Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penulisan Laporan Kerja


Praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Proses pembuatan Aspal Hotmix (HRS-Base)
a) Lokasi AMP yang tidak terlalu jauh dari lokasi penghamparan
mengakibatkan kecepatan material sehingga membuat pekerjaan tidak
membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang tidak terlalu
besar.
b) Asap yang dikeluarkan dari cerobong asap AMP pada alat pengolahan
limbah saat pembuatan aspal cukup banyak, sehingga mengakibatkan
polusi dan mengganggu ekosistem sekitar.
2. Proses penghamparan
a) Ketika pekerjaan penghamparan Agregat dan pekerjaan prime coat,
masyarakat sekitar kurang tertib mengendarai kendaraan dilokasi
proyek sehingga waktu mengganggu proses pekerjaan yang
mengakibatkan pekerjaan jadi lebih lama.
b) Hasil tes berat jenis campuran padat (GMB) di lapangan rata-rata
2,277 gr/cc sedangkan pada JSD 2,250 gr/cc sehingga kepadatan
lapangan sebesar 99.28 % dan batas minimum kepadatan lapangan 97 %.
Ini berpengaruh pada nilai kepadatan.
c) Nilai tebal rata-rata segmen yang ditangani perencanaan 3,5 cm sedangkan

di lapangan 4,5 cm kurang baiknya penghamparan agregat A sehingga

beberapa titik kurang pengawasan terhadap penghamparan aspal sehingga

terjadinya tebal yang lebih, dan lebar lapangan sesuai dengan lebar

perencanaan yaitu 4,5 m.

d) Banyaknya HRS-Base yang digunakan rencana 4.261,6 ton sedangkan

dilapangan 207 ton. Karena ketebalan lebih maka di lapangan terjadi

61
kelebihan HRS-base

e) Jarak core drill 25 m diambil 2 titik untuk mengetahui tebal setiap 25

m, dan untuk mengetahui nilai kepadatan setiap 25 m karena batas

minimum setiap 25 m itu 2,5 cm, yang diambil dari 25 m itu harus lebih

dari 2,5 cmtetapi tebal rata-rata harus 3,5 cm.

5.2. Saran
Saran yang dapat dikemukakan dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini
adalah sebagai berikut :

1. Proses pembuatan Aspal Hotmix (HRS-Base)


a) Kendaraan pengangkut sebaiknya pihak pelaksana bersama operator
memeriksa kendaraan sehingga apabila terjadi kerusakan dapat di
perbaiki sebelum melakukan pekerjaan pengangkutan.
b) memaksimalkan cara kerja alat pengolahan limbah dan
memperpanjangcerobong pembuangan asap agar tidak mengganggu
ekosistem sekitar.
2. Proses penghamparan
a) Diperlukan adanya pengaturan lalu lintas yang baik agar pada saat
pekerjaan berlangsung tidak terjadi hambatan di lokasi pekerjaan.
b) Lebih diperhatikan lagi suhu aspal pada setiap tahap pemadatan
sehingga mendapatkan hasil kepadatan yang maksimal.
c) Pada proses pemadatan agregat lebih diperhatikan kerapian
permukaanagregat agar jalan tidak bergelombang sehingga pada saat
penghamparan ketebalan sesuai dengan spefikasi yang telah
ditentukan.
d) Pada saat penghamparan sebaiknya pihak kontrak selalu waspada
untuk cek ketebalan aspal yang telah dihampar agar tidak terjadi
kerugian.
e) Pada saat mengukur ketebalan lapisan aspal sebaiknya petugas lebih
meneliti menghitung kepadata

62
63

Anda mungkin juga menyukai