TINJAUAN TEORI
1
Sistem irigasi dengan pompa biasanya dipertimbangkan, apabiala
pengambilan cara gravitasi ternyata tidak layak dari segi ekonomi maupun
teknik. Cara ini membutuhkan modal kecil, namun memrlukan biaya
ekspotasi yang besar.
3. Irigasi Sistem Pasang-Surut
Yang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe
irigasi yang memanfaatkan pengembangan air sungai akibat peristiwa
pasang-surut air laut. Area yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah
area yang mendapat pengaruh langsung dari pasang surut air laut.
2
Sumber: Kp 01, 2013
Gambar 2.1. Jaringan Irigasi Sederhana
3
Sumber : Kp 01, 2013
Gambar 2.2. Jaringan Irigasi Semi Teknis
4
selanjutnya dialirkan ke jaringan pembuang sekunder dan kuarter. Jaringan
irigasi teknik yang didasarkan pada prinsip-prinsip di atas adalah cara
pembagian air yang paling efesien dengan pertimbangan waktu-waktu
merosotnya persediaan air serta kebutuhan petani. Jaringan irigasi teknis
memungkinkan dilakukannya pengukuran aliran, pembagian air irigasi dan
pembuangan air lebih efesien. Jika petak tersier hanya memperoleh air pada
satu petak saja dari jaringan utama, hal ini akan memerlukan jumlah
bangunan yang lebih sedikit di saluran primer, ekspoitasi yang lebih baik
dan pemeliharaan yang lebih murah. Kesalahan dalam pengelolaan air di
petek-petak tersier juga tidak akan mempengaruhi pembagian air di jaringan
utama.
5
Tabel 2.1. Klasifikasi Jaringan Irigasi. ..
Klasifikasi Jaringan
No. Uraian
Teknis Semi Teknis Sederhana
6
utama pintu bilas kolam olek dan tanggul banjir pekerjaan sungai dan
bangunan pelengkap.
2. Bangunan Bagi
Bangunan bagi adalah sebuah bangunan yang berfungsi untuk
membagi air dari saluran primer atau saluran sekunder kedua buah saluran
atau lebih yang masing-masing debitnya lebih kecil. Bangunan bagi
biasanya di saluran primer atau saluran sekunder pada titik cabang.
3. Bangunan Bagi - Sadap
Bangunan bagi-sadap adalah sebuah bangunan yang berfungsi
membagi air dan menyabang air dari saluran primer ke saluran primer yang
lain atau dari saluran primer ke saluran tersier, saluran primer ke saluran
sekunder atau saluran sekunder ke saluran tersier, atau saluran sekunder
yang satu saluran sekunder yang lain.
4. Bangunan Sadap
Bangunan sadap adalah sebuah bangunan yang digunakan untuk
menyadap/mengambil air dari saluran primer ke saluran sekunder / tersier
atu saluran sekender ke saluran tersier.
7
a. Bangunan Terjun
Bangunan terjun, untuk menurunkan muka air dan tinngi energi
dipusatkan di satu tempat. Banguanan terjun bisa memiliki terjun
miring atau terjun tegak. Jika perbedan tinggi mencapai beberapa
meter, maka konstruksi got miring perlu dipertimbangkan.
b. Got Miring
Got miring dibuat apabila trase saluran melewati ruas medan dengan
kemiringan yang tejam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang
besar. Got miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan
dengan superkritis dan umumnya mengikuti kemiringan medan
alamiah.
2. Banguanan Pembawa
a. Gorong-gorong
Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat dimana saluran lewat di
bawah bangunan, jalan, rel kereta api atau apabila pembuang lewat di
bawah saluran. Aliran didalam gorong-gorong umumnya aliran bebas.
b. Talang
Talang dipai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lain
saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembahlembah. Aliran
di dalam talang adalah aliran bebas.
c. Sipon
Sipon dipakai untuk mengaliri air irigasi dengan menggunakan
gravitasi di bawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau
sungai. Sipon juga dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan, jalan
kereta api, atau bangunan-bangunan yang lain. Sipon merupakan
saluran tertutup yang direncanakan untuk mengalirkan air secara
penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan.
8
d. Jembatan Sipon
Jembatan sipon adalah saliran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi
tekan dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan penduduk
di atas lembah yang dalam.
9
rencanakan sebagai saluran garis tinggi dengan saluran dasar yang terbatas.
Saluran sekunder yan dirancankan dari saluran primer dan mengikuti
punggung sering mempunyai kemiringan dasar sedang dan dengan
demikian kapasitas angkut sedimen relatif lebih tinggi, sehingga kriteria
erosi bisa menjadi faktor pembatas.
2.5.2. Saluran Pasangan
Saluran pasangan (lining) dimaksutkan untuk : mencegah kehilangan air
akibat rembesan, mencegah gerusan dan erosi, mencegah merajalelanya tumbuhan
air, mengurangi biaya pemeliharaan, memberi kelonggaran untuk lengkung yang
lebih besar, dan tanah yang dibebaskan lebih kecil.
Ada banyak bahan yang digunakan untuk pasangan saluran. Tetapi pada
prakteknya di Indonesia hanya ada empat bahan yang dianjurkan pemakaiannya
yaitu: pasangan batu, beton, tanah, dan dapat juga menggunakan Beton Ferro
cement.
10
Ferrocement adalah suatu tipe dinding tipis beton bertulang yang
dibuat dari mortar semen hidrolis diberi tulangan dengan kawat
anyam/kawat jala yang menerus dan lapisan yang rapat serta ukuran kawat
relative kecil. Anyaman ini bisa berasal dari logam atau material yang
tersedia. Kehalusan dan komposisi matriks mortar seharusnya sesuai dengan
system anyaman dan selimut atau pembungkus. Untuk menghitung dimensi
saluran linning ferroncement tetap menggunakan parameter-parameter
rumus stickler dengan nilai kekasaran untuk beton (k=70).
Dan untuk koefisien kekasaran stricklerk ( m 1/3/dt ) dapat dilihat pada Tabel
2.3berikut
Tanah 45
Pasangan batu 60
Beton, bentuk kayu 70
Baja beton 76
Besi baja 80
Sumber; Kp 03, 2013
11
q b q
wp
h H
t1
Dimana :
B : Lebar lantai bagian bawa saluran, m
H : Tinggi saluran, m
b : Lebar lantai bagian pemukan saluran, m
h : Tinggi permukaan air saluran, m
wb : Working pasangan, m
t1 : Tebal lantai saluran,m
q : Tebal dinding saluran, m
12
10. Timbunan tanah kembali
13
Sumber : Ary, laporan kp.2015
Gambar 2.7. Ilustrasi Dum Truck
2. Peralatan penunjang
a. Theodolit
Adalah sebuah alat ukur tanah yang digunakan untuk melakukan
pengukuran guna mengetahui batas-batas lokasi dan ketinggian serta
penentuan titik as yang sangat diperlukan sebagai pedoman dalam
14
pelaksanaan pekerjaan yang didasarkan dari gambar rencana proyek.
Penentuan titik as diawali dengan mendapatkan Bench Mark (BM)
atau titik yang telah diketahui elevasi koordinatnya menggunakan
theodolit. Iluatrasi Alat penunjang teodolitdapat dilihat padagambar
2.9.
b. Waterpass
Adalah sebuah alat ukur tanah yang juga sering dipakai dalam
pengerjaan. Alat ini lebih simple dari theodolit meskipun
kegunaannya hampir sama tetapi alat ini mempunyai keterbatasan
dalam pengukuran sehingga alat ini tidak bisa menentukan koordinat
suatu titik namun alat ini sangat mudah digunakan untuk menentukan
atau mengetahui perbedaan elevasi permukaan tanah.Iluatrasi Alat
penunjang waterpasdapat dilihat pada gambar 2.10.
15
Sumber: anonymous, 2013
Gamabar 2.10. Ilustrasi Waterpass
c. Kompas
Adalah sebuah alat yang digunakan pada alat ukur theodolit untuk
menentukan arah utara dalam pengukuran sehingga dijadikan patokan
utama dalam pengukuran yang biasa di sebut sudut azimuth.Iluatrasi
Alat penunjang kompas dapat dilihat padagambar 2.11.
d. Meter roll
Adalah sebuah alat ukur yang diperlukan dalam pengerjaan misalnya
mengukur jarak antara patok, panjang juga pengerjaan lainnya yang
membutuhkan pengukuran menggunakan meter rollIluatrasi Alat
penunjang meter roll dapat dilihat padagambar 2.12.
16
Sumber:anonymous, 2010
Gambar 2.12. Ilustrasi Meter Roll
e. Selang waterpass
Merupakan sebuah alat ukur yang bisa juga digunakan untuk
menentukan elevasi mukatanah.Iluatrasi Alat penunjangselang water
pass dapat dilihat padagambar 2.13.
f. Sendok cor
Sendok cor merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengaduk
campuran beton juga meratakan permukaan dari sebuah beton cor.
Pengguanaannya daalam pengerjaan pengecoran pada dasar
bangunan.Iluatrasi Alat penunjang sendok cor dapat dilihat pada
gambar 2.14.
17
Sumber:anonymous, 2012
Gambar 2.14. Ilustrasi Sendok Cor
g. Ember takaran
Adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengambil air juga
mengaduk campuran cor. Penggunaannya pada saat pengerjaan
pengecoran atau pekerjaaan lainnya yang membutuhkan air atau
tempat untuk pengadukan campuran cor. Iluatrasi Alat penunjang
ember takaran dapat dilihat padagambar 2.15.
h. Linggis
Adalah sebuah alat yang digunakaan untuk menggali dan juga
meratakan atau merapikan lubang dari haasil galian.Iluatrasi Alat
penunjang linggis dapat dilihat pada gambar 2.16.
18
Sumber: anonymous, 2013
Gambar 2.16. Ilustrasi Linggis
i. Sekop
Adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengambil tanah hasil
galian dari lubang untuk dibuang keluar dan juga untuk mencampur
atau mengaduk campuran cor yang dipakai untuk pengecoran.Iluatrasi
Alat penunjang sekop dapat dilihat padagambar 2.17.
19
diperlukan.Iluatrasi Alat penunjang parangdapat dilihat padagambar
2.18.
k. Mesin Gerinda
Adalah salah satu jenis mesin pekakas dengan mata potong jamak,
dimna mata potongnya berjumlah sangat banyak yang mana
digunakan untuk mengasah maupun memotong benda kerja. Iluatrasi
Alat penunjang mesin gerinda dapat dilihat padagambar 2.19.
20
21
BAB III
MENAJEMEN PROYEK
1. Menajemen
Kata menajemen berasal dari kata manage, yang berarti
mengelola. Namun secara konseptual menajemen berarti suatu
kegiatan yang dilakuakan oleh dua orang atau lebih dengan
menggunakan prinsip - prinsip menajemen, dengan memberdayakan
sumbar daya menajemen dalam rangaka mencapai tujuan tertantu
secara efektif dan efesien.
2. Proyek
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus
untuk mencapai hasil yang khusus pula. Sifat yang serba khusus itu
mengakibatkan bilamana suatu hasil yang diinginkan trsebut telah
tercapai, maka rangkaian kegiatan itu juaga dihentikan, dan dalam
jangka waktu pendek kegiatan semancam itu tidak akan dilakukan lagi.
Ini berarti bahwa suatu proyek bukanlah suatu kegiatan rutin yang
dilakuakan terus menerus, melainkan hanya menyangkut suatu jangka
waktu tertentu saja.
3. Menajemen Proyek
22
proyek dapat tercapai sesuai biaya yang ditetapkan, waktu yang ditetapkan dan
mutu yang telah disyaratkan.
Atau menajemen proyek dapat juga diartikan suatu ilmu dan seni
untuk mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (directing), pengoordinasian (coordinating), dan mengadakan
pengawasan (controlling) terhadap orang dan barang untuk mencapai tujuan
tertentu dari suatu proyek.
1. Perencanaan (planning)
Berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data
dan informasi, maupun fakta kegiatan yang dilakuakan. Tidakan yang
dilakukan meliputi :
a. Menetapkan tujuan proyek
b. Menganalisis kendala dan resiko yang mungkin terjadi
c. Menetapkan penggunaan sumber daya
23
d. Menyusun induk jangka panjang dan pendek
e. Menyumbangkan SOP
f. Menyiapkan pendapatan serta standar kualitas yang ditargetkan
g. Menentukan metode yang diperlukan
Manfaat dari perencanaan adalah sebagai pengawasan mapun
pengendalian kegiatan, serta saran untuk memilih dan menetapkan
kegiatan yang diperlukan.
2. Pengorganisasian ( organizing )
Berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan
kegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling
berhubungan satu sama lain dengan tata cara tertentu dan berinteraksi
dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya tujuan.
Tidakantindakannya antara lain:
a. Menetapkan daftar penegasan
b. Menyusun lingkup kegiatan
c. Menyusun struktur kegiatan
d. Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya
Manfaat dari organisasi adalah pembagian tugas serta hubungan
tanggung jawab dan delegasi kewenangan terlihat jelas.
3. Pelaksanaan (actuating)
Berupa tindakan untuk menyelarakan seluruh anggota organisasi
dalam pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja
sama dalam pelaksanaan. Tindakannya antara lain :
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
b. Mendistribusikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab
c. Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi
Manfaat dari pelaksanaan adalah terciptanya keseimbangan
tugas, hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi, dan
mendorong tercapainya efisiensi.
4. Pengendalian ( controlling )
24
Berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan dan
penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan
tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang
terjadi diluar batas toleransi. Tindakan tersebut meliputi :
a. Mengukur kualitas hasil
b. Membandingkan hasil terhadap standar kualitas
c. Mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
d. Membarikan sasaran-sasaran perbaikan
e. Menyusun laporan kegiatan
Manfaat dari pengendalian adalah memperkecil kemungkinan
kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun
waktu.
Setiap menajemen proyek memiliki tujuan dan manfaat khusus
dalam proses pencapaian suatu tujuan dan untuk mencapai tujuan
tersebut ada tiga constraint yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan
Trade-off Triangle atau Triple Constraint adalah usaha mencapai
tujuan yang berdasarkan tiga batasan, yaitu :
a. Tepat Biaya
Proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi
anggaran, baik biaya tiap item pekerjaan, biaya tiap periode
pelaksanaan maupun biaya total sampai akhir proyek.
b. Tepat waktu
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan waktu sesuai dengan
jadwal pelaksanaan proyek ( schedule ) yang telah direncanakan
yang ditujukan dalam bentuk presentasi pekerjaan ( work
progress ).
c. Tepat Mutu
Mutu produk atau disebut sebagai kinerja ( performance ), harus
memenuhi spesifikasi dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan
oleh pemilik.
25
3.3. Unsur-Unsur Menajemen
Setiap perusahaan memiliki unsur-unsur untuk membentuk system
manajerial yang baik. Unsur-unsur inilah yang disebut unsur menajemen.
Unsurunsur menajemen menjadi hal mutlak dalam menajemen karna sebagai
penentu arah perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan. Unsur-
unsur tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Manusia ( human )
Dalam menajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang memebuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya manusia
maka tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia yang akan
menjadi pekerja.
2. Uang ( money )
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari
suatu organisasi.
3. Bahan ( materials )
Material terdiri dari bahan setengah jadi ( raw material ) dan
bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik,
selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materialmaterial sebagai salah satu sarana. Sebab
26
materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan
tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Mesin ( Machines)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan.
Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
5. Metode ( Methods)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu
tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan.
Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan dari
sasaran, fasilitasfasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta
uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik
sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan.
Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusia itu
sendiri.
6. Pasar ( Market )
Memasarkan produk tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti.
Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan
faktor yang menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai
maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen
dan daya beli (kemampuan) konsumen.
3.4. Unsur-unsur Pelaksanaan Proyek
Unsur pelaksanaan proyek merupakan faktor utama dalam
merealisasikan kegiatan–kegiatan pembangunan yang ada di suatu proyek.
Keberhasilan dalam usaha pembangunan proyek tergantung dari kerja sama
yang diciptakan oleh beberapa unsur pelaksana pembangunan, yakni
pengaturan masing-masing unsur serta pengaturan kerja yang tertib dan
teratur dalam menciptakan kesatuan fungsional dan tindakan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Unsur-unsur pelaksana pembangunan yang terlibat
dalam kegiatan pembangunan :
27
1.4.1 Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik Proyek (Owner) yaitu pihak yang memiliki proyek atau
yang memiliki bangunan yang akan dibangun.
Fungsi pemilik proyek :
1. Memberikan gambaran bangunan yang akan dibangun
2. keputusan atas bangunan yang akan dibangun
3. Membayar pihak-pihak yang terlibat
1.4.2 Konsultan (Engineer)
Konsultan adalah ahli yang bertanggung jawab untuk
mewujudkan kebutuhan owner menjadi kenyataan. Fungsinya konsultan
: memberi bantuan/ nasehat pada pemilik dalam keahliannya pada
proses kegiatan konstruksi.
Macam-macam konsultan :
1. Konsultan perencana adalah orang/ badan yang membuat
perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil
dan bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah sistem
bangunan. Konsultan perencana dapat berupa
perseorangan/perseorangan berbadan hukum/ badan hukum yang
bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan.
2. Konsultan pengawas adalah orang/ badan yang ditunjuk pengguna
jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan mulai awal hingga berakhir pekerjaan tersebut.
1.4.3 Kontraktor (Contractor)
Kontraktor adalah orang/ badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-
syarat yang ditetapkan.
Funsinya :
1. Menyediakan layanan jasa pelaksanaan konstruksi (construction)
2. Menyediakan pelayanan jasa pengadaan bahan
28
3. Menyediakan pelayanan jasa pelaksanaan konstruksi khusus/
special, misalnya sub kontraktor pondasi bore pile, sub kontraktor
peralatan bangunan seperti lift, AC, dll.
29
Struktur organisasi perencanaan proyek dapat dilihat pada gambar 3.1
sebagai berikut
Anik Nurhayati, ST
NIP : 197201052000122005
Pelaksan Adm. Keuangan
- Jibrael Kaik
- Maria Tolan, ST Jardy K. Boeday, ST Ricky Saubaki, S.ST
Juru Ukur
1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kupang (Maclon Joni Nomseo, S.IP)
dengan urain tugas sebagai berikut:
30
2) Menyusun dan melaporkan ke atasan langsung tentang
Program Jangka Pendek.
3) Melakukan pembinaan pengadaan jasa konsultan,
pengadaan barang serta pembinaan administrasi
perkantoran.
4) Melakukan ikatan kontrak pekerjaan jasa konsultan, dan
pengadaan barang.
5) Melakukan pembinaan pengawasan dan pengendalian
terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
konsultan, kontraktor baik kualitas maupun waktu
pelaksanaanya.
6) Melaksanakan kegiatan yang ada serta pencapaian sasaran
yang ditetapkan oleh DIPA maupun Petunjuk pelaksanaan
serta bertanggung jawab baik dari segi fisik maupun waktu
penyelesaian pekerjaan serta Administrasi keuangannya.
7) Melakukan pembinaan Sumber Daya
Manusia (SDM) di wilayahnya.
8) Bertanggung jawab secara administratif terhadap hasil
pengujian meliputi aspek hukum, dan peraturan perundang-
undangan.
9) Bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja.
b. Tanggung Jawab
1) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana
penarikan dana berdasarkan daftar isian pelaksana
anggaran
2) Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa
3) Membuat,mendatangani dan melaksanakan
perjanjian/kontrak dengan penyedian barang/jasa.
4) Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak.
31
3. Pelaksana administrasi keuangan
a. Tugas
5) Meneliti kebenaran dokumen atau bukti pengeluaran
sebelum melaksanakan pembayaran kepada pihak ketiga.
6) Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), baik
Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang (SPP GU)
maupun Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP LS)
ke pejabat penguji SPP di bagian penerbit Surat Perintah
Pencarian (SPM).
7) Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan
dengan buktibukti pembukuan.
b. Tanggung jawab
1) Mengetahui semua bukti pengeluaran dalam pembayaran
2) Melaksanakan pembayaran atas perintah Pejabat Pembuat
Komitme (PPK)
3) Bertanggung jawab Menyetor setiap pengeluaran panjar.
4. Pelaksana Administrasi
a. Tugas
1) Menyelenggarakan tugas kerumah tanggaan,
kesekretariatan, kehumasan, dan keselamatan kerja pada
PPK terkait.
2) Menyelenggarakan pengadaan, penata usahaan barang-
barang kebutuhan PPK terkait.
3) Mengawasi dan mengendalikan distribusi serta pemakaian
barangbarang kebutuhan PPK terkait.
4) Menyelenggarakan pengadaan tanah dan sertifikasi atas
tanah tersebut dan melaksanakan sosialisasi pada PPK
terkait.
5) Membina Sumber Daya Manusia yang ada pada PPK
terkait. Bertanggung jawab terhadap tugas kerumah
tanggaan, penata usahaan barang didalam PPK terkait.
32
6) Bertanggung jawab kepada PPK terkait.
b. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan/
rencana kerja yang tertuang dalam DIPA
2) Bertanggung jawab atas semua penerimaan/pengeluaran
satuan kerja yang membebani APBN
3) Bertanggung jawab atas kebenaran material setup perintah
kerja/kontrak yang di tandatangani serta akibat yang timbul
dari perintah kerja/kontrak tersebut
4) Bertanggung jawab terhadap realisasi keuangan dan
pencapaian
5. Pelaksana Teknik
a. Tugas
1) Menyelenggarakan pengadaan jasa konstruksi dan
konsultan pada PPK terkait.
2) Menyiapkan dokumen tender dan menyelenggara
kan administrasi pelaksanakan pekerjaan konstruksi dan
konsultan PPK terkait.
3) Menyiapkan program penyerapan dan konstruksi pada PPk
terkait.
4) Menyusun laporan penggunaan dana konstruksi pada PPK
terkait.
b. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab terhadap tugas pengadaan jasa
konstruksi, konsultan dan dokumen tender pada PPK
terkait.
2) Bertanggung jawab kepada PPK terkait penggunaan dana
konstruksi PPK
6. Pengawas
33
a. Tugas
1) Mengawasi laju perkembangan proyek, baik kualitas
maupun konstruksi secara keseluruhan sesuai dengan
bestek.
2) Mengawasi pemakaian bahan bangunan agar mutu
pekerjaan sesuai dengan bestek.
3) Menyetujui perubahan-perubahan dan penyesuaian yang
terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dengan mendapat
persetujuan pemimpin proyek.
b. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab atas laporan kerja yang di buat untuk
kemajuan proyek
2) Mengawasi ketepatan waktu pelaksanaan dengan waktu
yang direncanakan.
3) Bertanggung jawab atas pembuatan laporan harian,
mingguan dan bulanan mengenai kemajuan proyek
7. Juru Ukur
a. Tugas
1) Mengukur dan membuat patok-patok acuan serta
menyiapkan gambar kerja dengan jelas untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
2) Mengawasi dan mengukur kembali pekerjaan yang telah
selesai dilaksanakan.
3) Membuat laporan periodik kepada pelaksana lapangan.
4) Apabila terjadi perbedaan volume pekerjaan yang
dilaksanakan maka segera mengadakan koordinasi dengan
pengawas lapangan dan pelaksana lapangan.
5) Melakukan koordinasi dengan Direksi Proyek.
34
6) Melakukan koordinasi dengan direksi teknis, pembantu
pengawas lapangan dan pengawas lapangan.
b. Tanggung Jawab
1) Bertanggung jawab kapada pelaksana lapangan.
2) Bertanggung jawab terhadap ketepatan volume pekerjaan
yang dilaksanakan dilapangan.
35
Kepala Proyek
Felipus Nopus
Rony Laos, SE
Juru Gambar
1. Kepala Proyek
a. Tugas
1) Membuat rencana kerja dan manejemen untuk semua
komponen pelaksanaan proyek.
2) Mengatur & manajemen Kep. Pelaksana, Pengendali Mutu,
Mekanik dan Peralatan Mesin dan semua bagian yang
terlibat dalam pelaksanaan proyek.
3) Mengkoordinasi seluruh staf dalam pelaksanaan fisik
sesuai struktur organisasi (terlampir)
36
4) Melakukan rapat-rapat koordinasi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan proyek.
5) Melakukan koordinasi dengan Direksi Pekerjaan.
b. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab kepada Pemimpin Perusahaan/
Direktur dan kepada Pelaksana Teknis.
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek secara
keseluruhan.
3) Bertanggung jawab kpd satker dan direksi / Pemilik Proyek
atas seluruh pekerjaan sesuai dengan volume, mutu dan
spesifikasi pekerjaan
2. Pelaksana Administrasi
a. Tugas
1) Membuat Laporan harian, mingguan dan bulanan kepada
pemberi tugas / pengawas.
2) Mengajukan ijin kerja / request, ijin test bahan, ijin test
pekerjaan.
3) Mengadakan perhitungan quantity dan pengendalian
quantity tersebut.
4) Membuat dokumentasi proyek
5) Mengumpulkan kelengkapan administrasi dalam rangka
PHO dan FHO.
b. Tanggung jawab
Bertanggung jawab kepada Kepala Proyek terhadap
administrasi dan laporan proyek.
3. Logistik
a. Tugas
37
1) Mengawasi dan mengatur penggunaan material/ bahan dan
alat serta perlengkapan lainnya di lapangan atas petunjuk
pelaksana lapangan.
2) Membuat daftar kebutuhan material/ bahan dan alat serta
perlengkapan lainnya baik secara keseluruhan maupun
terhadap kebutuhan per hari.
3) Membuat laporan periodik kepada pelaksana lapangan.
4) Melakukan koordinasi dengan bag. Administrsi dan
keuangan, pelaksana, pembantu pelaksana, pengawas
lapangan dan direksi teknis.
b. Tanggung Jawab
1) Bertanggung jawab kapada pelaksana lapangan dan Kepala
Proyek.
2) Bertanggung jawab terhadap ketersediaan bahan dan alat
serta perlengkapan lainnya untuk pelaksaaan pekerjaan di
lapangan.
4. Pelaksana Teknik
a. Tugas
1) Bersama Kepala Proyek membuat rencana kerja serta
strategis pelaksanaan proyek di lapangan.
2) Mengatur Pelaksana Lapangan dan semua komponen yang
berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
3) Mengawasi dan mengatur seluruh pekerjaan di lapangan
atas petunjuk Kepala Proyek.
4) Membuat laporan periodik kepada kepala proyek.
5) Melakukan koordinasi dengan Direksi Teknis, Pengawas
Lapangan, Pembantu Pengawas Lapangan.
b. Tanggung Jawab
38
1) Bertanggung jawab kepada kepala proyek dan Pengawas.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan di lapangan dan
koordinasi dengan Pelaksana QA (pengendalian mutu).
5. Pengawas
a. Tugas
1) Mengawasi laju perkembangan proyek, baik kualitas
maupun konstruksi secara keseluruhan sesuai dengan
bestek.
2) Mengawasi pemakaian bahan bangunan agar mutu
pekerjaan sesuai dengan bestek.
3) Menyetujui perubahan-perubahan dan penyesuaian yang
terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dengan mendapat
persetujuan pemimpin proyek.
b. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab atas laporan kerja yang di buat untuk
kemajuan proyek
2) Mengawasi ketepatan waktu pelaksanaan dengan waktu
yang direncanakan.
3) Bertanggung jawab atas pembuatan laporan harian,
mingguan dan bulanan mengenai kemajuan proyek
6. Juru Gambar
Lulusan Serjana Muda Teknik Sipil/pengairan ( D3 ) Dengan pengalam
kerja minimal 3 tahun atau STM jurusan sipil/ bangunan surveyor pemetaan
dengan pengalaman kerja sebagi surveyor 4 tahun. Bertangung jawab dan
bias bekerjasama dengan juru gambar dalam melaksanakan pekerjaan
pengukuran dan survey lapangan.Juru Gambar/ACAD bertugas dan
bertangung jawab untuk hal berikut ini :
1) Bertangung jawab langsung kepada Tenaga Ahli atas
pelaksanaan survey dan pengukuran hasil analisa dan
pengukuran.
39
2) Bertangung jawab atas kualitas dan detai gambar yang dihasilkan
dari analisa dan pengukuran di lapangan.
3) Membantu Ass. Bangunan air dalam penyusaian volume RAB
dengan gambar agar sinkron.
4) Membantu dalam penyusunan laporan Album Gambar dengan
sekala yang diminta didalam TOR.
Sumber : Soeradji,dkk,2019
Gambar 3.2. Skema Hubungan Kerja 3 Pihak
Hubungan ketiga pihak yang terjadi antara pemilik pekerjaan, konsultan dan
kontraktor diatas sebagai berikut :
1. Konsultan pengawas (Supervisi) dengan pihak pemilik proyek
40
Ikatan antara konsultan (dalam hal ini Konsultan Pengawas)
dengan pemilik proyek berdasarkan kontrak. Konsultan pengawas
memberikan layanan supervisi konstruksi berdasarkan pelaksanaan,
berikut syarat-syarat teknis pelaksanaannya. Sedangkan pemilik
proyek memberikan persetujuan dan biaya jasa atas layanan yang telah
diberikan oleh konsultan.
2. Kontraktor dengan pemilik proyek
Ikatan antara kontraktor dengan pemilik proyek berdasarkan
kontrak. Kontraktor memberikan layanan dasar profesional berupa
bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang telah
dituangkan ke dalam gambar-gambar pelaksanaan berikut syarat-syarat
yang telah ditentukan, sedangkan pemilik pekerjaan meberikan
persetujuan dan biaya jasa kepada kontraktor.
3. Konsultan pengawas dengan kontraktor
Ikatan antara konsultan pengawas dan kontraktor berdasarkan
peraturan pelaksanaan. Kontraktor memberikan gambar-gambar
pelaksanaan (construction drawing) berikut syarat-syarat yang telah
ditentukan, kemudian konsultan pengawas menyutujui untuk
direalisasikannya menjadi sebuah bangunan.
3.5.1. Contoh Hubungan Kerja 3 Unsur Menajemen
1. Contoh hubungan kerja antara Direksi dengan Konsultan
a. Hubungan dua arah ( ↔ ) Direksi dengan Konsultan sebagai
contoh adalah Kontrak
b. Hubungan satu arah (→) Direksi dengan Konsultan sebagai
contoh adalah Biaya
c. Hubungan satu arah (→) Konsultan dengan Direksisebagai
contoh adalah Jasa
41
a. Hubungan dua arah ( ↔ ) Konsultan dengan Kontraktor sebagai
contoh adalah Peraturan Pelaksanaan
b. Hubungan satu arah (→) Konsultan dengan Kontraktor sebagai
contoh adalah Persyaratan Teknik
c. Hubungan satu arah (→) Kontraktor dengan Konsultan sebagai
contoh adalah Realisasi
42
sangat penting dan bermanfaat bagi kontrakto maupun direksi/pengawas
konsultan dalam menjalankan suatu proyek. Dapat dilihat pada gambar 3.4
43
2. Laporan harian, mingguan dan bulanan.
a. Laporan harian adalah laporan yang berisi data-data berikut :
tenaga kerja, peralatan, bahan, dan kemajuan pekerjaan yang
sedang dilaksanakan. Laporan ini dibuat oleh kontraktor dan
disetujui/diperiksa oleh konsultaan pengawas dan pengawas
lapangan.
b. Laporan mingguan adalah laporan yang berisi kemajuan
pekerjaan selama seminggu yang lalu, rencana kerja seminngu
berikutnya, hambatanhambatan yang terjadi selama seminggu
yang lalu dan lain-lain. Laporan ini dibuat oleh kontraktor dan
disetujui/diperiksa oleh konsultaan pengawas dan pengawas
lapangan.
c. Laporan bulanan berisi data dan kegiatan ringkas selama sebulan
dan dilengkapi dengan foto- foto yang mewakili, antara lain
berisi sebagai berikut : Data cuaca,data teknis, kemajuan fisik
pekerjaan bulan lalu sampai sekarang dan estimasi kemajuan
untuk bulan berikutnya. Tingkatan kemajuan berdasarkan jadwal
pelaksanaan, jumlah jenis barang-barang dan material yang
disuplai dan diguanakan oleh penyedia jasa bulan yang lalu, foto-
foto pekerjaan yang dilaksanakan bulan yang lalu dan hasil
pekerjaan termasuk progres pekerjaan, hal ini bertujuan untuk
audit dari pemilik proyek dan pengawas konsultan pada saat
pencairan dana pakerjaan. Laporan ini dibuat oleh kontraktor dan
disetujui/diperiksa oleh konsultaan pengawas dan pengawas
lapangan serta mengetahui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
44
BAB IV
PEMBAHASAN
45
q=0,10 b=1,00 q=0,10
wp=0,20
h=70 H =1,00
t1=0,10
B=1,20
Dimana :
B : Lebar lantai bagian bawa saluran, m
H : Tinggi saluran, m
b : Lebar lantai bagian pemukan saluran, m
h : Tinggi permukaan air saluran, m
wb : Working pasangan, m
t1 : Tebal lantai saluran,m
q : Tebal dinding saluran, m
46
Tinggi jagaan (Working) beton Wb 0.20 M
Sumber; CV. Wahyu Utama Karya, 2020
1. Anggaran Biaya Pelaksanaan
Rencana anggaran biaya pelaksanaan dibuat untuk mengetahui
gambaran biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Biaya – biaya tersebut meliputi :
a. Biaya persiapan
Yang termasuk biaya persiapan yakni sewa lahan untuk
gudang, tempat penampungan material sementara, jalan masuk ke
lokasi proyek maupun pengambilan materal, biaya sosialisasi dan
lain sebagainya
b. Biaya upah kerja
Upah kerja pada kegiatan ini di sesuaikan dengan item
pekerjaan, volume juga waktu kerja. Upah tenaga kerja manusia
dihitung borongan dan sesuai dengan volume, item pekerjaan
pabrikasi dan pemasangan besi beton, pekerjaan beton sedangkan
untuk pekerjaan galian yang menggunakan alat, hitungan sewa alat
sesuai waktu kerja.
c. Biaya operasional alat
Yang termasuk biaya operasional alat adalah bahan bakar,
pengadaan suku cadang saat alat mengalami kerusakan ringan dan
lain-lain
d. Biaya kebutuhan material
Biaya untuk pengadaan material ini disesuaikan dengan waktu
dan jenis
pekerjaan yang sedang dan akan dilaksanakan. Untuk pekerjaan bang
unan Pem bilas diperlukan semen, pasir pasang, dan batu
kali/gunung.
e. Biaya pengeluaran rutin
47
Yang dimaksud biaya pengeluaran rutin adalah belanja pegawai,
biaya konsumsi dan lain-lain
2. Pekerjaan pelaksanaan konstruksi pada Saluran sekunder D.I Enaboni
sebagai berikut :
a Pembersian dan pengupasan saluran
b Galian tanah untuk saluran
c Bongkar pasang batu atau beton lama
d Timbunan tanah dipadatkan
e Beton K-100
f Beton K-225
g Pembesian
h Pemasangan dan pembongkaran bekisting
i Pemasangan joint sealant
j Timbunan tanah Kembali
3. Waktu Pelaksanaan.
Pelaksanaan suatu kegiatan dibatasi oleh waktu sehingga suatu
kegiatan harus dapat diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Jadwal pelaksanaan proyek Rehabilitasi Bendung Dan
Jaringan Irigasi Sub D.I. Takari (Enaboni) Kabupaten Kupang sesuai
dengan kontrak adalah 120 (Seratus Dua Puluh)
Hari Kalender terhitung mulai 19 Maret 2020 dan pekerjaan harus selesai
pada tanggal 30 Desember 2020. Waktu pelaksanaan keseluruhan dapat
dilihat pada lampiran sedangkan paket kegiatan Saluran Sekunder dapat
dilihat pada gambar berikut :
48
49
4.3. Metode Pelaksanaan
Prosedur umum pelaksanaan pekerjaan saluran D.I. Enaboni dengan
memperhatikan medan dan design kontruksi yang ada, pelaksanaan di mulai dari
kegiatan SPMK, PCM/RMK, sosialisasi/lapororan kepada pemda setempat,
mobilisasi (alat,bahan,tenaga), survey/pengukuran antara lain kegiatan
pemasangan patok BM, pengukuran situasi, long, cross kemudian dibuat gambar
kerja.Pembuatan basecamp,gudang,direksi keet, papan nama proyek, test
laboratorium, setelah melakukan MC-O, di lanjutkan pekerjaan persiapan
kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pembersian/pengupasan,kemudian
pemasangan boplang/pematokan, dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah atau
timbunan tanah jika dibutuhkan, selanjutnya dilakukan pengecoran lantai kerja
dengan kekuatan tekan K-100. Pembesian dilakukan setelah lantai kerja selesai
sebagai dudukan pembesian dan dilanjutkan dengan pemasangan bekesting
kemudian dilakukan cor beton K-225. Untuk mengecek kesesuaian item
pekerjaan yang ada pada kontrak dengan kondisi lapangan, maka perlu diadakan
rekayasa lapangan secara bersama antara pihak kontraktor dan pemilik proyek.
Hasil rekayasa dapat dituangkan dalam suatu berita acara yang selanjutnya
menjadi bahan pertimbangan untuk pelaksanaan kegiatannya sebagai berikut :
50
Gambar 4.1. Bagan Alir Kegiatan Pekerjaan Saluran sekunder
51
Gambar 4.2. Bagan Alir Kegiatan Pekerjaan Saluran sekunder
Pekerjaan
Saluran
Pekerjaan
Persiapan
Tida
C
Pembersihan/
Pengupasan Tida
Galian
Pengecoran Lantai
Kerja
Pembesian
Pemasangan Bekisting
52
Penggecoran
Saluran
Pembongkaran Pembongkaran
Bekisting Bekisting
Perawatan Beton
Selesai
53
4.4.2 Personil
a Direktur Utama : Marthinus Naekteas,SE
b Kepala Proyek : Felipus Nopus
c Pelaksana : Jardy K. Boeday, ST
d Pembantu pelaksana :Yoyong Sutha Andi
e Administrasi dan Keuangan : Rony Laos, SE
f Logistik : Isidorus V. Funay
g Juru Ukur / Surveyor : Fery J. Jogo, Amd
4.4.3 Peralatan
a Exacavator : 2 Unit
b Dum truck : 10 Unit
c Water tank truck 4500 Liter : 2 Unit
d Theodolit : 1 Unit
e Waterpass : 1 Unit
f Kompas : 1 Unit
g Meter roll : 2 Unit
h Selang waterpass : 1 Unit
i Sendok cor : 4 Unit
j Ember takaran : 10 Unit
k Linggis : 4 Unit
l Sekop : 10 Unit
m Alat pemotong (Parang) : 3 Unit
n Mesin Gerinda : 2 Unit
54
1. Pasir (Agregat Halus)
Pasir atau agregat halus butiran atau pasir yang dihasilkan dari di
integrasi alami dari batubatuan dan yang berupa pasir pasir batuan yang
dihasilkan dari alat-alat pemecah batu dengan ukuran maksimum sebesar 0.475
mm. Pasir yang digunakan pada Proyek Rehabilitasi Saluran Irigasi D.I. Takari
(Enaboni) diambil dari Gudang Kontraktor Pelaksana Tepatnya diBokong
dengan jarak tempuh 2.5 km dari Lokasi Proyek dengan alat pengangkut
Menggunakan damk Trcuk Pasir yang digunakan memenuhi syarat ( PBI 1971 )
seperti :
a Bersih dari segala kotoran dan tidak berlumpur 3 %
b Bersifat kekal (tidak mudah rusak oleh pengaruh alam) keras dan
berbutir tajam.
c Tidak mengandung bahan organic yang dapat merusak beton.
d Terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
e Pasir laut tidak boleh digunakan.
Dari syarat-syarat yang ada, cara yang paling sederhana di lapangan
untuk mengetahui kadar organic dan: lumpur yang melekat adalah : dengan cara
menggenggam pasir tersebut dan meremasnya, jika pasir tersebut tidak lengket
di tangan, menunjukan bahwa pasir tersebut relatif baik
2. Agregat Kasar (Batu pecah)
Agregat kasar atau kerikil adalah butiran yang dihasilkan dari dis
integrasi alami dari batu-batuan alam berupa batu pecah yang dihasilkan dari alat
pemecah batu. Ukuran agregat kasar lebih besar dari 5 mm yang diambil dari
Gudang Kontraktor Pelaksana Tepatnya diBokong dengan jarak tempuh 2.5 km
dari Lokasi Proyek dengan alat Pengangkut Menggunakan damk Trcuk (cruser)
yang berjarak 2.5 km dari lokasi prroyek.
Syarat agregat kasar di antaranya :
a Agregat kasar tidak boleh berpori dan terdiri atas batuan yang keras.
b Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur.
55
c Butiran butiran agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah
atau hancur oleh matahari dan air hujan.
d Kerikil terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
3. Semen (Portiand Cement)
Semen atau Portland Cemen (PC) merupakan bagian terpenting dalam
pembuatan beton yang bersifat hidrulis. Semen dapat mengikat pasir, koral, air
menjadi satu kesatuan yang sering disebut campuran beton. Dari type-type
semen yang beredar di Indonesia digunakan type 1 (Ordinary Portland Semen).
Hal ini tergantung dari komposisi bahan pembuatannya yang tertera dalam zak
kemasannya. Syarat-syarat kualitas semen :
a Semen yang telah membatu tidak boleh digunakan.
b Kemasan PC dalam keadaan utuh dengan berat bersih 1 zak =40 kg.
Portland cemen yang digunaksn pada proyek Rehabilitasi saluran Irigasi Takari
(Enaboni) di ambil dari Kupang dengan jarak jangkauan ± 82,4 Km dari Lokasi
Proyek.
4. Air (Water)
Air adalah salah satu bagian dari bahan campuran beton yang memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap kekuatan tekan dan hancur dari beton. Air
memiliki unsur kimia yakni hydrogen dan oksigen (H2O). Menurut PBI 1971
syarat-syarat air untuk campuran beton adalah ar yang tidak boleh mengandung
minyak, zat garam, bahan organic dan bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton dan baja tulangan. Pada Proyek Rehabilitasi Saluran Irigasi Sekunder
Daerah Irigasi Enaboni air dapat diangkut dengan menggunakan Tanki air
dengan kapasitas 5.000 liter maupun mata air yang relatif dekat dengan lokasi
proyek.
5. Batu
Material batu diambil dari Gudang Kontraktor Pelaksana Tepatnya
diBokong dengan jarak tempuh 2.5 km dari Lokasi Proyek di angkut
56
Menggunakan damk Trcuk dan sekitarnya dengan jarak relatif dekat dengan
Lokasi Proyek. Menurut PBI syarat-syarat batu antara lain :
a Batu yang keras, awet, padat dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan
air.
b Batu tidak boleh berlubang mengingat koefisiennya tinggi.
c Batu dalam keadaan bersih.
d Batu endapan tidak diperkenankan untuk digunakan.
e Ketebalan batu berkisar 15 cm dan lebar 23 cm.
57
Tabel 4.2 : Daftar Tenaga Kerja untuk Saluran Sekunder D.I Enaboni c. Persiapa
No Tenaga Kerja Jumlah n
1 Pengawas PU 1 Orang
2 Pengawas Konsultan 2 Orang
3 Pelaksana 1 Orang
4 Surveyor 1 Orang
5 Mandor 1 Orang
6 Kepala Tukang 2 Orang
7 Tukang 3 Orang
8 Pekerja 20 Orang
2. Pembersihan / pengupasan
Sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai, Direksi teknis menentukan
jalur – jalur / lokasi pembersihan,agar dapat dilakukan pekerjaan tersebut.
a. Volume Pekerjaan : 2268 m²
b. Jam kerja efektif : 7 jam
58
c. Waktu Pelaksanaan : 2 hari
d. Peralatan kerja
Peralatan yang digunakan sebagai berikut :
Excavator : 2 unit
e. Tenaga Kerja
1) Personil inti :
Pengawas PU : 2 orang
Pengawas : 2 orang
Konsultan
Kepala Proyek : 1 orang
Pelaksana : 2 orang
Surveyor : 1
orang
2) Tenaga Kerja yang dibutuhkan tiap m²/jam berdasarkan koefisien :
Mandor : 1 orang
Pekerja : 5 orang
59
1) Lakukan pengukuran awal untuk Pasang Profil dan Rambu
Sebagai menentukan batas-batas daerah yang akan dilakukan
Clearing dan Grubbing.
2) Pekerjaan Clearing dan Grubbing. Pekerjaan Pengupasan tanah
sesuai dengan dareah yang telah direncanakan Menggunakan alat
berat Buldoser dan Excavator pembuangan tumbuh-tubuhan
berupa Pepohonan besar, akar semak belukar dan rumput yang
dilakukan dengan cara mekanis. Lihat pada Gambar Bagan alir
pekerjaan pembersihan/pemgupasan 4.4 dan foto Pembersihan/
Pengupasan 4.5
PERSIAPAN :
Request Of
Work PENGUKURAN & PENGUPASA
C Y C
Tenaga Kerja PROFIL DESIGN Y N TANAH
MULA E a
E a
Gambar Kerja SERTA PASANG SESUAI
I K K
Alat PATOK/ RAMBU DENGAN
K3 SEBAGAI DAERAH
PETUNJUK YANG TELAH
STREAPING T DIRENCANAK
i AN
d
T
MENGGUNA
a
i k KAN
d BULLDOZER/
a
k
EXCAVATOR
T
i
d
a
k
HENTIKAN ANGKUT DAN
Y C PENGUPASAN C BUANG HASIL C
SELES a
Y Y
E JIKA TELAH a E GALIAN KE LOKASI a E
AI
K MENCAPAI K YANG TELAH K
DIMENSI DITENTUKAN
YANG MENGGUNAKAN
DITENTUKAN EXCAVATOR &
T
DUMPTRUCK
T
i i
d d
a a
k k
60
Gambar 4.5 Pembersihan/ Pengupasan
Sumber : Dok. Pribadi, 2020
3. Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah
Penggalian harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga pekerja
mempunyai ruang kerja yang cukup dan aman dari longsoran ataupun
gangguan lain disekitarnya. Bila Kontraktor sudah mengerjakan galian
sesuai dengan garis rencana galian, tetapi kenyataan di lapangan dirasa tidak
aman atau masih ada hal-hal yang masih mengganggu maka Kontraktor
wajib memberitahukan secara tertulis kepada Direksi untuk dicarikan cara
penyelesaiannya.
Tanah hasil galian yang memenuhi syarat sebagai tanah isian (back filling)
harus ditempatkan pada tempat yang baik dan tidak terganggu selama
berlangsungnya pekerjaan, kemudian ketika ditimbun kembali harus
dipadatkan dengan vibrator.
a. Volume Pekerjaan : 352.96 m³
b. Jam Kerja efektif : 7 jam
c. Waktu pelaksanaan : 2 hari kerja
d. Peralatan Kerja :
1) Peralatan utama yang digunakan sebagai berikut :
61
Excavator : 1 unit
Theodollite : 1 unit
Waterpas : 1 unit
2) Peralatan bantu
Cangkul
Sekop
Palu
e. Tenaga Kerja
1) Personil inti :
Pengawas PU : 1 orang
Pelaksana : 1 orang
Surveyor : 1 orang
62
PERSIAPAN :
Request Of C PENGUKURAN & C GALIAN
MULA Y Y
Work E PROFIL DESIGN E TANAH
a a
I Tenaga Kerja K SERTA PASANG K SESUAI
Gambar Kerja PATOK/ RAMBU DENGAN
Alat SEBAGAI DIMENSI
T
K3 PETUNJUK i YANG TELAH
T d DIRENCANAK
i
GALIAN a
d k AN
a MENGGUNA T
k KAN i
EXCAVATOR d
a
C HENTIKAN C ANGKUT DAN C k
SELES Y
GALIAN JIKA Y Y
AI a E E BUANG HASIL E
TELAH a a
K K GALIAN KE LOKASI K
MENCAPAI YANG TELAH
DIMENSI DITENTUKAN
T YANG T MENGGUNAKAN
i DITENTUKAN i EXCAVATOR &
d d
a a
DUMPTRUCK
k k
63
2) Pengukuran/Surveyor memberi tanda untuk memberi tahu kepada
operator lokasi yang tanahnya berbatu.
3) Excavator bergerak mendekat ke lokasi dengan menggunakan Bucket
Excavator.
4) Hasil galian tanah berbatu di kumpulkan sebelum di angkut oleh
Dumptruck.
5) Kemudian Dumptruck datang, mendekat ke lokasi pengumpulan hasil
galian dan Excavator mengambil dan menuangkan ke Dumptruck.
Selanjut nya membawah ke tempat pembuangan.
6) Pada waktu pelaksanaan galian petugas K3 telah mempersiapkan
peralatan K3 guna mengantisipasi resiko.
7) Petugas K3 dengan cara memberi instruksi ke pekerja untuk memakai
peralatan safety yaitu : rompi, sepatu , helm dll. serta memberi
komando ke operator dengan menempatkan petugas K3 dengan
membawa pluit dan bendera.
8) Bersama-sama direksi / pengawas lapangan, melakukan pemeriksaan
akhir terhadap hasil pekerjaan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan volume pekerjaan.
9) Akan dilakukan perbaikan-perbaikan apabila di dalam pemeriksaan
bersama direksi / pengawas Lapangan masih ada kekurangan /
kesalahan yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknik.
Pekerjaan galian tanah dapat di lihat pada Gambar 4.7
64
Gambar 4.7 Pekerjaan Galian Tanah
Sumber : Dok. Pribadi, 2020
65
Meter roll : 1 unit
Meter kecil : 1 Unit
2) Peralatan Bantu
Cangkul
Secop
Ember
e. Tenaga Kerja
1) Personil inti
Pengawas PU : 1 orang
Pelaksana : 1 orang
Surveyor : 1 Orang
66
pekerjan Pengecoran lantai kerja merupakan bagian dari
pekerjaan saluran sekunder. pekerjan ini memengang peranan
penting dalam pembangunan saluran sekunder .
67
5. Pekerjaan Pemasangan Pembesin Beton Bertulang
1) Personil inti
Pengawas PU : 1 orang
Pengawas Konsultal : 2 orang
Pelaksana : 1 orang
Surveyor : Orang
68
melaksanakan pekerjaan ini harus tepat ukurannya sesuai
dengan gambar rencana karena akan mempengaruhi bentuk dan
ukuranya. Untuk pekerjan saluran sekunder D.I Enaboni
tulangan yang di pakai bj besi=0.89 kg/m diameter = 12 mm
2) Pekerjaan pemasangan tulangan
Pekerjaan pemasangan tulangan dilakukan setelah selesai
pabrikasitu langan dan pengecoran lantai kerja telah kering dan
kuat untuk menahan beban. Pada pekerjaan Saluran Sekunder
D.I Enaboni
a) Pemasangan tulangan pada segmen pertama dengan
pajang total 211 m menggunakan bj besi 12 = 0.89 kg/m
untuk dinding dan untuk lantai digunakan bj sesi 12 = 0.89
kg/m
b) Pemasangan beugel pada segemen pertama dengan
panjang total 2.80 m megunakan bj besi 12 = 0.89 kg/m
untuk dinding dan lantai kerja digunakan bj besi 12 = 0.89
kg/m
c) Pemasangan skur pada tulangan pada segmen terakhir atau
ke empat dengan panjang total 0.82 m mengunakan bj besi
12 = 0,89 kg/m.
69
Sumber : Dok. Pribadi, 2020
70
a. Volume :72,08 kg
b. Waktu pelaksanaan : 7 hari kerja
c. Jam kerja efektif : 7 jam
d. Tenaga kerja
1) Personil inti
Pengawas PU : 1 orang
Pelaksana : 1 orang
Surveyor : 1 Orang
71
Tahapan pelaksanaan pengecoran saluran sekunder dengan Beton K-225
selama penulis dilapakan melihat dilakukan 2 tahap adalah sebagai berikut
1) dilakukan pengecoran lantai kerja saluran sekunder D.I Enaboni
dengan ketebalan 0.10 m
2) dikerjakan pengecoran dinding dengan panjang 211.00 m dengan
ketebalan 0,10 m dan ketinggian dinding 0,100 m.
a. Volume :200 kg
Pelaksana : 1 orang
72
Surveyor : 2 Orang
73
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Hasil Kerja Praktek Lapangan dapat di Simpulkan Sebagai Berikut :
1. Kondisi Saluran Sekunder D.I Enaboni Mengalami Kerusakan Berat
Sepanjang 211.00 m
2. Karena Kerusakan Saluran Sekunder D.I Enaboni dalam Kategori Rusak
Berat, Maka Cara Penanganannya adalah Membongkar Pasangan Lama
Yang Terindikasi Rusak dan di Ganti dengan Pasangan Baru.
3. Dalam pelaksanaan pengocaran mutu beton masih belum diperhatikan
kuantitas material dengan dengan menggunakan alat ukur berupa
74
box/timbang sesui dengan ukuran K- 225 (SNI) sebelum pengecoran tidak
dilakukan slump test (test kekentalan sepsis), Pembuatan kubus/ silinder
untuk test kekuatan di laburaturium serta hamer test pada beton umur
pelaksanaan pada 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari.
5.2 Saran
Adapun Saran yang Sampaikan Sebagai Berikut :
1. agar setelah rehabilitasi saluran tersebut masayarakat Pemakai air
(P3A) dapat menjaga dan memelihara saluran tersebut dalam kondisi
optimal.
2. Dalam Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan diharapkan agar Semua
Pihak yang terlibat dalam Pekerjaan ini agar Selalu Menjalin Suatu
Kerja Sama yang Baik di dalam Melaksanakan Pekerjaan tersebut agar
bisa Selesai Tepat Waktu dan Sesuai dengan Mutu (Spesifikasi) yang
diharapkan. Menghimbau Kepada Pihak Tenaga Kerja agar mampu
Bekerja Sesuai Petunjuk yang ada dan Mau Mengikuti Semua Arahan
dari Para Pengawas dan Pelaksana yang Mengontrol di Lapangan.
Untuk Menghindari Kerusakan Sebagai Akibat Kurangnya
Pemeliharaan, Maka Petugas Operasional Pintu harus Sigap dan
Tanggap terhadap Keadaan Darudarat di Lapangan, dan Perlu dibentuk
Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) di Daerah Irigasi Enaboni
untuk Turut Serta dalam Membantu dan Memelihara Irigasi Enaboni.
3. Harus Selalu Menggunakan Material/Bahan Sesuai dengan Ketentuan
Teknis/Spesifikasi yang di Isyaratkan. Tenaga Pelaksana di Lapangan
Haru Benar – benar Memiliki Kemampuan secara Teknik dan
Berpengalaman.
4.
5.
75