Anda di halaman 1dari 228

Era Baru Konstruksi

Berkarya Menuju
Indonesia Maju
Kata Pengantar
Pengoperasian Jalan Tol Akses
Tanjung Priok, Jakarta
Daftar Isi

Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta

Pengelolaan Rantai
06 Pasok Material,
Peralatan, dan
Teknologi Konstruksi
∙ Membangun Sistem Rantai Pasok ∙
Peningkatan Nilai Tambah
Konstruksi Nasional yang Efektif, dalam Penyelenggaraan Jasa
Efisien dan Mandiri 346 Konstruksi 420
∙ Digitalisasi Pengelolaan Rantai
Pasok Material dan Peralatan
Konstruksi 374
∙ Peran Pembina Jasa Konstruksi
dalam Pengembangan Teknologi
Konstruksi 384
∙ Strategi Peningkatan Kualitas
Industri Konstruksi Nasional 398
∙ Peningkatan Tingkat Komponen
Dalam Negeri Dalam Pembangunan
Infrastruktur 408

342
Trans Sumatera, Pekanbaru-Dumai

Pengembangan
07 Kapasitas Tenaga Kerja
Konstruksi Nasional
∙ Peta Arah Peningkatan Kompetensi ∙ Peta Arah Peningkatan Kompetensi
Tenaga Kerja Konstruksi 436 Tenaga Kerja Konstruksi di Bidang
∙ Dukungan BNSP dalam Sertifikasi Keselamatan Konstruksi 494
Kompetensi Tenaga Kerja ∙ Pengawasan Penyelenggaraan
Konstruksi 448 Jasa Konstruksi 506
∙ Sistem Pengawasan Tenaga Kerja ∙ Pemenuhan Kualitas dan Kuantitas
Konstruksi 456 Tenaga Kerja Konstruksi Pasca-
∙ Penguatan Peran Pembina UU No. 2/2017 Tentang Jasa
Jasa Konstruksi Daerah dalam Konstruksi 518
Pembinaan Tenaga Kerja Konstruksi ∙ Inovasi Pengembangan
486 Keprofesian Konstruksi
∙ Saling Pengakuan dan Penyetaraan Berkelanjutan 534
Kompetensi Tenaga Kerja
Konstruksi 482
Kontributor 552

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 343


06
Pengelolaan
Rantai Pasok
Material, Peralatan,
dan Teknologi
Konstruksi
6.1
Membangun Sistem Rantai
Pasok Konstruksi Nasional
yang Efektif, EFIsien dan
Mandiri
Mochammad Natsir
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

PENDAHULUAN

Peran Strategis Sektor Kostruksi dalam Perkenomian Nasional


Sebelum pandemi Covid-19, kontribusi Sektor Konstruksi terhadap perekonomian
nasional (Produk Domestik Bruto/PDB) terus meningkat. Dengan kontribusi
sebesar 10,53% dari PDB, pada Tahun 2018 Sektor Konstruksi menempati urutan ke
4 penyumbang PDB terbesar. Pada Tahun 2019, dengan kontribusi sebesar 10,75%
dari PDB, kedudukan Sektor Konstruksi tetap pada urutan ke 4 penyumbang PDB
terbesar setelah Sektor Industri, Sektor Perdagangan, dan Sektor Pertanian serta
mengungguli Sektor Pertambangan. Pertumbuhan Sektor Konstruksi juga selalu
lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional, misalnya pada Tahun 2018 Sektor
Konstruksi tumbuh sebesar 6,09%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar
5,01 % dan pada Tahun 2019 Sektor Konstruksi tumbuh sebesar 5,76%, lebih tinggi
dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02%. Disamping itu, Sektor Konstruksi juga
menyerap lebih dari 8 juta tenaga kerja (sekitar 5,5% dari angkatan kerja).

Sektor konstruksi juga memiliki hubungan/keterkaitan ke belakan (backward


linkage) dan hubungan/keterkaitan ke depan (forward linkage) dengan sektor

346 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


ekonomi yang lain. Tingkat keterkaitan ke Agreement/CEPA) termasuk dalam sektor jasa
kebelakang dapat diukur dengan indeks daya konstruksi, baik dalam fora multilateral (World
penyebaran, sementara tingkat keterkaitan Trade Organization/WTO dan ASEAN) maupun
ke depan dapat diukur dengan indeks derajat fora regional (ASEAN Plus Six) dan berbagai fora
kepekaan. Studi ”Pengembangan Satellite bilateral. Sesungguhnya, implikasi liberalisasi
Account Sektor Konstruksi Tahun 2012” yang perdagangan jasa tidak hanya terbukanya pasar
dilaksanakan atas kerja sama Kementerian jasa konstruksi nasional bagi penyedia jasa
Pekerjaan Umum dan Badan Pusat Statistik konstruksi asing, namun juga terbukanya pasar
melaporkan berbagai kegiatan pekerjaan jasa konstruksi internasional bagi penyedia jasa
konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum konstruksi nasional.
yang memiliki tingkat daya penyebaran dan/atau
derajat kepekaan yang lebih besar dari sektor Tantangan lain yang dihadapi oleh sektor
ekonomi yang lain. konstruksi nasional adalah bahwa pasar
konstruksi Indonesia, dengan nilai sekitar
Disamping itu, sektor konstruksi juga sering Rp 470 Triliun pada Tahun 2019, dipandang
menjadi solusi dalam upaya pemulihan dampak sebagai pasar yang menarik bagi pelaku usaha
pasca ”bencana ekonomi” termasuk dampak jasa konstruksi asing. Hal ini dapat dilihat dari
pandemi COVID-19, yaitu diantaranya melalui jumlah badan usaha jasa konstruksi asing
kegiatan pekerjaan konstruksi padat karya. (BUJKA) yang teregistrasi sebagai Badan Usaha
Uraian lebih rinci tentang hal tersebut dijabarkan Asing sebanyak 258 badan usaha (12% dari
pada artikel lain dalam Buku Konstruksi 2021 ini. Badan Usaha kualifikasi besar) dan yang telah
membentuk perseroan terbatas penanaman
Memperhatikan peran strategis tersebut, sudah modal asing (PT PMA) atau badan usaha Joint
seharusnya Sektor Konstruksi dikelola (diatur, Venture (JV) sebanyak 239 badan usaha (Sumber:
diberdayakan dan diawasi) dengan serius untuk LPJK, 15 November 2021). Pada umumnya, BUJKA
menunjang terwujudnya tujuan pembangunan tersebut akan membawa rantai pasok masing-
nasional serta menjamin ketertiban dan masing dalam menyelenggarakan layanan Jasa
kepastian hukum dalam penyelenggaraan Konstruksi di Indonesia. Hal ini juga sebagai
konstruksi. konsekuensi logis dari liberalisasi perdagangan
jasa konstruksi.
Tantangan yang Dihadapi Sektor Konstruksi
Nasional Tantangan terberat lainnya adalah material dan
Sebagai salah satu sektor ekonomi yang peralatan impor. Uraian lebih rinci terkait hal ini
penting, sektor konstruksi Nasional menghadapi terdapat pada bagian selanjutnya dari artikel ini.
berbagai tantangan yang harus direspon dengan
tepat. Salah satu tantangan tersebut adalah Pasar Konstruksi
berlangsungnya liberalisasi perdagangan Pasar konstruksi dapat didefinisikan sebagai
(Free Trade Agreement/FTA) barang dan jasa besarnya permintaan/kebutuhan barang dan/
atau Kerjasama Ekonomi Komprehensif atau jasa yang diperlukan untuk rangkaian proses
(Comprehensive Economic Partnership pembangunan suatu bangunan. Berbeda dengan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 347


pasar industri manufaktur, pasar konstruksi Time series informasi pasar konstruksi yang
memiliki karakteristik: (i) sesuai permintaan telah lalu sangat diperlukan oleh Pemerintah
“pembeli” (buyer demanded); (ii) satu “pembeli” dalam pembuatan kebijakan industri konstruksi,
banyak calon “penjual” (oligopolistik-monopsoni); sementara informasi pasar yang akan datang
dan (iii) “pembeli” (Client/owner/pengguna sangat diperlukan oleh badan usaha dalam
jasa) menentukan “delivery system”. Dengan melakukan investasi. Asimetri informasi pasar
karakteristik tersebut, maka persaingan dalam konstruksi akan menyebabkan ketidaktepatan
pasar konstruksi relatif lebih ketat. kebijakan yang diambil oleh Pemerintah
dan ketidaktepatan strategi investasi yang
Pasar konstruksi sering dianalisis dengan ditempuh oleh badan usaha serta distorsi pasar
menggunakan metode Structure, Conduct and yang menyebabkan ketidakefisienan industri
Performance (SCP). Dalam hal ini, Structure adalah konstruksi.
karakteristik yang mempengaruhi kompetisi,
penentuan harga, entry barriers dan power Sistem Industri Konstruksi
distribution (scale, quality, share and benefit). Berbeda dengan industri manufaktur, industri
Sementara Conduct adalah serangkaian strategi konstruksi diantaranya memiliki karakteristik:
persaingan yang diadopsi oleh pelaku usaha sistem produksinya berbasis proyek, organisasi
(pemasaran dan pelaksanaan proyek, penentuan pengelolaannya sementara, kontrak kerjanya
harga, penelitian dan inovasi, investasi serta bersifat ad-hoc dan berjangka pendek, proses
taktik yang legal). Sedangkan Performance adalah produksinya sesuai permintaan pengguna jasa,
manfaat ekonomi (pemenuhan spesifikasi/ koridor produknya lebih luas serta pemasoknya
efektifitas/ mutu, margin/ produktifitas, tingkat dibawa oleh vocal firm nya. Oleh karena itu,
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta industri konstruksi menjadi relatif kurang efisien
fleksibilitas-integrasi harga /efisiensi). bila dibandingkan dengan industri manufaktur.

Struktur pasar konstruksi diantaranya dapat Disamping itu, proses produksi industri
dibedakan berdasarkan: fungsinya (infrastruktur konstruksi juga terfragmentasi dimana
dan non infrastruktur); jenis bangunan (bangunan kegiatan pengkajian, perencanaan,
gedung dan bangunan sipil); kualifikasi penyedia perancangan, pembangunan serta operasi dan
jasa/segmentasi pasar (kecil, menengah, dan pemeliharaannya, pada umumnya, dilakukan oleh
besar); dan sumber dana (APBN-Rupiah, APBN- pelaksana yang berbeda. Hal ini menyebabkan
PHLN, APBD, BUMN, BUMD, PMDN, PMA dan meningkatnya biaya pelaksanaan, keterlambatan
gabungan diantara sumber dana tersebut). pelaksanaan, terjadinya konflik dan perselisihan
Adapun modalitas pasar konstruksi meliputi: serta tidak efisien (limbah dan kegiatan
(i) informasi pasar; (ii) market entry, (iii) sistem pendukung besar dengan nilai tambah kecil). Oleh
transaksi, dan (iv) jaminan mutu. Modalitas karena itu, industri konstruksi perlu menerapkan
tersebut akan menentukan jenis, jumlah pendekatan rantai pasok sebagaimana dilakukan
(kuantitas) dan kualitas serta kapan (waktu) dan di industri manufaktur.
di mana (lokasi) material dan peralatan konstruksi
diperlukan.

348 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Sistem industri konstruksi merupakan matriks mengambil tema utama “Harmonisasi Rantai
tiga dimensi (3D) dari modalitas pasar konstruksi, Pasok Konstruksi: Konsepsi, Inovasi dan Aplikasi
sumber daya konstruksi dan modalitas industri di Indonesia”;
konstruksi. Dalam hal ini, modalitas pasar
konstruksi akan direspon dengan modalitas PENGATURAN RANTAI PASOK JASA
industri konstruksi untuk semua jenis sumber KONSTRUKSI
daya konstruksi (badan usaha, tenaga kerja
konstruksi (TKK), material dan peralatan Salah satu perubahan penting yang terdapat
konstruksi serta teknologi konstruksi). Dalam hal dalam Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2017
ini, informasi pasar akan direspon oleh industri tentang Jasa Konstruksi (UUJK 2017) adalah
dengan kapasitas, market entry dengan model pengaturan terkait rantai pasok Jasa Konstruksi.
usaha, sistem transaksi dengan rantai pasok, Beberapa pengaturan penting terkait rantai
sementara jaminan mutu dengan katalog produk. pasok Jasa Konstruksi yang terdapat dalam
Dengan demikian, rantai pasok merupakan salah UUJK 2017 diantaranya:
satu unsur modalitas industri konstruksi yang • Pasal 4 ayat (1) huruf e.: Pemerintah Pusat
penting dalam merespon pasar konstruksi. bertanggung jawab atas meningkatnya
penggunaan material dan peralatan
Sistem rantai pasok material dan peralatan konstruksi (MPK) serta teknologi konstruksi
konstruksi untuk mendukung investasi dalam negeri;
infrastruktur diperkenalkan oleh Ir. Mochammad • Pasal 4 ayat (2): Tanggung jawab Pemerintah
Natsir, M.Sc. dalam Buku Konstruksi Indonesia Pusat dilaksanakan oleh Menteri (PUPR),
2011. Rantai pasok konstruksi dikupas lebih lanjut berkoordinasi dengan menteri teknis terkait;
dalam Buku Konstruksi Indonesia 2012 yang

Gambar 6.1.1. Sistem Industri Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 349


• Pasal 5 ayat (1) huruf d.: Pemerintah Pusat • Pasal 24 ayat (1) dan (2): Kegiatan usaha
berwenang menyelenggarakan akreditasi Jasa Konstruksi didukung dengan Usaha
bagi asosiasi perusahaan Jasa Konstruksi Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksi yang
dan asosiasi yang terkait dengan rantai pasok meliputi: usaha pemasok bahan bangunan,
Jasa Konstruksi; usaha pemasok peralatan, usaha pemasok
teknologi, dan usaha pemasok sumber daya
Penjelasan: Yang dimaksud dengan “rantai pasok manusia;
Jasa Konstruksi” adalah alur kegiatan produksi • Pasal 24 ayat (3): Usaha Rantai Pasok Sumber
dan distribusi material, peralatan, dan teknologi Daya Konstruksi dilaksanakan sesuai dengan
yang digunakan dalam pelaksanaan Jasa ketentuan peraturan perundang-undangan;
Konstruksi; • Pasal 25 ayat (1): Sumber Daya Konstruksi
• Pasal 5 ayat (1) huruf f.: Pemerintah Pusat (SDK) diutamakan berasal dari produksi
berwenang mengembangkan sistem rantai dalam negeri;
pasok Jasa Konstruksi; • Pasal 25 ayat (2): SDK mengutamakan produk
• Pasal 5 ayat (5) huruf g: Pemerintah Pusat lokal, unggulan, dan ramah lingkungan yang
berwenang membangun sistem rantai pasok terdiri atas sumber daya material, sumber
material, peralatan dan teknologi konstruksi; daya peralatan, sumber daya teknologi, dan
• Pasal 17 ayat (1): Kegiatan usaha Jasa sumber daya manusia;
Konstruksi didukung dengan usaha rantai • Pasal 25 ayat (3): SDK harus memenuhi
pasok sumber daya konstruksi; Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,
• Pasal 17 (2): Sumber daya konstruksi dan Keberlanjutan;
sebagaimana pada Pasal 17 ayat (1) • Pasal 26 ayat (1): Sumber daya material
diutamakan berasal dari produksi dalam dan peralatan konstruksi harus lulus uji
negeri; dari lembaga yang berwenang serta harus
mengoptimalkan penggunaan material dan
Penjelasan: Dukungan rantai pasok sumber peralatan dalam negeri;
daya konstruksi diselenggarakan dalam rangka • Pasal 26 ayat (2): Sumber daya peralatan
menjamin kecukupan dan keberlanjutan pasokan konstruksi yang digunakan dalam pekerjaan
sumber daya konstruksi. konstruksi harus teregistrasi oleh Menteri
dalam Sistem Informasi Jasa Konstruksi
Usaha rantai pasok sumber daya konstruksi terintegrasi;
diantaranya meliputi usaha pemasok bahan • Pasal 27 ayat (1): Sumber daya teknologi
bangunan, usaha pemasok peralatan konstruksi, konstruksi didukung pengembangan
usaha pemasok teknologi konstruksi, dan usaha teknologi dalam negeri:
pemasok sumber daya manusia. • Pasal 27 ayat (2): Untuk itu, Menteri melakukan
kegiatan penelitian dan pengembangan
Pengaturan terkait rantai pasok konstruksi lebih serta penerapan teknologi konstruksi sesuai
lanjut dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah dengan kebijakan dan strategi nasional dalam
(PP) Nomor 22 Tahun 2020, diantaranya: bidang Jasa Konstruksi;

350 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

• Pasal 27 ayat (3): Kegiatan tersebut dapat IMPLIKASI PENGATURAN TERKAIT


dilakukan oleh Warga Negara Indonesia (WNI), RANTAI PASOK JASA KONSTRUKSI
lembaga penelitian dan pengembangan,
badan hukum Indonesia, dan /atau perguruan Pengaturan terkait rantai pasok Jasa Konstruksi
tinggi; sebagaimana diuraikan di atas akan memberikan
• Pasal 27 ayat (4): Kegiatan tersebut dilakukan implikasi terhadap pembinaan konstruksi oleh
dengan berkoordinasi dengan Menteri yang pemerintah dan praktek layanan jasa konstruksi
menyelenggarakan urusan pemerintahan oleh pelaku usaha serta manfaat terhadap
bidang riset, teknologi, dan perguruan tinggi. kinerja industri konstruksi nasional.

Rantai pasok konstruksi juga diatur lebih lanjut Tantangan Pembinaan Rantai Pasok Konstruksi
dalam PP Nomor 14 Tahun 2021 yang merupakan Pengaturan sebagaimana diuraikan di atas
salah satu peraturan pelaksanaan dari UU Nomor memberikan amanah tanggung jawab yang
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Beberapa lebih besar kepada Pemerintah Pusat dalam
pengaturan tersebut diantaranya adalah: pembinaan rantai pasok Jasa Konstruksi
• Pasal 26A ayat (1): Sumber daya material dan nasional, diantaranya karena keharusan untuk:
peralatan Konstruksi yang digunakan dalam • Meningkatkan kualitas penggunaan material,
Pekerjaan Konstruksi harus telah lulus uji dan peralatan dan teknologi konstruksi dalam
mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri;
negeri; • Menyelenggarakan akreditasi asosiasi,
• Pasal 26A ayat (2): Sumber daya material dan termasuk asosiasi terkait rantai pasok Jasa
peralatan Konstruksi dilakukan pencatatan Konstruksi;
menggunakan Sistem Informasi Jasa • Mengembangkan sistem rantai pasok Jasa
Konstruksi terintegrasi; Konstruksi;
• Pasal 26D: Ketentuan lebih lanjut mengenai • Membangun sistem rantai pasok material,
pencatatan sumber daya material dan peralatan, dan teknologi konstruksi;
peralatan Konstruksi diatur dengan Peraturan • Menjamin SDK diutamakan berasal dari
Menteri. produksi dalam negeri yang berupa produk
lokal, unggulan, dan ramah lingkungan serta
Atas amanah Pasal 26D tersebut, telah memenuhi standar Keamanan, Keselamatan,
diterbitkan Peraturan Menteri (Permen) Kesehatan dan Keberlanjutan (K4);
Pekerjaan Pekerjaan Umum dan Perumahan • Menyelenggarakan registrasi (pencatatan)
Rakyat (PUPR) Nomor 7 Tahun 2021 tentang sumber daya material dan peralatan
Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan konstruksi yang telah lulus uji dan digunakan
Konstruksi. Pencatatan tersebut menjadi bagian dalam pekerjaan konstruksi;
penting dalam pengelolaan rantai pasok material • Melakukan kegiatan penelitian dan
dan peralatan konstruksi nasional. Uraian lebih pengembangan serta penerapan teknologi
rinci dari implementasi Permen PUPR Nomor 7 konstruksi;
Tahun 2021 terdapat dalam artikel lain dari Buku • Menyelenggarakan registrasi tenaga kerja
Konstruksi ini. konstruksi, baik nasional maupun asing, yang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 351


menyelenggarakan layanan Jasa Konstruksi pengembangan teknologi konstruksi; serta
di Indonesia; dan diterapkannya sistem rantai pasok jasa
• Mengembangkan Sistem Informasi Jasa konstruksi;
Konstruksi terintegrasi, termasuk sistem • Meningkatnya efisiensi penyelenggaraan
rantai pasok jasa konstruksi. jasa konstruksi karena dibangun dan
dikembangkannya sistem rantai pasok
Praktek Layanan Jasa Kostruksi sumber daya konstruksi serta diutamakannya
Pengaturan sebagaimana diuraikan di atas, juga produk material dan peralatan konstruksi
akan meningkatkan tuntutan akan kedisiplinan lokal dan dalam negeri;
dan profesionalitas pelaku usaha jasa konstruksi • Bertambah luasnya usaha jasa konstruksi
terutama karena adanya keharusan untuk: karena dibukanya peluang usaha rantai pasok
• Memenuhi standar K4; sumber daya konstruksi;
• Menggunakan material dan peralatan yang • Berkurangnya ketergantungan kepada
telah lulus uji; Pemerintah karena diterapkannya sistem
• Mengoptimalkan penggunaan material rantai pasok jasa konstruksi;
dan peralatan konstruksi dalam negeri, • Meningkatnya ekonomi nasional karena
sepanjang: (i) MPK tersebut dapat diproduksi adanya keberpihakan kepada produk dalam
di dalam negeri, (ii) spesifikasi teknis MPK negeri; dan
yang diproduksi di dalam negeri memenuhi • Meningkatnya kemandirian sumber daya jasa
persyaratan, dan/atau (iii) jumlah produksi konstruksi.
MPK dalam negeri mampu memenuhi
kebutuhan; SISTEM RANTAI PASOK KONSTRUKSI
• Mendapatkan registrasi material dan
peralatan konstruksi yang digunakan dalam Definisi, Tujuan, Manfaat dan Pengelolaan
pekerjaan konstruksi; dan Rantai Pasok Konstruksi
• Mendapatkan registrasi badan usaha dan Definisi: Penjelasan Pasal 5 ayat (1) huruf d.
tenaga kerja konstruksi. UUJK 2017 memberikan definisi, bahwa rantai
pasok Jasa Konstruksi adalah alur kegiatan
Manfaat terhadap Kinerja Industri Konstruksi produksi dan distribusi material, peralatan, dan
Bila pengaturan sebagaimana diuraikan di teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan
atas dilaksanakan dengan baik dan konsisten, Jasa Konstruksi. Terdapat berbagai definisi
maka akan tercipta peningkatan kinerja sistem rantai pasok konstruksi namun yang
industri konstruksi nasional secara signifikan, akan digunakan dalam artikel ini adalah sebuah
diantaranya dalam bentuk: sistem yang melibatkan penyedia jasa utama,
• Meningkatnya efektifitas (kualitas) subpenyedia jasa/pemasok/vendor, produsen,
penyelenggaraan jasa konstruksi nasional distributor, penjual, dan layanan transportasi
karena dipenuhinya standar K4; standar yang diciptakan untuk mengubah bahan dasar
uji material dan peralatan konstruksi; menjadi suatu produk konstruksi (bangunan)
pencatatan sumber daya material, peralatan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengguna
dan tenaga kerja konstruksi; penelitian dan sesuai dengan nilai (value) yang dimintanya.

352 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Tujuan: Pengembangan sistem rantai pasok serta mendefinisikan dan menerapkan nilai
konstruksi ditujukan untuk mendorong industri (value) yang diinginkan pada setiap jenjang agar
konstruksi agar lebih efektif (artinya tepat industri konstruksi berkinerja tinggi.
kuantitas, kualitas, lokasi dan waktu), efisien,
dan mandiri. Rantai Pasok Konstruksi Sebagai Rantai Nilai
Secara umum, struktur rantai pasok konstruksi
Manfaat: Sistem rantai pasok konstruksi terdiri atas dua pihak, yaitu organisasi pada sisi
bermanfaat untuK; (i) menentukan jenis dan “demand” dan organisasi pada sisi “supply”. Kedua
besarnya kebutuhan komoditas/jasa sesuai sisi organisasi tersebut diikat oleh ikatan kontrak
dengan “forcasted demand”; (ii) identifikasi antara penanggung jawab utama kegiatan dengan
jenis dan besarnya pasokan komoditas/jasa; penyedia jasa konstruksi. Deret pertama (Tier
(iii) mengelola komoditas/jasa yang penting; 1) pada organisasi sisi supply adalah penyedia
(iv) identifikasi “market conduct”; (v) identifikasi jasa pekerjaan konstruksi dan penyedia jasa
kebutuhan regulasi; (vi) identifikasi pemangku konsultansi konstruksi. Sedangkan pada Deret ke
kepentingan terkait; dan (vii) identifikasi dua (Tier 2) secara umum meliputi subpenyedia
kebutuhan koordinasi terkait pengembangan jasa/spesialis/perakit konstruksi. Sementara
industri pendukung konstruksi. Deret ke tiga (Tier 3) meliputi pemasok/vendor/
agen tunggal/distributor. Adapun Deret ke empat
Pengelolaan: Rantai pasok konstruksi adalah (Tier 4) meliputi produsen/produsen tingkat 2.
fakta lapangan. Oleh karena itu, pengelolaan Sedangkan pada Deret ke lima (Tier 5) adalah
rantai pasok konstruksi adalah rekayasa yang produsen/pemasok/distributor bahan baku.
harus dilakukan untuk menyamakan pandangan

Gambar 6.1.2. Tipikal Rantai Pasok Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 353


Memperhatikan tipikal rantai pasok konstruksi • Tingkat Makro: adalah rantai pasok
tersebut, maka bisa dipahami, bahwa para konstruksi di tingkat industri konstruksi yang
anggota organisasi pada sisi supply akan berupa hubungan “demand-supply” seluruh
membawa rantai pasok dengan nilai (value) sumber daya konstruksi (badan usaha,
masing-masing. Oleh karena itu, focal point pada material, peralatan, teknologi dan tenaga kerja
sisi demand sebagai pengelola rantai pasok konstruksi). Rantai pasok tersebut terbentuk
harus menentukan dan mendefinisikan nilai oleh interaksi antar badan usaha beserta
(value) bersama yang harus diemban oleh seluruh rantai pasoknya sehingga membentuk rantai
anggota organisasi pada sisi demand agar rantai pasok antar organisasi yang selanjutnya
pasok berkinerja tinggi. Dengan demikian, rantai membentuk industri konstruksi nasional.
pasok konstruksi pada hakekatnya adalah rantai Oleh karena itu, kinerja rantai pasok makro
nilai (Value Chain). akan banyak dipengaruhi oleh struktur,
perilaku dan nilai (value) yang dibawa oleh
Tingkatan Rantai Pasok Konstruksi badan usaha. Untuk mewujudkan kinerja
Secara umum, rantai pasok konstruksi dapat rantai pasok makro yang sesuai dengan tujuan
dibedakan menjasi tiga (3) tingkatan, yaitu mikro, pengaturannya, Pemerintah Pusat (dalam hal
meso dan makro. ini Menteri PUPR) sebagai focal point harus
menetapkan dan mengendalikan nilai (value)
• Tingkat Mikro: adalah rantai pasok di tingkat yang diemban oleh rantai pasok konstruksi
proyek konstruksi yang pada umumnya makro. Nilai (value) tersebut adalah efektif
bersifat unik, temporer (sementara) dan tidak (dalam arti tepat kuantitas, kualitas, lokasi
berulang-ulang dengan focal point kontraktor dan waktu), efisien dan mandiri.
utama. Adapun nilai (value) yang diemban
oleh rantai pasok di tingkat mikro adalah
efektif (artinya tepat kuantitias, kualitas,
lokasi dan waktu), dan efisien. Nilai tersebut
dikendalikan oleh pemilik proyek (pengguna
jasa).

• Tingkat Meso: adalah rantai pasok di tingkat Tingkat Makro: adalah rantai
badan usaha jasa konstruksi (BUJK) yang pasok konstruksi di tingkat
dapat merupakan agregasi dari rantai pasok
Tingkat Mikro, sehingga berjangka lebih
industri konstruksi yang berupa
panjang dan berulang-ulang dengan focal hubungan “demand-supply”
point BUJK. Adapun nilai (value) yang diemban seluruh sumber daya konstruksi
oleh rantai pasok di Tingkat Meso adalah
efektif (artinya tepat kuantitias, kualitas,
(badan usaha, material,
lokasi dan waktu), efisien dan berkelanjutan. peralatan, teknologi dan tenaga
Nilai tersebut dikendalikan oleh pimpinan kerja konstruksi).
BUJK.

354 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Tantangan yang Dihadapi Rantai Pasok memiliki dan mengimplementasikan sistem


Konstruksi rantai pasok konstruksi. Pada umumnya, BUJK
Salah satu tantangan utama yang dihadapi kualifikasi menengah dan kecil menghadapi
dalam mewujudkan kinerja rantai pasok kesulitan untuk mengembangkan sistem rantai
konstruksi sebagai mana yang diharapkan pasoknya sendiri. Untuk itu, asosiasi jasa
dalam pengaturannya adalah belum sepenuhnya konstruksi yang mewadahi BUJK kualifikasi
terwujud harmonisasi regulasi dan koordinasi menengah dan kecil diharapkan dapat
antar kementerian/lembaga terkait. Pengaturan pengembangkan sistem rantai pasok meso
dalam UUJK 2017 beserta peraturan yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh para
pelaksanaannya (termasuk Permen PUPR) anggotanya.
masih dianggap sebagai pengaturan internal
Kementerian PUPR, belum dipandang sebagai SISTEM RANTAI PASOK MATERIAL DAN
pengaturan yang berlaku lintas sektor secara PERALATAN KONSTRUKSI NASIONAL
nasional. Peran Kementerian PUPR sebagai
pelaksana tanggung jawab Pemerintah Pusat Kategori Komponen Rantai Pasok Material dan
untuk melakukan koordinasi dalam pengelolaan Peralatan Konstruksi
rantai pasok konstruksi pun masih banyak Komponen Rantai Pasok Material dan Peralatan
menghadapi kendala, pada hal amanah tentang Konstruksi (RP-MPK) dapat dikelompokkan
hal tersebut secara jelas disebutkan dalam Pasal menjadi empat (4) kategori, yaitu: (i) komponen
4 ayat (2) UUJK 2017. utama dan sederhana; (ii) komponen utama dan
tidak sederhana; (iii) komponen bukan utama
Tantangan lain yang dihadapi adalah belum dan sederhana; dan (iv) komponen bukan utama
terjadinya persaingan antar rantai pasok BUJK dan tidak sederhana. Tentu saja pembangunan
dalam pengadaan jasa konstruksi. Hal ini terjadi sistem RP-MPK nasional sebagai mana
diantaranya karena penilaian rantai pasok belum diamanahkan oleh UUJK perlu dimulai dengan
menjadi penentu pemenang pemilihan penyedia kategori komponen utama dan sederhana, yaitu
jasa, belum adanya insentif bagi peserta komoditas material dan peralatan konstruksi
pemilihan yang didukung oleh rantai pasoknya, utama.
kebanyakan penyedia jasa konstruksi nasional
belum didukung oleh rantai pasok yang loyal Pemilihan Komoditas Material dan Peralatan
karena hubungan antar pihak dalam rantai pasok Konstruksi Utama dalam Sistem Rantai Pasok
belum berjangka panjang (belum terbentuk trust Tingkat Makro
and continuity), serta belum adanya pengawasan Jenis komoditas MPK utama dalam sistem RP-
yang konsisten terhadap realisasi pelibatan MPK Tingkat Makro ditentukan berdasarkan
rantai pasok yang dikomitmenkan. kriteria berikut: (i) penggunaannya dalam
lingkup nasional; (ii) perlu waktu relatif lama
Penerapan sistem rantai pasok Tingkat Meso untuk meningkatkan ketersediaannya (supply)
dan Tingkat Mikro masih menjadi tantangan bila diperlukan untuk memenuhi tambahan
tersendiri. Hal ini bisa dilihat dari masih kebutuhan (demand) yang bersifat mendadak;
terbatasnya jumlah BUJK nasional yang telah (iii) digunakan secara umum (luas) dalam

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 355


pekerjaan konstruksi; (iv) merupakan komponen dan Peralatan Konstruksi yang dikelola oleh
yang signifikan dalam penyelesaian pekerjaan Kementerian PUPR) masih terbatas sehingga
konstruksi; (v) memiliki nilai industri yang relatif belum sepenuhnya dapat diandalkan dalam
signifikan; dan (vi) fluktuasi harganya relatif analisis kebijakan Pemerintah dan strategi
rentan terhadap keseimbangan demand-supply. investasi oleh pelaku usaha Jasa Konstruksi.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka MPK utama
dalam sistem RP-MPK Tingkat Makro terdiri atas: Kinerja Rantai Pasok Makro Material dan
(i) semen; (ii) baja; (aspal); (iv) alat berat (pesawat Peralatan Konstruksi Utama
angkat, pesawat angkut, pesawat tenaga dan Secara garis besar, kinerja RP-MPK utama pada
produksi serta pesawat atau peralatan konstruksi Tingkat Makro adalah sebagai berikut:
lainnya); dan (v) beton pracetak. Meskipun batu/ Semen
agregat dan pasir tidak termasuk dalam kategori • Data kapasitas produksi dan penjualan semen
MPK utama karena lingkupnya wilayah (bukan yang disediakan oleh Asosiasi Semen Indonesia
nasional), namun untuk kebutuhan yang sangat (ASI) cukup lengkap, yaitu per produsen, per
besar dan harus dipenuhi dari luar wilayah perlu jenis, per provinsi, per bulan, beserta data
menjadi isu penting yang harus dikelola dengan sebaran dan kapasitas Packing Plant;
baik agar tidak menyebabkan keterlambatan • Total kapasitas produksi semen Tahun
penyelesaian pekerjaan konstruksi. 2019 sebesar 110 juta ton dengan penjualan
sebesar 70 juta ton (tingkat utilisasi 64%)
Isu Strategis Terkait Rantai Pasok Material dan atau idle capacity sebesar 40 juta ton (36%);
Peralatan Konstruksi Utama • Dua anggota ASI telah membangun pabrik
Isu strategis terkait MPK utama yang perlu semen di Kalimantan Selatan dengan
direspon dalam pengembangan RP-MPK Tingkat kapasitas total sebesar 5,8 juta ton per tahun;
Makro diantaranya adalah: • Untuk mengatasi bottlenecking pengiriman
• Adanya mismatch antara demand-supply, baik dan mengurangi biaya transaksi semen, para
dalam aspek kuantitas, kualitas, lokasi dan/ produsen semen telah membangun packing
atau waktu; plant di berbagai provinsi;
• Supply channel RP-MPK yang relatif panjang • Pemakaian semen untuk infrastruktur
dan mahal karena banyaknya perpidahan sebanyak 30%, 70% selebihnya untuk non-
kepemilikan (trading) MPK sepanjang rantai infrastuktur;
pasok MPK dari produsen sampai dengan • Ekspor semen (total) meningkat tajam dari
pelaksana pekerjaan konstruksi; 500 ribu ton pada Tahun 2016 menjadi 6,5 juta
• Sistem logistik yang masih relatif mahal; ton dalam Tahun 2019;
• Adanya ketergantungan terhadap MPK impor, • ASI memperkirakan penjualan semen
khususnya baja, aspal dan alat berat; domestik dan ekspor akan turun sebesar 10%
• Adanya tuntutan inovasi MPK terkait green akibat pandemi COVID-19;
building, sustainable construction dan the • Penggunaan semen ramah lingkungan
finest built environment; dan (Pozzolan Portland Cement/ PPC dan Portland
• Data base MPK utama yang tersedia (tercatat Composite Cement/PCC) untuk proyek
pada sistem pencatatan Sumber Daya Material infrastruktur masih rendah;

356 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

• Tingkat konsumsi semen per kapita dapat • Meskipun tingkat utilitas kapasitas produksi
menjadi indikator tingkat pembangunan suatu baja nasional rata-rata hanya sebesar
negara. Tingkat konsumsi semen Indonesia 33%, namun pada Tahun 2019 Indonesia
pada tahun 2019 sebesar 261 kg/kapita/ mengimpor berbagai jenis baja antara 15-70%
tahum, relatif lebih rendah dari beberapa (dengan rata-rata semua jenis baja sebesar
Negara ASEAN lainnya, seperti Brunei (7.075 30%) dari total konsumsi baja nasional.
kg/kapita/tahun), Singapura (996 kg/kapita/ • Sebagai dampak dari pandemi COVID-19,
tahum), Vietnam (673 kg/kapita/tahun), permintaan akan baja turun sebesar 50%,
Malaysia (631 kg/kapita/tahun), dan Thailand sehingga tingkat utilitas kapasitas produksi
(433 kg/kapita/tahun); baja nasional diperkirakan menjadi sekitar
• Pada umumnya, tingkat pertumbuhan 15-35%;
konsumsi semen suatu wilayah selaras • Akibat kenaikan bea masuk produk baja dari
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi China ke Amerika Serikat, ekspor baja dari
wilayah tersebut. Sehingga ketidakselarasan China ke Amerika Serikat menurun, sehingga
antara tingkat pertumbuhan konsumsi semen tidak tertutup kemungkinan kelebihan
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu produksi baja China diekspor ke berbagai
wilayah dapat menjadi indikasikan terjadinya negara lain, termasuk ke Indonesia;
bottlenecking sistem logistik semen, • Pada pertengahan Tahun 2020, dilaporkan,
terutama disebabkan oleh tidak memadainya bahwa harga baja mengalami penurunan
kapasitas jaringan sarana dan prasarana signifikan.
(sarpras) transportasi darat dan laut. (Sumber:The Indonesiaan Iron & Steel Industry
(Sumber: Asosiasi Semen Indonesia/ASI, 17 Association/IISIA, 17 September 2020, diolah)
September 2020, diolah)
Aspal
Baja • Konsumsi aspal minyak (asmin) nasional per
• Kapasitas produksi baja nasional pada Tahun tahun selama Tahun 2014-2019 berfluktuasi
2019 sebesar 33,76 juta ton per tahun, dengan antara 1,1 juta ton (2017) – 1.7 juta ton (2015);
produksi riil (8 jenis produk baja) sebesar 11,08 • Konsumsi asmin Tahun 2019 sebesar 1.3 juta
juta ton per tahun (tingkat utilitas antara 22- ton;
71% dengan rata-rata sebesar 33%); • Pasokan asmin PT Pertamina Tahun 2019
• Sekitar 70% dari bahan baku untuk produksi sebesar 710 ribu ton (54% dari konsumsi
baja nasional berasal dari impor; asmin nasional), dimana 355 ribu ton (27% dari
• Konsumsi baja nasional pada Tahun 2019 konsumsi asmin nasional) diantaranya adalah
sebesar 15,9 juta ton, dimana 12,2 juta ton produksi PT Pertamina, sementara 355
(77%) diantaranya digunakan sebagai baja ribu ton (27% dari konsumsi asmin nasional)
konstruksi dan 3,7 juta ton (23%) lainnya lainnya adalah impor oleh PT Pertamina;
sebagai baja non-konstruksi; • Sekitar 604 ribu ton pasokan asmin Tahun
• Konsumsi baja ringan konstruksi Tahun 2019 2019 selebihnya berasal dari impor oleh
sebesar 650 ribu ton; kompetitor PT Pertamina (tidak tersedia data
rinciannya);

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 357


• Sekitar 90% dari bahan baku produksi asmin • Tren kebutuhan alat berat baru selama
oleh PT Pertamina berasal dari impor; 10 tahun terakhir berfluktuasi antara
• Secara nasional, komponen impor asmin 6-17 ribu unit per tahun, yaitu sangat
mencapai sekitar 97%. dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas
• Kapasitas produksi aspal (alam) buton utama pertambangan dan perkebunan
(asbuton) nasional pada Tahun 2019 sebesar serta pelaksanaan proyek infrastruktur
865 ribu ton (konversi ke asmin menjadi pemerintah. Adapun kebutuhan alat berat
sekitar 126 ribu ton atau sekitar 10% dari Tahun 2019 diperkirakan sebesar 9 ribu unit;
konsumsi asmin) per tahun; • Sejak Tahun 2012 sampai dengan Tahun
• Program pemakaian asbuton Direktorat 2019, kapasitas produksi alat berat anggota
Jenderal Bina Marga (DJBM)-Kementerian Himpunan Industri Alat Besar Indonesia
PUPR pada Tahun 2019 sebesar 70 ribu ton, (HINABI) sebesar 10 ribu unit per tahun;
realisasinya sebesar 21 ribu ton (atau sebesar • Tidak semua alat berat yang diproduksi di
1,6% dari konsumsi asmin nasional); dalam negeri merupakan produksi anggota
• Indonesia memiliki cadangan deposit HINABI;
asbuton sekitar 667 juta ton (konversi ke • Jumlah produksi alat berat oleh anggota
asmin menjadi sekitar 97 juta ton). HINABI selama 10 tahun terakhir berfluktuasi
• Sekiranya perbandingan pemakaian asbuton/ antara 4-9 ribu unit per tahun. Adapun
asmin adalah 50%/50% dengan kebutuhan produksi pada tahun 2019 adalah sekitar 6
aspal rata-rata 1,4 juta ton per tahun, maka ribu unit (tingkat utilitas kapasitas produksi
cadangan deposit asbuton Indonesia baru 60%);
akan habis dalam waktu 140 tahun. Disamping • Penjualan alat berat anggota HINABI
itu, maka komponen impor aspal nasional dalam Semester I Tahun 2020 mengalami
bisa ditekan dari 75% menjadi 25%. penurunan tajam, yaitu sekitar 50%, terutama
(Sumber: PT Pertamina, 16 Juli 2020 dan 16 disebabkan oleh pandemi Covid 19;
September 2020 serta Asosiasi Pengembang • Impor alat berat Tahun 2018 sekitar 2 ribu
Aspal Buton Indonesia /ASPABI, 12 Juli 2020 unit, tahun 2019 sekitar 1.600 unit dan Tahun
dan 17 September 2020, diolah) 2020 turun sekitar 50%.
• Jumlah Asphal Mixing Plant (AMP) yang
Peralatan Konstruksi dimiliki oleh 79 anggota Anemer Aspal dan
• Jumlah alat berat yang tersedia secara Beton Indonesia (AABI) Tahun 2020 adalah
nasional pada Tahun 2019 diperkirakan sebanyak 107 unit dengan kapasitas total
sebanyak 88 ribu unit; sebesar 16,45 juta ton/tahun.
• Pemakaian alat berat untuk konstruksi, (Sumber: HINABI, 17 September 2020 dan
secara nasional, diperkirakan sebanyak AABI, 17 September 2020, diolah)
20% dari pemakaian alat berat secara
keseluruhan, sedangkan 80% selebihnya
digunakan di sektor lainnya, terutama
pertambangan, perkebunan dan pertanian;

358 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Beton Pracetak diperlukan 7,56 juta ton semen atau sekitar


• Sejak didirikan pada Tahun 2013, anggota 11% dari penjualan semen pada tahun yang
Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang sama;
Indonesia (AP3I) terus bertambah dari 32 • Sebagai dampak dari pandemi Covid-19,
anggota pada Tahun 2013 menjadi 47 anggota realisasi produksi beton pracetak anggota
pada Tahun 2020, namun sejak Tahun AP3I diperkirakan turun tajam menjadi
2018 sejumlah anggota diberhentikan dari 11,20 juta ton (25% dari kapasitas produksi
keanggotaan AP3I, sehingga pada Tahun terpasang) pada Tahun 2020;
2020 tercatat 32 anggota yang aktif; • Anggota AP3I sering menghadapi kekurangan
• Sejalan dengan perkembangan tersebut, bahan baku berupa pasir dan batu split serta
jumlah pabrik dan kapasitas produksi beton kendala akses di pelabuhan bila bahan baku
pracetak juga terus bertambah dari 57 pabrik tersebut harus didatangkan dari luar pulau;
dengan kapasitas produksi 24,57 juta ton • Sering dihadapi, bahan baku dari dalam negeri
pada Tahun 2014 menjadi 86 pabrik dengan lebih mahal dari pada bahan baku impor;
kapasitas produksi 44,81 juta ton pada Tahun • Tingginya ketergantungan pada bahan baku
2020; impor;
• Jumlah pabrik dan kapasitas produksi • Informasi pasar konstruksi yang tersedia tidak
anggota AP3I diperkirakan akan terus memadai sehingga tidak dapat diandalkan
meningkat menjadi 105 pabrik dengan sebagai pertimbangan untuk investasi
kapasitas produksi 54,47 juta ton pada Tahun pengembangan industri beton pracetak;
2024, sehingga kapasitas produksi total (Sumber: AP3I, 17 September 2020, diolah)
selama lima (5) tahun ke depan (Tahun 2020-
2024) diperkirakan mencapai 247,62 juta ton; Harmonisasi Rantai Pasok Material dan
• Kebutuhan beton pracetak untuk Peralatan Konstruksi Tingkat Makro
pembangunan infrastruktur sesuai RPJMN Memperhatikan isu-isu strategis yang diuaraikan
2020-2024 diperkirakan sebesar 132,12 juta sebelumnya, maka harmonisasi Rantai Pasok
ton, sedangkan kebutuhan beton pracetak Material dan Peralatan Konstruksi (RP MPK)
untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) utama Tingkat Makro pada hakekatnya adalah
diperkirakan sebesar 27,52 juta ton, sehingga upaya untuk menyeimbangkan (link and match)
anggota AP3I pada Tahun 2024 akan memiliki antara demand-supply MPK utama dalam rangka
kelebihan kapasitas produksi sekitar 36%; menciptakan RP MPK nasional yang efektif (tepat
• Realisasi produksi per tahun anggota AP3I kuantitas, kualitas, lokasi maupun waktu), efisien
berkisar 85-100% dari kapasitas produksi dan mandiri. Untuk dapat memberikan informasi
terpasang dan meningkat dari 20,88 juta demand yang kredibel bagi pengembangan
ton pada Tahun 2014 menjadi 36,28 juta ton kebijakan Pemerintah serta strategi usaha dan
(terdiri atas 25 jenis produk) pada Tahun 2019; investasi oleh pelaku usaha, diperlukan informasi
• Secara rata-rata, untuk memproduksi 1 m3 potensi (outlook) pasar konstruksi minimal lima
(2,4 ton) beton pracetak diperlukan 0,5ton (5) tahun ke depan serta model perhitungan
semen, maka untuk memproduksi 36,28 kebutuhan MPK utama yang dapat diandalkan.
juta ton beton pracetak pada Tahun 2019

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 359


Sebagaimana disampaikan sebelumnya, bahwa secara real time dapat diperoleh dari hasil
time series data pangsa pasar konstruksi yang pencatatan MPK utama melalui Sistem Informasi
dirinci per wilayah sesuai dengan struktur Material dan Peralatan Konstruksi (SIMPK)
pasarnya, baik untuk pembangunan infrastruktur yang dikelola oleh Kementerian PUPR. Dalam
maupun non-infrastruktur, sangat diperlukan hal sistem tersebut belum dapat menyediakan
dalam analisis potensi pasar konstruksi ke depan. data dan informasi dimaksud, maka data dan
Tentu saja data tersebut perlu dilengkapi dengan informasi supply MPK utama dapat diperoleh dari
informasi kebijakan dan program pembangunan para asosiasi jasa konstruksi terkait.
minimal lima (5) tahun ke depan serta tantangan-
tantangan yang dihadapi oleh para asosiasi jasa Dengan tersedianya data dan informasi
konstruksi dan pelaku usaha jasa konstruksi sebagaimana diuraikan di atas, maka akan dapat
dalam meningkatkan kinerja RP MPK utama. dilakukan upaya optimalisasi terhadap Sistem
RP MPK Tingkat Makro melalui proses link and
Sementara itu, untuk mengembangkan model match atas demand-supply MPK utama dalam
perhitungan kebutuhan MPK utama yang aspek efektifitas (ketepatan kuantitas, kualitas,
dapat diandalkan, diperlukan analisis biaya tempat dan waktu), efisiensi dan kemandirian
satuan pekerjaan untuk setiap jenis bangunan sistem. Dalam proses ini, juga dapat diidentifikasi
yang didasarkan pada populasi data eksisting permasalahan/kendala/bottle necking yang
yang komprehensif dan representatif, tidak dihadapi oleh Sistem RP MPK Tingkat Makro
terbatas pada bangunan infrastruktur pekerjaan serta kebutuhan harmonisasi regulasi dan
umum dan perumahan rakyat saja, namun koordinasi antar instansi/lembaga terkait dalam
juga infrastruktur lainnya dan bangunan non- rangka peningkatan efektifitas, efisiensi dan
infrastruktur. Aplikasi model perhitungan kemandirian Sistem RP MPK Tingkat Makro yang
kebutuhan MPK utama tersebut ke dalam hasil ada.
analisis potensi pasar konstruksi per wilayah
dan periode waktu tertentu akan menghasilkan Efisiensi Sistem RP MPK Tingkat Makro juga
informasi demand MPK utama ke depan yang sangat dipengaruhi oleh efisiensi sistem
dapat dijadikan dasar dalam pengembangan logistik nasional serta ketersediaan jaringan
kebijakan Pemerintah serta strategi usaha dan sarpras transportasi. Ketersediaan jaringan
investasi oleh pelaku usaha. sarpras transportasi yang memadai akan
meningkatkan efisiensi sistem logistik nasional.
Adapun data dan informasi yang diperlukan Selanjutnya, sistem logistik nasional yang efisien
pada sisi supply untuk setiap jenis MPK utama akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
diantaranya meliputi: lokasi pabrik, kapasitas Sistem RP MPK. Sedangkan kecukupan dan
produksi, tingkat utilisasi kapasitas peroduksi, keberlanjutan pasokan MPK yang didukung
data MPK utama impor, supply channel (lengkap oleh Sistem RP MPK yang efektif dan efisien,
dengan lokasi dan kapasitas pasokan dari selanjutnya, akan meningkatkan ketersediaan
setiap packing plant, distributor utama, dan dan keandalan sarpras transportasi nasional.
subdistributor), serta tingkat kandungan dalam Demikian seterusnya sehingga membentuk
negeri. Idealnya, data dan informasi tersebut suatu helicoidal loops yang semakin meningkat

360 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Gambar 6.1.3. Harmonisasi: Sarpras Transportasi – Sislognas – RP MPK

diantara ketiga komponen tersebut secara pemasok, vendor, agen tunggal, dan distributor,
bersama-sama. Oleh karena itu, Sistem RP menjadi domain pembinaan kementerian
MPK Tingkat Makro harus secara terus menerus yang membidangi perdagangan. Sedangkan
diharmonisasi dengan sistem logistik dan pembinaan terhadap Deret ke empat (Tier 4),
pembangunan sarpras transportasi nasional. produsen dan produsen tingkat 2, menjadi
kewenangan kementerian yang membidangi
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dapat perindustrian. Adapun pembinaan terhadap
dipahami, bahwa pembinaan Sistem RP MPK Deret ke lima (Tier 5), yaitu produsen, pemasok
secara keseluruhan tidak mungkin dilaksanakan dan distributor bahan baku, menjadi tanggung
oleh satu kementerian/lembaga, namun perlu jawab kementerian yang membidangi sumber
melibatkan berbagai kementerian/lembaga daya mineral. Oleh karena pembinaan pada
terkait. Dalam hal ini, pembinaan terhadap Deret dasarnya meliputi pengaturan, pemberdayaan
pertama (Tier 1) dan Deret ke dua (Tier 2), yaitu dan pengawasan, maka untuk mewujudkan
penyedia jasa pekerjaan konstruksi dan jasa Sistem RP MPK Tingkat Makro yang efektif,
konsultansi konstruksi, serta subpenyedia jasa efisien dan mandiri harus dilakukan harmonisasi
konstruksi, spesialis dan perakit konstruksi, terhadap regulasi yang mengatur pembinaan
menjadi tanggung jawab langsung kementerian kelima deret rantai pasok tersebut serta
yang membidangi jasa konstruksi. Sedangkan koordinasi yang intensif dan produktif diantara
pembinaan terhadap Deret ke tiga (Tier 3), yaitu kementerian/ lembaga pembina yang terkait.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 361


PERAN PEMERINTAH DALAM Kementerian PUPR sebagai focal point berperan
PENGEMBANGAN RANTAI PASOK untuk menetapkan dan mengendalikan
KONSTRUKSI nilai (value) yang diemban oleh rantai pasok
konstruksi makro. Kementerian PUPR juga harus
Pengembangan Sistem Rantai Pasok berperan aktif dalam membangun informasi
Konstruksi Tingkat Makro potensi (outlook) pasar konstruksi minimal
Sebagaimana diamanahkan oleh peraturan lima (5) tahun ke depan serta mengembangkan
perundang-undangan, Pemerintah Pusat model perhitungan kebutuhan MPK utama yang
memiliki kewenangan untuk mengembangkan dapat diandalkan. Dalam hal ini, Kementerian
sistem rantai pasok Jasa Konstruksi dan PUPR telah mengembangkan model perhitungan
membangun sistem rantai pasok material, dimaksud beserta aplikasinya yang dimuat
peralatan dan teknologi konstruksi dalam dalam Sistem Informasi Material dan Peralatan
rangka melaksanakan tanggung jawabnya Konstruksi (SIMPK).
dalam peningkatan kemampuan dan kapasitas
usaha Jasa Konstruksi serta penggunaan Pada sisi supply, Kementerian PUPR berperan
material, peralatan dan teknologi konstruksi melakukan pencatatan terhadap MPK utama
dalam negeri. Tentu saja sistem yang dimaksud yang telah lulus uji serta mempublikasikan
disini adalah sistem rantai pasok pada tingkat data hasil pencatatan tersebut secara real
makro. Selanjutnya, Pasal 4 ayat (2) UUJK time untuk dapat diakses oleh para pemangku
2017 juga mengamanahkan, bahwa tanggung kepentingan terkait. Dalam hal ini, Kementerian
jawab tersebut dilaksakan oleh Menteri (PUPR) PUPR telah menerbitkan Permen PUPR Nomor
berkoordinasi dengan menteri teknis terkait. 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan SDMPK
Oleh karena itu, peran utama Kementerian serta mengembangkan dan mengoperasikan
PUPR dalam pengembangan rantai pasok sistem pencatatan dan database secara
konstruksi dan pembangunan rantai pasok elektronik melalui aplikasi SIMPK. Mengingat
material, peralatan dan teknologi konstruksi hasil pencatatan dan database tersebut masih
adalah menjadi focal point dalam pelaksanaan terbatas, maka data dan informasi supply MPK
harmonisasi regulasi dan koordinasi antar utama masih didasarkan pada data dan informasi
kementerian terkait rantai pasok konstruksi yang disampaikan secara periodik oleh para
beserta pemangku kepentingan lainnya. Dalam asosiasi terkait RP MPK utama.
hal ini, Kementerian PUPR telah melaksanakan
berbagai kegiatan harmonisasi regulasi dan Peran Kementerian PUPR selanjutnya adalah
koordinasi dengan pemangku kepentingan melakukan analisis link and match terhadap
terkait, khususnya dalam penyiapan dan demand-supply MPK utama berdasarkan
pemberlakuan berbagai produk pengaturan data, informasi dan model sebagaimana
terkait rantai pasok konstruksi. diuraikan di atas. Dari hasil ananlisis tersebut
dapat diidentifikasi permasalahan /kendala /
Untuk mewujudkan kinerja rantai pasok tingkat bottlenecking yang dihadapi oleh Sistem RP
makro yang sesuai dengan tujuan pengaturannya, MPK Tingkat Makro serta kebutuhan harmonisasi

362 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

regulasi dan koordinasi antar instansi/lembaga adalah Surat Menteri PUPR Nomor 2775 Tahun
terkait dalam rangka peningkatan efektifitas, 2020 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri
efisiensi dan kemandirian Sistem RP MPK pada Pengadaan Barang/Jasa di Kementerian
Tingkat Makro yang ada. PUPR. Disamping hal tersebut, Kementerian
PUPR juga telah menyelenggarakan berbagai
Peran lain dari Kementerian PUPR adalah forum koordinasi dengan kementerian/lembaga
mendorong terciptanya supply channel MPK dan pemangku kepentingan terkait dalam rangka
utama yang lebih efisien, salah satunya melalui identifikasi, monitoring dan evaluasi serta
penyelenggaraan pengadaan barang/jasa peningkatan TKDN MPK.
konstruksi melalui e-katalog sektoral dalam
rangka memotong rantai pasok yang tidak Tentu saja pelaksanaan peran-peran
perlu. Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Bina Kementerian PUPR tersebut perlu dilaksanakan
Konstruksi (DJBK) telah mulai memfasilitasi secara bertahap dan terencana. Untuk itu,
penyelenggaraan e-katalog sektoral di Kementerian PUPR perlu menyusun suatu
lingkungan Kementerian PUPR. road map secara inklusif dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan terkait sehingga
Kementerian PUPR juga berperan dalam dapat menggalang ownership mereka untuk
upaya meningkatkan efisiensi sistem logistik melaksanakan kewenangan dan mengerahkan
nasional, baik melalui harmonisasi regulasi dan sumber daya masing-masing dalam mewujudkan
koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait tujuan pengembangan rantai pasok Jasa
maupun dengan melaksanakan pembangunan Konstruksi yang efektif, efisien dan mandiri.
prasarana (infrastruktur) transportasi darat
yang menjadi kewenangannya. Untuk itu, Pengembangan Sistem Rantai Pasok
Kementerian PUPR telah menyelenggarakan Konstruksi Tingkat Meso
berbagai forum koordinasi dengan kemeterian/ Idealnya, Sistem Rantai Pasok Konstruksi
lembaga/instransi terkait sistem transportasi Tingkat Meso dapat dikembangkan dan dimiliki
darat dan laut termasuk dalam penyiapan dan oleh setiap BUJK berdasarkan time series data
penyelenggaran program pembangunan jaringan dan informasi yang diperoleh BUJK dalam
jalan. mendapatkan dan menyelesaikan proyek-
proyek konstruksi sebelumnya. Namun sejauh
Dalam rangka meningkatkan tingkat kandungan ini, baru beberapa BUJK kualifikasi besar yang
dalam negeri (TKDN) dan mengurangi telah memiliki dan mengimplementasikan
ketergantungan terhadap MPK impor, sistem rantai pasok konstruksi dimaksud. Pada
Kementerian PUPR sebagai pembina dan penguna umumnya, BUJK kualifikasi menengah dan kecil
jasa konstruksi, berperan untuk mendorong mengalami kesulitan untuk mengembangkan
peningkatan kualitas penggunaan MPK dalam sistem rantai pasoknya sendiri. Untuk itu,
negeri, baik melalui harmonosasi regulasi maupun asosiasi badan usaha jasa konstruksi yang
koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait. mewadahi BUJK kualifikasi menegah dan kecil
Salah satu regulasi yang diterbitkan terkait hal ini diharapkan dapat mengembangkan Sistem

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 363


Rantai Pasok Konstruksi Tingkat Meso yang dalam penetapan pemenang pemilihan penyedia
dapat diakses dan dimanfaatkan oleh para jasa konstruksi. Uraian lebih lanjut terkait hal ini
anggotanya. disampaikan dalam artikel pada bagian lain dari
Buku Konstruksi Indonesia 2021 ini.
Peran Kementerian PUPR dalam melaksanakan
wewenang Pemerintah Pusat untuk Pengembangan Sistem Rantai Pasok
memfasilitasi pengembangan Sistem Rantai Konstruksi Tingkat Mikro
Pasok Konstruksi Tingkat Meso adalah Sebagaimana pada Tingkat Meso, peran pokok
mengembangkan dan menerbitkan pedoman Kementerian PUPR dalam pengembangan
yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan oleh Sistem Rantai Pasok Konstruksi Tingkat Mikro
BUJK dan asosiasi badan usaha jasa konstruksi (proyek konstruksi) adalah mengembangkan
dalam mengembangkan sistem rantai pasok dan menerbitkan pedoman yang dapat
konstruksi masing-masing. Sejalan dengan dimanfaatkan sebagai acuan oleh BUJK dalam
hal tersebut, Kementerian PUPR juga perlu mengembangkan dan menerapkan sistem rantai
mengembangkan dan menerapkan indikator pasok konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan
kinerja utama (key performance indicator/KPI) konstruksi yang menjadi tanggung jawabnya.
untuk mengukur kinerja penerapan rantai pasok Terkait dengan hal tersebut, Kementerian PUPR
konstruksi oleh BUJK. Dalam hal ini, Kementerian juga perlu mengembangkan dan menerapkan
PUPR (DJBK) telah menyusun konsep KPI indikator kinerja utama (key performance
dimaksud melalui serangkaian focused group indicator/KPI) untuk mengukur kinerja penerapan
discussion (FGD) yang melibatkan asosiasi badan rantai pasok konstruksi pada tingkat proyek
usaha jasa konstruksi, BUJK yang telah memiliki konstruksi. Dalam hal ini, Kementerian PUPR
dan menerapkan sistem rantai pasok konstruksi (DJBK) telah menyusun konsep KPI dimaksud
sendiri, perguruan tinggi serta praktisi jasa melalui serangkaian focused group discussion
konstruksi. Disamping itu, DJBK juga telah (FGD) yang melibatkan asosiasi badan usaha
melakukan serangkaian coba uji pengukuran jasa konstruksi, BUJK yang telah memiliki dan
kinerja penyelenggaraan Sistem Rantai Pasok menerapkan sistem rantai pasok konstruksi pada
Konstruksi Tingkat Meso di beberapa BUJK yang proyek konstruksi, perguruan tinggi serta praktisi
telah memiliki dan menerapkannya. jasa konstruksi. Disamping itu, DJBK juga telah
melakukan serangkaian coba uji pengukuran
Dalam rangka mendorong terwujudnya kinerja penyelenggaraan Sistem Rantai Pasok
pengadaan barang/jasa konstruksi yang lebih Konstruksi Tingkat Mikro di beberapa proyek
efisien melaui persaingan antar rantai pasok yang konstruksi di lingkungan Kementerian PUPR.
dimiliki oleh BUJK, Kementerian PUPR juga perlu
untuk mengembangkan dan menerapkan sistem
pengadaan barang/jasa konstruksi berbasis
rantai pasok Jasa Konstruksi, dimana penilaian
terhadap kepemilikan dan penerapan sistem
rantai pasok dapat menjadi bagian penting

364 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI pasar konstruksi, modalitas sumber


daya konstruksi, dan modalitas industri
Kesimpulan: konstruksi. Dalam sistem tersebut, modalitas
• Sektor konstruksi memiliki peran penting pasar konstruksi akan direspon oleh
dalam perekonomian nasional, diantarnya modalitas industri konstruksi (kapasitas,
karena kontribusinya terhadap PDB dan model usaha, rantai pasok, dan katalog
pertumbuhan ekonomi, kapasitasnya dalam produk) untuk semua jenis modalitas
penyerapan tenaga kerja, keterkaitannya sumber daya konstruksi (BUJK, TKK, serta
dengan sektor ekonomi lain baik ke belakang material, peralatan dan teknologi konstruksi),
(backward) maupun ke depan (forward), dimana modalitas sistem transaksi pasar
serta kemampuannya sebagai solusi dalam akan direspon oleh rantai pasok industri
pemulihan dampak “bencana ekonomi”. Oleh konstruksi;
karena itu, sudah seharusnya seluruh aspek • Pengaturan tentang rantai pasok konstruksi
sektor konstruksi, termasuk rantai pasoknya, dalam UUJK 2017 beserta peraturan
dikelola dengan serius untuk mendukung pelaksanaan dan perubahannya sudah cukup
terwujudnya tujuan pembangunan nasional; lengkap, jelas dan rinci. Pengaturan pokok
• Sebagai salah satu sektor ekonomi yang terkait rantai pasok konstruksi diantaranya
penting, sektor konstruksi Indonesia meliputi:
menghadapi berbagai tantangan, o Pemerintah Pusat bertanggung jawab
diantaranya: liberalisasi perdagangan atas meningkatnya kualitas penggunaan
jasa termasuk jasa konstruksi, pasar jasa material, peralatan dan teknologi
konstruksi Indonesia dipandang sebagai konstruksi dalam negeri
pasar jasa konstruksi yang menarik bagi o Tanggung jawab Pemerintah Pusat (yang
BUJK asing serta MPK impor; dijabarkan lebih lanjut dalam wewenang)
• Pasar konstruksi dapat didefinisikan sebagai dilaksanakan oleh Menteri (PUPR),
besarnya permintaan/ kebutuhan barang dan/ berkoordinasi dengan Menteri teknis
atau jasa yang diperlukan untuk rangkaian terkait:
proses pembangunan suatu bangunan. o Pemerintah Pusat berwenang
Pasar konstruksi lazim dianalisis dengan mengembangkan sistem rantai pasok
menggunakan metode Structure (struktur), Jasa Konstruksi dan membangun sistem
Conduct (perilaku) and Performance (kinerja), rantai pasok material, peralatan dan
disingkat SCP; teknologi konstruksi;
• Modalitas pasar konstruksi yang meliputi: o Sumber daya material dan peralatan
informasi pasar, market entry, sistem konstruksi harus lulus uji dari lembaga
transaksi, dan jaminan mutu akan yang berwenang;
menentukan jenis, jumlah (kuantitas), o Sumber daya peralatan yang digunakan
kualitas, waktu dan lokasi di mana material dalam pekerjaan konstruksi harus
dan peralatan konstruksi diperlukan; teregistrasi oleh Menteri (PUPR) dalam
• Sistem Industri Konstruksi merupakan SIJK terintegrasi.
matriks tiga dimensi (3D) dari modalitas

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 365


• Pengaturan tersebut memberikan implikasi antar rantai pasok BUJK dalam pengadaan
terhadap pembinaan konstruksi oleh barang/ jasa konstruksi.
pemerintah dan praktek layanan jasa • Berdasarkan kriteria yang diusulkan, material
konstruksi oleh BUJK. dan peralatan konstruksi (MPK) utama dalam
• Sistem Rantai Pasok Konstruksi dapat sistem Rantai Pasok (RP) MPK Tingkat Makro
didefinisikan sebagai sebuah sistem yang meliputi: semen, baja, aspal, alat berat dan
melibatkan penyedia jasa utama, subpenyedia beton pracetak.
jasa/pemasok/ vendor, produsen, distributor, • Isu strategis dalam pembangunan Sistem
penjual, dan layanan transportasi yang RP MPK utama, diantaranya adalah: adanya
diciptakan untuk mengubah bahan dasar mismatch antara demand-supply, baik
menjadi suatu produk konstruksi (bangunan) dalam aspek kuantitas, kualitas, lokasi dan/
sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengguna atau waktu; supply channel RP MPK relatif
sesuai dengan nilai (value) yang dimintanya. panjang dan mahal karena banyaknya trading
• Pengelolaan rantai pasok konstruksi sepanjang RP MPK; sistem logistik nasional
adalah rekayasa yang harus dilakukan yang kurang efisien; adanya ketergantungan
untuk menyamakan pandangan serta terhadap MPK impor, khususnya aspal, baja
mendefinisikan dan menerapkan nilai (value) dan alat berat; serta database MPK utama
yang diinginkan pada setiap jenjang agar yang tercatat pada SIMPK masih terbatas.
industri konstruksi berkinerja tinggi. • Kinerja RP semen nasional: Kapasitas
• Rantai pasok konstruksi pada hakekatnya produksi total pada Tahun 2019 sebesar 110
adalah rantai nilai (value). Oleh karena itu, juta ton dengan penjualan sebesar 70 juta
focal point pengelola rantai pasok harus ton (tingkat utilitas rata-rata 64%), 30%
mendefinisikan dan menetapkan nilai (value) diantaranya untuk infrastruktur dan sisanya
yang harus diemban bersama oleh seluruh non-infrastruktur. Ekspor semen pada
anggota organisasi rantai pasok. Tahun 2019 sebesar 6,5 juta ton. Masih sering
• Rantai pasok konstruksi dapat dibedakan terjadi bottlenecking sistem transportasi.
menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu mikro (tingkat Akibat pandemik COVID-19 penjualan semen
proyek konstruksi), meso (tingkat BUJK), dan domestik dan ekspor turun sebesar 10%.
makro (tingkat industri konstruksi/nasional). • Kinerja RP baja nasional: Kapasitas produksi
• Tantangan utama yang dihadapi dalam total pada Tahun 2019 sebesar 33,76 juta ton
pengembangan rantai pasok konstruksi yang dengan produksi riil sebesar 11,08 juta ton
efektif, efisien, berkelanjutan dan mandiri (tingkat utilitas rata-rata 33%) dimana sekitar
diantaranya meliputi: belum sepenuhnya 70% bahan baku produksi baja harus diimpor.
terwujud harmonisasi dan koordinasi Konsumsi baja pada Tahun 2019 sebesar 15,9
antar K/L terkait, pada umumnya BUJK juta ton, sehingga baja yang diimpor sebesar
kualifikasi menengah dan kecil kesulitan 4,82 juta ton (sekitar 30%) pada hal utilitasi
untuk mengembangkan sistem rantai pasok kapasitas produksi rata-rata hanya 33%.
konstruksinya (tingkat meso dan mikro) Pemakaian baja untuk konstruksi pada Tahun
sendiri, serta belum terjadinya persaingan 2019 sebesar 12,2 juta ton (77% dari konsumsi

366 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

baja total). Akibat pandemi COVID-19, terakhir sangat berfluktuasi antara 6-17 ribu
permintaan akan baja turun sebesar 50%, unit per tahun, yaitu sangat dipengaruhi oleh
sehingga tingkat utilisasi kapasitas produksi fluktuasi harga komoditas pertambangan
hanya berkisar 15-35%. dan perkebunan serta pelaksanaan proyek
• Kinerja RP aspal nasional: Konsumsi asmin infrastruktur pemerintah. Kebutuhan alat
Tahun 2019 sebesar 1,3 juta ton. Pasokan berat pada tahun 2019 sebesar 9 ribu unit,
asmin PT Pertamina pada Tahun 2019 sebesar namun hanya sekitar 6 ribu unit (60% dari
710 ribu ton (54% dari konsumsi), dimana 355 kapasitas produksi HINABI) yang dipasok oleh
ribu ton (27% dari konsumsi) diantaranya HINABI. Sementara impor alat berat pada
adalah produksi PT Pertamina dan 355 ribu ton Tahun 2019 sebanyak 1.600 unit (18% dari
(27% dari konsumsi) sisanya dari impor oleh kebutuhan alat berat Tahun 2019).
PT Pertamina, sedangkan sekitar 604 ribu ton • Kinerja RP beton pracetak: Kapasitas
(46% dari konsumsi) pasokan lainnya berasal produksi anggota AP3I terus meningkat
dari impor oleh kompetitor PT Pertamina. dari tahun ke tahun, yaitu dari 24,57 juta ton
pada Tahun 2014 menjadi 42,68 juta ton pada
Kapasitas produksi asbuton pada Tahun 2019 Tahun 2019, 44,81 juta ton pada Tahun 2020
sebesar 865 ribu ton (ekivalen dengan 126 ribu dan diprogramkan meningkat menjadi 54,47
ton asmin atau sekitar 10% dari konsumsi juta ton pada Tahun 2024. Realisasi produksi
asmin pada tahun 2019). Program pemakaian anggota AP3I juga terus meningkat dari 20,88
asbuton Kementerian PUPR Tahun 2019 juta ton pada tahun 2014 menjadi 36,28 juta
sebesar 70 ribu ton, namun realisasinya ton (tingkat utilisasi kapas produksi sebesar
sebesar 21 ribu ton (1,6% dari konsumsi asmin). 85%) pada Tahun 2019. Dengan kapasitas
Dengan cadangan asbuton sebesar 667 juta tersebut, anggota AP3I akan mampu
ton (ekivalen dengan 97 juta ton asmin) dan memenuhi kebutuhan beton pracetak
perbandingan pemakaian asmin/asbuton sampai dengan Tahun 2024 (termasuk untuk
sebesar 50%/50% dengan kebutuhan aspal memenuhi kebutuhan pembangunan IKN
rata-rata sebesar 1,4 juta ton, maka cadangan sebesar 27,52 juta ton antara Tahun 2021-
deposit asbuton Indonesia baru akan habis 2024) dengan tingkat utilitasi kapasitas
dalam waktu 140 tahun. Disamping itu, impor produksi sebesar 64%. Kendala utama yang
asmin bisa ditekan dari 75% menjadi 25%. dihadapi adalah tingginya ketergantungan
• Kinerja RP peralatan konstruksi: Jumlah terhadap material impor terlebih karena
alat berat pada Tahun 2019 sebesar 88 ribu harga material dalam negeri sering lebih
unit, 20% diantaranya digunakan di sektor mahal dari pada material impor. Kendala lain
konstruksi, sedangkan 80% selebihnya yang dihadapi adalah adanya bottlenecking
digunakan di sektor lainnya, terutama sistem jaringan transportasi.
pertambangan, perkebunan dan pertanian. • Harmonisasi sistem RP MPK utama Tingkat
Sejak Tahun 2012, kapasitas produksi Makro pada hakekatnya adalah upaya untuk
HINABI sebesar 10 ribu unit, sementara tren menyeimbangkan (link and match) antara
kebutuhan alat berat baru selama 10 tahun demand-supply MPK utama dalam rangka

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 367


menciptakan RP MPK nasional yang efektif, transportasi nasional.
efisien dan mandiri. • Mengingat pembinaan terhadap kelima
• Untuk dapat memberikan informasi Deret (tiers) Sistem RP MPK menjadi
demand yang kredibel bagi pengembangan tanggung jawab beberapa K/L, maka untuk
kebijakan Pemerintah serta strategi usaha mewujudkan Sistem RP MPK Tingkat Makro
dan investasi oleh pelaku usaha, diperlukan yang efektif, efisien dan mandiri harus
informasi potensi (outlook) pasar konstruksi dilakukan harmonisasi terhadap regulasi yang
minimal lima (5) tahun ke depan serta model mengatur kelima deret rantai pasok tersebut
perhitungan kebutuhan MPK utama yang serta koordinasi diantara K/L pembina yang
dapat diandalkan. terkait.
• Analisis pasar konstruksi dan pengembangan • Peran Kementerian PUPR dalam
model perhitungan kebutuhan MPK utama pengembangan Sistem Rantai Pasok
memerlukan time series data pangsa pasar Konstruksi (SRPK) Tingkat Makro, diantaranya
konstruksi serta analisis biaya satuan meliputi:
pekerjaan untuk setiap jenis bangunan yang o Melaksanakan harmonisasi regulasi dan
didasarkan pada populasi data eksisting koordinasi dengan K/L dan pemangku
yang komprehensif dan representatif, tidak kepentingan terkait;
terbatas pada bangunan infrastruktur PUPR o Menetapkan dan mengendalikan nilai
saja, namun juga infrastruktur lainnya dan (value) yang harus diemban oleh sistem
bangunan non-infrastruktur yang dirinci per rantai pasok;
wilayah dan per satuan waktu. o Membangun sistem informasi potensi
• Data dan informasi yang diperlukan pada pasar konstruksi ke depan;
sisi supply untuk setiap jenis MPK utama o Mengembangkan model perhitungan
diantaranya meliputi: lokasi pabrik, kapasitas kebutuhan MPK utama;
produksi, tingkat utilisasi kapasitas produksi, o Melakukan pencatatan terhadap
data MPK utama impor, supply channel, serta MPK utama yang telah lulus uji serta
tingkat kandungan dalam negeri. mempublikasikan data hasil pencatatan
• Dalam proses analisis link and match, juga tersebut secara real time untuk dapat
perlu dilakukan identifikasi permasalahan/ diakses oleh para pemangku kepentingan
kendala/bottlenecking yang dihadapi terkait;
oleh Sistem RP MPK Tingkat Makro serta o Melakukan analisis link and match
kebutuhan harmonisasi regulasi dan terhadap demand-supply MPK utama;
koordinasi antar instansi/lembaga terkait o Mengidentifikasi permasalahan/kendala/
dalam rangka peningkatan efektifitas, bottlenecking yang dihadapi oleh
efisiensi dan kemandirian Sistem RP MPK sistem rantai pasok beserta kebutuhan
Tingkat Makro yang ada. harmonisasi regulasi dan koordinasi antar
• Untuk meningkatkan efisiensinya, Sistem K/L terkait;
RP MPK Tingkat Makro harus secara o Mendorong terciptanya supply channel
terus menerus diharmonisasi dengan MPK utama yang lebih efisien, diantaranya
sistem logistik dan pembangunan sarpras dengan menyelenggarakan pengadaan

368 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

barang/jasa konstruksi melalui e-katalog utama (key performance indicator /KPI)


sektoral; penerapan SRPK pada proyek konstruksi;
o Melakukan harmonisasi regulasi, dan o Melakukan monitoring dan evaluasi
program penyelenggaraan infrastruktur penerapan SRPK Tingkat Mikro pada
transportasi dengan K/L terkait dalam proyek konstruksi.
rangka meningkatkan efisiensi sistem
logistik nasional; Rekomendasi
o Melakukan harmonisasi regulasi, dan • Sesuai amanah Pasal 4 ayat (2) UUJK
koordinasi dengan K/L terkait dalam 2017, bahwa tanggung jawab Pemerintah
rangka meningkatkan TKDN MPK utama; Pusat dalam pembinaan Jasa Konstruksi
o Menyusun suatu road map pengembangan dilaksanakan oleh Menteri (PUPR),
SRPK yang efektif, efisien dan mandiri berkoordinasi dengan menteri teknis terkait,
dengan melibatkan seluruh pemangku diharapkan Kementerian PUPR dapat
kepentingan. menjadi focal point dalam pengembangan
dan implementasi SRPK.
• Peran Kementerian PUPR dalam • Disamping hal tersebut, sebagai pembina
pengembangan SRPK Tingkat Meso, dan pengguna jasa konstruksi, Kementerian
diantaranya meliputi: PUPR berkepentingan untuk mewujudkan
o Menerbitkan pedoman pengembangan industri konstruksi yang berdaya saing tinggi
dan penerapan SRPK Tingkat Meso yang salah satunya didukung oleh SRPK
sebagai acuan bagi BUJK dan asosiasi yang efisien, efektif dan mandiri. Untuk itu,
BUJK; Kementerian PUPR perlu mendefinisikan dan
o Mengembangkan indikator kinerja menetapkan nilai (value) yang harus diemban
utama (key performance indicator /KPI) bersama oleh seluruh anggota SRPK Tingkat
penerapan SRPK pada BUJK dan asosiasi Makro.
BUJK; • Diusulkan agar nilai (value) tersebut adalah
o melakukan monitoring dan evaluasi efektif (tepat kuantitas, kualitas, lokasi dan
penerapan SRPK Tingkat Meso pada BUJK waktu), efisien dan mandiri.
dan asosiasi BUJK; • Tingkat utilisasi kapasitas produksi semen
o Mengembangkan dan menerapkan sistem anggota ASI pada tahun 2019 rata-rata
pengadaan barang/jasa konstruksi sebesar 64%. Sehingga, untuk sementara,
berbasis rantai pasok Jasa Konstruksi, diharapkan tidak dilakukan penambahan
kapasitas produksi.
• Peran Kementerian PUPR dalam • Tingkat utilisasi kapasitas produksi baja
pengembangan SRPK Tingkat Mikro, anggota IISIA pada tahun 2019 rata-rata
diantaranya meliputi: sebesar 33%, sehingga seharusnya mampu
o Menerbitkan pedoman pengembangan memenuhi kebutuhan baja nasional. Untuk
dan penerapan SRPK Tingkat Mikro dalam itu, perlu dilakukan upaya bersama untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi; mengurangi produk baja impor secara
o Mengembangkan indikator kinerja bertahap.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 369


• Nilai tambah produksi baja nasional masih • Para asosiasi terkait rantai pasok
relatif rendah karena tingginya jumlah mengharapkan adanya peningkatan kapasitas
komponen bahan baku impor, sehingga perlu jaringan infrastruktur transportasi dalam
dilakukan upaya bersama untuk mendorong rangka mengurangi bottle necking distribusi
peningkatan produksi bahan baku baja. MPK utama.
• Jumlah asmin impor dalam pemenuhan • Dalam rangka mewujudkan SRPK Tingkat
kebutuhan aspal nasional pada Tahun 2019 Makro yang efektif, efisien dan mandiri, maka
masih tinggi (sekitar 75%), pada hal Indonesia kegiatan harmonisasi regulasi dan program
memiliki cadangan asbuton yang sangat serta koordinasi dengan K/L dan pemangku
besar (667 juta ton atau ekivalen dengan 97 kepentingan lainnya (khususnya yang terkait
juta ton asmin). Untuk itu, perlu dilakukan dengan pembinaan kelima Deret (Tiers) rantai
upaya bersama untuk meningkatkan pasok tersebut, sistem logistik nasional,
pemakaian asbuton sebagai substitusi sistem jaringan transportasi nasional dan
terhadap 50% pemakaian asmin. peningkatan TKDN), perlu terus ditingkatkan.
• Pasokan alat berat oleh anggota HINABI • Perlu dibangun sistem informasi potensi
pada Tahun 2019 sebesar 6 ribu unit (60% (outlook) pasar konstruksi nasioanal
dari kapasitas produksi HINABI), sementara yang didasarkan pada time series data
pasokan alat berat impor sebesar 1.600 unit pangsa pasar konstruksi dekade terakhir
(18% dari kebutuhan alat berat Tahun 2019). serta informasi kebijakan dan program
Dengan demikian, sesungguhnya kebutuhan pembangunan ke depan (minimal 5 tahun)
alat berat nasional sebesar 9 ribu unit dapat yang dirinci per wilayah dan satuan waktu
dipenuhi oleh HINABI. sesuai dengan struktur pasarnya (baik untuk
• Pemakaian alat berat untuk industri pembangunan infrastruktur maupun non-
konstruksi hanya sekitar 20% dari alat berat infrastruktur) yang kredibel untuk perumusan
yang ada, selebihnya terutama digunakan kebijakan Pemerintah, dan penyiapan strategi
di sektor pertambangan, perkebunan dan investasi oleh BUJK.
pertanian. Dengan demikian, pengelolaan • Perlu dilakukan pemantapan dan
Sistem RP Peralatan Konstruksi harus pemutakhiran model perhitungan kebutuhan
memperhitungkan fluktuasi pemakaian alat MPK utama beserta aplikasinya yang dimuat
berat oleh sektor lain tersebut. dalam SIMPK.
• Tingkat utilisasi kapasitas produksi beton • Perlu percepatan proses pencatatan MPK
pracetak anggota AP3I pada Tahun 2019 utama yang telah lulus uji dalam database
sebesar 85% (ideal). AP3I telah menyiapkan SIMPK serta melanjutkan pemutakhiran
program pengembangan kapasitas produksi data dan informasi terkait RP MPK yang
untuk memenuhi kebutuhan beton pracetak disampaikan oleh asosiasi terkait secara
pada Tahun 2024. Namun demikian, perlu periodik.
dilakukan upaya bersama untuk mengatasi • Perlu dilakukan analisis link and match
permasalahan ketergantungan pada secara periodik terhadap demand-supply
komponen material impor.

370 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

MPK utama berdasarkan data, informasi dan BUJK dan asosiasi BUJK;
model perhitungan di atas dalam rangka • Perlu dikembangkan dan diterapkan sistem
identifikasi permasalahan/kendala/bottle pengadaan barang/jasa konstruksi berbasis
necking yang dihadapi oleh SRPK Tingkat rantai pasok Jasa Konstruksi,
Makro serta kebutuhan harmonisasi regulasi • Perlu diterbitkan pedoman pengembangan
dan koordinasi antar K/L dalam rangka dan penerapan SRPK Tingkat Mikro dalam
peningkatan efektifitas, efisiensi dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sebagai
kemandirian sistem rantai pasok tersebut. acuan bagi BUJK.
• Perlu didorong terciptanya supply channel • Indikator kinerja utama (key performance
MPK utama yang lebih efisien, salah indicator /KPI) penerapan SRPK pada proyek
satunya melalui perluasan penyelenggaraan konstruksi yang telah dikembangkan dan
pengadaan barang/jasa konstruksi melalui dicobaujikan perlu segera ditetapkan;
e-katalog sektoral dalam rangka memotong • Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi
elemen rantai pasok yang tidak perlu. terhadap penerapan SRPK Tingkat Mikro
• Perlu disusun suatu road map secara pada proyek konstruksi.
inklusif dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan terkait sehingga DAFTAR PUSTAKA
dapat menggalang ownership mereka
untuk melaksanakan kewenangan dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
mengerahkan sumber daya masing-masing Konstruksi.
dalam mewujudkan tujuan pengembangan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
rantai pasok Jasa Konstruksi yang efektif, Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
efisien dan mandiri. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
• Mengingat BUJK kualifikasi menengah Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang
dan kecil mengalami kesulitan untuk Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
mengembangkan sistem rantai 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
pasoknya sendiri, maka asosiasi BUJK Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017.
yang mewadahinya diharapkan dapat Natsir, Mochammad, “Sistem Rantai Pasok Material dan
mengembangkan SRPK Tingkat Meso yang Peralatan Konstruksi untuk Mendukung Investasi
dapat diakses dan dimanfaatkan oleh para Infrastruktur”, Buku Konstruksi Indonesia 2011,
anggotanya. Kementerian Pekerjaan Umum RI, Jakarta, 2011.
• Perlu diterbitkan pedoman pengembangan Goeritno, Bambang, “Harmonisasi Sumber Daya
dan penerapan SRPK Tingkat Meso sebagai Konstruksi”, Buku Konstruksi Indonesia 2012,
acuan bagi BUJK dan asosiasi BUJK. Kementerian Pekerjaan Umum RI, Jakarta, 2012.
• Indikator kinerja utama (key performance Santoso, Widodo (Ketua Asosiasi Semen Indonesia/
indicator /KPI) penerapan SRPK pada BUJK ASI), “Perkembangan Industri Semen Indonesia”,
dan asosiasi BUJK yang telah dikembangkan Forum Konsolidasi Rantai Pasok MPK, Direktorat
dan dicobaujikan perlu segera ditetapkan; Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi-
• Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
terhadap penerapan SRPK Tingkat Meso pada Rakyat, Jakarta, 17 September 2020.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 371


The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA),
“Kesiapan Dukungan Data dan Informasi Baja
Konstruksi untuk Kebaruan Data Rantai Pasok
MPK dalam Aplikasi SIMPK”, Forum Konsolidasi
Rantai Pasok MPK, Direktorat Kelembagaan dan
Sumber Daya Konstruksi-Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, 17
September 2020.
PT Pertamina, “Bitumen Pertamina”, Forum Konsolidasi
Rantai Pasok MPK, Direktorat Kelembagaan dan
Sumber Daya Konstruksi-Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, 17
September 2020.
Putranto, Dwi (Ketua Asosiasi Pengembang Aspal
Buton Indonesia /ASPABI), “Data Suplai Aspal
Buton”, FGD Identifikasi Kebutuhan Data dan
Penentuan Metode Pengumpulan Data Supply
Material Aspal Minyak dan Aspal Buton, Direktorat
Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi-
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Jakarta, 12 September 2020.
Putranto, Dwi (Ketua Asosiasi Pengembang Aspal
Buton Indonesia /ASPABI), “Data Suplai Aspal
Buton”, Forum Konsolidasi Rantai Pasok MPK,
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya
Konstruksi-Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Jakarta, 17 September 2020.
Perkumpulan Industri Alat Basar Indonesia (HINABI),
“Dukungan Ketersediaan Data dan Informasi
serta Validasi Data Pasokan/Supply Alat Berat”,
Forum Konsolidasi Rantai Pasok MPK, Direktorat
Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi-
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Jakarta, 17 September 2020.
Djutrisno, Benny (Anemer Aspal dan Beton Indonesia/
AABI), “Pemutakhiran Data dan Informasi Supply Daya Konstruksi-Kementerian Pekerjaan Umum
Peralatan Produksi”, Forum Konsolidasi Rantai dan Perumahan Rakyat, Jakarta, 17 September
Pasok MPK, Direktorat Kelembagaan dan Sumber 2020.

372 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Masjid Istiqlal, Jakarta

Wantoro, Agus (Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Konsolidasi Rantai Pasok MPK, Direktorat
Pracetak dan Prategang Indonesia/AP3I), Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi-
“Kesiapan Dukungan Ketersediaan Data dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Informasi serta Validasi Data Pasokan PRODUK Rakyat, Jakarta, 17 September 2020.
Pracetak dan Prategang dalam Aplikasi Informasi
Material dan Peralatan Kostruksi (SIMPK)”, Forum
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 373
6.2
DIGITALISASI PENGELOLAAN
RANTAI PASOK MATERIAL DAN
PERALATAN KONSTRUKSI
Nicodemus Daud
Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Yolanda Indah Permatasari


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

PENDAHULUAN

Dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, rantai pasok mempunyai peranan yang


sangat penting dan dapat mempengaruhi kinerja penyelenggaraan jasa konstruksi
serta keberhasilan suatu proyek jasa konstruksi. Oleh karena itu, diperlukan
manajemen rantai pasok (atau yang dikenal dengan supply chain management)
pada penyelenggaraan jasa konstruksi yang diimplementasikan dengan baik dan
optimal, sehingga pelaksanaan konstruksi dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai
anggaran, dan sesuai dengan kualitas yang ditetapkan.

Peranan krusial manajemen rantai pasok pada bidang konstruksi telah diamati
sejak lama. Pada jurnal yang ditulis oleh Ruben Vrijhoef dan Lauri Koskela (2000)
telah mengidentifikasi 4 (empat) peranan dari manajemen rantai pasok pada
konstruksi yaitu:
a. Meningkatkan antarmuka antara aktivitas lapangan (site) dan rantai pasok,
sangat berkaitan dengan hubungan antara pemasok (supplier) dan kontraktor
dalam memperbaiki alur material dan logistik;
b. meningkatkan rantai pasok, dengan mengurangi faktor-faktor seperti

374 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


ketidakpastian (uncertainty) rantai pasok, a. Pada Pasal 5 Ayat 1 huruf f dijelaskan bahwa
kondisi lapangan dan kapasitas yang salah satu kewenangan Pemerintah Pusat
beragam; adalah mengembangkan sistem rantai pasok
c. memindahkan aktivitas dari lapangan jasa konstruksi1). Kewenangan tersebut
ke rantai pasok, salah satunya dengan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
industrialisasi dan pengembangan komponen tanggung jawab Pemerintah Pusat untuk
konstruksi prafabrikasi; dan meningkatkan kemampuan dan kapasitas
d. integrasi aktivitas lapangan dan rantai pasok, usaha jasa konstruksi nasional.
contohnya penerapan open building yang b. Pada Pasal 5 Ayat 5 huruf g dijelaskan bahwa
memungkinkan adaptasi pada siklus hidup salah satu kewenangan Pemerintah Pusat
bangunan. adalah membangun sistem rantai pasok
material, peralatan, dan teknologi konstruksi.
Dengan meningkatnya laju pembangunan Kewenangan tersebut dilaksanakan dalam
infrastruktur, kontraktor utama dalam konstruksi rangka meningkatkan kualitas penggunaan
juga mengalami peningkatan kebutuhan tenaga material dan peralatan konstruksi serta
kerja dan material. Bahkan diperkirakan, kedua teknologi konstruksi dalam negeri.
komponen tersebut berkontribusi terhadap c. Pada Pasal 17 Ayat 1 dijelaskan bahwa kegiatan
75% turnover (tingkat perputaran usaha) dari usaha jasa konstruksi didukung dengan usaha
kontraktor utama. Akibatnya, kontraktor utama rantai pasok sumber daya konstruksi2). Lebih
menjadi sangat bergantung kepada aktor lain lanjut pada Ayat 2 dijelaskan bahwa sumber
pada rantai pasok konstruksi seperti pemasok daya konstruksi diutamakan berasal dari
dan subkontraktor. Pada subbagian berikut produksi dalam negeri.
akan dijabarkan landasan hukum dan regulasi
pengelolaan rantai pasok material dan peralatan Tanggung jawab terkait rantai pasok konstruksi
konstruksi saat ini. di atas dilaksanakan oleh Menteri, dalam hal ini
adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINTY) DAN pemerintahan di bidang jasa konstruksi atau
URGENSI DIGITALISASI PENGELOLAAN Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
RANTAI PASOK MATERIAL DAN dengan berkoordinasi dengan menteri teknis
PERALATAN KONSTRUKSI terkait sebagaimana dijelaskan pada Pasal 4 Ayat
2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tersebut.
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun Lebih lanjut, dalam Peraturan Pemerintah Nomor
2017 tentang Jasa Konstruksi, menjelaskan 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
pengaturan terkait rantai pasok konstruksi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
sebagai berikut:

1
Pengertian rantai pasok jasa konstruksi sebagaimana dijelaskan pada Penjelasan Pasal 17 adalah alur kegiatan produksi dan
distribusi material, peralatan, dan teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan jasa konstruksi.
2
Pada Penjelasan Pasal 17 Ayat (1) dijelaskan bahwa dukungan rantai pasok sumber daya konstruksi diselenggarakan dalam
rangka menjamin kecukupan dan keberlanjutan pasokan sumber daya konstruksi. Usaha rantai pasok sumber daya konstruksi
antara lain usaha pemasok bahan bangunan, usaha pemasok peralatan konstruksi, usaha pemasok teknologi konstruksi, dan
usaha pemasok sumber daya manusia.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 375


Jasa Konstruksi menjelaskan pengaturan terkait standar dan mengoptimalkan penggunaan
rantai pasok konstruksi secara lebih detail material dan peralatan dalam negeri; dan
sebagai berikut: ∙ Sumber daya peralatan konstruksi yang
a. Pada Pasal 1 Nomor 24 dijelaskan bahwa digunakan dalam pekerjaan konstruksi
pengertian usaha rantai pasok sumber harus teregistrasi oleh Menteri dalam
daya konstruksi adalah kegiatan ekonomi Sistem Informasi Jasa Konstruksi
terkait dengan hasil produksi dan distribusi terintegrasi.
material, peralatan, teknologi, dan tenaga
kerja konstruksi dari hulu hingga hilir untuk Dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah
mendukung pelaksanaan kegiatan jasa tersebut, terdapat perubahan yang perlu
konstruksi; dilakukan terhadap pelaksanaan registrasi
b. Pada Pasal 24 dijelaskan bahwa: yang sebelumnya hanya dilakukan pada sumber
∙ Kegiatan usaha jasa konstruksi didukung daya peralatan konstruksi, disesuaikan menjadi
dengan usaha rantai pasok sumber daya pencatatan sumber daya material dan peralatan
konstruksi; dan konstruksi. Perubahan tersebut dicantumkan
∙ Usaha rantai pasok sumber daya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
konstruksi meliputi: usaha pemasok 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
bahan bangunan, usaha pemasok Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
peralatan, usaha pemasok teknologi; dan Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2
usaha pemasok sumber daya manusia. Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Pencatatan
c. Pada Pasal 25 dijelaskan bahwa: sumber daya material dan peralatan konstruksi
∙ Sumber daya konstruksi dalam usaha tersebut kemudian telah diatur lebih lanjut pada
rantai pasok sumber daya konstruksi Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2021
diutamakan berasal dari produksi dalam tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan
negeri; Peralatan Konstruksi.
∙ Sumber daya konstruksi mengutamakan
produk lokal, unggulan, dan ramah Sehingga berdasarkan penjabaran di atas,
lingkungan yang terdiri atas: sumber daya landasan hukum dan regulasi pengelolaan rantai
material, sumber daya peralatan, sumber pasok material dan peralatan konstruksi telah
daya teknologi, dan sumber daya manusia; tersedia baik dari landasan hukum tertinggi
dan yakni Undang-Undang hingga peraturan
∙ Sumber daya konstruksi harus memenuhi pelaksanaannya. Dengan adanya landasan
standar keamanan, keselamatan, hukum tersebut, diharapkan dapat mengurangi
kesehatan, dan keberlanjutan. ketidakpastian (uncertainty) dan mengurai
d. Pada Pasal 26 dijelaskan bahwa: isu strategis dalam pengelolaan rantai pasok
∙ Sumber daya material dan peralatan material dan peralatan konstruksi yang akan
konstruksi harus menggunakan material dijelaskan pada subbagian berikut.
dan peralatan yang telah lulus uji dari
lembaga yang berwenang sesuai dengan

376 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Pada pola umum rantai pasok material dan Dalam pergerakan ketiga arus tersebut
peralatan konstruksi menghubungkan 2 (dua) terdapat ketidakpastian (uncertainty) dan
jenis organisasi yang memiliki perannya masing- ketidakseimbangan informasi (asymmetric
masing yaitu: information) antara organisasi pemasok dan
a. Organisasi pemasok/penyedia (supply pengguna yang dapat menyebabkan kendala
organization) yaitu pihak yang menyediakan dalam penyelenggaraan rantai pasok. Dalam
barang/jasa terkait material dan peralatan pengelolaan rantai pasok material dan peralatan
konstruksi. Contoh: pemasok bahan baku konstruksi, terdapat 3 (tiga) ketidakpastian
(raw material), importir, produsen/pemasok masing-masing yang harus dikelola diantaranya:
material dan peralatan konstruksi, penyewa a. Ketidakpastian permintaan diantaranya
alat berat konstruksi; dan variasi produk, kepekaan terhadap harga
b. Organisasi pengguna (demand organization) produk, tingkat pelayanan, perbedaan
yaitu pihak yang membutuhkan dan kuantitas produk, perbedaan ukuran lot, dan
menggunakan material dan peralatan waktu tanggap;
konstruksi. Contoh: masyarakat jasa b. Ketidakpastian pasokan diantaranya kualitas
konstruksi, kementerian, lembaga, instansi, produk, gangguan pada fasilitas produksi,
dan pengguna rantai pasok material dan fleksibilitas kapasitas produksi, tingkat
peralatan konstruksi lainnya. inovasi produk, dan keterbatasan kapasitas
produksi; dan
Diantara kedua jenis organisasi tersebut, c. Ketidakpastian informasi diantaranya
terdapat 3 (tiga) arus yang terjadi dalam disparitas harga, arus distribusi, kelangkaan
hubungan antara sisi organisasi pemasok dengan produksi, jangka waktu, jaminan pasokan,
organisasi pengguna yaitu: dan informasi permintaan.
a. Arus produk dan jasa (product and services
flow) dari organisasi pemasok kepada
organisasi pengguna. Arus ini melibatkan
pergerakan barang dari supplier kepada
pengguna;
b. Arus uang (cash flow) dari organisasi
pengguna kepada organisasi penyedia. Arus
ini melibatkan proses dan jadwal pembayaran
atas produk dan jasa yang diterima; dan Tiga arus yang terjadi dalam
c. Arus informasi (information flow) yang hubungan antara sisi organisasi
berlangsung dua arah antara organisasi
pemasok dengan organisasi
pengguna dan penyedia. Arus ini melibatkan
pertukaran informasi terkait pemesanan dan pengguna yaitu: arus produk,
status dari pengiriman. arus uang, dan arus informasi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 377


Kondisi ini menyebabkan asimetrik informasi m. Distribusi sumber daya material dan peralatan
supply-demand sumber daya konstruksi terhadap konstruksi tidak merata di seluruh wilayah di
ketersediaan (availability by zone and time), Indonesia.
kualitas dan kuantitas (quality and quantity),
variasi harga, serta tingkat komponen dalam Oleh karena itu, pengelolaan data dan informasi
negeri (TKDN). Dengan adanya ketidakpastian terkait rantai pasok material dan peralatan
tersebut dapat menimbulkan isu strategis dalam konstruksi yang akurat dan terkini menjadi hal
pengelolaan rantai pasok material dan peralatan yang krusial untuk diperhatikan dalam rangka
konstruksi 3) sebagai berikut: meningkatkan kinerja pengelolaan rantai pasok
a. Pembinaan material dan peralatan konstruksi material dan peralatan konstruksi. Dalam
yang terfragmentasi; mengatasi isu strategis yang telah dijabarkan
b. Material dan peralatan konstruksi tidak di atas, diperlukan suatu upaya digitalisasi
terdata dengan lengkap dan mutakhir; pengelolaan rantai pasok material dan peralatan
c. Produk material dan peralatan konstruksi konstruksi.
impor semakin besar;
d. Pengendalian material dan peralatan KEBIJAKAN DAN UPAYA KEMENTERIAN
konstruksi belum optimal; PUPR DALAM DIGITALISASI
e. Kelembagaan terkait pembinaan material dan PENGELOLAAN RANTAI PASOK MATERIAL
peralatan konstruksi pusat dan daerah belum DAN PERALATAN KONSTRUKSI
jelas;
f. Pembinaan material dan peralatan konstruksi Sejalan dengan era revolusi industri 4.0,
masih sporadis; industri konstruksi juga turut bertransformasi
g. Pemetaan rantai pasok material dan peralatan menuju industri konstruksi 4.0 dengan arah
konstruksi terkendali; utama yaitu mengembangkan penyelenggaraan
h. Harga material dan peralatan konstruksi jasa konstruksi melibatkan inovasi teknologi
sering bergejolak; konstruksi untuk peningkatan daya saing
i. Industri material dan peralatan konstruksi nasional. Salah satu prinsip dasar yang perlu
belum berkembang; dilakukan adalah membangun big data rantai
j. Sistem informasi terkait material dan pasok industri konstruksi. Salah satu isu
peralatan konstruksi belum terkait dengan strategis yang masih dihadapi dalam rangka
industri konstruksi 4.0; membangun big data rantai pasok material dan
k. Registrasi material dan peralatan konstruksi peralatan konstruksi adalah belum tersedianya
belum dilakukan; informasi yang akurat dan komprehensif
l. Pasokan material dan peralatan konstruksi mengenai data dan analisis terkait kebutuhan
belum terintegrasi dengan rantai pasok (demand) dan ketersediaan (supply) dari material
konstruksi; dan dan peralatan konstruksi. Informasi jumlah

3
Materi Pembahasan Ir. Akhmad Suraji, M.T., Ph.D., IPM berjudul “Rekomendasi Output dan Outcome Pembinaan Material dan
Peralatan Konstruksi 2020-2024” pada kegiatan Pembahasan Visi dan Pembinaan Rantai Pasok Sumber Daya Material dan
Peralatan Konstruksi Tahun 2020-2024” tanggal 8 April 2019.

378 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

kebutuhan dan pasokan material dan peralatan material dan peralatan konstruksi pada tahun
konstruksi masih belum termuat sepenuhnya sebelumnya, yang kemudian dibuat menjadi
dalam database, masih terpencar-pencar, dan tren yang dapat digunakan untuk menghitung
belum terpusat, sehingga menyebabkan data dan estimasi kebutuhan material dan peralatan
informasi belum dapat diakses oleh masyarakat konstruksi kedepannya.
jasa konstruksi. Untuk itu keberadaan sistem
informasi material dan peralatan konstruksi Dalam rangka memperoleh data dan informasi
dirasakan sangat penting. supply material dan peralatan konstruksi,
Kementerian PUPR melalui Direktorat
Oleh karena itu, salah satu upaya Kementerian Jenderal Bina Konstruksi telah melakukan
PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Penandatanganan Pakta Komitmen Bersama
Konstruksi dalam digitalisasi pengelolaan rantai tentang Penyediaan Data dan Informasi Material
pasok material dan peralatan konstruksi adalah dan Peralatan Konstruksi antara Direktur
mengembangkan Sistem Informasi Material dan Jenderal Bina Konstruksi dengan 12 (dua belas)
Peralatan Konstruksi atau yang dikenal dengan asosiasi terkait material dan peralatan konstruksi
SIMPK dalam rangka menghimpun digitalisasi pada tanggal 16 Oktober 2018 untuk menyusun
big data rantai pasok material dan peralatan informasi yang akurat, komprehensif, dan valid,
konstruksi. Dalam SIMPK terdapat beberapa baik dari sisi supply maupun sisi demand. Dengan
fitur yang disediakan terkait data dan informasi demikian, seluruh pemangku kepentingan
rantai pasok material dan peralatan konstruksi dapat berkoordinasi dan berkolaborasi untuk
diantaranya: bersama-sama menghimpun data dan informasi
a. Penyediaan data, informasi, dan peta supply- yang dibutuhkan terkait dengan supply-demand
demand material dan peralatan konstruksi material dan peralatan konstruksi dalam rangka
(MPK), serta informasi umum seperti regulasi mendukung penyelenggaraan pembangunan
dan publikasi terkait MPK; infrastruktur Nasional.
b. Perhitungan estimasi demand MPK berbasis
input data BoQ dan AHSP; Selain itu, SIMPK juga menyediakan fitur
c. Pencatatan sumber daya material dan pencatatan sumber daya material dan peralatan
peralatan konstruksi (SDMPK); dan konstruksi sebagaimana diamanatkan dalam
d. Layanan konsultasi terkait MPK. Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2021
tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan
Dengan fitur yang disediakan pada SIMPK, dapat Peralatan Konstruksi, dalam rangka mencatatkan
dilakukan estimasi perhitungan kebutuhan sumber daya material dan peralatan konstruksi
(demand) material dan peralatan konstruksi yang telah lulus uji yang dilakukan menggunakan
Kementerian PUPR yang kemudian dapat Sistem Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi.
dibandingkan dengan data ketersediaan (supply)
material dan peralatan konstruksi yang tersedia Pencatatan untuk sumber daya material
dari asosiasi. Estimasi perhitungan kebutuhan konstruksi dilakukan oleh produsen sumber
material dan peralatan konstruksi Kementerian daya material konstruksi terhadap sumber
PUPR menggunakan data historis dari kebutuhan daya material konstruksi yang telah lulus uji

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 379


dengan dibuktikan dengan Surat Persetujuan PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM
Penggunaan Tanda SNI, Sertifikat Produk DIGITALISASI PENGELOLAAN RANTAI
Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI), dan PASOK MATERIAL DAN PERALATAN
sertifikat lulus uji lainnya yang diterbitkan KONSTRUKSI
oleh Kementerian Perindustrian dan Badan
Standardisasi Nasional. Selain lulus uji, sumber Tentunya dalam penyelenggaraan dan upaya
daya material konstruksi yang dicatatkan juga digitalisasi pengelolaan dan pengolahan data
harus memiliki Sertifikat Tingkat Komponen rantai pasok material dan peralatan konstruksi
Dalam Negeri (TKDN) yang diterbitkan oleh memerlukan keterlibatan dan kolaborasi dengan
Kementerian Perindustrian dalam rangka berbagai pihak, baik lintas kementerian/instansi
mendorong penggunaan produk dalam negeri. maupun asosiasi terkait rantai pasok material
Sedangkan untuk pencatatan sumber daya dan peralatan konstruksi serta masyarakat jasa
peralatan konstruksi dilakukan oleh pemilik konstruksi. Salah satu kunci keberhasilan dalam
sumber daya peralatan konstruksi terhadap pengelolaan rantai pasok material dan peralatan
peralatan konstruksi yang telah lulus uji yang konstruksi adalah terbentuknya suatu sistem
dibuktikan dengan Surat Keterangan Memenuhi informasi terintegrasi yang berisikan data dan
Syarat K3 yang diterbitkan oleh Kementerian informasi dari seluruh pemangku kepentingan
Ketenagakerjaan. (stakeholder) jasa konstruksi.

Dengan fitur yang disediakan melalui SIMPK Hal ini mengingat banyaknya kewenangan
tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat pemangku kepentingan yang saling terkait
diantaranya: dalam pengelolaan rantai pasok jasa konstruksi
a. Membangun big data rantai pasok sumber dalam setiap tingkatan (tier) rantai pasok yang
daya MPK; dapat dilihat pada Gambar 6.2.1 berikut (adopsi
b. Pendataan MPK yang telah lulus uji dan produk dari Adi Papa Pandarangga, 2017). Dengan
dalam negeri; demikian, kedepannya para penanggung jawab
c. Mendukung penjaminan K4 dengan dan pelaksana konstruksi harus memperhatikan
menyediakan data dan informasi terkait terkait rantai pasok sumber daya konstruksi yaitu
sumber daya MPK yang telah memenuhi berupa penggunaan produk material, peralatan,
standar; serta teknologi dari dalam negeri pada setiap
d. Menyediakan basis data harga sebagai penyelenggaraan konstruksi di era kompetisi
referensi menyusun Analisis Perkiraan Biaya berbasis Supply Chain Management (SCM) yang
Pekerjaan; dan terintegrasi.
e. Menyediakan basis data sebagai decision
making tools (DMT) yang dapat digunakan
dalam mengevaluasi kebijakan terkait
pengelolaan sumber daya material dan
peralatan konstruksi.

380 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Gambar 6.2.1. Pemangku Kepentingan dalam Digitalisasi Pengelolaan


Rantai Pasok Material dan Peralatan Konstruksi Kerja

REKOMENDASI DAN LANGKAH KE DEPAN a. Pengembangan dan penerapan sistem


DALAM DIGITALISASI PENGELOLAAN informasi dan komunikasi serta membangun
RANTAI PASOK MATERIAL DAN database rantai pasok material dan peralatan
PERALATAN KONSTRUKSI konstruksi nasional terkait supply-demand
dan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN);
Dengan upaya digitalisasi pengelolaan rantai b. Penguatan peran teknologi dan informasi
pasok material dan peralatan konstruksi yang dalam pengelolaan rantai pasok konstruksi
melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung transformasi konstruksi
tersebut, maka diharapkan juga dapat mendorong berbasis 4.0, salah satunya menggunakan
terciptanya rantai pasok yang tangguh (resilient Building Information Modelling (BIM); dan
supply chain) dengan menggunakan teknologi c. Penataan regulasi dan peraturan dalam
sebagai salah satu pengungkit kunci (key enabler) rangka menjamin kepastian hukum dan
dengan penyediaan database, pemodelan dan menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi
simulasi, dan pelaporan dalam bentuk dashboard kegiatan rantai pasok konstruksi nasional.
(Deloitte, 2013). Dengan tujuan tersebut,
rekomendasi dalam mendorong digitalisasi Berdasarkan rekomendasi tersebut, langkah
pengelolaan rantai pasok material dan peralatan kedepan yang dapat dilakukan dalam digitalisasi
konstruksi adalah sebagai berikut: pengelolaan rantai pasok material dan peralatan
konstruksi diantaranya:

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 381


a. Harmonisasi kebijakan eksisting dan Dari seluruh penjabaran di atas dapat kita lihat
mendatang yang menata rantai pasok sumber urgensi dan betapa pentingnya peran digitalisasi
daya material dan peralatan konstruksi; dalam pengelolaan rantai pasok material dan
b. Mengoptimalkan database supply-demand peralatan konstruksi yang tentunya tidak
sumber daya material dan peralatan dapat terwujud tanpa adanya komitmen dan
konstruksi secara holistik dan terintegrasi; kolaborasi antar seluruh pemangku kepentingan,
c. Sosialisasi database supply-demand sumber baik dari bagian paling hulu pada rantai pasok
daya material dan peralatan konstruksi antar hingga paling hilir. Upaya Kementerian PUPR
unit Kementerian PUPR, lintas kementerian, melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
dan lintas pemerintah daerah; untuk melakukan transformasi dan digitalisasi
d. Penentuan indikator kinerja rantai pasok pengelolaan rantai pasok material dan peralatan
sumber daya material dan peralatan konstruksi telah menjadi suatu langkah yang
konstruksi, baik untuk produsen, konsumen, lebih maju dalam mewujudkan rantai pasok
industri, pemasok, pengguna jasa, dan konstruksi yang efektif dan efisien.
penyedia jasa;
e. Pengembangan, pengawasan, dan pengen-
dalian Sistem Informasi Material dan
Peralatan Konstruksi; dan
f. Optimasi kebijakan rantai pasok sumber daya
material dan peralatan konstruksi.

382 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Deloitte (2013). Supply chain resilience: A risk intelligent tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun
approach to managing global supply chains. 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Kementerian PUPR (2021). Peraturan Menteri PUPR Republik Indonesia (2020). Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Daya Konstruksi. Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Pandarangga, A. P. (2017). Rantai pasok konstruksi: Konstruksi.
konseptualisasi rantai pasok penyelenggaraan Vrijhoef, R., & Koskela, L. (2000). The four roles of
material dan peralatan konstruksi pada industri supply chain management in construction.
konstruksi di indonesia. CV Nugra Media. Klaten. European Journal of Purchasing & Supply
Republik Indonesia (2020). Undang-Undang Nomor 2 Management 6, 169-178.
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Republik Indonesia (2021). Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 383


6.3
Peran Pembina Jasa
Konstruksi dalam
Pengembangan Teknologi
Konstruksi
Herry Vaza
Direktur Pembangunan Jalan,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR

Ati Nurzamiati Hazar Zubir


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

PENDAHULUAN

Salah satu kunci sukses percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia


adalah tepatnya pemilihan dan pemanfaatan teknologi konstruksi. Jayady (2018) 1)
menguraikan teknologi konstruksi meliputi teknologi proses konstruksi, teknologi
produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi. Teknologi proses
konstruksi merupakan metode atau teknik di lapangan dalam merealisasikan
produk teknologi konstruksi, yang mana metode atau teknik tersebut didukung
oleh empat komponen utama yaitu: technoware (equipment, tools, dan machines),
humanware (manpower), infoware (documented facts), dan orgaware (organizational
framework). Sedangkan, teknologi produk konstruksi lebih pada karakteristik dan
keseluruhan fitur yang bernilai pada suatu produk konstruksi (termasuk elemen
penyusun bangunan) yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna. Yang

1
Jayady, Arman (2018): Teknologi Konstruksi: Sebuah Analisis, Jurnal Karkasa Vol.4, ISSN:2580-7595

384 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


terakhir, teknologi manajemen konstruksi yang Terkait dengan tugas pembinaan peralatan dan
berarti metode atau teknik dalam pengelolaan teknologi konstruksi, peran pembinaan jasa
sumber daya secara efektif yang digunakan konstruksi dalam pengembangan teknologi
dalam operasi bisnis konstruksi pada suatu konstruksi sudah cukup maju khususnya untuk
perusahaan dalam berkompetisi, dalam hal ini sektor konstruksi bangunan gedung. Hal ini
dikaitkan dengan mutu, waktu, biaya dan resiko. ditunjukan dengan sudah banyaknya teknologi
Para penyedia jasa “dipaksa” mampu mengejar, konstruksi yang dapat dipakai ulang dan dengan
bahkan menyamai kecepatan perkembangan konsep pabrikasi, segmental dan modular
teknologi konstruksi tersebut serta berinovasi seperti untuk formworks (bekisting), falseworks
dalam pengembangannya. Tujuannya satu, (perancah) maupun scaffolding (alat bantu
percepatan pembangunan infrastruktur kerja). Teknologi konstruksi tersebut dapat
Indonesia yang efektif, efisien dan berkelanjutan juga digunakan untuk pelaksanaan konstruksi
menuju Indonesia Maju. jembatan. Namun karena sistem struktur
jembatan dominan pada aspek kemampuan
Selama ini, jasa konstruksi dipahami mendukung lentur sehingga diperlukan juga
sebagai sektor kegiatan yang dikenal sangat peralatan dan teknologi konstruksi yang
terfragmentasi. Tamin (2013) 2) menguraikan dapat menahan atau mendukung beban mati
fragmentasi dalam jasa konstruksi terjadi baik konstruksi yang berfungsi sebagai perancah
secara vertikal maupun horizontal. Secara disamping bekisting yang ukuran dan bentuknya
vertikal, fragmentasi terjadi dalam sistem disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan.
rantai produksi: produsen material, pemasok, Sementara itu, teknologi konstruksi jembatan
manufaktur, kontraktor dan kontraktor spesialis relatif cukup beragam dan umumnya menjadi
beserta vendor. Sedangkan fragmentasi masterpieces dari setiap lokasi konstruksi
horizontal terjadi dalam rangkaian siklus proyek jembatan. Melihat beragamnya teknologi
mulai dari gagasan, konseptual desain, studi konstruksi untuk jembatan maka dirasakan perlu
kelayakan, perencanaan detail, pengadaan dibuat standardisasi bentuk maupun ukuran
konstruksi, penggunaan alat bantu konstruksi/ sehingga dapat meningkatkan terpenuhinya
teknologi, penyerahan pekerjaan, operasi dan mutu dan ketersediaan rantai pasok, sehingga
pemeliharaan serta rehabilitasi. Fragmentasi dapat terwujudnya konstruksi yang efektif dan
yang terjadi ini, menuntut pentingnya peran efisien.
sebuah institusi pembina sebagai regulator. UU
Jasa Konstruksi No 2 tahun 2017 dan peraturan- Upaya-upaya pembinaaan terkait teknologi
peraturan turunannya telah mengatur peran, konstruksi di Indonesia masih perlu ditingkatkan,
tugas dan tanggung jawab serta kewenangan hal ini tercermin dari fakta yang ada dimana
pembina jasa konstruksi ini, harapannya dunia masih banyaknya teknologi konstruksi
jasa konstruksi Indonesia dapat bertumbuh yang justru menyebabkan biaya konstruksi
dengan sehat dalam harmoni. menjadi mahal. Berdasarkan penjelasan di
atas, tulisan ini dimaksudkan untuk dapat

2
Buku Konstruksi Indonesia 2013

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 385


menjawab bagaimana strategi peningkatan data Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Tahun
peran pembina jasa konstruksi yang dibutuhkan 2020 3) , Kementerian PUPR saat ini jumlah tenaga
dalam pengembangan teknologi konstruksi. kerja konstruksi bersertifikasi belum maksimal
Khususnya, terobosan apa dan upaya strategis dan persebarannya tidak merata. Tahun 2020,
nyata apa yang harus dilakukan sehingga peran jumlah tenaga kerja konstruksi bersertifikat
dari pembina dapat mendorong perkembangan di Indonesia hanya mencapai 778.472 orang
teknologi konstruksi untuk pembangunan dari 8 juta tenaga kerja infrastruktur yang ada
menuju Indonesia maju. (9,6%). Dari 9,6% tersebut, hanya 20% saja
yang merupakan tenaga ahli bersertifikat dan
POTRET DUNIA JASA KONSTRUKSI sisanya merupakan tenaga terampil. Kondisi
ini menunjukkan bahwa komposisi tenaga kerja
Kompetensi Tenaga Kerja infrastruktur belum ideal, dimana 72% tenaga
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur kerja konstruksi hanya lulusan SMA kebawah.4)
yang sangat penting dalam menunjang
keberhasilan dan keberlanjutan pelaksanaan Kecelakaan Konstruksi
pekerjaan konstruksi. PP Nomor 14 Tahun 2021 Masih banyaknya kejadian kecelakaan konstruksi
menyebut bahwa Tenaga Kerja Konstruksi di Indonesia. Umumnya disebabkan oleh
adalah setiap orang yang memiliki keterampilan kelalaian pada tahap pelaksanaan karena tidak
atau pengetahuan dan pengalaman dalam terpenuhinya standar keamanan, keselamatan,
melaksanakan pekerjaan konstruksi yang kesehatan dan keberlanjutan. Kerugian yang
dibuktikan dengan sertifikat kompetensi kerja diakibatkan oleh kecelakaan konstruksi antara
konstruksi. Sertifikat kompetensi didapatkan lain kehilangan harta benda, waktu kerja,
melalui uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi kematian, cacat tetap dan/atau kerusakan
Profesi (LSP) sesuai dengan standar kompetensi lingkungan.5) Kasus banyaknya kecelakaan
kerja nasional Indonesia, standar internasional, konstruksi menghambat perkembangan
dan/atau standar khusus. Hal ini sejalan dengan konstruksi dan mempengaruhi kualitas
UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi infrastruktur nasional.6) Seringkali kurangnya
Pasal 70 yang mengatur bahwa setiap pekerja perhatian terkait kecelakaan kerja pada
konstruksi yang bekerja di sektor konstruksi sektor konstruksi disebabkan oleh berbagai
wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK). faktor: rendahnya kompetensi tenaga kerja
terutama dalam menggunakan alat pengaman
Selain kewajiban SKK, hasil konstruksi sangat dalam bekerja dan beranggapan bahwa kasus
ditentukan oleh kompetensi para tenaga ahli kecelakaan kerja merupakan sebuah takdir.
konstruksi yang terlibat. Namun, berdasarkan Kepedulian akan keselamatan kerja masih

3
Data Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2020, Direktorat Bina Konstruksi – Kementerian PUPR
4
https://properti.kompas.com/read/2021/03/17/210000121/tenaga-kerja-konstruksi-bersertifikat-di-indonesia-hanya-
778.472-orang diakses Selasa, 21 September 2021.
5
Diolah dari Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Pasal 1
Ayat 27
6
Buku Konstruksi Indonesia 2014, hal.41

386 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

rendah, penegakan aturan dan hukum yang bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan
lemah, serta belum berfungsinya sistem insentif setelah penyerahan akhir hasil Jasa Konstruksi.
dan disinsentif premi asuransi kecelakaan. 7) Diperlukan Penilai Ahli, baik orang perseorangan,
Semua persoalan tersebut melatarbelakangi kelompok, maupun lembaga yang diberikan
pembentukan Komite Keselamatan Konstruksi kewenangan untuk melakukan penilaian dalam
(K2K) 8), Komisi Keamanan Jembatan dan hal terjadi kegagalan bangunan.12) Kegagalan
Terowongan Jalan (KKJTJ) 9), Komite Keamanan bangunan merupakan peristiwa hukum yang
Bendungan dan Komite Keselamatan Bangunan memiliki implikasi luas, seperti korban jiwa atau
Gedung (KKBG) 10) oleh Kementerian PUPR. Data kerugian materiil. Bahkan lebih luas lagi dapat
Sekretariat Komite Keselamatan Konstruksi berpengaruh pada kepercayaan publik terhadap
menunjukan sedikitnya terdapat 30 kasus nilai dan kualitas produk jasa konstruksi itu
kecelakaan konstruksi pada rentang tahun 2018- sendiri baik berupa bangunan gedung seperti
2020 dan pihak yang terlibat 80% merupakan rumah dan perkantoran atau bangunan sipil
Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) dan seperti jalan dan jembatan dari sinilah diperlukan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Terhadap adanya penilai ahli kegagalan bangunan.13)
tingginya angka ini, K2K berinisiatif salah
satunya melakukan kegiatan penandatanganan Penilai ahli kegagalan bangunan bertugas
Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi menetapkan tingkat pemenuhan terhadap
Bidang Konstruksi Layang oleh para Direktur ketentuan standar keamanan, keselamatan,
Utama dari Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) kesehatan, dan keberlanjutan; menetapkan
BUMN yang membawahi bidang Quality, Healty, penyebab terjadinya kegagalan bangunan;
Safety, and Environment (QHSE) yang tergabung menetapkan tingkat keruntuhan dan/atau tidak
dalam Forum QHSE BUMN demi mewujudkan berfungsinya bangunan; menetapkan pihak yang
pembangunan infrastruktur yang aman dan zero bertanggung jawab atas kegagalan bangunan
accident. 11) yang terjadi; menetapkan besaran kerugian
keteknikan, serta usulan besarnya ganti rugi
Manajemen Keselamatan Konstruksi yang harus dibayar oleh pihak yang bertanggung
Belum lama ini, Pemerintah menerbitkan Permen jawab; menetapkan jangka waktu pembayaran
PUPR Nomor 8 tahun 2021 tentang Penilai Ahli, kerugian; melaporkan hasil penilaiannya kepada
Kegagalan Bangunan dan Penilaian Kegagalan penanggung jawab bangunan dan Menteri
Bangunan Konstruksi. Terbitnya Permen ini melalui LPJK paling lambat 90 (sembilan puluh)
didorong oleh kondisi banyaknya keruntuhan hari terhitung sejak tanggal pelaksanaan tugas;

7
Buku Konstruksi Indonesia 2013, hal. 15
8
Keputusan Menteri PUPR No. 76/KPTS/M/2020 tentang Komite Keselamatan Konstruksi
9
Peraturan Menteri PUPR No. 41/PRT/M/2015 tentang Penyelenggaraan Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan Pasal 1
Ayat 22
10
Keputusan Menteri PUPR Nomor: 93/KPTS/M/2019 tentang Komite Keselamatan Bangunan Gedung
11
https://www.kompas.com/properti/read/2021/04/12/110000221/30-kecelakaan-dalam-2-tahun-pakta-komitmen-
keselamatan-konstruksi?page=all , diakses pada 21-09-2021
12&13
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8 tahun 2021 tentang Penilai Ahli, Kegagalan Bangunan,
dan Penilaian Kegagalan Bangunan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 387


dan memberikan rekomendasi kebijakan kepada
Menteri dalam rangka pencegahan terjadinya
Kegagalan Bangunan.

Konstruksi Berkelanjutan
Pendekatan konstruksi berkelanjutan
(Sustainable Construction) menjadi sangat
diperlukan untuk menciptakan suatu fasilitas
fisik yang memenuhi tujuan ekonomi, sosial, dan
lingkungan pada saat ini dan pada masa yang akan
datang. Tiga pilar dasarnya adalah layak secara
ekonomi dan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat; mendukung kelestarian lingkungan;
dan mengurangi disparitas sosial masyarakat.
Mendukung konsep ini, dalam bidang konstruksi
dikenal istilah green construction. Contoh
penerapannya dalam bidang jalan antara lain
penggunaan bahan dan material yang dapat
diperbaharui (renewable), penggunaan material
lokal sehingga menghemat biaya pembangunan,
pengurangan penggunaan material berbahaya Politeknik Madiun, Jawa Timur
yang berdampak buruk terhadap lingkungan
seperti material berbasis asbestos karena
berbahaya bagi kesehatan. Serat asbestos yang
halus dan tajam dapat terhirup dan masuk ke dan durabilitas beton), kerikil berbentuk bulat
saluran pernafasan. Dalam jangka panjang, serat (butiran yang bulat mengurangi ikatan antar
asbestos dapat melukai organ pernafasan dan agregat, sehingga mengurangi kuat tekan beton
berakibat fatal. Lebih dari itu, penggunaan bahan yang dihasilkan), dan tailing dari penambangan
baku yang “sehat” juga relevan dengan konsep (jika tailing akan digunakan untuk bahan
konstruksi berkelanjutan ini, seperti material bangunan, perlu dilakukan uji toksisitas pada
beton yang harus dijamin memiliki kekuatan tailing dan air lindinya (leachate).
yang disyaratkan, awet dan campurannya
homogen misalnya menghindari penggunaan Pembinaan Jasa Konstruksi
material campuran beton menggunakan pasir Pentingnya dibentuk instansi pembina sektor
laut (kandungan klorida yang tinggi pada pasir jasa konstruksi di Indonesia adalah untuk
laut menyebabkan beton yang dihasilkan mengembangkan kinerja setiap elemen
memiliki keawetan rendah. kandungan klorida penyelenggara konstruksi, sekaligus untuk
menyebabkan korosi pada baja tulangan dalam mendorong terciptanya kesejahteraan
beton), air gambut (memiliki pH rendah dan masyarakat. UU No 2/2017 tentang jasa
bersifat asam, sehingga mengurangi kekuatan konstruksi menjelaskan bahwa bentuk

388 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Secara jelas bahwa peran dan tanggung jawab


pembina jasa konstruksi adalah meningkatkan
kualitas penggunaan material dan peralatan
konstruksi serta teknologi konstruksi dalam
negeri. Peran pembina dalam pengembangan
teknologi konstruksi tidak secara langsung
sebagai pelaku melainkan sebagai regulator
yang secara perundangan diberi tugas untuk
melakukan pembinaan. Pembinaan harus mampu
untuk membuat pengaturan, melaksanakan
pemberdayaan dan melakukan evaluasi
terhadap kebijakan pengaturan yang ditetapkan.
Sedangkan penyedia jasa konstruksi adalah
mitra kerja yang menyiapkan dan melaksanakan
kegiatan konstruksi/pembangunan. Pembina
jasa konstruksi memiliki kewenangan
mengembangkan standar material dan peralatan
konstruksi serta inovasi teknologi konstruksi.
Selain itu, terbuka peluang pembina jasa
konstruksi untuk mengembangkan kerja sama
dengan institusi penelitian dan pengembangan.
Diseminasi publikasi material, peralatan
konstruksi serta teknologi konstruksi dalam
negeri dapat pula dilakukan kepada seluruh
pembinaan dapat dilakukan melalui pelbagai pemangku kepentingan baik nasional maupun
cara, salah satunya melalui kebijakan-kebijakan internasional, termasuk kaitannya dengan
dari pembina jasa konstruksi sebagai koridor penetapan dan upaya meningkatkan penggunaan
pengembangan jasa konstruksi nasional standar mutu material dan peralatan sesuai
yang bersifat strategis. Tidak hanya berhenti dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
pada poin itu saja, pembina jasa konstruksi
nasional juga harus melakukan monitoring UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
atas penerapan kebijakannya di lapangan dan menyebutkan teknologi konstruksi ke dalam
menjalin komunikasi erat dengan pihak lain teknologi yang dianggap prioritas guna
utamanya pembina jasa konstruksi daerah melindungi kekayaan intelektual atas material
(pemerintah daerah) dan masyarakat jasa dan peralatan konstruksi serta teknologi
konstruksi. Salah satu peran dan tanggung konstruksi hasil penelitian dan pengembangan
jawab pembina jasa konstruksi nasional adalah dalam negeri serta membangun sistem rantai
meningkatkan kualitas penggunaan material dan pasok atau alur kegiatan produksi dan distribusi
peralatan konstruksi serta teknologi konstruksi dari material, peralatan, dan teknologi konstruksi
dalam negeri. yang digunakan dalam pelaksanaan Jasa

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 389


Konstruksi. Teknologi Prioritas yang dimaksud dan standar kompetensi baru terutama pada
meliputi teknologi sederhana tepat guna dan pengembangan teknologi-teknologi prioritas
padat karya, teknologi yang berkaitan dengan yang meliputi:
posisi geografis Indonesia, teknologi konstruksi 1. teknologi sederhana tepat guna dan padat
berkelanjutan, teknologi material baru yang karya;
berpotensi tinggi di Indonesia serta teknologi 2. teknologi yang berkaitan dengan posisi
dan manajemen pemeliharaan aset infrastruktur. geografis Indonesia;
3. teknologi konstruksi berkelanjutan;
Tentu peran dan tanggung jawab menjadi 4. teknologi material baru yang berpotensi
Pembina Jasa Konstruksi tidaklah mudah tinggi di Indonesia; dan
untuk dijalankan, namun amanah dari Undang- 5. teknologi dan manajemen asset infrastruktur.
Undang harus tetap dikerjakan. Tidak mudah
mengendalikan penggunaan material, peralatan Kebijakan Terkait dengan TKDN dan Konstruksi
serta teknologi konstruksi dalam negeri di saat Salah satu permasalahan yang dihadapi
barang impor masih menjadi opsi dan masih dalam pembangunan konstruksi adalah belum
lemahnya kesadaran penerapan standar K4 tersedianya teknologi, material, dan peralatan
dari segi mutu bahan dan peralatan, standar tertentu di Indonesia sesuai kebutuhan jumlah
keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur (kuantitas) dan spesifikasi teknis (kualitas).
kerja termasuk standar dan mutu pemilihan dan Pelaku konstruksi dengan terpaksa mengimpor
penggunaan teknologi. dari luar negeri, sehingga ada aliran modal keluar
(capital outflow).14) Paul R. Krugman dan Maurice
Pembina jasa konstruksi nasional bertanggung Obstfeld (1994:29) menjelaskan bahwa capital
jawab juga pada terjaganya rantai pasok jasa outflow adalah transaksi pembelian aset dari luar
konstruksi. Rantai pasok dipahami sebagai negeri. Kondisi ini seringkali tidak terhindarkan
alur kegiatan produksi dan distribusi material, karena pelaku konstruksi memperhitungkan
peralatan dan teknologi yang digunakan dalam margin keuntungan. Jika tetap dipaksakan untuk
pelaksanaan jasa konstruksi. Pengendalian- menggunakan produk dalam negeri atau tidak
pengendalian atas hal-hal ini diperlukan guna ditemukan substitusi produk yang di maksud di
menjamin kecukupan dan keberlanjutan suplai dalam negeri yang memenuhi kriteria minimum
sumber daya konstruksi, antara lain pemasok pelaksanaan, maka mereka akan berpotensi
bahan bangunan, peralatan konstruksi, teknologi merugi, baik dari segi waktu, modal, dan maupun
konstruksi, dan usaha pemasok sumber daya material. Wayan (2013) 15) menguraikan bahwa
manusia. Khusus kaitannya dengan pemilihan sebagian besar alat berat yang digunakan
dan penggunaan teknologi, pembina jasa dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia
konstruksi diharapkan juga mampu memberikan berasal dari luar negeri, dan Indonesia belum
pelatihan/peningkatan kapasitas bagi calon- memiliki sendiri industri di bidang tersebut.
calon penerap teknologi di Indonesia, metode Bahkan, alat berat yang hampir selalu digunakan

14
Krugman, Paul R & Maurice Obstfeld, 1996.Ekonomi Internasional :Teori dan Kebijakan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
15
https://teknologi.bisnis.com/read/20130624/84/146899/peneliti-bidang-konstruksi-minim-impor-alat-berat-merajalela

390 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

dalam setiap pekerjaan konstruksi infrastruktur pertama kali tertulis dalam UU No. 3 tahun 2014
seperti excavator pun sebagian besar dikuasai tentang Perindustrian, bagian keempat tentang
oleh produk luar. Wayan (2013) juga menjelaskan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
bahwa Indonesia masih kekurangan ahli dan (P3DN). Tujuan gagasan ini adalah meningkatkan
peneliti di bidang konstruksi alat berat, dukungan produk dalam negeri, meningkatkan utilisasi
dari para ahli dan peneliti sangat dibutuhkan nasional, meningkatkan kesempatan kerja,
untuk mewujudkan industri alat berat dalam penghematan devisa negara, dan mengurangi
negeri yang berdaya saing. ketergantungan terhadap produk luar negeri.
Gagasan ini kemudian ditindaklanjuti pada
Disadari atau tidak, dalam jangka panjang, capital Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2018 tentang
outflow menyebabkan terjadinya depresiasi nilai Pemberdayaan Industri, dalam konsep kebijakan
rupiah, seperti yang terjadi pada tahun 1998, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
dimana terjadi penarikan modal asing secara
serentak dan besar-besaran dari Indonesia. Kementerian PUPR sebagai salah satu
Hal ini terlihat dari arus modal keluar swasta kementerian yang memiliki anggaran terbesar
sebesar US$ 13,8 miliar pada tahun 1998, dimana dalam menghasilkan produk infrastruktur,
sebelumnya arus modal masuk swasta pada baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
tahun 1996 bernilai US$ 11,5 miliar. Akibatnya, Diharapkan dengan adanya optimalisasi
terjadi perubahan yang sangat drastis pada penggunaan komponen dalam negeri di setiap
nilai tukar rupiah, dimana rupiah mengalami proyek konstruksi dapat memberikan efek
depresiasi dari rata-rata Rp2.450 per USD pada pengungkit bagi industri konstruksi secara
tahun 1997 menjadi Rp13.513 pada akhir Januari khusus dan industri nasional secara umum, serta
1998.16) memberikan efek domino dalam meningkatkan
aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia.
Untuk menghindari hal tersebut, salah satu
pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah Menteri PUPR adalah salah satu anggota Tim
adalah memperkuat basis investor domestik, Nasional P3DN yang aktif mendorong penerapan
melalui penggunaan produk dalam negeri. kebijakan TKDN dalam pekerjaan konstruksi.
Brodjonegoro (2014) 17) menguraikan bahwa TKDN menjadi strategi pembangunan
fundamental keuangan Indonesia harus dijaga infrastruktur PUPR 2020-2024, sehingga
sehingga arus keuangan bisa terkontrol, dapat mengurangi ketergantungan impor.
dan Indonesia tidak boleh lengah walaupun Operasionalisasi strategi ini dicantumkan dalam
arus modal masuk tinggi, karena investor- Permen PUPR No. 14 tahun 2020 tentang Standar
investor asing tersebut bisa juga menarik dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
modal secara mendadak (sudden reversal). Melalui Penyedia mempersyaratkan nilai capaian
Gagasan penggunaan produk dalam negeri TKDN proyek dalam Pengadaan Barang Jasa

16
Tambunan, Kristopel F dan Syarief Fauzie. (2014). Pengaruh Capital Inflow Dan Capital Outflow Di Indonesia Terhadap
Nilai Tukar Rupiah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Vol.2, No.5, halaman 296310.
17
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/antisipasi-capital-outflow-pemerintah-perkuat-basis-investor-lokal/

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 391


(minimal sama dengan nilai capaian TKDN yang dari jumlah kontrak 1.294 item senilai Rp54,84
ditetapkan dalam Renja Unor Teknis masing triliun. Tren positif juga ditunjukkan berdasarkan
masing). Nilai minimal capaian TKDN tertuang nilai audit BPKP; terjadi peningkatan persentase
dalam Rencana Strategis 18) Kementerian dan nilai TKDN dari tahun 2017-2019.
Rencana Kerja Kementerian sesuai kebutuhan
masing-masing unit organisasi teknis. Penyedia TEROBOSAN PENINGKATAN PERAN
Jasa yang memenangkan paket pekerjaan PEMBINA JASA KONSTRUKSI DALAM
harus berkomitmen untuk mencapai TKDN yang PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
telah ditetapkan/dipersyaratkan sebelumnya KONSTRUKSI
oleh Satuan Kerja, sebagai Pengguna Jasa.
Nilaian capaian TKDN Penyedia Jasa kemudian Peningkatan peran pembina jasa konstruksi
diverifikasi oleh verifikator independen, apakah dalam pengembangan teknologi juga harus
sesuai dengan komitmen atau tidak, sebelum didukung dari aspek kemampuan Sumber Daya
dilakukan pembayaran tahap terakhir.19) Bila Manusia pada era disrupsi ini 20). Sumber Daya
sesuai maka dilanjutkan dengan pembayaran Manusia sebagaimana juga kapital sangat
termin akhir, bila tidak sesuai maka pihak yang berkontribusi dalam pencapaian kesuksesan
cedera komitmen akan diberikan sanksi. pembangunan infrastruktur negeri. Meskipun
saat ini SDM Indonesia sudah mumpuni
Terdapat beberapa “tugas rumah” peningkatan khususnya dalam penciptaan teknologi,
penggunaan produk dalam negeri di bidang pembina jasa konstruksi tetap harus mampu
konstruksi antara lain tersedianya pengaturan mengidentifikasi kebutuhan, mengelola dan
dan kebijakan TKDN bidang konstruksi yang mengasah dan membentuk konseptual skill,
mencukupi, meningkatkan jumlah material bussines skill, organization skills and leadership
dan peralatan konstruksi yang bersertifikat dari para pelaku jasa konstruksi di Indonesia.
TKDN, tersedianya sistem informasi capaian
TKDN proyek konstruksi, dan meningkatkan Agar dapat tampil di dunia konstruksi baik
sistem pengawasan dan pemantauan dengan dalam maupun luar negeri, perlu didorong
menggunakan KPI. Walaupun masih banyak adanya sertifikasi tenaga ahli, karena hal ini
pembenahan yang diperlukan dalam penerapan akan menunjukkan kompetensi/spesialisasi
P3DN, pada tahun 2018 Kementerian PUPR dan level kemampuan tenaga ahli itu sendiri.
dikukuhkan sebagai instansi pemerintah dengan Selain menerapkan sertifikasi jasa tenaga ahli,
penggunaan produk dalam negeri tertinggi standardisasi dan optimalisasi bidang industri
pada Forum Bisnis dan Apresiasi Peningkatan teknologi konstruksi juga menjadi pokok
Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), penting dalam memajukan dunia infrastruktur
yakno sebesar 86,86% atau senilai Rp47,08 triliun di Indonesia. Sertifikasi dan standardisasi

18
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 23 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Tahun 2020–2024
19
Daud, Nicodemus. (2020). Penggunaan Komponen Dalam Negeri bagi Jasa Konstruksi sebagai Elemen Penggerak menuju
Pemulihan Ekonomi Nasional. Jakarta: Kementerian PUPR
20
https://www.jabarprov.go.id/index.php/news/36174/2020/01/23/4-Kemampuan-SDM-yang-Harus-Dimiliki-di-Era-Disrupsi

392 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

akan menjamin mutu jasa konstruksi sehingga dan rumit termasuk teknologi yang saat ini
memungkinkan portofolio para pelaku jasa sangat dekat dengan kita yaitu teknologi virtual,
konstruksi diterima di pasar, baik dalam negeri seperti perangkat lunak dan metode bisnis.
maupun luar negeri.21) Adalah tugas dari lembaga
Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk Dalam skala lebih mikro, rangkaian kegiatan yang
mengawal simplifikasi prosedur pemenuhan SNI saling berkaitan dengan tujuan tertentu dalam
dan memperkuat lembaga-lembaga penilaian batasan waktu, biaya dan mutu tertentu yang
kesesuaian. Data menyebutkan bahwa hingga disebut proyek konstruksi memerlukan resources
Agustus 2021 dari total 13.651 SNI, sebanyak 5.062 (sumber daya) yaitu man (manusia), material
SNI merupakan SNI Industri. 22) Ini adalah jumlah (bahan bangunan), machine (peralatan), method
yang tidak sedikit dan BSN perlu melakukan (metode pelaksanaan), money (uang), information
koordinasi dengan pembina jasa konstruksi, (informasi), dan time (waktu). Kebutuhan
khususnya pembahasan pada SNI-SNI yang tersebut mutlak pada seluruh proyek konstruksi
terkait dengan sektor konstruksi. yang baik bangunan perumahan dan permukiman
(residential construction), konstruksi bangunan
Satu lagi, perlunya dibangun acuan normatif gedung (building construction), konstruksi
sebagai paradigma nasional sebagaimana teknik sipil (heavy engineering), dan konstruksi
dituangkan dalam PP 29/2018 tentang bangunan industri (industrial construction).
Pemberdayaan Industri, Keppres 24/2018
tentang Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Teknologi konstruksi dalam negeri idealnya
Produksi Dalam Negeri. Kebijakan Tingkat merupakan:
Komponen Dalam Negeri (TKDN) harus didorong 1. Teknologi yang dikuasai oleh anak bangsa.
agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar Kita patut berbangga bahwa saat ini telah
komponen dari luar negeri. Masyarakat jasa banyak Sumber Daya Manusia kita yang
konstruksi termasuk akademisi serta para ahli mampu menguasai teknologi konstruksi.
bidang konstruksi perlu diedukasi terkait : Hal ini bukti keberhasilan sekolah-sekolah
1. Kebijakan kemandirian teknologi vokasi yang mulai tumbuh di Indonesia dan
2. Kebijakan TKDN program-program peningkatan kapasitas
3. Kebijakan Pengetatan capital flow, dan lain – yang dilakukan oleh seluruh pemangku
lain kepentingan berdasarkan tugas dan
fungsinya masing-masing.
Konstruksi dan Teknologi Konstruksi 2. Teknologi yang berbasis kemampuan sumber
Pertumbuhan industri teknologi konstruksi daya lokal sehingga memiliki daya saing dan
maju pesat pada beberapa dekade terakhir. mandiri serta berdaulat atas teknologi.
Sebelumnya teknologi konstruksi hanya berupa 3. Teknologi yang murah dan mudah dilaksanakan
alat bantu sederhana, namun kini teknologi di lapangan, sehingga biaya konstruksi
konstruksi sudah berupa alat berat yang canggih menjadi murah, apalagi jika teknologi/alat-

21
https://bsn.go.id/main/berita/detail/8959/standardisasi-untuk-menjamin-mutu-produk-konstruksi-nasional
22
https://www.antaranews.com/berita/2349146/kemenperin-inisiasi-penerapan-standardisasi-teknologi-industri

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 393


alat bantu kita sudah distandardisasi dari 1. Prefabrikasi
bentuk dan ukuran dimensinya sehingga Konstruksi modular seperti ini semakin
pasar akan merespon dan saling mengisi populer, karena terbukti memudahkan
sehingga tercipta kompetisi positif yang pada dan mempercepat proses pelaksanaan di
akhirnya terwujud efisiensi. lapangan. Teknik ini memungkinkan lima
pekerja konstruksi membangun ratusan
Dalam menghadapi banyaknya tantangan kamar mandi di rumah sakit hanya dalam
industri jasa konstruksi di Indonesia dan beberapa hari. Produk ini juga dapat
upaya menuju persaingan pasar yang sehat menjadi kualitas produk yang lebih baik dan
dan kompetitif dibutuhkan upaya keras pelaku meminimalkan waste serta tentunya akan
jasa konstruksi. Sebagai terobosan, inovasi ramah lingkungan.
terkini dalam teknologi konstruksi yang mampu
mengubah sistem operasi pembangunan pada
masa mendatang, antara lain adalah:

394 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

2. Material bangunan ramah lingkungan 3. Konektivitas


Konsep bangunan hijau dinilai menjadi Konektivitas menjadi hal yang sangat
desain yang harus dilakukan karena dianggap dipertimbangkan pada era sekarang ini
sebagai investasi yang menguntungkan karena meningkatkan efisiensi konstruksi
bagi masa depan suatu pengelola gedung suatu bangunan. Melalui sistem berbasis
atau bangunan. Material bangunannya bisa cloud yang bisa diakses dari mana saja
dicampur dengan material tradisional yang dapat menghubungkan pekerja ke proyek
sudah ada sebelumnya. Misalnya campuran konstruksi secara real time. Dengan begitu,
aspal dan beton yang bisa menjadi lebih koordinasi dari petugas di kantor terhadap
efisien bila dikombinasikan sehingga bisa pekerja di lapangan bisa dilakukan secara
digunakan berulang kali. langsung sehingga data penting yang
diperoleh dari proyek bisa langsung dianalisis
dan ditindaklanjuti.
4. 3D printing
Terobosan ini memberikan kemudahan
pada sisi perencanaan. 3D printing
memudahkan pekerjaan para arsitek dan
desainer bangunan. Sebelumnya 3D hanya
diaplikasikan pada desain bangunan kecil,
tetapi sekarang sudah dapat diterapkan
pada bangunan besar seperti rumah dan
gedung kantor secara utuh. Penerapannya
pun kini menjadi tidak terbatas. Bahkan
bisa digunakan untuk pembangunan rumah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah di
berbagai pelosok dunia.
5. Augmented Reality (AR)
Augmented reality mengubah cara pekerja
konstruksi mengerjakan tugas mereka.
Teknologi ini memungkinkan pekerja
menganalisis masalah pembangunan
suatu gedung yang ditemui di lapangan
dan memperbaikinya modelnya sebelum
dilakukan konstruksi.

Trans Sulawesi Tol Manado - Bitung

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 395


KESIMPULAN DAN REKOMENDASI sumber daya manusia dan sumber daya material
Indonesia cukup mumpuni, namun kedua sumber
Pasar yang tercipta dari kebutuhan teknologi ini belum terkelola dengan maksimal. Belum ada
konstruksi ini masih belum sepenuhnya sesuai standar operasional/pelaksanaan konstruksi
harapan. Masih banyak teknologi dalam hal ini, dalam menyiapkan struktur bangunan gedung
alat bantu konstruksi yang didatangkan dari luar atau jalan/jembatan yang dapat diacu, disisi
negeri, sehingga kapital/devisa negara tidak lain standar teknik perencanaan struktur sudah
dinikmati di dalam negeri. Selain itu, meski cukup berkembang termasuk penggunaan

396 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

aplikasi engineering pendukungnya. Di pasar


jasa konstruksi di Indonesia tampak saat ini Jembatan Teluk Kendari,
Sulawesi Tenggara
adalah investasi teknologi di bidang konstruksi
yang belum sepenuhnya mendapat jaminan akan
revenue-nya (jaminan dimanfaatkan di dalam
negeri) sehingga sulit mengajak para pihak untuk
memicu berinvestasi dan berinovasi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 397


6.4
Strategi Peningkatan
Kualitas Industri
Konstruksi Nasional
Miranti Rahayu
Pusat Perumusan, Penerapan, dan Pemberlakuan Standardisasi Industri,
Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Kementerian Perindustrian

Untuk tahun 2021, sesuai dengan arahan Bappenas dan Kementerian Keuangan,
Indonesia mengutamakan pekerjaan infrastruktur untuk menciptakan lapangan
kerja (Kementerian Pekerjaan Umum Umum dan Perumahan Rakyat). Tentu saja
pembangunan infrastruktur ini seharusnya dengan baik. Baik dari perencanaan,
pembangunan sampai pemeliharaannya diharapkan dengan kualitas prima.
Untuk itu, dalam mendukung pembangunan infrastruktur, diperlukan material
dan peralatan konstruksi yang memiliki kualitas yang sesuai. Dengan demikian,
material dan peralatan konstruksi sudah seharusnya memiliki kualitas yang baik
untuk menjamin keamanan dan keselamatan pembangunan dan pemakaian
konstruksi. Di lain pihak, perlu memaknai bagaimana memahami kualitas produk
yang baik itu.

Produk dapat dikatakan baik atau tidak, salah satunya dengan menggunakan
keberadaan “pembanding”. “Pembanding” yang menunjukkan persyaratan yang
dapat diterima dengan tetap menjamin keamanan dan keselamatan produk.
“Pembanding” digunakan sebagai batas normal yang menunjukkan bahwa saat
produk tertentu dapat memenuhi, berarti produk itu baik. Sebaliknya bahwa jika
produk tidak dapat memenuhi batas tersebut berarti produk tersebut memiliki

398 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


kualitas kurang baik. “Pembanding” ini dapat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
dikuantitatifkan menjadi persyaratan teknis yang hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan
ditentukan sebagai titik temu antara kemampuan teknologi, pengalaman serta perkembangan
teknologi dan skala ekonomi, yang juga dapat masa kini dan masa depan untuk memperoleh
diterima oleh konsumen. Oleh sebab itu, manfaat yang sebesar-besarnya.
disinilah pentingnya keberadaan standar sebagai
pembanding, standar yang berisi persyaratan- Dalam rangka standardisasi industri, Menteri
persyaratan teknis. Standar menurut Maskus Perindustrian diberi amanat oleh Undang-
dan Wilson (2000) merupakan tolok ukur yang Undang Nomor 3 Tahun 2014 untuk melakukan
menunjukkan pemuasan selera. Selera dapat perencanaan, pembinaan, pengembangan dan
berubah dari ke waktu, maka standar pun dapat pengawasan standardisasi yang diselenggarakan
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Dalam dalam wujud Standar Nasional Indonesia (SNI),
perumusan standar, sangat tergantung pada Spesifikasi Teknis (ST), dan Pedoman Tata Cara
tingkat pendapatan, dukungan relatif faktor, (PTC). Secara garis besar, SNI adalah standar
informasi, teknologi dan variabel lainnya (Maskus yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia,
et al, 2000). Spesifikasi Teknis adalah persyaratan teknis
yang mengacu pada sebagian parameter SNI dan/
TUJUAN STANDARDISASI INDUSTRI atau standar internasional, dan Pedoman Tata
Cara adalah dokumen yang berisi tata cara atau
Sebelum kita mencoba memahami tujuan prosedur untuk desain, manufaktur, instalasi,
standardisasi industri, kita perlu memahami pemeliharaan atau utilisasi dari peralatan,
makna standardisasi industri terlebih dahulu. struktur atau produk (PP No 2 Tahun 2017).
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2017 tentang Sarana dan Prasarana Lalu apa saja standar yang merupakan standar
Industri, Standardisasi Industri adalah proses bidang Industri?
merumuskan, menetapkan, menerapkan,
memelihara, memberlakukan, dan mengawasi Standar bidang Industri adalah standar yang
standar bidang Industri yang dilaksanakan terkait dengan barang, jasa, sistem, proses
secara tertib dan bekerja sama dengan semua atau personel yang berada di bawah pembinaan
pemangku kepentingan. Kementerian Perindustrian. Peraturan
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Sedangkan pengertian standar sesuai dengan Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Risiko telah membagi pembinaan tersebut
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang Indonesia (KBLI). Untuk melihat lebih rinci
dibakukan, termasuk tata cara dan metode mengenai ruang lingkup pembinaan sektor
yang disusun berdasarkan konsensus semua perindustrian, dapat memperhatikan Lampiran
pihak/pemerintah/keputusan internasional PP No 5 Tahun 2021 tersebut, atau lebih
yang terkait dengan memperhatikan syarat tepatnya Lampiran II Sektor Perindustrian.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 399


Dengan memperhatikan hal tersebut, lebih lanjut menahan kompetisi (Maskus and Wilson, 2000).
diperlukan program sinkronisasi, dalam hal ruang Pada akhirnya pasar akan efisien karena produk
lingkup standar antara pembinaan sektor dan yang saling berkompetisi bersifat kompetisi
pembinaan standar demi menjalankan amanat sempurna karena memiliki kualitas yang sama
ketentuan peraturan perundang-undangan. (Stango, 2004).

Setelah dapat memahami mengenai marwah Standar adalah salah satu bentuk isyarat pasar
standardisasi industri, diperlukan juga untuk mengirimkan petunjuk kepada pembeli
pengetahuan tentang tujuan standardisasi berupa informasi mengenai kualitas produk,
industri. Standardisasi industri bertujuan untuk : sehingga konsumen dapat mengurangi biaya
a. meningkatkan jaminan mutu, efisiensi untuk mengetahui kualitas produk (Jones dan
produksi, daya saing nasional, mewujudkan Hudson, 1996) dengan demikian fenomena “pasar
persaingan usaha yang sehat dan transparan lemon” dapat dihindari. Menurut Pindyck dan
dalam perdagangan, kepastian usaha dan Rubinfeld (2013) “pasar lemon” adalah fenomena
kemampuan pelaku usaha, serta memacu ketika terdapat informasi asimetris di pasar
kemampuan inovasi dan teknologi; yang kemudian dapat menyebabkan produk
b. meningkatkan perlindungan kepada berkualitas rendah dapat menyisihkan produk
konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, berkualitas tinggi dari pasar. Untuk mengurangi
masyarakat dan negara dari aspek keamanan, dampak dari hal tersebut, maka perlu standar
kesehatan, keselamatan, pelestarian fungsi yang berfungsi sebagai isyarat pasar, karena
lingkungan hidup; dan isyarat pasar lebih mudah diberikan kepada
c. meningkatkan kepastian, kelancaran dan produk yang berkualitas tinggi dibanding
efisiensi transaksi perdagangan di dalam diberikan pada produk yang berkualitas rendah.
negeri dan internasional. Dalam hal standardisasi industri, isyarat pasar
dilakukan dengan pembubuhan tanda kesesuaian
Kebijakan pemerintah tentu diberlakukan demi pada produk, atau diatur lain bagi perusahaan
kepentingan mengoreksi in-efisiensi yang terjadi yang mampu memenuhi persyaratan standar.
di pasar (Beghin dan Bureau, 2001). Standardisasi
Industri dilakukan untuk kepentingan mengurangi Selain itu, produsen yang mampu memproduksi
in-efisiensi dan trade-off kesejahteraan pada produknya dengan memenuhi persyaratan
kegagalan pasar yang mungkin terjadi. Kegagalan standar, juga memiliki keuntungan dengan
pasar yang ingin dikoreksi di sini dengan memperoleh peningkatan persepsi akan kualitas
pemberlakuan standar secara sukarela dan wajib (perception of quality) produk (Moenius, 2004)
adalah informasi asimetris (Maskus dan Wilson, sehingga standar yang berfungsi sebagai isyarat
2000). Informasi asimetris terjadi pada situasi pasar (Pindyck dan Rubinfeld, 2013) dapat
dimana pembeli dan penjual memiliki informasi digunakan sebagai pemberi kejelasan kualitas
yang berbeda mengenai suatu transaksi (Pindyck bagi konsumen. Kejelasan kualitas yang diperoleh
dan Rubinfeld, 2013). Secara prinsip, standar konsumen ini dapat mempromosikan pemasaran
dirumuskan untuk penjaminan mutu, yang dapat produk dari produsen, karena konsumen
digunakan, sengaja atau tidak sengaja, untuk mendapat penurunan biaya pencarian informasi

400 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

(Moenius, 2004). Sehingga pada akhirnya, STANDARDISASI INDUSTRI KONSTRUKSI


produsen pun mendapatkan pangsa pasar
yang lebih besar. Dalam hal pasar, persaingan Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
usaha akan menjadi lebih sehat karena antar standardisasi diselenggarakan dalam tiga wujud
kompetitor memiliki kualitas produk yang sama yaitu SNI, ST dan PTC. Sesuai dengan statistik
sebagai akibat dari kebijakan standardisasi SNI yang merupakan rekapitulasi SNI Penetapan
industri (Swann, 2000). Tahun 2021 sampai bulan Juli 2021 oleh Bidang
Sistem Informasi dan Tata Kelola Data – Pusat
Standar sendiri pada dasarnya bersifat sukarela, Data dan Informasi – Badan Standardisasi
namun juga dapat diberlakukan secara wajib Nasional, jumlah total SNI sampai Juli 2021
dalam bentuk regulasi teknis. Regulasi teknis adalah sebanyak 13.699 SNI, sedangkan jumlah
memiliki sejumlah fungsi ekonomi, yaitu dengan SNI untuk sektor konstruksi adalah sebanyak
mengurangi biaya penelusuran untuk konsumen 1.089 SNI. Dengan rincian SNI sektor konstruksi
(terutama untuk konsumen yang lemah dari akses bahwa terdapat 889 SNI yang masih berlaku dan
informasi (Sunder, 1988)), memfasilitasi aliran 198 SNI telah diabolisi. SNI yang telah diabolisi
isyarat pasar yang mencerminkan preferensi adalah SNI yang telah dicabut karena substansi
konsumen terhadap produsen, perlindungan SNI tersebut sudah tidak dapat diterapkan
konsumen, dan membuat pilihan konsumsi yang terhadap barang, jasa, proses, sistem dan/atau
lebih baik (Hobbs, 2007). personil yang diatur oleh SNI tersebut.

Walaupun standardisasi industri memberikan Jumlah Total Spesifikasi Teknis sampai


manfaat, regulasi teknis juga dapat memberikan September 2021 adalah sebanyak 2 ST yang
dampak yang tidak diinginkan. Standardisasi salah satunya adalah bahan konstruksi yaitu ubin
industri dapat memberikan dampak negatif keramik. Dan jumlah total Pedoman Tata Cara
karena sifat standardisasi tidak bersifat sampai September 2021 adalah sebanyak 1 PTC
universal (berbeda satu daerah dengan daerah yaitu mengenai Cara Produksi Pangan Olahan
lain). Standardisasi industri meningkatkan yang Baik.
biaya pengawasan akibat timbulnya perilaku
menyimpang. Standardisasi industri juga Penerapan SNI diatur dalam Peraturan Kepala
dapat menghambat inisiatif, eksperimen, dan Badan Standardisasi Nasional Nomor 1 Tahun
inovasi. Dampak negatif standardisasi industri 2011 Tentang Pedoman Standardisasi Nasional
yang menjadi beban bagi masyarakat adalah Nomor 301 Tahun 2011 Tentang Pedoman
jika sistem standardisasi industri yang berlaku Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
berlangsung secara tidak efisien, mahal dan Secara Wajib. SNI dapat diberlakukan secara
kurang signifikan, sehingga pemerintah harus wajib, baik seluruhnya atau sebagian, dengan
hati-hati dalam pengambilan keputusan terkait mempertimbangkan kepentingan keamanan
menetapkan memberlakukan SNI secara wajib, nasional, keselamatan, kesehatan masyarakat
terutama dalam hal tingginya biaya untuk atau pelestarian fungsi lingkungan hidup dan
merancang, menyebarluaskan, menegakkan, dan atau pertimbangan ekonomis melalui regulasi
memperbarui standar (Sunder, 1988). teknis.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 401


Politeknik Negeri Malang, Jawa Timur

Dari segi sifat penerapan SNI, dari jumlah 13.699 3. SNI ISO 21690:2013, Kaca untuk bangunan –
SNI, terdapat 248 SNI yang diberlakukan secara Blok kaca – Spesifikasi dan metode uji
wajib dan 123 SNI merupakan standar bidang 4. SNI ISO 25537:2011, Kaca untuk bangunan:
industri. Kementerian Perindustrian telah Cermin kaca lembaran berlapis perak
memberlakukan 123 SNI secara wajib dengan 5. SNI 03-0797-2006, Kloset duduk
32 SNI merupakan SNI yang berkaitan dengan 6. SNI 15-0129-2004, Semen portland putih
konstruksi. Antara lain: 7. SNI 2049:2015, Semen Portland
1. SNI 15-4756-1998, Kaca cermin lembaran 8. SNI 15-3758-2004, Semen masonry
untuk penggunaan umum 9. SNI 15-3500-2004, Semen portland campur
2. SNI 15-0047-2005, Kaca lembaran 10. SNI 0302:2014, Semen portland pozzolan

402 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

11. SNI 7064:2014, Semen portland komposit 31. SNI 0039:2013, Pipa baja saluran air dengan
12. SNI ISO 13006:2010, Ubin Keramik - Definisi, atau tanpa lapisan seng
Klasifikasi, Karakteristik dan Penandaan 32. SNI 8760:2019, Bus bar tembaga
13. SNI 07-0052-2006, Baja profil kanal U proses
canai panas (Bj P Kanal U) KENDALA DAN STRATEGI
14. SNI 07-0065-2002, Baja tulangan beton hasil STANDARDISASI INDUSTRI KONSTRUKSI
canai panas ulang
15. SNI 07-0329-2005, Baja profil I-beam proses Dari segi pemerintah, dalam rangka
canai panas (Bj P I-beam) penyelenggaraan standardisasi industri
16. SNI 07-0601-2006, Baja lembaran, pelat dan konstruksi dipengaruhi oleh beberapa
gulungan canai panas (Bj P) faktor utama, yaitu ketersediaan standar,
17. SNI 07-0954-2005, Baja tulangan beton dalam infrastruktur standar, dan pengawasan standar.
bentuk gulungan
18. SNI 07-2053-2006, Baja lembaran lapis seng (Bj Dalam hal ketersediaan standar konstruksi,
LS) belum lengkapnya standar industri konstruksi
19. SNI 07-2054-2006, Baja profil siku sama kaki yang menerapkan persyaratan teknis semua
proses canai panas (Bj P siku sama kaki) produk yang berkaitan dengan konstruksi.
20. SNI 07-3567-2006, Baja lembaran dan gulungan Dengan ketiadaan standar industri yang menjadi
canai dingin (Bj D) acuan dalam menilai kualitas produk, maka
21. SNI 07-7178-2006, Baja profil WF-beam proses para pelaku usaha dan perusahaan industri
canai panas (Bj P WF-beam) dapat memperdagangkan produk dengan
22. SNI 2052:2017, Baja tulangan beton kualitas yang beragam. Hal ini tidak baik untuk
23. SNI 2610:2011, Baja profil H hasil pengelasan persaingan usaha karena rawan terjadinya
dengan filler untuk konstruksi umum fenomena “pasar lemon”. Oleh sebab itu,
24. SNI 4096:2007, Baja lembaran dan gulungan lapis pemerintah perlu mempercepat penyusunan
paduan aluminium-seng (Bj.L-AS) standar sebagai tolok ukur kualitas material,
25. SNI 7614:2010, Baja Batangan Untuk Keperluan peralatan dan teknologi konstruksi. Standar
Umum (BJKU) yang disusun dapat berupa SNI, ST dan/atau PTC.
26. SNI 0076:2008, Tali kawat baja Pemerintah dapat mulai melengkapi standar
27. SNI 1154:2016, Tujuh Kawat Baja Tanpa Lapisan industri untuk setiap material dan peralatan
Dipilin untuk Konstruksi Beton Pratekan (PC yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Strand/KBjP-P7) Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 7 Tahun
28. SNI 1155:2016, Kawat Baja Tanpa Lapisan untuk 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material
Konstruksi Beton Pratekan (PC Wire/KBjP) dan Peralatan Konstruksi, sebagaimana daftar
29. SNI 7701:2016, Kawat Baja Kuens (quench) temper yang disebutkan dalam lampiran ketentuan
untuk Konstruksi Beton Pratekan (PC Bar/KBjP - peraturan perundang-undangan dimaksud.
Q) Selain itu, dalam rangka penerapan dan
30. SNI 0139:2008, Penyambung pipa berulir besi pemberlakuan standar bidang industri,
cormaleable hitam

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 403


Pemerintah memerlukan ketersediaan Lembaga kepatuhan pelaku usaha maupun perusahaan
Penilai Kesesuaian (LPK) sebagai pendukung industri dalam memproduksi maupun
dalam penilaian kesesuaian terhadap standar mengedarkan produk yang sudah sesuai
bidang industri. LPK sendiri terdiri dari Lembaga dengan persyaratan standar. Pengawasan
Sertifikasi Produk (LSPro), Laboratorium dilakukan secara berkala maupun sewaktu-
Pengujian, dan Lembaga Inspeksi. Jumlah waktu di pabrik maupun berkoordinasi dengan
LSPro sampai September 2021 sebanyak 53 lembaga lain di pasar. Dalam mendukung
LSPro untuk semua produk industri. Dari seluruh pengawasan standardisasi industri, Kementerian
LSPro tersebut, tidak semua penunjukkan Perindustrian telah memiliki 198 Petugas
LSPro disertai dengan Laboratorium Pengujian. Pengawas Standar Industri (PPSI) serta 121
Sedangkan dalam rangka mendukung SNI sektor Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang
konstruksi yang diberlakukan secara wajib, baru industri.
tersedia 25 LSPro dan 22 Laboratorium Pengujian
terakreditasi dengan ruang lingkup tidak merata. Dari segi perusahaan, kendala dalam memenuhi
Dengan demikian, Pemerintah perlu memperkuat persyaratan standar sering terkait dengan rantai
LPK, dengan hanya menunjuk LSPro yang pasok, iklim usaha industri, kompetensi sumber
memiliki Laboratorium Pengujian agar penilaian daya manusia dan biaya kepatuhan.
kesesuaian terhadap standar yang diberlakukan
secara wajib dapat dipertanggungjawabkan Perusahaan industri adalah suatu entitas
dengan sebenar-benarnya. yang melakukan fungsi koordinasi dalam
menggunakan teknologi untuk mengubah bahan
Selain LPK, infrastruktur standar lain yang baku menjadi produk jadi. Dengan demikian,
berperan penting adalah personel. Kompetensi untuk menghasilkan produk jadi yang berkualitas
personil tentu turut berperan dalam menjamin maka diperlukan bahan baku yang berkualitas
proses penilaian kesesuaian baik yang dilakukan dan didukung teknologi yang sesuai. Walaupun
oleh asesor dalam melaksanakan asesmen, penggunaan bahan baku bukan dengan kualitas
petugas pengambil contoh maupun penguji mutu terbaik, dapat diperbaiki dengan teknologi, yang
barang. Kementerian Perindustrian merupakan akhirnya menjadikan aktivitas ini membutuhkan
pembina jabatan fungsional Asesor Manajemen usaha yang lebih banyak daripada menggunakan
Mutu Industri (AMMI) yang per Juli 2021 berjumlah bahan baku dengan kualitas terbaik. Sebagai
147 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. contoh untuk penggunaan bahan baku material
Peningkatan kompetensi personil juga terus konstruksi, seperti semen dan plywood, yang
diupayakan Kementerian Perindustrian melalui merupakan produk yang berasal dari alam,
sosialisasi, pelatihan, serta bimbingan teknis. sehingga kualitas bahan bakunya tidak dapat
dibuat sama dan seragam sepanjang waktu. Oleh
Pemberlakuan standardisasi industri secara karena itu, selain standardisasi industri, juga
wajib tentu harus diimbangi juga dengan perlu dilakukan standardisasi bahan baku dan
adanya pengawasan. Efektivitas pemberlakuan bahan penolong industri untuk menyeragamkan
standardisasi industri diukur terhadap tingkat dan menjamin mutu bahan baku dan bahan

404 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

penolong yang digunakan dalam proses industri. ditanggung oleh produsen. Pelaku usaha dan/
pemerintah perlu melaksanakan program atau perusahaan Industri harus menanggung
standardisasi industri dengan merunut sinergitas swicthing cost (Swann, 2000) dalam rangka
ketersediaan standar dengan pohon industri. penyesuaian dengan standar yang berlaku. Beban
ini berupa biaya adaptasi produk (atau desain
Dalam memastikan penggunaan teknologi ulang) dan biaya penilaian kesesuaian (Maskus
dalam kegiatan produksi maka pemerintah perlu et al, 2000). Kedua hal tersebut menyebabkan
menetapkan proses apa saja yang sekurang- modifikasi struktur persaingan atau ukuran
kurangnya harus diperlakukan kepada material pasar relatif (Neven, 2000). Biaya ini kemudian
industri konstruksi dan peralatan apa saja disebut sebagai biaya kepatuhan. Penambahan
yang digunakan dalam proses produksi yang biaya berakibat pada meningkatkan harga dan
diperlukan. Dengan demikian, pemerintah perlu menurunkan jumlah permintaan. Menurut Swann
untuk menyusun pedoman tata cara terkait (2000), standardisasi ini dapat meningkatkan
konstruksi. Namun saat ini belum tersedia persaingan walaupun tidak serta merta
pedoman tata cara terkait proses produksi meningkatkan profitabilitas semua perusahaan.
material dan peralatan konstruksi. Hal ini Penerapan standardisasi dapat mengurangi
menjadi peluang untuk melakukan penyusunan profitabilitas pada perusahaan atau negara yang
pedoman tata cara untuk menjamin proses tidak dapat menyesuaikan dengan persyaratan
produksi dengan mempertimbangkan ilmu yang ditetapkan dalam standardisasi. Dengan
pengetahuan dan teknologi termutakhir dengan demikian, untuk mengurangi biaya kepatuhan,
tanpa menghalangi inovasi. terutama bagi industri kecil dan menengah,
diperlukan bimbingan teknis dan fasilitasi
Kompetensi sumber daya manusia industri sertifikasi. Bimbingan teknis sangat diperlukan
konstruksi dapat ditingkatkan dengan untuk menghemat biaya penelitian dan
memperkuat dan memperlebar cakupan sekolah pengembangan. Fasilitasi sertifikasi perlu
vokasi. Berbeda dengan program sarjana dilakukan agar biaya kepatuhan yang harus
terapan yang menekankan pada keilmuan ditanggung industri kecil dan menengah yang
terapan, pendidikan vokasi menekankan pada memproduksi dalam jumlah sendiri dapat
keterampilan yang diperoleh dalam praktik dipindahkan menjadi subsidi pemerintah. Oleh
oleh calon pekerja. Oleh karena itu, calon karena itu produk industri kecil dan menengah
pekerja dapat memiliki kompetensi yang dapat bersaing secara harga dengan produk
keberterimaannya tinggi oleh calon pemberi industri besar yang telah melakukan kegiatan
kerja sektor industri konstruksi. Dengan koordinasi dan produksi dengan lebih efisien.
demikian, pemerintah perlu mempertimbangkan
untuk mendirikan sekolah vokasi industri KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
konstruksi untuk mendukung perkembangan
industri konstruksi. Jika dilakukan pembinaan standardisasi industri
Dalam usaha perusahaan untuk melakukan pada semua pelaku usaha dan/atau perusahaan
pemenuhan standar, timbul beban yang industri di seluruh Indonesia maka pembinaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 405


ini tidak akan berlangsung efektif, terutama memperkuat infrastruktur standarisasi industri
terkait dengan keterbatasan jumlah sumber dan sistem penilaian kesesuaiannya. Pemerintah
daya manusia dan anggaran. Untuk itu, dalam perlu melengkapi standar bidang industri
meningkatkan kualitas industri konstruksi konstruksi dengan paradigma karakteristik
nasional, pemerintah perlu melakukan nasional yang menyesuaikan dengan letak
penyediaan standar industri konstruksi untuk geografis, cuaca, musim atau pun budaya, atau
digunakan sebagai tolok ukur kualitas. Tolok ukur yang lebih dikenal sebagai national differences
ini digunakan untuk memilah pelaku usaha dan/ dan rantai pasok nasional sesuai dengan
atau perusahaan industri yang memproduksi pohon industri. Setelah tersedianya standar
material dan peralatan konstruksi yang kurang bidang industri konstruksi, pemerintah perlu
berkualitas dengan yang berkualitas. Untuk memperkuat dengan melengkapi atau menambah
produk yang tidak memenuhi persyaratan teknis infrastruktur standar industri konstruksi dalam
standar industri, kemudian dilakukan pembinaan, hal sistem penilaian kesesuaian. Pemerintah
untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan juga perlu melakukan penguatan pengawasan
kebutuhan spesifik masing-masing individu guna menjamin persaingan usaha yang sehat dan
produk. Selanjutnya pemerintah perlu untuk perlindungan konsumen.

406 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Beghin, John C., and Jean-Christophe Bureau. (2001). Pindyck, R. S., & Rubinfeld, D. L. (2013). Microeconomics
Quantification of sanitary, phytosanitary, and (International Edition).
technical barriers to trade for trade policy Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No 2 Tahun
analysis. 2017 tentang Sarana dan Prasarana Industri.
Hobbs, Jill E. (2007) Technical barriers to trade. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 5
Handbook on international trade policy: 394. Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Jones, P., & Hudson, J. (1996). Standardization Berusaha Berbasis Risiko
and the costs of assessing quality. European Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun
journal of political economy, 12(2), 355-361. 2014 tentang Perindustrian.
Maskus, Keith E., John S. Wilson, and Tsunehiro Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 20
Otsuki. (2000). Quantifying the impact of Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian
technical barriers to trade: a framework for Kesesuaian.
analysis. The world Bank. Stango, Victor. (2004). The economics of standards
Maskus, Keith E., and John S. Wilson. (2000). wars. Review of network economics 3.1
Quantifying the impact of technical barriers Sunder, Shyam. Standardization, i. Economics
to trade: a review of past attempts and the of. (1988). Political economy of accounting
new policy context. World Bank workshop on standards. Journal of Accounting Literature 7:
quantifying the trade effect of standards and 31-41.
technical barriers: is it possible. Vol. 27. Swann, GM Peter. (2000). The economics of
Moenius, Johannes. (2004). Information versus standardization: final report for standards and
product adaptation: The role of standards in technical regulations directorate. Department of
trade. Available at SSRN 608022. Trade and Industry. Manchester Business School.
Neven, Damien J. (2000). Evaluating the effects
of non tariff barriers; The economic analysis
of protection in WTO disputes. University of
Lausanne and CEPR .
Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pedoman
Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia Secara Wajib.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 407


6.5
Peningkatan Tingkat
Komponen Dalam Negeri
Dalam Pembangunan
Infrastruktur
Nicodemus Daud
Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Rezza Munawir
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

SEJARAH GERAKAN CINTA PRODUK DALAM NEGERI

Dari masa ke masa, jargon cinta produk Indonesia senantiasa digaungkan oleh
Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1964, untuk pertama kalinya
Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno menyinggung konsep berdiri
di atas kaki sendiri (berdikari). Bung Karno memformulasikan konsep Trisakti,
yakni: berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam
kebudayaan sebagai bentuk revolusi suatu bangsa. Bung Karno menegaskan
bahwa konsep berdikari ini bukan menolak atau mengurangi kerja sama dengan
negara-negara lain, melainkan tidak ketergantungan kepada imperialisme,
memperluas kerja sama internasional, kerja sama yang sama-derajat dan saling-
menguntungkan. 1)

1
https://www.idntimes.com/business/economy/helmi/mengenang-pidato-bung-karno-soal-
berdikari-ekonomi-yang-mandiri/4

408 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pada masa Presiden Soeharto, menjelang era oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
perdagangan bebas, Pak Harto mengingatkan dan Investasi, ketua harian yaitu Menteri
rakyat untuk cinta produk dalam negeri, bahkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan
sampai dengan dimunculkan lagu “Aku Cinta Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sedangkan
Buatan Indonesia” pada tahun 1980an yang Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dinyanyikan Bimbo. Di era Presiden Susilo merupakan salah satu anggotanya.
Bambang Yudhoyono, semua perusahaan,
produk, dan merek dalam negeri didorong untuk Tim Gernas BBI dibentuk untuk lebih mendorong
mencantumkan logo “100% Cinta Indonesia” pada penguatan pertumbuhan ekonomi nasional
kemasan, iklan, dan materi promosi.2) melalui penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah termasuk Industri Kecil dan Menengah,
Baru-baru ini, isu terkait slogan cinta Produk yang sebelumnya telah dilakukan peluncuran
Dalam Negeri (PDN) kembali menjadi trending Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
topic diperbincangkan publik –tidak hanya Warga pada tanggal 14 Mei 2O2O. Dengan ditetapkannya
Negara Indonesia (WNI), bahkan Warga Negara Keppres Nomor 15 Tahun 2021 tentang Tim
Asing (WNA) termasuk para utusan negara- Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
negara sahabat– tatkala Presiden Joko Widodo tersebut, Tim Gernas BBI mengajak masyarakat
menyampaikan pidatonya saat membuka rapat Indonesia untuk bangga menggunakan produk
kerja nasional Kementerian Perdagangan di dalam negeri. Melalui Gerakan ini, diharapkan
bulan Maret tahun 2021 yang lalu, yang mengajak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi
seluruh elemen masyarakat mencintai produk nasional dan peningkatan daya beli masyarakat
dalam negeri sekaligus berusaha meningkatkan pada produk dalam negeri di Indonesia.4)
penggunaannya.
REGULASI DAN KEBIJAKAN NASIONAL
Apakah seruan Presiden tersebut tidak hanya TERKAIT KEWAJIBAN PENGGUNAAN
sekedar himbauan semata, namun sudah PRODUK DALAM NEGERI (PDN) DAN
diimplementasikan dalam bentuk regulasi? TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
Jawabannya, ya, tentu saja seruan tersebut (TKDN)
sudah diimplementasikan dalam bentuk regulasi,
yang paling terbaru adalah diterbitkannya Apakah ada regulasi lainnya selain Keppres
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor Nomor 15 Tahun 2O2I yang telah diterbitkan
15 Tahun 2O2I tentang Tim Gerakan Nasional Pemerintah dalam upaya mendukung Gerakan
Bangga Buatan Indonesia yang ditandatangani cinta produk Indonesia? Pada tahun 2014, telah
pada tanggal 08 September 2021. Tim Gerakan diterbitkan Undang-undang Nomor 3 Tahun
Nasional Bangga Buatan Indonesia, yang 2014 tentang Perindustrian dimana di Bagian
selanjutnya disebut Tim Gernas BBI ini diketuai Keempat, Pasal 85 sampai dengan Pasal 90,

2
https://www.alinea.id/infografis/slogan-cinta-produk-indonesia-dari-masa-ke-masa-b2czB91Gf
3
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/05/07210071/saat-jokowi-gaungkan-benci-produk-luar-negeri?page=all
4
https://jdih.maritim.go.id/en/jokowi-menandatangani-keppres-nomor-15-tahun-2021-tim-gernas-bbi-siap-mendorong-
umkm-nasional

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 409


diatur mengenai Peningkatan Penggunaan Selanjutnya, pada Pasal 73 ayat (2) disebutkan
Produk Dalam Negeri. Tidak hanya Lembaga bahwa Pemerintah Pusat membentuk Tim
Pemerintah atau badan usaha milik negara yang Nasional Peningkatan Penggunaan Produk
didorong untuk meningkatkan penggunaan Dalam Negeri (P3DN). Timnas P3DN ini
produk dalam negeri, tetapi juga badan usaha ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor
swasta dan masyarakat. 24 Tahun 2018 dengan ketuanya Kementerian
Koordinator Kemaritiman dan Investasi, wakil
Selain itu, diterbitkan pula Peraturan Pemerintah ketua Kementerian Perekonomian, ketua harian
Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Kementerian Perindustrian, dan Kementerian
Industri, dimana dinyatakan dalam Pasal 54 Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
bahwa program peningkatan penggunaan produk menjadi salah satu anggotanya. Tim P3DN
dalam negeri bertujuan untuk memberdayakan mempunyai tugas:
Industri dalam negeri dan memperkuat struktur a. Melakukan koordinasi, pengawasan,
Industri. Kewajiban penggunaan produk dalam dan evaluasi pelaksanaan peningkatan
negeri yang diatur dalam Pasal 57 dibebankan penggunaan produk dalam negeri di
kepada pengguna produk dalam negeri sebagai lingkungan masing-masing;
berikut: b. Memberikan tafsiran final atas permasalahan
a. Lembaga negara, kementerian, lembaga kebenaran nilai TKDN antara produsen Barang
pemerintah non kementerian, lembaga atau penyedia Jasa dengan tim pengadaan
pemerintah lainnya, dan satuan kerja Barang/Jasa; dan
perangkat daerah dalam pengadaan Barang/ c. Melakukan tugas lain yang terkait dengan
Jasa apabila sumber pembiayaannya berasal peningkatan penggunaan Produk Dalam
dari anggaran pendapatan dan belanja Negeri.
negara, anggaran pendapatan dan belanja
daerah, termasuk pinjaman atau hibah dari Strategi mendorong peningkatan penggunaan
dalam negeri atau luar negeri; dan produk dalam negeri juga dilakukan melalui
b. Badan usaha milik negara, badan hukum pengadaan barang dan jasa Pemerintah baik
lainnya yang dimiliki negara, badan usaha dengan pembiayaan APBN maupun APBD.
milik daerah, dan badan usaha swasta dalam Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam
pengadaan Barang/Jasa yang: Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
1. Pembiayaannya berasal dari anggaran Perindustrian dan Peraturan Pemerintah Nomor
pendapatan dan belanja negara atau 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri,
anggaran pendapatan dan belanja daerah; yang kemudian diatur lebih lanjut melalui
2. Pekerjaannya dilakukan melalui pola kerja Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021
sama antara Pemerintah Pusat dan/atau Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Pemerintah Daerah dengan badan usaha; Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
dan/atau Pemerintah, terutama pada Pasal 66 dan 67.
3. Mengusahakan sumber daya yang dikuasai
negara. Pada Pasal 66 ayat (1) dinyatakan bahwa
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah wajib

410 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

menggunakan produk dalam negeri, termasuk persyaratan tertentu. Sebagaimana diatur


rancang bangun dan perekayasaan nasional; di dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun
ayat (2) Kewajiban penggunaan produk dalam 2014 tentang Perindustrian pasal 86 ayat (4)
negeri sebagaimana dimaksud pada ayat pengenaan sanksi dikecualikan dalam hal
(1) dilakukan apabila terdapat produk dalam produk dalam negeri belum tersedia atau belum
negeri yang memiliki penjumlahan nilai Tingkat mencukupi. Hal ini ditegaskan kembali pada
Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai pasal 66 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 12
Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit Tahun 2021 Perubahan atas Peraturan Presiden
40% (empat puluh persen); ayat (3) Nilai TKDN Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/
dan BMP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Jasa Pemerintah, dimana kewajiban penggunaan
mengacu pada daftar inventarisasi barang/jasa produk dalam negeri dilakukan apabila terdapat
produksi dalam negeri yang diterbitkan oleh produk dalam negeri yang memiliki penjumlahan
kementerian yang menyelenggarakan urusan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
pemerintahan di bidang perindustrian; dan ayat ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan
(4) Kewajiban penggunaan produk dalam negeri (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh persen),
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan artinya jika tidak ada produk dalam negeri
pada tahap Perencanaan Pengadaan, Persiapan yang memenuhi kriteria nilai tersebut, maka
Pengadaan, atau Pemilihan Penyedia. dimungkinkan untuk menggunakan non produk
dalam negeri (impor).
Selanjutnya, pada Pasal 67 dinyatakan bahwa
ayat (1) preferensi harga merupakan insentif bagi MENGENAL LEBIH DEKAT TINGKAT
produk dalam negeri pada pemilihan Penyedia KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
berupa kelebihan harga yang dapat diterima;
dan ayat (2) preferensi harga diberlakukan untuk Kita tentu bertanya-tanya, apakah yang dimaksud
Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai HPS paling dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri atau
sedikit di atas Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar yang lebih popular disebut TKDN? Berdasarkan
rupiah). Tentunya dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018
pengaturan mengenai TKDN melalui Peraturan tentang Pemberdayaan Industri, pengertian
Presiden Nomor 12 Tahun 2021 ini, mewajibkan TKDN disebutkan di dalam Pasal 1, yaitu “Tingkat
seluruh pengguna produk di seluruh Kementerian/ Komponen Dalam Negeri yang selanjutnya
Lembaga/Perangkat Daerah untuk melakukan disebut TKDN adalah besaran kandungan dalam
evaluasi preferensi harga terhadap penawaran negeri pada Barang, Jasa, serta gabungan
penyedia barang/jasa dalam pengadaan barang/ Barang dan Jasa”. Dengan kata lain, produk
jasa, baik yang dibiayai oleh APBN maupun APBD. dalam negeri ditentukan berdasarkan besaran
komponen dalam negeri pada setiap Barang/
Apakah kewajiban menggunakan produk dalam Jasa yang ditunjukkan dengan nilai TKDN.
negeri ini mutlak atau absolut? Jawabannya
tidak, pengaturan mengenai penggunaan Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana tata
produk dalam negeri masih diberi ruang untuk cara penghitungan dari nilai TKDN? Sejatinya,
dapat menggunakan produk luar negeri dengan tata cara penghitungan TKDN telah diatur lebih

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 411


dahulu sebelum Peraturan Pemerintah Nomor Jasa dihitung berdasarkan biaya yang meliputi:
29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri tenaga kerja, alat kerja/fasilitasi kerja, dan jasa
diterbitkan, yaitu melalui Peraturan Menteri umum. Sedangkan, nilai TKDN gabungan Barang
Perindustrian Nomor 16 Tahun 2011 tentang dan Jasa dihitung berdasarkan gabungan faktor
Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai produksi dan biaya dari TKDN Barang dan TKDN
Tingkat Komponen Dalam Negeri. Pada saat itu, Jasa. Nilai kemampuan intelektual (brainware)
peraturan Menteri perindustrian ini diterbitkan dapat dihitung sebagai biaya dalam penghitungan
dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 97 nilai TKDN.
ayat (6) Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita bisa
mendapatkan informasi mengenai nilai TKDN
Kembali kepada pengertian TKDN di atas sesuai dan BMP dari produk dalam negeri? Sebagaimana
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 diatur di dalam Undang-undang, Peraturan
tentang Pemberdayaan Industri, TKDN dapat Pemerintah serta Peraturan Presiden terkait
dibagi menjadi 3 kategori, yaitu TKDN Barang, produk dalam negeri, informasi nilai TKDN dan
TKDN Jasa, dan TKDN gabungan Barang dan Jasa. BMP dari produk dalam negeri dapat diakses
Pada Pasal 67 dijelaskan lebih lanjut mengenai melalui daftar inventarisasi barang/jasa produksi
komponen apa saja yang menjadi penilaian TKDN. dalam negeri yang diterbitkan oleh kementerian
Pertama, nilai TKDN Barang dihitung berdasarkan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
faktor produksi yang meliputi: bahan/material di bidang perindustrian, yakni Kementerian
langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya tidak Perindustrian, yaitu melalui website tkdn.
langsung pabrik (factory overhead). Nilai TKDN kemenperin.go.id.

Gambar 6.5.1. Halaman Muka Website tkdn.


kemenperin.go.id

412 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Gambar 6.5.2. Tampilan Pencarian Nilai


TKDN berdasarkan Kategori Gambar 6.5.3. Daftar Inventarisasi Barang/
Produk Dalam Negeri

Selanjutnya, dari tampilan daftar inventarisasi


sebagaimana Gambar 6.5.3., untuk mendapatkan
informasi berapa persentase nilai TKDN barang/
produk sesuai sertifikat/ tanda sah yang
diterbitkan Kementerian Perindustrian, dapat
menekan tautan No. Sertifikat TKDN: 1011/SJ-
IND.8/TKDN/10/2020 (sebagai contoh, tulisan
berwarna merah), sehingga terlihat bahwa
Gambar 6.5.4. Nilai TKDN (kiri) dan nilai TKDN barang/ produk tersebut bernilai
Nilai BMP (kanan) >25%. Sedangkan, nilai BMP dapat mengakses
tautan No. Sertifikat BMP: 19/SJ-IND.8/BMP/
XI/2020 (sebagai contoh, tulisan berwarna biru),
sehingga didapatkan informasi total nilai BMP
sebesar 15%. Dari contoh ini, dapat didapatkan
informasi bahwa penjumlahan nilai TKDN dan
Sebagaimana tampilan pada Gambar 6.2.2., kita BMP dari barang/ produk pompa submersible
dapat mencari nilai dari produk berdasarkan tersebut adalah >25% + 15% = >40%, yang
kategori produk, perusahaan, dan nomor artinya produk pompa ini wajib digunakan karena
sertifikat TKDN. Sebagai contoh, penulis memenuhi nilai minimum 40% sebagaimana
mencari ketersediaan produk dalam negeri dari ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
pompa submersible, maka akan muncul daftar 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri
inventarisasi nama perusahaan, jenis barang/ maupun Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
produk, dan nomor sertifikat TKDN dan BMP 2021 Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
sebagaimana tangkapan layer pada Gambar 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
6.5.3. diatas ini. Pemerintah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 413


PROGRAM PENINGKATAN PENGGUNAAN (Pemulihan Ekonomi Nasional) dimana pada
PRODUK DALAM NEGERI (P3DN) DALAM tahun 2021 dialokasikan sebesar Rp699 triliun
MENGANTISIPASI PERDAGANGAN BEBAS atau 4,5% dari GDP sementara pada tahun 2020
DAN PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL hanya sebesar Rp695 triliun atau 4,4% dari
(PEN) GDP. Upaya pemerintah dengan pengalokasian
anggaran untuk PEN tentunya bersifat sementara
Pemerintah Indonesia sangat concern sekali dan berfungsi sebagai pemicu dan stimulus
memajukan produk dalam negeri melalui agar pemulihan ekonomi dapat dipercepat.
program P3DN ini. Di tengah gempuran dengan Hal ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya
diberlakukannya perdagangan bebas, misalnya jika tidak didukung dengan upaya lain yang
ASEAN China Free Trade Agreement yang bersifat komprehensif dan permanen. Salah
telah diberlakukan mulai 1 Januari 2010 atau satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
perdagangan bebas Asia Tenggara yang acap mendorong percepatan pertumbuhan sektor
disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang usaha nasional yang akan sangat ditentukan
telah berlaku mulai berlaku 1 Januari 2015, jika dengan keberpihakan pasar dalam negeri. Oleh
tak pandai-pandai, impor produk dari China atau karena itu, program Peningkatan Penggunaan
negara Asean lainnya bisa membanjiri Indonesia. Produk Dalam Negeri (P3DN) menjadi suatu kunci
Sebaliknya, jika Indonesia pandai dan banyak yang harus diimplementasikan secara masif
akal, produk Indonesia bisa mendominasi di dan totalitas. Diharapkan dengan keberpihakan
China atau negara ASEAN lainnya. Walaupun yang kuat terhadap produk dalam negeri akan
impor produk China dan negara-negara ASEAN dapat mempercepat pemulihan ekonomi secara
bebas melenggang masuk ke Indonesia, bukan nasional.
berarti produk itu dapat melenggang seenaknya.
Sebab, ada hambatan non tarif (non tariff barrier)
yang mesti dilalui. Nah, hambatan non tarif inilah
yang menjadi jurus andalan semua negara untuk
membendung banjirnya produk impor. Diantara
strategi hambatan nontarif di Indonesia adalah
pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI)
serta pengutamaan produk dalam negeri dalam Diantara strategi hambatan
program peningkatan penggunaan produksi
dalam negeri (P3DN). nontarif di Indonesia adalah
pemberlakuan Standar
Di masa pandemi COVID-19, yang hingga saat Nasional Indonesia (SNI)
ini belum terlihat tanda-tanda akan berakhir,
kondisi ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi serta pengutamaan produk
nasional mengalami penurunan. Kebijakan dalam negeri dalam program
Pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi peningkatan penggunaan
nasional terus dilakukan percepatan dengan
meningkatkan alokasi anggaran untuk PEN produksi dalam negeri (P3DN).

414 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

PROGRAM PENINGKATAN PENGGUNAAN Basuki Hadimuljono pada tanggal 30 Desember


PRODUK DALAM NEGERI (P3DN) 2020 menerbitkan Surat Menteri PUPR Nomor
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PB.01.01-Mn/2775 perihal Penggunaan Produk
PERUMAHAN RAKYAT Dalam Negeri pada Pengadaan Barang/Jasa di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Apakah peran dari Kementerian PUPR untuk Rakyat dimana pelaksanaan pengadaan barang/
mendukung program P3DN? Pertama, jasa di Kementerian PUPR harus menggunakan
Kementerian PUPR adalah salah satu anggota material/bahan produk dalam negeri atau yang
Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk diproduksi di dalam negeri, serta penggunaan
Dalam Negeri (P3DN) sebagaimana disebutkan material/bahan non produk dalam negeri (impor)
diatas. Kedua, pada tahun 2019, Kementerian dapat digunakan dengan ketentuan harus
PUPR dikukuhkan oleh Kementerian mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pimpinan
Perindustrian sebagai instansi Pemerintah Tinggi Madya. Terbitnya regulasi ini menjadikan
dengan penggunaan produk dalam negeri tertib penyelenggaraan dalam hal pengadaan
tertinggi pada tahun 2018. Apresiasi Tertinggi barang non produk dalam negeri di Kementerian
P3DN Tahun 2019 untuk Kementerian PUPR PUPR.
berdasarkan dari hasil review Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) yang dilakukan oleh Badan Berkaitan dengan pembinaan konstruksi,
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan penggunaan produk dalam negeri diatur dalam
(BPKP) selama tahun 2018 terhadap seluruh Pasal 17 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017
Kementerian/Lembaga, BUMN, dan Lembaga tentang Jasa Konstruksi bahwa kegiatan usaha
Non-Kementerian, BUMD, Pemerintah Daerah Jasa Konstruksi didukung dengan usaha rantai
yang melakukan pengadaan barang dan jasa pasok sumber daya konstruksi yang diutamakan
melalui pembiayaan APBN/APBD maupun hibah. berasal dari produksi dalam negeri. Kemudian,
Hasilnya penggunaan TKDN Kementerian PUPR di dalam Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor
adalah 85,86 % atau senilai Rp 47,08 triliun 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
dari jumlah kontrak 1.294 item senilai Rp 54,84 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 disebutkan
triliun. Tidak berhenti pada pencapaian prestasi sumber daya konstruksi mengutamakan produk
tersebut, komitmen Menteri PUPR terkait lokal, unggulan, dan ramah lingkungan yang
program P3DN sangat tinggi. Kementerian PUPR terdiri atas: sumber daya material, sumber daya
terus melakukan berbagai upaya, baik regulasi peralatan, sumber daya teknologi, dan sumber
maupun kebijakan, untuk mendukung program daya manusia. Untuk mengawal sekaligus
P3DN melalui program tahunan. mewujudkan amanat ini, Direktorat Jenderal
Bina Konstruksi melalui Direktorat Kelembagaan
Ketiga, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Sumber Daya Konstruksi mendapatkan
mengatakan Presiden Joko Widodo memberikan mandat tersebut melalui pasal 492 dan 495 pada
arahan yang tegas soal proyek pembangunan Peraturan Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020
infrastruktur bahwa semua pekerjaan semaksimal tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
mungkin menggunakan produk dalam negeri. PUPR, dimana direktorat ini mempunyai
Untuk mewujudkan hal ini, Menteri PUPR tugas diantaranya melaksanakan perumusan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 415


kebijakan, penyusunan produk pengaturan, bahwa penanggung jawab proyek masih belum
pembinaan penerapan dan pengawasan dalam mengetahui tentang program P3DN, terutama
pengelolaan material, peralatan, teknologi dan terkait tata cara perhitungan capaian nilai TKDN.
Tingkat Kandungan Dalam Negeri konstruksi Untuk mengantisipasi agar permasalahan ini
(TKDN). tidak berlarut-larut, Direktorat Kelembagaan
dan Sumber Daya Konstruksi akan melaksanakan
Berdasarkan mandat yang diberikan kegiatan bimbingan teknis terkait tata cara
sebagaimana Peraturan Menteri Nomor 13 perhitungan capaian Nilai TKDN berdasarkan
tahun 2020 diatas, Direktorat Kelembagaan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16
dan Sumber Daya Konstruksi menyusun dan Tahun 2011 tentang Ketentuan dan Tata Cara
melaksanakan program dan kegiatan dalam Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri.
upaya membumikan program P3DN tidak hanya
kepada insan Kementerian PUPR, tetapi juga Adapun program lainnya yang telah dilaksanakan
mitra strategis terkait. Pada Tahun Anggaran pada tahun 2021, yaitu sosialisasi program
2021, program utama dalam mendukung program Sertifikasi TKDN Kementerian Perindustrian
P3DN adalah diterbitkannya Peraturan Menteri bekerja sama dengan PT. Surveyor Indonesia
PUPR Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan dengan peserta berasal dari Asosiasi Material
Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi dan Peralatan Konstruksi serta para anggota
(SDMPK) terhadap material dan peralatan asosiasi, dan perwakilan Ditjen Sumber Daya Air,
dari industri konstruksi. Pencatatan SDMPK Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta Karya, dan Ditjen
melalui aplikasi SIMPK dengan alamat website Perumahan. Sosialisasi program sertifikasi TKDN
mpk.binakonstruksi.pu.go.id dilaksanakan ini menjadi sangat penting agar mendorong
dalam rangka memastikan bahwa SDMPK yang industri material dan peralatan konstruksi untuk
digunakan dalam Pekerjaan Konstruksi harus mensertifikasi produk material atau alatnya,
telah lulus uji yang dibuktikan dengan sertifikat karena nilai TKDN dihitung berdasarkan nilai
kesesuaian dengan SNI dan mengoptimalkan persentase yang tertera pada sertifikat TKDN
penggunaan produk dalam negeri yang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian. Ke
dibuktikan sertifikat TKDN. depan, program sosialisasi ini akan dilaksanakan
dengan target peserta seluruh Kepala Balai,
Selain pencatatan SDMPK, Direktorat Kepala Satuan Kerja, dan Pejabat Pembuat
Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi juga Komitmen, yang mengikutsertakan kontraktor,
melaksanakan pemantauan dan evaluasi dalam konsultan serta penyedia material konstruksi,
rangka review perhitungan capaian nilai TKDN. utamanya pada Proyek Strategis Nasional (PSN).
Uji petik proyek di tahun 2021 ini dilakukan
terhadap 4 Proyek Strategis Nasional (PSN), Ke depan, agenda utama Direktorat
dengan hasil: pembangunan Bendungan Napun Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi
Gete (66,92%), Bendungan Raknamo (57,90%), dalam mempercepat implementasi program
Bendungan Rotiklot (60,53%), dan pembangunan P3DN di Kementerian PUPR, yaitu 2 (dua) program
Jembatan Teluk Kendari (63,87%). Berdasarkan yang akan dilaksanakan: (1) penyusunan konsep
hasil pemantauan dan evaluasi, didapatkan regulasi tentang Tata Cara Perhitungan Nilai TKDN

416 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Bendungan, Sindang Heula


Serang, Banten

di Kementerian PUPR yang didalamnya mengatur Sebagai Kementerian dengan anggaran terbesar
terkait tata cara perhitungan capaian nilai TKDN di Indonesia, capaian nilai TKDN yang signifikan
pada paket-paket di Kementerian PUPR, (2) tentunya akan berkontribusi sangat besar
mengatur bagaimana mekanisme komitmen terhadap penggunaan produk dalam negeri,
penetapan nilai TKDN versi pengguna jasa pada menggairahkan industri rantai pasok konstruksi
pengadaan barang/jasa, (3) pembentukan tim nasional, dengan harapan akan berdampak bagi
verifikasi capaian nilai TKDN dari Ditjen Bina pemulihan ekonomi nasional, apalagi di tengah
Konstruksi; serta (4) pembentukan Tim P3DN pandemi COVID-19 yang belum terlihat kapan
Kementerian PUPR yang melibatkan semua unit akan berakhir.
organisasi di lingkungan Kementerian PUPR.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 417


DAFTAR PUSTAKA

http://www.bpkp.go.id/berita/readunit/3/29882/5/ Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang


Webinar-Akselerasi-P3DN-dalam-Rangka- Perindustrian
Pemulihan-Ekonomi-Nasional-PEN Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
https://nasional.kompas.com/ Konstruksi
re a d / 2 0 21 / 0 3 / 0 5 / 0 7 21 0 0 7 1 /s a a t- j o kow i - Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang
gaungkan-benci-produk-luar-negeri?page=all Pemberdayaan Industri
Arwanto. 2021. https://psat.bppt.go.id/berita/telusur- Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
bppt-p3dn Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor
Purwanto, Antonius. 2021. https://kompaspedia. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
kompas.id/baca/paparan-topik/ekonomi- Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2021
indonesia-2021-2022-potret-pemulihan- Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
anggaran-pen-dan-kebijakan-fiskal-moneter Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
https://www.beritasatu.com/nasional/810585/ Pemerintah
menteri-basuki-ungkap-presiden-jokowi- Surat Menteri PUPR Nomor PB.01.01-Mn/2775
perintahkan-infrastruktur-tak-boleh-impor perihal Penggunaan Produk Dalam Negeri
https://pu.go.id/berita/penggunaan-produk-dalam- pada Pengadaan Barang/Jasa di Kementerian
negeri-infrastruktur-tertinggi-kementerian- Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
pupr-terima-apresiasi-p3dn-dari-kemenperin
h t t p s : / /e ko n o m i . b i s n i s .c o m /
read/20151105/257/489170/amunisi-untuk-
melindungi-industri-dalam-negeri-hanya-
hambatan-non-tarif
https://kemenperin.go.id/ar tikel/4200/P3DN-
Diharapkan-Bisa-Bendung-Banjir-Impor
https://www.kemenperin.go.id/ar tikel/10757/
Menguatkan-Tameng-dari-Serbuan-Impor-di-
Pasar-Bebas

418 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Penahan Air Laut, Sanur, Bali

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 419


6.6
PENINGKATAN NILAI
TAMBAH DALAM
PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI
Yaya Supriyatna Sumadinata
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Dyah Sitaresmi Budiarti


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Dimas Bayu Susanto


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PENDAHULUAN

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi,


salah satu tujuan penyelenggaraan jasa konstruksi adalah menciptakan integrasi
nilai tambah dari seluruh tahapan penyelenggaraan jasa konstruksi. Dalam
penjelasannya disebutkan nilai tambah dikaitkan dengan penerapan salah satu dari
13 asas penyelenggaraan jasa konstruksi yaitu asas manfaat. Untuk meningkatkan
nilai tambah, setiap tahapan penyelenggaraan jasa konstruksi akan memberikan
manfaat yang optimal apabila dilaksanakan dengan prinsip profesionalisme,
tanggung jawab, efisiensi dan efektivitas. Penerapan keempat prinsip ini secara
keseluruhan mewarnai pengaturan penyelenggaraan jasa konstruksi dalam UU
2/2017.

420 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


bangunan sesuai dengan hasil visualisasi ide,
Sebagaimana diketahui, penyelenggaraan jasa pengoperasian dan pemeliharaan bangunan,
konstruksi walaupun bersifat industri dalam dan dilakukan pembongkaran dan pembangunan
kerangka menghasilkan produk konstruksi kembali jika diperlukan.
berupa bangunan, tetapi penerapannya terpisah- Keinginan pemilik bangunan bersifat dinamis.
pisah yang masing-masing memiliki karakteristik Pelaksanaan jasa konsultansi dan pekerjaan
sendiri. Perwujudan nilai tambah yang optimal konstruksi pun bersifat dinamis tergantung pada
diperoleh dengan mensinergikan setiap tahapan kondisi fisik dan nonfisik lingkungan yang tidak
penyelenggaraan jasa konstruksi melalui mungkin divisualisasikan sepenuhnya, maka
penerapan nilai-nilai profesionalisme, tanggung penyelenggaraan konstruksi dalam memproduksi
jawab dalam perwujudan nilai tambah, efisiensi bangunan membentuk industri konstruksi yang
dan efektivitas. sangat dinamis. Untuk lebih mensinergikan
seluruh tahapan penyelenggaraan jasa konstruksi
KONSEPSI PENINGKATAN tersebut, diperlukan pengintegrasian melalui
INTEGRASI NILAI TAMBAH DALAM penerapan peran manajemen konstruksi/proyek
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI konstruksi yang memberikan jasanya mulai dari
pengelolaan ide sampai dengan terwujudnya
Integrasi Tahapan Siklus Hidup bangunan. Selain itu, perlu juga menerapkan
Penyelenggaraan Konstruksi konsep pengelolaan rantai pasok untuk lebih
Penyelenggaraan jasa konstruksi secara menjamin kesesuaian antara ide dengan
garis besar dikelompokkan menjadi kegiatan pelaksanaannya. Pemilik ide perlu menyadari
yang dilaksanakan pada tahap prakonstruksi, konsekuensi perubahan ide terhadap proses
konstruksi (pelaksanaan), dan pascakonstruksi. perwujudannya. Pemilik bangunan terikat kontrak
Pada tahapan prakonstruksi lebih banyak dengan penyedia jasa konsultansi dan jasa
melibatkan jasa konsultansi yang meliputi pekerjaan konstruksi. Perubahan ide dari pemilik
kegiatan pengkajian, perencanaan, dan bangunan dapat menyebabkan perubahan klausul
perancangan. Pada tahapan konstruksi dan kontrak yang dapat menyebabkan perubahan
pascakonstruksi lebih banyak melibatkan biaya dan waktu pelaksanaan.
jasa pekerjaan konstruksi yang meliputi
pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, Rantai Nilai dalam Penyelenggaraan Konstruksi
dan pembangunan kembali. Pada tahapan Pengintegrasian penyelenggaraan jasa
konstruksi dan pascakonstruksi juga melibatkan konstruksi yang terpisah dapat dilakukan
jasa konsultansi dalam kegiatan pengkajian, dengan menyepakati suatu nilai yang ditetapkan
pengawasan, manajemen penyelenggaraan pada saat memulai kegiatan penyelenggaraan
konstruksi, dan reviu hasil perancangan. Adanya konstruksi. Nilai-nilai yang sudah menjadi
kegiatan pembongkaran dan pembangunan karakteristik penyelenggaraan jasa konstruksi
kembali menunjukkan bahwa penyelenggaraan seperti efisiensi dan efektivitas sudah melekat
jasa konstruksi merupakan siklus yang meliputi pada setiap penyelenggaraan konstruksi.
ide untuk mendirikan bangunan, visualisasi ide Namun, nilai-nilai yang bersifat lebih khusus,
dalam bentuk dokumen dan gambar, pewujudan misalnya konstruksi hijau, perlu disepakati

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 421


dari awal. Pernah terjadi, pemilik bangunan penerapan ilmu di bidang teknik terkait dengan
meminta penerapan bangunan gedung hijau konstruksi untuk mengatasi permasalahan
pada saat hasil perancangan bangunan gedung teknis dan administratif dalam penyelenggaraan
sudah jadi. Untuk memenuhi kriteria hijau yang jasa konstruksi. Dengan peran strategis
efektif dan efisien, perlu dilakukan perubahan engineering seperti definisi tersebut, dapat
rancangan pada bentuk bangunan, yang semula dipahami pendapat para ahli bahwa keberhasilan
sangat terbuka terhadap datangnya sinar penyelenggaraan jasa konstruksi sebagian besar
matahari menjadi lebih tertutup. Selain itu, juga ditentukan oleh kegiatan engineering.
diperlukan perubahan penggunaan material
untuk memanfaatkan material yang lebih mampu Praktik engineering merupakan suatu profesi.
menahan sinar matahari sehingga penggunaan Setiap profesi mempersyaratkan kepemilikan
alat pengatur suhu udara dapat diminimalkan. sertifikat kompetensi yang diperoleh setelah
lulus uji kompetensi. Materi ujinya disusun
Konsep pengelolaan rantai nilai memberikan sesuai dengan standar kompetensi yang telah
sumbangan yang sangat signifikan terhadap ditetapkan. Dalam lingkup penyelenggaraan
peningkatan nilai tambah. Nilai tambah yang jasa konstruksi, praktik engineering merupakan
diperoleh bukan saja untuk mewujudkan bagian dari tenaga kerja konstruksi dengan
bangunan yang memiliki nilai tertentu, tetapi jabatan ahli yang wajib memiliki sertifikat
dalam penyelenggaraannya dapat mengelola kompetensi kerja. Profesi engineering pun telah
material, metode, biaya dan waktu dengan dilindungi Undang-Undang No. 11 tahun 2014
lebih efisien dan efektif. Pengelolaan rantai tentang Keinsinyuran yang mempersyaratkan
nilai wajib diterapkan pada kegiatan konstruksi kepemilikan Surat Tanda Registrasi Insinyur
yang bersifat masif seperti gedung pencakar (STRI). Para pembina jasa konstruksi dan
langit, komplek perumahan dan permukiman, keinsinyuran sedang mengupayakan agar tenaga
pengembangan jaringan jalan, bendungan kerja konstruksi yang berpraktik engineering
besar, pelabuhan laut, bandara dan bangunan cukup memiliki satu sertifikat kompetensi yang
produksi yang besar. Sebagai contoh, penerapan berlaku melalui proses rekognisi.
nilai kepariwisataan dan energi terbarukan
dalam pembangunan bendungan besar akan Keprofesian selalu dilandasi dengan kepatuhan
memberikan arah kepada seluruh penyelenggara terhadap etika profesi dan etika prilaku yang
konstruksi yang terlibat untuk memfokuskan telah disepakati bersama. Salah satu unsurnya
pada nilai yang telah ditetapkan sejak awal. ditekankan pada tanggung jawab. Etika profesi
yang berlaku di lingkungan asosiasi perusahaan
Peningkatan Profesionalisme Pelaku Jasa INKINDO misalnya, memuat kewajiban seorang
Konstruksi profesional untuk menjunjung tinggi kehormatan,
Sebagian besar penyelenggara jasa konstruksi kemuliaan dan nama baik. Tanggung jawab
berlatar belakang kerekayasaan (engineering). tersebut ditunjukkan dengan peningkatan
Engineering dalam penyelenggaraan jasa kinerja, sehingga pengguna profesi tetap percaya
konstruksi dapat didefinisikan sebagai terhadap peran yang dimilikinya dan layanan yang

422 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

diberikannya. Kata lain dari peningkatan kinerja kesehatan kerja, mempercepat pelaksanaan
adalah peningkatan efisiensi dan efektivitas konstruksi, dan menghemat biaya konstruksi.
yang menjadi tolak ukur yang penting dalam
peningkatan nilai tambah. Salah satu material konstruksi yang sifatnya
sangat lokal adalah beton. Oleh karena itu secara
KINERJA PENINGKATAN NILAI TAMBAH nasional peningkatan nilai tambah beton melalui
JASA KONSTRUKSI penggunaan beton pracetak dilakukan secara
masif. Dalam periode pembangunan 2015 s.d.
Pengelolaan Sumber Daya Material, Peralatan 2019, produksi beton pracetak meningkat hampir
dan Teknologi Konstruksi dua kali lipat, yaitu dari tingkat penggunaan
sebesar sekitar 16% menjadi 30%. Hingga
Pengelolaan Rantai Pasok Material Konstruksi tahun 2020, tercatat bahwa terdapat 86 pabrik
Unsur utama bangunan adalah material. Tanpa yang memproduksi beton pracetak dengan
campur tangan manusia pun, suatu bangunan kapasitas produksi sebesar 44,8 Juta ton/tahun.
misalnya bangunan gua dan jembatan, secara Penggunaan beton pracetak dipilih karena
alam terbentuk. Nilai tambah dari unsur sebagian besar diproduksi di dalam negeri,
material diperoleh dengan memanfaatkan teknologi pembuatannya dikuasai, dan secara
perkembangan teknologi untuk menghasilkan signifikan menunjang peningkatan kualitas
material buatan melalui proses komposit dan proses/hasil dan percepatan penyelenggaraan
pabrikasi. Penggunaan material pabrikasi telah konstruksi.
meningkatkan kualitas proses dan produk
konstruksi, mengurangi produksi sampah Selain beton, material konstruksi yang
konstruksi, lebih menjamin keselamatan dan diproyeksikan akan meningkat kebutuhannya

Gambar 6.6.1. Tren Konsumsi Baja Indonesia Tahun 2017-2019


Sumber : Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA), April 2020

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 423


adalah material baja. Konsumsi baja nasional manajemen penyelenggaraannya. Data tersebut
tahun 2019 adalah sebesar 15,9 juta ton, juga akan sangat bermanfaat untuk membantu
meningkat 5,7% dari tahun sebelumnya. penanggulangan bencana alam. Perencanaan
Kebutuhan tersebut dipenuhi dari impor dengan pembangunan yang didukung dengan data
volume yang masih cukup tinggi yaitu 8,4 juta sumber daya konstruksi yang lebih rinci dan
ton (52,83% dari konsumsi baja nasional). akurat diyakini dapat meningkatkan nilai tambah
Padahal pada tahun 2020, tercatat bahwa baik dalam setiap tahapan prosesnya maupun
terdapat 67 perusahaan (12 PMA dan 55 PMDN) produk akhirnya berupa bangunan.
yang memproduksi material baja konstruksi
dengan kapasitas produksi sebesar 29,9 Pemanfaatan Perkembangan Teknologi
juta ton (oversupply). Proyek pembangunan Konstruksi
belum sepenuhnya menggunakan produk baja Penggunaan material baja ringan dan beton
domestik, karena baja konstruksi impor harganya pracetak yang semakin masif merupakan hasil
lebih murah. dari penerapan perkembangan teknologi.
Produsen baja ringan menjadi faktor penggerak
Pengelolaan Rantai Pasok Peralatan Konstruksi peningkatan penggunaan baja ringan, sedangkan
Penggunaan peralatan konstruksi yang tepat dalam hal penggunaan beton pracetak,
menunjang peningkatan kualitas, percepatan masyarakat pengguna menjadi faktor utama
pelaksanaan konstruksi, dan penghematan biaya penggeraknya. Produsen dan masyarakat
konstruksi. Malahan dalam pembangunan jalan, pengguna produk konstruksi harus bekerja
penggunaan alat berat untuk pemadatan badan sama dalam pengembangan dan penerapan
jalan menjadi keniscayaan. Sebaran alat berat teknologi konstruksi. Penerapan teknologi
di Indonesia masih belum merata. Pulau Bali- “Sosrobahu” menjadi contoh cerita sukses
Nusa Tenggara dan Maluku-Papua merupakan penerapan teknologi karya anak bangsa untuk
pulau dengan ketersediaan alat berat terkecil di mendukung pemanfaatan beton pracetak dalam
Indonesia. Sejak tahun 2011, pengelolaan rantai pembangunan jalan layang. Bukti yang lain
pasok alat berat konstruksi mulai diintensifkan. adalah keberhasilan pembangunan jembatan
Pada saat itu, peralatan berat menjadi rebutan lengkung bentang panjang dengan material
untuk digunakan pada sektor pertambangan dan beton pracetak prategang di Simpang Susun
konstruksi. Kuningan Jakarta. Jembatan ini merupakan
salah satu bagian tersulit dari pembangunan
DJBK telah menyediakan Sistem Informasi LRT Jabodetabek yang melayang diatas flyover
Peralatan Konstruksi untuk meregistrasi alat kuningan, dengan bentang 148 meter dan radius
berat konstruksi dengan sistem online. Namun, lengkung 115 meter dan menggunakan material
kemajuan registrasi alat berat baru mencapai beton seberat 9.688,8 ton.
sekitar 30%. Registrasi alat berat sangat penting
dan strategis. Masyarakat jasa konstruksi dapat Penerapan Teknologi pada Alat Berat
memanfaatkan data rantai pasok alat berat Pembangunan jalan selalu menggunakan alat
untuk perencanaan pembangunan infrastruktur, berat. Konstruksi jalan yang baik sekurang-
pengembangan usaha jasa konstruksi, dan kurangnya harus memenuhi persyaratan

424 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

stabilitas dan kerataan permukaan perkerasan. Penerapan BIM secara nasional masih
Kestabilan badan jalan sangat tergantung pada menghadapi tantangan besar, khususnya terkait
proses pemadatan tanah yang hanya dapat dengan kemampuan untuk membagi data dan
dilaksanakan dengan menggunakan alat berat informasi dari seluruh penyelenggara konstruksi.
roller compactor. Sebelumnya, hasil pekerjaan Pengaturan dalam satu bab khusus terkait
pemadatan tanah diperiksa secara manual dengan Sistem Informasi Jasa Konstruksi dalam
dengan pengambilan sample yang jumlah UU 2/2017 diharapkan dapat lebih memacu
terbatas. Peralatan pemancar frekuensi (radar) penerapan BIM secara nasional.
yang dapat memeriksa tingkat kepadatan lapisan
tanah dan alat GPS untuk mendeteksi kemiringan Pengembangan Tenaga Kerja Konstruksi
jalan yang merupakan hasil perkembangan Salah satu permasalahan pokok yang dihadapi
teknologi dipasang pada roller compactor. Hasil dalam penyelenggaraan jasa konstruksi di
pemantauan secara elektronik dikirim langsung Indonesia, yaitu ketersediaan tenaga kerja
ke ruang pengendali sehingga para engineer konstruksi yang bersertifikat masih terbatas.
dapat memantau langsung langkah demi langkah Berdasarkan data LPJKN per Desember 2020,
dan mengendalikan pekerjaan pemadatan secara nasional jumlah tenaga kerja konstruksi
badan jalan. Pemanfaatan hasil perkembangan bersertifikat baru sebesar 778.472 orang yang
teknologi pada alat berat operasional terdiri dari 566.284 orang tenaga terampil dan
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap 212.188 tenaga ahli atau sekitar 9,65 % dari
peningkatan nilai tambah penyelenggaraan total jumlah tenaga kerja konstruksi sebesar
konstruksi. 8 juta orang. Apabila dari 8 juta tenaga kerja
konstruksi yang wajib memiliki sertifikat sebagai
Penerapan Building Information Modelling tenaga ahli, tenaga teknisi/analisis/dan operator
Penerapan Building Information Modelling (BIM) sebesar 40%, maka tenaga kerja yang telah
di Indonesia merupakan hal yang relatif baru. bersertifikat baru mencapai 24%, atau masih
Di Singapura dan beberapa negara Eropa, sekitar 2,4 juta tenaga kerja konstruksi yang
penerapan BIM sudah menjadi keharusan. masih harus disertifikasi.
Beberapa BUMN di bidang konstruksi, Ditjen
Cipta Karya, dan Ditjen Bina Marga mulai Pemerintah bersama dengan seluruh unsur
menerapkan BIM dalam beberapa proyek masyarakat Jasa Konstruksi bahu-membahu
strategis yang ditanganinya. Penerapan BIM menyelenggarakan program percepatan
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja konstruksi,
peningkatan nilai tambah penyelenggaraan yang sebelumnya hanya dapat menghasilkan
konstruksi dalam hal mengurangi waktu untuk tenaga kerja terlatih/tersertifikasi 30
perubahan perencanaan teknis, mempercepat ribu pertahun menjadi 200 ribu pertahun.
proses pabrikasi komponen konstruksi, Peningkatan yang sangat signifikan diperoleh
peningkatan jaminan ketersediaan pasokan melalui sinergi dan kolaboratif pemerintah
sumber daya, dan peningkatan kesiapan dengan masyarakat jasa konstruksi, khususnya
pelaksanaan kontrak pekerjaan konstruksi. dengan asosiasi jasa konstruksi, badan usaha
jasa konstruksi, dan perguruan tinggi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 425


Pada tahun 2017 – 2018 pernah terjadi serangkaian Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi
kecelakaan konstruksi dan kegagalan bangunan Badan usaha jasa konstruksi (BUJK) berperan
yang cukup masif. Salah satu faktor penyebab besar dalam peningkatan nilai tambah
utamanya adalah tenaga kerja konstruksi penyelenggaraan jasa konstruksi. Selain
yang tidak profesional dan kekurangan tenaga memiliki kemampuan modal, BUJK memilih
pengawas sehingga manajemen konstruksi material, peralatan, tenaga kerja konstruksi,
di lapangan tidak berjalan dengan efektif. metode konstruksi, dan teknologi yang paling
Untuk menepati waktu, pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan karakteristik usahanya. Kondisi
harus dilakukan dalam 3 shift. Namun, karena BUJK dalam periode 2015 – 2019 sebagaimana
kekurangan tenaga ahli, pengawasan pekerjaan ditunjukkan pada tabel dibawah.
untuk 3 shift dilakukan oleh tenaga ahli yang sama
sehingga mereka kelelahan. Dengan kondisi UU 17/2017 telah mengamanatkan
seperti itu, pengendalian proyek tidak mungkin pengembangan BUJK spesialis. Dukungan
dilaksanakan dengan efektif. Penyelenggaraan usaha dengan peralatan khusus, tenaga kerja
pelatihan yang lebih masif, termasuk pelatihan konstruksi yang andal di bidangnya, metode
untuk meningkatkan kompetensi tenaga konstruksi yang teruji, dan proses penggunaan
kerja konstruksi di bidang K3, diyakini telah material yang terbaik merupakan prasyarat untuk
mengurangi terjadinya kecelakaan konstruksi mendirikan BUJK spesialis. Dengan demikian,
pada tahun 2019. pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh

Tabel 6.6.1. BUJK Bersertifikat Berdasarkan Kualifikasi 2015 – 2019


No. Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Tumbuh
1 Kualifikasi Kecil 113.192 119.497 118.263 117.006 118.666 119.423 1,11
Kualifikasi
2 20.181 22.120 20.223 21.434 21.745 22.384 2,28
Menengah
3 Kualifikasi Besar 1.656 1.235 1.626 2.145 1.941 2.010 6,44
4 Total 135.029 142.852 140.112 140.585 142.352 143.817
Pertumbuhan dalam
5 1,30%
5 tahun
6 BUJK K : M : B 84% : 15% : 1%
Sumber : (LPJKN 2020, diolah Kembali)

Tabel 6.6.2. Jumlah BUJK Spesialis Bersertifikat


No. Uraian K M B Total
1 Jumlah BUK Spesialis 4.798 1.122 32 5.952
2 K:M:B 80% : 19% : 1%
Sumber : (LPJKN 2020, diolah Kembali)

426 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

BUJK spesialis dapat memberikan kontribusi Penerapan e-procurement sangat efektif


yang signifikan terhadap peningkatan nilai untuk mengendalikan waktu pengadaan.
tambah. Tidak mudah untuk mengendalikan proses
pengadaan di Kementerian PUPR yang jumlah
Pekerjaan konstruksi spesialis merupakan paketnya lebih dari 5 ribu, lokasinya tersebar di
bagian dari pekerjaan konstruksi secara seluruh Indonesia, nilai setiap paketnya relatif
umum. Rerata nilai pekerjaan spesialis besar, jumlah peminatnya besar, dan risikonya
relatif kecil, sehingga secara umum, BUJK menengah sampai dengan besar. Karakteristik
spesialis berkualifikasi kecil. Pangsa pasar jasa konstruksi yang bersifat sangat dinamis
pekerjaan konstruksi untuk BUJK spesialis menyebabkan proses pengadaan sering
adalah sebagai subkontraktor dari pekerjaan menghadapi berbagai kendala. Penerapan
konstruksi yang kontraknya dilaksanakan e-procurement lebih memudahkan pengawasan
BUJK umum. Dalam peraturan pelaksanaan UU dan pengendalian sehingga pimpinan PUPR
2/2017, pengembangan BUJK spesialis dapat dapat lebih cepat mengatasi permasalahan
dilakukan melalui pengadaan jasa konstruksi pengadaan yang terjadi.
dengan pendekatan rantai pasok. Pengguna
telah menginformasikan bagian pekerjaan B. e-catalogue
yang bersifat spesialis dalam suatu tender, dan Dengan semakin berkembangnya teknologi
selanjutnya BUJK utama bersama dengan BUJK jejaring informasi dan perangkat pendukungnya,
spesialis yang menjadi rantai pasok usahanya pemanfaatan e-trade (perdagangan
mengajukan penawaran pada paket tersebut. secara elektronik) melalui e-catalogue
merupakan keniscayaan. Lembaga Kebijakan
Pengelolaan Sistem Delivery Jasa Konstruksi. Pengadaan Pemerintah (LKPP) sudah lebih
Sistem delivery yang transparan, menyederhanakan persyaratan penggunaan
mengintegrasikan tahapan konstruksi, e-catalogue, yang semula terpusat di LKPP
serta penerapan kebijakan yang tepat telah menjadi terdesentralisasi ke K/L.
memberikan kontribusi terhadap peningkatan
nilai tambah dalam penyelenggaraan konstruksi. Penggunaan e-catalogue di bidang jasa
konstruksi memerlukan penyesuaian. Secara
A. e-procurement garis besar dapat dikelompokkan menjadi
Kementerian PUPR telah membangun e-catalogue penyedia jasa, e-catalogue
sistem untuk mendukung penyelenggaraan produk jasa konstruksi berupa bangunan, dan
e-procurement jasa konstruksi. Waktu e-catalogue barang berapa material/peralatan
pelaksanaan konstruksi yang biayanya konstruksi. Penyedia jasa sudah banyak yang
bersumber dari anggaran keuangan negara memanfaatkan e-catalogue barang, khususnya
relatif singkat karena anggarannya berbasis oleh BUJK kualifikasi kecil. Penggunaan
tahunan. Proses pengadaan jasa konstruksi e-catalogue bangunan terus dikembangkan.
membutuhkan waktu rata-rata 65 untuk Bangunan memerlukan proses perwujudan pada
pekerjaan konstruksi dan 90 hari untuk jasa lokasi yang telah direncanakan, melibatkan
konsultansi. tenaga kerja konstruksi dan seringkali

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 427


menggunakan peralatan khusus. Penggunaan dan struktur penyelenggaraan konstruksi yang
e-penyedia jasa masih sangat terbatas. Upaya berbasis pada pertanggungjawaban garis lurus
peningkatan terus dilakukan dengan membangun di lapangan. Dengan struktur garis lurus yang
sistem informasi kinerja penyedia jasa yang meliputi hubungan organisasi vertikal antara
menjadi persyaratan utama pada proses pemilik/pengelola bangunan – penyedia jasa
pengadaan. Persyaratan teknis sumber daya konsultansi (perekayasa/engineer) – penyedia
pendukungnya dipenuhi pada saat pelaksanaan. jasa pekerjaan konstruksi (kontraktor),
Dengan demikian, pengadaan penyedia jasa maka secara tersirat bisnis jasa konstruksi
untuk mendukung penyelenggaraan konstruksi menyerupai perkembangan awalnya. Tugas
rutin, standar, dan berisiko ringan yang jumlahnya engineer yang meliputi antara lain penyesuaian
mayoritas seharusnya bisa dilakukan melalui hasil perencanaan dengan kondisi lapangan
e-catalogue. dan pengawasan kesesuaian pelaksanaan
dengan rencana, serta pengendalian proses
Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi perencanaan teknik yang dilakukan penyedia
Pada awalnya, seluruh proses perwujudan jasa pekerjaan konstruksi terintegrasi dilakukan
bangunan dikerjakan oleh penyedia jasa oleh penyedia jasa konsultansi manajemen
pekerjaan konstruksi (kontraktor/anemer/ konstruksi/manajemen proyek konstruksi.
pemborong) meliputi perencanaan, pelaksanaan, Proses pengawasan konstruksi bukan bagian
dan pengawasan. Kebutuhan perencanaan yang dari tahapan penyelenggaraan konstruksi, tetapi
terpisah mulai terjadi setelah profesi arsitektur proses yang melekat pada seluruh tahapan
berkembang dan jumlah pembangunan semakin yang dapat dikendalikan oleh penyedia jasa
masif. Jasa konsultansi pengawasan konstruksi konsultansi manajemen konstruksi.
di Indonesia berkembang pesat ketika ada
kebutuhan untuk memenuhi persyaratan bantuan Penerapan sistem delivery konstruksi yang
luar negeri pada akhir tahun 1960-an. lebih terintegrasi telah mempersingkat
proses pengambilan keputusan di lapangan,
Tidak ada perencanaan yang sempurna, sehingga mengurangi biaya penyelenggaraan konstruksi,
hasil perencanaan yang terbaik pun masih perlu dan mendorong pengembangan penyedia jasa
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penyedia spesialis.
jasa pekerjaan konstruksi tanpa diminta pun akan
berusaha untuk menyesuaikan perencanaan Penugasan
dengan kondisi di lapangan. Oleh karena itu, Sistem delivery penyelenggaraan konstruksi
perekayasaan dan pengawasan konstruksi dengan konsep penugasan sebagaimana telah
akan tetap menjadi kemampuan dasar yang dilaksanakan dalam pengelolaan jalan tol di
harus dimiliki kontraktor. Jika tidak, akan sulit Sumatera telah menunjukkan peningkatan nilai
untuk menjaga reputasi dan mengembangkan tambah yang signifikan. Dalam waktu singkat
usahanya. berhasil dihubungkan Bakauheni – Palembang
melalui jalan tol.
UU 2/2017 dan peraturan pelaksanaannya telah
mengatur pekerjaan konstruksi terintegrasi

428 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Penugasan berbeda dengan penunjukan dalam penugasan yang dilaksanakan melalui konsep
suatu proses pengadaan jasa konstruksi. swakelola kepada unit pelaksana internalnya
Penugasan adalah pendelegasian wewenang adalah dalam hal perbedaan bentuk perjanjian
untuk mengelola suatu pekerjaan sesuai dengan perikatan.
tugas yang diperintahkan. Penugasan yang
dimaksud berbeda dengan penugasan yang Penerapan Standar Keamanan, Keselamatan,
diberikan oleh suatu unit organisasi kepada unit Kesehatan, dan Keberlanjutan Konstruksi
organisasi internal lainnya. Dalam konteks UU Penyelenggaraan usaha dan jasa konstruksi
2/2017, penugasan adalah pengalihan tanggung yang tertib dan pemanfaatan produk konstruksi
jawab penyediaan bangunan yang sebelumnya yang tertib, merupakan bagian yang tidak
langsung di bawah pengelola sektor menjadi terpisahkan dari upaya peningkatan nilai tambah
di bawah suatu entitas baru berupa lembaga/ penyelenggaraan konstruksi. Sejak awal,
badan/orang perseorangan. Entitas baru penyelenggaraan konstruksi dirancang untuk
tersebut dapat menyelenggarakan konstruksi menghasilkan manfaat sebesar-besarnya pada
secara sendiri atau melalui pihak kedua selama kehidupan. Proses perencanaan memperhatikan
memenuhi ketentuan peraturan perundang- berbagai aspek terkait dengan bangunan untuk
undangan sebagai pelaku jasa konstruksi. lebih menjamin keberlanjutan bangunan; proses
perancangan harus memperhatikan hasil
Ketentuan terkait dengan penyediaan bangunan perencanaan untuk lebih menjamin bangunan
dalam UU 2/2017 telah dicabut oleh UU 11/2020, lebih efisien dan efektif; proses pelaksanaan
sehingga sistem delivery penyelenggaraan konstruksi selain harus berdasarkan pada hasil
jasa konstruksi melalui penugasan mengikuti perancangan yang telah disepakati, dilaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan dengan selamat dan sehat, juga harus mampu
lainnya. Pada hakikatnya, sistem delivery melalui mendorong pertumbuhan usaha jasa konstruksi
penugasan adalah penyelenggaraan konstruksi dan usaha rantai pasoknya termasuk penyerapan
yang dikerjakan sendiri. Perbedaan dengan tenaga kerja; dan pada ujungnya pengoperasian

Pada hakikatnya, sistem delivery melalui penugasan


adalah penyelenggaraan konstruksi yang dikerjakan
sendiri. Perbedaan dengan penugasan yang
dilaksanakan melalui konsep swakelola kepada unit
pelaksana internalnya adalah dalam hal perbedaan
bentuk perjanjian perikatan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 429


Jembatan Teluk Kendari
Sulawesi Tenggara

dan pemeliharaan produk konstruksi Database kinerja pelaku jasa konstruksi berupa
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan agar pengalaman teregistrasi tersebut dimanfaatkan
bangunan dapat berfungsi sesuai dengan umur dalam proses pemilihan penyedia jasa. Sistem
rencananya serta membentuk lingkungan registrasi pengalaman tidak akan menghasilkan
terbangun yang senyaman-nyamannya. penumpukan kegiatan konstruksi pada satu
pelaku jasa konstruksi tertentu. Pembatasan
STRATEGI PENINGKATAN NILAI TAMBAH melalui penerapan remunerasi berdasarkan
kehadiran (time-based cost) bagi tenaga
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Berbasis kerja konstruksi, dan sisa kemampuan nyata
Kinerja (SKN) bagi BUJK menciptakan keseimbangan
Sertifikasi kompetensi/ kemampuan terhadap supply-demand pelaku jasa konstruksi.
pelaku jasa konstruksi merupakan salah satu Persaingan yang sehat antara para pelaku jasa
substansi utama dalam UU 2/2017. Kompetensi/ konstruksi secara transparan akan mendorong
kemampuan diasah dalam pengalaman penjagaan dan peningkatan kompetensi
menyelenggarakan konstruksi. UU 2/2017 kerja/kemampuan usaha melalui sistem
mengamanatkan peregistrasian pengalaman pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
setiap pelaku jasa konstruksi dalam sistem Peningkatan kinerja pelaku jasa konstruksi akan
informasi jasa konstruksi terintegrasi yang menghasilkan peningkatan nilai tambah dalam
dikembangkan Pemerintah. penyelenggaraan jasa konstruksi.

430 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

Pembangunan Sistem Informasi Jasa Sinergi Kolaborasi Masyarakat Jasa Konstruksi


Konstruksi Terintegrasi Kunci utama terpenting keberhasilan dalam
Ciri utama industri konstruksi yang membedakan peningkatan nilai tambah penyelenggaraan
dengan industri manufaktur pada umumnya konstruksi yang memiliki karakteristik
yaitu prosesnya dilakukan dalam rentang waktu sangat dinamis adalah melalui sinergi dan
tertentu dan produknya unik sesuai dengan kolaborasi seluruh masyarakat jasa konstruksi.
keinginan pemiliknya. Kebutuhan bangunan Kapasitas asset dan permodalan, kompetensi,
yang terus meningkat dan karakteristik tersebut kemampuan, dan jejaring kerja tersebar pada
menghasilkan jumlah kegiatan konstruksi yang seluruh komponen masyarakat jasa konstruksi
sangat banyak dan berbeda-beda satu dengan yang sangat beragam. Keberhasilan pada proses
yang lainnya. Agar dapat dikelola dengan peningkatan produktivitas sertifikasi TKK dan
efektif dan efisien, diperlukan dukungan sistem beton pracetak merupakan bukti kekuatan
informasi. UU 2/2017 mengamanatkan kepada sinergi dan kolaborasi. Sejak 2018, Ditjen Bina
Pemerintah secara khusus yang dimuat dalam Konstruksi melaksanakan kerjasama di dalam
satu bab untuk membangun sistem informasi kegiatan pelatihan dan sertifikasi dengan
jasa konstruksi (SIJK) terintegrasi. stakeholder (K/L lain, pemerintah daerah, dan
asosiasi) sehingga per tahun bisa mencapai
Penggunaan SIJK memungkinkan pengguna ratusan ribu, tertinggi di 2019 dengan capaian
jasa, penyedia jasa dan produsen sumber daya 259.539 tenaga kerja konstruksi terbina.
mengetahui kondisi rantai pasok sumber daya Sedangkan, kapasitas produksi beton pracetak
konstruksi. Kondisi ini akan mendorong penyedia dan prategang selalu meningkat dari tahun ke
jasa dan rantai pasoknya melakukan upaya-upaya tahun seiring dengan adanya program sejuta
pemenuhan terhadap tuntutan pemilik bangunan rumah dari Kementerian PUPR sejak 2015.
yang semakin berkualitas. UU 2/2017 mengatur
terjadinya persaingan jasa konstruksi yang sehat. Selain itu, pendekatan pekerjaan konstruksi
Bagi penyedia jasa dan rantai pasoknya yang tidak terintegrasi pada hakikatnya merupakan sinergi
melakukan upaya-upaya peningkatan efektivitas dan kolaborasi antara jasa konsultansi dengan
dan efisiensi, perkembangannya akan terhambat pekerjaan konstruksi. Begitu juga dengan
atau malahan tersingkir secara sistem. penggunaan BUJK spesialis yang notabene
BUJK kualifikasi kecil sebagai subkontraktor
Pembangunan SIJK terintegrasi yang efektif BUJK utama merupakan pendekatan sinergi dan
akan memungkinkan penerapan berbagai kolaboratif.
model terkait dengan konstruksi ramping
(lean construction) termasuk penerapan BIM. Ke depan perlu terus dikembangkan pendekatan
Pembangunan SIJK terintegrasi memerlukan sinergi dan kolaboratif lainnya. Unsur masyarakat
dukungan budaya informasi dalam masyarakat jasa konstruksi dari pakar dan perguruan tinggi
jasa konstruksi. Namun, proses pembangunan yang memiliki kemampuan penelitian dan
SIJK akan mendorong percepatan tumbuhnya pengembangan yang tinggi, anggota asosiasi
budaya informasi di lingkungan masyarakat jasa profesi yang memiliki kemampuan perekayasaan
konstruksi. yang tinggi, anggota asosiasi perusahaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 431


yang memiliki kemampuan manajerial dan K4 (Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
permodalan yang kuat, dan kemampuan produksi Keberlanjutan) Konstruksi. Pertama, pengelolaan
dan pemasaran yang kuat dari unsur asosiasi sumber daya MPK dilakukan dengan peningkatan
rantai pasok merupakan modal dasar yang kapasitas dan pemanfaatan material dalam
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk negeri, peningkatan sistem informasi untuk
meningkatkan integrasi nilai tambah pada setiap pemetaan kondisi material dan peralatan
tahapan penyelenggaraan jasa konstruksi. konstruksi, pemanfaatan teknologi, dan
penerapan BIM. Kedua, pengembangan tenaga
KESIMPULAN kerja konstruksi melalui peningkatan sertifikasi
sehingga meningkatnya kualitas pembangunan
Peningkatan nilai tambah dalam penyelenggaraan dan mengurangi kecelakaan konstruksi tiap
jasa konstruksi meliputi tiga konsep yaitu tahunnya. Ketiga, penyelenggaraan usaha
integrasi tahapan siklus penyelenggaraan jasa konstruksi dengan dukungan terhadap
konstruksi, rantai nilai penyelenggaraan pengembangan BUJK spesialis melalui
konstruksi, dan peningkatan profesionalisme pengaturan (UU 2/2017) dengan pendekatan
pelaku jasa konstruksi. Integrasi tahapan rantai pasok pada pengadaan jasa konstruksi.
siklus penyelenggaraan konstruksi terdiri Diharapkan dengan pengguna menginformasikan
dari penerapan peran manajemen konstruksi bagian pekerjaan yang bersifat spesialis dalam
berupa perwujudan ide menjadi bangunan suatu tender, BUJK utama dapat bekerjasama
dan pengelolaan rantai pasok konstruksi dengan BUJK spesialis untuk menjadi rantai
untuk memastikan kesesuaian ide dengan pasok usahanya di dalam pengajuan penawaran
pelaksanaannya. Sedangkan rantai nilai paket. Keempat, pengelolaan sistem delivery jasa
penyelenggaraan konstruksi adalah memastikan konstruksi dengan pendekatan sistem informasi
kesepakatan nilai khusus yang melekat (online) seperti e-procurement dan e-catalogue
pada kegiatan konstruksi yang diinginkan serta paket pekerjaan konstruksi terintegrasi.
seperti konstruksi hijau, pemanfaatan energi Terakhir dengan penerapan standar K4
terbarukan, dan nilai pariwisata. Terakhir, konstruksi, proses pembangunan infrastruktur
peningkatan profesionalisme pelaku jasa terjamin dalam keamanan struktur bangunannya,
konstruksi dengan memastikan kompetensi keselamatan dan kesehatan bagi pelaku jasa
tenaga kerja konstruksi dan kapasitas badan konstruksinya, serta dukungan pembangunan
usaha dengan sertifikasi serta penerapan etika yang berkelanjutan bagi lingkungan sekitarnya.
profesi.
Upaya-upaya strategis ke depan yang dapat
Kondisi kinerja peningkatan nilai tambah jasa meningkatkan nilai tambah dalam konstruksi
konstruksi yang saat ini sedang dilaksanakan adalah penyelenggaraan berbasis kinerja,
terdiri dari pengelolaan sumber daya material pembangunan sistem informasi jasa konstruksi
dan peralatan konstruksi (MPK), pengembangan terintegrasi, dan peningkatan sinergitas
tenaga kerja konstruksi (TKK), penyelenggaraan kolaborasi dengan masyarakat jasa konstruksi.
usaha jasa konstruksi, pengelolaan sistem Penyelenggaraan berbasis kinerja yang dimulai
delivery jasa konstruksi, serta penerapan standar dengan registrasi pengalaman tenaga kerja dan

432 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengelolaan Rantai Pasok Material, Peralatan, dan Teknologi Konstruksi

badan usaha. Dengan adanya database terbuka masyarakat jasa konstruksi seperti kemampuan
terhadap pengalaman tenaga kerja maupun badan penelitian dan pengembangan yang dimiliki
usaha yang digunakan dalam proses pemilihan, pakar dan perguruan tinggi disinergikan dengan
dapat mencegah penumpukan kegiatan kemampuan anggota asosiasi perusahaan
konstruksi pada pelaku jasa konstruksi tertentu dan rantai pasok dalam permodalan dan
sehingga persaingan sehat dapat terwujud. produksi untuk peningkatan inovasi dalam
Didukung dengan penerapan remunerasi penyelenggaraan jasa konstruksi yang lebih
berdasarkan kehadiran (time-based cost) bagi efektif dan efisien.
tenaga kerja konstruksi dan sisa kemampuan
nyata (SKN) bagi BUJK, keseimbangan supply- DAFTAR PUSTAKA
demand pelaku jasa konstruksi dapat tercipta.
Sedangkan, pembangunan sistem informasi Undang-Undang 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
jasa konstruksi terintegrasi yang akan membuka Undang-Undang 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja
informasi terhadap kondisi rantai pasok Undang-Undang No. 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran
konstruksi diantara penyedia jasa dan pengguna PP 14/2021 tentang Perubahan Atas PP 22/2020
jasa akan mendorong peningkatan kualitas tentang Peraturan Pelaksanaan UU 2/2017
pembangunan. Para penyedia jasa akan semakin tentang Jasa Konstruksi
termotivasi untuk dapat melakukan inovasi Permen PUPR 07/2021 tentang Pencatatan Sumber
dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi di Daya Material dan Peralatan Konstruksi
dalam jasa konstruksi yang ditawarkan. Dengan Permen PUPR 09/2021 tentang Pedoman
membudayakan teknologi sistem informasi, Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan
penerapan konsep “lean construction” dengan Permen PUPR 10/2021 tentang Sistem Manajemen
teknologi terkini seperti BIM dapat semakin Keselamatan Konstruksi
meningkat diantara pelaku konstruksi untuk Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA),
mendukung pembangunan berkelanjutan. April 2020
Terakhir, peningkatan sinergitas kerjasama antar Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
2020-2024, 2020
Buku Informasi Statistik Konstruksi 2015-2020
http://report.siki.lpjk.net//
Buku Konstruksi Indonesia tahun 2011, 2012, 2013, dan
2014
Rencana Strategis Ditjen Bina Konstruksi 2020-2024
Buku Konstruksi Indonesia 2030 untuk Kenyamanan
Lingkungan Terbangun (LPJK, 2007)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 433


07
Pengembangan
Kapasitas Tenaga
Kerja Konstruksi
Nasional
7.1
Peta Arah Peningkatan
Kompetensi Tenaga
Kerja Konstruksi
Dedy Natrifahrizal Dedisky Nazaroeddin
Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Riky Aditya Nazir


Kepala Subdirektorat Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Patmasari Anggaraningsih
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PENDAHULUAN

Visi dan misi pemerintah tahun 2019 – 2024 adalah terwujudnya Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian yang berlandaskan gotong royong. Tahun
2022 mendatang rencana kerja pemerintah masih berorientasi pada pemulihan
ekonomi sebagai dampak pandemi COVID-19. Sasaran pembangunan dan arah
kebijakan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Indonesia yakni memperkuat
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkeadilan, mengembangkan wilayah
untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan, meningkatkan sumber
daya manusia berkualitas dan berdaya saing, revolusi mental dan pembangunan
kebudayaan, memperkuat infrastruktur dan mendukung pengembangan ekonomi
dan pelayanan dasar, membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan

436 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


bencana dan perubahan iklim, memperkuat pemberdayaan masyarakat, swakelola dan
stabilitas politik, hukum, keamanan, HAM dan kontraktual yang diperkirakan akan menyerap
transformasi pelayanan publik. tenaga kerja lebih dari 661.000 orang.

Sektor infrastruktur sebagai salah satu prioritas Infrastruktur yang masif, andal, dan berkualitas,
pembangunan yang menjadi daya ungkit dalam tidak akan terbangun tanpa sumber daya
rangka pemulihan ekonomi nasional pada masa manusia yang andal, terampil, terlatih, dan
pandemi COVID-19. Pembangunan infrastruktur kompeten. Komitmen dalam mencetak sumber
yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan daya konstruksi ini juga tertuang dalam rencana
Umum dan Perumahan Rakyat berfokus pada strategis Kementerian PUPR yaitu meningkatkan
sektor prioritas antara lain penyelesaian kualitas sumber daya manusia, penyelenggaraan
Proyek Strategis Nasional (PSN), program jasa konstruksi, dan pembiayaan infrastruktur
ketahanan pangan, program Padat Karya Tunai dalam mendukung penyelenggaraan
(PKT), penyelesaian pengembangan 5 (lima) infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Rakyat.
pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT).
Isu strategis yang dihadapi oleh sektor jasa
Pemerintah mengalokasikan anggaran konstruksi Indonesia salah satunya adalah
infrastruktur Tahun 2022 sebesar Rp rendahnya tingkat kepemilikan Sertifikat
384,8 triliun dalam Rancangan Anggaran Kompetensi Kerja Konstruksi (SKKK). Hal
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) untuk ini terlihat dari trendline kecelakaan kerja
pembangunan infrastruktur di sejumlah sektor. konstruksi yang terus meningkat selama 3 (tiga)
Kementerian PUPR tahun 2022 diberikan tahun terakhir. Berdasar kajian dari Komite
pagu anggaran sebesar Rp100,59 triliun. Pagu Keselamatan Konstruksi, salah satu penyebabnya
anggaran ini dialokasikan untuk pembangunan adalah minimnya kompetensi pekerja konstruksi.
infrastruktur sumber daya air sebesar Rp41,23 Rendahnya tingkat kepemilikan Sertifikat
triliun, konektivitas sebesar Rp39,70 triliun, Kompetensi Kerja Konstruksi (SKKK) khususnya
permukiman sebesar Rp12,15 triliun, perumahan kualifikasi terampil serta peningkatan kompetensi
sebesar Rp5 triliun, serta dukungan manajemen tenaga kerja konstruksi menjadi fokus dalam
dan tugas teknis lainnya sebesar Rp2,15 triliun. pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi.
Kementerian PUPR juga akan melaksanakan
program pembiayaan perumahan dengan total Kebijakan pembinaan tenaga kerja konstruksi
anggaran Rp28,2 triliun. diarahkan pada peningkatan kompetensi
tenaga kerja konstruksi dan jumlah kepemilikan
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, sebagai Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi.
upaya untuk Pemulihan Ekonomi Nasional Dengan adanya kebijakan ini diharapkan dapat
(PEN), Kementerian PUPR memiliki program tercetak tenaga kerja konstruksi yang andal dan
Padat Karya Tunai (PKT) dengan total pagu berdaya saing sehingga memberikan dukungan
anggaran sebesar Rp13,91 triliun. Program Padat pada peningkatan kualitas dan durabilitas
Karya Tunai tahun 2022 dilaksanakan secara infrastruktur yang dibangun di Indonesia.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 437


KONDISI EKSISTING TENAGA KERJA semakin kompleksnya proyek konstruksi maka
KONSTRUKSI jabatan kerja baru yang dibutuhkan juga akan
bertambah sehingga kebutuhan tenaga kerja
Berdasarkan data dari Pusat Kajian Strategis konstruksi juga meningkat.
tahun 2013, untuk setiap 1 triliun anggaran
pembangunan infrastruktur diperlukan sebanyak Berdasarkan data dari Lembaga Pengembangan
14.000 tenaga kerja konstruksi. Berdasarkan Jasa Konstruksi, September 2021, jumlah
kajian tersebut, untuk anggaran kontraktual tenaga kerja konstruksi bersertifikat tercatat
konstruksi dan jasa konsultansi Kementerian sebanyak 717.344 dengan jumlah tenaga ahli
PUPR tahun 2021 dengan jumlah sebesar 107,6 sebanyak 177.596 orang dan jumlah tenaga kerja
triliun membutuhkan tenaga kerja konstruksi terampil sebanyak 539.748 orang. Jumlah total
bersertifikat sebanyak 1.506.400 orang. Jumlah kepemilikan sertifikat saat ini adalah 1.021.715
ini akan bertambah seiring dengan meningkatnya orang.
anggaran pembangunan infrastruktur. Selain itu,

Gambar 7.1.1. Jumlah Kepemilikan


Sertifikat Keahlian
Sumber : SIKI LPJK, akses
19 September 2021

Gambar 7.1.2. Jumlah Kepemilikan


Sertifikat Keterampilan
Sumber : SIKI LPJK, akses
19 September 2021

1
Hasil kajian Pusat Kajian Strategis, Kementerian PUPR, 2013

438 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Dalam rangka melaksanakan pembinaan bagi kerja telah memiliki SKKNI, sedangkan sisanya
tenaga kerja konstruksi, Direktorat Jenderal Bina saat ini sedang dalam progres dan penyusunan.
Konstruksi, pada tahun 2021 telah menerbitkan Selain menyusun SKKNI, untuk mendukung
aturan-aturan, diantaranya : pelaksanaan pelatihan maka disusun modul
1. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina pelatihan berbasis kompetensi dengan jumlah
Konstruksi No.27/2021 tentang Petunjuk modul existing saat ini sebanyak 144 jabatan
Pelaksanaan Pendataan TKK pada Proyek kerja.
Konstruksi di Kementerian PUPR;
2. Petunjuk pelaksanaan pemberian Dukungan terhadap tenaga kerja konstruksi
rekomendasi lisensi Lembaga Sertifikasi berkompeten juga diejawantahkan dalam
Profesi dan registrasi Lembaga Sertifikasi perkuatan infrastruktur pelatihan yaitu
Profesi Terlisensi (ditetapkan di LPJK: Surat meningkatkan jumlah instruktur dan asesor.
Edaran Ketua LPJK No. 03/2021); Direktorat Jenderal Bina Konstruksi telah
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan mencetak instruktur dan asesor yang dapat
Perumahan Rakyat Nomor 559/KPTS/M/2021 diperankan secara optimal pada pelaksanaan
tentang Penetapan Besaran Biaya Sertifikasi pelatihan maupun uji kompetensi. Pada
Kompetensi Kerja Konstruksi dan Sertifikasi tahun 2020, Balai Jasa Konstruksi Wilayah di
Badan Usaha Jasa Konstruksi Yang lingkungan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Dilaksanakan Oleh Lembaga Sertifikasi telah menyelenggarakan Recognition Current
Bidang Jasa Konstruksi; Competency (RCC) kepada 598 asesor. Selain itu,
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina juga telah mencetak asesor baru sebanyak 25
Konstruksi No 05/2021 tentang Petunjuk orang dan pelatihan instruktur yang diikuti oleh
Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja 30 orang.
Konstruksi Pada Masa Transisi;
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina
Konstruksi No 06/2021 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Registrasi LSP Terlisensi dan
Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi Oleh
LSP Terlisensi dan Teregistrasi Pada Masa
Transisi.

Selain melakukan sertifikasi on site, Kementerian Direktorat Jenderal Bina


PUPR telah memberlakukan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sektor Jasa
Konstruksi telah mencetak
Konstruksi sesuai Peraturan Menteri PU Nomor instruktur dan asesor yang dapat
07/PRT/M/2010. Untuk mendukung pelaksanaan diperankan secara optimal pada
pelatihan kepada para tenaga kerja konstruksi
maka telah disusun standar dan materi
pelaksanaan pelatihan maupun
kompetensi bidang konstruksi. Berdasarkan data uji kompetensi.
Februari 2020, dari 334 jabatan kerja, 213 jabatan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 439


PENGEMBANGAN DAN PERBAIKAN manfaat dan tujuan pelatihan dapat tercapai.
PEMBINAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI Seiring dengan berkembangnya target, tujuan,
metode dan sarana prasarana pelatihan, maka
Penguatan Peraturan Terkait Tenaga Kerja perlu dilakukan pembaruan terhadap acuan
Konstruksi, Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi, penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi.
dan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi.
Dalam rangka memperkuat kualitas sumber Selain menyusun aturan terkait
daya manusia konstruksi, Kementerian PUPR penyelenggaraan pelatihan, penguatan
telah menerbitkan beberapa aturan. Aturan- peraturan terkait pembinaan tenaga kerja
aturan tersebut diharapkan berfungsi sebagai konstruksi juga dilakukan dalam hal pendataan
pedoman maupun petunjuk pelaksanaan tenaga kerja konstruksi. Pada tahun 2022,
sehingga pembinaan tenaga kerja konstruksi akan disusun rancangan Peraturan tentang
dapat dilaksanakan secara tepat sasaran. Selain pendataan tenaga kerja konstruksi. Peraturan ini
itu, penguatan peraturan juga sebagai aturan menjadi landasan dalam melakukan pendataan
pelaksanaan atas ditetapkannya Peraturan tenaga kerja pada proyek konstruksi nasional
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021. Direktorat termasuk di lingkup swasta maupun pemerintah
Jenderal Bina Konstruksi berupaya menyusun kabupaten/kota.
aturan-aturan dalam rangka mendorong
pemenuhan tenaga kerja konstruksi bersertifikat, Penguatan Infrastruktur Pelatihan
diantaranya: Dalam rangka mencetak kebutuhan tenaga kerja
1. Pengaturan terkait konversi jenjang konstruksi yang berkualitas dan berdaya saing,
Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (KKNI) Direktorat Jenderal Bina Konstruksi memiliki
bagi tenaga kerja konstruksi; target pembinaan tenaga kerja konstruksi untuk
2. Petunjuk pelaksanaan registrasi Lembaga tahun 2022 sebanyak 81.200 orang, angka ini
Pendidikan dan Pelatihan Kerja meningkat 12.100 orang dibandingkan tahun
3. Daftar Jabatan Kerja di Sektor Konstruksi 2021. Pembinaan tenaga kerja konstruksi ini
4. Pedoman pemantauan dan evaluasi kinerja terdiri dari 50.000 orang berasal dari vokasional
Lembaga Sertifikasi Profesi dan 31.200 orang dari reguler. Pembinaan
5. Pedoman pemantauan dan evaluasi terhadap tenaga kerja konstruksi dilakukan
pelaksanaan sertifikasi Lembaga Sertifikasi di seluruh wilayah di Indonesia melalui Balai
Profesi Jasa Konstruksi Wilayah Banda Aceh, Balai
Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang, Balai
Peran penyelenggaraan pelatihan tidak hanya Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta, Balai Jasa
dilakukan oleh Balai Jasa Konstruksi Wilayah, Konstruksi Wilayah IV Surabaya, Balai Jasa
tetapi juga dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Konstruksi Wilayah V Banjarmasin, Balai Jasa
dan Pelatihan Kerja (LPPK) bidang jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar, dan Balai Jasa
konstruksi. Dengan semakin bertumbuhnya Konstruksi Wilayah VII Jayapura.
LPPK bidang Jasa Konstruksi maka perlu dibuat
acuan terkait pelatihan yang diselenggarakan Dalam rangka mencapai target pembinaan tenaga
oleh LPPK. Hal ini dimaksudkan agar sasaran, kerja konstruksi, maka diperlukan penguatan

440 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

infrastruktur pelatihan yang berupa penyiapan instruktur dan asesor yang kompeten dan
sarana prasarana peningkatan kompetensi untuk profesional. Hal ini dapat diwujudkan dengan
jabatan kerja strategis sesuai industri konstruksi. menggalang kerja sama dengan stakeholders
Pelatihan yang diselenggarakan selaras dengan di sektor Jasa Konstruksi seperti dengan
teknologi yang berkembang di lapangan. Saat ini pihak swasta ataupun dengan negara lain.
pembangunan infrastruktur konektivitas banyak Sebagai contoh, menjalin kerja sama melalui
menggunakan konstruksi layang/elevated. Untuk program kemitraan dengan Japan International
memenuhi hal dimaksud, dibutuhkan penyiapan Cooperation Agency (JICA) dan Korea International
tenaga kerja konstruksi baik dari kualifikasi ahli Cooperation Agency (KOICA) untuk melaksanakan
maupun terampil yang mendukung pekerjaan capacity building bagi instruktur.
konstruksi tersebut.
Penyiapan para instruktur juga dilakukan melalui
Mencetak tenaga kerja konstruksi yang kerjasama dengan akademisi di sekolah vokasi
kompeten harus diimbangi dengan instruktur dan perguruan tinggi. Implementasi dari Surat
dan asesor yang berkualitas. Seorang instruktur Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor
yang berkualitas adalah seorang yang dapat 129/SE/Dk/2020 turut mencetak instruktur yang
mentransfer knowledge, skill serta membentuk profesional kepada para siswa / mahasiswa. Para
attitude calon tenaga kerja konstruksi sehingga tenaga pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan,
layak bekerja di sektor konstruksi. Kebutuhan Dosen Politeknik, dan Dosen perguruan tinggi
terhadap instruktur dan asesor juga merupakan dilatih dan diperankan sebagai instruktur pada
target nasional di sektor Jasa Konstruksi yang program pemberian kompetensi tambahan
dapat dipenuhi dan dilakukan oleh pemerintah kepada siswa/mahasiswa di tingkat SMK, Vokasi,
pusat, pemerintah daerah, maupun asosiasi dan perguruan tinggi.
profesi. Target peningkatan dan pemenuhan
jumlah instruktur dan asesor per tahun Dalam rangka penguatan infrastruktur pelatihan,
ditargetkan sebanyak 20%, sebagaimana Balai Jasa Konstruksi Wilayah didorong untuk
tercantum dalam tabel di bawah. memiliki branding dalam melakukan pembinaan
terhadap calon tenaga kerja konstruksi. Dengan
Penguatan infrastruktur pelatihan diharapkan penguatan infrastruktur pelatihan yang ada, Balai
dapat menjawab pemenuhan kebutuhan Jasa Konstruksi Wilayah dapat dimanfaatkan

Tabel 7.1.1. Target Pemenuhan Kebutuhan Instruktur dan Asesor Tahun 2020 - 2024

Pemenuhan Tahun
Satuan
Kebutuhan
2020 2021 2022 2023 2024
Target Peningkatan % 20% 40% 60% 80% 100%
Instruktur Orang 1.213 2.426 3.639 4.852 6.065
Asesor Orang 3.272 6.544 9.816 13.088 16.360

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 441


Tabel 7.1.2. Target Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikat Tahun 2020 - 2024

Tahun
Target Satuan
2020 2021 2022 2023 2024
% 9% 10% 12% 13% 14%
TKK Bersertifikat
Orang 765.000 850.000 1.020.000 1.105.000 1.190.000

sebagai teaching factory atau rujukan sarana berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
pembelajaran bagi calon tenaga kerja konstruksi. BPS pada tahun 2019 yakni 8,5 juta jiwa. Untuk
Balai Jasa Konstruksi bekerjasama dengan tahun 2022, Target tenaga kerja konstruksi
sekolah vokasi, Pendidikan tinggi, atau Lembaga bersertifikat diharapkan mencapai 12% atau
pelatihan lainnya dapat digunakan sebagai sebanyak 1.020.000 tenaga kerja konstruksi.
sarana untuk studi banding dan lokasi praktek
dalam kegiatan pelatihan calon tenaga kerja Pengembangan Standar dan Materi Kompetensi
konstruksi. Meningkatnya proyek konstruksi serta makin
tingginya teknologi mendorong pemerintah
Mendorong Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi untuk mengembangkan standar dan materi
Mulai tahun 2017, pemerintah telah kompetensi sesuai dengan kebutuhan. Standar
menyelenggarakan percepatan sertifikasi dan materi kompetensi ini disusun dalam rangka
secara on site dengan melakukan observasi di menjawab tantangan dan mengakomodasi
lokasi proyek. Dengan metode ini, instrumen perkembangan jabatan kerja yang terlibat pada
pendukung uji sertifikasi dimobilisasi ke lokasi proyek konstruksi saat ini. Standar Kompetensi
proyek, sehingga uji sertifikasi dapat dilakukan Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan materi
tanpa mengganggu pekerjaan konstruksi. kompetensi / modul yang disusun dapat dijadikan
Inovasi percepatan sertifikasi mendapat acuan bagi pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja
dukungan penuh dari Presiden Joko Widodo konstruksi.
yang turut hadir dan menyerahkan sertifikat
kepada 10.000 tenaga kerja konstruksi. Dengan Peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi
adanya percepatan sertifikasi ini, diharapkan bertumpu pada 3 (tiga) utama yaitu : Standar
seluruh proyek konstruksi dapat dilaksanakan Kompetensi Kerja, Pelatihan Berbasis
oleh tenaga kerja konstruksi yang memiliki Kompetensi, serta Sertifikasi Kompetensi.
kompetensi terstandar dan terukur. Adapun Pelatihan berbasis kompetensi dapat
target tenaga sertifikasi tenaga kerja konstruksi dilaksanakan dengan tersedianya Bakuan
tertera pada tabel di atas ini. Kompetensi yang terdiri dari SKKNI yang
dilengkapi dengan Kurikulum Pelatihan Berbasis
Pada tahun 2024, diharapkan sebanyak 14% Kompetensi (KPBK), Materi Uji Kompetensi
tenaga kerja konstruksi telah bersertifikat atau (MUK), serta Modul/Materi Pelatihan berbasis
sekitar 1,190 juta dari total tenaga Kerja Konstruksi kompetensi.

442 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Dalam rangka pengembangan standar dan materi Tersedianya data tenaga kerja konstruksi,
kompetensi tenaga kerja konstruksi, pada tahun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
2024 ditargetkan tersedia sebanyak 240 SKKNI (SKKNI), materi kompetensi, serta platform
dan 165 modul pelatihan. Untuk mencapai target pelaksanaan assessment online dalam 1 (satu)
ini Direktorat Jenderal Bina Konstruksi memiliki aplikasi adalah sebuah kebutuhan sebagai dasar
strategi yaitu melakukan Kerjasama dengan pengembangkan kebijakan pembinaan tenaga
asosiasi profesi dan Lembaga sertifikasi profesi kerja konstruksi. Standar dan materi kompetensi
dalam penyusunan SKKNI baru maupun revisi di yang telah ada saat ini masih berbentuk hardcopy,
sektor jasa konstruksi. Untuk pengembangan sehingga stakeholders mengalami kesulitan
materi atau modul, akan dilakukan Kerjasama dalam mengakses bakuan kompetensi yang
dengan lembaga pelatihan kerja dan akademisi telah disusun. Dengan adanya Sistem Informasi
dalam penyusunan modul baru maupun revisi. Kompetensi ini diharapkan data tenaga kerja
konstruksi, Standar Kompetensi Kerja Nasional
Pengembangan Sistem Informasi Indonesia (SKKNI), dan materi kompetensi dapat
Seiring dengan berkembangnya era digitalisasi diakses dengan mudah. Selain itu dengan adanya
4.0, pelaksanaan pembinaan tenaga kerja Sistem Informasi Kompetensi ini pembinaan
konstruksi bersinergi dengan memanfaatkan tenaga kerja konstruksi dapat dilakukan dengan
teknologi informasi. Pemanfaatan sistem lebih terukur dan tepat sasaran.
informasi sebagai tools dalam rangka
implementasi inovasi pembinaan tenaga kerja Berdasarkan Tabel 7.1.3., dari total 305 SKKNI
konstruksi mengakselerasi tercapainya target yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal
pembinaan SDM Konstruksi nasional. Dalam Bina Konstruksi, 255 SKKNI telah didigitalisasi
rangka pengembangan standar dan materi ke dalam Sistem Informasi Kompetensi,
kompetensi, pelaksanaan uji kompetensi, dan Sedangkan untuk materi kompetensi, dari 218
pendataan tenaga kerja konstruksi, Direktorat modul atau materi yang telah disusun, 26 modul
Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi telah didigitalisasi ke dalam Sistem Informasi
membangun suatu sistem informasi, yakni Kompetensi.
Sistem Informasi Kompetensi (SIMKOM) yang
merupakan subordinat dari Sistem Informasi Dalam rangka pemetaan kompetensi tenaga
Jasa Konstruksi. kerja konstruksi, khususnya yang bekerja

Tabel 7.1.3. Jumlah Digitalisasi Pada SKKNI dan Modul Pelatihan

SKKNI Modul Pelatihan

Konvensional Digitalisasi Konvensional Digitalisasi


Jumlah 50 255 192 26
Jumlah Total 305 218

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 443


di proyek konstruksi dapat memanfaatkan digunakan sebagai rekomendasi percepatan
Sistem Informasi Kompetensi pada platform sertifikasi tenaga kerja konstruksi. Sebagai
”Assessment Online”. Hasil dari asesmen ini percontohan, telah dilakukan pendataan tenaga
dapat dijadikan sebagai rekomendasi kegiatan Kerja konstruksi yang saat ini terlibat pada
peningkatan kompetensi baik berupa Pelatihan proyek konstruksi di lingkungan Kementerian
Berbasis Kompetensi maupun Bimbingan PUPR dengan nilai pekerjaan diatas Rp100
Teknis yang akan dilaksanakan oleh Balai Jasa miliar. Sebagai percontohan, telah berhasil
Konstruksi Wilayah di seluruh wilayah Indonesia. mendata sebanyak 7.737 tenaga kerja konstruksi
pada 323 proyek. Kedepan akan dilaksanakan
Data tenaga kerja konstruksi yang komprehensif pendataan tenaga kerja konstruksi kepada
merupakan dasar pengambilan kebijakan proyek konstruksi nasional baik di lingkup
pembinaan tenaga kerja konstruksi yang efektif pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
dan tepat sasaran. Selain masih tersebar di swasta.
berbagai stakeholders, data yang ada saat
ini sebatas data tenaga kerja konstruksi Sistem Informasi Kompetensi ini merupakan
bersertifikat. Oleh karena itu Sistem Informasi sarana yang dapat digunakan dalam melakukan
Kompetensi diharapkan diharapkan dapat pengembangan sistem pembinaan tenaga
digunakan sebagai sarana untuk melakukan kerja konstruksi nasional. Adapun target
pendataan tenaga kerja konstruksi secara pengembangan sistem informasi kompetensi ini
nasional. Hasil dari pendataan ini dapat adalah tertera dalam gambar berikut:

Gambar 7.1.3. Target Pengembangan Sistem Informasi Kompetensi

444 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Loading Test Jembatan Kali Kuto,


Batang, Jawa Tengah

KESIMPULAN

Berdasarkan tantangan, kondisi eksisting, 2. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi selalu


serta target pelaksanaan pembinaan tenaga berupaya untuk mengembangkan dan
kerja konstruksi, dapat diperoleh beberapa memperbaiki sistem dalam memenuhi tenaga
kesimpulan, sebagai berikut: kerja konstruksi yang profesional, kompeten
1. Tantangan pembangunan infrastruktur dan berdaya saing.
kedepan semakin tinggi, untuk itu dalam 3. Untuk menjawab tantangan kedepan,
menjawab tantangan dan pencapaian target pembinaan calon tenaga kerja konstruksi
pembangunan nasional pembinaan tenaga harus selaras dengan perkembangan
kerja konstruksi perlu dilakukan secara terus industri konstruksi, sehingga perlu
menerus sesuai perkembangan jaman dan dilakukan harmonisasi kompetensi dengan
teknologi. Dengan adanya sinergi dengan para stakeholders dan bersinergi dengan
berbagai pemangku kepentingan inovasi teknologi. 
pembinaan dapat terimplementasikan
dengan baik dan tujuan pembinaan sumber
daya manusia konstruksi nasional dapat
tercapai secara tepat sasaran.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 445


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2019. Konstruksi Dalam Angka Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi
2019. Jakarta: BPS RI. No.27/2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. 2021. Progres Pendataan TKK pada Proyek Konstruksi di
Capaian 2021 & Rencana Kerja 2022 Ditjen Bina Kementerian PUPR
Konstruksi. Jakarta:2021 Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi
https://bi.djbk.org/#/views/SertifikatTenagaKerja/ No 05/2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan
DASHBOARDTKK-SIKIV_3?:iid=1; Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi Pada
https://www.pu.go.id/berita/dukung-pemulihan- Masa Transisi;
ekonomi-nasional-pembangunan-infrastruktur- Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi No
pupr-tahun-2021-difokuskan-pada-5-sektor- 06/2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Registrasi
prioritas; LSP Terlisensi dan Sertifikasi Kompetensi Kerja
https://pu.go.id/berita/rencana-kerja-dan-anggaran- Konstruksi Oleh LSP Terlisensi dan Teregistrasi
kementerian-pupr-tahun-2022-disetujui- Pada Masa Transisi.
komisi-v-dpr-ri-dukung-pemulihan-ekonomi- Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor
dan-reformasi-struktural 129/SE/Dk/2020 Tentang Pemberian Kompetensi
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Tambahan Dan Sertifikasi Kompetensi Bagi
Rakyat Nomor 559/KPTS/M/2021 tentang Lulusan dan Calon Lulusan Sekolah Menengah
Penetapan Besaran Biaya Sertifikasi Kompetensi Kejuruan (SMK), Politeknik Dan / Atau Perguruan
Kerja Konstruksi dan Sertifikasi Badan Usaha Tinggi Bidang Konstruksi
Jasa Konstruksi Yang Dilaksanakan Oleh Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Lembaga Sertifikasi Bidang Jasa Konstruksi; Konstruksi
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Jasa Konstruksi

446 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Jembatan Suramadu,
Madura, Jawa Timur

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 447


7.2
DUKUNGAN BNSP DALAM
SERTIFIKASI KOMPETENSI
TENAGA KERJA
KONSTRUKSI
Kunjung Masehat
Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi

MOMENTUM UU CIPTAKER

Sebagaimana informasi yang telah disampaikan oleh Kementerian PUPR–dalam


hal ini Direktorat Jenderal Bina Konstruksi bahwa sektor konstruksi telah
memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional (PDB). Sebelum
pandemi COVID-19, tahun 2019 sektor konstruksi memberi sumbangan 10,75%
dari PDB. Hal ini menempatkan sektor konstruksi pada urutan ke-4 penyumbang
PDB terbesar setelah sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor pertanian.
Kedudukan ini juga membuat sektor konstruksi berada satu tingkat di atas sektor
pertambangan.

Kemajuan sektor konstruksi merupakan buah dari berlakunya UU Nomor 2 Tahun


2017 tentang Jasa Konstruksi. Selanjutnya, UU tersebut diperkuat dengan PP
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi. Terkait dengan pengembangan kompetensi tenaga
kerja sektor konstruksi, pada tahun 2000 telah lebih dulu didirikan Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) dan transformasi LPJK menjadi
organisasi nonstruktural di Kementerian PUPR pada tahun 2020.

448 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Momentum pemberlakuan UU Nomor 11 Tahun kepengurusan BNSP periode ketiga (2018–
2020 tentang Cipta Kerja berdampak juga pada 2023). Dalam konteks ini, BNSP berupaya terus
sektor konstruksi. Turunan dari UU Ciptaker mengembangkan dan menyempurnakan Sistem
adalah peraturan pemerintah yang berhubungan Sertifikasi Kompetensi Kerja Nasional melalui
langsung dengan jasa konstruksi, yaitu PP Nomor pembangunan Infrastruktur Sistem Sertifikasi
5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Kompetensi Kerja Nasional sebagai ukuran
Usaha Berbasis Risiko dan PP Nomor 14 Tahun kinerja yang mencakup tiga hal berikut: (1) skema
2021 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun sertifikasi berbasis standar kompetensi kerja; (2)
2020 Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun asesor kompetensi; dan (3) lembaga sertifikasi
2017 tentang Jasa Konstruksi. profesi (LSP). Adapun Sistem Sertifikasi
Kompetensi Kerja Nasional mencakup tiga hal
Dapat dipahami bahwa keluarnya regulasi ini berikut ini: (1) pengembangan informasi dan
merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk komunikasi sistem sertifikasi; (2) pelaksanaan
mempermudah dan menyederhanakan perizinan sertifikasi kompetensi; dan (3) pengendalian
usaha, sekaligus memberikan pelindungan, mutu sertifikasi.
meningkatkan pemberdayaan koperasi dan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta Dengan demikian, langkah pertama merespons
mengembangkan ekosistem investasi, dan transformasi dan reformasi di sektor konstruksi
mempercepat proyek strategis nasional. UU berdasarkan UU Ciptaker dan PP Nomor 14
Ciptaker menyatukan kebijakan-kebijakan yang Tahun 2021 adalah mendukung kontinuitas
awalnya terserak di beberapa UU menjadi satu. sertifikasi yang telah dilaksanakan oleh LPJK di
Kementerian PUPR dengan menyiapkan sumber
Sebagai lembaga negara yang independen daya sertifikasi, baik itu lembaga sertifikasi
dalam penerapan Sistem Sertifikasi Kompetensi profesi maupun asesor kompetensi di bidang
Nasional, Badan Nasional Sertifikasi Profesi jasa konstruksi. Keterlibatan BNSP merupakan
(BNSP) menyambut baik terbitnya UU Ciptaker bagian dari dinamika yang terjadi pada
dan misi dari Kementerian PUPR untuk perkembangan sektor konstruksi dan tingginya
berkarya nyata guna mewujudkan tata kelola kebutuhan jumlah skema kompetensi yang
yang baik berbasis landasan hukum yang diperlukan bidang konstruksi. Hal ini juga demi
kuat; peningkatan efektivitas, efisiensi, dan menyikapi tantangan Revolusi Industri 4.0 yang
kemandirian sektor konstruksi; serta penciptaan turut berpengaruh terhadap teknologi sektor
lapangan kerja yang seluas-luasnya. BNSP juga konstruksi.
memiliki tanggung jawab terhadap peningkatan
kompetensi sumber daya manusia (SDM) di Kebutuhan akan tenaga kerja konstruksi yang
sektor konstruksi sesuai dengan amanat PP kompeten terus meningkat, apalagi sektor ini
Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional merupakan sektor padat karya dan mengandung
Sertifikasi Profesi. risiko terhadap K3 dan lingkungan. Karena itu,
diperlukan tenaga kerja yang ahli serta terampil
PP tersebut telah menjadi tonggak transformasi sesuai dengan standar kompetensi tertentu.
BNSP yang mulai dilaksanakan oleh

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 449


TEROBOSAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
SEKTOR KONSTRUKSI

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan melahirkan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Badan Nasional Sertifikasi Profesi, Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang
Sistem Pelatihan Kerja Nasional, dan Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Ketiga
produk regulasi itu merupakan kesatuan
Sistem Pengembangan Tenaga Kerja Berbasis
Kompetensi. Pada sistem tersebut terdapat tiga
pilar utama, yaitu standar kompetensi, program
diklat berbasis kompetensi, dan sertifikasi
kompetensi.

Selanjutnya, BNSP resmi berdiri pada bulan


Juli 2005 ditandai dengan pengukuhan
kepengurusan BNSP oleh Menteri Tenaga Kerja
atas nama Presiden. BNSP merupakan lembaga
independen yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden. Di dalam kepengurusan
BNSP terdapat unsur pemerintah dan unsur
masyarakat.

Organisasi BNSP mengalami penguatan dan Politeknik Madiun, Jawa Timur


perubahan dengan disahkannya PP Nomor 10
Tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi
Profesi. PP ini otomatis menggantikan Peraturan pemberian izin perpanjangan masa aktif
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004. LSP yang telah berakhir; (3) penambahan
ruang lingkup (RPL) berupa pengajuan LSP
Tugas dan fungsi BNSP adalah melaksanakan terhadap penyesuaian, pengurangan, dan/atau
sertifikasi. BNSP memberikan layanan kepada penambahan skema sertifikasi kompetensi;
lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, (4) pemberian sertifikat kompetensi secara
asosiasi profesi, dan masyarakat secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi
umum mencakup hal berikut: (1) pemberian berdasarkan SKKNI, standar internasional, atau
izin dan pengakuan lisensi kepada LSP untuk SKKK (standar kompetensi kerja khusus); (5)
melaksanakan sertifikasi kompetensi; (2) penyediaan data dan informasi sebagai publikasi.

450 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Sejak berdiri hingga saat ini, BNSP telah berperan mengalami perkembangan dan telah dilakukan
dalam sektor-sektor strategis nasional. Sektor harmonisasi dengan Kementerian Kesehatan
strategis yang telah didampingi BNSP dalam serta dengan Ikatan Dokter Indonesia dalam
program sertifikasi, yaitu sektor Pekerja Migran sertifikasi kompetensi dokter yang dilaksanakan
Indonesia (PMI) yang saat ini memiliki 14 LSP oleh Kolegium Kedokteran; sektor TIK yang terus
Pihak Ketiga (P-3); sektor pariwisata yang telah berkembang sehingga terdapat LSP P-1, P-2,
memiliki LSP di hampir setiap provinsi dan telah dan P-3; sektor pertanian dengan jumlah 12 LSP
melakukan harmonisasi di tingkat nasional dan yang terbanyak adalah LSP P-1 (SMK dan
dan regional; sektor kesehatan yang terus perguruan tinggi).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 451


Momentum harmonisasi dengan Kementerian September 2021 untuk kali pertama. Kegiatan
PUPR, dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina tersebut dilaksanakan untuk mendukung
Konstruksi dan LPJK telah menambah dukungan peluncuran operasionalisasi Lembaga Sertifikasi
BNSP bagi sektor strategis nasional. Untuk Badan Usaha (LSBU) melalui sistem Online Single
itu, BNSP turut terlibat dalam masa transisi Submission (OSS). Karena itu, legalitas struktur
pasca berakhirnya kepengurusan LPJK periode LSBU harus dilakukan. Secara garis besar,
2016–2020 dengan menjadi anggota Tim struktur LSBU terdiri atas pengarah, pelaksana,
Penyelenggara Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi dan tim asesor hampir sama dengan LSP.
Keterampilan sejak Desember 2020. Dukungan
BNSP dilaksanakan untuk menjaga kontinuitas BNSP berperan memberikan lisensi atau
pelayanan sertifikasi tenaga kerja konstruksi. sertifikat kompetensi kepada tim asesor,
sedangkan lisensi LSBU diberikan oleh LPJK
Selama Januari–September 2021, telah dilakukan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
beberapa aktivitas untuk mempersiapkan Untuk itu, pada tanggal 9 September 2021 BNSP
sertifikasi badan usaha dan tenaga kerja mengeluarkan Surat Keputusan Badan Nasional
konstruksi. Sertifikasi badan usaha akan Sertifikasi Profesi (BNSP) Nomor KEP.1831/
dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Badan BNSP/IX/2021 tentang Panitia Teknis Uji
Usaha (LSBU) diberi legalitas oleh LPJK. Kompetensi (PTUK) Asesor Badan Usaha (ABU).
Untuk keperluan ini maka diperlukan asesor
kompetensi khusus yang disebut asesor badan Melalui SK ini, tim BNSP mendampingi
usaha (ABU) oleh BNSP. pembentukan PTUK, pelatihan asesor
kompetensi, uji coba Materi Uji Kompetensi (MUK)
Gerak cepat dilakukan dengan menyusun SKKK ABU, dan witness (penyaksian) uji kompetensi.
(Standar Kompetensi Kerja Khusus) asesor dan Total asesi sebagai calon asesor badan usaha
master asesor badan usaha untuk diajukan yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 253 orang.
ke Ditjen Bina Lavotas, Kemnaker. SKKK Pelatihan dan uji kompetensi dilaksanakan di
tersebut telah teregister di Kemnaker melalui beberapa kota, yaitu Jakarta, Aceh, Palembang,
Kepdirjen Bina Lavotas Nomor 2/1925/LP.00.00/ Surabaya, Bali, Jogja, Makassar, dan Banjarmasin
VIII/2021 tentang Standar Kompetensi Kerja mulai tanggal 29 September 2021.
Khusus Asesor Badan Usaha Jasa Konstruksi.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan Skema Sesuai dengan rencana pada tanggal 5 Oktober
Asesor Badan Usaha serta Materi Uji Kompetensi 2021, Menteri PUPR resmi meluncurkan
(MUK) untuk diajukan kepada BNSP. tujuh LSBU serta penggunaan Sistem Online
Single Submission (OSS) untuk kemudahan
Menyambung kegiatan tersebut Direktorat penyelenggaraan perizinan berusaha di
Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, sektor konstruksi. Peluncuran ini merupakan
LPJK, dan BNSP menyelenggarakan kegiatan pelaksanaan amanat PP 14 Tahun 2021 mengenai
Uji Kompetensi Asesor Badan Usaha Jasa jasa konstruksi, yaitu lisensi Lembaga Sertifikasi
Konstruksi dan Witness Uji Kompetensi Asesor Badan Usaha (LSBU), lisensi Lembaga Sertifikasi
Badan Usaha Jasa Konstruksi pada tanggal 29 Profesi (LSP), Sertifikasi Badan Usaha (SBU),

452 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

dan Sertifikasi Kerja (SKK) subsektor Jasa transisi dan gerak cepat pemenuhan asesor
Konstruksi. kompetensi khusus di bidang konstruksi untuk
badan usaha yang disebut asesor badan usaha
Paralel dengan legalitas tim asesor LSBU maka (ABU) sehingga dapat dibentuk LSBU. Tentu
BNSP juga memberi dukungan dan pelayanan hal ini mendorong munculnya LSBU di sektor
terhadap pembentukan LSP baru di sektor konstruksi yang juga secara langsung akan
konstruksi serta pelaksanaan sertifikasi mendorong tumbuhnya LSP di sektor konstruksi.
kompetensi tenaga kerja konstruksi. Selama Namun, tujuan utama adalah meningkatnya
masa transisi sebagaimana disampaikan oleh kuantitas tenaga kerja tersertifikasi di sektor
Ketua LPJK hingga 22 September 2021 telah konstruksi yang sangat vital sebagai penyumbang
diterbitkan 18.459 Sertifikasi Badan Usaha (SBU), PDB bagi Indonesia.
15.023 Sertifikasi Keahlian (SKA), dan 37.899
Sertifikat Keterampilan (SKT). Dengan demikian, Untuk lebih menguatkan kerja sama antara
jumlah total sertifikat yang telah diterbitkan BNSP dan LPJK, pada tanggal 27 Oktober 2021
oleh LPJK pada masa transisi sejumlah 71.381 dilakukan harmonisasi Sertifikasi Kompetensi
sertifikat. LPJK mendorong asosiasi badan Kerja di Bidang Konstruksi. Peresmian
usaha dan asosiasi profesi untuk mengikuti harmonisasi ditandai dengan penandatanganan
akreditasi agar dapat membentuk LSBU dan LSP. Berita Acara format Sertifikat Kompetensi Kerja
di Bidang Konstruksi oleh Ketua BNSP Kunjung
Beberapa dukungan BNSP yang terealisasi adalah Masehat dan Ketua LPJK Taufik Widjojono
pembentukan LSP Pihak Ketiga (P-3). Tiga LSP di ruang rapat BNSP. Melalui harmonisasi ini
yang telah terlisensi di BNSP dan teregister di diharapkan dapat mendorong lahirnya tenaga
LPJK, yaitu (1) LSP Astekindo Konstruksi Mandiri kerja di bidang Konstruksi yang tersertifikasi
(BNSP-LSP-1993-ID) dengan ruang lingkun 104 serta berkompetensi tinggi.
skema; (2) LSP Gataki Konstruksi Mandiri (BNSP-
LSP-1994-ID) dengan ruang lingkup 19 skema; Ketua LPJK, Taufik Widjojono, menyatakan
dan (3) LSP Petakindo Konstruksi Mandiri (BNSP- urgensi harmonisasi mengingat keberadaan
LSP-1995-ID) dengan ruang lingkup 45 skema. tenaga konstruksi yang tersertifikasi masih
Dan akan menyusul 3 calon LSP lagi di bidang kurang dari 10%. Di sisi lain, UU Jasa Konstruksi
konstruksi dimana skema yang digunakan telah telah berlaku lebih dari 20 tahun. Karena itu,
direkomendasikan oleh LPJK dan asosiasi bidang momentum harmonisasi ini merupakan sebuah
konstruksi yang mendirikan LSP P3 bidang terobosan. Dengan keyakinan tersebut, Ketua
konstruksi juga telah diakreditasi oleh PUPR. LPJK mengatakan bahwa sertifikat ini akan
menjadi sertifikat pertama di dunia yang
Percepatan yang dilakukan Kementerian PUPR diproduksi LSP melalui format semacam ini.
dalam transformasi dan reformasi LPJK dengan Kolaborasi antara LPJK dan BNSP merupakan
menggandeng BNSP dapat disebut sebagai sinergi yang menunjukkan keseriusan dan
terobosan sertifikasi. Tantangan yang muncul kecepatan respons terhadap kepentingan
terkait dengan akreditasi dan legalisasi badan peningkatan kapasitas serta kompetensi SDM
usaha dapat diatasi melalui pembentukan tim nasional, khususnya di bidang konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 453


Peresmian Terowongan Nanjung,
Kab. Bandung, Jawa Barat

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI operasional seperti ini ke depan akan menjadi


lesson learned untuk kerja sama sejenis pada
Percepatan sertifikasi, baik itu badan usaha masa mendatang di sektor-sektor lain yang
maupun sertifikasi profesi tenaga kerja memerlukan asesor kompetensi dan tenaga
konstruksi seperti yang telah diselenggarakan kerja yang tersertifikasi BNSP.
oleh Kementerian PUPR bekerja sama
dengan BNSP, merefleksikan kesungguhan Kemitraan dan koordinasi akan tetap dilakukan
pemerintah melalui sinergi antarlembaga untuk BNSP dengan LPJK untuk memberikan masukan
melaksanakan amanat UU Ciptaker. Kerja sama terkait dengan operasional LSBU dan LSP di
ini praktis dilakukan dalam waktu kurang dari bidang kompetensi. Pengalaman dalam kerja
setahun serta masih dalam situasi pandemi sama ini akan menjadi contoh praktik baik yang
COVID-19 sehingga menyiratkan komitmen dapat diterapkan pada lembaga-lembaga lain
pemerintah menyiapkan SDM kompeten untuk masa yang akan datang. Pada intinya BNSP
yang dapat bersaing di tingkat nasional dan sebagai lembaga independen yang melayani
internasional. sertifikasi profesi selalu siap memberikan
kontribusi sesuai dengan Sistem Sertifikasi
BNSP mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kompetensi Kerja Nasional. Becermin dari kerja
PUPR dengan membentuk Tim Penyelenggara sama ini maka diperlukan fleksibilitas untuk
Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Keterampilan menyikapi perubahan yang terjadi, baik dalam
dalam Masa Transisi. Kerja sama yang dilakukan hal regulasi maupun dampak perubahan akibat
ini dapat dikatakan sebagai terobosan di bidang Revolusi Industri 4.0 yang menghadirkan disrupsi
sertifikasi profesi, terutama pada sektor di banyak sektor strategis, tidak terkecuali
strategis konstruksi. Model kerja sama dan sektor konstruksi.

454 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Terowongan Nanjung,
Kab. Bandung, Jawa Barat

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. “Peraturan Pemerintah Nomor 10


Tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi
Profesi”.
Republik Indonesia. “Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja”.
Republik Indonesia. “Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi”.
Republik Indonesia. “Peraturan Pemerintah Nomor 5
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Usaha Berbasis Risiko”.
Republik Indonesia. “Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2021 tentang Perubahan atas PP Nomor 22
Tahun 2020 Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 2
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi”.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 455


7.3
SISTEM PENGAWASAN
TENAGA KERJA
KONSTRUKSI
Netti Malemna
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Dimas Bayu Susanto


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Wahyu Dwi Prasetio


Perencana Ahli Pertama Bagian Perencanaan, Program, dan Keuangan,
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang saat ini tengah
saat aktif melakukan pembangunan di segala sektor. Pembangunan yang saat
ini tengah didorong oleh pemerintah antara lain adalah pembangunan dari sisi
infrastruktur yang nantinya akan diharapkan mampu mendorong produktivitas
di sektor lainnya. Perkembangan pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi
di masa sekarang sangat pesat dan meningkat antara lain pembangunan jalan,
jembatan, gedung dan lain-lain. Pembangunan yang sangat pesat ini tentu saja perlu
diiringi dengan pembangunan sektor usaha jasa konstruksi yang merupakan faktor
pendukung utama dalam pembangunan fisik. Perkembangan usaha konstruksi
yang semakin meningkat selaras dengan peningkatan kondisi perekonomian juga
berarti adanya persaingan yang semakin ketat (Oglesby, 1998). Proyek-proyek
konstruksi merupakan prioritas yang sangat penting di dalam pembangunan
nasional Indonesia di mana kontraktor-kontraktor lokal berpartisipasi di proyek-

456 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


proyek konstruksi pengembangan publik. Dalam organisasi yang tidak tertata rapi, sistem
hal ini, peranan kontraktor atau penyedia jasa pengendalian yang tidak tetap, cuaca yang tidak
konstruksi menjadi sangat penting dan bahkan memungkinkan untuk melakukan pekerjaan.
menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan suatu
proyek konstruksi, disamping peranan owner, Segala sesuatu di dalam suatu proyek yang tidak
pihak konsultan maupun instansi-instansi lain menambah nilai, sebaliknya menambah biaya
yang terkait dengan pengerjaannya. Oleh karena disebut dengan pemborosan (waste), contohnya
itu, masing-masing penyedia jasa konstruksi produksi yang berlebihan, produk yang dihasilkan
harus saling bersaing dalam peningkatan tidak sempurna, pergerakan orang atau
produktivitas usaha mereka. material yang tidak perlu dan lain sebagainya.
Ketidakproduktifan inilah yang pada akhirnya
Produktivitas menjadi faktor penting dalam tidak dapat memberi nilai tambah pada produk
peningkatan daya saing pelaku jasa konstruksi. akhir atau lebih dikenal dengan istilah Non Value
Tenaga kerja yang kompeten memiliki Adding Activities. Salah satunya dipengaruhi oleh
karakteristik dari produktivitas kinerjanya waste of time, yang mana dapat disebabkan oleh
(Mutmainah, 1997). Dalam pelaksanaan proyek ketidakmampuan atau ketidakefektifan bekerja
konstruksi tentu tidak terlepas dari kendala para tenaga kerjanya, yang akan berdampak pada
ataupun kegagalan konstruksi. Produktivitas terlambatnya proses konstruksi yang selanjutnya
di industri konstruksi Indonesia tidak hanya dapat berakibat pada berkurangnya kepercayaan
dipengaruhi oleh faktor peralatan material serta masyarakat, dalam hal ini adalah owner terhadap
metode pelaksanaan konstruksi, tetapi juga oleh kinerja dari penyedia jasa konstruksi. Bukan
faktor tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan menjadi suatu hal yang aneh lagi bilamana
faktor yang mendukung suatu perusahaan untuk sebagian proyek skala besar di Indonesia
merealisasikan rencana dan tujuan perusahaan ditangani oleh kontraktor asing, sebagai akibat
(Santoso H., 1997). Manajemen tenaga kerja dari keterbatasan keterampilan dan sumber
yang baik akan mempengaruhi produktivitas daya manusia (dalam hal ini yaitu tenaga kerja
dan kesuksesan suatu proyek (Sullivan, 2005). konstruksi) yang ada di Indonesia.
Sumber daya manusia sangat memegang
peran penting dalam pembangunan konstruksi, Kegagalan konstruksi dapat disebabkan oleh
untuk mencapai suatu kegiatan pembangunan rendahnya kinerja ataupun produktivitas para
konstruksi sangat dibutuhkan sumber daya tenaga kerja di proyek yang sedang dilaksanakan.
manusia yang siap pakai, kreatif, memiliki Walaupun kegagalan tersebut tidak dapat dilihat
keahlian, berkualitas tinggi dan profesional. secara nyata, namun jika berlangsung dengan
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan intensitas yang besar dan terus-menerus maka
konstruksi tentunya mempunyai waktu terbatas, kegagalan tersebut dapat terakumulasi dan
biaya terbatas dengan mutu yang baik untuk dampaknya akan terlihat pada akhir proyek,
mencapai tujuan yang direncanakan. Dalam misalnya saja keterlambatan pengerjaan proyek
kegiatan pembangunan konstruksi sering kali dari jadwal yang direncanakan dan penambahan
menemui banyak masalah keterampilan tenaga anggaran biaya dari yang semula direncanakan.
kerja saat melakukan pekerjaan di lapangan,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 457


Dalam pekerjaan konstruksi selalu mengandung peraturan perundang-undangan di bidang
risiko. Dalam konteks proyek, mengelola risiko ketenagakerjaan.
berarti mengidentifikasi secara sistematis
jenis, besar dan sumber timbulnya risiko selama Sistem pengawasan tenaga kerja konstruksi
siklus proyek, kemudian menyiapkan tanggapan telah diamanatkan oleh berbagai peraturan
yang tepat untuk menghadapi risiko tersebut perundang-undangan antara lain Undang-
(Soeharto, 1997). Salah satu risiko yang ada dalam Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
proyek adalah risiko dalam kinerja waktu (jadwal) 2017 tentang jasa konstruksi yang menyebutkan
proyek. Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai bahwa pemerintah memiliki kewenangan dalam
dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang menyelenggarakan pengawasan penerapan
telah ditentukan, dan penyerahannya tidak boleh Standar Keamananan, Keselamatan, Kesehatan,
melewati batas waktu yang ditentukan (Soeharto, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan
1997). Oleh karena itu, dalam rangka pengelolaan pemanfaatan Jasa Konstruksi oleh Badan Usaha
terhadap risiko-risiko yang mungkin ditimbulkan Jasa Konstruksi. Mekanisme dan frekuensi
dari beberapa kondisi yang telah disebutkan pelaksanaan pengawasan tenaga kerja
diatas perlu adanya proses pengawasan konstruksi telah diatur melalui Undang-Undang
terhadap pelaksanaan proyek konstruksi dalam Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2020 tentang
hal ini khususnya pada tenaga kerja konstruksi. Cipta Kerja. Secara umum dapat diartikan,
Keseluruhan proses pengawasan tersebut pengawasan tenaga kerja merupakan wewenang
merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan pemerintah yang bertujuan untuk memastikan
untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja segala hal yang menjadi tuntutan dalam
konstruksi yang berujung pada pembangunan peraturan perundang-undangan terkait tenaga
infrastruktur yang berkualitas. kerja dapat diimplementasikan dengan baik di
lapangan. Selain itu, mekanisme pengawasan
Konsepsi Pengawasan Tenaga Kerja Konstruksi tenaga kerja juga bertujuan untuk memastikan
Pengawasan ketenagakerjaan adalah fungsi tercapainya sasaran dan target pekerjaan dapat
publik dari administrasi ketenagakerjaan yang terlaksana dengan baik sesuai dengan kontrak
memastikan penerapan perundang-undangan yang telah disepakati di awal masa pekerjaan.
ketenagakerjaan di tempat kerja. Peran
utamanya adalah untuk meyakinkan mitra sosial Pengawasan tenaga kerja di Indonesia
atas kebutuhan untuk mematuhi undang-undang merupakan salah satu tugas pemerintah yang
di tempat kerja dan kepentingan bersama mereka dikomandoi oleh Kementerian Ketenagakerjaan
terkait dengan hal ini, melalui Langkah-langkah melalui Direktorat Jenderal Pembinaan dan
pencegahan dan edukasi, dan jika diperlukan Pengawasan Ketenagakerjaan. Saat ini sudah
penegakan hukum (ILO & Kemnaker, 2021). terdapat beberapa jabaran dengan spesialisasi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 21 tahun pengawas ketenagakerjaan antara lain Penyidik
2010 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan, Pegawai Negeri Sipil, Pengawas Fungsional,
Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan Spesialis Keselamatan Instalasi Listrik,
mengawasi dan menegakkan pelaksanaan Spesialis Keselamatan Kebakaran, Spesialis

458 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Keselamatan Kebakaran, Spesialis Keselamatan sistem pelaksanaan pengawasan konstruksi telah


Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Spesialis diamanatkan oleh undang-undangan melalui
Kesehatan Kerja, Spesialis Lingkungan Kerja, UU No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Spesialis Keselamatan Konstruksi, Spesialis Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa
(Keselamatan) Pesawat Angkat dan Angkut, serta kewenangan melakukan pengawasan terhadap
Spesialis K3 Kimia. Berdasarkan data yang telah penyelenggaraan jasa konstruksi tidak hanya
dihimpun hingga akhir tahun 2016 sudah terdapat dimiliki oleh Pemerintah Pusat namun juga
total 1.923 tenaga pengawas ketenagakerjaan oleh Pemerintah Daerah. Selain itu, masyarakat
namun jumlah ini masih cukup sedikit jika juga memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang pengawasan penyelenggaraan Jasa Konstruksi
ada di Indonesia yang berjumlah 21.591.508 dengan beberapa mekanisme yang telah
perusahaan, sehingga rasio pengawas terhadap diatur didalamnya antara lain melakukan akses
perusahaan di Indonesia adalah 1:11.228 (ILO & terhadap informasi terkait kegiatan konstruksi
Kemnaker, 2017). yang memiliki dampak bagi kepentingan
masyarakat, melakukan pengaduan, gugatan,
Pengawasan ketenagakerjaan di Indonesia dan upaya mendapatkan ganti kerugian terhadap
sudah banyak diatur serta diamanatkan dalam dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan
beberapa peraturan perundang-undangan antara Jasa Konstruksi, serta membentuk asosiasi
lain UU No. 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan profesi dan asosiasi badan usaha di bidang
Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Jasa Konstruksi. Sehingga fungsi pengawasan
Perburuhan Tahun 1948 No. 23 dari Republik tidak hanya didapatkan secara searah melalui
Indonesia untuk Seluruh Indonesia, UU No. 1 pemerintah yang juga bertindak sebagai pemberi
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, UU No. pekerjaan namun juga oleh masyarakat sebagai
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. penerima manfaat atas pekerjaan yang dilakukan.
21 Tahun 2003 tentang Pengesahan Konvensi Pengawasan dua arah ini diharapkan dapat
Internasional Labour Organization (ILO) No. 81 mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi
mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam dalam pelaksana pekerjaan pembangunan
Industri dan Perdagangan, Peraturan Presiden infrastruktur di lapangan.
Republik Indonesia No. 21 Tahun 2010 tentang
Pengawasan Ketenagakerjaan, Peraturan Sistem pengawasan ataupun pengendalian
Menteri Ketenagakerjaan No. 257/2014 tentang sangat diperlukan dalam suatu proyek
Ahli/Kader Norma Kerja, Peraturan Menteri konstruksi. Menurut Mockler (1972) dalam Husen
Ketenagakerjaan No. 33 Tahun 2016 Tentang (2009), pengendalian dapat didefinisikan sebagai
Tata Cara Pengawasan Ketenagakerjaan, UU usaha yang sistematis untuk menentukan
No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, serta standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan
peraturan terbaru yaitu UU No. 11 Tahun 2020 perencanaan, merancang sistem informasi,
tentang Cipta Kerja. membandingkan pelaksanaan dengan standar-
standar yang telah ditetapkan, menganalisa
Jika ingin lebih difokuskan pada pengawasan kemungkinan terjadinya penyimpangan,
terhadap tenaga kerja konstruksi di Indonesia, kemudian melakukan tindakan koreksi yang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 459


diperlukan agar sumber daya dapat digunakan Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
sasaran dan tujuan. Selain agar mendapatkan Pemerintah dalam proses penyelenggaran
produk yang memuaskan, pengendalian juga tender/seleksi pengawasan dilakukan oleh
dimaksudkan untuk memastikan bahwa program Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat yang bertugas melakukan pengawasan melalui
dicapai dengan penyimpangan atau kesalahan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan
yang paling minimal. Untuk mencapai tujuan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
yang telah direncanakan, maka dilakukan bentuk- tugas dan fungsi pemerintah. Para penyedia
bentuk kegiatan sebagai berikut (Husen, 2009): jasa yang ingin mengikuti proses tender/seleksi
• Supervisi, yaitu melakukan tindakan yang diselenggarakan oleh pemerintah wajib
koordinasi pengawasan sesuai dengan mempersiapkan segala dokumen pendukung
wewenang dan tanggung jawab organisasi yang dipersyaratkan antara lain daftar tenaga
yang telah ditetapkan, agar dalam dalam kerja yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pelaksanaanya dapat dilakukan secara pembangunan infrastruktur.
bersama-sama oleh semua personel dengan
kendali pengawas. Dalam UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
• Inspeksi, yaitu melakukan pemeriksaan Konstruksi Pasal 70 (1) Setiap tenaga kerja
terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan konstruksi yang bekerja di bidang Jasa
menjamin spesifikasi mutu dan produk sesuai Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi
dengan yang direncanakan. Kerja. (2) Setiap Pengguna Jasa dan/atau
• Tindakan koreksi, yaitu melakukan perubahan Penyedia Jasa wajib mempekerjakan tenaga
dan perbaikan terhadap rencana yang telah kerja konstruksi yang memiliki Sertifikat
ditetapkan untuk menyesuaikan dengan Kompetensi Kerja. Sertifikat Kompetensi Kerja
kondisi pelaksanaan. yang dimaksud merupakan salah satu bentuk
pengakuan terhadap kompetensi kerja yang
Segala upaya telah banyak dilakukan dari sisi dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja
pemerintah dalam rangka melakukan upaya konstruksi. Sertifikat ini dapat diterbitkan oleh
pengawasan terhadap kegiatan pembangunan. masing-masing Asosiasi Profesi yang telah
Sebelumnya telah dibahas mengenai upaya yang membentuk LSP yang memperoleh izin untuk
dilakukan dalam rangka pengawasan tenaga menerbitkan sertifikat kompetensi kerja. Hal
kerja saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung. ini tentunya merupakan bukti nyata pemerintah
Namun, sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dalam mendorong terwujudnya partisipasi
tahap pengawasan pekerjaan sudah mulai masyarakat dalam rangka upaya pengawasan
dilaksanakan secara sistematis dan terukur. pelaksanaan kegiatan konstruksi di Indonesia
Upaya pemerintah dalam rangka pengawasan yang diamanatkan melalui undang-undang
pelaksanaan pembangunan dimulai sejak jasa konstruksi. Kewajiban memiliki sertifikat
tahapan Pengadaan Barang/jasa atau sering kompetensi kerja juga dapat menjamin tenaga
dikenal dalam tahap tender/seleksi. Berdasarkan kerja konstruksi mendapatkan upah yang layak
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang

460 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan untuk penyedia jasa (Rencana Mutu Kontrak).
kompetensi kerja yang mereka miliki. 7. Presentasi Konsultan Pengawas tentang
prosedur pengawasan pekerjaan berdasarkan
Pengawasan terhadap tenaga kerja sesuai uraian kegiatan pekerjaan penyedia jasa.
dokumen administratif yang dilampirkan pada 8. Pembahasan kendala yang diperkirakan akan
saat proses tender/seleksi, dapat dilakukan timbul, dan rencana penanganannya.
sebelum pelaksanaan pekerjaan pada saat 9. Penetapan masa berlaku izin kerja (request)
dilakukan dalam kegiatan Pre-Construction dan pemaparan metode kerja yang akan
Meeting (PCM). Rapat persiapan pelaksanaan digunakan.
pekerjaan (Pre-Construction Meeting) merupakan 10. Masalah-masalah lapangan terkait metode
rapat pertemuan yang diselenggarakan oleh pekerjaan.
unsur-unsur yang terkait dengan pelaksanaan 11. Rencana pemeliharaan dan pengaturan lalu
kegiatan seperti pihak Direksi Pekerjaan lintas.
sebagai unsur pengendalian, Direksi Teknis 12. Pembahasan tentang tanggungjawab
sebagai pengawas teknis, penyedia jasa sebagai masing-masing unsur yang terkait dalam
pelaksana pekerjaan, wakil masyarakat setempat pelaksanaan pekerjaan.
dan instansi terkait guna menyamakan persepsi 13. Pembahasan tentang pembayaran prestasi
atas dokumen kontrak serta dalam rangka pekerjaan dan syarat-syarat yang diusulkan
membahas hal-hal penting yang belum terdapat untuk pelaksanaan pembayaran.
dalam dokumen kontrak maupun kemungkinan- 14. Fasilitas pendukung yang akan diberikan oleh
kemungkinan kendala yang akan terjadi dalam pemberi pekerjaan (SATKER); dan
pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan PCM 15. Hal-hal yang belum jelas tertuang dalam
harus diselenggarakan paling lambat 7 (tujuh) kontrak.
hari sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK). Hal-hal yang perlu dibahas dan Berdasarkan penjabaran sebelumnya, dapat
disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan disimpulkan bahwa pengawasan tenaga kerja
konstruksi antara lain: konstruksi perlu dilakukan dalam seluruh
1. Struktur organisasi proyek. tahapan pelaksanaan kegiatan pembangunan
2. Penyamaan persepsi tentang pasal-pasal infrastruktur sejak tahap perencanaan
yang tertuang dalam dokumen kontrak. pembangunan, pengadaan, hingga pelaksanaan
3. Usulan-usulan perubahan mengenai isi dalam pekerjaan. Jika ditinjau dari lingkupnya,
pasal-pasal dokumen kontrak. pengawasan tenaga kerja konstruksi terdiri dari
4. Pendekatan kepada masyarakat dan antara lain:
pemerintah daerah setempat mengenai • Pengawasan Terhadap Penerapan Standar
rencana kerja. Upah
5. Pembahasan prosedur administrasi Pengawasan standar upah tenaga kerja
penyelenggaraan pekerjaan. konstruksi telah diamanatkan dalam UU
6. Presentasi penyedia jasa dalam rencana No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
penanganan pekerjaan melalui program dimana Pemerintah memiliki kewenangan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 461


dalam menyelenggarakan pengawasan Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), yaitu
terhadap upah tenaga konstruksi. Dalam rumusan kemampuan kerja yang mencakup
undang-undang tersebut disebutkan aspek pengetahuan, keterampilan dan/
bahwa setiap tenaga kerja konstruksi yang atau keahlian serta sikap kerja yang relevan
memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja berhak dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan
atas imbalan yang layak atas layanan jasa yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
yang diberikan. Sistem pemberian upah peraturan perundang-undangan. Di dalam
tersebut dapat memberikan pengaruh yang SKKNI, kompetensi tenaga kerja Indonesia
besar terhadap produktivitas tenaga kerja telah diklasifikasikan berdasarkan fungsi
(Asmaroni, 2014), (Hasibuan, 2000), (Tanto, kerjanya masing-masing. Klasifikasi tenaga
2012), (Yanto, 2015), dan (Sedarmayanti, 2001) kerja jasa konstruksi adalah penggolongan
mengatakan bahwa “ada hubungan antara profesi keterampilan dan keahlian kerja orang
sistem pemberian upah dengan produktivitas perorangan di bidang jasa konstruksi menurut
tenaga kerja”. Sedangkan yang dimaksud disiplin keilmuan dan/atau kefungsian dalam
dengan produktivitas kerja itu sendiri adalah hal ini terdiri dari profesi perencanaan,
kemampuan untuk memperoleh manfaat yang pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan
sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana konstruksi.
yang telah disediakan sehingga menghasilkan • Pengawasan Terhadap Perlindungan,
output yang optimal, bahkan hasil yang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
maksimal. Secara umum produktivitas Dalam pelaksanaan pekerjaan yang diatur
dirumuskan sebagai perbandingan dalam kontrak kerja konstruksi, pihak
antara output (pengeluaran) dengan input penyedia jasa wajib memberikan perlindungan
(pemasukan). Apabila produktivitas naik pekerjaan yang antara lain memuat mengenai
maka efisiensi (waktu, bahan, tenaga), sistem kewajiban menjamin keselamatan dan
kerja, teknik produksi, dan keterampilan kesehatan kerja serta jaminan sosial
tenaga kerja juga akan meningkat. sebagaimana telah diatur dalam UU No.
• Pengawasan Terhadap Kepatuhan 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Persyaratan Kompetensi (Sertifikasi) Pemerintah yang dalam hal ini bertindak
Peningkatan kompetensi kerja sangat mutlak sebagai pemberi kerja memiliki kewenangan
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dalam melakukan pengawasan terhadap
SDM yang dimiliki perusahaan, yang juga pelaksanaan hal tersebut di lapangan. Selain
akan meningkatkan kualitas perusahaan itu, dalam undang-undang tersebut diatur
jasa konstruksi. Kompetensi kerja adalah pula bahwa sistem kerja penyedia jasa harus
kemampuan kerja setiap individu yang memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan,
mencakup aspek spesifik pengetahuan, 11 Kesehatan, dan Keberlanjutan. Hal-hal
keterampilan dan sikap kerja yang diterapkan tersebut merupakan upaya yang dilakukan
untuk mewujudkan standar kinerja yang untuk melindungi hak-hak para tenaga kerja
dipersyaratkan ditempat kerja. Kompetensi konstruksi agar memiliki proteksi terhadap
tenaga kerja konstruksi Indonesia telah risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam
dibakukan ke dalam Standar Kompetensi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

462 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Sistem pengawasan tenaga kerja tidak hanya nasional (informalitas, kondisi kerja yang
menjadi perhatian bagi pemerintah Indonesia buruk, tingginya tingkat kecelakaan kerja,
melainkan juga perhatian dari pemerintah dan sebagainya), pengawas ketenagakerjaan
dunia. Oleh karena itu, telah dibentuk sebuah dalam bidang Minas Gerais memulai dengan
organisasi dibawah naungan Perserikatan menerbitkan ratusan denda dan ancaman
Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu International Labour tuntutan pidana terhadap perusahaan kembang
Organization (ILO) yang memiliki perhatian api. Kebijakan mereka juga termasuk penyitaan
khusus atas isu tersebut. Misi utama dari bagi ladang-ladang milik petani (produksi
setiap sistem pengawasan ketenagakerjaan bibit dan benih) untuk tujuan reformasi
adalah untuk memastikan kepatuhan terhadap pertanahan. Paralel dengan hal ini, pengawas
peraturan perundang-undangan yang berlaku ketenagakerjaan menyediakan bantuan teknis
yang berarti serangkaian standar nasional yang dan hukum yang bersifat keputusan dalam
dirancang untuk melindungi seluruh pekerja dan mempromosikan kepatuhan. Dalam kasus di
bila mungkin, keluarga pekerja. Sistem modern pertanian, alternatifnya adalah memberlakukan
mencakup juga pekerja mandiri dan lingkungan pengaturan bagi pekerja pemanen temporer
kerja dari bahaya-bahaya yang terkait dengan yang tidak terlalu mahal bagi petani-petani dan
pekerjaan. membuat terjadinya formalisasi 65,000 pekerja
di tahun 2001. Dalam industri kembang api,
Terdapat berbagai cara yang dimiliki oleh kepatuhan pada standar-standar kesehatan
pengawasan ketenagakerjaan untuk mencapai dan keselamatan memperbaiki kondisi kerja
hasil yang diinginkan atas kondisi-kondisi kerja dan mengurangi kecelakaan kerja menjadi satu
yang layak. Dua metode utama dari penegakan kejadian per tahun (sebelumnya enam kejadian
hukum (yang secara tradisional dianggap per tahun). Pengawas juga memberikan bantuan
sebagai kontrol atau pengawasan) dan tindakan- dalam meningkatkan produk yang dihasilkan dari
tindakan pencegahan. Tidak ada kontradiksi strategi daya saing yang mudah dijalankan dalam
antara pencegahan pada satu sisi, dan kontrol pasar internasional. Selanjutnya, dukungan
dan sanksi disisi lainnya. UU dibuat sehingga pengawas ketenagakerjaan pada perusahaan-
risiko-risiko tidak akan diambil dan konsekuensi perusahaan kembang api dibentuk tahun 2006,
yang besar tidak akan terjadi. Secara definisi, ini skema sertifikasi kualitas yang mensyaratkan
juga berarti bahwa tujuan dari suatu kebijakan standar kualitas yang sama untuk produk-produk
adalah pencegahan. yang diimpor, dan telah menjadi langkah besar
terhadap perbaikan kemampuan untuk bersaing
Di Brasil, intervensi pengawas ketenagakerjaan dalam pasar global tanpa menurunkan standar-
tidak hanya membantu perusahaan standar industri. Untuk informasi lebih lanjut,
mempraktikan kepatuhan hukum tetapi juga lihat Roberto Pires, “Mempromosikan kepatuhan
mempromosikan inovasi solusi hukum dan/ yang berkesinambungan: Gaya Pengawasan
atau teknis di mana dalam beberapa kasus, Ketenagakerjaan dan Hasil Kepatuhan di Brasil”
meningkatkan daya saing dan produktivitas dalam International Labour Review, Vol. 147
perusahaan. Karena luasnya pelanggaran (2008).
terhadap peraturan perundang-undangan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 463


PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

Pekerjaan konstruksi yang semakin meningkat Asmaroni, D. (2014). Analisa Keterlambatan Waktu
dari waktu ke waktu, khususnya bagi negara Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung
Indonesia yang masih merupakan negara Pemerintah di Kabupaten Pamekasan.
berkembang yang tentunya saat ini sedang Pamekasan: Universitas Madura.
menggenjot pembangunan infrastruktur dalam Hasibuan, M. (2000). Manajemen Sumber Daya
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
nasional tentunya akan membutuhkan cukup Husen, A. (2009). Manajemen Proyek: Perencanaan,
banyak Sumber Daya Manusia handal terutama di Penjadwalan, dan Pengendalian Proyek.
bidang konstruksi. Kebutuhan SDM ini merupakan Yogyakarta: Andi.
faktor utama yang dibutuhkan sebagai motor ILO & Kemnaker. (2017). Lembar Fakta: Pengawasan
penggerak pembangunan yang semakin Ketenagakerjaan di Indonesia. Jakarta:
massif. Adanya kebutuhan SDM yang semakin Kementerian Ketenagakerjaan.
massif ini tentunya harus juga diikuti dengan ILO & Kemnaker. (2021). Pengawasan
standarisasi upah, adanya kontrak kerja yang Ketenagakerjaan: Apa dan Bagaimana?
mampu melindungi hak-hak tenaga kerja, serta Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan.
pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki Mutmainah, N. (1997). Materi Pokok Psikologi
oleh tenaga kerja konstruksi. Komunikasi, Modul 1-9. Jakarta: Universitas
Terbuka Indonesia.
Pelaksanaan seluruh kegiatan tersebut tentunya Oglesby, C. (1998). Teknik Produktivitas, Edisi
harus selalu mendapatkan pengawasan dari Keempat, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
berbagai pihak baik dari pemerintah selaku pemilik Santoso, H. (1997). Problema Karyawan Perusahaan
pekerjaan maupun masyarakat sebagai penerima Besar. Bandung: Surya Pustaka.
manfaat pembangunan. Masyarakat dalam hal ini Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan
tidak hanya berfokus pada masyarakat penerima Produktivitas. Bandung: Mandar Maju.
manfaat namun juga masyarakat jasa konstruksi Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek: dari
yang terlibat langsung dalam proses pelaksanaan Konseptual sampai Operasional. Jakarta:
pekerjaan. Peran serta yang dapat dilakukan Penerbit Erlangga.
antara lain dengan membentuk Lembaga Sullivan, K. T. (2005). Impact of Extended Overtime on
Sertifikasi Profesi (LSP) maupun asosiasi profesi Construction Labor. Journal of Economic and
yang dapat melakukan fungsi kontrol terhadap Multiattribute Evaluation of Advanced.
perlindungan hak-hak tenaga kerja konstruksi. Tanto, D. d. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas Pekerja Pada Pengerjaan Atap
Seluruh upaya yang telah disampaikan dalam Baja Ringan di Perumahan Green Hills Malang.
rangkaian penjabaran sebelumnya tentunya Jurnal Rekayasa Sipil, Vol 6, No. 1.
memiliki tujuan akhir sebagai upaya dalam Yanto, H. R. (2015). Analisa Penyebab Produktifitas
peningkatan efektifitas dan produktivitas Pada Proyek Pembangunan Gedung Kuliah
konstruksi yang pada akhirnya akan bermuara (Fakultas Ekonomi) Kampus III Unmuh Malang.
pada pembangunan nasional yang berkualitas. Jurnal Teknika Vol. 7 No.2.

464 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Undang-Undang Peraturan Menteri


Undang-undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Konstruksi Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Kerja melalui Penyedia
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 106 Tahun
Peraturan Pemerintah 2017 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Daerah yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2013
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor tentang Jabatan Fungsional Pembina Jasa
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Konstruksi dan Angka Kreditnya
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Jasa Konstruksi
Peraturan Presiden
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan barang dan jasa Pemerintah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 465


7.4
PENGUATAN PERAN
PEMBINA JASA
KONSTRUKSI DAERAH
DALAM PEMBINAAN TENAGA
KERJA KONSTRUKSI
Dewi Chomistriana
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Dimas Bayu Susanto


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PENDAHULUAN

Semangat perubahan yang diharapkan dari lahirnya UU No 2 tahun 2017 tentang


Jasa Konstruksi diantaranya adalah desentralisasi pembinaan konstruksi,
dimana pada UU No 18 tahun 1999 hal tersebut belum banyak disinggung. Titik
berat desentralisasi adalah pelayanan, bukan kekuasaan. Tujuan utama dari
desentralisasi dan otonomi daerah adalah mendekatkan pemerintah kepada
masyarakat yang dilayaninya, sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi
lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi kuat dan nyata.
Desentralisasi kewenangan tersebut akan berakhir dengan semakin meningkatnya
peran serta masyarakat dan berubahnya peran pemerintah dari provider menjadi
fasilitator (Bratakusumah, 2000). Hal inilah yang melatarbelakangi pembagian
kewenangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah (Provinsi/

466 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kabupaten/Kota) untuk sub urusan jasa dan standar remunerasi minimal tenaga kerja
konstruksi yang telah tercantum pada UU No 23 konstruksi; (6) menyelenggarakan akreditasi
tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan UU asosiasi profesi dan lisensi bagi Lembaga
No 2 tahun 2017. Pembagian kewenangan adalah Sertifikasi Profesi (LSP); (7) menyelenggarakan
langkah awal agar desentralisasi dapat berjalan registrasi tenaga kerja konstruksi; (8)
baik, dan menjadi jelas siapa melakukan apa, menyelenggarakan registrasi pengalaman
serta siapa membiayai apa. profesional tenaga kerja konstruksi serta LPPK
konstruksi; (9) menyelenggarakan penyetaraan
Salah satu tanggung jawab Pemerintah Pusat tenaga kerja konstruksi asing; (10) membentuk
berdasarkan UU No 2 tahun 2017 pasal 4 adalah LSP untuk melaksanakan tugas sertifikasi
meningkatkan kompetensi, profesionalitas, kompetensi kerja yang belum dapat dilakukan
dan produktivitas tenaga kerja konstruksi LSP yang dibentuk oleh asosiasi profesi atau
nasional. Sebagaimana diketahui bahwa tenaga LPPK. Khusus terkait penyelenggaraan pelatihan
kerja konstruksi merupakan faktor kunci untuk bagi tenaga kerja konstruksi, Pemerintah Pusat
mewujudkan infrastruktur yang berkualitas memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan
dan berkelanjutan. Tenaga kerja konstruksi pelatihan strategis dan percontohan, sedangkan
yang kompeten dan profesional diharapkan pelatihan tenaga ahli konstruksi menjadi
akan mendongkrak produktivitas dan kinerja kewenangan Pemerintah Provinsi, dan pelatihan
pembangunan infrastruktur. Pada sisi yang lain, tenaga terampil konstruksi oleh Pemerintah
kita masih menghadapi berbagai tantangan Kabupaten/Kota.
dan masalah terkait tenaga kerja konstruksi
yang menjadi pekerjaan rumah untuk segera
diselesaikan. Oleh karena itu, pembinaan
tenaga kerja konstruksi menjadi hal yang sangat
strategis atau prioritas untuk dilaksanakan
seluruh pemangku kepentingan jasa konstruksi
baik di pusat maupun daerah.

Kewenangan terkait pembinaan tenaga kerja Salah satu tanggung jawab


konstruksi telah dibagi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Pusat berdasarkan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ UU No 2 tahun 2017 pasal
Kota. Pemerintah Pusat memiliki kewenangan: (1)
mengembangkan standar kompetensi kerja dan 4 adalah meningkatkan
pelatihan jasa konstruksi; (2) memberdayakan kompetensi, profesionalitas,
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja (LPPK) dan produktivitas tenaga kerja
konstruksi nasional; (3) mengembangkan sistem
sertifikasi kompetensi tenaga kerja konstruksi; konstruksi nasional.
(4) menetapkan standar remunerasi minimal bagi
tenaga kerja konstruksi; (5) menyelenggarakan
pengawasan sistem sertifikasi, pelatihan,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 467


Gambar 7.4.1. Pembagian Kewenangan Terkait Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi
Sumber : diolah dari pasal 4, 7, dan 8 UU No. 2/2017

Dalam menjalankan kewenangan pembinaan sinergi dari Balai Jakons dan OPD Jakons ini
konstruksi di daerah, Pemerintah Pusat telah mampu menjawab semua tantangan dan
didukung oleh perangkat UPT berupa Balai masalah jasa konstruksi di daerah, utamanya
Jasa Konstruksi Wilayah (BJKW). Demikian terkait pembinaan tenaga kerja konstruksi?
juga Pemerintah Daerah, dalam menjalankan Diperlukan penguatan peran para pembina
urusan sub sektor jasa konstruksi, dibentuklah jasa konstruksi, untuk mengoptimalkan kedua
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Jasa institusi ini menjadi ujung tombak pembinaan
Konstruksi di Provinsi dan Kabupaten/Kota. konstruksi di daerah.
BJKW dan OPD Jakons adalah institusi yang
perlu didukung SDM aparatur yang kompeten dan TANTANGAN PEMBINAAN TENAGA KERJA
profesional, sehingga tugas-tugas pembinaan KONSTRUKSI
konstruksi di daerah dapat dijalankan dengan
baik. Perkembangan terakhir, seiring dengan Pemerintah saat ini sedang bekerja keras untuk
upaya Pemerintah untuk perampingan birokrasi, membangun Indonesia maju. Maju di bidang
beberapa jabatan struktural di Kementerian/ ekonomi, politik dan sosial budaya, dan mampu
Lembaga/Daerah didorong menjadi jabatan bersaing dengan negara-negara maju lainnya.
fungsional (jafung). Begitu pula dalam bidang Pembangunan infrastruktur menjadi salah
jasa konstruksi, sejak tahun 2013 mulai satu prioritas Pemerintah yang dapat menjadi
dikembangkan Jafung Pembina Jasa Konstruksi pendorong laju pertumbuhan ekonomi, baik
(Jafung PJK). Para jafung ini diharapkan dapat lokal, regional, maupun nasional. Pembangunan
menjadi motor penggerak pembinaan konstruksi infrastruktur yang berhasil bukan hanya diukur
di pusat dan daerah. Keberadaan BJKW dan dengan dimensi penyelesaian tepat biaya, mutu,
OPD Jakons, yang didukung oleh Jafung PJK dan waktu, tetapi juga ditentukan oleh kinerjanya
diharapkan dapat memperkuat kelembagaan yang mencakup kehandalan (aspek struktur),
pembinaan konstruksi di daerah. Namun, apakah berfungsinya bangunan sesuai rencana, dan

468 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

keselamatan dalam pelaksanaan, serta dapat 10% atau urutan keempat setelah: (1) industri
memberikan manfaat bagi masyarakat. Seiring pengolahan, (2) perdagangan besar dan eceran,
dengan pembangunan infrastruktur yang telah dan (3) pertanian, kehutanan, dan perikanan. Nilai
kita tingkatkan selama beberapa tahun terakhir, PDB konstruksi ini telah menyerap sebesar 7,9
Pemerintah menetapkan pengembangan juta tenaga kerja konstruksi atau setara dengan
sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas 6% dari 131 juta angkatan kerja nasional (BPS,
pembangunan nasional. Kapasitas SDM 2021). Jumlah ini telah menempatkan konstruksi
konstruksi atau tenaga kerja konstruksi sebagai sektor yang menyerap tenaga kerja
memiliki peranan kunci dalam keberhasilan terbanyak ke-5 setelah: (1) pertanian, kehutanan,
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur. dan perikanan; (2) perdagangan besar dan eceran
Tenaga kerja konstruksi yang terlibat mulai dari serta reparasi perawatan kendaraan bermotor;
tahap perencanaan, pelaksanaan/pembangunan, (3) industri pengolahan; dan (4) penyediaan
hingga tahap pengawasan haruslah memiliki akomodasi dan usaha makanan dan minuman.
kemampuan yang baik dan dilengkapi dengan
sertifikat kompetensi yang sesuai dengan Besarnya kapitalisasi konstruksi ini ternyata
standar kinerja yang dipersyaratkan di tempat menyimpan sejumlah catatan atau masalah,
kerja. khususnya terkait tenaga kerja konstruksi.
Berbagai berita miring dunia konstruksi seperti
Kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB kegagalan bangunan maupun kecelakaan
Nasional dalam 10 tahun terakhir pada kisaran konstruksi, setelah dilakukan investigasi,

Gambar 7.4.2. Perbandingan Jumlah (orang) Tenaga Kerja Konstruksi dengan Tenaga Kerja dari
Lapangan Usaha Lainnya
Sumber : diolah dari BPS, 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 469


ternyata faktor utamanya adalah kelalaian dari Tenaga terampil dan tenaga kasar ini merupakan
SDM konstruksi. Ini membuktikan bahwa tenaga tenaga kontrak, bukan tenaga tetap perusahaan
kerja konstruksi merupakan unsur utama dalam kontraktor maupun konsultan. Sebagian lagi
menentukan kelancaran dan keberlanjutan dari tenaga terampil dan tenaga kasar ini adalah
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Kapasitas tenaga musiman yang belum tentu sepanjang
tenaga kerja konstruksi Indonesia hari ini masih tahun bekerja di sektor konstruksi, kadangkala
memiliki beberapa keterbatasan. Berdasarkan mereka berpindah ke sektor lain seperti
tingkat pendidikan, tenaga kerja konstruksi saat pertanian dan perkebunan.
ini masih didominasi oleh lulusan SMA ke bawah.
Data 4 tahun terakhir menunjukkan rata-rata Berdasarkan kepemilikan sertifikat kompetensi
tenaga kerja konstruksi yang berpendidikan SMA kerja (SKA/SKT), tenaga kerja konstruksi yang
dan atau SMA kebawah adalah 95,5% dari total bersertifikat saat ini 723.692 orang atau 9%
tenaga kerja konstruksi nasional. Sementara dari total 7,9 juta total tenaga kerja konstruksi
untuk Diploma keatas, yang merupakan supply nasional, yang terdiri dari 179.780 tenaga ahli dan
tenaga ahli, rata-rata hanya berjumlah 4,5% 5.912 tenaga terampil (sumber: LPJKN, 7 Oktober
saja (sumber: BPS, 2021). Tidak bisa dipungkiri 2021). Satu orang tenaga kerja, bisa memiliki
bahwa jumlah terbesar dari piramida angkatan beberapa sertifikat. Sehingga bila dilihat dari
kerja konstruksi didominasi tenaga terampil dan jumlah sertifikat yang diterbitkan, terdapat
tenaga kasar (unskilled worker). Mereka lebih sekitar 1 juta sertifikat yang beredar di seluruh
banyak mengandalkan kemampuan otodidak wilayah Indonesia.
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.

Gambar 7.4.3. Proporsi Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2018-2021
Sumber : diolah dari BPS, 2021

470 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Gambar 7.4.4. Kondisi Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikat Tahun 2021


Sumber : diolah dari LPJK, status 7 Oktober 2021

Sebaran tenaga kerja konstruksi yang jasa dan penyedia jasa yang mempekerjakan
bersertifikat masih belum merata. Pulau Jawa tenaga kerja konstruksi; (2) Belum adanya
masih menjadi wilayah dengan jumlah tenaga kebijakan dan ketentuan peraturan perundangan
kerja bersertifikat terbanyak, disusul kemudian mengenai peningkatan remunerasi dan
Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. kesejahteraan bagi para pekerja yang
Kondisi sebaran yang tidak merata ini tentu bersertifikat; (3) Kapasitas dari para pemangku
mempengaruhi rantai pasok konstruksi. kepentingan dalam penyelenggaraan pelatihan
dan uji sertifikasi terbatas; (4) Sertifikasi belum
Masih rendahnya tenaga kerja konstruksi yang menjadi isu bersama dan prioritas utama dari
bersertifikat ini setidaknya disebabkan oleh para pemangku kepentingan, seperti Pemerintah
beberapa faktor sebagai berikut: (1) Kesadaran Daerah, Badan Usaha, Pengembang, dan
bersertifikat yang masih rendah dikalangan masyarakat jasa konstruksi lainnya.
tenaga kerja konstruksi maupun para pengguna

Pulau Jawa masih menjadi wilayah dengan jumlah


tenaga kerja bersertifikat terbanyak, disusul
kemudian Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan
Papua.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 471


Gambar 7.4.5. Sebaran Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikat Tahun 2021
Berdasarkan Wilayah Kerja BJKW
Sumber : diolah dari LPJK, status 7 Oktober 2021

PERAN STRATEGIS BJKW, OPD JAKONS, Re-Branding Balai Jasa Konstruksi Wilayah
DAN JAFUNG PJK Kementerian PUPR memiliki BJKW yang
tersebar di 7 provinsi dengan cakupan wilayah
Merespon berbagai permasalahan dan seluruh Indonesia. Salah satu tugas pokok
tantangan yang dihadapi tenaga kerja konstruksi dan fungsi dari BJKW adalah melaksanakan
sebagaimana disebutkan di atas, maka unsur- pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga kerja
unsur pemerintah untuk urusan jasa konstruksi konstruksi. Pada sisi yang lain, Bapak Menteri
yang ada di daerah, yaitu BJKW, OPD Jakons, PUPR memberikan arahan dan masukan bahwa:
dan Jafung PJK harus bergerak lincah, menjadi (1) kegiatan pelatihan/sertifikasi yang selama
katalisator bagi unsur-unsur lainnya untuk ikut ini diselenggarakan dinilai belum memberikan
andil dalam pembinaan tenaga kerja konstruksi. manfaat lebih bagi tenaga kerja konstruksi; (2)
Unsur-unsur lainnya yang dimaksud adalah kegiatan pelatihan/sertifikasi harus dibenahi,
seperti: BUJK lokal; cabang asosiasi profesi, tidak lagi dilaksanakan dengan konvensional atau
asosiasi badan usaha, asosiasi rantai pasok business as usual, perlu ada terobosan untuk
di daerah; perguruan tinggi, politeknik, dan peningkatan kualitas; (3) perlu kerjasama dengan
SMK setempat; dan lain-lain. Mengingat posisi vendor untuk peningkatan kualitas pelatihan/
strategis BJKW, OPD Jakons, dan Jafung sertifikasi.
PJK, maka ketiga entitas ini perlu berbenah,
meningkatkan kapasitasnya untuk menjalankan BJKW yang memiliki gedung workshop hanya
tugas-tugas pembinaan konstruksi di daerah. Aceh, Jakarta, Makassar, dan Papua. Tingkat

472 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

utilitas gedung workshop rendah, dan sarana melakukan re-branding. Setiap balai perlu
prasarana pelatihan yang dimiliki belum lengkap mempunyai branding pada 1-2 jabatan kerja
dan belum standar antara balai yang satu dengan tertentu sebagai center of excellence balai
yang lain. sesuai dengan kebutuhan pasar dan pemetaan
kekuatan stakeholder di masing-masing wilayah.
Inovasi harus dilakukan untuk penyelenggaraan Pengadaan sarana dan prasarana pelatihan/
pelatihan/sertifikasi yang berkualitas dalam sertifikasi di BJKW pun disesuaikan dengan
rentang waktu yang singkat. Balai perlu branding jabker yang telah ditentukan

Tabel 7.4.1. Usulan Re-Branding BJKW

BJKW Jabker Unggulan Keterangan


BJKW VI Makassar • Tukang Bangunan Umum Telah dilakukan kerjasama pelatihan dan
• Installer Rangka Atap Baja Ringan sertifikasi. Kerjasama dapat dibangun
dengan Semen Bosowa dan Vendor
Rangka Atap Baja Ringan
BJKW V • Jabker terkait beton pracetak Isunya terkait Keterlibatan TKK dan
Banjarmasin • Juru ukur penyedia jasa lokal dalam pembangunan
• Tukang bekisting IKN dan food estate. BJKW V perlu
memetakan potensi atau supply rantai
pasok di lokal Kalimantan.
BJKW IV Surabaya • Tukang Las (welding) • Isunya adalah KSPN (Borobudur,
• Installer Rangka Atap Baja Ringan Mandlika, dan Labuan Bajo). BJKW IV
• Installer RISHA (pracetak) sudah melakukan pelatihan/sertifikasi
• Jabker terkait jembatan gantung di KSPN tersebut
• Sertifikat welding dari Kampuh
Welding Indonesia lebih diakui oleh
pihak ketiga (pengguna jasa), tetapi
untuk melengkapinya bisa digunakan
sertifikat LPJK » Recognition sertifikat
pelatihan dari vendor ke sertifikat
kompetensi LPJK
• Modul installer rangka atap baja
ringan dari vendor seharusnya bisa di
legalisasi menjadi modul nasional
BJKW III Jakarta • Operator Alat Berat BJKW III Jakarta sedang membangun
• Jabker terkait konstruksi layang sarana dan prasarana pelatihan untuk
(Pracetak, Scaffolding, Launcher konstruksi layang
Gantry, dll)
BJKW II Installer RISHA (pracetak) Kerjasama dapat dibanguan dengan
Palembang Semen Baturaja.
BJKW I Aceh Jabker terkait beton pracetak Masih perlu dikaji lagi. Kerjasama dapat
dibangun dengan Universitas Syiah
Kuala, Politeknik Negeri Banda Aceh, dll.
Sumber: Setditjen Bina Konstruksi, 2020

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 473


Penguatan OPD Jakons untuk urusan bidang Pekerjaan Umum dan
Guna menjalankan amanat pembinaan Penataan Ruang termasuk didalamnya sub
jasa konstruksi di daerah baik di provinsi, urusan jasa konstruksi, maka sesuai dengan
maupun kabupaten atau kota, maka sudah Permendagri No 106/2017 telah ditentukan
seharusnya dibentuk OPD Jakons. Dasar hukum bentuk, tipe, nomenklatur dan pola bidang
pembentukan OPD ini mengacu pada: organisasi perangkat daerah sebagai berikut:
1. UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah 1. Tipe A++ untuk beban kerja yang sangat
Daerah; sangat besar (nilai > 976) »2 Dinas tipe A
2. PP No 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan, 2. Tipe A+ untuk beban kerja yang sangat besar
Jenis, dan Kriteria Pemetaan Urusan dan (nilai 951 s/d 975) » 2 Dinas tipe B
Beban Pemerintah Daerah; 3. Tipe A untuk beban kerja yang besar (nilai
3. Permendagri No 10 Tahun 2017 tentang Hasil 801-950)
Pemetaan Urusan dan Beban Pemerintah 4. Tipe B untuk beban kerja yang sedang (nilai
Daerah; 601-800)
4. Permendagri No 106 Tahun 2017 tentang 5. Tipe C untuk beban kerja yang kecil (nilai <
Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah 600)
Bidang PUPR.
Nilai-nilai tersebut di atas berdasarkan penilaian
Selanjutnya, dalam rangka memberikan pedoman yang diberikan oleh Tim dari Kemendagri
bagi pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan terhadap kondisi dan beban tugas dari OPD yang
kota dalam pembentukan OPD terkait dengan bersangkutan.
Pelayanan Dasar yang Wajib yang dilaksanakan

Gambar 7.4.6. Kondisi OPD Jakons Provinsi dan Kabupaten/Kota


Sumber : Ditjen Bina Konstruksi, status per Oktober 2021

474 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Pemetaan terhadap OPD Jakons dilakukan daerah melalui dana dekonsentrasi untuk
setiap tahunnya. Untuk OPD Jakons Provinsi, pelatihan. Namun upaya ini belum berhasil
dari 34 provinsi sudah terbentuk 32 OPD dengan dikarenakan sebagaian besar daerah penerima
kondisi: 24 provinsi setingkat eselon III, 4 dana dekonsentrasi yang masih belum siap
provinsi setingkat eselon IV, dan 4 provinsi masih menyelenggarakan pelatihan sesuai standar.
berbentuk non struktural. Masih ada 2 provinsi lagi Banyak pelatihan yang kemudian asal-asalan
yang belum terbentuk OPD Jakons sama sekali, dalam pelaksanaannya, disamping persoalan
yaitu DKI Jakarta dan NTT. Untuk OPD Jakons adminisitrasi pertanggungjawaban yang
Kabupaten/Kota, dari 514 kabupaten/kota sudah menemui berbagai kendala teknis di lapangan.
terbentuk 325 OPD dengan kondisi: 122 kab/kota Ketika dana dekonsentrasi berakhir, stimulus
setingkat eselon III, 172 kab/kota setingkat eselon ini belum berhasil mendorong daerah untuk
IV, 31 kab/kota masih berbentuk non struktural. mengalokasikan APBD secara khusus untuk
Masih terdapat 189 kab/kota yang belum pelatihan dan sertifikasi.
terbentuk OPD Jakons sama sekali. Ini menjadi
pekerjaan rumah kita semua. Pemerintah Pusat Pemerintah perlu secara intensif memberikan
dalam hal ini Kementerian PUPR dan Kementerian bimbingan teknis, pendampingan atau coaching
Dalam Negeri perlu berkolaborasi untuk and mentoring dalam hal penyusunan program dan
terus mendorong terbentuknya OPD Jakons. anggaran, penyelenggaraan pelatihan (Manajemen
Harapannya seluruh provinsi dan kabupaten/kota of Training), pelaksanaan pengawasan dan
100% memiliki OPD Jakons. Persoalan kemudian lain sebagainya untuk penguatan OPD Jakons.
bukan hanya berhenti pembentukan OPD. Setelah Dengan upaya ini diharapkan OPD Jakons semakin
OPD terbentuk maka perlu dipikirkan ketersediaan berdaya. Pendekatan lain perlu dilakukan kepada
sumber daya (SDM dan alokasi anggaran) untuk para pimpinan daerah, untuk membuka kesadaran
OPD Jakons tersebut. Hal ini sangat bergantung atau awareness mereka terhadap pentingnya
pada prioritas kebijakan Pimpinan Daerah sub urusan jasa konstruksi ini, khususnya dalam
(Gubernur, Bupati dan Walikota), sejauh mana menjalankan amanat Undang-Undang untuk
yang bersangkutan memiliki sensitivitas terhadap pembinaan tenaga ahli dan tenaga terampil
sub urusan jasa konstruksi. konstruksi.

OPD Jakons menjadi ujung tombak pelaksanaan Peningkatan Jumlah dan Kapasitas Jafung PJK
amanat UU No 2/2017, khususnya dalam di Daerah
penyelenggaraan pelatihan dan uji sertifikasi Keberadaan jafung di lingkungan Kementerian
bagi tenaga kerja konstruksi di daerah. Sampai PUPR memiliki peran penting sebagai sebuah
sejauh ini, Pemerintah Daerah yang secara komponen strategis dalam penyelenggaraan
mandiri menyelenggarakan pelatihan bagi infrastruktur nasional. Jafung adalah motor
tenaga kerja konstruksi dengan pendanaan penggerak bagi pembangunan infrastruktur,
bersumber dari APBD masih sangat minim. termasuk didalamnya adalah jafung pembina
Penyelenggaraan pelatihan masih bergantung jasa konstruksi (Jafung PJK). Jafung PJK
pada dominasi APBN melalui BJKW. Pernah adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup
ada upaya dengan memberikan stimulus ke tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 475


melakukan pembinaan jasa konstruksi oleh Jumlah total Jafung PJK di daerah adalah 118
PNS. Pembinaan konstruksi adalah usaha, orang, dan didominasi oleh PNS pusat sebanyak
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara 78% atau 92 orang. Sedangkan Jafung PJK yang
efisien dan efektif untuk mewujudkan tujuan memang PNS daerah sebanyak 26 orang dan
penyelenggaraan jasa konstruksi dalam bentuk tersebar baru di 5 provinsi dan 11 kabupaten/kota.
pengaturan, pengembangan, pemberdayaan, dan Belum lagi tidak semua jafung tersebut aktif,
pengawasan. Jafung PJK di daerah diharapkan dikarenakan (1) menduduki jabatan struktural,
dapat menjadi motor penggerak di BJKW dan (2) menduduki jabatan fungsional lain, (3) sedang
OPD Jakons untuk keberhasilan pembinaan tugas belajar, dan/atau (4) cuti diluar tanggungan
konstruksi di provinsi dan kabupaten/kota. negara. Dari data sebaran ini, dapat ditarik
kesimpulan bahwa masih banyak dibutuhkan
Tentu hal ini tidak mudah. Berbagai permasalahan Jafung-Jafung PJK di daerah sebagai penggerak
dan tantangan masih harus dihadapi oleh jafung pelaksanaan pembinaan konstruksi di daerah.
PJK di daerah. Sejak diterbitkan Permen PAN dan
RB No 38 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Selain pemenuhan jumlah, tentu yang masih
Pembina Jasa Konstruksi dan Angka Kreditnya, menjadi pekerjaan rumah adalah peningkatan
antusiasme PNS untuk mendaftarkan dirinya kapasitas Jafung PJK. Peningkatan kapasitas
pada Jafung PJK sangat besar, khususnya PNS ini dalam kerangka agar seluruh Jafung PJK
dengan status kepegawaian pusat. Sedangkan dari Sabang sampai Merauke memiliki standar
para PNS di daerah belum banyak yang kompetensi yang sama. Hal ini penting, sehingga
mendaftarkan dirinya untuk menjadi Jafung tidak ada gap kompetensi antara pusat dengan
PJK. Pada tabel 2, dapat dilihat bagaimana daerah, atau antar wilayah. Kapasitas Jafung
kondisi Jafung PJK di daerah, baik yang bertugas PJK sebagai pembina jasa konstruksi adalah
sebagai PNS Pemerintah Pusat di BJKW dan penguasaan kompetensi terkait pengaturan,
BP2JK, maupun yang bertugas sebagai PNS pemberdayaan, pengawasan dan pengembangan
Pemerintah Daerah. jasa konstruksi. Berbagai upaya seperti diklat,

Tabel 7.4.2. Identifikasi Sebaran Jafung PJK di Daerah

Jumlah (orang)
No. Jafung PJK di Daerah
Aktif Tidak Aktif Total
1 7 BJKW 23 15 38
2 34 BP2JK 41 13 54
3 Pemerintah Daerah
5 Provinsi 11 2 13
11 Kab/Kota 13 0 13
Total 88 30 118
Sumber : Ditjen Bina Konstruksi, status 5 Oktober 2021

476 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Gambar 7.4.7. Kerjasama Pelaksanaan Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi
Tahun 2015-2021
Sumber : Dayanaker, status 30 Agustus 2021

bimbingan teknis, coaching and mentoring, harus Sepanjang periode 2015-2021, BJKW telah
terus digalakkan oleh instansi pembina (dalam menghasilkan 646.497 tenaga kerja konstruksi
hal ini Ditjen Bina Konstruksi) kepada para yang dibina melalui pelatihan, bimtek,
Jafung PJK di daerah. pembekalan, dan atau uji sertifikasi. Sebanyak
337.452 tenaga kerja atau 52% dibina melalui
KERJASAMA MENJADI KUNCI PENGUATAN kegiatan yang diselenggarakan dengan
PERAN mekanisme kerjasama atau cost sharing bersama
para pemangku kepentingan. Makna dari cost
Kerjasama dengan stakeholder seperti BUJK, sharing adalah kombinasi atau gabungan antara
pemda, asosiasi, vendor, institusi pendidikan, pendanaan APBN dengan APBD/Badan Usaha/
dan lain sebagainya, sejauh ini sudah berjalan. Masyarakat. Sedangkan yang menggunakan dana
Namun kerjasama tersebut masih terbatas pada APBN penuh sebesar 299.97 orang atau 46%.
penyediaan tempat dan akomodasi pelatihan, Adapun yang secara mandiri menggunakan dana
rekrutmen peserta, penyediaan instruktur, APBD/Badan Usaha/Masyarakat secara mandiri
dan sharing pembiayaan. Kerjasama belum sejauh ini masih sangat sedikit, yaitu 9.071 orang
didorong dalam hal sharing pengetahuan dan atau 2%. Berdasarkan informasi ini menunjukkan
teknologi, dan networking untuk keberterimaan bahwa pelaksanaan pelatihan dan uji sertifikasi,
lulusan pelatihan/sertifikasi ke dunia kerja. walaupun sudah banyak dilakukan kerjasama
Target pelatihan/sertifikasi yang cukup tinggi, dengan stakeholder, namun ketergantungan
membuat fokus balai untuk mengejar kuantitas terhadap pendanaan APBN masih sangat besar.
saja, dan belum bisa mengimbanginya dengan
peningkatan kualitas. Aksi kolaborasi atau kerjasama dengan berbagai
pihak menjadi kunci untuk mempercepat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 477


perubahan dalam bisnis proses pelatihan/ penyediaan sarana dan prasarana pelatihan.
sertifikasi. Beberapa pihak yang dapat diajak Perlu dikaji, apakah memungkinkan jika ada
kerjasama: fokus jurusan/bidang pada BJKW tertentu, misal:
a. BLK (Balai Latihan Kerja) BJKW Jakarta spesial untuk mencetak operator
b. LPPK (Lembaga Pendidikan dan Pelatihan alat berat, BJKW Surabaya untuk teknisi las,
Kerja) Bidang Konstruksi BJKW Papua untuk tukang batu, dst.
c. Training Center BUJK (Badan Usaha Jasa
Konstruksi) Kerjasama pada sisi demand (agar lulusan
d. Vendor rantai pasok pelatihan/sertifikasi terserap dalam dunia kerja)
e. Vendor/para mandor penyedia tenaga kerja juga harus dilakukan. Perlu penjajakan kerjasama
f. Institusi pendidikan (universitas, politeknik, dengan vendor/mandor penyedia tenaga kerja
akademi, SMK) bagi kontraktor, vendor rantai pasok, dan
BUJK agar lulusan pelatihan/sertifikasi dapat
Kerjasama dengan vendor dalam peningkatan diserap dalam dunia kerja. Sistem informasi
kualitas pelatihan/sertifikasi tidak boleh dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
konvensional lagi. Kerjasama dengan vendor menghubungkan antara lulusan pelatihan/
dapat diarahkan pada seluruh komponen sertifikasi dengan perusahaan-perusahaan yang
penyelenggaraan pelatihan/ sertifikasi. sedang mencari tenaga kerja.
Kerjasama pada sisi supply (penyediaan tenaga
kerja konstruksi yang terlatih/kompeten berikut Mengingat pentingnya butir-butir di atas,
dengan komponen pendukungnya). Dalam hal maka sangat penting bagi kita untuk mulai
penyediaan SKKNI atau modul pelatihan, maka mengidentifikasi BLK, LPPK, BUJK, vendor,
diperlukan kerjasama dengan BLK, BUJK, dan, dll yang potensial untuk penjajakan kerjasama.
vendor. Misalkan pada jabatan kerja tertentu, Perlu kerjasama dan belajar dari BLK/LPPK
kita dapat melakukan konsensus nasional yang potensial tentang bagaimana mereka
dengan beberapa BLK, BUJK dan vendor, untuk menjalankan bisnis proses pelatihan/sertifikasi,
mendapatkan standar dan modul pelatihan misalnya:
yang up to date dan sesuai kebutuhan pasar. a. Kampuh Welding Indonesia yang berpusat di
Dalam hal penyediaan instruktur dan asesor, Surabaya. Lulusan pelatihannya banyak yang
pendataan instruktur dan asesor perlu dirapikan, kemudian bekerja di PT. PAL, bahkan juga
bekerjasama dengan BNSP dan LPJK. Setelah diekspor ke Jepang. Instruktur yang mengajar
data terkumpul, maka perlu melakukan up grading dari asosiasi pengelasan, dan sistem yang
instruktur dan asesor. Instruktur dan asesor juga digunakan diadopsi dari sistem las standar
dapat diambil dari BLK, LPPK, Training Center internasional.
BUJK, atau vendor yang berkualitas. Dalam hal b. VEDC (Vocational Education Development
penyediaan sarana dan prasarana pelatihan di Center) di Malang. Menjadi rujukan untuk
BJKW, maka sarpras tersebut harus memenuhi pelatihan konstruksi khususnya pada level
standar, dan up to date sesuai perkembangan terampil. Saat ini pelatihan lebih banyak
pengetahuan dan kebutuhan pasar. Kerjasama inhouse, untuk mendidik para guru-guru SMK
dengan vendor rantai pasok dapat dibangun untuk bidang konstruksi.

478 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Ruas Tol Tanjung Priok-Pluit, Jakarta

PENUTUP

Tenaga kerja adalah salah satu unsur penting Pemerintah dan stakeholder jasa konstruksi terus
yang menentukan kelancaran dan keberlanjutan berupaya meningkatkan kompetensi tenaga kerja
pelaksanaan pekerjaan konstruksi/bangunan. konstruksi. Peningkatan kompetensi bertujuan
Pembangunan SDM, khususnya tenaga kerja agar mempengaruhi kualitas infrastruktur yang
konstruksi, menjadi bertambah urgensinya dibangun agar menjadi lebih baik. Peningkatan
karena Indonesia menyongsong bonus demografi kompetensi ini harus dilaksanakan secara
pada 2045. Guna menghadapi bonus demografi masif di seluruh wilayah Indonesia. Dibutuhkan
tersebut Indonesia harus berbenah dan bersiap para Pembina Jasa Konstruksi di daerah agar
diri. Harapannya, proporsi demografi semestinya dapat mengoptimalkan perannya melalui BJKW
terbanyak diisi oleh lulusan pendidikan maupun OPD Jakons untuk menjadi motor
menengah ke atas yang memiliki kualifikasi untuk penggerak pembinaan tenaga kerja konstruksi di
bekerja dan berkontribusi di tengah masyarakat. daerah.
Pembinaan tenaga kerja konstruksi merupakan
agenda prioritas nasional yang harus didukung
oleh seluruh pemangku kepentingan, termasuk
daerah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 479


Pembangunan Flyover Antapani,
Bandung, Jawa Barat

DAFTAR PUSTAKA Undang-undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa


Konstruksi
Kementerian PUPR (2011), Buku Konstruksi Indonesia Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
2011. Jakarta: Ditjen Bina Konstruksi Kerja
Kementerian PUPR (2012), Buku Konstruksi Indonesia
2012. Jakarta: Ditjen Bina Konstruksi Peraturan Pemerintah
Kementerian PUPR (2013), Buku Konstruksi Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
2013. Jakarta: Ditjen Bina Konstruksi Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
Kementerian PUPR (2014), Buku Konstruksi Indonesia 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
2014. Jakarta: Ditjen Bina Konstruksi Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Undang-Undang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Pemerintah Daerah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Jasa Konstruksi

480 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Peraturan Presiden Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2013
Pengadaan barang dan jasa Pemerintah. tentang Jabatan Fungsional Pembina Jasa
Konstruksi dan Angka Kreditnya
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 106 Tahun


2017 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat
Daerah yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 481


7.5
Saling Pengakuan dan
Penyetaraan Kompetensi
Tenaga Kerja Konstruksi
Dedy Natrifahrizal Dedisky Nazaroeddin
Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Krishna Suryanto Pribadi


Guru Besar bidang Mitigasi Bencana dan Ketua Kelompok Keahlian Manajemen
dan Rekayasa Konstruksi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Instritut
Teknologi Bandung

Kurniasari M. Hasanah
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PENDAHULUAN

Keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia ditandai dengan kebutuhan


anggaran infrastruktur yang semakin meningkat setiap tahunnya. Perkuatan
infrastruktur yang ditujukan untuk mendukung perekonomian serta mendorong
pemerataan pembangunan nasional tak pelak lagi menuntut tersedianya sumber
daya konstruksi yang mumpuni, termasuk dalam ketercukupan jumlah tenaga
kerja konstruksi dan pemenuhan kompetensinya, baik yang merupakan tenaga
kerja konstruksi lokal maupun asing.

Ratifikasi Indonesia terkait pembentukan World Trade Organization (WTO) pada


tahun 1994 menimbulkan konsekuensi keterikatan dan komitmen terhadap
kesepakatan yang dihasilkan pada berbagai forum perundingan perdagangan jasa
lingkup regional, multilateral, dan bilateral di bawah General Agreement on Trade

482 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


in Services (GATS). Liberalisasi perdagangan jasa memperoleh visa dan izin tinggal dari Direktorat
dimaksudkan untuk mengurangi hambatan di Jenderal Imigrasi dalam rangka bekerja. Tenaga
dalam perdagangan itu sendiri. Kerja Asing di Indonesia hanya dapat dipekerjakan
oleh Pemberi Kerja TKA dalam hubungan kerja
GATS mengenal adanya 4 model perdagangan untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu, serta
jasa, model 1 (cross border supply) dengan memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang
penyediaan jasa yang melintasi batas negara akan diduduki.
sementara penyedia jasa dan komitmen tidak
berada pada satu tempat, model 2 (consumption Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
abroad) dengan terjadinya perjalanan konsumen Rakyat sebagai Pembina sektor konstruksi
menuju tempat penyediaan jasa, model 3 tentunya bertanggung jawab dalam menjamin
(commercial presence) dengan kehadiran badan kualifikasi dan kompetensi seluruh Tenaga
usaha sebagai perwakilan di negara lain, serta Kerja Konstruksi, baik lokal maupun asing.
model 4 (movement of natural persons) dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
perseorangan yang dapat melakukan layanan Jasa Konstruksi mengatur bahwa tenaga
jasa di negara lain secara mandiri. kerja konstruksi asing pada jabatan ahli yang
akan dipekerjakan oleh pemberi kerja harus
Keberadaan tenaga kerja asing di suatu negara memiliki surat tanda registrasi yang diberikan
biasanya menggunakan moda 3 atau moda 4, berdasarkan sertifikat kompetensi tenaga kerja
walaupun tetap dikaitkan dengan kehadiran badan konstruksi asing menurut hukum negaranya,
usaha karena pemberlakuan regulasi domestik di sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 14
setiap negara yang mempersyaratkan perizinan Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
kerja (working permit) serta izin masuk dan izin Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
tinggal (entry and residence permit). Seorang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
tenaga kerja asing dituntut untuk memenuhi 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi mengatur
kriteria kualifikasi kompetensi dalam melakukan bahwa tenaga kerja konstruksi asing pada
layanan jasa lintas batas, di mana regulasi jabatan ahli sebelum melakukan layanan Jasa
domestik juga mengatur adanya registrasi Konstruksi harus diregistrasi setelah melalui
profesional pada lembaga yang berwenang bagi mekanisme penyetaraan kompetensi.
tenaga kerja asing yang masuk pada pasar jasa
suatu negara. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Keinsinyuran juga mengatur bahwa Insinyur
Kebijakan penggunaan tenaga kerja asing di Asing yang melakukan Praktik Keinsinyuran di
Indonesia diatur dalam peraturan perundang- Indonesia harus memiliki surat izin kerja tenaga
undangan ketenagakerjaan melalui penetapan kerja asing dan untuk mendapat surat izin kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2021 tersebut, Insinyur Asing harus memiliki Surat
tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Tanda Registrasi Insinyur (STRI) berdasarkan
bahwa setiap Pemberi Kerja TKA harus memiliki surat tanda registrasi atau sertifikat kompetensi
Pengesahan RPTKA sebagai syarat izin kerja Insinyur menurut hukum negaranya. Prosedur
yang selanjutnya menjadi rekomendasi untuk penerbitan STRI Asing ini diatur oleh PII.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 483


KONSEP PENYETARAAN KOMPETENSI • Profesi yang diatur di negara tuan rumah;
• Persyaratan perekrutan;
Penyetaraan kompetensi tenaga kerja asing di • Persyaratan pekerjaan khusus;
suatu negara, khususnya untuk suatu profesi • Kebanggaan profesional.
yang diregulasi, dimaksudkan agar tenaga kerja
tersebut dapat bekerja di negara tujuannya Dalam rangka mempermudah perdagangan
secara legal. Penyetaraan dilakukan oleh antar negara, telah banyak dibentuk mekanisme-
regulator profesi di negara tujuan, dengan mekanisme penyetaraan internasional berupa
memberikan pengakuan atas kompetensi atau mekanisme saling pengakuan kompetensi atau
kualifikasi tenaga kerja asing, sehingga yang Mutual Recognition Arrangement (MRA), baik
bersangkutan dapat berpraktek tanpa harus bersifat bilateral maupun multilateral. Secara
melalui proses re-kualifikasi atau re-sertifikasi global terdapat 4 model saling pengakuan
(Annon., 2020). atau mutual recognition ini, yaitu model EU
(Masyarakat Eropa), model NAFTA (Amerika
Perkembangan globalisasi telah meningkatkan Utara), model GATS dan model Trans Tasmania.
kebutuhan untuk pemberian lisensi (registrasi (Annon, 2015).
dan sertifikasi) internasional bagi Insinyur
profesional, tidak terkecuali tenaga kerja Mekanisme MRA pada model EU membuka
konstruksi ahli. Pada umumnya proses cakupan yang luas melalui sistem pengakuan
pemberian lisensi atau registrasi internasional umum dan pengakuan khusus berbarengan
ini didasarkan kepada paling tidak 6 kriteria: dengan sistem penegakan hukum yang
(i) gelar Pendidikan Teknik terakreditasi, (ii) kuat dalam mengatasi ketidakpatuhan para
pengalaman keinsinyuran yang bermakna (iii), negara anggota, bertujuan untuk mendorong
lisensi/registrasi/sertifikasi dari negara asal, pergerakan bebas tenaga profesional di seluruh
(iv) komitmen terhadap pengembangan profesi Eropa serta merasionalisasi, menyederhanakan,
berkesinambungan (CPD), (v) terdaftar di dan meningkatkan pengaturan atas pengakuan
negara asal sebagai kandidat untuk registrasi di kualifikasi profesional yang mencakup layanan
negara lain, (vi) pemenuhan persyaratan sesuai mode 1, mode 3, dan mode 4.
peraturan perundangan yang berlaku di negara
tujuan (Kasuba & Vohra, 2004). Model NAFTA memungkinkan pergerakan
bebas para profesional dan pebisnis di bawah
Berbagai alasan dan manfaat dari lisensi model 4 untuk empat kategori pelaku bisnis dan
internasional disebutkan oleh (Kasuba & Vohra, layanan profesional seperti akuntan, arsitek,
2004), antara lain : surveyor dan insinyur, dengan memenuhi standar
• Pengakuan internasional atas gelar teknik; minimum yang ditetapkan oleh Negara-negara
• Bukti kompetensi; NAFTA. Tenaga kerja dari masing-masing negara
• Bukti pencapaian profesional yang tinggi; anggota harus mematuhi persyaratan lisensi
• Pindah ke negara lain (jangka pendek atau atau sertifikasi profesi yang berlaku di negara
jangka panjang); tujuan.

484 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Bendungan Sindang Heula,


Serang, Banten

Model GATS menerapkan mekanisme pengakuan atau penyetaraan tenaga kerja asing terlatih
yang diserahkan kepada badan regulator (termasuk profesional) lebih banyak dimaksudkan
profesi yang relevan pada negara-negara yang untuk memberikan kesempatan kepada imigran
mengadopsi mekanisme saling pengakuan yang datang ke negara-negara tersebut dengan
tersebut, dan hal ini yang diadopsi oleh MRA latar belakang kualifikasi yang tinggi untuk
ASEAN. dapat mendapat pekerjaan dengan mudah
dan berkualitas, dalam rangka meningkatkan
Sedangkan model MRA Trans Tasmania kebutuhan sumber daya manusia terlatih untuk
mengatur bahwa seseorang yang terdaftar mengisi kekurangan tenaga kerja terlatih di
untuk berlatih dan bekerja di Australia berhak negara-negara tersebut. (Rabben L, 2013) (Edman
untuk melakukan pekerjaan yang setara di et al.,2016) (Annon., 2020) (OECD, 2017).
Selandia Baru, dan begitu pula sebaliknya,
tanpa diperlukan pengujian atau pemeriksaan Julia Nielsen (2004) menyatakan bahwa pada
lebih lanjut, tetapi tetap harus tunduk kepada umumnya pengakuan didasarkan pada prinsip
persyaratan pemberitahuan otoritas regulator kesetaraan, artinya bila pengaturan negara
profesi setempat. tujuan dipenuhi oleh peraturan di negara asal,
negara tujuan harus menerima peraturan negara
Di berbagai negara maju seperti Negara Anggota asal sebagai setara. Bila ada aspek pengaturan
OECD, Amerika, Inggris, Jerman, Kanada, negara tujuan yang tidak terpenuhi (berkenaan
Australia dan sebagainya, mekanisme pengakuan dengan persyaratan pengetahuan lokal, atau jika

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 485


ada perbedaan dalam ruang lingkup lisensi antar mencantumkan pengaturan yang lebih detil
negara bagian), negara tujuan berhak mengatur terkait mekanisme penyetaraan kompetensi yang
adanya persyaratan tambahan untuk pengakuan dilakukan dengan pengajuan permohonan kepada
(“tindakan kompensasi”). Nielsen (2004) juga LPJK melalui Sistem Informasi Jasa Konstruksi
menyatakan bahwa umumnya, pengakuan (SIJK) terintegrasi, beserta syarat pengajuan
atau penyetaraan adalah suatu proses yang permohonan yang perlu dilakukan oleh Pemberi
rumit dan memakan waktu, karena pengakuan Kerja TKA, yang kemudian akan dilanjutkan
mensyaratkan, atau mengasumsikan, bahwa dengan pencatatan kepada Menteri sebelum
suatu negara memiliki sebuah sistem untuk tenaga kerja konstruksi asing tersebut dapat
mengatur suatu profesi tertentu, yang pada melakukan layanan jasa konstruksi.
kenyataannya tidak selalu demikian. Proses
pengakuan memerlukan perbandingan yang rumit Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021
antara berbagai kerangka pengaturan yang dibuat mengatur bahwa tenaga kerja konstruksi asing
untuk memenuhi berbagai perangkat budaya, dapat melakukan penyetaraan kompetensi melalui
sosial dan keadaan ekonomi, untuk menentukan skema pengaturan saling pengakuan/penyetaraan
apakah standar yang ditetapkan benar-benar (Mutual Recognition Arrangement atau MRA) atau
setara. Proses pengakuan juga melibatkan mengajukan permohonan kepada LPJK melalui
sejumlah tahap: pertukaran informasi, analisis Sistem Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi.
rezim peraturan pihak lain, penilaian apakah ada Proses penyetaraan kompetensi dilakukan
kesenjangan dan apa tindakan kompensasi yang dengan penyandingan dan pengintegrasian
diperlukan bila tidak sesuai, apakah ada aspek capaian kompetensi yang diperoleh melalui
yang harus dikeluarkan dan apakah diperlukan pendidikan, pengalaman, dan keahlian. Hingga
adaptasi dari peraturan negara asal. saat ini Indonesia baru memiliki kesepakatan
MRA di lingkungan ASEAN, sehingga tenaga kerja
PENYETARAAN KOMPETENSI TENAGA konstruksi asing dari Negara-negara ASEAN yang
KONSTRUKSI ASING sudah melalui proses penyetaraan melalui MRA
(insinyur dan arsitek) dapat diregistrasi oleh LPJK
Setiap tenaga kerja konstruksi yang melakukan sebagai insinyur atau arsitek profesional asing di
layanan jasa konstruksi wajib memiliki Indonesia tanpa harus melalui proses pengajuan
kompetensi yang dibuktikan dengan kepemilikan permohonan penyetaraan kompetensi oleh LPJK.
sertifikat kompetensi, dan tentunya kebijakan
ini diberlakukan setara baik bagi tenaga kerja Untuk tenaga kerja konstruksi asing yang belum
konstruksi lokal maupun asing. mengikuti penyetaraan melalui MRA, maka
penyetaraan kompetensi dilakukan oleh LPJK dan
Sesuai amanah yang terdapat pada Peraturan penetapan hasil penilaian kesesuaian kompetensi
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 Pasal diterbitkan oleh Ketua LPJK. Proses penyetaraan
6, bahwa Lembaga Pengembangan Jasa oleh LPJK ini merupakan upaya Pemerintah dalam
Konstruksi (LPJK) mempunyai tugas dalam menjamin tercapainya aspek kompetensi dan
penyetaraan kompetensi tenaga kerja konstruksi pemenuhan bukti pengakuan kompetensi bagi
asing. Selanjutnya Pasal 28E sampai 28K tenaga kerja konstruksi asing.

486 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Penilaian kesesuaian dilakukan pada kriteria Isu yang paling mengemuka saat ini adalah
pendidikan, pengalaman, dan kompetensi dari pemahaman dan kesadaran badan usaha jasa
tenaga kerja konstruksi asing terhadap jabatan konstruksi sebagai Pemberi Kerja TKA dalam
kerja yang ditetapkan pada Pengesahan RPTKA, melakukan penyetaraan kompetensi bagi tenaga
serta kesesuaian jabatan kerja tersebut terhadap kerja asing yang berada di bawah perjanjian
kualifikasi, klasifikasi, dan subklasifikasi kontrak kerjanya, karena kebijakan penyetaraan
sebagaimana diatur pada peraturan perundang- kompetensi ini bisa terbilang masih baru dan
undangan Jasa Konstruksi dan akan dicatat pada belum dikenal luas oleh para Pemberi Kerja TKA.
SIJK terintegrasi.
Isu strategis lainnya adalah rencana integrasi
Kewenangan Kementerian PUPR melalui LPJK untuk sistem online antara layanan perizinan kerja
melakukan penyetaraan kompetensi merupakan di Kementerian Ketenagakerjaan dengan
kelanjutan proses perizinan ketenagakerjaan di layanan penyetaraan kompetensi di LPJK, yang
mana Pengesahan RPTKA menjadi salah satu dimaksudkan untuk menjamin keberlanjutan
syaratnya, dan Pengesahan RPTKA ini seyogyanya pengajuan permohonan oleh Pemberi Kerja TKA
baru dapat berlaku efektif bila sudah dilakukan serta keterbukaan akses data tenaga kerja asing
penyetaraan kompetensi dan pencatatan tenaga khusus pada sektor konstruksi.
kerja konstruksi asing kepada Menteri.

Gambar 7.5.1. Skema Kewenangan Pengaturan Tenaga Kerja Konstruksi Asing antara
Ketenagakerjaan dan Jasa Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 487


ASEAN MUTUAL RECOGNITION Pemenuhan kualifikasi sebagai ACPE dan AA
ARRANGEMENT (MRA) mengacu kepada persyaratan yang disepakati
Negara ASEAN di dalam masing-masing
ASEAN Mutual Recognition Arrangement (MRA) Dokumen ASEAN MRA sebagai syarat eligibilitas
merupakan perjanjian yang mengatur mekanisme seorang Insinyur maupun Arsitek Profesional
pergerakan tenaga kerja profesional dengan untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan
dasar pengakuan kesetaraan kualifikasi yang di tingkat ASEAN. Monitoring Committee
telah disepakati oleh seluruh Negara Anggota (MC) merupakan badan yang berwenang dan
ASEAN, dalam aspek pendidikan, keahlian, dan berkompeten dalam melakukan penilaian
pengalaman profesional yang diregistrasi negara kesesuaian kualifikasi profesional dan
asal, dengan maksud untuk meningkatkan bertanggung jawab menyampaikan pengajuan
efisiensi dan efektivitas, meningkatkan daya rekomendasi ACPE dan AA dari setiap negara
saing, serta mengurangi hambatan perdagangan untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan
jasa. seluruh Anggota ASEAN pada forum ASEAN
Chartered Professional Engineer Coordinating
Hingga saat ini telah tercapai 7 MRA, yaitu : Committee (ACPECC) untuk Engineering Services
1. MRA on Engineering Services (2005); dan ASEAN Architect Council (AAC) untuk
2. MRA on Nursing Services (2006); Architectural Services.
3. MRA on Architectural Services (2007);
4. Framework Arrangement for the Mutual Kepemilikan sertifikat ACPE dan AA sudah
Recognition of Surveying Qualifications merupakan jaminan bagi profesional yang
(2007); bersangkutan dalam memperoleh pengakuan
5. Framework Arrangement for the Mutual kesetaraan kompetensi pada lingkup ASEAN,
Recognition of Accountancy Services (2009), sehingga dalam melakukan layanan jasa
diikuti dengan ASEAN MRA on Accountancy profesional lintas batas tinggal meregistrasikan
Services (2014); dirinya sebagai Registered Foreign Professional
6. MRA on Medical Practitioners (2009); dan Engineer (RFPE) atau Registered Foreign
7. MRA on Dental Practitioners (2009). Architect (RFA) pada Professional Regulatory
Authority (PRA) di Negara ASEAN yang dituju
ASEAN MRA on Engineering Services merupakan dan memenuhi ketentuan kolaborasi dengan ahli
yang pertama ditandatangani pada tanggal 09 profesional setempat, tanpa diperlukan penilaian
Desember 2005 dan selanjutnya ASEAN MRA asesmen untuk membuktikan kompetensinya.
on Architectural Services ditandatangani pada
tanggal 19 November 2007. Menurut data per Dari sejumlah ACPE Register se-ASEAN, tercatat
Bulan Juni 2021, telah teregistrasi sebanyak 4.978 baru ada 34 orang yang meregistrasi sebagai
orang ASEAN Chartered Professional Engineer RFPE, sementara belum ada yang meregistrasi
(ACPE), 1.216 orang di antaranya berasal dari sebagai RFA, sehingga masih dibutuhkan upaya
Indonesia, dan 632 orang ASEAN Architect (AA), strategis untuk mendorong terjadinya mobilitas
182 orang di antaranya berasal dari Indonesia. agar terbuka peluang melakukan praktik

488 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Skema RFPE

Skema RFA

Gambar 7.5.2. Skema Registrasi Insinyur dan Arsitek Profesional Asing


di Negara-negara ASEAN berdasar MRA on Engineering/Architectural Services

profesional lintas batas di Negara ASEAN lain di proyek konstruksi Pemerintah, yang tentunya
bawah skema MRA. akan dapat mendorong terjadinya kolaborasi
dengan profesional setempat.
Isu yang paling mengemuka pada agenda
Sectoral Working Group (SWG) forum ASEAN Upaya mencari solusi atas hambatan mobilitas
Coordinating Committee on Services (CCS) profesional ASEAN tidak cukup dengan
belakangan ini adalah bagaimana meningkatkan hanya meninjau dan menganalisis regulasi
kebermanfaatan sertifikat ASEAN MRA, baik domestik yang berlaku di setiap negara
ACPE maupun AA, untuk memperoleh pengakuan berkaitan dengan pengaturan perizinan kerja,
dan penerimaan pihak otoritas dari seluruh keimigrasian, ataupun profesi, tetapi juga
Negara Anggota ASEAN dalam peluangnya dapat perlu mempertimbangkan tuntutan pasar jasa
dipergunakan sebagai pemenuhan kompetensi konstruksi yang membutuhkan ketersediaan
profesional pada pelaksanaan lelang pekerjaan Insinyur maupun Arsitek Profesional.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 489


Suatu studi dari ERIA (Annon., 2021) mengenai diperlihatkan pada Gambar 7.5.3. Rekomendasi
hambatan mobilisasi profesional ASEAN untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain
mengemukakan bahwa terdapat 5 kelompok dengan: (i) mengurangi hambatan masuk (barrier
hambatan implementasi MRA seperti yang to entry) dengan memanfaatkan BSSWG dan

Gambar 7.5.3. Hambatan Implementasi MRA ASEAN


Sumber : Ramli, 2021

490 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Komite-komite MRA, (ii) liberalisasi kebijakan mendukung keterpenuhan tenaga kerja


investasi domestik, ketenagakerjaan dan konstruksi yang berkompeten dan berdaya saing
keimigrasian. untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur
baik yang menggunakan skema pembiayaan
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI pemerintah maupun investasi. Kementerian
PUPR bersinergi dengan Kementerian
Koordinasi dan sosialisasi dengan berbagai pihak Ketenagakerjaan untuk menjamin tetap
di kalangan Pemerintah maupun pelaku usaha terlaksananya pengaturan dari kedua sisi selain
industri konstruksi sangat diperlukan untuk dapat juga mendukung inovasi dalam percepatan dan
mendukung pemberdayaan Profesional MRA dan simplifikasi proses birokrasi.
membuka peluang diterimanya sertifikat ACPE
dan AA sebagai kriteria kompetensi tenaga ahli Masih perlu dipikirkan mekanisme pengawasan
pada pengadaan proyek konstruksi di lingkup penggunaan tenaga kerja konstruksi asing
ASEAN, demikian juga dalam pelaksanaan pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi di
penyetaraan kompetensi tenaga kerja konstruksi Indonesia untuk dapat mengimplementasikan
asing di Indonesia untuk dapat memenuhi pengenaan sanksi sesuai ketentuan yang diatur
kesesuaian kriteria dan persyaratan pengaturan pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
menurut perundang-undangan Jasa Konstruksi. 2020, selain juga konsep pembinaan tenaga
kerja konstruksi asing dalam rangka memenuhi
Pengendalian tenaga kerja asing sektor kompetensi yang dipersyaratkan sesuai
konstruksi merupakan upaya strategis dalam ketentuan pada regulasi Jasa Konstruksi di
Indonesia.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 491


DAFTAR PUSTAKA

Annon., 2015, Handbook on Liberalisation of Kasuba R. & Vohra P. 2004, International mobility and
Professional Services through Mutual the licensing of professional engineers, World
Recognition in ASEAN: Engineering Services, Transactions on Engineering and Technology
Jakarta: ASEAN Secretariat, September 2015 Education, Vol.3, No.1, 2004,
Annon.,2020a, The Recognition of Professional OECD, 2017, Making Integration Work: Assessment
Qualifications and Regulation of Professions, and Recognition of Foreign Qualifications,
Call for Evidence, UK Department of Business, OECD Publishing, Paris. http://dx.doi.
Energy and Industrial Strategy org/10.1787/9789264278271-en
Annon., 2020b, Evaluation of the Foreign Credential Rabben L., 2013. Credential Recognitian in the United
Recognition Program, Report , June 2020, States for Foreign Professionals, Washington DC.
Evaluation Directorate, Strategic and Service Migration Policy Institute.
Policy Branch, Canada, ISBN: 978-0-660-36184-0 Ramli I M, 2021, Mobility of ASEAN Professionals, Joint
Annon, 2021, ERIA Studies on Enhancing the CCS-BSSWG Consultation30 July 2021, ERIA
Utilisation of ASEAN MRAs in Facilitating Pemerintah RI, 2021, Peraturan Pemerintah Nomor 14
Mobility of Professionals; and The Impact of the Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Fourth Industrial Revolution (IR4.0) on ASEAN Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Professional Services and their Cross-Border Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
Mobility, Economic Research Institute for ASEAN 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
and East Asia (ERIA), Jakarta Pemerintah RI, 2021, Peraturan Pemerintah Nomor 34
Association of South East Asian Nations (ASEAN), Tahun 2021 tentang Penggunaan Tenaga Kerja
2005, ASEAN Mutual Recognition Arrangement Asing.
(MRA) on Engineering Services. Pemerintah RI, 2020, Peraturan Presiden Nomor 18
Association of South East Asian Nations (ASEAN), Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
2007, ASEAN Mutual Recognition Arrangement Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024.
(MRA) on Architectural Services. World Trade Organization, Basic Purpose and Concepts,
Edman F, Funk L, Kiefer T, Krstelj V, Lino JB, Owens D, https://www.wto.org/english/tratop_e/serv_e/
Treier H, 2016, The Professional Status Of The cbt_course_e/c1s3p1_e.htm
Engineer In Europe, Report by the FEANI Task
Force, FEANI
Julia Nielsen, 2004, Chapter 10. Trade Agreements And
Recognition, Quality And Recognition In Higher
Education – The Cross-Border Challenge – ISBN-
92-64-01508-6 © OECD 2004

492 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Jembatan Merah Putih,


Kota Ambon, Maluku

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 493


7.6
PETA ARAH PENINGKATAN
KOMPETENSI TENAGA KERJA
KONSTRUKSI DI BIDANG
KESELAMATAN KONSTRUKSI
Kimron Manik
Direktur Keberlanjutan Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Brawijaya
Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan Konstruksi,
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR

Offie Nurtresnaning Putri


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Affuannie Harahap
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Memasuki era pasar bebas, peningkatan kemampuan dan pengembangan sumber


daya manusia di segala bidang merupakan bagian dari upaya penting yang
dilakukan, baik dalam skala lokal maupun internasional, pada dunia bisnis dan
industri sampai ke pemerintahan. Dalam industri kontruksi, SDM yang mempunyai
kompetensi di bidangnya merupakan salah satu kunci penting dan strategis dalam
mencapai keberhasilan infrastruktur.

Konstruksi bukan hanya untuk mempercepat pembangunan ekonomi,


ketersediaan akses dan pelayanan masyarakat, namun juga penting mengingat

494 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


begitu banyaknya industri turunannya, industri menjadi titik berat dalam penerapan SMKK
semen, industri pengolahan besi, industri alat sebagai langkah bersama dalam membangun
berat, bahkan sampai industri informal, seperti Budaya Berkeselamatan pada setiap pekerjaan
warung makanan, kos-kosan, dan makanan kaki konstruksi. Termasuk di dalamnya, seluruh pelaku
lima menjadi hidup karena ada proyek-proyek konstruksi, baik konsultansi konstruksi maupun
konstruksi. pekerjaan konstruksi, hingga subkontraktor dan
vendor.
Dalam industri konstruksi, SDM yang memiliki
kompetensi di bidangnya merupakan salah satu KONDISI KOMPETENSI TENAGA KERJA
kunci penting dan strategis dalam mencapai BIDANG KESELAMATAN KONSTRUKSI
keberhasilan infrastruktur.
Menteri Ketenagakerjaan mengatakan,
Kompetensi tenaga kerja konstruksi merupakan berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan kasus
pemenuhan amanah Undang-Undang Nomor 2 kecelakaan kerja mengalami peningkatan. Dari
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi pasal 70 ayat sebelumnya 114.000 kasus kecelakaan pada
1 dan 2, bahwa setiap tenaga kerja konstruksi yang 2019, menjadi 177.000 kasus kecelakaan kerja
bekerja di bidang jasa konstruksi wajib memiliki pada 2020. Angka tersebut dihitung berdasarkan
sertifikat kompetensi kerja, dan setiap Pengguna jumlah klaim yang diajukan oleh pekerja yang
dan Penyedia Jasa wajib mempekerjakan tenaga mengalami kecelakaan kerja artinya angka
kerja konstruksi yang bersertifikat. Sanksi tegas kecelakaan kerja yang sesungguhnya lebih besar,
untuk pelanggaran amanah pasal 70 ayat 1 dan 2 karena belum semua tenaga kerja menjadi peserta
tersebut, sebagaimana tertera dalam Pasal 99 BPJS Ketenagakerjaan.
ayat 1 dan 2.
Kecelakaan kerja juga mempengaruhi indeks
Keselamatan sudah semestinya menjadi fokus pembangunan dan indeks pembangunan
utama dalam setiap kegiatan. Demikian pula di ketenagakerjaan. Sesungguhnya para
kegiatan konstruksi infrastruktur. Sebagaimana pendahulu kita telah membangun pondasi
tertuang dalam PP Nomor 14 tahun 2021 pentingnya penerapan budaya K3 yaitu melalui
pasal 84G, pemenuhan standar keamanan, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan Keselamatan Kerja.
diwujudkan dengan tercapainya keselamatan
keteknikan konstruksi, keselamatan dan Pada Tahun 2019 Kasus Jaminan Kecelakaan
kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan Kerja (JKK) sejak Januari 2019 sampai Desember
keselamatan lingkungan sebagai upaya untuk 2019 terdapat 2.212 kasus pada sektor
mewujudkan pembangunan infrastruktur yang konstruksi/bangunan.
berkeselamatan di Indonesia.
Sehingga berdasarkan data tersebut, semua
Peran seluruh stakeholder jasa konstruksi dituntut untuk lebih serius dalam menerapkan
terutama pengguna dan penyedia jasa konstruksi, budaya konstruksi berkeselamatan. Kecelakaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 495


tidak hanya menyebabkan kematian, kerugian manajemen penyelenggaran konstruksi dan
materi moril, dan kerusakan lingkungan pelaksanaan.
namun juga mempengaruhi produktivitas, dan
kesejahteraan masyarakat. Lebih jauh lagi pada setiap paket pekerjaan
pengawasan dan paket pekerjaan konstruksi
Dalam PP 14 tahun 2021 pasal 84L ayat 6 dan ayat dibutuhkan satu atau lebih Ahli K3 Konstruksi
7, dinyatakan bahwa:

“Ahli Keselamatan Konstruksi atau Ahli K3


Konstruksi merupakan tenaga ahli yang
mempunyai kompetensi khusus di bidang
Keselamatan Konstruksi atau K3 Konstruksi
dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi penerapan SMKK yang dibuktikan
dengan Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi”

Gambar 7.6.1. Grafik Jumlah Tenaga Ahli K3 Konstruksi s.d Januari 2021

Grafik pada Gambar 7.6.1. berikut menggambarkan dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi
jumlah tenaga ahli K3 konstruksi yang didapat sesuai dengan perbandingan jumlah tenaga kerja,
dari LPJK. besaran proyek, dan tingkat Risiko Keselamatan
Konstruksi.
Saat ini jumlah Ahli K3 Konstruksi tentu masih
jauh dari harapan, hal ini mengingat bahwa sejak Dari jumlah tersebut banyak pemegang sertifikat
terbitnya Peraturan Menteri PUPR 21 tahun yang sudah alih profesi atau tidak bekerja di
2019 dan diperkuat dengan PP 14 tahun 2021, dunia konstruksi. Tak heran banyak Pengguna
dibutuhkan Ahli Keselamatan Konstruksi disetiap Jasa dan Penyedia Jasa mengalami kesulitan
tahapan pekerjaan dimulai tahap pengkajian, mendapatkan Ahli K3 Konstruksi yang sesuai
perencanaan, perancangan, pengawasan, dipersyaratkan dalam dokumen Kontrak.

496 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Rencana Induk atau Peta Arah Peningkatan pola perkembangan zaman, namun tidak lupa
Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Bidang dengan identitas bangsa Indonesia.
Keselamatan Konstruksi Sejalan dengan hal tersebut, manfaat
Era masyarakat 5.0 atau super smart society Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi harus bisa
(society 5.0) membutuhkan kemampuan utama, dirasakan oleh tenaga kerja konstruksi itu sendiri
di antaranya yaitu: dan pihak lain yang menggunakannya. Tujuan
a. Kemampuan memecahkan masalah kompleks yang diharapkan tenaga kerja konstruksi yang
dan dapat menjadi problem solver bagi dirinya mempunyai kompetensi tidak hanya sekedar
serta orang banyak. mengikuti perintah dalam melakukan tugasnya
b. Kemampuan untuk berpikir secara kritis, namun juga dapat melakukan beberapa hal
bukan hanya sekadar dalam kelas namun sebagai berikut:
juga dalam kehidupan kemasyarakatan dan ∙ Mempunyai inisiatif dan bisa berinovasi dalam
lingkungan sekitar agar timbul kepekaan menghadapi kendala dilapangan
sosial, serta ∙ Bisa membuat keputusan penting yang
c. Kemampuan untuk berkreativitas. Di masa bersifat darurat yaitu mengerjakan atau tidak
society 5.0 nanti manusia dituntut untuk lebih mengerjakan suatu pekerjaan
cepat menghasilkan solusi dalam memenuhi ∙ Memperbaiki rancangan insinyur sehingga
kebutuhannya. bisa dikerjakan
Hal ini berdampak pada manusia untuk terus
menggali informasi, serta menciptakan inovasi Pada Visium 2045 terdapat empat pilar utama
baru guna menunjang kelangsungan hidupnya. sebagaimana dalam Gambar 7.6.2. berikut, salah
Maka, dapat disimpulkan manusia di era ini satu dari pilar tersebut berbunyi:
bersikap dan berpikir maju dan harus mengikuti “Pembangunan SDM dan Penguasaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.”

Gambar 7.6.2. Pilar Visi Indonesia 2045

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 497


Dari pilar tersebut beserta kondisi, peta arah Sebagai masukan lain dalam langkah keselamatan
peningkatan, kendala pengembangan dan upaya konstruksi, yaitu dilakukan perbaikan bisnis
pemenuhan kompetensi tenaga kerja Bidang proses konstruksi dalam struktur organisasi
Keselamatan Konstruksi, memerlukan peraturan pelaksana pekerjaan konstruksi. Dalam Permen
dan kebijakan untuk memenuhi pembinaan PUPR 21 tahun 2019 disebutkan perlunya
tenaga kerja Bidang Keselamatan Konstruksi suatu Unit Keselamatan konstruksi (UKK) yang
yang kompeten sehingga angka keselamatan berperan untuk memastikan bahwa SMKK telah
konstruksi mengalami peningkatan dalam diterapkan pada setiap aspek pekerjaan dan
perbaikannya yang berdampak juga terhadap sebagai sarana konsultasi para pekerja terkait
perekonomian negara . isu-isu keselamatan konstruksi, meliputi:
1. Kebijakan, kebutuhan, program dan kegiatan
Transformasi kebijakan dan pembinaan sumber SMKK;
daya manusia konstruksi merupakan salah 2. Susunan, peran, tanggung jawab dan
satu upaya peningkatan penerapan SMKK. wewenang organisasi;
Dengan terlaksananya fasilitasi, konsultasi serta 3. Tujuan keselamatan konstruksi dan
pendidikan dan pelatihan yang telah dilakukan di perencanaan pencapaian;
seluruh Indonesia, diharapkan dapat memperkuat 4. Pemantauan dan evaluasi;
pemahaman dan mengembangkan peluang kerja 5. Program audit; dan
sama untuk mewujudkan peningkatan penerapan 6. Perbaikan berkelanjutan.
SMKK oleh tenaga kerja konstruksi demi
mewujudkan keselamatan konstruksi.

Gambar 7.6.3. Bagan Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko
Keselamatan konstruksi sedang dan besar

498 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Posisi UKK dalam struktur organisasi pelaksana dengan perbaikan manajemen konstruksi dan
pekerjaan konstruksi sebagaimana tampak pelaksanaan budaya berkeselamatan yang
dalam Gambar 7.6.3. disamping. baik. Kedua hal tersebut semakin mengurangi
kewaspadaan terhadap Keselamatan Konstruksi
Posisi pimpinan UKK yang berkoordinasi sejajar yang memang sudah relatif rendah. Keselamatan
dengan pimpinan proyek dimaksudkan agar Konstruksi sering menjadi prioritas kedua
pimpinan UKK dapat mengawasi penerapan setelah progres pekerjaan. Hal ini menyebabkan,
SMKK secara komprehensif dan menyeluruh Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa tidak banyak
pada setiap pekerjaan konstruksi. merekrut Tenaga Kerja Konstruksi Bidang
Keselamatan Konstruksi.
Sementara itu, seluruh anggota UKK turut
berperan untuk mendorong keterlibatan aktif Kondisi lainnya adalah perbedaan jumlah dari
para pekerja dalam penerapan SMKK di lapangan, Petugas K3 Konstruksi/Petugas Keselamatan
dalam hal: Konstruksi yang mencolok pada setiap provinsi
1. mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko menunjukkan ketimpangan. Provinsi dengan
dan peluang. jumlah Petugas Keselamatan Konstruksi yang
2. menentukan tindakan untuk menghilangkan sedikit tentu saja mempunyai potensi besar
bahaya dan mengurangi risiko keselamatan di mana Pengguna Jasa akan mengalami
konstruksi. kesulitan dalam penyusunannya pada saat
3. menentukan persyaratan kompetensi, harus menyiapkan dokumen tender, yang mana
kebutuhan pelatihan, pelaksanaan pelatihan terdapat kewajiban untuk menyusun RKK, Harga
dan evaluasi pelatihan. Perkiraan Sendiri, dan termasuk Biaya Penerapan
4. menentukan langkah-langkah pengendalian SMKK.
dan penerapannya secara berhasil guna
efektif. Dari hasil evaluasi berbagai macam kasus
5. menyelidiki kejadian, ketidaksesuaian dan kecelakaan konstruksi di Indonesia, terdapat
menentukan tindakan perbaikan. beberapa hal yang mendasari kejadian tersebut,
di antaranya:
Kendala Pengembangan Kompetensi Tenaga ∙ Penyelenggaraan jasa konstruksi pada
Kerja Bidang Keselamatan Konstruksi tahap perencanaan, belum memperhatikan
Seiring dengan upaya Pemerintah untuk aspek keselamatan konstruksi, yaitu
mengejar ketertinggalan di bidang infrastruktur analisa dan identifikasi terhadap bahaya
membuat pembangunan dilakukan secara cepat dan pengendalian risiko untuk dituangkan
dan masif. Proyek konstruksi tentunya tidak dalam desain, spesifikasi teknis dan metode
lepas dari permasalahan-permasalahan yang pelaksanaan.
digarisbesarkan pada tiga kendala, yaitu kendala ∙ Pengawasan keselamatan konstruksi saat
biaya, mutu, dan waktu. kegiatan konstruksi yang kurang.
∙ Tenaga ahli yang tersedia di sektor jasa
Terdapat beberapa target percepatan konstruksi baik dari segi jumlah maupun segi
pekerjaan konstruksi yang tidak diimbangi kualitas masih kurang.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 499


∙ Kurangnya kompetensi Ahli K3 Konstruksi/ Seiring dengan pemahaman akan keselamatan
Ahli Keselamatan Konstruksi dan Petugas konstruksi, pada Tahun 2019 Kementerian PUPR
Keselamatan Konstruksi. mencetak Petugas Keselamatan Konstruksi.
∙ Kurangnya pemahaman akan norma, standar, Petugas Keselamatan Konstruksi pertama
prosedur dan kriteria yang mendukung kali diperkenalkan melalui Peraturan Menteri
budaya berkeselamatan konstruksi . PUPR Nomor 21/PRT/M/2019 yang kemudian
diperbaharui menjadi Peraturan Menteri PUPR
Upaya Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja Nomor 10 Tahun 2021. Berdasarkan Permen PUPR
Bidang Keselamatan Konstruksi Nomor 10 Tahun 2021, Petugas Keselamatan
Merujuk pada kebutuhan tenaga kerja bidang Konstruksi didefinisikan di dalam Pasal 1 sebagai
keselamatan konstruksi bersertifikat yang berikut:
masih memiliki gap besar antara kebutuhan dan
permintaan (supply and demand), Kementerian “Petugas Keselamatan Konstruksi adalah
PUPR melakukan langkah cepat dengan orang yang memiliki kompetensi khusus
mencetak Petugas K3 Konstruksi yang memiliki di bidang Keselamatan Konstruksi dalam
kompetensi di bawah Ahli K3 Konstruksi. melaksanakan dan mengawasi penerapan
Petugas K3 Konstruksi pertama kali dicanangkan SMKK yang dibuktikan dengan Sertifikat
pada Tahun 2015 melalui Peraturan Menteri Kompetensi Kerja Konstruksi.”
PUPR Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Petugas Keselamatan Konstruksi ini diperlukan
Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan untuk pekerjaan yang memiliki risiko keselamatan
Umum. Petugas K3 Konstruksi diharapkan dapat konstruksi kecil. Sedang untuk pekerjaan
mengatasi jumlah tenaga ahli K3 Konstruksi konstruksi terutama yang memiliki risiko
yang masih terbatas di Indonesia, terutama keselamatan konstruksi besar, harus memiliki
pada pekerjaan konstruksi yang memiliki risiko 1 (satu) orang tambahan Petugas Keselamatan
keselamatan konstruksi kecil. Berdasarkan Konstruksi untuk setiap penambahan pekerja
Permen PUPR No. 05/PRT/M/2014, Petugas K3 lebih dari 100 orang dengan kelipatan 40 (empat
Konstruksi didefinisikan di dalam Pasal 1 sebagai puluh) orang .
berikut:
Gambar 7.6.4. berikut menggambarkan data
“Petugas K3 Konstruksi adalah petugas Petugas K3 Konstruksi (Januari 2016 s.d Januari
di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/ 2020) dengan total 8.048 orang, dan Petugas
atau organisasi Penyedia Jasa yang telah Keselamatan Konstruksi (Februari 2020 s.d
mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Agustus 2021) sebanyak 16.570 orang se-
Konstruksi Bidang PU, dibuktikan dengan surat Indonesia yang didapat dari klikon.pu.go.id.
keterangan mengikuti pelatihan/bimbingan
teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU.”

500 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

8.046 orang

16.570 orang

Total keseluruhan:
24.618 orang

Gambar 7.6.4. Grafik Jumlah Petugas Keselamatan Konstruksi di Pengguna dan Penyedia Jasa

Hal ini merupakan suatu pencapaian yang cukup Keselamatan Konstruksi, maka peserta Bimtek
baik. Meskipun terjadi peningkatan secara luar SMKK dapat mengambil tambahan beberapa
biasa, namun jumlah Petugas Keselamatan jam pelatihan, sehingga tidak perlu memulai dari
Konstruksi ini masih jauh dari kebutuhan. Sebagai awal pelatihan.
gambaran pada proyek ke-PUPR-an baik di pusat
maupun di daerah, maka jumlah paket dalam satu Kebutuhan Peraturan dan Kebijakan
tahun diasumsikan terdapat 15.000 paket. Bila Kebijakan dan Komitmen Pemerintah di Sektor
ditambah dengan kegiatan di kementerian dan di Konstruksi telah diatur dalam Undang-Undang
lembaga lain serta paket pekerjaan yang dimiliki dan Peraturan pelaksanaan turunannya, di
oleh swasta maka jumlah Petugas Keselamatan antaranya:
Konstruksi masih jauh dari harapan. ∙ Undang-Undang No. 28/2002 Tentang
Bangunan Gedung
Untuk menjadi Petugas Keselamatan Konstruksi, ∙ Undang-Undang No. 13/2003 Tentang
peserta harus mengikuti Bimbingan Teknis Sistem Ketenagakerjaan
Manajemen Keselamatan Konstruksi (Bimtek ∙ Undang-Undang No. 36/2009 Tentang
SMKK) yang diselenggarakan oleh lembaga atau Kesehatan
asosiasi yang bekerjasama dengan Kementerian ∙ Undang-Undang No. 24/2011 Tentang Badan
PUPR. Peserta akan dievaluasi setiap hari, dan Penyelenggara Jaminan Sosial
apabila memenuhi ketentuan peserta akan ∙ Undang-Undang No. 02/2017 Tentang Jasa
diakui sebagai Petugas Keselamatan Konstruksi. Konstruksi
Para peserta yang sudah dinyatakan memenuhi ∙ Undang-Undang No. 11/2020 Tentang Cipta
ketentuan Bimtek SMKK juga didorong untuk Kerja
melanjutkan pada jenjang Ahli K3 Konstruksi/Ahli ∙ PP No. 44/2015 Tentang Penyelenggaraan
Keselamatan Konstruksi. Untuk mempercepat Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
proses pencetakan Ahli K3 Konstruksi/Ahli Kematian

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 501


∙ PP No. 88/2019 Tentang Kesehatan Kerja Dalam Surat Edaran Menteri
∙ PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan ∙ SE Menteri Kimpraswil No. Um 03.05-mn/426
PP No. 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan tanggal 24 Agustus 2004 Hal Pencegahan
Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Kecelakaan Kerja pada Pelaksanaan Kegiatan
Jasa Konstruksi Konstruksi
∙ Perpres 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan ∙ SE Menteri PU No. 13/SE/M/2012 Tentang
Atas Perpres No 16 Tahun 2018 Tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pada Sektor Konstruksi di Lingkungan
Kementerian PU
Dalam Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri ∙ SE Menteri PUPR No. 18/SE/M/2020 Tentang
dan Instruksi Menteri Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan
∙ Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 Baru (New Normal) dalam Penyelenggara Jasa
Tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja Konstruksi
pada Konstruksi Bangunan ∙ SE Menteri PUPR No. 22/SE/M/2020 Tentang
∙ Permenaker No. PER.04/MEN/1987 Tentang Persyaratan Pemilihan dan Evaluasi Dokumen
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Penawaran Pengadaan Jasa Konstruksi
Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli sesuai Permen PUPR No. 14 Tahun 2020
Keselamatan Kerja tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
∙ Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Jasa Konstruksi melalui Penyedia
Tentang Alat Pelindung Diri ∙ Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020
∙ Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Coronavirus Disease 2019 dalam
Lingkungan Kerja Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
∙ Permen Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
∙ Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi
Berkelanjutan
∙ Permen PUPR No.10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Salah satu hal yang dapat
Konstruksi diaplikasikan untuk peraturan
∙ Permen PUPR No.8 Tahun 2021 tentang dan kebijakan untuk
Penilai Ahli, Kegagalan Bangunan dan
Penilaian Kegagalan Bangunan peningkatan kompetensi
adalah menggunakan SKKNI
kepada tenaga kerja Bidang
Keselamatan Konstruksi.

502 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Gambar 7.6.5. Penerapan SKKNI

Salah satu hal yang dapat diaplikasikan untuk kompetensi bagi lulusan dan calon lulusan
peraturan dan kebijakan untuk peningkatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Politeknik
kompetensi adalah menggunakan SKKNI dan/atau Perguruan Tinggi bidang konstruksi. Hal
(Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) ini juga perlu dilakukan secara merata di seluruh
kepada tenaga kerja Bidang Keselamatan wilayah Indonesia agar tidak terjadi ketimpangan
Konstruksi. SKKNI merupakan rumusan antara ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja
kemampuan kerja yang mencakup aspek bidang keselamatan konstruksi di tiap wilayah.
pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian
serta sikap kerja yang relevan dengan Dengan adanya peraturan dan kebijakan untuk
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang mendukung pembinaan tenaga kerja bidang
ditetapkan, dengan gambaran penerapan SKKNI keselamatan konstruksi, baik melalui sosialisasi,
dalam Gambar 7.6.5. diatas. pelatihan berbasis kompetensi dan program
pemagangan secara merata dapat mencetak
Kebijakan juga dapat ditekankan terhadap tenaga kerja yang kompeten untuk meminimalisir
strategi peningkatan kompetensi sedari angka kecelakaan di bidang konstruksi serta
dini yang di atur dalam Surat Edaran Dirjen berdampak baik dengan ekonomi negara
Bina Konstruksi No. 129/SE/Dk/2020 yaitu dan meningkatkan budaya keselamatan bagi
pemberian kompetensi tambahan dan sertifikasi keselamatan konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 503


KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 2. Potensi SDM pelaku jasa konstruksi di daerah
untuk siap bersaing secara nasional maupun
Keselamatan Konstruksi merupakan pemenuhan global.
standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan 3. Pelaku bisnis konstruksi yang kredibel dan
keberlanjutan diwujudkan dengan tercapainya berkualitas.
keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan 4. Kebutuhan pekerja konstruksi spesialis dan
dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik kontraktor spesialis
dan keselamatan lingkungan. Transformasi 5. Manajemen supply chain yang efektif dan
pengaturan dalam Permen PUPR No.05/ efisien, serta
PRT/M/2014, Permen PUPR 21/PRT/M/2019 dan 6. Perlu mekanisme kerjasama yang adil dan
Permen PUPR 10 tahun 2021 merupakan bentuk setara antara pelaku usaha skala besar,
transformasi kebijakan yang dilakukan sebagai menengah dan kecil.
upaya perbaikan budaya keselamatan konstruksi.
Manfaat kompetensi tenaga kerja konstruksi
Hal mendasar selain transformasi kebijakan harus bisa dirasakan oleh tenaga kerja konstruksi
adalah pembinaan sumber daya manusia itu sendiri dari pihak lain yang menggunakannya.
konstruksi dengan pembinaan penerapan SMKK Bagi tenaga kerja manfaat kompetensi dapat
yang tentu memiliki kendala dan upayanya baik dirasakan dengan dibangunnya suatu sistem
secara kualitas maupun kuantitas. yang mendukung untuk di lapangan. Maka
dari itu, peningkatan kemampuan SDM bidang
Dalam mewujudkan peningkatan kompetensi jasa konstruksi yang berkelanjutan guna
tenaga kerja konstruksi di bidang keselamatan menghasilkan SDM yang produktif dan kompeten
konstruksi, diperlukan strategi dari regulator merupakan tanggungjawab kita bersama antara
dan pelaku jasa konstruksi untuk meningkatkan pusat dan daerah baik pemerintah maupun
resiliensi/ketahanan sektor konstruksi, di swasta untuk mewujudkan Zerro Accident dalam
antaranya yaitu: pekerjaan Konstruksi.
1. Kebutuhan pekerja konstruksi bersertifikat
yang profesional di tingkat nasional dan
internasional.

504 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa I. T. Widianto, 2021, “Arah Kebijakan Pembinaan Jasa
Konstruksi Konstruksi Terkait SDM Konstruksi, Inovasi dan
PP No. 14 tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Standardisasi,” in PUPR, Jakarta, 2021.
pemerintah No. 22 tahun 2017 tentang Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Pelaksanaan Undang-Undang No. 2 tahun 2017 Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, 2021,
tentang Jasa Konstruksi Jasa Konstruksi “Buletin Konstruksi Edisi 5. Tahun 2021: Peran
Peraturan Menteri PUPR No. 10 tahun 2021 tentang Strategis Asesor Badan Usaha Pada Lembaga
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) Bidang Jasa
Konstruksi Konstruksi,” Media Informasi dan Komunikasi
Brawijaya, 2021, “Mewujudkan Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian
Berkeselamatan dengan Penerapan Sistem PUPR, Jakarta.
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, 2019,
2019 tentang Pedoman SIstem Manajemen “Buletin Konstruksi Edisi 2 Tahun 2019 : Sertifikasi
Keselamatan Konstruksi (SMKK)”, ISBN 978-623- Tenaga Kerja Konstruksi,” Media Informasi dan
9618-1-3, Jakarta. Komunikasi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Direktorat Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, Kementerian PUPR, Jakarta.
2021, “Arah Kebijakan Pembinaan Kompetensi R. B. Agustin, “Faktor Pendukung dan Faktor
Tenaga Kerja Konstruksi Nasional,” in PUPR, Penghambat Pengembangan Kompetensi
Jakarta. Kerja,” Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
F. Pangkey, G. Y. Malingkas and D. Walangitan, 2012, Yogyakarta, 2019.
“Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Konstruksi
di Indonesia (Studi Kasus: Pembangunan
Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado),” Media
Engineering, vol. 2, no. 2, pp. 100-113.
H. Bada, 2010, “Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi
Dalam Menghadapi Era Liberalisasi,” Inersia, vol.
VI, no. 1, pp. 33-40.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 505


7.7
PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI
Poltak Sibuea
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Nurasih Asriningtyas
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi merupakan rangkaian panjang dan kompleks


serta relatif mahal. Rangkaian panjang karena sebelum masuk ke tahap konstruksi
lebih dahulu diawali dengan tahap kajian dan perencanaan untuk mempelajari dan
menilai kelayakan suatu ide atau pemikiran sampai tahap desain dan rancang
bangun yang dilengkapi dengan gambar rencana. Selanjutnya masuk ke tahap
proses transformasi desain dan gambar menjadi wujud fisik konstruksi. Bahkan
selama masa pemanfaatan produk konstruksi agar dapat dimanfaatkan sesuai
umur rencana perlu dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan rehabilitasi.

Jika bangunan konstruksi sudah tidak diperlukan lagi akan dilakukan


pembongkaran dan mungkin dapat dilanjutkan dengan pembangunan kembali.
Kompleks karena pada setiap tahapan konstruksi harus diproses dengan
tailormade menggunakan parameter yang berbeda konstruksi yang satu dengan
yang lain sehingga tidak dapat dibuat konstruksi yang sama dan sebangun.
Setiap tahapan konstruksi harus didukung dengan perhitungan-perhitungan yang
matang dan terencana agar diperoleh konstruksi bangunan yang efektif, efisien,

506 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


kokoh, dan aman. Dalam proses pembangunan, dilakukan terhadap tertib penyelenggaraan,
pemeliharaan, perawatan, dan rehabilitasi tertib usaha dan perizinan tata bangunan,
maupun pembongkaran perlu menggunakan serta tertib pemanfaatan dan kinerja penyedia
material dan peralatan yang sesuai dan jasa. Khusus Pemerintah Pusat juga diberi
didukung dengan teknologi yang memadai serta kewenangan melakukan pengawasan terhadap
dilaksanakan oleh tenaga kerja konstruksi yang penyelenggaraan Jasa Konstruksi pada
berkualitas dan profesional. Karena bangunan bangunan perwakilan Republik Indonesia di luar
hasil konstruksi bersifat massif serta permanen negeri bangunan perwakilan asing di wilayah
dan jika terdapat cacat atau kekurangan Indonesia. Pemerintah Daerah Kabupaten/
memerlukan biaya tambah untuk perbaikannya Kota hanya berwenang melakukan pengawasan
maka nilai bangunan produk konstruksi relatif tertib usaha, tertib penyelenggaraan, dan tertib
mahal. pemanfaatan Jasa Konstruksi sesuai dengan
wilayah kewenangannya.
Oleh karena itu dalam setiap tahap
penyelenggaraan Jasa Konstruksi perlu Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan
dilakukan tenaga kerja konstruksi yang ahli dan pemerintah Daerah dilaksanakan sesuai dengan
terampil di bidang konstruksi yang dikerjakannya. norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK)
Dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi pemilik yang ditetapkan Pemerintah Pusat sebagaimana
pekerjaan dapat menggunakan penyedia jasa diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22
konsultansi baik untuk perencanaan, rancang Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
bangun dan supervisi pembangunan maupun Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
penyedia jasa pekerjaan konstruksi (kontraktor). Jasa Konstruksi yang telah diubah beberapa
Untuk memastikan ketepatan dan kebenaran pasal melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14
proses kerja yang dilakukan penyedia jasa Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
pada setiap tahap penyelenggaraan konstruksi Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
termasuk yang dilakukan pengguna/pengelola Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
dalam masa pemanfaatan bangunan perlu Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.
dilakukan pengawasan oleh pihak yang Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
berkompeten. Untuk itu penyelenggara negara 2021 ditentukan kewenangan Pemerintah
telah menerbitkan undang-undang yang Pusat dilaksanakan oleh Menteri Pekerjaan
mengatur penyelenggaraan Jasa Konstruksi Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Oleh
termasuk pengawasannya. karena itu Menteri PUPR harus menyusun
NSPK untuk mengatur pengawasan yang akan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang dilaksanakan pemerintah Daerah. Saat tulisan
Jasa Konstruksi sebagai pengganti Undang- ini disusun Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Kementerian PUPR sedang menyusun NSPK
Jasa Konstruksi mengatur kewenangan yang diperlukan pemerintah Daerah dalam
pemerintah dalam pembinaan Jasa Konstruksi melakukan pengawasan penyelenggaraan Jasa
untuk melakukan pengawasan terhadap Konstruksi di wilayah kewenangannya.
penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Pengawasan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 507


PEMBAGIAN KEWENANGAN PENGAWASAN Selain pengawasan diatas, dalam Pasal 128
PP Nomor 22 Tahun 2020, Menteri memiliki
Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri yang kewenangan menyelenggarakan pengawasan:
membidangi Jasa Konstruksi yaitu Menteri a. Sistem tenaga kerja Konstruksi Kualifikasi
PUPR melakukan pengawasan penyelenggaraan ahli;
Jasa Konstruksi dalam rangka pembinaan Jasa b. Pelatihan tenaga kerja ahli Konstruksi yang
Konstruksi terhadap pembiayaan kegiatan bersifat strategis dan percontohan; dan
Jasa Konstruksi yang berasal dari anggaran c. Standar remunerasi minimal bagi tenaga
pendapatan belanja negara, badan usaha kerja ahli Konstruksi.
asing dan tenaga kerja Konstruksi asing, dan
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha lintas Hal ini juga tercantum dalam Undang-
provinsi. Menteri melakukan pengawasan tertib Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
usaha Jasa Konstruksi dalam rangka Pembinaan Konstruksi Pasal 5 ayat (4) huruf f bahwa dalam
Jasa Konstruksi terhadap segmentasi pasar mencapai tujuan meningkatnya kompetensi,
yang berisiko besar, berteknologi tinggi, dan/ profesionalitas, dan produktivitas tenaga
atau berbiaya besar. kerja konstruksi nasional, Pemerintah Pusat
mempunyai kewenangan menyelenggarakan
Berbeda dengan Gubernur dan Bupati/Walikota, pengawasan sistem sertifikasi, pelatihan, dan
Menteri mempunyai kewenangan Pengawasan standar remunerasi minimal bagi tenaga kerja
tertib kinerja Penyedia Jasa Konstruksi. konstruksi.
Pengawasan ini dilakukan terhadap pemenuhan
kewajiban registrasi pengalaman dan kinerja
Penyedia Jasa.

Gambar 7.7.1 Pengawasan oleh Menteri

508 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK) Perbedaan yang paling signifikan antara


melakukan reformasi tata cara sertifikasi badan pengawasan yang dilakukan oleh Gubernur
usaha dan tenaga kerja. Sistem Sertifikasi Badan dan Kabupaten/Kota dilihat dari lingkup
Usaha dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Badan pengawasannya.
Usaha (LSBU) yang dibentuk oleh asosiasi badan
usaha yang terakreditasi. Sedangkan Sistem Untuk gubernur, lingkup pengawasannya adalah
Sertifikasi Tenaga Kerja dilakukan oleh Lembaga a. Kegiatan APBD Provinsi; dan
Sertifikasi Profesi (LSP) yang dibentuk oleh b. Kegiatan lintas kab/kota.
Asosiasi Profesi yang terakreditasi dan Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan Kerja (LPPK) yang Sedangkan untuk Bupati/Walikota, ruang
memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan lingkupnya dilihat dari:
perundang-undangan. Terkait dengan Sistem a. Kegiatan APBD Kab/Kota;
Sertifikasi Kompetensi Kerja yang dilaksanakan b. Kegiatan non APBD kecuali kewenangan
oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP), diawasi Pemerintah Pusat dan Provinsi; dan
oleh Menteri, hal ini sesuai dengan amanat c. Tertib Usaha;
Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1) Risiko sedang, teknologi madya, dan/atau
2020. Pengawasan berupa pengawasan sistem biaya sedang;
Sertifikasi Kompetensi Kerja. 2) Risiko kecil, teknologi sederhana, dan/
atau biaya kecil
Dalam kegiatan usaha di daerah, pengawasan
penyelenggaraan Jasa Konstruksi di provinsi Berbeda dengan Pengawasan yang dilakukan
dilaksanakan oleh Gubernur sedangkan di Menteri, untuk Gubernur dan Bupati/Walikota
Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Bupati/ sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Walikota. Pasal 129 sampai dengan Pasal 131 Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 2017 tentang Jasa Konstruksi untuk 3 tertib
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yaitu:
mengatur pengawasan penyelenggaraan a. Tertib Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
Jasa Konstruksi yang dilaksanakan oleh b. Tertib usaha Jasa Konstruksi; dan/atau
Pemerintah Daerah Provinsi. Sedangkan c. Tertib pemanfaatan produk jasa Konstruksi;
pengawasan penyelenggaraan Jasa Konstruksi
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Namun Bupati/Walikota juga mempunyai
Kabupaten/Kota diatur dalam Pasal 132 sampai kewenangan pengawasan penyelenggaraan
dengan Pasal 135 Peraturan Pemerintah Nomor jasa konstruksi dalam tertib Pengawasan tertib
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan perizinan tata bangunan yang harus dilakukan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Jasa Konstruksi. undangan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 509


Ilustrasi dari pengawasan penyelenggaraan Jasa Konstruksi di daerah, digambarkan pada gambar
dibawah ini.

Gambar 7.7.2 Pengawasan oleh Gubernur

Gambar 7.7.3 Pengawasan oleh Bupati/Walikota

510 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

SUBSTANSI PENGAWASAN Daerah agar dapat dipedomani oleh pemerintah


daerah.
Pengawasan Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi ini dilakukan sebagai jaminan mutu NSPK berfungsi sebagai pedoman bagi
penyelenggaraan jasa konstruksi yang sejalan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/
dengan nilai-nilai keamanan, keselamatan, Kota dalam melaksanakan kewenangannya pada
kesehatan, dan keberlanjutan (K4). Dalam rangka sub-urusan jasa konstruksi terutama dalam hal
pengawasan penyelenggaraan jasa konstruksi Pengawasan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sehingga penyelenggaraan jasa konstruksi
Provinsi dan Kabupaten/Kota, diperlukan menjadi lebih tertib, efisien, dan bermanfaat.
suatu NSPK bagi Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan kewenangannya tersebut. Pada konsepsi NSPK Pedoman Pengawasan
Oleh dari itu Kementerian PUPR dalam hal ini Penyelenggaraan Jasa Konstruksi terdapat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi menyusun beberapa ruang lingkup untuk mengukur
NSPK Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan pengawasan penyelenggaraan itu sendiri. Ruang
Jasa Konstruksi yang dilakukan oleh Pemerintah lingkup dijelaskan dalam Tabel 7.7.1.

Tabel 7.7.1. Lingkup Pengawasan

No. Pengawasan Lingkup Cakupan Pemeriksaan

1 Tertib a. Proses pemilihan Penyedia a. Kegiatan dengan sumber keuangan


Penyelenggaraan Jasa Jasa negara
Konstruksi b. Kegiatan dengan sumber non
keuangan negara

b. Kontrak Kerja Konstruksi a. Penggunaan standar kontrak yang


dibedakan:
1) Kegiatan dengan sumber keuangan
negara
2) Kegiatan dengan sumber non
keuangan negara
b. Penggunaan Tenaga Kerja Konstruksi;
dan
c. Pemberian pekerjaan utama dan/atau
penunjang kepada subpenyedia jasa.

c. Standar K4 a. Ketersediaan dokumen standar K4;


b. Penerapan SMKK; dan
c. Kegiatan antisipasi kecelakaan kerja.

d. Manajemen Mutu Sesuai ketentuan peraturan perudangan


Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 511


Tabel 7.7.1. Lingkup Pengawasan

No. Pengawasan Lingkup Cakupan Pemeriksaan

e. Pengelolaan dan a. Pemenuhan penyediaan MPK dan


penggunaan Material, teknologi dalam pelaksanaan proyek
Peralatan dan Teknologi konstruksi;
Konstruksi b. Penggunaan MPK dan teknologi sesuai
dengan standar (SNI dan standar
lainnya); dan
c. Penggunaan produk dalam negeri
untuk teknologi dan MPK (material,
peralatan,konstruksi) sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
tentang pemberdayaan industri
nasional.

2 Tertib Usaha Jasa a. Pengawasan terhadap a. Pemenuhan terhadap standar mutu


Konstruksi pengelolaan dan material;
pemanfaatan sumber b. Pemenuhan terhadap standar teknis
material konstruksi lingkungan; dan
c. Pemenuhan terhadap standar
keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Usaha Rantai Pasok a. Kepemilikan dan keabsahan perizinan


Sumber Daya Konstruksi berusaha; dan
b. Kepemilikan dan keabsahan perizinan
penggunaan material, peralatan dan
teknologi.

c. Kesesuaian Jenis, sifat, Sesuai jenis, sifat, klasifikasi, dan


klasifikasi, dan layanan layanan usaha
usaha dengan kegiatan
usaha jasa konstruksi

d. Kesesuaian bentuk dan Bentuk dan kualifikasi


kualifikasi usaha dengan
kegiatan usaha dan
segmentasi pasar

e. Pemenuhan persyaratan NIB dan SBU dan/atau SKK


usaha Jasa Konstruksi

f. Pelaksanaan a. Peningkatan kapasitas sumber


pengembangan usaha daya manusia badan usaha;
berkelanjutan
b. Peningkatan peralatan;
c. Peningkatan teknologi;
d. Peningkatan kualitas pengelolaan
keuangan; dan
e. Peningkatan manajemen usaha.

512 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Tabel 7.7.1. Lingkup Pengawasan

No. Pengawasan Lingkup Cakupan Pemeriksaan

3 Tertib Pemanfaatan a. Fungsi Peruntukannya Kesesuaian fungsi; dan kesesuaian


Produk Jasa peruntukan.
Konstruksi
b. Rencana Umur Konstruksi Sertifikat laik fungsi dan/atau surat
keterangan bahwa bangunan masih laik
fungsi dari instansi yang berwenang dan/
atau surat pernyataan laik fungsi dari
pengelola bangunan.

c. Kapasitas dan beban Dokumen/laporan upaya pembatasan


terhadap kelebihan kapasitas dan beban.

d. Pemeliharaan produk Pelaksanaan program pemeliharaan


konstruksi rutin/berkala dan/atau perawatan/
rehabilitasi/preservasi bangunan .

OUTLINE NSPK
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI YANG DILAKSANAKAN PEMERINTAH DAERAH

PENGAWASAN TERTIB USAHA, TERTIB PEMANFAATAN DAN


TERTIB PENYELENGGARAAN

1. Lingkup dan indikator pengawaan


TERTIB USAHA
2. Tata Cara Pengawasan
3. Jenis Penawasan
4. Pelaksanaan pengawasan
5. Laporan Hasil pengawasan
TERTIB TERTIB
6. Tindak lanjut pengawasan PEMANFAATAN PENYELENGGARAAN
7. Ceklist daftar pengawasan

Gambar 7.7.4 Outline NSPK Pengawasan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Yang dilaksanakan Pemda

JENIS PENGAWASAN

Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk menyampaikan laporan
pemerintah terbagi menjadi dua yaitu kegiatan usaha tahunan. Dari laporan tersebut
pengawasan rutin dan pengawasan insidental. nantinya dapat terlihat bagaimana pemenuhan
Pengawasan rutin untuk subsektor jasa kewajiban yang dilakukan oleh pelaku usaha,
konstruksi dilakukan dengan cara mewajibkan serta dapat terpetakan bagaimana record dari

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 513


Gambar 7.7.5 Jenis Pengawasan

Gambar 7.7.6 Pengawasan Rutin

514 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Gambar 7.7.7 Pengawasan Insidental

pelaksanaan usaha dari masing-masing pelaku kompensasi terhadap dampak yang


sekaligus ternilai kinerja badan usahanya. ditimbulkan akibat kegiatan Jasa Konstruksi;
dan
Sedangkan dalam pengawasan insidental, adalah
pelaksanaan pengawasan yang dilaksanakan Oleh karena itu Pengaduan masyarakat
secara langsung yang juga memungkinkan merupakan salah satu bentuk pengawasan
dilaksanakan oleh pemilik proyek dan peran penyelenggaraan jasa konstruksi.
serta masyarakat.
Jenis pengawasan insidental melibatkan Dalam pelaksanaan Pengawasan Rutin dan
masyarakat sebagai bentuk Penyelenggaraan Pengawasan Insidental terdapat beberapa
Partisipasi masyarakat Pengawasan perangkat yang diperlukan untuk melaksanakan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dilakukan pengawasan, perangkat yang dibutuhkan untuk
dengan cara: melakukan pengawasan Rutin diantaranya:
a. Mengakses informasi dan keterangan terkait a. Laporan Tahunan; dan
dengan kegiatan Konstruksi yang berdampak b. Pencatatan Pengalaman pelaku usaha dan
pada kepentingan masyarakat; c. Pencatatan pengalaman Tenaga Kerja
b. Melakukan pengaduan, gugatan, dan Konstruksi yang digunakan .
upaya mendapatkan ganti kerugian atau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 515


Sedangkan untuk Pengawasan Insidental, konstruksi yang dilakukan oleh Pemerintah
perangkat yang dibutuhkan: Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai
a. Pengaduan; kewenangannya diharapkan dapat terwujud
b. Urgensi Proyek Prioritas; dan tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi, tertib
c. Tingkat Kepatuhan usaha Jasa Konstruksi, dan tertib pemanfaatan
produk Jasa Konstruksi serta tertib kinerja
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI penyedia Jasa Konstruksi.

Dengan tersusunnya NSPK pengawasan Dari gambaran pengaturan pengawasan


penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagai penyelenggaraan jasa konstruksi ini sejatinya
pedoman pemerintah Daerah dalam masih menyisakan permasalahan yang perlu
melaksanakan pengawasan penyelenggaraan segera ditindaklanjuti lebih lanjut. Adapun
Jasa Konstruksi di wilayah kewenangannya rekomendasi tindak lanjut yang dapat
diharapkan tidak ada perbedaan praktik dilakukan untuk mengoptimalkan Pengawasan
pengawasan yang signifikan pada satu Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, perlu
daerah dengan daerah lainnya. Dengan adanya kolaborasi antara Pemerintah Pusat
demikian, pengawasan penyelenggaraan jasa dan Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun

516 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah

Kabupaten/Kota dengan salah satunya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang
dengan integrasi Sistem Informasi dan Data. Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Jasa Konstruksi.
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 517


7.8
PEMENUHAN KUALITAS DAN
KUANTITAS TENAGA KERJA
KONSTRUKSI PASCA-UU
NO. 2/2017 TENTANG JASA
KONSTRUKSI
Samsul Bakeri
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Yaya Supriyatna Sumadinata


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

PENDAHULUAN

Walaupun disebutkan sebanyak 51 kali dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun


2017 tentang Jasa Konstruksi (UU Nomor 2 tahun 2017) , tenaga kerja konstruksi
(TKK) tidak didefinisikan. Sekurang-kurang ada dua sisi pandang terkait dengan
pengertian TKK, yaitu pertama TKK sebagai tenaga kerja di bidang jasa konstruksi,
dan kedua TKK sebagai tenaga kerja yang bekerja di bidang jasa konstruksi yang
memenuhi kriteria yang diatur dalam UU Nomor 2 tahun 2017.

Pengertian pertama bersifat makro, terkait dengan sektor tenaga kerja dan
sektor jasa konstruksi. Pengertian ini dibutuhkan untuk menggambarkan tenaga

518 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


kerja yang terlibat dalam sektor jasa konstruksi, e. TKK yang wajib memiliki sertifikat kompetensi
sehingga selanjutnya dapat dianalisis kontribusi adalah tenaga kerja konstruksi yang memiliki
sektor jasa konstruksi terhadap sektor tenaga jabatan kerja sebagai operator, teknisi atau
kerja. Tentu saja pengertian ini sangat penting analis, dan/atau ahli.
untuk menilai kinerja pengelolaan sektor jasa f. Dalam hal pemilihan penyedia layanan jasa
konstruksi terhadap kinerja pembangunan. Konsultansi Konstruksi yang menggunakan
Bahwa sektor jasa konstruksi memberikan TKK pada jenjang jabatan ahli, Pengguna Jasa
kontribusi sekitar 10% terhadap PDB nasional, harus memperhatikan standar remunerasi
termasuk di dalamnya dari sekitar 8,5 juta TKK minimal.
yang pengertiannya sesuai sudut pandang
pertama. Sertifikat Kompetensi Kerja
Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) adalah
Pengertian kedua bersifat lebih khusus tanda bukti pengakuan kompetensi tenaga
yang ditekankan pada sudut pandang sektor kerja konstruksi. SKK diberikan melalui proses
jasa konstruksi. Tentu saja, sudut pandang sertifikasi yang meliputi uji kompetensi sesuai
pertama tetap digunakan karena TKK tetap dengan standar kompetensi kerja nasional
menjadi bagian dari sektor tenaga kerja. Yang Indonesia (SKKNI), standar internasional, dan/
membedakan kedua sudut pandang tersebut atau standar khusus. Uji kompetensi dilakukan
adalah tujuannya. Sudut pandang kedua lebih sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi TKK.
diarahkan pada tujuan pembinaan TKK yang
memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam UU Kompetensi terdiri atas pengetahuan, keahlian
No. 2 tahun 2017. Berdasarkan pengertian kedua dan keterampilan, dan perilaku. Kompetensi
ini diperkirakan 40% dari 8,5 juta TKK tersebut pengetahuan terkait dengan kemampuan olah
dibutuhkan untuk mendukung sektor konstruksi. pikir yang dikembangkan dari penguasaan
dasar keilmuan sesuai klasifikasi dan
PENGATURAN TENAGA KERJA kualifikasinya. Keahlian/keterampilan terkait
KONSTRUKSI dengan kemampuan untuk melaksanakan tugas
sesuai dengan standar pelaksanaan tugas yang
Kriteria pokok TKK yang diatur dalam UU No. 2 harus dipenuhi yang ditetapkan sesuai dengan
tahun /2017 meliputi antara lain: klasifikasi dan kualifikasinya. Kompetensi
a. Setiap TKK yang bekerja di bidang Jasa perilaku terkait dengan kepatuhan terhadap
Konstruksi wajib memiliki sertifikat norma, standar, prosedur dan kriteria yang telah
kompetensi kerja. disepakati, termasuk batasan kewenangan yang
b. TKK diklasifikasikan berdasarkan bidang dimilikinya. Sebagai contoh, seorang pembalap
keilmuan yang terkait Jasa Konstruksi. yang sukses di kancah internasional pasti
c. TKK terdiri atas kualifikasi dalam jabatan: memiliki kompetensi pengetahuan dan keahlian/
operator, teknisi atau analis, dan ahli. keterampilan yang tinggi dalam mengendarai
d. Kualifikasi TKK dalam jabatan memiliki kendaraan. Namun, yang bersangkutan belum
jenjang sesuai dengan ketentuan peraturan dapat mengendarai kendaraan di jalan raya
perundang-undangan. Indonesia, apabila belum memiliki surat izin

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 519


untuk mengemudi di Indonesia. Kepemilikan izin SKK apa saja yang diwajibkan? Setiap TKK
adalah bagian dari kompetensi perilaku untuk sekurang-kurangnya harus berada pada satu
mematuhi peraturan yang berlaku sesuai dengan klasifikasinya. Oleh karena itu setiap klasifikasi
pelaksanaan kompetensinya. harus memiliki standar kompetensi kerja TKK,
khususnya standar kompetensi yang bersifat
Klasifikasi Tenaga Kerja Konstruksi umum. Setiap TKK sesuai dengan jenjang
Klasifikasi TKK Konstruksi berdasarkan jabatannya mampu melewati uji kompetensi.
peraturan perundang-undangan sebagaimana Dengan kata lain, setiap TKK bersertifikat sesuai
terlihat pada Tabel 7.7.1. dengan klasifikasinya, misalnya pemegang SKK
bidang Jalan maka yang bersangkutan dapat
Dalam UU Nomor. 2 tahun 2017, uraian klasifikasi bekerja di klasifikasi Sipil. Namun, seorang
TKK pada tabel 1 terdapat dalam bagian yang bersertifikat klasifikasi Sipil yang bersifat
penjelasan. PP Nomor 22 tahun 2020 tentang umum, tidak dapat bekerja di bidang sipil apabila
Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 2 tahun 2017 dipersyaratkan harus memiliki SKK di bidang
tentang Jasa Konstruksi (PP No. 22/2020) tidak jalan.
memuat uraian klasifikasi TKK, sedangkan
dalam PP No. 14 tahun 2021 tentang perubahan UU Nomor 2 Tahun 2017 tidak mempersyaratkan
PP Nomor 22 tahun 2020 memuatnya dalam pengalaman kerja dalam memperoleh SKK.
batang tubuh. Mengacu pada penjelasan pasal Pada dasarnya kompetensi dapat dicapai
16 UU Nomor 2 tahun 2017, klasifikasi dapat melalui proses pembelajaran dan pelatihan.
diuraikan kembali menjadi subklasifikasi. Uraian Persyaratan pengalaman kerja untuk mengikuti
yang lebih rinci tersebut diatur dalam peraturan proses uji kompetensi hanya untuk lebih
pelaksanaan turunan dari UU Nomor 2/2017 Jo memudahkan seseorang untuk mengikuti
UU Nomor 11/2020) yaitu PP Nomor 14/2021. proses uji kompetensi. Persyaratan pengalaman

Tabel 7.8.1. Klasifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan

No Klasifikasi TKK UU 2/2017 PP 22/2020 PP 14/2021


1 Arsitektur √ √
2 Sipil √ √
3 Mekanikal √ √
4 Tata Lingkungan √ √
5 Manajemen Pelaksanaan √ √
6 Arsitektur Lansekap, Iluminasi, dan √
Disain Interior
7 Perencanaan Wilayah dan Kota √
8 Sain dan Rekayasa Teknik √

520 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

kerja untuk memperoleh SKK pada klasifikasi karena hanya mencakup TKK yang bekerja di
yang bersifat umum menunjukkan seseorang bidang pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu,
dapat bekerja di bidang jasa konstruksi tanpa selanjutnya akan digunakan pengertian TKK
SKK. Yang bersangkutan tidak termasuk dalam sebagaimana dibahas pada butir 1. di atas.
kelompok TKK sebagaimana dimaksud dalam UU
Nomor 2 tahun 2017 karena belum berada dalam Kebutuhan dan Pasokan Tenaga Kerja Konstruksi
jabatan kerjanya sebagai operator, teknisi/analis, Dalam Pasal 28 PP Nomor 14 tahun 2021
atau ahli. ditegaskan bahwa sumber daya manusia yang
bekerja di bidang jasa konstruksi adalah TKK
Kualifikasi Tenaga Kerja Konstruksi yang memenuhi standar kompetensi kerja dan
UU Nomor 2 tahun 2017 tidak mengatur dibuktikan dengan SKK. Kebutuhan TKK untuk
hubungan klasifikasi dan kualifikasi terkait mendukung penyelenggaraan jasa konstruksi
dengan TKK. Dalam peraturan perundang- pada tahun 2020 sekitar 3.2 juta orang terdiri
undangan terkait dengan ketenagakerjaan, atas 800 ribu dengan kualifikasi jabatan ahli dan
kualifikasi mengacu pada Kerangka Kualifikasi sisanya 2,4 juta orang berkualifikasi operator
Nasional Indonesia (KKNI) yang membagi atau teknisi/analis. Pada tahun 2020 tercatat
kualifikasi menjadi 9 tingkatan. Secara garis di LPJK 212 ribu orang TKK dengan kualifikasi
besar KKNI terbagi menjadi 3 kelompok yaitu jabatan ahli atau mencapai 27% dari kebutuhan.
kompetensi yang diperoleh sebelum mengikuti TKK dengan kualifikasi jabatan teknisi/analis
pendidikan tinggi, sebelum lulus sarjana, dan atau operator tercatat di LPJK berjumlah 566
setelah sarjana. Terkait dengan ketenagakerjaan, ribu orang atau 24% dari kebutuhan..
ketiga kelompok kualifikasi tersebut terdiri
atas jabatan operator, teknisi/analis, dan ahli. Berdasarkan data kebutuhan dan pasokan TKK
Di bidang pendidikan keterkaitan antara ketiga tersebut, ketidaksiapan TKK baik kualifikasi
kelompok kualifikasi tersebut sangat jelas, jabatan ahli maupun non-ahli masih sangat besar.
yaitu kualifikasi dengan tingkat yang lebih Produk penyelenggaraan jasa konstruksi yang
rendah menjadi prasyarat untuk kualifikasi di telah berhasil diwujudkan ternyata menggunakan
atasnya. Namun di bidang ketenagakerjaan tidak tenaga kerja yang tidak memenuhi persyaratan
selalu ada hubungan prasyarat tersebut. Oleh administratif sebagai TKK. Padahal mereka telah
karena itu, perlu dilakukan penyesuaian untuk memiliki kompetensi, tetapi dengan berbagai
mengakomodasi kualifikasi TKK. alasan mereka tidak mengurus SKK nya.

PERATURAN PEMERINTAH Penerbit Sertifikat Kompetensi Kerja


PELAKSANAAN TENAGA KERJA Konstruksi
KONSTRUKSI Dalam UU Nomor 2 Tahun 2017 disebutkan
bahwa SKK diterbitkan melalui uji kompetensi
Tenaga kerja konstruksi yang didefinisikan dalam yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi
PP Nomor 14 tahun 2021 tentang Perubahan PP Profesi (LSP) terlisensi oleh BNSP. LSP di
Nomor 22 tahun 2020 tidak sama dengan TKK bidang jasa konstruksi dibentuk oleh asosiasi
yang dimaksud dalam UU Nomor 2 tahun 2017 profesi terakreditasi atau lembaga pendidikan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 521


dan pelatihan yang teregistrasi di Kementerian Klasifikasi dan Subklasifikasi, serta Jabatan
PUPR. Lisensi LSP diberikan berdasarkan Kerja Tenaga Kerja Konstruksi
rekomendasi dari Menteri PUPR. Pemberian Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1, PP
rekomendasi lisensi ini telah didelegasikan Nomor 14 Tahun 2021 pengelompokkan TKK
kepada LPJK. Sesuai dengan PP Nomor 14 dalam 8 (delapan) klasifikasi. Selanjutnya pada
Nomor 2021 SKK konstruksi yang diterbitkan LSP pasal 28D PP Nomor 14 Tahun 2021 diatur
yang telah terlisensi oleh lembaga independent batasan kepemilikan SKK untuk masing-masing
sesuai peraturan perundang-undangan diakui kualifikasi jabatan yang dikaitkan dengan
sebagai SKK konstruksi. Maka, sertifikat subklasifikasi.
kompetensi insinyur (SKI) yang diterbitkan LSP
sesuai dengan ketentuan UU Nomor 11 tahun Sesuai dengan lampiran Peraturan Pemerintah
2014 tentang Keinsinyuran diakui sebagai SKK Nomor 14 tahun 2021, klasifikasi dan
konstruksi setelah diregistrasi LPJK. subklasifikasi TKK ditetapkan sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel 7.7.2 berikut.

Tabel 7.8.2. Klasifikasi dan Subklasifikasi TKK

No Klasifikasi Subklasifikasi
I 1 Arsitektur Arsitektur

II 2 Sipil Gedung
3 Material
4 Jalan
5 Jembatan
6 Landasan Udara
7 Terowongan
8 Bendung dan Bendungan
9 Irigas dan Rawa
10 Sungai dan Pantai
11 Air Tanah dan Air Baku
12 Bangunan Air Minum
13 Bangunan Air Limbah
14 Bangunan Persampahan
15 Drainase Perkotaan

522 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

No Klasifikasi Subklasifikasi
16 Geoteknik dan Pondasi
17 Geodesi
18 Jalan Rel
19 Bangunan Menara
20 Bangunan Pelabuhan
21 Testing dan Analisis Teknik
22 Bangunan Lepas Pantai
23 Pembongkaran Bangunan
24 Grouting
III 25 Mekanikal Teknik Tata Udara dan Refrigan
26 Plumbing dan Pompa Mekanik
27 Proteksi Kebakaran
28 Transportasi Dalam Gedung
29 Teknik Mekanikal
30 Alat Berat
31 Teknik Lifting
IV 32 Tata Lingkungan Teknik Air Minum
33 Teknik Lingkungan
34 Teknik Air Limbah
35 Teknik Perpipaan
36 Teknik Persampahan
V 37 Manajemen Pelaksanaan Keselamatan Konstruksi
38 Manajemen Konstruksi/ Manajemen Proyek
39 Hukum Kontrak Konstruksi
40 Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi
41 Estimasi Biaya Konstruksi
42 Manajemen Aset Hasil Pekerjaan Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 523


No Klasifikasi Subklasifikasi
VI 43 Arsitektur Lanskap, Iluminasi dan Arsitektur Lanskap
Desain Interior
44 Teknik Iluminasi
45 Desain Interior
VII 46 Perencanaan Wilayah dan Kota Perencanaan Wilayah
47 Perencanaan Kota (Urban Planning)
48 Perancangan Kota (Urban Design)
VIII 49 Sains dan Rekayasa Investasi Infrastruktur
50 Komputasi Konstruksi
51 Peledakan
Sumber : PP No. 14/2021

Dalam PP Nomor 14 Tahun 2021 istilah jabatan BNSP. Dengan demikian LSP dapat menyusun
kerja disebutkan dalam Pasal 28G, 28H, 28K, skema sertifikasi sebanyak-banyaknya. Apabila
30A, 30F, 30I, 70E, 84AC, dan 176A. Jabatan kerja sertifikat yang diterbitkan sesuai dengan skema
yang dimaksud mengacu pada jabatan kerja sertifikasi berdasarkan jabatan kerja tersebut
dalam penyelenggaraan konstruksi, misalnya dipersyaratkan dalam proses pengadaan jasa
perencana jembatan, pengawas jalan, pengelola konstruksi maka akan banyak TKK yang harus
gedung, penjaga pintu irigasi, operator alat memiliki lebih dari satu SKK. Hal ini dapat
berat, dsb. Pengertian ini lebih menekankan menimbulkan biaya tinggi dan menghambat
pada klasifikasinya bukan kualifikasinya. Oleh peningkatan efisiensi industri konstruksi.
karena itu, tidak ada ketentuan yang mengaitkan
kepemilikan SKK dengan jabatan kerja. Dalam Jadi ada perbedaan sudut pandang atas
UU Nomor 2/2017 yang diatur terbatas pada pengertian jabatan kerja antara UU Nomor 2
kualifikasi jabatan ahli, teknisi/analis, dan Tahun 2017 dengan peraturan perundang-
operator. undangan terkait ketenagakerjaan. Sebaiknya
kewajiban memiliki SKK dikaitkan dengan sudut
Skema sertifikasi selalu dikaitkan dengan proses pandang UU Nomor 2 Tahun 2017 yaitu sesuai
penilaian kesesuaian, termasuk kesesuaian dengan klasifikasi dan kualifikasi yang diatur
bakuan kompetensi dengan jabatan kerja, tetapi dalam UU Nomor 2 Tahun 2017.
dalam UU Nomor 2 Tahun 2017 dan peraturan
pelaksanaannya tidak ada pengaturannya Tenaga Kerja Magang di Bidang Jasa Konstruksi
bagaimana jabatan kerja ditetapkan. Dalam pasal SKK dan pengalaman kerja seperti telur dan
30E PP Nomor 14 Tahun 2021, skema sertifikasi ayam, sangat terkait tetapi tidak mudah untuk
ditetapkan oleh LSP dan diverifikasi oleh ditentukan mana yang lebih awal. Dalam PP

524 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Nomor 14 Tahun 2021 pasal 28 B PP Nomor 14 TKK jabatan ahli harus dan perlu ditingkatkan
Tahun 2021 persyaratan kompetensi meliputi sampai mencapai rasio > 50% dari kebutuhan,
kesesuaian kompetensi dengan KKNI, dan TKK jabatan non-ahli (terampil) ditingkatkan
persyaratan pendidikan, dan persyaratan sampai dengan 70%. Menurut data BPS pekerja
pengalaman. Untuk mendapat pengalaman di di sektor konstruksi berjumlah 8.505.542 orang
bidang jasa konstruksi seseorang harus memiliki /TKK Indonesia. (sumber Sakernas BPS 2019).
SKK konstruksi. Dengan demikian pengalaman Dan menurut data dari LPJK, tenaga kerja yang
kerja yang dimaksud adalah pengalaman yang bersertifikat hanya berjumlah 1.004.581 yang
diperoleh ketika seseorang bekerja tanpa terdiri dari SKA ahli sejumlah 273.343 dan SKT
SKK konstruksi, atau dengan kata lain bekerja 731.238. Jika dilihat dari tingkat pendidikan, para
magang. pekerja konstruksi yang belum tamat SD sebesar
1.065.477, tamat 2.938.782, tamat SMP 2.148.614
Proses pemagangan kerja merupakan tamat SMA/SMK 1.974.604, diploma 78.844
keniscayaan dalam kerangka sertifikasi sehingga dan berpendidikan Sarjana 289.151 serta pasca
pelaksanaannya perlu diatur. Jika tidak ada sarjana sebesar 10.070 orang. Jadi komposisi
pengaturan, tenaga kerja bebas bekerja di bidang pekerja konstruksi Indonesia adalah tidak tamat
jasa konstruksi selama tidak menjadi TKK atau SD 12,53%, tamatan SD 34,55%,tamatan SMP
tidak menduduki posisi kualifikasi jabatan ahli, 25,26%, tamatan SMA 23,22%, tamatan Diploma
teknisi/analis, dan/atau operator. Pengaturan 0,93%, Sarjana 3,4% dan pasca sarjana 0,12%,
pemagangan dapat meliputi antara lain: jadi pekerja konstruksi terbesar berpendidikan
persyaratan bagi seseorang yang akan bekerja atau taman SD dan secara keseluruhan pekerja
magang, harus ada kegiatan pendampingan sektor konstruksi didominasi oleh pekerja yang
yang terstruktur, biaya operasional yang berpendidikan SMA kebawah yaitu sekitar 95.5%.
diterima pemagang dibatasi, secara hukum tidak
bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan, dan Perkembangan atau peningkatan jumlah atau
waktu pemagangan bagi setiap orang dibatasi. kuantitas dan kualitas TKK kerja konstruksi tidak
begitu signifikan Hal itu dapat dilihat dari data
TANTANGAN PEMBINAAN TENAGA KERJA LPJK tentang jumlah sertifikat dan jumlah orang
KONSTRUKSI bersertifikat. Data LPJKN tahun 2018 jumlah
TKK bersertifikat sebanyak 709.780 sertifikat
Jumlah Minimal Tenaga Kerja Konstruksi yang terdiri dari 487.523 sertifikat terampil dan
Suatu kewajiban dapat diterapkan sepenuhnya 222.257 sertifikat Ahli atau SKA.. Dari jumlah
apabila jumlah yang menjadi subyek kewajiban 487.523 SKT tersebut ternyata dimiliki oleh
tersebut tersedia dengan cukup. Jika jumlah 142.416 orang, begitu pula dari jumlah SKA
yang memenuhi persyaratan kewajiban tersebut sebanyak 222.257 ternyata dimiliki oleh 179.907
terlalu sedikit maka akan terjadi hambatan besar orang, berarti ada satu orang memiliki lebih dari
terhadap pelaksanaan pekerjaan. Sebagaimana 2 sertifikat. Sedangkan data LPJK tahun Agustus
pembahasan pada bagian 3.1 di atas, dari sisi 2021, jumlah sertifikat kompetensi sebanyak
kuantitas secara nasional TKK masih sangat 1.004.581 yang terdiri dari SKA/ ahli sejumlah
sangat kurang. Dalam 5 tahun ke depan, jumlah 273.343 dan SKT 731.238 (Sumber LPJK,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 525


Agustus 2021). Jadi perkembangan sertifikasi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Berdasarkan
atau perkembangan pemenuhan kualitas dan data dari Direktorat Kompetensi dan
kuantitas TKK dilihat dari jumlah SKA dan Produktivitas Konstruksi, terdapat 359 SKKNI
SKT masih perlu ditingkatkan. Secara fakta di yang terdiri dari 165 SKKNI tingkat Keahlian dan
lapangan banyak TKK yang telah memenuhi 176 SKKNI tingkat keterampilan, serta bidang
kualifikasi tetapi belum dapat membuktikan keinsinyuran sebanyak 18 SKKNI. Dari jumlah
dirinya dengan SKA/SKT. Semoga dengan telah SKKNI sebanyak 345 SKKNI (diluar keinsinyuran)
dilensinya beberapa LSP bidang jasa konstruksi tersebut terdiri dari Bidang Bina Marga sebanyak
mempermudah masyarakat mendapatkan 64 SKKNI dan bidang Cipta Karya 170 SKKNI,
informasi atau akses untuk mengikuti kegiatan bidang sumber daya air sebanyak 51 SKKNI, serta
sertifikat yang dilakukan oleh LSP dalam bidang umum dan peralatan sebanyak 60 SKKNI
keperluan pengajuan SKK baru, memperpanjang, dimana terdapat 3 SKKNI masih dalam progres.
ataupun meningkatkan kualifikasinya, tentunya
oleh LSP bidang konstruksi yang kredibel. Dari 359 SKKNI jika dikurangi SKKNI bidang
keinsinyuran (sebanyak 18) Jabker tersebut,
Pemenuhan Standar Kualifikasi maka terdapat 341 SKKNI/RSKKNI bidang
Dengan definisi TKK sebagaimana dibahas konstruksi (diluar keinsinyuran) dimana
pada bagian 1, seluruh TKK telah memenuhi didalamnya terdapat 29 Jabker yang diadopsi
bakuan kompetensi. Secara bertahap seluruh dari SKK Internasional atau luar negeri
TKK ditingkatkan kompetensinya sekurang- sebagaimana tertera pada Tabel 7.7.4.
kurangnya untuk memenuhi Standar Kompetensi

Tabel 7.8.3. Klasifikasi dam Subklasifikasi TKK

No Bidang Ahli Terampil Total Keterangan


1 BINA MARGA 37 27 64 4 on progres 2021
2 CIPTA KARYA 80 90 170 1 on progres 2021 dan 29 diadopsi
dari SKKNI interansional
3 SUMBER DAYA AIR 34 17 51 1 revisi 2021 (on progres)
4 UMUM DAN 14 42 56 1 on progres
PERALATAN
5 Bidang Keinsiyuran 18 - 18 Penetapan Thn 2018 oleh
Kemennaker
183 176 359
Sumber: Data Diolah dari Direktorat Kompetensi dan Produktifitas Konstruksi, September 2021.

526 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Tabel 7.8.4. Daftar SKKNI Diadopsi Dari SKK Internasional

No Nama Jabatan Kerja Keterangan


1. Pengawas Tukang Cat Bangunan Adop thn 2007
2. Pembantu Pelaksana Pemasangan Plafon Adop thn 2007
3. Tukang Pasang Ubin Adop thn 2007 dan Rev 2015
4. Tukang Plumbing Adop thn 2007 dan Rev 2015
5 Tukang Pasang Beton Pracetak Adop thn 2007
6 Tukang Pasang Bata Adop thn 2007 Rev thn 2015
7. Tukang Cat Bangunan Gedung Level 1
8 Tukang Cat Bangunan Gedung Level 2
9 Tukang Rangka Alumunium Level 1
10 Tukang Rangka Alumunium Level 2
11 Installer Pipa Gas Level 1
12 Installer Pipa Gas Level 2
13 Teknisi Kaca Level 2
14 Teknisi Kaca Level 3
15 Pemasangan Dinding Partisi Level 2
16 Pemasangan Dinding Partisi Level 3
17 Installer Plafon Level 2
18 Installer Plafon Level 3
19 Supervisor Rangka Alumunium Level 3
20 Supervisor Pipa Gas Level
21 Teknisi Instalasi Alat Pengukur dan Pembatas {APP} Adop thn 2009
22 Teknisi Instalasi Otomasi Industri Adop thn 2009
23 Teknisi Instalasi Jaringan Tegangan Rendah (JTM) Adop thn 2009
24 Teknisi Instalasi Penerangan dan Daya Fase Satu Adop thn 2009
25 Teknisi Instalasi Jaringan Tegangan Menengah Adop thn 2009
26 Teknisi Instalasi Kontrol Terprogram (Berbasis PLC) Adop thn 2009

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 527


No Nama Jabatan Kerja Keterangan
27 Teknisi Instalasi Sistem Penangkal Petir Adop thn 2009
28 Teknisi Instalasai Penerangan dan Daya Fase Tiga Adop thn 2009
29 Teknisi Instalasi Motor Listrik, Kontrol dan Instrumen Adop thn 2008
Sumber : Data Diolah dari Direktorat Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, September 2021

Tabel 7.8.5. Daftar Klasifikasi dan Subklasifikasi Serta Jabatan Kerja

Jumlah Jabker
No Klasifikasi/Subklasifikasi Jumlah
Ahli Terampil
1 Arsitektur 3 31 34
2 SIPIL 15 63 78
3 MEKANIKAL 5 57 62
4 ELEKTRICAL 3 9 12
5 Tata Lingkungan 4 25 29
6 Manajemen Pelaksanaan/ DLL 4 7 11
Total 34 192 226
Sumber : Diolah dari Perlem LPJKN Nomor .5 Tahun 2017 (masih belum mengacu pada PP 14/2021)

Pada Tahun 2007 Menteri Pekerjaan Umum pada tahun 2010 Kementerian PU menetapkan
Menetapkan Standar Kompetensi Kerja yang pemberlakuan SKK bidang jasa konstruksi melalui
harus menjadi acuan untuk penyusunan standar Peraturan Menteri PU Nomor 07/MEN/III/2009,
latih kompetensi (SLK), penyusunan program sebanyak 23 SKKNI baik terampil dan ahli.
pelatihan, penyusunan materi uji kompetensi,
dan dalam rangka sertifikasi kompetensi yang Sedangkan pada tahun 2017 LPJK mengeluarkan
dilakukan oleh LPJKN, pada jabatan kerja baik Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2017 terkait
bidang ahli maupun terampil. Melalui Keputusan daftar klasifikasi dan Subklasifikasi dimana
Menteri PUPR Nomor 340/KPTS/M.2007 terdapat 226 Jabatan Kerja yang menjadi skema
Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja sertifikasi (masih mengacu UU Nomor 18 Tahun
Tenaga Terampil dan Tenaga Ahli di Bidang Jasa 1999), sebagaimana terlihat pada Tabel 7.7.5 diatas
Konstruksi terdapat 75 SKKNI yang ditetapkan
yang terdiri dari 23 Standar Kompetensi Kerja Dari jumlah klasifikasi dan subklasifikasi
Tenaga Ahli bidang Jasa Konstruksi dan 52 yang dikeluarkan oleh LPJKN Tahun 2017 ini
Standar Kompetensi Kerja Bidang Terampil. Dan sebenarnya memuat klasifikasi dan Jabatan

528 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Kerja termasuk kodenya tetapi belum jelas 6. Keinsinyuran Teknik Fisika.


merinci subklasifikasinya. Sedangkan pemberian 7. Keinsinyuran Teknik Elektro
kode 101, 102, dst angka 1 (angka pertama) itu 8. Keinsinyuran Sipil
menandakan klasifikasi arsitektur. Sedangkan 9. Keinsinyuran Pertanian
untuk klasifikasi sipil dengan angka pertama 2, 10. Keinsinyuran Teknik Perkapalan
misalnya 201,202, 203 dan klasifikasi mekanikal 11, Keinsinyuran Geologi
dengan kode 301,302, 303 dst, electrical dengan 12. Keinsinyuran Geodesi
kode 401, dst. 13. Keinsinyuran Perminyakan
14. Keinsinyuran Teknik Kimia
Tenaga terampil klasifikasi arsitek diberi kode 15. Penanganan Sampah Rumah Tangga
TA (terampil arsitek) TA 003, TA 004, TA 005 dst. 16. Sistem Pengelola Air Limbah Domestik.
Untuk Klasifikasi Sipil diberi kode TS dan TM 17. Operasi Scafolding Migas
untuk Mekanikal (terampil Mekanikal), Elektrical 18. Pengelolaan SPAM sub bidang
dengan kode TE, tata lingkungan dengan kode produksi,transmisi, dan distribusi,
TT, untuk klasifikasi lain lain jenjang terampil pemeliharaan dan manajemen penyediaan air
atau terampil lain lain dengan kode TL Namun minum.
sekali lagi belum mendefinisikan atau belum
menjelaskan subklasifikasi dan penjenjanganya Dari SKKNI bidang keinsinyuran terdapat
secara rinci. Selain itu dari daftar klasifikasi beberapa SKKNI pada jabatan kerja yang
dan Subklasifikasi yang menjadi pedoman mirip dengan SKKNI bidang konstruksi baik
untuk penerbitan SKK tersebut masih terdapat bidang Bina Marga, Cipta Karya dan SDA serta
beberapa skema yang belum ada SKKNInya manajemen dan operator. Selain itu terdapat
atau masih berupa RSKKNI maupun masih SKKNI pada jabatan kerja yang tidak begitu
menggunakan SKKNI yang ditetapkan sendiri terkait dengan bidang jasa konstruksi misalnya
oleh LPJKN serta masih menggunakan SKK keinsinyuran teknik kimia, keinsinyuran teknik
khusus. Penetapan Peraturan Lembaga yang fisika, keinsinyuran teknik elektro dll.
dikeluarkan oleh LPJKN tersebut di atas (Perlem
LPJK Nomor 5 Tahun 2017) belum mengacu Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa dalam PP
kepada UU Nomor 2 Tahun 2017 dan PP Nomor 14 Nomor 14 Tahun 2021 terdapat 7 klasifikasi yang
Tahun 2021. terdiri dari 51 subklasifikasi, dimana klasifikasi
sipil memiliki Subklasifikasi terbanyak yaitu 23
Adapun SKKNI bidang keinsinyuran telah subklasifikasi. Dari 51 subklasifikasi diperkirakan
ditetapkan pada tahun 2018 dan disusun bukan dapat mencapai 1.200-an jabatan kerja. Hal
dari berasal dari Kementrian PUPR antara lain; tersebut sesuai dengan hasil studi yang dilakukan
1. Keinsinyuran Teknik Pertambangan. oleh PUSBIN KPK, pada tahun 2006 s.d. 2008,
2. Keinsinyuran Teknik Teknik Industri jumlah jabatan kerja kurang lebih mencapai
3. Keinsinyuran Teknik Dirgantara +1.200 dan bahkan masih dapat berkembang
4. Keinsinyuran Teknik Lingkungan lagi sesuai kemajuan iptek dan kebutuhan di
5. Keinsinyuran Teknik Mesin lapangan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 529


Mari kita bahas satu klasifikasi saja, misalnya Dari jumlah SKKNI yang ada, banyak yang
klasifikasi Sipil. Untuk klasifikasi Sipil terdiri masih berupa RSKKNI atau belum disahkan
atas 23 subklasifikasi dan terdiri dari kurang lebih oleh Kemnaker menjadi SKKNI. Berikut ini
ratusan jabatan kerja. Dari 6 (enam) subklasifikasi perbandingan SKKNI yang dimiliki Direktorat
yang kita jadikan contoh misalnya (subklasifikasi Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi
gedung, material, drainase perkotaan, geoteknik disandingkan dengan yang sudah pernah
dan pondasi, pembongkaran bangunan, grouting) ditetapkan pemberlakuannya oleh Kementrian
terdiri dari jumlah 105 jabatan kerja, dengan PUPR dan oleh Kemnaker serta LPJKN.
perincian subklasifikasi gedung terdiri dari 77
jabker, Subklasifikasi material 5 jabker, drainase Dari Tabel 7.7.6. di bawah menggambarkan
perkotaan 4 jabker, geoteknik dan pondasi 14 bahwa masih terdapat bakuan kompetensi di
jabker, pembongkaran bangunan 2 jabker, dan bidang jasa konstruksi masih berupa RSKKNI.
grouting 3 jabker. Dari data di atas menunjukkan Dari jumlah SKKNI yang telah ditetapkan oleh
bahwa dari 7 klasifikasi bidang jasa konstruksi Kemnaker sejak tahun 2009 sampai terakhir
yang terdiri dari 51 subklasifikasi akan memiliki 2021 sebanyak 202 SKKNI, namun terdapat 12
ribuan jabatan kerja atau sekitar sampai +1.200 SKKNI yang dicabut kembali penetapannya oleh
(hasil studi jabatan kerja tahun 2007/2008). Kemenankertrans. Jadi masih terdapat kurang
Dengan demikian, jika kewajiban memiliki SKK lebih sekitar 157 SKKNI yang belum ditetapkan
didasarkan pada jabatan kerja maka akan banyak sebagai SKKNI oleh Kemenakertrans. Data
sekali SKK yang harus dimiliki oleh TKK bidang tersebut diolah dari Direktorat Kompetensi dan
konstruksi dan banyak sekali SKKNI yang harus Produktivitas Konstruksi sampai dengan akhir
ditetapkan. September 2021.

Tabel 7.8.6. Perbandingan Ketersediaan SKKNI dan Penetapan SKKNI


Perlem Kepmen Kemen
DKPK Permen Penetapan
Kualifikasi LPJKN PUPR PU Total PU
PUPR PU 7/21 Naker *)
2017 340/2007 48/2011
AHLI 183 20 23 5 10 38 91
TERAMPIL 176 30 52 10 1 63 111
359 50 75 15 11 101 202
Sumber : Diolah dari Direktorat Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi

530 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

PENINGKATAN PENGEMBANGAN KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Sektor jasa konstruksi memberikan kontribusi
sekitar 10% terhadap PDB nasional dan mampu
Peningkatan Pengembangan Keprofesian menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Berkelanjutan (PKB) merupakan upaya Sesuai dengan data dari BPS 2019, jumlah tenaga
kerja TKK kualifikasi jabatan ahli secara kerja di bidang jasa konstruksi sekitar 8,5 juta
berkesinambungan. Upaya untuk memelihara orang.
kompetensi ini sudah dikenal masyarakat jasa
konstruksi sejak adanya UU Nomor 18 tahun Tenaga kerja di bidang jasa konstruksi yang
1999. Sesuai UU Nomor 2 Tahun 2017, dilakukan dapat dianggap sebagai TKK sesuai dengan
pengaturan lebih lanjut terkait pelaksanaan kriteria UU Nomor 2 tahun 2017 jumlahnya masih
PKB dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 rendah yaitu sekitar 10% dari tenaga kerja di
Tahun 2021 pasal 29 B ayat 2 yang meliputi bidang jasa konstruksi.
persyaratan nilai kredit dalam kegiatan PKB,
Komposisi nilai PKN, Klasifikasi Kegiatan PKB, Perlu segera dirumuskan kebutuhan TKK (tenaga
Penyelenggara Kegiatan PKB, dan Pencatatan kerja di bidang jasa konstruksi yang memenuhi
Kegiatan Penilaian dan Penetapan SKPK. kriteria UU Nomor 2 Tahun 2017), sehingga dapat
Terdapat sedikit perubahan dalam nilai angka ditetapkan base line TKK untuk menjadi dasar
kredit yang dipersyaratkan dimana menurut PP pembinaan TKK.
Nomor 14 tahun 2021 untuk ahli jenjang utama (9)
diperlukan 200 SKPK, untuk Ahli jenjang Madya Pemenuhan kekurangan kuantitas dan kualitas
diperlukan 150 SKPK, dan untuk Ahli Jenjang TKK perlu dilakukan dengan pembinaan yang
Muda diperlukan 100 SKPK dalam kurun waktu 5 menyeluruh baik pemenuhan kebutuhan SKKNI,
tahun (sedangkan aturan sebelumnya diperlukan penetapan KKNI, strategi penetapan jabatan
waktu 3 tahun). Apabila tenaga ahli belum kerja inti dalam klasifikasi dan subklasifikasi dan
memenuhi kecukupan nilai kredit, tenaga ahli peningkatan PKB.
dapat mengajukan permohonan perpanjangan
kembali setelah memenuhi persyaratan nilai Penyelenggaraan sertifikasi TKK sebaiknya
kredit PKB. (PP Nomor 14 tahun 2021 Pasal 29b sesuai dengan UU Nomor 2 tahun 2017 yaitu
ayat 4). berdasarkan klasifikasi/subklasifikasi, dan
kualifikasi jabatan ahli, teknisi/analis, dan/
Penyelenggaraan PKB merupakan bagian yang atau operator, bukan berdasarkan jabatan
tidak terpisahkan dari pembinaan TKK. Tanpa kerja/ Pengembangan jabatan kerja di bidang
dipraktikkan dan/atau dipelihara kompetensi jasa konstruksi tetap sangat diperlukan untuk
seseorang akan menurun dan malahan dapat mendukung kegiatan peningkatan kompetensi
hilang. Oleh karena itu, selanjutnya diterbitkan TKK baik melalui proses pendidikan, pelatihan
peraturan pelaksanaan kegiatan PKB yang dan pemagangan.
dituangkan dalam Peraturan Menteri PUPR
Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 531


DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Jasa Konstruksi Pembentukan Lembaga Pengembangan Jasa
Jo Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Konstruksi.
tentang Cipta Kerja. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Jo Peraturan Rakyat Nomor 24 Tahun 2014 Terkait Pelatihan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Berbasis Kompetensi.
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor KPTS/M/2020 tentang Asosiasi Badan Usaha Jasa
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi Peraturan Konstruksi, Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi, Dan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Asosiasi terkait Rantai Pasok Jasa Konstruksi
Sistem Pelatihan Kerja Nasional. Terakreditasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2018 Terkait Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor
BNSP 02/BNSP/III/2014, Pedoman Pembentukan
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Lembaga Sertifikasi Profesi
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 2/SE/M/2020
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan tentang Perubahan Atas Surat Edaran Menteri
Rakyat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun PUPR Nomor 30/SE/M/2021 Tentang Transisi
2021, Tentang Pelaksanaan Pengembangan Layanan Sertifikasi Badan Usaha dan Sertifikasi
Keprofesian Berkelanjutan. Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 10 Tahun 2020 tentang Akreditasi
Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi, Asosiasi
Profesi Jasa Konstruksi, dan Asosiasi terkait
Rantai Pasok Jasa Konstruksi.

532 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Jalan Tol Sediyatmo, Jakarta

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 533


7.9
INOVASI PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN KONSTRUKSI
BERKELANJUTAN
Manlian Ronald. A. Simanjuntak
Pengurus Bidang V Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Periode 2021- 2024

LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan konstruksi di Indonesia dicermati dalam 2 perspektif penting


yaitu nasional dan internasional. Dalam konteks internasional, saat ini Indonesia
memasuki suatu perjalanan pertumbuhan bangsa dengan memotret perjalanan
kinerja bangsa dalam merespon Megatren Dunia di tahun 2045 bahkan di
tahun 2050. Dalam perencanaan Grand Design Infrastructure Indonesia yang
dipublikasikan Kementerian PPN/Bappenas, Indonesia merespon Megatren Dunia
2045 dengan mencermati: kondisi demografi global, urbanisasi dunia, peranan
emerging economics, perdagangan internasional, keuangan internasional, kelas
menengah persaingan sumber daya alam, teknologi, perubahan iklim, perubahan
geopolitik.

Mencermati Megatren Dunia 2045, Indonesia merespon dalam program 4 Pilar


Pembangunan Indonesia 2045, yaitu: pembangunan manusia dan penguasaan
IPTEK, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan,
pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan. Dalam 4 pilar
tersebut, penyelenggaraan konstruksi mencakup seluruh area 4 pilar tersebut. Hal
ini yang perlu dicermati benar seluruh masyarakat jasa konstruksi di Indonesia.

534 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Selain Megatren Dunia 2045, Indonesia perlu merespon dinamika kehidupan berbasis digital
mencermati juga potret dunia di tahun 2050 yang diintegrasikan dengan ruang maya dan
yang memastikan seluruh lingkungan bebas ruang fisik. Integrasi tersebut dilakukan untuk
karbon secara total 0% (Net Zero Carbon). Hal ini membuat semua hal menjadi lebih mudah.
menuntut adanya suatu pemahaman, awareness,
perencanaan, serta pengendalian dalam proses Keseimbangan kemajuan ekonomi dengan
implementasi penyelenggaraan konstruksi penyelesaian masalah sosial dengan
untuk memastikan dampak penyelenggaraan memanfaatkan sistem yang sangat
konstruksi tidak mengganggu keseimbangan mengintegrasikan kedua hal tersebut
lingkungan. membuat semua hal menjadi mudah, terutama
memperluas prospek kerja. Industri 5.0 berusaha
Mencermati perspektif internasional di atas, mengembalikan relasi dalam integrasi layanan
maka globalisasi sebagai makna keterhubungan publik dan privat di seluruh dunia, yang sempat
dan kecepatan dalam proses pelayanan terputus akibat pertumbuhan era Industri 4.0.
menjadi tolak ukur penting dalam proses Selanjutnya dapat ditarik kesimpulan bahwa
penyelenggaraan konstruksi di Indonesia. Pada secara garis besar, perbedaan mendasar antara
tahun 2017 yang lalu, Bapak Presiden Ir. Joko 4.0 dan 5.0 adalah fakta bahwa revolusi industri
Widodo mengumumkan Indonesia memasuki era 4.0 fokus pada aspek Malukan pekerjaan secara
Industri 4.0. Jepang di tahun 2015-2016 sudah otomatis.
memasuki era Industri 5.0.
Sementara itu, era society 5.0 lebih
Sedangkan beberapa negara di dunia sudah menekankan pada perluasan prospek kerja
memasuki era Industri 6.0. Dari berbagai serta mengoptimalkan tanggung jawab
referensi yang dihimpun, Era Industri relasi dan tanggung jawab profesional dalam
4.0 memastikan layanan berbasis digital menyelesaikan pekerjaan. Sama-sama bertujuan
dan mengembangkan Artificial Intelligent untuk mensejahterakan kehidupan manusia,
System sebagai optimasi pelayanan yang namun dengan pendekatan yang berbeda. Era
mengimplementasikan sistem digital sebagai Industri 6.0 selanjutnya mengembangkan
basis pelayanan dasar. Selain dunia konstruksi, dampak positif era Industri 4.0 dan era
sejumlah bidang yang memanfaatkan teknologi Industri 5.0 menjadi konteks keberlanjutan
baru dalam era Industri 4.0 yaitu: robot kecerdasan (sustainability). Konteks “keberlanjutan”
buatan, teknologi nano B, bioteknologi, teknologi selanjutnya menjadi inspirasi seluruh
komputer kuantum, blockchain, teknologi kebijakan pembangunan Indonesia termasuk
berbasis internet, printer 3D. pembangunan sektor konstruksi masa depan
yang semakin dinamis. Konteks keberlanjutan
Perkembangan teknologi ini mendorong yang mengintegrasikan aspek environmental,
pertumbuhan kinerja layanan jasa dan usaha aspek social dan aspek economy, memastikan
konstruksi di Indonesia. Merespon era Industri seluruh pembangunan tetap berdampak positif
5.0 yang berbasis society, dunia kemudian kepada 3 konteks tersebut.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 535


Gambar 7.9.1. The Three Spheres of Sustainability
Sumber : University of Michigan Sustainability Assessment, 2002

Dinamika industri dan globalisasi dalam potret di Jasa Konstruksi, maka Lembaga Pengembangan
atas, dapat disimpulkan bahwa manusia (human Jasa Konstruksi (LPJK) ditetapkan oleh Menteri
system) merupakan faktor prioritas utama dalam PUPR RI melalui PerMen PUPR RI No. 09 tahun
mempercepat dan mengoptimalkan layanan 2020 tentang LPJK dan KepMen PUPR RI No.
jasa dan usaha termasuk sektor konstruksi 1792/2020 tentang Pengurus LPJK Periode 2021-
di Indonesia. Untuk itulah, manusia sangat 2024 (Gambar 7.9.2 dan Gambar 7.9.3).
penting dan menjadi prioritas dalam rangka
mengoptimalkan pembangunan Indonesia Tugas dan Fungsi LPJK sesuai UU No. 2 tahun
di masa mendatang. Pemerintah melalui 2017 dan PP No. 14 tahun 2021 melayani proses
Kementerian PUPR Republik Indonesia memiliki Registrasi, Akreditasi, Lisensi, Pengembangan
komitmen untuk memastikan dunia jasa dan Keprofesian Berkelanjutan, Penyetaraan Tenaga
usaha konstruksi melayani masyarakat secara Kerja Asing, Penilai Ahli, dan Pembentukan LSP
optimal. Dengan adanya dukungan Dewan (Gambar 7.9.4). LPJK memastikan melalui Tugas
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui & Fungsi yang diemban melanjutkan proses
proses fit and proper test di Komisi V DPR RI, pengembangan kompetensi Tenaga Ahli dan
sesuai dengan amanat UU No. 2 tahun 2017 mengoptimalkan Badan Usaha untuk terus dapat
tentang Jasa Konstruksi dan PP No, 14 tahun 2021 mengelola proses penyelenggaraan konstruksi
tentang Perubahan atas PP No. 22 tahun 2021 termasuk memastikan untuk mampu mengelola
tentang Pelaksanaan UU No. 2 tahun 2017 tentang berbagai potensi risiko yang dapat dihadapi.

536 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Gambar 7.9.2. Proses Pembentukan Pengurus LPJK Periode 2021-2024

Gambar 7.9.3. Struktur Organisasi LPJK Periode 2021-2024

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 537


Gambar 7.9.4. Tugas dan Fungsi LPJK

Gambar 7.9.5. Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

538 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Dalam proses layanan jasa dan usaha konstruksi Berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat
di Indonesia, sesuai Gambar 7.9.5. di atas, jasa konstruksi Asosiasi Profesi, Asosiasi Badan
LPJK mengimplementasikan Sistem Informasi Usaha, Asosiasi Rantai Pasok dan seluruh
Layanan LPJK yang terintegrasi dengan Sistem stakeholder serta pelaku usaha jasa konstruksi.
Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi di Dalam rangka penyelenggaraan Pengembangan
Kementerian PUPR Republik Indonesia. Hal Keprofesian Berkelanjutan (PKB) penulisan ini
ini mendukung seluruh layanan terintegrasi dilakukan di bulan November 2021, teridentifikasi
di seluruh Unit Organisasi Kementerian PUPR sejumlah capaian kinerja LPJK melalui berbagai
RI dan juga dapat terintegrasi dengan layanan tahapan proses:
SIstem Informasi di tingkat Nasional melalui OSS. 1. Pasca Pengurus LPJK Periode 2021-2024
dilantik, telah dibentuk Tim Pengelola
Dalam mengemban Tugas dan Fungsi LPJK, PKB yang terdiri dari Pengurus LPJK,
LPJK Kementerian PUPR RI mendorong Sekretariat LPJK, dan Tim Direktorat
peningkatan kualitas sumber daya manusia Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi,
tenaga ahli konstruksi melalui lahirnya untuk tetap melakukan layanan Persetujuan
PerMen PUPR RI No. 12 tahun 2021 tentang Penyelenggara dan Permohonan Kegiatan
Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian PKB sesuai PerMen PUPR No.45 tahun 2015.
Berkelanjutan. Terbitnya PerMen PUPR Nomor Tim Pengelola ini disahkan dalam SK Ketua
12 Tahun 2021 menggantikan PerMen PUPR LPJK.
Nomor 45 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan 2. Direktorat Kompetensi dan Produktivitas
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Konstruksi Kementerian PUPR RI yang
mana telah mengacu kepada Undang-Undang didukung penuh LPJK telah mendorong
No. 2 tahun 2017 dan Peraturan Pemerintah No. lahirnya PerMen PUPR No.12 tahun 2021 pada
14 Tahun 2021 sebagai salah satu persyaratan bulan April 2021 tentang Pelaksanaan PKB
perpanjangan Sertifikat Kompetensi Kerja yang mengacu UU 2 tahun 2017, PP No.14
untuk tenaga kerja kualifikasi ahli melalui tahun 2021. PerMen PUPR No.12 tahun 2021
pemenuhan kecukupan persyaratan nilai kredit menggantikan PerMen PUPR No.45/2015.
pada keprofesian berkelanjutan. Dalam rangka 3. Direktorat Kompetensi dan Produktivitas
menjaga dan meningkatkan kompetensi, Konstruksi Kementerian PUPR RI yang
profesionalitas, dan produktivitas Tenaga Ahli didukung penuh LPJK telah dan terus akan
secara berkesinambungan, serta keberlanjutan melakukan Sosialisasi PerMen PUPR No.12
penyelenggaraan Akreditasi Asosiasi (Profesi, tahun 2021 tentang Pelaksanaan PKB.
Badan Usaha, Rantai Pasok), maka tenaga 4. Merespon PerMen PUPR RI No.12 tahun
ahli konstruksi bersama Asosiasi (Profesi, 2021 tentang Pelaksanaan PKB, Direktorat
Badan Usaha, Rantai Pasok) dan seluruh Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi
stakeholder lainnya wajib melakukan kegiatan Kementerian PUPR RI bersama LPJK telah
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan menyusun SE Ketua LPJK No. 8 tahun
(PKB). LPJK bersama Direktorat Jenderal Bina 2021 tentang Pedoman Verifikasi, Validasi,
Konstruksi Kementerian PUPR RI melaksanakan Penilaian Pengembangan Keprofesian (PKB).
amanah Pengembangan Keprofesian

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 539


5. Merespon PerMen PUPR RI No.12 tahun 2021 PERMASALAHAN
tentang Pelaksanaan PKB, LPJK bersama
Direktorat Kompetensi dan Produktivitas Dalam penulisan ini, ada beberapa permasalahan
Konstruksi Kementerian PUPR RI menyusun yang akan dikaji, yaitu:
Kerangka Acuan Kerja (KAK) tentang Aplikasi 1. Apa pengertian penting tentang keprofesian
Pengembangan Keprofesian (PKB). Aplikasi dalam rangka penyelenggaraan konstruksi di
PKB yang baru melibatkan Programmer yang Indonesia?
dimentor dan dikawal Tim IT LPJK. 2. Bagaimana peran Pengembangan
6. Merespon PerMen PUPR RI No.12 tahun Keprofesian Konstruksi Berkelanjutan di
2021 tentang Pelaksanaan PKB, LPJK dalam proses penyelenggaraan jasa dan
bersama Direktorat Kompetensi dan usaha konstruksi di Indonesia?
Produktivitas Konstruksi Kementerian PUPR 3. Apa rekomendasi Inovasi Pengembangan
RI sedang mempersiapkan Tim Pengelola Keprofesian Konstruksi Berkelanjutan di
Pengembangan Keprofesian (PKB) yang dapat Indonesia?
melibatkan Asosiasi Profesi Terakreditasi
dan LSP. Tim Pengelola ini disahkan dalam PERAN & INOVASI PENGEMBANGAN
SK Ketua LPJK menggantikan SK Ketua LPJK KEPROFESIAN KONSTRUKSI
yang sebelumnya. BERKELANJUTAN DALAM SIKLUS
7. Merespon PerMen PUPR RI No.12 tahun PENYELENGGARAAN JASA & USAHA
2021 tentang Pelaksanaan PKB, dilakukan KONSTRUKSI
Konsultasi Publik dalam bentuk rapat yang
membahas tentang berbagai pihak sebagai Pengertian penting tentang keprofesian dalam
Penyelenggara Kegiatan Pengembangan penyelenggaraan konstruksi di Indonesia
Keprofesian (PKB) yang melibatkan Saat ini, dunia keprofesian dalam bidang
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi PUPR, Konstruksi memastikan terciptanya
Direktorat Kompetensi dan Produktivitas peningkatan tingkat pendidikan para tenaga
Konstruksi PUPR, Direktorat Kelembagaan ahli sesuai amanat PP No. 14 tahun 2021.
dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian Secara filosofis, ada pengertian terintegrasi
PUPR RI, Direktorat Pengembangan Jasa dalam proses penyelenggaraan Pendidikan
Konstruksi Kementerian PUPR RI, Asosiasi Tinggi dan Dunia Profesi. Pendidikan Tinggi
Profesi terkait Sektor Konstruksi, Asosiasi mempersiapkan karakter, pengetahuan
Badan Usaha terkait Sektor Konstruksi, dan keilmuan untuk siap masuk ke dunia
Asosiasi Terkait Rantai Pasok terkait Sektor profesi. Dunia profesi yang berbasis praktik
Konstruksi, Pemerintah Daerah, Lembaga mengimplementasikan, mengembangkan
Pendidikan dan Pelatihan terkait Konstruksi, dan menghasilkan rekomendasi peningkatan
Perguruan Tinggi, dan Masyarakat Jasa dan dari hasil yang diperoleh saat menjalani Dunia
Usaha Konstruksi.

540 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Pendidikan Tinggi. Dalam hal inilah, Kementerian penyelenggaraan Jasa dan Usaha untuk
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam PP No.
serta Kementerian PUPR menjalin keberlanjutan 14 tahun 2021, keprofesian berbasis klasifikasi
penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan keilmuan menjadi 8 klasifikasi keilmuan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 541


Gambar 7.9.6. Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi

Dalam Gambar 7.9.6. di atas dapat dicermati profesionalitas, dan produktivitas Tenaga Ahli
bersama postur Kompetensi Tenaga Kerja secara berkesinambungan. Hal ini tercatat
Konstruksi mengacu kepada PP No. 14 tahun dan terdokumentasi secara online melalui
2021. Dalam postur Kompetensi Tenaga Kerja pemenuhan Nilai Kredit PKB yang dimiliki Tenaga
Konstruksi, Tenaga Ahli, Tenaga Teknisi/Analis Ahli Konstruksi sebagai salah satu persyaratan
dan Tenaga Operator terus ditingkatkan karakter, perpanjangan Sertifikat Kompetensi Kerja yang
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dipersyaratkan. Dalam Gambar 7.9.8. di samping
Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ini, maka Klasifikasi Tenaga Kerja Konstruksi
yang berlaku secara Nasional (Gambar 7.9.7). dijabarkan menjadi 8 klasifikasi, yaitu: Arsitektur,
Sehubungan dengan hal ini, maka Pendidikan Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Manajemen
menjadi sektor penting yang ditingkatkan Pelaksanaan, Arsitektur Lanskap-Iluminasi dan
berbasis PP No. 14 tahun 2021. Desain Interior, Perencanaan Wilayah dan Kota,
Sain dan Rekayasa Teknik
Peran Pengembangan Keprofesian
Konstruksi Berkelanjutan di dalam proses Dalam rangka mengakomodir proses pemenuhan
penyelenggaraan jasa dan usaha konstruksi Angka Kredit PKB seluruh Jabatan Kerja berbasis
di Indonesia 8 Klasifikasi Tenaga Kerja Konstruksi menurut
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PP No. 14 tahun 2021, LPJK bersama Direktorat
(PKB) yang diamanatkan PP No. 14 tahun Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi
2021 dan PerMen PUPR No. 12 tahun 2021 Kementerian PUPR RI telah memperkenalkan
sesungguhnya memiliki peran utama untuk Aplikasi PKB yang baru sesuai PerMen PUPR RI
memastikan Tenaga Ahli Konstruksi dapat terus No. 12 tahun 2021 pada tanggal 28 Oktober 2021
memelihara dan meningkatkan kompetensi, (Gambar 7.9.9).

542 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Gambar 7.9.7. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

Pada tanggal 28 Oktober 2021 diperkenalkan a. UU No. 2/2017 tentang Jasa Konstruksi
kepada publik tentang Aplikasi PKB yang b. UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja
terintegrasi dengan Sistem Layanan Komunikasi c. PP No. 22/2020 tentang Peraturan
Publik LPJK melalui SPEKTRUM berbasis Pelaksanaan UU No. 2 tahun 2017 tentang
website dan Media Sosial yang dikembangkan Jasa Konstruksi
LPJK setelah berkoordinasi lebih dahulu dengan d. PP No.14/2021 tentang Perubahan Atas
PUSDATIN Kementerian PUPR RI. Layanan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
sesungguhnya berguna tidak hanya kepada para undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Tenaga Ahli Konstruksi, namun berguna juga Konstruksi
bagi Asosiasi Profesi, Asosiasi Badan Usaha dan e. PerMen PUPR RI No. 9/2020 tentang Lembaga
Asosiasi terkait Rantai Pasok Konstruksi. Pengembangan Jasa Konstruksi
f. PerMen PUPR RI No. 12/2021 tentang
Dalam proses pelayanan PKB, berikut ini Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian
landasan kebijakan sebagai dasar pelayanan Berkelanjutan
PKB yang dilakukan LPJK bersama Kementerian g. KepMen PUPR No. 1792/2020 tentang
PUPR RI, yaitu: Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Periode 2021-2024

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 543


544 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju
Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

Gambar 7.9.8. Klasifikasi dan Sub Klasifikasi Tenaga Kerja Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 545


Gambar 7.9.9. Launching Aplikasi PKB dan Layanan Komunikasi Publik SPEKTRUM

546 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

h. SE Ketua LPJK No 08/SE/LPJK/2021 Dalam Aplikasi PKB sesuai PerMen PUPR RI No. 12
tentang Pedoman Verifikasi dan Validasi, tahun 2021, penyelenggaraan PKB dicermati dan
Serta Penilaian Kegiatan Pengembangan dinilai berdasarkan beberapa kategori kegiatan,
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yaitu:
i. SK Ketua LPJK No. 29/KPTS/LPJK/IX/2021 a. Unsur Kegiatan
tentang Tim Pengelola Pengembangan Unsur kegiatan PKB mencakup kegiatan Utama
Keprofesian Berkelanjutan (Pendidikan dan Pelatihan Formal, Pendidikan
Non Formal, Partisipasi Dalam Pertemuan
Seluruh landasan kebijakan di atas telah Profesi, Sayembara/Kompetisi, Paparan, Paten,
diperkenalkan dan disampaikan kepada seluruh Karya Tulis dan Pengajaran Sebagai Pengajar/
stakeholder terkait dan akan terus disosialisasikan Infrastruktur, Paparan Film, Gelar Karya,
agar peningkatan Tenaga Ahli Konstruksi tercatat Pengenalan Produk dan Ziarah Arsitektur) dan
di Aplikasi PKB Online dapat tercapai. kegiatan Penunjang (Pakar atau Narasumber,
Pengurus Organisasi Profesi atau Pimpinan
LPJK bersama Kementerian PUPR mencermati LPJK, dan/atau Penerima Anugerah atau
dan mengendalikan siklus proses layanan PKB sejenisnya)
bagi Tenaga Ahli Konstruksi, yaitu:
a. Peran Tenaga Ahli yang secara aktif dan b. Jenis Kegiatan
mandiri mencatatkan kegiatan dalam Log Jenis Kegiatan PKB mencakup kegiatan yang
Book PKB. terverifikasi dan kegiatan yang tidak terverifikasi.
b. Penyelenggara Kegiatan PKB mendaftarkan Kegiatan terverifikasi adalah kegiatan yang
melalui Aplikasi PKB memenuhi tata cara pendaftaran dan penilaian
c. Proses Persetujuan Awal yang dilakukan yang diatur sesuai PerMen PUPR No. 12 tahun
LPJK 2021.
d. Permohonan Kegiatan dengan melampirkan
KAK Kegiatan (ditujukan untuk pemenuhan Semangat PerMen PUPR RI No. 12 tahun
angka kredit PKB bagi Narasumber, Panitia, 2021 mendorong banyak kegiatan PKB yang
dan Peserta Kegiatan) dan dikirimkan terverifikasi LPJK, untuk memastikan dengan
Penyelenggara Kegiatan secara online ke bobot pemenuhan minimal 60% kegiatan
Aplikasi PKB PKB Terverifikasi terpenuhi agar proses
e. Pelaporan Kegiatan yang dikirimkan perpanjangan SKK Tenaga Ahli Konstruksi dapat
Penyelenggara Kegiatan ke Aplikasi PKB berjalan lancar.
f. Proses Verifikasi, Validasi dan Penilaian
PKB yang dilakukan oleh Asosiasi Profesi c. Sifat Kegiatan
Terakreditasi sesuai dengan SK Ketua LPJK. Sifat Kegiatan PKB dilaksanakan dalam 2 bentuk
g. Proses Penetapan Akhir yang dilakukan LPJK yang sifatnya umum dan khusus. Sifat kegiatan
h. LSP kemudian menarik Data Hasil Penetapan PKB Umum sifatnya menunjang PKB Tenaga Ahli,
PKB dalam Sistem PKB Online sebagai salah sedangkan sifat kegiatan PKB Khusus sesuai
satu persyaratan perpanjangan SKK Tenaga dengan Sub Klasifikasi PKB Tenaga Ahli.
Ahli Konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 547


Gambar 7.9.10. Kegiatan PKB yang Terverifikasi dan Tidak Terverifikasi

548 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

d. Metode Kegiatan e. Bagi Pemerintah Daerah, program PKB


Metode Kegiatan PKB dilakukan secara tatap memiliki manfaat sebagai penyelenggara PKB
muka dan dilakukan dalam jaringan (online) dan program PKB memastikan dokumentasi
jumlah Tenaga Ahli Konstruksi yang aktif
e. Tingkat Kegiatan tercatat, dan memastikan Tenaga Ahli
Tingkat Kegiatan PKB dilakukan dalam bentuk Konstruksi memelihara dan meningkatkan
kegiatan yang dilakukan nasional, internasional kompetensinya
di dalam negeri, dan internasional di luar negeri. f. Bagi Perguruan Tinggi, program PKB memiliki
manfaat sebagai penyelenggara PKB, dan
Melalui proses kegiatan PKB berbasis PP No. 14 program PKB dapat diintegrasikan dengan
tahun 2021 dan PerMen PUPR No. 12 tahun 2021, Kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
beberapa hal penting yang perlu dicermati kita g. Bagi Masyarakat Umum, program PKB
semua sebagai manfaat yang berdampak positif, dapat meningkatkan awareness, karakter,
yaitu: pemahaman, pengetahuan dan keterampilan
a. Bagi Tenaga Ahli Konstruksi, program yang mendukung aktivitas yang dilaksanakan.
PKB akan memelihara dan meningkatkan
kompetensi yang dimiliki, sebagai salah satu Rekomendasi Inovasi Pengembangan
persyaratan perpanjangan Sertifikat Keahlian Keprofesian Konstruksi Berkelanjutan di
Konstruksi yang dimiliki. Indonesia
b. Bagi Asosiasi Profesi, program PKB menjadi Inovasi Pengembangan Keprofesian
manfaat sebagai penyelenggara PKB, dan Berkelanjutan mengacu kepada PP No. 14 tahun
menjadi persyaratan utama proses Akreditasi 2021 menggantikan PP No. 22 tahun 2020 tentang
dan Re-Akreditasi, mengingat bobot kegiatan Pelaksanaan UU No. 2 tahun 2017 tentang Jasa
PKB yang tercatat secara Online di Aplikasi Konstruksi dan PerMen PUPR RI No. 12 tahun
PKB cukup besar yaitu 25% persyaratan nilai 2021 memiliki beberapa hal penting sehubungan
yang harus dipenuhi. dengan penyelenggaraan jasa dan usaha sektor
c. Bagi Asosiasi Badan Usaha, program PKB konstruksi, yaitu:
memiliki manfaat sebagai penyelenggara PKB, a. Melalui Program Pengembangan Keprofesian
program PKB dapat mendukung dan menjadi Berkelanjutan, proses sertifikasi profesi
bagian kegiatan Pengembangan Usaha memiliki standar berkualitas
Berkelanjutan (PUB) sebagai persyaratan b. Program Pengembangan Keprofesian
utama proses Akreditasi dan Re-Akreditasi Berkelanjutan secara fokus memastikan
Asosiasi Badan Usaha sebesar 25%. Tenaga Ahli Konstruksi untuk memelihara dan
d. Bagi Asosiasi Terkait Rantai Pasok, program meningkatkan kedalaman kompetensi yang
PKB memiliki manfaat sebagai penyelenggara dimiliki. Jika pemenuhan Kredit Program PKB
PKB, program PKB dapat mendukung dan belum memenuhi sesuai persyaratan yang
menjadi bagian persyaratan utama proses berlaku, Sertifikat Kompetensi Tenaga Ahli
Akreditasi dan Re-Akreditasi Asosiasi Badan Konstruksi belum dapat diperpanjang sampai
terkait Rantai Pasok pemenuhan Kredit PKB terpenuhi. Selama

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 549


pemenuhan Kredit PKB belum terpenuhi, akan didorong LPJK melibatkan Kementerian
Tenaga Ahli Konstruksi tidak dapat membuat PUPR RI, Asosiasi Profesi terkait Jasa
Sertifikat Ahli Konstruksi pada Jabatan Kerja Konstruksi dan seluruh masyarakat Jasa
yang sama. Konstruksi.
c. Pemenuhan Kredit PKB pada Tenaga Ahli h. Setelah seluruh Standar Kompetensi Profesi
Konstruksi, mencerminkan peminatan Tenaga Kerja Konstruksi disempurnakan di
serta konsentrasi kompetensi yang dimiliki tingkat nasional, program Pengembangan
untuk dapat mengantisipasi risiko proses Keprofesian Berkelanjutan akan mendorong
penyelenggaraan konstruksi yang dikerjakan. Asosiasi Profesi, Tenaga Ahli, dan seluruh
d. 8 klasifikasi keilmuan Tenaga Ahli Konstruksi stakeholder terkait untuk peningkatan
yang diimplementasikan sebagai Program kompetensi Tenaga Ahli Konstruksi di tingkat
PKB memetakan seluruh pengetahuan dan Internasional.
kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi, yang i. Dalam rangka pemenuhan Standar
diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi Kompetensi Tenaga Ahli Konstruksi di tingkat
perbaikan bahkan adanya kebaharuan Internasional. Program Pengembangan
teknologi sesuai perkembangan ilmu Keprofesian Berkelanjutan akan mengkaji dan
pengetahuan dan teknologi. mengevaluasi seluruh SKKNI dan referensi
e. Program Pengembangan Keprofesian pendukung lainnya untuk memastikan
Berkelanjutan yang fokus serta Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia memiliki
memprioritaskan klasifikasi keilmuan yang kompetensi yang setara dengan kompetensi
diampu para Asosiasi Profesi Terakreditasi, di tingkat Internasional.
akan menghasilkan keunikan dan ciri khas j. Setelah Keprofesian Konstruksi Indonesia
layanan Asosiasi Profesi Terakreditasi setara dengan Kompetensi Konstruksi
untuk mampu juga menghasilkan dan Internasional, Program Pengembangan
merekomendasikan terobosan yang berguna Keprofesian Berkelanjutan akan terus
bagi pembaharuan layanan yang optimal. meningkatkan kualitas kualifikasi keilmuan
f. Di waktu mendatang, Program yang mengacu kepada PP No. 14 tahun 2021
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan PerMen PUPR RI No. 12 tahun 2021.
akan mengevaluasi ulang seluruh SKKNI k. Program Pengembangan Keprofesian
eksisting sebagai referensi kelaikan Jabatan Berkelanjutan menjadi dokumentasi
Kerja Tenaga Ahli Konstruksi penyelenggaraan Jasa Konstruksi Indonesia
g. Program Pengembangan Keprofesian sebagai model yang akan terus dikembangkan
Berkelanjutan akan merekomendasikan sesuai dengan dinamika konstruksi serta
pembaharuan SKKNI sesuai perkembangan pembangunan.
kehidupan dan teknologi terkini sebagai
referensi kelaikan Jabatan Kerja Tenaga Ahli
Konstruksi. Proses pembaharuan SKKNI

550 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Pengembangan Kapasitas Tenaga Kerja Konstruksi Nasional

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan yang dihasilkan dalam penulisan ini, UU No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
yaitu: No. 22 tahun 2020 tentang Tentang Peraturan
1. Keprofesian di bidang jasa konstruksi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2
diselenggarakan berbasis keberlanjutan Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
dan peningkatan kualitas Pendidikan Tinggi PP No. 14 tahun 2021 tentang Perubahan Atas
yang dijalankan para Tenaga Ahli Konstruksi Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
dengan mengacu kepada PP No. 14 tahun Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
2021 dan PerMen PUPR No 12 tahun 2021. Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
2. Program Pengembangan Keprofesian Peraturan Menteri PUPR RI No. 6 tahun 2021 tentang
Konstruksi Berkelanjutan memiliki peran Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada
untuk memastikan para Tenaga Ahli Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Konstruksi memelihara dan meningkatkan Risiko Sektor Pekerjaan Umum Dan Perumahan
kompetensi melalui Aplikasi PKB secara Rakyat
online di dalam proses penyelenggaraan jasa Peraturan Menteri PUPR RI No. 7 tahun 2021 tentang
dan usaha konstruksi di Indonesia. Dalam Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan
siklus perpanjangan Sertifikat Tenaga Ahli Konstruksi
Konstruksi, program PKB menjadi salah satu Peraturan Menteri PUPR RI No. 8 tahun 2021 tentang
persyaratan perpanjangan Sertifikat Tenaga Penilai Ahli, Kegagalan Bangunan,
Ahli Konstruksi yang dilaksanakan oleh LSP Penilaian Kegagalan Bangunan
yang direkomendasikan LPJK serta terlisensi Peraturan Menteri PUPR RI No. 9 tahun 2021 tentang
BNSP. Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi
3. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Konstruksi Berkelanjutan di Indonesia Peraturan Menteri PUPR RI No. 10 tahun 2021 tentang
memiliki inovasi baik bentuk kegiatan PKB Pedoman Sistem Manejemen Keselamatan
yang dilakukan secara tatap muka ataupun Konstruksi
di dalam jaringan (online), dilakukan secara Peraturan Menteri PUPR RI No. 11 tahun 2021 tentang
internasional, menghasilkan kebaharuan Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian
pengetahuan serta kompetensi 8 kualifikasi Berkelanjutan
Tenaga Kerja Konstruksi, serta Program PKB Peraturan Menteri PUPR RI No.12 tahun 2021 tentang
memiliki dampak positif secara luas tidak Pedoman Sistem Manejemen Keselamatan
hanya di dunia konstruksi, namun berdampak Konstruksi
positif kepada sektor lain, yang pada akhirnya Berbagai jurnal, referensi, website dan Pustaka
dapat meningkatkan kualitas pembangunan lainnya.
di masa mendatang.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 551


Kontributor
Ir. Mochammad Natsir, M.Sc
Sejak Februari 2019 sebagai Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli
Utama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sebelumnya
menjabat sebagai Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Ekonomi dan Investasi (Maret
2017-Januari 2019), Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum-
Kementerian PUPR (Juni 2015-Maret 2017), Direktur Pengembangan Air Minum-
Kementerian PU (Juli 2014-Juni 2015), Sekretaris Badan Pembinaan Konstruksi-
Kementerian PU (Mei 2014-Juli 2014), Kepala Pusat Sumber Daya Investasi-Badan
Pembinaan Konstruksi-Kementerian PU (Juli 2010-Mei 2014), Ketua Indonesia
Monitoring Committee on ASEAN Engineering Services (November 2019-Sekarang),
Ketua Delegasi Konstruksi Indonesia dalam Perundingan Liberalisasi Perdagangan
Jasa WTO, ASEAN dan fora lain (2005-2014, 2019-Sekarang), Sekretaris Indonesia
Monitoring Committee on ASEAN Architectural Services (2009-2012). Menyelesaikan
Pendidikan Sarjana S1 Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (1984) dan Master of
Science bidang Environmental Engineering di University of Manitoba-Canada (1992).

Ir. Nicodemus Daud, M.Si.


Saat ini mendapat amanah sebagai Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya
Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR. Menyelesaikan
Pendidikan S1 Teknik Nuklir di Universitas Gadjah Mada dan melanjutkan S2
Administrasi Negara, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI).
Merupakan Konseptor dan Pengembang eMonitoring Kementerian PUPR, Konseptor
dan Inisiator SIMENTOR Jabatan Fungsional PUPR, berperan dalam Inisiator
Satu Data, Satu Peta, Satu Referensi Kementerian PUPR. Konstribusi dalam
pengembangan jasa konstruksi antara lain sebagai Penyusun materi suburusan
jasa konstruksi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja,
Penyusun Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko subsektor Jasa Konstruksi, Penyusun materi
kelembagaan dan sumber daya konstruksi pada Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi, Penyusun Peraturan Menteri PUPR Nomor 6 Tahun 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Penyusun Peraturan
Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan
Peralatan Konstruksi.

552 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Dr. Yolanda Indah Permatasari, S.E., M.M.,
Penulis merupakan Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya. Gelar
Doktor diperolehnya setalah menyelesaikan Program Doktor untuk Program Studi
Administrasi Publik, Universitas Indonesia.

Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc., Ph.D.


Direktur Pembangunan Jalan, Ditjen Bina Marga, PhD. Bidang Policy Science,
Universitas Tsukuba, Jepang, MEngSc. Bidang Struktur, Universitas UNSW,
Australia, S1. Bidang Transportasi, Institut Teknologi Bandung. Pengalaman
profesional yang menonjol di bidang inovasi struktur flyover dengan teknologi
mortar-busa. Kontribusi dalam pengembangan jasa konstruksi sebagai anggota
Komite Keselamatan Konstruksi bidang Jalan dan Jembatan serta Tim Penyusun
Modul-7 dan modul-14 Pelatihan Penilai Ahli Kegagalan Bangunan.

Ir. Ati Nurzamiati Hazar Zubir, MT.


Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya di Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya
Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR, sudah bekerja
di Kementerian PUPR sejak 1993. Pendidikan terakhir yaitu S-2, Magister Teknik
Studi Pembangunan, Institut Teknologi Bandung, S-1, Arsitek Lanskap. Fakultas
Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan. Universitas Trisakti. Pernah
menjabat sebagai Kepala Bidang Kompetensi Konstruksi, Kepala Subdirektorat
Pengembangan Profesi Jasa Konstruksi, Kepala Subdirektorat Keberlanjutan
Konstruksi, dan terakhir menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Teknologi
Konstruksi dan Produksi Dalam Negeri. Pengalaman dalam bidang Jasa Konstruksi
diantaranya sebagai Ketua Tim Sekretariat Indonesia Monitoring Committee on
Architect Services dan Indonesia Monitoring Committee on Engineering Services,
penyusunan Standar Kompetensi ASN Tahun 2020 s.d 2021, Kebijakan Penerapan
Teknologi Konstruksi dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan sampai saat
ini masih terlibat dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
serta Modul Pelatihannya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 553


Miranti Rahayu, S.T.P., M.E.
Menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian di
Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2011, kemudian melanjutkan Pendidikan
S2 pada Program Pendidikan Magister Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan
Pembangunan di Universitas Indonesia (UI) sampai tahun 2021. Sejak 2014, mengabdi
pada unit kerja Pusat Perumusan, Penerapan, dan Pemberlakuan Standardisasi
Industri – Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri – Kementerian
Perindustrian. Aktif dalam perumusan standar dengan menjadi sekretaris dan
anggota di berbagai Komite Teknis Perumusan SNI – Badan Standardisasi Nasional.
Dalam kontribusi bidang konstruksi, bertugas sebagai editor Rancangan SNI dan
memelihara standar bidang industri konstruksi.

Rezza Munawir, S.T., M.T., MMG.


Saat ini aktif sebagai Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda di
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR. Di Direktorat ini, penulis diberi amanat oleh Direktur sebagai
Penanggung Jawab Kegiatan Teknologi dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri
(TKDN) Konstruksi. Penulis merupakan lulusan Sarjana Teknik Sipil Universitas
Brawijaya, Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung,
dan Magister Media and Governance Keio University. Penulis memiliki kompetensi
Ahli Muda Manajemen Konstruksi, Ahli Muda Manajemen Proyek, dan Ahli Muda
Teknik Lingkungan dari LPJK. Melalui penugasan Direktur, penulis juga aktif dalam
mengedukasi masyarakat mengenai topik TKDN, teknologi Building Information
Modelling (BIM), dan SIBIMA Konstruksi.

Ir. Yaya Supriatna Sumadinata, M.Eng.Sc.


Lahir di Bandung pada tanggal 21 Maret 1959, sudah bekerja di PUPR sejak tahun
1985 yaitu sejak lulus dari jurusan Sipil ITB pada tahun 1985. Pendidikan terakhir S2
Haighway Engineering di University of New South Wales pada tahun 1992. Penugasan
awal di Direktorat Jendral Bina Marga dan ditugaskan di Jakarta, Banjarmasin, dan
Bandar Lampung selama periode 1986-1999. Pernah ditugaskan di Kementerian
Negara PU pada tahun 1999, dan Inspektorat Jenderal PU pada tahun 2000. Pernah
ditugaskan sebagai Kepala Bidang Kurikulum di Pusat Pendidikan Keahlian Teknik
Bandung 2001 – 2010, Kepala Bidang Material dan Peralatan Konstruksi 2011-2015,
Pengurus LPJK 2011 – 2015, Direktur Kelembagaan dan Usaha Jasa Konstruksi 2015-
2017, dan Sekretaris Ditjen Bina Konstruksi 2017-2019. Sejak 2019 sampai saat ini
menjabat sebagai Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama dengan pangkat Pembina
Utama golongan IV/e.

554 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Dyah Sitaresmi Budiarti, S.T., M.M.G., M.P.W.K.


Lahir di Bandung, 28 Maret 1983. Menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Sipil di Institut
Teknologi Bandung (ITB) dan melanjutkan studi S2 Program Double Degree ITB
(Perencanaan Wilayah dan Kota) dengan Keio University (Environmental Design and
Governance). Pernah bekerja di perusahaan multinasional tambang batubara di Kalimantan
Timur selama 3 tahun sebagai Graduate Civil Engineer, dan selanjutnya berkarir sebagai
ASN di Kementerian PUPR. Saat ini, penulis bertugas sebagai Pembina Jasa Konstruksi
Ahli Muda, Bagian Perencanaan, Program, dan Keuangan di Setditjen Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR.

Dimas Bayu Susanto, S.T., MPSDA


Lahir di Sleman, 21 Desember 1983. Menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Sipil di Universitas
Sebelas Maret (UNS) tahun 2008 dan kemudian berkesempatan melanjutkan studi ke
Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berhasil menyandang gelar Magister Pengelolaan
Sumber Daya Air pada 2016. Pernah bergabung pada proyek jasa konsultansi konstruksi
tahun 2009, dan selanjutnya berkarir sebagai ASN Kementerian PUPR pada tahun 2010
dengan penugasan pertama di Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi.
Saat ini, penulis bertugas sebagai Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda, Bagian
Perencanaan, Program, dan Keuangan, Setditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR.

Dr. Dedy Natrifahrizal Dedisky Nazaroeddin, S.E., M.Si


Menjabat sebagai Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, lahir di Jakarta 18
Januari 1971. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Pembangunan di Universitas
Trisakti pada tahun 1995 kemudian menamatkan studinya pada Program Magister Ilmu
Administrasi di Universitas Indonesia pada tahun 2003 dan Program Doktor Ilmu Sosial di
Universitas Padjadjaran pada tahun 2015. Pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Analis
Kebijakan dan Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol, Kementerian PUPR. Aktif
membidani aturan terkait pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi dan pendataan
tenaga kerja konstruksi di Kementerian PUPR.

Riky Aditya Nazir, S.T., M.T.


Lahir di Padang, 10 April 1975. Saat ini menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Kompetensi
Tenaga Kerja Konstruksi. Menamatkan pendidikan Teknik Sipil pada tahun 1999 dan
menyelesaikan program Magister Teknik Sipil di Universitas Indonesia pada tahun 2004.
Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta dan
Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Wilayah III. Terlibat aktif dalam sertifikasi 10.000
tenaga kerja konstruksi di Gelora Bung Karno serta menginisiasi pelaksanaan pemberian
kompetensi tambahan dan sertifikasi kompetensi bagi calon lulusan dan calon lulusan
sekolah menengah kejuruan, politeknik, dan/atau perguruan tinggi bidang konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 555


Patmasari Anggaraningsih, S.T., M.Eng.
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda di Direktorat Kompetensi
dan Produktivitas Konstruksi, lahir di Ponorogo, 05 April 1988. Menyelesaikan studi
jenjang Sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada
tahun 2010 dan menamatkan jenjang Magister Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta pada tahun 2015. Turut terlibat aktif dalam kegiatan pembinaan tenaga
kerja konstruksi yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.

Kunjung Masehat, S.H., M.M.


Saat ini menjabat sebagai Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Lahir
di Pagar Alam, 29 November 1959, memperoleh gelar Sarjana Hukum di Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta dan menyelesaikan pendidikan S2 Manajemen Sumber
Daya Manusia di Universitas Atmajaya. Sebelum menjabat sebagai Ketua, beliau
menduduki beberapa posisi strategis di lingkungan Badan Nasional Sertifikasi
Profesi.

Ir. Netti Malemna, S. MM


Lahir di Kabanjahe Sumatera Utara , 07 April 1958 saat ini di tugaskan sebagai
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama di Direktorat Jenderal
Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pendidikan
S1 diperoleh di Universitas Sumatera Utara tahun 1984 dan S2 Magister Managemen
dari IPWI Jakarta . Sebelum menjadi Pejabat Fungsional pernah menjabat sebagai
Inspektur I, Inspektur Khusus dan Sesitjen Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR.
Telah berkontribusi dalam pendampingan tugas Balai Pelaksana Pemilihan Jasa
Konstruksi (BP2JK) sejak dibentuk tahun 2019, penyusunan Permen PUPR Nomor
7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi

Wahyu Dwi Prasetio, S.T.


Lahir di Pasuruan, 14 Oktober 1993. Menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Perencanaan
Wilayah dan Kota di Universitas Brawijaya tahun 2011. Bergabung di Kementerian
PUPR sejak tahun 2016 sebagai Konsultan Individual di Direktorat Jenderal Cipta
Karya kemudian memulai karir sebagai ASN Kementerian PUPR pada tahun 2019
dengan penugasan pertama di Bagian Perencanaan dan Evaluasi yang saat ini
berubah namanya menjadi Bagian Perencanaan, Program dan Keuangan. Saat ini,
penulis bertugas sebagai Perencana Ahli Pertama, Bagian Perencanaan, Program,
dan Keuangan, Setditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR.

556 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Dewi Chomistriana, S.T., M.Sc.,


Saat ini menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Ditjen
Bina Konstruksi, Kementerian PUPR. Lahir di Bandung, tanggal 28 Januari 1971, dan
menempuh pendidikan Sarjana Teknik Lingkungan di Institut Teknologi Bandung
tahun 1994 dan melanjutkan studi S2 di bidang Sanitary Engineering, di UNESCO-IHE
Belanda pada tahun 1998. Selain itu, beliau juga pemegang International Certificate
untuk Supply Chain Management, Sertifikat Insinyur Profesional Utama, Sertifikat
Ahli K3 Konstruksi Madya serta Sertifikat Greenship Profesional.

Prof. Dr. Ing. Krishna Suryanto Pribadi , DEA, AMPU, IPU, CMd.
Saat ini menjabat sebagai Guru Besar bidang Mitigasi Bencana dan Ketua Kelompok
Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, FTSL ITB, sekaligus Wakil Kepala
Pusat Penelitian Mitigasi Bencana, Institut Teknologi Bandung. Lahir di Bandung,
19 Februari 1953, memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil di Institut Teknologi
Bandung tahun 1977 dan menyelesaikan pendidikan Docteur Ingenieur de Genie
Civil di Institute Nationale des Sciences Appliquees (INSA) Lyon di Perancis pada
tahun 1985. Menjadi anggota pengurus LPJK Nasional sebagai Ketua Komite
Penelitian dan Pengembangan pada periode 2011-2015, kemudian menjadi Wakil
Ketua-2 Bidang Litbang, Diklat dan Kerjasama LN, LPJK Nasional pada periode
2016-2020. Selain itu juga menjadi anggota dari Indonesia Monitoring Committee
for Engineering Services (IMC) dari tahun 2013 hingga 2022. Berbagai publikasinya
meliputi pengembangan industri konstruksi dan sumber daya manusianya, mitigasi
bencana dan pemulihan pasca bencana, perencanaan keberlangsungan usaha.
Sebagai anggota IAMPI memiliki SKA Utama Manajemen Proyek, juga memiliki
sertifikat mediator penyelesaian sengketa dan terdaftar sebagai Penilai Ahli di
LPJK.

Kurniasari M. Hasanah, S.T., M.T.


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda di Direktorat Kompetensi
dan Produktivitas Konstruksi, lahir di Jakarta, 21 Oktober 1977. Menyelesaikan
pendidikan Sarjana Teknik Arsitektur di Universitas Diponegoro Semarang tahun
2001 dan menamatkan S2 Teknik Sipil Program Studi Manajemen Konstruksi di
Universitas Pelita Harapan Jakarta tahun 2012. Saat ini terlibat di dalam Sekretariat
Indonesia Monitoring Committee (IMC) on Engineering and Architectural Services
sejak tahun 2018 dan Tim Pelaksana Penyetaraan Kompetensi Tenaga Kerja
Konstruksi Asing di Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 557


Ir. Kimron Manik, M.Sc.
Direktur Keberlanjutan Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian
PUPR. Pendidikan Sarjana Teknik Sipil di tempuhnya di Universitas Sumatera Utara,
Pendidikan Master of Science bidang Urban Environment Management di UNESCO-
IHE. Penulis terlibat aktif sebagai sekretaris Komite Keselamatan Konstruksi, dan
pengarah dalam penyusunan kebijakan, implementasi dan pengembangan, serta
pemantauan dan evaluasi terkait keberlanjutan konstruksi.

Ir. Brawijaya, S.E., M.Eng.I.E, MSCE, Ph.D.


Selaku penulis merupakan Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan
Konstruksi, Kementerian PUPR. Penulis menyelesaikan Pendidikan Teknik sipil
di Insititut Teknologi Bandung dan Manajemen di Universitas Padjadjaran. Selain
itu penulis turut menempuh pendidikan program magister dan program doktor
di Rensselaer Polytechnic Institute. Penulis terlibat aktif sebagai Koordinator
Sekretariat Komite Keselamatan Konstruksi dan turut aktif pada penyusunan
kebijakan, implementasi dan pengembangan kebijakan, serta pendampingan,
pemantauan dan evaluasi terkait keselamatan konstruksi.

Offie Nurtresnaning Putri, S.T., M.Eng.


Penulis merupakan Pejabat Fungsional Muda Pembina Jasa Konstruksi. Penulis
menyelesaikan Pendidikan Teknik Lingkungan di Institut Teknologi 10 Nopember
Surabaya dan Magister Pengelolaan Bencana Alam di Universitas Gadjah Mada.
Penulis terlibat aktif sebagai tim perumus kebijakan, penyusun materi, dan
pendampingan terkait keselamatan konstruksi, serta sebagai anggota sekretariat
Komite Keselamatan Konstruksi.

Dra. Affuanie Harahap, M.M.


Penulis merupakan Pembina Jabatan Fungsional ahli Madya di Direktorat
Keberlanjutan Konstruksi. Penulis Menyelesaikan Pendidikan Sarjananya di Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Jaya Negara jurusan Manajemen Keuangan di Malang dan
menyelesaikan Magister Manajemen jurusan Sumber Daya Manusia di Sekolah Tinggi
Ekonomi IPWIJA di Jakarta. Penulis terlibat aktif sebagai koordinator Bimbingan
Tehnik Sistim Manajemen Keselamatan Konstruksi.

558 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Dr. Ir. Poltak Sibuea, M.Eng.Sc.


Saat ini bertugas sebagai Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama di
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Pendidikan S1 diperoleh di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
tahun 1984 yang berafiliasi ke Institut Teknologi Bandung, S2 di University of New
South Wales Australia tahun 1990, dan S3 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
tahun 2019. Sebelum menjadi Pajabat Fungsional pernah menjabat sebagai Direktur
Perencanaan Pembiayaan Perumahan, Direktur Preservasi Jalan dan Inspektur IV di
Kementerian PUPR. Telah berkontribusi dalam pendampingan tugas Balai Pelaksana
Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) sejak dibentuk tahun 2019, penyusunan Permen
PUPR Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan
Konstruksi, dan penyusunan modul sekaligus penyaji pembekalan Penilai Ahli
Kegagalan Bangunan.

Nurasih Asriningtyas, ST.


Saat ini bertugas sebagai Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
di Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Lulusan S1
Jurusan Teknik Elektro dari Universitas Indonesia. Awal masuk CPNS di tahun 2010
bertugas di Bidang Kelembagaan, Pusat Pengembangan Usaha dan Kelembagaan
(PPUK), Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM)
yang kemudian di tahun 2015 berubah menjadi SubDirektorat Kelembagaan,
Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi. Tahun 2016 mendapat amanah menjadi Kepala Seksi
Lembaga Pemerintah, SubDirektorat Kelembagaan, DBKSDJK. Dengan adanya
penyederhanaan reformasi birokrasi di tahun 2010 menjadi Jafung Pembina Jasa
Konstruksi Ahli Muda pada SubDirektorat Kelembagaan, Material, Peralatan, dan
Usaha Jasa Konstruksi, Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi.
Sehingga telah bertugas menekuni Bidang kelembagaan Jasa Konstruksi selama
10 Tahun.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 559


Dr. Samsul Bakeri, SIP.M.Si,M.PM.
Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya di Direktorat Kompetensi dan Produktifitas,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR, sudah bekerja di
Kementrian PUPR sejak 1985 dan berpengalaman dalam pembinaan kompetensi SDM
selama 35 tahun. Pernah menjabat sebagai Kepala Balai BJKW 4 Surabaya, BKJKW
3 Jakarta, dan BJKW V di Banjarmasin. Pengalaman lainnya yaitu keterlibatannya
dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja serta Modul Pelatihan. Pendidikan
tertinggi S3 dari IPB dan Pendidikan Akta V dari IKIP Jakarta serta banyak mengikuti
pelatihan diantaranya pelatihan instruktur, pelatihan asesor dll, Samsul Bakeri,
sangat konsen dan tertarik mengabdikan dirinya pada pembinaan kompetensi sdm
konstruksi. Keterlibatannya dalam penyusunan peraturan atau kebijakan bidang
jasa konstruksi, membuat Dr. Samsul Bakeri,SIP.,M.SI.,M.PM., memiliki banyak hal
yang dapat diinformasikan terutama terkait pembinaan SDM Konstruksi.

Prof. Dr Manlian Ronald. A. Simanjuntak, S.T., M.T., D.Min


Guru Besar Universitas Pelita Harapan dan saat ini menjabat sebagai Pengurus
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, Kementerian PUPR. Lahir di Jakarta
pada tanggal 30 November 1974. Sejak tahun 2000, Prof. Manlian Simanjuntak
melayani sebagai dosen tetap di UPH, dan kemudian memperoleh SIBP Arsitek
Tingkat Nasional. Setelah menyelesaikan Program Magister Teknik Sipil (S2) di UI
tahun 2000, minat meneliti dalam bidang Fire Safety terus dilanjutkan sebagai
materi Disertasinya dalam Program Doktor (S3) bidang Ilmu Teknik Sipil Konsentrasi
Manajemen Konstruksi di UI yang diselesaikannya tahun 2006 atas dukungan
beasiswa dari UPH. Prof. Manlian selanjutnya berkesempatan juga menyelesaikan
Program Doctor of Ministry/D.Min (S3) bidang Leadership Transformational di
Harvest International Theology of Seminary (HITS) Lippo Karawaci di tahun 2006.
Sebagai Pengurus LPJK, beliau mengampu Program Bidang V LPJK yang melayani
Program Pengembangan Penyelenggaraan Jasa dan Usaha Sektor Konstruksi di
Indonesia.

560 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 561


TIM PENYUSUN
TIM PENGARAH Jannatin Clara Alverina
Dr. Ir. Yudha Mediawan, M.Dev.Plg. Indri Eka Lestari
Dewi Chomistriana, S.T., M.Sc. Ryan Wijisovia
Dr. Ir. Putut Marhayudi, M.M. Angelina Butar Butar, S.H.
Ir. Nicodemus Daud, M.Si. Yunus Fachrizal, S.H.
Ir. Abdul Muis, M.T. Indah Fitra R, S.Kom, M.Bus.
Dr. Dedy Natrifahrizal D.N, S.E., M.Si. Evita Ayu Komaladewi S, S.T.
Ir. Kimron Manik, M.Sc. Bagoes Wicaksono, S.Kom.
Ir. Trisasongko Widianto Dipl. HE.

TIM PELAKSANA
Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. (Koordinator Utama)
Ir. Yaya Supriyatna Sumadinata (Koordinator I)
Ir. Netti Malemna, M.M. (Koordinator II)
Ir. Poltak Sibuea, M. Eng.Sc. (Koordinator III)
Fariroh, S.E.,M.Si.
Yan Faissal, S.T., M.T.
Meylina D Hasbullah, S.T., M.M.
Disaintina Ari Nusanti, S.T, M.M. Era Baru Konstruksi
Berkarya Menuju
Ir. Joko Karsono M.T. Indonesia Maju

Supai, S.ST.,M.T.
Dr.Yolanda Indah P, S.E., M.M.
Ir. Suwanto, M.M.
Ir. Ati Nurzamiati Hazar Zubir, M.T.
Anik Dwi Wahyuningsih, S.T. M.A.
Ir. Didi Ahmadi H. Djamhir, M.T.
Dr. Samsul Bakeri, S.I.P., M.Si. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
Sheba Hartaty S, S.T., M.T. PERUMAHAN RAKYAT
Dra. Affuanie Harahap, M.M. Gedung Utama Kementerian PUPR
Zuhanif Tolhas Dipl. Um., M.M. Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru
Sucipto. S.Sos. M.Si. Jakarta Selatan 12110
Dimas Bayu Susanto, S.T., MPSDA. Telepon/Fax : 021-7228497
Dyah Sitaresmi Budiarti, S.T., M.M.G., M.P.W.K. Email : pupr@pu.go,id

SEKRETARIAT Hak cipta dilindungi Undang-Undang.


Tri Berkah, S.H., M.H. Dipersilahkan mengutip atau memperbanyak
Yosaphat Bisma W., S.Sos., M. Ikom. sebagian buku ini dengan seizin tertulis dari penulis
Fauzan, S.Kom. dan/atau penerbit.
Aprilia Gayatri, S.H.
Kristinawati P. Hadi, S.IP., M.Si. Copyright @ Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Agus Firngadi 2021
Hari Maradika
Cetakan Pertama, Desember 2021
ISBN : ----------
564 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai