Disusun oleh :
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Pigging stuck adalah suatu kegagalan proses pigging yang mengalami stuck
atau tersangkut dimana pig tidak dapat melewati jalur pipa secara keseluruhan. Hal ini
lebih sering terjadi ketika pig melalui jalur pipe bend. Salah satu penyebab dari
kegagalan proses pigging ini adalah akibat faktor mekanik pada saat proses
pembendingan yaitu faktor ovality dari pipe bend, dent atau lekukan pada pipa,
penipisan dinding pipa yang dihasilkan pada bending, serta dapat juga disebabkan
oleh adanya gradien tekanan pada pig.
Oleh karena itu, perhitungan penebalan serta penipisan wall thickness yang
terjadi pada saat proses bending, perhitungan nilai ovality dari kedua metode bending
yakni hot bend dan natural bend, perhitungan nilai minimum radius, serta gradien
tekanan pada pig diperlukan untuk menganalisa gagalnya proses pigging ini.
1.4 Manfaat
Penelitian ini mampu memberikan referensi tentang analisa gagalnya proses
pigging pada jalur pipeline terkait serta mengetahui hal – hal yang perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan saat melakukan pigging.
2.1 Pipeline
Pipeline mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat di sebagian besar
belahan dunia. Kehidupan pada zaman modern kini bergantung pada struktur dimana
energi memiliki peran yang kuat. Oil and Gas merupakan bagian utama dari pemasok
energi tersebut. Bergesernya kemunculan dan penurunan bentuk lain dari energi
(seperti batu bara, nuklir, hidrogen, biomassa, dll) akan terus mendominasi
penggunaan energi dimasa depan, tergantung pada akseptabilitas, safety, teknis,
lingkungan, dan masalah-masalah ekonomi. Namun, pipeline adalah cara atau sarana
yang digunakan oleh banyak hydrocarbon dengan bentuk berbasis energy yang
diangkut. Bukan suatu kebetulan bahwa dimanapun ada jaringan pipeline terbesar,
juga terdapat standard dan kemajuan teknologi yang tinggi.
Pipeline dibedakan menjadi dua yakni offshore (bawah laut) dan onshore
(darat). Onshore pipeline dibedakan menjadi 2 (dua) yakni pipa di bawah tanah
(underground pipe) dan pipa di atas tanah (aboveground pipe). Keduanya memiliki
perencanaan berdasarkan keadaan lingkungan dan kondisi operasi fluida atau energi
yang akan dialirkan.
2.1.1 Gas Pipeline
Gas biasanya dianggap sebagai hidrokarbon berbasis gas atau gas campuran
yang sesuai untuk BBM atau industri bahan bakar yang ditransmisikan atau
didistribusikan kepada masyarakat atau pengguna melalui sistem perpipaan/pipeline.
Jenis yang paling umum adalah berbagai komposisi gas alam yang di distribusikan
mengunakan sistem perpipaan, seperti hidrogen dan carbon dioxide. Transmisi gas
dan sistem pendistribusian dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut :
2.2 Bending
Piping atau pipelines tidak hanya membahas tentang pipa lurus saja tetapi
semua yang terpasang di dalamnya termasuk pipa, flanges, fittings, bolting, gaskets,
valves, support, hanger, dan komponen lainnya. Fitting merupakan bagian dari sistem
perpipaan yang berfungsi untuk merubah arah aliran (seperti elbow), membuat
percabangan (seperti Tee), dan mengecilkan ukuran pipa (seperti reducer). Untuk
mengubah arah aliran pipa, selain menggunakan elbow juga dapat menggunakan pipe
bend yaitu pipa yang dibengkokkan dengan radius tertentu. Pipe bend merupakan
modifikasi dari pipa dengan cara membengkokkan pipa dengan tekanan yang didapat
dari mesin atau manual.
Metode bending dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yakni hot bend dan cold
bend/natural bend. Dari kedua metode tersebut terdapat klasifikasi lebih khusus lagi
yang akan dijelaskan pada subbab berikutnya. Hot bend dan cold bend akan sangat
mempengaruhi sifat mekanis hasil bending yang akan sangat berpengaruh terhadap
kriteria penggunaan bending.
a. Furnace Bending
Pada metode ini pipa dipadati pasir secara rapat dan kuat kemudian
dipanaskan dalam sebuah furnace pada temperatur dengan range 2000 oF.
Setelah dipindhkan dari furnace salah satu ujung dari pipa ditahan oleh alat
penahan dan moment bending diaplikasikan pada ujung lainnya. Radius dari
bending dikontrol oleh oleh mesin.
Gambar 2. 2 Furnace bending
b. Induction Bending
Peralatan induction bending terdiri dari 3 (tiga) komponen dasar yaitu bed,
radial arm yang diatur pada radius yang dibutuhkan, dan sebuah induction
heating system. Pipa diletakkan pada bed, dan tangent depan diklem pada
radial arm. Kemudian induction heating system memanaskan bagian tipis
dari circumferential bend disekitar pipa hingga temperatur bending sesuai.
Ketika temperatur telah tercapai, pipa selanjutnya dipindahkan melewati
heating coil ketika bending moment diaplikasikan pad area yang panas.
Setelah melewati heating coil, pipa dapat didinginkan.
MULAI
IDENTIFIKASI
TOPIK/MASALAH
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS WALL
THINNING PADA
BENDING
MENGHITUNG
TEGANGAN HOOP
YA
A
A
MENGHITUNG
TEGANGAN BENDING
ANALISIS VARIASI
PARAMETER
YA
PEMODELAN
SOFTWARE CAESAR II
PIGGING STUCK
TIDAK
Tahap analisa dan pengolahan
data
KESIMPULAN DAN
SARAN