Dosen Pengampu :
Irawati MT
Disusun Oleh Kelompok 2B :
1. Ahmad fanani 2010611019
2. Reno Feristyo Anarqi 2010611030
3. Fikri Maulana 2010611055
4. Wastihatul Alief Fani 2010611072
5. Zeinatun Nisa’ 2010611080
6. Danial Ariefki 2010611092
7. Gildan Alviano 2010611022
8. Jaka Ferdian 2010611046
9. Fazri Ibnu 2010611014
10. Helmy Yahya 2110611035
11. Raja Eko Dwi 2110611092
LABORATORIUM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2023
PENDAHULUAN
Perkerasan jalan merupakan suatu struktur perkerasan yang berada diatas tanah,
berfungsi untuk menampung beban lalu lintas yang melintasi diatasnya. Peranan perkerasan
jalan sangat penting sehingga dibutuhkan perkerasan jalan yang memiliki kualitas baik agar
lalu lintas menjadi lancar demi memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.
Untuk menunjang kelancaran pembangunan perkerasan jalan harus menggunakan material
yang berkualitas sebagaimana yang diatur dalam peraturan Dinas Bina Marga. Campuran
aspal panas (hotmix) salah satunya adalah lapis aspal beton (laston) yang selanjutnya yang
disebut asphalt concrete (AC) terdiri dari 3 jenis campuran, AC lapis aus (AC-WC), AC lapis
antara (AC-BC) dan AC lapis pondasi (AC-Base).
Perbedaan Setiap Lapisan
a. Dari segi pengertian
1) AC-WC (wearing course)
merupakan lapis perkerasan yang terletak paling atas berfungsi sebagai lapisan aus.
Bahan pengisi (filler) berfungsi sangat penting untuk memodifikasi gradasi agregat halus
dalam campuran beraspal sehingga kepadatan semakin meningkat. Walaupun bersifat
non struktural, AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan
mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi
perkerasan. AC-WC mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis
laston lainnya. Tebal nominal minimumnya adalah 4 cm. Toleransi tebal
2) AC-BC (Binder Course)
lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (wearing
course) dan di atas lapisan pondasi (base course). Lapisan ini tidak berhubungan
langsung dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup
untuk mengurangi tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke
lapisan di bawahnya yaitu base dan subgrade (tanah dasar). Karakteristik yang terpenting
pada campuran iniadalah stabilitas.
3) AC-Base,
menurut Departemen Pekerjaan Umum (1983) Laston Atas atau lapisan pondasi atas
(AC- Base) merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal
dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan
ini terletak di bawah lapis pengikat (AC- BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan
langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitasuntuk menahan beban lalu lintas
yang disebarkan melalui roda kendaraan. Lapis Pondasi (AC- Base) berfungsi untuk
memberi dukungan lapis permukaan, mengurangi regangan dan tegangan, menyebarkan
dan meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya (sub grade).
4) SMA-Tipis (Stone Matrix Asphalt Tipis),
merupakan salah satu jenis campuran beraspal panas yang dapat digunakan sebagai lapis
permukaan. Campuran SMA terdiri dari agregat bergradasi kasar yang relatif seragam
dengan bahan tambah serat selulosa dengan proporsi sebanyak 0,3% terhadap berat total
campuran.
Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) merupakan lapisan penutup yang terdiri dari
campuran antara agregat bergradasi timpang,filler dan aspal keras dengan perbandingan
tertentu,yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas (tebal padat 2,5 cm atau 3 cm).
LATASON mempunyai fungsi sebagai lapis penutup utuk mencegah masuknya air
dari permukaan kedalam konstruksi perkerasan sehingga dapat mempertahankan kekuatan
konstruksi sampai tingkat tertentu.
Sifat-sifat
LATASTON mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Kedap air
b. Kekenyalan yang tinggi
c. Awet
d. Dianggap tifak mempunyai nilai strukstural.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode uji laboratorium, yaitu Komponen utama yang
digunakan untuk penelitian meliputi agregat kasar, agregat halus, filler, dan aspal. Spesifikasi
campuran dan pengujian bahan merujuk pada Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6 Tahun
2010 dan Manual Konstruksi dan Bangunan Pemeriksaan Material/ Bahan Jalan Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2009. Untuk mendapatkan hasil
penelitian maka akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :
1. Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Agregat
Mulai
Pemeriksaan Bahan
Pemeriksaan Bahan
Kegiatan pengujian sifat bahan dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dari
setiap bahan uji, apakah bahan tersebut mempunyai karakteristik yang memenuhi spesifikasi
untuk digunakan dalam campuran beton aspal.
a. Sifat Bahan Agregat
Bahan yang digunakan yang akan diuji berupa agregat kasar, agregat halus dan
filler. Yang dimaksud dengan agregat kasar ialah bahan agregat yang tertahan diatas
saringan N0.4 atau 4,76 (menurut SNI,1989) berupa batu pecah atau kerikil pecah.
Sedangkan agregat halus adalah bahan agregat yang lolos saringan No.4 atau 4,76 mm
(menurut SNI, 1989), berupa pasir dan untuk bahan pengisi (filler) yang akan diuji
untuk bahan campuran beton aspal berupa debu batu yang lolos saringan No.200 atau
0,075 mm. Jenis dan metode pengujian yang akan dilakukan dari bahan agregat kasar,
halus dan filler yang harus dipenuhi dalam penelitian ini diberikan pada tabel
Tabel Jenis dan metode pengujian agregat
b. Pengujian Sifat Bahan Aspal
Didalam pengujian ini jenis bahan aspal minyak digunakan jenis aspal keras dengan
penetrasi 60/70, karena aspal dengan penetrasi 60/70 lebih umum digunakan terutama
di daerah Sulawesi yang mempunyai suhu yang cukup tinggi. Jenis pengujian dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Persyaratan Aspal Keras Pen.60/70
= 33,5
b. Berat Jenis
Berat Jenis NS
Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Percobaan
Jenis Pengujian Rata-rata
1 2
Benda uji (NS/Pasir) direndam selama 24 jam
Berat benda uji kering permukaan jenuh, (500 gram) 500 500 500
Berat piknometer diisi air (25⁰C), gram (B) 672,5 672 672,25
Berat piknometer + benda uji SSD + air (25⁰C), gram (Bt) 986 986 986
Berat benda uji kering oven, gram (Bk) 475,5 473,5 474,5
d. Penyerapan
ͷͲͲെ݇ܤ
ͲͲͳ ݔΨ 5,152 5,597 5,375
݇ܤ
Berat Jenis FA
Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Percobaan
Jenis Pengujian Rata-rata
1 2
Benda uji (FA) direndam selama 24 jam
Berat benda uji kering permukaan jenuh, (500 gram) 500 500 500
Berat piknometer diisi air (25⁰C), gram (B) 672,5 672 672,25
Berat piknometer + benda uji SSD + air (25⁰C), gram (Bt) 984,5 919,5 952
Berat benda uji kering oven, gram (Bk) 486,5 482 484,25
d. Penyerapan
ͷͲͲെ݇ܤ
ͲͲͳ ݔΨ 2,775 3,734 3,255
݇ܤ
Berat Jenis CA
Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
CA (15 - 20 mm)
Percobaan
Jenis Pemeriksaan Rata-rata
1 2
Benda uji (kerikil) direndam selama (24 jam)
Berat benda uji kering oven, gram (Bk) 996,5 983,5 990
Berat benda uji (SSD), gram (Bj) 1014,5 1001,5 1008
Berat benda uji dalam air, gram (Ba) 630 618 624
d. Penyerapan
݆ܤെ݇ܤ
ͲͲͳݔΨ 1,806 1,830 1,818
݇ܤ
Berat Jenis MA
MA (10 - 15 mm)
Percobaan
Jenis Pemeriksaan Rata-rata
1 2
Benda uji (kerikil) direndam selama (24 jam)
Berat benda uji kering oven, gram (Bk) 991,5 991,5 991,5
Berat benda uji (SSD), gram (Bj) 1012,5 1012,5 1012,5
Berat benda uji dalam air, gram (Ba) 625 578 601,5
d. Penyerapan
݆ܤെ݇ܤ
ͲͲͳݔΨ 2,118 2,118 2,118
݇ܤ
C. Analisa Saringan
2. Pemeriksaan Aspal
Penetrasi Aspal
Contoh Uji
No Uji
1 2
1 115 70
2 65 75
3 48 20
4 45 18
5 55 26
6 55 22
rata-rata 63,83 38,5
penetrasi rata2= …(0,1mm) 5,1167
Uji Titik Lembek
Titik Lembek rata-
No Suhu yang diamati Waktu (dtk) Titik LembekιC
rata
ιC ι I II I II
1 5 41 0 0
2 10 50 149 158
3 15 49 283 296
4 20 68 432 425
5 25 77 587 574
6 30 86,6 754 729
7 35 95 928 877
8 40 104 1122 1085
9 45 113 1307 1280
10 50 122 1521 1456
11 55 129,2 1704 1582 54 53 53,5
3. Uji Marshall
Rata-rata : 1135,50 640,00 1177,00 537,00 2,11 2,18% 4,61% 73,82% 23,9% 28,55% 16,14% 65,00 2531,69 0,90 2812,99 3,70 0,0377
2 4,5% 2,40 1,44 2,31 1159,00 750,00 1201,00 451,00 2,57 6,76% 17,37% 102,26% -11,2% 6,20% 280,11% 73,00 2828,89 0,96 2946,76 3,70 -2,37% 0,0842
Rata-rata : 1159,00 750,00 1201,00 451,00 2,57 6,76% 17,37% 102,26% -11,2% 6,20% 280,11% 73,00 2828,89 0,96 2946,76 3,70 0,0842
3 5,0% 2,22 2,74 2,31 1161,00 655,00 1194,50 539,50 2,15 1,20% 2,58% 92,09% 6,8% 9,41% 27,45% 44,00 1736,67 4,13 420,50 3,70 4,00% -0,0585
Rata-rata : 1161,00 655,00 1194,50 539,50 2,15 1,20% 2,58% 92,09% 6,8% 9,41% 27,45% 44,00 1736,67 4,13 420,50 3,70 0,0146
4 5,5% 2,45 2,74 2,31 1024,50 575,00 1052,00 477,00 2,15 9,22% 19,80% 82,84% 6,9% 26,72% 74,09% 44,00 2302,09 3,21 717,16 3,70 -3,93% 0,1382
Rata-rata : 1024,50 575,00 1052,00 477,00 2,15 9,22% 19,80% 82,84% 6,9% 26,72% 74,09% 44,00 2302,09 3,21 717,16 3,70 0,1382
5 6,0% 2,33 2,74 2,31 1190,50 670,00 1219,00 549,00 2,17 6,00% 13,01% 87,48% 5,9% 18,96% 68,64% 45,00 1775,03 5,12 346,69 3,70 0,00% 0,0870
Rata-rata : 1190,50 670,00 1219,00 549,00 2,17 6,00% 13,01% 87,48% 5,9% 18,96% 68,64% 45,00 1775,03 5,12 346,69 3,70 0,0870
6 6,5% 2,30 2,74 2,30 1166,00 642,00 1194,50 552,50 2,11 5,53% 11,67% 85,79% 8,4% 20,06% 58,20% 82,00 3269,48 4,14 789,73 3,70 1,04% 0,0813
Rata-rata : 1166,00 642,00 1194,50 552,50 2,11 5,53% 11,67% 85,79% 8,4% 20,06% 58,20% 82,00 3269,48 4,14 789,73 3,70 -0,0154
4. Hasil Pengujian Marshall