Item-item khusus seperti aliran potensial dua fasa dan daerah untuk aliran
slug (slug-flow zone) juga diidentifikasikan pada diagram ini untuk
pertimbangan dalam perancangan dan analisa.
Pada P&ID sebuah daftar line menjelaskan semua pipe spool yang
dibangun. Daftar line ini berisi sebagian besar perancangan, upset, dan
parameter yang digunakan dalam layout, analisis, dan fabrikasi dari
sistem pemipaan.
(4) Piping Designer, berkoordinasi dengan disiplin yang lain, menyusun
keseluruhan layout pabrik, melakukan studi rute pipa, menentukan lokasi
pipe rack, dan menempatkan aktual pemipaan yang menghubungkan ke
tempat-tempat yang ditunjuk.
Mereka membuat layout dan membuat support pemipaan dengan aturan
dan prosedur yang telah ditetapkan oleh tiap masing-masing perusahaan.
Pada umumnya, tiga set gambar dipersiapkan. Set pertama adalah
gambar perencanaan skematik (schematic planning drawing), digunakan
sebagai penghubung antara departemen-departemen yang berlainan.
Kegiatan-kegiatan dan komentar-komentar dari disiplin terkait
diselesaikan dan dicatat dalam gambar-gambar ini. Pipe support juga
dicatat didalam set gambar ini.
Set kedua adalah gambar gabungan (composite drawing), terdiri dari
gambar skala dari semua pipa-pipa dan peralatan dalam area. Gambargambar ini digunakan dalam pengkonstruksian, yang dikembangkan dan
berubah dari perencanaan gambar bab pertama.
Set gambar yang ketiga adalah piping isometric, yang digunakan untuk
mengecek tegangan (stress) dan fabrikasi di workshop.
(5) Piping Mechanical Nngineer mengecek tegangan dan suport-suport
dari sistem. Menggunakan P&ID, mereka mengembangkan mode
pada pipa dikarenakan aliran suatu fluida yang sedang mengalir dalam
suatu pipa ditutup oleh valve atau katup. Yang mana pipa tersebut akan
mengalami suatu getaran.
Dikarenakan pada semua sistem pemipaan terhubung pada peralatan
mekanik seperti bejana tekan atau vessel, tangki, pompa-pompa, turbin,
dan kompresor, analisa tegangan pipa juga melibatkan evaluasi pengaruh
gaya dan momen pada pemipaan yang menghubungkan ke peralatan
mekanik tersebut.
Pada saat tegangan pada pipa dikontrol menggunakan susunan penumpu
dan penahan atau support dan restraint, ruang lingkup tegangan pada
pipa juga mencakup penumpu-penumpu pipa. Ruang lingkup keseluruhan
dalam pekerjaan ini secara umum ditujukan sebagai mekanik pemipaan
atau piping mechanical.
Sebelum ditemukannya komputer yang cukup handal. Analisa tegangan
pipa dilakukan oleh para engineer khusus.
Hanya perusahaan-perusahaan besar dan lembaga khusus yang memiliki
personil untuk mengerjakan pekerjaan ini. Para ahli ini melakukan
perhitungan menggunakan alat bantu hitung selama berminggu-minggu
hanya untuk menganalisa fleksibilitas dari sebuah sistem pemipaan yang
rumit dan kompleks untuk menyerap (menahan) atau mengabsrobsi
ekspansi panas atau thermal expansion pada pipa.
Karena hanya beberapa para ahli atau engineer ini yang mengetahui
bagaimana cara menganalisa tegangan pipa, kebanyakan para engineer
yang melakukan pekerjaan ini menyebutnya sebagai sebuah subjek yang
misterius.
Para engineer melihat ada expansion loops, offsets, dan support khusus
seperti spring hanger dan constant effort support, akan tetapi pada
suatu plant atau pabrik bisa mendistribusikan air bersih untuk penduduk
disuatu wilayah-wilayah tertentu.
Suatu sistem perpipaan pada dasarnya digunakan untuk mengalirkan
fluida baik itu berbentuk cair atau liquid, bahan kimia, campuran gas, gas,
uap dari suatu lokasi ke lokasi yang lain.
Sistem perpipaan dalam pembangkit tenaga panas memiliki uap
bertekanan tinggi serta memiliki temperatur yang tinggi yang digunakan
untuk pembangkit listrik.
Pada sebuah pipa kilang minyak atau sering disebut pipeline, membawa
minyak mentah dari sumur minyak atau well menuju ke tangki
penyimpanan atau menuju ke kilang minyak untuk dilakukan pemrosesan
lebih lanjut.
Perancangan, pembangunan, operasi dan perawatan dari bermacammacam sistem perpipaan melibatkan pemahaman dasar perpipaan atau
piping, material yang dipakai, pertimbangan-pertimbangan umum dan
khusus dalam suatu perancangan, fabrikasi dan instalasi, pemeriksaan,
pengujian dan keperluan inspeksi, serta adanya aturan-aturan setempat
yang digunakan disuatu wilayah atau negara.
Piping atau pemipaan meliputi pipa-pipa, flange, percabangan atau fitting,
bolting, gasket, katup atau valve, dan komponen-komponen yang berisi
tekanan. Selain itu perpipaan juga meliputi pipe hanger dan supportsupport serta alat-alat untuk mencegah tekanan yang berlebih dan
tegangan berlebih dari komponen-komponen berisi tekanan.
Jadi, pipa adalah satu elemen atau sebuah bagian dari sistem perpipaan
atau piping. Oleh karena itu bagian-bagian pipa saat digabungkan dengan
fitting atau percabangan, katup (valve), dan peralatan mekanik lainnya
dan ditumpu secara tepat disebut Piping.
piping engineers
Pipeline Engineering atau bisa di indonesiasikan dengan Teknik Perpipaan
merupakan bidang keahlian baru yang sebenarnya sudah lama. Pada
jaman pertengahan abad ini, pemilihan pipa sebagai satu alternatif
pendistribusian minyak & gas merupakan suatu keputusan yang tidak
populer dilakukan. Hal ini dapat dimengerti, karena, ketika itu,
pengangkutan minyak/gas bumi dengan menggunakan mobil tangki
ataupun kapal tanker lebih mudah dan murah untuk dilakukan. Mudah
karena company cukup menyewa mobil tangki ataupun kapal tanker,
murah karena menyewa lebih murah dibandingkan dengan membangun
sebuah pipeline yang harganya tentu sangat mahal (engineering,
procurement, and construction cost). Oleh karena itu, ilmu teknik
perpipaan tidaklah mempunyai sejarah yang cukup panjang apabila
dibandingkan dengan teknik mesin misalnya. Teknik perpipaan
berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan pembuatan
jaringan pipa sebagai alternatif pendistrbusian minyak dan gas bumi.
Lambat laun pipeline merupakan suatu alternatif yang menarik. Isu
keselamatan, keamanan dan lingkungan hidup ikut memacu
berkembangnya industri perpipaan.Tidak seperti sistem transportasi yang
lain yang lebih kasat mata, pipeline beroperasi dengan diam dan tak
disadari kehadirannya oleh masyarakat. Seperti sistem sikulasi tubuh,
pipeline tidak terlihat tetapi merupakan jaringan distribusi yang vital dan
merupakan salah satu faktor penting dalam revolusi teknologi minyak dan
gas bumi. Apabila minyak dan gas merupakan darah industri, maka
pipeline akan menjadi urat nadi dan penghubung yang penting antara
penyedia dan pengguna energi. Ketika sistem pendistribusian lain
memindahkan minyak & gas bumi dalam proses pendistribusiannya
sangat tergantung dari kondisi lingkungan laut yang serba tidak pasti.
Arus dan gelombang air laut merupakan faktor utama desain. Ditambah
dengan bentuk permukaan dasar laut yang kerap berubah karena air laut
juga sangat krusial. Masih ingat masalah pipa pagerungan-nya
BP/Pertamina? Konon katanya masalah ini terjadi karena perubahan
bentuk permukaan dasar laut sehingga membahayakan keutuhan pipa.
Metocean data yang akurat, sifat2 tanah, pengetahuan sifat gelombang
air laut, merupakan kunci penting dalam mendesain sebuah pipa di laut
lepas. Dalam proses desain tersebut, juga perlu diperhatikan metode
penginstalasian yang dipilih. Ketersediaan barge di area, kemampuan
teknologi, dan ketersediaan dana yang merupakan masalah klise karena
semua teknologi untuk meng-instalasikan pipa di laut lepas sangatlah
mahal.
Pendidikan pipeline engineering
Teknik perpipaan di industri minyak dan gas sendiri sepertinya tidak
begitu diketahui oleh para praktisinya. Cukup banyak engineer yang
bertanya perbedaan antara pipeline dan piping, mechanical dan pipeline,
ataupun tubing dengan pipeline. Hal ini berkembang karena kemiripan
nama dan daerah operasi antara bidang keahlian diatas. Juga sistem
pendidikan kita di perguruan tinggi yang turut berkontribusi ketidak
jelasan antara bidang keahlian tersebut. Kalau bidang keahlian mekanikal
ada jurusan teknik mesin, sipil ada teknik sipil, proses ada teknik kimia,
material ada teknik material, reservoir ada teknik perminyakan. Maka
tidak mudah untuk mengetahui latar belakang pendidikan apa yang cocok
untuk menjadi seorang pipeline engineer.
Menurut seorang panelis pada seminar Material Science in Oil & Gas
Industry yang diselenggarakan oleh Teknik Material ITB di Bandung 2001,
pipeline engineering adalah sebuah persilangan antara mechanical dan
civil engineering. Penulis juga dapat sepenuhnya setuju dengan pendapat
seperti ini. Hal ini dapat diindikasikan dengan melihat kurikulum
pendidikan pipeline engineering di UK dan USA. Pada kebanyakan
lengkungan-lengkungan pipa, pipa kompensator ekspansi, sambungansambungan yang menggunakan penahan packing dan cara yang sejenis.
3. Pipa yang harus melalui sekat-sekat, atau dinding- dinding, harus
dibuat secara kedap air atau kedap minyak. Lobang-lobang baut untuk
sekrup atau baut-baut pengikat tidak boleh terletak pada dinding-dinding
tangki.
4. system pipa di sekitar papan penghubung, harus terletak sedemikian
rupa agar dapat menghindari kemungkinan kerusakan pada instalasi
listrik, apabila terjadi kebocoran pada pipa.
5. Pipa udara, duga, limpah maupun pipa yang berisikan zat cair yang
berlainan tidak boleh melalui tangki-tangki air minum, air pengisi ketel
dan minyak pelumas. Bilamana hal tersebut tidak dapat dihindarkan,
pengaturan penembusan pipa-pipa tersebut pada tangki harus
ditenbtukan bersama dengan pihak klasifikasi. Semua pipa yang melalui
ruang muat/bak rantai harus dilindungi terhadap benturan dan kerusakan
dengan diselubungi.
6. system pipa pengeringan dan ventilasi direncanakan sedemikian rupa
sehingga dapat mengkosongkan, mengalirkandan memberi ventilasi pada
system tersebut. system pipa dimana ada cairannya dapat berkumpul dan
mempengaruhi cara kerja mesin, harus dilengkapi dengan alat pengering
khusus, seperti pipa uap dan pipa udara bertekanan.
7. semua jaringan pipa harus ditunjang pada beberapa tempat untuk
mencegah pergeseran dan lenturan, jarak antara penunjang pipa
ditentukan oleh diameter dan massa jenis media yang mengalir. Jika
system jaringan pipa dilalui oleh fluida yang panas, maka penunjang pipa
diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi thermal
ekspansion.
8. Sea chest pada lambung kapal harus diatur pada kedua sisi kapal dan
dipasang serendah mungkin, dan dilengkapi dengan pipa-pipa uap atau
pipa udara dengan diameter disesuaikan dengan besarnya sea chest dan
paling kecil 30 mm, yang dapat ditutup dengan katup dan dipasang
sampai diatas geladak sekat. Juga dilengkapi dengan saringan air laut
untuk mencegah masuknya kotoran yang akan menyumbat saluran dari
bottom valve. Pipa-pipa uap atau udara bertekanan berfungsi sebagai
pelepas uap di sea chest dan membersihkan saringan kotak air laut
(grating). Pipa uap atau pipa udara bertekanan tersebut harus dilengkapi
dengan katup-katup yang melekat lasngsung pada sea chest. Umumnya
pipa udara pembersih (blow off) sea chest bertekanan 2 3 kg/cm2.
9. Katup-katup lambung kapal harus mudah dicapai, katup- katup
pemasukan dan pengeluaran air laut harus mudah dilayani dari pelat
lantai. Kran-kran pada lambung kapal penmgaturannya harus sedemikian
rupa, sehingga pemutarannya hanya dapat dibuka, ketika kran-kran
tersebut dalam keadaan tertutup. Pada pemasanganhubungan-hubungan
pipa dengan lambung dan katup-katup, dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi perembesan/air yang mengalir.
10. Lubang saluran pembuangan dan pembuangan saniter tidak boleh
dipasang diatas garis muat kosong (empety load water line) di daerah
tempat perluncuran sekoci penolong atau harus ada alat pencegah
pembuangan air ke dalam sekoci penolong. Lokasi lubang harus
diperhitungkan juga dalam pengaturan letak tangga kapal dan tangga
pandu.
11. Pipa pembuangan yang keluar dari ruangan dibawah geladak lambung
timbul dan dari bangunan atas dan rumah geladak yang tertutup kedap
cuaca, harus dilengkapi dengan katup searah otomatis yang dapat dikunci
dari tempat yang selalu dapat dikunci dari tempat yang selalu dapat
dicapai diatas geladak lambung timbul. Alat penunjuk bahwa katup
terbuka atau tertutup harus disediakan pada tempat penguncian.
- Bahan pipa
- Kemudahan dalam pemeriksaaan
- Jaminan kualitas
- Ketersediaan komponen tersebut dipasar dan kecocokan pada ujung pipa
- Tingkat kemahiran dari instaler
- Batasan yang diberikan oleh badan regulasi, pihak klasifikasi dan
persyaratan pemilik kapal sendiri.
Sebagian besar sistem menggunakan beberapa jenis sambungan yang
berbeda. Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain :
Pengelasan (Welded) ; jenis penyambungan dengan las dipengaruhi oleh
material pipa yang akan disambung dan penggunaannya, misalnya
pengelasan untuk bahan stainless steel menggunakan las busur gas
wolfram, dan untuk pipa baja carbon digunakan las metal. Pada instalasi
bersuhu dan bertekanan tinggi seperti pada instalasi uap utama pada
kapal turbin, instalasi tanpa flens adalah lazim digunakan tetapi saat ini
instalasi tanpa flens selalu digunakan pada instalasi tekanan rendah
dengan maksud untuk mendapatkan instalasi tanpa flens yang layak atau
pantas. Sambungan yang umum digunakan untuk instalasi tanpa flens
antara lain :
a. Sambungan Buttwelding (fig. 1.4); buttwelding joint adalah salah satu
metode yang digunakan pada sambungan tanpa flens. Bagian yang
disambung dari pipa yaitu pada masing-masing ujungnya dilas sebagai
ganti dari flens. Tapi metode ini sama sekali tidak dipakai/diterapkan
Engineering
Engineering dilakukan dengan pendekatan setahap demi setahap, dimulai dari
tahap konseptual, basic engineering sampai tahap detail engineering. Fase
Engineering memiliki tingkat pengaruh yang paling tinggi pada proyek, banyak
keputusan-keputusan penting yang dibuat selama proses perencanaan yang
menentukan besarnya jumlah dana dan sumberdaya lainnya yang diperlukan.
Tahap konseptual memperjelas dan merumuskan permasalahan dalam suatu studi
kelayakan. Pada tahap ini dilakukan perumusan garis besar dasar pemikiran atau
gagasan teknis mengenai sistem yang akan diwujudkan, sehingga untuk mencapai
tujuan dan sasaran maka harus melakukan identifikasi potensi kebutuhan dan
mengkaji aspek-aspek mulai dari teknik, ekonomi, hukum, lingkungan, serta
melakukan identifikasi sumberdaya yang dibutuhkan.
bawah
ini
:
Dari
gambar di atas dapat dijelaskan bahwa tahapan proses pekerjaan fase engineering
dimulai dari proses basic engineering. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
informasi dan daftar permintaan untuk keperluan perencanaan. Setelah proses
tersebut selesai, dilanjutkan dengan proses detailed engineering. Pada proses ini
dilakukan persiapan dan proses tender untuk pencapaian pemilihan vendor yang
terbaik. Ketika fase tahapan engineering berjalan, fase procurement juga termasuk
didalamnya, seperti pada saat pengeluaran PO (Purchasing Order) dan pemilihan
vendor. Vendor yang memenangkan tender harus kembali mengecek spesifikasi
barang atau material yang dipesan sesuai dengan detailed engineering yang masih
berjalan pada fase engineering. Setelah dilakukan pengecekan produk dari vendor
dan hasilnya sesuai, dapat dilakukan penyelesaian proses konstruksi dengan
panduan produk drawing dari detailed engineering sebagai panduan.
Procurement
Kegiatan pengadaan adalah usaha untuk mendapatkan barang berupa material dan
peralatan dan atau jasa (subkontraktor) dari pihak luar untuk proyek. Kegiatan
pengadaan atau pembelian dan subkontrakting dapat dilakukan setelah lingkup
proyek ditentukan dan dijabarkan pada detail engineering sehingga akan terlihat
jenis dan jumlah material serta peralatan yang diperlukan untuk pembangunan
proyek. Untuk pengadaan jasa meliputi kegiatan-kegiatan subcontracting, seperti
pemaketan pekerjaan, proses pemilihan sampai penunjukan, perencanaan
pekerjaan, serta koordinasi dan pengendalian pekerjaan subkontraktor. Berikut ini
tahapan proses pekerjaan pada fase procurement.
Terjadinya
aktifitas
yang overlapping pada siklus proyek merupakan tanda terjadinya interaksi antara
fase engineering dengan fase procurement yang salah satu bentuknya adalah
aktifitas vendor data. Dari gambar dibawah ini dapat dilihat dimana engineering
menghasilkan output berupa specification, data sheet, drawing, dan MTO (Material
Take-off) yang digunakan sebagai input data fase procurement (pengadaan). Fase
engineering tidak akan bisa tuntas jika vendor data dari PO (Purchasing Order) pada
tahapan procurement belum tuntas.
Construction
Kegiatan konstruksi (construction) adalah kegiatan mendirikan atau membangun
instalasi dengan efisien, berdasarkan atas segala sesuatu yang diputuskan pada
tahap desain (engineering). Pekerjaan yang dilakukan antara lain adalah pekerjaan
survey lokasi, kegiatan pengambilan keputusan dan perkerjaan persiapan lain yang
diperlukan seperti gambar, material dan peralatan sehingga kegiatan proyek akan
berangsur-angsur pindah ke lokasi proyek maka pekerjaan konstruksi dapat
dilaksanakan.
Lingkup kegiatan konstruksi secara garis besar dibagi menjadi kegiatan fisik dan
kegiatan non fisik. Kegiatan fisik meliputi pembangun fasilitas sementara untuk
keperluan perkantoran sementara dan pekerjaan sipil lainnya, melakukan pekerjaan
persiapan lokasi, mempersiapkan lahan, mendirikan fasilitas fabrikasi, memasang
perpipaan, memasang instalasi listrik dan instrumentasi, memasang perlengkapan
keselamatan, memasang isolasi dan pengecatan, melakukan testing, uji coba, dan
start-up, serta pekerjaan non fisik seperti merencanakan kegiatan operasional
konstruksi, mengendalikan kegiatan konstruksi, mengendalikan tenaga kerja,
melakukan inspeksi, dan pekerjaan administrasi.
Hubungan dan interaksi antara engineering dengan construction pada siklus proyek,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar diatas
menjelaskan bahwa pada tahap perencanaan diharapkan sudah dikerjakan sebelum
proyek dimulai secara resmi, sejak progres dimulai sampai mencapai progres 70%
seluruh tim proyek diarahkan untuk fokus pada penyelesaian pekerjaan berdasarkan
pembagian area yang sudah ditetapkan (area wise). Selanjutnya setelah progress
70%, tim proyek fokus untuk mulai menyelesaikan pekerjaan secara sistem sampai
dengan test individu (sistem wise) dengan orientasi mencapai selesai pekerjaan
mechanical (mechanical completion readiness oriented).
MERANCANG WPS
(WELDING PROCEDURE SPECIFICATION)
Langkah-langkah dalam merancang WPS:
1.
Drawing
Check drawing yang ada. Check jenis material yang dipakai dalam welding process. Jenis
material tersebut termasuk Group apa (Group I, II, III, IV).
Tensile strength dari material, Welding Process yang digunakan, AWS Specification, Electrode
Classification.
Jenis Material/Base Metal yang digunakan mengacu pada code, code yang dipakai harus edisi
terbaru. Misala dipakai AWS D1.1.
Untuk Base Metal, standard yang dipakai AWS D1.1 Table 3.1.
Check Thickness material, Edge Preparation, Joint Position, Joint Type.
Check Welding Symbol yang dipakai untuk menentukan Edge Preparation, Joint Type, Sudut
Bevel (Angle Groove).
2.
Untuk Mechanical Test, Test Methode berupa Tensile Test, Root Bend, Side Bend, Face Bend
dengan Standard AWS D1.1 Table 4.2
Lokasi Specimen Test harus digambarkan untuk menentukan lokasi specimen test diambil
sehingga dapat memperkuat bukti.
Pada pelaksanaan Mechanical Test harus disaksikan Client dan direcord.
3.
Welding as PWPS
Data-data PWPS dipakai sebagai panduan dalam welding process. Semua data yang ada dalam
welding process dicatat dalam Procedure Qualification Record (PQR). Range Ampere dan Rang
Voltage yang didapat dalam proses welding pada Root, Hot, Fill, Capping harus direcord. Begitu
juga Travel Speed, Heat Input, Diameter Electrode harus direcord.
4.
5.
Untuk Consumables, keterangan yang ditulis sesuai dengan welding process yaitu: Flux yang
digunakan, Shield Gas, Flow Rate, Back Purge, Stick Out (root), Stick Out (fill), Consumable
Treatment.
Consumable Batch No, keterangan berupa: Electrocde No, Nozzle Diameter, Wire Feeder.
Thermal Treatment, keterangan yaitu: Preheat, Temperature Check Methode, Max Interpass
Temperature.
PWHT, keterangannya: Thickness, Temperature, Time.
Pada kolom Completion of Procedure harus ada antara lain: Prepared by, Reviewed by, Approved
by, Client Representative (3rd Party).
6.
Setelah semua data Benar dan mendapat Approval dari pihak-pihak yang berkepentingan
maka data tersebut telah Sah menjadi WPS.