Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN BONGKAR MUAT


DI ATAS DECK PADA KAPAL SPOB DI PT. ORELA SHIPYARD

Ali Ardiansyah
NRP. 6810040019

Dosen Pembimbing I
Budi Prasojo, ST., MT
NIP. 196807011988021001
Dosen Pembimbing II
Ir. Endah Wismawati, MT
NIP. 196011021988122001

PROGRAM STUDI D4 - TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2014

HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tugas Akhir

Bidang Ilmu
1. Pelaksana Tugas Akhir
a. Nama Lengkap
b. NRP
c. Program Studi
d. Jurusan
e. Politeknik
f. Alamat Rumah

: Analisa Tegangan Sistem Perpipaan Bongkar


Muat di Atas Deck pada Kapal SPOB di PT.
Orela Shipyard
: Bidang Analisa Tegangan

: Ali Ardiansyah
: 6810040019
: Teknik Perpipaan
: Teknik permesinan Kapal
: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
: Perum GKGA Blok EB 22 RT 03 / RW 05
Kec. Kebomas Kab. Gresik
g. No Telepon
: 085731885522
h. Alamat email
: aliardiansyah92@gmail.com
2. Dosen Pembimbing
: 2 (dua) orang
Dosen Pembimbing 1/Jurusan : Budi Prasojo, ST., MT. /
Teknik Permesinan kapal
Dosen Pembimbing 2/Jurusan : Ir. Endah Wismawati, MT./
Teknik Permesinan kapal
3. Lokasi Penelitian
: Kantor PT. Orela Shipyard dan Kampus
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
4. Jangka Waktu Pelaksanaan
: 5 bulan
5. Biaya yang diperlukan
: Rp. 121.000,.

Surabaya, 15 januari 2014


Mengetahui,
Dosen pembimbing 1

(Budi Prasojo, ST., MT.)


NIP. 196807011988021001

Dosen pembimbing 2

Pelaksana
Tugas Akhir

(Ir. Endah Wismawati, MT.)


NIP. 196011021988122001

(Ali Ardiansyah)
NRP.6810040019

Menyetujui,
Ketua Jurusan

(Subagio Soim, ST., MT.)


NIP. 196002271988031001

Koordinator Tugas Akhir

(Ir. Emie Santoso, MT.)


NIP. 196611101994032003

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kapal tangker merupakan jenis kapal yang di desain untuk mengangkut
serta mendistribusikan muatan cair maupun gas dengan jenis muatan mudah
terbakar (flammable carrier), hal ini membuat kapal tangker memiliki banyak
spesifikasi khusus dalam perancangan konstruksi bangunan, sistem dalam kapal,
sistem bongkar muat maupun pengamanannya sebab kapal tangker memiliki
resiko kebakaran yang cukup besar dibandingkan kapal-kapal lainnya. Sistem
harus dapat beroperasi secara optimal dan aman dengan konstruksi yang
sederhana, oleh karena itu perancangan dan perhitungan sistem perpipaan
bongkar muat tersebut harus dilakukan dengan teliti.
Pipa logam dapat mengalami pemuaian akibat perubahan tempetarur.
Pergerakan kapal akan menyebabkan regangan dan tekukan, dan pipa dapat
mengalami kegagalan jika tidak terdapat expansion joint atau pipe conpensator
sebagai penyerap tegangan (A masters Guide to Shipss Piping RINA, 2012).
Perhitungan analisa tegangan akibat thermal expansion diperlukan jika
temperatur pada sistem melebihi 20C sampai dengan temperatur maksimum (Det
Norske Veritas, 2003). Pada sistem pipa yang akan di analisa, temperatur pipa
bongkar muat kapal SPOB dapat mencapai temperatur maksimum sampai dengan
40C akibat pengaruh lingkungan sehingga diperlukan analisa fleksibilitas pipa
akibat thermal expansion. Tujuan analisa fleksibilitas sistem pipa dan support
adalah untuk mengetahui tingkat tegangan maksimum, momen, serta gaya yang
terjadi masih dalam batasan tegangan yang diizinkan atau tidak.
Pada tugas akhir ini akan dilakukan analisa fleksibilitas sistem perpipaan
bongkar muat di atas deck pada kapal SPOB 3000 KL yang sedang dalam proses
produksi di PT. Orela Shipyard.

Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana desain posisi support yang aman untuk mendukung dan memenuhi
batasan nilai tegangan berdasarkan ASME B31.4 dan DNVRules for Ships ?
2. Apakah tegangan maksimum yang terjadi masih dalam batasan nilai tegangan
berdasarkan ASME B31.4 dan DNVRules for Ships ?
3. Bagaimana beban yang diterima oleh support pada sistem perpipaan bongkar
muat di atas deck ?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Menentukan desain posisi support yang aman untuk mendukung dan
memenuhi batasan nilai tegangan berdasarkan ASME B31.4 dan DNVRules
for Ships.
2. Mengetahui tegangan maksimum yang terjadi masih dalam batasan nilai
tegangan berdasarkan ASME B31.4 dan DNVRules for Ships.
1

3. Menentukan beban yang diterima oleh support pada sistem perpipaan bongkar
muat di atas deck.
Luaran Yang Diharapkan
Luaran dari pengerjaan Tugas Akhir ini adalah akan dihasilkan draf jurnal
yang berjudul Analisia Fleksibilitas Sistem Perpipaan Bongkar Muat di Atas
Deck pada Kapal SPOB di PT. Orela Shipyard yang dimuat dalam sebuah buku
Laporan Tugas Akhir.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil berdasarkan tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Dapat dijadikan referensi dalam perancangan sistem perpipaan bongkar muat
kapal tangker secara optimal dan aman.
2. Dapat dijadikan acuuan untuk perhitungan pada sistem perpipaan yang
memiliki keidentikan.
Batasan Penelitian
Untuk mencegah melebarnya pembahasan, maka batasan yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain :
1. Analisa sistem perpipaan bongkar muat di atas deck dilakukan pada kapal
SPOB 3000 KL di PT. Orela Shipyard
2. Material pipa yang di analisa adalah SA-53 Gr A
3. Ukuran pipa adalah DN 200 Sch 40
4. Analisa tegangan dilakukan sesuai ketentuan ASME B31.4 dan DNVRules
for Ships.
5. Pemodelan sistem perpipaan dan pipe support menggunakan software
CAESAR II

TINJAUAN PUSTAKA
Allowable Stress
Setiap desain pada sebuah sistem perpipaan selalu berhubungan dengan
pemilihan material pipa yang digunakan. Pemilihan material ini dipengaruhi oleh
operating condition pada sistem perpipaan tersebut. Salah satu hal yang penting
dalam pemilihan material adalah mengetahui tingkatan Allowable Stress material.
Allowable Stress adalah nilai yang menunjukkan besarnya tegangan yang
diijinkan atau yang boleh diterima oleh sebuah material, baik oleh bending stress,
torsional stress, dan sebagainya. Jika nilai tegangan yang diterima material lebih
dari tegangan ijinnya maka material tersebut akan mengalami kegagalan baik
berupa deformasi, defleksi, dan lain-lain. Dalam sebuah desain, allowable stress

material biasanya diambil pada daerah di bawah yield pada grafik teganganregangan begitu pula pada allowable stress yang ada pada code dan standard.
Berdasarkan DNVRules for Ships (2003), total nilai tegangan aksial
akibat beban statis (berat pipa) dan akibat tekanan internal pada pipa yang terjadi
tidak boleh melebihi nilai tegangan yang diizinkan berdasarkan tabel A4 (Part 4,
Chapter 6, Section 6).
Tabel 1 Nilai tegangan yang diizinkan untuk pipa baja

(Sumber : DNVRules for Ships, 2003)

Thermal expansion (r) yang terjadi tidak boleh melebihi batasan nilai
tegangan hasil perhitungan dari persamaan (2.1).
r < int
int = 0.75 tk + 0.25 tv ...................................................................................... (1)
keterangan :
tk = permissible pipe wall stress at 100C or lower (N/mm2)
tv = permissible pipe wall stress at max working temperature of system (N/mm2)
Berdasarkan ASME B31.4 (2006), nilai tegangan akibat sustain load yang
meliputi berat maupun tekanan pada pipa yang terjadi tidak boleh melebihi
melebihi 0.75 SA
Keterangan : SA = 0.72 Sy ....................................(2)
Sy = (specified min. yield strength, Table 402.3.1(a)
Tegangan akibat expansion loads dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
restrained lines dan unrestrained lines.
a. Restrained lines
Nilai total tegangan pada restrained lines tidak boleh melebihi nilai 0.9 Sy.
b. Unrestrained lines
Nilai total tegangan pada unrestrained lines tidak boleh melebihi nilai SA
Allowable Thickness
Penentuan ketebalan material dalam desain sangatlah penting, karena
besar atau kecilnya ketebalan material yang dibutuhkan untuk sebuah desain
dipengaruhi oleh besar kecilnya tekanan dan allowable stress material yang
3

digunakan. Perhitungan thickness dilakukan untuk mengetahui berapa besar


ketebalan pipa yang dibutuhkan agar dapat bekerja sesuai dengan operating
condition.
Tegangan Pipa
Tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu tegangan normal (normal stress) dan tegangan geser
(shear stress) (Kannapan, 1986).
Tegangan normal terdiri dari tiga komponen tegangan, yaitu (Kannapan, 1986).
1. Tegangan longitudinal (longitudinal stress)
Tegangan longitudinal merupakan tegangan yang searah dengan panjang
pipa.
2. Tegangan tangensial (circumferential stress atau hoop stress)
Tegangan tangensial merupakan tegangan yang searah dengan garis singgung
penampang pipa.
3. Tegangan radial (radial stress)
Tegangan radial merupakan tegangan yang searah dengan jari-jari
penampang pipa.
Tegangan geser terdiri dari dua komponen tegangan, yaitu (Kannapan, 1986).
1. Tegangan geser (shear stress)
Tegangan geser merupakan tegangan yang terjadi akibat gaya geser.
2. Tegangan puntir atau tegangan torsi (torsional stress)
Tegangan puntir merupakan tegangan akibat momen puntir pada pipa

Tegangan Longitudinal (Longitudinal Strees)


Tegangan longitudinal yaitu tegangan yang arahnya sejajar dengan
panjang pipa dan merupakan jumlah dari tegangan aksial (axial stress), tegangan
tekuk (bending stress) dan tegangan tekanan (pressure stress). Mengenai ketiga
tegangan ini dapat di uraikan sebagai berikut :
a. Tegangan aksial (ax) adalah tegangan yang ditimbulkan oleh gaya FL yang
bekerja searah dengan sumbu pipa (Gambar 1). Nilai dari tegangan aksial
dapat dirumuskan sebagai berikut (Chamsudi, 2005).
ax =

........................................................................................................ (3)

Keterangan :
A = Luas Penampang Pipa (in2)
FL = Gaya (lb)

Gambar 1. Tegangan aksial

b.

Tegangan tekuk (b) adalah tegangan yang ditimbulkan oleh momen (M)
yang bekerja diujung-ujung pipa (Gambar 2). Tegangan yang terjadi dapat
4

berupa tegangan tekuk regang (tensile bending) dan tegangan tekuk tekan
(compression bending). Tegangan tekuk maksimum terjadi pada permukaan
pipa sedangkan tegangan minimum terjadi pada sumbu pipa. Nilai dari
tegangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Chamsudi, 2005).
b =

...................................................................................................... (4)

Keterangan :
Mb = Momen bending (lb.in)
c = Jarak dari netral axis (in)
I = Momen inersia penampang (in4)

Gambar 2. Tegangan tekuk

c.

Tegangan longitudinal tekan (LP) adalah tegangan yang ditimbulkan oleh


gaya tekan internal (P) yang bekerja pada dinding pipa dan searah sumbu
pipa (Gambar 3). Nilai tegangan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut
(Chamsudi, 2005).
LP =

............................................... (5)

Keterangan :
P = Gaya tekan internal (psi)
di = inside diameter (in)
do = outside diameter (in)
t = ketebalan pipa (in)
Ai = Luas permukaan dalam pipa (in2)
Am = Luas rata-rata permukaan pipa (in2)
t = Tebal pipa (in)

Gambar 3. Tegangan longitudinal tekan

Jadi tegangan longitudinal yang bekerja pada suatu sistem perpipaan


dapat dinyatakan dengan rumus di bawah ini (Chamsudi, 2005).
L =

............................................................................. (6)

Keterangan:
F = Gaya (lb)
5

A
P
do
t
Mc
Z
ro

= cross sectional area of pipe (in2)


= design pressure (psig)
= outside diameter (in)
= pressure design thickness (psi)
= momen bending pada cross-section (lb.in)
= section modulus pada pipa (in3)
= outer radius pipa (in)

Tegangan Tangensial (Hoop Stress)


Tegangan tangensial (SH) ditimbulkan oleh tekanan internal yang bekerja
secara tengensial (Gambar 4). Besarnya tegangan tangensial bervariasi tergantung
pada ketebalan dinding pipa. Rumus untuk tegangan tangensial dapat didekati
dengan memakai persamaan berikut (Chamsudi, 2005).
SH =

.................................................................................... (7)

Keterangan:
SH = hoop stress akibat tekanan (psi)
P = design pressure (psig)
ri = inner radius pipa (in)
ro = outer radius pipa (in)
r = posisi radial tegangan yang dipertimbangkan (in)

Gambar 4 Tegangan tangensial

Untuk dinding pipa yang tipis persamaan (7) dapat disederhanakan


menjadi seperti berikut (Chamsudi, 2005).
SH =

................................................................................. (8)

Tegangan Radial (Radial Stress)


Besar tegangan ini bervariasi dari permukaan dalam pipa ke permukaan
luarnya. Tegangan radial maksimum (max) terjadi pada permukaan dalam pipa
sedangkan tegangan minimum (min) terjadi pada permukaan luarnya (Gambar 5).
Kedua tegangan ini berlawanan dengan tegangan tekuk, sehingga tegangan radial
tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan tegangan tekuk, jadi tegangan
radial dapat diabaikan. Nilai tegangan radial dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut (Chamsudi, 2005).
6

R =

....................................................................................... (9)

Keterangan:
R = radial stress akibat tekanan (psi)
P = design pressure (psig)
ri = inner radius pipa (in)
ro = outer radius pipa (in)
r = posisi radial tegangan yang dipertimbangkan (in)

Gambar 5 Tegangan radial

Tegangan Geser
Tegangan geser mencapai nilai maksimum pada sumbu pipa sedangkan
tegangan minimum pada jarak terjauh dari sumbu pipa (permukaan luar pipa)
(Gambar 6). Seperti pada tegangan radial, besar tegangan geser merupakan
kebalikan dari tegangan tekuk, sehingga tegangan geser relatif kecil dibandingkan
dengan tegangan tekuk, sehingga dapat diabaikan (Chamsudi, 2005).
a. Tegangan geser akibat gaya geser
max =

.................................................................................................. (10)

Keterangan:
V = Gaya Geser (lb)
A = Luas penampang pipa (in2)
Q = Faktor bentuk (form factor) tegangan geser
(1.33 untuk penampang silinder pejal)

Gambar 6 Tegangan geser

b. Tegangan geser akibat momen puntir


max =

....................................................................................................... (11)
7

Keterangan:
MT = Momen puntir (lb.in)
Z = section modulus dari pipa (in3)

Load
Load adalah beban yang terjadi pada sistem perpipaan yang diteruskan ke
struktur bangunan penumpu melalui peralatan penumpu dan restrain (Smith dan
Van Laan, 1987).
Pada tugas akhir ini pembahasan difokuskan pada analisis tegangan
menggunakan aturan ASME B31.4 (2006) dan DNVRules for Ships (2003).
Nilai aktual terhadap batasan yang diizinkan pada setiap pembebanan dapat
dijelaskan pada sub bab berikut :

Sustained loads - weight loads


Sustained load adalah total dari longitudinal stress yang diakibatkan oleh
tekanan dan berat pada sistem perpipaan. Jenis tegangan dari longitudinal stress
meliputi axial stress, pressure stress dan bending stress, ketiga persamaan ini
ditunjukkan pada persamaan (3) (4) (5). akumulasi dari ketiga tegangan tersebut
ditunjukkan pada persamaan (6).
Occasional loads wind
Occasional loads adalah beban yang bekerja secara berubah-ubah
menurut fungsi waktu. Suatu sistem perpipaan yang terletak pada posisi outdoor
dan mendapat terpaan angin harus dirancang untuk mampu menahan beban angin
maksimum yang terjadi sepanjang umur operasional pipa tersebut. Beban angina
diakibatkan oleh tumbukan massa udara yang mengenai pipa. Beban ini
dimodelkan sebagai gaya uniform yang searah dengan arah angin di sepanjang
pipa. Berdasarkan persamaan Bernoulli, gaya angin yang mengenai pipa dapat
dihitung menggunakan persamaan (12), dimana q dihitung sesuai persamaan (13)
dan reynold number sesuai persamaan (14) (Smith dan Van Laan, 1987).
F =

....................................................................................................(12)

q =

.............................................................................................................(13)

Rn =

.................................................................................................(14)

Keterangan:
F = beban angin (lb/in)
Cd = koefisien drag
q = tekanan dinamik (lb/in2)
OD = diameter luar pipa (in)
= massa jenis udara (lb/in3)
8

V = kecepatan udara (in/s)


W = linear drag force (lb/in)
Berdasarkan ASME B31.4 (2006), tegangan akibat occasional load tidak
boleh lebih dari 0.8 Sy
Expansion loads
Metode ini adalah salah satu teknik sederhana dalam mendesain sistem
pipa. Akibat dari temperatur fluida yang mengalir dan sifat material pipa, dapat
menyebabkan terjadinya perpanjangan pada pipa (ekspansi). Guided cantilever
adalah metode meredam ekspansi dengan menahan pipa pada salah satu ujungnya
dan ujung bebasnya hanya bisa bergerak di satu arah tegak lurus seperti pada
gambar 7 (Piping Handbook)

Gambar 7 Metode guided cantilever


(Sumber: Piping Handbook)

Untuk metode guided cantilever momen yang dihasilkan akibat pengaruh


defleksi ditunjukkan pada persamaan 16
=

........................................................................................................(15)

M=

..........................................................................................................(16)

Keterangan:
= displacement (in)
M = momen yang terjadi pada tumpuan (in.lb)
I = momen inersia (in4)
L = panjang pipa (in)
E = modulus elastisitas (psi)
Sedangakan nilai thermal ekspansi ditunjukkan pada persamaan (17)
berikut.
S=

................................................................................................................(17)

Keterangan:
M = momen yang terjadi pada tumpuan (in.lb)
i
= stress intensification factor
Z = section modulus (in3)

Ketika pipa mengalami ekspansi maka expansion loops biasanya


ditambahkan pada instalasi untuk mengendalikan defleksi pada suatu sistem
perpipaan. Panjang expansion loop dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut (Kannapan, 1986).
Ls =

...............................................................................................(18)

Keterangan:
Ls = expansion loops (in)
E = modulus elasticity (psi)
= pertambahan panjang (in)
OD = outside diameter (in)
SA = allowable design stress (psi)

Penyangga atau Support


Support adalah alat yang digunakan untuk menahan atau menyangga suatu
sistem perpipaan. Support dirancang untuk dapat menahan berbagai macam
bentuk pembebanan baik statis maupun dinamis. Penempatan support harus
memperhatikan dari pergerakan sistem perpipaan terhadap profil pembebanan
yang mungkin terjadi pada berbagai kondisi. Berdasarkan pembebanannya
penyangga pipa dapat dibagi menjadi dua yaitu pembebanan statis dan
pembebanan dinamis (Smith dan Van Laan, 1987). Penyangga harus mampu
menahan keseluruhan berat suatu sistem perpipaan, termasuk didalamnya berat
pipa, insulasi, fluida yang terkandung, komponen dan penyangga itu sendiri.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam mendesain piping support, antara
lain (Smith dan Van Laan, 1987).
a. Berat Pipa
Berat yang harus diperhitungkan mencakup berat pipa serta
perlengkapannya misalnya katup, bahan isolasi, serta berat isi pipa tersebut.
b. Jenis Pipa
Jarak antara penggantung atau penumpu bergantung pada jenis bahan pipa
disamping ukuran pipa, karena adanya perbedaan kelenturan.
c. Mencegah Perambatan Getaran
Pipa yang berhubungan dengan mesin dan peralatan yang bergerak atau
berputar dapat meneruskan getaran mesin tersebut ke dalam ruangan
lainnya; baik melalui pipa atau melalui konstruksi gedung sehingga dapat
menimbulkan kebisingan dan resonansi. Penggantung atau penumpu pipa
sebaiknya dapat mencegah perambatan getaran semacam ini. Di samping itu,
penggantung atau penumpu pipa harus juga cukup kuat untuk menahan gayagaya tumbukan akibat timbulnya pukulan air dalam pipa.
d. Ekspansi Pipa
Penggantung atau penumpu pipa harus mampu menampung adanya perubahan
panjang pipa akibat perubahan temperatur pipa.
e. Jarak Antar Pipa
Jarak antara pipa dengan pipa dan antara pipa dengan dinding atau permukaan
lainnya harus cukup lebar,jarak tersebut memungkinkan untuk penggunaan
alat-alat, pemasangan isolasi atau penutup pipa, pengecatan, dan pekerjaan
perawatan dan perbaikan di sekitar pipa.
10

Allowable Pipe Span


Untuk menghindari defleksi pada pipa, supporting yang baik perlu
mempertimbangkan jarak antar tumpuan atau pipe span. Jarak ini dapat dihitung
dengan rumus (19). Berdasarkan rumus tersebut, jumlah support atau tumpuan
pada pipa dapat dikalkulasi sesuai dengan rumus (20) (Smith dan Van Laan,
1987).
Ls =

............................................................................................(19)

Number of support (N.O.S) =

+ 1 ..................................................................(20)

Keterangan :
Ls = allowable pipe span (in)
L = panjang pipa (m)
Z = section modulus (in3)
Sh = allowable tensile stress pada temperatur tinggi (psi)
W = berat total pipa (lb/in)
Data Kapal
Principal Dimension
LOA
LPP
Beam MLD.
Depth
Draft
Speed
Main Engine Power
Cargo Oil

: 75.00 m
: 72.90 m
: 15.00 m
: 4.80 m
: 3.50 m
: 10 knots
: 2 x 1200 HP
: 3.015 CBM

General Arrangement

Gambar 8 General arrangement kapal SPOB

11

METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Peneliitan
Untuk memudahkan penelitian, maka diperlukan suatu kerangka sebagai
acuan, sehingga dapat lebih mudah dalam pengembangan dan membuat struktur
bacaan yang mudah dipahami.
Diagram Alir Proses Pengerjaan Penelitian

Gambar 9 Diagram alir penelitian

12

Tahap Identifikasi Awal


Tahap identifikasi awal ditujukan untuk menetapkan tujuan dan diadakan
identifikasi mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Adapun isi dari tahap
ini adalah sebagai berikut :

Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan digunakan dalam proses pengerjaan tugas
akhir ini disesuaikan dengan kemampuan peneliti dalam mengerjakan tugas akhir
dan masalah dalam penelitian ini juga diberi batasan agar pembahasan tidak
melebar.
Pada penelitian ini, diangkat permasalahan mengenai analisa fleksibilitas
pipa dan digunakan software CAESAR II sebagai alat bantu dalam pengerjaan
penelitian ini. Analisa dilakukan pada sistem perpipaan bongkar muat di atas deck
pada kapal SPOB 3000 KL di PT. Orela Shipyard.

Tahap Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data merupakan tahapan untuk mengumpulkan data
yang berhubungan dengan permasalahan yang didapat. Adapun isi dari tahap ini
antara lain sebagai berikut :

Studi lapangan
Pada tahap ini akan dilakukan pengamatan langsung terhadap kondisi
aktual sistem perpipaan bongkar muat pada kapal SPOB 3000 KL di PT. Orela
Shipyard yang bertempat di Jl. Raya Desa Ngemboh - Ujung Pangkah, Gresik.
Dari studi lapangan yang telah dilakukan didapatkan beberapa data primer dan
data sekunder, antara lain :
Tanya jawab dengan divisi engineering PT. Orela Shipyard mengenai prinsip
kerja sistem perpipaan bongkar muat.
Pengukuran dan dokumentasi serta melihat secara langsung sistem perpipaan
bongkar muat di kapal SPOB 3000 KL.
Mendapatkan schematic diagram untuk Cargo Oil System dan General
Arrangement kapal SPOB 3000 KL pada divisi engineering di PT. Orela
Shipyard.

Studi Literatur
Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data maupun teori-teori yang
berhubungan dengan penelitian yang nantinya akan digunakan sebagai acuan
dalam perhitungan dari penelitian ini. Teori-teori yang diangkat dan data
sekunder yang diperoleh, antara lain :
Teori yang berhubungan dengan perancangan sistem bongkar muat pada kapal
tangker
13

Rumus perhitungan allowable pipe span.


Ketentuan analisis tegangan pipa menurut ASME B31.4 dan DNV Rules for
Ships.
Tutorial software CAESAR II
Data properties material pipa serta karakterisik lain dari pipa seperti youngs
modulus, poisson ratio, coefficient of thermal expansion dan lain-lain.

Tahap Pengolahan Data


Tahap pengolahan data merupakan tindak lanjut dari pengumpulan data
yang telah dilakukan, hal-hal tersebut antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.

6.

Perancangan sistem yang telah ada, yaitu merancang sistem perpipaan


bongkar muat sesuai dengan kondisi aktual di lapangan.
Menentukan jarak antar support sesuai allowable span
Menghitung secara manual tegangan maksimum yang terjadi pada sistem
perpipaan sesuai ketentuan ASME B31.4 dan DNV Rules for Ships.
Memodelkan sistem perpipaan menggunakan software CAESAR II
Validasi antara hasil perhitungan manual dan hasil pada software, jika 80%
hasil perhitungan manual sama dengan hasil pada software maka dapat
dilanjutkan ke tahap berikutnya, jika kurang dari 80% maka dilakukan
perhitungan ulang manual tegangan maksimum yang terjadi.
Menghitung beban yang diterima oleh support

Tahap Analisis dan Kesimpulan


Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang dilakukan, antara
lain:

Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data-data yang telah diolah dan
dibandingkan. Dari analisa yang berupa perhitungan, perancangan dan
pemodelan, akan diperoleh kesimpulan dari penelitian ini.
Analisis yang dilakukan yaitu verifikasi terhadap hasil perhitungan
manual dan hitungan menggunakan software CAESAR II untuk memastikan
bahwa hasil perhitungan tebal pipa dan allowable stress sesuai ASME B31.4 dan
DNVRules for Ships serta analisa tegangan yang terjadi masih dalam batasan
nilai tegangan yang diperbolehkan sesuai code dan aturan yang digunakan diatas.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan merupakan suatu ringkasan dari hasil penelitian pada analisis
ini yaitu desain posisi support yang aman untuk mendukung dan memenuhi
batasan nilai tegangan, nilai tegangan yang terjadi masih dalam batasan ASME
B31.4 dan DNVRules for Ships serta beban yang diterima oleh support.
14

Saran dimaksudkan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan objek


penelitian yang lebih luas dan sebagai bahan pertimbangan serta referensi untuk
dapat diaplikasikan pada sistem perpipaan bongkar muat pada kapal tangker yang
ada maupun sistem perpipaan lain yang memiliki keidentikan.

JADWAL PENELITIAN
Waktu
Waktu pengerjaan dan pelaksanaan Tugas Akhir ini dimulai di akhir
semester 7 (tujuh) bulan Januari, diawali dengan pengajuan Proposal Tugas Akhir
dan dilanjutkan pengerjaannya sampai akhir semester yaitu semester 8 (delapan)
dengan kisaran waktu kurang lebih 5 bulan.

Tempat
Tempat pengerjaan Tugas Akhir ini di kantor PT. Orela Shipyard dan
kampus Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).

Jadwal Penelitian
Jadwal Penilitian ditampilkan pada Tabel 4.

15

Tabel 2. Jadwal penelitian

No.

Kegiatan

Penyusunan
topik penelitian

Penyusunan
proposal
Pengumpulan
referensi dan
data
Perhitungan

4
5

Analisis dan
kesimpulan

Pembuatan
laporan
Jumlah
Jumlah
Komulatif
Realisasi

Desember
Januari
Bobot
Minggu Ke- Minggu Ke(%)
1 2 3 4 1 2 3 4
10

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Minggu Ke-

Minggu Ke-

Minggu Ke-

Minggu Ke-

Minggu Ke-

20

10

20
20
20

5 10 15 22 29 36 38 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 73 79

85

91 100

16

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA


Rancangan anggaran biaya dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel
berikut:
Tabel 5 Rancangan Anggaran Biaya
No.

Kebutuhan

Jumlah

Satuan

Harga
Satuan

Harga

1.

Print

eksemplar

Rp. 30.000

Rp. 30.000,-

2.

Fotocopy dan jilid

eksemplar

Rp. 7.000

Rp. 21.000,-

3.

Transportasi

Rp. 50.000,-

4.

Komunikasi

Rp. 20.000,-

Total

Rp. 121.000,-

DAFTAR PUSTAKA
ASME. (2006). ASME B31.4-2006 (Revision of ASME B31.4-2004) Pipeline
Transportation Systems for Liquid Hydrocarbons and Other Liquids.
U.S.A: The Ameican Society of Mechanical Engineering.
Chamsudi, A. (2005). Piping Stress Analysis. Serpong: Badan Tenaga Nuklir
Nasional PUSPITEK.
Det Norske Veritas. (2003). Rules for Classification of Ships. Oslo: Det Norske
Veritas.
Kannappan, S. (1986). Introduction To Pipe Stress Analysis. U.S.A: John Wiley
and Sons, Inc.
Murdoch, E. (2012). A Master's Guideto Ship's Piping 2nd Edition. London: The
Standard Club with RINA.
Nayyar, M. L. (2000). Piping Handbook (Seventh Edition). U.S.A: McGraw-Hill
Companies.
Smith, P. R., & Laan, T. J. (1987). Piping and Pipe Support Systems. New York:
McGraw Hill, Inc

17

LAMPIRAN

1. Biodata Peneliti

Penulis dilahirkan di Bojonegoro, 18 Mei 1992.


Penulis telah menempuh pendidikan formal yaitu di
SDN Kedanyang Kab. Gresik, SMP Islam Manbaul
Ulum Kab. Gresik dan SMK SEMEN GRESIK.
Setelah lulus dari SMK tahun 2010, Penulis

mengikuti PMDK dan diterima di Program Studi


D4-Teknik Perpipaan Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya (PPNS) pada tahun 2010 dan terdaftar
dengan NRP. 6810040019.
2. Dosen Pembimbing
Pelaksana Tugas Akhir
No.

Nama

NRP

Sem/Kelas

Lokasi OJT

Ali Ardiansyah

6810040019

7 / TP 7

PT. Orela Shipyard

Dosen Pembimbing
No.

Nama

NIP

Budi Prasojo, ST., MT

196807011988021001

Ir. Endah Wismawati, MT

196011021988122001

Anda mungkin juga menyukai