Dosen Pengampu:
RISMALINDA, MT
Disusun Oleh:
SHOFIA YULISTY(NIM.2013025)
ALDO KURNIAWAN (NIM.2013006)
ALDI(NIM.2013025)
AKBAR(NIM.2013004)
1. PENDAHULUAN
KP - 02 Bangunan Utama
(Headworks) KP - 03 Saluran
KP - 04 Bangunan
KP - 05 Petak
Tersier
KP - 06 Parameter Bangunan
KP - 07 Standar
Penggambaran
Bagian - bagian dalam laporan ini dibagi – bagi sesuai dengan tingkat
kemanfaatan bangunan. Di sini diberikan rekomendasi pemakaian tipe
Irigasi berasal dari istilah irrigatie (bahasa belanda) atau irrigation (bahasa inggris)
yang diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya
guna keperluan pertanian mengalirkan dan membagikan air secara teratur, setelah digunakan
dapat pula di buang kembali melalui saluran pembuang.
maksud irigasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan air untuk keperluan pertanian,
meliputi pembasahan tanah, pemupukan, pengatur suhu tanah, menghindarkan gangguan hama
dalam tanah.
Tanaman yang diberi air irigasi umumnya dibagi dalam 3 golongan besar yaitu :
Padi : irigasi di indonesia umumnya digunakan pemberian air kepada muka tanah
dengan cara menggenang
Tebu
2. Jaringan irigasi
- Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke petak-petak
tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir,
lihat juga Gambar 2.1.
- Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier yang
dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada
bangunan sadap terakhir.
- Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber yang
memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer.
- Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier
atau parit sawah ke sawah-sawah
- Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang itu
memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani setempat
pula, karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak sehingga akses
petani dari dan ke sawah menjadi terhambat, terutama untuk petak sawah yang
paling ujung.
- Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier, menampung air
langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran pembuang tersier.
- Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang termasuk dalam
unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air, baik dari pembuang kuarter maupun
dari sawah-sawah. Air tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder.
- Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier dan
membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan pembuang
alamiah dan ke luar daerah irigasi.
- Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder ke
luar daerah irigasi. Pembuang primer sering berupa saluran pembuang alamiah yang
mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai, anak sungai atau ke laut
Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya maksimum saluran.
1. Bangunan terjun
Dengan bangunan terjun, menurunnya muka air (dan tinggi energi) dipusatkan di satu
tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun miring. Jika perbedaan
tinggi energi mencapai beberapa meter, maka konstruksi got miring perlu dipertimbangkan.
2. Got miring
Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan kemiringan
yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar. Got miring berupa potongan
saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran superkritis, dan umurnnya mengikuti
kemiringan medan alamiah.
1. Gorong-gorong
2. Talang
3. Sipon
4. Jembatan sipon
6. Bangunan Lindung
Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum digunakan sebagai
lindungan-luar; lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa.
b. Pelimpah ( Spillway )
Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai, yaitu saluran pelimpah, sipon pelimpah
dan pintu pelimpah otomatis. Pengatur pelimpah diperlukan tepat di hulu bangunan bagi, di
ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-tempat lain yang dianggap perlu
demi keamanan jaringan. Bangunan pelimpah bekerja otomatis dengan naiknya muka air.
Bangunan penguras, biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan tangan, dipakai
untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan. Untuk mengurangi tingginya
biaya, bangunan ini dapat digabung dengan bangunan pelimpah.
Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang berasal
dari sungai atau saluran pembuang yang besar. Pada umumnya tanggul diperlukan di
sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang saluran primer. Bangunan-
bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran meliputi: - Pagar, rel pengaman
dan sebagainya, guna memberikan pengaman sewaktu terjadi keadaan-keadaan gawat;
- Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani, dan antara petani dan petugas
irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaian permasalahan yang terjadi di lapangan.
Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi petani setempat serta
letaknya di setiap bangunan sadap/offtake.
a. Daerah Irigasi
Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai dengan nama daerah setempat, atau desa penting di
daerah itu, yang biasanya terletak dekat dengan jaringan bangunan utama atau sungai yang
airnya diambil untuk keperluan irigasi.
Saluran irigasi primer sebaiknya diberi nama sesuai dengan daerah irigasi yang dilayani,
contoh: saluran primer Makawa.
Saluran sekunder sering diberi nama sesuai dengan nama desa yang terletak di petak
sekunder. Petak sekunder akan diberi nama sesuai dengan nama saluran sekundernya.
Sebagai contoh saluran sekunder Sambak mengambil nama desa Sambak yang terletak di
petak sekunder Sambak.
DATA, PENGUKURAN DAN PENYELIDIKAN UNTUK PERENCANAAN IRIGASI
Hidrometeorologi
1. Data
a. Parameter
- Curah hujan
- Evapotranspirasi
- Angkutan sedimen.
b. Pencatatan data
Catatan informasi mengenai analisis hidrologi terdiri dari peta-peta, aliran sungai dan
meteorologi.
c. Penyelidikan lokasi
Penyelidikan di daerah aliran sungai dan irigasi akan lebih melengkapi catatan data dan
lebih memperdalam pengetahuan mengenai gejalagejala hidrologi
Pengukuran Topografi
- Potret bentuk tanah ( landform ), relief mikro dan bentuk fisik harus jelas : ini akan
langsung menentukan tata letak dan lokasi saluran irigasi, saluran pembuang dan
jalan.
- Peta bagian sungai di mana bangunan utama akan dibangun. Skala peta ini adalah 1:
2.000 atau lebih besar, yang .meliput 1 km ke hulu dan 1 km ke hilir bangunan
utama dan melebar hingga 250 m ke masing-masing sisi sungai. Daerah bantaran
harus terliput semuanya.
- Peta trase saluran dengan skala 1 : 2.000 dengan garis – garis kontur pada interval
0,5 m untuk daerah datar, dan 1,0 m untuk tanah berbukit bukit;
- Profit memanjang dengan skala horisontall : 2000 dan skala vertikal 1: 200 (atau 1:
100 untuk saluran-saluran kecil);
- Potongan melintang pada skala horisontal dan vertikal1: 200 atau 1 : 100 untuk
saluran-saluran kecil pada interval 50 m pada ruas-ruas lurus dan 25 m pada
tikungan.
Untuk lokasi-lokasi bangunan besar, seperti bangunan pembuang silang, diperlukan peta
lokasi detail. Skalanya adalah 1 : 100 dengan skala garis kontur 0,25 m.
6. Penyelidikan Detail
Pada tahap ini lokasi pekerjaan yang direncanakan ditentukan oleh perencanaan
pendahuluan. Perencanaan penyelidikan detail akan didasarkan pada peta geologi.