DOSEN:
ANDI PAWAWOI , M.T
Disusun oleh :
NIKO SEPTIAWAN
1310952051
REGGI ARYUNADI
1310951028
RIZKI SUHERDI
1310952014
RAMADHAN SYAHPUTRA
1210953049
Universitas Andalas
Padang
2016
Kelebihan
Terlindung dari pengaruh
suhu karena tertutup tanah
Terlindung dari
pembekuan.
Tidak membutuhkan
sambungan (Expansion
joints )
5
6
Kekurangan
Akses yang sulit untuk
inspeksi
Biaya mahal jika
diameter besar dan
kondisi tanah berbatu
Cenderung terjadi
pergeseran pipa pada
lembah yang curam
Membutuhkan lapisan
tertentu terhadap korosi
dan salinitas tanah
Sulit dalam
pemeliharaan dan
perbaikan
Kelebihan
Kekurangan
Sangat terpengaruh oleh
suhu eksternal
Kemungkinan terjadi
pembekuan saat musim
dingin
Terlindung terhadap
longsoran jika dilengkapi
dengan blok angker
Tekanan longitudinal
mungkin timbul karena
blok angker
Diperlukan sambungan
(Expansion joints)
3. Analisa Sensitivitas
Analisa sensitivitas dilakukan pada 3 kondisi yaitu:
Cost naik 20%, benefit tetap
Cost tetap, benefit turun 20%
Cost naik 20%, benefit turun 20%
3. PEMELIHARAAN PLTA
MAINTENANCE
PL
ANED
MAINT
ENAN
CE
DESIGN
OUT
MAINTEN
ANCE
TIME
BASE
MAINTEN
NANCE
Ro
uti
ne
Mainte
nance
Untuk
meningkatkan
operasi,
realibilitas dan
kapasitas
UNPL
ANED
MAINTE
NENCE
PREVENT
IVE
MAINTENA
NCE
CORECTI
VE
MAINTENA
NCE
CONDITION
-BASE
MAINTEN
ANCE
Periodic Yearly
Mainte
nance
Prinsip utama
dari preventive
maintenance
adalah berpikir ke
depan (thinking
ahead)
Pemeliharaan dilaksanakan
secara berkala berdasarkan jam
operasi atau lainnya dengan
unit tetap beroperasi atau
keluar dari pengusahaan
BREAKDOWN
MAINTENA
NCE
Perbaikan
peralatan dari
kerusakan karena
gangguan
Penggantian
parts yang
rusak/tidak
berfungsi dengan
baik
pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan secara umum antara lain adalah untuk mencegah terjadinya
kerusakan peralatan baik unit dalam keadaan beroperasi maupun stand by,
mempertahankan unjuk kerjanya.
pengukuran
meningkatkan
keandalan
dan
juga
diharapkan
mampu/dapat
Mengingat
pentignya
pengujian
maka
pelaksanaannya
harus
dilakukan dengan hati-hati. teliti dan tepat . Hasil pengujian harus dipelajari, dicatat
dan disusun dengan sebaik-baiknya.
Jenis pengujian yang dilakukan tergantung jenis pemeliharaan, karena masingmasing berlainan tergantung pada tingkat
sebelum
pemeliharaan
digunakan
sebagai
pengujian
sesudah
Hasil pengukuran
clearance
bantalan-bantalan,
diperiksa dengan arus yang sebenarnya pada sisi primer. trafo arus (CT) yang
bersangkutan dengan hubungan rangkaian yang sebenarnya pula
-
Kalibrasi meter-meter. Alat ukur besaran ternperatur, tekanan, vibrasi. dan lainlain harus dikalibrasi terIebih dahuiu sehIngga pencatatan data akan lebih akurat.
Pelaksanaan pengujian
Pelaksanaan pengujian dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan yang
disesuaikan dengan tingkat pemeliharaan
Pengujian sebelun pemeliharaan ini penting dilakukan untuk melihat keberhasilan
pemeliharaan tersebut.
Macam-macam pengujian yang dilakukan antara lain :
-
Putaran pengeringan (dray out running operation test) . Apabila percobaan. putar
telah selesai harus dilakukan
tertentu tanpa beban. Kemudian arus hubung singkat diperbesar sedikit demi
sedikit dan diatur sehingga suhu kumparan stator mencapai suhu tertentu dan
diusahakan suhu stator tersebut konstan. Selama pemutaran berjalan suhu
kumparan, suhu udara pendirigin, nilai tahanan isolasi diukur dengan interval
waktu tertentu. Nilai tahanan isolasi akan naik dan setelah mencapai titik jenuh
percobaan ini harus dihentikan.
-
Pembebanan kejutan (sudden load increase test) Latar belakang percobaan ini
adalah untuk mengetahui bahwa tiap-tiap peralatan kontrol telah beroperasi
dengan baik dan pelaksanaannya tekanan air kejut penstock dijaga sampai
dengan harga yang diijinkan pada kondisi sudden load increase. PLTA tersebut
dioperasikan setelah tekanan penstock stabil, beban dinaikkan dengan tiba-tiba
(pada 25 %, 50 %, 75 %, 100 % beban bila mernungkinkan). Pencatatan pada
percobaan ini adalah variasi tegangan, frekuensi, variasi putaran, variasi tekanan
air penstock, waktu untuk mencapai kestabilan, langkah servo motor, dan lainlain.
-
Emergency stop test. Latar belakang percobaan ini adalah untuk mengetahui
bahwa emergency stop dapat dilakukan dengan pengoperasian peralatan kontrol
bila terjadi gangguan electrikel selama PLTA beroperasi. Caranya adalah sebagai
berikut, PLTA dioperasikan hingga beban 40% dan beban nominal. Emergency
stop relay (86-1) secara manual dikerjakan. Pencatatan pada percobaan ini
adalah waktu dan putaran.
Over speed test . Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keandalan dari relay
over speed. Sebelum dilakukan pengujian relay over speed terlebih dahulu di
setting pada harga yang tel.ah ditentukan. Kemudian PLTA dioperasikari (diputar
tanpa beban) sampai relay over speed bekerja. Putaran pada saat relay over
speed kerja dicacat sampal dengan PLTA stop.
Load test (temperatur rise test). Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa
unit dapat dioperasikan pada beban 100 % beban nominal dengan aman. PLTA
dioperasikari pada putaran, tegangan, dan beban nominal. Pengukuran bemacanmacam besaran dilakukan dengan interval waktu tertentu. Pengukuran yang
dilakukan antara lain, temperatur bantalan, temperatur air pendingin, tegangan,
arus, frekuensi, factor daya (cos q), tekanan penstock, :runner dan juga level air.
Pada pengujian ini juga harus diperiksa kebocoran pelumas, air. dan lain-lain.
Automatic start and stop operation. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
bahwa unit dapat dioperasikan dengan start dan stop secara automatis. PLTA
distart dengan menggunakan
pencatatan
waktu
dan
urutan
master kontrol
start.
switch,
Prosedure
stop
kemudian
dilakukan
dilakukan
dengan
menggunakan master kontrol switch juga dilakukan dengan catatan waktu dan
urutan stop.
Sasaran pengujian
Dengan dilakukannya pengujian-pengujian:sepertj. tersebut di atas diharapkan tujuan
dari pemeliharaan dapat dicapai diantaranya adalah :
-
Dapat mengetahuj daya maksimum yang dicapai dengan aman dan andal suatu
PLTA
- Mengetahui titik kritis yang ada untuk dicari jalan keluar perbaikannya.
- Untuk mengetahui kecepatan reaksi unit terhadap setiap perubahan beban.
- MengetahuI efisiensi unit.
- dan lain-lain.
C. Predictive Maintenance
Pemeliharaan predictive adalah system pemeliharaan preventive berbasis kondisi
peralatan dengan cara memonitor peralatan secara terus menerus atau berkala pada
saat mesin operasi atau stop.
Hasil pemantauan dianalisa dan dievaluasi serta disimpulkan prakiraan kondisi untuk
dituangkan dalam rekomendasi pemeliharaan.
Pemantauan rutin kondisi mesin ada 2 macam yaitu :
Kondisi tidak langsung , yaitu melipiti pengukuran vibrasi , jumlah dan ukuran
partikel suatu komponen yang terlepas, kondisi keretakan, nilai konduktivitas,
kebisingan dan tahanan listrik.
Analisa teknik
Analisa statistic
Analisa teknik menentukan sebab dan tingkat kerusakan. Analisa ini biasanya
dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya , seperi Engineer vibrasi , Engineer NDT,
Tribologi, Metalurgi, performance engineering dan lain-lain.
Analisa statistic merupakan hubungan kerusakan terhadap waktu, analisa ini
bertujuan untuk memprediksi kondisi peralatan yang akan datang , kapan unit distop
untuk perbaikan atau overhaul, atau bagaimana kondisi operasi yang perlu diambil
untuk menjaga kelangsungan produksi. Pekerjaan ini merupakan tugas engineer
kerjasama dengan engineer analisa teknik.
Obyek yang dipantau pada suatu mesin untuk keperluan pemeliharaan predictive
meliputi :
-
Getaran
Kualitas air
Unjuk kerja
Termografi
Tribologi.