Anda di halaman 1dari 35

Designing Piping System

Asslamu'alaikum kawan-kawan semua, Posting saya kali ini akan


menjelaskan tentang Sistem Perancangan Pemipaan atau Designing
Piping System. Apabila masih ada kekurangan dalam penjelasan di
postingan saya ini, para pembaca bisa mengkoreksi supaya ada
pemahaman yang lebih baik dan benar. Selamat Membaca semoga dapat
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan :)
Sebuah sistem piping atau pemipaan merupakan transportasi yang paling
umum dan efisien yang bertujuan mengantarkan fluida-fluida dari satu
titik ke titik yang lainnya.
Didalam sebuah pabrik petrokimia, hektar demi hektar piping dapat dilihat
disetiap arah dan berada pada beberapa tingkatan.
Piping membangun 25%-35% material untuk sebuah pabrik pengolahan,
membutuhkan 30%-40% pekerja bangunan, dan menggunakan 40%-48%
jam kerja engineering.
[1.] Pentingnya piping dalam kenyataannya dapat melebihi persentase ini.
Sebuah sistem piping secara keseluruhan tersusun dari komponenkomponen dengan jumlah yang banyak. Kegagalan dari hanya satu buah
komponen memiliki potensi mematikan keseluruhan plant atau pabrik,
atau yang lebih buruk lagi dapat menyebabkan masalah serius pada
keamanan publik. Disisi lain, piping secara umum dipertimbangkan
sebagai hal yang memiliki teknologi rendah oleh akademisi. Sangat sedikit
perguruan tinggi yang mengajarkan tentang materi ini. Sehingga
menyisakan para engineer untuk menambah pengetahuan hanya melalui
praktek nyata dilapangan.
Untuk mencari tahu dimana tegangan pipa yang layak dalam proses
perancangan piping, pertama mari kita cari tahu prosedur yang dilibatkan

dalam sebuah sistem pemipaan. Sebuah sistem pemipaan dirancang


dalam langkah-langkah berikut dengan disiplin teknik yang berbeda:
(1) Proses Engineer, memberikan persyaratan dasar proses dan kapasitas
pabrik (plant), menentukan diantaranya hal-hal seperti: alur aliran (flow
path), media aliran, kuantitas dan kondisi operasi. Mereka kemudian
memasukkan semua informasi ini kedalam proses diagram-diagram alir
atau process flow diagram.
(2) Material Spesifikasi Engineer bertugas menetapkan kategori sesuai
spesifikasi untuk sistem pemipaan berdasarkan proses aliran dan
reaktivitas dari cairan yang terkandung.
Spesifikasi masing-masing berlaku untuk kombinasi tertentu dari jenis
cairan atau fluida, kisaran suhu (temperature range), dan rentang tekanan
(pressure range)
Spesifikasi material secara normal meliputi material pipa, ketebalan
dinding pipa untuk tiap ukuran pipa, korosi dan erosion allowance, flange
class, tipe valve, fitting, tipe percabangan koneksi serta tipe gasket, dan
lain-lain.
(3) Sistem Engineer mengkombinasikan proses diagram alir. Spesifikasi
material, dan equipment data sheet untuk membuat diagram operasional
pemipaan. Mereka memilih spesifikasi material yang dapat diaplikasikan
dan menentukan ukuran untuk tiap jalur saluran atau line berdasarkan
kuantitas, penurunan tekanan (pressure drop) yang diperbolehkan, dan
kestabilan aliran.
Diagram pemipaan secara umum dikombinasikan dengan sirkuit kontrol
dan instrumen menjadi diagram intrumen dan pemipaan atau yang lebih
dikenal dengan P&ID (Piping dan Intrument Diagram.

Item-item khusus seperti aliran potensial dua fasa dan daerah untuk aliran
slug (slug-flow zone) juga diidentifikasikan pada diagram ini untuk
pertimbangan dalam perancangan dan analisa.
Pada P&ID sebuah daftar line menjelaskan semua pipe spool yang
dibangun. Daftar line ini berisi sebagian besar perancangan, upset, dan
parameter yang digunakan dalam layout, analisis, dan fabrikasi dari
sistem pemipaan.
(4) Piping Designer, berkoordinasi dengan disiplin yang lain, menyusun
keseluruhan layout pabrik, melakukan studi rute pipa, menentukan lokasi
pipe rack, dan menempatkan aktual pemipaan yang menghubungkan ke
tempat-tempat yang ditunjuk.
Mereka membuat layout dan membuat support pemipaan dengan aturan
dan prosedur yang telah ditetapkan oleh tiap masing-masing perusahaan.
Pada umumnya, tiga set gambar dipersiapkan. Set pertama adalah
gambar perencanaan skematik (schematic planning drawing), digunakan
sebagai penghubung antara departemen-departemen yang berlainan.
Kegiatan-kegiatan dan komentar-komentar dari disiplin terkait
diselesaikan dan dicatat dalam gambar-gambar ini. Pipe support juga
dicatat didalam set gambar ini.
Set kedua adalah gambar gabungan (composite drawing), terdiri dari
gambar skala dari semua pipa-pipa dan peralatan dalam area. Gambargambar ini digunakan dalam pengkonstruksian, yang dikembangkan dan
berubah dari perencanaan gambar bab pertama.
Set gambar yang ketiga adalah piping isometric, yang digunakan untuk
mengecek tegangan (stress) dan fabrikasi di workshop.
(5) Piping Mechanical Nngineer mengecek tegangan dan suport-suport
dari sistem. Menggunakan P&ID, mereka mengembangkan mode

pengoperasian sehingga semua kondisi pengoperasian dianalisa secara


benar.
Ketepatan Support-support dan restaint dipilih dan diletakkan untuk
mengoptimalkan biaya keseluruhan dan performa dari sistem. Mereka
juga merancang atau menentukan item-item pipa secara khusus, seperti
sambungan ekspansi (expansion joint), flue head, koneksi khusus, spring
hanger, support getaran (vibration support), dan sebagainya.
Ini mungkin sedikit mengejutkan bahwa perancangan sebuah sistem
pemipaan begitu dilibatkan. Tentunya pada proyek besar, tidak hanya
setiap disiplin yang diperlukan, tetapi upaya ini juga melibatkan cukup
sedikit orang. Piping desain dan piping mekanikal adalah dua disiplin yang
membutuhkan jumlah personel yang paling banyak.
Namun, untuk proyek kecil ditangani oleh sebuah perusahaan kecil,
umumnya hanya satu atau dua orang yang ditugaskan untuk mengurus
semua pekerjaan dari berbagai disiplin ilmu.
Dalam contoh kasus, kegiatan pipe stress sering diabaikan. Karena sistem
pemipaan memiliki keuletan, pemipaan akan bekerja sepanjang waktu,
meskipun tanpa melakukan cek stress yang tepat. Ini mungkin bisa
diterima untuk pemipaan kecil non-hazardous, akan tetapi tidak untuk
sebagian besar pada sistem pemipaan untuk publik dan industri, yang
mana memerlukan sistem pemipaan yang aman dan beroperasi
sepanjang waktu.
Ruang lingkup dari kegiatan pipe stress dan support telah meningkat
secara eksponensial dalam tiga dekade terakhir. Ini disebabkan pada
kebutuhan yang ketat untuk persyaratan plant yang modern. Sebagai
contoh, di tahun 1960-an, tenaga pipe stress dan support menggunakan
4000 jam kerja untuk pabrik petrokimia.

Sebuah Pabrik pembangkit tenaga nuklir di masa itu akan menggunakan


kira-kira jumlah jam kerja pipe stress yang sama. Pada saat ini, tenaga
pipe stress dan support yang diperlukan untuk pabrik petrokimia telah
meningkat 10 kali hingga 50.000 jam kerja. Upaya yang diperlukan untuk
sebuah pembangkit tenaga nuklir telah tumbuh 1000 kali lipat mencapai
hingga setinggi 2 juta jam kerja.
[2] Dengan pertumbuhan yang eksponensial dalam jam kerja yang
dilibatkan, kemungkinan mendapatkan sub-standard output dari beberapa
engineer sangatlah tinggi. Sebuah alat penghemat waktu, seperti program
komputer pipe stress yang effisien, tidak hanya menurunkan secara
signifikan biaya perancangan sebuah pabrik, akan tetapi juga
memperbaiki secara besar kualitas dari pabrik. Pekerjaan yang baik
dimulai dengan pemahaman yang baik dari ruang lingkup pekerjaan yang
perlu untuk dikerjakan.
(Credit To: Liang-Chuan (L.C.) Peng and Tsen-Loong (Alvin) Peng-Pipe
Stress Engineering)
Pipe Stress Analysis
Assalamu'alaikum...
Kali ini saya akan coba untuk membahas tentang Analisa Tegangan Pipa
atau Pipe Stress Analysis yang bisa juga dengan sebutan Analisa
Fleksibilitas Pipa.
Pipe Stress Analysis (PSA) atau Analisa Tegangan Pipa dilakukan untuk
menghitung atau menganalisa tegangan dalam sistem pemipaan atau
piping system yang terkena beban-beban pada saat sistem beroperasi
normal, seperti adanya beban akibat tekanan, beban berat, dan ekspansi
termal, serta beban-beban yang sewaktu-waktu bisa muncul seperti
angin, gempa bumi, dan water hammer. Water hammer adalah efek kejut

pada pipa dikarenakan aliran suatu fluida yang sedang mengalir dalam
suatu pipa ditutup oleh valve atau katup. Yang mana pipa tersebut akan
mengalami suatu getaran.
Dikarenakan pada semua sistem pemipaan terhubung pada peralatan
mekanik seperti bejana tekan atau vessel, tangki, pompa-pompa, turbin,
dan kompresor, analisa tegangan pipa juga melibatkan evaluasi pengaruh
gaya dan momen pada pemipaan yang menghubungkan ke peralatan
mekanik tersebut.
Pada saat tegangan pada pipa dikontrol menggunakan susunan penumpu
dan penahan atau support dan restraint, ruang lingkup tegangan pada
pipa juga mencakup penumpu-penumpu pipa. Ruang lingkup keseluruhan
dalam pekerjaan ini secara umum ditujukan sebagai mekanik pemipaan
atau piping mechanical.
Sebelum ditemukannya komputer yang cukup handal. Analisa tegangan
pipa dilakukan oleh para engineer khusus.
Hanya perusahaan-perusahaan besar dan lembaga khusus yang memiliki
personil untuk mengerjakan pekerjaan ini. Para ahli ini melakukan
perhitungan menggunakan alat bantu hitung selama berminggu-minggu
hanya untuk menganalisa fleksibilitas dari sebuah sistem pemipaan yang
rumit dan kompleks untuk menyerap (menahan) atau mengabsrobsi
ekspansi panas atau thermal expansion pada pipa.
Karena hanya beberapa para ahli atau engineer ini yang mengetahui
bagaimana cara menganalisa tegangan pipa, kebanyakan para engineer
yang melakukan pekerjaan ini menyebutnya sebagai sebuah subjek yang
misterius.
Para engineer melihat ada expansion loops, offsets, dan support khusus
seperti spring hanger dan constant effort support, akan tetapi pada

kenyataannya masih belum memahami benar mengapa semua itu ada.


Batasan analisa tegangan pipa yang berhubungan dengan fleksibilitas
pemipaan untuk menahan ekspansi panas atau thermal expansion disebut
dengan analisa fleksibilitas pipa.
Dengan hadirnya komputer elektronik di era 70-an, dan personal
komputer secara khusus di tahun 80-an, akhirnya setiap orang tahu
bagaimana cara menganalisa tegangan pada pipa. Akan tetapi pada
kenyataanya banyak universitas dan akademisi yang tidak menawarkan
pelajaran berkaitan tegangan pipa. Sehingga pengetahuan dan keahlian
untuk menganalisa tegangan pada pipa dan juga tentang teknik pemipaan
dipelajari dan dipraktekan sendiri.
Para praktisi yang menemukan program komputer terbaik dan paham
secara manual akan melakukan pekerjaan yang terbaiknya. Dengan
pesatnya perkembangan teknologi komputer, pada saat ini sebuah analisa
fleksibilitas dikerjakan hanya dalam waktu beberapa menit menggunakan
piranti lunak atau software yang tepat.
Oleh karena itu, tugas seorang stress engineer telah beralih dari
perhitungan tegangan tradisional menjadi teknik tegangan. Penekanan
tidak hanya pada perhitungan tegangan, akan tetapi lebih banyak pada
bagaimana cara menggunakan alat analisa untuk merancang sebuah
pabrik yang lebih baik.
Biar bagaimanapun, hanya karena untuk mendapatkan kalkulasi
tegangan, para engineer kadang terlalu banyak tergantung pda komputer
dan lupa tentang dasar-dasar dan kepekaan (sense) teknik yang umum.
Tanpa adanya dasar-dasar yang baik, bisa menjadi tidak adanya aware
atau suatu kepedulian dari output yang dihasilkan oleh komputer yang
kurang cukup beralasan.

Pada saat sekarang, membuat perhitungan dengan sebuah komputer


begitu cepat dimana sering kita mendengar tentang pendekatan what-if
dalam teknik rekayasa. Apakah semua pendekatan what-if ini
menyelesaikan pembuatan beberapa trial atau percobaan secara acak
dan berharap bahwa salah satu dari hasil trial ini akan mengenai sasaran
cepat atau lambat.
Permasalahannya adalah setelah beberapa kali melakukan trial,
kebanyakan orang kehilangan kemampuan untuk memahami secara nalar
(sense) dari percobaan-percobaan ini. Semakin banyak mereka mencoba,
semakin banyak juga mereka bingung. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu
dasar-dasar dan pemahaman yang cukup baik untuk mengatasi problemproblem yang muncul dalam melakukan Analisa Tegangan Pipa atau Pipe
Stress Analysis.
(Credit To : Liang-Chuan (L.C.) Peng and Tsen-Loong (Alvin) Peng - Pipe
Stress Engineering)

Apa Itu Piping?


Assalamu'alaikum...
Ini adalah post pertama saya tentang bidang yang berkaitan dengan
Piping. Semoga postingan saya dapat memberi manfaat bagi yang ingin
belajar tentang Piping.
Piping atau Sistem Perpipaan sama halnya seperti sistem pembuluh darah
yang ada didalam tubuh manusia. Sebagai contoh adalah Pembuluh nadi
dimana pembuluh ini membawah darah dari jantung dan mengandung
banyak sekali oksigen pada umumnya.
Dalam dunia piping pada suatu sistem perpipaan yang ada pada saat ini,

suatu plant atau pabrik bisa mendistribusikan air bersih untuk penduduk
disuatu wilayah-wilayah tertentu.
Suatu sistem perpipaan pada dasarnya digunakan untuk mengalirkan
fluida baik itu berbentuk cair atau liquid, bahan kimia, campuran gas, gas,
uap dari suatu lokasi ke lokasi yang lain.
Sistem perpipaan dalam pembangkit tenaga panas memiliki uap
bertekanan tinggi serta memiliki temperatur yang tinggi yang digunakan
untuk pembangkit listrik.
Pada sebuah pipa kilang minyak atau sering disebut pipeline, membawa
minyak mentah dari sumur minyak atau well menuju ke tangki
penyimpanan atau menuju ke kilang minyak untuk dilakukan pemrosesan
lebih lanjut.
Perancangan, pembangunan, operasi dan perawatan dari bermacammacam sistem perpipaan melibatkan pemahaman dasar perpipaan atau
piping, material yang dipakai, pertimbangan-pertimbangan umum dan
khusus dalam suatu perancangan, fabrikasi dan instalasi, pemeriksaan,
pengujian dan keperluan inspeksi, serta adanya aturan-aturan setempat
yang digunakan disuatu wilayah atau negara.
Piping atau pemipaan meliputi pipa-pipa, flange, percabangan atau fitting,
bolting, gasket, katup atau valve, dan komponen-komponen yang berisi
tekanan. Selain itu perpipaan juga meliputi pipe hanger dan supportsupport serta alat-alat untuk mencegah tekanan yang berlebih dan
tegangan berlebih dari komponen-komponen berisi tekanan.
Jadi, pipa adalah satu elemen atau sebuah bagian dari sistem perpipaan
atau piping. Oleh karena itu bagian-bagian pipa saat digabungkan dengan
fitting atau percabangan, katup (valve), dan peralatan mekanik lainnya
dan ditumpu secara tepat disebut Piping.

(Credit To: Mohinder L Nayyar, P. E.- Piping Handbook)

piping engineers
Pipeline Engineering atau bisa di indonesiasikan dengan Teknik Perpipaan
merupakan bidang keahlian baru yang sebenarnya sudah lama. Pada
jaman pertengahan abad ini, pemilihan pipa sebagai satu alternatif
pendistribusian minyak & gas merupakan suatu keputusan yang tidak
populer dilakukan. Hal ini dapat dimengerti, karena, ketika itu,
pengangkutan minyak/gas bumi dengan menggunakan mobil tangki
ataupun kapal tanker lebih mudah dan murah untuk dilakukan. Mudah
karena company cukup menyewa mobil tangki ataupun kapal tanker,
murah karena menyewa lebih murah dibandingkan dengan membangun
sebuah pipeline yang harganya tentu sangat mahal (engineering,
procurement, and construction cost). Oleh karena itu, ilmu teknik
perpipaan tidaklah mempunyai sejarah yang cukup panjang apabila
dibandingkan dengan teknik mesin misalnya. Teknik perpipaan
berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan pembuatan
jaringan pipa sebagai alternatif pendistrbusian minyak dan gas bumi.
Lambat laun pipeline merupakan suatu alternatif yang menarik. Isu
keselamatan, keamanan dan lingkungan hidup ikut memacu
berkembangnya industri perpipaan.Tidak seperti sistem transportasi yang
lain yang lebih kasat mata, pipeline beroperasi dengan diam dan tak
disadari kehadirannya oleh masyarakat. Seperti sistem sikulasi tubuh,
pipeline tidak terlihat tetapi merupakan jaringan distribusi yang vital dan
merupakan salah satu faktor penting dalam revolusi teknologi minyak dan
gas bumi. Apabila minyak dan gas merupakan darah industri, maka
pipeline akan menjadi urat nadi dan penghubung yang penting antara
penyedia dan pengguna energi. Ketika sistem pendistribusian lain
memindahkan minyak & gas bumi dalam proses pendistribusiannya

dengan menggunakan kapal tanker ataupun truk tangki, pipeline adalah


sebuah struktur yang memanfaatkan tekanan dan kompresi untuk
mentransportasikan minyak & gas. Sehingga, tidaklah heran apabila
tingkat keamanan pipeline ini sangat tinggi dibandingkan penggunaan
sistem transportasi lainnya.
Akibat kemajuan teknologi yang begitu pesat, pembangunan pipeline
tidak lagi merupakan sebuah pemborosan. Untuk design lifetime yang
panjang, memiliki sebuah pipeline tentu sebuah investasi yang
menguntungkan dibandingkan dengan menyewa kapal tanker. Tetapi
tentu kita tidak bisa mengharapkan untuk membangun pipa dari LNG
Tangguh ke Fujian China untuk menjual gas bumi, perlu dilakukan
kelayakan pembangunan pipa yang didalamnya terkait dengan disiplindisiplin ilmu lain yang dapat berkonstribusi secara positif.
Apa saja tentang pipeline engineering?
Secara simple dan sedikit berguyon, orang sering mengatakan pekerjaan
pipeline engineer itu sangatlah mudah: kepanjangan ya dipotong,
kependekkan ya di sambung. Tetapi peribahasa diatas tidaklah terlalu
salah.
Pipeline engineering secara letak terbagi menjadi 2 bagian besar, offshore
dan onshore pipeline. Setiap bagian memiliki keunikan sendiri-sendiri.
Onshore pipeline mungkin sudah lebih dahulu berkembang. Pemasangan
pipa air PDAM, dan atau pemasangan kabel listrik tentu sedikit banyak
mirip dengan pemasangan pipa minyak & gas. Selain itu, lokasi sumur
produksi yang lebih dahulu di temukan di daratan juga ikut memacu
berkembangnya onshore pipeline. Pembangunan jalan raya yang
notobene memiliki keserupaan alat-alat berat juga memberikan ide
tentang bagaimana menginstalasikan sebuah pipa.
Lain halnya dengan offshore pipeline, pembangunan pipa di bawah laut

sangat tergantung dari kondisi lingkungan laut yang serba tidak pasti.
Arus dan gelombang air laut merupakan faktor utama desain. Ditambah
dengan bentuk permukaan dasar laut yang kerap berubah karena air laut
juga sangat krusial. Masih ingat masalah pipa pagerungan-nya
BP/Pertamina? Konon katanya masalah ini terjadi karena perubahan
bentuk permukaan dasar laut sehingga membahayakan keutuhan pipa.
Metocean data yang akurat, sifat2 tanah, pengetahuan sifat gelombang
air laut, merupakan kunci penting dalam mendesain sebuah pipa di laut
lepas. Dalam proses desain tersebut, juga perlu diperhatikan metode
penginstalasian yang dipilih. Ketersediaan barge di area, kemampuan
teknologi, dan ketersediaan dana yang merupakan masalah klise karena
semua teknologi untuk meng-instalasikan pipa di laut lepas sangatlah
mahal.
Pendidikan pipeline engineering
Teknik perpipaan di industri minyak dan gas sendiri sepertinya tidak
begitu diketahui oleh para praktisinya. Cukup banyak engineer yang
bertanya perbedaan antara pipeline dan piping, mechanical dan pipeline,
ataupun tubing dengan pipeline. Hal ini berkembang karena kemiripan
nama dan daerah operasi antara bidang keahlian diatas. Juga sistem
pendidikan kita di perguruan tinggi yang turut berkontribusi ketidak
jelasan antara bidang keahlian tersebut. Kalau bidang keahlian mekanikal
ada jurusan teknik mesin, sipil ada teknik sipil, proses ada teknik kimia,
material ada teknik material, reservoir ada teknik perminyakan. Maka
tidak mudah untuk mengetahui latar belakang pendidikan apa yang cocok
untuk menjadi seorang pipeline engineer.
Menurut seorang panelis pada seminar Material Science in Oil & Gas
Industry yang diselenggarakan oleh Teknik Material ITB di Bandung 2001,
pipeline engineering adalah sebuah persilangan antara mechanical dan
civil engineering. Penulis juga dapat sepenuhnya setuju dengan pendapat
seperti ini. Hal ini dapat diindikasikan dengan melihat kurikulum
pendidikan pipeline engineering di UK dan USA. Pada kebanyakan

universitas di Inggris (UCL London, Newcastle University, & Cranfield


University), pipeline engineering adalah sebuah pilihan yang berada pada
departemen teknik mesin. Tetapi yang terjadi di Amerika (Texas ATM,
California University, MIT) adalah kebalikannya, pilihan pipeline
engineering ini lebih banyak berada di bawah Depatemen Teknik Sipil.
Tetapi kalau kita melihat silabus mata kuliah pada kedua universitas -yang
berbeda negeri itu- dapatlah dikatakan sama. Hal ini mencerminkan
bahwa belum ada kesamaan pandangan tentang pipeline engineering
tersebut walaupun yang dipelajarinya sudah jelas atau sama.
Sementara yang terjadi di Indonesia juga belumlah secara explisit
diketahui. Yang penulis tahu pada Jurusan Teknik Mesin ITB ada sebuah
mata kuliah pilihan yang mempelajari ASME B318. Tetapi hanya khusus
mempelajari standard tersebut saja. Yang menjadi perhatian penulis
adalah sangatlah rancu adanya apabila kita sebagai sebuah negara
archipelago yang memiliki banyak anjungan lepas pantai tetapi tidak
mempunyai sumber daya untuk dapat menjadi pemimpin dalam industri
pipeline. Yang selama ini terjadi adalah kita meng-import para expert
untuk menjadi konsultan paling mahal dalam sebuah proyek. Sehingga
wacana untuk menghadirkan sebuah pendidikan yang spesifik mengenai
pipeline engineering dapatlah menjadi sebuah wacana yang menarik
untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri.
PIPING COMPONEN
FITTING
Piping material paling banyak diproduksi dalam bentuk standard fitting.
Material fitting tsb
terbuat dari ductile or cast iron, malleable iron, brass, copper, cast steel,
forged steel, and wrought steel. Material non ferrous lainnya dalam bentuk
cast dan wrought fittings.
PIPING CODE AND STANDARD

Standarisasi di perlukan guna memudahkan pemilihan material, instalasi


juga acuan manufacture sehingga dapat me reduce cost.
Standard industri di keluarkan oleh suatu profesional komite atau
komunitas profesional atau
organisasi perdagangan yang di legitimasi oleh pemerintah suatu negara.
Hal utama tiap kode harus memenuhi keamanan dan keselamatan umum.
CODE
Pengelompokan dari aturan baku atau prosedur sistematik suatu
penyiapan design, fabrikasi,
instalasi dan inspeksi yang merupakan batasan-batasan laksana dibuat
sebagai hukum.
STANDARDS
Dokumen yang disiapkan oleh kelompok profesional atau komite yang
dipercaya untuk membuat engineering practice dimana berisikan
Mandatory requirement. Tanggung jawab user untuk mematuhi segala
aplikasi dengan benar dan tepat.
RECOMMENDED PRACTICE
Dokumen yang disiapkan oleh kelompok profesional atau komite yang
dipercaya untuk membuat engineering practice tetapi sebagai optional.
Secara umum pada proyek petrokimia, oil and Gas di Indonesia banyak
menggunakan code and
standard dari Amerika. Indonesia sendiri memiliki SNI yang sudah menjadi
acuan industri lainnya.
ORGANISASI PIPING
SISTEM PERPIPAAN
A. SISTEM INSTALASI

Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan tau mengalirkan suatu


fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan
bantuan mesin atau pompa. Misalnya pipa yang dipakai untuk
memindahkan minyak dari tangki ke mesin, memindahkan minyak pada
bantalan-bantalan dan juga mentransfer air untuk keperluan pendinginan
mesin ataupun untuk kebutuhan sehari-hari diatas kapal serta masih
banyak lagi fungsi lainnya. Sistem
perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum
bengkokan dan sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan
flens atau sambungan yang dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu.
Semua pipa harus dilindungi dari kerusakan mekanis. Sistem perpipaan ini
harus ditumpu atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran.
Sambungan pipa melalui sekat yang diisolasi harus merupakan
sambungan flens yang diijinkan dengan panjang yang cukup tanpa
merusak isolasi. Pada perancangan sistem instalasi diharapkan
menghasilkan suatu jaringan instalasi pipa yang efisien dimana
aplikasinya baik dari segi peletakan maupun segi keamanan dalam
pengoperasian harus diperhatikan sesuai peraturan-peraturan klasifikasi
maupun dari spesifikasi installation guide dari sistem pendukung
permesinan. Sistem perpipaan merupakan sistem yang kompleks di kapal
untuk perencanaan dan pembangunannya. Sistem perpipaan mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan prinsip-prinsip analisa static dan
dinamic stress, thermodinamic, teorialiran fluida untuk merencanakan
keamanan dan efisiensi jaringan pipa (network piping). Peletakan
komponen yang akan disambungkan dengan pipa perlu diperhatikan
untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan seperti : panjang
perpipaan, susunan yang kompleks, menghindari pipa melalui daerah
yang tidak boleh ditembus, menghindari penembusan terhadap struktur
kapal, ddl. Jalur instalasi pipa sedapat mungkin direncanakan untuk
mengindari stress yang terlalu tinggi pada struktur. Oleh karena itu
sebagai langkah awal maka dibuatlah suatu gambar diagram yang akan

menjelaskan keterkaitan antar komponen dalam suatu instalasi. Gambar


diagram sistem dibuat guna memastikan sistem akan memenuhi
kebutuhan spesifikasi dan seluruh elemen dari sistem saling compatible
dengan yang lainnya. Diagram pipa merupakan point awal untuk
mengembangkan seluruh gambar-gambar perpipaan. Diagram pipa
menggambarkan komponen sistem dan hubungannya satu sama lain
dalam bentuk skematik. Diagram ini terdiri dari :
1. Simbol-simbol komponen
2. Schedule material
3.Komponen performance rating dan kurve pompa
4.Valve description
5.Identifikasi komponen
6. Tekanan, suhu, aliran, kecepatan, penurunan tekanan sistem
7.Ukuran pipa
8.Arah aliran
9.Identifikasi kompartemen dan bulkhead
10.Karakteristik dari instrumen
11.Karakteritik operasi dari tekanan, suhu,ketinggian dan kontrol aliran, dll
Kualitas dan kejelasan diagram pipa sangat penting karena gambar
diagram memberikan informasi bermacam-macam fungsi selama
perencanaan, pembangunan dan operasional kapal dan membrikan
pengertian awal bagaimana sistem tersebut berjalan dan menerangkan
hubungan dengan sistem lainnya. Hubungan fungsi harus sama-sama
ditonjolkan. Gambar perencanaan sistem pipa biasanya dibuat hanya
untuk satu sistem atau sistem yang berhubungan pada satu gambar
untuk menyederhanakan penggambaran. Sistem instalasi perpipaan di
kapal dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok layanan diatas

kapal, antara lain :


1.Layanan Permesinan; yang termasuk disini adalah sistem- sistem yang
akan melayani kebutuhan dari permesinan dikapal (main engine dan
auxilliary engine) seperti sistem start, sistem bahan bakar, sistem
pelumasan dan sistem pendingin.
2.Layanan penumpang & crew; adalah sistem yang akan melayani
kebutuhan bagi seluruh penumpang dan crew darikapal dalam hal untuk
kebutuhan air tawar dan sistem sanitary/drainage.
3.Layanan keamanan; adalah sistem instalasi yang akan menjamin
keselamatan kapal selama pelayaran meliputi : sistem bilga dan sistem
pemadam kebakaran.
4.Layanan keperluan kapal; adalah sistem instalasi yang akan menyuplai
kebutuhan untuk menjamin stabilitas dan keperluan kapal meliputi sistem
ballast dan sistem pipa cargo (untuk kapal tanker).
B. PERSYARATAN UMUM INSTALASI PIPA DI KAPAL
Suatu system instalasi perpipaan yang terdiri dari peralatan-peralatan
yang digunakan pada suatu system di kapal, klasifikasi umumnya
memberikan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi
sebagai berikut :
1. Sambungan-sambungan pipa berupa sambungan flens harus digunakan
untuk sambungan pipa yang dapat dilepas. Ikatan ulir hanya dapat
dipergunakan untuk diameter luar sampai dengan 2 inchi.
2. Ekspansi dari system perpipaan yang disebabkan kenaikan suhu atau
perubahan bentuk lambung, harus diimbangi sedapat mungkin dengan

lengkungan-lengkungan pipa, pipa kompensator ekspansi, sambungansambungan yang menggunakan penahan packing dan cara yang sejenis.
3. Pipa yang harus melalui sekat-sekat, atau dinding- dinding, harus
dibuat secara kedap air atau kedap minyak. Lobang-lobang baut untuk
sekrup atau baut-baut pengikat tidak boleh terletak pada dinding-dinding
tangki.
4. system pipa di sekitar papan penghubung, harus terletak sedemikian
rupa agar dapat menghindari kemungkinan kerusakan pada instalasi
listrik, apabila terjadi kebocoran pada pipa.
5. Pipa udara, duga, limpah maupun pipa yang berisikan zat cair yang
berlainan tidak boleh melalui tangki-tangki air minum, air pengisi ketel
dan minyak pelumas. Bilamana hal tersebut tidak dapat dihindarkan,
pengaturan penembusan pipa-pipa tersebut pada tangki harus
ditenbtukan bersama dengan pihak klasifikasi. Semua pipa yang melalui
ruang muat/bak rantai harus dilindungi terhadap benturan dan kerusakan
dengan diselubungi.
6. system pipa pengeringan dan ventilasi direncanakan sedemikian rupa
sehingga dapat mengkosongkan, mengalirkandan memberi ventilasi pada
system tersebut. system pipa dimana ada cairannya dapat berkumpul dan
mempengaruhi cara kerja mesin, harus dilengkapi dengan alat pengering
khusus, seperti pipa uap dan pipa udara bertekanan.
7. semua jaringan pipa harus ditunjang pada beberapa tempat untuk
mencegah pergeseran dan lenturan, jarak antara penunjang pipa
ditentukan oleh diameter dan massa jenis media yang mengalir. Jika
system jaringan pipa dilalui oleh fluida yang panas, maka penunjang pipa
diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi thermal
ekspansion.

8. Sea chest pada lambung kapal harus diatur pada kedua sisi kapal dan
dipasang serendah mungkin, dan dilengkapi dengan pipa-pipa uap atau
pipa udara dengan diameter disesuaikan dengan besarnya sea chest dan
paling kecil 30 mm, yang dapat ditutup dengan katup dan dipasang
sampai diatas geladak sekat. Juga dilengkapi dengan saringan air laut
untuk mencegah masuknya kotoran yang akan menyumbat saluran dari
bottom valve. Pipa-pipa uap atau udara bertekanan berfungsi sebagai
pelepas uap di sea chest dan membersihkan saringan kotak air laut
(grating). Pipa uap atau pipa udara bertekanan tersebut harus dilengkapi
dengan katup-katup yang melekat lasngsung pada sea chest. Umumnya
pipa udara pembersih (blow off) sea chest bertekanan 2 3 kg/cm2.
9. Katup-katup lambung kapal harus mudah dicapai, katup- katup
pemasukan dan pengeluaran air laut harus mudah dilayani dari pelat
lantai. Kran-kran pada lambung kapal penmgaturannya harus sedemikian
rupa, sehingga pemutarannya hanya dapat dibuka, ketika kran-kran
tersebut dalam keadaan tertutup. Pada pemasanganhubungan-hubungan
pipa dengan lambung dan katup-katup, dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi perembesan/air yang mengalir.
10. Lubang saluran pembuangan dan pembuangan saniter tidak boleh
dipasang diatas garis muat kosong (empety load water line) di daerah
tempat perluncuran sekoci penolong atau harus ada alat pencegah
pembuangan air ke dalam sekoci penolong. Lokasi lubang harus
diperhitungkan juga dalam pengaturan letak tangga kapal dan tangga
pandu.
11. Pipa pembuangan yang keluar dari ruangan dibawah geladak lambung
timbul dan dari bangunan atas dan rumah geladak yang tertutup kedap
cuaca, harus dilengkapi dengan katup searah otomatis yang dapat dikunci
dari tempat yang selalu dapat dikunci dari tempat yang selalu dapat
dicapai diatas geladak lambung timbul. Alat penunjuk bahwa katup
terbuka atau tertutup harus disediakan pada tempat penguncian.

Dalam sistem perpipaan, komponen pendukung antara lain :


a. Sumber (source) yang berasal dari tangki
b. Pompa sebagai sumber tenaga untuk memindahkan/mengalirkan fluida
c. Pengaturan aliran (debit dan arah), tekanan, temperatur, viscositas dan
lainnya dapat berupa : katup, fitting, heat exchanger dan lainnya.
d. Discharge (sink) dapat langsung ke overboard, tangki dan lainnya. Dan
untuk pemasangannya/instalasinya maka penyangga pipa sangat perlu
guna mencegah yang diakibatkan oleh :
-Berat pipa
-Pemuaian akibat suhu dan tekanan
-Beban inersia akibat getaran dan gerak kapal
-Beban inersia akibat getaran dan gerakan pada instalasi pipa.
A. JENIS PIPA
a. Jenis menurut proses pembuatannya
Menurut proses pembuatannya pipa terdiri dari :
-Pipa tanpa sambungan; pipa jenis ini dihasilkan dengan
proses pemutaran/roll
-Pipa dengan pengelasan; pipa jenis ini dihasilkan dari

baja yang dibentuk silinder kemudian dilas mendatar


tersambung oleh tekanan listrik busur pipa pengeluaran
b. Jenis menurut materialnya
Bahan/material yang biasa digunakan untuk instalasi pipa uap, air,
minyak, dan lain-lain dikamar mesin tidak hanya diatur oleh pihak
klasifikasi/rules tetapi juga berdasarkan aturan dan standard yang ada.
Oleh karena itu tekanan kerja maksimum dan suhu patut dijadikan dasar
dalam pemilihannya. Jenis pipa menurut material yang biasa digunakan
terdiri dari :
material Temperature kerja Tekanan kerja
Besi tuang ( cast steel ) > 300 DN> 32 mm
Besi tuang modular ( composite cast iron ) <300 PB x DN> 2500
Atau DN> 250
Campuran tembaga <225 PB x DN> 2500
- Pipa baja; pipa jenis ini banyak digunakan untukinstalasi yang dialiri oleh
fluida air dan minyak.
-Pipa tembaga; pipa jenis ini digunakan untuk pipayang berdiameter kecil.
Pipa tembaga umumnya mudah
dibengkokkan dan tahan terhadap karat.
-Pipakuningan; pipa jenis ini digunakan pada instalasi atau alat penukar
panas (kalor) dan lain-lain.
-Pipa Plastik; pipa jenis ini mengandung bahan Vynil Chlorida dan
biasanya untuk instalasi yangdialiri oleh fluida air bertekanan rendah.

Pembagian kelompok kelas pipa menurut rules dapat dilihat


pada tabel berikut ini :
Dalam bidang perkapalan untuk pipa baja biasanya berupa baja campuran
yang disebut baja carbon dikenal beberapa jenis sesuai dengan fungsinya
atau fluida yang dialirkan yaitu :
- Pipa baja carbon untuk instalasi umum yang dikenal dengan istilah SGP
- Pipa baja carbon untuk instalasi bertekanan yang dikenal dengan istilah
STGP
.- Pipa baja carbon untuk instalasi bertekanan tinggi yang dikenal dengan
istilah STP
- Pipa baja carbon untuk instalasi bersuhu tinggi yang dikenal dengan
istilah STPT
- Pipa baja carbon dengan pengelasan las busur listrik yang dikenal
dengan istilah STPY Diameter luar suatu pipa sama ukurannya dengan
diameter nominal. Sedangkan tebal dari pipa, untuk pipa baja carbon
yang digunakan untuk instalasi umum (SGP) hanya memiliki 1 ketebalan
untuk tiap diameter nominal, tetapi untuk pipa yang lainnya masingmasing memiliki beberapa menurut nomor schedule (SCH). Mengenai pipa
tembaga, pipa tembaga tanpa kelim dengan tingkat tahan korosi yang
bagus, penghantar panas yang baik dan memiliki kemampuan kerja yang
baik adalah yang umum digunakan. Salah satu jenisnya adalah pipa
tembaga Phosphorous- dioxided tanpa kelim dan bentuk tabung (C1221T)
yang digunakan untuk alat pemindah kalor (Heat Exchanger) dan pipa
tembaga tanpa kelim TCUT yang digunakan untuk instalasi pipa control.
Material pipa lainnya seperti tembaga campuran (copper alloy), seperti
Zinc dengan bahan dasar aluminium- brass (istilah pabriknya albrac atau

Yorcalbro, kualitaskeduanya sama) dan pipa nickel dengan bahan utama


nickel tembaga. Kedua material tersebut memiliki kemampuan kerja yang
bagus dan tahan korosi khususnya nickel mempunyai kualitas yang sangat
bagus pada kondisi kerja dengan suhu dan tekanan tinggi. Pipa
aluminium-brass dan cuppronickel utamanya digunakan untuk instalasi air
laut sistem pendingin. Pipa plastik secara umum dibuat dari bahan
polyvinyl chloride (PVC) yang biasa digunakan untuk instalasi sanitary
pada deck akomodasi. Beberapa pengelompokan material pipa dan
komponen lain instalasi dapat dilihat pada tabel berikut (lihat tabel 11.2
GL hal. 11-4)
B. PEMILIHAN UKURAN PIPA
Ukuran diameter dalam sebuah pipa ditentukan berdasarkan :
- Jenis fluida yang mengalir di dalam pipa.
- Jumlah volume fluida yang akan dipindahkan.
- Kecepatan aliran dari fluida yang akan dipindahkan, dimana perlu juga
memperhatikan adanya tekanan akibat gesekan.
- Harga pipa, dimana semakin berat pipa harganya makin mahal. Dengan
demikian dapatlah disimpulkan bahwa ;
- makin besar penampang pipa makin tinggi harganya makin kecil
penampang pipa, makin banyak pipa yang
dibutuhkan, makin banyak pula tempat yang dibutuhkan, tetapi hal ini
memberikan keuntungan karena pada penginstalasian pipa mudah
diselipkan di tempat- tempat yang tidak terpakai
- makin kecil kec. Aliran fluida dalam pipa, makin kecil tahanannya. Dan

dapat memberikan aliran yang laminer Besarnya diameter dari pipa .


SAMBUNGAN PIPA
Dalam suatu instalasi pipa, banyak ditemukan sambungan- sambungan,
baik sambungan antara pipa dengan pipa maupun sambungan pipa
dengan peralatan/komponen yang diperlukan seperti katup (valve), alat
instrumentasi, nozel (nozzle) peralatan ataupun sambungan untuk
merubah arah aliran. Sistem instalasi diatas kapal harus mampu
mempertahankan terhadap getaran dan kelenturan. Sehingga sambungan
yang memiliki daya tahan yang tinggilah yang dipersyaratkan. Beberapa
type sambungan tidak memiliki kekuatan dan daya tahan untuk
digunakan pada lingkungan diatas kapal untuk waktu yang lama tanpa
mengalami kerusakan/kebocoran. Beberapa sambungan yang sangat
bagus meliputi : bolted flens, buttwelded, socket weld, brazed socket,
reinforced branch connection, threaded, union, coupling, mechanically
attached fitting dan bounded socket untuk bahan plastik dan bahan
komposit. Pemilihan jenis
sambungan yang akan digunakan pada sistem pipa didasarkan pada
beberapa faktor meliputi :
- Tekanan
- Suhu
- Harga
- Keselamatan/keamanan
- Kondisi lingkungan sekitar
- Ukuran pipa

- Bahan pipa
- Kemudahan dalam pemeriksaaan
- Jaminan kualitas
- Ketersediaan komponen tersebut dipasar dan kecocokan pada ujung pipa
- Tingkat kemahiran dari instaler
- Batasan yang diberikan oleh badan regulasi, pihak klasifikasi dan
persyaratan pemilik kapal sendiri.
Sebagian besar sistem menggunakan beberapa jenis sambungan yang
berbeda. Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain :
Pengelasan (Welded) ; jenis penyambungan dengan las dipengaruhi oleh
material pipa yang akan disambung dan penggunaannya, misalnya
pengelasan untuk bahan stainless steel menggunakan las busur gas
wolfram, dan untuk pipa baja carbon digunakan las metal. Pada instalasi
bersuhu dan bertekanan tinggi seperti pada instalasi uap utama pada
kapal turbin, instalasi tanpa flens adalah lazim digunakan tetapi saat ini
instalasi tanpa flens selalu digunakan pada instalasi tekanan rendah
dengan maksud untuk mendapatkan instalasi tanpa flens yang layak atau
pantas. Sambungan yang umum digunakan untuk instalasi tanpa flens
antara lain :
a. Sambungan Buttwelding (fig. 1.4); buttwelding joint adalah salah satu
metode yang digunakan pada sambungan tanpa flens. Bagian yang
disambung dari pipa yaitu pada masing-masing ujungnya dilas sebagai
ganti dari flens. Tapi metode ini sama sekali tidak dipakai/diterapkan

karena dapat merusak pipa galvanis, instalasi pipa yang dilapisi.


Kemiringan bagian pipa yang akan dilas dapat dilihat pada gambar
dibawah ini ;
b. Sleeve Joint (sambungan sleeve); sambungan sleeve dapat dilihat pada
gambar 1.5, cara ini digunakan pada bagian dimana flens yang digunakan
adalah bentuk konvensional. Ketebalan sleeve T bervariasi seperti berikut;
setara dengan SGP, SCH#40,SCH#80, dan lain lain sesuai dengan
ketebalan pipa . SCH#80 padanan ketebalan [menyangkut] lengan baju
biasanya digunakan dalam rangka memperkecil macam lengan baju
c. Coupling Joint
Ada banyak macam sambungan coupling, kebanyakan kekedapan
terhadap fluida dengan mengencangkan suatpacking karet elastis dengan
suatu nut dan di sana adalah beberapa tindakan balasan melawan
terhadap pipa [yang] jatuh
D. Union Joint sambungan union sebagian besar digunakan untuk ukuran
pipa yang kecil. Ada dua jenis sambungan jenis ini sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambar 1.6 dan gambar 1.7. Salah satu dari jenis ini,
untuk menjamin kekencangan sambungan dengan memasukkan packing
antara badan sambungan dan ujungnya ( gambar 1.6). Sedangkan jenis
yang lain untuk menjamin kekencangan tanpa menggunakan packings
antara badan sambungan dan ujungnya yang berhubungan berbentuk
kerucut dengan sudut masing-masing 37 o atau 90 derajat ( gambar 1,7).
[satu/ orang] yang terdahulu biasanya digunakan untuk 10 kg/cm2 dan di
atas penilaian/beban maksimum. Bahan sambungan Union, baja
digunakan untuk pipa baja dan campuran logam tembaga untuk
pengikatan ke pipa, pengelasan dibuat untuk pipa baja, tembaga dibuat
untuk pipa tembaga. Material sambungan union ditetapkan di (dalam) JIS

Rumitnya Proses Proyek EPC


Posted on March 21, 2011 by budisuanda

Proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction)


merupakan jenis proyek yang lebih kompleks dari proyek konstruksi. Karakter jenis
proyek ini memiliki perbedaan dengan proyek konstruksi biasa. Dalam mencapai
kesuksesan proyek EPC perlu diketahui proses yang terjadi di dalamnya. Memahami
rumitnya proses proyek ini akan membantu menyelesaikan masalah
kompleksitasnya.
Proyek EPC memiliki tantangan yang sangat tinggi, mulai dari saling
ketergantungaan antar aktifitas yang ada, fase overlaps antar masing-masing
aktifitas tersebut, pemecahan aktifitas menjadi aktifitas-aktifitas pekerjaan yang
lebih detail, kompleksitas struktur organisasi, dan ketidakpastian dalam akurasi
prediksi yang timbul selama masa pelaksanaan. Kegiatan yang paling menantang
dalam proyek ini adalah kegiatan dalam pembuatan anggaran dan jadwal
pelaksanaan proyek karena harus dibuat dan diketahui sebelum proyek dimulai.

Engineering
Engineering dilakukan dengan pendekatan setahap demi setahap, dimulai dari
tahap konseptual, basic engineering sampai tahap detail engineering. Fase
Engineering memiliki tingkat pengaruh yang paling tinggi pada proyek, banyak
keputusan-keputusan penting yang dibuat selama proses perencanaan yang
menentukan besarnya jumlah dana dan sumberdaya lainnya yang diperlukan.
Tahap konseptual memperjelas dan merumuskan permasalahan dalam suatu studi
kelayakan. Pada tahap ini dilakukan perumusan garis besar dasar pemikiran atau
gagasan teknis mengenai sistem yang akan diwujudkan, sehingga untuk mencapai
tujuan dan sasaran maka harus melakukan identifikasi potensi kebutuhan dan
mengkaji aspek-aspek mulai dari teknik, ekonomi, hukum, lingkungan, serta
melakukan identifikasi sumberdaya yang dibutuhkan.

Pada tahap basic engineering diletakkan dasar-dasar pokok desain-engineering,


dilakukan pengumpulan data-data teknis yang diperlukan dalam proses desain,
dalam arti segala sifat atau fungsi pokok dari produk atau instalasi hasil proyek
sudah harus dijabarkan, termasuk menentukan proses yang akan mengatur masukan
material dan energi yang dikonversikan menjadi produk yang diinginkan. Menurut
Harold Kerzner (2006), tahap detail engineering merupakan kegiatan yang
dilakukan di kantor pusat proyek. Pada tahapan detail engineering dilakukan
berbagai macam penjelasan pekerjaan, berikut ini adalah pekerjaan dari tahap detail
engineering:
1.
Meletakan dasar-dasar kriteria design engineering.
2.
Mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk design engineering.
3.
Membuat spesifikasi material dan peralatan
4.
Merancang gambar-gambar dan perekayasaan berbagai disiplin seperti
5.
civil, piping, electrical, instrument, mechanical.
6.
Mengevaluasi dan menyetujui usulan gambar.
7.
Membuat model bagi instalasi yang hendak dibangun sesuai dengan
8.
skala yang telah ditentukan.
9.
Menyiapkan pengajuan keperluan material untuk kegiatan pembelian
10.
Membuat perkiraan biaya proyek.
11.
Membuat jadwal pelaksanaan proyek.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas desain dari pekerjaan serta keakuratan
dan kelengkapan persyaratan dari pemilik proyek (termasuk kriteria desain dan
perhitungan). Tahapan dari proses fase engineering dapat dilihat pada gambar di

bawah
ini
:
Dari
gambar di atas dapat dijelaskan bahwa tahapan proses pekerjaan fase engineering
dimulai dari proses basic engineering. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
informasi dan daftar permintaan untuk keperluan perencanaan. Setelah proses
tersebut selesai, dilanjutkan dengan proses detailed engineering. Pada proses ini

dilakukan persiapan dan proses tender untuk pencapaian pemilihan vendor yang
terbaik. Ketika fase tahapan engineering berjalan, fase procurement juga termasuk
didalamnya, seperti pada saat pengeluaran PO (Purchasing Order) dan pemilihan
vendor. Vendor yang memenangkan tender harus kembali mengecek spesifikasi
barang atau material yang dipesan sesuai dengan detailed engineering yang masih
berjalan pada fase engineering. Setelah dilakukan pengecekan produk dari vendor
dan hasilnya sesuai, dapat dilakukan penyelesaian proses konstruksi dengan
panduan produk drawing dari detailed engineering sebagai panduan.

Procurement
Kegiatan pengadaan adalah usaha untuk mendapatkan barang berupa material dan
peralatan dan atau jasa (subkontraktor) dari pihak luar untuk proyek. Kegiatan
pengadaan atau pembelian dan subkontrakting dapat dilakukan setelah lingkup
proyek ditentukan dan dijabarkan pada detail engineering sehingga akan terlihat
jenis dan jumlah material serta peralatan yang diperlukan untuk pembangunan
proyek. Untuk pengadaan jasa meliputi kegiatan-kegiatan subcontracting, seperti
pemaketan pekerjaan, proses pemilihan sampai penunjukan, perencanaan
pekerjaan, serta koordinasi dan pengendalian pekerjaan subkontraktor. Berikut ini
tahapan proses pekerjaan pada fase procurement.

Terjadinya
aktifitas
yang overlapping pada siklus proyek merupakan tanda terjadinya interaksi antara
fase engineering dengan fase procurement yang salah satu bentuknya adalah
aktifitas vendor data. Dari gambar dibawah ini dapat dilihat dimana engineering

menghasilkan output berupa specification, data sheet, drawing, dan MTO (Material
Take-off) yang digunakan sebagai input data fase procurement (pengadaan). Fase
engineering tidak akan bisa tuntas jika vendor data dari PO (Purchasing Order) pada
tahapan procurement belum tuntas.

Construction
Kegiatan konstruksi (construction) adalah kegiatan mendirikan atau membangun
instalasi dengan efisien, berdasarkan atas segala sesuatu yang diputuskan pada
tahap desain (engineering). Pekerjaan yang dilakukan antara lain adalah pekerjaan
survey lokasi, kegiatan pengambilan keputusan dan perkerjaan persiapan lain yang
diperlukan seperti gambar, material dan peralatan sehingga kegiatan proyek akan
berangsur-angsur pindah ke lokasi proyek maka pekerjaan konstruksi dapat
dilaksanakan.
Lingkup kegiatan konstruksi secara garis besar dibagi menjadi kegiatan fisik dan
kegiatan non fisik. Kegiatan fisik meliputi pembangun fasilitas sementara untuk
keperluan perkantoran sementara dan pekerjaan sipil lainnya, melakukan pekerjaan
persiapan lokasi, mempersiapkan lahan, mendirikan fasilitas fabrikasi, memasang
perpipaan, memasang instalasi listrik dan instrumentasi, memasang perlengkapan
keselamatan, memasang isolasi dan pengecatan, melakukan testing, uji coba, dan
start-up, serta pekerjaan non fisik seperti merencanakan kegiatan operasional
konstruksi, mengendalikan kegiatan konstruksi, mengendalikan tenaga kerja,
melakukan inspeksi, dan pekerjaan administrasi.
Hubungan dan interaksi antara engineering dengan construction pada siklus proyek,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar diatas menjelaskan engineering menyiapkan spesifikasi (specification) yang


digunakan pada proyek, desain-desain yang diperlukan dan jumlah material yang
digunakan atau biasa disebut MTO (Material Take Off). Setelah semua data yang
dihasilkan oleh engineering telah siap, selanjutnya data tersebut digunakan untuk
pekerjaan konstruksi dan tim engineering mulai mengerjakan pekerjaan As Built
Drawing atau gambar sesuai yang terpasang dan setelah tahap construction selesai
maka tim engineering menyelesaikan final gambar terpasang atau biasa disebut
Final As Built Drawing. Hubungan antara procurement dengan engineering dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar di atas menggambarkan hubungan dan interaksi antara procurement dan


construction yaitu tim procurement proyek di kantor pusat (head office) membuat
laporan berupa material atau alat yang sudah dikirim ke lapangan yaitu berupa MDR
(Material Delivery Report) sedangkan tim construction akan mengirimkan laporan
tentang daftar pengiriman yang belum selesai atau OSDR (Out Standing Delivery
Report) dan juga menyiapkan laporan material atau peralatan yang diterima berupa
MRR (Material Receiving Report).
Dalam pekerjaan konstruksi terdapat pengkategorian periode konstruksi. Hal ini
dibuat untuk mempermudah dalam perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring

dan controlling selama pekerjaan konstruksi berlangsung dikarenakan pekerjaan


konstruksi terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan terdapat sistem yang harus diikuti.
Pengkategorian periode konstruksi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar diatas
menjelaskan bahwa pada tahap perencanaan diharapkan sudah dikerjakan sebelum
proyek dimulai secara resmi, sejak progres dimulai sampai mencapai progres 70%
seluruh tim proyek diarahkan untuk fokus pada penyelesaian pekerjaan berdasarkan
pembagian area yang sudah ditetapkan (area wise). Selanjutnya setelah progress
70%, tim proyek fokus untuk mulai menyelesaikan pekerjaan secara sistem sampai
dengan test individu (sistem wise) dengan orientasi mencapai selesai pekerjaan
mechanical (mechanical completion readiness oriented).

MERANCANG WPS
(WELDING PROCEDURE SPECIFICATION)
Langkah-langkah dalam merancang WPS:
1.

Drawing

Check drawing yang ada. Check jenis material yang dipakai dalam welding process. Jenis
material tersebut termasuk Group apa (Group I, II, III, IV).
Tensile strength dari material, Welding Process yang digunakan, AWS Specification, Electrode
Classification.
Jenis Material/Base Metal yang digunakan mengacu pada code, code yang dipakai harus edisi
terbaru. Misala dipakai AWS D1.1.
Untuk Base Metal, standard yang dipakai AWS D1.1 Table 3.1.
Check Thickness material, Edge Preparation, Joint Position, Joint Type.
Check Welding Symbol yang dipakai untuk menentukan Edge Preparation, Joint Type, Sudut
Bevel (Angle Groove).
2.

PWPS (Preliminiary Welding Procedure Specification)


Data material yang ada dalam drawing dibuat dalam PWPS. Dalam PWPS memiliki kepala surat
yang berisi: Project Name, Form No, Document No, Revision No, Supporting PQR No, Date,
Page No, PWPS No.
Untuk Joint Design harus digambarkan dan ditulis thickness material, groove angle, root gap, root
face dan digambarkan juga Welding Sequence.
Check Parameter Electrical antara lain Range Ampere & Range Voltage (root, hot, fill, capping),
Polarity, Travel Speed, Heat Input.
Check Consumable, yaitu: Type, Class, AWS Specification, Size Electrode (Diameter Electrode).
Check Welding Process, yaitu: Joint Position, Side (root, hot, fill, capping), No Weld Pass.
Untuk Consumables, keterangan yang ditulis sesuai dengan welding process yaitu: Flux yang
digunakan, Shield Gas, Flow Rate, Back Purge, Stick Out (root), Stick Out (fill), Consumable
Treatment.
Consumable Batch No, keterangan berupa: Electrocde No, Nozzle Diameter, Wire Feeder.
Thermal Treatment, keterangan yaitu: Preheat, Temperature Check Methode, Max Interpass
Temperature.
PWHT, keterangannya: Thickness, Temperature, Time.
Pada kolom Completion of Procedure harus ada antara lain: Prepared by, Reviewed by, Approved
by, Client Representative (3rd Party)
Technique, keterangannya: Position Qualified, Weld Progression mengacu pada AWS D1.1 Table
4.1
Untuk NDT keterangannya: Test Methode yang dipakai Visual Inspection, MPI, DPI, RT, UT
dilakukan 100% dengan Standard AWS D1.1 Table 6.1

Untuk Mechanical Test, Test Methode berupa Tensile Test, Root Bend, Side Bend, Face Bend
dengan Standard AWS D1.1 Table 4.2
Lokasi Specimen Test harus digambarkan untuk menentukan lokasi specimen test diambil
sehingga dapat memperkuat bukti.
Pada pelaksanaan Mechanical Test harus disaksikan Client dan direcord.
3.

Welding as PWPS

Data-data PWPS dipakai sebagai panduan dalam welding process. Semua data yang ada dalam
welding process dicatat dalam Procedure Qualification Record (PQR). Range Ampere dan Rang
Voltage yang didapat dalam proses welding pada Root, Hot, Fill, Capping harus direcord. Begitu
juga Travel Speed, Heat Input, Diameter Electrode harus direcord.
4.

Setelah Proses Welding selesai maka dilakukan Inspeksi yang meliputi:


Visual Inspection, dilakukan 100% dan direcord dalam PQR, apakah data yang didapat
Accept atau Reject sesuai dengan AWS D1.1 Table 6.1
b.
NDT, antara lain: MPI (Carbon Steel), DPI (Stainless Steel), RT, UT. Semua data direcord
dalam PQR, Accept atau Reject sesuai dengan AWS D1.1 Table 6.1. Pelaksanaan NDT
dilapangan tidak harus 100%, sesuai dengan kebutuhan, lokasi welding (primer member atau
tidak) dan permintaan Client.
Kemudian dilakukan Mechanical Test, Standard yang dipakai AWS D1.1 Table 4.2.
Pelaksanaannya harus disaksikan Client Representative.
Hasil yang didapat Accept atau Reject harus direcord dalam PQR. Bila Accept maka hasil welding
dianggap OK, bila Reject maka harus dilakukan tes ulang ataupun repair. Bila hasil tes benarbenar Reject maka harus dilakukan proses welding ulang.
Setelah hasil Visual Inspection, NDT, Mechnical Test memenuhi Standard maka hasil yang
dipakai dapat dipersiapkan untuk menjadi WPS dan harus dapat Approval oleh pihak yang
berkepentingan.
Mechanical Test biasanya mengacu pada Client Spec, bila Client meminta Mechanical Test
tambahan maka harus dilakukan walaupun tidak terdapat dalam Standard karena Client Spec
merupakan Standard tertinggi.
Bila Client Spec meminta Hardness Test biasanya dilakukan juga Macro Test karena kedua tes
tersebut sejalan.
a.

5.

Data yang sudah Accept dalam PQR dipersiapkan menjadi WPS.


Dalam WPS memiliki kepala surat yang berisi: Project Name, Form No, Document No, Revision
No, Supporting PQR No, Date, Page No, WPS No, Material Spec.
Untuk Joint Design harus digambarkan dan ditulis thickness material, groove angle, root gap, root
face dan digambarkan juga Welding Sequence beserta jumlah bead.
Untuk Thickness Range dan Pipe Diameter qualified mengacu AWS D1.1 Table 4.2.
Untuk Technique: Position qualificataion mengacu AWS D1.1 table 4.1. Harus ditulis juga Weld
Progression, String/Weave, Max Weld Bead, Interpass Cleaning.
Pada Weld Pass Detail: No, Side (root, hot, fill, capping), Position
Electrode Description: Type, Class, AWS Spec, Size.
Welding Parameter: Ampere Range & Voltage Range dibuatkan nilai rata-rata untuk lokasi pass,
kemudian nilai rata-rata per lokasi pass dalam PQR dihitung mengacu AWS D1.1 Table 4.5.
Polarity, Travel Speed, Heat Input harus direcord.

Untuk Consumables, keterangan yang ditulis sesuai dengan welding process yaitu: Flux yang
digunakan, Shield Gas, Flow Rate, Back Purge, Stick Out (root), Stick Out (fill), Consumable
Treatment.
Consumable Batch No, keterangan berupa: Electrocde No, Nozzle Diameter, Wire Feeder.
Thermal Treatment, keterangan yaitu: Preheat, Temperature Check Methode, Max Interpass
Temperature.
PWHT, keterangannya: Thickness, Temperature, Time.
Pada kolom Completion of Procedure harus ada antara lain: Prepared by, Reviewed by, Approved
by, Client Representative (3rd Party).
6.

Setelah semua data Benar dan mendapat Approval dari pihak-pihak yang berkepentingan
maka data tersebut telah Sah menjadi WPS.

Anda mungkin juga menyukai