Anda di halaman 1dari 16

PIPELINE

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKONOLOGI MINERAL

UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

2017
MAKALAH INI DISUSUN OLEH :

ADISTI ANDIANI (113150039)


JODY NUGRAHADI S. (113150045)
FACHRI FAJAR F (113150059)
GANDHI AWALUDIN (113150055)

PERALATAN PRODUKSI KELAS B


RABU, 15.45 – 16.35
KELOMPOK PIPELINE

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PENYUSUN .................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
A. DEFINISI .............................................................................................................1
B. DESKRIPSI..........................................................................................................1
C. FUNGSI ................................................................................................................2
D. SPESIFIKASI ......................................................................................................4
E. STANDAR MATERIAL .....................................................................................8
F. REFERENSI ........................................................................................................11
G. GAMBAR .............................................................................................................12

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


ii
A. DEFINISI
Pipeline yang dalam bahasa Indonesia diistilahkan sebagai pipa penyalur, secara umum
definisinya adalah bentangan jalur pipa yang terdiri dari batangan-batangan pipa yang
disambung dan berfungsi untuk mengalirkan fluida, baik cair maupun gas dari satu lokasi ke
lokasi yang lain, dimana pipa-pipa tersebut biasanya dipendam di dalam tanah, ditempatkan di
atas permukaan atau ditempatkan di sea floor. Sedangkan line pipe adalah setiap batang
individu pipa yang memiliki karakteristik bentuk berupa “hollow tubular”, dan material ini
merupakan elemen dasar dari pipeline.
Dalam industri migas maupun panas bumi, pipeline sendiri merupakan sistem dari sebuah
pemipaan yang mengangkut fluida untuk keperluan proses (contohnya udara, gas, air, bahan
bakar, bahan kimia) dalam sebuah fasilitas (facility). Fluida tersebut biasanya diolah atau di
proses dalam suatu lapangan (Refinery). Sumur-sumur produksi migas menghasilkan fluida
produksi (air, minyak dan gas) yang kemudian dikirimkan ke fasilitas produksi. Pada fasilitas
produksi, fluida tersebut diolah dalam peralatan oil, gas and water processing. Hasil
pemisahan berupa minyak dan gas bumi ditampung dalam tangki pengumpul (storage tank),
sedangkan hasil berupa air akan dikembalikan ke alam setelah dilakukan pemurnian.

B. DESKRIPSI
Pipa penyalur atau pipeline ini bisa ditinjau dari beberapa aspek untuk
pengelompokannya:
Dari sisi jalur geografisnya ada pipa penyalur darat (onshore pipeline) dan pipa
penyalur di laut (offshore pipeline, atau submarine pipeline).
Dari materialnya bisa bermacam-macam: mulai dari baja, stainless steel, duplex
ataupun bahan polimer seperti polyethylene & polyprophylene juga sudah digunakan untuk
beberapa bentangan jalur pipa distribusi gas yang bertekanan relatif rendah dibandingkan pipa
transmisi.
Dari sistem jaringannya, secara garis besar ada pipa alir sumur (wellhead line), pipa
transmisi (transmission line) dan ada pipa distribusi (distribution line), sebetulnya istilah bisa
berbeda-beda tergantung bagaimana perusahaan minyak & gas sebagai operator lahan
mengidentifikasi sistem perpipaan dalam sistem operasi mereka.
Dari sistem pemasangannya, pipa penyalur bisa dibedakan menjadi sistem pemasangan
pipa laut dengan metode S-Lay yang biasanya untuk “laut dangkal”, sistem J-Lay untuk laut
dalam dan pemasangan pipa darat dengan metode konvensional yang meliputi aktivitas

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


1
stringing, welding/joining, trenching, lower-in dan backfilling, serta ada lagi sistem horizontal
directional drilling dimana bentangan pipa dipasang dengan cara memasukkan dalam lubang
bor yang dibuat secara horizontal, metode ini biasanya untuk pipa penyalur darat yang
melintasi jalan raya atau sungai, untuk menghindari penggalian dan kerusakan pada jalan raya
atau aliran sungai tersebut.
Standar acuan desain & inspeksi pipa penyalur pada saat ini tersedia bermacam-macam,
karena banyak organisasi-organisasi non-pemerintah internasional yang telah mengembangkan
standar untuk pipa penyalur, beberapa diantaranya yang sering dipakai oleh engineering
designer dan perusahaan minyak & gas adalah ASME B31.8 untuk gas transmission &
distribution piping system, DNV OS F101 untuk submarine pipeline, GL Offshore Technology,
rules for offshore pipeline & risers.
Inspeksi terhadap pipa penyalur diperlukan untuk memastikan bahwa pemasangan pipa
penyalur tersebut memenuhi persyaratan spesifikasi teknis, standar dan peraturan pemerintah
yang berlaku. Sebetulnya inspeksi sendiri dilakukan bertahap dan oleh semua pihak yang
terkait dengan pemasangan, operasi & perawatan pipa ini. Mulai dari pihak pemilik yang
adalah operator/perusahaan minyak & gas itu sendiri, pihak kontraktor dan ada pula badan
sertifikasi (certifying authority) bertindak sebagai badan independen yang memastikan bahwa
semua aspek kualitas memenuhi persyaratan keselamatan dan integritas daripada peraturan
pemerintah yang berlaku. Di Indonesia Kepmentamben Nomor 300K/38/Mpe/1997 tentang
Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak Dan Gas Bumi adalah acuan regulasi untuk
pemasangan dan sertifikasi pipa penyalur, baik pipa penyalur onshore maupun offshore.

C. FUNGSI
Pipeline berfungsi sebagai pipa utama yang mengalirkan total produksi dari platform ke
platform, platform ke gathering station dan dari gathering station ke storage tank dengan
mempertimbangkan beberapa aspek seperti tekanan, temperatur, tata letak / keadaan di
lapangan dan lainnya. Selain fungsi di atas jenis pipa tertentu bisa juga digunakan sebagai
konstruksi bangunan gedung, gudang dan lain-lain, namun pemilihan bahan perpipaan haruslah
disesuaikan dengan pembuatan teknik perpipaan dan hal ini dapat dilihat pada ASTM serta
ANSI dalam pembagian sebgai berikut :
1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. Perpipaan untuk industri bahan migas
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


2
5. Perpipaan untuk tenaga nuklir
6. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas dan lain-lain.
Selain dari penggunaan instalasi atau konstruksi perlu juga diketahui jenis aliran temperatur,
sifat korosi, faktor gaya, serta kebutuhan lainnya dari aliran serta pipanya.

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


3
D. SPESIFIKASI

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


4
Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline
5
Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline
6
Keterangan:
a. ANSI B31.1 Power Piping
b. ANSI B31.2 Fuel Gas Piping
c. ANSI B31.3 Chemical Plant and Petroleum Refinery Piping
d. ANSI B31.4 Liquid Petroleum Transportation Piping System
e. ANSI B31.5 Refrigeration Piping
f. ANSI B31.8 Gas Transmission and Distribution Piping System
g. ANSI B31.9 Building Services Piping
h. ANSI BB36.10 American Standard for Wrought-Steel and Wrought-Iron pipe
i. ANSI B36.19 American Standard for Stainless Steel Pipe

ANSI B36.10 : Steel Pipe Wall Thickness Designation


Terbagi menjadi 3 golongan:
a. Standard Weight ( Std )
Tebal dinding normal untuk pipa bertekanan 150 psi
b. Extra Strong – ES / Extra Heavy – EH
Dinding lebih tebal untuk pipa bertekanan 300 psi
c. Double Extra Strong ( XXS Atau XXH )
Pipa XXS atau XXH tebal dindingmya 2 x HS / XH
digunakan untuk pipa bertekanan diatas 600 psi

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


7
E. STANDAR MATERIAL

Pemilihan material menggunakan logam ( metal ) sudah mulai diterapkan secara umum sejak
tahun 1950-an berdasarkan standar API Code 5L tentang pemilihan material pipa. Pada akhir
1980-an berdasar kode API pula, sudah ada beberapa macam tipe material pipa, yaitu A25, A,
B, X42, X46, X52, X56, X60, X64, X70 dan X80. Setiap tipe material mempunyai karakteristik
zat dan material penyusun masing-masing. Spesifikasi material baja yang digunakan
tergantung pada komposisi kimiawi, kekuatan material, dan toleransi pipa dalam industri dan
manufaktur.
Beberapa material harus ditentukan untuk mendapatkan material pipa yang tepat sesuai
kebutuhan sistem perpipaan. Kriteria – kriteria dibawah ini dapat digunakan dalam pemilihan
material untuk pipa :

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


8
 Mechanical properties, termasuk ketahanan untuk menahan static load, dynamic
load, dan elastisitas dalam proses manufaktur
 Weld ability, kemudahan dan kekuatan material pipa dalam proses pengelasan.
 Corrotion resistance, kemampuan material dalam menahan korosi.
 Cost, berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan per satuan ukuran material.
 Availability, terkait dengan ketersediaan dan suplai material pada pasaran, sebagai
pertimbangan untuk volume cadangan dan biaya
Material yang yang sering digunakan dalam dunia migas, industri, dan manufaktur terdiri dari
dua, yaitu :
 Carbon Steel
Material pipa jenis ini adalah yang paling banyak digunakan, spesifikasinya banyak ditemukan
dalam ASTM ( American Society of Testing and Materials ) dan ASME ( American Society of
Mechanical Engineering ).
Ada 3 jenis pipa material ini yang paling sering digunakan :
1. ASTM A106. Terbagi dalam 3 grade, tergantung Tensile Strengh nya; Grade A ( 48 ksi
), Grade B ( 60 ksi ), dan Grade C ( 70 ksi ).
2. ASTM A53. Material pipa ini yang biasanya dilapisi oleh zinc ( galvanized ), yang
biasanya merupakan alternatif dari ASTM A106. Material ini juga terbagi dalam 3
Grade, A, B dan C, dan memilik 3 tipe; Tipe E ( Electrical Resistance Weld ), Tipe F (
Furnace Butt Weld ), dan Tipe S ( Seamless ). Grade A dan B pada ASTM 106 memiliki
Tensile Strength yang sama dengan Grade A dan B pada ASTM A53.
3. ASTM A333. Material ini biasa digunakan pada fluida yang memiliki temperatur
rendah, mulai dari -50 derajat Fahrenheit.
 Stainless Steel
Material pipa ini dinamakan austenitic stainless steel. Namun secara umum biasanya disebut
stainless steel. Stainless steel mempunyai grade 108, tetapi yang biasa digunakan adalah tipe
304L. Sesuai kode L dibelakang nama 304L, tipe ini mengandung cukup sedikit campuran
karbon daripada tipe 304, tetapi memiliki kekuatan yang tinggi dan ketahanan terhadap korosi
yang cukup baik.
Pada dunia industri yang sebenarnya, ada dua jenis pipa stainless steel yang paling sering
dipakai, yaitu:
1. ASTM A312, untuk pipa berukuran dibawah 8 inci.
2. ASTM A358, untuk pipa berukuran diatas 8 inci.

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


9
Selain 2 tipe material diatas ( Carbon Steel dan Stainless Steel ), masih banyak lagi material
yang dipakai dalam dunia perpipaan, walaupun jarang digunakan, yaitu :
 Chrome-Moly Pipe ( Chromium-Molybdenum Alloy Pipe ), yang terdiri dari 10 grade,
merujuk pada kode ASTM A335.
 Nickel and Nickel Alloy Pipe, contoh penggunaan secara luas adalah Inconel, Incoloy
dan Monel.
 Piping Cast Iron ( pipa besi )
 Copper Piping ( pipa tembaga )
 Plastic Pipe ( pipa plastik )
 Concrete Pipe ( pipa beton ).

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


10
F. REFERENSI

http://smallshipyard.blogspot.co.id/2009/12/pipa-penyalur-pipeline.html

https://rahmatriski.com/2015/06/25/onshore-pipeline-jaringan-pipa-darat-pengertian-part-1/

http://industrialgroupco.com/assets/files/common-pipe-specifications.pdf

http://www.engineersedge.com/pipe_schedules.htm#Related

http://inteknika.com/material-piping/

Tugas akhir “ANALISA PENGELASAN PADA SISTEM PIPING FLOWLINE DENGAN


MENGGUNAKAN MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL” dari Universitas
Mercubuana

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


11
G. GAMBAR

Gambar 1
Trank Line

Gambar 2
Trank Line

Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline


12
Gambar 3
Pipe Line

Gambar 4
Pipe Line
Tugas Peralatan Produksi |Makalah Pipeline
13

Anda mungkin juga menyukai