Anda di halaman 1dari 12

SEKSI 10.

1
PEMELIHARAAN RUTIN
UNTUK PERKERASAN, BAHU JALAN, DRAINASE,
PERLENGKAPAN JALAN DAN JEMBATAN

10.1.1 UMUM

(1) Uraian

(a) Pekerjaan yang tercakup dalam Seksi ini harus meliputi pekerjaan-
pekerjaan Pemeliharaan Rutin untuk menjaga agar perkerasan jalan, bahu
jalan, drainase, perlengkapan jalan dan jembatan yang ada selalu
dipelihara setiap saat agar tetap memberi pelayanan yang baik sesuai
dengan petunjuk Direksi Teknik.

Pekerjaan ini harus dibayar secara bulanan dari penawaran borongan


(lump sum) untuk berbagai bagian dari pekerjaan sebagaimana
ditentukan dalam Artikel 10.1.7.

Pekerjaan Pemeliharaan Rutin harus dimulai pada saat lapangan


diserahkan kepada Kontraktor dan harus berlanjut sampai berakhirnya
Periode Pelaksanaan.

(b) Pekerjaan Pemeliharaan Rutin yang dilaksanakan dan dibayar menurut


Seksi ini untuk memelihara sarana-sarana tersebut dalam kondisi agar
dapat memberi pelayanan yang baik, harus secara teliti dibeda-bedakan
oleh Direksi Teknik dari pekerjaan-pekerjaan serupa tetapi berskala besar
yang dilaksanakan untuk memperbaiki atau mengembalikan kondisi
sarana tersebut dan yang dibayar menurut Seksi lain.

(c) Karena pembayaran dilaksanakan atas dasar lump sum dan bukan atas
dasar kuantitas material yang sesungguhnya digunakan, Kontraktor harus
dianggap telah melaksanakan pemeriksaan lapangan dengan teliti selama
Periode Penawaran, dengan memperhitungkan volume lalu lintas,
kekuatan sisa dari perkerasan yang ada, kondisi cuaca dan kerusakan
perkerasan yang mungkin terjadi antara waktu penawaran dan saat
lapangan diserahkan kepada Kontraktor.

(2) Klasifikasi Pekerjaan Pemeliharan Rutin

Pada umumnya, perbedaan pekerjaan yang diklasifikasikan sebagai pekerjaan


Pemeliharaan Rutin dan pekerjaan yang diklasifikasikan, baik sebagai
pekerjaan perbaikan atau pengembalian kondisi untuk perkerasan berpenutup,
bahu jalan, jalan tanpa penutup, drainase, perlengakapan jalan dan jembatan,
akan ditentukan seperti dibawah ini, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik.

10.1 - 1
(a) Perkerasan.

(i) Perkerasan Berpenutup.

Pekerjaan Pemeliharaan Rutin harus mencakup operasi yang


terutama bertujuan memelihara permukaan jalan yang kerataannya
tetap sesuai dengan kualitas permukaan rata-rata dari jenis
permukaan yang ada, seperti penutupan retak, penambalan lubang-
lubang yang kecil dan galian kecil yang tidak termasuk dalam
pekerjaan pengembalian kondisi.

Pengembalian kondisi lubang yang berdiameter lebih dari 40 cm,


tepi yang rusak, retak halus yang meliputi lebih dari 10 % dari total
luas perkerasan, retak-retak lebar yang perlu ditutup satu demi satu,
retak buaya yang dianggap bersifat struktural oleh Direksi Teknik
sehingga perlu digali dan ditambal, dan pekerjaan yang bertujuan
memperbaiki kemiringan jalan, bentuk dan kekuatan struktural dari
perkerasan tidak boleh dimasukkan kedalam Pemeliharaan Rutin.

(ii) Jalan Tanpa Penutup.

Pekerjaan Pemeliharaan Rutin harus mencakup operasi seperti


penambalan lubang dan gelombang, dan perataan ringan dengan
grader untuk mendistribusikan kembali material.

Pengembalian kondisi bagain-bagian yang terdapat alur atau


kerusakan berat dari jalan tanpa penutup dengan pengkerikilan
kembali selain perataan dengan grader tidak boleh dimasukkan
kedalam pekerjaan Pemeliharaan Rutin.

(b) Bahu Jalan.

Pekerjaan Pemeliharaan Rutin harus mencakup operasi seperti


penambalan lubang dan pembuangan semak-semak, pohon yang bergaris
tengah kurang dari 15 cm serta penghalang lainnya dan perataan.

Pekerjaan perbaikan bahu yang berukuran besar yang mencakup


pengkerikilan kembali atau penggalian dan pengkerikilan kembali atau
penutupan/pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan kedalam
pekerjaan Pemeliharaan Rutin.

(c) Drainase.

Pekerjaan Pemeliharaan Rutin harus mencakup operasi seperti


pembuangan lanau, daun, kotoran dan tumbuh-tumbuhan dari drainase
dan gorong-gorong yang ada.

Pengembalian kondisi pasangan batu dengan mortar atau drainase dengan


pasangan atau gorong-gorong dan pekerjaan perbaikan seperti galian

10.1 - 2
untuk selokan baru, penambahan besar, peninggian, mengubah alinyemen
atau penambahan pasangan pada drainase dan selokan yang ada, atau
penggantian atau memperpanjang atau konstruksi baru dari struktur
drainase seperti gorong-gorong, bak penampung, dll tidak boleh
dimasukkan kedalam pekerjaan Pemeliharaan Rutin.

(d) Perlengkapan Jalan.

Pekerjaan Pemeliharaan Rutin harus mencakup operasi seperti


pembersihan dan perbaikan rambu yang rusak, patok pengaman, patok
hektometer dan patok kilometer, perbaikan rel pengaman dan pengecatan
kembali huruf yang tak terbaca pada rambu-rambu.

Pengadaan rambu-rambu baru, patok pengarah, patok kilometer atau rel


pengaman baik pada lokasi baru atau mengganti bagian-bagian yang
rusak atau pengecatan marka jalan tidak boleh dimasukkan kedalam
pekerjaan Pemeliharaan Rutin.

(e) Jembatan.

Pekerjaan Pemeliharaan Rutin harus mencakup operasi seperti


pemeriksaan regular dan pelaporan kondisi dari komponen utama dari
struktur maupun pembersihan saluran dan lubang drainase, pembersihan
kotoran dan sampah dari sambungan ekspansi, alas penyangga dan
komponen metal yang lain yang mudah kena karat dan pembuangan
sampah akibat banjir pada saluran air.

Perbaikan, pengembalian kondisi dan penggantian beton, komponen baja


atau kayu yang rusak dari struktur jembatan, pengecatan kembali baja
struktur atau baja lain-lain atau pekerjaan kayu, penggantian material
lantai struktur dan perbaikan dan pengembalian kondisi dari lapis
permukaan jalan yang rusak tidak boleh dimasukkan kedalam pekerjaan
Pemeliharaan Rutin.

10.1.2 PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN

(1) Lokasi Tempat-tempat yang Memerlukan Pemeliharaan Rutin

Tempat dari perkerasan yang ada yang memerlukan Pemeliharaan Rutin akan
ditentukan oleh Direksi Teknik dengan cara pemeriksaan visual. Metode dan
besarnya pekerjaan perbaikan harus seperti yang diperintahkan Direksi Teknik
secara tertulis, yang juga akan menentukan waktu penyelesaian yang layak.

(2) Perkerasan Berpenutup

(a) Uraian.

(i) Pemeliharaan Rutin dari perkerasan yang berpenutup harus

10.1 - 3
meliputi pelaburan permukaan dari bagian-bagian jalan yang retak,
yang luasnya tidak melebihi 10 % dari luas perkerasan, penutupan
tiap retakan lebar dan penambalan lubang-lubang kecil
(pembongkaran dan pengembalian kondisi) masing-masing garis
tengahnya tidak melebihi 40 cm. Semua bagian perkerasan yang
dianggap tidak kuat strukturnya oleh Direksi Teknik harus
dibongkar dan dilaksanakan pekerjaan pengembalian kondisi.

(ii) Standar yang disyaratkan dari pekerjaan untuk jalan berpenutup


dalam batas Kontrak adalah sedemikian rupa sehingga dalam
jangka waktu tiga bulan setelah lapangan diserahkan kepada
Kontraktor, atau dalam jangka waktu yang lebih pendek sesuai
dengan perintah Direksi Teknik, perkerasan yang ada tidak boleh
terdapat lubang atau retakan yang belum ditutup. Sesudahnya,
Kontraktor harus memelihara seluruh permukaan sehingga setiap
lubang yang terjadi setiap saat selama periode pelaksanaan harus
diperbaiki dalam waktu 14 hari setelah terjadinya. Retakan yang
terjadi dalam batas waktu yang sama harus ditutup dalam waktu
1 bulan setelah terjadinya.

(b) Material.

(i) Perbaikan Lubang dan Penambalan Kecil.

Material yang digunakan untuk penambalan lubang harus sama


atau lebih tinggi mutunya daripada material yang ada di
sekelilingnya, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
(Contoh, perkerasan HRS, lapis pondasi ATB dan lapis pondasi
bawah lapis pondasi agregat kelas B, maka lapis pondasi bawah
harus diperbaiki dengan lapis pondasi agregat kelas B, lapis
pondasi diperbaiki dengan ATB dan lapis permukaan diperbaiki
dengan HRS, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik).
Material yang digunakan dapat mencakup material Urugan Pilihan,
Lapis Pondasi Agregat Kelas A (untuk jalan berpenutup), Lapis
Pondasi Agregat Kelas B (untuk jalan tanpa berpenutup), ATBL,
HRS, Penetrasi Makadam, Lapis Resap Pengikat, Lapis Perekat,
Aspal Buton, Lasbuton, Lasbutag, Latasbusir atau material
konstruksi perkerasan lainnya, menurut lapisan perkerasan yang
diperbaiki. Sebagai alternatif Campuran Aspal Dingin dapat
digunakan untuk penambalan lubang kecil.

(ii) Pelaburan Permukaan pada Perkerasan Berpenutup.

Material dan prosedur konstruksi yang digunakan untuk pekerjaan


ini harus sesuai dengan :

ƒ Seksi 6.2 – Buras (Laburan Aspal).


ƒ Seksi 6.3 – Burtu (Laburan Aspal Satu Lapis).
ƒ Seksi 6.4 – Burda (Laburan Aspal Dua Lapis).

10.1 - 4
(c) Pelaksanaan.

(i) Perbaikan Lubang.

Semua lubang harus ditambal dan Kontraktor harus memberi tanda


segi empat untuk memberi batas yang akan diperbaiki. Tepi lubang
dan pondasi harus dipotong sampai material yang masih baik. Pada
permukaan yang dipersiapkan itu tidak boleh terdapat air yang
menggenang sebelum penambalan dimulai.

Setiap lapis harus ditambal dan dipadatkan dalam satu operasi,


dimulai dari lapisan yang paling bawah. Penambalan dan
pemadatan umumnya harus sesuai dengan persyaratan yang
berkaitan dengan material yang digunakan, kecuali bahwa metode
tangan boleh digunakan untuk pemasangan dan pemadatan. Lapis
pengikat harus digunakan secara penuh dan merata untuk melapis
semua permukaan yang akan diisi oleh campuran aspal. Setelah
penambalan selesai, mesin gilas mekanis atau pelat getar harus
digunakan untuk memadatkan lapis paling atas.

(ii) Pelaburan Aspal pada Perkerasan Berpenutup.

Tempat-tempat yang retak yang menurut pendapat Direksi Teknik


tidak memerlukan pekerjaan pengembalian kondisi, harus diberi
tanda segi empat oleh Kontraktor selebar jalan penuh. Pelaburan
Aspal harus dilaksanakan sesuai dengan data rancangan metode
dan peralatan seperti yang ditentukan dalam :

ƒ Seksi 6.2 – Buras (Laburan Aspal).


ƒ Seksi 6.3 – Burtu (Laburan Aspal Satu Lapis).
ƒ Seksi 6.4 – Burda (Laburan Aspal Dua Lapis).

(3) Jalan Tanpa Penutup

(a) Uraian.

Pemeliharaan Rutin terhadap jalan tanpa penutup pada umumnya harus


terdiri atas operasi pemotongan ringan dengan motor grader untuk
memperbaiki permukaan jalan yang terdapat lubang-lubang kecil atau
bergelombang.

(b) Pemotongan Ringan dengan Motor Grader.

Untuk jalan-jalan kerikil yang tidak terlalu berlubang-lubang dan


bergelombang, permukaan jalan itu harus dipotong sedikit dengan motor
grader secara rutin, terutama di musim kemarau, hal ini untuk menjaga
ketidak rataan dan gelombang-gelombang. Bila melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan pemotongan ringan dengan motor grader di musim kemarau,
bahan-bahan yang lepas harus didorong ke arah tengah jalan.

10.1 - 5
(c) Langkah Hati-Hati Selama Operasi Pemotongan dengan Motor Grader.

Kontraktor harus berhati-hati untuk mencegah grader lewat di tengah


jalan dengan pisau turun, karena hal ini akan menyebabkan ratanya
permukaan jalan. Selama pekerjaan pemotongan harus juga berhati-hati
untuk menghindari lempung lunak yang terpotong dari selokan samping
terdorong ke arah jalur lintasan.

(4) Standar untuk Pekerjaan Pemeliharaan Rutin

Sejak saat penyerahan lapangan kepada Kontraktor sampai akhir periode


pelaksanaan dan sebelum maupun sesudah pemasangan setiap lapis perkerasan
baru menurut Kontrak, Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan
Pemeliharaan Rutin perkerasan yang diperlukan untuk menjamin permukaan
jalan yang berdrainase baik dan dalam kondisi pelayanan yang baik setiap saat.

Untuk menjamin bahwa pekerjaan itu dilaksanakan menurut standar yang


cukup, staf supervisi akan melakukan pemeriksaan visual bulanan terhadap
permukaan jalan dan akan memberi tahu Kontraktor kalau ada permukaan
yang rusak (lubang, retak dan lain sebagainya) yang memerlukan perhatian.

10.1.3 PEMELIHARAAN RUTIN BAHU JALAN

(1) Uraian

(a) Semua bahu jalan yang ada yang termasuk daerah kerja harus selalu
diperiksa oleh Kontraktor selama periode Kontrak terhadap
penyesuaiannya dengan standar kondisi yang disyaratkan oleh
persyaratan teknis dan oleh Gambar Rencana.

Setiap tempat di bahu jalan yang dipandang memerlukan Pemeliharaan


Rutin dalam segi apapun harus dilaporkan kepada Direksi Teknik, yang
kemudian akan mengeluarkan instruksi yang sesuai untuk jenis tindakan
pemeliharaan yang diperlukan.

(b) Bahu jalan akan dianggap tidak memenuhi syarat dan Direksi Teknik
akan mengeluarkan instruksi yang sesuai untuk Pemeliharaan Rutin, jika
terdapat salah satu kondisi berikut ini :

(i) Bahu jalan memerlukan perataan kembali untuk menghilangkan


lubang-lubang kecil atau memperbaiki bentuk kembali untuk
memperbaiki kekuatan atau drainase.

(ii) Bahu jalan memerlukan pemadatan tambahan agar dapat memberi


pelayanan yang baik.

(iii) Bahu jalan tertutup rumput yang tinggi, semak-semak atau pohon
yang tidak diperlukan.

10.1 - 6
(iv) Bahu jalan terdapat material lepas, benda-benda yang tak
dikehendaki atau benda-benda lain yang tak ada hubungannya
dengan fungsi jalan.

(v) Bahu jalan tidak memerlukan penggalian atau pembongkaran


material tetapi memerlukan perataan agar terjadi drainase yang baik
dari perkerasan berpenutup ke arah selokan.

Pekerjaan pemeliharaan bahu jalan yang dilaksanakan menurut perintah


Direksi Teknik untuk memperbaiki salah satu dari kondisi tersebut diatas
akan dibayar menurut Seksi ini.

(2) Material dan Pelaksanaan

Mutu bahan-bahannya dan standar penyiapan, pemasangan dan pemadatan


semua bahan-bahan yang digunakan dalam Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan
yang ada, seluruhnya harus sesuai dengan ketentuan yang diuraikan dalam
Seksi 4.2 - Bahu Jalan.

10.1.4 PEMELIHARAAN RUTIN DRAINASE

(1) Pemeliharaan selokan dan saluran air sementara maupun permanen harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga air dijaga agar dapat bebas mengalir
sepanjang periode pelaksanaan.

(2) Selokan dan saluran air yang ada maupun yang baru dibangun harus dijaga
agar tak terdapat bahan-bahan lepas, kotoran, endapan dan tumbuhan yang
mungkin akan menggangu aliran air permukaan. Pemeliharaan semacam itu
harus dilaksanakan secara rutin dan segera setelah air permukaan karena hujan
lebat telah berhenti mengalir.

(3) Selama periode hujan lebat, Kontraktor harus menyiapkan regu pemeliharaan
yang akan mengawasi dengan berkeliling lapangan dan mencatat tidak
berfungsinya sistem drainase karena terhalang atau karena hal lain. Setiap
kelainan dalam drainase yang dicatat pada waktu ini, seperti banjir,
kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen yang kurang tepat dari struktur
drainase atau rencana yang kurang memadai, harus dilaporkan kepada Direksi
Teknik, yang akan mengeluarkan instruksi-instruksi yang diperlukan mengenai
langkah yang harus diambil.

(4) Pekerjaan Pemeliharaan Rutin untuk urugan dan pemotongan harus termasuk
memotong rumput-rumput, semak-semak dan pohon-pohon kecil untuk
memperbaiki penampilan jalan didalam atau di samping tempat yang dibangun
atau jarak penglihatan atau tikungan. Pekerjaan lain termasuk perbaikan
kemiringan yang tidak stabil, pekerjaan pengembalian kondisi atau perbaikan
drainase yang bersangkutan dan stabilisasi dengan tumbuhan tidak boleh
dimasukkan sebagai bagian dari pekerjaan Pemeliharaan Rutin.

10.1 - 7
10.1.5 PEMELIHARAAN RUTIN PERLENGKAPAN JALAN

(1) Kontraktor harus juga mengecat kembali setiap rambu jalan dimana cat pada
tanda itu telah rusak dan kata-kata pada tanda itu telah kabur.

(2) Kontraktor harus juga melaksanakan perbaikan pada rambu-rambu jalan, pada
rel pengaman yang masing-masing panjangnya lebih kecil dari 10 meter,
pagar, patok pengarah, patok hektometer, patok kilometer atau perlengkapan
jalan yang lain yang rusak, sesuai petunjuk Direksi Teknik.

10.1.6 PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN

(1) Uraian

(a) Pekerjaan Pemeliharaan Rutin untuk jembatan harus berlaku untuk


semua jembatan yang ada sepanjang Kontrak, tanpa memandang ukuran
atau jenis jembatan, dan pada pokoknya harus berupa pemeriksaan secara
teratur terhadap komponen utama struktur, penyiapan laporan detail
pemeriksaan dan pembersihan rutin tempat-tempat yang mudah rusak
jika dibiarkan.

(b) Pemeriksaan dan operasi pembersihan untuk Pemeliharaan Rutin


jembatan harus dilakukan pula sesudah hujan lebat yang berakibat banjir
dan demikian pula setelah air hujan menyusut.

(2) Pemeriksaan dan Pelaporan

(a) Umum.

Arti penting dari inspeksi yang teliti dan teratur serta pelaporannya
terhadap struktur jembatan tidak dapat diabaikan. Umur pelayanan
jembatan akan banyak berkurang jika bagian-bagian yang memerlukan
pemeliharaan, baik rutin maupun berkala, tidak diketemukan selama
kegiatan pemeriksaan teratur dan tindakan yang berkaitan. Untuk semua
jenis struktur jembatan, kelembaban bersama dengan bertambahnya debu
dan sampah adalah sebab utama kerusakan yang dapat dihentikan dengan
operasi pemeliharaan pembersihan rutin yang mudah. Kondisi ini terjadi
terutama didalam bagian gelap dan pada celah-celah jembatan yang sulit
dijangkau, oleh karena itu pemeriksaan yang menyeluruh pada setiap
celah adalah perlu, terutama setelah banjir.

(b) Pemeriksaan untuk Peninjauan Kembali Rancangan Awal.

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan tempat-tempat tertentu


dari Pekerjaan Pengembalian Kondisi agar Direksi Teknik dapat
menetapkan secara lebih teliti kualitas dan anggaran yang dibutuhkan
untuk pekerjaan ini pada waktu peninjauan kembali rancangan secara
menyeluruh.

10.1 - 8
(c) Pemeriksaan Rutin.

Aktivitas pemeriksaan yang teratur yang dilaksanakan menurut Seksi ini


akan berpusat pada penentuan operasi pembersihan dan pembuangan
yang dilaksanakan atas dasar rutin dan setiap tambahan tempat dari
struktur yang menunjukkan tanda kerusakan karena bahan, karena umur
atau pengaruh banjir yang terjadi selama periode pelaksanaan.

Dimana terdapat kerusakan dan kekurangan di sekitar komponen


struktural jembatan yang ditemui pada waktu pemeriksaan rutin, harus
dilaporkan kepada Direksi Teknik yang akan menentukan tindakan
perbaikan yang akan diperlukan.

Batas dan jenis pekerjaan perbaikan akan sangat bervariasi tergantung


kepada ukuran, jenis konstruksi, jenis material dan umur struktur.
Pekerjaan semacam ini tidak akan dimasukkan ke dalam bagian
pekerjaan Pemeliharaan Rutin dan apabila dimasukkan oleh Direksi
Teknik ke dalam bagian tinjauan kontrak, akan dibayar dibawah Divisi
VIII - Pekerjaan Pengembalian Kondisi atau apabila perlu Divisi IX -
Pekerjaan Harian. Akan tetapi aktivitas pemeriksan untuk mengenal
pekerjaan pengembalian kondisi harus dibayar di bawah Seksi ini.

(d) Pemeriksaan Selama dan Sesudah Banjir.

Selama hujan lebat jembatan-jembatan yang lebih penting harus diamati


untuk melihat apakah ada kecenderungan sungai itu berubah arah. Pada
setiap jembatan yang terlihat gerusan yang gawat atau penumpukan
sampah harus dilaporkan kepada Direksi Teknik.

Segera setelah air menyusut, semua saluran harus diperiksa terhadap


gerusan dan erosi. Batang besi harus digunakan untuk mengukur
kedalaman permukaan air dibawah lantai jembatan di sekeliling pier dan
kepala jembatan. Pengukuran ini harus dicatat dengan teliti sehingga
Direksi Teknik dapat membandingkan dengan gambar yang ada atau
catatan terdahulu untuk melihat apakah terjadi perubahan yang tidak
biasa, sehingga diperlukan pengembalian kondisi tambahan atau
pekerjaan perlindungan.

(e) Pelaporan.

Hasil dari setiap pemeriksaan harus dilaporkan kepada Direksi Teknik


dengan format dan formulir yang dapat diterima oleh Direksi Teknik.

(3) Pelaksanaan Operasi Pembersihan dan Pembabatan

(a) Saluran Air.

Di daerah saluran, operasi pembersihan dan pembabatan yang berikut


harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik :

10.1 - 9
(i) Tumbuhan yang terdapat pada kanal saluran air yang mungkin
menghalangi atau menyimpangkan sungai atau aliran air harus
dibuang.

(ii) Demikian juga sampah-sampah seperti batang kayu, cabang-cabang


pohon, atau tumbuhan lain yang terbawa banjir sehingga dapat
menyebabkan penyimpangan aliran atau penggerusan harus diambil
dan dibuang dengan rapi diatas atau diluar jangkauan aliran banjir
sehingga tidak terbawa lagi.

(iii) Semua sampah dari sembarang jenis yang terdampar pada struktur
jembatan harus dikeluarkan dan dibuang.

(b) Bangunan Atas Jembatan dan Bangunan Bawah Jembatan.

Di daerah bangunan atas jembatan dan bangunan bawah jembatan,


operasi pembersihan dan pembabatan yang berikut harus dilaksanakan
sampai memuaskan Direksi Teknik :

(i) Semua tumbuhan yang berjuntai harus dipotong secukupnya dan


sampahnya dibuang dengan rapi.

(ii) Semua lubang-lubang suling pada kaki jembatan dan tembok


sayap harus bebas dari sampah-sampah supaya lubang-lubang itu
tidak tersumbat.

(iii) Semua dudukan jembatan dan kepala tiang jembatan harus dijaga
supaya bebas dari sampah, debu dan air.

(iv) Semua sambungan-sambungan pada permukaan kayu harus dijaga


supaya bebas dari sampah dan debu untuk tidak menyimpan air,
sehingga mempercepat terjadinya karat.

(v) Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase
dan lubang keluarnya air harus dijaga bersih dari sampah supaya
air dapat mengalir bebas, sehingga terhindar tumpahan ke dudukan
bantalan, bantalan dan rembesan melalui sambungan atau retak.

(vi) Paku jembatan, baut atau pecahan kayu tidak boleh menonjol
diatas permukaan lantai jembatan sehingga dapat menusuk ban
kendaraan yang lewat.

10.1.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

(1) Metode Pengukuran

(a) Semua pekerjaan yang ditentukan oleh Direksi Teknik sebagai pekerjaan
Pemeliharaan Rutin menurut batas-batas yang diberi dalam Artikel 10.1.1

10.1 - 10
diatas, harus disyahkan untuk pembayaran setiap bulan atas dasar
persetujuan tertulis dari Direksi Teknik dimana standar pelayanan
perkerasan, bahu jalan, drainase, perlengakapan jalan dan jembatan telah
dipelihara dengan baik menurut ketentuan-ketentuan dari Seksi ini.

(b) Untuk tempat-tempat dimana Direksi Teknik telah memutuskan bahwa


cakupan pekerjaan Pemeliharaan Rutin lebih besar dari batas yang
diberikan dalam Artikel 10.1.1, maka pekerjaan yang dilaksanakan akan
digolongkan sebagai pekerjaan Pengembalian Kondisi dan tidak akan
dibayar menurut Seksi ini.

(2) Dasar Pembayaran

(a) Pekerjaan Pemeliharaan Rutin, sebagaimana diuraikan diatas, harus


dibayar menurut Harga Lump sum Kontrak untuk masing-masing Mata
Pembayaran yang terdaftar dibawah dan tercantum dalam Jadwal
Penawaran. Harga dan pembayaran ini harus merupakan kompensasi
penuh untuk semua material, peralatan, tenaga kerja, perkakas-perkakas
dan lain-lain keperluan yang berhubungan atau lazim untuk pekerjaan
Pemeliharaan Rutin perkerasan, bahu jalan, drainase, perlengkapan jalan
dan jembatan sampai memuaskan Direksi Teknik.

(b) Dengan syarat diterbitkannya pengesahan tertulis dari Direksi Teknik


tentang pekerjaan Kontraktor yang memuaskan dalam pelaksanaan
semua operasi yang bersangkutan dengan Pemeliharaan Rutin setiap
bulan, setiap Mata Pembayaran Lump sum harus dibayar kepada
Kontraktor dengan angsuran bulanan sebagai berikut :

Lump sum
Bulan ke 1 sampai dengan ke 3 =
8

5 x Lump sum
Bulan berikutnya =
8 x (Periode Pelaksanaan dalam bulan – 3)

(c) Jika dalam salah satu bulan dari Periode Pelaksanaan, Kontraktor telah
gagal melaksanakan pekerjaan Pemeliharaan Rutin yang diuraikan dalam
Seksi ini sampai memuaskan, Direksi Teknik boleh mengeluarkan
perintah tertulis kepada Kontraktor dan Kontraktor harus segera memberi
tanggapan atas peringatan itu.

Jika pernyataan semacam itu telah diberikan dua kali dalam tempo dua
bulan tanpa tanggapan dari Kontraktor, Direksi Teknik dapat memilih
melaksanakan pekerjaan itu dengan tenaganya sendiri atau pihak lain jika
dipandang perlu.

Pembiayaan tambahan untuk setiap macam pekerjaan yang dilaksanakan


oleh Direksi Teknik, akan digantikan dengan mengurangi biaya total

10.1 - 11
yang digunakan oleh Direksi Teknik ditambah uang denda 10 % (sepuluh
persen) dari neraca lump sum untuk pekerjaan Pemeliharaan Rutin yang
belum dibayar atau dari uang lain yang menjadi hak Kontraktor.

Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran

10.1 (1) Pemeliharaan Rutin Perkerasan Lump sum

10.1 (2) Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan Lump sum

10.1 (3) Pemeliharaan Rutin Drainase Lump sum

10.1 (4) Pemeliharan Rutin Perlengkapan Lump sum


Jalan

10.1 (5) Pemeliharaan Rutin Jembatan Lump sum

10.1 - 12

Anda mungkin juga menyukai