Anda di halaman 1dari 18

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pembangunan Jalan
PENINGKATAN JALAN KAWASAN SONGGORITI

I. DIVISI 1. UMUM.
1. Papan Nama.
Penyedia jasa wajib papan nama pekerjaan sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan dengan ketentuan :
a. Dipasang di tempat yang mudah terlihat dan terbaca.
b. Teknis pemasangan papan nama harus menggunakan tiang penyangga
dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan serta tidak mudah untuk
dilepas.
c. Tidak diperkenakan memasang papan nama di pohon sekitar lokasi
pekerjaan.
d. Papan nama terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak. Tahan terhadap
panas dan air hujan.
e. Kombinasi warna papan nama harus sesuai dengan yang telah ditetapkan.
f. Dimensi dan model papan nama : Warna dasar kuning

PEMERINTAH KOTA BATU


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
25 cm
BALAI KOTA AMONG TANI GEDUNG C LANTAI 3
Jalan Panglima Sudirman 507 BATU 65313
Nama Pekerjaan: ……………………………………………......
Lokasi: Desa/Kelurahan …………………………….
Kecamatan…………………………………..
Volume: …………. m2
Nomor Kontrak:…………………………………………………
Masa Kontrak: ……… hari
55 cm Biaya: Rp. .…………………………………………..
Sumber Dana: ………….…………………………………….
Tahun Anggaran: 2021
Pelaksana: PT/CV ..………………………………………
Jalan ..………………………………………..
Konsultan Pengawas: PT/CV ………………………………………..
Jalan …………………………………………

120 cm
2. Mobilisasi Alat. Nama PT/CV Penyedia Jasa berwarna merah
Warna dasar putih
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti
aturan perizinan yang ditetapkan olehDinas Lalu LintasAngkutan Jalan
Raya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait lainnya.

1
b. Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp alat selama
pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi proyek.
c. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan
yang akan menggunakan peralatan tersebut sesuai kontrak.
d. Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan
digunakan lagi,maka alat berat tersebut segera dikembalikan.

3. Pengukuran.
a. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah pekerjaan yang mencakup
pemeriksaan lapangan dan pengukuran lapangan di lokasi pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana.
b. Pemeriksaan dan pengukuran lapangan dimaksudkan untuk melihat
kondisi terakhir lokasi pekerjaan dan kesesuaian volume lapangan dengan
volume rencana sebelum dilaksanakan pekerjaan.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan personil ahli teknik dan alat yang
perlukan untuk memperlancar pelaksanaan pengukuran/uitzet sehingga
diperoleh mutu dan dimensi sesuai yang disyaratkan dalam ketentuan.
d. Survei harus dilaksanakan dibawah pengawasan Direksi Teknis,yang harus
menjamin bahwa semua kondisi yang ada telah dicatat dengan baik dan
teliti. Formulir pelaporan kondisi tersebut harus dalam format yang dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan.

II. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL.


1. Lapis Perekat.
a. Bahan Lapis Perekat.
(1) Aspal emulsi reaksi cepat (rapid setting) yang memenuhi ketentuan SNI
03-6392-2002 atau SNI 03-4798-1998. Direksi Pekerjaan dapat
mengijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan
perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi dengan
syarat tersedia alat pengaduk mekanik yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
(2) Aspal semen Pen. 60/70 atau 80/100 yang memenuhi ketentuan
AASHTO M20, diencerkan dengan 25 – 30 bagian minyak tanah per 100
bagian aspal (25 pph – 30 pph).

2
Tabel 4.1-1. Persyaratan Aspal Emulsi Modifikasi untuk Tack Coat

b. Takaran dan Temperatur Pemakaian Aspal.


(1) Penyedia Jasa harus melakukan percobaan lapangan di bawah
pengawasan DireksiPekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaran
yang tepat(liter per meter persegi) dan percobaan tersebut dapat
diulangi sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis,bila jenis
permukaan yang akan disemprot atau jenis dari aspal berubah.
Takaran untuk lapis perekat ditunjukkan pada Tabel 4.1-2.

Tabel 4.1-2.TakaranPemakaianLapisPerekat

(2) Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 4 . 1 -3, kecuali


diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Temperatur penyemprotan
untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari yang
ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan
cara interpolasi.

Tabel 4.1-3.TemperaturPenyemprotan

3
2. Laston Lapis Antara (AC-BC) dan Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L))
a. Laston Lapis Antara (AC-BC) dan Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L))
harus diperiksa dengan benda uji “inti” (core) perkerasan yang diambil oleh
penyedia jasa sesuai petunjuk direksi teknis. Benda uji inti harus diambil
paling sedikit dua titik pengujian per penampang melintang per lajur dengan
jarak memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari
100 meter.
b. Tebal aktual hamparan lapis beraspal setiap segmen, didefinisikan sebagai
tebal rata-rata yang memenuhi syarat toleransi yang ditunjukkan pada pasal
6.3.1.(4).(f) dari semua benda uji yang diambil dari segmen tersebut.
c. Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu hari produksi
AMP (Asphalt Mixing Plant).
d. Laston Lapis Antara (AC-BC) harus sama atau lebih besar dari tebal
rancangan yang ditentukan atau ditunjukkan dalam gambar rencana. Bila
tebal lapisan dalam satu segmen terdapat benda uji inti yang tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan diatas maka sub-segmen
yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar atau dilapis kembali
dengan tebal nominal minimum yang dipersyaratkan.
e. Tebal aktual Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) dapat kurang atau lebih
tebal dari tebal perkiraan yang ditunjukkan dalam gambar rencana karena
adanya perbaikan bentuk.
f. Tebal toleransi untuk Laston Lapis Antara (AC-BC) tidak lebih dari 4,00 mm
dan untuk Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) tidak lebih dari 3,00 mm.
g. Tebal nominal minimum :
Laston Lapis Antara (AC-BC) : 5,00 cm
Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) : 4,00 cm
h. Persyaratan Bahan.
(1) Umum.
(a) Dalam pemilihan sumber agregat Penyedia Jasa dianggap sudah
memperhitungkan penyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar
aspal sebagai akibat penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapat
4
diterima sebagai alasan untuk melakukan negosiasi kembali harga
satuan dari campuran beraspal.
(b) Penyerapan air oleh agregat adalah 3%.
(c) Berat jenis (specific gravity) agregat kasar dan halus minimum
2,5 dan perbedaannya tidak boleh lebih dari 0,2.

(2) Agregat Kasar.


(a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan saringan
No.8 (2,36 mm) dan harus bersih, keras, awet dan bebas dari
lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi
ketentuan yang diberikan dalam Tabel 4.2-3.
(b) Fraksi agregat kasar harus batu pecah dan harus disiapkan dalam
ukuran nominal. Ukuran maksimum (maximum size) agregat
adalah satu saringan yang lebih besar dari ukuran nominal
maksimum (nominal maximum size). Ukuran nominal
maksimum adalah satu saringan yang lebih kecil dari saringan
pertama (teratas) dengan bahan tertahan kurang dari 10%.

Tabel 4.2-3. Ketentuan Agregat Kasar.

Catatan :
(*) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan
90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

5
Tabel 4.2-4. Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin
Untuk Campuran Aspal.

(3) Agregat Halus.


(a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir
atau penyaringan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos
saringan No.4 (4,75 mm).
(b) Agregrat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas
dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya

Tabel 4.2-5. Ketentuan Agregat Halus.

(4) Bahan Pengisi (Filler).


Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) terdiri atas debu batu
kapur (limestone dust, Calcium Carbonate, CaCO3), atau debu kapur
padam yang sesuai dengan AASHTO M303-89 (2006), bahan tersebut
harus bebas dari bahan yang tidak dikehendaki dan tidak menggumpal.
Debu batu (stonedust) dan bahan pengisi yang ditambahkan harus
kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan
penyaringan sesuai SNI ASTM C136: 2012 harus mengandung bahan
yang lolos saringan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75% dari yang
lolos saringan No.30 (600 micron) dan mempunyai sifat non plastis.

(5) Gradasi agregat gabungan untuk campuran beraspal, ditunjukkan dalam


Tabel 5.3-1. Gradasi agregat gabungan Laston harus berada di dalam

6
batas-batas titik kontrol (control point) dan harus berada di luar daerah
yang dihindari dan sebagaimana yang diberikan dalam Tabel 5.3-2.

Tabel 5.3-1. Gradasi Agregat Gabungan

Catatan :
1. Untuk HRS-WC dan HRS-Base yang benar-benar senjang, paling sedikit 80% agregat lolos ayakan
nomor 30 (0,600 mm), lihat Tabel 12.11.B. sebagai contoh batas-batas “Bahan Bergradasi Senjang”
dimana bahan yang lolos nomor 8 (2,36 mm) dan tertahan pada ayakan nomor 30 (0,600 mm).
2. Untuk semua jenis campuran, lihat Tabel 12.9.B untuk ukuran agregat nominal maksimum pada
tumpukan bahan pemasok dingin.
3. Apabila tidak ditetapkan dalam gambar, penggunaan pemilihan gradasi sesuai dengan petunjuk direksi
pekerjaan dengan mengacu pada ketentuan dalam spesifikasi ini.

7
Tabel 5.3-2. Contoh Batas-batas Bahan Bergradasi Senjang.

(6) Bahan Aspal.


Bahan aspal berikut yang sesuai dengan Tabel 6.1-1 dapat digunakan
bahan pengikat ini dicampur dengan agregat sehingga menghasilkan
campuran beraspal sebagaimana mestinya sesuai dengan yang
dipersyaratkan, sebagaimana yang disebutkan dalam gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Teknis.

Tabel 6.1-1. Ketentuan-ketentuan untuk Aspal Keras.

Catatan :
1. Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang diekstraksi dengan menggunakan
Metode SNI 2490 : 2008. Sedangkan untuk pengujian kelarutan dan gradasi mineral dilaksanakan
pada seluruh bahan pengikat termasuk kandungan mineralnya.

8
2. Pabrik pembuat bahan pengikat tipe II dapat mengajukan metode pengujian alternatif untuk
viskositas, bilamana sifat-sifat elastomerik atau lainnya didapati berpengaruh terhadap akurasi
pengujian penetrasi, titik lembek atau standar lainnya.
3. Viskositas juga diuji pada temperatur 100 0 C dan 1600 C untuk tipe I dan untuk tipe II pada
temperatur 1000 C dan 1700 C.

(7) Aspal Modifikasi.


Aspal yang dimodifikasi haruslah jenis aspal asbuton dan elastomerik
latex atau sintetis memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Tabel 12.12.A.
Proses pembuatan aspal modifikasi tidak diperbolehkan kecuali ada
lisensi dari pabrik pembuat aspal modifikasi dan pabrik pembuatnya
menyediakan instalasi pencampur yang setara dengan yang digunakan
di pabrik asalnya.
Aspal modifikasi harus dikirim dalam tangki yang dilengkapi dengan
alat pembakar gas atau minyak yang dikendalikan secara termostatis.
Pembakaran langsung dengan bahan bakar padat atau cair didalam
tabung tangki tidak diperkenankan dalam kondisi apapun. Pengiriman
dalam tangki harus dilengkapi dengan sistem segel yang disetujui untuk
mencegah kontaminasi yang terjadi apakah dari pabrik pembuatnya atau
dari pengirimannya.

i. Formula Campuran Rancangan (Design Mix Formula/DMF ).


Paling sedikit 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal,
Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis kepada Direksi Teknis,
usulan Formula Campuran Rancangan (DMF) untuk campuran yang
akan digunakan dalam pekerjaan yang mencakup :
(a) Ukuran nominal maksimum partikel.
(b) Sumber-sumber agregat.
(c) Persentase setiap fraksi agregat yang akan digunakan Penyedia
Jasa, pada penampung dingin dan penampung panas.
(d) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang
disyaratkan dalam Tabel 5.3-1.
(e) Kadar aspal total dan efektif terhadap berat total campuran.
(f) Temperatur pencampuran.
Penyedia Jasa harus menyediakan data dan grafik campuran percobaan
laboratorium untuk menunjukkan bahwa campuran memenuhi semua
kriteria sesuai jenis campuran yang direncanakan dalam Tabel 4.2-8. Sifat-
sifat benda uji yang sudah dipadatkan harus dihitung menggunakan
9
metode dan rumus yang ditunjukkan dalam RSNI M-01-2003 dan RSNI M-
06-2004.

Tabel 4.2-8. Ketentuan Sifat Campuran Laston.


Laston (AC)
Lapis Lapis
Sifat-sifat Campuran Lapis Aus
Antara Pondasi
(AC – WC)
(AC – BC) (AC Base)
Jumlah tumbukan per bidang 75 112
Rasio partikel lolos ayakan 0,075 Min 1,0
mm dengan kadar aspal efektif Maks 1,4
Min 3,0
Rongga dalam campuran (%)(2)
Maks 5,0
Rongga dalam agregat (VMA) (%) Min 15 14 13

Rongga terisi aspal (%) Min 65 65 65

Stabilitas Marshal (Kg) Min 800 1800 (1)

Min 2 3
Pelelehan (mm)
Maks 4 6 (1)
Stabilitas Marshal sisa (%) setelah
Min 90
perendaman 24 jam 600 C (3)
Rongga dalam campuran (%)
pada kepadatan membal (refusal) Min 2
(4)

Dalam 7 (tujuh) hari Direksi Teknis akan:


(a) Menerima usulan tersebut jika memenuhi spesifikasi dan
mengizinkan Penyedia Jasa untuk melakukan percobaan pelaksanaan.
(b) Menolak usulan tersebut jika tidak memenuhi spesifikasi. Dan
selanjutnya Penyedia Jasa harus melakukan percobaan campuran baru
dengan biaya sendiri untuk memperoleh suatu campuran rancangan
yang memenuhi spesifikasi. Direksi Teknis, dapat memberikan saran
kepada Penyedia Jasa untuk memodifikasi sebagian rumus
rancangannya atau mencoba agregat lainnya.
Bagaimanapun juga pembuatan suatu rumus campuran rancangan
yang memenuhi ketentuan merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.

j. Penerapan Formula Rancangan Kerja dan Toleransi yang Diijinkan.

10
Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai
dengan formula campuran kerja, dalam batas rentang toleransi yang
disyaratkan dalam Tabel 5.3-9 di bawah ini.

Tabel 5.3-9. Toleransi Campuran.


Uraian Toleran
AgregatGabunganLolosSaringan si
-Samaataulebihbesardari2,36mm ±5%berattotalagregat
-2,36mmsampaiNo.50 ±3%berattotalagregat
-No.100dantertahanNo.200 ±2%berattotalagregat
- No.200 ±1%berattotalagregat
Kadaraspal ±0,3%berattotalcampuran
TemperaturCampurankeluardaripugmill ±10ºC
Catatan:
1. Apabila setiap bahan memenuhi batas-batas yang diperoleh dari Formula
Campuran Kerja (JMF) dan toleransi yang diizinkan, tetapi menunjukkan perubahan
atau tidak konsisten dan sangat berarti atau perbedaan yang tidak dapat diterima
atau jika sumber setiap bahan berubah, maka harus dibuat suatu Formula Campuran
Kerja (JMF) baru atas biaya Penyedia Jasa dan harus diserahkan dengan cara seperti
yang disebut di atas untuk disetujui, sebelum campuran beraspal baru dihampar di
lapangan.
2. Interpretasi Toleransi yang Diizinkan
Batas-batas absolut yang ditentukan oleh formula campuran kerja maupun
toleransi yang diizinkan menunjukkan bahwa Penyedia Jasa harus bekerja dalam
batas-batas yang digariskan pada setiap saat. Adanya batas-batas toleransi
tidak berarti gradasi pelaksanaan boleh keluar dari titik-titik kontrol dan memotong
daerah yang dihindari (restricted zone).

k. Ketentuan Kepadatan.
(a) Kepadatan yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam
SNI 03-6757-2002, tidak boleh kurang dari 98% kepadatan standar kerja
(job standard density).

(b) Penyedia Jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam


memadatkan campuran beraspal apabila kepadatan lapisan yang
telah dipadatkan sama atau lebih besar dari nilai- nilai yang diberikan
Tabel 5.3-10. Apabila rasio kepadatan maksimum dan minimum yang
ditentukan dalam serangkaian benda uji inti pertama yang mewakili
setiap lokasi yang diukur untuk pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka
benda uji inti tersebut harus diganti dan serangkaian benda uji inti baru
harus diambil.

Tabel 5.3-10. Ketentuan Kepadatan.

11
Nilaiminimum
Kepadatanyang Jumlahbenda Kepadatan
setiappengujia
disyaratkan(% ujiper MinimumRata-rata
n tunggal
JSD) pengujian (%JSD)
(%JSD)
3–4 98,1 95

98 5 98,3 94,9
3- 4 97,1 94

97 5 97,3 93,9
6 97,5 93,8

l. Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan Beraspal.


(a) Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor uji inti (core) yang mampu
memotong benda uji inti berdiameter 4 inci maupun atau 6 inci
tergantung dari ukuran butir maksimum campuran pada lapisan
beraspal yang telah selesai dikerjakan. Biaya dan benda uji inti
untuk pengendalian proses harus sudah termasuk ke dalam harga
satuan Penyedia Jasa untuk pelaksanaan perkerasan lapis beraspal dan
tidak dibayar secara terpisah.
(b) Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core)
atau lainnya harus segera ditutup kembali dengan bahan campuran
beraspal oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan dengan energi
pemadatan sesuai dengan penumbukan Marshall 4 inci dan 6 inci
(RSNI M-01-2003 dan RSNI M-06-2004).
m. Dengan ketentuan kepemilikan milik sendiri/sewa beli/ sewa dengan
perjanjian sewa bersyarat (bukan surat dukungan), peralatan utama
minimal yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama sebagai
berikut :
• Surat Kelaikan Operasi atau Sertifikat Kelaikan Operasi (SLO) yang
masih berlaku.
• Sertifikat ISO 9001:2015 (Manajemen Mutu), Sertifikat ISO 45001:2018
(Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan Sertifikat ISO
14001:2015 (Manajemen Lingkungan) yang masih berlaku.
• Kalibrasi Alat Produksi dari Badan Metrologi.
• Minimal Mempunyai 5 (Lima) Tenaga Pelaksana yang bersertifikat :
- Operator mesin pencampur aspal (TM 030)
- Operator mesin penggetar aspal (TM 031)
- Operator mesin penyemprot aspal (TM 032)
- Pelaksana produksi hotmix (TM 033)
- Operator road roller / road roller paver (TM 008)
12
• Bukti mempunyai Laboratorium produksi sendiri
• Desain Mix Formula (DMF) AC-BC dan AC-WC tahun 2020 dari
laboratorium independen untuk hotmix yang akan dilaksanakan.
• Jenis, kapasitas,komposisi dan jumlah alat memenuhi persyaratan.
• Peralatan yang ditawarkan harus dalam kondisi baik dengan mengacu
pada spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
• Peralatan yang ditawarkan dapat digunakan untuk penyelesaian
pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan.
• Jika peralatan utama sewa maka untuk Format Perjanjian Sewa sesuai
dengan yang disyaratkan oleh PPK dilampiran KAK
• Apabila penyedia ditunjuk sebagai pemenang maka surat perjanjian
tersebut harus disahkan oleh notaris.
• Khusus untuk peralatan pelaksanaan penghamparan campuran aspal
panas, apabila status alat perjanjian sewa maka wajib dilampiri salinan
bukti kepemilikan alat dari pihak Penyedia Peralatan.
• Alat-alat tersebut di atas merupakan peralatan utama yang wajib ada di
lapangan dan dibuktikan pada saat rapat persiapan SPPBJ.

III. DIVISI 7. STRUKTUR


1. Beton fc’15 Mpa dan fc’30 MPa
a. Pekerjaan ini harus mencakup seluruh pelaksanaan struktur beton,
penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, lantai kerja dan
pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar fondasi tetap kering.
b. Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang digunakan sebelum pekerjaan pengecoran beton
dimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian
percobaan campuran beton di laboratorium berdasarkan kuat tekan beton
untuk umur 7 hari dan 28 hari.
c. Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi
kriteria teknis utama yaitu kelecakan (workability), kekuatan (strenght) dan
keawetan (durability).
d. Persyaratan Bahan.
(1) Semen.
(a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen
portland yang memenuhi SNI 15-2049-2004.

13
(b) Semen tipe I A (Semen Portland tipe I dengan air entraining agent), II
A (Semen Portland tipe II dengan air entraining agent), III A (Semen
Portland tipe III dengan air entraining agent), PPC (Portland Pozolan
Cement) dan PCC (Portland Composite Cement) dapat digunakan
apabila diijinkan oleh Direksi Teknis. Apabila hal ini diijinkan maka
penyedia jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton
sesuai dengan merik semen yang digunakan.
(c) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(2) Air.
(a) Air yang digunakan untuk campuran, perawatan atau pemakaian
lainnya harus bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, basa, gula atau organik.
(b) Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi ketentuan
dalam SNI 03-6817-2002 tentang metode pengujian mutu air yang
digunakan dalam beton.
(3) Agregat.
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan dalam Tabel 6.4-1.

Tabel. 6.4-1. Ketentuan Gradasi Agregat Kasar.

14
Agregat harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih ¼ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau
antara baja tulangan dengan acuan atau celah-celah lainnya dimana
beton harus dicor.
Sifat-sifat agregat :
 Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh
dari pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan
pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.
 Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan
oleh pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran
organik dalam pasir untuk campuran mortar dan beton, dan harus
memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel Sifat-sifat
Agregat bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur
yang berhubungan.

Ketentuan Mutu Agregat.

15
e. Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat
tekan yang disyaratkan dalam Tabel 3.2 dan Tabel 3.3, atau yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian
sesuai dengan SNI 03-1974-1990 tentang Metode pengujian kuat tekan
beton, SNI 03-4810-1998 tentang Metode pembuatan dan perawatan
benda uji beton di lapangan, SNI 03-2493-1991 tentang Metode
pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium, SNI 03-2458-
1991 tentang Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
Tabel 3.2. Ketentuan Kuat Tekan.

f. Pengendalian Mutu.
(1) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk mutu beton
yang akan digunakan paling sedikit 21 (dua puluh satu) hari sebelum
pekerjaan pengecoran beton dimulai.
(2) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian
pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan
sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.
(3) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan
(misalnya dinyatakan dengan nilai (“slump”) seperti yang diusulkan tidak
boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas. Kelecakan
(workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton
dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung
udara atau gelembung air, sehingga pada saat pembongkaran acuan
diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.

16
(4) Sebelum dilakukan pengecoran, penyedia jasa harus melakukan
percobaan campuran (trial mix) di lapangan sesuai dengan rancangan
campuran yang dihasilkan oleh laboratorium. Apabila hasil kuat tekan
beton yang didapat pada umur 7 (tujuh) hari menghasilkan kuat tekan
beton lebih kecil dari 85% nilai kuat tekan beton yang disyaratkan,
maka Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran dan
mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut, dengan meminta saran tenaga
ahli yang kompeten di bidang beton untuk kemudian melakukan
percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat tekan beton di
lapangan yang sesuai dengan persyaratan.

IV. DIVISI 11. ANALISA SNI


1. Pembersihan Lapangan dan Perataan
Pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak
struktur tanah
2. Penggalian Tanah Dengan alat Berat
Galian dimulai dari bagian atas, dilakukan bertahap dengan ketinggian sesuai
drawing. Tebing diberikan perkuatan (Solid Sodding). Setelah satu sisi tebing
selesai,maka dilanjutkan dengan sisi lain dengan perubahan letak jalan
3. Membuat lantai Kerja Beton (K.100)
Landasan pondasi dari adukan digelar setebal rencana ditempatkan pada dasar
landasan dan dikerjakan sedikit hingga menutup semua landasan, Spesi diratakan
sedemikian rupa hingga rata permukaanya dengan menngunakan alat perata
4. Pengurugan Sirtu Padat
Sebelum Pengurugan Sirtu Padat dilaksanakan kondisi lokasi harus bersih dari
sampah atau kotoran
5. Pemasangan U-ditch dan Box Culvert
Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan, kontraktor harus
menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui pengawas. Semua
U-ditch dan box culvert harus diturunkan ke dalam galian yang alasnya sudah
diberi pasir serta pada bagian sambungan sudah diberi lantai kerja yang levelnya
sudah benar, secara hati-hati dengan peralatan derek, tali peralatan yang
memadai. Jika terjadi kerusakan harus segera dilaporkan kepada pengawas.
Pengawas akan menginstruksikan untuk mengadakan perbaikan atau membuang
bahan-bahan yang rusak tersebut- Semua U-ditch dan box culvert harus diperiksa
dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika

17
saluran berada diatas galian, jika terjadi kerusakan U-ditch beton segera
diganti sebelum pemasanganya pada posisi terakhir. Saluran harus diletakkan dekat
galian untuk diperiksa oleh pengawas, yang akan menentukan perbaikan atau
dibuang.
6. Pasang Begisting
Papan Abasia 2/20 kondisi bagus tidak bengkok dan tidak pecah, pemasangan
harus presisi menyesuaikan dengan gambar rencana.
7. Pekerjaan Pemasangan Besi Profil
Profil besi berstandar SNI menggunakan sambungan las pemasangan harus presisi
menyesuaikan dengan gambar rencana.

18

Anda mungkin juga menyukai