Pembangunan Jalan
PENINGKATAN JALAN KAWASAN SONGGORITI
I. DIVISI 1. UMUM.
1. Papan Nama.
Penyedia jasa wajib papan nama pekerjaan sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan dengan ketentuan :
a. Dipasang di tempat yang mudah terlihat dan terbaca.
b. Teknis pemasangan papan nama harus menggunakan tiang penyangga
dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan serta tidak mudah untuk
dilepas.
c. Tidak diperkenakan memasang papan nama di pohon sekitar lokasi
pekerjaan.
d. Papan nama terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak. Tahan terhadap
panas dan air hujan.
e. Kombinasi warna papan nama harus sesuai dengan yang telah ditetapkan.
f. Dimensi dan model papan nama : Warna dasar kuning
120 cm
2. Mobilisasi Alat. Nama PT/CV Penyedia Jasa berwarna merah
Warna dasar putih
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti
aturan perizinan yang ditetapkan olehDinas Lalu LintasAngkutan Jalan
Raya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait lainnya.
1
b. Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp alat selama
pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi proyek.
c. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan
yang akan menggunakan peralatan tersebut sesuai kontrak.
d. Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan
digunakan lagi,maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
3. Pengukuran.
a. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah pekerjaan yang mencakup
pemeriksaan lapangan dan pengukuran lapangan di lokasi pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana.
b. Pemeriksaan dan pengukuran lapangan dimaksudkan untuk melihat
kondisi terakhir lokasi pekerjaan dan kesesuaian volume lapangan dengan
volume rencana sebelum dilaksanakan pekerjaan.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan personil ahli teknik dan alat yang
perlukan untuk memperlancar pelaksanaan pengukuran/uitzet sehingga
diperoleh mutu dan dimensi sesuai yang disyaratkan dalam ketentuan.
d. Survei harus dilaksanakan dibawah pengawasan Direksi Teknis,yang harus
menjamin bahwa semua kondisi yang ada telah dicatat dengan baik dan
teliti. Formulir pelaporan kondisi tersebut harus dalam format yang dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
2
Tabel 4.1-1. Persyaratan Aspal Emulsi Modifikasi untuk Tack Coat
Tabel 4.1-2.TakaranPemakaianLapisPerekat
Tabel 4.1-3.TemperaturPenyemprotan
3
2. Laston Lapis Antara (AC-BC) dan Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L))
a. Laston Lapis Antara (AC-BC) dan Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L))
harus diperiksa dengan benda uji “inti” (core) perkerasan yang diambil oleh
penyedia jasa sesuai petunjuk direksi teknis. Benda uji inti harus diambil
paling sedikit dua titik pengujian per penampang melintang per lajur dengan
jarak memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari
100 meter.
b. Tebal aktual hamparan lapis beraspal setiap segmen, didefinisikan sebagai
tebal rata-rata yang memenuhi syarat toleransi yang ditunjukkan pada pasal
6.3.1.(4).(f) dari semua benda uji yang diambil dari segmen tersebut.
c. Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu hari produksi
AMP (Asphalt Mixing Plant).
d. Laston Lapis Antara (AC-BC) harus sama atau lebih besar dari tebal
rancangan yang ditentukan atau ditunjukkan dalam gambar rencana. Bila
tebal lapisan dalam satu segmen terdapat benda uji inti yang tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan diatas maka sub-segmen
yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar atau dilapis kembali
dengan tebal nominal minimum yang dipersyaratkan.
e. Tebal aktual Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) dapat kurang atau lebih
tebal dari tebal perkiraan yang ditunjukkan dalam gambar rencana karena
adanya perbaikan bentuk.
f. Tebal toleransi untuk Laston Lapis Antara (AC-BC) tidak lebih dari 4,00 mm
dan untuk Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) tidak lebih dari 3,00 mm.
g. Tebal nominal minimum :
Laston Lapis Antara (AC-BC) : 5,00 cm
Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) : 4,00 cm
h. Persyaratan Bahan.
(1) Umum.
(a) Dalam pemilihan sumber agregat Penyedia Jasa dianggap sudah
memperhitungkan penyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar
aspal sebagai akibat penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapat
4
diterima sebagai alasan untuk melakukan negosiasi kembali harga
satuan dari campuran beraspal.
(b) Penyerapan air oleh agregat adalah 3%.
(c) Berat jenis (specific gravity) agregat kasar dan halus minimum
2,5 dan perbedaannya tidak boleh lebih dari 0,2.
Catatan :
(*) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan
90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
5
Tabel 4.2-4. Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin
Untuk Campuran Aspal.
6
batas-batas titik kontrol (control point) dan harus berada di luar daerah
yang dihindari dan sebagaimana yang diberikan dalam Tabel 5.3-2.
Catatan :
1. Untuk HRS-WC dan HRS-Base yang benar-benar senjang, paling sedikit 80% agregat lolos ayakan
nomor 30 (0,600 mm), lihat Tabel 12.11.B. sebagai contoh batas-batas “Bahan Bergradasi Senjang”
dimana bahan yang lolos nomor 8 (2,36 mm) dan tertahan pada ayakan nomor 30 (0,600 mm).
2. Untuk semua jenis campuran, lihat Tabel 12.9.B untuk ukuran agregat nominal maksimum pada
tumpukan bahan pemasok dingin.
3. Apabila tidak ditetapkan dalam gambar, penggunaan pemilihan gradasi sesuai dengan petunjuk direksi
pekerjaan dengan mengacu pada ketentuan dalam spesifikasi ini.
7
Tabel 5.3-2. Contoh Batas-batas Bahan Bergradasi Senjang.
Catatan :
1. Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang diekstraksi dengan menggunakan
Metode SNI 2490 : 2008. Sedangkan untuk pengujian kelarutan dan gradasi mineral dilaksanakan
pada seluruh bahan pengikat termasuk kandungan mineralnya.
8
2. Pabrik pembuat bahan pengikat tipe II dapat mengajukan metode pengujian alternatif untuk
viskositas, bilamana sifat-sifat elastomerik atau lainnya didapati berpengaruh terhadap akurasi
pengujian penetrasi, titik lembek atau standar lainnya.
3. Viskositas juga diuji pada temperatur 100 0 C dan 1600 C untuk tipe I dan untuk tipe II pada
temperatur 1000 C dan 1700 C.
Min 2 3
Pelelehan (mm)
Maks 4 6 (1)
Stabilitas Marshal sisa (%) setelah
Min 90
perendaman 24 jam 600 C (3)
Rongga dalam campuran (%)
pada kepadatan membal (refusal) Min 2
(4)
10
Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai
dengan formula campuran kerja, dalam batas rentang toleransi yang
disyaratkan dalam Tabel 5.3-9 di bawah ini.
k. Ketentuan Kepadatan.
(a) Kepadatan yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam
SNI 03-6757-2002, tidak boleh kurang dari 98% kepadatan standar kerja
(job standard density).
11
Nilaiminimum
Kepadatanyang Jumlahbenda Kepadatan
setiappengujia
disyaratkan(% ujiper MinimumRata-rata
n tunggal
JSD) pengujian (%JSD)
(%JSD)
3–4 98,1 95
98 5 98,3 94,9
3- 4 97,1 94
97 5 97,3 93,9
6 97,5 93,8
13
(b) Semen tipe I A (Semen Portland tipe I dengan air entraining agent), II
A (Semen Portland tipe II dengan air entraining agent), III A (Semen
Portland tipe III dengan air entraining agent), PPC (Portland Pozolan
Cement) dan PCC (Portland Composite Cement) dapat digunakan
apabila diijinkan oleh Direksi Teknis. Apabila hal ini diijinkan maka
penyedia jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton
sesuai dengan merik semen yang digunakan.
(c) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(2) Air.
(a) Air yang digunakan untuk campuran, perawatan atau pemakaian
lainnya harus bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, basa, gula atau organik.
(b) Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi ketentuan
dalam SNI 03-6817-2002 tentang metode pengujian mutu air yang
digunakan dalam beton.
(3) Agregat.
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan dalam Tabel 6.4-1.
14
Agregat harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih ¼ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau
antara baja tulangan dengan acuan atau celah-celah lainnya dimana
beton harus dicor.
Sifat-sifat agregat :
Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh
dari pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan
pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.
Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan
oleh pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran
organik dalam pasir untuk campuran mortar dan beton, dan harus
memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel Sifat-sifat
Agregat bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur
yang berhubungan.
15
e. Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat
tekan yang disyaratkan dalam Tabel 3.2 dan Tabel 3.3, atau yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian
sesuai dengan SNI 03-1974-1990 tentang Metode pengujian kuat tekan
beton, SNI 03-4810-1998 tentang Metode pembuatan dan perawatan
benda uji beton di lapangan, SNI 03-2493-1991 tentang Metode
pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium, SNI 03-2458-
1991 tentang Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
Tabel 3.2. Ketentuan Kuat Tekan.
f. Pengendalian Mutu.
(1) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk mutu beton
yang akan digunakan paling sedikit 21 (dua puluh satu) hari sebelum
pekerjaan pengecoran beton dimulai.
(2) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian
pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan
sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.
(3) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan
(misalnya dinyatakan dengan nilai (“slump”) seperti yang diusulkan tidak
boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas. Kelecakan
(workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton
dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung
udara atau gelembung air, sehingga pada saat pembongkaran acuan
diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
16
(4) Sebelum dilakukan pengecoran, penyedia jasa harus melakukan
percobaan campuran (trial mix) di lapangan sesuai dengan rancangan
campuran yang dihasilkan oleh laboratorium. Apabila hasil kuat tekan
beton yang didapat pada umur 7 (tujuh) hari menghasilkan kuat tekan
beton lebih kecil dari 85% nilai kuat tekan beton yang disyaratkan,
maka Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran dan
mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut, dengan meminta saran tenaga
ahli yang kompeten di bidang beton untuk kemudian melakukan
percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat tekan beton di
lapangan yang sesuai dengan persyaratan.
17
saluran berada diatas galian, jika terjadi kerusakan U-ditch beton segera
diganti sebelum pemasanganya pada posisi terakhir. Saluran harus diletakkan dekat
galian untuk diperiksa oleh pengawas, yang akan menentukan perbaikan atau
dibuang.
6. Pasang Begisting
Papan Abasia 2/20 kondisi bagus tidak bengkok dan tidak pecah, pemasangan
harus presisi menyesuaikan dengan gambar rencana.
7. Pekerjaan Pemasangan Besi Profil
Profil besi berstandar SNI menggunakan sambungan las pemasangan harus presisi
menyesuaikan dengan gambar rencana.
18