e. Toleransi
Toleransi elevasi permukaan relatif terhadap elevasi rencana untuk pondasi
Agregat klas A adalah + 0 cm dan – 1 cm.
Pada permukaan lapis pondasi Agregat A tidak boleh terdapat ketidak rataan
yang dapat menampung air, dan semua punggung ( camber) permukaan harus
sesuai dengan gambar.
Pada permukaan lapis pondasi Agregat A yang disiapkan untuk lapisan resap
pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus
dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada kerataan
permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3m, diletakkan sejajar
atau melintang sumbu jalan, maksimum 1 cm.
2. Bahan
a. Sumber Bahan
Bahan lapis pondasi Agregat Kelas A dipilih dari sumber yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
b. Sifat Bahan
Agregat A harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki.
Fraksi Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm terdiri dari
partikel atau pecahan batu yang keras dan awet yang memenuhi persyaratan.
Fraksi agregat halus yang lolos pada ayakan 4,75 mm terdiri dari partikel
atau pasir alami atau batu pecah halus lainnya yang memenuhi persyaratan
Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah seperti tabel dibawah
Ukuran Ayakan % Berat yg Lolos
ASTM (mm)
2” 50
1 ½” 37.5 100
1” 25.0 79 – 85
3/8” 9.5 44 – 58
No. 4 4.75 29 – 44
No. 10 2 17 – 30
No. 40 0.425 7 – 17
No. 200 0.075 2-8
5. Gambar-gambar Pelaksanaan
1. Umum:
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B meliputi pemasokan, pemrosesan,
pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan Agregat Kelas B di
atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detail
yang ditunjukkan gambar.
Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah lapis pondasi untuk lapisan bawah.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penambahan lebar perkerasan
eksisting sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan.
a. Volume Perkiraan Pekerjaan :
8.448,48 m3
b. Peralatan yang digunakan :
Dump Truck,
Motor Grader,
Vibrator Padfoot Roller,
Water Tank Truck,
Alat bantu
c. Tenaga Kerja :
Mandor
Pekerja
d. Perlengkapan K3 :
Memasang rambu peringatan
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti : sarung tangan, Baju rompi,
Masker, Helm Proyek, Sepatu Safety
Memastikan kelengkapan SIA/SIO
e. Toleransi
Toleransi elevasi permukaan relatif terhadap elevasi rencana untuk pondasi
Agregat klas A adalah + 0 cm dan – 2 cm.
Pada permukaan lapis pondasi Agregat B tidak boleh terdapat ketidak rataan
yang dapat menampung air, dan semua punggung ( camber) permukaan harus
sesuai dengan gambar.
f. Pengajuan Rencana Kerja
Penyedia Jasa akan menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan paling sedikit
21 hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunaan bahan untuk pertama
kali :
Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu disimpan oleh Pengawas
Pekerjaan.
Pernyataan perihal asal dan komposisi Agregat B yang diusulkan bersama
dengan hasil pengujian lab.
Mengirim rencana kerja (workplan) termasuk peralatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai
g. Cuaca yang diijinkan
Lapis pondasi Agregat B tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau
dipadatkan sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera
setelah hujan atau bila kadar air bahan jadi tidak berada dalam rentang yang
diijinkan.
2. Bahan
a. Sumber Bahan
Bahan lapis pondasi Agregat Kelas B dipilih dari sumber yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
b. Sifat Bahan
Agregat B harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki.
Fraksi Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm terdiri dari
partikel atau pecahan batu yang keras dan awet yang memenuhi persyaratan.
Fraksi agregat halus yang lolos pada ayakan 4,75 mm terdiri dari partikel
atau pasir alami atau batu pecah halus lainnya yang memenuhi persyaratan
Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah seperti tabel dibawah
Ukuran Ayakan % Berat yg Lolos
ASTM (mm)
2” 50 100
1 ½” 37.5 88 - 95
1” 25.0 70 – 85
3/8” 9.5 30 – 65
No. 4 4.75 25 – 55
No. 10 2 15 – 40
No. 40 0.425 8 – 20
No. 200 0.075 2-8
2. Bahan
a. Sumber Bahan
Bahan lapis pondasi Agregat Kelas S dipilih dari sumber yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
b. Sifat Bahan
Agregat Kelas S harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung
atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki.
Fraksi Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm terdiri dari
partikel atau pecahan batu yang keras dan awet yang memenuhi persyaratan.
Fraksi agregat halus yang lolos pada ayakan 4,75 mm terdiri dari partikel
atau pasir alami atau batu pecah halus lainnya yang memenuhi persyaratan
Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas S adalah seperti tabel dibawah
Ukuran Ayakan % Berat yg Lolos
ASTM (mm)
2” 50
1 ½” 37.5 100
1” 25.0 77 – 89
3/8” 9.5 41 – 66
No. 4 4.75 26 – 54
No. 10 2 15 – 42
No. 40 0.425 7 – 26
No. 200 0.075 4 - 16
2. Bahan
a. Sumber Bahan
Bahan Lapis Drainase dipilih dari sumber yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
b. Sifat Bahan
Lapisan Drainase harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung
atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki.
Fraksi Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm terdiri dari
partikel atau pecahan batu yang keras dan awet yang memenuhi persyaratan.
Fraksi agregat halus yang lolos pada ayakan 4,75 mm terdiri dari partikel
atau pasir alami atau batu pecah halus lainnya yang memenuhi persyaratan
Gradasi Lapisan Drainase adalah seperti tabel dibawah
Ukuran Ayakan % Berat yg Lolos
ASTM (mm)
2” 50
1 ½” 37.5 100
1” 25.0 71 – 87
¾” 19.0 58 – 74
½” 12.5 44 – 60
3/8” 9.5 34 – 50
No. 4 4.75 19 – 31
No. 8 2.36 8 – 16
No. 10 2.0
No. 16 1.18 0–4
No. 40 0.425
No. 200 0.075
e. Perawatan (Curing)
Permukaan Perkerasan Beton Semen segera dirawat dengan penyemprotan
bahan perawatan yang disetujui, setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan
dengan sikat.
i. Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus tidak terputus,
dan disemprotkan dengan merata dalam dua kali penyemprotan.
Pertama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan “tidak
begitu mengkilap” dan
Kedua 10 sampai 30 menit setelah penyemprotan pertama, atau sesuai
yang disarankan pabrik pembuatnya.
ii. Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama dilakukan
dalam 30 menit setelah penggarukan dan yang kedua 15 sampai 45
menit sesudahnya.
iii. Masing-masing penyemprotan dengan kadar yang sama minimum 0.2
ltr/m2.
f. Penutup Sambungan
Sambungan sesegera mungkin ditutup setelah periode perawatan beton
berakhir dan sebelum perkerasan dibuka untuk lalu lintas. Sebelum ditutup setiap
sambungan dibersihkan dari bahan yang tidak dikehendaki, termasuk bahan
perawatan (membrane curing compound).
4. Pengendalian Mutu.
Untuk pengendalian mutu, dari setiap lot, dua pasang benda uji balok harus
dicetak untuk pengujian kuat lentur, sepasang pertama untuk 7 hari dan sepasang
lainnya pada umur 28 hari.
Satu lot didefinikan sebagai sampai 50 m3 untuk beton yang dibentuk dengan
acuan bergerak dan samapi 30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan tetap.
Konsistensi beton ditentukan dengan mengukur slump. Nilai slump untuk setiap
campuran beton adalah 25 – 38 mm, untuk beton yang akan dibentuk dengan acuan
berjalan (Slipform), dan 38 – 75 mm, untuk beton yang dihampar secara manual
(acuan tetap)
Toleransi
Kelebihan ketinggian maksimum diuji dengan menggunakan mistar lurus
sepanjang 3 m adalah 3 mm.
Toleransi elevasi permukaan relatif terhadap elevasi rencana untuk pondasi
Agregat klas A adalah + 10 mm dan – 10 mm.
e. Perawatan (Curing)
Permukaan Perkerasan Beton Semen segera dirawat dengan penyemprotan
bahan perawatan yang disetujui, setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan
dengan sikat.
i. Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus tidak terputus,
dan disemprotkan dengan merata dalam dua kali penyemprotan.
Pertama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan “tidak
begitu mengkilap” dan
Kedua 10 sampai 30 menit setelah penyemprotan pertama, atau sesuai
yang disarankan pabrik pembuatnya.
ii. Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama dilakukan
dalam 30 menit setelah penggarukan dan yang kedua 15 sampai 45
menit sesudahnya.
iii. Masing-masing penyemprotan dengan kadar yang sama minimum 0.2
ltr/m2.
f. Penutup Sambungan
Sambungan sesegera mungkin ditutup setelah periode perawatan beton
berakhir dan sebelum perkerasan dibuka untuk lalu lintas. Sebelum ditutup setiap
sambungan dibersihkan dari bahan yang tidak dikehendaki, termasuk bahan
perawatan (membrane curing compound).
4. Pengendalian Mutu.
Untuk pengendalian mutu, dari setiap lot, dua pasang benda uji balok harus
dicetak untuk pengujian kuat lentur, sepasang pertama untuk 7 hari dan sepasang
lainnya pada umur 28 hari.
Satu lot didefinikan sebagai sampai 50 m3 untuk beton yang dibentuk dengan
acuan bergerak.
Konsistensi beton ditentukan dengan mengukur slump. Nilai slump untuk setiap
campuran beton adalah 25 – 38 mm, untuk beton yang akan dibentuk dengan acuan
berjalan (Slipform),
Toleransi
Kelebihan ketinggian maksimum diuji dengan menggunakan mistar lurus
sepanjang 3 m adalah 3 mm.
Toleransi elevasi permukaan relatif terhadap elevasi rencana untuk pondasi
Agregat klas A adalah + 10 mm dan – 10 mm.
e. Perawatan (Curing)
Permukaan Perkerasan Beton Semen segera dirawat dengan penyemprotan
bahan perawatan yang disetujui, setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan
dengan sikat.
i. Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus tidak terputus,
dan disemprotkan dengan merata dalam dua kali penyemprotan.
Pertama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan “tidak
begitu mengkilap” dan
Kedua 10 sampai 30 menit setelah penyemprotan pertama, atau sesuai
yang disarankan pabrik pembuatnya.
ii. Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama dilakukan
dalam 30 menit setelah penggarukan dan yang kedua 15 sampai 45
menit sesudahnya.
iii. Masing-masing penyemprotan dengan kadar yang sama minimum 0.2
ltr/m2.
f. Penutup Sambungan
Sambungan sesegera mungkin ditutup setelah periode perawatan beton
berakhir dan sebelum perkerasan dibuka untuk lalu lintas. Sebelum ditutup setiap
sambungan dibersihkan dari bahan yang tidak dikehendaki, termasuk bahan
perawatan (membrane curing compound).
4. Pengendalian Mutu.
Untuk pengendalian mutu, dari setiap lot, dua pasang benda uji balok harus
dicetak untuk pengujian kuat lentur, sepasang pertama untuk 7 hari dan sepasang
lainnya pada umur 28 hari.
Satu lot didefinikan sebagai samapi 30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan
tetap.
Konsistensi beton ditentukan dengan mengukur slump. Nilai slump untuk setiap
campuran beton adalah 38 – 75 mm, untuk beton yang dihampar secara manual
(acuan tetap)
Toleransi
Kelebihan ketinggian maksimum diuji dengan menggunakan mistar lurus
sepanjang 3 m adalah 3 mm.
Toleransi elevasi permukaan relatif terhadap elevasi rencana untuk pondasi
Agregat klas A adalah + 10 mm dan – 10 mm.
f. Perawatan (Curing)
Permukaan Perkerasan Beton Semen segera dirawat dengan penyemprotan
bahan perawatan yang disetujui, setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan
dengan sikat.
i. Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus tidak terputus,
dan disemprotkan dengan merata dalam dua kali penyemprotan.
Pertama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan “tidak
begitu mengkilap” dan
Kedua 10 sampai 30 menit setelah penyemprotan pertama, atau sesuai
yang disarankan pabrik pembuatnya.
ii. Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama dilakukan
dalam 30 menit setelah penggarukan dan yang kedua 15 sampai 45
menit sesudahnya.
iii. Masing-masing penyemprotan dengan kadar yang sama minimum 0.2
ltr/m2.
g. Penutup Sambungan
Sambungan sesegera mungkin ditutup setelah periode perawatan beton
berakhir dan sebelum perkerasan dibuka untuk lalu lintas. Sebelum ditutup setiap
sambungan dibersihkan dari bahan yang tidak dikehendaki, termasuk bahan
perawatan (membrane curing compound).
4. Pengendalian Mutu.
Untuk pengendalian mutu, dari setiap lot, dua pasang benda uji balok harus
dicetak untuk pengujian kuat lentur, sepasang pertama untuk 7 hari dan sepasang
lainnya pada umur 28 hari.
Satu lot didefinikan sebagai sampai 50 m3 untuk beton yang dibentuk dengan
acuan bergerak dan samapi 30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan tetap.
Konsistensi beton ditentukan dengan mengukur slump. Nilai slump untuk setiap
campuran beton adalah 25 – 38 mm, untuk beton yang akan dibentuk dengan acuan
berjalan (Slipform), dan 38 – 75 mm, untuk beton yang dihampar secara manual
(acuan tetap)
5.5.(1) Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base , CTB)
Pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A ( Cement Treated Base , CTB)
ini meliputi penyediaan material, pencampuran, pengangkutan, penghamparan,
pemadatan dengan roller, pembentukan permukaan (shaping), perawatan (curing)
dan penyelesaian (finishing) sesuai dengan spesifikasi, garis, kelandaian, ketebalan
dan penampang melintang sesuai gambar.
Metode Pelaksanaan :
Persiapan
Mengajukan rencana kerja dan shop drawing kepada Pengawas Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan sebelu pekerjaan dimulai.
Menyiapkan Alat K3 (APD) sesuai yang disyaratkan pada Base camp dan lokasi
Penghamparan
Melakukan memanagement Traffic dan memasang rambu – rambu peringatan
pada lokasi penghamparan agar tidak membahayakan pekerja.
Melakukan Pembuatan DMF (Desain Mix Formula) dan JMF (Job Mix Formula)
untuk material yang digunakan dan diajukan kepada Pengawas Pekerjaan
untuk disetujui
Dilakukan Percobaan Lapangan (Field Trials) sepanjang 50 m digunakan untuk
mengetahui berapa jumlah lintasan masing - masing alat yang akan digunakan,
untuk mendapatkan nilai kepadatan sesuai dengan spesifikasi.
Pelaksanaan
Material Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (CTB) tersebut disiapkan atau
dicampur di Batching / CTB plant
Material Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (CTB) dalam keadaan kering
diangkut menggunakan dump truck dengan bak yang ditutupi dengan terpal.
Kemudian Dump truck menuangkan material pada permukaan yang telah
disiapkan sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan
Dilakukan penghamparan dan pembentukan menggunakan Motor grader sesuai
gambar rencana
Material yang telah dihampar kemudian disirami air menggunakan Water tank
truck.
Material Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (CTB), paling lambat 30 menit
semenjak pencampuran material dengan air segera dilakukan pemadatan
menggunakan Alat berat mekanis Vibratory Roller sesuai yang ditentukan
hingga mencapai kepadatan kering lebih dari 98%.
Perawatan (Curing)
Segera setelah pemadatan terakhir dan permukaan telah cukup kering,
menggunakan karung goni yang dibasahi air.
Toleransi
Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 m diletakkan pada permukaan jalan
sejajar dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang
ada tidak boleh melampaui 2 cm tiap 3 m.
Metode Pelaksanaan :
Persiapan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa akan menyerahkan
kepada pengawas pekerjaan sebagai berikut:
Contoh dari seluruh bahan yang akan digunakan berikut keterangan asal
sumbernya bersama dengan data pengujian sifat-sifatnya.
Laporan tertulis yang menjelaskan sifat-sifat hasil pengujian dari seluruh
bahan, agregat dan aspal.
Mengajukan rencana kerja dan shop drawing kepada Pengawas Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan sebelu pekerjaan dimulai.
Menyiapkan Alat K3 (APD) sesuai yang disyaratkan pada Base camp dan lokasi
Penghamparan
Melakukan memanagement Traffic dan memasang rambu – rambu peringatan
pada lokasi penghamparan agar tidak membahayakan pekerja.
Pelaksanaan
Material Cement Treated Recycling Base (CTRB) tersebut disiapkan atau
dicampur di Batching / CTRB plant
Material Cement Treated Recycling Base (CTRB) dalam keadaan kering
diangkut menggunakan dump truck dengan bak yang ditutupi dengan terpal.
Kemudian Dump truck menuangkan material pada permukaan yang telah
disiapkan sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan
Dilakukan penghamparan dan pembentukan menggunakan Motor grader sesuai
gambar rencana
Material yang telah dihampar kemudian disirami air menggunakan Water tank
truck.
Material Cement Treated Recycling Base (CTRB), paling lambat 60 menit
semenjak pencampuran material dengan air segera dilakukan pemadatan
menggunakan Alat berat mekanis Vibratory Roller sesuai yang ditentukan
hingga mencapai kepadatan kering lebih dari 95%.
Pemadatan maksimal 120 menit telah selesai dilakukan semenjak semen
dicampur dengan air.
Perawatan (Curing)
Segera setelah pemadatan terakhir dan permukaan telah cukup kering,
menggunakan karung goni yang dibasahi air.