Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PEMBANGKITAN ENERGI ELEKTRIK

MAKALAH PRA STUDY, STUDI KELAYAKAN DAN PEMELIHARAAN PLTA

DOSEN:
ANDI PAWAWOI , M.T

Disusun oleh :
NIKO SEPTIAWAN

1310952051

REGGI ARYUNADI

1310951028

RIZKI SUHERDI

1310952014

RAMADHAN SYAHPUTRA

1210953049

Universitas Andalas
Padang
2016

1. Perencanaan Bangunan PLTA


Perencanaan
bangunan
PLTA meliputi:
Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa merupakan
bangunan yang berfungsi untuk mengantarkan air atau membawa air mulai dari
bangunan pengambilan menuju ke rumah pembangkit. Terdapat bermacam bentuk
dari bangunan pembawa tergantung dari sistem pembawaan air menuju rumah
pembangkit, bangunan pembawa antara lain:
1. Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat adalah saluran yang menyalurkan dan mengarahkan air dari
waduk ke turbin. Diameter pipa pesat dipilih dengan pertimbangan
keamanan, kemudahan proses pembuatan, ketersediaan material dan
tingkat rugi (friction losses) seminimal mungkin. Pipa pesat biasanya
dilengkapi dengan tangki peredam (surge tank) yang berfungsi untuk
menyerap pukulan air serta menyimpan air cadangan untuk mengatasi
peningkatan beban yang tiba-tiba. Berdasarkan lokasinya pipa pesat
dibagi dua, yaitu:
Pipa pesat tertanam (Burried penstock)
Untuk penanaman batang pipa dalam tanah, maka topografi tanah dan
sisa kelebihan dari pipa harus dipikirkan dengan baik. (Dandenkar dan
Sharma, 1991:273).

Tabel 2. Kekurangan dan Kelebihan


Pipa Pesat dalam Tanah
No
1

Kelebihan
Terlindung dari pengaruh
suhu karena tertutup tanah

Terlindung dari
pembekuan.

Tidak membutuhkan
sambungan (Expansion
joints )

Landscape tetap tidak bias


diubah

5
6

Terlindung dari gempa,


longsoran tanah, dan
badai
Dapat mengurangi
ketebalan pipa

Kekurangan
Akses yang sulit untuk
inspeksi
Biaya mahal jika
diameter besar dan
kondisi tanah berbatu
Cenderung terjadi
pergeseran pipa pada
lembah yang curam
Membutuhkan lapisan
tertentu terhadap korosi
dan salinitas tanah
Sulit dalam
pemeliharaan dan
perbaikan

Sumber : Varshney, 1977:402

Pipa pesat tidak tertanam (Exposed penstock)


Pipa diatas tanah didukung oleh fondasi
atau
tanggul
penunjang.Menurut USBR, batang pipa yang tidak terlindung termasuk
batang pipa yang didukung diatas tanah dan batang pipa yang dilindungi
oleh lapisan beton tidak diijinkan untuk menahan tegangan struktur.
(Dandenkar dan Sharma, 1991:275)

Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan


Pipa Pesat Tidak Tertanam
No

Kelebihan

Kekurangan
Sangat terpengaruh oleh
suhu eksternal
Kemungkinan terjadi
pembekuan saat musim
dingin

Mudah dalam inspeksi

Biaya instalasi lebih murah

Terlindung terhadap
longsoran jika dilengkapi
dengan blok angker

Tekanan longitudinal
mungkin timbul karena
blok angker

Mudah dalam pemeliharaan


dan perbaikan

Diperlukan sambungan
(Expansion joints)

sumber: Varshney, 1977:403


2. Kedalaman minimum pipa pesat
Kedalaman minimum akan berpengaruh terhadap gejala vortex, kedalaman mini
mum dapat dihitung dengan persamaan (Penche,2004)
Rumah Pembangkit (Power House)
Rumah pembangkit, merupakan bangunan tempat diletakkannya seluruh perangkat
konversi energi, mulai dari turbin air lengkap dengan governornya, sebagai pengatur
tekanan air, sistem transmisi mekanik (jika diperlukan), generator, perangkat pendukung
lain, seperti: panel kontrol, panel distribusi daya, beban komplemen, dan sebagainya.
Bangunan inilah yang melindungi turbin, generator dan peralatan pembangkit lainnya.
D. Bangunan Pembuang
Bangunan pembuang digunakan
untuk mengalirkan debit setelah melalui turbin meuju ke sungai, bangunan pembuang
sendiri bisa direncanakan sesuai dengan kondisi lapangan, umunya bangunan
pembuang direncanakan dengan tipe sal-uran terbuka (saluran tailrace).
Tinggi Jatuh Efektif
Tinggi jatuh efektif adalah selisih
antara elevasi muka air pada bangunan pengambilan atau waduk (EMAW) den-gan
tail water level (TWL) dikurangi dengan total kehilangan tinggi tekan (Ramos, 2000)
Kehilangan tinggi tekan
digolongkan menjadi 2 jenis yaitu kehilangan pada saluran terbuka dan kehilangan pada
saluran tertutup. Kehilangan tinggi tekan pada saluran terbuka biasanya terjadi pada
intake pengambilan, saluran transisi dan penya-ring.
Kehilangan tinggi pada saluran tertutup dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu
kehilangan tinggi mayor (gesekan) dan kehilangan tinggi minor.
Perencanaan Peralatan Mekanik Dan Elektrik
Perencanaan peralatan mekanik dan elektrik meliputi:
A. Turbin Hidraulik
Dalam perencanan turbin parameter yang mendasari adalah kecepatan spesifik
turbin (Ns) dan kecepatan putar/sinkron (n) dimana kedua paramet
tersebut
dihitung dengan persa
SBR, 1976:)

1.Titik Pusat Dan Kavitasi Pada Turbin


Titik pusat perlu diletakkan pada titik yang aman sehingga terhindar dari bahaya
kavitasi kavitasi akan terjadi bila nilai aktual < kritis, dimana dapat
ng
dengan persamaan
2. dimensi turbin
Dimensi turbin reaksi meliputi:
Dimensi runner turbin, dimensi wicket gate, dimensi spiral case dan dimensi draft tube.
. 3. Effisiensi Turbin
Effisiensi turbin sangat tergantung pengaruh dari debit aktual dalam turbin dengan debit
desain turbin (Q/Qd), effisiensi turbin ditunjukkan pada gambar berikut (Ramos,2009)
2. Analisa Kelayakan Ekonomi
Analisa ekonomi dilakukan untuk mengetahui kelayakan suatu proyek dari segi ekonomi.
Dalam melakukan analisa ekonomi dibutuhkan dua komponen utama yaitu:
1. cost
Meliputi biaya langsung Manfaat didapatakan dari hasil penjualan listrik berdasarkan
harga tariff yang berlaku.
2. Benefit
Manfaat didapatakan dari hasil penjualan listrik berdasarkan harga tariff yang berlaku.
Parameter kelayakan ekonomi meliputi:

3. Analisa Sensitivitas
Analisa sensitivitas dilakukan pada 3 kondisi yaitu:
Cost naik 20%, benefit tetap
Cost tetap, benefit turun 20%
Cost naik 20%, benefit turun 20%

3. PEMELIHARAAN PLTA

MAINTENANCE

PL
ANED
MAINT
ENAN
CE
DESIGN
OUT
MAINTEN
ANCE

TIME
BASE
MAINTEN
NANCE

Ro
uti
ne
Mainte
nance
Untuk
meningkatkan
operasi,
realibilitas dan
kapasitas

UNPL
ANED
MAINTE
NENCE

PREVENT
IVE
MAINTENA
NCE

CORECTI
VE
MAINTENA
NCE

CONDITION
-BASE
MAINTEN
ANCE

Periodic Yearly
Mainte
nance
Prinsip utama
dari preventive
maintenance
adalah berpikir ke
depan (thinking
ahead)

Pemeliharaan dilaksanakan
secara berkala berdasarkan jam
operasi atau lainnya dengan
unit tetap beroperasi atau
keluar dari pengusahaan

BREAKDOWN
MAINTENA
NCE
Perbaikan
peralatan dari
kerusakan karena
gangguan

Penggantian
parts yang
rusak/tidak
berfungsi dengan
baik

Disebut juga predictive


maintenance , pemeliharaan
dilakukan berdasarkan
kondisi peralatan yang
dianalisa sewaktu beroperasi
atau berhenti.

Pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang


dilaksanakan secara berulang- ulang dengan interval kurang dari 6
bulan,kondisi unit dalam beroperasi atau keluar dari pengusahaan

Pemeliharaan yang dilakukan 1 tahun satu kali yang disebut Annual

inspection, atau 3 tahun sekali biasa disebut General inspection


atau 5 tahun sekali yang disebut Major overhaul atau mengacu
pada buku petunjuk atau sumber lain yang relevan

3.1 DEFINISI PEMELIHARAAN


Pemeliharaan adalah memelihara merawat serta menjaga setiap saat agar
instalasi PLTA beserta alat-alat bantunya selalu dalam kondisi siap operasi.
Sedangkan yang dimaksud Overhaul disini adalah jenis

pemeliharaan

terencana yang dilakukan secara periodik. Pelaksanaan pemeliharaan ini secara


umum ditentukan oleh jam kerja mesin yang telah mencapai/mendekati batas yang
telah ditentukan.
Pemeliharan yang dimaksud diatas adalah pemeliharaan terencana secara
periodik yang terdiri dan Annual Inspection, General Inspection dan Major Overhaul.

Tujuan pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan secara umum antara lain adalah untuk mencegah terjadinya
kerusakan peralatan baik unit dalam keadaan beroperasi maupun stand by,
mempertahankan unjuk kerjanya.

3.2 JENIS & KEGIATAN PEMELIHARAAN


A. Overhaul
Batasan jam kerja tersebut sebelumnya telah disepakati pada forum diskusi
pemeliharaan tanggal 06 Februani 1987, dimana pada diskusi tersebut batas selang
waktu untuk Major Overhaui (MO) dibagi tiga pola yaitu :
a. Pola A, pada pola ini unit pernbangkit (PLTA) melaksanakan MO setelah unit
mencapai. interval 40.000 jam kerja.
b. Pola B. pada pola mi unit pembangkit (PLTA) melaksanakan MO setelah unit
mencapai interval 60.000 jam kenja.
c. Pola C, pada pola ini unit pembangkit (PLTA) melaksanakan MO setelah unit
mencapal. interval 80.000 jam kerja

Untuk pemeliharaan Annual Inspection dan General Inspection pelaksanaannya


disesuaikari dengan

selang waktu tiap-tiap pola tersebut. Kegiiatan pemeliharaan

yang dilakukan mencakup pemeriksaan, perbaikan, penyempunaan, penggantian,


penyetelan, pengujian dan lain sebagainya.
Kegiatan yang.dilakukan tiap jenis pemeliharaan adalah sebagai benikut :
a. Annual lnspection :
Ruang lingkup kegiatan Annual Inspection meliIputi pemeriksaan,

pengukuran

dengan_membuka manhole atau bagian lain tanpa melepaskan bagian utama,


penyetelan, perbatikan kecil dan dilakukan pengujian.
Al ini biasanya dilaksanakan setiap satu tahun sekali dalam satu tahun anggaran.
Karena ruang lingkup pekerjaan seperti tersebut di atau maka memenlukan waktu
relatif pendek.
b. General Inspection
Ruang lingkup kegiatan General Inspection meliputi pemeriksaan, pengukuran
dengan membuka manhole dan bagian lain tampa atau melepas bagian utama
bila perlu , penyetelan, perbaikan, penggantian (bukan peralatan utama) dan
dilakukan pengujian.
Dengan demikian pelaksanaan GI memenlukan waktu lebih lama dari Al dan
dilaksanakan pada pertengahan MO.
c. Major Overhaul
Ruang lingkup kegiatan Major Overhaul meliputi pembongkaran total, perbaikan,
pemeriksaan, pengukuran , penyetelan , penggantian peralatan dan dilakukan
pengujian . karena dilakukan pembongkaran dibagian utama maka waktu yang
diperlukan relative lebih lama dari GI

Sedangkan sasaran pemeliharaan PLTA adalah sebagai berikut


a. Annual Inepection (Al)
Sesuai dengan ruang lingkup kegiatannya, sasaran Annual Inspection adalah
menjaga keandalan. Yang dimaksud Keandalan disini adalah unit pemhangkit
PLTA tersebut beroperasi dengan baik, aman dan sesuai kernampuanya (beban
nominalnya) dengan force outage yang serendah-rendahnya.
b. General Inepection (GI)
Sesuai dengan ruang lingkup kegiatannya, sasaran General Inspection disamping
untuk

meningkatkan

keandalan

mengantisipasi beban lebih

dan

juga

diharapkan

mampu/dapat

diluar beban nominalnya tanpa merusak peralatan

utama maupun peralatan bantunya akibat adanya relay pengaman.


c.

Major Overhaul (MO)


Pemeliharaan ini dilakukan dengan maksud untuk
Meningkatkan daya rnarnpu mendekati install capacity
Meningkatkan keandalan
Meningkatkan efisiensi
Dan ketiga sasaran MO yang harus dicapai, maka

waktu kegiatan yang

dibutuhkan relatif lebih lama karena memerlukan pembongkaran peralatan utama


untuk diadakan pemeriksaan, penyetelan, perbaikan, penggantian dan pergujian
agar ketiga sasar.an tersebut dapat tercapai
B. Pengujian
Sebenarnya kegiatan pengujian yang dilakukan adalah merupakan bagian dari
pemeliharaan. Pengujian ini dilakukan ntuk mengetahui atau sebagai tolok ukur
bahwa pemeliharan yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuannya
Pengujian yang dilakukan paling tidak akan memberi gambaran unjuk kerja mesin
nantinya bila beroperasi kembali atau paling tidak untuk mengetahui keberhasilan
pemeliharaan dengan membandingkan hasil pengujian sebelun dan sesudah
pemeliharaan.

Mengingat

pentignya

pengujian

maka

pelaksanaannya

harus

dilakukan dengan hati-hati. teliti dan tepat . Hasil pengujian harus dipelajari, dicatat
dan disusun dengan sebaik-baiknya.
Jenis pengujian yang dilakukan tergantung jenis pemeliharaan, karena masingmasing berlainan tergantung pada tingkat
sebelum

pemeliharaan

digunakan

sebagai

pemeliharaan itu sendiri. Pengujian


pembanding

pengujian

sesudah

pemeliharaan sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dari pemeliharaan


tersebut.
Persiapan pengujian.
Sebelum pengujian dilakukan semua peralatan-peralatan pengukur yang diperlukan
harus dipersiapkan termasuk time schedule pengujian yang diterbitkan oleh Sektor.
Juga harus diketahui dengan hasil baik dari kegiatan pemeriksaan dan pengukuran
berikut :
-

Pengukuran mutu tahanan isolasi stator generator. Pengukuran mutu tahanan


isolasi stator generator dapat dilakukan dengan menggunakan megger atau
mengukur sudut hilang dielectric (tangen delta). Pengukuran mutu tahanar isolasi
ini sangat penting guna mengetahui kondisi isolasi tersebut sebelum dan sesudah
pemeliharaan.

Hasil uji minyak pelumas. Pengujian minyak pelumas dilakukan di laboratorium


untuk mengetahui sifat-sifat minyak pelumas yang kemudian dlbandingkan
dengan spesifikasinya dan bila perlu dilakukan treatment terhadap pelumas
tersebut.

Hasil pemeriksaan alignment poros. Pemeriksaan kelurusan poros ini bertujuan


untuk memperhalus/mengurangi vibrasi unit pembangkit,

Hasil pengukuran

clearance

bantalan-bantalan,

sudu atur dan lain lain.

Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kondisi clearance apakah masih


dalam batas-batas yang diijinkan
-

Setting relay-relay proteksi. Relay-relay yang ada harus dilakukan pengujian


bukan hanya hasil kerjanya tetapi juga kebenaran pengawatannya. Jalannya reley

diperiksa dengan arus yang sebenarnya pada sisi primer. trafo arus (CT) yang
bersangkutan dengan hubungan rangkaian yang sebenarnya pula
-

Kalibrasi meter-meter. Alat ukur besaran ternperatur, tekanan, vibrasi. dan lainlain harus dikalibrasi terIebih dahuiu sehIngga pencatatan data akan lebih akurat.

Pelaksanaan pengujian
Pelaksanaan pengujian dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan yang
disesuaikan dengan tingkat pemeliharaan
Pengujian sebelun pemeliharaan ini penting dilakukan untuk melihat keberhasilan
pemeliharaan tersebut.
Macam-macam pengujian yang dilakukan antara lain :
-

Percobaan putar (running test)


Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak ada kelainan pada saat
pemutaran pertama kali. Pelaksanaannya adalah sesudah main valve dibuka,
sedikit demi sedikit sudu antar (inlet guide vane) dibuka. Setelah turbin berputar
sudu antar ditutup kembali, meskipun sudu antar tertutup turbin tetap berputar
karena adanya momen kelembaman. Sementara turbin berputar, kelainan bunyi,
gesekan-gesekan, arah poros, dan kelainan lainnya diperiksa. Kemudian sudu
antar dibuka lagi sampai putaran poros mencapai putaran nominalnya dengari
memperhatikan suara , suhu, vibrasi. Setelah itu turbin tetap dijalankan sampai
suhu bantalan mencapai harga jenuhnya. Besaran yang dicatat dalam pengujian
adalah putaran poros, suhu bantalan, suhu pendinging, langkah servo motor,
tekanan air penstock, tekanan air di draft tube dan runner.

Putaran pengeringan (dray out running operation test) . Apabila percobaan. putar
telah selesai harus dilakukan

pemutaran pengeringan. Pemutaran ini dilakukan

agar nilai tahanan isolasi stator generator meningkat.


Cara yang dilakukan biasanya adalah sebagal benikut :
Hubung singkat tiga phasa yang dilakukan antara pemutus beban (PMT) dan
terminal generator pada saat putaran nominal dengan tegangan generator

tertentu tanpa beban. Kemudian arus hubung singkat diperbesar sedikit demi
sedikit dan diatur sehingga suhu kumparan stator mencapai suhu tertentu dan
diusahakan suhu stator tersebut konstan. Selama pemutaran berjalan suhu
kumparan, suhu udara pendirigin, nilai tahanan isolasi diukur dengan interval
waktu tertentu. Nilai tahanan isolasi akan naik dan setelah mencapai titik jenuh
percobaan ini harus dihentikan.
-

Pembebanan bertahap. Pengujian ini dilakukan untuk menyelidiki sifat-sifat turbin


dengan mengukur antara bukaan sudu antar dengan daya turbin atau mengukur
panjang langkah servo motor. Pengujian ini dilakukan dengan pengatur putaran
(governor) yang dipasang pada posisi manual. Sudu antar (inlet guide
vane)dibuka sedikit demi sedikit mulai bukaan tanpa beban sampai dengan beban
penuh, kemudian ditutup sedikit demi sedikit dari bukaan penuh sampai dengan
tanpa beban. Pada saat percobaan ini dilakukan pengukuran/pencatatan terhadap
beban, tekanan, langkah servo motor, tegangan, arus eksitasi, vibrasi, suara
(noise), level air, dan lain-lain. Apabila draft tube dilengkapi dengan katup isap
udara, katup isap tersebut harus dikontrol sedemikian rupa sehigga turbin dapat
bekenja dengan efisiensi yang tinggi akan tetapi aman.

Pelepasan beban (load rejection test) pada beban 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 %


bila memungkinkan. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui transient tekanan
air penstock. kenaikan putaran, kepekaan governor, dan kenaikan tegangan
generator. PLTA tersebut dioperasikan kemudian dibebani. Putaran dan tegangan
generator sebelumnya diatur pada harga nominal kemudian masing-masing
beban diputuskan dengan melepas. Circuit Breakernya. Pencatatan pada
percobaan ini adalah variasi tegangan, frekuensi, variasi putaran, variasi tekanan
air penstock, waktu untuk mencapai kesetabilan, langkah servomotor, dan lainlain.

Pembebanan kejutan (sudden load increase test) Latar belakang percobaan ini
adalah untuk mengetahui bahwa tiap-tiap peralatan kontrol telah beroperasi
dengan baik dan pelaksanaannya tekanan air kejut penstock dijaga sampai
dengan harga yang diijinkan pada kondisi sudden load increase. PLTA tersebut
dioperasikan setelah tekanan penstock stabil, beban dinaikkan dengan tiba-tiba
(pada 25 %, 50 %, 75 %, 100 % beban bila mernungkinkan). Pencatatan pada

percobaan ini adalah variasi tegangan, frekuensi, variasi putaran, variasi tekanan
air penstock, waktu untuk mencapai kestabilan, langkah servo motor, dan lainlain.
-

Emergency stop test. Latar belakang percobaan ini adalah untuk mengetahui
bahwa emergency stop dapat dilakukan dengan pengoperasian peralatan kontrol
bila terjadi gangguan electrikel selama PLTA beroperasi. Caranya adalah sebagai
berikut, PLTA dioperasikan hingga beban 40% dan beban nominal. Emergency
stop relay (86-1) secara manual dikerjakan. Pencatatan pada percobaan ini
adalah waktu dan putaran.

Quick stop test


Latar percobaan ini untuk mengetahui bahwa stop unit secara cepat dapat
dilakukan dengan peralatan kontrol bila terjadi gangguan mekanis pada waktu
PLTA beroperasi. Percobaan ini dapat dilakukan dengan dua cara :

Quick stop relay


Pertama PLTA dioperasikan dengan beban 40 % beban nominal. Salah satu
dan quick stop relay dikerjakan secra manual. Pencatatan pada percobaan ini
adalah waktu dan putaran.

Dengan penurunan tekanan pelumas governor PLTA dioperasikan dengan


beban 100 % beban nominal. Kemudian pompa pelumas diberhentikan, yang
akan mengakibatkan pressure switch (63Q. ) bekenja dan ini menyebabkan
drain valve membuka dan tekanan pelumas turun.
Pencatatan pada percobaan ini adalah waktu, putaran, tekanan pelumam, dan
level pelumas sampai dengan putaran mesin nol.

Over speed test . Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keandalan dari relay
over speed. Sebelum dilakukan pengujian relay over speed terlebih dahulu di
setting pada harga yang tel.ah ditentukan. Kemudian PLTA dioperasikari (diputar
tanpa beban) sampai relay over speed bekerja. Putaran pada saat relay over
speed kerja dicacat sampal dengan PLTA stop.

Load test (temperatur rise test). Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa
unit dapat dioperasikan pada beban 100 % beban nominal dengan aman. PLTA
dioperasikari pada putaran, tegangan, dan beban nominal. Pengukuran bemacanmacam besaran dilakukan dengan interval waktu tertentu. Pengukuran yang
dilakukan antara lain, temperatur bantalan, temperatur air pendingin, tegangan,
arus, frekuensi, factor daya (cos q), tekanan penstock, :runner dan juga level air.
Pada pengujian ini juga harus diperiksa kebocoran pelumas, air. dan lain-lain.

Automatic start and stop operation. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
bahwa unit dapat dioperasikan dengan start dan stop secara automatis. PLTA
distart dengan menggunakan
pencatatan

waktu

dan

urutan

master kontrol
start.

switch,

Prosedure

stop

kemudian

dilakukan

dilakukan

dengan

menggunakan master kontrol switch juga dilakukan dengan catatan waktu dan
urutan stop.
Sasaran pengujian
Dengan dilakukannya pengujian-pengujian:sepertj. tersebut di atas diharapkan tujuan
dari pemeliharaan dapat dicapai diantaranya adalah :
-

Dapat mengetahuj daya maksimum yang dicapai dengan aman dan andal suatu
PLTA

- Mengetahui titik kritis yang ada untuk dicari jalan keluar perbaikannya.
- Untuk mengetahui kecepatan reaksi unit terhadap setiap perubahan beban.
- MengetahuI efisiensi unit.
- dan lain-lain.
C. Predictive Maintenance
Pemeliharaan predictive adalah system pemeliharaan preventive berbasis kondisi
peralatan dengan cara memonitor peralatan secara terus menerus atau berkala pada
saat mesin operasi atau stop.
Hasil pemantauan dianalisa dan dievaluasi serta disimpulkan prakiraan kondisi untuk
dituangkan dalam rekomendasi pemeliharaan.
Pemantauan rutin kondisi mesin ada 2 macam yaitu :

Kondisi langsung , yaitu meliputi pengukuran volume/massa aliran, suhu ,


kecepatan dan tekanan.

Kondisi tidak langsung , yaitu melipiti pengukuran vibrasi , jumlah dan ukuran
partikel suatu komponen yang terlepas, kondisi keretakan, nilai konduktivitas,
kebisingan dan tahanan listrik.

Hasil pemantauan dianalisa untuk mengetahui kondisi sekarang dan kondisi


perkiraan yang akan datang . Analisa kerusakan merupakan tulang punggung dari
pada pemeliharaan predictive.
Ada dua jenis analisa kerusakan yaitu :
-

Analisa teknik

Analisa statistic

Analisa teknik menentukan sebab dan tingkat kerusakan. Analisa ini biasanya
dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya , seperi Engineer vibrasi , Engineer NDT,
Tribologi, Metalurgi, performance engineering dan lain-lain.
Analisa statistic merupakan hubungan kerusakan terhadap waktu, analisa ini
bertujuan untuk memprediksi kondisi peralatan yang akan datang , kapan unit distop
untuk perbaikan atau overhaul, atau bagaimana kondisi operasi yang perlu diambil
untuk menjaga kelangsungan produksi. Pekerjaan ini merupakan tugas engineer
kerjasama dengan engineer analisa teknik.
Obyek yang dipantau pada suatu mesin untuk keperluan pemeliharaan predictive
meliputi :
-

Getaran

Life assessment (NDT & DT)

Kualitas air

Unjuk kerja

Termografi

Tribologi.

Anda mungkin juga menyukai