Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

TEKNOLOGI PERKERASAN JALAN RAYA

Dosen Pengampu :
Irawati MT
Disusun Oleh Kelompok 2B :
1. Ahmad fanani 2010611019
2. Reno Feristyo Anarqi 2010611030
3. Fikri Maulana 2010611055
4. Wastihatul Alief Fani 2010611072
5. Zeinatun Nisa’ 2010611080
6. Danial Ariefki 2010611092
7. Gildan Alviano 2010611022
8. Jaka Ferdian 2010611046
9. Fazri Ibnu 2010611014
10. Helmy Yahya 2110611035
11. Raja Eko Dwi 2110611092

LABORATORIUM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2023
PENDAHULUAN
Perkerasan jalan merupakan suatu struktur perkerasan yang berada diatas tanah,
berfungsi untuk menampung beban lalu lintas yang melintasi diatasnya. Peranan perkerasan
jalan sangat penting sehingga dibutuhkan perkerasan jalan yang memiliki kualitas baik agar
lalu lintas menjadi lancar demi memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.
Untuk menunjang kelancaran pembangunan perkerasan jalan harus menggunakan material
yang berkualitas sebagaimana yang diatur dalam peraturan Dinas Bina Marga. Campuran
aspal panas (hotmix) salah satunya adalah lapis aspal beton (laston) yang selanjutnya yang
disebut asphalt concrete (AC) terdiri dari 3 jenis campuran, AC lapis aus (AC-WC), AC lapis
antara (AC-BC) dan AC lapis pondasi (AC-Base).
 Perbedaan Setiap Lapisan
a. Dari segi pengertian
1) AC-WC (wearing course)
merupakan lapis perkerasan yang terletak paling atas berfungsi sebagai lapisan aus.
Bahan pengisi (filler) berfungsi sangat penting untuk memodifikasi gradasi agregat halus
dalam campuran beraspal sehingga kepadatan semakin meningkat. Walaupun bersifat
non struktural, AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan
mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi
perkerasan. AC-WC mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis
laston lainnya. Tebal nominal minimumnya adalah 4 cm. Toleransi tebal
2) AC-BC (Binder Course)
lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (wearing
course) dan di atas lapisan pondasi (base course). Lapisan ini tidak berhubungan
langsung dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup
untuk mengurangi tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke
lapisan di bawahnya yaitu base dan subgrade (tanah dasar). Karakteristik yang terpenting
pada campuran iniadalah stabilitas.
3) AC-Base,
menurut Departemen Pekerjaan Umum (1983) Laston Atas atau lapisan pondasi atas
(AC- Base) merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal
dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan
ini terletak di bawah lapis pengikat (AC- BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan
langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitasuntuk menahan beban lalu lintas
yang disebarkan melalui roda kendaraan. Lapis Pondasi (AC- Base) berfungsi untuk
memberi dukungan lapis permukaan, mengurangi regangan dan tegangan, menyebarkan
dan meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya (sub grade).
4) SMA-Tipis (Stone Matrix Asphalt Tipis),
merupakan salah satu jenis campuran beraspal panas yang dapat digunakan sebagai lapis
permukaan. Campuran SMA terdiri dari agregat bergradasi kasar yang relatif seragam
dengan bahan tambah serat selulosa dengan proporsi sebanyak 0,3% terhadap berat total
campuran.

5) HRS-WC (Wearing Course)


merupakan campuran aspal panas bergradasi senjang menggunakan campuran agregat
kasar dan halus. Lapis perkerasan tersebut terletak paling atas berfungsi sebagai lapisan
aus.
6) HRS- Base
merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah HRS_WC (wearing course). HRS-
Base mempunyai proporsi fraksi agregat kasar lebih besar daripada lataston lapis
permukaan (HRSWearing course). Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka
campuran harus dirancang sampai memenuhi semua ketentuan yang diberikan dalam
Spesifikasi ini dengan kunci utama yaitu gradasi yang benar-benar senjang dan cukup
kedap.
7) AC-WC, AC-BC, dan AC-Base merupakan jenis-jenis campuran dari Asphalt
Concrete, sedangkan HRS-WC dan HRS-Base merupakan jenis-jenis campuran dari Hot
Rolled Sheet.
b. Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal
1. Lataston Lapis Aus (HRS-WC) tidak lebih 3,0 mm
2. Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) tidak lebih 3,0 mm
3. Laston Lapis Aus (AC-WC) tidak lebih 3,0 mm
4. Laston Lapis Antara (AC-BC) tidak lebih 4,0 mm
5. Laston Lapis Pondasi (AC-Base) tidak lebih 5,0 mm
c. Tebal Nominal Minimum Campuran Beraspal
1. Lataston Lapis Aus (HRS-WC). Tebal nominal minimumnya adalah 3,0 cm
2. Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base). Tebal nominal minimumnya adalah 3,5 cm
3. Laston Lapis Aus (AC-WC). Tebal nominal minimumnya adalah 4 cm
4. Laston Lapis Antara (AC-BC). Tebal nominal minimumnya adalah 6cm.
5. Laston Lapis Pondasi (AC-Base). Tebal nominal minimumnya adalah 7,5 cm
d. Tabel Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Beraspal

Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) merupakan lapisan penutup yang terdiri dari
campuran antara agregat bergradasi timpang,filler dan aspal keras dengan perbandingan
tertentu,yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas (tebal padat 2,5 cm atau 3 cm).
LATASON mempunyai fungsi sebagai lapis penutup utuk mencegah masuknya air
dari permukaan kedalam konstruksi perkerasan sehingga dapat mempertahankan kekuatan
konstruksi sampai tingkat tertentu.
Sifat-sifat
LATASTON mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Kedap air
b. Kekenyalan yang tinggi
c. Awet
d. Dianggap tifak mempunyai nilai strukstural.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode uji laboratorium, yaitu Komponen utama yang
digunakan untuk penelitian meliputi agregat kasar, agregat halus, filler, dan aspal. Spesifikasi
campuran dan pengujian bahan merujuk pada Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6 Tahun
2010 dan Manual Konstruksi dan Bangunan Pemeriksaan Material/ Bahan Jalan Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2009. Untuk mendapatkan hasil
penelitian maka akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :
1. Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Agregat

Pemeriksaan sifat-sifat fisik agregat dilakukan pada suatu perencanaan campuran


yang akan digunakan pada lapisan perkerasaan. Agregat dapat dipergunakan untuk bahan
perkerasaan, apabila telah melalui pemeriksaan dan memenuhi persyaratan spesifikasi yang
telah ditetapkan.
2. Perencanaan Campuran (Mix Design)
Perencanaan campuran menggunakan Metode Marshall yang bertitik tolak pada
stabilitas yang dihasilkan. Oleh karena itu yang menjadi dasar dari perencanaan ini adalah
gradasi agregat campuran. Kadar optimum ditentukan dengan melakukan pemeriksaan
Marshall di Laboratorium terhadap beberapa benda uji dengan membuat dar aspal sedangkan
proporsi gradasi tetap.
3. Uji Marshall
Pengujian marshall dilakukan untuk mengetahui nilai stabilitas dan nilai kelelahan
(flow), serta analisa kepadatan dan pori dari campuran padat yang terbentuk. Pengujian
Marshall pada campuran HRS-WC digunakan untuk mencari data dari persyaratan campuran
dan memperoleh hasil perhitungan akhir dari sifat-sifat Marshall seperti stabilitas, Kelelehan
(flow), Void Filled Bitumen (VFB), Void in Mineral Aggregate (VMA), Void in Mixture
(VIM).
Flow Chart

Mulai

Persiapan Alat dan Bahan

Pemeriksaan Bahan

Hasil dan Pembahasan

Pemeriksaan Agregat : Pemeriksaan Aspal : Uji Marshall


1. Los Angeles 1. Penetrasi
2. Berat Jenis 2. Titik lembek
3. Analisa Saringan 3. Titik nyala
4. Titik bakar
5. Berat Jenis
6. Daktilitas
7. Pemeriksaan campuran
aspal panas
Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum Kegiatan penelitian bahan campuran yang akan dilakukan di laboratorium
yang meliputi pengujian sifat bahan agregat dan aspal, terlebih dahulu bahan dan alat yang
akan digunakan dalam penelitian itu dipersiapkan. Kegiatan pengujian sifat bahan
dmaksudkan untuk mengetahui karakteristik dari setiap bahan uji, apakah bahan tersebut
mempunyai karakteristik yang memenuhi spesifikasi untuk digunakan. Kegiatan penyiapan
alat dimaksudkan sebagai penunjang didalam melakukan penelitian untuk mendapatkan
hasil-hasil dari pengujian sifat bahan dan pemeriksaan karakteristik Marshall campuran
dengan menggunakan alat Marshall.

Pemeriksaan Bahan
Kegiatan pengujian sifat bahan dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dari
setiap bahan uji, apakah bahan tersebut mempunyai karakteristik yang memenuhi spesifikasi
untuk digunakan dalam campuran beton aspal.
a. Sifat Bahan Agregat
Bahan yang digunakan yang akan diuji berupa agregat kasar, agregat halus dan
filler. Yang dimaksud dengan agregat kasar ialah bahan agregat yang tertahan diatas
saringan N0.4 atau 4,76 (menurut SNI,1989) berupa batu pecah atau kerikil pecah.
Sedangkan agregat halus adalah bahan agregat yang lolos saringan No.4 atau 4,76 mm
(menurut SNI, 1989), berupa pasir dan untuk bahan pengisi (filler) yang akan diuji
untuk bahan campuran beton aspal berupa debu batu yang lolos saringan No.200 atau
0,075 mm. Jenis dan metode pengujian yang akan dilakukan dari bahan agregat kasar,
halus dan filler yang harus dipenuhi dalam penelitian ini diberikan pada tabel
Tabel Jenis dan metode pengujian agregat
b. Pengujian Sifat Bahan Aspal
Didalam pengujian ini jenis bahan aspal minyak digunakan jenis aspal keras dengan
penetrasi 60/70, karena aspal dengan penetrasi 60/70 lebih umum digunakan terutama
di daerah Sulawesi yang mempunyai suhu yang cukup tinggi. Jenis pengujian dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Persyaratan Aspal Keras Pen.60/70

c. Penentuan Jumlah dan Persiapan Benda Uji


Setelah semua bahan yang diperlukan lulus uji, tahapan selanjutnya adalah penentuan
jumlah benda uji dan penyiapan bahan campuran sesuai dengan komposisi campuran
(mix Design) yang diperoleh. Untuk penentuan jumlah benda uji dari masing-masing
campuran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Penentuan Jumlah Benda Uji
HASIL PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan agregat
Pada pemeriksaan terhadap agregat dilakukan serangkaian percobaan untuk
menentukan antara lain : berat jenis, kekuatan dari agregat tersebut. Serta yang
paling penting adalah mengetahui gradasi agregat untuk menentukan presentase
masing-masing fraksi agregat yang digunakan untuk campuran lapisan perkerasan
jalan.

Keausan Agregat (Los Angeles)


Uraian Berat (gr)
Berat agregat di awal (W1) 5000
Berat dimasukkan ke dalam mesin 5000
Berat yang tertahan di ayakan No. 12 (W2) 3325
Berat yang lolos ke pan 1675
Sebelum Dilakukan Pengujian Los Angeles
No. Saringan Berat Sebelum (gr)
3/4" 2500
3/8" 2500
Jumlah 5000
Setelah Dilakukan Pengujian Los Angeles
No. Saringan Berat Sesudah (gr)
No. 12 3325
Pan 1675
Jumlah 5000

Persentase Keausan Agregat


% keausan agregat
=

= 33,5
b. Berat Jenis
Berat Jenis NS
Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Percobaan
Jenis Pengujian Rata-rata
1 2
Benda uji (NS/Pasir) direndam selama 24 jam
Berat benda uji kering permukaan jenuh, (500 gram) 500 500 500
Berat piknometer diisi air (25⁰C), gram (B) 672,5 672 672,25
Berat piknometer + benda uji SSD + air (25⁰C), gram (Bt) 986 986 986
Berat benda uji kering oven, gram (Bk) 475,5 473,5 474,5

a. Berat jenis (bulk specific gravity )


‫݇ܤ‬
2,550 2,546 2,548
‫ ܤ‬൅ ͷͲͲ െ‫ݐܤ‬

b. Berat jenis kering-permukaan jenuh (saturated surface dry ) = (SSD)


ͷͲͲ
2,681 2,688 2,685
‫ ܤ‬൅ ͷͲͲ െ‫ݐܤ‬

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity )


‫݇ܤ‬
2,935 2,969 2,952
‫ ܤ‬൅ ‫ ݇ܤ‬െ‫ݐܤ‬

d. Penyerapan
ͷͲͲെ‫݇ܤ‬
‫ͲͲͳ ݔ‬Ψ 5,152 5,597 5,375
‫݇ܤ‬

Berat Jenis FA
Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Percobaan
Jenis Pengujian Rata-rata
1 2
Benda uji (FA) direndam selama 24 jam
Berat benda uji kering permukaan jenuh, (500 gram) 500 500 500
Berat piknometer diisi air (25⁰C), gram (B) 672,5 672 672,25
Berat piknometer + benda uji SSD + air (25⁰C), gram (Bt) 984,5 919,5 952
Berat benda uji kering oven, gram (Bk) 486,5 482 484,25

a. Berat jenis (bulk specific gravity )


‫݇ܤ‬
2,588 1,909 2,248
‫ ܤ‬൅ ͷͲͲ െ‫ݐܤ‬

b. Berat jenis kering-permukaan jenuh (saturated surface dry ) = (SSD)


ͷͲͲ
2,660 1,980 2,320
‫ ܤ‬൅ ͷͲͲ െ‫ݐܤ‬

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity )


‫݇ܤ‬
2,788 2,055 2,422
‫ ܤ‬൅ ‫ ݇ܤ‬െ‫ݐܤ‬

d. Penyerapan
ͷͲͲെ‫݇ܤ‬
‫ͲͲͳ ݔ‬Ψ 2,775 3,734 3,255
‫݇ܤ‬
Berat Jenis CA
Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
CA (15 - 20 mm)
Percobaan
Jenis Pemeriksaan Rata-rata
1 2
Benda uji (kerikil) direndam selama (24 jam)
Berat benda uji kering oven, gram (Bk) 996,5 983,5 990
Berat benda uji (SSD), gram (Bj) 1014,5 1001,5 1008
Berat benda uji dalam air, gram (Ba) 630 618 624

a. Berat jenis (bulk specific gravity )


‫݇ܤ‬
2,592 2,565 2,578
‫ ݆ܤ‬െ‫ܽܤ‬

b. Berat jenis kering-permukaan jenuh (SSD)


‫݆ܤ‬
2,638 2,611 2,625
‫ ݆ܤ‬െ‫ܽܤ‬

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity )


‫݇ܤ‬
2,719 2,691 2,705
‫ ݇ܤ‬െ‫ܽܤ‬

d. Penyerapan
‫ ݆ܤ‬െ‫݇ܤ‬
‫ͲͲͳݔ‬Ψ 1,806 1,830 1,818
‫݇ܤ‬

Berat Jenis MA
MA (10 - 15 mm)
Percobaan
Jenis Pemeriksaan Rata-rata
1 2
Benda uji (kerikil) direndam selama (24 jam)
Berat benda uji kering oven, gram (Bk) 991,5 991,5 991,5
Berat benda uji (SSD), gram (Bj) 1012,5 1012,5 1012,5
Berat benda uji dalam air, gram (Ba) 625 578 601,5

a. Berat jenis (bulk specific gravity )


‫݇ܤ‬
2,559 2,282 2,420
‫ ݆ܤ‬െ‫ܽܤ‬

b. Berat jenis kering-permukaan jenuh (SSD)


‫݆ܤ‬
2,613 2,330 2,472
‫ ݆ܤ‬െ‫ܽܤ‬

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity )


‫݇ܤ‬
2,705 2,398 2,552
‫ ݇ܤ‬െ‫ܽܤ‬

d. Penyerapan
‫ ݆ܤ‬െ‫݇ܤ‬
‫ͲͲͳݔ‬Ψ 2,118 2,118 2,118
‫݇ܤ‬
C. Analisa Saringan

Pengujian Analisa Saringan


Jenis Material : COARSE AGG. ( CA 1 )

No. BERAT TERTAHAN KUMULATIF Hasil SPEC


Masing" KUM. Tertahan % % % %
SARINGAN
Tertahan (gr) (gr) TERTAHAN LOLOS LOLOS LOLOS
1,5"
1" 0,0 0,0 0,0 100,00 100,0 -
3/4" 0,0 0,0 0,0 100,00 100,0 -
1/2" 226,0 226,0 22,6 77,40 77,4 -
3/8" 696,5 922,5 92,3 7,75 7,8 -
#8 76,5 999,0 99,9 0,10 0,1 -
#30 0,8 999,8 100,0 0,02 0,0 -
#50 0,0 999,8 100,0 0,02 0,0 -
#200 0,2 1000,0 100,0 0,00 0,0 -
BERAT CONTOH I ( Gr ) : 1000

Pengujian Analisa Saringan


Jenis Material : COARSE AGG. ( CA 2 )

No. BERAT TERTAHAN KUMULATIF Hasil SPEC


Masing" KUM. Tertahan % % % %
SARINGAN Tertahan (gr) (gr) TERTAHAN LOLOS LOLOS LOLOS
1,5"
1" 0,0 0,0 0,0 100,00 100,0 -
3/4" 0,0 0,0 0,0 100,00 100,0 -
1/2" 282,5 282,5 28,3 71,72 71,7 -
3/8" 564,7 847,2 84,8 15,20 15,2 -
#8 151,8 999,0 100,0 0,00 0,0 -
#30 0,0 999,0 100,0 0,00 0,0 -
#50 0,0 999,0 100,0 0,00 0,0 -
#200 0,0 999,0 100,0 0,00 0,0 -
BERAT CONTOH I ( Gr ) : 1000
Pengujian Analisa Saringan
Jenis Material : MEDIUM AGG. ( MA )

No. BERAT TERTAHAN KUMULATIF Hasil SPEC


Masing" KUM. Tertahan % % % %
SARINGAN
Tertahan (gr) (gr) TERTAHAN LOLOS LOLOS LOLOS
1,5"
1" 0,0 - 0,0 100,0 100,0 -
3/4" 0,0 - 0,0 100,0 100,0 -
1/2" 102,0 102,0 10,2 89,8 89,8 -
3/8" 275,5 377,5 37,8 62,3 62,3 -
#8 616,5 994,0 99,4 0,6 0,6 -
#30 1,5 995,5 99,6 0,4 0,4 -
#50 0,0 995,5 99,6 0,4 0,4 -
#200 3,5 999,0 100,0 0,0 0,0 -
BERAT CONTOH I ( Gr ) : 1000

Pengujian Analisa Saringan


Jenis Material : FINE AGG. FA

No. BERAT TERTAHAN KUMULATIF Hasil SPEC


Masing" KUM. Tertahan % % % %
SARINGAN Tertahan (gr) (gr) TERTAHAN LOLOS LOLOS LOLOS
1,5"
1" 0,0 - - 100,0 100,0 -
3/4" 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 -
1/2" 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 -
3/8" 36,5 36,5 7,3 92,7 92,7 -
#8 461,0 497,5 99,7 0,3 0,3
#30 1,5 499,0 100,0 0,0 0,0 -
#50 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
#200 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 -
BERAT CONTOH I ( Gr ) : 500

2. Pemeriksaan Aspal
Penetrasi Aspal
Contoh Uji
No Uji
1 2
1 115 70
2 65 75
3 48 20
4 45 18
5 55 26
6 55 22
rata-rata 63,83 38,5
penetrasi rata2= …(0,1mm) 5,1167
Uji Titik Lembek
Titik Lembek rata-
No Suhu yang diamati Waktu (dtk) Titik LembekιC
rata
ιC ι I II I II
1 5 41 0 0
2 10 50 149 158
3 15 49 283 296
4 20 68 432 425
5 25 77 587 574
6 30 86,6 754 729
7 35 95 928 877
8 40 104 1122 1085
9 45 113 1307 1280
10 50 122 1521 1456
11 55 129,2 1704 1582 54 53 53,5

3. Uji Marshall

KARAKTERISTIK CAMPURAN DENGAN METODE MARSHALL


PROPORSI DI COLD BIN
MATERIAL g (Over Dry) g (Apparent)
100% Agregat 100% A/OD 100% A/App
a. Coarse Agregat 2,58 2,71 40% 0,16 0,15
b. Medium Agregat 2,42 2,55 16% 0,07 0,06 HRS WC
c. Fine Agregat 2,25 2,42 8% 0,04 0,03
d. Natural Sand 2,55 2,95 36% 0,14 0,12
e. Cement 2,77 2,77 1% 0,00 0,00
f. Asphalt 1,98 1,98 - 0,40 0,37 V
100% 10,00 0,00
Berat Contoh Volume dan Total Campuran % Rongga Stabilitas (kg)
Hasil Bagi
Nomor Sampel BJ Bulk Total BJ Efektis Total Berat Jenis Maksimum Volume BJ Bulk Kadar Aspal Efektif Rongga Luas Permukaan
Kadar Aspal (%) Terhadap Data Uji Flow Marshall Penyerapan Aspal Film Aspal (mm)
Bitumen Agregat Agregat Campuran Di Udara Di Dalam Air SSD Contoh Campuran Campuran Volume Aspal Volume Agregat Dalam Total Aspal Dibaca Disesuaikan Agregat (m²/kg)
Agregat (kg/mm)
Campuran
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S U V X
Berat Total Data (Dibaca) P x Prov. Ring x Angka Data (Dibaca) Lihat Gradasi
Data dari Lab Lihat Catatan 1 Lihat Catatan 2 Data dari Lab Data dari Lab Data dari Lab (100 (‫ܦ‬−‫))ܫ‬/‫ܦ‬
Campuan dari Lab. Koreksi Volume dari Lab. Agregat Gabungan
1 4,0% 2,75 2,33 2,78 1135,50 640,00 1177,00 537,00 2,11 2,18% 4,61% 73,82% 23,9% 28,55% 16,14% 65,00 2531,69 0,90 2812,99 3,70 1,90% 0,0377

Rata-rata : 1135,50 640,00 1177,00 537,00 2,11 2,18% 4,61% 73,82% 23,9% 28,55% 16,14% 65,00 2531,69 0,90 2812,99 3,70 0,0377
2 4,5% 2,40 1,44 2,31 1159,00 750,00 1201,00 451,00 2,57 6,76% 17,37% 102,26% -11,2% 6,20% 280,11% 73,00 2828,89 0,96 2946,76 3,70 -2,37% 0,0842

Rata-rata : 1159,00 750,00 1201,00 451,00 2,57 6,76% 17,37% 102,26% -11,2% 6,20% 280,11% 73,00 2828,89 0,96 2946,76 3,70 0,0842
3 5,0% 2,22 2,74 2,31 1161,00 655,00 1194,50 539,50 2,15 1,20% 2,58% 92,09% 6,8% 9,41% 27,45% 44,00 1736,67 4,13 420,50 3,70 4,00% -0,0585

Rata-rata : 1161,00 655,00 1194,50 539,50 2,15 1,20% 2,58% 92,09% 6,8% 9,41% 27,45% 44,00 1736,67 4,13 420,50 3,70 0,0146
4 5,5% 2,45 2,74 2,31 1024,50 575,00 1052,00 477,00 2,15 9,22% 19,80% 82,84% 6,9% 26,72% 74,09% 44,00 2302,09 3,21 717,16 3,70 -3,93% 0,1382

Rata-rata : 1024,50 575,00 1052,00 477,00 2,15 9,22% 19,80% 82,84% 6,9% 26,72% 74,09% 44,00 2302,09 3,21 717,16 3,70 0,1382
5 6,0% 2,33 2,74 2,31 1190,50 670,00 1219,00 549,00 2,17 6,00% 13,01% 87,48% 5,9% 18,96% 68,64% 45,00 1775,03 5,12 346,69 3,70 0,00% 0,0870

Rata-rata : 1190,50 670,00 1219,00 549,00 2,17 6,00% 13,01% 87,48% 5,9% 18,96% 68,64% 45,00 1775,03 5,12 346,69 3,70 0,0870
6 6,5% 2,30 2,74 2,30 1166,00 642,00 1194,50 552,50 2,11 5,53% 11,67% 85,79% 8,4% 20,06% 58,20% 82,00 3269,48 4,14 789,73 3,70 1,04% 0,0813

Rata-rata : 1166,00 642,00 1194,50 552,50 2,11 5,53% 11,67% 85,79% 8,4% 20,06% 58,20% 82,00 3269,48 4,14 789,73 3,70 -0,0154
4. Hasil Pengujian Marshall

Anda mungkin juga menyukai