan ATISA, mobilitas tenaga kerja profesional selanjutnya
maka seluruh Negara Anggota ASEAN, termasuk dimuat dalam Perjanjian MNP. Sampai dengan
Indonesia, wajib menyelesaikan prosedur internal Persidangan CCS ke 98 pada Bulan Juni 2021,
untuk pengesahannya sebagaimana diatur dalam belum dicapai kesepakatan atas SoC on MNP.
Pasal 37 ATISA. Saat ini sedang dalam proses perundingan
Common Headnote of MNP SoC, Protocol to
Pendekatan Negative List yang dilengkapi Formalise the Updated MNP SoC, dan Timeline
dengan Schedules of Non-Conforming Measures for Finalisation of the Updated SoC. Dalam
sebagaimana dianut dalam ATISA menjadi Updated MNP SoC, sektor terkait jasa konstruksi
kecenderungan untuk diterapkan dalam hanya mengusulkan komitmen untuk kategori
perundingan liberalisasi perdagangan jasa tenaga kerja: (i) Business Visitor (BV); dan (ii)
dan Comprehensive Economic Partnership Intra-Corporate Transferee (ICT) yang meliputi:
Agreement (CEPA), baik dalam fora regional Executive (Directors), Manager, dan Specialist
maupun bilateral. atau Technical Expert (Tenaga Ahli) sebagaimana
dikomitmenkan dalam HC.
Movement of Natural Persons (MNP)
Dalam rangka memfasilitasi mobilitas tenaga Perjanjian MNP juga dirundingkan dalam fora
kerja profesional, pada Bulan November 2012 di liberalisasi atau CEPA yang lain, seperti ASEAN-
Kamboja telah ditandatangani ASEAN Agreement Japan Economic Partnership Agreement (AJ-
on Movement of Natural Persons/MNP. Perjanjian EPA), Indonesia-European Union (IEU)-CEPA,
tersebut bertujuan untuk: (i) Memberikan hak dan Indonesia-Korea (IK)-CEPA. Sejauh ini,
dan kewajiban terkait mobilitas tenaga kerja semua perjanjian tersebut masih dalam taraf
profesional di antara Negara-Negara Anggota perundingan, belum disepakati.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 199


Comprehensive Economic Partnership dalam hukum nasional. Sesuai dengan Pasal
Agreement (CEPA) 2 Konvensi Wina 1969, ratifikasi didefinisikan
Perjanjian liberalisasi perdagangan (Free Trade sebagai tindakan internasional oleh suatu negara
Agreement/FTA) fokus pada upaya penghapusan/ untuk menyatakan kesediaannya/persetujuannya
pengurangan hambatan perdagangan barang dan untuk diikat oleh suatu perjanjian internasional
jasa serta investasi. Sehingga perundingannya yang telah disepakati. Dengan demikian,
sering mengalami kebuntuan karena adanya ratifikasi tidak berlaku surut, melainkan berlaku
perbedaan tingkat daya saing yang signifikan dari mengikat sejak penandatanganan ratifikasi.
negara-negara yang melaksanakan perundingan.
Oleh karena itu, perjanjian perdagangan Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
kemudian diperluas menjadi Comprehensive Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian
Economic Partnership Agreement (CEPA) yang Internasional, suatu perjanjian internasional yang
tidak hanya mencakup liberalisasi perdagangan telah disepakati harus diratifikasi melalui suatu
barang dan jasa serta investasi saja, namun juga Undang-Undang atau Keputusan Presiden yang
mencakup fasilitasi perdagangan dan investasi, akan menjadikan Indonesia terikat oleh perjanjian
Capacity Building (CB), kerjasama ekonomi dan internasional tersebut. Selanjutnya, ketentuan
teknis, pengembangan UKM, e-Commerce, dalam perjanjian yang telah diratifikasi tersebut
bahkan Pengadaan Pemerintah (Government harus diadopsi atau diacu dalam peraturan
Procurement) sebagai trade-off dari komponen perundang-undangan sektoral yang terkait.
FTA.
Status Perundingan Perdagangan Internasional
Dengan demikian, perjanjian perdagangan Indonesia
generasi baru tersebut akan lebih kompleks Perundingan perdagangan internasional yang
karena mencakup alternatif pendekatan dalam diikuti oleh Indonesia dapat dikelompokkan
penjadwalan komitmen serta cross-cutting berdasarkan statusnya, yaitu (i) Perundingan
issues dalam perdagangan jasa, barang dan yang telah disepakati/ditandatangani (Concluded
investasi. CEPA juga menyentuh perdagangan Negotiations); (ii) Perundingan yang sedang
secara digital (e-Commerce, Computer Related berproses (On-going Negotiations); dan (iii)
Services and Data Flows) sebagai bagian dari Perundingan yang mungkin/potensial untuk
Mode 1; penyiapan improvement komitmen dilaksanakan (Possible Negotiations). Berbagai
secara substansial yang mencakup sektor- perjanjian/perundingan perdagangan mencakup
sektor yang lebih luas; serta peningkatan perdagangan jasa, termasuk jasa konstruksi
intensitas perundingan atas isu-isu baru dalam dan jasa bisnis terkait konstruksi. Sedangkan
perdagangan jasa, seperti persyaratan kinerja lainnya tidak mencakup perdagangan jasa.
dan subsidi, baik fiskal maupun nonfiskal. Adapun data status perundingan perdagangan
yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan
Ratifikasi Perjanjian Perdagangan Internasional RI yang disampaikan oleh Direktur Jenderal
Indonesia memberlakukan ketentuan ratifikasi Perdagangan Internasional dalam Rakor Tim
atau pengesahan atas setiap perjanjian Koordinasi Bidang Jasa (TKBJ) pada tanggal 17
internasional agar dapat diimplementasikan Desember 2019 adalah sebagai berikut:

200 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

KOMITMEN LIBERALISASI PERDAGANGAN Untuk Putaran Doha WTO, Indonesia telah


JASA KONSTRUKSI INDONESIA menyampaikan Initial Offer dengan
meningkatkan batasan capital share dalam
Forum Multilateral WTO Horizontal Commitments menjadi maksimum
Komitmen dalam Putaran Uruguay WTO sebesar 51%. Sedangkan FEP untuk Jasa
merupakan komitmen liberalisasi perdagangan Konstruksi (CPC 51) dalam SoSC diusulkan
jasa konstruksi pertama yang disepakati oleh menjadi 55%. Sementara itu, FEP untuk Jasa
Indonesia. Komitmen tersebut mencakup Arsitektur (CPC 8671), Jasa Keinsinyuran (CPC
Horizontal Commitments dan Specific 8672), Jasa Keinsinyuran Terintegrasi (CPC
Commitments untuk Sektor Jasa Bisnis- 8673), Jasa Arsitektur Lanskap (CPC 86741), dan
Subsektor Jasa Arsitektur (CPC 8671), Jasa Jasa Perencanaan Kota (CPC 86742) diusulkan
Keinsinyuran (CPC 8672), Jasa Keinsinyuran setara dengan Horizontal Commitments, yaitu
Terintegrasi (CPC 8673), Jasa Arsitektur Lanskap maksimum sebesar 51%. Komitmen Indonesia
(CPC 86741), dan Jasa Perencanaan Kota (CPC untuk jasa terkait konstruksi pada Putaran
86741), serta Jasa Konstruksi (CPC 51). Komitmen Uruguay ataupun Putaran Doha WTO digunakan
selengkapnya sebagaimana pada tabel-tabel di sebagai acuan Initial Offer untuk perundingan
bawah ini. dalam fora berikutnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 201


Indonesia-Consolidated Schedule of Specific Commitmens (Uruguay Round, 1994)
Modes of Supply: (1) Cross Border Supply (2) Consumption abroad (3) Commercial presence (4) Presence of natural
persons

Sector or Limitations on market Limitations on national treatment Additional


Subsector access commitments
ALL SECTORS 1), 2). As Specified in each 1), 2). As Specified in each sector
INCLUDED IN sector
3) The income Tax Law provides that non-
THIS SCHEDULE 3) Commercial Presence of the resident tax payers will be subject to
Foreign services provider withholding tax of 20% if they derive the
(s) may be in the form of following income from Indonesian source
the joint venture and/or the (a) interest
representative office, unless (b) royalties
mentioned otherwise. (c) devidend
(d) fee from service performed in Indonesia
Joint venture should met the
following requirements:
(i) Should be in the form of the Land Acquisition
Limited Liability Enterprise Undang-Undang Pokok Agraria (Land Law)
(Perseroan Terbatas/PT) No. 5 of 1960 stipulates that no foreigners
(ii) Not more than 49% of (juridical and natural persons) are allowed to
the capital share of the own land. However, a joint venture enterprise
Limited Liability Enterprise could hold the right for land use (Hak
(Perseroan Terbatas/PT), Guna Usaha) and bulding rights (Hak Guna
may be owned by foreign Bangunan), and they may rent.lease land and
partner(s). property.
Any juridical and natural persons should meet
professional qualification requierements.

Indonesia-Consolidated Schedule of Specific Commitmens (Uruguay Round, 1994)


Modes of Supply: (1) Cross Border Supply (2) Consumption abroad (3) Commercial presence (4) Presence of natural persons

Sector or Limitations on market Additional


Limitations on national treatment commitments
Subsector access
ALL SECTORS 4) Subject to Indonesian Labour 4) Expatriat Charges Any foreing natural
INCLUDED IN and Immigration Laws and Persons supplying services are subject
THIS SCHEDULE Regulations only directors, to charges levied by National Provincial
managers and technical experts/ and Municipal Governments.
advisors, unless mentioned
otherwise, are allowed to stay for Labour Laws and Regulation
two years and could be extended Any expatriate employed by a joint
for a maximum two times subject venture enterprise, representatives
to two years extension each time. office, and/or other types of juridical
Manager and technical experts person and/or individual services
(intra corporate transfer) are provider muast hold avalid working
allowed based on an economic permit issued by the Ministry of
needs test. Manpower.

Immigration Laws and Regulations.


Any expatriate must meet immigration
requirements and procedures to enter
the territory of Indonesia

202 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Indonesia-Consolidated Schedule of Specific Commitmens (Uruguay Round, 1994)


Modes of Supply: (1) Cross Border Supply (2) Consumption abroad (3) Commercial presence (4) Presence of natural persons

Sector or Subsector Limitations on market Limitations on national Additional


access treatment commitments
CONSTRUCTION SERVICES: 1) Unbound* 1) Unbound*
2) None 2) Unbound
Pre-Erection Work at 3) a) Joint Operation: 3) a) Joint operation:
Construction System To form a joint operation 1. Registration fee requirement
(CPC 511 except CPC 51110 and by establishing a 2. Licence for representative
51113) representative office office shall be valid for 3
  years and can be extended.
Construction Work for Building b) Joint venture company 3. Registered foreign company
(CPC 512 except CPC 51210) To establish a joint venture shall form a joint operation
  company by fulfilling the with local partner(s) which
Construction Work for Civil requirements as specified is (are) member(s) of the
Engineering in the Horizontal Measures Indonesian Consultant
(CPC 513) and the Foreign Capital Association having
  Investment Law. qualification A
Assembly and Erection of b) Joint venture:
Prefabricated Construction 4). As specified in the Horizontal Local partner(s) in joint
(CPC 514 – 5140) Measures. venture shall be member(s)
  of the Indonesian Consultant
Special Trade Construction Association and having
Work qualification A
(CPC 515 – 5155)
  4) As specified in the Horizontal
Renting Services Related to Section
Equipment For Construction
or Demolition of Building or
Civil Engineering Works, with
Operator
(CPC 518)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 203


Indonesia-Consolidated Schedule of Specific Commitmens (Uruguay Round, 1994)
Modes of Supply: (1) Cross Border Supply (2) Consumption abroad (3) Commercial presence (4) Presence of natural persons

Sector or Subsector Limitations on market Limitations on national Additional


access treatment commitments
BUSINESS SERVICES: 1) Unbound* 1) Unbound*
2) None 2) Unbound
Architectural Services 3) a) Joint Operation: 3) a) Joint operation:
(CPC 8671) To form a joint operation 1. Registration fee requirement
by establishing a 2.Licence for representative
Engineering Services representative office office shall be valid for 3 years
(CPC 8672 except CPC 86721- and can be extended.
86725-86726) b) Joint venture 3. Registered foreign company
To establish a joint venture shall form a joint operationwith
Integrated Engineering company by fulfilling the local partner(s) which is (are)
Services requirements as specified member(s) of the Indonesian
(CPC 8673) in the Horizontal Measures Consultant Association having
and the Foreign Capital qualification A
Urban Planning Services Investment Law. b) Joint venture:
(CPC 86742) Local partner(s) in joint venture
4). As specified in the Horizontal shall be member(s) of the
Measures. Indonesian Consultant
Association and having
qualification A

4) As specified in the Horizontal


Section

Forum Multilateral ASEAN (AFAS) Dalam rangka memfasilitasi mobilitas profesional


Komitmen liberalisasi perdagangan jasa (Mode 4), ASEAN telah menyepakati Mutual
konstruksi yang ditampung dalam dokumen Recognition Arrangement (MRA) on Engineering
AFAS menerapkan prinsip dasar, lingkup, Services (CPC 8672) pada tanggal 5 Desember
modalitas, jenis, cakupan, sifat dan standar 2005. Secara garis besar, MRA on Engineering
format komitmen (SoC) yang sama dengan Services mengatur persyaratan, kelembagaan
komitmen di forum WTO (GATS Principles). dan mekanisme registrasi ASEAN Chartered
Dalam AFAS 10, Indonesia telah memberikan Professional Engineer (ACPE) dan Registered
komitmen penuh untuk Sektor Jasa Konstruksi Foreign Professional Engineer (RFPE).
(CPC 51) serta Jasa Arsitektur (CPC 8671), Jasa
Keinsinyuran (CPC 8672) Jasa Keinsinyuran Persyaratan pokok untuk registrasi ACPE
Terintegrasi (8673), Jasa Arsitektur Lanskap meliputi: (i) Memiliki gelar sarjana teknik (S1) dari
(86741), dan Jasa Perencanaan Kota (CPC 86742) perguruan tinggi yang terakreditasi; (ii) Memiliki
dengan FEP untuk JV dibatasi maksimum 70% sertifikat/registrasi untuk berpraktek sebagai
sebagaimana target yang ditetapkan dalam AEC insinyur (sementara ini dapat dalam bentuk
Blueprint untuk dipenuhi oleh seluruh Negara sertifikat kompetensi kerja/SKA dari LPJK,
Anggota ASEAN. sertifikat kompetensi kerja dari LSP-BNSP,
atau sertifikat kompetensi insinyur/surat tanda

204 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

registrasi insinyur dari PII); serta (iii) Memiliki Persyaratan pokok untuk registrasi AA meliputi: (i)
pengalaman praktek profesional sesuai bidang Memiliki gelar sarjana Arsitek (S1) dari perguruan
keahliannya tidak kurang dari 7 (tujuh) tahun tinggi yang terakreditasi; (ii) Memiliki sertifikat/
setelah kelulusan dari perguruan tinggi dan 2 registrasi untuk berpraktek sebagai Arsitek dari
(dua) tahun diantaranya merupakan pengalaman PRA (sementara ini dapat dalam bentuk sertifikat
signifikan. Registrasi ACPE dilakukan melalui kompetensi kerja/SKA dari LPJK, sertifikat
Indonesia Monitoring Committee on Engineering kompetensi kerja dari LSP-BNSP, atau sertifikat
Services (IMCE) yang sejak bulan Juni 2021 kompetensi Arsitek/surat tanda registrasi Arsitek
diselenggarakan secara online melalui website dari Dewan Arsitek Indonesia); serta (iii) Memiliki
www.imc.or.id. Adapun disiplin keinsinyuran pengalaman praktek profesional sesuai bidang
yang diregistrasi meliputi 12 disiplin, yaitu: keahliannya tidak kurang dari (sepuluh) tahun
Civil, Mechanical, Environmental, Electrical, setelah kelulusan dari perguruan tinggi, 5 tahun
Chemical, Physic, Industrial, Aeronautical, Marine, diantaranya setelah mendapatkan sertifikat
Petroleum, Mining, dan Agriculture Engineering. kompetensi Arsitek dan 2 (dua) tahun diantaranya
merupakan pengalaman signifikan. Registrasi AA
Registrasi ACPE dari Negara Anggota ASEAN dilakukan melalui Indonesia Monitoring Committee
lainnya untuk menjadi RFPE di Indonesia on Architectural Services (IMCA) yang sejak bulan
dilakukan melalui Professional Regulatory Juni 2021 diselenggarakan secara online melalui
Authority (PRA) di Indonesia (sejauh ini adalah website www.imc.or.id.
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi/
LPJK). Untuk diregistrasi sebagai RFPE, seorang Registrasi AA dari Negara Anggota ASEAN
ACPE dari Negara Anggota ASEAN lainnya lainnya untuk menjadi RFA di Indonesia dilakukan
harus berkolaborasi dengan seorang Insinyur melalui Professional Regulatory Authority (PRA)
Profesional Indonesia yang memiliki sertifikat di Indonesia (DAI). Untuk diregistrasi sebagai
kompetensi kerja sebagai insinyur. RFA, seorang AA dari Negara Anggota ASEAN
lainnya harus berkolaborasi dengan seorang AA
Sampai dengan tanggal 7 Oktober 2021, telah Indonesia.
diregistrasi sebanyak 5.294 ACPE, 1.254 ACPE
diantaranya dari Indonesia. Namun demikian, Sampai dengan tanggal 29 September 2021, telah
mobilitas ACPE masih sangat rendah terlihat dari diregistrasi sebanyak 635 AA, 183 AA diantaranya
jumlah RFPE yang teregistrasi hanya 34 RFPE. dari Indonesia, namun belum ada RFA yang
teregistrasi.
ASEAN juga telah menyepakati MRA on
Architectural Services (CPC 8671), yaitu pada Forum Regional ASEAN Plus Three
tanggal 19 November 2007. Secara garis besar, Forum liberalisasi perdagangan (FTA) ASEAN Plus
MRA on Architectural Services mengatur Three/APT (Japan, China and Korea) merupakan
persyaratan, kelembagaan dan mekanisme forum regional yang dimulai pada Tahun 1997
registrasi ASEAN Architect (AA) dan Registered dalam rangka memperkuat dan memperluas
Foreign Architect (RFA). kerja sama Asia Timur. Disamping liberalisasi
perdagangan (FTA), kerja sama tersebut juga

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 205


mencakup program penguatan Supply Chain Forum Regional ASEAN Plus Six
Connectivity (SCC) dan pengembangan UMKM. Forum kerjasama ekonomi ASEAN Plus Six/
Pada KTT APT ke 20 bulan November 2017 telah APS (ATP Plus Australia, New Zealand dan
disahkan APT Workplan 2018-2022. India) atau disebut juga sebagai RCEP (Regional
Comprehensive Economic Partnership) diadopsi
Forum APT tersebut ditindaklanjuti dengan untuk pertama kali dalam KTT ASEAN ke-19 di
Perjanjian AJCEP (ASEAN-Japan) yang telah Bali Tahun 2011. Kerja sama RCEP mencakup
ditandatangani tanggal 31 Maret 2008 dan perdagangan barang, perdagangan jasa,
diratifikasi melalui Perpres Nomor 50 Tahun investasi, kerja sama ekonomi dan teknis,
2009, Perjanjian ACFTA (ASEAN-China) yang telah kekayaan intelektual, penciptaan persaingan
ditandatangani pada tanggal 12 November 2017 yang sehat, penyelesaian sengketa, e-commerce,
dan diratifikasi tanggal 12 November 2018, serta dan UKM. Komitmen liberalisasi perdagangan
AKFTA (ASEAN-Korea) yang telah ditandatangani jasa Indonesia dalam RCEP secara umum setara
tanggal 22 November 2015 dan diratifikasi dengan Initial Offer Indonesia dalam Putaran
tanggal 12 November 2018. Komitmen liberalisasi Doha WTO, salah satunya adalah pembatasan
perdagangan jasa konstruksi Indonesia dalam FEP untuk pembentukan JV sebesar 55%.
APT adalah setara dengan Initial Offer Indonesia
dalam Putaran Doha WTO. Forum APS tersebut ditindaklanjuti dengan
Perjanjian AANZFTA (ASEAN-Australia-New
Zealand) yang telah ditandatangani tanggal 27

206 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

November 2009 dan diratifikasi tanggal 6 Mei liberalisasi perdagangan jasa konstruksi
2011, serta Perjanjian AIFTA (ASEAN-India) yang Indonesia dalam IJEPA adalah setara dengan
telah ditandatangani pada tanggal 13 November Initial Offer Indonesia dalam Putaran Doha WTO,
2014 dan diratifikasi tanggal 12 November salah satunya adalah pembatasan FEP untuk
2018. Komitmen liberalisasi perdagangan jasa pembentukan JV sebesar 55%.
konstruksi Indonesia dalam APS adalah setara
dengan Initial Offer Indonesia dalam Putaran Forum Bilateral Indonesia-Australia CEPA (IA
Doha WTO, salah satunya adalah pembatasan CEPA)
FEP untuk pembentukan JV sebesar 55%. Perjanjian IA CEPA telah diratifikasi melalui UU
Nomor 1 Tahun 2020, yaitu mencakup: (i) Akses
Forum Bilateral Indonesia-Japan EPA (IJEPA) pasar jasa; (ii) Pembebasan Nilai Bea; dan (iii)
Forum IJEPA adalah bentuk perjanjian bilateral Eliminasi tarif impor. Komitmen liberalisasi
pertama yang dilakukan Indonesia dengan negara perdagangan jasa konstruksi Indonesia dalam IA
mitra yang telah ditandatangani pada tanggal 20 CEPA adalah setara dengan Initial Offer Indonesia
Agustus 2007 dan diratifikasi pada tanggal 1 Juli dalam Putaran Doha WTO, namun pembatasan
2008. Saat ini, perjanjian tersebut dalam proses FEP untuk pembentukan JV di Sektor Jasa
review oleh kedua belah pihak. Perjanjian IJEPA Konstruksi, Jasa Keinsinyuran dan Jasa
mencakup 3 (tiga) pilar, yaitu (i) Liberalisasi akses Arsitektur ditingkatkan menjadi 67%. Sebagai
pasar; (ii) Fasilitasi perdagangan dan investasi; Trade-off, Indonesia akan mendapat program
serta (iii) Pengembangan Kapasitas. Komitmen peningkatan kapasitas.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 207


Forum Bilateral Indonesia-Korea CEPA (IK Forum Bilateral Indonesia-Chile CEPA (IC CEPA)
CEPA) Perundingan kerja sama ekonomi Indonesia-Chile
Perjanjian dengan Republik Korea (Korea (IC CEPA) dimulai setelah penandatangan Joint
Selatan), IK CEPA, telah ditandatangani pada Statement dan Term of References pada Tahun
tanggal 18 Desember 2020. Secara garis besar, 2013. Putaran pertama dilaksanakan pada Tahun
perjanjian tersebut mencakup: (i) Akses pasar 2014 dan kesepakatan perundingan IC CEPA
sektor jasa dimana Korea Selatan akan membuka ditandatangani pada tanggal 14 Desember 2017
kesempatan kerja bagi tenaga kerja profesional setelah 6 (enam) putaran perundingan. Perjanjian
Indonesia, sementara Indonesia meningkatkan tersebut hanya mencakup perdagangan barang
pembatasan FEP untuk pembentukan JV di dan direncanakan akan diperluas dengan sektor
Sektor Jasa Konstruksi, Jasa Keinsinyuran dan jasa, termasuk sektor Jasa Konstruksi.
Jasa Arsitektur menjadi 67%; dan (ii) Program
peningkatan kapasitas. Komitmen liberalisasi perdagangan jasa terkait
jasa konstruksi Chile dalam forum WTO masih
Forum Bilateral Indonesia-Turkey CEPA (IT sangat terbatas. Chile hanya meliberalisasi
CEPA) penuh (None) untuk Mode 3 (Commercial
Kerja sama ekonomi Indonesia-Turkey (IT CEPA) Presence) subsektor Advisory and pre-design
merupakan salah satu hasil kunjungan Presiden architectural services (CPC 86711); Architectural
RI ke Turkey pada Bulan Juli 2017. Perundingan design (CPC 86712); serta Engineering design
kerjasama tersebut dimulai pada Tahun 2018 services for industrial processes and production
dan dijadwalkan dapat diselesaikan pada (CPC 86725), sanitary works, mechanical,
Bulan September 2020. Hingga saat ini telah electrical, chemical, dan environmental (CPC
diselenggarakan 5 (lima) putaran perundingan, 86726). Sedangkan Mode 3 untuk sektor/
namun belum dapat dicapai kesepakatan subsektor lain masih sesuai dengan Horizontal
diantara kedua Pihak. Commitments, yaitu dengan persyaratan paling
sedikit 85% dari total staf Badan Usaha asing
Isu yang diangkat dalam perundingan harus warga negara Chile. Sementara itu, Mode
diantaranya terkait dengan perdagangan 4 masih belum dikomitmenkan (Unbound) kecuali
barang dan jasa, termasuk jasa konstruksi. Intra-Corporate Transferee dalam Badan Usaha
Khusus untuk Kementerian PUPR, pihak Turkey asing yang dibentuk di Chile terkait dengan
menitikberatkan pada sektor teknologi alat berat, Mode 3 untuk senior and specialized personnel
air minum, dan sanitasi serta jasa konstruksi. dengan jumlah paling banyak 15% dari total staf
Terkait sektor jasa konstruksi, Kementerian yang dipekerjakan di Chile. Disamping itu, Chile
PUPR mengusulkan tambahan lingkup kerja juga belum memberikan komitmen untuk Mode 1
sama, diantaranya: (i) Research and development dan Mode 2 (Unbound) untuk seluruh klasifikasi/
in Construction Services and Infrastructure subklasifikasi jasa. Memperhatikan posisi Chile
Development; (ii) Implementation of construction tersebut, perundingan perdagangan jasa terkait
projects in the outbound countries; and (iii) Mutual jasa konstruksi cukup berat dan tidak prospektif.
recognition on the expertise and human capacity
of construction services workers.

208 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Forum Bilateral Indonesia-United Arab Emirates NATIONAL INTEREST DALAM


CEPA (IUAE CEPA) LIBERALISASI PERDAGANGAN JASA
Putaran pertama perundingan kerja sama KONSTRUKSI INDONESIA
ekonomi komprehensif Indonesia-UAE (IUAE
CEPA) telah dilaksanakan di Bogor pada National Interest (Kepentingan Nasional) dapat
tanggal 2-4 September 2021. Perundingan yang diartikan sebagai kepentingan vital suatu bangsa
mencakup perdagangan barang, perdagangan yang harus diperjuangkan demi kelangsungan
jasa, investasi dan pengadaan pemerintah hidupnya yang terdiri atas: independence,
beserta aspek legal dan kelembagaannya self-preservation, territorial integrity, military
tersebut dijadwalkan dapat diselesaikan dalam security, dan economic well-being. Oleh
waktu satu tahun. karena itu, kepentingan nasional dalam
perdagangan internasional merupakan bagian
Komitmen liberalisasi perdagangan jasa terkait dari konteks well-being yang perlu dirumuskan
jasa konstruksi UAE dalam forum WTO sudah dan diperjuangkan berdasarkan analisis yang
sangat terbuka. UAE telah meliberalisasi penuh komprehensif. Analisis tersebut dapat dilakukan
(None) sektor/subsektor Jasa Architectural (CPC dengan berbagai metodologi, diantaranya: Global
8671), Engineering (CPC 8672), Urban Planning Trade Analysis Project (GTAP), Analisis Biaya
and Landscape (CPC 8674), dan Technical Testing dan Manfaat (Cost and Benefit Analysis), SWOT
and Analysis (CPC 8676), serta Construction and Analysis, dan yang Penulis perkenalkan Algoritma
Related Engineering (CPC 511-518) untuk Mode 1, Praktis Penentuan Posisi dalam Perundingan
Mode 2, dan Mode 3. Demikian juga, UAE telah Perdagangan Jasa Konstruksi.
meliberalisasi penuh Mode 4 untuk: (i) Business
Visitors; (ii) Intra-Corporate Transferee untuk Global Trade Analysis Project (GTAP)
Managers, Executives and Specialists dengan Nature dari hambatan perdagangan jasa berupa
jumlah Managers dibatasi paling banyak 50% dari regulasi yang sulit untuk dikuantifikasi. Untuk
jumlah total Managers. melengkapi kekurangan tersebut, maka data
hambatan sektor jasa dalam analisis GTAP dapat
Dalam prakteknya, beberapa Badan Usaha dihitung dengan menggunakan pendekatan
Jasa Konstruksi Indonesia telah aktif Services Trade Restrictiveness Index (STRI) yang
menyelenggarakan layanan jasa konstruksi di disusun berdasarkan SoC dengan menggunakan
UAE sejak tahun 2007 tanpa hambatan Market model standar yang telah dikembangkan.
Access (MA) dan National Treatment (NT) yang
berarti. Mempertimbangkan hal-hal tersebut STRI adalah suatu ukuran hambatan dalam
serta skala proyek konstruksi di UAE yang masih perdagangan jasa yang dikembangkan oleh
relatif besar, maka perjanjian perdagangan IUAE OECD yang memberikan informasi tentang
CEPA sangat prospektif bagi pelaku usaha jasa peraturan yang mempengaruhi perdagangan
konstruksi Indonesia. jasa. Bagi Pemerintah, database STRI dapat
menjadi basis dalam perumusan kebijakan,
khususnya dalam pengembangan alternatif,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 209


pembandingan terhadap praktik internasional akhirnya akan meningkatkan ekspor relatif lebih
terbaik, dan penilaian terhadap kemungkinan tinggi dari kenaikan impor.
dampak yang akan ditimbulkan. Sementara bagi
para perunding perjanjian perdagangan, STRI Gain from trade tidak akan diperoleh apabila
bermanfaat untuk mengklarifikasi pembatasan liberalisasi perdagangan yang dikomitmenkan
yang paling menghambat perdagangan. tidak memberi insentif dan strategi jangka
Sedangkan bagi pelaku usaha, STRI menjelaskan panjang bagi sektor jasa untuk meningkatkan
persyaratan yang harus dipenuhi untuk memasuki produktivitasnya. Oleh karena itu, isu sentral
pasar internasional. yang perlu menjadi perhatian adalah sejauh mana
kekuatan penawaran ekspor dapat merespon
Analisis Biaya dan Manfaat (Cost and Benefit peluang liberalisasi perdagangan. Dalam hal ini,
Analysis) biaya dan manfaat diukur dengan indikator respon
Skenario liberalisasi perdagangan sektor jasa output relatif terhadap nilai output esensial.
akan meningkatkan output, baik barang maupun
jasa, yang selanjutnya dapat meningkatkan SWOT Analysis
kesejahteraan dalam konteks penjumlahan dari Metoda SWOT (Strengths, Weaknesses,
surplus produsen, konsumen dan pemerintah. Opportunities, and Threats) Analysis sering
Penurunan hambatan perdagangan dan digunakan sebagai metode analisis dalam rangka
reformasi regulasi akan menurunkan biaya perumusan rekomendasi kebijakan/posisi
transaksi, sehingga tersedia barang dan jasa perjanjian kerja sama perdagangan internasional,
yang lebih banyak dan harga yang lebih murah yaitu melalui identifikasi dan analisis faktor
yang selanjutkan akan mendorong peningkatan internal (yang meliputi faktor-faktor kekuatan
konsumsi, sehingga pada akhirnya akan dan kelemahan) serta faktor eksternal (faktor-
meningkatkan surplus konsumen. faktor peluang dan ancaman) yang relevan
dengan substansi dan mitra kerja sama. Analisis
Relaksasi kebijakan investasi dan reformasi SWOT pada umumnya menghasilkan berbagai
regulasi perdagangan jasa akan dapat kemungkinan/alternatif strategi yang dapat
meningkatkan aliran masuknya kapital, diimplementasikan.
termasuk Investasi Asing Langsung (FDI).
Masuknya kapital tersebut akan meningkatkan Analisis faktor strategis internal untuk
output dan selanjutnya memperluas lapangan mendapatkan faktor kekuatan yang akan
kerja serta meningkatkan pendapatan. Dengan digunakan dan faktor kelemahan yang akan
teknologi maju yang dibawanya, FDI juga akan diantisipasi, dilakukan dengan menggunakan
memberikan dampak secara tidak langsung, matriks Internal Factor Evaluation (IFE).
yaitu spillover (dalam bentuk produk, proses Sementara untuk analisis faktor strategis
produksi dan distribusi, sistem manajemen, eksternal untuk mendapatkan faktor peluang
serta strategi pemasaran) kepada badan usaha yang dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman
dan tenaga kerja domestik yang selanjutnya akan yang perlu dihindari, dilakukan dengan
meningkatkan produktivitas dan nilai tambah menggunakan matriks External Factor Evaluation
bagi pelaku usaha terkait. Kondisi tersebut pada (EFE). Matriks tersebut terdiri atas Rating skala

210 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

kepentingan dan kecenderungan terjadinya Bila pasar konstruksi negara mitra merupakan
(bermacam-macam sistem rating yang bisa pasar konstruksi yang potensial bagi penyedia
dipilih), Bobot, dan Skor serta faktor tambahan jasa nasional, maka dalam perundingan
lain yang perlu diperhitungkan. Indonesia perlu menerapkan strategi ofensif
untuk membuka akses pasar bagi penyedia jasa
Hasil nilai tertimbang (skor) yang diperoleh dari nasional. Untuk menjadi dasar pertimbangan
Matriks IFE dan EFE selanjutnya disusun dalam bagi penyedia jasa nasional dalam menentukan
Matriks IE (Internal dan Eksternal), yaitu untuk minat untuk penetrasi pasar konstruksi di
mengetahui posisi perjanjian kerja sama dalam negara mitra, maka data/informasi pasar yang
perekonomian nasional. Posisi perjanjian tersebut telah terkumpul perlu dilengkapi dengan data/
menjadi dasar dalam merumuskan strategi informasi terkait Market Entry (komitmen negara
pembukaan akses pasar bagi penyedia jasa dari mitra di forum WTO), sistem transaksi, dan
negara mitra dan strategi ofensif pembukaan sistem penjaminan mutu yang dipersyaratkan.
akses pasar di negara mitra bagi penyedia jasa Bila penyedia jasa konstruksi nasional
nasional, lengkap dengan perbandingan daya menyampaikan minatnya untuk memasuki pasar
saing penyedia jasa nasional relatif terhadap konstruksi negara mitra, maka harus dipastikan
daya saing penyedia jasa dari negara mitra untuk apakah masih terdapat barrier to entry yang
seluruh sektor yang diperjanjikan. diterapkan oleh negara mitra bagi penyedia jasa
konstruksi asing. Bila tidak ada barrier to entry,
Algoritma Praktis Penentuan Posisi dalam maka Indonesia dapat menyampaikan initial
Perundingan Perdagangan Jasa Konstruksi offer untuk melakukan improvement terhadap
Disamping metoda-metoda standar yang komitmen yang ada dalam SoC di forum WTO dan
telah diuraikan sebelumnya, pada kesempatan penyedia jasa konstruksi nasional dapat segera
ini Penulis ingin memperkenalkan metoda/ melakukan penetrasi pasar jasa konstruksi di
algoritma praktis yang dapat digunakan dalam negara mitra. Sekiranya masih ada barrier to
penentuan posisi Indonesia dalam perundingan entry, maka Indonesia perlu menyampaikan
perdagangan jasa konstruksi internasional, request kepada negara mitra untuk meniadakan
sebagai mana ditunjukkan dengan diagram di atau mengurangi barrier to entry tersebut agar
bawah ini. kondisinya tidak menimbulkan masalah bagi
penyedia jasa nasional untuk menyelenggarakan
Algoritma tersebut dimulai dengan pengumpulan layanan jasa konstruksi di negara mitra.
data dan informasi yang komprehensif terkait
kondisi pasar konstruksi negara mitra (seperti Sekiranya pasar jasa konstruksi di negara mitra
data jumlah penduduk, kondisi ekonomi, bukan merupakan pasar potensial bagi penyedia
serta besaran pasar konstruksi selama ini dan jasa nasional atau bahkan pasar jasa konstruksi
yang potensial di masa mendatang) sebagai nasional justru menjadi pasar potensial bagi
demand site. Berdasarkan data tersebut, dapat penyedia jasa negara mitra, maka Indonesia
ditentukan apakah pasar konstruksi negara perlu menerapkan strategi defensif. Untuk itu,
mitra menjadi pasar potensial bagi penyedia jasa yang pertama harus dipastikan adalah apakah
konstruksi nasional. ada request dari negara mitra untuk membuat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 211


perjanjian perdagangan jasa konstruksi. Bila Indonesia dapat menyampaikan Initial Offer
negara mitra menyampaikan request tersebut, dengan berpatokan pada SoC Indonesia di forum
maka yang perlu diperhitungkan adalah WTO (lebih terbuka dari komitmen Indonesia
perbandingan relatif daya saing penyedia jasa di WTO atau WTO Plus), namun kurang dari
konstruksi nasional dengan penyedia jasa negara komitmen Indonesia di forum ASEAN (lebih
mitra. Bila daya saing negara mitra lebih unggul tertutup dari komitmen Indonesia di ASEAN atau
dari daya saing penyedia jasa konstruksi nasional ASEAN Minus). Disamping itu, Indonesia juga
dan negara mitra menyampaikan request kepada perlu menyampaikan request kegiatan Capacity
Indonesia untuk melakukan improvement Building bagi pelaku jasa konstruksi nasional dari
terhadap SoC (menghilangkan atau mengurangi negara mitra, sebagai trade-off dari improvement
hambatan perdagangan jasa konstruksi), maka yang disampaikan.

Gambar 4.5.2 Alur Proses Penentuan Posisi Indonesia dalam


Perundingan Perdagangan Jasa Konstruksi Internasioal

212 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI • Untuk menyelenggarakan layanan jasa


melalui Mode 3 di Indonesia, BUJK asing
Kesimpulan: harus membentuk JV atau kantor perwakilan
• Perdagangan barang dan jasa antar negara dan JO dengan BUJK nasional yang memiliki
adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa kualifikasi besar. Dalam forum WTO Putaran
dihindari oleh suatu negara dalam memenuhi Doha, Indonesia telah menyampaikan Initial
kebutuhan ekonominya; Offer FEP pembentukan JV maksimal sebesar
• Peran dan kontribusi sektor jasa (termasuk 51% untuk jasa konsultansi konstruksi
jasa konstruksi) dalam perekonomian dan dan 55% untuk jasa pekerjaan konstruksi.
perdagangan nasional maupun internasional Sementara itu, untuk forum ASEAN (AFAS
terus meningkat dari waktu ke waktu hingga 10), Indonesia telah memberikan komitmen
pada tingkat yang signifikan. Oleh karena FEP sebesar 70%, baik untuk jasa konsultansi
itu, sektor jasa harus dibangun secara lebih maupun pekerjaan konstruksi. Sedangkan
modern, dimana Pemerintah berperan untuk fora lain, Indonesia menyampaikan
sebagai pembuat kebijakan, sedangkan Initial Offer atau komitmen besaran FEP
pelaku usaha diharapkan dapat terus maksimal diantara batasan dalam kedua fora
meningkatkan penetrasi pasar domestik tersebut;
maupun internasional; • Pengaturan/komitmen liberalisasi perda-
• Pemerintah Indonesia telah menandatangani gangan jasa yang dituangkan dalam SoC
persetujuan hasil akhir perundingan WTO bersifat sebagai Positive List. Saat ini ada
Putaran Uruguay dan meratifikasinya upaya untuk mengubahnya menjadi Negative
melalui UU Nomor 7 Tahun 1994. Pemerintah List, yaitu melalui perundingan TISA, namun
Indonesia juga telah menandatangani hasil masih bisa dilengkapi dengan List of Non-
perundingan perdagangan jasa ASEAN (AFAS) Conforming Measures.
serta hasil fora perundingan lainnya. Sebagai • Dalam rangka memfasilitasi mobilitas tenaga
salah satu konsekuensinya, Indonesia harus kerja profesional di ASEAN, telah disepakati
secara serius senantiasa mengikuti rangkaian perjanjian pokok ASEAN MNP. Dalam fora
perundingan dalam seluruh fora tersebut perundingan lain juga dilakukan inisiasi
agar kepentingannya dapat terakomodasi. untuk perundingan MNP. Disamping itu, Di
• Hasil perundingan perdagangan multilateral, lingkungan ASEAN juga telah disepakati dan
regional dan bilateral yang telah disepakati, dilaksanakan MRA on Engineering Services
bersifat mengikat (binding) sehingga harus dalam bentuk registrasi ACPE dan MRA
dihormati oleh semua negara anggotanya on Architectural Services dalam bentuk
dan harus menjadi acuan dalam pengaturan registrasi AA.
domestik yang diterbitkan setelahnya; • Untuk mengatasi kebuntuan perundingan
• Indonesia belum menjadi signatory dalam yang disebabkan oleh ketidaksetaraan daya
perundingan Government Procurement, saing diantara para pihak, maka liberalisasi
sehingga Indonesia masih memiliki perdagangan jasa diperluas menjadi CEPA
kebebasan dalam pengaturannya; yang lebih kompleks dan mencakup cross-

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 213


cutting issues dalam perdagangan barang dan • Perlu adanya standar strategi negosiasi
jasa serta investasi dan program Capacity perdagangan yang ofensif, komprehensif, dan
Building; seimbang;
• Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 • Kementerian/Lembaga yang ditetapkan
Tahun 2000, Indonesia memberlakukan sebagai koordinator pelaksanaan
ketentuan ratifikasi atau pengesahan perundingan perdagangan perlu bertindak
oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atas sebagai Single Undertaker dalam penentuan
setiap perjanjian internasional untuk dapat posisi Indonesia untuk setiap sektor yang
diimplementasikan dalam hukum nasional, dirundingkan dalam rangka memenuhi
yaitu melalui suatu Undang-Undang atau Kepentingan Nasional yang ditetapkan
Peraturan Presiden; secara cross-cutting sectors.
• Penentuan posisi Indonesia dalam suatu • Selama ini kita masih disibukkan dengan
perundingan perdagangan internasional perdebatan tentang kesiapan kita dalam
harus didasarkan pada Kepentingan menghadapi liberalisasi perdagangan
Nasional melalui analisis yang komprehensif. jasa dan fokus pada upaya defensif untuk
Terdapat berbagai metode analisis standar, membatasi masuknya penyedia jasa asing ke
seperti GTAP, Cost and Benefit Analysis, pasar nasional. Pada hal implikasi liberalisasi
dan SWOT Analysis. Dalam hal ini, Penulis perdagangan jasa tidak hanya terbukanya
memperkenalkan Algoritma Praktis pasar jasa nasional bagi penyedia jasa
Penentuan Posisi dalam Perundingan asing, tetapi juga terbukanya pasar jasa
Perdagangan Jasa Konstruksi. internasional bagi penyedia jasa nasional.
Penyedia jasa konstruksi nasional diharapkan
Rekomendasi: untuk bisa meningkatkan upaya penetrasi ke
• Perlu adanya Political Will (Kemauan pasar jasa konstruksi internasional dengan
Politik) yang kuat untuk menyusun skala memanfaatkan hasil-hasil perundingan
prioritas perdagangan jasa dalam program liberalisasi perdagangan jasa dan CEPA.
pembangunan ekonomi nasional sebagai • Perlu adanya upaya yang kuat untuk
salah satu agenda utama dalam mendukung mendorong, memfasilitasi dan melindungi
perdagangan internasional; mobilitas pelaku usaha (BUJK dan tenaga
• Perlu adanya Legitimate Policies (Kebijakan kerja profesional) nasional untuk penetrasi
yang Sah) melalui pengarusutamaan dan pasar jasa konstruksi internasional.
reformasi kebijakan yang diindikasikan tidak • Upaya pengembangan kapasitas dan
konsisten, tidak efektif, tumpang tindih, dan kapabilitas pelaku usaha jasa konstruksi
menjadi hambatan perdagangan yang tidak (BUJK dan tenaga kerja konstruksi) nasional
perlu dalam sektor jasa; perlu terus ditingkatkan dalam rangka
• Perlu adanya peningkatan kapasitas dan menghadapi persaingan dengan penyedia
kemampuan negosiator perundingan jasa konstruksi asing, baik di pasar dalam
perdagangan jasa, baik dalam aspek teknis negeri maupun pasar luar negeri.
sektoral maupun aspek hukum dan tata cara
melakukan negosiasi;

214 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Bendungan Jatigede,
Sumedang, Jawa Barat

DAFTAR PUSTAKA

World Trade Organization (WTO), “General Agreement International Trade Analysis and Policy Studies
on Trade in Services (GATS)”, GATS/SC/43, 15 (IATAPS) FEM IPB, “Analisis Pendukung Ratifikasi
April 1994. ASEAN Japan Comprehensive Economic
Amri, Iwan Suyudhie, “Komunitas Ekonomi ASEAN Partnership (AJCEP)”, Tim Koordinasi Bidang
2015”, Buku Konstruksi Indonesia 2013, Jasa (TKBJ), Jakarta, 2020;
Kementerian Pekerjaan Umum RI, Jakarta, 2013; Kementerian Perdagangan RI, “Kuisioner Penilaian
Anggraini, Sondang, “Konsepsi Pengaturan Faktor Internal (Strength dan Weakness) dan
(Liberalisasi) Perdagangan”, Buku Konstruksi Eksternal (Opportunity dan Threat) dalam
Indonesia 2013, Kementerian Pekerjaan Umum Implementasi IE CEPA Trade in Services”,
RI, Jakarta, 2013; Jakarta, 2020.
Pambagyo, Iman, “Tim Koordinasi Bidang Jasa (TKBJ): Hasil-hasil perundingan perdagangan jasa konstruksi
Program Tahun 2019 dan Rencana Tahun 2020”, di berbagai fora yang diikuti oleh Penulis selama
Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Bidang Jasa periode Tahun 2005-2024 dan 2019-sekarang.
(TKBJ), Kementerian Perdagangan RI, Jakarta,
17 Desember 2019;

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 215


4.6
FENOMENA
PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI
Firman Herzal
Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-Undangan Ahli Muda

Yaya Supriyatna Sumadinata


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

PENDAHULUAN

Pada tanggal 12 Januari 2022, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (UUJK) akan memasuki milestone 5 (lima) tahun pasca diundangkan.
Sudah masuk momentum untuk menelaah kembali problematika yang terjadi pada
bidang Jasa Konstruksi melalui berbagai perspektif, salah satunya perspektif
hukum dan ranah kebijakan publik terkait dengan usaha Jasa Konstruksi.

Konteks pertama yang perlu diberi perspektif yaitu bahwa UUJK sudah menjadi
dasar penerapan bidang Jasa Konstruksi di Indonesia sejak mengganti UU Nomor
18 Tahun 1999 (UUJK 1999) yang kurang lebih sudah bergulir selama 18 (delapan
belas) tahun. Penggantian UUJK lama dengan UUJK baru mengubah banyak hal
yang tengah terjadi dalam bidang Jasa Konstruksi, khususnya dalam konteks
Kebijakan yang diambil Pemerintah.

Dinamisnya bidang Jasa Konstruksi terwujud dari perlunya peraturan pelaksanaan


dari UUJK yang saat ini harus dilengkapi dan tetap akan berlanjut penyusunannya

216 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


yaitu berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan saat ini mungkin masih belum dapat dipahami
Presiden, dan Peraturan Menteri. Hingga pasca dengan baik oleh seluruh pemangku kepentingan.
diundangkannya Omnibus Law yaitu UU Nomor 11 Pemerintah dalam hal ini sebagai pengambil
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, UUJK baru pun kebijakan, juga tidak bisa bekerja sendirian
mengalami penyesuaian drastis, dan dalam masa untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan Jasa
transisinya peraturan pelaksanaan dari UUJK Konstruksi yang telah diamanatkan dalam UUJK,
lama juga harus dievaluasi dari sisi keberlakuan perlu didukung sistem kelembagaan yang baik
(daya laku dan daya jangkau), serta bagaimana dan terkoordinasi baik antara pemerintah dan
efektivitas penerapannya sepanjang tidak nonpemerintah.
bertentangan dengan UUJK baru.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemerintah sebagai
Dalam berbagai pertemuan baik formal maupun pendamping OPD suburusan Jasa Konstruksi
informal pada bidang Jasa Konstruksi, yang yang beroperasional di daerah, belum terbentuk
juga dihadiri oleh pelbagai kalangan masyarakat sepenuhnya baik pada tingkatan provinsi
jasa konstruksi, kerap kali muncul pertanyaan maupun kabupaten/kota. Dari data yang
berulang yaitu sampai mana jangkauan terkumpul, tercatat bahwa pada tingkatan
keberlakuan UUJK untuk setiap penyelenggaraan kabupaten/kota masih ragu dalam membentuk
jasa konstruksi di wilayah hukum Indonesia?. kelembagaan pendukung yang harus segera
Pertanyaan tersebut juga dibarengi beberapa dibentuk masyarakat Jasa Konstruksi dalam
permasalahan operasional yang dihadapi di menjalankan perannya dalam melaksanakan
lapangan, antara lain dapat kami beri contoh: kebijakan pada bidang Jasa Konstruksi, seperti
a. Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami asosiasi, lembaga pendidikan dan pelatihan
kesulitan untuk mengumpulkan data dan bidang Jasa Konstruksi, lembaga sertifikasi
informasi dari para pelaku di bidang jasa profesi dan lembaga sertifikasi badan usaha.
konstruksi yang masih sumir didefinisikan; Bentuk kelembagaan tersebut jika pun sudah
b. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai terbentuk, belum menunjukkan kualitas
penyelenggara suburusan jasa konstruksi layanan yang diharapkan oleh masyarakat Jasa
ragu dalam upaya mengoordinasikan kegiatan Konstruksi.
penyelenggaraan jasa konstruksi dengan OPD
lainnya; Salah satu tantangan yang perlu dihadapi saat ini
c. Tata cara koordinasi antara Kementerian yaitu industri konstruksi yang dihadapkan pada
PUPR sebagai pembina Jasa Konstruksi masalah rendahnya produktivitas konstruksi,
dengan Kementerian/Lembaga/Daerah keterlambatan, cost overrun, kualitas,
seringkali hanya terbatas pada pembahasan kecelakaan kerja konstruksi, waste, sengketa
parsial substansi penyelenggaraan jasa (dispute), dan sebagainya (Hatmoko et al., 2018).
konstruksi, belum secara holistik. Pada sisi lainnya terdapat tuntutan dasar agar
penyelenggaraan Jasa Konstruksi bisa lebih
Dari segenap permasalahan yang dapat efektif dan efisien, dengan target zero accident,
dicontohkan tersebut, perlu adanya penjelasan zero waste, dan zero delay pada lingkungan
lingkup penyelenggaraan jasa konstruksi yang pekerjaan konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 217


Dalam menjawab tantangan tersebut, secara harus menjadi langkah strategis dan prioritas
sederhana dapat dijawab bahwa untuk mencapai karena tidak dinyana bahwa pembangunan
penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang infrastruktur memainkan peran vital dalam
ideal, perlu sinerginya penyelenggaraan Jasa meningkatkan pemulihan ekonomi di tengah
Konstruksi khususnya yang dilaksanakan oleh pandemik, dan diyakini akan dapat berkontribusi
pihak lain melalui sebuah perikatan kontrak. dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dan kontrak Jasa Konstruksi merupakan salah
satu aspek penting yang akan menjaga marwah Bank Dunia menyatakan bahwa peningkatan
penyelenggaraan Jasa Konstruksi sesuai dengan stok aset infrastruktur secara rata-rata sebesar
tujuannya. 1% (satu persen) per tahun akan berdampak
pada peningkatan Pendapatan Domestik
Dalam suatu kontrak Jasa Konstruksi, harus Bruto (PDB) sebesar 1% (satu persen). Dari sisi
sudah memuat substansi perikatan antara lain ekonomi, hal tersebut berarti bahwa semakin
terkait dengan hak dan kewajiban, penyelesaian masif pembangunan infrastruktur, semakin
perselisihan, pengenaan sanksi, dan mitigasi masif pula potensi peningkatan terhadap PDB.
risiko dalam penyelesaian pekerjaan. Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan
Keseluruhannya harus terkelola dengan baik ini juga ditegaskan oleh Presiden RI Joko Widodo
dengan pembagian risikonya disepakati oleh dalam pidatonya ketika menyampaikan Visi
kedua belah pihak. Indonesia di Sentul pada tanggal 14 Juli 2019 yang
menyatakan “Pembangunan infrastruktur akan
Data Bank Dunia pada tahun 2012 menyebut terus kita lanjutkan. Infrastruktur yang besar
bahwa stok aset infrastruktur Indonesia hanya sudah kita bangun, ke depan akan kita bangun
mencapai 38% dari Produk Domestik Bruto lebih cepat. Infrastruktur seperti jalan tol, kereta
(PDB). Hingga pada tahun 2019, porsi aset api, kita sambungkan dengan kawasan industri
tersebut meningkat menjadi 43%. Namun rakyat, ekonomi khusus, pariwisata, persawahan,
demikian, kenaikan tersebut masih jauh di perkebunan, perikanan. Arahnya harus ke sana,
bawah rata-rata global yang ditetapkan sebesar fokusnya harus ke sana,” (setneg.go.id, Sugiarto,
70% dari PDB. Sehingga, Pemerintah harus 29/08/19). Dengan demikian pengelolaan stok aset
terus berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur yang efektif, efisien, dan berkelanjutan
infrastruktur, termasuk di dalamnya percepatan sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan
pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana
Proyek-proyek infrastruktur Prioritas. (Katadata. diamanatkan dalam UUJK.
com, 02/10/19).
TUJUAN PENYELENGGARAAN JASA
Pemerintah juga menargetkan kenaikan stok KONSTRUKSI
aset infrastruktur Indonesia terhadap produk
domestik bruto (PDB) yaitu sebesar 50% pada Sesuai dengan UUJK, tujuan penyelenggaraan
tahun 2024. (investor.id, 07/11/19). Dengan adanya jasa konstruksi meliputi pewujudana:
target tersebut, keberlanjutan Pemerintah a. Struktur usaha jasa konstruksi yang kukuh,
dalam melakukan pembangunan infrastruktur andal dan berdaya saing tinggi

218 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

b. Bangunan yang berkualitas Bagaimana caranya?


c. Kesetaraan pengguna dan penyedia jasa
konstruksi Kesatu, demi kepentingan pertumbuhan
d. Partisipasi masyarakat di bidang Jasa perekonomian negara dan tertib penyelenggaraan
konstruksi; Jasa Konstruksi, setiap usaha atau entitas bisnis
e. Sistem Jasa konstruksi yang mampu yang masuk ke dunia Jasa Konstruksi harus
mewujudkan keselamatan publik dan terdaftar di negara atau memiliki perizinan
menciptakan kenyamanan lingkungan berusaha. Usaha Jasa konstruksi adalah bisnis
terbangun; yang berisiko besar dalam memproduksi
f. Tata kelola penyelenggaraan Jasa konstruksi bangunan infrastruktur yang akan digunakan
yang baik; dan untuk berbagai kepentingan manusia, baik
g. Integrasi nilai tambah dari seluruh tahapan kepentingan pribadi seperti untuk tempat
penyelenggaraan Jasa konstruksi. tinggal maupun kepentingan komunitas yang
lebih besar seperti stadion olahraga atau gedung
FENOMENA JASA KONSTRUKSI DI pertunjukan. Oleh karena itu, selain setiap
INDONESIA usaha Jasa Konstruksi harus memiliki perizinan
Sekurang-kurang ada 4 (empat) permasalahan berusaha sebagaimana penyelenggaraan usaha
pokok yang dihadapi industri konstruksi di pada umumnya, bisnis Jasa Konstruksi juga harus
Indonesia, yaitu terkait dengan struktur usaha dilakukan oleh entitas yang memiliki kemampuan
Jasa Konstruksi termasuk di dalamnya perizinan yang mumpuni pada bidang konstruksi.
berusaha khususnya yang terkait dengan
perusahaan konstruksi asing, persyaratan Kedua, Usaha Jasa Konstruksi disyaratkan
tenaga kerja konstruksi yang harus mengacu memiliki dua kepentingan yang berbeda
pada peraturan perundang-undangan bidang tujuannya. Perizinan berusaha ditujukan
ketenagakerjaan dan keprofesian, penerapan untuk memenuhi asas kepastian hukum dalam
standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan berusaha dan setiap Usaha dapat diawasi
keberlanjutan (K4) konstruksi, dan penggunaan kegiatannya oleh negara, misalnya untuk
sistem informasi jasa konstruksi terintegrasi. pengendalian perekonomian seperti pajak,
perlindungan usaha bagi masyarakat yang akan
Saat ini, kondisi industri konstruksi Indonesia dan sudah melakukan usaha pada bidang usaha
hanya dinikmati oleh 10% penyedia jasa Jasa Konstruksi yang sama, dan tentu saja untuk
konstruksi berkualifikasi besar, 90% “kue ketertiban dalam melakukan usaha. Persyaratan
proyek” konstruksi di Indonesia dikompetisikan kemampuan usaha ditujukan agar proses
diantara kualifikasi usaha besar dan menengah, penyelenggaraannya dapat dilaksanakan dengan
sedangkan 10% sisanya justru “diperebutkan” juga baik dan hasilnya berupa bangunan konstruksi
oleh 90% penyedia jasa konstruksi berkualifikasi yang dapat dimanfaatkan dengan baik, dan
menengah dan kecil. Oleh karena itu, pada memenuhi aspek keamanan, keselamatan,
struktur usaha jasa konstruksi diperlukan kesehatan dan keberlanjutan konstruksi. Oleh
perbaikan untuk mengurangi disparitas tersebut karena kedua persyaratan tersebut memiliki
melalui restrukturisasi usaha jasa konstruksi tujuan yang berbeda, maka pengaturannya dalam
yang lebih efektif, efisien, dan berdaya saing.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 219
UUJK juga tidak resiprokal. Pemrosesan kedua Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam
persyaratan tersebut dapat saja dilakukan secara konteks Jasa Konstruksi
paralel, pun dalam waktu yang bersamaan. Pada prinsipnya, sesuai perjanjian WTO yang
diratifikasi kedalam sistem hukum nasional,
Dalam konteks persyaratan usaha, Jasa Indonesia bersepakat untuk menerima
Konstruksi secara umum dilakukan oleh dua perusahaan konstruksi asing atau badan usaha
entitas, yaitu orang perseorangan dan badan Jasa Konstruksi Asing (BUJK Asing) untuk
usaha atau perusahaan Jasa Konstruksi. bekerja. Pengaturan dalam UUJK saat ini lebih
Persyaratan perizinan bagi orang perseorangan ditujukan untuk mempermudah BUJK Asing
yaitu Tanda Daftar Usaha Perseorangan untuk masuk ke dalam pasar Jasa Konstruksi
(TDUP) yang merupakan jenis izin yang di Indonesia. Agar iklim investasi di Indonesia
diberikan kepada usaha orang perseorangan semakin menarik, juga disahkan Undang-Undang
untuk menyelenggarakan kegiatan Jasa Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK)
Konstruksi. Persyaratan kemampuan usaha yang pada prinsipnya lebih mempermudah
tidak dipersyaratkan kepada pelaku usaha bagaimana BUJK baik di tingkat nasional,
orang perseorangan karena UUJK membatasi maupun BUJK Asing memperoleh perizinan
lingkup kerjanya hanya untuk pekerjaan yang berusaha di Indonesia.
kecil/sederhana. Dalam melengkapi izin TDUP,
usaha orang perseorangan juga harus memiliki Konsep pemberian kemudahan berusaha (ease
sertifikat kompetensi kerja. of doing business) merupakan jantung dari
pengaturan UUCK, yang kemudian dilanjutkan
Persyaratan kemampuan usaha khusus dengan penerapan dari kemudahan tersebut
disyaratkan bagi entitas yang berbentuk dengan menggabungkan konsep Risk Based
badan usaha dan diberikan dalam bentuk Approach (RBA) dengan konsep kemudahan
Sertifikat Badan Usaha (SBU), yaitu tanda bukti pemberian berusaha melalui satu pintu (single
pengakuan terhadap klasifikasi dan kualifikasi submission) dalam konteks pemberian perizinan
atas kemampuan badan usaha Jasa Konstruksi. berusahanya. Kedua metode pemberian
Klasifikasi menunjukkan bahwa bidang usahanya perizinan berusaha tersebut akan mencoba
khusus sebagai badan usaha Jasa Konstruksi, membentuk pola baru perizinan berusaha
sedangkan kualifikasi menunjukkan bahwa yang sebelumnya perizinan berusaha hanya
tingkat (levelling) kemampuannya terbagi didasarkan pada komitmen pelaku usaha atas
sebagai usaha berkualifikasi kecil, menengah, gabungan perizinan dasar atas suatu Nomor
atau besar. Kualifikasi itu juga menunjukkan Induk Berusaha (NIB), menjadi sebuah perizinan
pangsa (segmentasi) pasar Jasa Konstruksi yang berusaha berbasis risiko yang akan diemban oleh
dapat diikuti oleh badan usaha tersebut dalam pelaku usaha tersebut selama melakukan usaha
suatu proses pengadaan Jasa Konstruksi. dan izin yang dikeluarkan tersebut sudah sesuai
dengan kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha
dalam menjalankan usahanya.

220 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Konteks perizinan usaha berbasis risiko yang maupun BUJK Asing dapat menjalankan
diterapkan menurut UUCK merupakan best kegiatan usahanya, maka syarat mutlaknya
practice yang sudah diterapkan di berbagai untuk menentukan basis risiko atas usahanya
negara, dan sangat digemari oleh pelaku usaha tercantum dalam SBU.
karena prosesnya yang sangat cepat dalam
memperoleh perizinan berusaha. Dengan SBU merupakan jenis perizinan dasar yang
pemenuhan standar kemampuan berusaha dan akan dikenali sebagai sertifikat standar dalam
pola perizinan berusaha berbasis risiko yang mengefektifkan perizinan berusaha BUJK
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan baik nasional maupun BUJK Asing yang sudah
usaha yang profesional, setiap BUJK baik diajukan melalui sistem terintegrasi Online
nasional dan BUJK Asing diharapkan akan fair Single Submission (OSS). Hal ini berbeda dengan
dalam berkompetisi dan mampu menghasilkan perolehan izin berusaha yang dikeluarkan oleh
produk Jasa Konstruksi yang andal, berkualitas, negara lain dalam rangka melindungi pelaku
dan berkelanjutan dengan memenuhi standar usahanya pada bidang Jasa Konstruksi, pada
keamanan, keselamatan, kesehatan dan negara lain biasanya kemampuan pelaku usaha
keberlanjutan konstruksi sesuai kemampuan dan akan bersifat umum sesuai dengan standar yang
kinerja pelaku usahanya. melandasi pemberian SBU tersebut. Oleh karena
itu, bagi BUJK Asing yang telah memiliki SBU
Berdasarkan amanah UUCK, perizinan berusaha dari negara asalnya, kemampuan usahanya dapat
berbasis risiko saat ini sudah diatur dalam direkognisi melalui suatu proses penyetaraan.
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Sesuai Pasal 32 UUJK, dinyatakan bahwa
Berbasis Risiko yang mengatur seluruh perizinan badan usaha Jasa Konstruksi asing atau usaha
berusaha pada seluruh sektor, dan khusus perseorangan jasa konstruksi asing yang akan
pada sektor PUPR diatur dengan Peraturan melakukan usaha jasa konstruksi di wilayah
Menteri PUPR Nomor 6 Tahun 2021 tentang Indonesia wajib membentuk kantor perwakilan,
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada dan/atau badan usaha berbadan hukum Indonesia
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis melalui kerja sama modal dengan badan usaha
Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan jasa konstruksi nasional. Obyek hukum dalam
Rakyat. Substansi yang secara esensial pengaturan ini adalah badan usaha asing atau
perlu diketahui oleh pelaku usaha ialah cara usaha orang perseorangan asing yang memiliki
memperoleh perizinan berusaha di sektor PUPR usaha jasa konstruksi yang akan berusaha di
yang didasarkan pada kemampuan spesifik Indonesia sebagai penyedia jasa konsultansi,
pelaku usaha dalam melakukan pekerjaannya. penyedia jasa pekerjaan konstruksi, atau
Hal ini dalam bidang keteknikan dapat disebut penyedia jasa pekerjaan konstruksi terintegrasi.
dengan kemampuan spesialis. Kespesialisan
ini akan tertuang dalam suatu sertifikasi yang Nama kantor perwakilan yang berkantor
dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi badan di wilayah Indonesia sesuai dengan nama
usaha dalam bentuk Sertifikat Badan Usaha perusahaan di negara asalnya, dan dokumen-
(SBU). Dalam kata lain, agar BUJK baik nasional dokumen pembentukan perusahaannya sesuai

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 221


dengan dokumen-dokumen yang dimiliki ketika dan perizinan berusaha dalam rangka
membentuk perusahaan tersebut di negara penanaman modal asing; dan
asalnya. Sedangkan badan usaha berbadan 2) menyelenggarakan pengawasan tertib
hukum Indonesia melalui kerja sama modal usaha Jasa konstruksi asing dan Jasa
dengan badan usaha jasa konstruksi nasional, konstruksi kualifikasi besar.
merupakan perusahaan jasa konstruksi baru di c. Pasal 23 yang menyatakan bahwa BUJK
Indonesia. kualifikasi besar yang berbadan hukum dan
perwakilan usaha jasa konstruksi asing hanya
Pada hakikatnya, bentuk kerja sama antara BUJK dapat menyelenggarakan jasa konstruksi
Asing dan BUJK nasional merupakan kerja sama pada segmen pasar yang: berisiko besar,
modal yang sifatnya setara, bukan penanaman berteknologi tinggi, dan/atau berbiaya besar.
modal atau investasi yang ditekankan pada Pengaturan dalam klausul ini menyatakan
pemilik modal utamanya. Bisnis utama BUJK persamaan perlakuan di muka hukum
yang dibentuk baru ini mencari dan melaksanakan terhadap BUJK berkualifikasi besar.
pekerjaan baik di dalam negeri maupun di luar d. Pasal 33 menyatakan kantor perwakilan
negeri sebagai penyedia jasa konstruksi. Tidak BUJK asing dalam melaksanakan usahanya
banyak negara di dunia ini yang mengizinkan wajib membentuk kerja sama operasi dengan
badan usaha asing untuk melakukan usaha di badan usaha Jasa konstruksi nasional
negaranya hanya dengan membentuk kantor berkualifikasi besar yang memiliki perizinan
perwakilan tanpa membentuk perusahaan baru berusaha, mempekerjakan lebih banyak
sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara tenaga kerja Indonesia daripada tenaga
tersebut. Dengan demikian, Pasal 32 UUJK kerja asing, menempatkan warga negara
akan memberikan kemudahan kepada BUJK Indonesia sebagai pimpinan tertinggi kantor
Asing untuk melakukan usaha jasa konstruksi di perwakilan, mengutamakan penggunaan
wilayah Indonesia. material dan teknologi konstruksi dalam
negeri, memiliki teknologi tinggi, mutakhir,
Pengaturan terkait dengan usaha Jasa efisien, berwawasan lingkungan, serta
Konstruksi asing yang dimuat dalam UUJK, yaitu memperhatikan kearifan lokal, melaksanakan
sebagai berikut: proses alih teknologi; dan melaksanakan
a. Pasal 1 angka 11 yang menyatakan bahwa kewajiban lain sesuai dengan ketentuan
SBU adalah tanda bukti pengakuan terhadap peraturan perundang-undangan.
klasifikasi dan kualifikasi atas kemampuan
badan usaha jasa konstruksi termasuk hasil Dari Pasal-pasal pengaturan di atas, BUJK baik
penyetaraan kemampuan badan usaha Jasa nasional maupun BUJK Asing diberikan ruang
konstruksi asing. berusaha sebagai berikut:
b. Pasal 5 ayat (1) j huruf j dan k menyatakan 1) BUJK Asing yang dapat membuka kantor
bahwa Pemerintah Pusat memiliki perwakilan merupakan BUJK Asing yang
kewenangan : setara dengan BUJK nasional kualifikasi
1) menyelenggarakan penerbitan perizinan besar. Hal ini bertujuan untuk menjaga
berusaha perwakilan badan usaha asing fairness dalam tender/ seleksi Jasa

222 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

Konstruksi yang dilaksanakan Pemerintah. oleh orang asing, dengan demikian akan lebih
Contoh, kegiatan Jasa Konstruksi yang mudah mengetahui seluk beluk perusahaan
diperuntukkan untuk usaha kualifikasi yang dipimpinnya daripada memberikan
menengah dan kecil akan dikompetisikan knowledge transfer kepada tenaga kerja
dan dikerjakan oleh BUJK dengan kualifikasi konstruksi Indonesia.
menengah dan kecil. 6) Pengarusutamaan penggunaan material dan
2) Kewajiban untuk memiliki perizinan berusaha teknologi konstruksi yang tercatat dari dalam
bagi BUJK Asing menjadi hal yang lazim negeri merupakan hal yang baru diberlakukan
di berbagai negara. Oleh karena itu, BUJK dengan tujuan untuk mengembangkan
Asing yang membuka kantor perwakilan di industri konstruksi nasional.
Indonesia merupakan salah satu fasilitas 7) BUJK yang dibentuk dalam rangka kerja
yang memudahkan bagi BUJK Asing. Dengan sama modal harus memenuhi persyaratan
dipenuhinya syarat tersebut, kemampuannya kualifikasi besar, dan BUJK nasional yang
dapat disetarakan dengan perizinan berusaha dijadikan mitra dalam rangka kerja sama
yang wajib dimiliki oleh BUJK Nasional. modal juga harus berkualifikasi besar.
3) Kewajiban Kerja Sama Operasi (KSO) antara Batasan ini dimaksudkan agar pangsa pasar
BUJK Asing dengan BUJK nasional kualifikasi Jasa Konstruksi berkualifikasi kecil dan
besar yang memiliki perizinan berusaha ketika menengah hanya diperuntukkan bagi BUJK
melakukan usahanya, dimaksudkan agar nasional. Pangsa pasar Jasa Konstruksi
tidak terjadi sleeping partner. Ketentuan KSO besar sering kali menyaratkan teknologi
merupakan kebijakan yang perlu dilakukan tinggi dan risiko besar, sehingga BUJK
dengan tujuan memenuhi prinsip kesetaraan nasional yang bekerja sama dengan BUJK
kualifikasi, kesamaan layanan, dan tanggung Asing dapat menerima knowledge transfer di
renteng. bidang manajemen konstruksi dan teknologi
4) Kewajiban penggunaan tenaga kerja konstruksi.
konstruksi bersertifikat oleh BUJK Asing
menyiratkan bahwa tidak dibatasinya jumlah Tenaga Kerja Konstruksi
BUJK Asing selama penggunaan tenaga UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
kerjanya mengikuti pengaturan perundang- (UUJK), UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang
undangan pada bidang ketenagakerjaan. Keinsinyuran (UU Keinsinyuran), UU Nomor
5) Ketentuan adanya jaminan bahwa akan terjadi 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (UU
transfer teknologi dari BUJK Asing kepada Pendidikan Tinggi), dan UU Nomor 13 Tahun 2003
BUJK nasional dalam melaksanakan usahanya tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan),
di Indonesia. Dalam pelaksanaannya, di dalamnya mengatur pelbagai hal yang
perlu memperhatikan karakteristik dasar terkait dengan tenaga kerja konstruksi. Dalam
suatu perusahaan, salah satunya tidak penerapan peraturan perundang-undangan
ada perusahaan yang membuka rahasia tersebut, sebagian masyarakat jasa konstruksi
keunggulannya kepada pesaing. Risiko ini menganggap terjadi pengaturan yang “tumpang
diantisipasi dengan tidak menempatkan tindih” sehingga kerap membebani dalam
pimpinan tertinggi perusahaan yang dijabat pelaksanaannya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 223


Jika ditelaah, terkait dengan tenaga kerja Saat ini, sebagian besar tenaga kerja konstruksi
konstruksi dalam UUJK dapat dipisahkan antara pada jenjang jabatan ahli berlatar belakang
tenaga operator, teknis, dan ahli. Tenaga Ahli engineering dan sudah mempraktikkan profesi
Konstruksi sesuai dengan UUJK, setidaknya perlu keinsinyuran dalam tiap bidang pekerjaannya.
menyesuaikan diri dengan syarat kompetensi Dalam hal sinkronisasi dengan bidang
yang meliputi: keinsinyuran, selain harus memenuhi ketentuan
a. Kewajiban memiliki Sertifikat Kompetensi dalam UUJK, tenaga kerja konstruksi kualifikasi
Kerja Jabatan Ahli (Pasal 68 ayat (1)); jabatan ahli yang melakukan praktik keinsinyuran,
b. Memiliki Tanda Daftar Pengalaman harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur
Profesional (Pasal 72 ayat (2)); (STRI) sebagaimana diamanatkan dalam UU
c. Yang bekerja di Jasa Konsultansi, profesinya Keinsinyuran dan peraturan pelaksanaannya.
dihargai dengan remunerasi minimum;
d. Bertanggung jawab secara profesional terhadap Muncul dilema ketika ada 2 (dua) UU yang
hasil pekerjaannya (Pasal 75 ayat (1)); menunjukkan kesamaan pengaturan terkait
e. Penerapan Standar K4 konstruksi (Pasal 59); tenaga kerja konstruksi yang berprofesi juga
f. Terlibat secara selektif dalam hal terjadinya sebagai Insinyur. UUJK dan UU Keinsinyuran
kecelakaan konstruksi; sama-sama bersifat lex-spesialis jika disesuaikan
g. Terlibat secara selektif dalam hal terjadinya dengan bidang pengaturannya, lebih khusus
kegagalan bangunan (pasal 60 ayat (1)); mengatur terkait tenaga kerja konstruksi.
h. Secara aktif terlibat juga dalam pelaksanaan Dalam hal terdapat dua UU yang satu sama lain
Kontrak Kerja Konstruksi (Pasal 46). dianggap sebagai lex-specialis atas konteks
pengaturan yang serupa, maka penormaan lex-
Selain mengikuti UUJK, pengaturan tenaga kerja specialis dalam setiap UU “seharusnya” tidak
konstruksi juga wajib mengikuti ketentuan UU menghilangkan klausul lex-specialis pada UU
Ketenagakerjaan. Dalam hal ini, klausul terkait yang lain.
dengan persyaratan kepemilikan sertifikat tenaga
konstruksi jabatan ahli (atau yang selanjutnya Dalam hal ini, menurut Prof. Bagir Manan dalam
disebut dengan SKK Ahli) sesuai dengan bukunya yang berjudul Hukum Positif Indonesia
UUJK menjadi lex-specialis dari ketentuan UU (hal. 56), sebagaimana kami kutip dari artikel
Ketenagakerjaan. Hasil harmonisasinya dengan yang ditulis A.A. Oka Mahendra dengan judul
UU Ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut: Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan,
1) Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dapat disimpulkan beberapa prinsip yang harus
dari tenaga kerja Indonesia pada umumnya. diperhatikan dalam menelaah asas hukum lex-
2) Tenaga kerja konstruksi disertifikasi oleh specialis derogat legi generalis, yaitu:
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang 1) Ketentuan-ketentuan yang didapati dalam
diberikan lisensi khusus dari BNSP. aturan hukum umum tetap berlaku, kecuali
3) Pembentukan LSP di bidang Jasa Konstruksi yang diatur khusus dalam aturan hukum
berdasarkan ketentuan dan rekomendasi khusus tersebut;
yang diberikan Menteri Pekerjaan Umum dan 2) Ketentuan-ketentuan lex-specialis harus
Perumahan Rakyat. sederajat dengan ketentuan-ketentuan lex-

224 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

generalis (undang-undang dengan undang- Jasa Konsultansi Konstruksi. Pengikatan Jasa


undang); konstruksi yang telah disepakati oleh kedua
3) Ketentuan-ketentuan lex-specialis harus belah pihak tersebut akan mengikatkan diri
berada dalam lingkungan hukum (rezim) dalam Kontrak Kerja Konstruksi yang merupakan
yang sama dengan lex-generalis. Contoh, perjanjian antara pihak pengguna dan pihak
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan penyedia untuk melaksanakan pekerjaan Jasa
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sama- Konstruksi.
sama termasuk lingkungan (rezim) hukum
keperdataan. Permasalahan hukum akan muncul ketika kedua
belah pihak yang terikat dalam Kontrak Kerja
Dengan demikian, dapatlah disimpulkan konstruksi tidak sepakat pada suatu proses dan/
secara sederhana bahwa UUJK dan UU atau hasil pelaksanaan yang telah disepakati
Keinsinyuran menjadi lex-specialis terhadap bersama dalam klausul Kontrak Kerja Konstruksi.
UU Ketenagakerjaan dan UU Pendidikan Tinggi. Risiko terjadinya permasalahan hukum dalam
UUJK menjadi lex-specialis dalam lingkungan UU pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi relatif
Ketenagakerjaan, dan UU Keinsinyuran menjadi tinggi karena karakteristik pekerjaan Jasa
lex-specialis dalam lingkungan UU Pendidikan Konstruksi yang dinamis dalam pelaksanaannya.
Tinggi. Tidak dapat dinyatakan bahwa klausul Dapatlah dikatakan bahwa semakin kompleks
yang mengatur kewajiban memiliki STRI dalam dan/atau semakin besar nilai pekerjaan Jasa
UU Keinsinyuran adalah aturan hukum umum Konstruksi-nya, maka akan semakin tinggi juga
terhadap klausul kewajiban memiliki SKA dinamika dan potensi sengketa yang akan terjadi
dalam UUJK atau sebaliknya. Sehingga untuk di dalamnya.
mengakomodasi kepentingan lex-specialis dalam
kedua UU tersebut, dan tenaga kerja konstruksi Dalam pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi,
pada jenjang ahli dapat memiliki kedua jenis khususnya untuk Pekerjaan Konstruksi dan
sertifikat tersebut, maka pembina substansi Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi, pihak pemilik
kedua UU tersebut perlu menyinergikannya pekerjaan yang dalam praktik diwakili oleh
melalui proses saling mengakui (rekognisi). suatu tim yang terdiri dari beberapa Insinyur,
yang berisikan konsultan, baik konsultan yang
Penyelenggaraan Kontrak dan Praktik Rekayasa memberikan layanan usaha Jasa Konsultansi
Konstruksi pengawasan maupun manajemen pelaksanaan
Sesuai dengan Pasal 38 UUJK, penyelenggaraan konstruksi tergantung pada kompleksitas
usaha jasa konstruksi dapat dilakukan sendiri pekerjaannya. Untuk Pekerjaan Konstruksi yang
atau oleh pihak lain melalui pengikatan Jasa sederhana, tim Insinyur dapat menyelesaikan
konstruksi. Pengikatan Jasa konstruksi dilakukan berbagai permasalahan yang terkait dengan
antara pemilik pekerjaan sebagai pengguna jasa pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi. Hal
dengan penyedia Jasa konstruksi. Penyedia ini terjadi karena kedua belah pihak adalah
Jasa Konstruksi yang sering disebut Kontraktor berprofesi insinyur yang memiliki pengalaman
untuk Pekerjaan Konstruksi atau Pekerjaan profesional di bidang Jasa Konstruksi.
Konstruksi Terintegrasi, dan Konsultan untuk

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 225


Namun demikian, bagaimana bisa tim insinyur oleh Dewan Sengketa. Dalam memilih Dewan
tersebut tidak dapat mengatasi permasalahan Sengketa, para pihak perlu menyepakatinya
dalam pekerjaan yang rawan sengketa? Dalam sejak awal kontrak dan disepakati akan
hal ini, permasalahan terkait dengan pelaksanaan menggunakannya sepanjang kontrak berjalan
Kontrak Kerja Konstruksi akan masuk ke dalam dan sudah memotret potensi sengketa yang ada
wilayah sengketa konstruksi. Sesuai Pasal 88 di dalamnya. Dewan Sengketa saat ini mengikuti
UUJK, sengketa konstruksi diselesaikan dengan alur kerja yang diatur oleh Menteri Pekerjaan
prinsip dasar musyawarah untuk mencapai Umum dan Perumahan Rakyat.
kemufakatan. Dalam hal ini, biasanya pihak
yang melakukan penyelesaian sengketa adalah Standar Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
tim insinyur yang sedang bertugas di tempat
pekerjaan konstruksi tersebut. Namun ketika Pembinaan Mutu dan Keselamatan Konstruksi
musyawarah para pihak tidak bisa mencapai suatu UUJK mengamanatkan agar penyelenggaraan
kemufakatan, maka para pihak akan menempuh konstruksi menerapkan standar keamanan,
tahapan upaya penyelesaian sengketa yang keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan (K4)
tercantum dalam Kontrak Kerja Konstruksi, yaitu konstruksi. Penerapan standar K4 konstruksi
melalui mediasi, konsiliasi, dan arbitrase. tersebut berupa penjaminan mutu dan
keselamatan konstruksi.
Penyelesaian sengketa melalui mediasi dan
konsiliasi akan ditempuh ketika terjadi sengketa Dengan sering terjadinya kecelakaan konstruksi
konstruksi tidak dapat diselesaikan secara dan pengetatan persyaratan bagi tenaga ahli
internal oleh para pihak yang berkontrak. Para konstruksi yang berperan dalam Keselamatan
mediator dan konsiliator yang ditugaskan untuk Konstruksi, kegiatan pelatihan Manajemen
menengahi dan menyelesaikan sengketa tidak Keselamatan Konstruksi kerap dilaksanakan
boleh berpihak kepada pihak yang bersengketa. baik di tingkat Pusat maupun daerah. Prinsip
Dalam penugasannya, para mediator atau penerapan keselamatan dan kesehatan
konsiliator ini harus disepakati sebelumnya kerja sudah banyak dipahami oleh pembina
oleh para pihak. Mediator atau konsiliator akan konstruksi di daerah. Yang belum banyak
bertugas efektif apabila menguasai bidang Jasa diterapkan ialah proses manajemennya yang
Konstruksi. Oleh karena itu, akan lebih efektif meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
memilih mediator atau konsiliator dari tenaga pengawasan, dan evaluasi yang didukung dengan
ahli konstruksi yang juga berprofesi sebagai identifikasi permasalahan yang dihadapi dan
insinyur pada bidang konstruksi (memiliki analisis bagaimana memecahkan permasalahan
SKK Ahli dan STRI) dan memiliki nilai tambah Keselamatan Konstruksi.
apabila menguasai praktik dasar bidang hukum
keperdataan dalam menyelesaikan perselisihan. Pengelolaan Rantai Pasok Sumber Daya
Dalam hal tidak ada mediator atau konsiliator Konstruksi
yang dapat berperan dengan baik dalam Berbeda dengan UUJK 1999, lingkup UUJK
menyelesaikan sengketa konstruksi, peran baru tidak hanya mengatur pengguna dan
mediator atau konsiliator dapat digantikan penyedia Jasa Konstruksi, tetapi juga mengatur

226 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

pelaku industri konstruksi untuk mewujudkan menangkap informasi material dan peralatan juga
penyelenggaraan konstruksi yang andal, berdaya teknologi konstruksi dari para Supplier penyedia
saing, dan setiap proses dan tahapannya material dan peralatan. Sebagai komparasi,
memberikan nilai tambah. Dalam lingkup industri Malaysia sudah memulai menyediakan big data
konstruksi, pengelolaan rantai pasok sumber terkait penyedia material, peralatan, dan biaya
daya konstruksi yang terdiri atas dana, sumber konstruksi untuk meningkatkan produktivitas
daya manusia (pelaku jasa konstruksi yang terdiri konstruksi di negaranya.
tenaga kerja kerja konstruksi dan badan usaha
jasa konstruksi), material, peralatan, metode Pembinaan Keberlanjutan Konstruksi
termasuk didalamnya teknologi konstruksi, Walaupun tidak secara tegas dinormakan,
perlu dilakukan untuk menghasilkan proses dan UUJK 1999 sudah memperkenalkan tahapan
produk konstruksi yang efektif dan efisien, baik, pascakonstruksi melalui pengaturan Kegagalan
dan berkualitas. Bangunan. Secara tersirat UUJK 1999 telah
memperkenalkan konsepsi keberlanjutan
Prinsip pengelolaan manajemen rantai pasok konstruksi untuk mencegah Kegagalan
(Supply Chain Management/SCM) merupakan Bangunan, yaitu penyelenggara bangunan
upaya pemenuhan sumber daya yang diperlukan harus bertanggung jawab terhadap/ menjamin
dalam penyelenggaraan konstruksi. Data dalam keandalan dan keberfungsian produk konstruksi
SCM akan menggambarkan hasil perencanaan yang dibuatnya sesuai dengan umur rencananya
atau apa yang diharapkan. Tidak banyak daerah (atau maksimum 10 tahun).
yang melakukan upaya-upaya untuk mewujudkan
hasil perencanaan yang telah disiapkannya Sedangkan Standar Keberlanjutan Konstruksi
dengan pendekatan Manajemen Rekayasa dalam UUJK baru meliputi ketentuan antara lain:
Konstruksi (MRK). 1) Standar teknis yang terkait dengan
perencanaan dan perancangan;
Kebutuhan akan ”big data” dalam pengelolaan 2) Standar keselamatan konstruksi;
rantai pasok konstruksi (material dan peralatan) 3) Standar pengelolaan lingkungan hidup;
di seluruh wilayah indonesia merupakan salah 4) Standar pengelolaan infrastruktur berbasis
satu hal yang sangat penting. Keberadaan wilayah; dan
database nasional pelaku usaha rantai pasok 5) Standar penyelenggaraan konstruksi
konstruksi dapat membantu penyedia jasa berkelanjutan.
merencanakan dan menggunakan material
maupun peralatan dalam proses pekerjaan
konstruksi. Walaupun sudah ada ketentuan
dasar yang dimuat dalam UUJK bahwa setiap
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa serta institusi
yang terkait dengan Jasa konstruksi harus
memberikan data dan informasi dalam rangka
tugas pembinaan dan layanan yang dilakukan
oleh masyarakat jasa konstruksi, tidak mudah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 227


KESimpulan dan Rekomendasi

UUJK baru memulai paradigma yang sudah


ditinggalkan oleh UUJK 1999. Oleh karena itu
lingkupnya juga semakin luas yang mencakup
industri konstruksi. Dengan diundangkannya
UUCK, telah terjadi perubahan yang besar atas
penyelenggaraan Jasa Konstruksi dengan
merevisi beberapa ketentuan yang diatur dalam
UUJK khususnya yang terkait dengan usaha Jasa
Konstruksi dan pola baru perizinan berusaha
bidang Jasa Konstruksi serta juga terkait
dengan penggunaan Tenaga Kerja Konstruksi
yang memiliki profesi Insinyur, penjaminan atas
hasil bangunan konstruksi yang berkualitas
dalam pelaksanaan kontrak kerja konstruksi, dan
pengelolaan usaha rantai pasok konstruksi dalam
memperoleh big data yang efektif dan efisien
dalam menyediakan material dan peralatan
konstruksi di seluruh wilayah Indonesia.

Meskipun pola perizinan berusaha terkait


dengan BUJK Asing tidak mengalami perubahan
drastis, dan hanya menggabungkan pola RBA
dalam pemberian perizinannya. Indonesia tetap
termasuk negara yang membuka besar pasar
konstruksinya terhadap perusahaan konstruksi
asing dengan ketentuan yang harus dipenuhi
sebagaimana diatur dalam UUJK.

Perlunya saling mengakui dalam mengaktifkan Stadion Gelora Bung Karno,


Jakarta
Tenaga Kerja Konstruksi khususnya pada jenjang
tenaga ahli konstruksi dengan keprofesiannya
sebagai Insinyur, selain harus memenuhi standar
yang diatur dalam UUJK, juga harus memenuhi konstruksi harus memenuhi standar keamanan,
ketentuan UU Keinsinyuran. keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan (K4)
konstruksi.
Untuk menghasilkan produk konstruksi yang
berkualitas dan berfungsi sesuai dengan yang Pada akhirnya, Kementerian Pekerjaan Umum
direncanakan, setiap tahapan penyelenggaraan dan Perumahan Rakyat diamanatkan untuk

228 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang


Ketengakerjaan;
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi;
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang
Keinsinyuran;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
konstruksi;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Cipta
Kerja;
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2017 tentang Jasa konstruksi;
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko;
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 22
tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Jasa konstruksi;
Peraturan Menteri PUPR Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

melaksanakan tugas pembinaan Jasa Konstruksi


secara terus menerus dalam mengoordinasikan,
menyosialisasikan, mengharmonisasikan, dan
menyinergikan UUJK kepada seluruh pemangku
kepentingan jasa konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 229


05
Perkuatan Peran
Masyarakat dalam
Kelembagaan Jasa
Konstruksi
5.1
Peran Strategis
Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi (LPJK)
dalam Mewujudkan
Peningkatan Partisipasi
Masyarakat Jasa
Konstruksi
Taufik Widjoyono
Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Periode 2021-2024

Agus Taufik Mulyono


Pengurus Bidang III LPJK Periode 2021-2024

Pendahuluan

Salah satu sektor yang signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor
konstruksi. Kontribusi sektor konstruksi sebesar 20% terhadap sektor ekonomi.
Kontribusi sektor konstruksi hanya 10,7% terhadap PDB Nasional dengan 6,08%
lapangan kerja yang menekuni jasa konstruksi. Sementara data daya saing global
jasa konstruksi menunjukkan Indonesia menjadi sasaran pasar industri konstruksi
nomor 1 (satu) di ASEAN dan nomor 4 (empat) di ASIA.

Saat ini sektor konstruksi lebih fokus terhadap jasa konstruksi sementara industri
konstruksi belum mendapatkan perhatian khusus. Industri konstruksi merupakan

232 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


kegiatan ekonomi yang mengelola sumber daya terakreditasi, sebagaimana diatur dalam Undang
konstruksi menjadi produk konstruksi berupa Undang RI Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
bangunan gedung dan bangunan sipil sesuai Konstruksi dan Undang Undang RI Nomor 11
dengan persyaratan yang berlaku. Demikian Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
juga manajemen rantai pasok sebagai sumber
daya konstruksi belum dikelola secara efektif Badan usaha yang bergerak dan beroperasi di
dan efisien berdampak pengelolaan rantai pasok bidang jasa konstruksi wajib memiliki Sertifikat
(tenaga kerja, peralatan, material, dan teknologi) Badan Usaha (SBU) sesuai bidang usaha
belum maksimal. konstruksinya dan wajib mempekerjakan tenaga
kerja yang dilengkapi Sertifikat Kompetensi Kerja
Selain tantangan makro tersebut juga tidak kalah (SKK) bidang konstruksi. Artinya, setiap tenaga
pentingnya tantangan meso dan mikro yang kerja yang bekerja di bidang jasa konstruksi
terkait dengan (1) belum optimalnya sinkronisasi wajib memiliki sertifikat kompetensi kerja (ahli/
peraturan perundangan yang mendukung peran teknisi/analis/operator). Sertifikat diterbitkan
jasa konstruksi untuk mewujudkan percepatan oleh Lembaga Sertifikasi yang dibentuk oleh
pertumbuhan industri konstruksi, dan (2) kurang asosiasi jasa konstruksi terakreditasi yang
pemerataan peran pelaku usaha dan tenaga selanjutnya diregistrasi oleh LPJK dalam Sistem
kerja konstruksi sebagai penggerak industri Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi yang
konstruksi. Kondisi tersebut mendorong upaya- dikelola oleh LPJK. Sampai saat ini, jumlah
upaya strategis dan terobosan inovatif untuk pelaku usaha jasa konstruksi yang telah memiliki
mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa SBU relatif sudah memadai, sedangkan jumlah
konstruksi sesuai dengan amanat Undang- tenaga kerja konstruksi yang sudah memiliki SKK
undang Jasa Konstruksi. relatif masih sangat kurang.

Berkaitan dengan lingkup dan tantangan industri Jika ditinjau dari sisi jenjang kemampuan/
konstruksi makin luas yang terus berkembang, kompetensi, rasio jumlah baik pelaku usaha
keberhasilan pengembangan industri konstruksi maupun tenaga kerja konstruksi sangat tidak
sangat tergantung peran aktif kolaborasi dan seimbang. Pelaku usaha didominasi oleh badan
sinergi Masyarakat Jasa Konstruksi. Artinya usaha kualifikasi kecil dan bersifat umum,
Pemerintah Pusat memberikan sebagian sedangkan tenaga kerja konstruksi khususnya
kewenangan penyelenggaraan jasa konstruksi pada jenjang jabatan ahli didominasi oleh
kepada Masyarakat Jasa Konstruksi yang pemegang SKK ahli madya. Seharusnya badan
diwadahi dalam satu lembaga yang dinamakan usaha jasa konstruksi kualifikasi kecil walaupun
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi jumlahnya tetap terbanyak tetapi harus
(LPJK) yang merepresentasikan perwakilan seimbang dibandingkan dengan badan usaha
dari unsur institusi pengguna jasa konstruksi jasa konstruksi kualifikasi menengah. Kondisi
yang memenuhi kriteria, asosiasi badan usaha keseimbangan ini diharapkan terjadi pada
dan asosiasi profesi jasa konstruksi yang sebaran tenaga kerja konstruksi, yaitu pemegang
terakreditasi, perguruan tinggi dan pakar SKK berurutan dari SKK ahli muda yang tertinggi
bidang jasa konstruksi yang memenuhi kriteria, dan selanjutnya SKK ahli madya dan SKK ahli
serta asosiasi rantai pasok konstruksi yang utama sehingga terbentuk struktur paramida.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 233


Sementara anggaran penyelenggaraan 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
infrastruktur dalam satu dekade terakhir Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
mengalami peningkatan yang sangat tajam. Jasa Konstruksi, dalam Pasal 6 ayat (1)
Peningkatan yang sangat signifikan tersebut menjelaskan bahwa LPJK menyelenggarakan
menyebabkan konsekuensi logis terjadinya sebagian kewenangan Pemerintah Pusat yang
peningkatan kebutuhan pelaku usaha yang mengikutsertakan Masyarakat Jasa Konstruksi
berkualitas, tenaga kerja konstruksi bersertifikat dalam penyelenggaraan jasa konstruksi.
kompetensi, material bermutu, kelaikan
peralatan maupun ketepatan teknologi. Oleh Tugas LPJK
karena itu, LPJK sebagai lembaga fungsional Tugas LPJK sebagaimana diatur dalam Peraturan
atau non struktural pemerintahan di lingkungan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 adalah sebagai
Kementerian PUPR diberikan tugas untuk berikut:
meningkatkan kualitas pelaku usaha dan tenaga (1) Pencatatan (registrasi).
kerja konstruksi melalui sistem sertifikasi dan Pencatatan (registrasi) penyelenggaraan
memberikan masukan kepada Pemerintah jasa konstruksi melalui sistem informasi jasa
untuk pengembangan kebijakan dan regulasi konstruksi terintegrasi, meliputi pencatatan
operasional dalam penyelenggaraan jasa (1) badan usaha jasa konstruksi dan
konstruksi. pengalaman badan usaha jasa konstruksi,
(2) tenaga kerja konstruksi dan pengalaman
Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan profesional tenaga kerja konstruksi, (3)
LPJK sesuai Peraturan LSBU yang dibentuk asosiasi badan usaha
Perundangan jasa konstruksi terakreditasi, (4) LSP yang
dibentuk asosiasi profesi terakreditasi dan
Kedudukan LPJK lembaga pendidikan dan pelatihan kerja
Kedudukan Lembaga Pengembangan Jasa (LPPK) bidang Konstruksi yang teregistrasi,
Konstruksi yang selanjutnya disingkat LPJK dan (5) penilai ahli.
adalah lembaga yang dibentuk Menteri PUPR (2) Akreditasi
untuk menyelenggarakan sebagian kewenangan Akreditasi penyelenggaraan jasa konstruksi
Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud yang meliputi akreditasi (1) asosiasi badan
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 usaha, (2) asosiasi terkait rantai pasok jasa
tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah konstruksi, dan (3) asosiasi profesi.
diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 (3) Penetapan penilai ahli
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. LPJK berada Penetapan penilai ahli yang ditugaskan dalam
di bawah Menteri PUPR dan bertanggung penilaian struktural dan fungsional terhadap
jawab kepada Menteri PUPR sebagaimana kegagalan bangunan, setelah melalui proses
diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor pelatihan, uji kompetensi, sertifikat penilai
9 Tahun 2020 tentang Pembentukan Lembaga ahli (SPA), dan pembinaan penilai ahli.
Pengembangan Jasa Konstruksi dan Peraturan (4) Pembentukan LSP
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pembentukan LSP meliputi (1) membentuk
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor LSP atau panitia teknis uji kompetensi

234 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

(PTUK) untuk melaksanakan tugas sertifikasi (4) Menetapkan penilai ahli yang terdaftar dalam
kompetensi kerja yang belum dapat dilakukan hal terjadi kegagalan bangunan.
oleh LSP yang dibentuk asosiasi profesi (5) Penyetaraan tenaga kerja asing.
terakreditasi/LPPK yang teregistrasi, dan (2) (6) Membentuk LSP atau panitia teknis uji
mendorong percepatan pembentukan LSP-P3 kompetensi untuk melaksanakan tugas
oleh asosiasi profesi yang terakreditasi dan sertifikasi kompetensi kerja yang belum
pembentukan LSP-P1 dan LSP-P2 oleh LPPK dapat dilakukan LSP yang dibentuk asosiasi
yang teregistrasi. profesi terakreditasi/LPPK teregistrasi.
(5) Pemberian lisensi (7) Lisensi lembaga sertifikasi badan usaha
Pemberian lisensi meliputi (1) memberikan (LSBU).
lisensi LSBU yang dibentuk oleh asosiasi (8) Pencatatan badan usaha jasa konstruksi
badan usaha jasa konstruksi yang melalui sistem informasi jasa konstruksi
terakreditasi, (2) memberikan rekomendasi terintegrasi.
lisensi LSP-P3 yang dibentuk oleh asosiasi (9) Pencatatan tenaga kerja melalui sistem
profesi yang terakreditasi sebelum diberikan informasi jasa konstruksi terintegrasi.
lisensi oleh BNSP, dan (3) memberikan (10) Pencatatan pengalaman badan usaha melalui
rekomendasi lisensi LSP-P1 dan LSP-P2 oleh sistem informasi jasa konstruksi terintegrasi.
LPPK yang teregistrasi sebelum diberikan (11) Pencatatan pengalaman profesional tenaga
lisensi oleh BNSP. kerja konstruksi melalui sistem informasi
(6) Penyetaraan di bidang jasa konstruksi jasa konstruksi terintegrasi.
Penyetaraan di bidang jasa konstruksi (12) Pencatatan LSP yang dibentuk lembaga
meliputi penyetaraan tenaga kerja asing di pendidikan dan pelatihan kerja di bidang
bidang jasa konstruksi melalui skema MRA konstruksi dan asosiasi profesi terakreditasi
(mutual recognition agreement) untuk ASEAN melalui sistem informasi jasa konstruksi
dan bekerjasama dengan Dewan Arsitek terintegrasi.
Indonesia dan Dewan Insinyur Indonesia. (13) Pencatatan LSBU yang dibentuk asosiasi
(7) Tugas lain yang diberikan oleh Menteri PUPR badan usaha terakreditasi melalui sistem
secara tertulis maupun secara lisan. informasi jasa konstruksi terintegrasi.

Kewenangan LPJK Sebagai turunan dari kewenangan tersebut,


Kewenangan LPJK sebagaimana diatur dalam LPJK mengelola program pengembangan
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 keprofesian berkelanjutan (PKB) untuk mengatur
adalah sebagai berikut: penilaian pengembangan pengetahuan bagi
(1) Akreditasi bagi asosiasi badan usaha dan pemegang sertifikat kompetensi ahli, teknisi/
asosiasi terkait rantai pasok jasa konstruksi. analis, dan operator yang diterbitkan LSP.
(2) Akreditasi bagi asosiasi profesi dan Tugas dan kewenangan LPJK juga menjalankan
pemberian rekomendasi lisensi bagi lembaga sebagian kewenangan Pemerintah Pusat dalam
sertifikasi profesi (LSP). penyelenggaraan jasa konstruksi dan secara
(3) Pencatatan penilai ahli melalui sistem khusus mendukung Rencana Strategis Direktorat
informasi jasa konstruksi terintegrasi. Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 235


Peran LPJK dalam Pengembangan, Pengembangan jasa konstruksi tataran mikro
Pengaturan, Pembinaan, dan (pelaku usaha)
Pengawasan Jasa Konstruksi Pengembangan jasa konstruksi tataran mikro
diharapkan dapat mendorong pelaku usaha
Peran LPJK dalam mewujudkan tujuan untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa
penyelenggaraan jasa konstruksi meliputi 4 konstruksi, meliputi hal-hal sebagai berikut.
(empat) kegiatan penting, yaitu pengembangan, (1)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan jasa perumusan konsep pengembangan
konstruksi, sebagaimana dapat dilihat pada pelaku usaha jasa konstruksi, meliputi
Gambar 5.1.1. pengembangan: (a) produktivitas, kapasitas,
dan partisipasi aktif UMKM bidang jasa
Pengembangan Jasa Konstruksi konstruksi; (b) produktivitas, kapasitas, dan
Pengembangan jasa konstruksi meliputi: (1) penggunaan badan usaha rantai pasok; dan
pengembangan tataran mikro, meso, dan (c) struktur usaha dan daya saing pelaku
makro; (2) pengembangan sistem informasi usaha konstruksi.
jasa konstruksi terintegrasi; (3) sinkronisasi dan (2)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi
harmonisasi peraturan perundangan yang terkait perumusan konsep pengembangan tenaga
penyelenggaraan konstruksi; (4) peningkatan kerja konstruksi, meliputi pengembangan (a)
kerja sama dengan institusi sejenis di luar negeri; kompetensi, ketersediaan, dan kesempatan
(5) pengembangan komunitas jasa konstruksi kerja untuk tenaga ahli, analis/teknisi, dan
internasional; (6) sinergi dan kolaborasi dengan operator; dan (b) sistem pemantauan dan
seluruh pemangku kepentingan. evaluasi penggunaan tenaga kerja asing
bidang jasa konstruksi.

Gambar 5.1.1. Peran LPJK dalam Mewujudkan Tujuan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

236 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Pengembangan jasa konstruksi tataran meso Pengembangan jasa konstruksi tataran makro
(asosiasi) (nasional)
Pengembangan jasa konstruksi tataran meso Pengembangan jasa konstruksi tataran makro
diharapkan dapat mendorong asosiasi untuk diharapkan dapat mendorong kementerian/
mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa lembaga serta pemangku kepentingan terkait
konstruksi, meliputi hal-hal sebagai berikut. untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa
(1)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi konstruksi, meliputi hal-hal sebagai berikut.
perumusan konsep pengembangan asosiasi (1)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi
badan usaha bidang jasa konstruksi, perumusan konsep peningkatan kapasitas
meliputi pengembangan (a) asosiasi badan pembinaan Kementerian PUPR terhadap
usaha konstruksi yang sudah terakreditasi peningkatan (a) sinergitas Pemerintah Pusat
untuk mempercepat pembentukan dan Daerah dalam rangka pengembangan
lembaga sertifikasi badan usaha (LSBU) jasa konstruksi, dan (b) penggunaan skema
dan memberdayakan anggota melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha
peningkatan mutu sertifikasi badan usaha, (KPBU) sebagai alternatif pembiayaan dan
dan (b) peningkatan jumlah dan kemampuan penyediaan infrastruktur ke-PU-an.
serta percepatan akreditasi asosiasi badan (2)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi
usaha konstruksi yang belum terakreditasi. perumusan konsep pengembangan jasa
(2)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi konstruksi di lingkungan kementerian/
perumusan konsep pengembangan asosiasi lembaga terkait lainnya, meliputi (a)
profesi bidang jasa konstruksi, meliputi sosialisasi pemahaman dan kepatuhan
pengembangan (a) asosiasi profesi yang NSPK penyelenggaraan jasa konstruksi,
sudah terakreditasi untuk mempercepat (b) peningkatan daya saing jasa konstruksi
pemberian rekomendasi lisensi lembaga nasional melalui kerja sama riset dan inovasi,
sertifikasi profesi (LSP) dan memberdayakan kemudahan pembiayaan dan pembuatan
anggota melalui peningkatan program jaminan penyelenggaraan jasa konstruksi,
keprofesian berkelanjutan (PKB) bagi tenaga (c) peningkatan penggunaan skema
ahli, analis/teknisi, dan operator; dan (b) KPBU sebagai alternatif pembiayaan dan
peningkatan jumlah dan kemampuan serta penyediaan infrastruktur sektor konstruksi,
percepatan akreditasi asosiasi profesi yang dan (d) peningkatan produktivitas sektor
belum terakreditasi. konstruksi melalui kontinuitas ketersediaan
(3)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi material pokok bangunan sesuai kebutuhan
perumusan konsep pengembangan asosiasi berdasarkan data permintaan terhadap
rantai pasok bidang jasa konstruksi, pasokan.
meliputi pengembangan (a) kemampuan (3)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi
asosiasi rantai pasok yang terakreditasi perumusan konsep pengembangan jasa
dan percepatan jumlah, dan (b) akreditasi konstruksi di lingkungan dunia usaha
bagi asosiasi rantai pasok yang belum dan dunia industri (DUDI), meliputi (a)
terakreditasi. peningkatan daya saing konstruksi nasional
melalui kerjasama riset dan inovasi antara

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 237


LPJK dan DUDI; (b) pemanfaatan fasilitas Pengembangan sistem informasi jasa
DUDI sebagai tempat uji kompetensi (TUK) konstruksi terintegrasi
untuk peningkatan kompetensi tenaga kerja Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi perumusan
konstruksi. konsep ketersediaan big data industri jasa
(4)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi konstruksi melalui integrasi data dari berbagai
perumusan konsep pengembangan jasa pemangku kepentingan (stakeholder) melalui
konstruksi di lingkungan perguruan tinggi/ sistem informasi jasa konstruksi (SIJK)
politeknik/SMK dalam upaya percepatan terintegrasi. Oleh karena itu, diperlukan sinergi
peningkatan sertifikasi kompetensi teknis dan kolaborasi dengan seluruh kepentingan
bidang konstruksi bagi peserta didik dan untuk mewujudkan taksonomi data dan struktur
pengajar melalui pengembangan LSP-P1 dan usaha jasa konstruksi yang kokoh, andal, berdaya
LSP-P2. saing, dan kredibel.
(5)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi
perumusan konsep pengembangan jasa Sinkronisasi dan harmonisasi peraturan
konstruksi di lingkungan badan nasional perundangan yang terkait dengan
sertifikasi profesi (BNSP) dalam upaya penyelenggaraan jasa konstruksi
percepatan pemberian lisensi LSP bidang jasa Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi untuk
konstruksi untuk percepatan jumlah sertifikat sinkronisasi dan harmonisasi peraturan
kompetensi tenaga kerja konstruksi Indonesia. perundangan dalam upaya mewujudkan
(6)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi tujuan penyelenggaraan jasa konstruksi,
perumusan konsep pengembangan yaitu kesepakatan bersama sinkronisasi dan
jasa konstruksi di lingkungan lembaga harmonisasi (1) UU Jasa Konstruksi (LPJK) dengan
pengembangan pengadaan barang/ UU Tenaga Kerja (BNSP) untuk mempercepat dan
jasa pemerintah (LKPP) dalam upaya memperluas skema sertifikasi kompetensi kerja
penyelenggaraan jasa konstruksi yang konstruksi, (2) UU Jasa Konstruksi (LPJK) dengan
efisien, efektif, transparan, dan akuntabel UU Keinsinyuran (PII) untuk mempercepat
dalam proses tender/seleksi. pengakuan keinsinyuran terhadap jabatan kerja
(7)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi konstruksi, (3) UU Jasa Konstruksi (LPJK) dengan
perumusan konsep pengembangan jasa UU Arsitek (IAI) untuk mempercepat pengakuan
konstruksi di lingkungan badan standardisasi arsitektural terhadap jabatan kerja konstruksi
nasional (BSN) dalam upaya peningkatan kerja arsitek, (4) UU Jasa Konstruksi (LPJK) dengan UU
sama pembinaan standardisasi konstruksi Pendidikan Tinggi (Perguruan Tinggi/Politeknik)
dan bangunan. untuk mempercepat operasional LSP-P1 dan
(8)
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi LSP-P2 dalam rangka mempercepat sertifikasi
perumusan konsep pengembangan jasa kompetensi teknis bidang konstruksi bagi
konstruksi di lingkungan badan koordinasi peserta didik perguruan tinggi/politeknik sebagai
penanaman modal (BKPM) dalam upaya syarat penerbitan surat keterangan pendamping
peningkatan pelayanan untuk kemudahan ijazah (SKPI), dan (5) UU Jasa Konstruksi (LPJK)
perizinan berusaha melalui online single dengan UU Persaingan Usaha (KPPU) untuk
submission (OSS). pengendalian dan mengurangi pengaduan

238 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

atas praktek monopoli penyelenggaraan jasa Pengaturan lisensi


konstruksi. Pengaturan lisensi untuk mewujudkan tujuan
penyelenggaraan jasa konstruksi dapat
Peningkatan kerja sama dengan institusi dijelaskan sebagai berikut.
sejenis di luar negeri dalam pengembangan (1) Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK
jasa konstruksi untuk menerapkan standardisasi pemberian
Inisiasi dan fasilitasi serta katalisasi perumusan lisensi LSBU, rekomendasi lisensi LSP yang
konsep (1) perluasan kesempatan kerja tenaga dibentuk oleh asosiasi profesi terakreditasi,
kerja konstruksi nasional melalui skema MRA dan rekomendasi lisensi LSP yang dibentuk
untuk meningkatkan lapangan pekerjaan bidang oleh LPPK teregistrasi.
jasa konstruksi melalui skema MRA, (2) kompetensi (2) Pengaturan penetapan (a) lisensi LSBU untuk
tenaga kerja konstruksi nasional melalui kerja melaksanakan sertifikasi badan usaha, (b)
sama antar negara untuk meningkatkan daya rekomendasi lisensi LSP yang dibentuk
saing global tenaga kerja konstruksi nasional, oleh asosiasi profesi terakreditasi untuk
dan (3) pengembangan komunitas jasa konstruksi mendapatkan lisensi BNSP sebagai syarat
internasional untuk menumbuhkembangkan melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
forum kerja sama operasi dan promosi strategis konstruksi, (c) rekomendasi lisensi LSP
jasa konstruksi Indonesia dalam forum komunitas yang dibentuk oleh LPPK teregistrasi untuk
jasa konstruksi internasional. mendapatkan lisensi BNSP sebagai syarat
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
Pengaturan Jasa Konstruksi konstruksi.
Pengaturan jasa konstruksi meliputi pengaturan
yang terkait dengan akreditasi, lisensi, sertifikasi, Pengaturan sertifikasi
pencatatan (registrasi), penetapan penilai ahli, Pengaturan sertifikasi untuk mewujudkan
pembentukan LSP atau PTUK, penyetaraan di tujuan penyelenggaraan jasa konstruksi dapat
bidang jasa konstruksi, pengelolaan program dijelaskan sebagai berikut.
pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), (1) Inisiasi dan rekomendasi penerbitan
pemantauan dan evaluasi serta pemberian NSPK untuk menerapkan standardisasi
sanksi penyelenggaraan jasa konstruksi. pembentukan LSBU, pembentukan LSP oleh
asosiasi profesi terakreditasi dan LSP oleh
Pengaturan akreditasi LPPK teregistrasi, dan sertifikasi kompetensi
Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk kerja konstruksi.
menerapkan standardisasi akreditasi asosiasi (2) Pengaturan penetapan LSBU untuk
badan usaha, asosiasi profesi, dan asosiasi menerbitkan sertifikat badan usaha, dan
terkait rantai pasok di bidang jasa konstruksi. pengaturan pembentukan LSP untuk
Pengaturan penetapan (1) asosiasi badan usaha melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
terakreditasi untuk membentuk LSBU, (2) konstruksi.
asosiasi profesi terakreditasi untuk membentuk
LSP, dan (3) asosiasi terkait rantai pasok sebagai
syarat administrasi tender/seleksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 239


Bendungan Sindang Heula,
Serang Banten

Pengaturan pencatatan (registrasi) (2) Pengaturan proses pencatatan pada sistem


Pengaturan pencatatan (registrasi) untuk informasi jasa konstruksi terintegrasi terkait
mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa daftar pengesahan kemampuan dan nomor
konstruksi dapat dijelaskan sebagai berikut. register serta daftar pengesahan basis data
(1)
Inisiasi dan rekomendasi penerbitan pengalaman badan usaha, pengalaman
NSPK untuk menerapkan standardisasi tenaga kerja konstruksi, LSBU, LSP terlisensi
pencatatan badan usaha jasa konstruksi dan BNSP, LPPK teregistrasi, pengalaman penilai
pengalamannya, tenaga kerja konstruksi dan ahli, dan pengalaman tenaga kerja asing MRA
pengalamannya, LSBU, LSP terlisensi BNSP, dan non-MRA.
lembaga pendidikan dan pelatihan kerja
(LPPK) bidang jasa konstruksi, penilai ahli Pengaturan penetapan penilai ahli terkait
yang memiliki sertifikat penilai ahli (SPA), dan penilaian kegagalan bangunan
tenaga kerja asing bidang konstruksi dengan Inisiasi dan rekomendasi penerbitan (1) NSPK
skema MRA dan non-MRA. untuk menerapkan standardisasi pendaftaran,

240 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

pelatihan, pengujian, dan penetapan penilai ahli Pengaturan pemberian sanksi penyelenggaraan
terkait penilaian kegagalan bangunan, serta jasa konstruksi
kriteria dan tolok ukur kegagalan bangunan; (2) Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk
modul pelatihan manajerial dan keteknikan untuk menerapkan standardisasi pemberian sanksi
penilai ahli terkait penilaian kegagalan bangunan. asosiasi badan usaha jasa konstruksi, LSBU,
asosiasi profesi jasa konstruksi, LSP, asosiasi
Pengaturan pembentukan LSP atau PTUK terkait rantai pasok, dan penilai ahli.
Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk
menerapkan standardisasi pembentukan LSP Pembinaan Jasa Konstruksi
atau PTUK untuk melaksanakan tugas sertifikasi Pembinaan LPJK untuk mewujudkan tujuan
kompetensi kerja konstruksi yang belum dapat penyelenggaraan jasa konstruksi dapat
dilakukan oleh LSP yang dibentuk asosiasi dijelaskan sebagai berikut.
profesi terakreditasi atau LPPK teregistrasi. (1) Pembinaan asosiasi badan usaha jasa
konstruksi dilakukan dengan membina (a)
Pengaturan penyetaraan di bidang jasa kemampuan berkelanjutan asosiasi badan
konstruksi usaha untuk meningkatkan produktivitas dan
Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk daya saing, dan (b) pemenuhan persyaratan
menerapkan standardisasi penyetaraan tenaga dan konsistensi capaian kinerja asosiasi
kerja asing (TKA) bidang konstruksi melalui badan usaha jasa konstruksi.
skema MRA dan non-MRA untuk meningkatkan (2) Pembinaan asosiasi profesi jasa konstruksi
kinerja proyek yang melibatkan TKA. dilakukan dengan membina (a) pengelolaan
program pengembangan keprofesian
Pengaturan pengelolaan program PKB berkelanjutan (PKB) asosiasi profesi untuk
Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja
menerapkan standardisasi pengelolaan program konstruksi, dan (b) pemenuhan persyaratan
PKB. Pengembangan aplikasi program PKB untuk dan konsistensi capaian kinerja asosiasi
mempercepat layanan sertifikasi dan penilaian profesi.
aktivitas PKB untuk membina, mempertahankan (3) Pembinaan asosiasi terkait rantai pasok
dan meningkatkan kualifikasi ahli, teknisi/analis, dilakukan dengan membina (a) kemampuan
dan operator. berkelanjutan asosiasi terkait rantai pasok
untuk meningkatkan produktivitas dan
Pengaturan pemantauan dan evaluasi daya saing rantai pasok, dan (b) pemenuhan
penyelenggaraan jasa konstruksi persyaratan dan konsistensi capaian kinerja
Inisiasi dan rekomendasi penerbitan NSPK untuk asosiasi terkait rantai pasok.
menerapkan standardisasi pemantauan dan (4) Pembinaan penilai ahli dilakukan dengan
evaluasi asosiasi badan usaha jasa konstruksi, membina (a) pemberdayaan penilai ahli
kinerja LSBU, asosiasi profesi jasa konstruksi, melalui pelatihan dan pengembangan
kinerja LSP, asosiasi terkait rantai pasok, kompetensi keahlian, dan (b) kemampuan
penugasan penilai ahli, dan pengelolaan PKB. berkelanjutan penilai ahli terkait penilaian
kegagalan bangunan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 241


(5)
Pembinaan hubungan masyarakat jasa dijelaskan sebagai berikut.
konstruksi dilakukan dengan membina (a) (1) Penetapan asosiasi badan usaha jasa
penyelenggaraan forum masyarakat jasa konstruksi, asosiasi profesi dan asosiasi
konstruksi, (b) masukan masyarakat melalui terkait rantai pasok yang terakreditasi (catur
sistem informasi jasa konstruksi terintegrasi, wulan).
(c) diskusi dengan masyarakat jasa konstruksi (2) Pemberian lisensi LSBU yang dibentuk
nasional secara luring/daring, dan (d) pertemuan asosiasi badan usaha terakreditasi (sesuai
kelompok unsur masyarakat jasa konstruksi. kebutuhan)
(3) Pemberian rekomendasi lisensi LSP yang
Pengawasan Jasa Konstruksi dibentuk asosiasi profesi terakreditasi atau
Pengawasan LPJK meliputi pemantauan, evaluasi, LPPK teregistrasi (sesuai kebutuhan).
dan pemberian sanksi penyelenggaraan jasa (4) Pengawasan penerbitan sertifikat badan usaha
konstruksi terhadap: (SBU) oleh LSBU dan sertifikat kompetensi
(1) Asosiasi badan usaha terkait penerapan kode kerja (SKK) oleh LSP (sesuai kebutuhan).
etik, pengembangan usaha berkelanjutan, (5) Laporan pengawasan daftar pengesahan
pemberdayaan anggota, penyampaian laporan kemampuan dan nomor register badan usaha
kinerja dan keuangan tahunan. jasa konstruksi, tenaga kerja konstruksi,
(2) LSBU terkait penyampaian laporan kinerja, rantai pasok (material, peralatan, teknologi
keuangan, kegiatan operasional tahunan; dan sumber daya manusia) (triwulan).
integrasi sistem informasi dan data LSBU (6) Laporan pengawasan daftar pengesahan
dengan SIJK terintegrasi; penerapan standar pengalaman badan usaha jasa konstruksi dan
persyaratan untuk lembaga sertifikasi produk, tenaga kerja konstruksi (triwulan).
proses, dan jasa. (7) Daftar pengesahan LSBU, LSP terlisensi
(3) Asosiasi profesi dalam penerapan kode etik, BNSP, lembaga pendidikan (LP) dan lembaga
pengembangan keprofesian berkelanjutan, pelatihan kerja (LPK) bidang konstruksi,
pemberdayaan anggota, penyampaian laporan penilai ahli, penyetaraan tenaga kerja asing
kinerja dan keuangan tahunan. MRA dan non-MRA (sesuai kebutuhan).
(4) Lembaga sertifikasi profesi (LSP) dalam (8) Profil penugasan dan pemberdayaan serta
menyampaikan laporan kinerja, sistem informasi pengembangan kompetensi penilai ahli terkait
jasa konstruksi terintegrasi dan temuan hasil penilaian kegagalan bangunan (per tahun).
surveilans/pengaduan masyarakat. (9) Profil asesor kemampuan badan usaha dan
(5) Penilai ahli dalam pemenuhan kode etik dan asesor kompetensi tenaga kerja (per bulan).
kode perilaku penilai ahli. (10) Profil pengelolaan program PKB tenaga kerja
konstruksi (per semester).
Tantangan LPJK dalam Lingkup (11) Profil pembinaan kemampuan berkelanjutan
Industri Konstruksi asosiasi badan usaha dan pembinaan PKB
Asosiasi Profesi (per tahun).
Tantangan Capaian Kerja LPJK (12) Profil pembinaan pemenuhan persyaratan
Tantangan capaian kerja LPJK untuk mewujudkan dan konsistensi capaian kinerja asosiasi
tujuan penyelenggaraan jasa konstruksi dapat badan usaha dan asosiasi profesi (per tahun).

242 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

(13) Profil penyelenggaraan forum masyarakat jasa konstruksi, (b) Membantu Pokja untuk
jasa konstruksi (per tahun). mempercepat penyelesaian evaluasi status
(14) Profil pemantauan, evaluasi dan pemberian kemampuan pada proses tender/seleksi di
sanksi asosiasi badan usaha, asosiasi sektor jasa konstruksi, dan (c) Menjamin mutu
profesi, asosiasi terkait rantai pasok, LSBU, konstruksi dan produktivitas badan usaha
LSP, dan penilai ahli (per tahun). sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
(15) Profil rekomendasi jawaban aspirasi (6) (a) Menyediakan basis data rekam jejak
masyarakat (per bulan). kemampuan pelaku usaha dan sumber daya
(16) Profil dokumen perjanjian kerja sama LPJK konstruksi dalam penyelenggaraan jasa
dan pemangku kepentingan. konstruksi untuk menciptakan Big Data
(17) Rancangan pembaharuan aplikasi sistem Konstruksi Indonesia terintegrasi supply
informasi konstruksi indonesia (SIKI) menuju demand dari hulu hilir, (b) Membantu Pokja
sistem informasi jasa konstruksi terintegrasi untuk mempercepat penyelesaian evaluasi
(sesuai kebutuhan). rekam jejak pada proses tender/seleksi di
sektor jasa konstruksi, dan (c) Menyediakan
Tantangan Capaian Manfaat LPJK informasi struktur persaingan usaha di
Tantangan capaian manfaat LPJK untuk Indonesia sebagai input dasar pengaturan dan
mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa kebijakan penyelenggaraan jasa konstruksi
konstruksi dapat dijelaskan sebagai berikut. yang adil.
(1) Menjamin kepastian profesional asosiasi (7) (a) Informasi kepada pelaku usaha untuk
untuk mendirikan LSBU dan LSP dalam memproses kelengkapan berkas/ dokumen
layanan sektor jasa konstruksi Indonesia. pada penyelenggaraan jasa konstruksi, (b)
(2) Mendorong percepatan dan tertib layanan Membantu dan meningkatkan kemudahan
penerbitan sertifikat badan usaha (SBU) berusaha untuk menciptakan iklim usaha
tersebar di seluruh Indonesia untuk memenuhi yang kondusif tanpa monopoli, dan (c)
legalitas badan usaha mengikuti proses Menjamin pelaksanaan tender/seleksi diikuti
tender/seleksi di sektor jasa konstruksi. oleh badan usaha dan tenaga kerja yang layak
(3) Mendorong percepatan dan tertib pelayanan dan sesuai dengan peraturan perundang-
penerbitan sertifikat kompetensi kerja undangan.
(SKK) tersebar di seluruh Indonesia untuk (8) Menyediakan informasi penilai ahli kepada
memenuhi legalitas kompetensi tenaga kerja yang membutuhkan untuk menilai kegagalan
mengikuti proses tender/seleksi di sektor bangunan yang transparan, tepat, dan dapat
jasa konstruksi. dipertanggungjawabkan.
(4) Meningkatkan kepatuhan dan mutu (9) Mempercepat dan menjamin sertifikasi
penerbitan SBU dan SKK sesuai standar dan badan usaha dan tenaga kerja konstruksi
peraturan yang berlaku agar dapat mereduksi yang cepat, tepat, terbuka, dan dapat
praktek jual beli sertifikat ilegal. dipertanggungjawabkan.
(5) (a) Menyediakan basis data kemampuan (10) (a) Menyediakan informasi tingkat
dan ketersediaan pelaku usaha dan sumber kompetensi tenaga kerja konstruksi kepada
daya konstruksi dalam penyelenggaraan pelaku usaha, dan (b) Membantu tenaga ahli

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 243


konstruksi untuk menentukan peta karir Upaya Strategis Operasional LPJK
dan tertib dokumentasi sehingga dapat untuk Mengatasi Tantangan
meningkatkan kesejahteraan (penghasilan).
(11) Menyediakan informasi manajemen Upaya strategis operasional LPJK untuk
kinerja asosiasi badan usaha dan asosiasi mengatasi tantangan capaian kerja dan
profesi terutama dalam hal pemberdayaan tantangan capaian manfaat, dilakukan dengan
anggotanya. langkah-langkah strategis sebagai berikut.
(12) (a) Menyediakan informasi capaian kinerja (1) Melakukan koordinasi secara intensif dan
dan tingkat kepatuhan asosiasi badan usaha terukur sistem kerja internal Pengurus LPJK
dan asosiasi profesi dalam melaksanakan beserta staf pendukung jabatan fungsional
pembinaan kepada anggotanya, (b) dan berkoordinasi dengan Direktorat
Memberikan rekomendasi perbaikan dan Jenderal Bina Konstruksi dalam inisiasi,
peningkatan asosiasi badan usaha dan fasilitasi, dan katalisasi perumusan kebijakan
asosiasi profesi, dan (c) Meningkatkan mutu dan regulasi operasional penyelenggaraan
konstruksi sesuai tuntutan standar K4 jasa konstruksi.
(keamanan, keselamatan, kesehatan, dan (2) Melakukan sinkronisasi, harmonisasi, dan
keberlanjutan). integrasi penerapan peraturan perundangan
(13) Memberikan masukan untuk meningkatkan dan kerjasama kelembagaan untuk
kualitas kebijakan yang mampu meningkatkan membangun sinergitas dan kolaborasi
partisipasi aktif masyarakat jasa konstruksi khususnya (a) big data dalam dapat diakses
yang implementatif. melalui sistem informasi jasa konstruksi
(14) Memperbaiki layanan dan capaian kinerja terintegrasi berbasis TIK, (b) konsolidasi
dalam memajukan industri konstruksi dan LPJK dengan BNSP, BKPM, BSNP, PII, dan IAI
mengurangi pelanggaran. serta pemangku kepentingan lainnya untuk
(15) Meningkatkan kemitraan sinergis dan percepatan sertifikasi badan usaha dan
mendorong layanan sertifikasi yang inovatif tenaga kerja konstruksi yang jujur, transparan,
mudah, tepat dan adil, serta terjangkau adil, dan terjangkau pembiayaannya.
pembiayaannya. (3) Melakukan transformasi dalam mewujudkan
(16) Meningkatkan kemitraan untuk mewujudkan penyelenggaraan jasa konstruksi, yaitu:
daya saing jasa konstruksi melalui (a) Humanistis, LPJK harus mampu
peningkatan jumlah dan mutu tenaga kerja mengedepankan nilai manusia dan
konstruksi. kemanusiaan untuk produksi ekonomi
(17) Membangun sistem informasi jasa konstruksi konstruksi yang lebih baik.
terintegrasi sebagai big data dan informasi (b) Beradab, LPJK harus mampu memajukan
yang dapat mempercepat layanan bagi tingkat kehidupan SDM konstruksi yang
pemangku kepentingan penyelenggaraan lebih baik secara lahir (kesehatan jasmani
jasa konstruksi. dan kesejahteraan materi) dan secara
batin (kecerdasan berpikir, spiritual dan
emosional).

244 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

(c) Berkeadilan, LPJK harus mampu berbuat (e) Surat Edaran Nomor 05/SE/LPJK/2021
adil dalam memberikan pelayanan publik tentang Pedoman Pemberian
dan penerapan standar (aturan) tanpa Rekomendasi Lisensi Lembaga Sertifikasi
tawar menawar dalam pengembangan, Profesi (LSP), dan Pencatatan Lembaga
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan Sertifikasi Profesi (LSP) Terlisensi.
penyelenggaraan jasa konstruksi. (f) Surat Edaran Nomor 06/SE/LPJK/2021
(d) Berkelanjutan, LPJK harus mampu tentang Pedoman Tata Cara Pendaftaran,
menyusun program kerja yang sistematis, Pelatihan, Uji Kompetensi, dan Pencatatan
hirarkis, dan komprehensif, sehingga Penilai Ahli.
menghasilkan standardisasi, sistem (g) Surat Edaran Nomor 07/SE/LPJK/2021
manajemen, dan program kerja yang tentang Pedoman Teknis Registrasi
dapat berlangsung secara terus menerus Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja
pada tatanan makro, meso, dan mikro. Bidang Jasa Konstruksi.
(h) Surat Edaran Nomor 08/SE/LPJK/2021
(4)
Menerbitkan surat edaran Ketua LPJK tentang Pedoman Verifikasi Dan Validasi,
sebagai pedoman teknis operasional dalam serta Penilaian Kegiatan Pengembangan
melaksanakan langkah-langkah strategis Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
untuk melaksanakan kewenangannya (i) Surat Edaran Nomor 09/SE/LPJK/2021
sebagaimana diatur dalam Peraturan tentang Pedoman Tata Cara Pengakuan
Pemerintah Nomor 14 tahun 2021, yaitu: Kompetensi Terkini Penilai Ahli.
(a) Surat Edaran Nomor 01/SE/LPJK/2021 (j) Surat Edaran Nomor 10/SE/LPJK/2021
tentang Pedoman Teknis Akreditasi serta tentang Pedoman Teknis Akreditasi
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Asosiasi Badan Usaha, Asosiasi Profesi,
Asosiasi Badan Usaha, Asosiasi Profesi, dan Asosiasi Terkait Rantai Pasok Jasa
dan Asosiasi terkait Rantai Pasok Jasa Konstruksi.
Konstruksi Terakreditasi. (k) Surat Edaran Nomor 11/SE/LPJK/2021
(b) Surat Edaran Nomor 02/SE/LPJK/2021 tentang Pedoman Teknis Konversi Jenjang
tentang Pedoman Teknis Lisensi Lembaga Kualifikasi Jabatan Kerja pada Sertifikat
Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi. Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi
(c) Surat Edaran Nomor 03/SE/LPJK/2021 dengan Klasifikasi Sipil, Mekanikal, dan
tentang Pedoman Pemberian Manajemen Pelaksanaan.
Rekomendasi Lisensi Lembaga Sertifikasi (l) Surat Edaran Nomor 12/SE/LPJK/2021
(LSP), dan Pencatatan Lembaga tentang Pedoman Teknis Pemantauan,
Sertifikasi Profesi (LSP) Terlisensi. Evaluasi, dan Pelaporan Asosiasi Badan
(d) Surat Edaran Nomor 04/SE/LPJK/2021 Usaha, Asosiasi Profesi, dan Asosiasi
tentang Pedoman Teknis Penyetaraan Terkait Rantai Pasok Jasa Konstruksi
Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Terakreditasi.
Asing.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 245


Kesimpulan (4) LPJK harus mampu mempercepat
pengembangan standardisasi registrasi,
LPJK sebagai lembaga non-struktural di bawah akreditasi, pemberian lisensi LSBU,
dan bertanggung jawab secara langsung kepada pemberian rekomendasi lisensi LSP,
Menteri PUPR sebagaimana diatur dalam penetapan penilai ahli, penyetaraan tenaga
Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2017 tentang kerja konstruksi asing, dan pembentukan LSP
Jasa Konstruksi dan Undang-Undang RI Nomor 11 atau PTUK, serta pengelolaan program PKB
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja serta Peraturan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi.
Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2021 tentang (5) LPJK harus mampu membangun sinergitas
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor Pusat dan Daerah untuk meningkatkan
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan kualitas penyelenggaraan jasa konstruksi
Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang dengan mengedepankan keterbukaan data
Jasa Konstruksi. dan informasi dalam sistem informasi jasa
konstruksi terintegrasi.
(1) LPJK harus mampu melakukan transformasi (6) LPJK harus mampu membantu dan
integritas untuk mewujudkan pembangunan meningkatkan kemudahan berusaha untuk
sektor konstruksi indonesia yang humanistis, menciptakan iklim usaha yang kondusif
beradab, berkeadilan, dan berkelanjutan, tanpa monopoli, dan menjamin pelaksanaan
serta berbudaya. tender/seleksi diikuti oleh badan usaha dan
(2) LPJK harus mampu melakukan sinkronisasi, tenaga kerja yang layak dan sesuai dengan
harmonisasi, dan integrasi penerapan peraturan perundang-undangan.
peraturan perundang-undangan terkait (7) LPJK harus mampu mendorong (a)
penyelenggaraan jasa konstruksi melalui percepatan akreditasi asosiasi badan
kerja sama dan kolaborasi kebijakan antar usaha, asosiasi profesi, asosiasi terkait
kementerian/lembaga negara/swasta/ rantai pasok; (b) percepatan asosiasi badan
pemangku kepentingan lainnya dalam upaya usaha membentuk LSBU untuk sertifikasi
mewujudkan tujuan penyelenggaraan jasa badan usaha; (c) percepatan asosiasi profesi
konstruksi. membentuk LSP untuk sertifikasi tenaga
(3) LPJK harus mampu mengintegrasikan sistem kerja konstruksi.
basis data rekam jejak kemampuan pelaku
usaha dan sumber daya konstruksi dalam
penyelenggaraan jasa konstruksi untuk
menciptakan Big Data Konstruksi Indonesia
terintegrasi supply demand dari hulu hilir
yang berbasis TIK.

246 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. 2020. Distribusi PDB Triwulanan Republik Indonesia. 2017. Undang-Undang Republik
Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku (Persen). Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Jakarta. Konstruksi. Lembaran Negara Republik
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Indonesia Tahun 2017 Nomor 11. Tambahan
2020. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 6018. Jakarta.
9 Tahun 2020 tentang Pembentukan Lembaga Republik Indonesia. 2020. Undang-Undang Republik
Pengembangan Jasa Konstruksi. Berita Negara Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 328. Kerja. Lembaran Negara Republik Indonesia
Jakarta. Tahun 2020 Nomor 245. Tambahan Lembaran
Pemerintah Republik Indonesia. 2021. Peraturan Negara Republik Indonesia Nomor 6573. Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 World Economic Forum. 2019. The Global
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Competitiveness Report 2019. Insight Report.
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Switzerland; World Economic Forum.
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 24.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6626. Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia. 2020. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Jasa Konstruksi. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 107. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6494. Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 247


5.2
PERAN STRATEGIS
ASOSIASI DALAM
PEMBERDAYAAN PELAKU
USAHA JASA KONSTRUKSI
Mochammad Natsir
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Yaya Supriyatna Sumadinata


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Merawati Pasenggong
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan konstruksi dapat dilakukan sendiri atau oleh pihak lain yang
menyelenggarakan usaha di bidang jasa konstruksi sebagai penyedia jasa
konstruksi. Penyedia jasa konstruksi dapat berupa usaha orang perseorangan
atau badan usaha jasa konstruksi (BUJK). Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi (UUJK 2017) dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (PP 14 2021) mengamanatkan setiap BUJK harus memiliki sertifikat
badan usaha (SBU), sedangkan usaha orang perseorangan harus memiliki tanda
daftar usaha perseorangan (TDUP).

248 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Untuk memperjuangkan kepentingannya, BUJK a. Klasifikasi jenis usaha jasa konsultansi
dan usaha orang perseorangan berhimpun dalam konstruksi :
suatu asosiasi badan usaha. Asosiasi diartikan 1) Yang bersifat umum meliputi arsitektur,
sebagai persatuan atau perkumpulan orang atau rekayasa, rekayasa terpadu, dan arsitektur
rekan usaha yang memiliki kepentingan bersama. lanskap dan perencanaan wilayah;
Salah satu peran asosiasi jasa konstruksi yaitu 2) Yang bersifat spesialis meliputi:
membentuk Lembaga Sertifikasi (LS) yang konsultansi ilmiah dan teknis, dan
memiliki fungsi melakukan sertifikasi badan pengujian dan analisis teknis.
usaha untuk BUJK/Tenaga Kerja Konstruksi b. Klasifikasi jenis usaha pekerjaan konstruksi :
(TKK) sesuai dengan amanat PP 14 2021. 1) Yang bersifat umum meliputi bangunan
gedung dan bangunan sipil
Asosiasi merupakan bagian dari masyarakat 2) Yang bersifat spesialis meliputi
jasa konstruksi yaitu masyarakat yang instalasi, konstruksi khusus, konstruksi
mempunyai kepentingan atau terkait dengan prafabrikasi, penyelesaian bangunan, dan
penyelenggaraan jasa konstruksi. Pasal 97 huruf penyewaan peralatan.
b Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2020 c. Klasifikasi jenis usaha pekerjaan terintegrasi
(PP 22/2020) tentang Peraturan Pelaksanaan meliputi bangunan gedung, dan bangunan
UUJK 2017, menyatakan bahwa masyarakat Jasa sipil.
Konstruksi terdiri atas: asosiasi perusahaan,
asosiasi profesi, pengguna jasa, penyedia Jasa, Berdasarkan layanannya, usaha jasa konstruksi
perguruan tinggi/pakar, pelaku usaha rantai dikelompokkan sebagai berikut:
pasok, tenaga kerja konstruksi, pemerhati a. Klasifikasi jenis usaha jasa konsultansi
konstruksi, dan pemanfaat produk jasa konstruksi yang bersifat umum melayani
konstruksi. pengkajian, perencanaan, perancangan,
pengawasan, dan/atau manajemen
ASOSIASI PELAKU USAHA JASA penyelenggaraan konstruksi. Sedangkan
KONSTRUKSI klasifikasi jenis usaha jasa konsultansi
konstruksi yang bersifat khusus melayani
Usaha jasa konstruksi distrukturkan berdasarkan survey, pengujian teknis, dan /atau analisis.
jenis, sifat, klasifikasi, layanan, bentuk, dan b. Klasifikasi jenis usaha jasa pekerjaan
kualifikasi usaha. Berdasarkan jenisnya, konstruksi yang bersifat umum melayani
usaha jasa konstruksi terdiri atas usaha jasa pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran,
konsultansi, jasa pekerjaan konstruksi, dan jasa dan/atau pembangunan kembali. Sedangkan
pekerjaan konstruksi terintegrasi. Berdasarkan yang bersifat spesialis melayani pekerjaan
sifatnya, usaha jasa konstruksi dibagi menjadi dua konstruksi tertentu yang menjadi bagian dari
kelompok yaitu yang bersifat umum dan spesialis. bangunan.
c. Klasifikasi jenis usaha jasa pekerjaan
Berdasarkan klasifikasinya, setiap jenis dan sifat konstruksi terintegrasi melayani rancang dan
usaha jasa konstruksi diklasifikasikan sebagai bangun; dan perekayasaan, pengadaan dan
berikut: pelaksanaan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 249


Berdasarkan bentuknya, usaha jasa konstruksi Hasil pembangunan tersebut memerlukan
dapat berupa orang perseorangan atau badan pemeliharaan dan sebagian perlu direnovasi.
usaha, baik yang berbadan hukum maupun tidak Teknologi konstruksi serta dukungan keahlian
berbadan hukum. dan keterampilan tenaga kerja konstruksi untuk
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan dan
Berdasarkan kualifikasinya, usaha jasa renovasi bangunan semakin spesifik dan terus
konstruksi dikelompokkan ke dalam usaha berkembang.
berkualifikasi kecil, menengah, dan besar.
Pengelompokan usaha berdasarkan kualifikasi Pembentukan asosiasi yang spesifik membidangi
bertujuan untuk menyiapkan pangsa pasar jasa layanan usaha pemeliharaan bangunan belum
konstruksi yang menjadi tempat persaingan banyak dilakukan. Saat ini yang baru terbentuk
usahanya secara adil. asosiasi pemeliharaan bangunan gedung
tetapi kiprah asosiasi tersebut belum banyak
Pelaku usaha jasa konstruksi melakukan berperan dalam kegiatan pengembangan
usahanya sesuai dengan struktur usaha yang asosiasi. Asosiasi spesifik terkait dengan
telah diatur dalam UUJK 2017. Oleh karena itu, layanan bangunan sipil sangat diperlukan untuk
mereka berhimpun dalam perkumpulan atau mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan
asosiasi yang sesuai dengan struktur usaha dan teknologi dalam pengendalian operasi,
yang menjadi bidang usahanya. Perkumpulan penyelenggaraan pemeliharaan dan renovasi
atau asosiasi pelaku usaha dapat dikembangkan bangunan sipil di Indonesia.
sesuai dengan struktur usaha tersebut,
khususnya terkait dengan kriteria: ASOSIASI JASA KONSTRUKSI
a. kesesuaian dengan jenis usahanya, yaitu TERAKREDITASI
asosiasi usaha jasa konsultansi konstruksi,
asosiasi jasa pekerjaan konstruksi, Pada prinsipnya, UUJK 2017 tidak membatasi
atau asosiasi jasa pekerjaan konstruksi pembentukan asosiasi jasa konstruksi namun
terintegrasi, dan memberikan persyaratan, bahwa asosiasi
b. kesesuaian dengan sifat usahanya, yaitu jasa konstruksi yang akan berperan dalam
bersifat umum dan/atau spesialis. pelaksanaan pelayanan publik harus diakreditasi.
Prasyarat akreditasi tersebut dimaksudkan
Pembentukan asosiasi berdasarkan kesesuaian untuk lebih menjamin terpenuhinya standar
dengan komponen struktur usaha lainnya yaitu layanan publik.
layananan, bentuk, dan/atau kualifikasi, sampai
saat ini belum banyak dipilih oleh pelaku usaha Sesuai dengan UUJK 2017, asosiasi terakreditasi
jasa konstruksi. Padahal, pelaku usaha yang dapat:
fokus pada layanan usaha tertentu semakin a. mengusulkan anggotanya untuk menjadi
banyak karena dalam 5 dekade terakhir sejak pengurus Lembaga Pengembangan Jasa
dicanangkannya Rencana Pembangunan Konstruksi (LPJK), dan/atau
Lima tahun pada tahun 1969, Indonesia giat b. membentuk lembaga sertifikasi, kecuali
melaksanakan pembangunan infrastruktur. asosiasi terkait rantai pasok konstruksi.

250 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Secara umum UUJK 2017 menyiratkan, bahwa a. Asosiasi jasa konstruksi terdiri atas asosiasi
pembinaan jasa konstruksi yang menjadi badan usaha, asosiasi profesi, dan asosiasi
tanggung jawab pemerintah dapat dilaksanakan terkait rantai pasok konstruksi.
bersama-sama dengan masyarakat jasa Beberapa kemungkinan jenis asosiasi badan
konstruksi. Selain LPJK, asosiasi jasa konstruksi usaha jasa konstruksi diantaranya meliputi:
merupakan unsur masyarakat jasa konstruksi 1) Asosiasi jasa konsultansi umum.
yang paling diharapkan untuk mendukung Sebagai contoh asosiasi jasa konsultansi
perwujudan tujuan penyelenggaraan jasa bersifat umum adalah Ikatan Nasional
konstruksi sebagaimana diamanatkan dalam Konsultan Indonesia (INKINDO) dan
UUJK 2017. Persatuan Konsultan Indonesia
(PERKINDO). Anggota INKINDO tidak
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, hanya pelaku usaha jasa konsultansi
Pemerintah menyusun dan menerbitkan produk konstruksi, tetapi juga meliputi usaha
kebijakan berupa norma, standar, prosedur jasa konsultansi yang bersifat umum dan
dan kriteria (NSPK) yang prosesnya melibatkan spesialis.
masyarakat jasa konstruksi. Dalam hal ini, 2) Asosiasi jasa konsultansi umum dengan
asosiasi jasa konstruksi terakreditasi yang paling layanan jasa konsultansi tertentu.
sering dilibatkan dalam proses penyusunan Sejauh informasi yang diperoleh,
kebijakan tersebut. Dengan demikian, secara sampai saat ini belum ada asosiasi jasa
tidak langsung asosiasi terakreditasi memiliki konsultansi pada jenis ini. Asosiasi jasa
peran penting dalam penyusunan kebijakan konsultansi yang sudah terbentuk saat ini
publik. Dengan kata lain, layanan publik ketiga memilih semua layanan jasa konsultansi.
yang dapat diberikan oleh asosiasi adalah 3) Asosiasi jasa konsultansi spesialis.
memberikan masukan kepada Pemerintah dalam Usaha jasa konsultansi konstruksi
penyusunan kebijakan publik. Oleh karena itu, spesialis sudah banyak dikembangkan,
akreditasi terhadap asosiasi jasa konstruksi misalnya yang bergerak di bidang survey
menjadi kegiatan pembinaan yang bernilai atau pengkajian. Sampai saat ini pelaku
sangat strategis. usahanya belum ada yang membentuk
asosiasi yang spesifik sesuai dengan
Akreditasi terhadap asosiasi jasa konstruksi bidang usaha yang digelutinya. Mereka
dilaksanakan sejak periode kepengurusan bergabung dengan asosiasi jasa
LPJK 2015 – 2019 dan kemudian secara lebih konsultansi umum.
terstruktur untuk periode kepengurusan LPJK 4) Asosiasi jasa konsultansi umum/
2020 – 2024. Dalam PP 22/2020 Jo PP 14/2021 spesialis/ dengan layanan tertentu dan
tentang Peraturan Pelaksanaan UUJK 2017 Jo kualifikasi tertentu.
UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU 5) Asosiasi jasa pekerjaan konstruksi umum
Cipta Kerja), diatur norma, prosedur dan kriteria bangunan gedung dan/atau bangunan
pelaksanaan akreditasi asosiasi jasa konstruksi. sipil.
Adapun pokok-pokok pengaturan tersebut Asosiasi yang termasuk dalam kelompok
adalah sebagai berikut: ini antara lain Gabungan Pelaksana

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 251


Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
dan Gabungan Perusahaan Konstruksi Selain itu, pengurus asosiasi badan usaha
Nasional Indonesia (GAPEKSINDO) yang tidak diperbolehkan merangkap menjadi
anggotanya mencakup perusahaan jasa pengurus pada asosiasi badan usaha lainnya.
pekerjaan konstruksi bersifat umum c. Asosiasi jasa konstruksi harus memenuhi
dan spesialis, baik di bangunan gedung ketentuan sesuai dengan kategori struktur
maupun bangunan sipil. organisasi yang dipilihnya.
6) Asosiasi jasa pekerjaan konstruksi umum Kategori struktur organisasi asosiasi meliputi
dengan layanan pekerjaan konstruksi asosiasi yang tidak memiliki cabang (hanya
tertentu. ada di Pusat) dan asosiasi yang memiliki
Asosiasi Perawatan Bangunan Gedung cabang di daerah. Asosiasi yang akan
(APBI) termasuk dalam kelompok asosiasi diproses akreditasinya harus memenuhi
jasa pekerjaan konstruksi ini yang persyaratan jumlah minimal anggota yang
bergerak di bangunan gedung. berbeda untuk kedua pilihan kategori
7) Asosiasi jasa pekerjaan konstruksi struktur organisasi tersebut. Semakin besar
spesialis. jumlah dan sebaran anggota akan semakin
Pelaku usaha jasa pekerjaan konstruksi besar tingkat kesulitannya untuk memenuhi
yang bersifat spesialis sudah banyak persyaratan akreditasi.
berkembang tetapi belum banyak yang d. Asosiasi jasa konstruksi harus menyusun
membentuk asosiasi tersendiri yang dan melakukan penegakan kode etik dan
bersifat spesialis. tata laku bagi anggotanya.
8) Asosiasi jasa pekerjaan konstruksi Walaupun anggota asosiasi badan usaha
umum/ spesialis/ dengan layanan adalah perusahaan jasa konstruksi,
tertentu dan kualifikasi tertentu. tetapi perusahaan tersebut dikelola dan
Sebagai contoh Asosiasi Kontraktor dilaksanakan oleh sumber daya manusia
Indonesia (AKI) adalah asosiasi pekerjaan sebagai bagian dari pelaku konstruksi.
konstruksi yang bersifat umum dan Mereka harus menjaga, memelihara,
berkualifikasi besar. dan mengembangkan asosiasinya serta
melaksanakan visi dan misi asosiasinya
b. Asosiasi jasa konstruksi harus memenuhi dalam melayani pemangku kepentingannya
persyaratan pendirian asosiasi sesuai secara profesional yang dituangkan dalam
dengan ketentuan peraturan perundang- kode etik dan kode perilaku yang disepakati
undangan. oleh seluruh anggota asosiasi. Penegakan
Asosiasi jasa konstruksi merupakan bagian kode etik dan kode perilaku dilakukan melalui
dari organisasi kemasyarakatan yang pengendalian dan pengawasan oleh salah
pembentukannya di bawah pembinaan satu unit dalam organisasi asosiasi tersebut
Kementerian Dalam Negeri. Asosiasi jasa sehingga penghargaan dan penerapan sanksi
konstruksi yang dapat diproses akreditasinya dapat dilakukan dengan adil sesuai dengan
harus berbadan hukum, yaitu terdaftar di ketentuan asosiasi.

252 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

e. Asosiasi jasa konstruksi harus melakukan g. Asosiasi harus melakukan kewajiban sesuai
pengembangan kemampuan/keprofesian dengan ketentuan peraturan perundang-
berkelanjutan bagi anggotanya undangan.
Kemampuan badan usaha dan kompetensi Pemerintah berkepentingan agar asosiasi
pelaku usaha akan menurun jika tidak memiliki standar keorganisasian yang
diterapkan dan dipelihara. Kemampuan baik, sehingga mampu memberikan
dan kompetensi tersebut juga perlu terus pelayanan kepada anggotanya, dan kepada
disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat jasa konstruksi umumnya. Sesuai
pengetahuan dan teknologi sehingga dengan tugas dan fungsinya, Pemerintah
daya saing perusahaan yang dikelolanya menerbitkan NSPK terkait dengan organisasi
terus meningkat. Asosiasi yang baik asosiasi jasa konstruksi. Bagi asosiasi yang
harus mampu memfasilitasi anggotanya ingin diakreditasi harus memenuhi NSPK
untuk mengembangkan kemampuan dan tersebut, yang diantaranya meliputi :
kompetensi yang mereka butuhkan tersebut. 1) melaksanakan munas/kongres sesuai AD/
f. Asosiasi jasa konstruksi harus melakukan ART;
pemberdayaan pada anggotanya. 2) melaksanakan pemilihan pengurus secara
Pengembangan kemampuan/ kompetensi demokratis sesuai AD/ART;
berkelanjutan merupakan satu kesatuan 3) seluruh karyawan asosiasi telah
dengan kegiatan pemberdayaan bagi diikutsertakan dalam program BPJS
anggota asosiasi. Asosiasi terbentuk karena ketenagakerjaan dan kesehatan;
ada kebutuhan bersama dari anggotanya 4) pengurusnya tidak sedang dalam
yang perlu diperjuangkan bersama-sama. sengketa kepengurusan asosiasi;
Pemberdayaan dilakukan secara dua 5) memiliki program kerja jangka pendek
arah. Pertama, asosiasi melaksanakan (tahunan) dan jangka menengah (5
dan/atau memfasilitasi pemberdayaan tahunan);
kepada anggotanya. Ke dua, anggota yang 6) memiliki laporan keuangan tahunan yang
memiliki kemampuan/kompetensi proaktif diaudit kantor akuntan public;
membantu asosiasi mengembangkan 7) melaksanakan rapat pengurus terjadwal;
kapasitas organisasi dan meningkatkan 8) ketua asosiasi badan usaha merupakan
kapasitas anggota lainnya. Pemberdayaan penanggung jawab badan usaha dari
dapat dilakukan dalam bentuk: focus group perusahaan jasa konstruksi anggota
discussion (FGD), work shop, seminar/ asosiasi dan memiliki bukti tanda anggota
konferensi, pertemuan ilmiah, pelatihan, asosiasi badan usaha.
pendidikan, pendampingan hukum, bimbingan
teknis, pendampingan intensif, pembelajaran
tekstual, dan/atau pembelajaran intensif
berbasis teknologi informasi jarak jauh.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 253


Penyelenggaraan akreditasi terhadap asosiasi terkait rantai pasok konstruksi berjumlah 4
jasa konstruksi sesuai UUJK 2017, pertama asosiasi. Adapun asosiasi jasa konstruksi yang
kali dilaksanakan pada tahun 2020, yaitu oleh memperoleh akreditasi berjumlah tigapuluh
Kementerian PUPR. Asosiasi yang mendaftar delapan (38) asosiasi, yaitu 12 asosiasi badan
berjumlah 82 asosiasi yang terdiri atas asosiasi usaha (Tabel 5.2.1), 25 asosiasi profesi (Tabel
badan usaha berjumlah 33 asosiasi, asosiasi 5.2.2) dan 1 asosiasi terkait rantai pasok
profesi berjumlah 45 asosiasi, dan asosiasi konstruksi (Tabel 5.2.3).

Tabel 5.2.1. Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi Terakreditasi Berdasarkan Hasil Akreditasi
Tahun 2020
No. Nama Asosiasi Jenis Sifat Keterangan
1 INKINDO (Ikatan Nasional Asosiasi Usaha Jasa Umum Bercabang
Konsultan Indonesia) Konsultansi
2 AKTI (Asosiasi Kontraktor Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Tidak Bercabang
Terintegrasi Indonesia) Konstruksi Terintegrasi
3 GAPENSI (Gabungan Pelak- Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
sana Konstruksi Nasional Konstruksi
Indonesia)
4 ASKONAS (Asosiasi Kontrak- Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
tor Nasional) Konstruksi
5 AKI (Asosiasi Kontraktor Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Tidak Bercabang
Indonesia) Konstruksi
6 ASPEKNAS (Perkumpulan Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
Pelaksana Konstruksi Konstruksi
Nasional)
7 ASPEKINDO (Asosiasi Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
Pengusaha Konstruksi Konstruksi
Indonesia)
8 AABI (Anemer Aspal Dan Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Tidak Bercabang
Beton Indonesia) Konstruksi
9 GAPENRI (Gabungan Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Tidak Bercabang
Perusahaan Nasional Rancang Konstruksi Terintegrasi
Bangun Indonesia)
10 GAPEKSINDO (Gabungan Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
Perusahaan Konstruksi Konstruksi
Nasional Indonesia)
11 PERKINDO (Persatuan Asosiasi Usaha Jasa Umum Bercabang
Konsultan Indonesia) Konsultansi
12 GAPEKNAS (Garda Asosiasi Usaha Pekerjaan Umum Bercabang
Pembangun Nasional) Konstruksi

Sumber : (KEPMEN PUPR 1410/KPTS/M/2020)

254 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Tabel 5.2.2. Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi Terakreditasi Berdasarkan Hasil Akreditasi Tahun 2020

No. Nama Asosiasi Jenis Sifat Keterangan


1 HAKI (Himpunan Ahli Asosiasi Profesi Jasa Spesialis Tidak Bercabang
Konstruksi Indonesia) Konstruksi
2 IAKI (Ikatan Ahli Konstruksi Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Indonesia) Konstruksi
3 HATTI (Himpunan Ahli Teknik Asosiasi Profesi Jasa Spesialis Tidak Bercabang
Tanah Indonesia Konstruksi
4 ATAKSI Asosiasi Tenaga Ahli Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Konstruksi Seluruh Indonesia Konstruksi
5 SI (Ikatan Surveyor Indonesia) Asosiasi Profesi Jasa Spesialis Tidak Bercabang
Konstruksi
6 INTAKINDO (Ikatan Nasional Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Tenaga Ahli Konsultan Konstruksi
Indonesia)
7 ASTTATINDO (Asosiasi Tenaga Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Teknik Ahli Dan Terampil Konstruksi
Indonesia)
8 ATAKNAS Asosiasi Tenaga Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Ahli Konstruksi Nasional Konstruksi
9 IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Asosiasi Profesi Jasa Spesialis Tidak Bercabang
Konstruksi
10 A2K4-Indonesia (Asosiasi Ahli Asosiasi Profesi Jasa Spesialis Tidak Bercabang
K3 Konstruksi Indonesia) Konstruksi
11 ASDAMKINDO Asosiasi Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Sumber Daya Manusia Konstruksi
Konstruksi Indonesia
12 IAMPI (Ikatan Ahli Manajemen Asosiasi Profesi Jasa Spesialis Tidak Bercabang
Proyek Indonesia) Konstruksi
13 IAPPI (Ikatan Ahli Pracetak Asosiasi Profesi Jasa Umum Tidak Bercabang
Dan Prategang Indonesia) Konstruksi
14 PERTAPIN (Perkumpulan Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Tenaga Ahli Profesional Konstruksi
Indonesia)
15 GATENSI (Gabungan Ahli Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Teknik Nasional) Konstruksi
16 HATSINDO (Himpunan Ahli Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Teknik Konstruksi Indonesia) Konstruksi
17 PETAKINDO (Perkumpulan Asosiasi Profesi Jasa Umum Tidak Bercabang
Tenaga Kerja Ahli dan Terampil Konstruksi
Indonesia)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 255


Tabel 5.2.2. Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi Terakreditasi Berdasarkan Hasil Akreditasi Tahun 2020

No. Nama Asosiasi Jenis Sifat Keterangan


18 ASTEKINDO (Asosiasi Tenaga Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Teknik Konstruksi Indonesia) Konstruksi
19 ATAKI (Asosiasi Tenaga Ahli Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Konstruksi Indonesia) Konstruksi
20 HPJI (Himpunan Pengem- Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
bangan Jalan Indonesia) Konstruksi
21 KNIBB (Komite Nasional Asosiasi Profesi Jasa Spesialis Tidak Bercabang
Indonesia untuk Bendungan Konstruksi
Besar)
22 ASTTI (Asosiasi Tenaga Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Teknik Indonesia) Konstruksi
23 HATHI (Himpunan Ahli Teknik Asosiasi Profesi Jasa Spesialis Bercabang
Hidraulik Indonesia) Konstruksi
24 IAP (Ikatan Ahli Perencanaan Asosiasi Profesi Jasa Spesialis Bercabang
Indonesia) Konstruksi
25 GATAKI (Gabungan Tenaga Asosiasi Profesi Jasa Umum Bercabang
Ahli Dan Terampil Konstruksi Konstruksi
Indonesia)

Sumber : (KEPMEN PUPR 1410/KPTS/M/2020)

Tabel 5.2.3. Asosiasi Usaha Rantai Pasok Jasa Konstruksi Terakreditasi Berdasarkan Hasil
Akreditasi tahun 2020

No. Nama Asosiasi Jenis Sifat Keterangan


1 AP3EI (Asosiasi Perusahaan Asosiasi Usaha Jasa Spesialis Tidak Bercabang
Pracetak dan Prategang Konstruksi
Indonesia)

Sumber : (KEPMEN PUPR 1410/KPTS/M/2020)

256 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

PERAN STRATEGIS ASOSIASI BADAN yang diakui bahwa asosiasi yang dikelolanya
USAHA JASA KONSTRUKSI telah memenuhi standar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. Menempatkan
Menghimpun Pelaku Usaha Jasa Konstruksi anggota asosiasinya menjadi pengurus LPJK
Pelaku usaha jasa konstruksi yang memiliki visi dan membentuk lembaga sertifikasi badan
dan misi yang sama perlu berhimpun dalam suatu usaha bukan menjadi tujuan utama asosiasi
wadah organisasi untuk memperkuat diri dalam terakreditasi. Peningkatan kemudahan akses ke
memperjuangkan kepentingannya. Manfaat LPJK dan ke kelembagaan jasa konstruksi lainnya
suatu perhimpunan antara lain: termasuk ke lembaga sertifikasi yang terkait
a. Kesamaan visi dan misi usaha dapat dengan kepentingan asosiasinya merupakan
diidentifikasi dan diformulasikan lebih tujuan utama mengakreditasikan asosiasinya.
seragam sehingga upaya-upaya yang akan Penyelenggaraan akreditasi terhadap asosiasi
diperjuangkan untuk mewujudkan visi dan jasa konstruksi diharapkan dapat membentuk
misi tersebut lebih terarah. budaya berkomunikasi dan bekerja sama yang
b. Saling berbagi informasi dan pengetahuan efektif baik antar asosiasi maupun dengan
diantara pelaku usaha yang berhimpun lebih pemangku kepentingan jasa konstruksi lainnya.
mudah dilakukan apalagi dengan didukung
teknologi informasi dan komunikasi. Membentuk Lembaga Sertifikasi Badan Usaha
c. Saling berbagi dalam memanfaatkan sumber (LSBU)
daya sehingga lebih efisien khususnya dalam Keberadaan LSBU yang terlisensi menjadi
memberikan layanan kepada pemangku obsesi seluruh pelaku usaha jasa konstruksi.
kepentingan sesuai dengan visi dan misi UUJK 2017 mengamanatkan pembentukan
perhimpunan tersebut. LSBU kepada asosiasi terakreditasi, tetapi
tidak ada keharusan setiap asosiasi usaha
Membangun Asosiasi Badan Usaha Jasa terakreditasi membentuk LSBU. Pembentukan
Konstruksi Terakreditasi LSBU memerlukan persiapan rencana usaha
Akreditasi asosiasi jasa konstruksi pada yang baik dan pelaksanaanya didukung dengan
hakikatnya adalah suatu pengakuan terhadap sumber daya yang memadai. Pembentukan LSBU
keberadaan suatu asosiasi khususnya terhadap akan lebih efisien jika dilakukan bersama-sama.
pelaksanaan tugas dan fungsinya. Hasil Yang terpenting dari pembentukan LSBU adalah
akreditasi menghasilkan pengakuan terhadap pembinaan terhadap kemampuan badan usaha
standar sumber daya minimal yang dimiliki oleh dapat dilaksanakan dengan efektif. Kinerja LSBU
asosiasi tersebut untuk mewujudkan visi dan akan menjadi perhatian seluruh pelaku usaha
misinya. khususnya asosiasi usaha jasa konstruksi yang
terkait dengan lingkup layanan LSBU tersebut.
UUJK 2017 mengaitkan akreditasi asosiasi Dengan demikian, LSBU yang dibentuk oleh suatu
dengan peran publik yang dapat dilakukan oleh asosiasi badan usaha terakreditasi tidak berarti
asosiasi. Namun, pengurus asosiasi dapat LSBU menjadi bawahan dari asosiasi tersebut.
melihat akreditasi sebagai pertanggungjawaban LSBU tersebut beroperasi secara mandiri dan
kepada anggotanya untuk membentuk asosiasi independen untuk membantu pemerintah dalam

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 257


melaksanakan amanat peraturan perundang- Memberikan Masukan dalam Penyusunan NSPK
undangan termasuk memberikan pelayanan Semua unsur masyarakat jasa konstruksi
sertifikasi kepada BUJK yang bukan anggota memiliki kepentingan dalam penyusunan
asosiasi pembentuk LSBU. NSPK yang menjadi tugas utama pemerintah.
Produk kebijakan yang kurang tepat dapat
Mengusulkan Anggotanya Menjadi Pengurus mengakibatkan permasalahan dan bahkan
LPJK distorsi dalam penyelenggaraan usaha jasa
Apresiasi diberikan kepada asosiasi terakreditasi konstruksi. Anggota asosiasi badan usaha
atas pengusulan anggotanya menjadi pengurus yang memiliki pengalaman atas dampak dari
LPJK bukan atas anggota asosiasinya menjadi penerapan suatu kebijakan, sangat diharapkan
pengurus LPJK. Setelah salah satu anggota suatu dapat memberikan masukan dalam perumusan
asosiasi terakreditasi menjadi pengurus LPJK, kebijakan publik.
maka yang bersangkutan tidak hanya menjadi
aset bagi seluruh kelompok unsur asosiasi Membangun Sistem Rantai Pasok Konstruksi
yang mengusulkannya, tetapi menjadi aset Tingkat Meso
masyarakat jasa konstruksi secara keseluruhan. Secara Umum, sistem rantai pasok konstruksi
dapat dibedakan menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu
Memberdayakan Anggota Asosiasi Badan mikro, meso dan makro. Sistem rantai pasok
Usaha konstruksi tingkat mikro adalah rantai pasok di
Kemampuan setiap anggota asosiasi tingkat proyek konstruksi. Adapun sistem rantai
sangat beragam baik klasifikasinya maupun pasok konstruksi tingkat meso adalah rantai
kualifikasinya. Keragamanan tersebut dapat pasok di tingkat badan usaha jasa konstruksi
dimanfaatkan untuk saling melengkapi dalam (BUJK). Sedangkan sistem rantai pasok
pengembangan kemampuan dan kapasitas konstruksi tingkat makro adalah rantai pasok di
asosiasi dan anggota asosiasi. Sebagai tingkat industri konstruksi (nasional) yang sesuai
contoh, pembangunan sistem informasi jasa UUJK 2017 pengembangannya menjadi tanggung
konstruksi terintegrasi dan penerapan teknologi jawab dan wewenang Pemerintah Pusat.
informasi dan komunikasi termasuk penerapan
building information modelling (BIM) di BUJK Sistem rantai pasok konstruksi tingkat meso
dengan kualifikasi tertentu, memerlukan berisi data dan informasi terverifikasi dan
pembangunan big data yang pelaksanaannya tervalidasi tentang jenis produk/layanan,
sangat tergantung pada tenaga-tenaga ahli kapasitas pasokan, harga produk/layanan
yang dimiliki BUJK. Selain menyelenggarakan serta lokasi dan kinerja dari pemasok/vendor,
kegiatan untuk meningkatkan kapasitas setiap subkontraktor, subkonsultan dan spesialis
anggota asosiasi, asosiasi perlu memetakan dan dengan dukungan aplikasi database yang real
mendatabasekan seluruh anggota asosiasi yang time. Sistem tersebut akan memungkinkan BUJK
memiliki kemampuan dan keahlian tertentu dan dapat menyiapkan dokumen penawaran dan
selanjutnya diberdayakan untuk meningkatkan pelaksanaan proyek secara efektif (yaitu tepat
kapasitas asosiasi dan anggotanya. kuantitas, kualitas, lokasi dan waktu), efisien dan
berkelanjutan.

258 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Idealnya, sistem tersebut dapat dikembangkan Mendukung secara Proaktif Perwujudan Tujuan
dan dimiliki oleh setiap BUJK berdasarkan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
time series data dan informasi yang diperoleh UUJK 2017 telah mengamanatkan tujuan
BUJK dalam mendapatkan dan menyelesaikan penyelenggaraan jasa konstruksi. Perwujudan
proyek-proyek konstruksi sebelumnya. Namun tujuan tersebut secara keseluruhan menjadi
sejauh ini, baru beberapa BUJK kualifikasi besar tanggung jawab bersama masyarakat jasa
yang telah memiliki dan mengimplementasikan konstruksi. UUJK 2017 telah mengatur pembagian
sistem rantai pasok konstruksi dimaksud. Pada peran pokok kepada setiap unsur masyarakat
umumnya, BUJK kualifikasi menengah dan kecil jasa konstruksi. Peran utama sebagai dirigen
mengalami kesulitan untuk mengembangkan dalam mewujudkan tujuan tersebut tetap berada
sistem rantai pasoknya sendiri. Untuk itu, pada pemerintah. Peran asosiasi badan usaha
asosiasi badan usaha yang mewadahi BUJK meliputi antara lain sebagaimana ditunjukkan
kualifikasi menengah dan kecil diharapkan pada Tabel 5.2.4. di bawah ini.
dapat mengembangkan sistem rantai pasok
konstruksi tingkat meso yang dapat diakses dan
dimanfaatkan oleh para anggotanya.

Tabel 5.2.4. Peran Asosiasi Usaha dalam Mendukung Perwujudan Tujuan Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
No. Tujuan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Peran Asosiasi
1 Memberikan arah pertumbuhan dan • Memetakan anggotanya yang berpotensi menjadi
perkembangan Jasa Konstruksi untuk BUJK spesialis;
mewujudkan struktur usaha yang kukuh, • Mengusulkan kebijakan yang dapat mendorong
andal, berdaya saing tinggi dan menghasilkan pertumbuhan BUJK spesialis;
jasa konstruksi yang berkualitas • Mendorong anggotanya untuk menjadi BUJK
spesialis.
2 Mewujudkan ketertiban penyelenggaraan • Memberikan masukan secara proaktif dalam
Jasa Konstruksi yang menjamin kesetaraan penyusunan dokumen standar pengadaan
kedudukan antara Pengguna dan Penyedia dan kontrak kerja jasa konstruksi yang dapat
Jasa dalam menjalankan hak dan kewajiban, digunakan secara umum di Indonesia.
serta meningkatkan kepatuhan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
3 Mewujudkan peningkatan partisipasi • Mengusulkan anggotanya sebagai calon pengurus
masyarakat di bidang Jasa Konstruksi, LPJK;
• Berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan LPJK;
• Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan untuk
meningkatkan kapasitas anggotanya,
4 Menata sistem Jasa Konstruksi yang • Memberikan masukan secara proaktif dalam
mampu mewujudkan keselamatan publik penetapan sistem Jasa Konstruksi yang mampu
dan menciptakan kenyamanan lingkungan mewujudkan keselamatan publik dan kenyamanan
terbangun. lingkungan terbangun.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 259


Tabel 5.2.4. Peran Asosiasi Usaha dalam Mendukung Pewujudan Tujuan Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi

No. Tujuan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Peran Asosiasi


5 Menjamin tata kelola penyelenggaraan jasa • Terlibat aktif menyiapkan anggotanya untuk
konstruksi yang baik. memiliki kemampuan dalam pencegahan korupsi
6 Menciptakan integrasi nilai tambah dari • Mendorong anggotanya untuk mengedepankan
seluruh tahapan penyelenggaraan Jasa kolaborasi dan sinergi antar anggota asosiasi
Konstruksi dalam penyelenggaraan konstruksi yang lebih
efektif dan efisien.

Sumber : (KEPMEN PUPR 1410/KPTS/M/2020)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI mengembangkan tugas, fungsi dan


perannya secara optimal;
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, 2) Membangun asosiasi usaha jasa
disimpulkan sebagai berikut: konstruksi terakreditasi sehingga dapat
a. Asosiasi badan usaha jasa konstruksi memberikan layanan publik dan layanan
merupakan unsur masyarakat jasa konstruksi terekognisi oleh pembina jasa konstruksi;
yang keberadaannya diatur dalam UUJK 2017. 3) Membentuk lembaga sertifikasi badan
b. Pengelompokan jenis asosiasi usaha jasa usaha;
konstruksi dapat dikembangkan berdasarkan 4) Mengusulkan anggotanya menjadi
struktur usaha jasa konstruksi sebagaimana pengurus LPJK;
telah diatur dalam UUJK 2017. 5) Memberdayakan anggota asosiasi badan
c. Asosiasi badan usaha yang terakreditasi usaha;
sudah mencapai 35% dari jumlah yang 6) Memberikan masukan dalam penyusunan
mendaftar yang mencakup jenis usaha jasa kebijakan yang meliputi NSPK terkait
konsultansi, jasa pekerjaan konstruksi, dengan pembinaan jasa konstruksi; dan
dan jasa pekerjaan konstruksi terintegrasi; 7) Mendukung secara proaktif perwujudan
bersifat umum dan spesialis; klasifikasi tujuan penyelenggaraan jasa konstruksi.
usaha sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; kegiatan usaha terkait Berdasarkan pembahasan diatas, maka
bangunan gedung dan bangunan sipil; dan rekomendasi yang dapat disampaikan sebagai
layanan yang terkait dengan jenis dan sifat berikut:
dan klasifikasi usahanya. a. Asosiasi badan usaha perlu diakreditasi agar
d. Peran strategis asosiasi badan usaha jasa mampu memberikan standar layanan publik
konstruksi dalam meningkatkan kapasitas yaitu menjadi bagian dari pembentukan
masyarakat jasa konstruksi, khususnya dalam kepengurusan LPJK dan pembentukan
bidang usaha jasa konstruksi meliputi: lembaga sertifikasi badan usaha jasa
1) Mewadahi pelaku usaha jasa konstruksi konstruksi.
dalam suatu organisasi sehingga dapat

260 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

b. Pembentukan asosiasi badan usaha yang DAFTAR PUSTAKA


bersifat spesialis dan/atau layanan tertentu
masih sangat terbatas. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa
Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2020 Konstruksi
tentang Akreditasi Asosiasi Badan Usaha Jasa Undang-Undang Nomor 11 tahun 2017 tentang Cipta
Konstruksi, Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi. Kerja
dan Asosiasi Terkait Rantai Pasok Konstruksi Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2020 tentang
yang telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Peraturan Pemerintah 14 tahun 2021 tentang
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Konstruksi, bahwa asosiasi jasa konstruksi Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang
harus memenuhi persyaratan yang bersifat Jasa Konstruksi
spesifik. Hal ini dikarenakan asosiasi jasa Keputusan Menteri PUPR Nomor 1410/KPTS/M/2020
konstruksi kedepannya diarahkan bersifat tentang Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi,
spesialis. Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi, dan
c. Ke depan perlu mengembangkan fungsi Asosiasi Terkait Rantai Pasok Jasa Konstruksi
akreditasi asosiasi untuk mendukung Terakreditasi
penerapan standar layanan publik, dan/
atau pemberian pengakuan terhadap peran
strategis asosiasi untuk meningkatkan
kapasitas masyarakat jasa konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 261


5.3
Membangun Lembaga
Sertifi kasi Jasa
Konstruksi Yang Kredibel
Untuk Mewujudkan
Pelaku Usaha Yang
Berdaya Saing
Samsul Bakeri
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Nurasih Asriningtyas
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Darti Tresnawati
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PENDAHULUAN

Terbitnya Undang-Undang No 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja)
membuat beberapa peraturan mengalami perubahan dan/atau penyesuaian tidak
terkecuali Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi (UUJK).
Beberapa Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja terkait bidang Jasa
Konstruksi yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan

262 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pada masa lalu, sebelum terbitnya UUJK
Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Risiko. Nomor 2 tahun 2017, ketentuan pelaksanaan
sertifikasi diatur dalam Undang-Undang Nomor
Pemerintah menerbitkan UU Cipta Kerja dan 18 Tahun 1999, bahwa kegiatan sertifikasi
peraturan pelaksanaannya dengan tujuan bidang konstruksi dilakukan oleh LPJK melalui
untuk melakukan reformasi struktural dan Unit Sertifikasi Badan Usaha (USBU) dan Unit
mempercepat transformasi ekonomi. Dengan Sertifikasi Tenaga Kerja (USTK). Terbitnya UUJK
reformasi struktural dan transformasi mengamanatkan bahwa LSBU melaksanakan
ekonomi dalam UU Cipta Kerja, diharapkan proses layanan sertifikasi badan usaha dan
akan memberikan kemudahan usaha dan LSP melaksanakan proses layanan sertifikasi
meningkatkan investasi yang masuk ke dalam kompetensi kerja, sebelum terbentuk dan
negeri. Hal ini utamanya dilakukan melalui operasional LSBU dan LSP Bidang Konstruksi,
simplifikasi dan harmonisasi regulasi dan maka layanan sertifikasi masa transisi
perizinan berusaha, sehingga menghindari dilaksanakan oleh Lembaga Pengembangan Jasa
terjadinya penyimpangan dalam proses perizinan Konstruksi (LPJK) Periode 2021-2024 melalui
berusaha, memberikan kepastian hukum, dan Tim Penyelenggara Sertifikasi Badan Usaha dan
terutama kemudahan bagi pelaku usaha. UU Tim Penyelenggara Sertifikasi Kompetensi Kerja
Cipta Kerja mengubah jenis perizinan berusaha berdasarkan Surat Edaran Menteri PUPR Nomor
dipilih berdasarkan risiko dan memiliki prinsip 02/SE/M/2021 Tentang Perubahan Atas Surat
Trust but verify yaitu kemudahan pemberian Edaran Menteri PUPR Nomor 30/SE/M/2021
perizinan berusaha diikuti dengan pelaksanaan Tentang Transisi Layanan Sertifikasi Badan
pengawasan oleh pemerintah. Usaha dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Jasa
Konstruksi.
Tidak terkecuali di bidang Jasa Konstruksi,
Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK) Perubahan Dasar Reformasi Sertifikasi juga
mereformasi tata kelola jasa konstruksi, diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah
kelembagaan jasa konstruksi, dan peran Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
masyarakat jasa konstruksi termasuk didalamnya Perizinan Berbasis Risiko yang mengatur bahwa
meningkatkan peran asosiasi jasa konstruksi pengajuan Perizinan Berusaha meliputi Nomor
dengan melakukan reformasi tata cara sertifikasi Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Standar
badan usaha dan tenaga kerja. Sistem Sertifikasi dalam hal ini Sertifikasi Badan Usaha (SBU) dan
Badan Usaha dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi (SKK
Badan Usaha (LSBU) yang dibentuk oleh asosiasi Konstruksi) diselenggarakan melalui satu pintu
badan usaha yang terakreditasi. Sedangkan Online Single Submission (OSS). Hal ini merupakan
Sistem Sertifikasi Tenaga Kerja dilakukan oleh salah satu upaya dan inovasi telah dilakukan oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dibentuk Pemerintah dalam meningkatkan pengurusan
oleh Asosiasi Profesi yang terakreditasi dan perizinan di Indonesia melalui sistem perizinan
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja (LPPK) berusaha secara elektronik untuk meningkatkan
yang memenuhi persyaratan sesuai dengan transparansi serta akuntabilitas pelaksanaan
peraturan perundang- undangan. pengurusan izin usaha. Dengan reformasi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 263


sertifikasi ini, LSBU dan LSP menjadi ujung Pelaksana dan Asesor Badan Usaha sebagaimana
tombak pelaksanaan sertifikasi yang merupakan Pasal 41D Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2021.
bagian dari partisipasi masyarakat jasa konstruksi Pengarah LSBU terdiri atas ketua merangkap
dengan peningkatan peran serta asosiasi badan anggota dan anggota. Pengarah berjumlah gasal,
usaha yang terakreditasi, asosiasi profesi yang paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling banyak 5
terakreditasi dan LPKK. (lima) orang. Pengarah merupakan perwakilan dari
Masyarakat Jasa Konstruksi yang berasal dari:
URAIAN a. Asosiasi Badan Usaha terakreditasi;
b. Pengguna Jasa Konstruksi yang berasal dari
Lembaga Sertifikasi Badan Usaha pemerintah atau swasta; dan
Lembaga Sertifikasi Badan Usaha Jasa c. lembaga independen terkait badan usaha.
Konstruksi (LSBU) adalah lembaga yang
melaksanakan kegiatan sertifikasi badan usaha Pelaksana LSBU paling sedikit terdiri atas ketua,
yang dibentuk oleh Asosiasi Badan Usaha Jasa koordinator administrasi, koordinator sertifikasi
Konstruksi terakreditasi dan dilisensi oleh LPJK. dan koordinator manajemen mutu. Pelaksana
Sertifikasi Badan Usaha (SBU) yang berlaku LSBU mempunyai tugas antara lain:
3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang diatur a. Menyusun rencana program dan anggaran;
dalam Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2021 b. Melaksanakan program kerja; dan
dan Peraturan Pemerintah No 5 Tahun 2021. c. Menyusun laporan dan bertanggung jawab
Struktur organisasi LSBU terdiri atas Pengarah, kepada pengarah.

Gambar 5.3.1. Struktur LSBU

264 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Gambar 5.3.2. Pelaksana LSBU

Gambar 5.3.3. Tugas Koordinator

Untuk fungsi pelaksana LSBU adalah sebagai serta tugas dari masing-masing Koordinator
pelaksana administratif, manajemen mutu, dan Pelaksana LSBU sebagaimana Penjelasan
sertifikasi. Terdapat Kriteria Umum dan Khusus Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 265


Selain Pengarah dan Pelaksana LSBU terdapat a. Penyusunan Standar Kompetensi Kerja (SKK)
Asesor Badan Usaha. Asesor badan usaha ini Khusus Asesor Badan Usaha Jasa Konstruksi
merupakan bagian dari proses penyelenggaraan yang mengakomodasi unit kompetensi sesuai
sertifikasi badan usaha, asesor memiliki peraturan perundang-undangan dan telah
peran yang sangat penting dan strategis, dan ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur
merupakan ujung tombak dalam menghasilkan Jenderal Bina Konstruksi Nomor 56/KPTS/
badan usaha jasa konstruksi yang memiliki DK/2021 dan diregistrasi melalui Keputusan
kemampuan mewujudkan Jasa Konstruksi yang Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan
berkualitas. Kebutuhan Asesor Badan Usaha Vokasi dan Produktivitas, Kementerian
Jasa Konstruksi (ABU) pada LSBU yang akan Ketenagakerjaan Nomor 2/1925/LP.00.00/
dibentuk sebagaimana amanat Undang Undang VIII/2021 tanggal 31 Agustus 2021.
tersebut harus terpenuhi. b. Penetapan Pembentukan Panitia Teknis Uji
Kompetensi (PTUK) Asesor Badan Usaha
Dalam Pasal 41H Peraturan Pemerintah Nomor 14 berdasarkan Surat Keputusan Badan Nasional
Tahun 2021, diatur kriteria Asesor badan usaha Sertifikasi Profesi (BNSP) Nomor 1831/BNSP/
yang salah satunya memiliki sertifikat asesor IX/2021.
yang diterbitkan oleh lembaga independen c. PTUK bersama Balai Jasa Konstruksi Wilayah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- (BJKW) melakukan uji kompetensi secara
undangan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan serentak untuk memenuhi ketentuan Pasal
dan legalitas Asesor Badan Usaha Jasa 41H huruf a.
Konstruksi tersebut berbagai proses telah
dilakukan yaitu:

Gambar 5.3.4. Asesor Badan Usaha

266 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Asesor Badan Usaha Jasa Konstruksi merupakan Sebelum beroperasi LSBU harus mendapat
suatu jabatan profesional yang melakukan Lisensi dari LPJK. Lisensi sendiri dalam
penilaian kelayakan badan usaha sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021
Kualifikasi dan Klasifikasinya. Asesor terikat pada didefinisikan sebagai izin yang diberikan
aturan moral profesinya yaitu Kode Etik Asesor untuk menyelenggarakan proses sertifikasi
Badan Usaha. Kode etik ini sebagai pegangan jasa konstruksi. Lisensi LSBU memuat ruang
profesi Asesor dalam melakukan tugasnya dan lingkup lisensi dengan mempertimbangkan
merupakan norma dalam melakukan penilaian kelengkapan persyaratan dan skema yang
kelayakan badan usaha. Kode Etik Asesor Badan diusulkan. Pengaturan Lisensi LSBU tertuang
Usaha yang diterapkan mengacu Peraturan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang 2021 dan Surat Edaran LPJK Nomor 2/SE/
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor LPJK/2021 tentang Pedoman Teknis Pemberian
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Lisensi LSBU. Mulai dari Persyaratan, Tahapan,
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang dan Auditor lisensi LSBU.
Jasa Konstruksi pada Lampiran angka IX. Dengan
kode etik Asesor tersebut, penting untuk seorang Telah dilakukan proses lisensi LSBU melalui
asesor bebas dari kepentingan apapun sehingga laman lisensijakon.pu.go.id berdasarkan Surat
dapat melakukan penilaian (Assessment) dengan Edaran Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2021
tidak memihak dan tidak diskriminatif. tentang Tata Cara Pengajuan Lisensi Lembaga

Gambar 5.3.5. Persyaratan Lisensi LSBU

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 267


Sertifikasi Badan Usaha, Sertifikasi Kompetensi Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 yang
Kerja Konstruksi, Dan Sertifikasi Badan Usaha. diperbaharui dengan PP Nomor 10 Tahun 2018.
Sampai dengan 30 September 2021 ini, LPJK
telah menerbitkan 7 (tujuh) lisensi LSBU yang Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
dibentuk Asosiasi Badan Usaha Terakreditasi 2017 Pasal 70 ayat (1) bahwa Setiap tenaga
yaitu Lembaga Sertifikasi INKINDO, LSBU kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa
Gamana Krida Bhakti, PT. Andalan Sertifikasi Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi
Kontraktor Nasional, PT. Sertifikasi Badan Usaha Kerja. Pada ayat (3) Sertifikat Kompetensi
Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Kerja diperoleh melalui uji kompetensi sesuai
Indonesia, LSBU ASPEKNAS Konstruksi Mandiri, Standar Kompetensi Kerja. Dan ayat selanjutnya
dan PT. Bina Mitra Rancang bangun dan PT menyatakan bahwa yang melaksanakan uji
Sertifikasi Kontraktor Indonesia. Diharapkan 5 kompetensi adalah lembaga sertifikasi profesi.
Asosiasi Badan Usaha terakreditasi yang belum Jadi yang berhak melaksanakan uji kompetensi
dari total 12 Asosiasi Badan Usaha terakreditasi kerja di bidang konstruksi adalah lembaga
dapat membentuk LSBU dan mendapatkan sertifikasi profesi bidang konstruksi, bukan
lisensi dari LPJK serta dapat segera operasional LPJK lagi. Maka dari itu tahun 2021 ini sudah
sehingga membantu mengakhiri layanan seharusnya terbentuk Lembaga Sertifikasi
sertifikasi masa transisi ini. Sebagai informasi Profesi bidang konstruksi.
pada tanggal 5 Oktober 2021 telah di Launching
LSBU melalui Online Single Submission (OSS) Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017,
yang telah terintegrasi dengan portal perizinan pasal 71 ayat (1) Lembaga sertifikasi profesi dapat
Kementerian PUPR dan juga telah terintegrasi dibentuk oleh: a. asosiasi profesi terakreditasi;
dengan Sistem Informasi Jasa Konstruksi (SIJK) dan b. lembaga pendidikan dan pelatihan kerja
Terintegrasi. Dengan beroperasinya LSBU (LPPK) yang memenuhi syarat sesuai dengan
melalui sistem OSS diharapkan digitalisasi ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada
pelayanan perizinan terpadu ini meminimalisir pasal 71 ayat (2) dinyatakan bahwa Akreditasi
penyalahgunaan wewenang dalam perizinan terhadap asosiasi profesi sebagaimana
berusaha dan memudahkan pelaku usaha dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan oleh
dengan layanan perizinan yang fleksibel dengan Menteri kepada asosiasi profesi yang memenuhi
jaminan kualitas yang didasarkan pada sistem persyaratan.
terintegrasi dan terstandar sesuai peraturan
perundang-undangan. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
14 Tahun 2021 pasal 30 dan 30B mengamanatkan
Lembaga Sertifikasi Profesi LSP bentukan Asosiasi Profesi merupakan
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah suatu badan hukum yang disahkan sesuai ketentuan
lembaga pelaksana sertifikasi profesi yang peraturan perundang-undangan. Sedangkan
mendapatkan lisensi Badan Nasional Sertifikasi LSP bentukan LPPK merupakan badan hukum
Profesi (BNSP). BNSP adalah badan independen atau unit yang dibentuk oleh badan hukum
yang dibentuk sebagai amanat UU Nomor 13 lembaga induknya atau lembaga pemerintah
Tahun 2004 pasal 18 ayat (5) dan Peraturan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

268 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

undangan. Jadi LSP Bidang Jasa Konstruksi konsultan) adalah LSP bentukan asosiasi dan
hanya dapat dibentuk oleh asosiasi profesi yang bentukan LPPK. Jadi industri misalnya PT. PP,
telah diakreditasi dan saat ini terdapat beberapa PT. ADI KARYA, TOTALINDO, TOTAL BANGUN
asosiasi profesi yang sudah memperoleh PERSADA, UNITED TRAKTOR, dan lain-lain tidak
akreditasi kurang lebih sebanyak 28 asosiasi dapat membentuk LSP Konstruksi, tetapi dapat
profesi (Keputusan Menteri PUPR Nomor 1410/ membentuk unit pelatihan atau LPK dimana LPK
KPTS/M/2020 Tentang Asosiasi badan usaha bentukan dari industri itu dapat mendirikan LSP
jasa konstruksi, Asosiasi profesi jasa konstruksi P1, dan untuk mendirikan LSP P1 tersebut maka
dan asosiasi rantai pasok jasa konstruksi LPPK nya haruslah sudah mendapatkan registrasi
Keputusan Kepala LPJK Nomor 23/KPTS/LPJK dari Menteri serta calon LSP bentukannya juga
VIII/2021 tentang asosiasi profesi jasa konstruksi harus mendapatkan rekomendasi dari menteri
terakreditasi). Selain asosiasi profesi, yang sebelum diajukan lisensi ke BNSP. Sertifikat
dapat membentuk LSP adalah LPPK, yaitu LPPK kompetensi dari LSP Pihak Kesatu dapat berlaku
yang sudah diregister oleh menteri. Selain kedua secara umum sebagaimana yang dikeluarkan
organisasi tersebut tidak dapat membentuk LSP. oleh LSP Pihak ketiga. Sertifikat yang dikeluarkan
LSP Bentukan Asosiasi Profesi dikategorikan oleh LSP P1 maupun LSP P3, harus diregister
menjadi LSP Pihak ketiga (LSP P3), sedangkan oleh menteri melalui LSP nya. Sedangkan LSP
LSP bentukan dari Lembaga Pendidikan dan bentukan instansi seperti BPSDM hanya dapat
Pelatihan Kerja (BLK, LPK, SMK, POLTEK dan memberikan sertifikat kompetensi kepada ASN
Perguruan Tinggi) dikategorikan LSP Pihak Kementerian PUPR dan jejaringnya di daerah
Pertama atau LSP P1. atau ASN pemerintah daerah.

Dalam pedoman pembentukan lembaga sertifikasi Sesuai dengan ketentuan Pasal 30B ayat (3)
profesi yang dikeluarkan oleh BNSP Nomor 2 dan pasal 30K Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2014, industri dapat membentuk Lembaga Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Sertifikasi Profesi yang dikategorikan menjadi Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 telah diatur
LSP pihak kedua dan LSP Pihak kesatu industri. bahwa LSP diberikan Lisensi oleh Lembaga
LSP yang didirikan oleh industri atau industri Independen yang melaksanakan tugas sertifikasi
dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja sesuai ketentuan peraturan
kompetensi kerja terhadap sumber daya manusia perundang-undangan yaitu BNSP setelah
lembaga induknya. Sedangkan LSP pihak kesatu mendapat rekomendasi dari Menteri PUPR,
industri didirikan oleh industri atau instansi selanjutnya LSP yang telah mendapatkan Lisensi
dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi dari BNSP harus melakukan pencatatan kepada
kompetensi kerja terhadap sumber daya manusia menteri.
lembaga induknya, sesuai ruang lingkup yang
diberikan BNSP. LPPK yang dapat mengajukan LSP P1 adalah
LPPK yang sudah mendapatkan register yang
Namun sesuai dengan UU No.2 tahun 2017, LSP memenuhi persyaratan. LPPK disini meliputi
yang dapat melaksanakan uji kompetensi bagi (1) Lembaga Pendidikan terkait konstruksi
pekerja konstruksi (pekerja kontraktor dan terdiri dari SMK; Perguruan Tinggi/ Poltek; (2)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 269


Lembaga Pelatihan Kerja Bidang Konstruksi LPJK/2021 dibagi menjadi 3 yaitu Persyaratan
terdiri dari LPK Swasta; LPK Pemerintah /Balai Permohonan Lisensi LSP Baru, Persyaratan
Latihan Kerja; LPK perusahaan. Pengajuan Permohonan Rekomendasi untuk Perpanjangan
registrasi LPPK kepada Menteri PUPR dilakukan Lisensi LSP dan Persyaratan Permohonan
melalui LPJK. Adapun persyaratan registrasi Lisensi bagi LSP yang ingin menambah ruang
LPPK sesuai PP 14 Tahun 2021 pasal 30 dan 30b lingkup LSP.
meliputi: (1) merupakan lembaga pendidikan dan/
atau lembaga pelatihan yang memiliki program Dalam mengajukan lisensi LSP haruslah memiliki:
pendidikan dan /atau pelatihan di bidang jasa (1) skema sertifikasi; (2) asesor kompetensi yang
konstruksi; (2) memiliki izin pendirian pelatihan sesuai dengan skema sertifikasi; (3) tempat uji
kerja atau tanda daftar lembaga pelatihan kompetensi; (4) organisasi LSP serta (5) proses
yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang business LSP kedepan. Skema sertifikasi harus
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- ditetapkan agar dapat dijadikan pedoman
undangan; (3) memiliki program kerja bidang sertifikasi kompetensi kerja yang dilaksanakan
jasa konstruksi; dan (3) memiliki instruktur oleh LSP sesuai dengan skema yang telah
atau tenaga pengajar dan sarana dan prasarana ditetapkan LSP, hal tersebut sesuai PP 14 Tahun
pendidikan dan/ atau pelatihan kerja sesuai 2021 pasal 30E. Skema sertifikasi diverifikasi
pedoman pelatihan berbasis kompetensi atau oleh lembaga independen yang mempunyai
competency base training pada suatu jabatan tugas melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
kerja. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dalam hal ini BNSP.
Jadi LSP Bidang Jasa Konstruksi dapat dibentuk
oleh Asosiasi Profesi terakreditasi dan LPPK Organisasi LSP terdiri dari unsur pengarah dan
teregister atau dapat dibentuk oleh gabungan unsur pelaksana dimana unsur pengarah terdiri
beberapa asosiasi profesi, maupun gabungan dari ketua merangkap anggota dan anggota
asosiasi dan LPPK. LSP adalah berbentuk badan yang merupakan perwakilan dari para pihak
hukum baik dalam bentuk PT maupun yayasan pemangku kepentingan. Untuk LSP P1 dan
atau badan hukum lainnya. LSP P2 unsur pengarahnya adalah pimpinan
instansi/lembaga kerja yang membentuknya.
LSP diberikan lisensi sesuai dengan peraturan Unsur pengarah mempunyai tangung jawab atas
perundang-undangan setelah mendapatkan keberlanjutan LSP dengan menetapkan visi, misi
rekomendasi dari Menteri hal tersebut sesuai dan tujuan LSP; menetapkan rencana strategis
dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 pasal program kerja dan anggaran belaja; mengangkat
71 ayat (3). Untuk mendapatkan rekomendasi dari dan memberhentikan pelaksana LSP; membina
menteri, calon LSP harap mengajukan ke Menteri komunikasi dengan para pemangku kepentingan
PUPR melalui LPJK, pedoman pemberian lisensi dan mebolisasi sumber daya. Sedangkan Unsur
sesuai dengan Surat Edaran 05/SE/LPJK/2021. Pelaksana, minimal terdiri dari ketua, serta
Persyaratan Permohonan Rekomendasi Lisensi bagian/fungsi administrasi, sertifikasi dan
LSP menurut Surat Edaran LPJK nomor 05/SE/ manajemen mutu.

270 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Adapun assessor yang diajukan oleh LSP dengan LSP terlisensi menyampaikan Surat Penolakan
ketentuan sebagai berikut: (1) asesor yang telah Permohonan Rekomendasi Lisensi LSP beserta
tercatat di LPJK; (2) memiliki sertifikat asesor alasannya kepada pemohon. Dalam hal Ketua
yang diterbitkan oleh BNSP dengan ketentuan LPJK menerima Berita Acara Hasil Verifikasi
sertifikat asesor dan sertifikat kompetensi kerja dan Validasi, Ketua LPJK menerbitkan surat
jenjang 9 untuk pengujian kompetensi pada pemberian rekomendasi lisensi. Surat penolakan
jabatan ahli jenjang 9, sedangkan SKK minimal Permohonan rekomendasi Lisensi LSP atau Surat
jenjang 8 untuk pengujian kompetensi jabatan Rekomendasi lisensi LSP dikirim melalui laman
ahli jenjang 7 dan 8; untuk SKK minimal jenjang 6 aplikasi http://lisensijakon.pu.go.id dengan
untuk pengujian kompetensi jabatan teknisi dan tembusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi.
analis yaitu jenjang 6, 5, dan 4, untuk SKK minimal
jenjang 3 untuk pengujian kompetensi jabatan Setelah LSP itu mendapatkan surat rekomendasi
kerja operator; dan (3) Ketersediaan asesor, dan memperoleh lisensi dari BNSP. Akan tetapi
sarana dan prasarana, ruang lingkup lisensi dan sebelum memberikan lisensi, BNSP akan
pemeriksaan LSP terlisensi telah tercatat melalui melakukan verifikasi dan validasi serta surveilen
laman aplikasi http://lisensijakon.pu.go.id. setelah itu menerbitkan surat lisensi kepada
LSP. LSP yang sudah mendapatkan lisensi
Tatacara Pemberian Rekomendasi LSP diatur dari BNSP dinamakan LSP terlisensi dan wajib
dalam SE LPJK Nomor 05/SE/LPJK/2021, mencatatkan kembali ke LPJK.
Tentang Pedoman Pemberian Rekomendasi
LSP dan Pencatatan LSP Terlisensi, bahwa Update awal Oktober 2021 terdapat 24 LSP yang
pemberian rekomendasi lisensi LSP dilakukan sudah mengajukan permohonan rekomendasi
melalui tahapan sebagai berikut: (1) Pengajuan dan diteruskan ke BNSP. Dari 24 LSP yang
permohonan rekomendasi lisensi LSP Baru; (2) mengajukan rekomendasi tersebut terdapat 3
Verifikasi dan validasi; (3) Pemeriksaan daftar LSP yang sudah dilisensi oleh BNSP antara lain:
asesor (self assesment) sesuai subklasifikasi 1. LSP ASTEKINDO KONSTRUKSI MANDIRI,
layanan lisensi yang diisi oleh pemohon; (4) Bentukan Asosiasi Tenaga Teknik Konstruksi
Pemeriksaan daftar sarana dan prasarana; (5) Indonesia (ASTEKINDO) mengajukan
Ruang lingkup Lisensi yang diajukan, dilakukan sebanyak 166 skema.
pemeriksaan terhadap daftar skema sertifikasi, 2. LSP GATAKI KONSTRUKSI MANDIRI,
dan (6) Pemberian rekomendasi LSP. Bentukan Gabungan Tenaga Ahli dan Terampil
Konstruksi Indonesia (GATAKI), mengajukan
Dalam proses pemberian rekomendasi 19 Skema.
LSP, Ketua LPJK dapat menolak ataupun 3. LSP PETAKINDO KONSTRUKSI MANDIRI,
menerima permohonan tersebut dalam waktu Bentukan Perkumpulan Tenaga Ahli dan
paling lama 2 hari kerja setelah permohonan Terampil Indonesia (PETAKINDO) mengajukan
dinyatakan lengkap. Dalam hal Ketua LPJK sebanyak, 45 Skema.
menolak permohonan rekomendasi lisensi, Tim (sumber: LPJK Agustus 2021).
Pemberian Rekomendasi LSP dan Pencatatan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 271


Adapun tata cara pencatatan LSP terlisensi menjalankan MEKANISME SERTIFIKASI yang
setelah mendapatkan rekomendasi lisensi diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-
dari menteri sebagai berikut: LSP yang telah undangan yang terkait perizinan berusaha
mendapatkan rekomendasi lisensi dan telah berbasis risiko. Ada ketentuan bahwa LSBU
mendapatkan lisensi dari BNSP mengajukan harus berbadan hukum, hal ini sesuai dengan
permohonan pencatatan kepada tim melalui amanat Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2021.
laman aplikasi laman http://lisensijakons.
pu.go.id. Tim selanjutnya melakukan verifikasi Dalam melaksanakan tugasnya, LSBU dipantau
dan validasi terhadap kesesuaian dokumen dan evaluasi oleh Menteri PUPR untuk menjamin
melalui laman https://www.bnsp.go.id. Setelah kinerja dan kualitas LSBU. Hasil pemantauan
melakukan pemeriksaan, tim melakukan dan evaluasi dapat digunakan sebagai bahan
pencatatan melalui laman http://lisensi.pu.go.id pertimbangan dalam proses permohonan
perpanjangan lisensi, penambahan skema
LEMBAGA SERTIFIKASI BIDANG sertifikasi. Pemantauan dan Evaluasi LSBU
KONSTRUKSI YANG KREDIBEL dapat dilakukan secara rutin dalam rangka
laporan kinerja LSBU dan dapat dilakukan
Sebelum membahas Lembaga Sertifikasi yang insidental berdasarkan pengaduan dan/atau
kredibel kita sebaiknya sampaikan terlebih kebutuhan tertentu. LSBU yang tidak lagi
dahulu apa itu tugas dan fungsi LSBU dan LSP memenuhi persyaratan dan/atau melaksanakan
serta kewenangannya. kewajibannya mendapat Sanksi dari Menteri
PUPR atas rekomendasi LPJK sebagaimana
Tugas dan Fungsi LSBU diatur dalam Peraturan amanat Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2021.
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021. Dalam Sehingga LSBU terjamin kualitas dan mutunya
melaksanakan wewenang dan tugasnya LSBU dalam penyelenggaraan sertifikasi badan usaha.

Gambar 5.3.6. Lembaga Sertifikasi Badan Usaha LSBU

272 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Tugas dan fungsi LSP diatur pada Pasal 30C boleh melakukan uji kompetensi kepada ASN
PP Nomor 14 Tahun 2021. Sedangkan LSP juga untuk jabatan kerja Ahli. Sedangkan LSP 3 (yang
memiliki kewenangan antara lain: dibentuk oleh asosiasi profesi terakreditasi)
a. Menerbitkan sertifikasi kompetensi sesuai dapat melakukan sertifikasi kepada peserta uji
pedoman BNSP; kompetensi dari masyarakat umum. Jadi LSP
b. Mencabut atau membatalkan sertifikat P3 bentukan asosiasi profesi dapat melakukan
kompetensi; uji kompetensi kepada siapa saja yang
c. Memberikan sanksi kepada asesor mengajukan kepada LSP tersebut tanpa melihat
kompetensi dan TUK yang melanggar aturan; apakah peserta itu anggotanya atau bukan
d. Mengusulkan skema baru; anggotanya. Jika diwajibkan bahwa peserta uji
e. Mengusulkan dan menetapkan biaya uji itu harus menjadi anggota dari asosiasi profesi
kompetensi sesuai peraturan perundang- pembentuknya, contoh jika LSP P3 PPTK yang
undangan. dibentuk oleh asosiasi PPTK harus menjadi
anggota asosiasi PPTK, maka kemungkinan
Berbicara tugas dan fungsi serta wewenang peserta uji kompetensi itu akan mencari LSP
LSP, tidaklah salah jika kita singgung pula ruang lain yang tidak mensyaratkan peserta ujinya
lingkup LSP. Ruang lingkup LSP P1, hanya boleh menjadi anggota asosiasi pembentuknya dan LSP
melakukan uji kompetensi kepada peserta didik tersebut akan kalah bersaing dengan LSP lainnya.
dari LPPK pembentuknya, dengan kualifikasi LSP adalah merupakan suatu badan hukum
sesuai dengan jenjangnya (SMK untuk jenjang tersendiri atau intensity tersendiri diluar asosiasi,
operator, poltek untuk analisis, perguruan tinggi walaupun LSP itu merupakan bentukan dari
untuk ahli, sedangkan BLK dapat menguji semua asosiasi tersebut. Jadi tidak harus peserta yang
jenjang sesuai skemanya). Sedangkan untuk LSP berasal dari asosiasi tersebut pada akhirnya harus
P2 yang dibentuk oleh LPK Pemerintah hanya diluluskan. Karena uji kompetensi merupakan

Gambar 5.3.7. Tugas dan Fungsi LSP

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 273


proses pembuktian kompetensi seseorang terkait integritas haruslah asesor yang telah tercatat di
skema sertifikasi atau jabatan kerja yang diambil. LPJK, memiliki sertifikat asesor yang diterbitkan
oleh BNSP dengan ketentuan sertifikat asesor
LSP yang kredibel tentunya LSP yang mampu dan sertifikat kompetensi serta taat pada kode
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik etik asesor.
serta menggunakan kewenangannya dengan
baik pula serta melaksanakan uji kompetensi Dengan sudah terbentuknya LSP bidang jasa
sesuai dengan ruang lingkup yang dimilikinya. konstruksi yang sudah terlisensi dan teregistrasi,
Selain itu LSP yang kredibel tentunya LSP yang maka PUPR yang dibantu oleh LPJK telah sukses
memiliki struktur organisasi dan manajemen melewati masa transisi kegiatan sertifikasi
yang professional, memiliki visi dan misi yang yang akan berakhir paling lama Desember 2021.
jelas dan perencanaan atau business plan yang Dimana sertifikasi bidang konstruksi akan segera
jelas serta didukung oleh para asesor yang dapat dilimpahkan tugas ini kepada LSP. Dengan
kompeten dan berintegritas. kewenangan dan tugas serta fungsi LSP yang
besar yang diberikan oleh Pemerintah, maka
Organisasi LSP terdiri dari unsur pengarah dan pemerintah haruslah melakukan monitoring
unsur pelaksana dimana unsur pengarah terdiri secara berkala dan juga melalui suatu sistem
dari ketua merangkap anggota dan anggota informasi terintegrasi. LSP haruslah membuat
yang merupakan perwakilan dari para pihak suatu laporan kegiatan uji kompetensi melalui
pemangku kepentingan. Untuk LSP P1 dan sistem informasi terintegrasi. LSP pun haruslah
LSP P2 unsur pengarahnya adalah pimpinan melakukan pembinaan dan pengembangan
instansi/lembaga kerja yang membentuknya. kompetensi para asesornya. Pembinaan
Unsur pengarah mempunyai tangung jawab atas kompetensi dan kredibilitas integritas asesor
keberlanjutan LSP dengan menetapkan visi, misi LSP harus dilakukan terhadap asesornya.
dan tujuan LSP; menetapkan rencana strategis
program kerja dan anggaran belaja; mengangkat Selain itu untuk membentuk LSP Bidang
dan memberhentikan pelaksana LSP; membina Konstruksi yang kredibel haruslah disusun suatu
komunikasi dengan para pemangku kepentingan pedoman or mekanisme monitoring dan evaluasi
dan mebolisasi sumber daya. Sedangkan Unsur terhadap LSP termasuk perlu disusun juklak atau
Pelaksana, minimal terdiri dari ketua, serta juknis penerapan sanksi terhadap LSP yang tidak
bagian/fungsi administrasi, sertifikasi dan dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan
manajemen mutu. baik serta menyalahgunakan kewenangannya.
Agar terwujud LSP yang kredibel maka system
Sebagaimana telah dibahas di atas bahwa monev dan juga pemberian sanksi harus
LSP haruslah memiliki skema yang didukung ditegakkan dengan baik serta pemberian
organisasi LSP yang modern, TUK, MUK serta pembinaan yang terus menerus kepada LSP
terdapat business plan dalam pelaksanaan termasuk pengaturan insentif kepada tenaga
uji kedepan. serta asesor yang kompeten dan kerja yang bersertifikat serta pemberian insentif
memiliki integritas. Adapun assessor yang kepada LSP yang mampu menjalankan tugas dan
dimiliki LSP selain memiliki kompetensi dan fungsinya dengan baik.

274 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Loading Test Jembatan Sei Alalak


Banjarmasin, Kalimatan Selatan

PERKETAT PENGAWASAN OPERASIONAL (2) masih sedikitnya LSP yang mengajukan


LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI pemberian rekomendasi lisensi kepada LPJK.
Sampai dengan Agustus 2021, terdapat 23 LSP
Transformasi kewenangan dalam pelaksanaan yang mengajukan permohonan rekomendasi
sertifikasi tenaga kerja konstruksi pasca lisensi dengan jumlah skema yang diajukan
berakhirnya masa transisi LPJK akan lebih besar sebanyak 426 skema dan jumlah skema yang
diberikan kepada masyarakat jasa konstruksi disetujui 245 skema (LPJK, 25 Agustus 2021);
melalui pelaksanaan uji sertifikasi tenaga kerja (3) Pemerintah harus mengambil langkah dan
konstruksi. Saat ini pemerintah dihadapkan pada memastikan agar proses pemberian sertifikat
kondisi antara lain: (1) Mendorong terbentuknya kompetensi kerja tidak terhenti. Terhadap LSP
LSP bidang jasa konstruksi dalam pelaksanaan yang telah mengajukan rekomendasi lisensi
sertifikasi kompetensi kerja pasca berakhirnya kepada Menteri PUPR melalui LPJK, maka
masa transisi LPJK pada Desember 2021; langkah selanjutnya ada penyiapan aturan dalam

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 275


memantau kinerja terhadap LSP yang sudah maka perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi.
diberikan lisensi oleh Lembaga independen Pemantauan dan Evaluasi dilakukan berdasarkan
yaitu Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). informasi yang terdiri atas laporan kinerja LSP;
Pemantauan kinerja LSP terlisensi bertujuan Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi,
untuk menilai kinerja dan memastikan proses dan temuan hasil surveilans dan/atau pengaduan
sertifikasi kompetensi kerja sesuai dengan mutu masyarakat. Jika terdapat pengaduan masyarakat
yang dipersyaratkan. baik secara tertulis dan /atau informasi dari
media massa, maka pemantauan dan evaluasi
Dalam hal mendorong pembentukan LSP, bersifat insidental yang dilaksanakan paling
tentunya dibutuhkan skema sertifikasi yang akan lambat 5 (lima) hari setelah laporan diterima.
dijadikan acuan oleh LSP untuk pelaksanaan uji Jika terbukti ditemukan pelanggaran dari hasil
kompetensi. Saat ini pengajuan permohonan monitoring dan Evaluasi, maka Menteri melalui
pemberian rekomendasi lisensi mengacu pada LPJK menyampaikan rekomendasi sanksi
surat edaran Nomor: 05/SE/LPJK/VII/2021 terhadap LSP yang terbukti tidak lagi memenuhi
tentang pedoman pemberian rekomendasi persyaratan kepada Lembaga independen
lisensi Lembaga sertifikasi profesi (LSP), dan yang memiliki tugas melaksanakan sertifikasi
Pencatatan Lembaga sertifikasi profesi (LSP) kompetensi kerja. Rekomendasi sanksi tersebut
terlisensi. Kondisi riil di lapangan terkait skema berupa peringatan tertulis, denda administratif;
sertifikasi dihadapkan pada: (1) memiliki SKKNI/ pembekuan lisensi dan/atau pencabutan lisensi.
SKK khusus yang masih up date; (2) sertifikat
kompetensi kerja yang beredar di masyarakat Dengan adanya pemantauan dan evaluasi
namun tidak memiliki acuan; (3) Sertifikat secara berkala yang dilakukan oleh Menteri
kompetensi kerja masih mengacu pada enam (6) dan Lembaga independen, diharapkan aduan
jenjang, sedangkan dalam pengaturan Peraturan masyarakat berupa: (1) penerbitan sertifikat
Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun kompetensi yang abal-abal; (2) proses sertifikasi
2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional yang tidak sesuai; (3) biaya sertifikasi yang
Indonesia/ KKNI dan Peraturan Pemerintah tinggi; (4) asesor yang tidak kompeten; (5) TUK
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas tidak memadai; (6) lamanya waktu penerbitan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 sertifikat; (7) kualifikasi peserta tidak sesuai dan
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang aduan lainnya terhadap LSP dapat diminimalisir.
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi Semoga dengan semakin ketatnya aturan
sudah menyebutkan jenjang kualifikasi dibagi pengawasan LSP tidak mempersempit ruang
dalam Sembilan (9) jenjang kualifikasi sehingga gerak LSP dan tenaga konstruksi bersertifikat
perlu disusun konversinya. Hasil dari konversi yang dicetak lebih kompeten, lebih mudah
dari enam jenjang menjadi Sembilan jenjang bersaing, memperoleh remunerasi sesuai dengan
KKNI nantinya akan menjadi acuan dalam kualifikasi yang dimiliki. Wujudkan tenaga kerja
pelaksanaan sertifikasi. konstruksi kompeten sebagai garda terdepan
dalam pembangunan konstruksi Indonesia.
Pada saat Lembaga sertifikasi profesi terlisensi
sudah melakukan sertifikasi kompetensi kerja

276 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI terbit Keputusan Menteri PUPR Nomor 559/


KPTS/M/2021 tentang Penetapan Besaran
Kesimpulan Biaya Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi
Kualitas proses sertifikasi melalui penilaian atau dan Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi
uji kompetensi yang bermutu dan berkualitas yang dilaksanakan Oleh Lembaga Sertifikasi
pada suatu Lembaga Sertifikasi akan berdampak Bidang Jasa Konstruksi yang ditetapkan tanggal
pada tingkat kepercayaan masyarakat yang 7 Mei 2021. KepMen PUPR ini melaksanakan
tinggi terhadap keberadaan Lembaga Sertifikasi amanat Pasal 30 ayat (4) dan Pasal 42 ayat (3)
itu sendiri sehingga mewujudkan Lembaga Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
Sertifikasi khususnya pada sektor jasa konstruksi tentang Peraturan pelaksanaan Undang-Undang
yang kredibel. Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
dan ketentuan Pasal 43 Peraturan Pemerintah
Dimulai dengan reformasi Perizinan Berusaha Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Berbasis risiko melalui satu pintu OSS artinya Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
mentransformasi proses perizinan sehingga tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
seluruh data perizinan secara online masuk Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
dalam sistem informasi sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang ITE berlaku. Dengan berbagai ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait proses sertifikasi
Hanya asosiasi yang sudah terakreditasi yang badan usaha dan sertifikasi tenaga kerja,
dapat mendirikan Lembaga sertifikasi di diharapkan tidak ada celah lagi bagi Lembaga
bidang Jasa Konstruksi dan hanya LPPK yang sertifikasi bidang Jasa Konstruksi untuk
teregistrasi di LPJK saja yang boleh mendirikan melakukan praktik-praktik diluar ketentuan
LSP. Proses Akreditasi Asosiasi dan Registrasi perundangan. Lembaga Sertifikasi akan
LPPK merupakan persyaratan tersendiri yang profesional, transparan dan akuntabel sehingga
juga merupakan saringan kualitas. Ditambah kualitas sertifikasi bidang Jasa Konstruksi yang
dengan bahwa LSP harus mendapat rekomendasi diterbitkan dapat terjaga dan meningkatkan daya
Lisensi sebelum mendapat lisensi dari BNSP, saing pelaku usaha jasa konstruksi. Harapan
sedangkan LSBU harus mendapat lisensi dari kita bersama penyelenggaraan sertifikasi oleh
LPJK. Lembaga Sertifikasi dapat segera terlaksana
dan beroperasi sebagaimana amanat peraturan
Dalam penyelenggaraan Lembaga Sertifikasi perundang-undangan.
bidang Jasa Konstruksi sesuai PP Nomor 5
Tahun 2021 juga mempunyai standar durasi atau Rekomendasi
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan a. Perlunya peningkatan dalam pemantauan
layanan sertifikasi. Selain itu, untuk memberikan dan evaluasi Lembaga sertifikasi baik LSBU
kepastian hukum kepada pelaku usaha terkait maupun LSP sebagaimana amanat peraturan
biaya sertifikasi dan besaran honorarium perundang-undangan.
untuk asesor baik badan usaha dan tenaga b. Perlunya Standar Operasi Prosedur (SOP) atau
kerja yang bekerja pada LSBU dan LSP telah petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 277


pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
sertifikasi baik LSBU maupun LSP. Nomor 11 Tahun 2013 tentang Pedoman
c. Perlunya penegakan hukum yang tegas dan Penyelenggaraan Sislatkernas di Daerah.
jelas yang didukung oleh SOP dan Juknis Keputusan Menteri PUPR Nomor 1410/KPTS/M/2020
serta juklak penegakan sanksi terhadap tentang Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi,
LSBU dan LSP yang tidak dapat menjalankan Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi, Dan
tugasnya sesuai peraturan yang berlaku. Asosiasi terkait Rantai Pasok Jasa Konstruksi
Terakreditasi.
Daftar Pustaka Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor
02/BNSP/III/2014, Pedoman Pembentukan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Lembaga Sertifikasi Profesi.
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 2/SE/M/2020
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang tentang Perubahan Atas Surat Edaran Menteri
Cipta Kerja. PUPR Nomor 30/SE/M/2021 Tentang Transisi
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Layanan Sertifikasi Badan Usaha dan Sertifikasi
Sistem Pelatihan Kerja Nasional. Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2018 Terkait Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2021
BNSP. tentang Tata Cara Pengajuan Lisensi Lembaga
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Sertifikasi Badan Usaha, Sertifikasi Kompetensi
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun Kerja Konstruksi, Dan Sertifikasi Badan Usaha
2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana Surat Edaran Lembaga Pengembangan Jasa
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Konstruksi Nomor 02/SE/LPJK/2021 tentang
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Pedoman Teknis Lisensi Lembaga Sertifikasi
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Badan Usaha Jasa Konstruksi.
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Surat Edaran Lembaga Pengembangan Jasa
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Konstruksi Nomor 05/SE/LPJK/2021 tentang
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Rekomendasi Lisensi
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Pencatatan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
Rakyat Nomor 9 Tahun 2020 tentang Terlisensi.
Pembentukan Lembaga Pengembangan Jasa Keputusan Dirjen Binalatas Nomor 181 Tahun 2013
Konstruksi. tentang Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Berbasis Kompetensi.
Rakyat Nomor 10 Tahun 2020 tentang Akreditasi Keputusan Dirjen Binalatas Nomor 185 Tahun 2013
Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi, Asosiasi tentang Pedoman Penyusunan Program
Profesi Jasa Konstruksi, dan Asosiasi terkait Pelatihan Berbasis Kompetensi.
Rantai Pasok Jasa Konstruksi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 24 Tahun 2014 Terkait Pelatihan
Berbasis Kompetensi.

278 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Bendungan Raknamo,
Kupang, NTT

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 279


5.4
Meningkatkan Peran
Masyarakat Melalui
Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Konstruksi
dalam Mewujudkan Tenaga
Kerja Konstruksi yang
Profesional
Abdul Malik Sadat Idris
Direktur Pengairan dan Irigasi Deputi Bidang Sarana dan Prasarana
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

Pembangunan infrastruktur untuk menyediakan pelayanan dasar merupakan


salah satu prioritas utama pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Hal ini dibuktikan dengan besarnya
dana yang dianggarkan untuk pembangunan infrastruktur pelayanan dasar,
sebesar Rp 6.445 T dalam jangka waktu 5 tahun dan Rp 118.712,4 miliar untuk
tahun 2021.Tingginya dana yang dianggarkan untuk pembangunan infrastruktur
secara langsung berarti kegiatan konstruksi infrastruktur di Indonesia meningkat
(Gambar 2). Kegiatan konstruksi yang intensif dilakukan di seluruh Indonesia
tentunya memiliki kebutuhan penyerapan tenaga kerja konstruksi yang tinggi.
Sejalan dengan tren pembangunan infrastruktur, jumlah tenaga kerja pada
sektor konstruksi pun menunjukkan tren penambahan setiap tahunnya. Namun,
kompetensi tenaga kerja pada jumlah tersebut dipertanyakan – mengingat 34%
tenaga kerja konstruksi Indonesia Pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Dasar

280 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


(Gambar 1). Hal tersebut menghasilkan tantangan Dalam rangka mencetak tenaga kerja konstruksi
tersendiri bagi pemerintah untuk mencetak yang berkualitas, pemerintah menerbitkan
tenaga kerja konstruksi yang handal untuk Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
menghasilkan infrastruktur yang berkualitas. Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor

Gambar 5.4.1. Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi 10 Tahun Terakhir


Sumber : BPS, 2021

Gambar 5.4.2. Persentase Pendidikan Terakhir Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2021
Sumber : BPS, 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 281


14 Tahun 2021. Regulasi tersebut memberikan
koridor bagi pemerintah pusat sebagai
penanggung jawab dalam meningkatkan
kompetensi, profesionalitas, dan produktivitas
tenaga kerja konstruksi nasional serta partisipasi
masyarakat jasa konstruksi. Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021, Pemerintah
mengupayakan keikutsertaan masyarakat
jasa konstruksi untuk melaksanakan sebagian
kewenangan Pemerintah Pusat melalui Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
Salah satu peran masyarakat jasa konstruksi
pada LPJK adalah penerbitan dan pencatatan
sertifikasi kompetensi kerja konstruksi.

Sertifikasi kompetensi bagi seluruh tenaga kerja


konstruksi, berdasarkan UU Jasa Konstruksi
Nomor 2 Tahun 2017, wajib melalui proses uji
kompetensi sesuai dengan standar kompetensi
kerja. PP 14/2021, sebagai aturan turunannya,
menjelaskan bahwa uji kompetensi dilaksanakan
oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) melalui
uji tulis, uji praktik, dan atau wawancara. LSP
merupakan Lembaga yang telah mendapatkan
lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi
dan dibentuk oleh asosiasi profesi terakreditasi
serta Lembaga Pendidikan dan pelatihan kerja
yang telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Lembaga Pendidikan yang dapat membentuk


LSP adalah Sekolah Menengah Kejuruan
dan Politeknik/Perguruan Tinggi. Perlu
digarisbawahi, LSP dengan Lembaga Pendidikan
sebagai pembentuknya hanya dapat memberikan
layanan sertifikasi kepada peserta didik lulusan
dari Lembaga Pendidikan tersebut. Perguruan
Loading Test Jembatan Sei Alalak
Tinggi dapat memberikan layanan pada jenjang
Banjarmasin, Kalimantan Selatan
kualifikasi ahli, politeknik untuk jenjang analis
atau teknisi, dan sekolah menengah pada

282 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 283


jenjang operator. Sedangkan Lembaga pelatihan Terbaru, LPJK telah menerbitkan Surat Edaran
yang dapat membentuk LSP adalah Lembaga Nomor 03/SE/LPJK/2021 tentang Pedoman
pelatihan kerja swasta, Lembaga pelatihan Pemberian Rekomendasi Lisensi Lembaga
kerja pemerintah, dan Lembaga pelatihan kerja Sertifikasi Profesi dan Pencatatan Lembaga
perusahaan. Sertifikasi Profesi Terlisensi. Surat edaran
ini merupakan pedoman dalam pemberian
Lembaga sertifikasi profesi bentukan Lembaga rekomendasi lisensi dan pencatatan LSP
Pendidikan dan Lembaga pelatihan tentunya terlisensi agar proses tersebut dapat berjalan
memiliki koridor tertentu dalam melaksanakan dengan tertib dan sesuai prosedur. Sesuai aturan
fungsinya. Lembaga Pendidikan dan pelatihan tersebut, Lembaga sertifikasi profesi baru wajib
wajib melakukan registrasi kepada Menteri mengajukan permohonan rekomendasi kepada
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Menteri. Menteri PUPR melalui LPJK memberikan
LPJK. Di samping itu, Lembaga Pendidikan dan rekomendasi lisensi kepada LSP, sehingga BNSP
pelatihan wajib memiliki program Pendidikan dapat memberikan lisensi. Dengan demikian,
dan/atau pelatihan di bidang jasa konstruksi, Lembaga sertifikasi profesi tersebut memiliki
memiliki instruktur atau tenaga pengajar, kewenangan penerbitan Sertifikasi Kompetensi
serta sarana dan prasarana Pendidikan dan/ Kerja Konstruksi. Setelah terlisensi, maka
atau pelatihan kerja sesuai pedoman pelatihan Lembaga sertifikasi profesi wajib mencatatkan
berbasis kompetensi suatu jabatan kerja. Hal-hal diri kepada LPJK. Pada titik ini lah masyarakat
tersebut dijadikan persyaratan untuk menjamin jasa konstruksi dapat berperan dalam
kelayakan Lembaga sertifikasi profesi. meningkatkan kompetensi, profesionalitas, dan
produktivitas tenaga kerja konstruksi nasional.

Gambar 5.4.3. Perbandingan Jumlah Lembaga Pendidikan dan Asosiasi Profesi terhadap
Jumlah Lembaga Pendidikan dan Asosiasi Profesi yang Terdaftar sebagai LSP
Sumber : BAN-PT, Pangkalan Pokok SMK, LPJK (2021)

284 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Pada tahun 2021, baru terdapat 68 SMK, 17 Oleh karena itu, harapannya, pemerintah dapat
Politeknik, 11 Universitas, dan 3 asosiasi profesi mengoptimalkan potensi Lembaga Sertifikasi
yang sudah membentuk LSP konstruksi terlisensi Profesi di Indonesia, baik secara kuantitas
BNSP. Sedangkan jika dilihat dari potensinya, maupun kualitas. Dari sisi kuantitas, pemerintah
terdapat 686 SMK, 79 Politeknik, 344 Universitas diharapkan untuk terus merangkul masyarakat
yang memiliki Jurusan Teknik Sipil atau sejenis, konstruksi untuk mengembangkan konstruksi
dan 70 asosiasi profesi tersebar di seluruh industri sehingga tenaga kerja dan tenaga ahli
Indonesia dan aktif mencetak lulusan calon Indonesia memiliki kompetensi yang baik dan
tenaga kerja dan tenaga ahli setiap tahunnya. kesempatan yang sama untuk berkontribusi
Hal ini mengindikasikan bahwa lembaga pada industri konstruksi. Tidak terbatas pada
Pendidikan dan Pelatihan serta Asosiasi Profesi optimalisasi kuantitas, LSP bersama pemerintah
di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam diharapkan untuk terus berkolaborasi dalam
mencetak dan menjamin keberlanjutan Tenaga mengawal kualitas Tenaga Kerja Konstruksi
Kerja Konstruksi yang handal dan terliterasi yang tangguh dalam menjawab tantangan zaman
dengan perkembangan teknologi. Kemampuan sehingga kualitas infrastruktur yang dibangun
untuk beradaptasi dengan tuntutan lapangan di Indonesia meningkat dan bermanfaat bagi
pekerjaan tenaga Kerja Konstruksi yang dicetak masyarakat.
tidak hanya diperoleh melalui pelatihan, tetapi
juga melalui pelajaran, riset, dan praktik yang
intensif selama masa studinya.

Saat ini, karena masih dalam masa Transisi


Layanan Sertifikasi Badan Usaha dan Sertifikasi
Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi, berdasarkan
SE Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2021 layanan
sertifikasi masih dilaksanakan oleh LPJK
hingga maksimal bulan Desember 2021. Ke
depan, ketika layanan sertifikasi profesi sudah
sepenuhnya dilakukan oleh LSP, tentu diperlukan
pengembangan dari sistem serta standardisasi
tenaga kerja agar tetap terus beradaptasi dengan
perkembangan zaman. Dalam rangka mengisi
keperluan tersebut, pemerintah diharapkan
untuk tidak sepenuhnya lepas tangan dan
mengoptimalkan insentif dalam kegiatan yang
dilakukan oleh LPJK dan LSP.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 285


5.5
PEMBERDAYAAN LEMBAGA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KERJA (LPPK) BIDANG JASA
KONSTRUKSI DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN TENAGA KERJA
KONSTRUKSI BERKUALITAS
Samsul Bakeri
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Darti Tresnawati
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Pendahuluan

Saat ini, sektor konstruksi menghadapi salah satu isu yang perlu direspon serius,
yaitu terkait dengan rendahnya kualitas pekerjaan konstruksi. Kondisi ini ditandai
dengan hasil pekerjaan konstruksi yang cepat rusak, serta munculnya beberapa
kasus kecelakaan konstruksi dan kegagalan bangunan. Walaupun kegagalan
bangunan maupun kecelakaan konstruksi bisa terjadi karena faktor alam,
tetapi faktor human error hingga kini masih dominan menjadi penyebab utama,
baik pada sisi perencana, pelaksana, pengawas, maupun pengguna jasa. Inilah

286 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


bukti begitu pentingnya peranan tenaga kerja Konstruksi pasal 70 ayat (1) setiap tenaga kerja
konstruksi yang kompeten dan berdaya saing konstruksi yang bekerja di bidang jasa konstruksi
dalam menentukan keberhasilan pembangunan wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja; (2)
infrastruktur. Kesiapan tenaga kerja konstruksi Setiap Pengguna Jasa dan /atau Penyedia Jasa
sangatlah penting dalam menunjang proses wajib mempekerjakan tenaga kerja konstruksi
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang yang memiliki sertifikat kompetensi kerja
berkualitas, aman, dan berkelanjutan. Kunci dari sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
usaha untuk menciptakan keunggulan tenaga
kerja konstruksi terletak pada peningkatan Terdapat tiga cara untuk melakukan sertifikasi
kompetensi. Tuntutan akan tenaga kerja kompetensi kerja yaitu (1) sertifikasi kompetensi
konstruksi yang kompeten dan kompetitif kerja yang didahului dengan pelaksanaan
akan semakin besar seiring laju permintaan pelatihan; (2) sertifikasi kompetensi kerja
masyarakat akan produk infrastruktur yang yang didahului dengan pelaksanaan bimbingan
berkualitas. teknis; dan (3) sertifikasi kompetensi kerja tanpa
didahului dengan pelaksanaan pelatihan maupun
Tenaga kerja konstruksi kompeten ditandai bimbingan teknis. Pada proses sertifikasi yang
dengan tenaga kerja konstruksi yang memiliki didahului dengan pelaksanaan pelatihan, maka
sertifikat kompetensi kerja dimana sertifikat peran Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja
kompetensi ini diperoleh melalui uji kompetensi (LPPK) menjadi sangat penting karena LPPK
sesuai dengan standar kompetensi kerja. Upaya menjadi tumpuan bagi tercetaknya tenaga
pemerintah dalam menjamin pelaksanaan kerja konstruksi yang kompeten. Proses bisnis
pekerjaan konstruksi berkualitas dari sisi tenaga pelaksanaan uji sertifikasi yang diawali dengan
kerja konstruksi dapat dilihat dalam Undang– pelaksanaan pelatihan dan diakhiri dengan uji
Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa kompetensi tertera pada gambar berikut:

Gambar 5.5.1. Keterkaitan Pelatihan dengan Sertifikasi Kompetensi Kerja

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 287


Mengenal lebih dekat perbedaan Sedangkan lembaga kursus dan pelatihan (LKP)
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan menginduk pada Kementerian Pendidikan dan
Kerja (LPPK) Bidang jasa konstruksi Kebudayaan. LKP harus mendapatkan izin dari
VS Lembaga Pelatihan kerja (LPK) Dinas Pendidikan setempat. Sesuai dengan PP
dan Lembaga Kursus dan Pelatihan No. 57 TAHUN 2021 Tentang Standar Nasional
(LPK) Pendidikan, pasal 50 dan pasal 51, LKP tidak
lagi diakreditasi oleh BAN PAUD dan PNF, yang
Secara umum masyarakat sering mengenal istilah diakreditasi oleh BAN PAUD dan PNF adalah satuan
Balai latihan Kerja (BLK), Lembaga Pelatihan kerja pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan pada
(LPK), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan jenjang pendidikan dasar dan menengah, program
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Lembaga pendidikan kesetaraan, satuan pendidikan jenjang
Pelatihan Kerja (LPK) merupakan lembaga yang pendidikan tinggi dan program pendidikan pada
menginduk pada Kementerian Tenaga Kerja jenjang pendidikan tinggi.
dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan harus
mendapatkan izin dari Dinas Tenaga Kerja di Data dari Kementerian Ketenagakerjaan c.q
masing-masing wilayah saat ini melalui OSS Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas
(Peraturan Menteri ketenagakerjaan RI Nomor (Binalatas) pada Maret 2018 menyatakan bahwa
17 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Perizinan Dan BLK/UPT/UPTD yang terdaftar di Kementerian
Pendaftaran Lembaga Pelatihan Kerja). Dalam Ketenagakerjaan ada 171 lembaga, dengan jenis
pasal 9 Permen Nakertrans Nomor 17 Tahun 2016, jurusan yang sangat beragam, yaitu: Teknologi
disebutkan bahwa LPK yang telah memperoleh Mekanik, Listrik, Otomotif, Tata Niaga, Bangunan,
izin dalam jangka waktu 3 tahun wajib memenuhi Pertanian dan Aneka Kejuruan lainnya. Satu BLK/
standar mutu LPK yang diterbitkan oleh Lembaga UPT/UPTD bisa memiliki beberapa jurusan. Total
Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja {LA-LPK}. jumlah jurusan mencapai 1.023 jurusan, dimana

Gambar 5.5.2. Peta Jurusan pada BLK/UPT/UPTD


Sumber : Ditjen Binalatas, Kementerian Ketenagakerjaan, Maret 2018

288 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

jurusan Konstruksi atau Bangunan adalah kurang Tidak jauh berbeda dengan BLK, LPK, UPTD
lebih 12% nya atau diselenggarakan oleh 119 dan LKP, Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
BLK/UPT/UPTD. Secara rinci tergambar dalam Kerja (LPPK) bidang jasa konstruksi merupakan
Gambar 5.5.2. lembaga pendidikan dan atau pelatihan yang
memiliki program pendidikan dan/atau pelatihan
Namun dalam terminologi Kementerian di bidang jasa konstruksi yang diakui oleh
Ketenagakerjaan, jurusan di bidang Bangunan Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
meliputi Furniture, Konstruksi Batu dan Beton, Rakyat. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017
Survey dan Pemetaan, Gambar Bangunan, pasal 69 ayat 4 menyatakan bahwa pelatihan
Konstruksi Kayu, Konstruksi Baja Ringan dan tenaga kerja konstruksi sebagaimana dimaksud
Pekerjaan Gypsum. Penelusuran lebih lanjut pada ayat 1 diselenggarakan oleh LPPK sesuai
dilakukan pengecekan terhadap BLK/ UPT/ dengan ketentuan peraturan perundang-
UPTD yang benar-benar konstruksi. Hasilnya undangan. Pasal 69 ayat 5, LPPK sebagaimana
hanya ada 76 BLK/UPT/UPTD yang bergerak dimaksud pada ayat 4 diregistrasi oleh Menteri.
dalam bidang konstruksi dengan mengecualikan Jadi Menteri melalui LPJK melakukan registrasi
jurusan Furniture. Terdapat 102 jurusan di terhadap LPPK yang telah memiliki izin dan/atau
bidang Bangunan yang diselenggarakan oleh 76 terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan
BLK/UPT/UPTD tersebut, karena banyak yang perundang-undangan. Selanjutnya Peraturan
menyelenggarakan lebih dari 1 jurusan dalam 1 Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021, pasal 30,
BLK/UPT/UPTD. Tiga jurusan yang paling banyak LPPK meliputi Lembaga Pendidikan {SMK dan
diselenggarakan adalah Konstruksi Kayu (37%), Perguruan Tinggi) serta Lembaga Pelatihan Kerja
disusul kemudian Konstruksi Batu dan Beton {LPK swasta, LPK Pemerintah, LPK perusahaan}.
(27%) serta Gambar Bangunan (26%). Jadi LPPK baik dari Lembaga Pendidikan maupun

Gambar 5.5.3. Peta Jurusan Bidang Bangunan pada BLK/UPT/UPTD


Sumber : Ditjen Binalatas, Kementerian Ketenagakerjaan, Maret 2018

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 289


Lembaga Pelatihan Kerja bidang jasa konstruksi diperlukan campur tangan pemerintah untuk
wajib melakukan registrasi yang merupakan mendorong masyarakat agar mau membentuk
salah satu syarat diakuinya sebagai LPPK di LPPK dan meregistrasikan LPPK nya kepada
bidang jasa konstruksi. Sesuai dengan PP Nomor LPJK. Keterlibatan pemerintah sangat penting
14 tahun 2021 dan Surat Edaran LPJK Nomor 7 mengingat LPPK merupakan salah satu gerbong
Tahun 2021, Tentang Pedoman Teknis Registrasi dalam menciptakan tenaga kerja konstruksi yang
LPPK Bidang Jasa Konstruksi, LPPK diwajibkan kompeten.
mengajukan permohonan registrasi ke LPJK LPPK sangat berjasa dalam pengembagan
melalui laman http://siki.pu.go.id. Sampai sumber daya manusia, maka pemerintah harus
dengan 25 Agustus 2021, baru ada satu lembaga mendorong agar banyak terbentuk LPPK bidang
pendidikan dan pelatihan kerja yang mengajukan jasa konstruksi. Masyarakat harus didorong,
daftar permohonan registrasi lembaga pelatihan dipermudah untuk mendirikan LPPK, dan dibina
kerja ke LPJK yaitu Lembaga Pelatihan Kerja secara terus menerus serta diberikan insentif.
{LPK} Aptakindo dengan mengajukan 6 program Pembinaan yang berkelanjutan atau terus
pelatihan dalam registrasi LPPK. menerus kepada LPPK diperlukan agar LPPK bisa
hidup dan berkembang dengan baik, mengapa
Jika dibandingkan antara lembaga sertifikasi demikian karena penyelenggaraan kegiatan
profesi (LSP) yang mengajukan rekomendasi pelatihan ini tidak banyak menguntungkan secara
lisensi ke LPJK dengan LPPK yang mengajukan finansial dibandingkan dengan bisnis lainnya
registrasi ke LPJK, maka jumlah LPPK termasuk kegiatan sertifikasi kompetensi.
yang mengajukan registrasi sangat sedikit.
Sampai dengan saat ini, terdapat 24 LSP Keberhasilan pengembangan SDM atau
yang mengajukan rekomendasi lisensi dan peningkatan kompetensi SDM oleh LPPK, banyak
hanya 1 LPK yang mengajukan registrasi tergantung kepada kualitas instrukturnya,
(LPJKN, Agustus 2021). Melihat hal ini tentunya Oleh karena itu pembinaan dan peningkatan

Gambar 5.5.4. Peta Perbandingan Jumlah yang Melakukan Registrasi


LPPK dan Mengajukan Rekomendasi Lisensi LSP

290 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Trans Sumatera Pekanbaru - Dumai

kualitas instruktur sangatlah diperlukan, pelatihan jenis tertentu. Untuk itu, ditentukanlah
Kualitas instruktur dalam menguasai materi syarat-syarat peserta dan juga dilakukan dengan
ajar dan dalam memahami karakter siswa tes awal. Hal itu diperlukan untuk menyamakan
dalam rangka mentransfer knowledge dan skill besaran gap kompetensi yang ingin dicapai
menjadi kunci utama dalam pembelajaran dan dalam waktu tertentu.
pelatihan termasuk bagaimana memilih metode
pembelajaran yang baik yang cocok sesuai Metode pelatihan yang baik adalah metode
karakter siswa dan sesuai dengan jenjang pelatihan yang berbasis kompetensi yang
keterampilan dan keahlian yang ingin dicapainya. berdasarkan standar kompetensi dan
instrukturnya pun sudah memiliki bukti
Pencapaian pembelajaran tidak tergantung kompetensi teknis apa yang diajarkan (SKA/
dari waktu pembelajaran saja tetapi bagaimana SKT) serta bukti kompetensi sebagai pengajar
pemenuhan gap kompetensi itu dapat dicapai. (sertifikat). Metode pelatihan berbasis
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk kompetensi atau PBK menitikberatkan pada
mencapai gap tersebut tergantung dari pada kompetensi siswa didiknya. PBK biasanya diakhiri
input peserta jadi tidak tergantung dari berapa dengan uji kompetensi sesuai dengan Standar
jam pelajaran atau jpl dan berapa dana. Biasanya Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau SKKNI.
LPPK, karena keterbatasan waktu dan dana, Jadi LPPK yang baik adalah LPPK yang didukung
untuk dapat mencapai gap kompetensi menuju oleh manajemen yang baik dan profesional serta
kompetensi yang ingin dicapai, maka LPPK instruktur yang berkualitas, sarana dan prasarana
membuat kriteria peserta yang dapat memasuki yang sesuai kebutuhan yaitu yang sesuai dengan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 291


jenis atau jenjang pelatihan misalnya ruang kelas, andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
workshop, peralatan alat peraga, alat simulasi dan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini
alat praktek. mengingat pembangunan infrastruktur multiplier
effect yang sangat besar antara lain daya saing
Arah Pengembangan peningkatan investasi yang semakin kuat.
peran LPPK ke depan
Tidak dapat dipungkiri pandemi COVID-19
Rata-rata persentase anggaran infrastruktur berdampak pada seluruh sektor termasuk
dalam kurun waktu 2015 sd 2020 meningkat konstruksi. Dalam rangka menstabilkan
sebesar 17,11% (Statistik Indonesia, 2017, 2020, perekonomian yang terdampak akibat adanya
2021). Sektor konstruksi masih menjadi salah satu pandemi COVID-19, Pemerintah meluncurkan

Nilai Anggaran Infrastruktur rata-rata meningkat


dari tahun ke tahun. Rata-rata persentase Anggaran
Infrastruktur terhadap total APBN
(2015-2020) adalah 17,11%
Gambar 5.5.5. Nilai APBN dan Anggaran Infrastruktur Tahun 2015 sd. 2020
Sumber : Buku Informasi Statistik Jasa Konstruksi & Capaian Pembinaan Konstruksi 2015-2020, DJBK 2021

292 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

lima program utama pada tahun 2021 yaitu : (1) Di sisi lain, dalam rangka memenuhi kebutuhan
Ketahanan Pangan di Kalteng, Sumut dan NTT; masyarakat akan hasil konstruksi, ketersediaan
(2) dukungan Pengembangan Kawasan Industri di tenaga kerja konstruksi kompeten menjadi
Batang (Jateng) dan Subang (Jabar); (3) dukungan sangat strategis. Dari total 8.066.497 TKK di
pengembangan 5 destinasi pariwisata super Indonesia pada tahun 2020 (sumber BPS 2020),
prioritas (Danau Toba, Borobudur, Mandalika, tenaga kerja yang bersertifikat hanya berjumlah
Labuan Bajo dan Manado-Likupang); (4) Program 1.004.581 yang terdiri dari SKA ahli sejumlah
Padat Karya Tunai di seluruh Indonesia; dan (5) 273.343 dan SKT 731.238 (Sumber LPJK, Agustus
penyelesaian tugas khusus dan proyek strategis 2021). Jika dilihat dari jumlah TKK bersertifikat
nasional yang diberikan. Program tersebut mengindikasikan bahwa tenaga kerja konstruksi
bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja, pada level terampil masih mendominasi dalam
mengurangi angka pengangguran (termasuk pelaksanaan konstruksi. Definisi tenaga
yang mengalami PHK) dan mempertahankan daya terampil adalah tenaga kerja yang lebih banyak
beli masyarakat terdampak pandemi COVID-19, menggunakan kemampuan motorik kasarnya
melalui 20 kegiatan dengan anggaran sebesar dalam melakukan pekerjaan. Untuk dapat terus
Rp23.24 triliun dengan perkiraan serapan tenaga mengasah kemampuannya dan up date terhadap
kerja sebesar 1.23 juta (sumber: bahan informasi perkembangan teknologi, tenaga kerja konstruksi
rakor dengan Kemenko Perekonomian, PUPR 19 terampil ini harus dilatih secara kontinyu agar
Februari 2021). kompetensinya sesuai dengan yang dibutuhkan
sektor konstruksi.

Gambar 5.5.6. Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2015-2020


Sumber : Buku Informasi Statistik Jasa Konstruksi & Capaian Pembinaan Konstruksi
2015-2020, DJBK 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 293


Kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan:
1. Pemerintah perlu campur tangan dalam
mendorong tersedianya Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan Kerja (LPPK).
Kelonggaran aturan tentang pendirian
dan operasionalisasi LPPK, pada satu sisi
menjadi pendorong berdirinya LPPK, tetapi
pada sisi yang lain bisa menjadi boomerang
tersendiri jika mengabaikan mutu, sehingga
proses registrasi harus berjalan sesuai aturan
tanpa pandang bulu. Selain itu, monitoring
dan evaluasi wajib dilakukan secara berkala
sebagai penerapan fungsi kontrolnya.
Dengan kondisi yang ada memungkinkan
banyaknya LPPK yang akan mengajukan
registrasi di Kementerian PUPR. Kondisi ini
harus secara dini diantisipasi agar lembaga
baru yang muncul bukan menambah masalah
baru namun akan semakin mewarnai dunia
konstruksi apalagi jika jurusan di bidang
konstruksinya semakin beragam.
2. Infrastruktur standar LPPK (instruktur,
media pembelajaran, kurikulum, workshop,
alat peraga, simulasi dll ) perlu ditetapkan.
3. Monitoring dan Evaluasi secara berkala perlu
dilakukan oleh Pemerintah.
4. Pembinaan kepada LPPK berupa
pemberdayaan oleh Ditjen Bina Konstruksi
sangat diperlukan. Pemberdayaan dapat
dilakukan melalui Balai Jasa Konstruksi d. Bantuan pelaksanaan pelatihan tenaga
Wilayah dalam bentuk: kerja konstruksi yang bersifat strategis
a. Bantuan penyusunan standar kompetensi dan/atau pelatihan percontohan.
kerja dan materi pelatihan; 5. Program pemberdayaan sebagaimana di
b. Bantuan penyiapan program pelatihan atas, harus dibarengi dengan pengawasan.
berbasis kompetensi; Hal ini untuk meningkatkan mutu LPPK
c. Bantuan sumber daya instruktur pelatihan yang dampaknya akan meningkatkan mutu
serta manajer pelatihan (course director/ penyelenggaraan pelatihan dan pada akhirnya
CD); dan diharapkan dapat meningkatkan mutu

294 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Jembatan Soekarno,
Manado, Sulawsei Utara

Rekomendasi:
1. Perlu dipetakan Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Kerja baik yang berasal dalam
naungan kementerian ketenagakerjaan,
kementerian pendidikan, BUMN maupun
swasta.
2. Perlu menyusun program yang insentif
terkait pembinaan kepada LPPK.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 295


REFERENSI

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Keputusan Menteri PUPR Nomor 1410/KPTS/M/2020
Kerja. tentang Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi,
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi, Dan
Konstruksi. Asosiasi terkait Rantai Pasok Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah 14 Tahun 2021 tentang Terakreditasi.
Perubahan atas PP 20 tahun 2020 tentang Keputusan Dirjen Binalatas Nomor 181 tahun 2013
Peraturan Pelaksanaan UU No.2 Tahun 2017. tentang Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2018 Terkait Berbasis Kompetensi.
BNSP. Keputusan Dirjen Binalatas Nomor 185 tahun 2013
Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor tentang Pedoman Penyusunan Program
02/BNSP/III/2014, Pedoman Pembentukan Pelatihan Berbasis Kompetensi.
Lembaga Sertifikasi Profesi. Pedoman Alredotaso : Lembaga Pelatihan Kerja,
Peraturan Menteri PUPR Nomor 24 Tahun 2014 Terkait LALPK, September 2013.
Pelatihan Berbasis Kompetensi. Peraturan Presiden Nomor .8 Tahun 2012 tentang
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Nomor 11 Tahun 2013 tentang Pedoman Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang
Penyelenggaraan Sislatkernas di Daerah. Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Surat Edaran LPJK Nomor 7/SE/LPJK/2021, Pedoman
Rakyat Nomor 9 Tahun 2020 tentang Teknis Registrasi Lembaga Pelatihan Kerja
Pembentukan Lembaga Pengembangan Jasa Bidang Jasa Konstruksi.
Konstruksi. Surat Edaran Lembaga Pengembangan Jasa
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Konstruksi Nomor 03/SE/LPJK/2021 tentang
Rakyat Nomor 10 Tahun 2020 tentang Akreditasi Pedoman Pemberian Rekomendasi Lisensi
Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi, Asosiasi Lembaga Sertifikasi (LSP), Dan Pencatatan
Profesi Jasa Konstruksi, dan Asosiasi terkait Lembaga Sertifikasi (LSP) Terlisensi.
Rantai Pasok Jasa Konstruksi Buku informasi statistik jasa konstruksi & capaian
pembinaan konstruksi 2015-2020, DJBK 2021.

296 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Pembangunan Flyover Klonengan,


Brebes, Jawa Tengah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 297


5.6
PERAN STRATEGIS JABATAN
FUNGSIONAL DALAM ERA BARU
PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI
Yaya Supriyatna Sumadinata
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Fariroh
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya
Teni Agustina
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PENDAHULUAN

Sektor konstruksi telah memberikan kontribusi pada PDB Indonesia sekitar


10%. Semakin besar pembangunan infrastruktur, semakin besar pula potensi
peningkatan PDB. Penyelenggaraan konstruksi di Indonesia akan terus meningkat
sejalan dengan peningkatan kesejahteraan bangsa. Presiden RI Joko Widodo
dalam pidatonya ketika menyampaikan Visi Indonesia di Sentul pada tanggal 14
Juli 2019 menyatakan “Pembangunan infrastruktur akan terus kita lanjutkan.
Infrastruktur yang besar sudah kita bangun, ke depan akan kita bangun lebih
cepat. Infrastruktur seperti jalan tol, kereta api, kita sambungkan dengan
kawasan industri rakyat, ekonomi khusus, pariwisata, persawahan, perkebunan,
perikanan. Arahnya harus ke sana, fokusnya harus ke sana,” (setneg.go.id,

298 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sugiarto, 29/08/19). Selanjutnya dalam pidato bidang ke-PU-an sedangkan pejabat struktural
Presiden Republik Indonesia di hadapan Majelis merupakan casing yang bertugas melaksanakan
Permusyawaratan Rakyat pada tanggal 20 tugas secara manajerial.
Oktober 2019 menyampaikan salah satu visinya
terkait dengan penyederhanaan birokrasi yaitu Untuk lebih memudahkan pengelompokan
dengan pengalihan jabatan struktural ke dalam jabatan PNS terdiri atas jabatan struktural yang
jabatan fungsional. Penyederhanaan Birokrasi terdiri atas Jabatan Administrasi dan Jabatan
tersebut kemudian diwujudkan dalam Perpres Pimpinan Tinggi, dan Jabatan Fungsional.
RI Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Perbedaan utama jabatan struktural dan jabatan
PUPR, sebagaimana dalam kedudukan, tugas dan fungsional dalam organisasi pemerintahan
fungsi Kementerian PUPR, menindaklanjuti hal sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.6.1.
tersebut Kementerian PUPR mengurangi jabatan
administrator dan pengawas dalam konfigurasi Merujuk perbedaan karakteristik jabatan pada
struktur organisasi dan tata laksananya, dan tabel tersebut, tugas utama pejabat struktural
mengisinya dengan jabatan fungsional. adalah untuk menjamin tercapainya visi, misi,
dan program organisasi, sedangkan pejabat
Kedudukan Jabatan Fungsional fungsional sebagai pelaksana operasional yang
Sesuai dengan PP No. 11 Tahun 2017 tentang mengacu pada program kegiatan organisasi yang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, jabatan PNS ditetapkan oleh pejabat struktural. Setiap awal
terdiri atas Jabatan Administrasi, Jabatan tahun, pejabat struktural menuangkan program
Fungsional dan Jabatan Pimpinan Tinggi. Sesuai organisasi dalam sasaran kinerja pegawai
arahan Bapak Menteri PUPR, pejabat fungsional (SKP), dan berdasarkan SKP struktural tersebut,
merupakan engine pelaksana tugas teknis di pejabat fungsional menyusun SKP fungsional.

Gambar 5.6.1. Pembagian Peran Jabatan Fungsional dan Jabatan Struktural


Sumber : Arahan Bapak Menteri PUPR, 2020

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 299


Dengan demikian, walaupun pendekatan kerja belakang keilmuan JF PJK meliputi teknik dan
pejabat fungsional lebih bersifat mandiri, tetapi pendidikan teknik terkait konstruksi, ekonomi,
tetap sejalan dengan kepentingan organisasi dan hukum. Unsur tugas utama JF PJK terdiri
yang tertuang dalam SKP fungsional tersebut. atas: penyusunan program, penyusunan NSPK,
pemberdayaan, pengawasan, pengembangan
Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi dan pelaksanaan kebijakan bidang pembinaan
Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi jasa konstruksi.
(JF PJK) dibentuk berdasarkan Permen PAN
No. 38 Tahun 2013. Rumusan tugas pokoknya ERA BARU PENYELENGGARAAN JASA
mengacu pada UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa KONSTRUKSI
Konstruksi. Pasca penerbitan Permen ini, pada Melalui proses panjang dan berliku, akhirnya
tahun 2017 terbit UU No. 2 Tahun 2017, PP No. 11 pada era reformasi tahun 1999 masyarakat jasa
Tahun 2017, dan visi Presiden RI terkait dengan konstruksi Indonesia memiliki Undang-Undang
pengarusutamaan pada jabatan fungsional, maka No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
saat ini sedang diproses revisi Permen PAN No. Berdasarkan UU No.18 Tahun 1999 tersebut
38 Tahun 2013 untuk disesuaikan dengan lingkup dibentuk Lembaga Pengembangan Jasa
fungsi dan tugas pembinaan jasa konstruksi Konstruksi (LPJK), penyedia jasa konstruksi yang
yang baru dan manajemen pembinaannya. JF terdiri atas badan usaha jasa konstruksi (BUJK),
PJK dapat ditempatkan di seluruh kementerian, dan tenaga kerja konstruksi (TKK) wajib memiliki
lembaga, dan dinas baik di Pusat maupun di sertifikat, dan BUJK wajib memiliki izin usaha
daerah dengan lingkup tugas Bidang Pembinaan jasa konstruksi yang diterbitkan pemerintah
Jasa Konstruksi. JF PJK masuk dalam kelompok daerah kabupaten/kota. Berdasarkan urusan
keahlian manajerial, terdiri atas Ahli Pratama, pokok tersebut, lingkup pengaturan jasa
Ahli Muda, Ahli Madya dan Ahli Utama. Latar konstruksi hanya di seputar LPJK, pengguna

Tabel 5.6.1. Jabatan Struktural Vs Jabatan Fungsional


Uraian Jabatan Struktur Jabatan Fungsional
Per definisi terkait dengan Pelayanan publik serta administrasi Pelayanan fungsional berdasarkan
fungsi dan tugas pemerintahan dan pembangunan peta keahlian dan keterampilan
tertentu.
Sifat pelaksanaan tugas Manajerial Operasional
dan fungsi
Tanggung Jawab Pengelola visi, misi, dan program Pelaksana program
Pengembangan Karier Penugasan dalam Jabatan Perolehan angka kredit
Arahan Menteri PUPR Sebagai casing Sebagai engine
Keprofesian Tidak wajib menjadi anggota profesi Wajib menjadi anggota profesi
Pendekatan kerja Koordinasi untuk mengintegrasikan Mandiri sesuai dengan keahlian dan
seluruh keahlian dan keterampilan keterampilannya

Sumber : (Data diolah dari PP Nomor 11 Tahun 2017)

300 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

jasa dan penyedia jasa. Dengan lingkup yang Melihat cakupan pengaturan jasa konstruksi
terbatas tersebut, selama 17 tahun penerapan tersebut, yang meliputi input – proses – dan
UU No. 18 Tahun 1999, kondisi konstruksi nasional produk jasa konstruksi, maka ruang lingkup
tidak mengalami perubahan yang signifikan, UU No. 2 Tahun 2017 dapat dikatakan meliputi
seperti berjalan di tempat. Atas inisiatif DPR, industri konstruksi yang penyelenggaranya
setelah dilakukan pembahasan panjang dan meliputi pemerintah dan masyarakat jasa
mendapatkan masukan dari seluruh unsur konstruksi. Mendahului terbitnya UU No. 2 Tahun
masyarakat jasa konstruksi, pada bulan Februari 2017, pada tahun 2015 Kementerian PUPR telah
2017 diterbitkan UU No. 2 Tahun 2017 tentang mengubah unit organisasi Badan Pembinaan
Jasa Konstruksi sebagai pengganti UU No. 18 Konstruksi menjadi Direktorat Jenderal Bina
Tahun 1999. Konstruksi. Perubahan unit organisasi tersebut
mengindikasikan bidang jasa konstruksi yang
Industri Konstruksi semula untuk mendukung pengelolaan sektor
Sebagaimana amanat UU No. 2 Tahun 2017 infrastruktur di lingkungan PUPR menjadi sektor
tentang Jasa Konstruksi, maka Pengaturan jasa tersendiri yang mendukung penyelenggaraan
konstruksi meliputi: jasa konstruksi secara nasional,
a. Pembagian wewenang dan pembagian
peran kelembagaan dalam pembinaan jasa Tantangan Pembinaan dan Pengawasan Jasa
konstruksi baik di pemerintahan maupun Konstruksi
masyarakat jasa konstruksi. Reformasi yang terjadi dalam penyelenggaraan
b. Pemilik/ penanggung jawab bangunan jasa konstruksi yang ditandai dengan perubahan
c. Pengguna jasa konstruksi lingkup penyelenggaraan jasa konstruksi dalam
d. Penyedia jasa konstruksi yang terdiri atas UU No. 2/2017 menimbulkan tantangan baru.
penyedia jasa konsultansi, penyedia jasa a. Perlu menyusun program jangka panjang
pekerjaan konstruksi, dan penyedia jasa berupa peta jalan yang dapat memberikan
pekerjaan konstruksi terintegrasi. arah pertumbuhan dan perkembangan jasa
e. Pengelolaan kemampuan usaha jasa konstruksi dalam rangka mewujudkan:
konstruksi dan kompetensi tenaga kerja 1) Struktur usaha yang kukuh, andal dan
konstruksi berdaya saing tinggi
f. Pengelolaan rantai pasok material, peralatan 2) Hasil jasa konstruksi berupa bangunan
dan teknologi konstruksi gedung dan bangunan sipil yang
g. Penyelenggaraan konstruksi yang meliputi berkualitas,
pengadaan jasa konstruksi; penerapan b. Perlu meningkatkan kapasitas
standar keamanan, keselamatan, kesehatan, penyelenggaraan jasa konstruksi yang
dan keberlanjutan konstruksi; penerapan efisien, efektif dan berkelanjutan, meliputi:
manajemen penyelenggaraan konstruksi 1) Penyediaan standar kontrak yang mampu
terkait dengan pengendalian, mutu, waktu, dan menjamin kesetaraan pengguna dan
biaya; pengelolaan kontrak konstruksi; dan penyedia jasa
h. pembangunan sistem jasa konstruksi 2) Peningkatan kegiatan pengendalian
terintegrasi. dan pengawasan penyelenggaraan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 301


jasa konstruksi untuk meningkatkan penyelenggaraan Jasa Konstruksi meliputi:
kepatuhan sesuai dengan ketentuan 1) Pengelolaan sumber daya material,
peraturan perundang-undangan. peralatan dan teknologi konstruksi
c. Perlu meningkatkan partisipasi masyarakat 2) Penerapan Building Information Modelling
jasa konstruksi meliputi: (BIM)
1) Pembangunan LPJK yang kredibel sebagai 3) Pengembangan tenaga kerja konstruksi
lembaga pemerintahan non struktural 4) Penyelenggaraan usaha jasa konstruksi
2) Pelibatan masyarakat jasa konstruksi 5) Pengelolaan sistem delivery jasa
dalam pengawasan pelaksanaan dan konstruksi
hasil penyelenggaraan konstruksi sesuai 6) Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
dengan ketentuan peraturan perundang- terintegrasi
undangan. 7) Penugasan penyelenggaraan infrastruktur
d. Perlu menata sistem jasa konstruksi yang kepada BUJK yang memenuhi kriteria
mampu mewujudkan keselamatan publik
dan menciptakan kenyamanan lingkungan PERAN STRATEGIS PEMBINA JASA
terbangun meliputi: KONSTRUKSI
1) Pengelolaan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi Dalam pelaksanaan tugas pokoknya jabatan
2) Pengelolaan Sistem Manajemen fungsional Pembina Jasa Konstruksi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menyelenggarakan pembinaan jasa konstruksi
Konstruksi yang terdiri dari perencanaan program,
3) Pengelolaan Konstruksi Berkelanjutan pengaturan, pemberdayaan, pengawasan dan
4) Pengelolaan standar harga satuan pengembangan pembinaan jasa konstruksi.
e. Perlu membangun sistem tata kelola Selain itu Pembina Jasa Konstruksi juga berperan
penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang baik dalam pelaksanaan pengelolaan, pembinaan dan
meliputi: pengawasan jasa konstruksi, yang meliputi:
1) Peningkatan kualitas penyelenggaraan a. Pembina Jasa Konstruksi memiliki
pengadaan jasa konstruksi peran yang strategis dalam mewujudkan
2) Penyediaan NSPK untuk mendorong penyelenggaraan infrastruktur Kementerian
penyelenggaraan jasa konstruksi di PUPR melalui pengelolaan sistem
daerah sesuai dengan kewenangan dan penyelenggaraan, sumber daya manusia
tugasnya. serta pengelolaan dan penggunaan material,
3) Penyediaan NSPK untuk digunakan peralatan dan teknologi konstruksi.
dalam penyelenggaraan konstruksi di b. Pembinaan Jasa Konstruksi oleh Pemerintah
kementerian/ lembaga terkait dengan Pusat diselenggarakan antara lain melalui
jasa konstruksi penetapan kebijakan pengembangan Jasa
f. Perlu membangun sistem penyelenggaraan Konstruksi, penyelenggaraan kebijakan
jasa konstruksi yang mampu menciptakan pengembangan Jasa Konstruksi,
integrasi nilai tambah dari seluruh tahapan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan

302 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

kebijakan pengembangan Jasa Konstruksi. KONDISI EKSISTING JABATAN


Dalam pelaksanaan Pembinaan Jasa FUNGSIONAL PEMBINA JASA
Konstruksi dilakukan oleh: KONSTRUKSI
1) Pemerintah Pusat kepada penyelenggara
Pemerintahan Daerah provinsi dan Sejak dibentuk pada tahun 2013 melalui
Masyarakat Jasa Konstruksi; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
2) Pemerintah Daerah provinsi kepada Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) No.
Masyarakat Jasa Konstruksi; dan 38 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional
3) Pemerintah Daerah kabupaten/kota Pembina Jasa Konstruksi dan Angka Kreditnya,
kepada Masyarakat Jasa Konstruksi tugas utama Pembina Jasa Konstruksi bertitik
berat pada pelaksanaan penyusunan pengaturan
c. Pengawasan Pengawasan penyelenggaraan jasa konstruksi, pemberdayaan jasa konstruksi
Jasa Konstruksi dilakukan untuk dan pengawasan jasa konstruksi, hal ini juga
mewujudkan: terlihat pada pengumpulan angka kredit para
1) Tertib Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; Pembina Jasa Konstruksi sebagaimana terlihat
2) Tertib usaha Jasa Konstruksi dan pada Gambar 5.6.2.
perizinan tata bangunan;
3) Tertib pemanfaatan produk Jasa Sebesar 26% angka kredit yang diperoleh berasal
Konstruksi; dan/atau dari sub unsur pengaturan jasa konstruksi
4) Tertib kinerja Penyedia Jasa Konstruksi. dimana dapat dilihat bahwa para Pembina Jasa

Gambar 5.6.2. Perolehan Angka Kredit Pembina Jasa Konstruksi per Sub Unsur
Sumber : Data Subdit Pengelolaan Jabatan Fungsional Bidang Jasa Konstruksi, 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 303


Konstruksi berperan aktif dalam penyusunan teknis (UPT) dan OPD sub urusan jasa konstruksi
norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang dalam penyelenggaraan jasa konstruksi di
jasa konstruksi. Selain itu, sebesar 36% angka lingkup daerah.
kredit berasal dari sub unsur pengawasan jasa
konstruksi dimana dapat terlihat bahwa Pembina POTENSI KARIER PEMBINA JASA
Jasa Konstruksi memiliki kontribusi dalam KONSTRUKSI
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dalam
mencapai tertib usaha, tertib penyelenggaraan, Tantangan penyelenggaraan jasa konstruksi
serta tertib pemanfaatan jasa konstruksi begitu besar. Di Pusat difokuskan dalam
sebagaimana telah diamanatkan dalam undang- penyediaan NSPK dan pengawasan, dan di UPT
undang. Dalam kaitannya dengan tugas dan dan OPD dalam pemberdayaan dan pengawasan.
fungsi organisasi, hal ini mencerminkan peran Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan
dan kinerja Pembina Jasa Konstruksi dalam tenaga JF-PJK dengan jumlah dan kualitas yang
mendukung tugas unit kerja di Direktorat Jenderal memadai. Sesuai dengan arahan Presiden RI,
Bina Konstruksi dalam menyelenggarakan semua PNS harus berada dalam jabatannya.
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang Posisi jabatan yang paling banyak tentu
pembinaan bidang jasa konstruksi sesuai dengan jabatan fungsional untuk mendukung kegiatan
ketentuan peraturan perundang-undangan. operasional. Bagi pejabat fungsional, semakin
banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan
Di sisi lain, 26% angka kredit berasal dari sub semakin terbuka kesempatan pengembangan
unsur pemberdayaan jasa konstruksi dimana karirnya. Saat ini secara nasional jumlah
dapat terlihat kontribusi Pembina Jasa Pembina Jasa Konstruksi adalah sebanyak 293
Konstruksi dalam menumbuhkembangkan orang sebagaimana ditunjukkan oleh konfigurasi
kesadaran masyarakat jasa konstruksi akan hak, pada Tabel 5.6.2.
kewajiban dan perannya dalam pelaksanaan
jasa konstruksi secara keseluruhan. Hal ini Saat ini di terdapat 221 orang Pembina Jasa
mencerminkan peran dan kinerja Pembina Jasa Konstruksi yang bertugas di Direktorat Jenderal
Konstruksi yang bertugas di unit pelaksana Bina Konstruksi yang terdiri dari 5 orang Pembina

Tabel 5.6.2. Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Nasional

No. Instansi/Unit Organisasi Ahli Ahli Ahli Ahli


Utama Madya Muda Pertama
1 Direktorat Jenderal Bina Konstruksi 5 44 111 61
Unit Organisasi Kementerian PUPR non
2 Ditjen Bina Konstruksi
- 18 3 25
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/
3 Kota
- 7 2 17

Jumlah 5 69 116 103


Sumber : (Data Subdit Pengelolaan Jabatan Fungsional Bidang Jasa Konstruksi, 2021)

304 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Jasa Konstruksi Ahli Utama, 44 orang Pembina Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota


Jasa Konstruksi Ahli Madya, 111 orang Pembina sebagaimana arahan Menteri Dalam Negeri pada
Jasa Konstruksi Ahli Muda dan 61 orang Pembina tahun 2021 ini.
Jasa Konstruksi Ahli Pertama. Sementara itu
sebanyak 46 orang Pembina Jasa Konstruksi Dari segi pengembangan karir, Pembina Jasa
saat ini tersebar di unit organisasi lain di Konstruksi memiliki peluang yang sangat besar.
Kementerian PUPR. Dengan dilaksanakannya Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
penyederhanaan birokrasi di Kementerian PUPR PAN RB No. 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan,
pada tahun 2020 lalu dan dengan dukungan serta Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional
arahan Bapak Menteri PUPR yang menempatkan Pegawai Negeri Sipil, pejabat fungsional
pejabat fungsional sebagai engine atau motor memiliki target angka kredit yang harus dipenuhi
penggerak organisasi, hal ini berimplikasi dalam rangka penilaian hasil kinerja tahunan.
pada semakin bertambahnya jumlah pejabat Untuk Pembina Jasa Konstruksi seperti halnya
fungsional Pembina Jasa Konstruksi dari waktu jabatan fungsional lain memiliki target angka
ke waktu. kredit minimal per jenjang yang dapat dilihat
pada Gambar 5.6.3.
Sementara itu, di lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota telah terlihat trend Meskipun sampai saat ini belum terdapat
pertambahan jumlah pejabat fungsional Pembina pengaturan terkait sanksi bagi pejabat fungsional
Jasa Konstruksi dimana sebelum tahun 2020 yang tidak dapat mencapai target angka
terdapat 9 (orang Pembina Jasa Konstruksi yang kredit minimal per tahun, namun hal ini akan
tersebar di berbagai Provinsi/Kabupaten/Kota berpengaruh pada keberlangsungan karier bagi
menjadi 26 orang saat ini dan diperkirakan akan Pembina Jasa Konstruksi yang bersangkutan,
terus bertambah seiring dengan dilaksanakannya dalam hal ini terkait dengan kenaikan pangkat/
penyederhanaan birokrasi di lingkungan golongan maupun kenaikan jenjang. Semakin

Gambar 5.6.3. Target Angka Kredit Minimal Pembina Jasa Konstruksi per Tahun
Sumber : Permen PAN RB No. 13 Tahun 2019

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 305


sedikit angka kredit yang dikumpulkan per tahun 48% telah dapat memenuhi target angka kredit
maka akan semakin lama pula waktu yang akan minimal yang wajib dicapai setiap tahunnya.
dibutuhkan dalam peningkatan karier pejabat Hal ini kemudian mengalami peningkatan pada
fungsional tersebut. Meskipun jumlah pejabat tahun 2021 dimana dari 115 orang Pembina Jasa
fungsional Pembina Jasa Konstruksi semakin Konstruksi yang dinilai kinerjanya, sebanyak 73
bertambah dari waktu ke waktu, tidak akan orang atau 63% telah memenuhi target angka
membatasi peluang karier bagi masing-masing kredit minimal.
pejabat fungsional karena dengan iklim jasa
konstruksi yang dinamis, terdapat ruang yang Hal ini menunjukkan bahwa Pembina Jasa
cukup bagi Pembina Jasa Konstruksi dari masing- Konstruksi dapat memiliki peningkatan karier
masing jenjang untuk memberikan kontribusinya. yang cukup baik, dalam konteks ini Pembina
Jasa Konstruksi dapat diusulkan untuk proses
Sejak 2 tahun terakhir, seiring dengan kenaikan pangkat/golongan atau kenaikan
dikeluarkannya berbagai kebijakan di bidang jenjang karena dapat mencapai angka kredit
jasa konstruksi, para Pembina Jasa Konstruksi yang lebih besar dari yang dipersyaratkan.
dapat berkontribusi secara lebih banyak dalam Secara umum, jabatan fungsional Pembina
pelaksanaan tugas pembinaan jasa konstruksi Jasa Konstruksi memiliki peran yang sangat
seperti terlihat pada Gambar 5.6.4. strategis dan memiliki prospek yang baik, baik
dalam perannya sebagai motor penggerak
Dari gambar sebelumnya dapat dilihat organisasi dalam mencapai tujuan, maupun
bahwa dalam penilaian kinerja Pembina Jasa dalam pengembangan karier individu sebagai
Konstruksi, telah banyak pejabat fungsional yang ASN. Namun hal ini perlu diimbangi dengan
dapat memenuhi target angka kredit minimal pembinaan terhadap para pejabat fungsional
per tahunnya. Pada tahun 2020, dari 41 orang dengan optimal baik dari segi regulasi maupun
Pembina Jasa Konstruksi yang dinilai kinerjanya, fasilitasi pelaksanaan tugasnya sehingga tujuan
sebanyak 20 orang Pembina Jasa Konstruksi atau yang diinginkan dapat dicapai.

Gambar 5.6.4. Pemenuhan Target Angka Kredit Pembina Jasa Konstruksi


Sumber : Data Subdit Pengelolaan Jabatan Fungsional Bidang Jasa Konstruksi, 2021

306 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan pembahasan di atas dapat Undang-Undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Konstruksi;
a. Pertumbuhan penyelenggaraan konstruksi Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 tentang
akan tetap tinggi untuk memenuhi kebutuhan Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
dasar masyarakat yang tuntutan semakin Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22
berkualitas. Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan
b. Kegiatan pemberdayaan dan pengawasan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
untuk mendukung pewujudan tujuan Jasa Konstruksi;
penyelenggaraan jasa konstruksi Peraturan Menteri PAN RB No. 38 Tahun 2013 tentang
sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 2 Pembentukan Jabatan Fungsional Pembina
Tahun 2017 membutuhkan banyak tenaga Jasa Konstruksi dan Angka Kreditnya;
operasional termasuk pejabat fungsional Peraturan Menteri PAN RB No. 13 Tahun 2019 tentang
Pembina Jasa Konstruksi baik yang ada di Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan
Pusat dan UPT-nya maupun di daerah. Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
c. Sesuai dengan PP No. 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS dan arahan visi Presiden RI,
penempatan PNS pada jabatan fungsional
menjadi keniscayaan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelayanan kepada
masyarakat.
d. Laju pembinaan JF PJK yang baik
memberikan peluang kepada penanggung
jawab sektor infrastruktur dan Kementerian/
Lembaga/Dinas terkait untuk menempatkan
PNS berkarier sebagai pejabat fungsional
Pembina Jasa Konstruksi.
e. Pembinaan JF PJK perlu didukung dengan
regulasi yang memadai untuk lebih menjamin
pelaksanaan tugas dan fungsi PJK didasarkan
pada kepentingan organisasi di bidang
pembinaan jasa konstruksi baik di Pusat
maupun di daerah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 307


5.7
POTENSI BALAI JASA
KONSTRUKSI DALAM ERA BARU
PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI
Afriandi Pohan
Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Yaya Supriyatna Sumadinata


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Chairul Salam
Kepala Seksi Pelaksanaan, Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

PENDAHULUAN

Infrastruktur merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara.


Bahkan infrastruktur mampu menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi, investasi
dan perdagangan melalui penyediaan akses dan pemerataan pembangunan
nasional. Untuk memastikan pembangunan infrastruktur yang memadai dan
mampu mendukung aktivitas manusia dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya,
politik, pertahanan dan keamanan, maka perlu adanya upaya pemenuhan standar
keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan konstruksi. Di sinilah peran
penting pemerintah dalam melakukan pembinaan terhadap jasa konstruksi.

Sektor konstruksi telah memberikan kontribusi pada PDB nasional sekitar


10%, lebih besar dari pertumbuhan ekonomi nasional. Penyelenggaraan jasa

308 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


konstruksi telah menciptakan kesempatan kerja di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
bagi sekitar 8 juta tenaga kerja, 136 ribu badan Dengan demikian BJKW memiliki tugas dan
usaha jasa konstruksi, dan pertumbuhan sumber fungsi operasional DJBK di wilayahnya. Untuk
daya konstruksi lainnya yang meliputi material, mendukung tugas operasionalnya, BJKW
peralatan, dan produk teknologi konstruksi. didukung dengan NSPK berupa Standar Operasi
dan Prosedur (SOP) yang menjadi dasar dalam
Jasa konstruksi sudah berjalan sejak dahulu pelaksanaan fungsinya.
sekali. Namun seiring dengan perubahan
zaman setiap tahunnya, jasa konstruksi tentu Berdasarkan hasil pemetaan kekosongan
perlu untuk melakukan penyesuaian terhadap kompetensi tenaga ahli pada penyedia jasa
perkembangan zaman yang dinamis. Tidak hanya konstruksi setelah terjadinya serangkaian
terkait dengan teknologi, kondisi dan situasi kecelakaan konstruksi pada tahun 2017-2018,
terkait kondusifitas dan stabilitas negara juga dan pengarusutamaan jabatan fungsional
mempengaruhi performa dari jasa konstruksi. dalam manajemen Pegawai Negeri Sipil
(PNS), telah menciptakan kondisi baru dalam
Era Baru Penyelenggaraan Konstruksi penyelenggaraan konstruksi nasional dimana
Sejak tahun 2017, jasa konstruksi Indonesia penekanan Keselamatan Konstruksi dalam
masuk ke dalam era baru dengan terbitnya seluruh pelaksanaan pekerjaan konstruksi
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 yang menjadi prioritas utama
menggantikan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1999. Pada tahun 2020 diterbitkan Undang- Sekurang-kurangnya ada dua peristiwa penting
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mendorong perlunya peningkatan peran
yang mencabut dan mengubah beberapa pasal Balai Jasa Konstruksi. Pertama, terjadinya
yang terdapat dalam UU No. 2/2017. Pengesahan serangkaian kecelakaan konstruksi pada tahun
UU 11/2020 dilakukan untuk mempercepat dan 2017-2018 yang mendorong dilakukannya
mempermudah upaya pengembangan usaha peningkatan pelatihan tenaga kerja K3 konstruksi
di Indonesia Indonesia termasuk usaha jasa dan teknik pemasangan komponen konstruksi
konstruksi. dengan bobot sendiri yang berat. Kedua, pada
tahun 2020, Indonesia bahkan seluruh dunia
Sesuai dengan amanat UU No. 2/2017 Menteri dikejutkan dengan adanya penyebaran massif
PUPR ditetapkan sebagai Menteri yang dari virus Covid-19 yang mengubah cara bekerja
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan termasuk metode pelatihan.
jasa konstruksi nasional. Untuk mendukung
amanat tersebut, Direktorat Jenderal Bina Dari segi teknologi, industri 4.0 juga turut
Konstruksi (DJBK) ditetapkan menjadi Unit mempengaruhi penyelenggaraan jasa konstruksi.
organisasi di lingkungan Kementerian PUPR Jasa konstruksi membutuhkan pembaruan
yang melaksanakan pembinaan jasa konstruksi. teknologi yang dapat mendukung efisiensi dan
Agar dapat menjangkau hingga ke 34 Provinsi di efektifitas pembangunan konstruksi. Beberapa
Indonesia, DJBK didukung dengan 7 Balai Jasa teknologi yang sedang hangat untuk menjadi
Konstruksi Wilayah (BJKW) sebagai representasi perbaruan yaitu dalam kaitan gambar melalui BIM,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 309


proses survey dan monitoring dengan teknologi untuk pengelolaan peralatan jalan. Unit pengelola
canggih serta 3D Printing. Terkhusus pada tersebut kemudian menjadi Direktorat Peralatan
bidang konstruksi layang, pembangunan sudah Jalan yang dibantu beberapa unit pelaksananya
didukung oleh teknologi seperti penggunaan alat di seluruh wilayah Indonesia. Unit pengelola ini
launcher girder yang dapat menjamin aspek mutu berkantor di Jalan Dr. Suratmo No.1 Jakarta
dan keselamatan pekerjaan. Pusat yang sampai sekarang masih menjadi
Kantor Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta
Setiap tantangan ini dapat menjadi potensi atau seiring dengan berubahnya kebijakan dan tugas
masalah bagi penyelenggaraan jasa konstruksi, fungsinya
tergantung bagaimana kita menyikapinya. Maka
dari itu, perlu disusun sebuah pemahaman Unit Penilaian Kualifikasi Penyedia Jasa
terhadap posisi dan peran kita dalam era baru Seiring dengan pembangunan jalan yang semakin
dan bagaimana kita mampu memanfaatkan besar dan meluas, penyedia jasa pekerjaan
potensi untuk pengembangan jasa konstruksi. konstruksi di bidang jalan terus tumbuh dengan
cepat pula. Nilai paket pekerjaan jalan yang
LATAR BELAKANG BALAI JASA disediakan pada zaman ini juga relatif sangat
KONSTRUKSI besar dibandingkan dengan nilai paket pekerjaan
konstruksi lainnya. Hasil penilaian kualifikasi
Sebelum menjadi Kementerian Pekerjaan penyedia jasa konstruksi yang dilakukan oleh Biro
Umum dan Perumahan Rakyat Sarana dan Prasarana dianggap kurang tepat
Balai Peralatan Jalan untuk diterapkan pada proyek-proyek di Bina
Pembangunan infrastruktur nasional secara Marga. Untuk itu Ditjen Bina Marga melakukan
masif dilaksanakan sejak dicanangkan penilaian kualifikasi dari para penyedia jasa yang
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) terlibat di proyek-proyek di bawah Ditjen Bina
dengan sumber pembiayaan dari pinjaman Marga.
luar negeri. Penyelenggaraan jasa konstruksi
mulai berkembang dengan dipersyaratkannya Hasil penilaian kualifikasi penyedia jasa yang
jasa konsultansi untuk melakukan pekerjaan dilakukan Ditjen Bina Marga berupa surat/
pengawasan konstruksi. sertifikat yang menunjukkan kualifikasi
dari penyedia jasa dalam bidang pekerjaan
Pada awal Repelita (awal 1970-an), pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan. Namun dalam
konstruksi jalan mendominasi program perjalanannya, penilaian ini dirasa masih kurang
pembangunan yang banyak membutuhkan tepat diterapkan langsung di Bina Marga karena
peralatan berat dan komponen material rangka dianggap tidak independen dan dapat terjebak
baja. Perakitan dan pemasangan rangka baja dalam konflik kepentingan.
di lapangan pun dibantu dengan dukungan alat
berat konstruksi. Pada saat itu, Penyedia Jasa Balai Pelatihan Konstruksi bagian dari Pusdiklat
yang memiliki alat berat masih sangat terbatas. Berdasarkan Tugas dan Fungsinya, seluruh
Untuk itu, Direktorat Jenderal Bina Marga penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
membentuk unit kerja khusus setingkat Eselon II sebelum tahun 1999 berada di bawah Sekretariat

310 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Jenderal PU melalui Pusat Pendidikan dan Badan Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pelatihan PU, khususnya untuk pengembangan (BPSDM) dan Badan Pembinaan Konstruksi dan
karier PNS Departemen PU. Pelatihan di bidang Investasi (Bapekin). Pada tahun 2005 BPSDM dan
jasa konstruksi merupakan bagian dari program Bapekin digabungkan menjadi Badan Pembinaan
Pusdiklat, sedangkan pelatihan teknisnya Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM).
dilakukan oleh sekretariat pada masing-masing
unit organisasi. Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan
Konstruksi
Badan Pengelolaan dan Pengendalian Pada tahun 2007 Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi
Pengadaan Prasarana dan Sarana Pekerjaan (Puslatjakon) namanya berubah menjadi Pusat
Umum dan Badan Pengembangan Sumber Daya Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Manusia (Pusbin KPK). Pusat ini difungsikan untuk
Pada tahun 1999 dibentuk dua kementerian pelatihan sumber daya manusia konstruksi di
terkait dengan bidang PU yaitu Kementerian luar Kementerian PUPR. Dalam pelaksanaannya,
Negara Pekerjaan Umum dan Kementerian Pusbin KPK memiliki tiga jenis balai pelatihan
Permukiman dan Pengembangan Wilayah. Untuk yaitu balai pelatihan jasa konstruksi, balai
melaksanakan fungsi dan tugas operasional material dan peralatan konstruksi serta balai
dalam rangka kebijakan penyelenggaraan pengembangan keahlian jasa konstruksi.
pekerjaan umum yang dirumuskan Kementerian Sedangkan pelatihan untuk sumber daya internal
Negara PU, maka dibentuk Badan Pengelolaan PUPR dilakukan oleh Pusdiklat dan Pusdiktek
dan Pengendalian Pengadaan Prasarana dan bawah BPKSDM
Sarana Pekerjaan Umum (BP4SPU). Pada periode
ini, pada tahun 1999 diterbitkan UU No. 2 Tahun Selanjutnya pada tahun 2010, akibat adanya
1999 tentang Jasa Konstruksi. reorganisasi di Kementerian Pekerjaan Umum,
berdasarkan fungsi pembinaan konstruksi dalam
Di bawah Kementerian Pengembangan Wilayah BPKSDM dibentuk Badan Pembinaan Konstruksi
dibentuk Badan Pengembangan Sumber Daya (Bapekon/ BP Konstruksi). Badan ini tidak hanya
Manusia (BPSDM) yang membawahi Pusat sebatas pembinaan di Sumber Daya Manusia saja,
Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Pusat tetapi juga memiliki fungsi pembinaan di bidang
Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakon), penyelenggaraan jasa konstruksi, pengadaan
Pusat Pendidikan Keahlian Teknik dan jasa konstruksi, kelembagaan konstruksi,
Pusat Pengembangan Peran Masyarakat material konstruksi, peralatan konstruksi, serta
(Pusbangeranmas). investasi konstruksi. Sedangkan pengembangan
SDM internal PUPR dilakukan oleh Pusdiklat di
Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya bawah Sekretariat Jenderal.
Manusia
Pada tahun 2000 organisasi kementerian bidang Balai Pelatihan Konstruksi
PU yaitu Kementerian Negara PU dengan Balai Pelatihan Jasa Konstruksi merupakan
Kementerian Permukiman dan Pengembangan satu unit organisasi di bawah Puslatjakon yang
Wilayah disatukan kembali. Selanjutnya dibentuk terbentuk pada tahun 2007 dan memiliki tugas

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 311


dan fungsi melakukan pembinaan dan sertifikasi Suratmo No .1 serta berkantor bersama dengan
untuk tenaga kerja konstruksi level terampil. Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah III Jakarta.
Pada awal mula pembentukan Balai Pelatihan Selain Lahan Balai Pelatihan Material dan
Jasa Konstruksi, terdapat tiga lokasi balai Peralatan Konstruksi juga memiliki beberapa
untuk menjangkau seluruh provinsi di seluruh Alat Berat diantaranya Excavator, Motor Grader,
Indonesia, diantaranya: Wheel Loader sampai dengan Tower Crane yang
1) BPK Wilayah Jakarta memang difungsikan untuk pelatihan.
2) BPK Wilayah Yogyakarta
3) BPK Wilayah Papua Balai Keahlian Konstruksi/ Balai Pengembangan
Teknologi Konstruksi
Namun demikian, untuk menjawab kebutuhan Balai Keahlian Konstruksi/Balai Pengembagan
pengembangan kompetensi tenaga kerja Teknologi Konstruksi memiliki tugas dan fungsi
konstruksi yang terus meningkat, Kementerian yang hamper sama dengan Balai Pelatihan Jasa
PU Pada tahun 2011 melakukan reorganisasi dan Konstruksi, bedanya hanya pada level/jenjang
menambah jumlah Balai Pelatihan Konstruksi kompetensi yang menjadi target pesertanya.
menjadi tujuh balai antara lain: Balai ini memiliki target peserta ahli konstruksi
1) BPK Wilayah Aceh dimana pesertanya yang sudah memiliki gelar
2) BPK Wilayah Palembang sarjana. Sebelum terjadinya pandemi Covid-19,
3) BPK Wilayah Jakarta Balai ini telah aktif melaksanakan pelatihan
4) BPK Wilayah Surabaya dengan metode pembelajaran jarak jauh.
5) BPK Wilayah Banjarmasin
6) BPK Wilayah Makassar Setelah menjadi Kementerian Pekerjaan Umum
7) BPK Wilayah Papua dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Selain Balai Pelatihan Konstruksi, Badan Pada tahun 2015 terjadi perubahan struktur
Pembinaan Konstruksi memiliki balai yang organisasi secara massif di Kementerian
bersifat nasional yaitu Balai Pelatihan Material Pekerjaan Umum akibat dari pergantian Kabinet,
dan Peralatan Konstruksi dan Balai Pelatihan dimana terdapat penggabungan 2 Kementerian
Keahlian Konstruksi antara Kementerian Pekerjaan Umum dengan
Kementerian Perumahan Rakyat sehingga
Balai Pelatihan Material dan Peralatan namanya menjadi Kementerian Pekerjaan Umum
Konstruksi dan Perumahan Rakyat (PUPR). Akibat terjadi
Balai Pelatihan Material dan Peralatan Konstruksi penggabungan tersebut, urusan jasa konstruksi
memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan yang sebelumnya dilaksanakan oleh unit
pelatihan di bidang material konstruksi, serta organisasi setingkat badan dinaikkan tanggung
pelatihan operator Alat Berat Konstruksi. Balai jawabnya menjadi level Direktorat Jenderal, hal
Pelatihan Material dan Peralatan Konstruksi ini berdampak pada perluasan lingkup tanggung
memiliki asset yang sangat besar dimana jawabnya yang semula hanya jasa konstruksi di
Balai ini mengelola Lahan yang ditinggalkan lingkungan PUPR menjadi sektor jasa konstruksi
Balai Peralatan Jalan yang beralamat di Jl. Dr. secara nasional.

312 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di lagi ditangani oleh DJBK, dialihkan ke Ditjen
bidang jasa konstruksi, DJBK didukung oleh Pembiayaan Infrastruktur. Di DJBK dibentuk
balai-balai di bawah Sekretariat Direktorat Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi dan
Jenderal Bina Konstruksi yang meliputi Balai selanjutnya dibentuk Unit Pelaksana Teknis
Jasa Konstruksi Wilayah, Balai Material dan Balai Pelaksanaan Pemilihan Jasa Konstruksi
Peralatan Konstruksi serta Balai Peningkatan yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia.
Teknologi Konstruksi. Namun Balai Material dan
Peralatan Konstruksi serta Balai Peningkatan Balai Jasa Konstruksi Wilayah
Teknologi Konstruksi pada tahun 2019 dibubarkan Balai Jasa Konstruksi wilayah merupakan
akibat perampingan organisasi di lingkungan Balai lanjutan dari Balai Pelatihan Konstruksi
Kementerian PUPR. Namun, walaupun Wilayah yang Terdapat di tujuh wilayah meliputi
dibubarkan, tugas fungsi yang sebelumnya Banda Aceh, Palembang, Jakarta, Surabaya,
melekat di kedua balai tersebut dialihkan ke Balai Banjarmasin, Makassar dan Jayapura,
Jasa Konstruksi Wilayah dengan tugas, melaksanakan pemberdayaan,
pengendalian mutu, peningkatan mutu tenaga
Pada tahun 2017, diterbitkan UU Jasa kerja dan pengawasan bidang jasa konstruksi
Konstruksi baru dengan nomor 2 tahun 2017 serta pengumpulan data sumber daya jasa
menggantikan UU No 18 Tahun 1999. dimana konstruksi baik Tenaga Kerja, Material, Peralatan
terdapat penyesuaian-penyesuaian dan maupun Teknologi Konstruksi
perbaikan terhadap kebijakan-kebijakan
sebelumnya dimana sangat mempengaruhi PELAKSANAAN TUGAS PEMBINAAN JASA
penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia. KONSTRUKSI DI WILAYAH
Pengesahan Undang-Undang ini dilakukan
untuk mempercepat dan mempermudah Representatif DJBK di Wilayah
upaya pengembangan jasa konstruksi di Tugas pembinaan dan pengawasan jasa
Indonesia. Salah satu produk yang paling konstruksi yang dilaksanakan Balai Jasa
signifikan yaitu terkait dengan Pembentukan Konstruksi meliputi:
organisasi perangkat daerah (OPD) suburusan a. Penyelenggaraan jasa konstruksi
jasa konstruksi serta penguatan pembagian b. Penyelenggaraan keberlanjutan konstruksi
kewenangan antara Pemerintah Pusat, Provinsi c. Penyelenggaraan kelembagaan jasa
dan Kab/ Kota. Selain itu dalam UU2/2017 juga konstruksi
sangat ditekankan Keamanan, Keselamatan, d. Penyelenggaraan usaha jasa konstruksi
Kesehatan, dan Keberlanjutan Konstruksi. e. Penyelenggaraan tenaga kerja konstruksi
f. Penyelenggaraan rantai pasok sumber daya
Pada tahun 2018 terjadi perubahan struktur material, peralatan dan teknologi konstruksi
organisasi di Kementerian Pekerjaan Umum g. Penyelenggaraan sistem informasi jasa
dan Perumahan Rakyat akibat adanya Perpres konstruksi
16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah. Fungsi investasi tidak

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 313


Kegiatan Pelatihan Jasa Konstruksi sebagai sudah banyak dilakukan oleh masyarakat jasa
Soko Guru Program konstruksi, tetapi jumlahnya masih sangat
a. Pelatihan Kompetensi Tenaga Kerja terbatas. Padahal nilai paket konstruksi semakin
Konstruksi besar, dan kompleksitas pekerjaan serta
Sesuai dengan UU No. 2/2017, tenaga kerja risikonya juga semakin besar. Hasil pembelajaran
konstruksi (TKK) terdiri atas jabatan ahli, teknisi/ terhadap terjadinya serangkaian kecelakaan
analis, dan operator yang harus bersertifikat konstruksi pada tahun 2017-2018, disimpulkan
kompetensi kerja. Penyelenggaraan pelatihan bahwa penempatan Ahli K3 pada proyek yang
TKK ahli dilaksanakan oleh OPD provinsi dan besar dan kompleks menjadi keharusan. Berikut
TKK teknisi/analis dan operator oleh OPD adalah data pasokan TKK Ahli K3 secara nasional.
kabupaten/kota. Pelatihan TKK mengacu pada
bakuan kompetensi baik yang diberlakukan b) Ahli Building Information Modelling (BIM)
secara terbatas, maupun yang nasional dan Penerapan Building Information Modelling (BIM)
internasional yang ditetapkan oleh kementerian/ merupakan salah salah satu kunci keberhasilan
lembaga. pengembangan industri konstruksi yang lebih
efektif dan efisien. Paket besar dan strategis
Kementerian PUPR melalui Balai Jasa Konstruksi seharusnya sudah menerapkan BIM untuk
melakukan pelatihan TKK yang bersifat strategis menjamin terwujudnya pembangunan Big data
dan/atau percontohan, yang belum banyak konstruksi. Pembangunan BIM membutuhkan
dilakukan oleh OPD maupun masyarakat jasa dukungan data dari seluruh pelaku rantai pasok
konstruksi. Unit yang diberikan tanggung jawab konstruksi. Big data konstruksi digunakan
dalam pelaksanaan pelatihan tersebut yaitu bersama dan dijadikan sumber informasi
Balai Jasa Konstruksi. Balai Jasa Konstruksi juga untuk pengembangan jasa konstruksi. Dengan
memfasilitasi pelatihan yang sangat dibutuhkan demikian Pemerintah sangat berkepentingan
pada penyelenggaraan konstruksi melalui dengan ketersediaan Ahli BIM, selain untuk
kerjasama dengan OPD dan/atau asosiasi profesi. meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Beberapa pelatihan yang menjadi prioritas Balai, penyelenggaraan jasa konstruksi juga untuk
meliputi: dapat segera membangun sistem informasi jasa
konstruksi terintegrasi.
Jabatan Ahli
a) Ahli terkait dengan Penerapan Standar K4 Jabatan Teknisi/ Analis
Konstruksi 1) Pendidikan dan pelatihan vokasi
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan Jabatan teknisi/ analisis adalah jabatan yang
bagian dari pemenuhan standar keamanan, setara dengan lulusan pendidikan vokasi
keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan (politeknik) yaitu pendidikan yang kurikulumnya
(K4) konstruksi. Walaupun pelatihan ahli K3 lebih ditekankan pada pembelajaran praktik

Utama Madya Muda Total


Jumlah Ahli K3 Konstruksi 988 11942 18512 31442

314 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

sehingga lulusannya siap untuk bekerja sesuai 2) Petugas K3 Konstruksi


dengan bidangnya. Berbeda dengan jabatan Yang mengelola K3 dalam suatu proyek
ahli, sistem pengupahan pada jabatan vokasi sekurang-kurangnya adalah petugas K3
belum diatur. Biasanya mengikuti kebiasaan yang merupakan lulusan vokasi. Petugas K3
pengupahan tenaga terampil (operator). berperan dalam mengendalikan dan mengawasi
Kedudukan jabatan vokasi sebenarnya sangat penerapan K3 di lapangan. Saat ini, pemerintah
strategis karena menghubungkan jabatan ahli daerah sudah memberikan perhatian yang
dengan jabatan operator. Namun sayangnya cukup besar terhadap penerapan K3, sehingga
saat ini jabatan vokasi seperti terabaikan. Dapat permintaan untuk menyelenggarakan pelatihan
dilihat bahwa banyak lulusan baru pendidikan kompetensi petugas K3 mengalami peningkatan.
vokasi yang langsung melanjutkan ke pendidikan Karena fasilitatornya masih sangat terbatas,
akademis. Hal ini mengindikasikan bahwa para Balai Jasa Konstruksi masih memfasilitasi
lulusan vokasi kesulitan mendapatkan pekerjaan penyelenggaraan pelatihan kompetensi K3
yang sesuai dengan keahlian/keterampilannya. dengan pembagian pembiayaan antara Balai,
Ke depan TKK jabatan teknisi/analisis sangat OPD dan asosiasi profesi.
strategis karena pada tahun 2045 90% TKK
merupakan lulusan sekolah lanjutan tingkat Jabatan Operator
atas sebagai dampak dari wajib belajar 12 tahun. a) Pemanfaatan Mobile Training Unit (MTU)
Di negara-negara yang tingkat pendidikannya Hampir setiap provinsi telah memiliki Mobile
sudah lebih tinggi pun, tenaga kerja kualifikasi Training Unit (MTU) yang digunakan untuk melatih
menengah memegang peran penting tenaga kerja konstruksi jabatan operator yang

Gambar 5.7.1. Petugas K3 Konstruksi Nasional


Sumber : DJBK per 11 Oktober 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 315


Tabel 5.7.1. Data Produksi MTU Nasional

2015 2016 2017 2018 2019 2020


BJKW I 900 1200 1269 2983 5497 2570
BJKW II 1000 1255 1452 1956 2258 943
BJKW III 973 175 47 443 440 911
BJKW IV 1575 1160 1934 3543 2902 1072
BJKW V 410 1239 242 769 1704 240
BJKW VI 920 1040 2282 1964 3544 231
BJKW VII 400 168 233 236 300 162
Total 6178 6237 7459 11894 16645 6129
Sumber : (DJBK 2020)

sedang bekerja di lapangan. Banyak tenaga uji. Dengan cara ini, jumlah tenaga operator yang
operator yang sudah memiliki kompetensi yang memiliki sertifikat bertambah dengan cepat.
memadai tetapi belum memiliki sertifikat karena Saat ini terdapat 54 unit MTU yang tersebar
belum ada kesempatan untuk mengurusnya. MTU di seluruh provinsi di Indonesia. Berikut ini
dilengkapi dengan peralatan pelatihan operator merupakan data hasil uji MTU nasional yang
yang paling banyak digunakan di lapangan. dirangkum dari data laporan masing-masing
Dengan sistem on site, MTU mendatangi Balai Jasa Konstruksi di 7 wilayah kerja dari
berbagai daerah dan memberikan pembekalan tahun 2015-2020 dengan pembiayaan APBN
yang bersifat pengetahuan kepada TKK Operator maupun APBD.
yang sudah terampil, untuk kemudian dilakukan

316 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Gambar 5.7.2. Uji Kompetensi Operator Alat Berat


Sumber : DJBK 2020

b) Operator Alat Berat Pelatihan Kompetensi Strategis


Tidak setiap Balai Jasa Konstruksi memiliki 1) Pelatihan Girder Launching
alat berat dan luas kantor yang memadai untuk Salah satu tanda pertumbuhan industri
mendukung penyelenggaraan pelatihan operator konstruksi adalah terjadinya peningkatan
alat berat. Balai Jasa Konstruksi Wilayah III komponen konstruksi hasil pabrikasi baik
Jakarta yang sebelumnya merupakan Balai berupa beton, baja atau beton komposit. Salah
Material dan Peralatan Konstruksi yang bersifat satu kelemahan konstruksi beton adalah beban
nasional, memiliki perlengkapan alat berat sendirinya sangat besar, sehingga pemasangan
dan luas lahan yang cukup memadai untuk komponen beton pracetak memerlukan alat berat
mendukung kegiatan pelatihan tersebut. Untuk pengangkat dan pengangkut. Menempatkan
melaksanakan pelatihan operator alat berat beton pracetak yang sangat berat tidaklah
sendiri membutuhkan waktu yang relatif lama, sederhana. Diperlukan tenaga kerja konstruksi
dengan biaya yang besar dan didukung dengan yang dapat mengendalikan operasi alat berat
instruktur khusus yang berpengalaman. Prospek dengan resiko tinggi sehingga pemasangan
lulusan pelatihan ini bisa dibilang bagus dimana beton pracetak sesuai dengan perencanaan.
lulusannya sudah ditunggu pasar dan dapat Salah satu perkembangan teknologi konstruksi
langsung bekerja di lapangan dengan gaji yang untuk pengangkatan material beton pracetak
relatif tinggi. adalah alat launcher girder. Operator yang
diperlukan untuk pengoperasian alat launcher
gantry harus memiliki pengalaman yang cukup
dalam bidang konstruksi layang atau gedung

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 317


dan memiliki tingkat pendidikan yang cukup darurat, rumah rakitan dari bahan baja ringan
sehingga dapat disertifikasi setingkat teknisi. dan rumah instan sederhana dan sehat (Risha)
Untuk melaksanakan pelatihan, area pelatihan dari beton pracetak menjadi pilihan. Rumah
perlu disiapkan dengan khusus dan kelancaran baja ringan merupakan konstruksi tahan gempa
komunikasi antara instruktur, peserta pengendali karena ringan, sedangkan rumah beton pracetak
alat, peserta yang mengendalikan pengangkatan memang didesain khusus untuk tahan gempa.
girder, dan peserta yang memasangkan girder Kedua jenis bangunan ini dapat dipabrikasi
pada posisinya harus terjaga dengan baik. terlebih dahulu secara manual, agar penyiapannya
Jika ada kekurangan pada satu aspek, proses dapat melibatkan masyarakat atau UKM.
pelatihan dihentikan sampai dengan kekurangan Perakitannya dapat dilakukan oleh masyarakat
tersebut diperbaiki. sendiri setelah mendapatkan pelatihan. Balai
Jasa Konstruksi Wilayah Surabaya dan Makassar
2) Pelatihan Jembatan Gantung Judesa terlibat dalam penyelenggaraan pelatihan
Jembatan gantung digunakan di daerah terpencil, dalam penanggulangan bencana gempa di Nusa
biasanya untuk penyeberangan bagi pejalan kaki, Tenggara Barat sebanyak 1.726 peserta dan di
atau maksimal untuk kendaraan bermotor roda 2. Sulawesi Tengah sebanyak 666 peserta.
Konstruksi jembatan gantung relatif ringan dan
dapat dipasang secara manual, namun termasuk POTENSI PENGEMBANGAN PERAN
kedalam konstruksi dengan resiko tinggi karena STRATEGIS
kesalahan pemasangan dapat menyebabkan
terjadinya kegagalan bangunan, dan dapat DJBK sebagai Pembina Konstruksi Nasional
menimbulkan korban jiwa. Biarpun fungsi Sesuai dengan UU No. 2/2017, Kementerian
jembatan gantung bias dibilang terbatas, namun PUPR bertanggung jawab untuk melaksanakan
pelatihan bagi teknisi dan operator pemasangan pembinaan jasa konstruksi secara nasional.
jembatan gantung dianggap sangat strategis Pembagian peran pembinaan telah diatur di
karena dapat mendukung tidak hanya mobilisasi antara Pemerintah Pusat, gubernur sebagai
dan kehidupan masyarakat di pedesaan perwakilan Pemerintah Pusat, pemerintahan
melainkan juga mendukung pemerataan hasil daerah provinsi dan pemerintahan daerah
pembangunan di Indonesia. kabupaten/kota. Balai Jasa Konstruksi di
7 wilayah memiliki peran strategis dalam
Pelatihan Bangunan Penanggulangan Darurat melakukan pembinaan jasa konstruksi pada era
Bencana pasca-UU No. 2/2017, mengingat:
Indonesia merupakan wilayah rawan bencana
gempa. Dua bencana terakhir terjadi di Mataram Balai Jasa Konstruksi Wilayah sebagai
Nusa Tenggara Barat dan Palu Sulawesi Tengah, Representasi DJBK di Wilayah
yang banyak menelan korban jiwa dan harta. NSPK yang disusun dan program pembinaan jasa
Upaya penanggulangan dampak gempa yang konstruksi yang disiapkan DJBK sejatinya harus
pertama adalah dengan menyediakan tempat dapat mencapai masyarakat jasa konstruksi di
tinggal sementara yang perlu dibangun sesegera seluruh wilayah Indonesia. Balai Jasa Konstruksi
mungkin setelah terjadinya bencana. Selain tenda dibentuk sebagai unit pelaksana dengan masing-

318 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

masing wilayah kerjanya agar dapat memberikan Balai yang memiliki prasarana dan sarana
pelayanan kepada masyarakat secara dekat memadai dapat membentuk LSP. Tiga fungsi
sesuai dengan kebutuhan yang berkembang yang dimiliki LSP Balai yaitu menyertifikasi TKK
di wilayahnya. Pasokan terhadap kebutuhan yang mengikuti pelatihan yang dilaksanakan
tersebut dapat disesuaikan dengan kapasitas Balai dan/atau bekerja sama dengan Balai,
jasa konstruksi yang ada di wilayahnya. TKK yang kompetensinya belum dapat dilayani
oleh LSP yang dibentuk asosiasi, dan secara
LPJK sebagai Lembaga Pemerintahan khusus dalam rangka meningkatkan jumlah TKK
Nonstruktural bersertifikat. Dalam pelaksanaan fungsinya
Pada era pasca-UU No. 2/2017, LPJK Provinsi tersebut, LSP Balai bekerja sama dengan LPJK.
sudah tidak ada. Hanya ada satu LPJK di tingkat
Pusat dengan bentuk lembaga pemerintahan Asosiasi Jasa Konstruksi sebagai Mitra Balai
nonstruktural yang berada langsung di bawah Jasa Konstruksi
Menteri PUPR. Dengan demikian, Balai Jasa Sebelum UU No. 18/1999 diterbitkan, beberapa
Konstruksi juga dapat menjadi representatif asosiasi sudah memiliki cabang di daerah.
LPJK di wilayahnya masing-masing. Sebagian Pada masa ketika LPJK Provinsi masih ada,
wewenang Menteri PUPR yang dilimpahkan peran cabang kuat dalam membentuk badan
ke LPJK di bidang akreditasi asosiasi, lisensi sertifikasi dan melakukan validasi awal dalam
LSBU, registrasi sertifikat BUJK dan TKK, rangka sertifikasi. Pasca-UU No. 2/2017 dan
pengelolaan Penilai Ahli, dan penggalian aspirasi dengan dihapuskannya LPJK Provinsi, ke depan
pengembangan jasa konstruksi dari masyarakat sertifikasi akan lebih banyak diperankan oleh
di wilayah dapat dilaksanakan secara bersama- asosiasi yang telah membentuk LSP. Balai Jasa
sama dengan Balai Jasa Konstruksi di wilayahnya Konstruksi perlu mengembangkan kerjasama
masing-masing. dengan LSP bentukan asosiasi untuk menghadapi
tantangan mendasar dalam penyelenggaraan
Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi yang Belum jasa konstruksi yaitu meningkatkan jumlah
ada LSP TKK bersertifikat. Dikarenakan di dalam UU No
Sertifikasi TKK dilakukan sesuai dengan 2/2017 sudah mewajibkan seluruh tenaga kerja
klasifikasi dan kualifikasinya. Klasifikasi TKK konstruksi yang bekerja di proyek konstruksi
meliputi Arsitektur, Sipil, Mekanikal, Tata memiliki sertifikat khususnya jabatan ahli,
Lingkungan, dan Manajemen Penyelenggaraan teknisi/analis dan operator.
Konstruksi. Dimana masing-masing klasifikasi
tersebut dapat dikembangkan menjadi Kekosongan Pelatihan Kompetensi Strategis
subklasifikasi. Subklasifikasi yang sifatnya Salah satu kriteria kompetensi strategis
sangat spesifik biasanya memiliki jumlah adalah ketika sangat dibutuhkan dalam
anggota yang sedikit sehingga tidak efisien penyelenggaraan, ternyata TKK yang memenuhi
untuk membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi kebutuhan kompetensi tersebut sangat langka.
(LSP) sendiri. Sesuai dengan amanat UU No. Salah satu contoh kompetensi strategis tersebut
2/2017, Menteri PUPR dapat membentuk LSP adalah kompetensi operator launcher girder.
untuk menyertifikasi subklasifikasi tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya kejadian

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 319


kecelakaan kerja konstruksi pada tahun 2017- Pusat Keunggulan Pelatihan Jasa Konstruksi
2018 untuk konstruksi layang. Hal ini diakibatkan Setiap Balai harus mampu melayani dukungan
oleh kelangkaan operator launcher girder atau penyelenggaraan pelatihan kompetensi
operator crane yang berpengalaman sehingga dasar umum yaitu sesuai dengan 5 klasifikasi
operator-operator ahli tersebut kadang bekerja TKK. Tetapi masing-masing Balai juga perlu
melebihi batas waktu normal. Akibat dari bekerja mengembangkan kegiatan pelatihan unggulan
melebihi batas waktu normal menyebabkan yang memperhatikan kondisi pembinaan dan
kelelahan dan mengurangi konsentrasi sehingga penyelenggaraan konstruksi di wilayahnya.
dapat mendorong resiko terjadinya kecelakaan
kerja konstruksi yang menjadi salah satu STRATEGI PENGEMBANGAN
penyebab terjadinya serangkaian kecelakaan
pada tahun 2017-2018. Maka dari itu, DJBK Representasi DJBK di Wilayah
meningkatkan penyelenggaraan pelatihan SMK2 Representasi Sistem Informasi Jasa Konstruksi
dan launcher girder untuk mengurangi resiko Terintegrasi
kecelakaan yang sama terulang kembali. UU No. 2/2017 mengamanatkan kepada
Pemerintah untuk membangun Sistem
Balai Jasa Konstruksi Wilayah Jakarta saat ini Informasi Jasa Konstruksi (SIJK) terintegrasi
sedang membangun fasilitas pelatihan launcher yang dijadikan acuan data dan informasi
girder di Citeureup yang diharapkan mampu bagi penyelenggara jasa konstruksi. Dalam
menjadi fasilitas pelatihan yang terlengkap dan hal pengelolaan SIJK tersebut, Balai Jasa
terbaik di Asia Tenggara. Konstruksi dan LPJK menjadi bagian dari

320 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Tabel 5.7.2. Potensi Pusat Keunggulan Pelatihan Jasa Konstruksi

No. Balai Jasa Konstruksi Wilayah Potensi Unggulan Pelatihan Keterangan


Kompetensi
1 Banda Aceh • Penanganan Kelongsoran Kasus kegempaan dan
• Bangunan Tahan Gempa kelongsoran sering terjadi di
Aceh
2 Palembang • Perbaikan Tanah Dasar Bangunan di atas tanah lunak
banyak terdapat di Sumatera
Selatan
3 Jakarta • Girder Launching Balai Jasa Konstruksi Jakarta
• Alat Berat memiliki fasilitas yang lebih
• Plumbing lengkap
• Kegagalan Bangunan
• BIM
• Juru Ukur
4 Surabaya • Bangunan SDA • Didukung Balai SDA
• Jembatan Gantung • Sudah memiliki praktik
jembatan gantung
5 Banjarmasin • Irigasi Rawa Didukung Balai Rawa
6 Makassar • Pembuatan komponen dan Berpengalaman mendukung
pemasangan Bangunan penanggulangan bencana
Darurat Bencana gempa di Palu.
• Kegagalan Bangunan
7 Jayapura • TKK UKM

kesatuan yang tidak terpisahkan. Dimana Balai penyelenggaraan jasa konstruksi yang efektif
berperan strategis untuk melengkapi data dan dan efisien sesuai dengan amanat UU No. 2/2017.
informasi, memantau dan mengevaluasi layanan BP2JK memiliki data base hasil pengadaan
SIJK terintegrasi di wilayahnya. jasa konstruksi berupa profil penyedia jasa,
TKK, material, peralatan, dan teknologi yang
Koordinasi dan Sinkronisasi dengan BP2JK di sangat diperlukan untuk peningkatan kualitas
Wilayah penyelenggaraan jasa konstruksi. BP2JK dapat
Selain memiliki 7 Balai Jasa Konstruksi, DJBK mendorong setiap JF-PJK dan pakar konstruksi
juga membawahi 34 Balai Pelaksanaan Pemilihan bekerja sama dengan JF Pengelola PBJ yang
Jasa Konstruksi (BP2JK) yang berlokasi di berada di wilayahnya untuk memanfaatkan data
ibukota provinsi. BP2JK memiliki fungsi yang dan informasi tersebut yang hasil kajiannya dapat
sangat vital di dalam proses pengadaan barang/ dimuat dalam SIJK terintegrasi. Pemanfaatan
jasa di lingkungan Kementerian PUPR. Tahapan hasil pengelolaan data dan informasi terkini
pengadaan jasa konstruksi merupakan salah satu akan mendorong kemajuan jasa konstruksi di
kunci keberhasilan dalam perwujudan tujuan wilayahnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 321


Koordinasi dan Sinkronisasi dengan OPD di Pusat Pengembangan Karier Pejabat
Wilayah Fungsional
Sesuai dengan kebijakan Kementerian Dalam Kebijakan pengarusutamaan jabatan fungsional
Negeri, pembentukan organisasi perangkat dalam pembinaan PNS sudah dicanangkan. Balai
daerah (OPD) suburusan jasa konstruksi di tingkat Jasa Konstruksi merupakan garda terdepan
provinsi dan kabupaten/kota terus dilakukan. untuk memberikan layanan pembinaan jasa
Hampir seluruh provinsi sudah memiliki OPD, konstruksi yang telah diamanatkan dalam
sedangkan kabupaten/kota masih cukup banyak UU No. 2/2017. Penempatan JF-PJK di Balai
yang belum memilikinya. Seiring dengan upaya akan menjadi siklus pembinaan karier PNS.
tersebut, OPD suburusan jasa konstruksi yang JF-PJK akan terlatih dalam menghadapi
baru terbentuk membutuhkan pendampingan permasalahan nyata di lapangan. Mereka akan
untuk melaksanakan pembinaan jasa konstruksi tergugah dan terpacu untuk meningkatkan
di daerahnya sesuai dengan NSPK yang telah profesionalismenya di bidang pembinaan jasa
disusun Pemerintah sesuai dengan amanat PP konstruksi. Pengompilasian data dan informasi,
No 14 Tahun 2021. Balai Jasa Konstruksi sebagai analisis data, identifikasi dan perumusan
representatif dari DJBK perlu berperan proaktif masalah, penyelesaian masalah, dan perumusan
menyampaikan NSPK kepada OPD melalui rekomendasinya akan menjadi kegiatan
berbagai kegiatan yang bersifat koordinasi operasional layaknya mekanisme suatu mesin
dan sinkronisasi khususnya dalam kegiatan penggerak.
penyusunan program, pengaturan, pengawasan
dan pengembangan yang disesuaikan dengan Operasional pembinaan jasa konstruksi di
kebutuhan daerah. Indonesia dilaksanakan oleh Jabatan Fungsional
Pembinaan Jasa Konstruksi (JF-PJK). Jumlah
Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi di Wilayah JF-PJK di Pusat, provinsi dan kabupaten/kota
Selain oleh pemerintah, pelatihan jasa meningkat seiring dengan kebijakan pemerintah
konstruksi sering dilaksanakan oleh perguruan untuk mengedepankan jabatan fungsional.
tinggi, balai pelatihan kerja, dan asosiasi jasa
konstruksi. Didukung dengan fasilitas jejaring Direktorat Jenderal Bina Konstruksi c.q
kerja, perangkat keras dan perangkat lunak, Balai Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa
Jasa Konstruksi harus menjadi sokoguru dalam Konstruksi merupakan unit kerja yang ditunjuk
pelatihan jasa konstruksi. Balai memiliki peluang untuk melakukan pembinaan terhadap JF-PJK.
yang lebih besar untuk memimpin peningkatan Dalam pelaksanaan tugas, JF-PJK bekerja sama
kapasitas penyelenggara pelatihan di wilayahnya. dengan Balai Jasa Konstruksi untuk mendukung
Setiap pelaksanaan program pelatihan Balai perlu tugas dan fungsi dari Direktorat Jenderal Bina
bekerja sama dengan penyelenggara pelatihan Konstruksi.
lainnya. Kebijakan percepatan sertifikasi TKK
khususnya untuk operator dan ahli muda dapat Ke depan, penyusunan program, pengelolaan
dijadikan momentum untuk membangun kerja NSPK, kegiatan pemberdayaan, kegiatan
sama tersebut yang lebih efisien dan efektif. pengawasan, dan kegiatan pengembangan

322 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Politeknik Madiun, Jawa Timur

pembinaan jasa konstruksi kepada seluruh yang dimulai sejak tahun 2015 telah memberikan
pemangku kepentingan akan lebih terintegrasi. tantangan baru dalam penyelenggaraan jasa
NSPK pembinaan jasa konstruksi yang disiapkan konstruksi, meliputi:
Pusat akan mengalir ke daerah melalui JF-PJK a. Percepatan sertifikasi untuk operator dan ahli
bekerja sama dengan Balai Jasa Konstruksi. muda yang telah memiliki pengalaman kerja
Penyelenggara bangunan (bangunan gedung b. Kebutuhan kompetensi TKK untuk penerapan
dan bangunan sipil) juga akan didukung dengan standar K4 konstruksi termasuk kompetensi
pejabat fungsional sesuai dengan bidangnya. penilai ahli kegagalan bangunan.
Dalam setiap penyelenggaraan bangunan akan c. Kebutuhan kompetensi TKK untuk
terkait dengan tugas dan fungsi JF-PJK. Oleh mendukung pekerjaan konstruksi sesuai
karena itu, Balai Jasa Konstruksi berkepentingan dengan Klasifikasi Baku Layanan Usaha
untuk memfasilitasi terjadinya kolaborasi antar Indonesia.
jabatan fungsional dalam berbagai kegiatan d. Administrasi kontrak konstruksi
konstruksi. e. Kebutuhan kompetensi untuk penerapan BIM
f. Peningkatan pelatihan keprofesionalitasan
Pusat Pelatihan Kompetensi Strategis berkelanjutan
Lahirnya UU No. 2/2017 dan percepatan g. Kebutuhan kompetensi penyiapan bangunan
pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan untuk mendukung penanggulangan dampak
dalam era Kabinet Kerja dan Indonesia Maju bencana.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 323


PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

Sesuai dengan pembahasan di atas, dapat ditarik Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang tentang
kesimpulan sebagai berikut: Cipta Kerja
a. Peran strategis bangunan adalah untuk Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
mendukung kehidupan sosial, ekonomi, Konstruksi
budaya, politik, pertahanan, dan keamanan. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
b. Era baru konstruksi nasional ditandai dengan Pemerintahan Daerah
penggantian UU No. 18/1999, percepatan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
pembangunan infrastruktur, dan timbulnya Bangunan Gedung
kebutuhan penerapan BIM. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
c. Balai Jasa Konstruksi menjadi perwakilan Konstruksi
DJBK di wilayah yang mencakup pembinaan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang
penyelenggaraan jasa konstruksi dan Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
pembinaan Jabatan Fungsional Pembina 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Jasa Konstruksi. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
d. Tujuan pembentukan Balai Jasa Konstruksi Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
untuk lebih mendekatkan pelayanan 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
pembinaan jasa konstruksi kepada Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang
masyarakat jasa konstruksi. Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
e. Balai Jasa Konstruksi perlu memprioritaskan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
program pelatihan pada percepatan Pengadaan Barang dan Jasa
pemenuhan gap TKK bersertifikat, pelatihan Peraturan Menteri PUPR 16 Tahun 2020 tentang
kompetensi jabatan teknisi/analis, dan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
pemenuhan kekosongan kompetensi TKK di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
strategis. Rakyat
f. Strategi yang dapat diambil untuk Peraturan Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020 tentang
meningkatkan peran strategis Balai Jasa Organisasi dan Tata Kerja di Kementerian
Konstruksi pada era baru pasca-UU No. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2/2017 meliputi: Kementerian PUPR. 2020. “Rencana Strategis
1) Memperkuat Balai sebagai representatif Direktorat Jenderal Bina Konstruksi 2020-2024”.
DJBK di wilayah Jakarta
2) Menjadikan Balai sebagai Pusat Pelatihan
Jasa Konstruksi di Wilayah
3) Menjadikan Balai sebagai tempat putaran
strategis pembinaan karier JF-PJK
4) Menjadikan Balai sebagai pusat pelatihan
kompetensi strategis.

324 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Perkuatan Peran Masyarakat dalam Kelembagaan Jasa Konstruksi

Jalur Lintas Selatan Yogyakarta

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 325


Kontributor

Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D


Staf dosen di Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruki, Fakultas Teknik
Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Pendidikan sarjana di Departemen
Teknik Sipil ITB lulus tahun 1991, menyelesaikan pendidikan pascasarjana tingkat
magister dan doktoral bidang Teknik Sipil di Purdue University, USA, pada tahun 1999.
Sepanjang karir puluhan tahun meneliti dan berkontribusi dalam pengembangan
ilmu bidang teknik sipil, konstruksi, dan infrastruktur; juga seringkali terlibat
dalam pengembangan jasa konstruksi nasional di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, serta instansi terkait. Saat ini sebagai guru besar bidang
manajemen infrastruktur dan sedang menjabat sebagai Rektor Institut Teknologi
Bandung 2020-2025.

Dr. Ir. Wahyu Utomo, MS.


Saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan
Tata Ruang mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi
perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan
Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang pengembangan wilayah
dan tata ruang. Lahir di Jakarta pada tanggal 11 Februari 1964, menempuh pendidikan
sarjana jurusan Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1987. Kemudian
melanjutkan studi S2 pada jurusan Regional Science dengan gelar Master of Science
(MS) di Cornell University, USA pada tahun 1999. Gelar S3 diraihnya pada jurusan
Regional Science dengan Gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) di Cornell University, USA
pada tahun 2002. Selain itu, beliau juga mengikuti pelatihan dan kursus singkat baik
di dalam maupun di luar negeri diantaranya adalah Enterprise Risk Management, Bali
(2015), Infrastructre in a Market Economy: Public-Private Partnership in a Changing
World, Harvard University, USA (2006), Project Management Training, Jakarta
(1994), Municipal Services and Environmental Infrastructure, American University,
USA (1993) dan Project Planning and Implementation, University of Sheffield, UK
(1989). Beliau juga terlibat dalam beberapa karya tulis yang dipublikasikan antara
lain: Strategic City Development: Towards The Sustainable Cities Development
in Indonesia (2015); Private Partnership: Investor’s Guide (2010); Contributor for
Section of Housing and Settlement: Triggering Infrastructure Development in Crisis
Era (2009); Quarterly Report on Economic Infrastructure (2009); dan Survey Reports
on Housing Sector (2008-sekarang).

326 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Dewi Chomistriana, S.T., M.Sc.
saat ini menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Ditjen
Bina Konstruksi, Kementerian PUPR dan juga merangkap sebagai Sekretaris LPJK
Periode 2021 - 2024. Lahir di Bandung, tanggal 28 Januari 1971, dan menempuh
pendidikan Sarjana Teknik Lingkungan di Institut Teknologi Bandung tahun 1994
dan melanjutkan studi S2 di bidang Sanitary Engineering, di UNESCO-IHE Belanda
pada tahun 1998. Beliau berkontribusi dalam penyusunan peraturan di bidang
Jasa Konstruksi, diantaranya UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dan
Peraturan Pelaksanaannya, UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, PP No. 5
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, dan PP
No. 14 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Jasa Konstruksi. Selain itu, beliau juga pemegang International Certificate untuk
Supply Chain Management, Sertifikat Insinyur Profesional Utama, Sertifikat Ahli K3
Konstruksi Madya serta Sertifikat Greenship Profesional.

Tri Berkah, S.H., M.H.


selaku penulis merupakan Kepala Bagian Hukum, Informasi Jasa Konstruksi, dan
Komunikasi Publik, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian
PUPR. Penulis menyelesaikan Pendidikan Ilmu Hukum di Universitas Katolik
Parahyangan dan Magister Hukum di Universitas Gadjah Mada.

Aprilia Gayatri, S.H.


Merupakan Perancang Peraturan perundang-undangan Ahli Muda, Sekretariat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR. Penulis menyelesaikan
Pendidikan Ilmu Hukum di Universitas Padjadjaran.

Akhmad Hady Amrullah, S.ST., M.T.


Merupakan seorang Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda, yang sudah 10 tahun
mengabdi sebagai PNS di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Beliau menyelesaikan
pendidikan Magister Manajemen Aset Infrastruktur, Institut Teknologi Sepuluh
November Surabaya, pernah menjadi Anggota Tim Penyususun PP 5/2021 dan
Permen PUPR No.6/2021 yang pada pelaksanaannya dilakukan dalam jangka waktu
3 bulan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 327


Ir. Nicodemus Daud, M.Si.
Saat ini mendapat amanah sebagai Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya
Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR. Menyelesaikan
Pendidikan S1 Teknik Nuklir di Universitas Gadjah Mada dan melanjutkan S2
Administrasi Negara, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI).
Merupakan Konseptor dan Pengembang eMonitoring Kementerian PUPR, Konseptor
dan Inisiator SIMENTOR Jabatan Fungsional PUPR, berperan dalam Inisiator
Satu Data, Satu Peta, Satu Referensi Kementerian PUPR. Konstribusi dalam
pengembangan jasa konstruksi antara lain sebagai Penyusun materi suburusan
jasa konstruksi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja,
Penyusun Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko subsektor Jasa Konstruksi, Penyusun materi
kelembagaan dan sumber daya konstruksi pada Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi, Penyusun Peraturan Menteri PUPR Nomor 6 Tahun 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Penyusun Peraturan
Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan
Peralatan Konstruksi.

Nurasih Asriningtyas, S.T.


Seorang jafung Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda di Direktorat Kelembagaan dan
Sumber Daya Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR,
yang merupakan Lulusan S1 Jurusan Teknik Elektro dari Universitas Indonesia. Awal
masuk CPNS di tahun 2010 bertugas di Bidang Kelembagaan, Pusat Pengembangan
Usaha dan Kelembagaan (PPUK), Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya
Manusia (BPKSDM) yang kemudian di tahun 2015 berubah menjadi SubDirektorat
Kelembagaan, Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Tahun 2016 mendapat amanah menjadi Kepala
Seksi Lembaga Pemerintah, SubDirektorat Kelembagaan, DBKSDJK. Dengan
adanya penyederhanaan reformasi birokrasi di tahun 2010 menjadi Jafung Pembina
Jasa Konstruksi Ahli Muda pada SubDirektorat Kelembagaan, Material, Peralatan,
dan Usaha Jasa Konstruksi, Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi.
Sehingga telah bertugas menekuni Bidang kelembagaan Jasa Konstruksi selama
10 Tahun.

328 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Ir. Kimron Manik, M.Sc.


Selaku penulis merupakan Direktur Keberlanjutan Konstruksi, Ditjen Bina
Konstruksi, Kementerian PUPR. Pendidikan Sarjana Teknik Sipil di tempuhnya
di Universitas Sumatera Utara, Pendidikan Master of Science bidang Urban
Environment Management di UNESCO-IHE. Penulis terlibat aktif sebagai sekretaris
Komite Keselamatan Konstruksi serta penyusunan kebijakan bidang konstruksi
berkelanjutan.

Niken Dwi Pramesti, S.T., M.B.A.


Selaku penulis merupakan pejabat fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli
Muda. Penulis menyelesaikan Pendidikan sarjananya di Universitas Trisakti dan
Manajemen Strategi di Universitas Gadjah Mada. Penulis terlibat aktif dalam
penyusunan kebijakan bidang konstruksi berkelanjutan.

Sheba Hartati S., S.T., M.T.


Selaku penulis merupakan pejabat fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya.
Penulis menyelesaikan Pendidikan sarjana Teknik Sipil di Universitas Sumatera
Utara dan Magister Teknik Sipil di Universitas Indonesia. Penulis terlibat aktif dalam
penyusunan kebijakan bidang konstruksi berkelanjutan.

Prof. Dr. Ir. Rizal Z. Tamin


Guru Besar Manajemen Konstruksi di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL)
ITB. Pendidikan Sarjana Teknik Sipil di tempuhnya di FTSL ITB, Pendidikan Magister
dan Doktor Teknik Sipil di Ecole Nationale des Ponts et Chaussees (ENPC), Paris,
Perancis. Penulis terlibat aktif dalam kajian pengembangan kebijakan jasa
konstruksi di Indonesia dan terdaftar sebagai Penilai Ahli Kegagalan Bangunan di
LPJKN semenjak tahun 2015.

Offie Nurtresnaning Putri, S.T., M.Eng.


Penulis merupakan Pejabat Fungsional Muda Pembina Jasa Konstruksi. Penulis
menyelesaikan Pendidikan Teknik Lingkungan di Institut Teknologi 10 Nopember
Surabaya dan Magister Pengelolaan Bencana Alam di Universitas Gadjah Mada.
Penulis terlibat aktif sebagai tim perumus kebijakan, penyusun materi, dan
pendampingan terkait keselamatan konstruksi, serta sebagai anggota sekretariat
Komite Keselamatan Konstruksi.

Meylina Deliana Hasbullah, S.T., M.M.


Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR. Saat ini menjadi mahasiswa S3 Program Doktor Ilmu Ekonomi,
Konsentrasi Kebijakan Publik di Universitas Trisakti, Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 329


Ir. Agus Taufik Mulyono ST., MT., IPU., ASEAN Eng.
Merupakan Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan serta selaku Ketua Tim Bidang
Pelatihan, Uji Kompetensi dan Penetapan Penilai Ahli, Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi. Penulis menempuh Pendidikan Sarjana dan Magister Teknik
Sipil di Universitas Gadjah Mada, dan Program Doktor di Universitas Diponegoro.
Penulis terlibat aktif dalam penerbitan karya tulis dan buku, bidang akademis dan
penelitian bidang Teknik sipil serta pengembangan strategi dan pendampingan
terkait perkuatan penilai ahli.

Ir. Brawijaya, S.E., M.Eng.I.E, MSCE, Ph.D.


Selaku penulis merupakan Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan
Konstruksi, Kementerian PUPR. Penulis menyelesaikan Pendidikan Teknik sipil
di Insititut Teknologi Bandung dan Manajemen di Universitas Padjadjaran. Selain
itu penulis turut menempuh pendidikan program magister dan program doktor
di Rensselaer Polytechnic Institute. Penulis terlibat aktif sebagai Koordinator
Sekretariat Komite Keselamatan Konstruksi dan turut aktif pada penyusunan
kebijakan, implementasi dan pengembangan kebijakan, serta pendampingan,
pemantauan dan evaluasi terkait keselamatan konstruksi.

R. J. Catherine I. Sihombing, S.Sos., M.I.Kom.


Selaku penulis merupakan pejabat fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda.
Penulis menyelesaikan Pendidikan sarjananya di Universitas Prof Dr Moestopo dan
Pendidikan magister di Universitas Universitas Pelita Harapan. Penulis terlibat
aktif dalam penyusunan kebijakan bidang perkuatan penilai ahli dan kegagalan
bangunan.

Muhammad Hadi Nugroho, ST, IPP


Menyelesaikan pendidikan S1 di Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada pada tahun
2005. Sejak tahun 2015-2021 aktif sebagai sekretaris Persatuan Insinyur Indonesia
Wilayah DIY. Saat ini berposisi sebagai Direktur Engineering Institute, lembaga
pelatihan, penelitian dan pengembangan sumber daya manusia di bidang konstruksi.

Dimas Bayu Susanto, ST, MPSDA


Menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Sipil di Universitas Sebelas Maret (UNS) tahun
2008, kemudian melanjutkan studi ke Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berhasil
menyandang gelar Magister Pengelolaan Sumber Daya Air pada tahun 2016. Saat
ini bertugas sebagai Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda, Bagian Perencanaan,
Program, dan Keuangan, Setditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR.

330 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Agung Budi Waskito, S.T., M.Tech.


Lahir di Boyolali, 17 Juli 1971. Agung menyelesaikan Studi Strata 1, Teknik Sipil
di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1995 dan memegang gelar
Magister Sumber Daya Air dari Institut Teknologi India pada tahun 2002. Ia dikenal
sebagai sebagai ahli bendungan besar dan aktif dalam Komite Nasional Indonesia
untuk Bendungan Besar. Dedikasi tinggi terhadap pembangunan infrastruktur
tanah air membuat Agung Budi Waskito mendapatkan pengakuan internasional
berupa ASEAN Outstanding Engineering Achievement 2019.

Prof. Dr. Ing. Krishna Suryanto Pribadi , DEA, AMPU, IPU, CMd.
Saat ini menjabat sebagai Guru Besar bidang Mitigasi Bencana dan Ketua Kelompok
Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, FTSL ITB, sekaligus Wakil Kepala
Pusat Penelitian Mitigasi Bencana, Institut Teknologi Bandung. Lahir di Bandung,
19 Februari 1953, memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil di Institut Teknologi
Bandung tahun 1977 dan menyelesaikan pendidikan Docteur Ingenieur de Genie
Civil di Institute Nationale des Sciences Appliquees (INSA) Lyon di Perancis pada
tahun 1985. Menjadi anggota pengurus LPJK Nasional sebagai Ketua Komite
Penelitian dan Pengembangan pada periode 2011-2015, kemudian menjadi Wakil
Ketua-2 Bidang Litbang, Diklat dan Kerjasama LN, LPJK Nasional pada periode
2016-2020. Selain itu juga menjadi anggota dari Indonesia Monitoring Committee
for Engineering Services (IMC) dari tahun 2013 hingga 2022. Berbagai publikasinya
meliputi pengembangan industri konstruksi dan sumber daya manusianya, mitigasi
bencana dan pemulihan pasca bencana, perencanaan keberlangsungan usaha.
Sebagai anggota IAMPI memiliki SKA Utama Manajemen Proyek, juga memiliki
sertifikat mediator penyeleaian sengketa dan terdaftar sebagai Penilai Ahli di LPJK.

Dr. Ir. Putut Marhayudi, M.M., M.B.A., I.P.U.


Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR. Beliau merupakan lulusan S3 jurusan Pengelolaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan di Institut Pertanian Bogor. Di tangan beliau berbagai
aturan terkait Jasa Konstruksi “dilahirkan”, beberapa Pengaturan diantaranya,
“Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia”, “Design
and Build”, Pengaturan “Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)”,
Pengaturan “Sistem Manajemen Mutu (SMM)”, dan berbagai peraturan lainya terkait
jasa konstruksi. Tangan dingin dari mantan Wakil Ketua LPJK Nasional periode
2011-2015 ini mampu memimpin dan menyusun regulasi yang sangat berpengaruh
terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di Indonesia.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 331


Ir. Biemo Woerjanto Soemardi, M.S.E, Ph.D.
Staf pengajar program Sarjana dan Pascasarjana Teknik Sipil pada Fakultas Teknik
Sipil dan Lingkungan – Instritut Teknologi Bandung, yang juga merupakan peneliti
aktif pada kelompok keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi. Lahir di
Bandung pada 9 April 2961, penulis menyelesaikan Pendidikan sarajana Teknik Sipil
di ITB tahun 1985, program Master’s in Engineering dari University of Michigan tahun
1988 dan Doctor of Philosophy dari University of Kentucky tahun 1993. Saat ini penulis
fokus pada topik penelitian tentang Teknologi dan Visualisasi Konstruksi serta
Aspek Hukum dan Kontrak Konstruksi. Selain mengajar dan meneliti, sejak akhir
tahun 1990an penulis juga aktif terlibat dalam berbagai program pengembangan
Pendidikan tinggi pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sebagai rekayasawan
dengan sertifikat sebagai Ahli Utama Manajemen Proyek (IAMPI- LPJK) dan Insinyur
Profesional Utama (IPU- PII), penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan profesional
kerekayasaan di bidang pembangunan gedung dan sarana infrastruktur lain dengan
dana dalam negeri dan bantuan asing (the World Bak, ADB, IsDB, dan JICA). Penulis
juga menjadi anggota dan aktif dalam berbagai organisasi seperti IAMPI, HAKI, dan
HPJI, serta pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Penelitian dan Pengembangan
– LPJKN (2016-2020).

Disaintina Ari Nusanti, S.T., M.M


Saat ini penulis menjabat sebagai Kasubdit Kelembagaan, Material, Peralatan Dan
Usaha Jasa Konstruksi. Penulis menyelesaikan pendidikan S-2 Magister Manajemen
di Institut Pertanian Bogor.

Ir. Yaya Supriyatna Sumadinata, M.Eng.Sc,


lahir di Bandung pada tanggal 21 Maret 1959, sudah bekerja di Kementerian PUPR
sejak tahun 1985 yaitu sejak lulus dari jurusan Sipil ITB pada tahun 1985. Pendidikan
terakhir S2 Highway Engineering di University of New South Wales pada tahun 1992.
Penugasan awal di Direktorat Jenderal Bina Marga dan ditugaskan di Jakarta,
Banjarmasin, dan Bandar Lampung selama periode 1986-1999. Pernah ditugaskan di
Kementerian Negara PU pada tahun 1999, dan Inspektorat Jenderal PU pada tahun
2000. Pernah ditugaskan sebagai Kepala Bidang Kurikulum di Pusat Pendidikan
Keahlian Teknik Bandung 2001 – 2010, kepala bidang Material dan Peralatan
Konstruksi 2011-2015, Pengurus LPJK 2011 – 2015, Direktur Kelembagaan dan Usaha
Jasa Konstruksi 2015-2017, dan Sekretaris Ditjen Bina Konstruksi 2017-2019. Sejak
2019 sampai saat ini menjabat sebagai Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama dengan
pangkat Pembina Utama golongan IV/e.

332 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Rino Febrando, S.E., M.T.


Bekerja di Kementerian PUPR sejak tahun 2006 dimulai dari Badan Pembinaan
Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (2006 - 2010), Badan Pembinaan Konstruksi
(2010 – 2015), dan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (2015 – saat ini). Penulis
menyelesaikan Pendidikan S-1 pada jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran (2000 – 2004) dan Pendidikan S-2 pada
jurusan Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (2009 – 2011). Periode 2014 – 2015, sebagai
Kepala Subbidang Peningkatan Daya Saing, Pusat Pembinaan Sumber Daya
Investasi, Badan Pembinaan Konstruksi. Periode 2015 – 2016, sebagai Kepala Seksi
Pemantauan dan Evaluasi, Subdit Material dan Peralatan Konstruksi, Direktorat
Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi.
Periode 2016 -2017, sebagai Kepala Seksi Mitigasi Risiko, Direktorat Bina Investasi
Infrastruktur, Ditjen Bina Konstruksi. Periode 2017 – 2020, sebagai Kepala Seksi
Pemantauan dan Evaluasi, Subdit Pemberdayaan Wilayah II, Direktorat Kerjasama
dan Pemberdayaan. Periode (2020 – saat ini), sebagai Pembina Jasa Konstruksi
Muda Direktorat Pengembangan Jasa Konstruksi.

Ir. Mochammad Natsir, M.Sc


Sejak Februari 2019 sebagai Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli
Utama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sebelumnya
menjabat sebagai Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Ekonomi dan Investasi (Maret
2017-Januari 2019), Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum-
Kementerian PUPR (Juni 2015-Maret 2017), Direktur Pengembangan Air Minum-
Kementerian PU (Juli 2014-Juni 2015), Sekretaris Badan Pembinaan Konstruksi-
Kementerian PU (Mei 2014-Juli 2014), Kepala Pusat Sumber Daya Investasi-Badan
Pembinaan Konstruksi-Kementerian PU (Juli 2010-Mei 2014), Ketua Indonesia
Monitoring Committee on ASEAN Engineering Services (November 2019-Sekarang),
Ketua Delegasi Konstruksi Indonesia dalam Perundingan Liberalisasi Perdagangan
Jasa WTO, ASEAN dan fora lain (2005-2014, 2019-Sekarang), Sekretaris Indonesia
Monitoring Committee on ASEAN Architectural Services (2009-2012). Menyelesaikan
Pendidikan Sarjana S1 Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (1984) dan Master of
Science bidang Environmental Engineering di University of Manitoba-Canada (1992).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 333


Firman Herzal, S.H., M.Hum.
Lahir di Jakarta pada tanggal 30 Maret 1982, bekerja di Kementerian PUPR sejak
tahun 2007. Sebelumnya pernah menjadi tenaga ahli dalam penyusunan Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/
atau Penerimaan Hibah Serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, di
Bappenas sejak tahun 2005-2006, Peneliti dan Penyusun Buku Saku Buruh Migran,
di Komnas HAM sejak tahun 2006-2007. Penulis merupakan lulusan Sarjana dari
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran pada tahun 2005, dan Magister Hukum
(Humaniora) dari Fakultas Hukum Universitas Parahyangan pada tahun 2014.
Saat ini penulis bertugas di Biro Hukum sebagai Subkoordinator Plt Peraturan
Perundang-undangan Bidang Bina Konstruksi, Pengembangan Infrastruktur
Wilayah, dan Inspektorat Jenderal, juga merangkap sebagai Pejabat Fungsional
Ahli Muda Perancang Peraturan Perundang-undangan sejak tahun 2010.

Ir. Taufik Widjoyono, M.Sc.


Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi,
Kementerian PUPR Periode 2021-2024
Pendidikan:
Sarjana Teknik Sipil ITB (1981), Master Teknik Sipil Univercity of Strathclyde UK (1993)
Pengalaman Profesional:
Widyaiswara Utama Kementerian PUPR (2016-2021), Sekretaris Jenderal
Kementerian PUPR (2015-2016), Inspektur Jenderal Kementerian PU (2014-2015),
Staf Ahli Menteri PU (2013-2014), Kepala Biro Perencanaan Setjen Kementerian PU
(2011-2014), Sekretaris Ditjen Bina Marga (2010-2011), Direktur Bina Program Ditjen
Bina Marga (2007-2010). Ketua Umum Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia
(2018-2019), Sekretaris Umum Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (2019-
2020).
Kontribusi dalam Pengembangan Jasa Konstruksi:
Penanggung Jawab pedoman tata cara registrasi, akreditasi, pemberian lisensi
LSBU, pemberian rekomendasi lisensi LSP, penetapan penilai ahli, penyetaraan
tenaga kerja konstruksi asing, dan pembentukan LSP atau PTUK, serta pengelolaan
program PKB dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Penanggung Jawab
pelayanan sertifikasi badan usaha dan sertifikasi tenaga kerja konstruksi masa
transisi penyelenggaraan jasa konstruksi hingga Desember 2021.

334 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Merawati Pasenggong, S.Sos.,M.M.


Lahir di Buntu Kunyi pada tanggal 04 Nopember 1975, sudah bekerja di PUPR sejak
tahun 2005 yaitu lulu dari jurusan Administrasi Negara UNTAG 45 Surabaya pada
tahun 2000. Pendidikan terakhir S2 Manajemen Sumber Daya Manusia pada tahun
2013. Penugasan awal di Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia
2005 – 2014 staf bagian Keuangan, pernah di tugaskan sebagai Kepala Seksi
Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Kerjasama dan Pemberdayaan, Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi 2015 – 2017, kepala Seksi Lembaga Masyarakat Bina
Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi 2017-2020, sejak 2020 terhitung
mulai tanggal 1 Juli 2020 sampai saat ini sebagai Jabatan Fungsional Pembinan
Jasa Konstruksi Ahli Muda dengan Pangkat III/d

Dr. Samsul Bakeri, SIP. M.Si. M.PM.


Seorang jafung Pembina Jasa Konstruksi ahli madya di Direktorat Kompetensi
dan Produktivitas, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR, dan
sudah bekerja di Kementerian PUPR sejak 1985 atau sudah berpengalaman dalam
pembinaan kompetensi SDM sejak 35 tahun yang lalu, dengan pengalamannya
menjadi kepala balai BJKW 4 Surabaya, BKJKW 3 Jakarta, dan BJKW 5 Banjarmasin
dan pengalamannya sejak mudah dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia dan Modul Modul Pelatihan. Dengan bekal pendidikan S3 dari
IPB dan Pendidikan Akta V dari IKIP Jakarta dan beberapa pelatihan diantaranya
instruktur pelatihan, pelatihan asesor dll, DR Samsul Bakeri, sangat konsen
dan tertarik mengabdikan dirinya pada pembinaan kompetensi sdm konstruksi.
Keterlibatannya dalam penyusunan PP dan juga Peraturan Menteri terkait LSP,
LPPK, dan SDM Konstruksi, membuat Dr. Samsul Bakeri, memiliki banyak hal yang
dapat diinformasikan terkait pembinaan sdm konstruksi.

Darti Tresnawati, S.E., M.T.


Merupakan seorang pejabat fungsional pembina jasa konstruksi ahli muda, yang
memulai karier di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun
2010. Sehari -hari melaksanakan tugas dalam hal penyusunan kebijakan, data dan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

Dr. Abdul Malik Sadat Idris, S.T., M.Eng.


Merupakan Direktur Pengairan dan Irigasi di Kementerian PPN/Bappenas. Beliau
menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Teknik Sipil Institut Teknolgi
Bandung dan melanjutkan pendidikan Pascasarjana di University of Tokyo. Banyak
pengalaman yang telah beliau torehkan di Kementerian PPN/Bappenas sejak tahun
2005 hingga sekarang, termasuk berkontribusi pada 8 paper yang telah resmi
dipublikasi secara Internasional.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 335


Fariroh, S.E., M.Si,
Lahir di Indramayu pada tanggal 2 Juni 1975, bekerja di Kementerian PUPR sejak
tahun 2005. Pendidikan S1 Lulus tahun 1998 dari Universitas Nasional Jakarta
jurusan Ekonomi dan S2 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia
(STIAMI) Jakarta jurusan Ilmu Administrasi lulus tahun 2012. Penugasan awal di
Biro Perencanaan dan KLN, Setjen 2005-2012 dan tahun 2012 ditugaskan Ke Pusat
Pembinaan Sumber Daya Investasi lalu di Direktorat Bina Investasi infrastruktur dan
Direktorat Kerjasama dan Pemberdayaan serta Sekretariat Ditjen. Bina Konstruksi.
Saat ini menjabat sebagai Kepala Subdit Advokasi dan Fasilitasi Pengadaan Jasa
Konstruksi.

Teni Agustina Rahyadi, S.IP., M.T,


lahir di Bandung pada tanggal 12 Agustus 1984, bekerja di Kementerian PUPR
sejak tahun 2009 setelah lulus dari jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas
Padjadjaran dengan pendidikan terakhir S2 Studi Pembangunan, Institut Teknologi
Bandung. Penugasan awal di Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi beralih
ke Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Saat ini menjabat sebagai
Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda di Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya
Konstruksi.

Afriandi Pohan, S.T., M.T.


Lahir di Medan pada tanggal 8 April 1980. Lulus S1 jurusan Teknik Sipil di Institut
Teknologi Bandung pada tahun 2003 dan bekerja di PUPR sejak tahun 2005.
Pendidikan terakhir S2 Magister Pembangunan Wilayah dan Kota di Universitas
Diponegoro pada tahun 2013. Penugasan awal di Direktorat Jenderal Cipta Karya,
lalu pada tahun 2012 dipindahtugaskan ke Kementerian Perumahan Rakyat sampai
dengan tahun 2014. Mulai tahun 2015 sampai dengan saat ini, ditugaskan di Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi. Pada bulan Juli tahun 2018 diangkat sebagai Kepala
Balai Jasa Konstruksi Wilayah VII Jayapura. Pada tahun 2019 dipindahtugaskan ke
Jakarta sebagai Kepala Balai Material dan Peralatan Konstruksi. Jabatan saat ini
sebagai Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta sejak Juni 2020.

Chairul Salam, S.T., M.Sc.


Lahir di Jakarta, 26 Agustus 1984. Bekerja di PUPR sejak tahun 2009. Penempatan
awal di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Latar belakang pendidikan S1 di Teknik
Kelautan Institut Teknologi Bandung, lulus tahun 2007. Pada tahun 2015 lulus Master
Degree di Construction Contract Management Universiti Teknologi Malaysia.

336 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Pasca Renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta


338 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju
Kontributor

Jembatan Soekarno,
Manado, Sulawesi Utara

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 339


TIM PENYUSUN
TIM PENGARAH Jannatin Clara Alverina
Dr. Ir. Yudha Mediawan, M.Dev.Plg. Indri Eka Lestari
Dewi Chomistriana, S.T., M.Sc. Ryan Wijisovia
Dr. Ir. Putut Marhayudi, M.M. Angelina Butar Butar, S.H.
Ir. Nicodemus Daud, M.Si. Yunus Fachrizal, S.H.
Ir. Abdul Muis, M.T. Indah Fitra R, S.Kom, M.Bus.
Dr. Dedy Natrifahrizal D.N, S.E., M.Si. Evita Ayu Komaladewi S, S.T.
Ir. Kimron Manik, M.Sc. Bagoes Wicaksono, S.Kom.
Ir. Trisasongko Widianto Dipl. HE.

TIM PELAKSANA
Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. (Koordinator Utama)
Ir. Yaya Supriyatna Sumadinata (Koordinator I)
Ir. Netti Malemna, M.M. (Koordinator II)
Ir. Poltak Sibuea, M. Eng.Sc. (Koordinator III)
Fariroh, S.E.,M.Si.
Yan Faissal, S.T., M.T.
Meylina D Hasbullah, S.T., M.M.
Disaintina Ari Nusanti, S.T, M.M.
Ir. Joko Karsono M.T.
Supai, S.ST.,M.T.
Dr.Yolanda Indah P, S.E., M.M.
Ir. Suwanto, M.M.
Ir. Ati Nurzamiati Hazar Zubir, M.T.
Anik Dwi Wahyuningsih, S.T. M.A.
Ir. Didi Ahmadi H. Djamhir, M.T.
Dr. Samsul Bakeri, S.I.P., M.Si. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
Sheba Hartaty S, S.T., M.T. PERUMAHAN RAKYAT
Dra. Affuanie Harahap, M.M. Gedung Utama Kementerian PUPR
Zuhanif Tolhas Dipl. Um., M.M. Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru
Sucipto. S.Sos. M.Si. Jakarta Selatan 12110
Dimas Bayu Susanto, S.T., MPSDA. Telepon/Fax : 021-7228497
Dyah Sitaresmi Budiarti, S.T., M.M.G., M.P.W.K. Email : pupr@pu.go,id

SEKRETARIAT Hak cipta dilindungi Undang-Undang.


Tri Berkah, S.H., M.H. Dipersilahkan mengutip atau memperbanyak
Yosaphat Bisma W., S.Sos., M. Ikom. sebagian buku ini dengan seizin tertulis dari penulis
Fauzan, S.Kom. dan/atau penerbit.
Aprilia Gayatri, S.H.
Kristinawati P. Hadi, S.IP., M.Si. Copyright @ Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Agus Firngadi 2021
Hari Maradika
Cetakan Pertama, Desember 2021
ISBN : 9-786239-893408

Anda mungkin juga menyukai