Anda di halaman 1dari 61

ENER

L
ER A
GI

IN
A

M
D

N
SU YA
M B E R DA

BUKU PEDOMAN
PESERTA
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI (PSBE)

SUB KATEGORI GEDUNG HIJAU


DAN INOVASI KHUSUS

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN dan KONSERVASI ENERGI
ENER

L
ER A
GI

IN
A

M
D

N
SU YA
M B E R DA

BUKU PEDOMAN
PESERTA
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI (PSBE)
SUB KATEGORI GEDUNG HIJAU
DAN INOVASI KHUSUS

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN dan KONSERVASI ENERGI

i
Daftar Isi

Kata Pengantar iii

SEKILAS MENGENAI PSBE 1

MEKANISME DAN PENILAIAN


KATEGORI A “GEDUNG HEMAT ENERGI” 5

FORMAT PENGISIAN PROPOSAL SUB KATEGORI “GEDUNG HIJAU” 8

SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR DARI KONSULTAN 9

EFISIENSI ENERGI – DESAIN pasif & DESAIN aktif 12

eNERGI TERBARUKAN 16

efisiensi air 17

KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 18

KUALITAS LINGKUNGAN DALAM RUANGAN 20

Pemeliharaan dan Operasi &


Fitur Hijau Lainnya, Serta Inovasi 22

INFORMASI BANGUNAN 24

gambar 27

contoh PROPOSAL SUB KATEGORI “GEDUNG HIJAU” 28

Format Pengisian Proposal Sub Kategori “Inovasi Khusus” 54

ii
Kata pengantar
“Buku ini memberikan informasi detail mengenai panduan
kepada calon peserta Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi
Energi.”

Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi merupakan salah satu


bentuk apresiasi/ penghargaan yang diberikan oleh Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral kepada para pengguna energi
baik pemerintah maupun swasta yang telah berhasil menerapkan
upaya-upaya konservasi energi.

Tujuan Pedoman ini adalah untuk memberikan informasi dan


penjelasan detail mengenai Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi
Energi khususnya untuk Kategori A “Gedung Hemat Energi”
sub kategori Gedung Hijau dan Inovasi Khusus yang meliputi
persyaratan, kriteria penilaian, pedoman format pengisian proposal,
dan contoh pengisian proposal.

Dengan membaca buku ini diharapkan para calon peserta dapat


memahami informasi terkait mekanisme penghargaan dan dapat
mengikuti ajang Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi
Kategori A“Gedung Hemat Energi” sub kategori Gedung Hijau dan
Inovasi Khusus.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah


memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini.

Jakarta, Maret 2022


Direktur Konservasi Energi,

L.N. Puspa Dewi

iii
SEKILAS MENGENAI PSBE

iv
SEKILAS MENGENAI PSBE

Energi telah menjadi kebutuhan mendasar manusia, selain pangan


dan air. Hampir seluruh aspek kehidupan kita membutuhkan energi.
Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dan populasi penduduk maka
akan berdampak pada peningkatan kebutuhan energi.

Saat ini kebutuhan energi nasional masih didominasi penggunaan


energi fosil (minyak bumi, gas dan batubara) yaitu sekitar 95%. Dengan
semakin menipisnya cadangan energi fosil serta kebutuhan energi yang
meningkat rata-rata sebesar 5% per tahun, maka kebijakan diversifikasi
energi dan konservasi energi menjadi pilar utama kebijakan energi
nasional.

Sesuai Undang Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi, diversifikasi


energi diartikan sebagai upaya penganekaragaman pemanfaatan
sumber energi, dan konservasi energi adalah upaya sistematis,
terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam
negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya.

Terkait kebijakan konservasi energi, Pemerintah telah menerbitkan


Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi
Energi yang antara lain mengatur tentang peran pemerintah dalam
upaya-upaya konservasi energi; mewajibkan pengguna energi yang
menggunakan energi 6000 TOE/tahun atau lebih untuk menerapkan
manajemen energi; penerapan label dan standar hemat energi untuk
peralatan-peralatan rumah tangga; pemberian insentif; pembinaan dan
pengawasan konservasi energi.

Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi disingkat PSBE, merupakan


salah satu program kampanye pemerintah di bidang konservasi energi.
PSBE merupakan penghargaan tertinggi yang di berikan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral kepada para pemangku kepentingan yang
telah berhasil menerapkan efisiensi dan konservasi energi di sektor
industri dan bangunan gedung, dan menurunkan emisi gas rumah kaca
serta melaksanakan perdagangan karbon untuk sektor energi.

1
SEKILAS MENGENAI PSBE

Penyelenggaraan PSBE terbagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu:

Kategori A - Gedung Hemat Energi


Kategori ini menitikberatkan pada penilaian desain dan
teknologi peralatan yang digunakan di gedung yang dapat
mengurangi konsumsi energi.

Kategori B - Manajemen Energi di Industri dan Gedung


Kategori ini dibuat untuk memberikan apresiasi bagi
pengelola gedung dan industri yang berhasil menerapkan
langkah-langkah penghematan energi yang sistematis dan
berkelanjutan atau manajemen energi.

Kategori D - Penghematan Energi di Instansi Pemerintah


Kategori ini dibuat untuk memberikan apresiasi kepada
Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang telah berhasil
menerapkan langkah-langkah penghematan energi yang
sistematis dan berkelanjutan atau manajemen energi.

Pemenang PSBE akan mendapatkan penghargaan dari Bapak Menteri


ESDM yang kemudian mendapatkan keuntungan berupa pengusulan pada
program ASEAN Energy Awards untuk Kategori A dan B, serta mendapatkan
nilai lulus dalam aspek efisiensi pada Penghargaan Proper yang diinisiasi oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

2
Jadwal pelaksanaan PSBE adalah sebagaimana berikut:

JADWAL KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN

• Kick off Meeting PSBE Maret

• Sosialisasi dan Kampanye April - Juni

• Konsultasi Penyusunan Proposal Juli - Juli

• Submit Proposal dan Kuesioner Juli - Agustus

• Pengumuman dan Penentuan Pemenang Agustus

• Penganugerahan Pemenang September

3
MEKANISME DAN PENILAIAN
Kategori A “Gedung Hemat Energi”

4
MEKANISME DAN PENILAIAN

Tujuan

PSBE Kategori A “Bangunan Gedung Hemat Energi” diselenggarakan


dengan tujuan :
• Memberikan apresiasi/penghargaan bagi institusi/perusahaan yang telah
berhasil menerapkan efisiensi dan konservasi energi bangunan gedung;
• Meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan/stakeholders akan
perlunya penerapan efisiensi dan konservasi energi, manajemen energi,
serta inovasi dalam rangka peningkatan daya saing dan kualitas bangunan
gedung;
• Menghasilkan model-model bangunan gedung yang hemat energi serta
penerapan manajemen energi yang baik di Indonesia sehingga dapat
dijadikan contoh dan dapat direplikasi;
• Menjaring peserta untuk ASEAN Energy Award.

Penerima Manfaat

Para pemenang PSBE Kategori A “Bangunan Gedung Hemat Energi” akan :


• Mendapatkan Trophy dan Plakat dari Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral.
• Menjadi objek promosi kampanye hemat energi kepada masyarakat.
• Diundang untuk berbagi kisah sukses pelaksanan penghematan energi
dalam berbagai seminar, workshop dan sosialisasi yang diselenggarakan
oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
• Berhak mewakili Indonesia dia ajang ASEAN Energy Award.

SUB KATeGORI DAN PERSYARATAN

PSBE Kategori A “Bangunan Gedung Hemat Energi” dibagi dalam 5 (lima)


Sub Kategori yaitu :

A.1 - Gedung Baru


• Gedung memiliki total luas lantai kotor minimal 300 m2 dan tidak
termasuk area parkir
• Bukan merupakan rumah tinggal tunggal

5
MEKANISME DAN PENILAIAN

• Usia Gedung maksimal 5 tahun


• Telah beroperasi minimal 1 tahun

A.2 - Gedung Retrofit /Terbangun


• Gedung memiliki total luas lantai kotor minimal 300 m2 dan tidak termasuk
area parkir
• Bukan merupakan rumah tinggal tunggal
• Telah dilakukan manajemen energi/perbaikan/penggantian sehingga
menurunkan konsumsi energi minimal 20% untuk perbaikan AC atau minimal
10% untuk perbaikan non AC
• Usia Gedung lebih dari 5 tahun
• Telah beroperasi minimal 1 tahun setelah perbaikan

A.3 - Gedung Tropis


• Gedung memiliki total luas lantai kotor minimal 500 m2 dan tidak termasuk
area parkir
• Luas lantai ber-AC kurang dari 50% dari total luas lantai.
• Bukan merupakan bangunan keagamaan
• Telah beroperasi minimal 1 tahun

A.4 - Gedung Hijau (Green Building)


• Gedung yang memiliki total luas lantai kotor minimal 300 m2 dan tidak
termasuk area parkir, atau
• Rumah tapak-tunggal : tempat tinggal yang tidak melekat pada tempat
tinggal atau bangunan lain (kecuali garasi atau gudangnya sendiri) dan
tidak ada bangunan baik di atasnya maupun di bawahnya. Ini termasuk
rumah terpisah (detached house) atau semi-terpisah (semi-detached)
• Telah beroperasi minimal selama 1 tahun

A.5 - Inovasi Khusus Gedung


• Terbuka untuk semua jenis gedung
• Sub Kategori ini mengacu pada proyek khusus yang mempelajari,
menerapkan, dan / atau mengembangkan penggunaan teknologi inovatif
(termasuk proyek penelitian dan pengembangan) yang dapat diterapkan
untuk mengurangi konsumsi energi dalam gedung. Dalam Sub Kategori
adalah Teknologi Mutakhir, Teknologi Tepat Guna dan Zero Energy
Building.

6
KRITERIA PENILAIAN
Kategori A: Gedung Baru, Gedung Tropis dan Gedung Retrofit

No KRITERIA Alokasi Nilai %


Gedung Baru Gedung Tropis Gedung Retrofit
1 Rancangan Keseluruhan 13 18 -
1a Penghematan Energi - - 25
1b Pemanfaatan EBT 5 5 5
2 Rancangan Pasif 25 40 15
3 Rancangan Aktif 25 15 24
4 Pemeliharaan dan Manajemen 25 15 24
4a Pelaporan POME bonus nilai bonus nilai bonus nilai
5 Dampak Lingkungan 7 7 7
Total 100 100 100
Kategori Inovasi Khusus Metode Penilaian Ya/Tidak yang ditentukan
oleh Suara Mayoritas (2/3) dewan juri

Kategori A: Gedung Hijau

No KRITERIA Alokasi Nilai %

1 Efisiensi Energi (Desain Aktif) 15


2 Efisiensi Energi (Desain Pasif) 15
3 Energi Terbarukan 10
4 Penghematan Air 10
5 KeberlanjutanLingkungan
(Material, Greenery, Sustainable Site, dll) 20
6 Indoor Environmental Quality 20
7 Operasidan Pemeliharaan &
Fitur Green Building, dan Inovasi 10
Total 100

CArA MENGIKUTI
Calon peserta yang berminat mengikuti PSBE Kategori A “Gedung Hemat
Energi” dapat melakukan pendaftaran, mengisi data serta mengupload
proposal penghargaan melalui website www.psbe.esdm.go.id atau website
https://simebtke.esdm.go.id/sinergi/page/penghargaan.

7
Format Pengisian Proposal
Sub Kategori “Gedung Hijau”

8
SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR
DARI KONSULTAN
Detail klien dan konsultan proyek (sesuai yang dibutuhkan) adalah:
Klien : ……………………………………………. (Nama Bangunan)
Arsitek : ……………………………………………
Insinyur M&E : ……………………………………………
Insinyur C&S : ……………………………………………
Manajer Proyek : ……………………………………………

Maksimal 1 halaman
Penilaian : -

Item Data Kesesuaian


(beri centang)

Persyaratan Pengajuan

• Sertifikasi dan Surat dari Konsultan 1 halaman

• Sampul Laporan 1 halaman

• Efisiensi Energi

(Rancangan aktif dan Rancangan Pasif) Maks 4 halaman

• Energi Terbarukan Maks 2 halaman

• Efisiensi Air 1 halaman

• Keberlanjutan Lingkungan

(Bahan bangunan, Tanaman Hijau,

Sistem Keberlanjutan, dsb) Maks 2 halaman

• Kualitas Lingkungan Maks 3 halaman


• Operasi dan Perawatan & Fitur

Bangunan Hijau yang lain serta inovasi Maks 3 halaman

• Informasi Bangunan Maks 4 halaman

• Gambar (in A4 / A3 size): Denah Khusus,

Tata Letak, rencana atap dan penampang

vertikal, dsb Maks 4 halaman

9
SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR
DARI KONSULTAN

Item Data Kesesuaian


(beri centang)
Pra-Kualifikasi

• Indeks Efisiensi Energi ___ kWh/m2/thn


berdasarkan area AC yang dipakai:
Kantor: 160 kWh/m2/thn;
Perpustakaan: 160 kWh/ m2/thn;
Toko/Mall; 192 kWh/m2/thn;
Hotels: 216 kWh/ m2/thn;
Rumah Sakit: 288 kWh/m2/thn;
Sekolah: 128 kWh/m 2/thn;
Apartemen: 129 kWh/ m 2/thn;
lainnya: 180 kWh/m 2/thn.

• Suhu dan Pengaturan lain: ___ oC


Tidak kurang dari 21o C tapi
tidak lebih dari 26o C;

• RH: maksimum 70% (dengan ___ %


menggunakan AC. Nilai lebih
tinggi bila dapat mengontrol RH
system di bawah 65%)

• Beban Pencahayaan: Kantor - ___ watt/ m 2 (GFA)


Max 12 watts/m2; Lainnya -
Max 20 watts/m2

• Jam Operasi/thn (nomalisasi ___ jam/ tahun


2.000 jam/tahun)
• Setidaknya 1 tahun penuh operasi ___ tahun
sebelum nominasi dalam
kompetisi nasional

Jenis Font: Times Roman 12

10
SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR
DARI KONSULTAN

(Nama bangunan) dengan ini bersedia mengizinkan Dewan Juri untuk


mengunjungi bangunan dan memastikan kebenaran data. Namun, diperlukan
pemberitahuan dua minggu sebelumnya untuk memungkinkan pengaturan
yang diperlukan.

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa informasi yang


diberikan adalah benar dan akurat dan disiapkan dengan persetujuan pihak/
pihak-pihak yang terlibat.

____________________
Nama Klien
Kantor, Posisi
Tel, fax, e-mail

____________________ ____________________ ____________________


Nama Konsultan Nama Konsultan Nama Konsultan
Kantor, Posisi Kantor, Posisi Kantor, Posisi
Tel, fax, e-mail Tel, fax, e-mail Tel, fax, e-mail

11
EFISIENSI ENERGI – DESAIN pasif
& DESAIN aktif
Berisi informasi mengenai efisiensi energi terkait dengan desain
bangunan yang telah dilakukan di instansi.

Pengajuan 1. Konsep Desain Pasif

Desain pasif adalah desain yang mengambil kelebihan dari


iklim dan memaksimalkan sumber daya alam untuk menjaga
kenyamanan termal pada bangunan. Sumber daya alam yang
dimanfaatkan antara lain pemanasan, pendinginan dan ventilasi
yang akan menciptakan kenyamanan termal pada ruangan
bangunan tanpa menggunakan bahan bakar atau energi listrik.
Penjelasan:

1.1. Orientasi bangunan, Artist Impression, OTTV, RTTV dan


Desain Fasad

• Orientasi bangunan merupakan arah hadap bangunan.


Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan matahari
dan angin.

• Artist Impression adalah representasi bangunan yang


dibuat oleh perancang dan dalam arsitektur digunakan
untuk menampilkan desain bangunan yang direncanakan
dan lanskap yang terkait.

• OTTV (Overall Thermal Transmitten Value) atau Nilai


Perpindahan Termal Menyeluruh adalah suatu nilai yang
ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk dinding
dan kaca bagian luar bangunan gedung yang dikondisikan.
Untuk menghitung OTTV mengacu pada SNI 03-6389
tentang Konservasi Energi Selubung Bangunan pada
Bangunan Gedung. Standar OTTV yang ditetapkan oleh
SNI 03-6389 adalah 35 W/m2.

• RTTV (Roof Thermal Transfer Value) atau Nilai Perpindahan


Termal Atap adalah suatu nilai yang ditetapkan sebagai
kriteria perancangan untuk penutup atap yang dilengkapi
dengan atap transparan (skylight). Untuk menghitung
Maksimal 4 halaman
RTTV mengacu pada SNI 03-6389 tentang Konservasi
Penilaian : 30 poin
Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung.

12
EFISIENSI ENERGI – DESAIN pasif
& DESAIN aktif
• Desain Fasad adalah rancangan sisi luar (eksterior) sebuah
bangunan.

1.2. Window to Wall Ratio _________%


WWR adalah perbandingan luas jendela dengan luas seluruh
dinding luar padaorientasi yang ditentukan. Nilai window to wall
ratio (WWR) didapat dari pengaturan luasan rasio bukaan jendela
terhadap dinding gedung.

1.3. i. Nilai U dan nilai SC


U adalah transmitasi termal baik dari dinding maupun bukaan
(fenestrasi). SC adalah koefisien peneduh dari sistem fenestrasi.
Nilai ini didapat dari pengaturan jendela dan pintu di ketinggian
bangunan, termasuk elemen pembuat bayangan dari timur dan
barat fasad.

ii. Nilai elemen U pada dinding

1.4. Perpindahan panas secara keseluruhan melalui selubung


bangunan
- Dinding ________ W/m2
- Atap ________ W/m2

1.5. Pencahayaan Sinar Matahari


Pencahayaan sinar matahari mencakup penggunaan pengaturan
radiasi pada bangunan: aula, atrium, koridor, parkir, toilet, dan
sebagainya.

1.6. Zonasi pencahayaan terintegrasi dan pencahayaan


Zonasi pencahayaan terintegrasi merupakan area di mana sistem
pencahayaan yang digunakan berhubungan dengan kehadiran,
pola aktivitas, perubahan pada suhu atau kelembapan, dan
tingkat cahaya siang hari.

1.7. Ventilasi alami


Ventilasi alami adalah pergantian udara secara alami dan tidak
melibatkan peralatan mekanis.

1.8. Air-Conditioned Area Over Gross-Floor Area


AC Area Over Gross-Floor Area merupakan perbandingan area yang
menggunakan pengondisi udara terhadap luasan total dalam satu
lantai gedung.

13
EFISIENSI ENERGI – DESAIN pasif
& DESAIN aktif

1.9. Konsep desain pasif lainnya


Contoh: penggunaan atap sebagai ruang terbuka hijau.

2. Konsep Desain Aktif


Desain aktif adalah cara penghematan energi melalui
efisiensi penggunaan energi listrik.

2.1. Sistem Pendingin Udara


Sistem pendingin udara merupakan sistem yang
digunakan untuk menurunkan suhu udara dalam ruang.
Umumnya sistem itu berupa penataan efisiensi pada
pendingin, pompa air, menara pendingin, dan sebagainya.
Penjelasan tersebut juga memuat mengenai besaran
efisiensi yang telah dilakukan.
Ringkasan:
Tata Udara
Seleksi, Efisiensi
tata
letak dan (kW/ton)
desain sistem tata udara: ________
kW/ton atau________ W/m2
Pendingin (A)
Pompa Air Pendingin (B)
Pompa Air Kondenser (C)
Menara Pendingin (D)
Sistem Efisiensi (A + B + C + D)

2.1.1. Efisiensi Sistem Tata Udara


Sistem Tata Udara adalah keseluruhan sistem yang
bekerja mengendalikan kondisi termal udara di dalam
bangunan gedung melalui pengendalian besaran termal
(seperti temperatur, kelembaban relatif), penyebaran
udara serta kualitas udara (kesegaran dan kebersihan),
sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kondisi ruang
yang nyaman, segar dan bersih.

Efisiensi sistem tata udara termasuk peralatan sisi


udara, seperti: pendingin, pompa air dingin, pompa air
kondenser, AHU, FCU dan menara pendingin.

14
EFISIENSI ENERGI – DESAIN pasif
& DESAIN aktif

2.1.2. Seleksi, tata letak dan desain sistem tata udara


Poin ini menjelaskan tentang seleksi sistem pendingin
udara yang digunakan. Termasuk juga tata letak dan
desain sistem pendingin.
Catatan pengantar ini
harus dihapus pada 2.1.3. Beban pendingin (W/m2) berdasarkan daerah ber-AC
pengajuan.
Beban pendingin merupakan laju aliran kalor yang
harus diambil dari dalam ruangan ber-AC untuk
mempertahankan suhu dan kelembaban udara relatif
ruangan pada kondisi yang diinginkan.

2.1.4. Pengaturan udara panas


Yaitu pemanfaatan udara panas yang dihasilkan oleh
kompresor.
Contoh: pemanfaatan pompa panas untuk
mendapatkan air panas.

2.1.5. Sistem pencahayaan buatan


Yaitu penjelasan mengenai efisiensi sistem pencahayaan
buatan yang digunakan. Standard efisiensi mengacu
pada standar SNI 03-6390- 2011 sebesar W/m2.
Contoh: efisiensi penggunaan lampu LED sebesar 10 W/
m2.

2.1.6. Transportasi vertikal


Yaitu penjelasan mengenai penghematan energi yang
dihasilkan dari perpindahan manusia/barang dari satu
lantai ke lantai lain.
Contoh: penggunaan lift hemat energi, eskalator
dengan gerakan kontrol sensor, dan sebagainya.

2.1.7. Jika terdapat konsep desain aktif lainnya, mohon


sebutkan.

15
eNERGI TERBARUKAN

Berisi :
1. Jumlah kapasitas energi terbarukan yang
terpasang dan jumlah energi yang dihasilkan
(kWh) tahunan.
Catatan pengantar ini Yaitu jumlah kapasitas energi yang dihasilkan
harus dihapus pada
pengajuan.
dari sumber energi terbarukan yang terpasang.
Serta jumlah energi (kWh) yang dihasilkan dalam
setahun.

2. Persentase (%) penggantian total konsumsi


energi bangunan oleh energi terbarukan
Yaitu persentase penggantian total konsumsi
energi bangunan per bulan yang dihasilkan oleh
energi terbarukan. Caranya dengan membagi
jumlah energi terbarukan yang dihasilkan dengan
total konsumsi energi bangunan.

3. Total investasi dan periode pembayaran


kembali (pay back period)
Yaitu total investasi yang dikeluarkan untuk
melakukan efisiensi energi. Serta jangka
waktu pembayaran kembali dari investasi yang
dikeluarkan.

4. Berapa banyak dari jumlah listrik yang dapat


disimpan (kWh) dalam setahun?
Yaitu banyaknya jumlah listrik yang dapat disimpan
oleh gedung dalam satu tahun.

Maksimal 2 halaman
Penilaian : 10 poin

16
efisiensi air
Berisi :
1. Penggunaan efisiensi air
Yaitu upaya yang dilakukan untuk efisiensi air dalam
gedung.
Contoh: penggunaan dual flush di WC, pemakaian L /
flush, dan sebagainya.
Catatan pengantar ini
harus dihapus pada 2. Penyediaan air sub-metering dan sistem deteksi
pengajuan. kebocoran
Yaitu pemasangan alat metering air di lokasi-lokasi
tertentu. Serta pengukuran pemakaian air sehingga
bisa mendeteksi lonjakan konsumsi air akibat kebocoran
pipa, dan sebagainya.
Contoh: pemasangan sub-metering pada pipa PDAM,
sistem daur ulang, dan sebagainya.

3. Penggunaan air non-potable untuk irigasi


Yaitu penggunaan air tidak layak minum untuk irigasi
atau penyiraman taman.
Contoh: penggunaan air daur ulang atau air tadah
hujan untuk irigasi.

4. Penggunaan sistem irigasi yang efisien


Yaitu penggunaan sistem irigasi taman dengan cara-
cara yang lebih efisien.
Contoh: sistem irigasi dengan menggunakan sensor
air hujan.

5. Penggunaan air non-potable untuk menara pendingin


dan tujuan lainnya
Yaitu pemanfaatan air tidak layak minum0.
Contoh: pemanfaatan air tadah hujan untuk menara
pendingin, sistem flushing toilet, penyiraman, hydrant,
dan sebagainya.

6. Penggunaan air hujan dan persentase pengurangan


konsumsi air potable
Yaitu upaya pemanfaatan air hujan dengan cara
menyediakan jalur air, tanki tadah hujan, dan sumur
resapan. Serta persentase pengurangan konsumsi air
potable yang dihasilkan akibat pemanfaatan air hujan.

7. Pengolahan air / kapasitas daur ulang


Maksimal 1 halaman Yaitu upaya pengolahan air dan besarnya kapasitas
Penilaian : 10 poin daur ulang sehingga tercapai efisensi pemanfaatan air.

8. Lainnya, mohon dispesifikasikan

17
KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Berisi :
1. Konstruksi keberlanjutan
Yaitu penjelasan mengenai struktur bangunan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat
sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan itu

a. Konservasi struktur yang ada dan penggunaan kembali


Catatan pengantar ini material
harus dihapus pada
pengajuan.
Upaya perawatan struktur bangunan yang ada dan
pemakaian bahan hasil daur ulang.
b. Penggunaan bahan daur ulang
Upaya pemanfaatan produk-produk dengan konten daur
ulang.
c. Produk-produk ramah lingkungan dengan label
sertifikat hijau
Upaya penggunaan produk-produk ramah lingkungan
yang telah memiliki label sertifikat hijau (ekolabel, dll).
d. Sistem manajemen lingkungan yang baik selama
konstruksi (pembangunan)
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan selama
masa pembangunan gedung.

2. Penghijauan
Yaitu penjelasan mengenai kegiatan penghijauan di
lingkungan gedung.

a. Restorasi dan konservasi pohon-pohon yang ada


Upaya menjaga dan merawat tanaman-tanaman yang
ada di lingkungan gedung.
b. Penghijauan vertikal
Upaya menempatkan tanaman pada dinding, tiang–
tiang, kolom, pagar, dan tempat atau struktur lain yang
cenderung vertikal.
c. Taman-taman di atap
Upaya pemanfaatan atap gedung sebagai taman atau
ruang terbuka hijau.
d. Persentase area landscape dari total situs area
Maksimal 2 halaman Nilai persentase luas taman dibanding keseluruhan area
Penilaian : 20 poin gedung.

18
KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

3. Penyediaan fasilitas-fasilitas daur ulang


Yaitu ketersediaan fasitilitas-fasilitas daur ulang di lingkungan
gedung.

a. Penyimpanan, pengumpulan dan pembuangan


Yaitu adanya fasilitas penyimpanan, pengumpulan, dan
pembuangan untuk limbah cair, padat, serta bahan berbahaya dan
beracun (B3).

b. Fasilitas 3 R (reduce, reuse, recycle)

4. Aksesbilitas transportasi umum


Yaitu kemudahan untuk menggunakan transportasi umum dari
dan menuju gedung.

a. Jarak dari pemberhentian bus / stasiun kereta yang terdekat


Yaitu penjelasan mengenai jarak, lama tempuh, dan jam operasional
transportasi umum dari gedung menuju halte bus atau stasiun
kereta terdekat.
b. Transportasi publik:
Ketersediaan alternatif transportasi (sepeda, mobil listrik, dan
sebagainya), pengaturan parkir, fasilitas dan shower area.

5. Bahan-bahan (persentase dari penggunaan material / bahan


lokal)
Yaitu penjelasan mengenai persentase dari penggunaan material
atau bahan produksi dalam negeri.

6. Sustainable site
Yaitu pemanfaatan kontur atau kondisi alam yang ada tanpa banyak
merubah kontur alami termasuk vegetasi dan bentang alam.

7. Bebas hambatan dan akses publik


Yaitu penjelasan tentang tata letak gedung dengan fasilitas publik
lainnya yang mendorong penggunaan transportasi publik atau non
motorized transport yang bebas hambatan.

8. Lain-lain.

19
KUALITAS LINGKUNGAN DALAM RUANGAN
Berisi informasi mengenai kualitas lingkungan dalam ruangan
seperti pencahayaan, temperatur, kebersihan udara, dan
sebagainya.

Ringkasan: 1. Kenyamanan termal


Penjelasan mengenai kenyamanan termal ruangan,
besarnya suhu ruangan dan kelembapan relatif dalam
gedung, pemasangan ventilasi buatan, dan sebagainya.

2. Jumlah ventilasi udara per orang (CFM/orang)


Banyaknya ventilasi udara terhadap jumlah orang dalam
satu gedung.

3. Penggunaan cat VOC (Volatile organic compound)


Penjelasan mengenai jenis cat VOC (Volatile organic
compound) yang digunakan. Cat VOC mengandung
senyawa organik yang mudah menguap dan pelapisan yang
rendah sehingga aman bagi kesehatan.

4. Pengunaan VOC dan produk-produk emisi fomal dehida


(gas tidak berwarna tajam dalam larutan yang dibuat
dengan mengoksidasi metanol) yang rendah (misal: karpet)
Penjelasan mengenai pemakaian produk-produk yang
dengan kandungan VOC dan produk-produk emisi fomal
dehida rendah. Fomal dehida merupakan gas tidak
berwarna tajam dalam larutan yang dibuat dengan
mengoksidasi methanol.

5. Penggunaan ballast frekuensi tinggi untuk menghindari


frekuensi flickering yang rendah
Penjelasan mengenai pemakaian ballast dengan frekuensi
tinggi untuk mencegah terjadinya flickering. Ballast adalah
alat yang dipasang pada lampu fluoresen (TL) dan lampu
pelepasan gas lainnya untuk membantu dalam penyalaan
dan pengoperasiannya. Flickering adalah nyala lampu
berkedip-kedip lalu redup.

Maksimal 3 halaman
Penilaian : 20 poin

20
KUALITAS LINGKUNGAN DALAM RUANGAN
6. Polusi (suara, vibrasi, gelombang EM, debu, jumlah
bakteri, dan sensor konsentrasi CO2).
Penjelasan mengenai polusi dalam gedung, meliputi
namun tidak terbatas pada polusi suara, vibrasi,
gelombang EM, debu, jumlah bakteri, dan sensor
Catatan pengantar ini konsentrasi CO2. Serta solusi yang dilakukan untuk
harus dihapus pada
pengajuan.
mengurangi polusi.

7. ETS (Environmental tobacco smoke) dan kontrol asap


rokok.
Penjelasan mengenai ETS (Environmental tobacco smoke)
dan pemakaian kontrol asap rokok.
Contoh: ketersediaan ruang merokok di area terbuka dan
jauh dari gedung.

8. Iluminasi penerangan / pencahayaan


Penjelasan mengenai penerangan atau pencahayaan
alami yang digunakan di dalam ruangan.

9. Lainnya, mohon dispesifikasikan.

21
Pemeliharaan dan Operasi
& Fitur Hijau Lainnya, Serta Inovasi

Berisi informasi mengenai pemeliharaan, operasi, kebijakan


manajemen, dan fitur hijau lainnya yang telah dilakukan. Serta
penjelasan mengenai inovasi lain terkait efisiensi energi dan
energi hijau dalam gedung.

1. Apa saja fitur lain dengan dampak lingkungan yang positif


Penjelasan mengenai fitur-fitur yang dilakukan sehingga
menghasilkan dampak lingkungan yang positif.
Contoh: pembentukan manajemen energi, pembentukan
satuan tugas hemat energi, manajemen limbah berdasarkan
life cycle assement.

2. Arsitektur dan desain bioclimatic (atau terkait dengan


keterkaitan iklim dan kegiatan dan distribusi organisme
hidup)
Penjelasan mengenai desain gedung dan desain bioclimatic
yang berkaitan dengan iklim serta kegiatan dan distribusi
organisme hidup.
Contoh: desain tata air sehingga mengurangi debit air hujan
yang langsung terbuang ke drainase, penggunaan material
bersertifikat hijau, dan sebagainya.

3. Operasi dan pemeliharaan berkelanjutan


Penjelasan mengenai kebijakan operasional dan pemeliharaan
berkelanjutan.
Contoh: membuat jadwal on/off peralatan listrik dan lampu
dalam gedung.

4. Kebijakan manajemen
Penjelasan mengenai kebijakan yang diambil oleh pihak
manajemen terkait efisiensi energi dan keberlanjutan
lingkungan.
Contoh: Mendukung kebijakan dan regulasi pemerintah
tentang efisiensi energi dan konservasi air.

5. Standard Operational Procedure (SOP)


Penjelasan mengenai beragam SOP gedung
Maksimal 3 halaman Contoh: prosedur tanggap daurat, bencana alam, kebakaran,
Penilaian : 10 poin dan sebagainya.

22
Pemeliharaan dan Operasi
& Fitur Hijau Lainnya, Serta Inovasi

6. Dokumen-dokumen
Penjelasan mengenai dokumen-dokumen penunjang
efisiensi energi dalam gedung.
Contoh: katalog, log sheet, kartu garansi.
Catatan pengantar ini
harus dihapus pada
7. Arsip, Log & Dokumentasi lain yang mampu menunjukkan
pengajuan. peningkatan desain Green Building
Pemaparan dokumentasi atau infografis yang mampu
menunjukkan peningkatan desain Green Building.
Contoh: log sheet, laporan bulanan, dan sebagainya.

8. Pencapaian kinerja
Penjelasan mengenai pencapaian kinerja di bidang
efisiensi energi dalam gedung.
Contoh: besarnya efisiensi energi tahun ini dibanding
tahun lalu.

9. Kogenerasi (pembangkitan listrik dan energi lainnya


bersamasama, esp. Pemanfaatan uap yang tersisa dari
pembangkit listrik untuk menghasilkan panas)
Penjelasan mengenai pembangkitan listrik dan energi lain
yang digunakan secara bersamaan.
Contoh: Pemanfaatan gas buang untuk pendinginan atau
pemanasan (tri generation).

10. Lain-lain.

23
INFORMASI BANGUNAN
Berisi :

A. Informasi Umum

1. Nama bangunan
2. Nama pemilik dan manajemen perusahaan
3. Alamat lengkap
4. No. Telepon/ No. Fax /E-mail

B. Informasi Fisik Bangunan

5. Latar belakang bangunan


- Sejarah singkat
- Penggunaan tunggal fungsi atau penggunaan fungsi
campuran (sebutkan)
6. Usia bangunan
Usia bangunan terhitung sejak selesai konstruksi atau
peresmian.
7. Apakah dilakukan retrofit? Kapan?
Retrofit adalah modifikasi bangunan tanpa harus
membongkar total bangunan yang sudah ada.
Contoh: memperbaiki bangunan yang rusak, memperkuat
bangunan, menambah ruangan dan lain sebagainya.
8. Total jumlah lantai
Total jumlah lantai dalam satu gedung.
9. Jumlah lantai basement
Jumlah lantai yang berada di bawah tanah.
10. Jumlah lantai parkir mobil
Jumlah lantai yang digunakan untuk parkir mobil.
11. Luas lantai kotor
Luas lantai bangunan secara keseluruhan.
12. Luas permukaan bangunan termasuk atap rasio luas
lantai kotor Luas permukaan bangunan yang digunakan,
termasuk atap. Sebutkan pula perbandingan antara luas
permukaan bangunan terhadap luas lantai kotor.
13. Area taman parkir
Luas dan lokasi yang dipergunakan untuk taman dan parkir
kendaraan.
14. Luas area yang disewakan
Detail Isi Luas area yang disewakan ke pihak lain.
Maksimal 4 halaman

24
INFORMASI BANGUNAN
15. Area ber-AC
Penjelasan mengenai lokasi atau ruangan yang menggunakan
pengondisi udara.
16. Area non-AC
Penjelasan mengenai lokasi atau ruangan yang tidak menggunakan
pengondisi udara atau berventilasi alami.
17. Rasio plot (Total luas lantai bangunan/luas tanah)
Gross floor area (GFA) adalah total luas lantai seluruh bangunan
terhitung dari struktur dinding terluar tanpa mengurangi bukaan.
Nilai Rasio plot didapat dari total GFA dibanding luas tanah secara
keseluruhan.

C. Desain Bangunan dan Informasi Pengelolaan Bangunan

18. Tanaman dan desain landscape/angin dan ventilasi alami/airfitur/


penerangan alami/ dsb.
Penjelasan mengenai tanaman dan desain lansekap, pemanfaatan
angin dan ventilasi alami, pemanfaatan sinar matahari sebagai
sumber cahaya, dan sebagainya.
19. Bagian luar bangunan dan bentuk desain
- Jenis fasad (bagian luar bangunan)
- Warna fasad (bagian luar bangunan)
- Penggunaan perangkat shading
20. Lokasi layanan utama
Penjelasan mengenai ruangan yang digunakan untuk pelayanan
utama.
21. Bentuk bangunan
Penjelasan mengenai bentuk bangunan secara keseluruhan
22. Perpindahan panas secara keseluruhan melalui selubung
bangunan: Dinding _______ W/m2; Atap ________ W/m2
23. Fitur penerangan/pencahayaan
Penjelasan mengenai fitur pencahayaan baik alami maupun
penerangan dari lampu hemat energi.
24. *Beban pencahayaan ________ W/m2 (gross floor area)
Nilai energi listrik yang digunakan untuk sistem pencahayaan
terhadap total luas lantai seluruh bangunan.
25. Sistem pendinginan bangunan dan peralatan:
- Nilai sirkulasi udara bersih: ______ m3/jam/orang
_______ m3/jam/m2
________ m3/jam
- Efisiensi energi
dari pendingin AC : ________ kW/ton

25
INFORMASI BANGUNAN
26. Beban pendinginan ______ W/m2 (area ber-AC)
Nilai energi listrik yang digunakan untuk sistem pengaturan suhu
ruangan terhadap total luas lantai seluruh bangunan.

D. Informasi Operasi

27. Tingkat hunian (tahun 2001): Minimum_____% dari total luas


28. Total jumlah penghuni
29. Kepemilikan bangunan (ditempati oleh pemilik, penyewa, dll)
30. Jadwal operasi bangunan
- hari kerja dari _________ sampai _________
- hari Sabtu dari _________ sampai _________
- hari Minggu dari _______ sampai ____________
- operasi jam/ tahun ________
31. Lingkungan di dalam ruangan: pengaturan kualitas udara dalam
ruangan: suhu dan RH Penjelasan mengenai lingkungan di dalam
ruangan: pengaturan kualitas udara dalam ruangan: suhu dan RH.

E. Informasi Pemakaian Energi

32. Puncak permintaan (Peak demand) (bulanan)


Nilai tertinggi pemakaian energi setiap bulan.
33. Energi yang digunakan (bulanan)
Nilai total energi yang digunakan setiap bulan
34. Kurva beban khusus (hari kerja, akhir pekan)
Nilai pemakaian energi berdasarkan periode tertentu.
35. * Energy Efficiency Index: daerah ber-AC ______ kWh/m2/tahun
(berdasarkan 2.000 operasional jam/ tahun)
36. Pemakaian energi:
- Listrik ________ kWh/m2/tahun (berdasarkan
2 .000 operasional jam/ tahun)
- Bahan bakar ________ Liter/tahun (tidak untuk pembangkit
listrik)

F. Informasi Manajemen Energi

37. Terhubungnya sistem manajemen energi bangunan fisik _______


(no )
38. Penghematan energi:
- Jadwal Program ______ kWh/tahun
- Program siklus tugas ______ kWh/tahun
- Optimum start / stop programme ______ kWh/tahun
- Program kebutuhan daya ______ kW (mean)
26
INFORMASI BANGUNAN
G. Informasi Pemeliharaan

39. Program pemeliharaan


- Tenaga kerja: ________ orang-jam/tahun
- Pemeliharaan Kontraktor
Ketersediaan tenaga ahli manajemen energi
- Pelatihan para pekerja pemeliharaan: ______ kumulatif jam/
tahun.

H. Dampak Lingkungan

40. Dampak limbah


Penjelasan mengenai dampak limbah pada lingkungan.
41. Dampak polusi (udara, suara, visual, knalpot, dsb.)Penjelasan
mengenai dampak polusi seperti udara, suara, asap kendaraan
bermotor, dan sebagainya.

I. Informasi Lain untuk Bangunan Retrofit


42. *Penghematan energi di daerah ber-AC _______ kWh/m2/tahun
(berdasarkan 2.000 operasional jam/tahun)
43. *Penghematan energi dalam sistem pencahayaan _________
kWh/m2/tahun
(berdasarkan 2.000 operasional jam/tahun)
44. *Daerah retrofit: _________ % dari total luas

Gambar
Berisi gambar rencana denah biasa, tata ruang lokasi
bangunan, rencana atap, dan lintas bagian vertikal.

Maksimal 4 halaman
Ukuran kertas A4/A3

27
Contoh
Proposal
Sub Kategori “Gedung Hijau”

Maksimal 1 halaman
Penilaian : -

28
Sampul Laporan
Contoh

GEDUNG MINA BAHARI IV


Kementerian Kelautan dan Perikanan

PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL KE-10 TAHUN 2021


KOMPETISI GEDUNG HEMAT ENERGI, KATEGORI GEDUNG HIJAU

Berisi:
• Nama bangunan
• Foto
• Alamat
• Cantumkan judul kegiatan, misal: Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Ke-10
Tahun 2021 Kompetisi Gedung Hemat Energi, Kategori Gedung Hijau (besar)
29 29
SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR
DARI KONSULTAN

Contoh

SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR DARI KONSULTAN


Gedung Mina Bahari IV menempati area seluas sekitar 5.511 m2 dan diselesaikan
pada 15 Januari 2016. Bangunan ini memiliki 3 lantai basement dan 17 lantai
dengan total area lantai kotor adalah 34.990 m2.

Detail klien dan konsultan proyek (sesuai yang dibutuhkan) adalah:

Nama Gedung : Gedung Mina Bahari IV


Pemilik : Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Konsultan Perencana Arsitektur, MEP dan Sustainability : PT Cakra Manggilingan
Jaya
Kontraktor Pelaksana : PT Hutama Karya
(Persero)
Kontraktor Pemeliharaan : PT Airkon Pratama

Item Data Kesesuaian


(beri centang)
Persyaratan Pengajuan
- Sertifikasi dan Surat dari Konsultan 1 hal. √
- Sampul Laporan 1 halaman √
- Rancangan Bangunan secara Keseluruhan Maks 2 hal. √
- Rancangan Aktif Maks 4 hal. √
- Rancangan Pasif Maks 4 hal. √
- Pemeliharaan dan Manajemen Maks 4 hal. √
- Dampak Lingkungan 1 hal. √
- Informasi Bangunan Maks 4 hal. √
- Gambar Maks 4 hal. √
Pra-Kualifikasi Data

- Indeks Efisiensi Energi berdasarkan


area AC yang dipakai: Jenis bangunan:
kantor dan perpustakaan 160 kWh/m2/thn;
perpustakaan 160 kWh/m2/thn;

30
SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR
DARI KONSULTAN

Contoh

Item Data Kesesuaian


(beri centang)
toko/mall – 192 kWh/m2/thn;
hotel – 216 kWh/m2/thn; dan rumah sakit – 288 kWh/m2/thn

- Suhu dan Pengaturan lain: Tidak kurang


dari 21o C tapi tidak lebih dari 26o C; 25oC/RH 60 %
RH : maksimum 70% (dengan (Desain)
menggunakan AC. Nilai lebih tinggi 23.9oC/RH
bila dapat mengotrol RH system 56.18% (Aktual)
di bawah 65%)

- Beban pencahayaan: (Office –


maks 12 W/m2 of GFA); 7.08 W/m2
(Lain-lain – maks 20 W/m2 dari GFA)

- Jam operasi/thn.: berdasarkan pada


2,000 jam/tahun 2,000 Jam/Tahun

- Setidaknya 1 tahun penuh operasi sebelum 1 tahun 6 bulan


nominasi dalam kompetisi nasional

Jenis Font: Times Roman 12

Gedung Mina Bahari IV Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan


ini bersedia mengizinkan Dewan Juri untuk mengunjungi bangunan dan
memastikan kebenaran data. Namun, diperlukan pemberitahuan dua minggu
sebelumnya untuk memungkinkan pengaturan yang diperlukan.

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa informasi yang


diberikan adalah benar dan akurat dan disiapkan dengan persetujuan pihak/
pihak-pihak yang terlibat.

Pemilik Gedung
Kepala Biro Umum

Riyani Indrati, S.H, M.M.


NIP. 1957118 198403 2 001

31
EFISIENSI ENERGI – DESAIN AKTIF
& DESAIN PASIF Contoh

I. RANCANGAN BANGUNAN SECARA KESELURUHAN


1.1 Latar Belakang
Gedung Mina Bahari IV (GMB IV) terletak di Jl. Batu No. 1, Kecamatan Gambir, Jakarta
Pusat, merupakan salah satu gedung milik Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP). GMB IV ini terletak di dalam kawasan KKP yang dihubungkan oleh Jalan Batu,
dimana di dalam kawasan ini terdiri atas beberapa gedung, yaitu:
• Gedung Mina Bahari I
• Gedung Mina Bahari II
• Gedung Mina Bahari III
• Gedung Mina Bahari IV

Konsep dasar perencanaan


GMB IV didasarkan pada
bangunan kantor yang
aman, sehat, nyaman,
mudah dan fungsional
untuk meningkatkan nilai
kawasan sekitar (berwawasan
lingkungan – sustainable
building), dengan cara:

• Menerapkan konsep
efisiensi energi: form dan
orientation building skin,
day lighting, highly energy
efficient lighting system.
• Menggunakan strategi green building: water saving, material & resources, indoor
health & comfort.
• Image bangunan: fungsional, ekologis dan estetis.

Sejalan dengan komitmen KKP untuk mendukung kebi jakan dan regulasi peme rintah
tentang konservasi dan efisiensi energi dan meningkatkan serta mempertahankan
daya guna bangunan gedung, maka GMB IV dirancang dan dibangun dengan
menggunakan konsep bangunan hijau (green building) dan telah mendapatkan
sertifikat Gold dari Green Building Council Indonesia (GBCI) pada tahun 2016.

1.2 Vegetasi lansekap dan hardscape


Untuk memelihara dan meningkatkan kualitas iklim mikro, maka perencanaan tepat
guna lahan pada GMB IV berdasarkan struktur lahan dan fungsi lingkungan, dengan
luas vegetasi bebas struktur 834 m2 (15%) dengan komposisi 65% lahan tertutupi
luasan pohon kecil, sedang, besar, perdu setengah pohon, perdu, dan semak, dengan
luas tajuk 540 m2. Total area hijau 1.338 m2 (24.3% terhadap total lahan), dengan
presentase area lansekap (softscape) yang tertutupi luasan tajuk 155.4%.

32
EFISIENSI ENERGI – DESAIN AKTIF
& DESAIN PASIF Contoh

Nilai albedo (daya refleksi panas matahari) > 0.3 merupakan strategi yang
digunakan untuk menghindari efek heat island, dilakukan dengan cara merancang
area perkerasan (hardscape) menggunakan material perkerasan dengan tingkat
refleksivitas dan emisivitas yang tinggi pada area atap dan non atap.

1.3 Manajemen limpasan air hujan


Manajemen limpasan air hujan (storm water management) ke jaringan drainase kota
menjadi hanya tinggal 0,37% diterapkan untuk mengurangi beban sistem drainase
lingkungan dari kuantitas air hujan yang dilakukan dengan cara, yaitu: melakukan
penampungan air hujan (tangki air hujan 30 m3) untuk digunakan kembali, serta
mem bangun sumur resapan sebanyak 27 buah dengan ukuran masing-masing sumur
resapan 5.3 m3.

1.4 Penggunaan Tenaga Matahari


Penghematan energi yang diperoleh
dengan penggunaan tenaga
matahari sebesar Rp. 2.230.800
dengan periode pembayaran
kem bali (pay back period): 17.48
tahun, dimana energi terbarukan
ini diaplikasikan untuk pene rangan
jalan umum (PJU) sebanyak 6 unit,
total kapasitas terpasang energi
terbarukan: 1.716 kWh/tahun.

33
EFISIENSI ENERGI – DESAIN AKTIF
& DESAIN PASIF Contoh

II. RANCANGAN AKTIF


2.1 Sistem Tata Udara (Air Conditioning System)
Luas bangunan GMB IV adalah 34.990 m2, luas parkir 11.697 m2, dan luas ruangan yang
dikondisikan sebesar 19.139 m2 (82.2%). Luas ruangan yang dikondisikan dilakukan di
ruangan-ruangan antara lain: ruang kantor, auditorium, masjid, sedangkan ruangan
yang tidak dikondisikan adalah toilet, tangga, lift dan parkir.
Sistem tata udara terpusat (centralized air conditioned) yang mempunyai fitur-fitur
hemat energi diaplikasikan pada sistem pengkondisian udara, yang terdiri atas:

a. Efisiensi chiller 0.569 KW/TR sebanyak 3 (tiga) unit chiller dengan kapasitas masing-masing
chiller 300 TR dan jenis chiller Water Cooled Screw Chiller, menggunakan refrigerant R-134a
yang merupakan refrigerant ramah lingkungan (Ozone Depleting Potential, ODP=0).
b. Variable Speed Drive (VSD) dipasang pada primary pump pada pompa chiller.
c. Efisiensi Cooling Tower 0.053 KW/TR yang
hemat air 30% dimana tipe Cooling Tower
adalah Cross flow CLOSED circuit Cooling
Tower sebanyak 2 unit dengan kapasitas
masing-masing Cooling Tower 400 TR.
d. Modulating valve digunakan untuk mengatur
kapasitas beban dengan pemasangan two
way valve pada Fan Coil Unit (FCU) dan three
way valve pada Air Handling Unit (AHU)
e. Sistem zoning diterapkan pada sistem
distribusi AHU (16 unit) dan FCU (206 unit),
sehingga dapat dikontrol secara individual.

Efisiensi sistem pendingin tersebut di atas


adalah 0.690 KW/TR dan beban pendingin
(W/ m2) berdasarkan daerah ber-AC: 105 W/m2.
Sistem chiller dikontrol oleh Building
Automation System (BAS), dimana melalui BAS
ini dapat ditentukan set point yang dibutuhkan
sesuai dengan kondisi beban.

34
EFISIENSI ENERGI – DESAIN AKTIF
& DESAIN PASIF Contoh

2.2 Sistem Pencahayaan


Rancangan fasad GMB 4 mempunyai bentuk yang ramping sehingga mampu mengoptimalkan
perolehan cahaya alami dan dapat mengurangi pencahayaan buatan di siang hari. Untuk itu
maka dilakukan sistem zonasi yang terpisah antara pencahayaan alami dan pencahayaan
buatan. Pemisahan zonasi ini menggunakan lux sensor sehingga daerah yang sudah cukup
menerima pencahayaan alami tidak memerlukan pencahayaan dari lampu.

Lighting Power Density (LPD): 7.08 W/


m2, diperoleh dengan mengaplikasikan
fitur-fitur hemat energi:
• Sistem zonasi dengan memasang lux
sensor.
• Memasang lampu yang hemat energi:
T5 (41%), PLC (32%), LED (23%), Essensial
(1%), lainnya (3%).

2.3 Sistem Transportasi Vertikal


Konsumsi energi lift sebesar 2.88 W/m2,
dengan kondisi luas area gedung yang
dilayani oleh lift adalah 34.990 m2 dan
sistem transportasi vertikal yang digunakan
terdiri atas: 4 unit lift penumpang, 1 unit lift
eksekutif dan 1 unit lift service. Daya listrik
masing-masing lift penumpang dan lift
service adalah 18.7 kW, dan daya listrik lift
eksekutif adalah 13.6 kW.

Lift yang terpasang dilengkapi dengan


sistem Automatic Rescue Device (ARD adalah peralatan yang bekerja dengan battery yang
akan menggerakkan lift / elevator ketika listrik padam & membawa kabin ke lantai terdekat
dan sekaligus membuka pintunya sehingga penumpang bisa keluar.
Strategi yang digunakan untuk peng hematan energi dengan mengaplikasikan fitur Variable
Voltage Variable Frequency (VVVF). Fitur ini menyebabkan putaran motor menjadi lebih
halus (soft starting) dan inrush current lebih rendah.
Selain itu penggunaan fitur car light/fan shut off dapat menurunkan konsumsi energi karena
akan otomatis memadamkan lampu dan kipas saat lift tidak digunakan.

35
EFISIENSI ENERGI – DESAIN AKTIF
& DESAIN PASIF Contoh

2.4 Kualitas udara dalam ruang


Temperatur termal ruangan dirancang pada temperatur 25oC dan kelembaban relatif
60% (RH 60%) dan jumlah introduksi udara luar mengikuti standard ASHRAE 62.1.2007
untuk area kantor sebesar 19.8 m3/jam.orang (5.5 liter/detik.orang). Sedangkan kondisi
temperatur termal aktual rata-rata adalah 23.9oC dan kelembaban relatif 56.18% (RH
56.18%). Ventilasi mekanis dipasang pada lantai atap, kemudian dialirkan ke masing-masing
lantai melalui shaft dengan sistem precooling, strategi ini dilakukan untuk mendapatkan
kualitas udara yang bersih dan kenyamanan termal dalam ruangan.

Selain itu untuk m e m p e r


t a h a n k a n kualitas udara
dalam ruangan maka
diterapkan pelarangan
aktivitas merokok ser ta
memasang sensor CO2
untuk menghilangkan
gas-gas yang ditimbulkan
oleh keringat dan hasil
pernafasan.

2.5 Konsumsi Energi Keseluruhan


GMB IV dibangun berdasarkan konsep sustainability sejak tahap perencanaan, kemudian
tahap konstruksi bahkan dilanjutkan pada tahap operasional. Konsep sustainability ini
diharapkan dapat mengurangi atau mengeliminasi pengaruh negatif bangunan pada
lingkungan dan penghuni. Dengan pendekatan tersebut dan melalui perencanaan aktif
dan pasif, diperoleh:
• Intensitas Konsumsi Energi (IKE) berdasarkan desain adalah 179.05 KWh/m2/tahun,
lebih hemat 25.4% dari IKE SNI (240 KWh/m2/tahun).
• Kemudian dengan pelaksanaan dan monitoring kegiatan operasional dan
pemeliharaan diperoleh penghematan lagi menjadi aktual 80.4 Kwh/m2/tahun, lebih
hemat 66.5% dari IKE SNI atau 55.1% dari IKE desain. Atau
• Lebih hemat 66,5% (Rp. 352.000.000/bulan) dari IKE SNI
• Lebih hemat 55.1% (Rp. 204.000.000/bulan) dari IKE Desain

36
EFISIENSI ENERGI – DESAIN AKTIF
& DESAIN PASIF Contoh

2.6 Rancangan Sistem Pembangkit


Kebutuhan sistem pembangkit adalah 45.73 W/m2 yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan gedung dengan luas area 34.990 m2. Adapun sumber tenaga listrik berasal
dari PLN dengan kapasitas Trafo sebesar 2.000 KVA dan Genset sebagai sumber daya
darurat yang terpasang adalah 2 unit dengan kapasitas masing-masing adalah 1.000 KVA.

Jika terjadi pemadaman listrik dari PLN maka Genset akan bekerja menggantikan daya
PLN. Kecepatan back up Genset untuk menggantikan PLN adalah sekitar 15 detik dengan
ATS (Automatic Transfer Switch) sistem panel Genset.

2.7 Manajemen Air


Water fixture low flow dipasang dengan tujuan untuk menghemat penggunaan air,
contoh menggunakan closet, urinal, wastafel dibawah standard GBCI.

Air bekas (grey water)


dilakukan pengolahan di STP
(Sewage Treatment Plant)
sehingga air yang keluar
menjadi air bersih dan dapat
dimanfaatkan kembali untuk
digunakan sebagai siram
tanaman, flushing dan make up
cooling tower. Untuk air bekas
yang berasal dari jet spray,
urinoir dan flushing diolah dan
dibuang ke saluran kota.

37
EFISIENSI ENERGI – rancangan AKTIF
& rancangan PASIF Contoh

III. RANCANGAN PASIF


Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah pembangunan kelautan dan perikanan
yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat, dan misi yang
diemban adalah:

1. Mengoptimalkan Pemanfaatan
Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan.
2. Meningkatkan Nilai Tambah dan
Daya Saing Produk Kelautan dan
Perikanan.
3. Memelihara Daya Dukung dan
Kualitas Lingkungan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan.

Sejalan dengan visi dan misi tersebut


di atas, maka strategi rancangan
pasif untuk mengurangi konsumsi
energi bangunan adalah:
1. Orientasi dan bentuk bangunan.
2. Peneduh dan kulit bangunan.
3. Pencahayaan alami.

3.1 Orientasi dan Rancangan Bangunan


Melalui penelusuran, pengenalan dan pendalaman potensi dan masalah kelautan dan
perikanan di Indonesia, maka muncul inspirasi ide desain dari bentukan kapal layar yang
diterapkan pada bentukan bangunan GMB IV.
Berangkat dari ide bentuk kapal layar tersebut, maka strategi perencanaan untuk
mengurangi konsumsi energi adalah dengan merancang bentuk bangunan dengan cara:
• Sebagian besar dinding kaca berorientasi di sisi utara dan selatan untuk meminimalkan
radiasi sinar matahari.
• Memasang dinding masif pada sisi timur dan barat fasad.
• Bentuk bangunan yang ramping untuk mengoptimalkan perolehan pencahayaan
alami.

Total luas selubung bangunan:


15.642 m2 dan luas lantai kotor
34.990 m2, maka rasio area
permukaan dibandingkan
area lantai kotor: 0.45.

38
KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Contoh

3.2 Rancang Selubung Selubung Bangunan


Peneduh (Shading) & kulit bangunan (building skin) Material selubung bangunan:
• Lantai-1: Indoflot 10 mm clear SHGC: 0.748 U-Value: 5.67 VT: 0.856 LT: 87%.
• Lantai 2-17: Asahimas Stopsol Super Silver Grey 8 mm SHGC: 0.423, U-Value: 5.731 VT:
0.226 LT: 67%.

Perpindahan Panas Keseluruhan Melalui Se lubung Bangunan (OTTV) sebesar 37.62 W/m2
(dengan simulasi energi – Energy Plus 8.1), dan OTTV 44.25 W/m2 (dengan perhitungan
manual). WWR: 45.20%.

3.3 Pencahayaan alami


Sun shading, pelindung sinar matahari ini untuk mengatur dan mengalihkan sinar matahari
secara langsung dan menahan silau cahaya matahari.

Light shelves dipasang untuk mengurangi panas radiasi matahari dan menambah
distribusi pencahayaan alami, sehingga cahaya alami dapat dimanfaatkan sebanyak
mungkin ke dalam ruangan dengan cara memantulkan ke langit-langit (plafon berwarna
putih) sehingga cahaya alami dapat memasuki wilayah terdalam dalam ruang pada
bangunan dan mendistribusikannya dalam jangkauan yang lebih jauh. Cahaya alami ini
dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai penerangan untuk bekerja sehingga lampu
di wilayah tersebut dimatikan pada siang hari.

39
kelestarian lingkungan hidup Contoh

Luas area 33% luasan ruangan mendapatkan pencahayaan alami pada kuat cahaya 300
lux diperoleh dengan cara desain bangunan yang ramping dan penambahan light shelves.
Penggunaan partisi interior yang transparan akan meningkatkan jangkauan distribusi
cahaya alami lebih jauh.

40
KUALITAS LINGKUNGAN DALAM RUANGAN Contoh

3.4 Konsep rancangan pasif lainnya


• Softscape dan hardscape sekitar gedung.
Untuk mempertahankan iklim mikro akibat dari penerapan bangunan vertikal dan
ketersediaan lahan berkurang, sehingga perlu lebih banyak pohon yang ditanam. Dasar
desain lansekap GMB IV menerapkan perencanaan yang fungsional dan estetis yang
ramah lingkungan serta peduli, fungsi dari pola penataan tanaman untuk mengurangi
tingkat polusi udara, mengurangi polusi suara/kebisingan, konservasi air, menampilkan
keindahan pada aspek bangunan (estetika) dan berperan dalam mengurangi dampak
global warming.
Adapun jenis-jenis tanaman antara
lain: Sawo Kecik, Palem, Pucuk Merah,
Bambu Kuning, Bambu Jepang,
Dilo Dendron Jari, Azalea, Agave
Americana, Spatuan Putih, Beromelia
Aqualis, Lee Kuan Yew.

• Ruang kerja dirancang dengan sistem


workstation (hanya penyekat antar
meja), tanpa menggunakan partisi
sehingga cahaya alami dapat masuk
sampai ruangan terdalam sehingga
lampu pada ruangan tersebut dapat
dimatikan pada siang hari.

• Pemandangan keluar gedung (outside


view)
Pemandangan keluar gedung (outside
view) mencapai 94%, dilakukan dengan
cara mendesain bangunan dengan
menempatkan ruang kerja dapat
melihat langsung pemandangan
keluar gedung, dimana outside view
ini penting karena dapat mengurangi
kelelahan mata.

41
KUALITAS LINGKUNGAN DALAM RUANGAN Contoh

IV. PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN


Sejalan dengan komitmen KKP untuk mendukung kebijakan dan regulasi Pemerintah
tentang penghematan energi dan air, KKP telah menerbitkan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 41/Permen-KP/2016 tentang Pedoman Pemeliharaan dan
Perawatan Bangunan Gedung Serta Penerapan Sistem Manajemen Energi di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Untuk meningkatkan dan mempertahankan daya
guna bangunan gedung, maka GMB IV yang telah mendapatkan predikat Gold dari Green
Building Council Indonesia dikelola dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan No. 41/Permen-KP/2016.

4.1 Sistem Manajemen Energi Bangunan (BAS)


Building Automation System yang dipasang di GMB IV untuk memantau peralatan
pengguna energi pada bangunan, antara lain:
a. Chiller plant : memonitor pengoperasian/mengontrol posisi start/stop, alarm dan
mengatur jumlah unit yang beroperasi dan parameter-parameternya.
b. AHU dan FCU : memonitor pengoperasian/mengontrol posisi start/stop,
menentukan dan memantau set point, merekam dan memberikan
alarm untuk pemeliharaan.
c. Pompa-pompa : menjadwalkan kerja, memantau kondisi operasional dan
memberikan alarm terhadap parameter-parameter peralatan.

4.2 Sistem Pengawasan Konsumsi Energi


Sejalan dengan komitmen KKP untuk
melaksanakan penghematan energi,
maka di setiap gedung dibentuk Tim
Satuan Tugas (Satgas) Hemat Energi yang
tugasnya adalah:
a. Memonitor pelaksanaan gerakan
hemat energi.
b. Berkeliling setiap sore dan malam hari
untuk memastikan apakah peralatan
masih bekerja dan mematikannya bila
sudah tidak digunakan.
c. Melaporkan kepada tim pemeliharaan
agar memperbaiki dan mengganti bila
ada peralatan yang rusak.
Jumlah total Tim Satgas Hemat Energi ini adalah 12 orang dan dibagi sehingga setiap hari
yang bertugas 2 orang.

42
KUALITAS LINGKUNGAN DALAM RUANGAN Contoh

Konsumsi energi dan air dimonitor dan dikendalikan sehingga tercapai target yang sudah
ditetapkan. Adapun target yang sudah ditetapkan adalah:

a. Tenaga kerja
Untuk melaksanakan operasional dan pemeliharaan di GMB IV diperlukan tenaga ahli
dimana Building Manager mempunyai sertifikat Greenship Proffesional dan Chief Engineer
mempunyai Greenship Associate dari GBCI. Sebagai komitmen pengelolaan gedung
hemat energi, pemberi tugas (KKP) Kasubag Pemeliharaan (Pegawai Negeri Sipil) juga
mempunyai sertifikat Green Associate.
Adapun struktur organisasi GMB IV adalah:

b. Kontraktor pemeliharaan: PT Airkon Pratama.


c. Ketersediaan staf teknis dan manajemen energi.
Jumlah tenaga kerja untuk pelaksanaan operasional dan pemeliharaan GMB IV:
• 12 orang operator yang bertugas untuk menyalakan dan mematikan peralatan yang
terpasang sesuai dengan kebutuhan serta memonitor dan mencatat konsumsi
energi.

43
Pemeliharaan dan Operasi
& Fitur Hijau Lainnya, Serta Inovasi Contoh

• 12 orang teknisi yang tugasnya untuk


melaksanakan preventive maintenance.
Teknisi dan operator tersebut dipimpin oleh
Building Manager.

4.3. Pelatihan dan program-program


pelatihan
Training dilaksanakan untuk mening­
katkan kemampuan bagi pelaksana
operasional dan pemeliharaan, yang
dibagi menjadi 2 kategori:
• Supervisor ke atas.
• Teknisi dan Operator.

Adapun materi untuk Supervisor ke atas:

44
Pemeliharaan dan Operasi
& Fitur Hijau Lainnya, Serta Inovasi Contoh

4. Lain-lain
Lingkup pekerjaan Operasional dan Pemeliharaan GMB IV meliputi:
• Operasional
• Preventive Maintenance
• Corrective Maintenance
Jam kerja operasional:
Senin – Kamis : 07.00 – 15.00
Jumat : 07.00 – 15.30

45
informasi bangunan Contoh

VI. INFORMASI BANGUNAN


A. Informasi Umum
1. Nama bangunan : Gedung Mina Bahari IV
2. Nama pemilik : Kementerian Kelautan dan Perikanan
3. Alamat : Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta 10110
4. No.Tel. / No.Fax /Alamat e-mail : 021-351 9070/021-352 0351

B. Informasi Fisik Bangunan


5. Latar belakang fisik bangunan
• Sejarah singkat
Gedung Mina Bahari IV merupakan gedung perkantoran pertama milik
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dirancang dan dibangun dengan
menerapkan konsep bangunan hijau (green building). Gedung ini dibangun
dengan dilatarbelakangi untuk mendukung kebijakan dan regulasi pemerintah
tentang konservasi energi dan untuk meningkatkan dan mempertahankan daya
guna bangunan gedung.
Pada tahun 2016 Gedung Mina Bahari IV telah ditetapkan sebagai sebuah
bangunan hijau di Indonesia, berdasarkan perangkat penilai (rating) GREENSHIP
Gedung Baru/NB versi 1.1, kategori Penilaian Lengkap (Final Assement) oleh
Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) dengan pencapaian Gold,
periode Desember 2016 sampai dengan Desember 2019 (berlaku selama 3
tahun).
• Penggunaan untuk satu fungsi atau campuran fungsi (jelaskan)
Gedung Mina Bahari IV hanya berfungsi sebagai kantor saja.
6. Umur bangunan : 1 tahun 6 bulan
7. Pernah dilakukan retrofit? Kapan? Apa? : belum pernah
8. Total jumlah lantai : 17 lantai, 3 lantai basement
9. Total jumlah lantai dasar : 1 lantai
10. Jumlah lantai tempat parkir mobil : 3 lantai
11. Total area lantai kotor : 34.990 m2
12. Area permukaan selubung termasuk rasio atap terhadap area lantai kotor: 0,45
13. Area parkir mobil : 11.697 m2
14. Total kotor area yang disewakan : -
15. Area berpendingin udara : 19.139 m2
16. Area tidak berpendingin udara : 15.851 m2
17. Rasio plot (total GFA / area tanah) : 6.35

C. Rancangan bangunan dan informasi praktis


18. Tanaman dan rancangan bentang alam/angin dan ventilasi alami / fitur air /
pencahayaan / dll.
• Jenis pepohonan:
Sawo kecik 42 pohon, Palem Kuning 1 pohon, Palem Phinuix 11 pohon, Palem
Morely 6 pohon, Liang Liu 2 pohon, Bambu Kuning 90 pohon, Bambu Jepang
120 pohon.
• Jenis perdu:
Pucuk Merah 62 pohon, Song of India 210 pohon, Aqualis Besar 18 pohon,
AqualisSedang 50 pohon, Morning Glory 100 pohon, Air Mata Pengantin 50
pohon, Beromelia Besar 6 pohon, Beromelia Hijau 80 pohon, Beromelia Kuku
Macan 50 pohon, Beromelia Strip Merah 60 pohon, Dilo Dendron Jari 100 pohon,
Spatuan Putih 40 pohon, lee kwan yew.

46
informasi bangunan Contoh

• Jenis semak:
Lantana Sandy 100 pohon, Lantana Kuning 100 pohon, Bakung Besar 30 pohon,
Bakung Jawa 275 pohon, Karimbosa Mini 500 pohon, Azalea 560 pohon, Agave
Americana 9 pohon, Lantana Merah 100 pohon, Lantana Ungu 150 pohon,
Lantana Kuning 100 pohon.
Pencahayaan:
Pencahayaan sinar matahari, untuk mengoptimalkan cahaya alami dan
mengurangi radiasi sinar matahari, dilakukan dengan cara:
• Sunshading
• Desain bangunan yang ramping/tipis dan penambahan lightshelves
menghasilkan 33% luasan ruangan mendapatkan pencahayaan alami pada kuat
cahaya 300 lux.
• Ruang kerja dirancang dengan sistem workstation (hanya penyekat antar meja),
tanpa menggunakan partisi sehingga cahaya alami dapat masuk sampai ruangan
terdalam sehingga lampu pada ruangan tersebut dapat dimatikan pada siang hari.
• Mengaplikasikan sistem zonasi yang terpisah antara pencahayaan alami dan
pencahayaan artifisial.
• Penggunaan lux sensor.

19. Rancangan fasad dan peneduh:


• Jenis fasad: glazing
Lantai 2 – 17:
Stopsol Super Silver Grey 8 mm, SHGC: 0.423, U-Value: 5.731, VT: 0.226, LT: 67%
Lantai 1:
Indoflot clear 10mm, SHGC: 0.748, U-Value: 5.67, VT: 0.856, LT: 87%
Dinding:
Outermost layer: Cladding aluminium
Gypsum Board 15mm (Conductivity: 0.16 W/m.K, Density: 800 kg/m3, Specific
heat: 1.090 J/kg.K, Thermal Absorbtance: 0.9, Solar Absorbtance: 0.7, Visible
Absorbtance: 0.7)
Layer 2:
Gypsum Board 15mm (Conductivity: 0.16 W/m.K, Density: 800 kg/m3, Specific
heat: 1.090 J/kg.K, Thermal Absorbtance: 0.9, Solar Absorbtance: 0.7, Visible
Absorbtance:0.7)
Layer 3:
Wall air space resistance (thermal resistance 0.15 m2.K/W)
Innermost layer: Gypsum Board 15mm (Conductivity: 0.16 W/m.K, Density: 800 kg/
m3, Specific heat: 1.090 J/kg.K, Thermal Absorbtance: 0.9, Solar Absorbtance: 0.7,
Visible Absorbtance: 0.7)
• Warna fasad: Silver Grey
• Penggunaan perangkat peneduh: perangkat peneduh (sun shading) dipasang
pada bukaan fasad. Light shelves: aluminium composite panel.

20. Lokasi pusat layanan: lantai Dasar


21. Bentuk bangunan: konsep bentuk bangunan kapal layar, dengan bentuk bangunan
ramping untuk mengoptimalkan perolehan cahaya alami, dinding kaca berorientasi
di sisi utara dan selatan untuk meminimalkan radiasi sinar matahari, dinding masif
pada sisi timur dan barat fasad.
22. Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan:
Dinding: OTTV: 37.25 W/m2 (dengan simulasi energi - Energy Plus 8.1), dan 44.25 W/
m2 dengan perhitungan manual, Atap (RTTV): 28.44 W/m2.
23. Perlengkapan pencahayaan: T5 (41%), PLC (32%), LED (23%), Essensial (1%), lainnya (3%)

47
informasi bangunan Contoh

24. Muatan pencahayaan 7.08 W/m2 (area lantai kotor).


25. Sistem dan peralatan pendingin udara bangunan.
Tingkat perpindahan udara segar: 19.8 m3/jam/orang.
Efisiensi energi pendingin udara: 0.690 kW/ton.
26. Muatan pendingin 101 W/m2 (area berpendingin udara).

D. Informasi Operasi
27. Tingkat pemakaian : 100 % area total
28. Total jumlah pemakaian (occupancy) : 1.387 orang
29. Kepemilikan bangunan : ditempati oleh pemilik
30. Jadwal operasi bangunan
• Hari kerja : Senin - Jumat
• Sabtu : libur
• Minggu : libur
• Jam operasi/tahun: 2.600 jam/tahun
31. Lingkungan dalam ruangan bangunan: pengaturan kualitas udara dalam ruangan:
suhu dan RH. Ventilasi mekanis dipasang di lantai atap dan dialirkan ke masing-
masing lantai melalui shaft dengan mengaplikasikan sistem precooling. Kondisi
termal ruangan suhu 25oC dan RH 60%.

E. Informasi Konsumsi Energi


32. Puncak beban atau kebutuhan (bulanan) : 847 KW
33. Energi yang digunakan (bulanan) : 128.252 KWh/bulan
34. Kurva beban biasa (hari kerja, akhir pekan)

48
informasi bangunan Contoh

35. Indeks efisiensi energi*: area berpendingin udara : 29.66 kWh/m2/thn


(berdasarkan 2.000 jam operasional/thn).
36. Komsumsi energi: Listrik : 80.41 kWh/m2/thn
(berdasarkan 2.000 jam operasi/thn)
Bahan bakar : 0 Liter/thn (bukan untuk pembangkitan listrik).

F. Informasi Manajemen Energi


37. Sistem manajemen energi bangunan yang terhubung dengan titik fisik 233 titik.

G. Informasi Pemeliharaan
38. Program pemeliharaan
• Tenaga kerja : 12 orang-jam/thn
• Kontraktor pemeliharaan : PT Airkon Pratama
• Ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi: 2 orang staf teknis dengan
sertifikat Greenship Professional dan Greenship Associate dari Green Building
Council Indonesia
• Pelatihan pegawai pemeliharaan: 40 jam kumulatif/thn.

H. Environmental Impacts
39. Dampak limbah
• Memanfaatkan kembali air daur ulang untuk siram tanaman, make up water
cooling tower dan flushing.
• Menyediakan tempat sampah berdasarkan jenisnya dan melakukan pemilahan
sesuai dengan kategori (sampah organik, sampah daur ulang dan sampah sisa),
memonitor volume yang dikeluarkan dan kerja sama dengan pihak ketiga.

40. Dampak polusi (udara, suara, visual, asap, dll.)


• Ceiling ruang kerja menggunakan white gypsum title acoustic untuk mengurangi
polusi suara dalam ruangan.
• Pemasangan membrane rockwool accoustic pada dinding ruang mesin chiller
pada lantai atap untuk peredam suara lantai di bawahnya.
• Menanam tanaman berdasarkan fungsi dan estetika.
• Memasang CO2 untuk memonitor polusi udara dalam ruangan agar tetap
nyaman dan sehat.

49
gambar Contoh

GAMBAR RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI


BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL

50
gambar Contoh

GAMBAR RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI


BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL

51
gambar Contoh

GAMBAR RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI


BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL

52
gambar Contoh

GAMBAR RENCANA DENAH BIASA, TATA RUANG LOKASI


BANGUNAN, RENCANA ATAP, DAN LINTAS BAGIAN VERTIKAL

53
Format Pengisian Proposal
Sub Kategori “Inovasi Khusus”

Maksimal 10 halaman
Penilaian : -

54
INOVASI KHUSUS

Kategori Inovasi Khusus tidak memiliki template/format


tersendiri. Peserta diperbolehkan berkreasi sebaik mungkin
namun penulisannya dibatasi tidak melebihi 10 halaman.

Isi Konten:

1. Tujuan dari project

2. Penjelasan rinci tentang project

3. Kontribusi khusus dan manfaat dari project untuk


masyarakat dan negara.

4. Kontribusi khusus dan manfaat dari project untuk


Pengembangan efisiensi dan konservasi energi secara
global

5. Informasi lain yang relevan

55
ENER

L
ER A
GI

IN

A
M
D

N
SU YA
M B E R DA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN dan KONSERVASI ENERGI

56

Anda mungkin juga menyukai