DI SUSUN OLEH :
NAMA : AGUSTIAN BAGU
STAMBUK : 301200024
PRODI : SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GORONTALO
TA. 2020
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini untuk mengetahuai jaringan irigasi dan saluran irigasi.
2
BAB II
JARINGAN IRIGASI DAN SALURAN IRIGASI
3
1. Jaringan Irigasi Teknis
Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen. Bangunan sadap serta
bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur. Disamping itu terdapat pemisahan antara
saluran pemberi dan pembuang. Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan
penyadap sampai ke petak tersier. Untuk memudahkan sistem pelayanan irigasi kepada lahan
pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak
tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai satuan terkecil.
4
a. Petak Tersier
Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap (off
take) tersier. Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya ke saluran tersier. Ini juga
menentukan ukuran petak tersier. Petak yang kelewat besar akan mengakibatkan pembagian
air menjadi tidak efisien, sebaiknya bentuk petak tersier bujur sangkar atau segi empat
untuk mempermudah pengaturan tata letak dan memungkinkan pembagian air secara
efisien. Di daerah-daerah yang ditanami padi luas petak tersier idealnya maksimum 50 ha,
tapi dalam keadaan tertentu dapat ditolelir sampai seluas 150 ha disesuaikan dengan kondisi
topografi.
Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kuarter, masing- masing seluas kurang lebih
8 - 15 ha. Petak tersier harus terletak langsung berbatasan dengan saluran sekunder atau
saluran primer. Petak tersier harus mempunyai batas-batas yang jelas seperti misalnya parit,
jalan, batas desa dan batas perubahan bentuk medan (terrain fault).
b. Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu
saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak
di saluran primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder pada urnumnya berupa tanda
topografi yang jelas misalnya saluran drainase. Luas petak sukunder dapat berbeda-beda
tergantung pada kondisi topografi daerah yang bersangkutan. Saluran sekunder pada
umumnya terletak pada punggung mengairi daerah di sisi kanan dan kiri saluran tersebut
sampai saluran drainase yang membatasinya. Saluran sekunder juga dapat direncanakan
sebagai saluran garis tinggi yang mengairi lereng lereng medan yang lebih rendah.
c. Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil langsung air dari
saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil air langsung
dari bangunan penyadap. Daerah di sepanjang saluran primer sering tidak dapat dilayani
dengan mudah dengan cara menyadap air dari saluran sekunder. Apabila saluran primer
melewati sepanjang garis tinggi daerah saluran primer yang berdekatan harus dilayani
langsung dari saluran primer.
5
2. Jaringan Irigasi Semi Teknis
Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen ataupun semi
permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi dengan bangunan pengambil
dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat beberapa bangunan permanen, namun
sistem pembagiannya belum sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur. Karena belum
mampu mengatur dan mengukur dengan baik, sistem pengorganisasian biasanya lebih
rumit.
6
3. Jaringan Irigasi Sederhana
7
2.2 SALURAN IRIGASI
Berdasarkan saluran yang terdapat pada jaringan irigasi yaitu:
1. Jaringan irigasi utama
a. Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke petak-petak
tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang
terakhir, lihat pada Gambar 2.4.
b. Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier yang dilayani
oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap
terakhir.
c. Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber yang
memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer.
d. Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier yang
terletak di seberang petak tersier lainnya. Saluran ini termasuk dalam wewenang dinas
irigasi dan oleh sebab itu pemeliharaannya menjadi tanggung jawabnya.
8
karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak sehingga akses petani
dari dan ke sawah menjadi terhambat, terutama untuk petak sawah yang paling ujung.
d. Pembangunan sanggar tani sebagai sarana untuk diskusi antar petani sehingga
partisipasi petani lebih meningkat, dan pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi petani setempat serta diharapkan letaknya dapat mewakili wilayah P3A
atau GP3A setempat.
3. Garis Sempadan Saluran
Dalam rangka pengamanan saluran dan bangunan maka perlu ditetapkan garis sempadan
saluran dan bangunan irigasi yang jauhnya ditentukan dalam peraturan perundangan
sempadan saluran.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://4.bp.blogspot.com/-JEBlkjI8qSo/UqmvIjAAI3I/AAAAAAAAANU/
9ZMacepywM4/s400/PENAPISAN.png
http://2.bp.blogspot.com/-zV65FkH751o/Uqmwje3DarI/AAAAAAAAANg/
8mfQT5QV7GE/s400/Penapisan+1.png
10