Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

LAPORAN KERJA
KERJAPRAKTEK
PRAKTEK
PROYEK PENINGKATAN JALAN KAMPUNG PINANG
PROYEK PENINGKATAN JALAN KAMPUNG PINANG
TELUK
TELUKJERING
JERING
KAMPAR
KAMPAR
RIAU
RIAU

Dwiki Patriandi
(153110823)

Fakultas Teknik
Teknik Sipil
Universitas Islam Riau
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
PENDAHULUAN
• Matakuliah kerja praktek adalah gambaran dunia kerja yang bertujuan agar
mahasiswa/I ahli dan terampil dalam dunia kerja nantinya,mahasiswa juga
harus membuat laporan yang mana laporan tersebut berisi sistem kerja di
lapangan serta tugas untuk mahasiswa/I berupa tinjauan khusus.

• Pelaksaan kerja praktek berada di proyek peningkatan jalan kampung


pinang, teluk jering. Peningkatan jalan ini bertujuan untuk mendapatkan
perencanaan jalan yang aman, nyaman, dan ekonomis. Sehingga
memudahkan untuk mencapai suatu lokasi dan menghasilkan suatu tingkat
kenyamanan dan keamanan yang tinggi bagi pengguna jalan tersebut.
Gambaran Umum Proyek
• Proyek Pekerjaan yang meliputi pekerjaan lapisan sub base, sub base course
(lapisan pondasi bawah), base course (lapisan pondasi atas), pengukuran
ketebalan, uji kepadatan, lapisan permukaan, lapisan penutup. Proyek
peningkatan jalan kampung pinang, teluk jering yang dimulai pada akhir
bulan september 2019 menargetkan proyek tersebut akan rampung selama 180
hari kalender.
• Proyek ini memiliki total penanganan sepanjang 2,6 Km, lebar 5,5 meter,
dengan bahun jalan 0,5 – 1 meter.
• Pemilik proyek adalah Dinas PUPR kab. Kampar, Untuk konsultan yaitu PT.
Karya Konsultan, dan kontraktor adalah PT.Bakti Aditama – PT.Sapta Karya
(KSO).
Pekerjaan Lapisan
SUB BASE (Tanah Dasar)
Prosedur pelaksanaan pemadatan tanah adalah :
1. Untuk tanah dasar (sub grade) terletak pada tanah galian, harus
diusahakan bentuk melintang dan memanjang jalan sesuai dengan gambar
rencana. Tanah tersebut harus dipadatkan dengan alat pemadat sehingga
mencapai 95% dari kepadatan kering.
2. Sub Base yang terletak pada timbunan, pemadatan tanah dasar dilakukan
setelah penempatan dan penghamparan timbunan dengan ketebalan
maksimum 34 cm. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis secara
menyeluruh dengan menggunakan mesin penggetas sampai mencapai tingkay
kepadatan yang ditentukan, yaitu hingga 95% dari standar maksimum
kepadatan kering yang ditentukan oleh AASHTO.
Lapisan pondasi bawah (SUB BASE COURSE)
Perkerasan bawah. Adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapisan tanah dasar dan
perkerasan atas. Dengan demikian sub base course merupakan pondasi yang mendukung
perkerasan atas dan lapisan permukaan.Pondasi Bawah adalah lapisan konstruksi pembagi
beban kedua yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapisan tanah dasar yang
dibentuk dan dipadatkan, serta langsung di bawah Lapis Pondasi Atas perkerasan.
Lapisan pondasi atas (BASE COURSE)
Lapis Pondasi Atas Jalan merupakan lapisan struktur utama di atas Lapis Pondasi Bawah
(atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang Lapis Pondasi Bawah). Pembangunan
Lapis Pondasi Atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,
penyiraman dengan air, dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam Lapis
Pondasi Atas, di atas satu Lapis Pondasi Bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah
disiapkan.
LAPISAN PERMUKAA
Pekerjaan Prime Coat (Lapis Resap Pengikat )
Prime coat adalah pemberian aspal cair ( cut back asphalt ) yang mempunyai
kekentalan renfah pada lapisan pondasi perkerasan yang beraspal. Lapis resap
pengikat dipasang hanya pada permukaan kering atau sedikit lembab dan
sedapat mungkin dihindari waktu pelaksanaan saat angin kencang dan hujan.

Fungsinya adalah Memperkeras lapis pondasi (Base Course) karena Prime


Coat merupakan lapisan kedap air, Sebagai penutup atau melapisi lobang –
lobang kecil yang ada di permukaan lapis pondasi (Base Course), Dapat
sebagai alat pengikat antara butiran material agar tetap stabil dan kokoh,
Sebagai pengikat antar lapisan pondasi dengan lapisan aspal diatasnya.
Uraian pekerjaan

1. Pada pekerjaan AC-WC ini mencangkup pada pengadaan material,


pembuatan campuran pada pusat pencampuran, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan di lingkungan.

2. Agar campuran aspal memiliki kekuatan yang tidak kurang dari 75 %,


maka agregat yang digunakan dalam pekerjaan sedemikian rupa, yang
proporsinya dibuat dengan rumus kerja, dan bila diuji untuk hilangnya
kohesi akibat pengaruh air sesuai dengan rumus kerja, dan bila diuji
untuk hialngnya kohesi akibat pengaruh air sesuai dengan AASTHO T
165-77 dan AASTHO T 245-78 dan sesuai dengan yang disetujui oleh
direksi teknik.
Uraian pekerjaan

3. Agregat kasar harus terdiri dari material yang bersih, keras, awet dan
terbebas dari kotoran, dan harus memiliki presentase keausan yang tidak
lebih 40 dari pada 100 putaran seperti yang ditetapkan oleh AASTHO
Th 1996.

4. Agregat harus terdiri dari partikel yang bersih, bebas dari gumpalan
lempung atau material lain yang tidak berguna.Bahan pengisi untuk
campuran aspal terdiri dari abu batu kapur, semen Portland, abu batu
atau bahan material non plastis lainya dari sumber yang disetujui,
pada proyek ini digunakan semen Portland.
Uraian pekerjaan

5. Pembuatan campuran dasanya terdiri dari agregat dan material batu,


proporsi agregat campuran ditetapkan menurut “Fraksi Rancangan”
yang disyaratkan.
6. Setelah didapat resep campuran yang optimum dan sesuai dengan
spesifikasi umum yang disyaratkan, kontraktor harus menyerahkan
kepada direksi teknik rumus campuran kerja yang diusulkan sebelum
memulai perkerjaan.
7. Setelah proses pencampuran ACWC, aspal siap diangkut ketempat
penghamparan dengan memakai truck bak dari logam yang rapat, bersih
dan rata tiap muatan harus ditutup dengan kanvas atau bahan lainya
yang cocok agar dapat melindungi campuran terhadap perubahan cuaca.
Uraian pekerjaan

8. Pelaksanaan penghamparan perlu memperhatikan


hal – hal sebagai berikut:
a) Campuran harus dihamparkan dan diratakan sesuai
dengan kelandaian elevasi serta bentuk yang
disyaratkan.
b) Kepadatan penghamparan perlu diatur untuk
menghindari bentuk permukaan yang tidak teratur.
c) Campuran tidak boleh terkuumpul dan mendingin
dimesin penghamparan.
Tinjauan Khusus
Analisa Pemeriksaan Ketebalan Aspahlt Jenis AC/WC Density
No Jenis Hotmix Density rata-rata
Untuk agregat AC – WC dan kadar aspal AC - WC
1 AC – WC 2,279 t/m3

Persentase agregat (CA) Volume Laston


= 60,89%
No Jenis Hotmix Volume Laston
Persentase agregat (FA) = 31,46%
1 AC – WC 2607,176 ton

Persentase filler (FF) = 7,65%

Kadar aspal AC – WC = 5,92% Volume anti striping agent AC – WC

= 0,3% x volume aspalt bitumen AC – WC


Volume Aspal Bitumen :

= 0,3% x 154,345 ton


Aspal AC – WC = Kadar aspal AC – WC x Volume AC – WC = 5,92% x
2607,176 ton = 0,464 ton

= 154,345 ton
 Agregat AC – WC
a. Persentase agregat AC – WC :

b. Volume agregat AC – WC:

= Persentase agregat AC – WC x Volume campuran AC – WC

= 93,13% x 2607,176 ton

= 2446,69 ton
‫لحمد هلل رب العالمين‬

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai