Anda di halaman 1dari 17

SEKSI 6.

7
ATB ( LASTON ATAS )

6.7.1 UMUM

)1 Uraian

)a Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis perata atau lapis pondasi atas
padat yang awet, yang terdiri dari agregat dan mateial aspal yang
dicampur di pusat pencampur, serta menghampar dan memadatkan
campuran tersebut, di atas lapis pondasi atau permukaan jalan yang
telah disiapkan, sesuai dengan persyaratan ini dan memenuhi bentuk
sesuai Gambar Rencana dalam hal ketinggian, penampang penanjang
dan melintang dan atau sesuai dengan yang diperintahkan Direksi
Teknik.

)b Campuran dirancang menggunakan prosedur khusus yang diberikan di


dalam seksi ini, untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang
berkenaan dengan kadar birumen efektif minimum, rongga udara,
stabilitas, fleksibilitas dan ketebalan film aspal benar-benar terpenuhi.
Dalam hal ini penting diingat bahwa, dalam pembuatan campuran
ATB (Asphalt Treated Base) / Laton Atas (Lapis Aspal Beton Pondasi
Atas), metode konvensional dalam merancang campuran beraspal,
yang dimulai mendapatkan agregat maksimum yang paling mungkin,
tidak boleh digunakan karena pendekatan cara ini pada umumnya
tidak akan menghasilkan campuran yang memenuhi persyaratan seksi
ini.

2) Campuran Beraspal ATB (Laston Atas)

ATB (Asphalt Treated Base) / Laston Base (Lapis Aspal Beton Pondasi
Atas), yang selanjutnya ATB (Laston Atas), adalah khusus diformulasikan
untuk meningkatkan keawetan dan ketahanan kelelahan. Penting diketahui
bahwa setiap penyimpangan dari spesifikasi ini, khususnya pengurangan
dalam kadar bitumen, memungkinkan tidak berlakunya rancangan
perkerasan proyek dan memerlukan pelapisan ulang yang lebih tebal.

3) Tebal Lapisan dan Toleransi

a) Tebal dari ATB (Laston Atas) yang dihampar harus diamati dengan
benda uji inti (cores) perkerasan yang diambil oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Direksi Teknik. Sedang antara lokasi pengambilan
benda uji harus sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik,
tetapi paling sedikit dua buah diambil arah melintang dari masing-
masing setengah lebar penampang yang diselidiki dan selang antara
potongan melintang kearah memanjang yang diselidiki tidak boleh
dari 200 m dan harus sedemikian rupa sehingga jumlah total benda uji
yang diambil pada setiap segmen yang diukur untuk pembayaran tidak
boleh kurang dari batas-batas yang diberikan dalam tabel 6.7.1 (1).

Tabel 6.7.1 (1) Jumlah Minimum Benda Uji Inti

Koofisien keragaman dari tebal Jumlah minimum benda uji


benda uji untuk semua benda uji yang harus diambil dari
dari bagian jalan yang diukur bagian jalan yang diukur
untuk pembayaran untuk pembayaran

< 30 % 6
30 40 % 10
41 50 % 14
51 60 % 20
61 70 % 28
71 80 % 40
> 80 % 50

b) Tebal ATB (Laston Atas) kecuali untuk lapisan perata, yang


sesungguhnya dipasang di setiap bagian dari pekerjaan didefinisikan
sebagai tebal rata-rata dari benda-benda uji inti yang diambil dari
bagian tersebut.

c) Tebal ATB (Laston Atas) yang sesungguhnya dipasang sebagaimana


ditetapkan dalam Paagraf 6.7.1 (3)(b) diatas, harus sama atau lebih
besar dari tebal rancangan nominal yang ditentukan dalam Gambar
Rencana dari Dokumen Kontrak. Dalam beberapa hal, Direksi Teknik
atas dasar kerataan perkerasan atau ukuran masimum atau data
rancangan yang lain boleh menyetujui atau menerima tebal rata-rata
yang kurang dari tebal rancangan nominal, asalkan ATB (Laston Atas)
yang dipasang pada ketebalan tersebut baik dalam segala hal lainnya,
meskipun begitu, sama sekali tidak ada bagian dari ATB (Laston Atas)
yang dipadatkan yang kekurangan ketebalannya melebihi 5 mm dari
ketebalan nominal rancangannya.

d) Untuk semua campuran ATB (Laston Atas), baik yang dibayarkan


menurut volume maupun berat sesungguhnya dari material yang
dihamparkan, berat campuran ATB (Laston Atas) yang benara-benar
dipakai harus dipantau oleh Kontraktor dengan menimbang setiap
muatan truk pengangkut material yang meninggalkan pusat
pencampur.

Dalam hal bagian manapun yang sedang diukur untuk menentukan


pembayarannya, berat material yang benar-benar dihamparkan yang
dihitung dari timbangan muatan truk adalah kurang dari ataupun lebih
besar dari 5% dari berat yang dihitung dari ketebalan dan rata-rata
kepadatan contoh lapisan (cores). Direksi Teknik harus mengambil
tindakan untuk menyelidikinya agar bisa memastikan sebab terjadinya
selisih berat tersebut sebelum menyetujui pembayaran material yang
telah dihamparkan itu.

Penyelidikan Direksi Teknik bisa meliputi, tetapi tidak perlu terbatas


pada hal-hal berikut ini:

i) Memerintahkan Kontraktor untuk lebih sering atau lebih banyak


atau mencari lokasi-lokasi cores yang lain.

ii) Memeriksa kalibrasi dan ketepatan timbangan serta prosedur


dan peralatan percobaan laboratorium.

iii) Memperoleh hasil-hasil pemeriksaan lapangan dan laboratorium


yang independen tentang kepadatan campuran ATB (Laston
Atas) yang dicapai setelah dihamparkan.

iv) Menetapkan suatu sistem penghitungan dan pencatatan truk


secara rinci.

Penyelidikan detail belum tentu menghasilkan nilai-nilai baru untuk


dimensi geometris yang memastikan jumlah material yang harus
dibayar. Meskipun begitu dalam segala kasusu, tak peduli tenggang
beratnya dilampaui atau tidak, pembayaran harus didasarkan atas
ukuran-ukuran minimal dari ATB (Laston Atas) seperti yang
tercantum dalam Artikel 6.7.10 dan bukan atas berat material itu.

Biaya untuk segala penambahan atau lebih seringnya mengambil


coring, untuk tambahan survei geometris ataupun pengujian
laboratorium, penerapan sistem pencatatan muatan truk ataupun
tindakan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik untuk
memastikan alasan kelebihan toleransi beratnya, harus ditanggung
oleh Kontraktor sendiri, sesuai dengan yang tercantum dalam Artikel
6.7.10.

e) Variasi kerataan permukaan ATB (Laston Atas) yang telah selesai


ditangani diukur dengan mistar penyipat yang panjangnya 3 meter
harus tidak boleh lebih dari 5 mm pada setiap titik. Keleluasaan harus
dibuat untuk masing-masing kasus terutama untuk perubahan bentuk
yang disebabkan perubahan rancangan punggung perkerasan dan
lengkung vertikal pada profil memanjang.

4) Lapisan Perata

Dalam hal campuran ATB (Laston Atas) digunakan sebagai Lapisan Perata,
semua persyaratan dari seksi ini, kecuali :

a) Material harus disebut ATBL (Laston Atas Levelling)


b) Ukuran butir maksimum yang lebih kecil dapat digunakan.
6.7.2 Standar Rujukan

Standar AASHTO
T 50 78 Penguji daya apung dari material aspal
T 164 76 Quantitative Extraction dari aspal dalam campura
perkerasan aspal
T 166 78 Berat isi dari campuran aspal yang dipadatkan
T 168 55 Pengambilan campuran perkerasan aspal
T 209 74 Berat jenis maksimum dari campuran perkerasan
aspal
T 176 73 Plastisitas partikel halus agregat bergradasi dan tanah
menggunakan pengujianh ekivalen pasi
M 17 77 Bahan pengisi (filler) mineral untuk campuran
perkerasan aspal
M 226 78 Tingkat kekentalan (viscosity) aspal

Standar Indonesia
PA.0301-76 Penetrasi dari material aspal
PB.0206-76 Daya tahan terhadap gerusan dari agregat kasar
berukuran kecil dengan menggunakan Mesin Los
Angeles
SNI -03 -3407-1994 Kelapukan Agregat menggunakan Sodium Sulfat atau
Magnesium Sulfat.
Pd M-06-1997-03 Pengaruh dari air pada kohesi campuran aspal yang
dipadatkan
Pd M-03-1996-03 Memperoleh kembali aspal dari larutan dengan
metode Abson
SNI-06-2440-1991 Pengaruh panas dan udara pada material aspal
(Pengujian lapisan tipis dengan oven / tungku)
SNI -03 -2439 -1991 Penyelaputan dan pengelupasan

6) Pelaporan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal berikut ini:


a) Contoh dari seluruh material-material yang disetujui untuk digunakan,
yang akan disimpan oleh Direksi Teknik selama Periode Kontrak
untuk keperluan rujukan.

b) Laporan tertulis yang memberikan sifat-sifat hasil pengujian dari


seluruh material, seperti dipersyaratkan dalam Artikel 6.7.2.
c) Formula campuran kerja dan data uji yang mendukungnya, seperti
yang dipersyaratkan dalam Paragraf 6.7.5

d) Pengukuran pengujian permukaan seperti yang dipersyaratkan dalam


Paragraf 6.7.9 (1)

e) Laporan tertulis mengenai kerapatan (density) dari campuran ATB


(Laston Atas) yang dihampar, seperti yang dipersyaratan dalam
Paragraf 6.7.9 (2)

f) Data uji laboratorium dan lapangan seperti yangt dipersyaratkan


dalam Paragraf 6.7.9 (4) untuk pengendalian harian dari takaran
campuran dan kualitas campuran dalam bentuk laporan tertulis.

g) Catatan-catatan harian dari seluruh truk yang ditimbang pada alat


penimbang, seperti yang dipersyaratan dalam Paragraf 6.7.9 (5).

h) Catatancatatan tertulis dari pengukuran tebal lapisan ATB (Laston


Atas) dan dimensi perkerasan seperti yang dipersyaratkan dalam
Artikel 6.7.10.

i) Untuk setiap material aspal yang diusulkan Kontraktor untuk


digunakan, pernyataan asal sumbernya, bersama dengan data uji yang
memberikan sifat-sifatnya, baik sebelum maupun sesudah pengujian
lapisan tipis dalam oven (Thin Film Oven Test) (SNI-06-2440-1991),
meliputi :

i) Penetrasi pada 25 oC
ii) Penetrasi pada 35 oC
iii) Ring and Ball Softening Point
iv) Kekentalan pada 60 oC
v) Kekentalan pada 135 oC

7) Pembatasan oleh Cuaca

Campuran ATB (Laston Atas) hanya bisa dihampar bila permukaannya


kering, bila tidak akan hujan turun atau sedang hujan dan bila dasar jalan
yang sudah disiapkan dalam kondisi yang memuaskan.

8) Perbaikan dari Pekerjaan ATB (Laston Atas) yang tidak Memuaskan

Lokasi-lokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang


dipersyaratkan atau angka-angka yang disetujui dan juga lokasi-lokasi yang
tidak memuaskan dalam hal lainnya tidak akan dibayar sampai diperbaiki
oleh Kontraktor seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. Perbaikan
dapat meliputi pembongkaran dan pengantian, penambahan lapisan ATB
(Laston Atas) dan atau tindakan lain yang dianggap perlu oleh Direksi
Teknik. Bila perbaikan telah diperintahkan, maka jumlah volume yang
diukur untuk pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar bila
pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak ada pembayaran tambahan yang
akan dilakukan untuk pekerjaan atau volume tambahan yang diperlukan
untuk perbaikan.

9) Pengembalian Bentuk Perkerasan setelah Pengujian

Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti atau
lainnya, harus segera ditutup kembali dengan material campuran ATB
(Laston Atas) oleh Kontraktor dan dipadatkan hingga kepadatan serta
kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang diperkenankan yang
dipersyaratkan dalam Seksi ini.

6.7.2 MATERIAL

1) Agregat Umum

)a Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa


agar campuran ATB (Laston Atas) yang proporsinyadibuat sesuai
dengan rumusan campuran kerja akan memiliki kekuatan sisa yang
tidak kurang dari 75 % bila diuji untuk hilangnya kohesi akibat
pengaruh air sesuai dengan Pd M-06-1997-03 dan SNI-06-2489-199.

)b Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu


Direksi Teknik. Material harus ditimbun sesuai dengan persyaratan
pada Seksi 1.10 Material dan penyimpanan.

)c Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus sudah menimbun


paling sedikit 40 % dari jumlah agregat pecah yang dibutuhkan untuk
campuran ATB (Laston Atas) dan selanjutnya timbunan persediaan
harus sipertahankan paling sedikit 40 % dari sisa kebutuhanya.

)d Direksi Teknik dapat menyetujui, atau memrintahkan penggunaan


agregat yang tidak memenuhi kebutuhan gradasi paertikel dari
Paragraf 6.7.2 (2), 6.7.2 (3) atau 6.7.2 (4) asalkan dapat ditunjukkan
sampai memuaskan Direksi Teknik bahwa campuran ATB (Laston
Atas) yang dihasilkannya dapat memnuhi persyaratan-persyratan sifat
campuran yang diberikan dalam Artikel 6.7.3.

)e Tiap-tiap agregat harus diangkut ke pusat Pencampuran terlebih


dahulu agregat dari jenis atau sumber agregat yang berbeda, tidak
diperbolehkan.

2) Agregat Kasar

a) Agregat kasar pada umumnya harus memenuhi gradasi yang


disyaratkan seperti tabel dibawah dan harus terdiri dari batu pecah atau
campuran yang memadahi dari batu pecah dengan kerikil besi.

Agreat kasar yang digunakan untuk campuran dapat diterima oleh


Direksi Teknik hanya bila bahan tersebut diperagakan dengan
pengujian laboratorium dan semua ketentuan sifat campuran dalam
Tabel 6.7.3 dapat dipenuhi.

Ukuran Saringan Persen Berat Lolos


Campuran Campuran
(mm) (ASTM)
Normal Lapisan Perata

20 3/4 100 100


12,7 1/2 30 100 95 -100
9,5 3/8 0 55 50 -100
4,75 #4 0 10 0 50
0,075 # 200 01 05

Dalam keadaan apapun, agregat kasar yang kotor dan berdebu dan
mengandung partikel halus lolos ayaka no. 200 lebih besar dari 1 %,
tidak boleh digunakan. Bahan-bahan seperti ini biasanya dapat
memenuhi persyaratan bila dilakukan pencucian dengan alat pencuci
yang memadai.

b) Agregat kasar harus terdiri dari material yang bersih, keras, awet yang
bebas dari kotoran atau bahan yang tidak dikehendaki dan harus
memiliki persentase keausan yang tidak lebih dari 40 % pada 500
putaran seperti yang ditetapkan oleh PB. 0206-76.

Bila diuji sebanyak 5 putaran dengan pengujian keausan dengan


sodium sulfat menurut SNI-03-3407-1994, kehilangan berat pada
agregat kasar tidak lebih besar dari 12%.

c) Bila diuji dengan pengujian-pengujian penyelaputan dan pengelupasan


(Coating and Stripping Test), SNI-03-2439-1991, agregat tersebut
harus memiliki luas yang terselaput tidak kurang dari 95 %.

3) Agregat Halus

a) biasanya diperlukan sejumlah abu batu hasil pengayakan batu pecah


(crusher dust) untuk menghasilkan suatu campuran yang ekonomis
dan memenuhi persyaratan-persyaratan campuran yang dinyatakan
dalam Tabel 6.7.3
Abu batu harus diproduksi melalui pemecahan batu yang bersih dan
tidak mengandung lempung atau lanau dan harus disimpan secara
terpisah dari pasir alam yang akan digunakan campuran kedalam
mesin pencampur. Pemuatan komponen abu batu dan pasir alam
kedalam mesin pencampur harus dipisahkan kedalam melalui cold
bin feed yang terpisah sehingga perbandingan pasir tehadap abu batu
dapat dikendalikan.

b) Dalam keadaan apapun, pasir alam yang kotor dan berdebu dan
mengandung partikel halus lolos ayakan no. 200 lebih besar dri 8 %
dan atau mempunyai nilai ekivalen pasir kurang dari 50 menurut SNI-
03-4428-1997, tdak boleh digunakan dalam campuran.

4) Bahan Pengisi (Filler) AASHTO M 17

)a Bahan pengisi harus terdiri dari abu batu, kapur (limestone dust),
semen portland, abu terbang, abu tnur semen atau bahan mineral non
plastis lainnya dari sumber yang disetujui oleh Deireksi Teknik. Bahan
tersebut harus bebas dari bahan lain yang tidak dikehendaki.

)b Harus kering dan bebas dri gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan
pengayakan basah harus mengandung bahan yang lolos saringan 75
mikron tidak kurang dari 75 % beratnya.

)c Penggunaan kapur tohor sebagai bahan pengisi dapat memperbaiki


daya tahan campuran ATB (Laston Atas), membantu penyelaputan
dari partikel agregat dan membantu mencegah pengelupasan. Akan
tetapi banyaknya variasi kualitas dari sumber-sumber kapur dan
kecendrungan dari kapur tersebut untuk membentuk gumpalan-
gumpalan terbukti dapat menimbulkan masalah sewaktu penakaran.
Pengembangan kapur karena hidrasi dapat menyebabkan keretakan
campuran ATB (Laston Atas) apabila kadar kapur tersebut terlalu
tinggi.

Apabila kapur yang digunakan maka proporsi maksimum yang


diijinkan adalah 1 % dari berat keseluruhan campuran ATB (Laston
Atas)
5) Material Aspal

Materi aspal pengikat yang dipakai harus dari jenis aspal semen AC-10
(yang kurang lebih ekivalen dengan Aspal Pen. 80/100), atau AC-20 (yang
kurang lebih ekivalen dengan aspal Pen. 60/70) dan harus memnuhi
persyaratan-persyaratan sebagaimana tertera dibawah ini (Pd S-15-1996-03
dana AASHTO M 226-78 (1996)).

Untuk mencapai kekuatan campuran ATB (Laston Atas) yang diterapkan,


disyarankan menggunakan aspal semen AC-20.
Frekuensi pengujian bahan aspal ditentukan lebih lanjut sesuai petunjuk
Direksi Teknik.

Spesifikasi Aspal
Metode Pen. Pen.
Jenis Pengujian Satuan
Pengujian 60/70 80/100
min mak min mak
1. Penetrasi 25o C, 100 gr, 5 SNI-06-2456-1991 60 79 80 99 0.1 mm
detik
o
2. Titik Lembek SNI-06-2434-1991 48 58 46 54 C
3. Daktilitas 25o C, 5 cm per SNI-06-2432-1991 100 - 100 - cm
menit
4. Kelarutan dalam CCL4 SNI-06-2438-1991 99 - 99 - %
o
5. Titik Nyata SNI-06-2433-1991 200 - 225 - C
6. Berat Jenis 25o C SNI-06-2488-1991 1 - 1 - -
7. Kehilangan Berat 163o C, SNI-06-2441-1991 - 0,4 - 0,6 %
jam
8. Penetrasi Setelah SNI-06-2456-1991 75 - 75 - % asli
kehilangan berat
9. Daktilitas Setelah SNI-06-2432-1991 50 - 50 - cm
kehilangan berat
o
10. Titik lembek setelah SNI-06-2434-1991 - - - - C
penurunan berat
o
11. Perkiraan suhu AASHTO-72-1990 - - - - C
pencampuran
o
12. Perkiraan suhu AASHTO-72-1990 - - - - C
pemadatan

6) Bahan Tambahan untuk Aspal

Direksi Teknik dapat melaporkan atau menyetujui penggunaan penggunaan


suatu bahan tambahan untuk mencapai stabilitas yang ditetapkan, stabilitas
sisa atau syarat-syarat sifat lainya, atau untuk meningkatkan keawetan,
ketahanan terhadap deformasi atau sifat kelelahan

Bahan tambahan tersebut harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi
Teknik. Takaran tambahan dan meetode pencampuran dengan bahan
tambahan lainnya, harus sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.

Bila diperlukan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengirimkan contoh


bahan tambahan tersebut disertai data teknisnya dan data kimiawinya.

7) Sumber Pasokan

a) Persetujuan awal sumber-sumber pengadaan agregat dan bahan


pengisi mineral harus diperoleh dari Direksi Teknik sebelum
pengiriman material . Contoh-contohnya harus diserahkan seperti
yang diperintahkan.
b) Dalam pemilihan sumber-sumber agregat, Kontraktor harus
memperhitungkan aspal yang akan hilang karena absorbsi
(penyerapan) kedalam agregat, untuk memastikan penggunan agregat
setempat yang mempunyai daya penyerapan yang paling kecil.

c) Variasi kadar aspal akibat tinkat absorbsi aspal berbeda-beda dari


agregat, tidak akan dapat diterima sebagai dasar untuk merundingkan
(negosiasi) kembali harga satuan dari campuran ATB (Laston Atas).

6.7.3 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN

1) Campuran ATB (Laston Atas) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan


dalam tabel 6.7.3.

Tabel 6.7.3 Persyaratan Sifat Campuran

Sifat Campuran Spesifikasi


Kadar Aspal Efektif Minimum 5.5
Kadar Penyerapan Aspal Maximum 1.7
Kadar Aspal Total (% terhadap berat total) Minimum 6

Kadar Rongga Udara dari campuran padat (% Minimum 4


terhadap volume total campuran) Maximum 8

Matshall Quotient (SNI-06-2489-1991) Minimum 1,8


(KN/mm) Maximum 5

Minimum 750
Stabilitas Marshal (SNI-06-2489-1991) (KG)
Maximum -

Stabilitas Marshal tersisa setelah perendaman


selama 24 jam pada 600 C (terhadap stabilitas Minimum 75
semula)

2) Jenis campuran yang ditetapkan dalam gambar rencana berdasarkan asumsi


kondusi jalan yang datar (atau kemiringan landai) dan kondisi lalulintas
jalan antar kota.
Jenis campuran sebenarnya yang diperlukan pada setiap bagian jalan, harus
sesuai dengan instruksi Direksi Teknik untuk memenuhi kondisi lalulintas
dan kelandaian jalan.

3) Bahan aspal yang terkandung dari benda uji pada campuran kerja harus
mempunyai nilai penetrasi tidak kurang dari 70 % trehadap nilai penetrasi
aspal sebelum campuran dan nilai daktilitas tidak kurang dari 40 cm, bila
diperiksa masing-masing dengan PA. 0301-76 dan AASHTO T 51.

4) Bahan aspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara AASHTO T
164. Setelah konsentrasi bahan aspal yang terekstraksi mencapai 20 mm,
partikel mineral yang terkandung harus dipindahkan kedalam suatu
sentrifugal.

6.7.4 RANCANGAN CAMPURAN

)1 Komposisi Umum dari Campuran

Campuran ATB (Laston Atas) terdiri dari agregat dan bahan aspal. Dalam
beberapa hal penambahan bahan pengisi akan diperlukan untuk meyakinkan
sifat-sifat campuran dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
artikel 6.7.3. Akan tetapi umumnya bahan pengisi harus sesedikit mungkin.

)2 Kadar Bitumen dari Campuran

Kadar bitumen campuran ATB (Laston Atas) harus ditetapkan sedemikian


rupa hingga kadar bitumen efektif (yaitu setelah kehilangan oleh absorbsi
agregat) tidak akan kurang akan kurang dari nilai minimum yang ditetapkan
Tabel 6.7.3. Prosentase aspal yang sesungguhnya harus ditambahkan
kedalam campuran akan tergantung pada daya absorbsi agregat yang
digunakan dan akan ditetapkan oleh Direksi Teknik sewaktu menyetujui
rumus campuran kerja. Nilai Kadar aspal yang ditetapkan akan didasarkan
pada data yang diberikan oleh Kontraktor menurut Artikel 6.7.2 dan harus
lebih besar dari batasan yang dipersyaratkan dalam Tabel 6.7.3.

3) Proporsi Komponen Agregat

)a Komponen-komponen campuran agregat harus ditetapkan berkanaan


dengan fraksi-fraksi rencana yang diperlukan, yang dirumuskan
sebagai berikut :

Fraksi Agregat Kasar : Prosentase berat dari campuran keseluruhan


dari material tertahan pada saringan 2,36
mm.

Fraksi Agregat Halus : Prosentase berat dari campuran keseluruhan


dari material lolos saringan 2, 36 mm tetapi
tertahan pada saringan 75 mikron.
Fraksi Bahan Pengisi : Prosentase berat dari campuran keseluruhan
dari material yang lolos saringan 75 mikron.

)b Perlu diperhatikan bahwa fraksi rancangan tersebut pada umumnya


tdak sama dengan proporsi takaran yang diperlukan untuk agregat
kasar, pasir dan bahan pengisi tambahan. Agregat yang ada dan bahan
pengisi yang tersedia untuk menghasilkan fraksi rancangan yang
diperlukan, makan gradasi dari masing-masing agregat yang ada
danbahan pengisi harus harus ditetapkan dengan penyaringan basah
untuk menjamin pengukuran yang teliti dari material yang lolos
saringan 2,36 mm dan 75 mikron.
)c Fraksi rancangan dari campuran umumnya harus berada dalam batas-
batas komposisi yang diberikan dalam Tabel 6.7.4 (1). Walaupun
demikian Direksi Teknik dapat menyetujui atau langsung dapat
menggunakan campuran yang melempaui batasan asalkan memenuhi
sifat-sifat campuran yang ditentukan pada tabel 6.7.3.

Tabel. 6.7.4 (1) Fraksi Rancangan Campuran

Prosen Berat
Fraksi Rancangan Campuran
Total Campuran Aspal

Fraksi Agregat Kasar (CA) 40 60


Fraksi Agregat Halus (FA) 26 49,5
Fraksi Agregat Pengisi (FF) 4,5 7,5

4) Penyesuaian Proporsi Campuran dengan Cara Campuran Percobaan

)a Kontraktor harus membuktikan bahwa seluruh agregat-agregat yang


diusulkan serta proporsi komponen campuran ATB (Laston Atas) yang
diusulkan memenuhi syarat dengan membuat serta menguji campuran-
campuran percobaan yang dibuat dalam campuran (mixing plant)
segera sebelum penghamparan campuran ATB (Laston Atas).

)b Pengujian-pengujian yang diperlukan akan meliputi gradasi, berat


jenis (spesific gravity) dan absorbsi air pada agregat kasar dan halus
yang akan digunakan, serta pengujian-pengujian sifat-sifat lain dari
agregat yang mungkin diminta oleh Direksi Teknik. Pengujian pada
campuran-campuran percobaan akan meliputi penentuan berat jenis
dari campuranATB (Laston Atas) (AASHTO T 209-74) dan pengujian
sifat-sifat Marshall (SNI-06-2489-1991).

)c Percobaan rancangan pertama harus dilaksanakan dengan


menggunakan persediaan material untuk menetapkan perbandingan
pasir terhadap abu batu yang optimum. Jika mungkin campuran-
campuran percobaan akhir harus dibuat dari agregat-agregat yang
berkondisi sama seperti sebelum penakaran campuran untuk alat
campur (mixing plants). Untuk alat-alat penakar sistim timbang
(weight-batching palnts), dalam hal ini berarti menggunakan contoh-
contoh agregat yang diambil dari hot bin, sedangkan untuk alat-alat
pemasok sistem menerus contoh-contohnya harus diambil dari cold-
feed hoppers. Untuk campuran-campuran percobaan pada tahap awal,
dengan menggunakn contoh agregat dari tempat-tempat penimbunan,
setiap rumus campuran kerja yang ditentukan harus dianggap sebagai
sementara sampai ditetapkan (atau disesuaikan) sebagai mempunyai
gradasi-gradasi agregat yang trepat dan sifat-sifat yang sesuai pada
waktu pencampuran.
)d Pengujian campuran percobaan laboratorium harus dilaksanakan
dalam langkah dasar, sebagi berikut :

i) Seleksi resep campuran nominal untuk digunakan sebagai suatu


dasar referensi untuk campuran-campuran.

ii) Melakukan campuran-campuran percobaan untuk memilih suatu


resep campuran yang optimum.

iii) Penegasan campuran yang optimum dengan cara pengujian, bila


perlu dengan mengadakan penyesuaian dari resep campuran
yang dipilih.

e) Sebelum percobaan-percobaan laboratorium dimulai, maka suatu


resep campuran nominal yang cocok terhadap bahan-bahan campuran
yang diusulkan harus diperkirakan atas dasar pertimbangan rencana
campuran teoritis. Setelah ditentukan perbandingan percampuran
agregat nominal, kadar aspal dan kadar bahan pengisi yang
ditambahkan, kemudian digunakan sebagai titik permulaan dan dasar
referensi untuk variasi-variasi campuran yang diselidiki dalam
percobaan laboratorium dan jika diperkirakan secara tepat, maka akan
memudahkan dan memperbaiki ketepatan dari proses pengujian
coba-coba yang diperlukan dilaboratorium. Prosedur yang harus
digunakan untuk menaksir suatu resep campuran nominal yang tepat
adalah sebagai berikut :

i) Proporsi Takaran Campuran Nominal

Proporsi ini ditentukan dengan mempertimbangkan bentuk


kurva gradasi untuk agregat yang diusulkan dan derajat
kesenjangan gradasi yang diperlukan pada campuran kombinasi.

Ukuran agregat-agregat cukup memenuhi batas-batas gradasi


yang dipersyaratkan pada Paragraf 6.7.2 (2) dan 6.7.2.(3),
fraksi-fraksi rancangan untuk agregat kombinasi yang tepat,
darimana perbandingan-perbandingan takaran nominal yang
diminta dapat dihitung, ditunjukkkan dalam Tabel 6.7.4 (2).
jika pengaruh gradasi senjang yang dapat diperoleh terhadap
agregat kombinasi jauh lebih kecil atau lebih besar dari yang
diberikan Direksi Teknik, maka rancangan fraksi untuk agregat
kasar masing-masing harus lebih rendah atau mencapai nilai
yang diberikan dalam tabel 6.7.4 (1). Perhitungan resep takaran
campuran rancangan harus dicatat pada formulir standar yang
diberikan Direksi Teknik.

ii) Kadar Bahan Pengisi (Filler) Nominal

Kadar bahan pengisi (Filler) nominal harus nol, kecuali kriteria


seperti diberikan pada Tabel 6.7.4.(2) tidak terpenuhi. Dalam hal
ini jumlah Filler yang ditambahkan hanyalah sekedar cukup
untuk memenuhi kreteria FF pada campuran nominal, dan
jumlah ini harus ditetapkan sebagi tambahan filler nominal yang
diperlukan untuk campuran-campuran percobaan.

Tabel 6.7.4 (2) Proporsi Campuran Nominal (hanya sebagai


pedoman)

Proporsi Campuran
Komponen Campuran Nominal Persen Berat
Total Campuran Aspal

Agregat Kasar (CA) 50


Agregat Halus (FA) 50 FF b
Fraksi Filler (FF) 4,5

Total Kadar Aspal dalam


b
Campuran

Total 100

Catatan : untuk batas harga b lihat Tabel 6.7.3.

iii) Kadar Aspal Nominal

Nilai Laboratorium untuk daya serap air agregat yang diusulkan,


akan digunakan untuk memperoleh perkiraan dari banyaknya
aspal yang mungkin dapat diserap oleh gabungan agregat dalam
campuran nominal. Besarnya penyerapan agregat terhadap aspal
dapat diperkirakan sebesar 50 % dari penyerapan terhadap air
yang telah diukur. Aspal yang terserap tersebut harus
diperhitungkan sebagai tambahan terhadap kadar aspal efektif
minimum seperti yang ditentukan pada tabel 6.7.3, dan
jumlahnya diatur jika perlu, jadi hasilnya memenuhi total
minimum aspal yang sebenarnya diperlukan menurut tabel 6.7.3,
yang harus merupakan kadar aspal nominal untuk percobaan-
percobaan campuran.
f) Campuran-campuran percobaan laboratorium harus dipersiapkan atas
dasar resep campuran nominal, tetapi dengan variasi-variasi dalam
proporsi-proporsi campuran agregat, kadar bahan pengisi yang
ditambahkan dan kadar bitumen. Untuk setiap variabel yang akan
diberikan, maka suatu rangkaian contoh-contoh pengujian Marshall
harus harus dipersiapkan dalam hal mana salah satu atau dua
kepentingan parameter-parameter campuran divariasikan, sementara
semua parameter-parameter campuran lainnya dipertahankan pada
nilai-nilai yang dapat diterapkan pada campuran-campuran nominal.
Variasi-variasi campuran berikut harus diselediki:

)i Variasi Campuran Agregat : Abu Batu


Paling tidak tiga perbandingan agregat kasar yang terpisah, yang
memenuhi batas-batas pada Tabel 6.7.4 (1) harus dicoba.
demikian pula paling tidak tiga campuran yang berbeda dari
pasir alam dan agregat pecah. Perbandingan campuran pasir
terhadap abu batu harus dicoba dengan perbandingan kira-kira
2 : 1 sampai kira-kira 1: 2. Salah satu perbandingan agregat
kasar dan perbandingan pasir terhadap abu batu yang dipilih
harus merupakan nilai yang sesuai dengan campuran nominal,
sedangkan nilai-nilai lainnya harus dipilih sehingga kebutuhan
batas-batas variasi tercakup dengan baik dan dengan interval
yang sama. Untuk semua variasi tes agregat ini, perbandingan
campuran dan penambahan filler (bila ada) harus dipegang pada
nilai campuran nominal tertentu.

)ii Variasi Kadar Aspal

Nilai-nilai kadar aspal sebesar 1 % dan 2 % (dari berat total


campuran aspal) dibawah kadar aspal dari campuran nominal
harus dicoba, dan juga nilai-nilai 1 % dan 2 % diatas.

)iii Variasi Kadar Bahan Pengisi yang ditambahkan

Kadar bahan pengisi (Filler) yang ditambahkan sebesar 2 % dan


4 % diatas nilai campuran nominal harus dicoba, juga (nol)
apabila nilai nominalnya belum juga mencapai nol.

g) Untuk masing-masing variasi campuran yang dicoba, paling sedikit 2


briket Marshall harus disiapkan dan dites, dan sifat-sifat campuran
harus dihitung menggunakan formulir terlampir. Nilai luas permukaan
agregat yang diperlukan harus dihitung dengan menggunakan formulir
yang yang diberikan Direksi Teknik. Sifat-sifat campuran yang
diperoleh harus diplot dengan menggunakan formulir sebagaimana
terlampir dan resep campuran optimum ditentukan dengan
membandingkan data grafik dengan batas-batas sifat-sifat campuran
yang telah ditetapkan pada Tabel 6.7.3, dan dengan membandingkan
fraksi komponen campuran yang telah dihitung terhadap batas-batas
yang diberikan pada tabel 6.7.4 (1). Kriteria utama adalah bahwa
kadar rongga udara berada dekat nilai tengah dari batas-batas yang
ditentukan. Stabilitas Marshall serta pebandingan stabilitas terhadap
kelelahan dan ketebalan film aspal juga harus memenuhi, tetapi yang
terakhir ini merupakan kepentingan kedua asalkan nilai-nilainya
berada dalam batas-batas yang ditetapkan.

h) Untuk pertimbangan ekonomis, proporsi-proporsi campuran dapat


dioptimasikan sedemikian rupa sehingga kadar aspal dapat diperkecil
dalam batas-batas yang diijinkan yang ditentukan dalam Tabel 6.7.3,
tetapi bagaimanapun juga kadar aspal tidak boleh dikurangi sampai
lebih rendah dari batas bawah yang dipersyaratkan. Dalam memeriksa
apakah campuran optimum memenuhi batas bawah yang ditentukan
untuk kadar aspal efektif, nilai kadar aspal yang diserap yang akan
digunakan pada umumnya harus bernilai yang dihitung dari hasil-hasil
pengujian AASHTO T 209-74. Pilihan dari nilai-nilai absorbsi aspal,
diperkirakan secara kasar atas dasar berat jenis (specific gravity)
agregat atau nilai-nilai absorbsi air, pada umumnya tidak akan
diterima untuk maksud mengevaluasi pemenuhan persyaratan.

i) Apabila proses optimisasi campuran yang diuraikan diatas,


memerlukan interpolasi yang cukup besar terhadap data pengujian,
sehingga resep akhir yang dipilih tidak sama dengan setiap resep yang
sebenarnya diuji selama percobaan-percobaan tersebut, Direksi Teknik
bisa memerintahkan agar disiapkan satu percobaan campuran lagi dan
diuji untuk memastikan sifat-sifat dari campuran optimum yang sudah
dipilih dengan membandingkan hasil-hasil tes pemastian percobaan
tunggal ini dengan hasil-hasil yang diperoleh dari serangkaian
campuran percobaan, maka selanjutnya penyesuaian kecil dari resep
campuran yang dipilih mungkin masih diperlukan, Dengan cara yang
sama, selama pengontrolan berturut-turut atas kualitas campuran
tersebut, modifikasi-modifikasi kecil dari resep campuran dapat
didasarkan secara mudah dengan hanya satu perbandingan terhadap
hasil-hasil pengujian tunggal (setiap pengujian memerlukan paling
sedikit tiga benda uji) dengan perluasan-perluasan (trends) parameter
campuran yang diperoleh dari percobaan-percobaan laboratorium
sebelumnya. Prosedur campuran percobaan yang lengkap (seperti
yang diuraikan diatas), meliputi pengujian paling sedikit 15 macam
campuran yang berbeda, pada umumnya tidak perlu diulang kecuali
ada suatu perubahan besar dalam material-material campuran (yaitu
perubahan jenis agregat atau sumbernya, perubahan jenis mesin
pemecah, perubahan jenis aspal, dan sebagainya).

RUMUS CAMPURAN KERJA

Persetujuan

Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Teknik secara
tertulis suatu rumus Campuran Kerja yang diusulkan, untuk campuran ATB (Laston atas)
yang akan disediakan untuk proyek. Rumus yang diajukan demikian harus merinci ukuran
partikel maksimum nominal, sumber-sumber agregat, prosentase agregat kombinasi yang
lolos saringan-saringan berukuran 2.36 mm (no. 8) dan 75 mikron (no. 200), jumlah dan
kadar bitumen efektif yang dinyatakan sebagai prosentase berat jumlah campuran, suatu
temperatur tunggal tertentu dimana campuran tersebut harus dikosongkan dari alat
pencampur, dan suatu temperatur tunggal tertentu dimana campuran tersebut akan dikirim
ketempat penghamparan, yang semuanya akan berada dalam batas-batas antara yang
ditetapkan dari komposisi umum dan batas-batas temperatur. Rumus yang diusulkan
tersebut harus ditunjang oleh data campuran percobaan laboratorium dan grafik-grafik
yang diuraikan dalam Paragraf 6.7.4.

Anda mungkin juga menyukai