Anda di halaman 1dari 28

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

SPESIFIKASI KHUSUS
Divisi 10.b

PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN


(SKh-2.10.b)

JAKARTA, DESEMBER 2017


SPESIFIKASI KHUSUS
DIVISI 10.b

SEKSI SKh-2.10.b
PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN

SKh-2.10.b.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan yang tercakup dalam Seksi ini meliputi pekerjaan-pekerjaan yang
belum tercakup dalam Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 khususnya yang
terkait kepada pemeliharaan kinerja jembatan untuk mempertahankan
kondisi jembatan tetap mantap dan menjamin agar penurunan kondisi
jembatan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai kinerja yang
disyaratkan. Kegiatan pemeliharaan kinerja jembatan harus segera dimulai
setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) selama Masa
Pelaksanaan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin agar jembatan
dapat digunakan dan berfungsi dengan baik serta memenuhi Indikator
Kinerja Jembatan sebagaimana disyaratkan dalam Seksi SKh-2.10.b.4
Spesifikasi Khusus ini.

Penyedia harus telah melakukan pemeriksaan di lapangan dengan teliti


selama periode penawaran dan telah mengetahui kondisi aktual di lapangan
dengan memperhitungkan volume lalu lintas, fungsi jalan, umur layan
jembatan, pengamatan dan pengukuran geometri jembatan dan lingkungan
sekitar jembatan, pemeriksaan jembatan, kondisi perambuan dan
perlengkapan jembatan lainnya untuk keselamatan pengguna jembatan
pada saat penawaran.

Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan rutin seperti pembersihan saluran


dan lubang drainase, pembuangan kotoran dan sampah pada sambungan
ekspansi, pengecatan sederhana, dan pembuangan akumulasi sampah
dan/atau tanah sedimen/endapan yang diakibatkan oleh banjir pada
sungai, pemeliharaan berkala seperti penggantian siar muai, penggantian
perletakan, pengecatan jembatan dan rehabilitasi jembatan seperti
perbaikan kerusakan beton berupa patching dan grouting, serta perbaikan
elemen baja seperti perbaikan akibat korosi, cover plate, dan perbaikan
daerah aliran sungai, bangunan pengaman scouring dan daerah
timbunan.

Pekerjaan yang ditentukan Pengawas Pekerjaan sebagai pekerjaan


pemeliharaan kinerja jembatan menurut Seksi SKh-2.10.b dari Spesifikasi
khusus ini, akan dibayar dari Harga Satuan Kontrak dalam penawaran
untuk berbagai Mata Pembayaran yang terdaftar dalam Seksi SKh-2.10.b.5
dari Spesifikasi khusus ini sebagaimana yang sesuai.

SKh-2.10.b - 1
Penyedia harus menyiapkan rencana kerja yang sekurang-kurangnya
meliputi metode dan tahapan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan volume
material, kebutuhan jenis peralatan, jumlah tenaga kerja, pengaturan lalu-
lintas, pengendalian mutu pekerjaan dan kemungkinan permasalahan
dalam pelaksanaan.

Pemeliharaan kinerja jembatan yang menggunakan peralatan sederhana


dapat dilaksanakan melalui program padat karya yaitu pekerjaan
pembersihan jembatan dan pengecatan sederhana.

2) Klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja Jembatan


Pekerjaan yang diklasifikasikan sebagai pemeliharaan kinerja jembatan
yaitu setiap pekerjaan yang dilakukan untuk membersihkan elemen-elemen
jembatan, memperbaiki kerusakan-kerusakan atau memelihara kondisi
bagian-bagian jembatan guna menjaga kinerja jembatan yang disyaratkan
(jika dinyatakan dalam Kontrak). Penyedia dalam melaksanakan
pemeliharaan rutin dan/atau perbaikan harus melakukan pengendalian
lalu-lintas di sekitar lokasi pekerjaan dan memasang rambu-rambu
peringatan bagi pengguna jembatan, untuk mencegah kecelakaan lalu
lintas. Penyedia harus bertanggung jawab atas pekerjaan pemeliharaan
kinerja jembatan yang telah selesai dilaksanakan dan harus segera
memperbaiki kembali setiap terjadinya kerusakan kembali, sesuai indikator
kinerja jembatan yang disyaratkan selama masa pelaksanaan. Adapun
klasifikasi pekerjaan pemeliharaan kinerja elemen jembatan meliputi:
a) Pembersihan jembatan
Pembersihan jembatan meliputi pekerjaan pembersihan sampah,
kotoran yang ada pada bangunan atas jembatan termasuk sumbatan
pada pipa cucuran dan lantai jembatan, landasan, bangunan bawah,
daerah jalan pendekat serta daerah aliran sungai 100 meter arah
hulu/hilir jembatan.
b) Perbaikan retak/kerusakan beton
Perbaikan kerusakan beton meliputi Perbaikan retak dan perbaikan
dimensi. Perbaikan retak adalah perbaikan struktur yang retak yang
diakibatkan karena penggunaan yang tidak semestinya seperti beban
berlebih dan beban kejut yang berlebihan serta menggunakan bahan
dasar epoksi. Epoksi tidak digunakan untuk retak yang bergerak.
Lebar retak struktur yang terjadi pada struktur yang diperbaiki dalan
Seksi ini adalah lebar retak yang melebihi lebar retak izin yaitu mulai
0,04mm sampai dengan 1,00mm. Perbaikan dimensi adalah
pekerjaan pengembalian dimensi akibat terjadinya kerontokan,
pengelupasan, keropos atau gompalnya struktur beton dengan
melaksanakan pekerjaan penambalan (patching) dengan
beton/mortar baru agar struktur beton dapat berfungsi sesuai dengan
dimensi yang sudah ditentukan.

SKh-2.10.b - 2
c) Pengecatan
Pengecatan meliputi pekerjaan pengecatan sederhana (pengecatan
baja pada sandaran, parapet dan kerb) dan pengecatan elemen-
elemen jembatan.
d) Pengencangan baut
Pengencangan baut meliputi pekerjaan pengencangan baut yang
longgar pada jembatan baja seperti sambungan antar gelagar, ikatan
angin, diafragma dan elemen-elemen lain jembatan.
e) Penggantian baut
Penggantian baut meliputi pekerjaan penggantian baut mutu tinggi
yang rusak seperti pada titik buhul jembatan rangka baja atau
sambungan gelagar.
f) Perbaikan pasangan batu
Perbaikan pasangan batu meliputi pekerjaan perbaikan retak adukan
pasangan batu, perbaikan dan penggantian pasangan batu pada
bangunan pengaman seperti talud, atau pengaman tebing daerah
timbunan (jalan pendekat).
g) Pembuatan tangga inspeksi
Pembuatan tangga inspeksi dilaksanakan (jika belum ada) meliputi
pekerjaan pembuatan tangga inspeksi yang berada pada sisi kiri dan
kanan kepala jembatan awal atau kepala jembatan akhir yang
berfungsi sebagai tangga inspeksi pemeriksaan dan pemeliharaan
jembatan. Pekerjaan tangga inspeksi ini menggunakan pasangan batu
yang masuk dalam mata pembayaran pada Spesifikasi Umum 2010
Revisi 3 Seksi 7.9.(1) : Pasangan batu.
h) Perbaikan pipa cucuran dan drainase
Perbaikan pipa cucuran dan drainase pada lantai jembatan meliputi
pekerjaan penggantian atau perbaikan pipa cucuran yang rusak serta
perbaikan drainase lantai secara keseluruhan jembatan.
i) Perbaikan sambungan siar muai
Perbaikan sambungan siar muai meliputi pekerjaan
pembersihan/perbaikan sambungan siar muai jenis asphaltic plug,
sambungan jenis penutup baja, karet (strip seal), modular, dan baja
siku. Pemeliharaan rutin sambungan siar muai dapat berupa
pembersihan bagian yang tertahan dimana sambungan siar muai
tidak dapat bergerak akibat adanya kerikil dan kotoran.
j) Perbaikan sandaran
Perbaikan sandaran meliputi pekerjaan perbaikan sandaran termasuk
tiang sandaran beton dan sandaran horisontal baja atau tiang
sandaran baja atau sandaran dengan jenis dinding beton serta
sandaran horisontal dan vertikal dari bahan baja. Perbaikan sandaran
ini meliputi volume untuk seluruh sandaran yang rusak pada
jembatan.

SKh-2.10.b - 3
Untuk jenis pekerjaan pembersihan jembatan dan pengecatan
sederhana dapat dilaksanakan melalui program padat karya.
Penyedia harus menyampaikan program padat karya yang disahkan
oleh Pengawas Pekerjaan yang sekurang kurangnya meliputi jenis
pekerjaan, lokasi pekerjaan, jadwal pelaksanaan dan perkiraan jumlah
tenaga kerja setempat yang dilibatkan.

3) Tanggung Jawab Penyedia


Sejak Tanggal Mulai Kerja sebagaimana disebutkan dalam Surat Perintah
Mulai Kerja hingga Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over,
PHO), Penyedia bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan dan
berkewajiban memelihara jembatan dan memperbaiki kerusakan bagian
ruas jembatan yang termasuk dalam Kontrak.

Keterlambatan Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan perbaikan atau


pemeliharaan kinerja jembatan yang mengakibatkan kerusakan yang
semakin luas sebagaimana yang telah direncanakan berdasarkan hasil
pengukuran kajian teknis lapangan atau sesuai yang diperintahkan
Pengawas Pekerjaan, akan menjadi tanggung jawab Penyedia, dan
Penyedia tidak dapat mengajukan tuntutan pembayaran dari kelebihan
volume atau kuantitas yang ditetapkan berdasarkan hasil pengukuran
kajian teknis lapangan atau sebagaimana diperintahkan Pengawas
Pekerjaan.

Sejak diberlakukan pemenuhan Tingkat Layanan Jembatan sebagaimana


yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, Penyedia harus
menjaga kinerja jembatan berdasarkan indikator kinerja jembatan yang
ditetapkan dalam Seksi SKh-2.10.b.4 Spesifikasi Khusus ini. Apabila
Penyedia tidak dapat memenuhi indikator kinerja jembatan berdasarkan
waktu tanggap perbaikan yang ditetapkan, dikenakan sanksi sesuai
ketentuan dalam Spesifikasi Khusus ini pada Seksi SKh-2.10.b.4.5) Sanksi
Keterlambatan Pemenuhan Tingkat Layanan Jembatan.

4) Pengajuan Kesiapan Kerja


Penyedia harus menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
kinerja jembatan sesuai waktu yang ditentukan untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas Pekerjaan, yang selanjutnya. Jadwal pelaksanaan
pekerjaan tersebut harus menunjukkan, rencana lokasi pekerjaan,
kuantitas atau volume pekerjaan, bahan dan peralatan yang digunakan
untuk setiap jenis pekerjaan. Volume atau kuantitas pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan harus dibuat dalam laporan mingguan dan disampaikan
kepada Pengawas Pekerjaan.

SKh-2.10.b - 4
SKh-2.10.b.2 PERSYARATAN
Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
a) SNI 03-2495-1992 : Spesifikasi Bahan Tambah untuk
Beton

AASHTO, ASTM,ACI, BS, JIS


a) AASTHO M 235M/ : Epoxy Resin Adhesives
235-03
b) AASTHO M 300-03 : Inorganic Zinc-Rich Primer
c) AASTHO M 31-04 : Evaluating of Coating Systems with
Zinc-Rich Primers
d) ACI 228.2R-98 : Nondestructive Test Methods for
Evaluation of Concrete in Structures
e) ACI 546R-96 : Concrete Repair Guide
f) ASTM 827-87 : Test Method for Change in Height at
Early Ages of Cylindrical Specimens
from Cementitious Mixtures
g) ASTM D4060 : Standard Test Method For Abrasion
Resistance Of Organic Coatings By
The Taber Abraser
h) ASTM D4541 : Standard Test Method For Pull-Off
Strength of Coatings Using Portable
Adhesion Testers
i) ASTM D2485-91 : Standard Test Method For Evaluating
(2013) Coating For High Temperature Service
j) ASTM D3363 : Standard Test Method For Film
Hardness By Pencil Test
k) ASTM G14 : Standard Test Method For Impact
Resistance Of Pipeline Coatings
(Falling Weght Test)
l) ASTM C-109 : Compressive Strength of Hydraulic
Cement Mortars
m) BS 4550-1978 : Compretsive strength for
reinstatement mortar
n) BS 1881-1970 : Water absorption ISAT
o) BS 5075-1978 : Setting time for reinstatement mortar
p) JIS K7112 : Pastic Methods of Determining the
density and Relative Density of non-
cellular Plastics
q) JIS K6833 : General Testing Methods for
Adhesives

SKh-2.10.b - 5
r) JIS K7208 : Testing Method for Compressive
strength Properties of Plastics
s) JIS K6850 : Tensile strength for epoxy resin

1) Peralatan dan Perlengkapan Pelaksanaan


Peralatan dan perlengkapan dasar yang diperlukan dalam melakukan
pemeliharaan jembatan seperti kendaraan yang dilengkapi dengan tanki air
serta beberapa peralatan perlengkapan lain yang menunjang pekerjaan
pemeliharaan kinerja seperti:
a) Kompresor yang dilengkapi dengan alat semprot air dengan tekanan
tinggi (minimal 35 MPa) untuk membersihkan kotoran yang menempel
pada bagian atas dan bawah bangunan atas jembatan termasuk daerah
perletakan, sambungan siar muai, lubang drainase, pipa cucuran, dan
parapet serta daerah sekitar bangunan bawah jembatan (kepala
jembatan dan/atau pilar);
b) Tangga;
c) Pemotong rumput, parang, kapak, gergaji, sapu, sekop;
d) Sikat kawat, sendok beton, kape;
e) Tabung suntik grouting (jika diperlukan);
f) Alat K3;
g) dan alat lainnya yang diperlukan.

2) Bahan
a). Bahan Perbaikan Beton
(1) Bahan patching berbahan dasar semen
(a). Bahan untuk patching yang digunakan adalah :
- Beton dengan kriteria yang sesuai atau lebih baik dari beton
yang akan digantikan, atau
- Beton yang telah mencapai kuat tekan minimal 21 MPa
dengan penggunaan bahan akselerator untuk lantai
jembatan pada saat dibuka untuk lalu lintas
(b). Bahan patching yang digunakan harus disesuaikan dengan
kondisi kerusakan dan ketebalan bahan perbaikan struktur
beton yang diperlukan pada kerusakan
(c). Ketebalan bahan patching yang digunakan harus sesuai dengan
jenis kerusakan dan fungsi struktur beton yang akan
diperbaiki. Ketebalan permukaan yang akan diperbaiki tidak
lebih dari 1/3 tebal elemen beton eksisting sampai elemen beton
yang baik
(d). Sifat bahan perbaikan beton harus mempunyai kuat tekan
sesuai dengan persyaratan pada spesifikasi khusus ini.
(e). Ketebalan bahan patching yang digunakan harus sesuai dengan
jenis kerusakan dan fungsi struktur beton yang akan diperbaiki

SKh-2.10.b - 6
(f). Persyaratan bahan:
• Kuat tekan 3 jam min 3.5 MPa
1 hari min 14 MPa
7 hari min 28 MPa
28 hari min kuat tekan hari ke- 7
• Bonding Strength 1 hari min 7 MPa
7 hari min 10 MPa

(2) Bahan dan alat perbaikan retak pada beton


Bahan dan alat perbaikan retak beton terdiri atas 3 jenis yaitu:
• Bahan perekat (epoksi)
• Bahan penutup (sealant)
• Tabung penyuntik
(a). Bahan perekat (epoksi)
i). Bahan perekat (epoksi) yang digunakan harus mempunyai
daya rekat yang sangat baik, dan dapat merekatkan dengan
sempurna struktur beton yang retak.
ii). Bahan perekat harus dapat berpenetrasi sampai kedalaman
retak yang paling kecil yang terjadi pada struktur dengan
sempurna tanpa adanya penutupan lalu lintas di atas
struktur jembatan, sehingga bahan perekat (epoksi) harus
mempunyai kekentalan tertentu seperti disyaratkan pada
spesifikasi ini
iii). Mempunyai sifat fleksibilitas yang dapat menahan vibrasi
yang mungkin terjadi di dalam retakan
iv). Tidak boleh mengalami susut pada waktu mengering.
v). Tahan terhadap air hujan, CO2, asam, bahan kimia lainnya
dan lain sebagainya
vi). Persyaratan bahan adalah sebagai berikut:
• Viscocity, max 20 P (2 Pa.s)
• Bond strength, min Mpa
- 2 hari 7 MPa
- 14 hari 10 MPa
• Temperature, min 0C
- 7 hari 50 0C
• Absorption, 24 h max 1 %
• Compressive Yield Strength, min Mpa
- 7 hari 70 MPa
• Compressive Modulus, min 1400 MPa
• Tensile Strength 7 hari , min 50 MPa

SKh-2.10.b - 7
(b). Bahan penutup retak (sealant)
i). Bahan penutup permukaan retak yang akan digunakan
harus dapat melekat dengan baik sepanjang celah retak
sepanjang pelaksanaan penyuntikan dan curing, serta harus
mempunyai kekuatan untuk menahan tabung penyuntik
tetap dalam posisinya dan/atau tidak diizinkan terjadinya
kebocoran dari celah bahan penutup tersebut selama
pelaksanaan penyuntikan.
ii). Bahan penutup digunakan untuk menutup bagian luar celah
retak agar bahan perekat (epoksi resin) tidak dapat mengalir
keluar dari celah retak yang tidak tertutup oleh tabung
penyuntik.
iii). Bahan penutup ini harus dapat melekat dengan baik pada
permukaan beton
iv). Bahan penutup ini harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
▪ Kekuatan lentur ≥ 40 MPa
▪ Kuat tekan 24 jam ≥ 45 MPa
▪ Kuat tekan 7 hari ≥ 75 MPa
▪ Modulus elastisitas tekan
min ≥ 4 x 103 MPa
▪ Kuat lekat (baja ke baja atau beton ke beton)
Beton yang lepas (concrete fails) ≥ 2.9 MPa
▪ Kekuatan tarik ≥ 20 MPa
▪ Kekuatan kejut ≥ 1,5 KJ/m2
▪ Kekerasan ≥ 85 HdD
▪ Tegangan geser tarik ≥ 13 MPa

(c). Tabung penyuntik


i). Tabung penyuntik adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan bahan perekat ke dalam celah retak sampai ke
bagian celah retak yang paling kecil dengan tekanan dan
kecepatan rendah.
ii). Tabung penyuntik tersebut terdiri atas 2 (dua) bagian yang
terpisah yaitu pipa penyetel dan tabung penyuntik. Tabung
penyuntik dapat terbuat dari bahan yang elastis seperti ABS
(Acrylonitrile Butadiene Styrene) resin atau plastik yang
mempunyai fungsi setara. Tabung penyuntik harus dapat
menghasilkan tekanan rendah yang terus menerus secara
konstan sehingga dapat menekan bahan perekat ke dalam
retakan sampai pada retakan yang paling kecil tanpa bantuan
alat bantu. Jadi tekanan rendah tersebut harus dihasilkan
oleh tabung penyuntik itu sendiri (internal pressure) tanpa
bantuan kompresor atau pompa. Pompa yang digunakan

SKh-2.10.b - 8
hanya untuk memasukkan cairan epoksi ke dalam tabung
penyuntik. Tekanan rendah yang dihasilkan oleh tabung
penyuntik untuk dapat memasukkan cairan epoksi ke dalam
retakan yang paling kecil sekitar 3 kg/cm2 secara terus
menerus selama proses penetrasi bahan epoksi berlangsung
dengan toleransi sebesar 5%, dan penggunaan jenis tabung
penyuntik tersebut harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pengawas sebelum digunakan.

(d). Bahan Cat


i). Cat Elemen Baja
Pelaksanaan pekerjaan ini dipisahkan menjadi 2 (dua)
kategori yaitu overcoating dan repair coating. Perbedaan
antara kedua kategori ini adalah lapis utama (primer coat)
yang dipergunakan dalam aplikasi pengecatan. Pada
overcoating tidak dipergunakan lapis utama baru namun
menggunakan lapis utama cat eksisting yang masih
terpasang pada elemen baja. Sedangkan repair coating
menggunakan lapis utama baru karena seluruh lapis
pelindung eksisting dikupas/dibongkar.

Tabel SKh-2.10.b.4.(1) Penentuan Kategori Penanganan


No Kategori Lapisan Jenis Cat Tebal
Pelaksanaan (micron)
1. Overcoat Primer Coat Cat Eksisting -
Intermediate Coat Epoxy 125
Top Coat Polyurethane 60
2. Repair Coating Primer Coat Zinc-rich 100
Intermediate Coat Epoxy 125
Top Coat Polyurethane 60

Secara umum bahan yang dipergunakan harus memiliki


sifat sebagai berikut:
1. Daya tahan yang lebih lama dan sempurna, tidak
berubah warna dalam waktu lama.
2. Hasil coating yang merekat sangat sempurna (excellent
adhesiveness).
3. Tahan terhadap abrasi, tekanan, dan pengaruh kimia.
4. Tahan terhadap minyak dan gesekan mekanis lainnya.
5. Tahan terhadap pengaruh lingkungan, air laut,
karbonasi dan asam.
6. Ramah lingkungan
7. Anti graffiti paint.

SKh-2.10.b - 9
Lapisan primary coat adalah lapisan utama dalam pekerjaan
pengecatan, umumnya lapisan ini dapat mempergunakan
bahan yang berbahan dasar minyak (oil/solvent based).
Material ini memiliki sifat yang mudah dalam
pengaplikasiannya dalam hal ini hanya perlu
menambahkan thinner dalam proses pencampurannya. Alat
yang dipergunakan dapat menggunakan alat sederhana
seperti kuas, roller dan alat penyemprot. Material ini terdiri
dari 2 (dua) bagian yaitu base dan activator yang kemudian
dicampur. Material bahan yang berbahan dasar minyak (oil
base), pada umumnya merupakan komponen zinc. Sifat
dasar dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan,
tahan terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap
serangan kimia. Cat ini harus mampu mengikat lapisan
berikutnya, sehingga mengurangi penyebaran korosi yang
terjadi terutama pada bagian-bagian yang retak atau pecah
dari lapisan cat.
Pekerjaan pelapisan kedua merupakan lapisan pelindung
untuk lapisan primary coat, lapisan ini dipergunakan
tergantung dari kebutuhan lapisan primary coat masing-
masing produsen. Pekerjaan pelapisan akhir berbahan
dasar Polyurethane.

ii). Cat Elemen Beton / Pengecatan Sederhana


Dalam penggunaannya bahan ini ada yang dipergunakan
sekaligus atau dipergunakan salah satunya. Secara umum
bahan yang dipergunakan harus memiliki sifat sebagai
berikut:
1. Daya tahan yang lebih lama dan sempurna, tidak
berubah warna dalam waktu lama.
2. Hasil coating yang merekat sangat sempurna (excellent
adhesiveness).
3. Tahan terhadap abrasi, tekanan, dan pengaruh kimia.
4. Tahan terhadap minyak dan gesekan mekanis lainnya.
5. Tahan terhadap pengaruh lingkungan, air laut,
karbonasi dan asam.
6. Ramah lingkungan
7. Anti graffiti paint.

Bahan dalam pekerjaan pengecatan umumnya dapat


mempergunakan bahan yang berbahan dasar air sedangkan
untuk railing menggunakan cat dengan bahan dasar
minyak. Material berbahan dasar air memiliki sifat yang

SKh-2.10.b - 10
mudah dalam pengaplikasiannya dalam hal ini hanya perlu
menambahkan air dalam proses pencampurannya. Alat
yang dipergunakan dapat menggunakan alat sederhana
seperti : kuas, roller dan alat penyemprot. Material ini terdiri
dari 2 (dua) bagian yaitu base dan hardener yang kemudian
dicampur. Material bahan yang berbahan dasar air pada
umumnya merupakan komponen polyurethane. Sifat dasar
dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan, tahan
terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap
serangan kimia.

(e). Baut
i). Baut, Mur dan Ring
• Baut dan mur harus anti karat atau bergalvanis, mutu
tinggi dan mempunyai kepala baut dan mur berbentuk
segienam (hexagonal).
• Baut dan mur yang digunakan pada sistem struktur
adalah Grade 8.8 menurut ASTM A325M dan Grade
10.9 menurut ASTM A490M. Baut dan mur untuk sistem
sambungan lantai dapat digunakan Grade 4.6 menurut
ASTM A307M. Setiap baut menggunakan 2 ring berupa
ring-pelat sesuai dengan ASTM A326M.
ii). Alat sambung mutu tinggi mengacu pada SE Menteri PUPR
Nomor : 14/SE/M/2015 tentang Pedoman Pemasangan
Baut Jembatan

(f). Pasangan Batu


Persyaratan bahan untuk pasangan batu mengacu pada Seksi
7.9 Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 : Pasangan batu.

SKh-2.10.b.3 PELAKSANAAN PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN


Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan dimulai, Penyedia harus
menyiapkan program kerja yang sekurang-kurangnya meliputi metode dan
tahapan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan volume material, kebutuhan
jenis peralatan, jumlah tenaga kerja, pengaturan lalu-lintas, pengendalian
mutu pekerjaan dan kemungkinan masalah-masalah yang timbul dalam
pelaksanaan. Penyedia di dalam organisasinya harus dilengkapi Unit
Pengendali Mutu (UPM) pekerjaan yang mempunyai tugas utama mencatat
setiap kerusakan dan/atau jika terdapat kejadian yang dapat
mengakibatkan kerusakan jembatan atau bagian dari jembatan secara
terus menerus dan memverifikasi pemenuhan terhadap indikator kinerja

SKh-2.10.b - 11
jembatan sebagaimana yang disyaratkan serta dilaporkan kepada Pengawas
Pekerjaan.

UPM pekerjaan juga bertanggung jawab setiap saat menyediakan dan


memutakhirkan data informasi kondisi jembatan, yang termasuk didalam
Kontrak dan membuat laporan kemajuan (progress) pekerjaan yang
diserahkan secara mingguan dan memberikannya kepada Pengawas
Pekerjaan dan Penyedia sebagaimana diatur dalam Spesifikasi Umum 2010
Revisi 3, Divisi I, Seksi 1.21 Laporan kemajuan pekerjaan tersebut harus
menunjukkan pekerjaan-pekerjaan pada setiap kilometer lokasi pekerjaan,
yang dilaksanakan oleh Penyedia untuk setiap jenis pekerjaan dalam
minggu yang sedang berjalan. UPM pekerjaan harus dilengkapi pula sarana
transportasi, komunikasi dan peralatan lainnya yang dapat digunakan
setiap saat, untuk mendukung kegiatan ini termasuk melakukan inspeksi
secara rutin guna mengetahui pemenuhan tingkat layanan yang dicapai.

1) Pekerjaan Persiapan
Pelaksanaan pekerjaan untuk masing-masing jenis pekerjaan pemeliharaan
kinerja jembatan seperti pembersihan jembatan, perbaikan retak,
pengecatan sederhana (kerb, parapet dan sandaran), pengencangan baut,
penggantian baut, perbaikan pasangan batu, perbaikan pipa cucuran dan
drainase, perbaikan sandaran dan perbaikan sambungan siar muai,
perbaikan beton dan pengecatan harus melalui pekerjaan persiapan
sebelum pekerjaan pemeliharaan jembatan tersebut dilaksanakan.

2) Pelaksanaan
a) Pembersihan jembatan
Pelaksanaan pembersihan jembatan harus menggunakan water jet
dimana semua elemen jembatan baik bagian atas maupun bagian bawah
bangunan atas, landasan, bangunan bawah dan fondasi serta
perlengkapannya harus dibersihkan dan tidak terdapat sampah,
kotoran, atau benda-benda yang mengganggu fungsi elemen - elemen
jembatan secara menyeluruh dan kenyamanan lalu lintas.
Kebersihan jembatan ini harus dipertahankan sehingga pembersihan
harus diulang setiap 1 bulan sekali atau sebagaimana diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Perbaikan retak
(1). Persiapan Permukaan
(a). Pembersihan
Permukaan retak yang akan diperbaiki atau dikerjakan harus
dibersihkan terlebih dahulu dengan mesin gurinda atau sikat
kawat sehingga bebas dari kotoran-kotoran atau bekas beton
yang tidak sempurna selebar sekitar 5 cm di sekitar permukaan
yang akan dilakukan perbaikan retak sehingga terlihat dengan

SKh-2.10.b - 12
jelas bagian-bagian permukaan yang retak, pembersihan ini
dilakukan pada sepanjang retakan. Permukaan beton harus
bebas dan bersih terhadap minyak, oli dan sejenisnya.
Pembersihan permukaan tidak boleh menggunakan bahan yang
bersifat asam atau korosif. Pelaksanaan pembersihan tidak
boleh masuk ke dalam celah retak yang dapat mengganggu
pelekatan bahan epoksi.
(b). Pelekatan tabung penyuntik
Dasar tabung penyuntik harus dilekatkan sedemikian rupa
tepat di tengah permukaan yang retak dengan menggunakan
bahan penutup (sealant) sehingga cairan bahan perekat dapat
masuk ke dalam retakan sesuai dengan yang disyaratkan.
Jarak antar tabung penyuntik tergantung pada lebar dan
dalamnya retakan, sehingga jumlah tabung penyuntik dapat
seefisien mungkin. Lokasi dan jumlah tabung penyuntik harus
disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan.
(c). Penutup retakan
Setelah dilakukan pembersihan seperti yang disyaratkan
tersebut di atas, kemudian sepanjang jalur retakan yang ada
ditutup dengan menggunakan bahan penutup (sealant) selebar
5 cm dan tebal sekitar 3 mm. Setelah jalur retakan tertutup
semua dengan bahan penutup dan bahan penutup mengeras
maka dapat dilaksanakan tahap berikut yaitu pemasangan
tabung penyuntik dan dimulai dengan dasar tabung penyuntik
sampai melekat dengan baik. Tahapan ini harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan sebelum dilaksanakan
tahapan berikut.

(2). Perbaikan Retak


(a). Setelah tabung penyuntik terpasang, maka dilakukan
pencampuran bahan epoksi yang terdiri atas 2 komponen harus
sesuai dengan panduan dari pabrik pembuat.
(b). Bahan epoksi yang telah tercampur (dengan perbandingan
sesuai dengan spesifikasi dari pabrik pembuat) tersebut
dimasukkan ke dalam tabung penyuntik sampai penuh (dalam
batas plastik penutup tabung atau pembatas lain pada tabung
penyuntik) dengan tekanan sekitar 3 kg/cm2 dan kemudian
tahapan tersebut dilakukan terus sehingga semua tabung
penyuntik selalu terisi penuh dengan bahan epoksi pada saat
perbaikan/pengisian retak.
(c). Pekerjaan tersebut harus terus diawasi dan dilakukan
pemeriksaan pada setiap tabung penyuntik untuk menjamin
tabung selalu terisi penuh atau tidak kurang dari ketentuan.

SKh-2.10.b - 13
(d). Apabila semua tabung telah terisi penuh dan tidak ada lagi yang
berkurang volumenya dari batas yang ditentukan atau posisi
batas sudah tidak berubah lagi, maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa semua retakan sudah terisi penuh, dan
bahan epoksi akan mulai mengikat (setting) menjadi keras.
Proses setting tersebut akan memerlukan waktu sekitar 3 jam
atau sesuai dengan yang disyaratkan oleh produk yang
digunakan.

(3). Penyelesaian Akhir Permukaan


(a). Penyelesaian akhir dimulai dengan melepaskan tabung
penyuntik setelah 1 (satu) hari selesainya pekerjaan
penyuntikan bahan epoksi ke dalam retakan.
(b). Setelah tabung penyuntik dilepas dari tempat retakan,
kemudian dilakukan perapihan atau perataan permukaan
bahan penutup retakan (sealant), sehingga permukaan struktur
menjadi rata dan rapih.
(c). Penyedia jasa harus membersihkan seluruh permukaan beton
yang diperbaiki dari semua bahan-bahan yang tidak
dikehendaki.

c) Patching
(1) Persiapan
(a). Sebelum struktur beton diperbaiki, harus dilakukan
pembersihan dan pengupasan lapisan beton yang keropos/lemah
terlebih dahulu.
(b). Apabila pekerjaan pengupasan struktur beton hanya dapat
dilaksanakan sampai kedalaman lebih kecil daripada tebal
selimut beton, maka pengupasan diberhentikan dan diukur
ketebalan struktur beton yang memerlukan perbaikan dimensi
minimal mencapai kedalaman beton yang keras sekitar 15 mm.
Perbaikan terhadap kerusakan ini dilakukan dengan
menggunakan bahan perbaikan yang sesuai Spesifikasi Umum
2010 Revisi 3 Divisi 7.8 Adukan Semen.
(c). Struktur beton yang telah dikupas, kemudian harus dibersihkan
dan tidak ada bahan-bahan lepas yang masih melekat dengan
menggunakan alat penyemprot tekanan tinggi yang
menggunakan bahan air atau udara.
(d). Setelah semua pekerjaan persiapan dilaksanakan dan
permukaan beton siap untuk ditambal (patching), pekerjaan
dilanjutkan dengan persiapan pencampuran bahan sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuat.

SKh-2.10.b - 14
(2) Pelaksanaan
(a). Baja tulangan yang terekspos, dibersihkan dengan sikat kawat
sehingga semua bahan yang mudah lepas bersih dan terlepas
dari baja tulangan
(b). Pelaksanaan Penambalan (Patching)
i). Pekerjaan penambalan ini terdiri dari 2 tahap yaitu pekerjaan
persiapan dan pelaksanaan penambalan.
ii). Pekerjaan persiapan, dilakukan dengan mulai memberi tanda
bagian-bagian yang memerlukan perbaikan dengan
penambalan.
iii). Lakukan chipping pada daerah tersebut dengan
menggunakan alat sederhana sampai permukaan beton yang
padat. Kemudian bersihkan permukaan yang telah selesai di
chipping, dan pastikan bahwa permukaan tersebut tidak
mengandung lapisan oli, debu dan bahan asing lainnya.
iv). Tahapan pelaksanaan selanjutnya sebagai berikut:
• Basahi permukaan beton yang akan di-patching sampai
kondisi lembab (apabila menggunakan bahan dasar
semen).
• Aduk bahan patching dengan baik.
• Aplikasikan adukan material tersebut dengan merata.
• Ratakan permukaan patching tersebut sampai
permukaan patching tersebut kelihatan merata sesuai
dengan dimensi yang disyaratkan.
• Lakukan perawatan pada permukaan patching tersebut
selama proses pengeringan dan pengerasan.

d) Pengecatan
(1) Pengecatan Elemen Baja
(a). Pekerjaan Pembersihan Elemen Baja
Permukaan elemen baja yang akan dilakukan pengecatan,
harus terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, debu, minyak
dan sejenisnya untuk mengindari perlemahan pada ikatan
bahan dengan menggunakan alat berupa sikat baja, amplas dan
alat bertekanan tinggi untuk membersihkan secara tuntas
semua permukaan. Pembersihan elemen baja dapat berupa:
(i) Abrasive blast cleaning
Metode ini digunakan untuk pembersihan permukaan
seluruh rangka baja utama jembatan dengan menggunakan
material yang telah dipersyaratkan hingga mencapai standar
tingkat kebersihan minimum Sa 2.5 (Swedish Institution
Standards) atau setara dengan SP-10 (SSPC)

SKh-2.10.b - 15
(ii) Handtools dan atau Powertools cleaning
Untuk bagian-bagian yang tidak dapat dibersihkan dengan
menggunakan metoda Abrasive blast, maka persiapan
permukaan dengan metode Handtools / Powertools cleaning
dapat dilakukan hingga mencapai standar tingkat
kebersihan minimum St-2 untuk Handtools atau St-3 untuk
Powertools (Swedish Institution Standards). Powertools juga
digunakan untuk menumpulkan permukaan tepi baja dan
sudut-sudut yang runcing.
(b). Pencampuran Bahan Lapisan Utama
Pencampuran bahan lapis utama (primary coat) sesuai dengan
standar pencampuran yang dikeluarkan pabrik pembuat. Dapat
digunakan penambahan bahan pengencer yang telah
ditentukan oleh pabrik pembuat. Waktu pencampuran
campuran lapisan utama antara 30 sampai 60 menit dengan
temperatur udara lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik
pembuat.
(c). Pekerjaan Pelapisan Utama
Pelapisan utama (primary coat) dilakukan diatas lapisan dasar
yang berupa bahan baja.Lapisan ini terdiri dari dua tahap pada
seluruh permukaan baja. Lapisan ini dikerjakan menggunakan
roll dan kuas. Ketebalan lapisan ini sesuai dengan yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan
persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik pembuat.
(d). Curing Lapisan Utama
Curing pada pekerjaan pelapisan utama dilakukan dengan cara
mendiamkan permukaan selama ± 6--8 jam tanpa perlu
perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan tidak
mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu maksimal
3 hari untuk mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara
maksimal.
(e). Pencampuran Bahan Lapisan Akhir
Permukaan elemen baja yang telah dilakukan pelapisan utama,
diberikan lapisan akhir yang terlebih dahulu sesuai dengan
spesifikasi yang diberikan oleh pabrik pembuat. Waktu
pencampuran ini antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur
udara lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik.
(f). Pekerjaan Pelapisan Akhir
Pelapisan akhir dikerjakan pada seluruh permukaan baja
dengan menggunakan roll, kuas dan spray. Ketebalan lapisan
ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau
sesuai dengan persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik
pembuat.

SKh-2.10.b - 16
(g). Curing Lapisan Akhir
Curing pada pekerjaan pelapisan akhir dilakukan dengan cara
mendiamkan permukaan selama ± 3 jam tanpa perlu perawatan
lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan tidak mendesak,
sebaiknya curing dilakukan dalam waktu 4 hari untuk
mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal.

(2) Pengecatan Sederhana/Elemen Beton


(a). Pekerjaan Pembersihan
Permukaan yang akan dicat harus terlebih dahulu dibersihkan
dari kotoran, debu, minyak dan sejenisnya untuk mengindari
perlemahan pada ikatan bahan dengan menggunakan alat
berupa sikat baja, amplas dan alat bertekanan tinggi untuk
membersihkan secara tuntas semua permukaan.
(b). Pencampuran Bahan Lapisan
Pencampuran bahan lapis sesuai dengan standar pencampuran
yang dikeluarkan pabrik pembuat. Dapat digunakan
penambahan bahan pengencer yang telah ditentukan oleh
pabrik pembuat. Waktu pencampuran campuran lapisan utama
antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur udara
lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik pembuat.
(c). Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan ini dikerjakan menggunakan roll dan kuas.
Ketebalan lapisan cat sesuai dengan yang disyaratkan pada
Tabel SKh-2.10.b.4.(1) spesifikasi ini atau sesuai dengan
persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik pembuat.
(d). Curing
Curing dilakukan dengan cara mendiamkan permukaan selama
± 4--7 jam tanpa perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika
kondisi dilapangan tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan
dalam waktu maksimal 7 hari untuk mencapai mutu/kualitas
pekerjaan secara maksimal.

e) Penggantian dan Pengencangan Baut


(1) Semua elemen sambungan yang longgar yang akan diganti bautnya
harus mempunyai lubang baut yang sesuai dan tepat dengan
toleransi 2mm terhadap diameter baut untuk baut jenis standar.
Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan ring dan mur,
sehingga menjamin celah yang mungkin timbul antar permukaan
bidang yang berdampingan tidak melampaui 1mm untuk baut geser
tegangan tinggi.
(2) Lubang Untuk Baut Mutu Tinggi
Apabila lubang baut tidak sesuai dengan persyaratan, maka diameter
lubang harus disesuaikan dengan syarat tidak boleh lebih besar 2mm

SKh-2.10.b - 17
dari diameter nominal baut yang disyaratkan. Periksa kondisi dan
diameter lubang baut yang harus diganti bautnya. Bersihkan semua
permukaan lubang baut dan bagian tepi lubang yang tajam akibat
pelubangan harus dibuang dengan alat pengupas (scraper). Tepi
lubang harus ditumpulkan sampai 0,5mm. Setiap bekas tanda pada
tepi permukaan bidang kontak dari ring, baut dan mur harus
dihilangkan. Pasak pengungkit (drift) dapat dimasukkan ke dalam
lubang untuk memudahkan pengaturan posisi dari elemen-elemen
baja, tetapi tenaga yang berlebihan tidak boleh digunakan selama
operasi tersebut dan perhatian khusus harus diberikan agar lubang-
lubang tersebut tidak rusak.

(3) Uliran baut yang berada di luar lubang minimal 3 ulir. Ring harus
digunakan kecuali ditentukan lain.

(4) Pemasangan Baut Geser Tegangan Tinggi


(a). Umum
Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan
mur tidak boleh melebihi 1:20 terhadap suatu bidang yang
tegak lurus sumbu baut. Bagian-bagian yang akan dibaut harus
dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh diberi gasket
(lem paking mesin) atau setiap bahan yang dapat didesak
lainnya. Bilamana dirakit, maka semua permukaan yang akan
disambung, termasuk yang berdekatan dengan kepala baut,
mur, atau ring harus bebas kerak kecuali kerak pabrik yang
keras dan juga harus bebas dari bagian yang tajam akibat
pemotongan atau pelubangan dan benda-benda asing lainnya,
yang menghambat baut mutu tinggi tersebut untuk dapat
duduk sebagaimana mestinya.
(b). Penyelesaian Permukaan Bidang Kontak
Permukaan bidang kontak dan tempat-tempat yang berdekatan
dengan sekeliling elemen-elemen baja dimana baut mutu tinggi
akan dipasang harus dibersihkan dari semua karat, kerak
pabrik, cat, gemuk, cat dasar, dempul atau benda-benda asing
lainnya. Setiap bagian yang tajam akibat pemotongan atau
pelubangan, atau kerusakan lain yang akan menghambat
elemen-elemen tersebut untuk duduk sebagaimana mestinya
atau akan mempengaruhi gaya geser di antara elemen-elemen
tersebut harus dihilangkan. Permukaan bidang kontak harus
dikerjakan sampai mencapai suatu kekasaran yang cocok.
Tidak ada sambungan yang akan dibuat sampai permukaan
yang akan dihubungkan telah diperiksa dan diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.

SKh-2.10.b - 18
(c). Baut Tarik
Perhatian khusus harus diberikan bilamana terdapat perbedaan
ketebalan pelat pada elemen-elemen yang akan dipasang untuk
menjamin bahwa tidak terjadi pembengkokan dan bahwa
elemen dasar dan pelat penyambung mempunyai bidang
kontrak yang rapat. Setiap peralatan yang digunakan untuk
pengencangan baut harus dikalibrasi secara teratur dan
dibuktikan dengan asertifikat kalibrasi sebelum pekerjaan
pengencangan baut dilaksanakan. Nilai torsi yang diberikan
pemasok harus disesuaikan sebelum setiap diameter dan mutu
baut digunakan dalam pekerjaan. Pengencangan dapat
dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara
pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan atau sesuai dengan manual pengencangan
baut yang diterbitkan oleh pemasok bahan struktur baja yang
akan dipasang, baik jenis struktur gelagar baja, gelagar baja
komposit atau rangka baja.

(5) Setelah dikencangkan, setiap mur diberi tanda hingga mengenai


pelat yang akan disambung. Tanda pada mur dan pelat haruslah
permanen untuk kepentingan pemeriksaan.

(6) Pengencangan baut mengikuti SE Menteri PUPR Nomor :


14/SE/M/2015 tentang Pedoman Pemasangan Baut Jembatan.

(7) Pengangkutan
Setiap elemen baut harus dilindungi terhadap korosi dengan
menyimpan dalam suatu wadah (drum/kotak) yang kedap dan harus
diberi label (tanda) yang menyatakan kuantitas, ukuran baut, mutu
baut yang akan dipasang dengan suatu tanda khusus pada bagian
depan kemasan. Semua baut struktur baja harus dapat diangkat
dengan cara sedemikian rupa sehingga pada waktu diangkut dan
dibongkar di tempat tujuannya tidak mengalami tegangan, deformasi
yang berlebihan, atau kerusakan lainnya. Baut dengan panjang dan
diamater yang sama, serta mur yang terlepas dari baut atau ring
harus dikemas terpisah. Pen (pin), bagian-bagian yang kecil, dan
paket baut, ring dan mur harus dikirim dalam kotak, krat atau tong,
dan berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg.
Daftar dan uraian dari bahan-bahan yang terdapat didalam setiap
kemasan harus tertulis dan disebutkan pada bagian luar kemasan
dan diusahakan tidak mudah hilang atau tersobek pada waktu
pengiriman.

SKh-2.10.b - 19
f) Pelaksanaan dan perbaikan pasangan batu
Pelaksanaan perbaikan dan penggantian pasangan batu mengacu pada
Seksi 7.9. Pasangan Batu Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3.

g) Perbaikan pipa cucuran dan drainase lantai


Perbaikan pipa cucuran yang terbuat dari bahan PVC dilakukan dengan
memotong bagian yang rusak sampai pada bagian pipa cucuran yang
masih dalam kondisi baik. Sambungkan pipa PVC baru dengan pipa PVC
eksisting dengan cara klem dan menggunakan lem plastik untuk
merekatkan bagian yang ada (existing) dengan bagian yang baru. Panjang
pipa PVC terbangun harus 20cm di bawah struktur bangunan atas.

Untuk perbaikan pipa cucuran baja, dilakukan pemotongan bagian pipa


baja yang rusak dan disambung dengan cara pengelasan antara baja
yang ada (existing) dengan pipa baja yang baru. Panjang pipa cucuran
harus sampai 20cm di bawah struktur bangunan atas. Bagian pipa
cucuran baja yang baru dan yang lama harus dicat sesuai dengan
persyaratan atau tata cara pengecatan baja.

h) Perbaikan sambungan siar muai


Pelaksanaan perbaikan sambungan siar muai jenis asphaltic plug yang
menggunakan bahan rubbertic asphalt, harus menggunakan bahan dan
cara yang sesuai dengan bahan sambungan siar muai yang ada (existing)
sesuai Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 Seksi 7.11. Sambungan siar muai
yang rusak harus dipotong tegak lurus sampai didapat permukaan beton
lantai sehingga bentuk lubang sambungan siar muai berbentuk segi
empat, dan dilaksanakan pekerjaan sesuai Spesifikasi Umum 2010
Revisi 3 Seksi 7.11.
Untuk perbaikan sambungan siar muai selain jenis asphaltic plug harus
dilakukan sesuai dengan jenis kerusakannya.

SKh-2.10.b.4 KINERJA JEMBATAN YANG DISYARATKAN


1) Pengendalian Mutu
a) Penerimaan Bahan
(1) Bahan yang akan digunakan untuk perbaikan atau pemeliharaan
kinerja jembatan harus terlebih dahulu diamati secara visual
dan/atau diuji kualitasnya sesuai ketentuan yang berlaku pada
spesifikasi ini atau Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3.
(2) Dibuat laporan hasil pengujian bahan secara tertulis sebagai
dokumen pengendalian mutu bahan.
(3) Bahan hanya dapat digunakan apabila telah disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Bahan yang tidak memenuhi persyaratan tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan kinerja jembatan ini.

SKh-2.10.b - 20
b) Penerimaan Hasil Pekerjaan
(1) Hasil pemeliharaan kinerja jembatan harus diinspeksi atau diuji
secara random (acak).
(2) Penyedia harus menyampaikan laporan tertulis kepada Pengawas
Pekerjaan tentang hasil inspeksi pekerjaan secara visual atau mutu
hasil pengujian yang dilaksanakan.
(3) Penilaian hasil inspeksi dan/atau pengujian mutu dilakukan
berdasarkan persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku pada
spesifikasi ini atau Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3.
(4) Jika hasil inspeksi dan/atau pengujian mutu menunjukan hasil yang
tidak sesuai dengan indikator kinerja yang dipersyaratkan maka
harus dilakukan perbaikan pekerjaan.
(5) Penerimaan hasil perbaikan dilakukan berdasarkan hasil inspeksi
dan pengujian mutu ulang.
(6) Penyedia harus bertanggung jawab atas pekerjaan pemeliharaan
kinerja jembatan yang telah dilaksanakan dari semua lokasi
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan harus dijaga kinerjanya
sebagaimana ditetapkan dalam Seksi SKh-2.10.b.4 hingga serah
terima pertama pekerjaan.
(7) Jika pekerjaan yang telah diperbaiki mengalami kerusakan lagi
dalam masa pelaksanaan, maka Penyedia harus segera memperbaiki
kembali kerusakan tersebut sesuai waktu tanggap perbaikan hingga
kinerja pekerjaan memenuhi persyaratan.
(8) Apabila Penyedia terlambat memperbaiki kinerja jembatan
berdasarkan waktu tanggap perbaikan yang ditetapkan, akan
dikenakan sanksi sesuai SKh-2.10.b.4.5).

2) Perlengkapan Komunikasi
Penyedia diwajibkan untuk menyediakan dan memelihara perlengkapan
komunikasi tertentu yang beroperasi setiap saat. Perlengkapan ini dapat
berupa telepon selular atau telepon satelit, perlengkapan radio
komunikasi, mesin fax, komputer dengan akses email, dan/atau
sejenisnya. Perlengkapan komunikasi tersebut harus dapat diakses setiap
saat oleh Pengawas Pekerjaan untuk keperluan koordinasi dalam
pelaksanaan pekerjaan.

3) Indikator Kinerja Jembatan


Setelah selesainya masa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan/atau
sebagaimana waktu yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak
hingga serah terima pertama pekerjaan (Provisional Hand Over, PHO),
Penyedia harus melaksanakan pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Tabel SKh-2.10.b.4.(2) di bawah.
Pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan diberlakukan terhadap seluruh
hasil pekerjaan yang termasuk dalam lingkup penanganan yang meliputi

SKh-2.10.b - 21
pekerjaan bangunan bawah, bangunan atas, bangunan pelengkap jembatan
dan daerah aliran sungai disekitar jembatan. Apabila Penyedia tidak dapat
memenuhi indikator kinerja jembatan berdasarkan waktu tanggap
perbaikan yang ditetapkan akan dikenakan sanksi SKh-2.10.b.4.5).

Tabel SKh-2.10.b.4.(2) Indikator Kinerja Elemen Jembatan


Indikator Kinerja Waktu Tanggap
No Pengukuran
Elemen Jembatan Perbaikan
1 Bangunan Bawah
i) Bangunan bawah Inspeksi Harus selesai diperbaiki
harus bersih dari visual dalam waktu maksimum
kotoran 14 (empat belas) hari.
ii) Tidak boleh ada Inspeksi Harus selesai diperbaiki
retakan atau pecah visual dalam waktu maksimum
pada beton 28 (dua puluh delapan)
hari.
iii) Tidak boleh ada Inspeksi Harus selesai diperbaiki
kerusakan pada visual dalam waktu maksimum
pasangan batu 14 (empat belas) hari.
iv) Tidak terjadi karat Inspeksi Harus selesai diperbaiki
pada pondasi tiang visual dalam waktu maksimum
pancang 28 (dua puluh delapan)
hari.
2 Bangunan Atas
i) Bangunan atas Inspeksi Harus selesai diperbaiki
termasuk lantai visual dalam waktu maksimum
jembatan harus bersih 7 (tujuh) hari.
dari kotoran dan
tanaman liar
ii) Tidak boleh ada Inspeksi Harus selesai diperbaiki
retakan dan/atau visual dalam waktu maksimum
pecah pada beton 28 (dua puluh delapan)
hari.
iii) Tidak boleh ada korosi Inspeksi Harus selesai diperbaiki
pada seluruh struktur visual dalam waktu maksimum
baja. 28 (dua puluh delapan)
hari.
iv) Tidak boleh ada Inspeksi Harus selesai diperbaiki
terkelupasnya lapisan visual dalam waktu maksimum
galvanis pada seluruh 28 (dua puluh delapan)
struktur baja. hari.

SKh-2.10.b - 22
Indikator Kinerja Waktu Tanggap
No Pengukuran
Elemen Jembatan Perbaikan
v) Baut, paku keling tidak Inspeksi Harus selesai diperbaiki
longgar dan pen tidak dengan dalam waktu maksimum
aus serta terpelihara torsimeter 28 (dua puluh delapan)
dengan baik. hari.

Indikator Kinerja Waktu Tanggap


No Pengukuran
Elemen Jembatan Perbaikan
vi) Sambungan siar muai Inspeksi Harus selesai diperbaiki
terpasang dengan benar visual dalam waktu maksimum
dan tidak boleh 7 (tujuh ) hari.
tersumbat
vii) Drainase dan pipa Inspeksi Harus selesai diperbaiki
cucuran harus bebas visual dalam waktu maksimum
dari kotoran 7 (tujuh ) hari.
viii) Perletakan terpasang Inspeksi Harus selesai diperbaiki
pada posisi yang benar visual dalam waktu maksimum
dengan kondisi yang 28 (dua puluh delapan)
baik hari.

3 Bangunan Pelengkap
Jembatan
i) Bangunan parapet Inspeksi Harus selesai diperbaiki
harus bersih dari visual dalam waktu maksimum
kotoran dan terlihat 14 (empat belas) hari.
dengan jelas
ii) Rambu dan marka Inspeksi Harus selesai diperbaiki
harus terpasang dengan visual dalam waktu maksimum
benar dan terlihat 7 (tujuh ) hari.
dengan jelas
4 Daerah Aliran Sungai
/ Daerah timbunan
i) DAS dan daerah Inspeksi Harus selesai diperbaiki
timbunan jalan visual dalam waktu maksimum
pendekat jembatan 28 (dua puluh delapan)
harus bersih dari hari.
kotoran/debris
ii) Tidak ada kerusakan Inspeksi Harus selesai diperbaiki
pada bangunan visual dalam waktu maksimum
pengaman jembatan 28 (dua puluh delapan)
hari.

SKh-2.10.b - 23
Indikator Kinerja Waktu Tanggap
No Pengukuran
Elemen Jembatan Perbaikan
iii) Elevasi permukaan Inspeksi Harus selesai diperbaiki
jalan pendekat visual dalam waktu maksimum
jembatan (oprit) harus 28 (dua puluh delapan)
sesuai dengan elevasi hari.
lantai jembatan
iv) Pipa cucuran dan Inspeksi Harus selesai diperbaiki
drainase jalan pendekat visual dalam waktu maksimum
jembatan (oprit) tidak 7 (tujuh) hari.
boleh tersumbat

Penyedia setiap saat harus memelihara dan memperbaiki kerusakan-


kerusakan yang terjadi akibat pengoperasian jembatan tersebut hingga
memenuhi Indikator Kinerja Jembatan dan waktu tanggap perbaikan yang
ditetapkan.

4) Metode Inspeksi Kinerja Jembatan


Sejak diberlakukan pemenuhan Tingkat Layanan Jembatan, Penyedia
harus membuat Laporan Mingguan Pemenuhan Indikator Kinerja
Jembatan yang merupakan hasil inspeksi lapangan. Data pemenuhan
indikator kinerja jembatan yang digunakan sebagai pendukung
pembayaran harus didasarkan pada Laporan Mingguan Pemenuhan
Indikator Kinerja Jembatan yang sudah terverifikasi oleh Pengawas
Pekerjaan dan dibuat Berita Acara Hasil Verifikasi. Verifikasi laporan
mingguan tersebut harus mencakup rincian penggunaan tenaga kerja
untuk pemeliharaan kinerja jembatan yang dilaksanakan dengan cara
padat karya serta tanda bukti pembayaran upah tenaga kerja mingguan
yang besarnya tidak boleh kurang dari nilai UMR (Upah Minimum
Regional). Berita Acara Hasil Verifikasi tersebut dapat digunakan sebagai
dasar perhitungan pemotongan pembayaran prestasi pekerjaan sebagai
konsekuensi dari keterlambatan pemenuhan tingkat layanan jembatan.

Setiap saat Pengawas Pekerjaan dapat melaksanakan inspeksi lapangan


terhadap pemenuhan kinerja seluruh jembatan yang termasuk dalam
kontrak sebagaimana yang disyaratkan. Jika Pengawas Pekerjaan
menemukan suatu bagian elemen jembatan yang tidak memenuhi
Indikator Kinerja Jembatan maka hasil inspeksi lapangan tersebut akan
disampaikan kepada Penyedia untuk dilakukan verifikasi dalam waktu 24
jam sejak penyampaian hasil inspeksi. Hasil verifikasi oleh Penyedia,
dibuat Berita Acara Hasil Verifikasi inspeksi lapangan dan dapat
digunakan sebagai perhitungan pengenaan sanksi bila terjadi
keterlambatan pemenuhan Tingkat Layanan Jembatan.

SKh-2.10.b - 24
5) Sanksi Keterlambatan Pemenuhan Tingkat Layanan Jembatan
Untuk setiap kasus individual kegagalan pemenuhan Indikator Kinerja
Jembatan yang disyaratkan dalam Tabel SKh-2.10.b.4.(2) di atas, maka
Penyedia harus telah menyelesaikan tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk memperbaiki penyebab kegagalan pemenuhan Indikator Kinerja
Jembatan berdasarkan waktu tanggap yang ditetapkan. Oleh karena itu,
diperlukan inspeksi lapangan berikutnya pada batas waktu yang
ditetapkan, atau segera sesudahnya, untuk memverifikasi bahwa Penyedia
telah sungguh-sungguh memperbaiki kegagalan pemenuhan tingkat
layanan.

Jika dalam batas waktu tanggap perbaikan sebagaimana yang ditetapkan


di atas, Penyedia belum memperbaiki kegagalan pemenuhan Indikator
Kinerja Jembatan, maka Penyedia dikenakan sanksi finansial berupa
pemotongan pembayaran akibat keterlambatan pemenuhan Indikator
Kinerja Jembatan dengan rumusan sebagai berikut:

Vpt
D = 0,01 x H x x Nlp
Vtt
Dimana:
D = Besarnya pemotongan pembayaran dalam rupiah.
H = Jumlah hari keterlambatan perbaikan pemenuhan kinerja jembatan,
berdasarkan hasil inspeksi lapangan.
Vpt = Alokasi volume pekerjaan terkait yang ditetapkan pada lokasi
jembatan yang cacat (tidak memenuhi indikator kinerja).
Vtt = Total volume pekerjaan yang terkait dengan pemenuhan indikator
kinerja jembatan.
Nlp= Nilai lingkup pekerjaan dalam kontrak.

Keterlambatan perbaikan pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan


berdasarkan waktu tanggap perbaikan yang ditetapkan, harus diartikan
sebagai kelalaian dari Penyedia, sehingga apabila dipandang perlu PPK
dapat mengambil alih penanganannya atau menetapkan Pihak Lain
untuk menanganinya. Sebelum pengambilalihan penanganan, PPK harus
mengeluarkan peringatan tertulis kepada Penyedia tentang pelaksanaan
perbaikan untuk pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan yang harus segera
dilaksanakan oleh Penyedia. Jika peringatan semacam itu dalam waktu 7
(tujuh) hari tanpa tanggapan dari Penyedia, maka PPK dapat memilih untuk
melaksanakan pekerjaan itu dengan sumber dayanya sendiri atau
menetapkan pihak lain/pihak ketiga.

SKh-2.10.b - 25
Biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh PPK atau pihak lain, harus ditanggung sepenuhnya
oleh Penyedia ditambah 10% (sepuluh perseratus) dari biaya aktual yang
diperlukan. Pembayaran perbaikan yang dilakukan oleh PPK atau Pihak
Lain dilakukan oleh Penyedia sebelum pengajuan tagihan MC. Bukti
pembayaran perbaikan dilampirkan pada saat pengajuan tagihan MC.
Pengambilalihan penanganan oleh PPK tidak melepaskan tanggung jawab
Penyedia terhadap sanksi yang ditetapkan.

SKh-2.10.b.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pengukuran Pemeliharaan Kinerja Jembatan
a) Pengukuran untuk pembayaran pembersihan jembatan yang telah
dikerjakan, harus diukur berdasarkan luasan bagian jembatan yang
dibersihkan dan telah mendapat pengesahan tertulis dari Pengawas
Pekerjaan, dimana indikator kinerja yang disyaratkan harus dipenuhi.
Pekerjaan ini dapat dilaksanakan beberapa kali selama periode
pelaksanaan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
untuk pemenuhan Indikator Kinerja Jembatan dan harus diukur dan
dibayar menurut Mata Pembayaran yang terdaftar dalam Daftar
Kuantitas dan Harga
b) Pengukuran kuantitas pekerjaan Perbaikan retak beton yang telah
dilaksanakan dilakukan dengan menghitung jumlah luasan retak yang
diperbaiki. Biaya untuk upah tenaga dan peralatan diukur berdasarkan
luasan meter persegi yang diperbaiki dan memenuhi syarat sedangkan
untuk bahan epoksi, bahan penutup dan tabung penyuntik dihitung
berdasarkan kilogram/berat bahan epoksi (base agent dan hardener) dan
bahan penutup (sealant) serta jumlah tabung penyuntik lengkap yang
telah digunakan.
c) Pengukuran hasil akhir patching diukur dengan jumlah meter kubik
pekerjaan patching yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi
yang ditunjukan pada gambar kerja atau yang diperintahkan pengawas
pekerjaan.
d) Pengukuran hasil akhir pengecatan dilakukan berdasarkan luasan meter
persegi yang telah memenuhi syarat.
e) Pengukuran hasil akhir penggantian/pengencangan baut dilakukan
berdasarkan jumlah baut yang diganti/dikencangkan yang telah
memenuhi syarat.
f) Pengukuran hasil akhir perbaikan pasangan batu harus diukur untuk
pembayaran dalam meter kubik sebagai volume pekerjaan yang
diselesaikan dan diterima.
g) Pengukuran hasil akhir perbaikan pipa cucuran dan drainase dilakukan
berdasarkan jumlah pipa cucuran yang diperbaiki yang telah memenuhi
syarat

SKh-2.10.b - 26
h) Pengukuran hasil akhir perbaikan siar muai dilakukan berdasarkan
meter panjang pekerjaan yang telah memenuhi syarat
i) Pengukuran hasil akhir perbaikan sandaran dilakukan berdasarkan
meter panjang pekerjaan yang telah memenuhi syarat

2) Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti disyaratkan di atas harus dibayar menurut
Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
akan tetapi pembayarannya ditentukan berdasarkan pemenuhan Tingkat
Layanan Jembatan yang disyaratkan. Mata Pembayaran satuan pekerjaan
yang tercantum di bawah merupakan kompensasi penuh untuk semua
bahan, pekerja, peralatan dan perkakas, yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan pemeliharaan kinerja jembatan sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi Khusus ini.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
SKh-2.10.b.(1) Pembersihan jembatan Meter Persegi
SKh-2.10.b.(2) Perbaikan retak beton (tidak Meter Persegi
termasuk cairan perekat, bahan
penutup dan tabung penyuntik)
M.82 Cairan perekat (epoksi resin) Kilogram
M.83 Bahan penutup (sealant) Kilogram
M.84 Tabung penyuntik Buah
SKh-2.10.b.(3) Pekerjaan Patching Meter Kubik
SKh-2.10.b.(4) Pengecatan elemen baja Meter Persegi
SKh-2.10.b.(5) Pengecatan sederhana/elemen Meter Persegi
beton
SKh-2.10.b.(6) Pengencangan baut Buah
SKh-2.10.b.(7) Penggantian baut Buah
SKh-2.10.b.(8) Perbaikan pasangan batu Meter Kubik
SKh-2.10.b.(9a) Perbaikan pipa cucuran dan Meter panjang
drainase baja diameter ….. mm
SKh-2.10.b.(9b) Perbaikan pipa cucuran dan Meter panjang
drainase PVC diameter ….. mm
SKh-2.10.b.(10) Perbaikan sambungan siar muai Meter panjang
SKh-2.10.b.(11) Perbaikan sandaran Meter panjang

SKh-2.10.b - 27

Anda mungkin juga menyukai